DISUSUN OLEH :
5203230012
Faldy D Hasibuan
ABSTRAK
Listrik adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaanya oleh
manusia, Kebutuhan listrik di masyarakat semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
pemanfaatan tenaga listrik. Sistem tenaga listrik yang baik adalah sistem tenaga yang dapat
melayani beban secara kontinyu tegangan dan frekwensi yang konstan, fluktuasi tegangan
dan frekuensi yang terjadi harus berada pada batas toleransi yang diizinkan agar peralatan
listrik konsumen dapat bekerja dengan baik dan aman. Oleh karena itu diperlukan suatu
analisis sistem tenaga listrik untuk menentukan apakah sistem tersebut stabil atau tidak jika
terjadi gangguan.
Stabilitas transient didasarkan pada kondisi kestabilan ayunan pertama dengan periode
waktu penyelidikan pada detik pertama terjadi gangguan. Salah satu metode yang dapat
digunakan untuk menentukan kestabilan suatu sistem tenaga listrik apabila mengalami
gangguan adalah metode kriteria luas sama. Walaupun metode ini tidak dapat dipergunakan
untuk sistem multimesin namun sangatlah membantu untuk memahami faktor-faktor dasar
yang mempengaruhi stabilitas transient sistem tenaga listrik. Kondisi peralihan dari sistem
tenaga listrik pada saat gangguan dilukiskan secara matematis melalui persamaan diferensial.
Teknik analisa data dilakukan dengan melakukan simulasi perhitungan dengan menggunakan
matlab.
Mengambil permodelan dari Sistem Tenaga Listrik Minahasa pada PLTA Tonsealama
– GI Tonsealama yang terdiri dari sebuah mesin dan 1 bus infinite dengan saluran transmisi
ganda dimana gangguan terjadi pada salah satu saluran, dengan menggunakan metode kriteria
luas sama dan matlab. Dapat dianalisa bahwa sistem tersebut mempunyai sudut kerja awal
14,6050 , sudut pemutus kritis 108,3810 , sudut ayunan maksimum 165.0630 .
BAB I
PENDAHULUAN
Listrik adalah bentuk energi sekunder yang paling praktis penggunaanya oleh
manusia, dimana listrik dihasilkan dari proses konversi energi sumber primer seperti
batubara, minyak bumi, gas, panas bumi, potensial air dan energi angin.
Kebutuhan listrik di masyarakat semakin meningkat seiring dengan meningkatnya
pemanfaatan tenaga listrik pada peralatan-peralatan rumah tangga, kantor dan sebagainya,
sehingga pasokan listrik harus ditambah yakni dengan pembangunan pembangkit listrik baru.
Selain tersedianya pembangkitan yang cukup, hal lain yang juga harus ditentukan
adalah apakah kondisi transient jika terjadi gangguan akan mengganggu operasi normal
sistem atau tidak. Hal ini akan berhubungan dengan kualitas listrik yang sampai ke konsumen
berupa kestabilan frekuensi dan tegangan.
Sistem tenaga listrik yang baik adalah sistem tenaga yang dapat melayani beban
secara kontinyu tegangan dan frekuensi yang konstan. Fluktuasi tegangan dan frekuensi yang
terjadi harus berada pada batas toleransi yang diizinkan agar peralatan listrik konsumen dapat
bekerja dengan baik dan aman. Kondisi sistem yang benar-benar mantap sebenarnya tidak
pernah ada. Perubahan beban selalu terjadi dalam sistem. Penyesuaian oleh pembangkit akan
dilakukan melalui gevernor dari penggerak mula dan eksitasi generator.
Perubahan kondisi sistem yang seketika, biasanya terjadi akibat adanya gangguan
hubung singkat pada sistem tenaga listrik, dan pelepasan atau penambahan beban yang benar
secara tiba-tiba. Akibat adanya perubahan kondisi kerja dari sistem ini, maka keadaan sistem
akan berubah dari keadaan lama ke keadaan baru. Periode singkat di antara kedua keadaan
tersebut disebut periode paralihan atau transient. Oleh karena itu diperlukan suatu analisis
sistem tenaga listrik untuk menentukan apakah sistem tersebut stabil atau tidak, jika terjadi
gangguan. Stabilitas transient didasarkan pada kondisi kestabilan ayunan pertama (first
swing) dengan periode waktu penyelidikan pada detik pertama terjadi gangguan.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan kestabilan suatu sistem
tenaga listrik apabila mengalami gangguan adalah metode kriteria luas sama. Walaupun
metode ini tidak dapat dipergunakan untuk sistem multimesin namun sangatlah membantu
untuk memahami faktor-faktor dasar yang mempengaruhi stabilitas transient sistem tenaga
listrik.
Metode kriteria luas sama (Equal Area Criterion, EAC) merupakan contoh metode
langsung untuk memperoleh waktu pemutusan kritis (Critical Clearing time), yang mana
hanya terbatas untuk satu mesin saja dengan bus infinite (Singgle Machine Infinite Bus,
SMIB).
Kurva ayunan merupakan alat elevasi suatu kestabilan sistem yang digunakan kestabilan-
kestabilan transient sistem tenaga lisrik.
Alat bantu dalam studi analisa sistem tenaga listrik adalah komputer, karena peranan
komputer dalam Analisis Sistem Tenaga mempunyai keuntungan diantaranya fleksibel (dapat
digunakan untuk menganalisis hampir semua persoalan), teliti, cepat dan ekonomis. Untuk itu
maka judul penulisan tugas akhir ini adalah “Analisa Stabilitas Transient STL Minahasa
Menggunakan Metode Kriteria Luas Sama”.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Stabilitas Dalam Sistem Tenaga Listrik
Stabilitas sistem tenaga listrik adalah suatu kemampuan sistem tenaga listrik atau
bagian komponennya untuk mempertahankan sinkronisasi dan keseimbangan dalam sistem.
Batas stabilitas sistem adalah daya-daya maksimum yang mengalir melalui suatu titik dalam
sistem tanpa menyebabkan hilangnya stabilitas. Berdasarkan sifat gangguan masalah stabilitas
sistem tenaga listrik dapat diklasifikasikan dalam beberapa tipe. Berikut tipe stabilitas sistem
tenaga listrik.
1) Stabilitas Tetap (Steady State)
Stabilitas steady state adalah kemampuan suatu sistem tenaga listrik mempertahankan
sinkronisasi antara mesin-mesin dalam sistem setelah mengalami gangguan kecil (fluktuasi
beban).
Sehingga diperoleh persamaan daya listrik dalam bentuk Pmax seperti ditunjukan
oleh persamaan 3.
Dimana 𝑃𝑚𝑎𝑥 adalah Daya maksimum Jika Jika generator tiba-tiba terhubung singkat,
maka tegangan E’ dapat dihitung menggunakan persamaan 4.
Gambar 2. 6 Sistem Satu Mesin Terhubung Ke Infinite Bus, Gangguan Tiga Fasa Pada
F
BAB III
METOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan pengumpulan data dilakukan pada bulan februari 2013 sampai
bulan juni 2014. Pengambilan data ini dilakukan di PT.PLN (persero) Wilayah Suluttenggo
AP2B Sistem Minahasa (Jl. Raya Tomohon Tondano) Tomohon.
3.2. Bahan dan Peralatan
Berikut adalah peralatan yang digunakan dalam penelitian:
1) Personal Computer (PC)
Personal Computer (PC) merupakan perangkat keras (hardware) yang berfungsi
sebagai tempat untuk mengolah data dan menyusun laporan penelitian.
2) Microsoft Office Word 2007.
Microsoft Office Word 2007 merupakan perangkat lunak (software) yang digunakan
dalam menyusun laporan penelitian.
3) Internet (Interconnection-Networking)
Internet atau kependekan dari interconnectionnetworking merupakan media yang
digunakan dalam mencari refrensi yang berhubungan dengan pengolahan data dan laporan
penelitian.
4) MATLAB R2009a
MATLAB R2009a merupakan perangkat lunak (software) yang berupa bahasa
pemrograman untuk mengolah data yang digunakan dalam penyusunan laporan penelitian.
3.3. Data Teknis
Data – data yang akan digunakan dalam penelitian antara lain.