Anda di halaman 1dari 25

GARDU INDUK

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

WAHYU RINALDI MAJID (105821113019)


ANDI MUH SYAHRIL FATULLAH (105821111619)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
T.A 2019/2020

PEMBAHASA

1.1. LATAR BELAKANG


Energi listrik merupakan salah satu bentuk energi yang mudah dalam
penyaluran dan pemanfaatannya. Energi listrik dapat dengan mudah diubah ke dalam
bentuk energi lain, sehingga kebutuhan energi listrik dalam kehidupan sekarang
sekarang ini sudah merupakan suatu keharusan dan tuntutan hidup manusia.
Perkembangan ekonomi di Indonesia dalam era teknologi, kebutuhan tenaga listrik di
dalam masyarakat atau industri merupakan keharusan dan perlu ditingkatkan
keandalannya. Ketersediaan tenaga listrik yang andal merupakan kebutuhan yang vital
dibidang industri, berkembangnya industri mendorong pertumbuhan lapangan serta
kesempatan kerja dan ekonomi Berkembangnya teknologi dan kehidupan manusia
memungkinkan penggunaan tenaga listrik mengalami peningkatan yang sangat pesat,
dengan demikian pembangkitan tenaga listrik sangat perlu diupayakan untuk
memenuhi kebutuhan. Dengan banyaknya kebutuhan tenaga listrik, maka hal pertama
yang harus dipenuhi adalah tersedianya tenaga listrik yang cukup untuk berbagai
konsumen, dengan mutu yang baik dan konstinuitas terjaga dengan penyaluran yang
handal. Gardu induk merupakan tempat penampungan daya dari pembangkit dan
interkoneksi atau dengan kata lain Gardu induk merupakan gardu yang menerima daya
listrik dan menjaga kesetabilan daya dari pembangkit yang akan di salurkan ke gardu
distribusi ke pelangan

Gardu induk sebagai salah satu bagian sistem tenaga listrik yang mempunyai fungsi
amat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari pusat pembangkit menuju beban.
Apabila dikaitkan dengan keandalan sistem pelayanan maka sistem tenaga listrik harus
mampu memberikan keamanan yang baik bagi peralatan yang terpasang maupun bagi
makhluk hidup yang berada di sekitar gardu induk tersebut. Pada Gardu Induk harus
memiliki sistem pembumian yang handal yang memenuhi standar aman bagi manusia
dan peralatan yang berada di area Gardu Induk. Sistem pembumian yang digunakan
harus benar benar dapat mencegah bahaya ketika pada saat gangguan terjadi, dimana
arus gangguan yang mengalir ke bagian peralatan dan ke piranti pembumian dapat
dibumikan, sehingga gradient tegangan di sekitar area pembumian menjadi merata
sehingga tidak menimbulkan beda potensial antara titik-titik disekitar terjadinya
gangguan.Tujuan dari pembumian gardu induk adalah untuk memastikan kondisi aman
bagi manusia ataupun peralatan laindidalam dan di sekitar switchyard gardu induk
selama kondisi normal ataupun saat terjadi gangguan. Sistem pentanahan gardu induk
yang baik harus mampu melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Mampu menghubungkan bagian konduktif pada
peralatan denganbumi
2. Mampu menyediakan rute aliran arus gangguan sehingga tidak menyebabkan
kerusakan mekanik pada peralatan.
3. Mampu menyediakan koneksi antara netral
transformator denganbumi
4. Mampu meminimalisir gangguan elektromagnetik yang dapat merusak peralatan
lain seperti sistem kontrol dan komunikasi untuk menjamin keandalan dari sistem
pentanahan pada gardu induk, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap sistem
pentanahantersebut.
Faktor yang dapat merubah sistempentanahan pada
gardu induk:
1. Penambahan fasilitas pada switchyard
garduinduk.
2. Perubahan kondisi air di dalam tanah.
3. Kondisi elektrodapentanahan itusendiri
Faktor-faktor diatas menekankan bahwa perlu dilakukan pengujian pentanahan yang
dilakukan secara berkala dan berkelanjutan. Pengujian tersebut tidak cukup hanya
dilakukan sekali saja selama pemasangan pentanahan.

A. Pengertian Gardu Induk


Gardu induk adalah sebuah sub sistem dari sistem penyaluran (transmisi)
tenaga listrik. Gardu induk memiliki peran penting dalam pengoperasiannya, tidak
dapat dipisahkan dari sistem penyaluran secara keseluruhan.
B. Macam-macam Gardu Induk
1. GITET
2. GI
3. GarduDistribusi
Pada GITET transformator daya yang digunakan berupa 3 buah
transformator, daya masing-masing 1 phasa (bank transformator) dan dilengkapi
peralatan reactor yang berfungsi mengkompensasikan daya reaktif jaringan. Pada
GI (150 KV, 70 KV) menggunakan transformator daya 3 phasa dan tidak ada
peralatan reactor. Sedangkan pada Gardu Distribusi (150KV/20KV) menyalurkan
tenaga listrik dari tegangan sistem ke tegangan distribusi. Kemudian menghasilkan
tegangan sebesar 220V melalui jaringan tegangan menengah dan disalurkan ke
konsumen(industri).
 Gardu induk pasangan luar:
Adalah gardu induk yang sebagian luar komponennya di tempatkan di luar
gedung, kecuali komponen control, sitem proteksi dan system kendaki serta
komponen bantu lainnya ada di dalam gedung. Gardu induk semacam ini biasa
disebut dengan gardu induk konvensional. Sebagian besar gardu induk di Indonesia
adalah gardu induk konvensional.
 Gardu induk pasangan dalam:
Adalah gardu induk yang hampir semua komponennya (switchgear, busbar,
isolator, komponen control, komponen kendali, cubicle, dan lain-lain) dipasang
dalam gedung. Kecuali transformator daya, pada umumnya dipasang di luar
gedung. Gardu induk semacam ini biasa disebut gas insutaled substation (GIS). GIS
merupakan bentuk pengembangan gardu induk, yang pada umumnya dibangun di
daerah perkotaan atau padat pemukiman yang sulit untuk mrndapatkan lahan.

 Gardu indik kombinasi pasangan luar dan pasangan dalam:


Adalah gardu induk yang komponennya switch gear-nya ditempatkan di
dalam gedung dan sebagian komponen switchgear ditempatkan di luar gedung,
misalnya ganty (tie line) dan saluran udara teganggan tinggi ( SUTT) sebelum
masuk ke dalam switchgear. Transformator daya juga ditempatkan di luar gedung.

Jenis Gardu Induk bisa dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :


 Berdasarkan besaran tegangannya.
 Berdasarkan pemasangan peralatan.
 Berdasarkan fungsinya.
 Berdasarkan isolasi yang digunakan.
 Bedasarkan sistem rel (busbar).

Dilihat dari jenis komponen yang digunakan, secara umum antara GITET dengan GI
mempunyai banyak kesamaan. Perbedaan mendasar adalah :
 Pada GITET transformator daya yang digunakan berupa 3 buah
tranformator daya masing – masing 1 phasa (bank tranformer) dan
dilengkapi peralatan rekator yang berfungsi mengkompensasikan daya
rekatif jaringan.
 Sedangkan pada GI (150 KV, 70 KV) menggunakan Transformator
daya 3 phasa dan tidak ada peralatan reaktor.

Berdasarkan besaran teganganny, terdiri dari :


 Gardu INduk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) 275 KV, 500 KV.
 Gardu Induk Tegangan Tinggi (GI) 150 KV dan 70 KV.

C. Fungsi Gardu Induk


Berdasarkan fungsinya:
1. Gardu induk penaikteganggan
Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menaikkan tegangan, yaitu
tegangan pembangkit (generator) dinaikkan menjadi tegangan system. Gardu induk
ini berada di lokasi pembangkit tenaga listrik. Karena output voltage yang
dihasilkan pembangkit listrik kecil dan harus disalurkan pada jarak yang jauh, maka
dengan pertimbangan efisiensi, tegangannya dinaikkan menjadi tegangan ekstra
tinggi atau tegangantinggi.
2. Gardu induk penuruntegangan
Adalah gardu induk yang berfungsi untuk menurunkan tegangan, dari
tegangan ekstre tinggi menjadi tegangan tinggi, dan tegangan tinggi menjadi
tegangan rendah (menegah) atau tegangan distribusi. Gardu induk terletak di daerah
pusat-pusat beban, karena di gardu induk inilah pelanggan (beban)dilayani.
3. Gardu induk pengaturtegangan
Pada umumnya gardu induk jenis ini terletak jauh dari pembangkit tenaga
listrik. Karena listrik disalurkan sangat jauh, maka terjadi tegangan jatuh (voltage
drop) transmisi yang cukup besar. Oleh kerena itu dibutuhkan alat penaik tegangan
seperti bank capasitor, sehingga tegangan kembali dalam keadaan normal.
4. Gardu induk pengaturbeban
Berfungsi untuk mengatur beban. Pada gardu induk ini terpasang beban
motor, yang pada saat tertentu menjadi pembangkit tenaga listrik, motor berubah
menjadi generator dan suatu saat generator menjadi motor atau menjadi beban.
Dengan generator berubah menjadi motor yang memompakan air kembali ke kolam
utama.
5. Gardudistribusi
Gardu induk yang menyalurkan tenaga listrik dari tegangan system ke tegangan
distribusi. Gardu induk ini terletak di dekat pusat-pusat beban.
6. Untuk pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan dari sistem
tenaga listrik.

7. Pengaturan pelayanan beban ke gardu induk-gardu induk lain melalui


tegangan tinggi dan ke gardu distribusi-gardu distribusi, setelah melalui
proses penurunan tegangan melalui penyulang-penyulang (feeder- feeder)
tegangan menengah yang ada di gardu induk.

8. Untuk sarana telekomunikasi (pada umumnya untuk internal PLN),yangkita


kenal dengan istilah SCADA.
D. Tegangan yang ada pada Gardu Induk

E. Komponen pada Gardu Induk


Komponen (bagian-bagian) listrik gardu induk :
1. Switch Yard (Switchgear):

Switch yard adalah bagian dari gardu induk yang dijadikan sebagai tempat
peralatan komponen utama gardu induk. Jika komponen utama gardu induk
terpasang di area terbatas dan di dalam gedung maka disebut switchgear.
2. Transformator Daya:

Transformator berfungsi untuk mentranformasikan daya listrik, dengan


merubah besarnya tegangan sedangkan frequensinya tetap. Transformator daya

dilengkapi dengan trafo pentanahan yang berfungsi untuk mendapatkan titiknetral


dari trafo daya. Peralatan ini disebut Neutral Current Transformator (NCT),
perlengkapan lainnya adalah pentanahan trafo yang disebut, Neutral Grounding
Resistance (NGR).

3. Neutral Grounding Resistance (Ngr):

Neutral Grounding Resistance (NGR) adalah komponen yang dipasang


antara titik netral trafo dengan pentanahan. Neutral Grounding Resistance (NGR)
berfungsi untuk memperkecil arus gangguan yangterjadi

4. Circuit Breaker (Cb):


Circuit breaker adalah peralatan pemutus, yang berfungsi untuk memutus
rangkaian listrik dalam keadaan berbeban. Circuit breaker (CB) dapat
dioperasikan pada saat jaringan dalam kondisi normal maupun pada saat terjadi
gangguan. Kerena pada saat bekerja, CB mengeluarkan (menyebabkan timbulnya)
busur api, maka pada CB dilengkapi dengan pemadam busurapi.
Pemadam busur api berupa:
1. Minyak(OCB)
2. Udara(ACB)
3. Gas(GCB)
5. Disconnecting Switch (Ds):

Disconnecting switch (DS) adalah perlatan pemisah, yang berfungsi


untuk memisahkan rangkaian listrik dalam keadaan tidak berbeban. Kerena DS
hanya dapat dioperasikan pada saat kondisi tdak berbeban, maka yang harus
dioperasikan terlebih dahulu adalah CB. Setelah rangkaian diputus oleh CB, baru
DS dioperasikan.
Dalam GI, DS terpasang di :
1. Transformator bay (TRBay)
2. Transmission Line Bay (TLBay)
3. Busbar
4. BusCouple

6. Lightning Arrester (La):


Lightning arrester (LA) berfungsi untuk melindungi (pengaman) peralatan
listrik di gardu dari tegangan lebih akibat terjadinya sambaran petir (lightning
surge) pada kawat transmisi, maupun disebabkan oleh surya hubung (switching
surge). Dalam keadaan normal (tidak terjadi gangguan) LA bersifat isolatif atau
tidak bisa menyalurkan arus listrik. Dan sebaliknya apabila terjadi gangguan LA
akan bersifat konduktif atau menyalurkan arus listrik ke bumi.
7. Current Transformator (Ct):

Current transformator (CT) berfungi untuk merubah besaran arus, dari arus
yang besar ke arus yang kecil. Atau memperkecil besaran arus listrik pada system
tenaga listrik, menjadi arus untuk system pengukuran dan proteksi.

8. Potential Transformator (Pt):

Potential transformator (PT) berfungsi untuk merubah besaran tegangan


dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau memperkecil besaran tegangan
listrik pada system tenaga listrik, menjadi besaran tegangan untuk pengukuran dan
proteksi.

9. Transformator Pemakaian Sendiri (Tps):


Transformator pemakaian sendiri (TPS) berfungsi sebagai sumber
tegangan AC 3 Phasa 220/380 Volt.
Digunakan untuk kebutuhan intern gardu induk, antara lain :
1. Penerangan di switch yard, gedung control, halaman GI, dan sekelilingGI.
2. Alat pendingin (AC) danRectifer.
3. Pompa air dan motor-motorlistrik.
10. Rel Busbar:

Rel busbar berfungsi sebagai titik pertemuan/hubungan antara


transformator daya, SUTT, SKTT serta komponen listrik lainnya yang ada pada
switch yaed.

Komponen Rel Busbar antara lain :


1. Konduktor ( AAAC, HAL, THAL, BC, HDCC)
2. Insulator string dan fitting ( insulator, tension clamp, suspension clamp,
socket eye, anchor sagkle, spacer)

11. Gedung Kontrol (Control Building):


Gedung kontrol (control building) berfungsi sebagai pusat aktifitas
pengoperasian gardu induk. Pada gedung control inilah oprator bekerja
mengontrol dan mengoperasikan komponen-komponen yang ada pada gardu
induk.

12. Panel Kontrol:


Panel control berfungsi untuk mengetahui kondisi gardu induk dan
merupakan pusat kendali local gardu induk. Didalamnya berisi saklar,
indicator- indikator, meter-meter, tombol-tombol komando operasional PMT,
PMS dan alat ukur besaran listrik, serta announciator. Panel control berada satu
rungan dengan tempat oprator kerja.
Panel control terdiri dari :
1. Transmission line controlpanel.
2. Transformator controlpanel.
3. Fault recorder controlpanel.
4. KWH meter dan Fault recorderpanel.
5. LRT controlpanel.
6. Bus couple control panel.
7. AC/DC controlpanel.
8. Syncronizing controlpanel.
9. Automatic FD switchingpanel.
10. D/L controlpanel.

13. Panel Proteksi:


Panel proteksi (protection panel/relay panel) berfungsi untuk
memproteksi (melindungi system jaringan gardu induk) pada saat terjadi
gangguan maupun karena kesalahan operasi. Didalam panel proteksi berisi
peralatan-peralatan elektro dan elektronik, dan lain-lain yang bersifat presisi.
Setiap relay yang terpasang dan panel proteksi, diberi nama relay
sesuaifungsinya.
Relay panel proteksi terdiri dari :
1. Transmission line relay panel (relay panelTL)
2. Transformator relay panel (relay panelTR)
3. Busbar protection relaypanel.

14. Sumber Dc Gardu Induk:


Sumber DC (Baterry) berfungsi untuk menggerakkan peralatan control,
relay pengaman, motor penggerak CB, DS, dan lain-lain. Sumber DC ini harus
selalu terhubung dengan rectifier dan harus diperiksa secara rutin kondisi air,
kebersihan dan berat jenisnya.

15. Panel Ac/Dc Gardu Induk :


Panel DC/AC gardu induk adalah alat listrik yang berupa lemari
pembagi. Didalam panel DC/AC terpasang sakelar kecil atau fuse-fuse sebagai
pembagi beban dan pengaman dari instalasi yang terpasang pada gardu induk.
16. Cubicle 20 Kv (Hv Cell 20 Kv):
Cubicle adalah switchgear untuk tegangan menengah (20 KV) yang
berasal dari output trafo daya, yang selanjutnya diteruskan ke konsumen
melalui penyulang (feeder) yang tersambung (terhubung) dengan Cubicle
tersebut. Komponen dan rangkaian cubicle antara lain:
1. Panel penghubung(couple).
2. Incomingcubicle.
3. Circuit breaker (CB) dan current transformer (CB).
4. Komponen proteksi danpengukuran.
5. Bussections.
6. Feeder ataupenyulang.

17. Sistem Proteksi:


Sistem proteksi adalah suatu system pengaman terhadap peralatan
listrik, yang diakibatkan adanya gangguan teknis, gangguan alam, kesalahan
operasional dan penyebab lainnya. Beberapa peralatan listrik pada gardu induk
yang perlu diamankan (proteksi) antara lain adalah :
1. Transformatordaya.
2. Relbusbar.
3. Panghantar:
Saluran udara tegangan tinggi (SUTT).

F. Besar Jarak Transmisi Ditinjau dariTegangan


1. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) 200 Kv – 500Kv.
 Pada umumnya digunakan pada pembangkitan dengan kapasitas di atas 500
MW.
 Tujuannya adalah agar drop tegangan dan penampang kawat dapat direduksi
secara maksimal, sehingga diperoleh operasional yang efektif danefisien.
 Pembangunan transmisi ini cukup efektif untuk jarak 100 km sampai dengan
500 km.
2. Saluran Udara Tegangan Tinggi (Sutt) 30 Kv – 150Kv.
 Tegangan operasi antara 30 KV sampai dengan 150KV.
 Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau double sirkuit, dimana 1
sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat
dan penghantar netralnya digantikan oleh tanah sebagai salurankembali.
 Apabila kapasitas daya yang disalurkan besar, maka penghantar pada
masing- masing phasa terdiri dari dua atau empat kawat (Double atau
Qudrapole) dan Berkas konduktor disebut BundleConductor.
 Jika transmisi ini beroperasi secara parsial, jarak terjauh yang paling efektif
adalah 100km.
 Jika jarak transmisi lebih dari 100 km maka tegangan jatuh (drop voltaje)
terlalu besar, sehingga tegangan diujung transmisi menjadirendah.
3. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (Sktt) 30 Kv – 150Kv.
Jenis kabel yang digunakan:
 Kabel yang berisolasi (berbahan) Poly Etheline atau kabel jenis Cross Link
Poly Etheline(XLPE).
 Kabel yang isolasinya berbahan kertas yang diperkuat dengan minyak (oil
paperimpregnated).
Inti (core) kabel dan pertimbanganpemilihan:
 Single core dengan penampang 240 mm2 – 300 mm2 tiapcore.
 Three core dengan penampang 240 mm2 – 800 mm2 tiapcore.
 Pertimbanganfabrikasi.
 Pertimbangan pemasangan dilapangan.
Pada saat ini di Indonesia telah terpasang SKTT bawah laut (Sub Marine Cable)
dengan tegangan operasi 150 KV, yaitu:
 Sub marine cable 150 KV Gresik – Tajungan (Jawa –Madura).
 Sub marine cable 150 KV Ketapang – Gilimanuk (Jawa –
Bali). Beberapa hal yang perludiketahui:
 Direncanakan akan didibangun sub marine cable Jawa –Sumatera.
 Untuk Jawa – Madura, saat ini sedang dibangun SKTT 150 KV yang
dipasang (diletakkan) di atas JembatanSuramadu.
4. Saluran Udara Tegangan Menengah (Sutm) 6 Kv – 30Kv.
 Di Indonesia, pada umumnya tegangan operasi SUTM adalah 6 KV dan 20
KV. Namun secara berangsur-angsur tegangan operasi 6 KV dihilangkan
dan saat ini hampir semuanya menggunakan tegangan operasi 20KV.

 Transmisi SUTM digunakan pada jaringan tingkat tiga, yaitu jaringan


distribusi yang menghubungkan dari Gardu Induk, Penyulang (Feeder),
SUTM, Gardu Distribusi, sampai dengan ke Instalasi Pemanfaatan
(Pelanggan/ Konsumen).
 Berdasarkan sistem pentanahan titik netral trafo, efektifitas penyalurannya
hanya pada jarak (panjang) antara 15 km sampai dengan 20 km. Jika
transmisi lebih dari jarak tersebut, efektifitasnya menurun, karena relay
pengaman tidak bisa bekerja secaraselektif.
5. Saluran Kabel Tegangan Menengah (Sktm) 6 Kv – 20Kv.
Ditinjau dari segi fungsi , transmisi SKTM memiliki fungsi yang sama
dengan transmisi SUTM. Perbedaan mendasar adalah, SKTM ditanam di
dalamtanah.
Beberapa pertimbangan pembangunan transmisi SKTM adalah:
 Kesulitan mendapatkan ruang bebas (ROW), karena berada di tengah kota
dan pemukimanpadat.
 Pertimbangan segi estetika.
Beberapa hal yang
perludiketahui:
 Pembangunan transmisi SKTM lebih mahal dan lebih rumit, karena harga
kabel yang jauh lebih mahal dibanding penghantar udara dan dalam
pelaksanaan pembangunan harus melibatkan serta berkoordinasi dengan
banyakpihak.
 Hampir seluruh (sebagian besar) transmisi SKTM telah terpasang di wilayah
PT. PLN (Persero) Distribusi DKI Jakarta &Tangerang.

6. Saluran Udara Tegangan Rendah (Sutr) 40 Volt – 1000Volt.


Transmisi SUTR adalah bagian hilir dari sistem tenaga listrik pada tegangan
distribusi di bawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik
tegangan rendah ke konsumen. Di Indonesia, tegangan operasi transmisi SUTR
saat ini adalah 220/ 380 Volt.
Radius operasi jaringan distribusi tegangan rendah dibatasi oleh:
 Luas penghantarjaringan.
 Distribusi pelanggan sepanjang jalur jaringandistribusi.
 Sifat daerah pelayanan (desa, kota, danlain-lain).
 susut tegangan yang diijinkan adalah + 5% dan – 10 %, dengan radius
pelayanan berkisar 350 meter. Saat ini transmisi SUTR pada umumnya
menggunakan penghantar Low Voltage Twisted Cable(LVTC).
7. Saluran Kabel Tegangan Rendah (Sktr) 40 Volt – 1000Volt
Ditinjau dari segi fungsi, transmisi SKTR memiliki fungsi yang sama
dengan transmisi SUTR. Perbedaan mendasar adalah SKTR di tanam didalam di
dalam tanah. Jika menggunakan SUTR sebenarnya dari segi jarak aman/ ruang
bebas (ROW) tidak ada masalah, karena SUTR menggunakan penghantar
berisolasi.
Penggunaan SKTR karena mempertimbangkan:
 Sistem transmisi tegangan menengah yang ada, misalnya karena
menggunakan transmisiSKTM.
 Faktorestetika.
Oleh karenanya transmisi SKTR pada umumnya dipasang di daerah
perkotaan, terutama di tengah-tengah kota yang padat bangunan dan
membutuhkan aspek estetika.

G. Komponen pendukung Gardu Induk


Gardu induk dilengkapi komponen utama sebagai fasilitas yang
diperlukan sesuai dengan tujuannya serta mempunyai fasilitas untuk operasi
dan pemeliharaan, komponen tersebut antara lain :

a) Transformator Daya
b) Pemisah
c) PemutusTenaga
d) TransformatorTegangan
e) TransformatorArus
f) Arrester
g) panelkontrol.
h) Baterai
i) Busbar
j) Sistem pentanahan titiknetralnya.

H. Berdasarkan isolasi yang digunakan


Gardu Induk yang menggunakan isolasi udara :
a. Adalah gardu induk yang menggunakan isolasi udara antara bagian
yang bertegangan yang satu dengan bagian yang bertegangan lainnya.
b. Gardu Induk ini berupa gardu induk konvensional (lihat gambar1),
memerlukan tempat terbuka yang cukup luas.

Gambar 1 : Gardu induk


 Gardu Induk yang menggunakan isolasi gas SF 6 :
a) Gardu induk yang menggunakan gas SF 6 sebagai isolasi antara
bagian yang bertegangan yang satu dengan bagian lain yang
bertegangan, maupun antara bagian yang bertegangan dengan bagian
yang tidak bertegangan.
b) Gardu induk ini disebut Gas Insulated Substation atau Gas
Insulated
Switchgear (GIS), yang memerlukan tempat yang sempit (lihat gambar 2).

Gambar 2 : Gas Insulated Substation (GIS)


Rel (busbar) merupakan titik hubungan pertemuan (connecting) antara transformator
daya, SUTT/ SKTT dengan komponen listrik lainnya, untuk menerima dan
menyalurkan tenaga listrik. Berdasarkan sistem rel (busbar), gardu induk
dibagi menjadi beberapa jenis, sebagaimana tersebut di bawah ini :

Gardu Induk sistem ring busbar :


a. Adalah gardu induk yang busbarnya berbentuk ring.
b. Pada gardu induk jenis ini, semua rel (busbar) yang ada, tersambung
(terhubung) satu dengan lainnya dan membentuk ring (cincin).

Gardu Induk sistem single busbar :


Adalah gardu induk yang mempunyai satu (single) busbar.
Pada umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk yang berada
pada ujung (akhir) dari suatu sistem transmisi.
Single line diagram gardu

PMS
SEK Rel
Rel
SI B
A

PMS Rel PMS Rel


A B

PMT
PHT

CT P
T
L
A TRAF
O

sistem single busbar, lihat gambar 3.

el I II
MS Rel

PMT KOPPEL
PMT PHT
CT
CT PT LA
CT PT
PT
PMS Line LA
LA

Gambar 3 : Single line diagram gardu induk single busbar


Gardu Induk sistem double busbar :
a. Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar.
b. Gardu induk sistem double busbar sangat efektif untuk mengurangi
terjadinya pemadaman beban, khususnya pada saat melakukan
perubahan sistem (manuver sistem).
c. Jenis gardu induk ini pada umumnya yang banyak digunakan.
d. Single line diagram gardu induk sistem double busbar, lihat gambar 4.

Gambar 4 : Single line diagram gardu induk sistem double busbar.


Gardu Induk sistem satu setengah (on half) busbar :
a. Adalah gardu induk yang mempunyai dua (double) busbar.
b. Pada umumnya gardu induk jenis ini dipasang pada gardu induk
di pembangkit tenaga listrik atau gardu induk yang berkapasitas
besar.
c. Dalam segi operasional, gardu induk ini sangat efektif, karena
dapat mengurangi pemadaman beban pada saat dilakukan
perubahan sistem (manuver system).
d. Sistem ini menggunakan 3 buah PMT dalam satu diagonal yang
terpasang secara deret

I. Pertimbangan pembangunan gardu induk

a. Kebutuhan (Demand) beban yang semakin meningkat, mendekati


bahkan melebihi kemampuan GI yang ada.

b. Jika kondisi GI eksisting masih memungkinkan, biasanya cukup dilakukan up-


rating atau menaikkan kapasitas GI yang ada, misalnya dengan melakukan
penggantian dan penambahan transformator daya.

c. Adanya perluasan daerah/ wilayah atau adanya daerah/ wilayah baru, yang
pasti membutuhkan ketersediaan/ pasokan daya listrik cukup besar.

d. Adanya pembangunan infra struktur bagi kawasan industri (industrial


estate).

e. Proyeksi kebutuhan daya listrik untuk jangka waktu tertentu, sehingga perlu
disiapkan gardu induk baru atau perluasan gardu induk.

f. Adanya pengembangan sistem tenaga listrik secara terpadu, misalnya


pembangunan pembangkit listrik - pembangkit listrik baru, sehingga
dilakukan perluasan sistem penyaluran (transmisi), tentunya dibarengi
dengan pembangunan GI-GI baru atau perluasan.

J. Gas influated substation

Secara prinsip peralatan yang dipasang pada GIS sama dengan peralatan yang
dipakai GI Konvensional.

Perbedaannya adalah :
a. Pada GIS peralatan-peralatan utamanya berada dalam suatu
selubung logam tertutup rapat, yang di dalamnya berisi gas bertekanan,
yaitu gas SF 6 (Sulphur Hexafluorida).
b. Gas SF 6 berfungsi sebagai isolasi switchgear dan sebagai pemadam
busur api pada operasi Circuit Breaker (CB).
c. Dengan demikian cara pemasangan GIS berbeda dengan GI
Konvensional.

 Pengembangan GIS :
a. Pada mulanya GIS didesain dengan sistem selubung phasa tunggal.
b. Dengan semakin majunya teknologi kelistrikan, maka saat ini sebagian
besar GIS memakai desain selubung tiga phasa dimasukkan dalam satu
selubung.

Keuntungan sistem selubung tiga phasa adalah : lebih murah, lebih ringan,
lebih praktis dan pemasangannya lebih mudah, meminimalkan kemungkinan
terjadinya kebocoran gas dan lebih sederhana susunan isolasnya

Pertimbangan penggunaan gas SF 6 dalam GIS, adalah :


a. Kekuatan dielektrik tinggi, yaitu pada tekanan udara normal sebesar 2,5
dielektrik udara.
b. Tidak mudah terbakar dan tidak berbau.
c. Tidak beracun dan tidak berwarna.
d. Mengikuti hukum gas-gas pada umumnya.
e. Berat molekul 146 (udara 29).
3 0
f. Kepekaan ± 6 kg/m pada 0,1 MFA dan 10 C.

GIS-GIS yang terpasang di Indonesia, adalah GIS 150 KV :


Dipasang di kota-kota besar dan terbatas hanya di Pulau Jawa.
Sistem penyaluran (transmisi) menggunakan kabel tanah (SKTT).

Pondasi (tempat dudukan) peralatan :


a. Transformator Daya.
b. Circuit Breaker (CB).
c. Disconnecting Switch (DS).
d. Capasitor Voltage Transformer (CVT).
e. Current Transformer (CT).
f. Lightning Arrester (LA).
g. Potential Transformer (PT).
h. Potential Device (PD)
i. Dan lain sebagainya.

Got kabel (cable duct) :


a. Adalah tempat peletakan kabel yang menghubungkan antara
peralatan di switch yard, maupun antara peralatan di switch yard
dengan peralatan di gedung kontrol.
b. Jenis (dimensi) kabel duct : D 250, D-300, D-400, D-600, D-900, D-
1200 dan
D- 1500 tergantung kebutuhan.

Komponen mekanikal :
c. Serandang, terdiri dari : serandang peralatan, serandang post, serandang
beam.
d. Rak kabel dan plat bordes untuk penutup got kabel.

Pagar keliling GI.

K. Komponen sipil dan mekanikal gedung kontrol

Komponen sipil gedung kontrol, terdiri dari :


a. Ruang peralatan kontrol (kendali) & ruang cubicle.
b. Ruang operator.
c. Ruang kantor GI.
d. Ruang Relay
e. Ruang komunikasi
f. Ruang batery
g. Pondasi peralatan (panel relay, panel kontrol, cubicle, dan lain-lain).
h. Got kabel (cable duct).
i. Dan lain sebagainya.

Komponen mekanikal, terdiri dari :


a. Air conditioning (AC).
b. Rak kabel yang dijadikan sebagai penempatan kabel, yang
menghubungkan antara peralatan yang ada di switch yard dengan
komponen yang ada di gedung kontrol, maupun yang
menghubungkan komponen yang ada di gedung kontrol.Dan lain
sebagainya.

L. Komponen sipil dan mekanikal sarana/ prasarana

Jalan di area switch yard, jalan masuk ke GI, jalan di sekeliling gedung kontrol.

a. Pagar keliling GI.


b. Tempat parkir kendaraan dan halaman gedung kontrol.
c. Saluran air limbah dan saluran air di area switch yard.
d. Gudang tempat penyimpanan material/ peralatan.
e. Kamar mandi/ WC.
f. Pos keamanan (Pos Satpam).
g. Taman di sekeliling gedung kontrol.
h. Fasilitas air bersih.
i. Dan lain sebagainya.

M. Komponen pendukung Gardu Induk


Gardu induk dilengkapi komponen utama sebagai fasilitas yang
diperlukan sesuai dengan tujuannya serta mempunyai fasilitas untuk operasi
dan pemeliharaan, komponen tersebut antara lain :

Dari komponen-komponen diatas dapat dijelaskan satu persatu yaitu


a) Transformator Daya (_Transformator Ukur)

Pada umumnya alat - alat ukur seperti voltmeter dan ampermeter dibuat dalam
batas yang relative kecil. Untuk itu pada pengukuran listrik arus bolak–balik
digunakan transformator yang berfungsi sesuai kegunaannya antara lain:
1.Transformator Arus ( Current Transfomator )
Transformator arus berfungsi untuk menurunkan arus yang besar menjadi arus
yang kecil.
2 Transformator Tegangan ( Potensial Transformer )
Transformator tegangan berfungsi untuk menurunkan tegangan kerja dari yang
besar pada tengangan menengah menjadi tegangan yangkecil.

Gambar 3.2 ( 5.CT arus /CT tegangan )

Transformator daya atau tenaga merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga listrik dari tegangan tinggi (500 KV) ke tegangan menengah
(200 KV) atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan).

b) Pemisah
Pemisah (PMS) adalah alat yang dipergunakan untuk menyatakan secara visual
bahwa suatu peralatan listrik sudah bebas dari tegangan kerja. Oleh karena itu
pemisah tidak boleh dihubungkan atau dikeluarkan dari rangkaian listrik dalam
keadaan berbeban.
Adapun fungsi pemisah adalah menghubungkan atau memutuskan
rangkaian dalam keadaan tidak berbeban.Cara pemasangan PMS
dibedakan
ataspasangan dalam dan pasangan luar. Tenaga penggerak dari PMS adalah secara
manual, motor, pneumatic atau angin dan hidrolis.
Sesuai dengan fungsi dan kegunaannya maka pemisah dapat dibagi menjadi:
Pemisahperalatan
Sebagai pengamanan peralatan atau instalasi yang bertegangan saat
dihubungkan dan melepaskan pemutus arus dalam keadaan tanpa
beban.
Pemisahtanah
Berfungsi untuk mengamankan peralatan dari sisa tegangan yang
timbul sesudah SUTT / SUTM diputuskan.

c) Pemutus Tenaga (CircuitBreaker)


Pemutus tenaga (PMT) adalah peralatan atau saklar untuk menghubungkan atau
memutuskan suatu rangkaian/jaringan listrik sesuai dengan ratingnya. PMT
memutuskan hubungan daya listrik bila terjadi gangguaan, baik dalam
keadaan berbeban maupun tidak berbeban dan proses ini di lakukan dengan
cepat. Pada saat PMT dalam keadaan gangguan menimbulkan arus yang
relatif besar, PMT dibedakan menjadi tiga, yaitu :
PMT dengan menggunakan udara sebagai pemadam busurapi
PMT dengan menggunakan minyak sebagai pemadam busurapi
PMT dengan menggunakan gas sebagai pemadam busurapi

d) TrafoTegangan
Trafo tegangan disebut juga potensial transformator adalah trafo yang berfungsi
menurunkan tegangan tinggi menjadi tegangan menengah dan tegangan rendah,
untuk sumber tegangan alat-alat ukur dan alat-alat proteksi. Fungsi trafo tegangan
(potensial transformer) :
Memperkecil besaran tegangan pada system tenaga listrikmenjadi
besaran tegangan untuk system pengukuran atauproteksi.
Mengisolasi rangkaian sekunder tehadap rangkaianprimer.
Memungkinkan standarisasi rating tegangan untuk peralatansisi
sekunder.

Penggunaan/pemakaian tegangan sekunder potensial transformer


antara lain:
Matering atau pengukuran
KV meter, MW meter, MVar meter, KWHmeter.
Proteksi ataupengaman
Relai jarak (distancerelay).
Relai sinkron (synchronrelay).
Relai berarah (directionalrelay).
Relai frekuensi (frequencyrelay).
Relai tegangan (voltagerelay)

e) Prinsip kerja trafo tegangan


Hampir sama dengan trafo-trafo pada umumnya arus bolak-balik yang mengalir
mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnit dan
apabila magnit tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka kedua ujung tersebut
akan tejadi beda tegangan yang membedakan hanya dalam trafo tegangan arus dan
daya nya kecil.

Klasifikasi transformator tegangan dibedakan menurut tipe kontruksinya yaitu :


Trafo tegangan induktif (inductive voltage transformer atau electromagnetic voltage
transformer) yang terdiri dari lilitan priemer dan lilitan sekunder, dan tegangan
pada lilitan priemer akan mengiduksikannya ke lilitansekunder.
Trafo tegangan kapasitif (capacitor voltage transformer) terdiri dari rangkaian
kondensator yang berfungsi sebagai pembagi teganganpada sisi tegangan tinggi
dari trafo pada tegangan menengah yang menginduksikan tegangan ke
lilitansekunder.
Trafo tegangan trafo tegangan 1 phasa, 2 phasa dan, 3phasa.
DAFTAR PUSTAKA

https://mandornya.blogspot.com/2015/04/macam-macam-
komponen-gardu- induk.html?m=1
Standar Konstruksi Jaringan Distribusi PT. PLN Persero Distribusi Jakarta
Raya dan
4Tangerang Buku I, II, III, IV, V, VI , Jakarta 1994
Dokumen SOFRELEC – CHASS.T.MAIN tahun 197512.
Acuan P3B tentang Telekomunikasi Data 13.
Haliday Resnick, Fisika Mekanika, Erlangga, Jakarta, 1997

Anda mungkin juga menyukai