Anda di halaman 1dari 17

Aplikasi Harga Eigen dan Vektor Eigen

(Penentuan Spektrum dan Diameter Graf Menggunakan Nilai Eigen)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Matematika

Dosen Pengampu : Dr. Sitti Ahmiatri Saptari M.Si

Disusun Oleh :

Lia Ambarwati (11160970000018)

PROGRAM STUDI FISIKA 3A

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2017-2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik, dan hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Fisika Matematika dan juga untuk
menambah informasi atau wawasan bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya. Dalam makalah ini akan disampaikan berkaitan dengan salah satu Aplikasi Harga
Eigen dan Vaktor Eigen yakni, Penentuan Spektrum dan Diameter Graf Menggunakan Nilai
Eigen.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Atas kesalahan maupun
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, penulis mohon maaf dan berharap kepada para
pembaca untuk memberikan kritik atau masukan dan saran yang bersifat membangun agar
penulisan makalah kedepannya lebih baik lagi.

Sebagai penutup, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini
dengan tepat waktu.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….….. i

DAFTAR ISI………………………………………………………………….………………. ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………….……………………………… 1

1.1 Latar Belakang………………………………….…………………………………….. 1


1.2 Rumusan Masalah………………………….…………………………………………. 2
1.3 Tujuan……………………………………….………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….. 3

2.1 Dinamika Sistem Tenaga Listrik…………………………………………………….. 3

2.2 Kestabilan Sistem Tenaga Listrik…………………………………………………… 3

2.2.1 Kestabilan Steady State………………………………………………………... 4

2.2.2 Kestabilan Transein……………………………………………………………. 4

2.3 Pemodelan Sistem Tenaga Listrik…………………………………………………… 4

2.3.1 Model Sistem Tenaga Listrik Multimesin……………………………………. 5

2.3.2 Model Linear Sistem…………………………………………………………... 5

2.4 Persamaan Dinamik………………………………………………………………….. 5

2.4.1 Persamaan Torsi dan Sudut Rotor…………………………………………… 5

2.4.2 Persamaan Tegangan Terminal………………………………………………. 6

2.4.3 Persamaan Medan……………………………………………………………... 6

2.5 Pemodelan Sistem Eksitasi…………………………………………………………... 7

2.6 Power System Stabilizier (PSS)……………………………………………………… 8

2.6.1 Konsep Dasar PSS……………………………………………………………... 8

2.6.2 Komponen PSS………………………………………………………………… 9

ii
2.7 State Space Sistem Tenaga Listrik………………………………………………… 10

2.7.1 Sifat Eigen Pada Besaran Matriks…………………………………………... 10

2.7.2 Eigen Value dan Stabilitas…………………………………………………… 11

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………… 12

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………...………… 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada perencanaan dan operasi sistem tenaga listrik, kestabilan sistem adalah hal yang
sangat penting. Pada sistem pengaturan modern, eksitasi memegang peranan penting dalam
mengendalikan kestabilan suatu pembangkit karena apabila terjadi fluktuasi beban maka
eksitasi sebagai pengendali akan berfungsi mengontrol keluaran generator seperti tegangan,
dan faktor daya dengan cara mengatur kembali besaran-besaran input guna mencapai titik
keseimbangan baru. Bila arus eksitasi naik maka daya reaktif yang disalurkan generator ke
sistem akan naik sebaliknya bila turun maka daya reaktif yang disalurkan akan berkurang.
Jika arus eksitasi yang diberikan terlalu kecil, aliran daya reaktif akan berbalik dari sistem
menuju ke generator sehingga generator menyerap daya reaktif dari sistem. Keadaan ini
sangat berbahaya karena akan menyebabkan pemanasan berlebihan pada stator.
Pada dasarnya, kestabilan sistem tenaga listrik terbagi dalam kestabilan steady state dan
kestabilan transient. Kestabilan transient berhubungan dengan gangguan besar yang terjadi
secara tiba-tiba, seperti gangguan hubung singkat, pemutusan saluran, pemindahan atau
pemutusan beban. Sedangkan kestabilan steady state berhubungan dengan kemampuan sistem
tenaga listrik untuk kembali pada kondisi operating point-nya setelah terjadi gangguan kecil.
Suatu system tenaga listrik dikatakan dalam kondisi stabil apabila seluruh variable
keadaannya stabil baik tegangan bus, sudut genarator atau frekuensi system. Bila sistem
menjadi tidak stabil, maka ketidakstabilan tersebut bisa dimanifestasikan yang diwujudkan
dalan bentuk tegangan di beberapa bus turun jauh di bawah kond melalui cara-cara berbeda,
tergantung pada sifat dari sistem, kondisi operasi serta pada sifat dan lokasi yang memulai
gangguan.
Di dalam sistem tenaga listrik interkoneksi atau sering disebut sebagai sistem multimesin,
ada dua variabel keluaran yang sangat penting sebagai performansi sistem yaitu perubahan
frekuensi dan tegangan. Performansi dua variabel tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi
operasi sitem, terutama perubahan beban. Perubahan beban pada sistem tenaga listrik dapat
disebut sebagai small disturbance (gangguan kecil) yang dapat mempengaruhi kestabilan

1
sistem. Usaha perbaikan kestabilan ini dapat dilakukan dengan pemasangan Power System
Stabilizer (PSS) yang sesuai penalaannya.

Power System Stabilizier (PSS) merupakan suatu piranti yang berfungsi untuk menjaga
stabilitas sistem tenaga listrik. Sampai saat ini sebagian besar Power System Stabilizier (PSS)
yang digunakan dalam sistem tenaga listrik dikembangkan berdasarkan teori kendali linear
klasik. Teori ini mengacu pada model linear konfigurasi sistem tenaga yang tetap.

1.2 Rumusan Masalah


1.1 Apa yang dimaksud dengan stabilitas sistem tenaga listrik ?
1.2 Apa yang dimaksud dengan Power System Stabilizier (PSS) ?
1.3 Apa fungsi dasar dari Power System Stabilizier ?
1.4 Bagaimana pemodelan sistem tenaga listrik ?
1.3 Tujuan
1.1 Tujuan Umum : Sebagai pengetahuan atau wawasan bagi para pembaca umumnya dan
juga bagi saya penulis makalah khususnya.
1.2 Tujuan Khusus : Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Fisika Matematika yakni
tentang Aplikasi Nilai Eigen dan Vektor Eigen, Power System Stabilizier (PSS)

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dinamika Sistem Tenaga Listrik

Sistem tenaga modern dipresentasikan oleh sebuah sistem interkoneksi yang sangat
tergantung pada kontrol untuk memanfaatkan secara optimal sumber daya yang ada. Sumber
yang dapat diperbarui dan ekonomi energi listrik merupakan faktor penentu perkembangan
industri yang bisa meningkatkan standar hidup masyarakat. Sejak revolusi industri,
kebutuhan energi listrik meningkat tajam. Sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh
masyarakat modern disuplai dalam bentuk energi listrik. Peningkatan kebutuhan energi listrik
yang sebanding dengan keterbatasan antara sumber daya dan lingkungan merupakan
tantangan yang harus dihadapi oleh perancang sistem

Perkembangan rekayasa kontrol yang sangat cepat cenderung mengatur penyaluran


daya pada saluran transmisi daya listrik sesuai kebutuhan dan bervariasi dari waktu ke waktu
menggunakan kontrol yang terpadu dan optimal. Dinamika sistem tenaga menjadi faktor
penting untuk memenuhi operasi sebuah sistem. Hal itu dipengaruhi oleh komponen-
komponen dinamika sistem seperti generator, jaring transmisi, beban, peralatan Flexible AC
Transmision System (FACTS), dan peralatan kontrol yang lain.

2.2 Kestabilan Sistem Tenaga Listrik

Stabilitas sistem tenaga listrik telah menjadi perhatian utama dalam sebuah sistem
operasi. Perhatian itu muncul dari fakta bahwa pada kondisi keadaan mantap (steady state),
kecepatan rata-rata untuk semua generator harus sama. Kondisi tersebut dinamakan pada operasi
sinkron dari sebuah sistem yang terinterkoneksi. Gangguan kecil atau besar pada sistem tenaga
berdampak pada operasi sinkron. Gangguan dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu gangguan
kecil dan gangguan besar. Gangguan kecil merupakan satu dari elemen sistem dinamik yang
dapat dianalisis menggunakan persamaan linear (analisis sinyal kecil). Gangguan kecil yang
terjadi berupa perubahan beban pada sisi beban atau pembangkit secara acak, pelan dan
bertingkat. Gangguan yang menghasilkan kejutan tiba-tiba pada tegangan bus

3
adalah jenis gangguan besar yang harus dihilangkan secepatnya. Jika tidak dihilangkan
secepatnya, gangguan itu akan sangat mempengaruhi kestabilan sistem.

2.2.1 Kestabilan Steady State

Kestabilan steady state adalah kemampuan sistem tenaga untuk mencapai kondisi
stabil pada kondisi operasi baru yang sama atau identik dengan kondisi sebelum terjadi
gangguan setelah sistem mengalami gangguan kecil. Analisis kestabilan steady state
menggunakan pendekatan model linear.

2.2.2 Kestabilan Transein

Kestabilan transien adalah kemampuan sistem tenaga untuk mencapai kondisi


stabil operasi baru yang dapat diterima setelah sistem mengalami gangguan besar.
Analisis kestabilan transien menggunakan pendekatan model nonlinear. Kestabilan
transien pada sistem tenaga adalah respon output yang mencapai kondisi operasi
steady state yang diizinkan dan sistem yang dapat kembali ke posisi semula pada saat
sistem mengalami gangguan. Kestabilan transien merupakan fungsi dari kondisi
operasi dan gangguan.

2.3 Pemodelan Sistem Tenaga Listrik

Sistem tenaga listrik terdiri dari bagian-bagian yang kompleks, seperti; pembangkit,
sistem transmisi, saluran distribusi, beban yang dinamik dan lain-lain. Antara bagian yang
satu dengan yang lain saling berinteraksi. Kondisi beban yang di- namik dapat
mempengaruhi putaran generator, tegangan dan variabel state sistem yang lain. Pembangkit
yang tersambung secara interkoneksi terdiri dari beberapa mesin (terkopling) yang
mempunyai daya dan karakteristik yang identik. Sehingga ayunan dari salah satu mesin
saling mempengaruhi mesin yang lain dalam unit pembangkit tersebut. Mesin-mesin dalam
satu unit pembangkit akan beraksi bersama-sama secara serempak untuk menanggulangi
pengaruh ayunan dari unit pembangkit yang lain. Untuk mengetahui prilaku tiap-tiap variabel
sistem, diperlu- kan suatu analisis kestabilan sistem tenaga listrik.

4
2.3.1 Model Sistem Tenaga Listrik Multimesin

Kesahihan analisis studi kestabilan dinamik (kestabilan di daerah sekitar titik


kerja) jaring tenaga listrik yang meliputi respons dinamik sistem tergantung pada
kesahihan pemodelan sistem tersebut.

2.3.2 Model Linear Sistem

Model sistem linear jaring tenaga listrik multimesin berbasis pada pemodelan
Park dengan asumsi sebagai berikut:

1. Tahanan stator diabaikan.

2. Kondisi sistem dianggap seimbang dan kejenuhan inti generator diabaikan.

3. Beban dianggap sebagai beban statik.

2.4 Persamaan Dinamik

2.4.1 Persamaan Torsi dan Sudut Rotor

Perubahan torsi elektrik dan kecepatan sudut rotor yang timbul pada mesin i
pada sistem multimesin selain oleh sebab mesin itu sendiri, dipengaruhi juga dari
mesin lain (j) sehingga didapatkan persamaan:

Dengan;

5
2.4.2 Persamaan Tegangan Terminal

Perubahan sudut mesin dan perubahan tegangan medan dari mesin ke- j

memberikan pengaruh pada mesin ke-I melalui K5,ij dan K6,ij sehingga tegangan
terminal mesin ke-I adalah:

2.4.3 Persamaan Medan

Perubahan sudut mesin dan tegangan medan mesin ke-j memberikan pengaruh
pada mesin ke-i melalui K4,ij dan K3,ij dan persamaan medan stator mesin ke-i
menjadi:

6
) ΔUEi + (1/τAi)ΔEFD -(KAi/τAi)ΔVt

.................................

Denga

C3,ii = 1-(Xdi-X’di)Bii

C3,ii = 1/K3,ii
K4,ij = (Xdi-X’di)E’qi Yij Cij

2.5 Pemodelan Sistem Eksitasi

Model sistem eksitasi dalam pengaturan tegangan mengacu pada model standar IEEE

yang paling sederhana, yaitu tipe1 seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.13. K Ai , KFi, KEi,

TAi, TEi, TFi, dan ΔU2i berturut- turut merupakan konstanta penguatan filter, konstanta

penguatan exciter, waktu tanggap amplifier, waktu tanggap exciter, waktu tanggap filter, dan

perubahan sinyal kontrol mesin ke-i. berikut gambar system eksitasi tipe 1 IEEE

7
2.6 Power System Stabilizier (PSS)

Kestabilan dinamik dalam sistem daya listrik ditentukan oleh kemampuan berbagai
komponen pembangkit dalam pemberian transfer respon terhadap perubahan beban yang
terjadi. Perubahan beban yang terjadi secara tiba-tiba dan periodik tidak dapat direspon
dengan baik oleh generator sehingga dapat mempengaruhi kestabilan dinamik sistem. Respon
yang kurang baik dapat menimbulkan osilasi frekuensi dalam periode yang lama. Hal itu
akan mengakibatkan pengurangan kekuatan transfer daya yang dapat diatasi menggunakan
peralatan tambahan yang disebut Power System Stabilizer (PSS).

2.6.1 Konsep Dasar PSS

PSS merupakan peralatan yang menghasilkan sinyal kontrol untuk


diumpankan pada sistem eksitasi. Namun pada pendekatan yang lebih baru, sinyal
kontrol yang keluar dari PSS diumpankan juga ke sisi turbin. Fungsi dasar PSS
adalah menambah batas kestabilan dengan mengatur eksitasi generator untuk
memberi redaman terhadap osilasi rotor mesin sinkron. Ketidakmampuan meredam
osilasi dapat membatasi kemampuan transfer daya.

2.6.2 Komponen PSS

Implementasi sebuah PSS pada sistem daya yang disambungkan melalui ΔVp
ke port Stabilizer adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.16.

Gambar 3.16 Sebuah Sistem PSS pada Generator ke-i

8
Blok diagram model PSS ditunjukkan pada gambar 3.17.

Gambar 3.17 PSS Dalam Bentuk Model Linear

Berikut penjelasan masing-masing blok pada gambar 3.17.

1. Blok Gain
Gain berfungsi untuk mengatur besar penguatan agar diperoleh besaran torsi
sesuai dengan yang diinginkan.
2. Blok Washout
Washout filter berfungsi untuk menyediakan bias steady state output PSS yang
akan memodifikasi tegangan terminal generator. Washout filter bekerja sebagai high
pass filter yang melewatkan semua frekuensi yang diinginkan.
3. Blok Lead/Lag
Lead-lag berfungsi sebagai penghasil karakteristik phase-lead yang sesuai untuk
mengkompensasi phasa-lag antara masukan eksitasi dan torsi generator.
4. Limiter
Output PSS dibatasi agar aksi PSS pada AVR sesuai dengan yang diharapkan.
Sebagai contoh, pada saat terjadi pelepasan beban, AVR beraksi untuk mengurangi
tegangan terminal generator pada saat PSS menghasilkan sinyal kontrol untuk
menaikkan tegangan (karena kecepatan rotor generator bertambah besar pada saat
pelepasan beban). Pada kondisi ini sangat diperlu- kan untuk menonaktifkan PSS. Hal
ini menunjukkan pentingnya pembatasan nilai sinyal output PSS yang dapat
dilakukan oleh blok limiter. Perlu diperhatikan bahwa, nilai batasan negatif yang
tinggi dapat menggangu kestabilan swing pertama.

9
Secara umum, fungsi alih dari PSS dapat digambarkan dalam bentuk model
linear yaitu:

sτω/(1+ sτω) adalah sebuah faktor washout yang bekerja sebagai high-pass filter
dengan time lag τω . Faktor yang ada dalam kurung adalah sebuah lead compensation
untuk memperbaiki phase lag melalui sistem. Parameter-parameter τA, τB, τC, τD,
dan KSTAB ditala harga yang tidak berubah.

2.7. State Space Sistem Tenaga Listrik

Secara umum sistem tenaga listrik dapat dinyatakan dalam persamaan state space
berikut.

x A x B u
Keterangan :

x = n x 1 vektor keadaan

u = r x1 vektor input

A = n x n matriks transition

B = n x r matriks input

2.7.1 Sifat Eigen Pada Besaran Matriks

Bentuk umum dari problema eigen dinyatakan oleh persamaan yang dapat
ditulis dalam bentuk matrix sebagai berikut:

AФ = ϕ

Dimana:

A = matriks n x n

Ф = vektor n x 1, Ф 0

10
Untuk menentukan nilai eigen, maka persamaan menjadi:

(A- I)Ф = 0

det(A- I) = 0

Penyelesaian persamaan diatas memberikan akar-akar karakteristik sebanyak n yaitu

= 1, 2, …….. n yang dikenal dengan nilai eigen matriks A. Nilai eigen dapat berupa
bilangan real atau kompleks.

2.7.2 Eigen Value dan Stabilitas

Stabilitas sistem ditentukan dengan eigenvalue sebagai berikut:

1. Real eigenvalue berhubungan dengan mode non-oscillatory. Negatif real

eigenvalue menunjukan mode yang stabil. Semakin besar magnitudenya, maka

semakin cepat pula kestabilannya. Positif real eigen value menunjukan instabilitas

pada waktu tertentu.

2. Bila eigenvalue merupakan bilangan kompleks, maka sistem dikatakan stabil jika

bagian realnya bernilai negatf. Komponen real eigenvalue menghasilkan redaman,

dan komponen imajiner menghasilkan frekuensi osilasi. Bagian negatf real

menyatakan osilasi teredam, sedangkan bagian positf real menyatakan osilasi tak

teredam dari amplitudo. Jadi untuk kompleks eigenvalue:

ᵡ = σ ± jω
frekuensi osilasi dalam Hz adalah:

Ini menyatakan frekuensi redaman. Rasio redaman adalah sebagai berikut:

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Power System Stabilizier (PSS) merupakan suatu piranti yang berfungsi untuk
menjaga stabilitas sistem tenaga listrik. Sampai saat ini sebagian besar Power System
Stabilizier (PSS) yang digunakan dalam sistem tenaga listrik dikembangkan berdasarkan
teori kendali linear klasik. Teori ini mengacu pada model linear konfigurasi sistem tenaga
yang tetap. Fungsi dasar PSS adalah menambah batas kestabilan dengan mengatur eksitasi
generator untuk memberi redaman terhadap osilasi rotor mesin sinkron. Ketidakmampuan
meredam osilasi dapat membatasi kemampuan transfer daya.

Kestabilan sistem tenaga listrik terbagi dalam kestabilan steady state dan kestabilan
transient. Kestabilan transient berhubungan dengan gangguan besar yang terjadi secara tiba-
tiba, seperti gangguan hubung singkat, pemutusan saluran, pemindahan atau pemutusan
beban. Sedangkan kestabilan steady state berhubungan dengan kemampuan sistem tenaga
listrik untuk kembali pada kondisi operating point-nya setelah terjadi gangguan kecil.

Pada sistem pengaturan modern, eksitasi memegang peranan penting dalam


mengendalikan kestabilan suatu pembangkit karena apabila terjadi fluktuasi beban maka
eksitasi sebagai pengendali akan berfungsi mengontrol keluaran generator seperti tegangan,
dan faktor daya dengan cara mengatur kembali besaran-besaran input guna mencapai titik
keseimbangan baru. Bila arus eksitasi naik maka daya reaktif yang disalurkan generator ke
sistem akan naik sebaliknya bila turun maka daya reaktif yang disalurkan akan berkurang.
Jika arus eksitasi yang diberikan terlalu kecil, aliran daya reaktif akan berbalik dari sistem
menuju ke generator sehingga generator menyerap daya reaktif dari sistem. Keadaan ini
sangat berbahaya karena akan menyebabkan pemanasan berlebihan pada stator.

12
DAFTAR PUSTAKA

Liliana. 2012. Simulasi Dinamika dan Stabilitas Tegangan Sistem Tenaga Listrik dengan
Menggunakan Power System Stabilizier (PSS): Aplikasi pada Sistem 11 Bus IEEE). Jakarta:
Jurnal Sains, Teknologi dan Industri. Vol.10, No.1.

Jamal, Agus. 2010. Model Power System Stabilizier Berbasis Standar IEEE untuk Stabilitas
Transien Sistem Tenaga Listrik. Jakarta: Jurnal Ilmiah Semesta Teknika. Vol.13, No.1, 95-104.

13

Anda mungkin juga menyukai