a) Gardu induk pusat pembangkit menerima energi listrik dari pembangkit listrik pusat, yang dapat berupa pembangkit tenaga air, pembangkit tenaga panas, pembangkit tenaga gas, atau pembangkit tenaga nuklir. Pembangkit ini menghasilkan energi listrik dalam skala besar. b) Energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit memiliki tegangan rendah. Di gardu induk pusat pembangkit, tegangan listrik ini ditingkatkan menggunakan transformator step-up. Transformator ini meningkatkan tegangan dari tingkat yang dihasilkan oleh pembangkit menjadi tegangan tinggi, biasanya dalam rentang kilovolt (kV) atau megavolt (MV), untuk transmisi melalui jaringan transmisi. c) Gardu induk pusat pembangkit dilengkapi dengan perangkat pengukuran yang digunakan untuk memonitor kualitas dan kuantitas energi listrik yang masuk ke gardu induk. Selain itu, sistem proteksi juga diterapkan untuk melindungi gardu induk dan peralatan yang terhubung dari kerusakan dan gangguan, seperti proteksi arus lebih, proteksi gangguan hubung singkat, dan lainnya. d) Gardu induk pusat pembangkit berfungsi sebagai titik pemisahan antara jaringan transmisi tinggi tegangan dan pembangkit listrik. Dalam gardu induk, sirkuit transmisi dipisahkan menggunakan saklar pemisah (disconnect switch) dan saklar penghubung (circuit breaker) yang mengontrol aliran energi listrik dan memungkinkan isolasi sirkuit jika diperlukan. e) Selain meningkatkan tegangan pada tahap sebelumnya, gardu induk pusat pembangkit juga dapat memiliki transformator step-down. Transformator ini mengurangi tegangan tinggi dari jaringan transmisi menjadi tegangan yang lebih rendah, yang lebih cocok untuk distribusi ke wilayah-wilayah pemakai akhir atau gardu distribusi yang lebih kecil. f) Setelah melalui transformator step-down, energi listrik yang melalui gardu induk pusat pembangkit siap untuk dikirimkan melalui jaringan distribusi ke pelanggan akhir. Gardu distribusi yang lebih kecil akan membagi energi listrik menjadi sirkuit-sirkuit yang lebih kecil dan mengirimkannya ke rumah, bisnis, dan fasilitas lainnya di wilayah yang dilayani
3. Prinsip kerja saluran transmisi
4. Prinsip kerja Gardu induk pusat beban
a) Gardu induk pusat beban menerima energi listrik dari gardu induk transmisi atau gardu induk pusat pembangkit. Energi listrik ini masuk melalui saluran transmisi tinggi tegangan atau melalui transformator step-down jika telah terjadi penurunan tegangan sebelumnya. b) Gardu induk pusat beban dilengkapi dengan transformator yang melakukan penyesuaian tegangan untuk mengubah tegangan tinggi yang diterima dari gardu induk menjadi tegangan yang lebih rendah sesuai dengan kebutuhan gardu distribusi dan beban listrik di wilayah tersebut. Transformator step-down ini mengurangi tegangan ke tingkat yang lebih aman dan sesuai untuk distribusi ke konsumen. c) Gardu induk pusat beban dilengkapi dengan perangkat pengaturan arus listrik, seperti pengaturan voltase (voltage regulator), kapasitor, dan peralatan penyaringan lainnya. Tujuannya adalah untuk menjaga tegangan dan kualitas arus listrik yang diterima oleh beban agar tetap stabil dan sesuai dengan standar yang ditetapkan. d) Setelah transformasi tegangan dan pengaturan arus listrik, energi listrik didistribusikan melalui saluran distribusi atau kabel menuju gardu distribusi yang lebih kecil. Gardu distribusi ini bertindak sebagai titik penyaluran energi listrik ke konsumen akhir atau beban listrik di daerah setempat. e) Gardu induk pusat beban dilengkapi dengan peralatan pengukuran yang memantau dan mengukur kualitas dan kuantitas energi listrik yang melewati gardu induk. Selain itu, sistem proteksi seperti relai proteksi dan pemutus sirkuit juga digunakan untuk melindungi gardu induk pusat beban dan peralatan yang terhubung dari kerusakan dan gangguan, seperti arus lebih, hubung singkat, atau lonjakan tegangan. f) Gardu distribusi dihubungkan ke konsumen akhir atau beban listrik melalui jaringan distribusi yang lebih kecil. Energi listrik dialirkan ke rumah, bisnis, dan fasilitas lainnya melalui kabel distribusi yang membagi aliran energi menjadi sirkuit-sirkuit yang lebih kecil dan mengirimkannya ke titik akhir penggunaan.
5. Prinsip kerja saluran distribusi TM (primer)
6. Prinsip kerja gardu / trafo disribusi a) Gardu distribusi menerima energi listrik dari saluran distribusi tinggi atau menengah, biasanya melalui kabel distribusi yang terhubung ke gardu induk atau gardu distribusi tingkat yang lebih tinggi. b) Di gardu distribusi, tegangan tinggi atau menengah yang diterima dari saluran distribusi dikurangi menggunakan transformator distribusi atau trafo distribusi. Transformator ini melakukan transformasi tegangan untuk mengubah tegangan tinggi atau menengah menjadi tegangan yang lebih rendah, sesuai dengan kebutuhan wilayah distribusi. c) Gardu distribusi juga dilengkapi dengan perangkat pengaturan tegangan, seperti pengaturan voltase (voltage regulator), untuk memastikan tegangan listrik yang stabil dan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pengaturan ini memastikan bahwa konsumen menerima tegangan yang tepat untuk penggunaan mereka. d) Setelah transformasi tegangan dan penyesuaian tegangan, energi listrik didistribusikan melalui saluran distribusi rendah tegangan (TR) yang terhubung ke gardu distribusi. Saluran distribusi TR terdiri dari kabel distribusi yang menghubungkan gardu distribusi dengan gardu jaringan atau gardu pelanggan yang melayani konsumen akhir. e) Gardu distribusi dilengkapi dengan perangkat proteksi, seperti pemutus sirkuit (circuit breaker), relai proteksi, dan pengaman arus lebih, untuk melindungi gardu distribusi dan jaringan dari gangguan dan kerusakan yang mungkin terjadi, seperti hubung singkat atau arus lebih. Selain itu, gardu distribusi juga dilengkapi dengan peralatan pengukuran, seperti pengukur energi listrik dan pengukur tegangan, untuk memantau dan mengukur arus dan tegangan yang melewati gardu. f) Energi listrik dialirkan dari gardu distribusi ke gardu jaringan atau gardu pelanggan melalui saluran distribusi rendah tegangan (TR). Gardu jaringan atau gardu pelanggan kemudian mendistribusikan energi listrik tersebut ke konsumen akhir atau beban listrik, seperti rumah, bisnis, dan fasilitas lainnya di wilayah yang dilayani. 7. Prinsip kerja saluran distribusi TR (sekunder) a) Saluran distribusi TR menerima energi listrik dari gardu jaringan atau gardu pelanggan yang berada pada tegangan yang lebih tinggi, seperti tegangan menengah (TM) atau tegangan rendah (TR) yang diterima dari gardu distribusi atau gardu induk. b) Energi listrik didistribusikan melalui saluran distribusi TR, yang terdiri dari kabel distribusi yang terhubung ke gardu jaringan atau gardu pelanggan. Saluran distribusi TR menghubungkan gardu dengan titik beban atau konsumen akhir, seperti rumah, bisnis, dan fasilitas lainnya di wilayah yang dilayani. c) Saluran distribusi TR dilengkapi dengan perangkat proteksi dan pengukuran untuk melindungi jaringan dan memantau kualitas arus listrik yang dialirkan ke konsumen. Pemutus sirkuit (circuit breaker) digunakan untuk memutus aliran arus listrik jika terjadi gangguan seperti hubung singkat. Selain itu, peralatan pengukuran, seperti pengukur energi listrik dan pengukur tegangan, dipasang untuk memonitor konsumsi energi dan tegangan yang melewati saluran distribusi TR. d) Energi listrik dialirkan dari gardu jaringan atau gardu pelanggan melalui saluran distribusi TR ke konsumen akhir atau beban listrik. Saluran distribusi TR menghubungkan gardu dengan titik penggunaan akhir dan membagi aliran energi menjadi sirkuit-sirkuit yang lebih kecil untuk mengalirkan energi ke masing- masing beban atau konsumen. e) Dalam beberapa kasus, gardu jaringan atau gardu pelanggan juga dilengkapi dengan transformator penurun (step-down) yang melakukan penyesuaian tegangan lebih lanjut sebelum energi listrik diterima oleh konsumen. Transformator ini mengubah tegangan rendah menjadi tegangan ekstra rendah, seperti 110V atau 220V, yang sesuai dengan kebutuhan peralatan dan beban listrik di rumah atau bisnis. 8. Prinsip kerja sambungan rumah (SR)
9. Prinsip kerja instalasi pelanggan
a) Instalasi pelanggan dimulai dengan panel listrik atau kabinet distribusi. Panel listrik berfungsi sebagai pusat distribusi energi listrik di dalam rumah atau bangunan. Dari panel listrik, sirkuit-sirkuit listrik dibagi dan dialirkan ke berbagai bagian rumah atau bangunan. b) Kabel listrik digunakan untuk menghubungkan panel listrik dengan peralatan listrik dan stopkontak di dalam rumah atau bangunan. Kabel listrik ini dikalibrasi dengan diameter yang sesuai dengan beban listrik dan jarak yang diperlukan. Kabel listrik biasanya berjalan melalui dinding, langit-langit, atau di bawah lantai dengan penggunaan pipa listrik atau saluran kabel untuk perlindungan dan estetika. c) Stopkontak dan peralatan listrik, seperti lampu, kipas angin, peralatan dapur, dan lainnya, dipasang dan dihubungkan ke sirkuit listrik yang sesuai di dalam rumah atau bangunan. Setiap sirkuit listrik terhubung ke pemutus sirkuit atau sekering yang terletak di panel listrik untuk melindungi sirkuit dan mencegah kelebihan beban listrik. d) Lampu dan saklar dipasang untuk memberikan penerangan di dalam rumah atau bangunan. Kabel yang menghubungkan lampu dengan saklar dan panel listrik ditempatkan dan dihubungkan dengan benar untuk mengendalikan aliran listrik ke lampu. e) Prinsip keselamatan listrik sangat penting dalam instalasi pelanggan. Penting untuk memastikan bahwa instalasi mematuhi standar keselamatan yang ditetapkan oleh otoritas setempat. Ini termasuk penggunaan pemutus sirkuit yang tepat, pemisahan kabel listrik dari sumber panas atau air, pemasangan grounding yang tepat, dan penggunaan peralatan listrik yang aman dan bersertifikat. f) Setelah instalasi selesai, uji coba dan verifikasi dilakukan untuk memastikan bahwa instalasi berfungsi dengan baik dan aman. Ini melibatkan pengujian terhadap sirkuit, pengukuran tegangan dan arus, dan verifikasi kepatuhan terhadap standar keselamatan yang berlaku.