Anda di halaman 1dari 10

ANALISA DAN SIMULASI STABILITAS TRANSIEN DENGAN

PELEPASAN BEBAN PADA SISTEM PEMBANGKIT TENAGA


LISTRIK PT. INDO BHARAT RAYON

Yoga Yunarto1, Winarso, S.T.,M.Eng.2, Itmi Hidayat.K, S.T.,M.Eng.3


Program Studi Teknik Elektro,Fakultas Teknik, Universita Muhammadiyah Purwokerto

Jl. Raya Dukuh Waluh, Purwokerto, Banyumas, Indonesia

Email : yogayunarto@gmail.com

INTIRASI
Pada sistem tenaga listrik, frekuensi merupakan indikator dari keseimbangan antara daya
yang dibangkitkan dengan total beban sistem. Pada skirpsi ini akan membahas dan
mempelajari mengenai kestabilan transien akibat adanya pelepasan beban pada sistem
tenaga listrik PT.Indo Bharat Rayon yang memiliki pembangkit listrik tenaga uap. Pelepasan
beban dilakukan sebagai usaha memperbaiki kestabilan sistem yang terganggu akibat beban
lebih. Pelepasan beban diharapkan dapat memulihkan frekuensi dengan cepat. Terdapat
tahapan-tahapan yang dapat ditentukan dalam pelepasan beban. Untuk membuktikan
kefektifan dari skema pelepasan beban, dibuatlah simulasi generator lepas yang
menghasilkan ketidakseimbangan daya aktif antara daya yang dibangkitkan dengan daya
yang dibutuhkan beban. Simulasi ini akan dilakukan menggunakan perangkat lunak ETAP
12.6. Dari simulasi, frekuensi sistem dapat pulih sekitar 2-9 detik setelah terjadi gangguan
tegantung pada besar kelebihan beban pada sistem tenaga listrik.
Kata Kunci : kestabilan transien, pelepasan beban, frekuensi, pembangkit, ETAP.

ABSTRACT

In power system, the frequency is an indicator of the balance between the power generated by
the system load. This final report will discuss and learn about transient stability due to the
release of the load shedding on the power system PT.Indo Bharat Rayon which has a steam
power plant. Load shedding is carried out as an effort to restore disturbance system stablity
because of overload condition. load shedding frequency is expected to restore generator
quickly. There are steps that can be specified in load shedding. To prove the effectiveness of
under frequency load shedding scheme, the final report makes some simulation generators
shed to make unbalance active power generation distric and load distric. These simulations
will be performed using ETAP 12.6. From the simulation, the system frequency is able to
recover about 2-9 seconds after disturbance depends on magnitude of overload on the power
system.
Keywords : transient stability, load shedding, frequency, power plant, ETAP.
1. Pendahuluan Dalam sistem tenaga listrik
dibutuhkan keseimbangan antara daya
Sistem Tenaga Listrik adalah suatu mekanik dengan daya elektrik. Daya
sistem yang terdiri atas sistem pembangkit mekanik berupa penggerak awal pada
listrik, sistem transmisi tenaga listrik, generator, sedangkan besarnya daya
sistem distribusi tenaga dan sistem elektrik dipengaruhi oleh besarnya beban-
proteksi tenaga listrik yang komponen beban listrik. Besar dari daya elektrik ini
tersebut semuanya saling berkaitan terus berubah-ubah sesuai dengan
fungsinya untuk menghasilkan energi kebutuhan.. Pengaruh ketidakstabilan
listrik yang disalurkan untuk konsumen sistem disebabkan oleh gangguan yang
dengan kualitas yang baik saat digunakan. terjadi pada sistem tenaga listrik, hal
tersebut dapat terjadi pada sistem
Sistem tenaga listrik yang baik
pembangkitan, transmisi maupun
adalah sistem yang memiliki keandalan
distribusi. Ketidakstabilan frekuensi dapat
yang tinggi. Keandalan yang tinggi dapat
menyebabkan penurunan pada sistem
ditunjukkan dari kemampuan memproses
seperti pemadaman total, karena terjadinya
penyaluran energi listrik ke konsumen
kelebihan beban pada pembangkit listrik.
secara kontinyu. Dalam penyaluran yang
Oleh sebab itu untuk memperbaiki
kontinyu maka dibutuhkan sistem yang
frekuensi sistem perlu dilakukan pelepasan
seimbang, sistem yang seimbang dapat
beban pada sistem. Berdasarkan alasan
dilihat dari minimnya gangguan pada
tersebut, penelitian ini dilakukan untuk
sistem tenaga listrik tersebut, dan perlu
menganalisa dan simulasi pelepasan beban
didukung penyediaan dan pemakaian yang
untuk mengetahui kestabilan transien pada
seimbang serta didukung oleh
sistem pembangkit dengan simulasi
insfrastruktur yang baik. Gangguan listrik
program analysis transient stability ETAP
sering terjadi kapanpun oleh sebab itu
12.6
sistem tenaga listrik perlu memiliki
proteksi yang baik untuk menjaga
keamanan sistem tersebut, keamaan pada
sisi peralatan maupun keamanan pada
penyaluran tenaga listrik.
2. Landasan Teori 2.2 Kestabilan Transien Pada Sistem
Tenaga
2.1 Gangguan Beban Lebih
Kestabilan transien adalah
Terjadinya gangguan beban lebih kemampuan dari sistem tenaga untuk
suatu sistem tenaga listrik antara lain mempertahankan sinkronisme ketika
adalah akibat adanya pembangkit yang terjadi gangguan transien yang besar.
dapat mensuplai daya yang sangat besar Respon sistem yang dihasilkan
keluar dari sistem sehingga menyebabkan menyangkut sudut rotor generator dan
terjadinya kelebihan beban pada beban dipengaruhi oleh hubungan sudut daya
yang disuplai dan besarnya daya yang yang tidak linier. Kestabilan tergantung
dihasilkan generator tidak seimbang. pada kondisi awal operasi sistem dan
Akibatnya frekuensi generator semakin tingkat dari gangguan tersebut. Biasanya
lama semakin turun. Turunnya frekuensi sistem tersebut akan diubah setelah terjadi
tersebut dapat mempengaruhi kinerja gangguan kondisi stabil berbeda dari
generator sehingga hal ini tidak boleh sebelum terjadi gangguan.[6]
dibiarkan terjadi dalam waktu yang lama.
Gangguan secara luas dengan 2.3 Pelepasan Beban Akibat Penurunan
berbagai tingkat kerusakan dan Frekuensi
kemungkinan dapat terjadi pada sistem. Pelapasan beban akibat penurunan
Sistem ini dirancang dan dioperasikan frekuensi pun diklasifikasikan menjadi 2
sedemikian rupa untuk menjadi stabil pada macam berdasarkan laju penurunnannya
yaitu :
set yang kemungkinan sudah dipilih.
Kemungkinan yang biasanya a. Pelepasan beban manual
dipertimbangkan adalah hubung singkat b. Pelepasan beban otomatis
fasa-fasa, fasa-fasa-tanah, atau tiga fasa.
2.4 Syarat Pelepasan Beban
Biasanya terjadi pada sistem transmisi,
tetapi dapat juga terjadi pada bus dan Sebelum dilakukan suatu pelepasan
transformator, gangguan biasanya diatasi beban yang bertujuan untuk pemulihan
dengan pemutusan oleh circuit breaker frekuensi, hendaknya pelepasan beban ini
untuk mengamankan peralatan.[5] memnuhi beberapa kriteria antara lain :

2.3 Pelepasan Beban a. Pelepasan beban dilakukan secara


bertahap dengan tujuan apabila
Pelepasan beban merupakan salah pada pelepasan tahap pertama
satu fenomena yang terjadi disuatu sistem frekuensi belum juga pulih masih
dapat dilakukan pelepasan beban
tenaga listrik yang mengijinkan adanya
tahap berikutnya, untuk
beberapa beban keluar dari sistem meperbaiki frekuensi.
sehingga menghasilkan kestabilan sisem b. Jumlah beban yang dilepaskan
tenaga listrik. Hal ini biasanya disebabkan hendaknya seminimal mungkin
oleh beban lebih pada sistem, sehingga sesuai dengan kebutuhan sitem
untuk dapat mengembalikan kondisi tenaga listrik dalam memperbaiki
sistem seperti sediakala diperlukan frekuensi.
c. Beban yang dilepaskan adalah
pelepasan beberapa beban tertentu. beban yang memiliki prioritas
paling rendah dibandingkan
Adanya ketidaknormalan yang
beban lain dalam suatu sistem
disebabkan oleh terjadinya beban lebih tenaga listrik. Oleh sebab itu
pada umumnya dipicu oleh beberapa hal, seluruh beban terlebih dahulu
antara lain : diklasifikasikan menurut kriteria-
kriteria tertentu.
a. Adanya pembangkit yang lepas d. Pelepasan beban harus dilakukan
dari sistem yang mengakibatkan tepat guna. Oleh akrenanya harus
beban yang seharusnya disuplai ditentukan waktu tunda minimum
oleh pembangkit tersebut menjadi rele untuk mendeteksi apalkah
tanggungan pembangkit lain. penurunan frekuensi generator
akibat beban lebih atau pengaruh
b. Adanya gangguan pada saluran lain seperti misalnya masuknya
transmisi sehingga ada beberapa beban yang sangat besar ke dalam
sistem secara tiba-tiba.
beban yang tidak dapat suplai
oleh salah satu pembangkit dalam Keempat kriteria tersebut harus terpenuhi,
sistem interkoneksi. [10] dengan begitu pelpasan beban aman untuk
dilakukan. [5]
merancang skema diagram satu garis. Oleh
sebab itu, dibutuhkan data sistem
3. Metode Penelitian pembangkit tenaga listrik. Data diagram
satu garis yang digunakan pada simulasi
Langkah kerja dalam penelitian ini seperti
ini adalah data real pada pembangkit
ditunjukan dalam flowchart Gambar 3.1
tenaga listrik yang digunakan PT.Indo
Bharat Rayon sedangkan data beban yang
START digunakan adalah data simulasi.

Studi Literatur

Indentifikasi Masalah

Pengumpulan Data

Penentuan Skenario
Pelepasan Beban

Desain Dan Simulasi

Menjalankan Skenario Pelepasan


Beban

Hasil Simulasi dan


Evaluasi Data

SELESAI

Gambar 3.2 Aliran Daya Pembangkit


Gambar 3.1 Diagram alir jalan penelitian
Listrik PT.Indo Bharat Rayon Pada
3.1 Peracangan Skenario Pelepasan Perangkat ETAP
Beban
Dalam perancangan ini akan dibahas
3.1.2 Skenario Kombinasi Generator
mengenai simulasi pelepasan beban yang
terjadi disebabkan penurunan frekuensi Lepas
akibat beban lebih. Terjadinya beban lebih Dalam skenario ini akan dilepas
dalam simulasi ini disebabkan oleh adanya kombinasi generator dan sumber PLN
generator yang lepas dari sistem. Penyebab untuk mengetahui perubahan frekuensi
tidak dibahas secara rinci. Dalam simulasi yang terjadi akibat beban lebih. Seluruh
analisa transien dibutuhkan desain single gangguan akan diskernariokan dalam fitur
line diagram selain itu Untuk dapat Transient Stability pada ETAP, skenario
memperkirakan besarnya frekuensi acuan dijalankan selama 60 detik untuk melihat
pelepasan beban, maka dibuatlah beberapa kondisi transien sistem sebelum dan
kombinasi generator lepas. sesudah terjadi gangguan. Tabel 3.2
menunjukan beberapa skenario generator
3.1.1 Desain Diagram Satu Garis lepas yang dilakukan pada perangkat lunak
Untuk dapat menjalankan simulasi ETAP.
maka hal yang harus dilakukan adalah
Tabel 3.1 Skenario Generator Lepas tenaga listrik dapat kembali normal dan
stabil. Pelepasan beban adalah fenomena
pada sistem tenaga listrik yang
NO TG-1 TG-2 TG-3 Grid mengijinkan beberapa beban keluar dari
PLN
1 LEPAS ON ON ON sistem demi tercapainya kestabilan
2 ON ON LEPAS ON tenaga listrik itu sendiri. Pada Tabel 3.3
3 ON ON ON LEPAS menuntujak jenis Beban yang dilepas Pada
Sitem pembangkit listri PT. Indo Bharat
4 LEPAS LEPAS ON ON
rayon serta ditunjukan pula besar daya
5 ON LEPAS LEPAS ON
pemakaian setiap beban yang terpasang.
6 ON LEPAS ON LEPAS
7 ON ON LEPAS LEPAS Tabel 3.2 Skema Beban yang dilepas
8 ON LEPAS LEPAS LEPAS PT.Indo Bharat Rayon
9 LEPAS LEPAS ON LEPAS
Beban Yang Dilepas
3.1.3 Beban Yang Dilepas NO Nama Kapasitas Beban KW
Ketepatan dalam menentukan jumlah Beban Trafo (KVA)
beban yang dilepas saat frekuensi 1 Energy 15 MVA 4316 3985
mencapai nilai tertentu, sangat diperlukan Centre
dalam pelepasan beban. Dalam perusahaan 6,7KV #1
tertentu jumlah beban yang dilepaskan 2 Energy 10 MVA 8654 7912
berkaitan dengan jumlah produksi yang Centre
hilang. Waktu pemulihan frekuensi yang 6,7KV #2
diharapkan ketika terjadi penurunan 3 LOAD#1 5 MVA 950 779
frekuensi pada sistem tenaga listrik adalah 4 LOAD#5 1,6 MVA 800 656
5 detik. Kerugian yang cukup besar yang 5 LOAD#6 3 MVA 1181 954
akan dialami perusahaan jika frekuensi 6 LOAD#8 3 MVA 1219 984
terus turun karena akan membuat sistem 7 LOAD#11 1,6 MVA 730 671
mati total. Ketika terjadi penurunan 8 MCC1 10 MVA 2300 1968
frekuensi akibat beban lebih perlu
9 MCC2 10 MVA 2400 2460
dilakukan pelepasan beban agar sistem
10 MCC3 10 MVA 2300 1968

3.1.4 Tahap Frekuensi kerja dan waktu kerja pemutus tenaga hingga
Waktu kerja rele dipengaruhi oleh waktu rangkaian terbuka 100 ms.
waktu Pick up, waktu rele dan waktu Penuntuan pelepasan beban yang
pemutus tenaga. Waktu pick up dilakukan merupakan kreasi dari
dipengaruhi oleh besarnya penurunan perancangan sistem pelepasan beban.
frekuensi per detik. frekuensi acuan tahap Dengan mempertimbangkan kemampuan
pertama digunakan adalah 49 Hz dengan sistem tenaga listrik dalam pemulihan
waktu tunda 1 detik dengan mengingat frekuensi yang masih dalam rentang yang
frekuensi minimal yang diijikan generator. diijinkan oleh standar IEEE C37-106
Waktu kerja rele yang digunakan 50 ms 2003.
Tabel 3.5 Frekuensi Acuan Skema dirancangnya sistem pelepasan beban
Pelepasan Beban Akibat Frekuensi Rendah akibat penurunan frekuensi pada bab
Hasil Perhitungan sebelumnya, diharapkan frekuensi sistem
akan cepat pulih setelah dilakukannya
Tahap Frekuensi (Hz) pelepasan beban.
ke Load Shedding
1 48,85 Simulasi pelepasan beban dilakukan
2 48,4 menggunakan pernagkat lunak ETAP.
3 48,05 Fitur yang digunakan adalah analisa
4 47,75 kestabilan transien ( transient stability
analysis ). Pada fitur ini dapat dilihat
4. SIMULASI DAN ANALISA perubahan prilaku beberapa komponen
dalam sistem tenaga listrik sebelum dan
4.1 Hasil Simulasi Skenario Pelepasan terjadi gangguan, dalam hal ini gangguan
Beban yang dimaksud adalah generator lepas.
Simulasi ini dijalankan dalam waktu 60
Pada skripsi ini diakukan beberapa detik, hal ini bertujuan unutk melihat
simulasi lepasnya generator untuk perubahan yang terjadi pada sistem.
mengetahui respon dari sistem pelepasan
beban yang telah dirancang sebelumnya. Pada setiap simulasi ini ada beberapa
Gangguan yang terjadi di simulasi tidak hal yang diamati diantaranya :
dibahas secara detail. Ketika terjadi
peristiwa lepasnya generator maka jumlah a. Perubahan daya aktif setiap
suplai beban daya aktif akan lebih kecil generator yang masih bekerja
daripada jumlah daya aktif permintaan b. Perubahan beban yang dilepas
beban. Akibat dari peristiwa tersebut untuk memulihkan frekuensi
frekuensi pada sistem mengalami c. Besarnya beban yang dilepaskan
penurunan. Perununan frekuensi tersebut untuk memulihkan frekuensi
jika tidak ditangani akan membuat sistem d. Durasi waktu pemulihan setelah
menjadi black out (mati total). Dengan gangguan terjadi

4.1.1 TG-1 Lepas


Pada simulasi ini terdapat 1
generator lepas yaitu generator TG-1 yang
menghasilkan daya 10,8 MW sebelum
gangguan terjadi.

Gambar 4.1 Perubahan daya aktif


generator TG-2,dan TG-3 sebelum dan
setelah gangguan TG-1 Lepas
Gambar 4.2 Perubahan Frekuensi Sebelum Gambar 4.4 Perubahan frekuensi sebelum
dan setelah gangguan generator TG-1 dan setelah gangguan TG-1 dan TG-2
lepas lepas
Dalam simulasi ini suplai daya aktif Lepasnya kedua generator tersebut
yang dihasilkan sebelum gangguan terjadi membuat sistem kehilangan daya aktif
adalah 34,880 MW dengan beban sekitar 21 MW. generator TG-3
pemakaian 31,377 MW. PT.Indo Bharat mengalami kenaikan supai daya aktif yang
akan tetapi suplai dari pembakit sebesar sangat tinggi. Kenaikan beban tersebut
3,519 MW di berikan ke PLN sebelum menyebabkan frekuensi sistem menjadi
terjadi gangguan. Pada skenario ini tidak
turun, Sehingga diperlukan pelepasan
ada beban yang dilepas hal ini dikarenakan beban. Pada detik ke 22,2 rele frekuensi
frekuensi pada sistem tidak mengalami aktif karena frekuensi turun menjadi 48,8
penurunan frekuensi yang tinggi hanya Hz hal ini menyebabkan terjadinya
sebesar 0,02 Hz. pelepasan beban tahap pertama. Akan
4.1.2 TG-1 dan TG-2 Lepas tetapi, Pelepasan beban tahap pertama
Pada simulasi ini terdapat 2 tidak membuat frekunesi naik. Maka,
generator lepas yaitu generator TG-1 dan untuk memperbaiki sistem dilakukal
TG-2 yang menghasilkan daya 21 MW pelepasan beban tahap berikutnya.
sebelum gangguan terjadi. Frekuensi mulai stabil ketika pelepasan
telah mencapai tahap ke-4, pada tahap ini
beban yang dilepas sebesar 22,335 MW.
Saat terjadi pelepasan beban daya aktif
yang disuplai generator TG-3 tidak stabil
selama sesaat. pada skenario ini PLN
masih tidak mensuplai kekurangan daya,
genereator masih mensuplai daya ke PLN
sebesar 4 MW hal ini membuat terjadinya
pelepasan beban hingga tahap ke-4.
Gambar 4.3 Perubahan daya aktif
generator TG-3 sebelum dan setelah
gangguan TG-1 dan TG-2 lepas
Untuk mengurangi kerugian dan PLN, maka setelah frekuensi sistem
dengan melihat cadangan berputar kembali stabil beban-beban yang lepas
genreator dan cadangan daya dari suplai dihubungkan kembali ke dalam sistem
secara bertahap setiap 10 detik. Hal ini merupakan pemilihan durasi waktu
bertujuan untuk menghindari adanya penghubungan kembali beban sistem
penurunan frekuensi karena penambahan setiap 10 detik. Dalam waktu 10 detik
beban secara tiba-tiba. Pada detik ke 40 penurunan frekuensi yang dialami setiap
saat beban dihubungkan kembali terjadi tahap penambahan beban telah mengalami
penurunan sesaat tetapi frekuensi masih pemulihan sehingga frekuensi sistem
tetap terjaga diatas nilai 49 Hz sehingga setelah semua beban dihubungkan kembali
tidak terjadi pelepasan beban. Hal ini relatif stabil.

Gambar 4.5 Perubahan frekuensi setelah Gambar 4.7 Perubahan frekuensi sebelum
beban dihubungkan kembali dan setelah gangguan generator TG-2, TG-
1 dan suplai PLN lepas
4.1.9 TG-1, TG-2 dan Suplai PLN
Lepas Pada skenario ini terdapat 2 generator
lepas dan tidak adanya suplai cadangan
Pada simulasi ini terdapat 2
daya dari PLN generator yang tersisa
generator lepas yaitu generator TG-2, TG-
adalah generator TG-3 yang berkapasitas
3 dan lepasnya sulai dari PLN. 15 MW. Lepasnya kedua generator
membuat sistem kehilangan daya aktif
sebesar 21,6 MW dan tepisahnya sumber
PLN membuat kelebihan daya tidak dapat
dikurangi sehingga perlu adanya pelepasan
beban. Pada skenario ini frekuensi turunn
hingga 47,7 HZ sehingga pelepasan beban
langsung memasuki tahap ke-4 untuk
mengembalikan kembali kestabilan sistem.
Frekuensi sistem membutuhkan waktu
pulih selama 0,6 detik. Setelah terjadi
pelepasan beban generator TG-3 hanya
Gambar 4.6 Perubahan daya aktif mensuplai daya aktif 9,03 MW saja ke
generator TG-3 sebelum dan setelah beban sehingga terdapat cadangan daya
gangguan yang dapat digunakan untuk
menghubungkan kembali beban lepas.
Beban dihubungkan kembali 10 detik
setelah frekuensi stabil untuk menghindari
terjadinya penurunan frekuensi yang tinggi
karena adanya kenaikan beban. Pada detik
ke 40 suplai daya aktif generator TG-3
naik menjadi 14,8 MW setelah beban
dihubungkan kembali. Beban yang
dihubungkan kembali antara lain MCC 1,
MCC 2, LD1 dan LD5 dengan total beban
5,8 MW.
Gambar 4.8 Perubahan daya aktif setelah
beban dihubungkan kembali
5.2 Saran
Dari keterbatasan yang ada, dapat
diajukan kemungkinan-kemungkinan
untuk pengembangan penelitian lebih
lanjut, agar memperoleh hasil
Kemungkinan pengembangan penelitian
yang dapat diajukan adalah:
1. Dalam pengujian selanjutnya,
diharapkan jenis gangguan yang
Gambar 4.9 Perubahan frekuensi setelah digunakan sebagai penelitian lebih
beban dihubungkan kembali bervariasi seperti gangguan hubung
singkat, gangguan pada busbar dan
5. Kesimpulan dan Saran
lain-lain.
5.1 Kesimpulan 2. Dalam penelitian selanjutnya,
Dari hasil penelitian ini dapat ditarik diharapkan penelitian menggunakan
kesimpulan mengenai fenomena pelepasan data real dari objek penelitian agar
beban yang terjadi pada sistem pembangkit mempermudah dalam perancangan
tenaga listrik yaitu : sistem diperangkat ETAP.
3. Dalam penelitian selanjutnya,
1. Penggunaan rele frekuensi sebagai diharapkan sistem pembangkit tenaga
peralatan untuk mendeteksi adanya listrik yang dijadikan objek penelitian
penurunan frekuensi akibat beban memiliki kapasitas daya yang sangat
lebih karena generator lepas pada besar yang dihasilkan dari banyak
suatu sistem tenaga listrik memiliki pembangkit.
kemampuan yang cukup baik dalam
rangka upaya pemulihan frekuensi. Daftar Pustaka
Namun terdapat bebrapa hal yang
[1] Gers,J.M. & Edward J Holmes,
perlu diperhatikan yaitu pemilihan
Protection of Electricity Distribution
pengaturan waktu tunda rele dapat
Networks 3rd Edition. The
mempengaruhi pengaktifan skema
Institution of Engineering and
pelepasan beban.
Technology.
2. Skema pelepasan beban akibat
penurunan frekuensi pada PT. Indo [2] IEEE Guide for the Application of
Bharat Rayon adalah sebagai berikut : Protective Relays Used for
Abnormal Frequency Load Shedding
and Restoration. IEEE Power PT. Kebon Agung Malang.
Engineering Society. New york. Universitas Brawijaya.
[3] Khisbulloh,W., Ardyono Priyadi, &
Ontoseno Penangsang. 2012. [8] Santoro,P.2014. Analisa Kestabilan
Analisis Stabilitas Transien dan Transien Penerapan Distributed
Pelepasan Beban di Perusahaan Generation Pada Sistem Kelistrikan
Minyak Nabati. Institut Teknologi Wilayah Bengkulu. Universitas
Sepuluh November. Bemgkulu.
[4] Mawar,S.S. 2009. Pelepasan Beban
[9] Suroso,A.P., Margo Pujiantara &
Menggunakan Under Frequency
Ardyono Priyadi. Analisa Stabilitas
Relay pada Pusat Pembangkit Tello.
Transien pada Sistem Kelistrikan
Universitas Hasanuddin.
PT.Chandra Asri, Cilegon Akibat
[5] Nugraheni,A. 2011. Simulasi
Integrasi PLN. Institut Teknilogi
Pelepasan Beban Dengan
Sepuluh November.
Menggunakan Rele Frekuensi pada
Sistem Tenaga Listrik CNOOC SES [9]http://eprints.polsri.ac.id/1950/3/03.%2
Ltd., Universitas Indonesia. 0BAB%20II.pdf (Sabtu 4 Juni 2016,
[6] Parohon,R.T. 2012. Analisa Pukul 20.40)
Kestabilan Transien dengan
Pelepasan Pembangkit dan Beban [10]https://electricdot.wordpress.com/2011
(Generation/Load Shedding) pada /10/30/load-shedding-pelepasan-
Sistem Jaringan Ditribusi Tragi beban/ (Selasa 3 mei 2016, Pukul
Sibolga 150/20KV(studi kasus pada 9.30)
Penyulang Tragi Sibolga, Sumut).
Universitas Diponegoro. [11]https://kurniawanpramana.wordpress.c
om/2011/09/25/generator-sinkron-1/
[7] Rido,A.P. 2010 Analisis Stabilitas (Sabtu 4 Juni 2016, Pukul 19.40)
Transien Sistem Tenaga Listrik pada

Anda mungkin juga menyukai