Kecenderungan sebuah sistem tenaga untuk mengembalikan daya yang sama atau lebih besar dari daya
gangguan untuk mempertahankan kondisi seimbang dinamakan stabilitas. Jika daya yang dihasilkan
untuk mempertahankan mesin dalam keadaan sinkron dengan yang lain cukup untuk mengatasi daya
gangguan, sistem dikatakan stabil (sinkron).
Dalam keadaan operasi yang stabil dari suatu sistem tenaga listrik, terdapat keseimbangan antara daya
input mekanis pada prime mover generator dengan daya output listrik (beban listrik) pada sistem.
Dalam keadaan ini semua generator berputar pada kecepatan sinkron. Gangguan kecil atau besar pada
sistem tenaga listrik akan berdampak pada operasi sinkron. Sebagai contoh, kenaikan atau penurunan
tiba-tiba pada beban, atau akibat dari rugi pembangkitan, menjadi salah satu jenis gangguan yang
berpengaruh sangat signifikan terhadap sistem. Jenis lain dari gangguan yang mungkin adalah
terputusnya jaringan transmisi, beban lebih, atau hubung singkat. Dengan kontrol yang baik,
diharapkan stabilitas sistem akan menuju ke keadaan mantap dalam waktu yang singkat setelah
gangguan diatasi.
Gangguan pada sistem tenaga listrik dapat diklasifikasikan menjadi 2 kategori, yaitu gangguan kecil dan
gangguan besar. Gangguan kecil merupakan satu dari elemen sistem dinamis yang dapat dianalisis
menggunakan persamaan linear. Gangguan kecil yang terjadi berupa perubahan beban pada sisi beban
atau pembangkit secara acak, pelan, dan bertingkat. Trip pada jaringan sistem tenaga listrik dianggap
sebagai gangguan kecil apabila pengaruhnya terhadap aliran daya sebelum gangguan pada sistem itu
tidak signifikan. Gangguan yang menghasilkan kejutan tiba-tiba pada tegangan bus adalah jenis
gangguan besar yang harus segera dihilangkan. Apabila tidak dihilangkan secepatnya, maka gangguan
tersebut akan mempengaruhi stabilitas sistem. Gangguan skala besar akan memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap aliran daya pada sistem, bahkan dapat memungkinkan terjadinya blackout.
Secara umum stabilitas pada suatu sistem tenaga diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu stabilitas
steady state, stabilitas dinamis, dan stabilitas transien. Stabilitas steady state adalah kemampuan
sistem tenaga listrik untuk mencapai kondisi stabil pada kondisi operasi baru yang sama atau identik
dengan kondisi sebelum terjadi gangguan setelah sistem mengalami gangguan kecil. Secara konsep,
stabilitas dinamis adalah sama dengan stabilitas steady state. Perbedaannya terletak pada pemodelan,
dimana pada stabilitas dinamis, sistem eksitasi, turbin, dan generator dimodelkan dengan menyediakan
variasi fluks pada air gap mesin, sementara pada stabilitas steady state generator direpresentasikan
sebagai sumber tegangan konstan saja. Sedangkan stabilitas transien adalah kemampuan sistem tenaga
untuk mencapai kondisi stabil pada kondisi operasi yang baru yang dapat diterima setelah sistem
mengalami gangguan berskala besar dalam kurun waktu selama 1 swing pertama dengan asumsi AVR
dan governor belum bekerja.
Studi kestabilan transien diperlukan untuk memastikan kemampuan sistem untuk bisa menahan kondisi
transien setelah gangguan besar. Seringkali, studi tersebut dilakukan ketika terjadi pemasangan
fasilitas transmisi maupun pembangkitan yang baru. Hal ini sangat membantu dalam hal menentukan
sistem rele yang diperlukan, waktu kritis pemutusan breaker, level tegangan dan kemampuan transfer
antara sistem [Saadat].
Selain jenis dan lokasi gangguan, yang tidak dapat dikontrol manusia, terdapat beberapa faktor lain
yang dapat mempengaruhi stabilitas transien yang bisa dilakukan dalam rangka memperbaiki stabilitas
transien pada suatu sistem tenaga. Secara umum kestabilan transien generator bergantung pada :
- Pembebanan generator.
- Output generator pada saat gangguan. Hal ini dipengaruhi oleh lokasi dan jenis gangguan.
- Waktu pemutusan.
- Reaktansi posfault sistem.
- Reaktansi generator. Reaktansi generator yang kecil akan memperbesar daya puncak dan mengurangi
sudut daya awal.
- Inersia generator. Semakin besar, maka rating perubahan sudut akan semakin kecil. Hal ini akan
mengurangi energi kinetik yang dihasilkan saat gangguan (area percepatan).
- Tegangan internal generator. Dipengaruhi oleh eksitasi medan.
- Tegangan infinite bus.
Secara umum terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kemampuan sistem
tenaga untuk bertahan dari gangguan yang mempengaruhi stabilitas transien sistem yang bersangkutan.
Adapun metode tersebut adalah sebagai berikut :
Menaikkan Konstanta Inersia Generator
Menaikkan konstanta inertia mesin akan mengurangi penambahan perubahan sudut δ dalam interval
waktu tertentu, sehingga circuit breaker mempunyai waktu yang lebih lama untuk memutuskan
rangkaian sebelum mesin melampaui sudut kritisnya.
Semakin besar konstanta inersia mesin, maka semakin stabil suatu sistem. Tetapi dengan memperbesar
konstanta inersia mesin, ukuran-ukuran mesin akan semakin besar pula, yang berarti memerlukan biaya
yang besar sehingga tidak ekonomis dalam prakteknya.
Menaikkan Tegangan Generator
Apabila pada kondisi sebelum terjadi gangguan generator sedang mensuplai daya tertentu dengan sudut
δO, dengan menaikkan nilai tegangan generator yang terhubung dengan sistem, maka akan
memperbesar daya yang disalurkan genarator, yang berarti akan memperkecil sudut δO. Dengan
semakin kecilnya sudut δO, apabila terjadi gangguan, generator dapat berayun lebih lama sebelum
sudut kritis kestabilan tercapai.
Dengan menaikkan nilai tegangan generator, berarti harus memperhitungkan isolasi untuk generator,
yang berarti penambahan biaya untuk instalasi generator tersebut, sehingga cara ini relatif kurang
ekonomis dalam prakteknya.
Menggunakan Peralatan Pemutus Rangkaian Yang Cepat (High Speed Recloser)
Semakin cepat gangguan yang terjadi pada sistem diisolir, maka stabilitas sistem semakin baik. Sesuai
kriteria luas sama, sistem hanya akan stabil jika luasan daerah peredaman (A2) lebih besar atau sama
dengan luas daerah percepatan (A1), dan yang menentukan besarnya masing-masing luasan ini adalah
waktu pemutusan saluran yang mengalami gangguan. Semakin cepat waktu pemutusan, maka luasan
daerah A1 akan semakin kecil, sehingga syarat suatu sistem untuk tetap stabil setelah mengalami
gangguan akan terpenuhi.
http://umenz.blogspot.com/2009/12/stabilitas-transien.html