Anda di halaman 1dari 24

PENGUKURAN HARMONISA PADA SISTEM TENAGA

LISTRIK GEDUNG JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK


ELEKTRO UNIMED

Kelompok 1 :

Andini Yolanda (5203530012)


Ifrah Zahraturrahmi (5203230004)
Rianni Yuni Sinaga (5203230031)
Rara Salsa Bila Simanjuntak (5203230025)
Sintia Natalia Br Sinulingga (5203230024)

Dosen Pengampu :

Marwan Affandi, S.T, M.T.

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya,
penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Adapun proyek ini yaitu mengenai
“Analisis Harmonik Pada Sistem Tenaga Listrik Gedung Jurusan Pendidikan Teknik
Elektro Unimed”. Proyek ini saya susun dengan maksud sebagai tugas mata kuliah
Kualitas Daya dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus pemahaman terhadap
materi tersebut. Harapan saya, semoga setelah penyelesaian penulisan Proyek ini saya
semakin memahami tentang bagaimana penulisan makalah yang baik dan benar.

Di lain sisi, saya mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga dalam
penyusunan penulisan makalah ini. Saya sangat berterima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian Proyek ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Proyek ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran serta
bimbingan dari para dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan datang,
semoga karya tulis ini bermanfaat bagi semuanya.

Medan, Desember 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I.................................................................................................................1

PENDAHULUAN..............................................................................................1

1.1. Latar Belakang..................................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah.............................................................................2

1.3 Batasan Masalah...................................................................................2

1.4 Rumusan Masalah................................................................................3

1.5 Tujuan Penelitian..................................................................................3

1.6 Manfaat Penelitian................................................................................3

BAB II................................................................................................................5

STUDI LITERATUR.........................................................................................5

2.1 Landasan Teori.........................................................................................5

2.2 Fenomena Kualitas Daya......................................................................6

2.3 Fenomena Kualitas Tegangan..............................................................8

2.4 Fenomena Kualitas Arus......................................................................9

2.5 Fenomena Flicker Pada Sistem Tenaga Listrik..................................10

2.6 Harmonisa...........................................................................................11

BAB III.............................................................................................................15

iii
METODE PENELITIAN.................................................................................15

3.1 Hasil Pengukuran................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................19

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kualitas daya listrik menjadi sangat penting untuk diperhatikan, ketika


semakin sensitifnya suatu peralatan baik di industri maupun di rumah tangga, kualitas
daya listrik menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan. Hal ini untuk mengurangi
kemungkinan kerusakan-kerusakan peralatan sensitif tersebut.

Kualitas daya adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan


kemampuan sistem tenaga listrik untuk memberikan daya listrik yang stabil dan dapat
diandalkan ke pelanggan. Kualitas daya yang buruk dapat menyebabkan berbagai
masalah seperti kerusakan peralatan, pemadaman listrik, dan bahkan kebakaran. Pada
penelitian ini akan menghitung kualitas daya pada gedung jurusan pendidikan teknik
elektro di Universitas Negeri Medan.

Daya listrik adalah setiap masalah daya listrik yang berbentuk penyimpangan
tegangan, arus atau frekuensi yang mengakibatkan kegagalan ataupun kesalahan
operasi pada peralatan-peralatan yang terjadi pada konsumen energi listrik. Daya
adalah suatu nilai dari energi listrik yang dikirimkan dan didistribusikan, di mana
besarnya daya listrik tersebut sebanding dengan perkalian besarnya tegangan dan arus
listriknya. Sistem suplai daya listrik dapat dikendalikan oleh kualitas dari tegangan,
dan tidak dapat dikendalikan oleh arus listrik karena arus listrik berada pada sisi
beban yang bersifat individual, sehingga pada dasarnya kualitas daya adalah kualitas
dari tegangan itu sendiri (Ramly, 2021).

Latar belakang kualitas daya berasal dari sejarah perkembangan sistem tenaga
listrik. Pada awalnya, sistem tenaga listrik dibangun untuk menyediakan tenaga listrik
kepada pelanggan dengan biaya rendah dan efisiensi tinggi. Namun, dengan
meningkatnya penggunaan peralatan listrik yang semakin canggih dan sensitif
terhadap fluktuasi daya, kebutuhan akan kualitas daya yang lebih baik semakin
meningkat.

1
Gedung jurusan pendidikan teknik elektro adalah gedung yang digunakan
untuk proses belajar mengajar. Gedung tersebut memiliki berbagai macam peralatan
elektronik serta komputer yang digunakan untuk proses belajar mengajar tersebut.
Kemajuan teknologi dalam bidang elektronik dan komputer juga semakin
meningkatkan kesadaran akan pentingnya kualitas daya. Kualitas daya yang buruk
dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan elektronik dan komputer yang mahal,
dan dapat mempengaruhi kinerja peralatan tersebut.

Oleh karena itu perlu dipasang alat penekan harmonisa seperti filter harmonisa
pada peralatan atau bagian yang menimbulkan harmonisa. Namun karena harganya
yang relatif mahal maka alat ini harus dipasang tepat dititik beban yang menjadi
sumber harmonisa atau memiliki kandungan harmonisa yang tinggi. Lalu standar
kualitas daya telah dikembangkan oleh organisasi seperti Institute of Electrical and
Electronics Engineers (IEEE) dan International Electrotechnical Commission (IEC).
Standar ini memberikan panduan tentang bagaimana mengukur kualitas daya dan
bagaimana memastikan bahwa sistem tenaga listrik dapat memberikan kualitas daya
yang memadai kepada pelanggan. (Lamedica et al., n.d.)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi


masalah yang dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Pentingnya meningkatkan kualitas daya yang lebih baik di gedung jurusan


pendidikan teknik elektro.
2. Upaya meningkatkan kualitas daya di gedung jurusan pendidikan teknik
elektro.
3. Agar dapat mengurangi kemungkinan kerusakan-kerusakan pada peralatan di
gedung.

1.3 Batasan Masalah

Adapun yang akan menjadi batasan masalah dalam tugas ini adalah :

2
1. Membahas tentang fenomena kualitas daya.

2. Mengetahui dan memahami kualitas tegangan dan kualitas arus pada gedung
jurusan pendidikan teknik elektro UNIMED.
3. Mengetahui dan memahami pengaruh fenomena kualitas daya terhadap
peralatan elektronik pada gedung jurusan pendidikan teknik elektro UNIMED.
4. Mengetahui dan memahami keadaan fenomena kualitas daya pada gedung
jurusan pendidikan teknik elektro UNIMED.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam skripsi ini adalah :

1. Apakah itu fenomena kualitas daya?

2. Bagaimana kualitas tegangan dan kualitas arus pada gedung jurusan


pendidikan teknik elektro UNIMED?
3. Apa pengaruh fenomena kualitas daya terhadap peralatan elektronik pada
gedung jurusan pendidikan teknik elektro UNIMED?
4. Bagaimana keadaan fenomena kualitas daya pada gedung jurusan pendidikan
teknik elektro UNIMED?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pembuatan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Menjelaskan pengertian fenomena kualitas daya.

2. Menjelaskan bagaimana kualitas tegangan dan kualitas arus pada gedung


jurusan pendidikan teknik elektro UNIMED.
3. Menjelaskan bagaimana pengaruh fenomena kualitas daya terhadap peralatan
elektronik pada gedung jurusan pendidikan teknik elektro UNIMED.
4. Menjelaskan bagaimana keadaan fenomena kualitas daya pada gedung
jurusan pendidikan teknik elektro UNIMED.

3
1.6 Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini penulis mengharapkan beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Kualitas daya listrik sangat penting untuk diperhatikan, ketika semakin


sensitifnya suatu peralatan baik di industri maupun di rumah tangga karena hal
ini untuk mengurangi kemungkinan kerusakan-kerusakan peralatan sensitif
tersebut.
2. Kualitas daya adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
kemampuan sistem tenaga listrik untuk memberikan daya listrik yang stabil
dan dapat diandalkan ke pelanggan.

4
BAB II

STUDI LITERATUR

2.1 Landasan Teori

Daya listrik adalah setiap masalah daya listrik yang berbentuk penyimpangan
tegangan, arus atau frekuensi yang mengakibatkan kegagalan ataupun kesalahan operasi pada
peralatan-peralatan yang terjadi pada konsumen energi listrik. Daya adalah suatu nilai dari
energi listrik yang dikirimkan dan didistribusikan, di mana besarnya daya listrik tersebut
sebanding dengan perkalian besarnya tegangan dan arus listriknya. Sistem suplai daya listrik
dapat dikendalikan oleh kualitas dari tegangan, dan tidak dapat dikendalikan oleh arus listrik
karena arus listrik berada pada sisi beban yang bersifat individual, sehingga pada dasarnya
kualitas daya adalah kualitas dari tegangan itu sendiri (Ramly, 2021).

Sistem tenaga listrik dituntut menghasilkan daya listrik yang berkualitas, terutama
untuk menyuplai suatu beban yang penting dan sensitif. Masalah kualitas daya listrik meliputi
setiap masalah yang berhubungan dengan tegangan, arus atau deviasi frekuensi yang
menyebabkan kegagalan atau kesalahan pengoperasian pada peralatan listrik yang digunakan.
Jenis gangguan kualitas daya tersebut antara lain adalah: steady state, transient, ossilator,
interupsi, sag/undervoltage, swell atau overvoltage, DC offset, harmonisa, interharmonisa,
noise, fluktuasi tegangan, dan variasi frekuensi. Kualitas daya listrik ini sangat terkait dengan
tegangan suplai. Naik turunnya tegangan pada batas-batas tertentu mengakibatkan terjadinya
kerusakan pada peralatan produksi ataupun hasil produksi. Untuk itu perlu dilakukan
berbagai upaya guna menjaga atau memperbaiki kualitas daya listrik (Aas wasri, 2018).

Terdapat beberapa definisi yang berbeda terhadap pengertian tentang kualitas daya
listrik, tergantung kerangka acuan yang digunakan dalam mengartikan istilah tersebut.
Sebagai contoh suatu pengguna utilitas kelistrikan dapat mengartikan kualitas daya listrik
sebagai keandalan, di mana dengan menggunakan angka statistik 99,98 %, sistem tenaga
listriknya mempunyai kualitas yang dapat diandalkan. Suatu industri manufaktur dapat
mengartikan kualitas daya listrik adalah karakteristik dari suatu catu daya listrik yang
memungkinkan peralatan-peralatan yang dimiliki industri tersebut dapat bekerja dengan baik.
Karakteristik yang dimaksud tersebut dapat menjadi sangat berbeda untuk berbagai kriteria.

5
Kualitas daya listrik adalah setiap masalah daya listrik yang berbentuk penyimpangan
tegangan, arus atau frekuensi yang mengakibatkan kegagalan ataupun kesalahan operasi pada
peralatan-peralatan yang terjadi pada konsumen energi listrik (Dugan, 1996). Daya adalah
suatu nilai dari energi listrik yang dikirimkan dan didistribusikan, di mana besarnya daya
listrik tersebut sebanding dengan perkalian besarnya tegangan dan arus listriknya. Sistem
suplai daya listrik dapat dikendalikan oleh kualitas dari tegangan, dan tidak dapat
dikendalikan oleh arus listrik karena arus listrik berada pada sisi beban yang bersifat
individual, sehingga pada dasarnya kualitas daya adalah kualitas dari tegangan itu sendiri
(Dugan, 1996)

2.2 Fenomena Kualitas Daya

Kualitas daya listrik merupakan parameter penting dalam keandalan suatu sistem
ketenagalistrikan. Kualitas daya listrik yang baik dapat mengurangi kegagalan pada sebuah
sistem kelistrikan, seperti rugi – rugi daya . Faktor daya merupakan suatu parameter yang
sangat berpengaruh terdapat kualitas daya listrik, ketika kondisi faktor daya dalam keadaan
buruk maka hal tersebut dapat mengakibatkan penurunan pada kualitas dari daya listrik
tersebut.

Faktor daya adalah perbandingan antara daya aktif dengan daya semu. Faktor daya
menggambarkan sudut phasa antara daya aktif dan daya semu. Daya aktif digunakan untuk
mengoperasikan beban-beban pada pelanggan listrik. Daya semu dihasilkan oleh generator
pembangkit yang ditransmisikan ke pelanggan listrik. Daya reaktif yang bertambah
menyebabkan sudut fasa antara daya semu dan daya nyata melebar dan hal tersebut
menyebabkan turunnya faktor daya listrik.

Kualitas daya listrik menjadi sangat penting untuk diperhatikan, ketika semakin
sensitifnya suatu peralatan baik di industri maupun di rumah tangga, kualitas daya listrik
menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan. Hal ini untuk mengurangi kemungkinan
kerusakan-kerusakan peralatan sensitif tersebut. Beban non-linier juga menjadi salah satu
faktor penting yang mempengaruhi kualitas daya listrik. Beban tersebut merupakan sumber
harmonik yang dapat menurunkan kualitas daya listrik.

6
a. Beban non-linier adalah beban dimana bentuk gelombang keluarannya tidak
sebanding dalam setiap setengah siklus, sehingga gelombang keluaran arus dan
tegangannya tidak sama dengan gelombang masukannya (mengalami distorsi).
Beberapa beban non linier adalah inti magnet pada trafo dan mesin berputar, mesin-
mesin sinkron, pengelasan, photovoltaic inverter, dan peralatan elektronik kantor.
Kualitas daya listrik pada industri sangat penting, karena sangat mempengaruhi proses
dan hasil akhir produksi. Selain itu, masih banyak akibat yang dihasilkan jika kualitas
daya listrik dalam industri buruk.
b. Beban linier adalah beban yang komponen arusnya proporsional terhadap
tegangannya. Terdapat hubungan yang linier antara arus dan tegangan sehingga
bentuk gelombang arus akan sama dengan bentuk gelombang tegangannya. Beban
linier menyerap arus sinusoidal bila disuplai oleh tegangan sinusoidal. Contoh beban
linier antara lain pemanas, lampu pijar, dan lainnya.
Terdapat 4 alasan utama, mengapa para ahli dan praktisi di bidang tenaga listrik memberikan
perhatian lebih pada isu kualitas daya listrik (Ramly, 2021), yaitu :

1. Pertumbuhan beban-beban listrik dewasa ini bersifat lebih peka terhadap kualitas daya
listrik seperti sistem kendali dengan berbasis pada mikroprosesor dan perangkat
elektronika daya.
2. Meningkatnya perhatian yang ditekankan pada efisiensi sistem daya listrik secara
menyeluruh, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan penggunaan peralatan yang
mempunyai efisiensi tinggi, seperti pengaturan kecepatan motor listrik dan penggunaan
kapasitor untuk perbaikan faktor daya. Penggunaan peralatan – peralatan tersebut dapat
mengakibatkan peningkatkan terhadap tingkat harmonik pada sistem daya listrik, di
mana para ahli merasa khawatir terhadap dampak harmonisa tersebut di masa
mendatang yang dapat menurunkan kemampuan dari sistem daya listrik itu sendiri.
3. Meningkatnya kesadaran bagi para pengguna energi listrik terhadap masalah kualitas
daya listrik. Para pengguna utilitas kelistrikan menjadi lebih pandai dan bijaksana
mengenai persoalan seperti interupsi, sags, dan peralihan transien dan merasa
berkepentingan untuk meningkatkan kualitas distribusi daya listriknya.

7
4. Sistem tenaga listrik yang saling berhubungan dalam suatu jaringan interkoneksi, di
mana sistem tersebut memberikan suatu konsekuensi bahwa kegagalan dari setiap
komponen dapat mengakibatkan kegagalan pada komponen lainnya.

Fenomena kualitas daya adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan


berbagai masalah yang terkait dengan kualitas daya listrik yang tidak memadai. Fenomena ini
bisa terjadi karena berbagai faktor seperti fluktuasi tegangan, kebisingan listrik, harmonik,
transien, dan gangguan lainnya.(Mustamam et al., 2021)

Beberapa fenomena kualitas daya yang umum terjadi di sistem tenaga listrik adalah
sebagai berikut(Mustamam et al., 2021):

a. Sag atau surges: Fluktuasi tegangan sementara yang terjadi saat suatu
peralatan listrik dihidupkan atau dimatikan. Hal ini dapat menyebabkan
kerusakan pada peralatan yang sensitif terhadap fluktuasi tegangan.
b. Kebisingan listrik: Gangguan yang terjadi pada sinyal listrik, baik pada
frekuensi rendah maupun tinggi. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada
peralatan elektronik yang sensitif terhadap kebisingan listrik.
c. Harmonik: Gelombang-gelombang listrik dengan frekuensi yang bukan
kelipatan dari frekuensi dasar sistem listrik. Harmonik dapat menyebabkan
kerusakan pada peralatan elektronik dan mengganggu operasi sistem tenaga
listrik.
d. Transien: Gangguan yang terjadi saat terjadi perubahan dalam sistem tenaga
listrik, seperti saat suatu beban dihidupkan atau dimatikan. Hal ini dapat
menyebabkan fluktuasi tegangan dan arus yang tidak diinginkan, yang dapat
mempengaruhi operasi peralatan listrik.
e. Gangguan: Masalah yang terjadi saat ada gangguan pada sistem tenaga listrik,
seperti pemadaman listrik atau hubung singkat. Hal ini dapat menyebabkan
kerusakan pada peralatan listrik dan mempengaruhi kinerja sistem tenaga
listrik secara keseluruhan.

Penting untuk memantau dan mengelola fenomena kualitas daya agar sistem tenaga
listrik dapat memberikan daya listrik yang stabil dan dapat diandalkan kepada pelanggan.

8
2.3 Fenomena Kualitas Tegangan

Kualitas tegangan (voltage quality) merujuk pada seberapa baik tegangan listrik yang
dipasok ke suatu sistem atau peralatan listrik dalam memenuhi standar yang ditentukan.
Tegangan yang tidak berkualitas baik dapat menyebabkan gangguan pada sistem atau
peralatan listrik, yang dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan atau bahkan kegagalan
sistem secara keseluruhan.(Kovernikova, n.d.)

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas tegangan meliputi fluktuasi


tegangan, harmonisa, flicker, sag, surge, dan noise pada tegangan. Fluktuasi tegangan terjadi
ketika tegangan naik turun dalam rentang waktu tertentu, sementara harmonisa terjadi ketika
sinyal frekuensi yang berbeda tercampur dengan sinyal asli. Flicker adalah variasi periodik
dalam kecerahan atau intensitas cahaya, sedangkan sag adalah penurunan singkat dalam
tegangan. Surge terjadi ketika tegangan naik tiba-tiba dan kemudian turun kembali ke level
semula, sedangkan noise adalah gangguan listrik yang tidak diinginkan pada sinyal tegangan.

Untuk memastikan kualitas tegangan yang baik, sistem listrik biasanya dilengkapi
dengan peralatan pengukuran dan perlindungan seperti stabilizer tegangan, UPS
(Uninterruptible Power Supply), dan filter harmonisa. Selain itu, standar kualitas tegangan
yang ditetapkan oleh lembaga standarisasi seperti IEEE (Institute of Electrical and
Electronics Engineers) juga harus dipatuhi oleh produsen peralatan listrik dan operator sistem
listrik.

Pemilik atau operator sistem harus membatasi harmonisa voltase saluran ke netral
sebagai berikut(Committee et al., n.d.):

 Nilai persentil ke-99 harian dalam waktu sangat singkat (3 detik) harus kurang dari
1,5 kali nilai nominal
 Persentil ke-95 mingguan pendek nilai waktu (10 menit) harus kurang dari nilai
nominal

9
2.4 Fenomena Kualitas Arus

Kualitas arus (current quality) merujuk pada seberapa baik arus listrik yang mengalir
melalui suatu sistem atau peralatan listrik dalam memenuhi standar yang ditentukan. Arus
yang tidak berkualitas baik dapat menyebabkan gangguan pada sistem atau peralatan listrik,
yang dapat mengakibatkan kerusakan pada peralatan atau bahkan kegagalan sistem secara
keseluruhan.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas arus meliputi fluktuasi arus,
harmonisa, flicker, dan noise pada arus. Fluktuasi arus terjadi ketika arus naik turun dalam
rentang waktu tertentu, sementara harmonisa terjadi ketika sinyal frekuensi yang berbeda
tercampur dengan sinyal asli. Flicker adalah variasi periodik dalam kecerahan atau intensitas
cahaya, sedangkan noise adalah gangguan listrik yang tidak diinginkan pada sinyal arus.

Untuk memastikan kualitas arus yang baik, sistem listrik biasanya dilengkapi dengan
peralatan pengukuran dan perlindungan seperti filter harmonisa, reactor, dan kapasitor. Selain
itu, standar kualitas arus yang ditetapkan oleh lembaga standarisasi seperti IEEE (Institute of
Electrical and Electronics Engineers) juga harus dipatuhi oleh produsen peralatan listrik dan
operator sistem listrik.

2.5 Fenomena Flicker Pada Sistem Tenaga Listrik

Flicker pada sistem tenaga listrik merujuk pada variasi periodik dalam tegangan atau
arus listrik yang dapat menyebabkan perubahan dalam kecerahan atau intensitas cahaya dari
perangkat yang terhubung ke sistem listrik. Flicker biasanya terjadi pada sistem listrik yang
menggunakan peralatan listrik yang besar, seperti mesin industri atau sistem transportasi
listrik.(Koli et al., n.d.)

Flicker pada sistem tenaga listrik dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti
fluktuasi tegangan atau arus listrik, harmonisa, dan gangguan pada sistem listrik. Flicker juga
dapat disebabkan oleh perangkat listrik yang terhubung ke sistem, seperti mesin induksi atau
beban yang tiba-tiba beralih.

Flicker pada sistem tenaga listrik dapat menyebabkan gangguan pada perangkat listrik
seperti komputer, sistem kontrol industri, atau perangkat yang membutuhkan kestabilan

10
tegangan dan arus listrik yang tinggi. Flicker juga dapat menyebabkan masalah kesehatan
bagi orang yang terpapar, seperti sakit kepala atau gangguan penglihatan.

Untuk mengatasi flicker pada sistem tenaga listrik, biasanya digunakan filter
harmonisa, kapasitor, atau stabilizer tegangan. Filter harmonisa dan kapasitor digunakan
untuk mengurangi variasi frekuensi atau tegangan pada sistem listrik, sementara stabilizer
tegangan digunakan untuk menjaga tegangan listrik tetap stabil dan konsisten. Selain itu,
standar kualitas tegangan dan arus yang ditetapkan oleh lembaga standarisasi seperti IEEE
juga membatasi jumlah flicker yang diizinkan pada sistem tenaga listrik.

2.6 Harmonisa

Karena pengelolaan harmonik dalam sistem tenaga dianggap sebagai tanggung jawab
bersama yang melibatkan pengguna akhir dan pemilik atau operator sistem, batas harmonik
direkomendasikan untuk tegangan dan arus. Nilai yang disarankan dalam klausul ini
didasarkan pada kenyataan bahwa beberapa tingkat distorsi tegangan secara umum dapat
diterima dan baik pemilik sistem atau operator dan pengguna harus bekerja sama untuk
menjaga distorsi tegangan aktual di bawah tingkat yang tidak diinginkan.

Asumsi yang mendasari batasan yang direkomendasikan ini adalah bahwa dengan
membatasi injeksi arus harmonik oleh pengguna, distorsi tegangan dapat dijaga di bawah
level yang tidak diinginkan. Jika membatasi arus harmonik saja tidak menghasilkan tingkat
distorsi tegangan yang dapat diterima, pemilik atau operator sistem harus mengambil
tindakan untuk memodifikasi karakteristik sistem sehingga tingkat distorsi tegangan dapat
diterima.(Committee et al., n.d.)

2.6.1 Jenis Harmonisa

Ada 4 macam harmonisa, yaitu:

1. Harmonisa ganjil: kelipatan ganjil dari frekuensi fundamentalnya.


2. Harmonisa genap: kelipatan genap dari frekuensi dasarnya, ini diakibatkan
karena gelombangnya tidak simetris terhadap sumbu absisnya. Hal ini terjadi
karena adanya komponen DC pada supalinya/bebannya.

11
3. Interharmonisa: adalah harmonisa yang frekuensinya tidak merupakan
kelipatan integral dari frekuensi dasarnya.
4. Subharmonisa: harga frekuensi yang lebih kecil dari frekuensi
fundamentalnya.
2.6.2 Polaritas Komponen Harmonisa

Harmonisa pertama urutan polaritasnya adalah postif, harmonisa ke dua urutan


polaritasnya adalah negatif, dan harmonisa ke tiga urutan polaritasnya adalah nol.
Harmonisa ke empat urutan polaritasnya adalah positif (berulang berurutan sampai
seterusnya).

2.6.3 Sumber Harmonisa

Dalam sistem tenaga listrik dikenal memiliki dua jenis beban, yaitu beban linier
dan beban nonlinier. Beban disebut linier apabila nilai arus berbanding secara linier
atau proporsional terhadap tegangan beban. Hal ini berarti bahwa bentuk gelombang
arus akan sama dengan bentuk gelombang tegangan beban. Sedangkan untuk beban
nonlinier, bentuk gelombang arus tidak akan sama/sebanding dengan bentuk
gelombang tegangan (mengalami distorsi). Arus yang ditarik oleh beban nonlinier
tidak sinusoidal secara periodik. Artinya, bentuk gelombang terlihat sama dari satu
siklus ke siklus berikutnya. Bentuk gelombang yang periodik tersebut dapat
digambarkan secara matematis sebagai gelombang sinusoida yang telah dijumlahkan
bersama-sama. Komponen-komponen sinusoida tersebut merupakan kelipatan
bilangan bulat dari frekuensi fundamental.

Beban-beban nonlinier umumnya merupakan peralatan elektronika yang di


dalamnya terdapat komponen semikonduktor, dalam proses kerjanya berfungsi
sebagai saklar yang bekerja pada setiap siklus gelombang dari sumber tegangan.
Harmonisa dihasilkan karena berbagai jenis penggunaan peralatan yang memiliki
kondisi saturasi, peralatan elektronika daya dan beban nonlinier, yaitu sebagai berikut:

12
1. Peralatan yang memiliki kondisi saturasi biasanya memiliki komponen yang
bersifat magnetik seperti transformator, mesin-mesin listrik, tanur busur
listrik, peralatan yang menggunakan rectified power supply dan magnetic
ballast.
2. Peralatan elektronika daya biasanya menggunakan komponen-komponen
elektronika seperti thyristor, dioda, dan lain-lain. Contoh peralatan yang
menggunakan komponen elektronika daya adalah konverter PWM, inverter,
pengendali motor listrik, electronic ballast, dan sebagainya.
3. Pada rumah tangga, beban nonlinier terdapat pada peralatan seperti lampu
hemat energi, televisi, AC, komputer dan lainnya.
2.6.4 Proses Terjadinya Harmonisa

Fenomena harmonisa pada sistem tenaga listrik pertama kali diteliti oleh
Steinmetz pada tahun 1916 (Grady, 2002). Ia memberi perhatian pada harmonisa ke-3
yang muncul pada setiap sistem tiga fasa. Harmonisa ke-3 tersebut muncul
disebabkan oleh kejenuhan inti besi pada trafo dan mesin-mesin listrik. Sekitar tahun
1930-1940, masalah harmonisa ke-3 ini dapat teratasi dengan baik. Pada era sekarang
ini, penyebab munculnya harmonisa sebagian besar adalah alat-alat elektronika daya.

Rangkaian elektronika daya digunakan secara luas pada switching power


supplies, UPS, komputer, printer, lampu fluoroscent, dan peralatan-peralatan berbasis
elektronik lainnya. Elektronika daya digunakan oleh banyak pihak karena efisien dan
mudah dikendalikan, akan tetapi perangkat ini dapat menarik arus AC nonsinusoidal
dari sumber AC. Bila arus ini bereaksi dengan impedansi sistem, maka akan
membangkitkan tegangan dan/atau arus harmonisa. Gelombang tegangan dan/atau
arus harmonisa ini bergerak seolah-olah melawan arah datangnya gelombang
tegangan/arus yang berasal dari sumber. Jika gelombang ini bergabung dengan
gelombang fundamental tersebut akan mengalami distorsi dan mengubah bentuknya
menjadi gelombang sinusoidal yang tidak sempurna atau gelombang sinusoidal yang
cacat.

Tidak seperti fenomena transien yang akan hilang dalam hitungan mikro detik
atau fenomena tegangan dip yang akan hilang dalam hitungan mili detik, harmonisa

13
merupakan kejadian yang berlangsung secara periodik dan steady state (Dugan,
1996). Keberadaan harmonisa secara terus-menerus akan menyebabkan distorsi pada
gelombang sinus tegangan dan/atau arus dan hal ini mempuyai beberapa pengaruh
buruk terhadap sistem maupun peralatan listrik.

2.6.5 Dampak Harmonisa

Keberadaan harmonisa dalam suatu sistem tenaga listrik memberikan efek


secara langsung maupun tidak langsung terhadap kualitas dan keandalan sistem
tersebut. Harmonisa yang diproduksi oleh beban nonlinier diinjeksikan kembali ke
sumber tegangan sistem (Rosa, 2006: 12). Arus harmonisa tersebut berinteraksi
dengan peralatan sistem yang lebih luas, terutama pada kapasitor, transformator dan
motor sehingga menyebabkan bertambahnya rugi-rugi panas yang berlebihan. Pada
kapasitor, harmonisa menyebabkan reduksi kapasitas penyimpanan daya reaktif
sehingga proses koreksi terhadap faktor daya juga mengalami gangguan. Selain itu
umur pakai peralatan tersebut juga mengalami penyusutan dikarenakan vibrasi dan
temperatur operasi yang meningkat jauh lebih tinggi akibat keberadaan harmonisa
arus.

Apabila sistem mengalami resonansi akibat harmonisa, tegangan pada sistem


dapat mengalami peningkatan. Akibatnya kabel dan isolator lainnya akan mengalami
stress tegangan berlebih yang dapat menyebabkan kegagalan isolasi atau
mempercepat penuaan peralatan. Harmonisa juga mengakibatkan kesalahan
pembacaan alat ukur terutama alat ukur dengan konstruksi yang bekerja berdasarkan
induksi (induction disk), seperti KWh meter, yang dirancang dan dikalibrasi untuk
gelombang sinus. Harmonisa membangkitkan tambahan kopel atau torsi
elektromagentik pada disk, sehingga nilai pengukurannya menjadi lebih tinggi.

Arus harmonisa juga dapat menyebabkan gangguan interferensi induksi pada


sistem telekomunikasi, kesalahan pengukuran pada alat ukur, timbulnya panas yang

14
berlebihan pada pemutus daya sehingga pemutus daya tersebut memutus sendiri,
sistem kendali terkunci dengan sendirinya dan banyak lagi permasalahan yang
ditimbulkan.

Permasalahan ini dapat menyebabkan kerugian keuangan karena biaya


tambahan untuk pemeliharaan. Setiap komponen peralatan sistem distribusi dapat
dipengaruhi oleh harmonisa walaupun dengan akibat yang berbeda-beda. Dengan
demikian komponen peralatan tersebut akan mengalami penurunan kinerja dan
bahkan akan mengalami kerusakan.

15
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Hasil Pengukuran

3.1.1 Hasil Pengukuran Tegangan Listrik (RMS) Rata-rata

16
3.1.2 THD (Total Harmonic Distortion)

THD sampai orde ke-7

17
3.1.3 Fasor

18
19
DAFTAR PUSTAKA

Committee, D., Power, I., & Society, E. (n.d.). IEEE Recommended Practice and Requirements
for Harmonic Control in Electric Power Systems IEEE Power and Energy Society (Vol.
2014). https://doi.org/10.1109/IEEESTD.2014.6826459.

Koli, S., Gokhale, G., & Munje, R. (n.d.). Case Study on Harmonics Generated by
PersonalComputers: Analysis and Mitigation. 2018 International Conference On Advances in
Communication and Computing Technology (ICACCT, 335–339.

Kovernikova, L. I. (n.d.). Centralized normalization of voltage harmonics in the network with


distributed nonlinear load by the third-order filters. Proceedings of the 2010 10th
Conference-Seminar International School on Nonsinusoidal Currents and Compensation,
148–151. https://doi.org/10.1109/ISNCC.2010.5524500.

Lamedica, R., Sorbillo, C., & Prudenzi, A. (n.d.). The continuous harmonic monitoring of single-
phase electronic appliances: desktop PC and printers. Ninth International Conference on
Harmonics and Quality of Power. Proceedings (Cat, 697–702.

Mustamam, Azmi Rizki Lubis, Abdul Hakim Butar-butar, & Marwan Affandi. (2021). Kualitas
Daya Pada Sistem Tenaga Listrik. Yayasan Kita Meulis.

20

Anda mungkin juga menyukai