Anda di halaman 1dari 25

PERBAIKAN KESTABILAN DENGAN

METODE PENJADWALAN
PEMBANGKIT TERINTEGRASI PLTB
BERDASARKAN MOMEN INERSIA

Qurrata’Ayyunin
D032221016
Po k o k Pe m b a h a s a n

Pendahuluan

Tinjauan Pustaka

Metode Penelitian
01 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Saat ini, untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang meningkat
maka diperlukan infrastruktur pembangkit listrik yang memadahi dan
mengacu pada prinsip ekonomi. Dalam arti yang lain, pembangkit harus
memenuhi daya yang dibutuhkan konsumen. Ketika sistem tenaga
terinterkoneksi SULSELRABAR mengambil peranan untuk meningkatkan
keandalan sistem tenaga listrik maka fasilitas pendukung sistem tenaga
listrik dituntut beroperasi dalam kondisi optimal, sebab hal tersebut
berpengaruh pada kestabilan saat beroperasi.

Saat ini, sistem tenaga menjadi sangat tertekan karena


meningkatnya pemuatan saluran transmisi. Masalah-masalah ini
menyebabkan masalah kestabilan steady state dalam sistem. Ada banyak
insiden dalam sistem tenaga yang didiagnosis sebagai masalah
kestabilan steady state yang disebabkan oleh peningkatan pemuatan
dan penurunan margin kestabilan. Margin kestabilan dapat didefinisikan
sebagai jarak antara pemuatan sistem dan batas pemuatan maksimum.
Latar Belakang

Perubahan kondisi sistem yang biasanya terjadi akibat adanya


gangguan hubung singkat pada sistem tenaga listrik, dan pelepasan atau
penambahan beban secara tiba-tiba. Akibatnya ada perubahan kondisi
kerja dari sistem ini, maka keadaan sistem berubah dari keadaan lama ke
keadaan baru. Periode singkat di antara kedua keadaan tersebut disebut
paralihan atau transient. Oleh karena itu diperlukan suatu analisis sistem
tenaga listrik untuk menentukan apakah sistem tersebut stabil atau tidak,
jika terjadi gangguan.
Latar Belakang

Kestabilan transient didasarkan pada kondisi kestabilan ayunan


pertama (first swing) dengan periode waktu penyelidikan pada detik
pertama terjadinya gangguan . Salah satu teknik solusi untuk penjadwalan
adalah menggunakan Power System Analisys Toolbox (PSAT). PSAT
menyediakan berbagai jenis model komponen statis dan dinamik yang
semua dapat dijalankan dengan garfik interface sehingga memudahkan
dalam penggunaanya serta tersedia simulink yang memudahkan dalam
mendesain jaringan. Dalam penelitian ini menawarkan metode untuk
meningkatkan kestabilan sementara dengan melakukan penjadwalan
ulang menggunakan metode indeks H. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji hubungan antara pembangkit listrik untuk meningkatkan
kestabilan sistem. Sistem Sulselrabar digunakan sebagai test case dalam
penelitian ini.
RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN

1. Bagaimana pengaruh 1. Mengetahui pengaruh


kestabilan sudut rotor kestabilan sudut rotor
pada sistem kelistrikan pada sistem kelistrikan
Sulselrabar sebelum dan Sulselrabar sebelum dan
setelah injeksi PLTB? setelah injeksi PLTB.

2. Bagaimana pengaruh 2. Mengetahui pengaruh


penjadwalan ulang penjadwalan ulang
pembangkit pembangkit berdasarkan
berdasarkan moment moment inersia pada
inersia pada sistem sistem kelistrikan
kelistrikan Sulselrabar? Sulselrabar.
Manfaat Penelitian

Memberikan sumbangsih kepada akademis maupun praktisi mengenai


kestabilan pembangkit yang terintegrasi dengan pembangkit tenaga angin
menggunakan metode momen inersia terbaru yang diaplikasikan pada sistem
kelistrikan Sulselrabar.

Menjadi literatur dalam hal meningkatkan kestabilan dan keandalan


sistem tenaga listrik.

Menjadi referensi ilmiah bagi para mahasiswa yang ingin meneliti


pada topik serupa.

PPT模板 http://www.1ppt.com/moban/
Batasan Masalah

03 04
Analisis load flow
Dilakukan dengan
Penjadwalan ulang
menggunakan metode
Sistem kelistrikan pembangkit yang Pembangkit yang Newton raphson dan
yang dikaji dilakukan pada ditinjau adalah dengan bantuan software
adalah sistem simulasi gangguan pembangkit yang Matlab R.2016a dan
150 kV setelah PLTB Tolo dikelola oleh PT. simulink Power system
Sulselrabar dan Sidrap PLN (Persero). analysis toolbox 2.1.10
terintegrasi
yang terintegrasi dengan

01 02
program Matlab R.2016a.
02 TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Tenaga Listrik
Sistem tenaga merupakan serangkaian instalasi listrik yang dioperasikan secara serentak
dalam rangka membantu menyediakan tenaga listrik yang dibutuhkan oleh konsumen. Dalam
sistem tenaga listrik terdapat unsur-unsur utama. Secara umum unsur-unsur tersebut adalah
sistem pembangkit tenaga listrik, sistem transmisi listrik, serta pemakaian tenaga listrik atau
beban. Pada suatu sistem yang cukup besar, tegangan yang dihasilkan generator harus
dinaikkan lebih dahulu dari tegangan menengah menjadi tegangan tinggi atau tegangan
ekstra tinggi. Penyaluran energi listrik melalui jarak yang jauh dilakukan dengan menaikkan
tegangan guna memperkecil kerugian yang terjadi, berupa rugi-rugi daya. Gambar ini
merupakan representasi dari sistem tenaga listrik.

PPT模板 http://www.1ppt.com/moban/
B. Kestabilan Sistem Tenaga Listrik

Kestabilan sistem tenaga menunjukkan kemampuan sebuah sistem


tenaga listrik, pada kondisi operasi awal yang diberikan, untuk
mengembalikan kondisi operasi menjadi seimbang kembali setelah
mendapatkan ganguan fisik pada hampir keseluruhan variabel
sistem yang saling terikat sehingga integritas sistem dapat terjaga.
Untuk menjaga kestabilan sebuah system, maka perlu diupayakan
mesin-mesin sinkron berada pada kondisi sinkronnya.

Sistem tenaga listrik eksitasi harus mendukung peningkatan


pengendalian tegangan yang efektif bagi kestabilitan sistem.
Sistem harus mampu merespon dengan cepat terhadap suatu
gangguan tingkat kestabilan sementara. Ketidakstabilan terjadi
ketika gangguan menyebabkan ketidak seimbangan terus-
menerus antara gaya berlawanan tersebut.
Kestabilan sistem tenaga dikelompokkan menjadi beberapa jenis
Analisis kestabilan pada umum digolongkan kedalam tiga jenis, tergantung pada sifat dan
besarnya gangguan yaitu:

Kestabilan keadaan tetap adalah kemampuan


sistem tenaga listrik untuk menerima gangguan
kecil bersifat gradual, terjadi disekitar titik
Kestabilan Keadaan Tetap keseimbangan pada kondisi tetap.
(Steady State Stability)
01
Kestabilan Dinamis Kestabilan dinamis adalah kemampuan sistem
tenaga listrik untuk kembali ke titik keseimbangan
(Dynamic Stability) setelah timbul gangguan yang relatif kecil secara
tiba-tiba dalam waktu yang lama.
02
Kestabilan Transien
(Transient Stability) Kestabilitan transien adalah Kemampuan sistem
untuk mencapai titik keseimbangan/sinkronisasi
03 setelah mengalami gangguan yang besar sehingga
sistem kehilangan kestabilan karena gangguan
terjadi diatas kemampuan sistem.
Faktor yang mempengaruhi kestabilan transien

Seberapa besar generator tersebut dibebani Reaktansi sistem transmisi setelah gangguan.

Output generator selama gangguan. Ini tergantung Reaktansi generator. Reaktansi yang rendah
dari lokasi gangguan dan type gangguan. meningkatkan daya puncak.

Inersia generator. Inersia yang besar, menyebabkan


Waktu pemutusan gangguan perubahan sudut lambat. Ini menurunkan energi
kinetik yang diperoleh saat terjadi gangguan.
C. Penjadwalan Sistem (System Rescheduling)

Keputusan Rescheduling (Penjadwalan Ulang) menunjukkan langkah terakhir


dalam siklus produksi. Proses produksi dimulai dengan capacity planning
(langkah 1), diikiuti dengan aggregate planning (langkah 2), dan diakhiri dengan
operations scheduling (langkah 3). Fungsi utama dari penjadwalan adalah untuk
mengembangkan tugas kerja khusus dan untuk mengorganisir waktu. Master
Schedule (Jadwal Induk) sering di pergunakan sebagai input dasar untuk proses
penjadwalan operasi. Tujuan dasar dari proses penjadwalan ulang (Rescheduling
System) adalah merancang urutan kerja optimal (yaitu, rencana yang
menunjukkan trade off (pertukaran) terbaik diantara konflik tujuan.
Setiap pembangkit listrik menghasilkan daya sesuai dengan nilai momen inersianya.
Persamaan untuk menjelaskan nilai daya masing-masing generator dapat dilihat pada
persamaan:
D. Persamaan Ayunan (Swing Equation)
Pada saat kondisi normal, posisi relative dari sumbu rotor dan arah dari resultan
magnet adalah tetap. Sudut diantara kedua disebut sudut daya atau sudut torsi.
Ketika terjadi gangguan, rotor bergerak melambat atau cepat tergantung dari celah
udara atau permulaan gerak relative. Persamaan yang menyebutkan pergerakan
relative ini disebut swing equation. Jika, periode osilasi rotor mengunci pada
kecepatan sinkron dan generator mempertahankan kestabilannya. Jika gangguan
tidak melibatkan perubahan apapun terhadap daya, rotor kembali ke posisi mula.
Namun jika perubahan melibatkan perubahan pada besar pembangkitan, beban,
maupun kondisi jaringan, rotor beroperasi pada sudut daya relative yang baru
untuk mensinkronkan medan putar.
jika J adalah momen inersia dari prime mover dan generator, dengan mengabaikan
gesekan dan torsi peredaman, dari hukum rotasi dapat dinyatakan:
State Of The Art
03 METODE PENELITIAN
B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data terdiri dari pengumpulan data


A. Lokasi Penelitian primer dan pengumpulan data sekunder

Penelitian bertempat di Jurusan 1. Data primer Data yang digunakan dalam penelitian
Teknik Elektro Universitas adalah data kelistrikan sistem interkoneksi Sulselrabar.
Hasanuddin. Pengambilan data
lapangan dilakukan di PT. PLN
(Persero) Wilayah Sulselrabar. 2. Data sekunder Dalam metode ini dilakukan pencarian
sebanyak mungkin literatur yang ada, baik dari buku,
jurnal maupun internet.
C. Perancangan Penelitian

5. Analisis 6. Analisis time domain


power flow simulation untuk melihat
respon kecepatan sudut
1. Mengintegrasikan 11. Penyusunan
rotor dari masing-masing
toolbox PSAT versi laporan hasil
kondisi yakni saat kondisi
2.1.10 pada software penelitian.
sebelum dan setelah
MATLAB 2016.a.
terintegrasi PLTB, saat
4. Memilih lokasi
terjadi gangguan, dan
dan menentukan
setelah rescheduling.
setting gangguan

10. Membandingkan
kondisi sistem sebelum
7. Analisis grafik
2. Memodelkan sistem dan setelah rescheduling
untuk melihat
interkoneksi jaringan dengan faktor momen
3. Penginputan data respon sudut
kelistrikan Sulselrabar saat inersia.
transmisi, beban, dan rotor saat terjadi
kondisi sebelum dan
data generator pada osilasi
setelah terintegrasi PLTB,
saat terjadi gangguan, sistem yang telah

dan setelah rescheduling. dimodelkan.

8. Mencatat 9. Melakukan
waktu penjadwalan
pemutusan ulang dengan
kritis nilai indeks H.
Flowchart
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai