Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH TEKNOLOGI GARDU INDUK

PERALATAN PENUNJANG GARDU INDUK

DISUSUN OLEH:

ABDUL RAZAQ ZAHID FATAHILLAH


LAODE ASLIM DIKA BUNURU
RAHMAD RAMADHAN SWARA
ANANTA DARA DINANTI
ABD. AGIM ASTI
ARMAN
LAODE ABDILLAH ANHAR ARIUS
ALFAJRI NUR ABDILLAH
DIKY HARYANTO
MUHAMMAD ALIF RAMADHAN ZULKIFLI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
SULAWESI TENGGARA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gardu induk sebagai salah satu bagian sistem tenaga listrik yang
mempunyai fungsi amat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari pusat
pembangkit menuju beban. Apabila dikaitkan dengan keandalan sistem
pelayanan maka sistem tenaga listrik harus mampu memberikan keamanan yang
baik bagi peralatan yang terpasang maupun bagi makhluk hidup yang berada di
sekitar gardu induk tersebut.
Fungsi utama dari gardu induk adalah untuk mentransformasikan
tegangan, jadi di gardu induk ini atau saya sebut GI  berfungsi untuk menaikan
tegangan dari pembangkitan, karena untuk penyaluran listrik membutuhkan
tegangan yang besar agar tidak terjadi rugi daya, sedangkan pembangkitan
hanya bisa membangkitkan listrik sekitar 6 – 20 kV dan itu harus dinaikkan agar
tidak habis (drop) dalam perjalananya. Setelah melalui penyaluran dengan
tegangan tinggi pada sisi transmisi, tegangan harus diturunkan kembali pada
tegangan standar yang bisa dipakai oleh konsumen untuk dapat dipakai oleh
pelanggan. Jadi GI ini ibarat stasiun-stasiun listrik maka dari itu
disebut substation.
Dalam gardu induk terdapat peralatan yang berfungsi menunjang
keadaalan gardu induk. Peralatan penunjang gardu induk terdiri atas beberapa
peralatan yang memiliki fungsinya masing masing dalam system gardu induk.
Pada makalah ini akan dijelaskan apa saja perlatan penunjang gardu induk
beserta fungsinya

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gardu induk?
2. Apa saja jenis dan fungsi dari perlatan penunjang gardu induk?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Untuk mengetahui definisi dari gardu induk
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dan fungsi dari peralatan penunjang gardu
induk
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Gardu Induk
Gardu Induk merupakan suatu instalasi yang terdiri dari sekumpulan peralatan
listrik yang disusun menurut pola tertentu dengan pertimbangan teknis,
ekonomis serta keindahan.
1. Fungsi gardu induk:
- Mentransofrmasikan tenaga listrik tegangan tinggi yang satu ke tegangan
yang lainnya atau tegangan menengah
- Pengukuran pengawasan operasi serta pengaturan pengamanan dari
system teanaga listrik
- Pengaturan daya ke gardu-gardu lainnya melalui tegangan tinggi dan
Gardu distribusi melalui feeder tegangan menengah
Pada dasarnya gardu induk terdiri dari saluran masuk dan dilengkapi dengan
transformator daya, peralatan ukur, peralatan penghubung dan lainnya saling
menunjang.

2. Klasifikasi gardu induk


a. Menurut local dan fungsi
- Gardu Induk. Gardu induk adalah gardu listrik yang mendapatkan daya
dari satuan transmisi atau sub-transmisi suatu system tenaga listrik untuk
kemudian menyalurkannya ke daerah beban (industry, kota dan
sebagainya) melalui saluran distribusi primer.
- Gardu distribusi. Gardu distribusi adalah gardu listrik yang mendapatkan
daya dari saluran distribusi primer yang menyalurkan tebaga listrik ke
pemakai dengan tegangan rendah.

b. Menurut penempatan peralatannya


- Gardu induk pemasangan dalam. Gardu ini adalah gardu induk dimana
semua peralatannya (switchgear, isolator dan sebagainya) dipasang di
dalam gedung/ruangan tertutup
- Gardu induk pemasangan luar. Gardu ini adalah gardu dimana semua
peralatannya di tempatkan di udara terbuka

c. Menurut system rel (busbar)


- Gardu induk system ring busbar. Adalah gardu induk yang busbarnya
berbantuk ring. Pada gardu jenis ini, semua rel yang ada, terhubung satu
dengan lainnya membantuk ring
- Gardu induk system single busbar. Adalah gardu indu yang mempunyai
satu busbar. Pada umumnya gardu dengan system ini adalah gardu induk
yang berada pada akhir dari suatu transmisi
- Gardu induk system double busbar. Adalah gardu induk yang
mempunyai dua busbar. Gardu induk ini sangat efektif untuk mengurangi
terjadinya pemadaman beban, khususnya pada saat melakukan perubahan
system (maniver system)
- Gardu induk system satu setengah busbar. Adalah gardu induk yang
mempunyai dua busbar. Pada umumnya gardu jenis ini dipasang pada
gardu induk di pembangkit tenaga listrik atau gardu induk yang
berkapasitas besar. Dalam segi operasiona, gardu induk ini sangat efektif
karena dapat mengurangi pemadaman beban padasaat dilakukan
perubahan system. Sistem ini menggunakan 3 buah PMT dalam satu
diagonal yang terpasang secar deret.
d. Menurut tegangan
- Gardu transmisi. Yaitu gardu induk yang medapat daya dari saluran
transmisi untuk kemudian menyalurkannya ke daerah beban. Gardu
induk transmisi yang ada di PLN adalah tegangan tinggi 150 KV dan
tegangan tinggi 70 KV
- Gardu distribusi. Yaitu gardu yang menerima tenaga dari gardu transmisi
dengan menurunkan tegangannya melalui transformator tenaga menjadi
tegangan menengah (20KV, 12 KV, atau 6 KV) untuk kemudian
tegangan tersebut diturunkan kembali menjadi tegangan rendah (127/220
V) atau (220/380 V).
-

B. Alat Penunjang Gardu Induk


1. Transformator Daya
Transformator Daya berfungsi untuk mentransformasikan daya listrik,
dengan merubah besaran tegangannya sedangkan frekuensinya tetap.
Transformator daya juga berfungsi sebagai pengatur tegangan. Trafo daya
dilengkapi oleh trafo pentanahan yang berfungsi untuk mendapatkan titik
netral dari trafo daya. Perlengkapan lainnya adalah pentanahan trafo yang
disebut Neutral Grounding Resistance (NGR). Selain itu transformator daya
juga berfungsi untuk pengatur tegangan. Transformator daya dilengkapi
dengan trafo pentanahan yang berfungsi untuk mendapatkan titik netral dari
trafo daya. Peralatan ini disebut Neutral Current Transformer (NCT).

1.1 Neutral Grounding Resistance (NGR)


Neutral Grounding Resistance (NGR) adalah komponen yang dipasang
antara titik netral trafo dengan pentanahan. Neutral Grounding Resistance
(NGR) berfungsi untuk memperkecil arus gangguan yang terjadi.

1.2 Current Transformer (CT)


Transformator Arus (CT) berfungi untuk merubah besaran arus, dari arus
yang besar ke arus yang kecil. Atau memperkecil besaran arus listrik pada
sistem tenaga listrik, menjadi arus untuk sistem pengukuran dan proteksi.

1.3 Potential Transformer (PT)


Transformator Tegangan (PT) berfungsi untuk merubah besaran
tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau memperkecil besaran
tegangan listrik pada system tenaga listrik, menjadi besaran tegangan untuk
pengukuran dan proteksi
2. Pemutus Tegangan (PMT)
Berfungsi untuk memutuskan hubungan tenaga listrik dalam keadaan
gangguan maupun dalam keadaan berbeban dan proses ini harus dilakukan
dengan cepat. Pemutus tenaga listrik dalam keadaan gangguan akan
menimbulkan arus yang relatif besar, pada saat tersebut pemutus beban
bekerja sangat berat. Bila kondisi peralatan pemutus tenaga menurun karena
kurangnya pemeliharaan, sehingga tidak sesuai lagi kemampuan dengan
daya yang diputuskannya, maka pemutus tenaga tersebut akan dapat rusak
(meledak).

3. Disconnecting switch (DS)


Pemilihan jenis pemisah (disconnect switch) ditentukan oleh lokasi, tata
bangunan luar (outdoor structure) dan sebagainya. Pada umumnya pemisah
tidak dapat memutuskan arus. Meskipun ia dapat memutuskan arus yang
kecil, misalnya arus pembangkit Trafo, tetapi pembukaan atau penutupannya
harus dilakukan setelah pemutus tenaga lebih dahulu dibuka. Untuk
menjamin bahwa kesalahan urutan operasi tidak terjadi, maka harus ada
keadaan saling mengunci (interlock), antara pemisah dengan pemutus
bebannya.
Sesuai dengan fungsi dan kegunaanya, maka PMS dibagi menjadi 2
macam yaitu:
1. Pemisah tanah, berfungsi untuk mengamankan peralatan dari sis
tegangan yang timbul sesudah SUTT/SUTM diputuskan
2. Pemisah peralatan, berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik dari
peralatan yang bertagangan. Pemisah ini dioperasikan tanpa beban

4. Panel Hubung
Panel hubung (switch board) merupakan pusat syarat sebagai suatu GI.
Pada panel hubung inilah operator dapat mengamati keadaan peralatan,
melakukan operasi peralatan serta pengukuran-pengukuran tegangan dan
arus, daya dan sebagainya.
Bila terjadi gangguan, panel hubung ini membuka pemutus beban secara
otomatis melalui rele pengaman dan memisahkan bagian yang terganggu.
Karena tegangan dan arus tidak dapat di ukur langsung pada sisi tegangan
tinggi, maka transformator ukur (instrument) mengubah menjadi tegangan
dan arus rendah, sekaligus memisahkan alat-alat tadi dari sisi tegangan
tinggi.

5. Trafo Tegangan
Trafo tegangan berfungsi untuk menurunkan tegangan tinggi menjadi
tegangan rendah, yang diperlukan untuk alat-alat ukur (pengukuran) dan alat
pengaman (proteksi)
6. Trafo Arus
Trafo arus berfungsi untuk menurunkan besar pada tegangan tinggi menjadi
arus kecil pada tegangan rendah untuk keperluan pengukuran dan pengaman
(proteksi).

7. Rall (busbar)
Busbar berfungsi sebagai titik pertemuan/hubung trafo-trafo tenaga, SUTT-
SUTT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan menyalurkan
tenaga/daya listrik. Bahan dari rail umumnya terbuat dari bahan tembaga
(bar, copper, atau hollow konduktor), ACSR : almalec atau aluminium.

8. Trafo Tenaga
Trafo tenaga berfunsi menyalurkan tenaga/daya dari tegangan tinggi atau
ebaliknya (mentransformasikan tegangan)

9. Baterai
Sumber tegangan untuk system control dan proteksi selalu mempunyai
keandalan dan stabilitas yang tinggi, maka baterai dapat dipakai sebagai
sumber tenaga control dan proteksi pada gardu induk. Peranan dari baterai
sangat penting karena pada saat gangguan terjadi, baterai sebagai sumber
tenaga untuk menggerakan alat-alat control dan proteksi

10. Lighting Arrester (LA)


Lighting Arrester berfungsi untuk melindungi (pengaman) peralatan listrik
di gardu induk dari tegangan lebih akibat terjadinya sambaran petir pada
kawat transmisi, maupun disebabkan oleh surya hubung. Dalam keadaan
normal (tidak terjadi gangguan), LA bersifat isolative atau tidak bias
meynalurkan arus listrik. Dalam keadaan terjadi gangguan yang
menyebabkan LA bekerja, maka LA bersifat konduktif atau menyalurkan
arus listrik ke bumi

11. Kapasitor
Kapasitor berfungsi untuk memperbaiki factor kerja dan tegangan dan
jaringan tenaga listrik

12. Reaktor
Rekator berfungsi untuk mengurangi/membatasi arus hubung singkat dan
arus switching dalam jaringan tenaga listrik

13. Panel Kontrol


Panel control berfungsi untuk mengetahui kondisi gardu induk dan
merupakan pusat pengendali local gardu induk. Didalamnya terdapat sakelar,
indicator-indikator, meter, tombol komando operasional PMT, PMS dan alat
ukur besaran listrik. Jenis-jenis panel control dalam suatu gardu induk terdiri
dari panel control utama, panel relay, panel pemakaian sendiri.
a. Panel control utama terdiri dari panel instrument dan panel operasi. Pda
panel instrument terpasang alat ukur dan indicator gangguan dari panel
ini alat tersebut dapat diawaso dalam keadaan beroperasi. Pada panel
operasi terpasang saklar operasi dari pemutus tenaga, pemisah serta
lampu indicator posisi sakelar dan diagram rail. Diagram rail, sakelar dan
lampu indicator diatur letak dan hubunganya sesuai dengan rangkaian
yang sesungguhnya sehingga keadaannya dapat dilihat dengan mudah.

b. Panel relay terpasang relay pengaman untuk SUTT, relay pengaman


untuk trafo dan sebagainya. Bekerjanya relay dapat diketahui dari
penunjukan pada relay itu sendiri dan pada indicator gangguan dipanel
control utama. Pada gardu induk ada yang memanfaatkan sisi depan dari
panel dipakai sebagai panel utama dengan instrument dan sakelar,
kemudian sisi belakangya diapai sebagai panel relay, dan ada pula pada
Gardu Induk rangkaiannya sudah rumit, maka panel relay terpasang
dalam panel sendiri

14. Cubicle 20 Kv
Cubicle 20 Kv adalah system switchgear untuk tegangan menegah (20 Kv)
yang berasal dari output trafo daya, yang selanjutnya diteruskan ke
konsumen melalui penyulang (feeder) yang terhubung dengan cubicle
tersebut. Dari penyulang (feeder) inilah listrik disalurkan (didistribusikan) ke
pusat-pusat beban. Komponen dari cubicle antara lain seperti panel
penghubung, incoming cubicle, circuit braker (CB) dan current
transformator (CT), komponen proteksi dan pengukuran, bus section, feeder
atau penyulang
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Gardu induk merupakan suatu nstalasi yang teerdiri dari sekumpulan


peralatan listrik yang disusun menurut pola tertentu dengan pertimbangan
teknis, ekonomis serta keindahan. Pada dasarnya gardu induk terdiri dari
saluran masuk dan dilengkapi dengan transformator daya, perlatan ukur,
perlatan penghubung, dan lainnya yang saling menunjang.

2. Jenis-jenis peralatan penunjang gardu induk adalah sebagai berikut:


a. Transformator Daya berfungsi untuk mentransformasikan daya listrik,
dengan merubah besaran tegangannya sedangkan frekuensinya tetap.
b. Pemutus tegangan (PMT) berfungsi untuk memutuskan hubungan tenaga
listrik dalam keadaan gangguan maupun dalam keadaan berbeban
c. Disconnecting switch (DS), adalah perlatan yang berfungsi untuk
memisahkan rangkaian listrik dalam keadaan tidak berbeban
d. Panel hubung, adalah perlatan yang dapat mengamati keadaan peralatan,
melakukan operasi peralatan serta pengukuran-pengukuran tegangan dan
arus, daya dan sebagainya.
e. Trafo tegangan berfungsi untuk menurunkan tegangan tinggi menjadi
tegangan rendah, yang diperlukan untuk alat-alat ukur (pengukuran) dan
alat pengaman (proteksi)
f. Trafo arus berfungsi untuk menurunkan besar pada tegangan tinggi
menjadi arus kecil pada tegangan rendah untuk keperluan pengukuran
dan pengaman (proteksi).
g. Busbar berfungsi sebagai titik pertemuan/hubung trafo-trafo tenaga,
SUTT-SUTT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan
menyalurkan tenaga/daya listrik.
h. Trafo tenaga berfunsi menyalurkan tenaga/daya dari tegangan tinggi atau
ebaliknya (mentransformasikan tegangan)
i. Sumber tegangan untuk system control dan proteksi selalu mempunyai
keandalan dan stabilitas yang tinggi, maka baterai dapat dipakai sebagai
sumber tenaga control dan proteksi pada gardu induk.
j. Lighting Arrester berfungsi untuk melindungi (pengaman) peralatan
listrik di gardu induk dari tegangan lebih akibat terjadinya sambaran
petir pada kawat transmisi, maupun disebabkan oleh surya hubung.
k. Kapasitor berfungsi untuk memperbaiki factor kerja dan tegangan dan
jaringan tenaga listrik
l. Rekator berfungsi untuk mengurangi/membatasi arus hubung singkat dan
arus switching dalam jaringan tenaga listrik
m. Panel control berfungsi untuk mengetahui kondisi gardu induk dan
merupakan pusat pengendali local gardu induk.
n. Cubicle 20 Kv adalah system switchgear untuk tegangan menegah (20
Kv) yang berasal dari output trafo daya, yang selanjutnya diteruskan ke
konsumen melalui penyulang (feeder) yang terhubung dengan cubicle
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai