Anda di halaman 1dari 7

PROTEKSI Fakultas : FTI

Program Studi : TEKNIK ELEKTRO


TENAGA Disusun oleh : Bilal Rivaldy, ST., MT

LISTRIK
ABSTRAK Tujuan
Mata kuliah ini membahas seputar sistem Setelah mempelajari materi pada modul ini,
proteksi tenaga listrik. Bagian mata kuliah mahasiswa diharapkan dapat:
ini memperkenalkan teori serta prinsip
dasar proteksi, persyaratan sistem proteksi • Mengetahui prinsip dasar proteksi
dan komponen sistem proteksi • Mengetahui komponen proteksi
• Mengklasifikasi persyaratan sistem
proteksi
Sistem transmisi merupakan media digunakan, seperti: spesifikasi switchgear,
yang digunakan untuk menghantarkan rating circuit breaker (CB) serta penetapan
energi listrik dari pusat tenaga listrik hingga besaran-besaran yang menentukan
ke sistem distribusi. Pada sistem transmisi, bekerjanya suatu relay (setting relay) untuk
tegangan dari pusat tenaga listrik dinaikkan keperluan proteksi. Berikut adalah
menjadi tegangan tinggi 150 KV dan beberapa manfaat sistem proteksi pada
tegangan ekstra tinggi 500 KV. Pengertian sistem ketenaga listrikan:
proteksi transmisi tenaga listrik adalah
1. Menghindari ataupun untuk mengurangi
proteksi yang dipasang pada
kerusakan peralatan-peralatan akibat
peralatanperalatan listrik yang dipasang
gangguan (kondisi abnormal operasi
pada peralatanperalatan listrik pada suatu
sistem). Semakin cepat reaksi perangkat
transmisi tenaga listrik sehingga proses
proteksi yang digunakan maka akan
penyaluran tenaga listrik dari tempat
semakin sedikit pengaruh gangguan kepada
pembangkit tenaga listrik (power plant)
kemungkinan kerusakan alat.
hingga saluran distribusi listrik (substation
distribution) dapat disalurkan sampai pada 2. Cepat melokalisir luas daerah yang

consumer penggunaan listrik dengan aman. mengalami gangguan, menjadi sekecil


mungkin.

3. Dapat memberikan pelayanan listrik


dengan keandalan yang tinggi kepada
konsumen dan juga mutu listrik yang baik.

4. Mengamankan manusia terhadap bahaya


yang ditimbulkan oleh listrik
Keandalan dan kemampuan suatu
sistem tenaga listrik dalam melayani Pembangkit Tenaga Listrik

konsumen sangat tergantung pada sistem Proses pembangkitan tenaga listrik jika
proteksi yang digunakan. Oleh sebab itu ditinjau dari bahan bakarnya dapat dibagi
dalam perancangan suatu sistem tenaga menjadi dua, yaitu pembangkit tenaga
listrik, perlu dipertimbangkan listrik terbarukan dan pembangkit tenaga
kondisikondisi gangguan yang mungkin listrik tidak terbarukan. Jenis pembangkit
terjadi pada sistem, melalui analisa listrik terbarukan di antaranya: 1.
gangguan. Dari hasil analisa gangguan, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 2.
dapat ditentukan sistem proteksi yang akan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) 3.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) 4. listrik dapat dibagi menjadi tiga yaitu: a.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Instalasi listrik searah, instalasi ini
(PLTP) 5. Pembangkit Listrik Tenaga Gas digunakan sebagai instalasi sistem kontrol
(PLTG) 6. Pembangkit Listrik Tenaga Gas dari pembangkit tenaga listrik. b. Instalasi
dan Uap (PLTGU) Sedangkan pembangkit listrik tegangan rendah, instalasi ini
listrik tidak terbarukan adalah: 1. merupakan instalasi yang digunakan untuk
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 2. penerangan maupun instalasi tenaga yang
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ada di dalam bangunan pembangkit tenaga
3. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir listrik. c. Instalasi tegangan menengah,
(PLTN). tegangan menengah dihasilkan oleh
generator. Umumnya tegangan generator
Pada pembangkit tenaga listrik
adalah 9 kV hingga 11 kV. d. Instalasi
terdapat beberapa instalasi untuk
tegangan tinggi, instalasi ini merupakan
menunjang proses pembangkitan energi
instalasi terakhir yang menghubungkan
listrik di antaranya: 1. Instalasi energi
tegangan yang dihasilkan oleh pembangkit
primer, adalah instalasi yang digunakan
kepada jaringan transmisi PT. PLN Persero.
sebagai suplai bahan bakar atau sumber
Tegangan tinggi dihasilkan oleh
energi pertama seperti instalasi bahan bakar
transformator step-up yang mengubah
dan instalasi air. 2. Instalasi penggerak
tegangan rendah menjadi tegangan tinggi
generator, adalah instalasi yang berfungsi
(20 atau 150 kV
untuk mengubah energi primer menjadi
energi mekanik untuk di transfer kepada
generator. Penggerak generator dapat
Transmisi Tenaga Listrik
berupa turbin dan mesin diesel atau pun
bensin. 3. Instalasi pendingin, di dalam Sistem transmisi listrik merupakan

proses pembangkitan dapat dipastikan sistem yang berfungsi untuk mengalirkan

komponenkomponen yang bergerak akan listrik dari pembangkit ke gardu listrik

menghasilkan panas. Untuk membuang utama (main substation). Umumnya,

panas yang dihasilkan oleh komponen pembangkit listrik dan substation terpisah

pembangkit maka diperlukan saluran dengan jarak yang cukup jauh, berkisar

pendingin yang berfungsi untuk antara 300 km hingga 3000 km. Akibatnya,

mendinginkan komponen-komponen di panjangnya jarak tersebut dapat berdampak

dalam pembangkit tenaga listrik. 4. pada besarnya rugi-rugi listrik, salah

Instalasi listrik, secara garis besar instalasi satunya adalah disipasi panas. Salah satu
cara untuk meminimalisir besarnya rugi-
rugi listrik saat proses penyaluran adalah
dengan memperbesar tegangan listrik. Pada
sistem transmisi listrik, tegangan listrik
mencapai 550 kV.

Listrik yang dihasilkan oleh


generator biasanya memiliki tegangan
sebesar 15 kV hingga 25 kV. Tegangan ini
Distribusi Tenaga Listrik
terbilang rendah untuk dapat
ditransmisikan dalam jarak yang sangat Fungsi sistem distribusi listrik
jauh. Dua parameter yang menentukan daya adalah untuk menyalurkan listrik ke
listrik adalah tegangan dan arus seperti konsumen akhir. Pada sistem distribusi
pada persamaan: Daya = Tegangan x Arus. listrik, media transportasi listrik bisa juga
Dengan demikian, dengan nilai daya melalui overhead lines, dengan ukuran
tertentu, apabila tegangan rendah, maka kabel yang tidak sebesar pada sistem
arus listrik tinggi. Tingginya arus listrik transmisi listrik, dan melalui underground
akan berdampak pada besarnya kerugian cable. Listrik bertegangan 12 kV mengalir
listrik saat melalui sistem transmisi, karena melalui kabel sampai ke gardu listrik untuk
kuadrat arus proporsional dengan energi menjalani proses penurunan tegangan
yang terdisipasi dalam bentuk panas. menjadi 120 V atau 230 V yang siap
Dengan demikian, listrik yang keluar dari digunakan oleh konsumen. Dengan
generator akan ditingkatkan tegangannya demikian, sistem kelistrikan pada
dengan menggunakan transformator. prinsipnya terdiri dari tiga proses utama
Ketika tegangan listrik sudah cukup tinggi, dari hulu ke hilir, yaitu proses
kemudian listrik ditransmisikan melalui pembangkitan listrik (power generation),
overhead lines atau yang dikenal dengan proses transmisi listrik (power
sebutan SUTET (Saluran Udara Tegangan transmission) dan proses distribusi listrik
Ekstra Tinggi) seperti yang ditunjukan pada (power distribution).
gambar berikut.
Dalam kontaks pembahasan ini,
yang dimaksud transmisi (penyaluran)
adalah Penyaluran energi listrik sehingga
mempunyai listrik, maksud proses dan cara
menyalurkan energi listrik dari satu tempat dibalut oleh insulator listrik dan termal
ke tempat lainnya, misalnya: untuk mengurangi listrik yang terbuang ke
lingkungan dalam bentuk rugi-rugi listrik
1. Dari pembangkit listrik ke gardu
seperti panas, dan juga untuk
induk.
meminimalisir bahaya pada lingkungan
2. Dari satu gardu induk ke gardu
sekitar.
induk lainnya.
3. Dari gardu induk ke jaring tegangan Syarat Sistem Proteksi
menengah dan gardu distribusi.
Ada beberapa persyaratan yang perlu
Tegangan Transmisi diperhatikan dalam suatu perencanaan sistem
proteksi, yaitu sebagai berikut.
• Tegangan generator dinaikkan ke tingkat
yang dipakai untuk transmisi yaitu antara 1. Realibilitas (keandalan) Sifat ini berarti,

11 KV dan 765 KV. sistem proteksi memiliki kemampuan


beroperasi sesuai kebutuhan atau tidak gagal
• Tegangan extra-tinggi (Extra High
beroperasi jika terjadi gangguan dan tetap
Voltage – EHV): 345 KV dan 765 KV. dalam kondisi tidak beroperasi ketika tidak ada

• Tegangan tinggi standar (High Voltage- gangguan yang terkait dengan sistem yang

HV Standard): 115 KV, 138 KV, dan 230 diproteksi (tidak salah kerja)

KV 2. Selektivitas Selektivitas suatu sistem proteksi


dapat dilihat dari kesanggupan sistem dalam
• Untuk sistem distribusi, tegangan
mengisolir bagian yang mengalami gangguan
menengah yaitu antara 2,4 KV dan 69 KV.
saja.
Umumnya antara 120V dan 69 KV dan
untuk tegangan rendah yaitu antara 120V 3. Diskriminasi Sifat sistem proteksi yang
sampai 600V. mampu membedakan kondisi operasi ketika
kondisi gangguan pada daerah proteksinya dan
Overhead lines pada sistem
tidak beroperasi ketika pembebaban
transmisi terdiri dari tiga komponen utama
maksimum dan gangguan diluar daerahnya.
yaitu konduktor, insulator dan tower.
Konduktor merupakan suatu kabel yang 4. Stabilitas Sifat yang tetap inoperatif apabila

memiliki peran sebagai media penyaluran gangguan-gangguan terjadi di luar zona yang

listrik. Material yang digunakan untuk melindungi (gangguan luar).

konduktor biasanya merupakan paduan 5. Kecepatan Operasi Sifat ini berarti,


aluminium yang memiliki konduktifitas menghindari kondisi dimana, semakin lama
listrik yang tinggi. Konduktor ini kemudian gangguan terjadi, semakin besar kemungkinan
kerusakan pada peralatan. Sehingga hal 2. Relay,
tersebut harus ditanggulangi, sehingga relai
3. Trafo arus (Current Transformer),
harus beroperasi secepat mungkin, dan waktu
dari penghilangan gangguan (fault clearance 4. Trafo tegangan (Potential Transformer),

time) dapat dicapai, kamudian kerusakan 5. Catu daya.


akibat gangguan yang terjadi dapat dihindari,
serta risiko keselamatan dapat berkurang dan
tidak berdampak kepada kestabilan sistem.

6. Sensitivitas (kepekaan) Sensitivitas adalah


besarnya arus gangguan agar alat bekerja.
Harga ini dapat dinyatakan dengan besarnya
arus dalam jaringan aktual (arus primer) atau
sebagai prosentase dari arus sekunder (trafo
arus).

7. Pertimbangan ekonomis Pertimbangan


ekonomi harus diperhitungkan, dalam sistem
distribusi listrik aspek ekonomis hampir
mengatasi aspek teknis, oleh karena jumlah
feeder, trafo dan sebagainya yang begitu
banyak, asal saja persyaratan keamanan yang
pokok dipenuhi. Dalam suatu sistem transmisi
justru aspek teknis yang penting. Proteksi
relatif mahal, namun demikian pula sistem
atau peralatan yang dilindungi dan jaminan
terhadap kelangsungan. peralatan sistem
adalah vital. Biasanya digunakan dua sistem
proteksi yang terpisah, yaitu proteksi utama
(primer) dan proteksi pendukung (back up).

Komponen Sistem Proteksi

Secara umum, komponen-komponen sistem


proteksi terdiri dari sebagai berikut:

1. Circuit Breaker (Sakelar Pemutus, PMT),

Anda mungkin juga menyukai