Anda di halaman 1dari 29

PENDAINNNULUAN

PENDINSTALASI
INSTALASI TENAGA LISTRIK SATU FASA
PENDAHULUAN

Listrik kita ketahui memiliki banyak manfaat bagi umat manusia sebagai
contoh penggunaan untuk pengecesan handphone, televisi, kulkas, magic com,
lampu penerangan, pompa air, dsb. Pada kegiatan di industri listrik juga banyak
digunakan dalam penggunaan untuk menggerakkan sebuah motor listrik kapasitas
besar, pendingin ruangan, peralatan komputer, instalasi listrik penerangan, dsb.
Perlu kita ketahui bersama listrik pada mulanya berawal pembangkit listrik,
dilanjutkan ke gardu induk untuk dinaikkan dayanya, kemudian ditransmisikan
melalui gardu induk lain, selanjutnya didistribusikan ke gardu listrik dan
diturunkan dayanya ke pengguna. Sebagai gambaran bagaimana listrik ini
dibangkitkan dan disalurkan Anda bisa melihat gambar berikut ini.

Gambar 1.1 Jaringan Sistem Tenaga Listrik


Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kelistrikan

Pada gambar di atas sumber pembangkit listrik bersumber ada yang dari
pembangkit yang bersumber daya besar sebagai contoh PLTU (Pembangkit Listrik
Tenaga Uap), PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas), PLTA (Pembangkit Listrik
Tenaga Air), PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Disel), selain itu ada juga yang
memiliki sumber daya kecil yaitu PLMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro),
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (Pembangkit Listrik Tenaga Surya), PLTA
(Pembangkit Listrik Tenaga Angin) dsb.
A. SISTEM TENAGA LISTRIK
Instalasi tenaga listrik merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem
tenaga listrik ialah suatu jaringan yang saling terhubung/terinterkoneksi yang
berfungsi untuk mendistribusikan listrik dari pembangkit menuju konsumen.
Sekarang lihatlah gambar di bawah ini.

Gambar 1.2 Pembagian Sistem Tenaga Listrik


Sumber: https://www.warriornux.com/pembagian-sistem-penyaluran-tenaga-listrik/

Gambar di atas mempresentasikan sebuah listrik dihasilkan kemudian


didistribusikan. Tahukah Anda apa itu pembangkit ? Apa itu Transmisi, dan Apa
itu Distribusi? Mari kita pahami bersama-sama.

1. Pembangkit
adalah proses dimana listrik dibangkitkan. Listrik adalah suatu
energi dimana energi hanya bisa diubah, maka energi listrik berasal dari
pengubahan energi, bisa dari energi apapun contohnya adalah PLTA
(Pusat Listrik Tenaga Air) dari energi air, PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap)
dari uap panas, PLTD (Pusat Listrik Tenaga Diesel) yang memakai bahan
bakar minyak, dan masih banyak lagi.
Prinsip pembangkitan energi listrik pada dasarnya energi awal (yang
akan diubah menjadi energi listrik) dipakai untuk memutar turbin yang
terhubung dengan generator. Dalam generator ada kumparan dan magnet
digerakkan oleh turbin yang bergerak oleh energi primer, menghasilkan
elektromagnetik yang akan menghasilkan listrik. Tegangan listrik yang
dihasilkan oleh generator pembangkit listrik sekitar 12 kV – 20 kV dan
disalurkan ke transmisi. Sebelum masuk ke transmisi tegangan dinaikkan
(Step-up) oleh Trafo Step Up.

2. Transmisi/penyaluran
Adalah proses penyaluran listrik dari pembangkitan, tegangan dari
pembangkitan dinaikkan menjadi tegangan standar transmisi di Indonesia.
a. Klasifikasi transmisi berdasar kapasitas tegangan :
1. Tegangan Tinggi (TT) berkisar 70 kV, 150 kV
2. Tegangan Ekstra Tinggi (TET) 500 kV.
Tujuan tegangan dinaikkan agar mengurangi rugi-rugi daya
akibat
panjangnya saluran, makin tinggi tegangannya maka makin
berkurang rugi daya yang terjadi.
Tegangan yang akan diturunkan pada distribusi biasanya
tegangan 150 kV dan 70 kV, sedangkan 500 kV dipakai untuk
penyaluran.
b. Klasifikasi transmisi berdasar pada saluran transmisi :
1. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 200kV-500kV,
Pada umumnya saluran transmisi di Indonesia digunakan pada
pembangkit dengan kapasitas 500 kV. Tujuannya adalah agar
drop tegangan dari penampang kawat dapat direduksi secara
maksimal, sehingga diperoleh operasional yang efektif dan efisien.
2. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 30kV-150kV,
Pada saluran transmisi ini memiliki tegangan operasi antara
30kV sampai 150kV. Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau
doble sirkuit, dimana 1 sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3
atau 4 kawat. Biasanya hanya 3 kawat dan penghantar
netralnya diganti oleh tanah sebagai saluran kembali. Apabila
kapasitas daya yang disalurkan besar, maka penghantar pada
masing-masing phasa terdiri dari dua atau empat kawat (Double
atau Qudrapole) dan berkas konduktor disebut Bundle Conductor.
Jarak terjauh yang paling efektif.
3. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 30kV-150kV,
Saluran kabel bawah tanah (underground cable), saluran
transmisi yang menyalurkan energi listrik melalui kabel yang
dipendam di dalam tanah. Kategori saluran ini biasa digunakan
untuk pemasangan sistem transmisi di dalam kota, karena
berada di dalam tanah maka tidak mengganggu keindahan kota
dan juga tidak mudah terjadi gangguan akibat kondisi cuaca
atau kondisi alam.
3. Distribusi
Adalah proses penyaluran dari transmisi hingga ke konsumen.
a. Klasifikasi distribusi berdasar penyalurnya :
1. Distribusi primer adalah penyaluran listrik dari transmisi yang
telah diturunkan tegangannya oleh trafo step-down menjadi 20
kV yang diklasifikasikan sebagai tegangan menengah (TM), dan
disalurkan melalui penyulang-penyulang (feeder).
Sama seperti transmisi, saluran distribusi primer ada yang
saluran udara (SUTM) dan kabel bawah tanah (SKTM). Pada
SUTM biasanya kita melihat di pinggir jalan ada tiang dengan
tiga kawat konduktor di atasnya. Sebelum masuk ke distribusi
sekunder listrik akan diturunkan lagi tegangannya oleh trafo
step-down menjadi tegangan pakai.
2. Distribusi sekunder adalah saluran dari trafo step-down
distribusi hingga ke kWh pelanggan, tegangan pada distribusi
sekunder adalah tegangan pakai yaitu 380/220 Volt yang
diklasifikasikan sebagai tegangan rendah (TR).
4. Konsumen
Adalah seseorang yang memakai jasa tenaga listrik untuk kehidupan
sehari- harinya. Konsumen terbagi menjadi beberapa bagian tergantung
tegangan yang dipakai oleh konsumen tersebut.
a. Klasifikasi konsumen berdasar pemakaiannya :
1. Konsumen Tegangan Rendah (TR) biasanya untuk rumah
tinggal atau dengan tegangan pakai 380/220 Volt, konsumen
TR ini menerima suplai listrik dari Saluran Distribusi Sekunder.
2. Konsumen Tegangan Menengah (TM) biasanya untuk pemakaian
listrik bisnis seperti mall, hotel dan lain-lain, maupun industri
menengah biasanya menggunakan listrik tegangan menengah
yang disebut dengan konsumen TM, konsumen TM ini mendapat
suplai listrik langsung dari penyulang Distribusi Primer.
3. Konsumen Tegangan Tinggi (TT) biasanya untuk konsumen
industri besar seperti pabrik semen dan lain-lain yang
membutuhkan daya listrik besar biasanya berlangganan listrik
tegangan tinggi yang disebut konsumen TT, suplai listrik
biasanya langsung didapatkan dari saluran transmisi tegangan
tinggi.
Setelah mengetahui tentang sistem tenaga listrik, kita lanjutkan
tentang instalasi tenaga listrik. Pengertian instalasi tenaga listrik
adalah pemasangan/instalasi komponen-komponen dan peralatan
listrik guna menyalurkan dan pembagian tenaga listrik dari sumber
daya listrik besar sampai ke konsumen/pengguna.

B. PERATURAN DAN PERSYARATAN


Di dalam dunia kelistrikan kita harus tahu tentang peraturan instalasi.
Hal ini memiliki maksud dan tujuan persyaratan umum instalasi listrik ini
adalah untuk terselenggaranya dengan baik instalasi listrik. Peraturan ini lebih
diutamakan pada keselamatan manusia terhadap bahaya sentuhan serta
kejutan arus, keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya dan
keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik.
1. Persyaratan
Berlaku untuk semua instalasi arus kuat, baik mengenai perencanaan,
pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, pelayanan, pemeliharaan maupun
pengawasannya.
Persyaratan umum instalasi listrik ini tidak berlaku untuk:
a. Bagian dari instalasi listrik dengan tegangan rendah yang hanya
digunakan untuk menyalurkan berita dan isyarat.
b. Bagian dari instalasi listrik yang digunakan untuk keperluan
telekomunikasi dan pelayanan kereta rel listrik.
c. Instalasi listrik dalam kapal laut, kapal terbang, kereta rel listrik, dan
kendaraan lain yang digerakkan secara mekanik.
d. Instalasi listrik dibawah tanah dalam tambang.
e. Instalasi listrik dengan tegangan rendah yang tidak melebihi 25 volt
dan dayanya tidak melebihi 100 watt.
2. Ketentuan yang Terkait
Disamping Persyaratan Umum Instalasi Listrik, sebagai seorang yang
belajar dalam kelistrikan Anda juga harus memperhatikan ketentuan
yang terkait dengan dokumen ketentuan baik itu Undang-Undang (UU),
Peraturan Pemerintah (Perpem) dan Peraturan Menteri (Permen) dalam
ketenagalistrikan yaitu :
a. UU No. 1 tahun 1970 berisi Keselamatan Kerja.
b. UU No. 15 tahun 1985 berisi Ketenagalistrikan.
c. UU No. 23 tahun 1997 berisi Pengelolaan Lingkungan Hidup.
d. Perpem RI No. 10 tahun 1989 berisi Penyediaan dan Pemanfaatan
Tenaga Listrik.
e. Perpem No. 25 tahun 1995 berisi Usaha Penunjang Tenaga Listrik.
f. Permen Pertambangan dan Energi No. 01.P/40/M.PE/1990 berisi
Instalasi Ketenagalistrikan.
g. Permen Pertambangan dan Energi No. 02.P/0322/M.PE/1995 berisi
Standardisasi, Sertifikasi dan Akreditasi dalam Lingkungan Pertambangan
dan Energi
3. Syarat-Syarat Instalasi Listrik
Disamping Persyaratan Umum Instalasi Listrik dan peraturan
mengenai kelistrikan yang berlaku, harus diperhatikan pula syarat-syarat
dalam pemasangan instalasi listrik, antara lain:
a. Syarat ekonomis
Instalasi listik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga
keseluruhan dari instalasi itu mulai dari perencanaan, pemasangan
dan pemeliharaannya semurah mungkin, kerugian daya listrik harus
sekecil mungkin.
b. Syarat keamanan
Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kemungkinan
timbul kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak
membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya peralatan dan benda-
benda di sekitarnya dari kerusakan akibat dari adanya gangguan
seperti: gangguan hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih dan
sebagainya.
c. Syarat keandalan (kelangsungan kerja)
Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus
terjamin secara baik. Jadi instalasi listrik harus direncanakan
sedemikian rupa sehingga kemungkinan terputusnya atau
terhentinya aliran listrik adalah sangat kecil.
4. Sejarah PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik)
a. Peraturan Instalasi listrik ditulis pada tahun 1924-1937 pada zaman
Belanda disebut Algemene Voolschriften voor elechische sterkstroom
instalaties (AVE).
b. Tahun 1956 diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi Peraturan
Umum Instalasi Listrik (PUIL-64) oleh Yayasan Dana Normalisasi
Indonesia yang selesai tahun 1964.
c. Pada tahun 1977 PUIL-64 direvisi menjadi PUIL-77.
d. Sepuluh tahun kemudian direvisi lagi menjadi PUIL-87 dan
diterbitkan sebagai SNI No: 225-1987.
e. Pada tahun 2000, Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL-87) diubah
menjadi Persyaratan Umum Instalasi Listrik. Disingkat PUIL-2000
yang berorientasi untuk instalasi tegangan rendah dan menengah di
dalam bangunan, serta memuat sistem pengaman bagi keselamatam
manusia secara teliti.
f. Pada tahun 2011 terselesaikanlah PUIL 2011, atau Persyaratan
Umum Instalasi Listrik 2011.
C. SUMBER INSTALASI LISTRIK
1. Listrik Satu Fasa
Pengertian Listrik satu fasa adalah jaringan listrik yang hanya
menggunakan dua kawat penghantar yaitu kawat fasa (L) dan kawat
netral (N). Pada umumnya sumber tegangan listrik satu fasa yang ada di
Indonesia yaitu 220 Volt (V) dengan frekuensi 50 Hertz (Hz). Sebagai
informasi di luar negeri seperti Jepan dan Amerika menyediakan sumber
tegangan satu fasa dengan tegangan 110 V dengan frekuensi 60 Hz.
Sumber listrik satu fasa berasal dari pembangkitan generator yang
memiliki sumber tegangan satu fasa serta tiga fasa. Contohnya sumber
energi listrik yang bisa diambil listrik satu fasa yaitu PLTMH (Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro Hidro), lainnya yaitu PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga
Angin). Pada pembangkit tersebut sumber tegangan yang didapat
tegangan arus bolak-balik (AC) yang kecil diubah menjadi tegangan arus
searah (DC) sesuai tegangan AKKI untuk disimpan terlebih dahulu
selanjutnya saat digunakan maka dilakukan perubahan tegangan DC dari
ke AC dengan tegangan listrik sebesar 220 Volt yang bisa digunakan untuk
penggunaan sehari-hari misalnya lampu, radio, tape, dsb.
Ada juga sumber Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang
mengubah sumber tegangan yang didapat tegangan DC yang kecil diubah
menjadi DC yang sesuai dengan tegangan AKKI untuk disimpan. Saat
dibutuhkan maka sumber tegangan DC diubah menjadi sumber tegangan
AC sesuai standar PLN 220 Volt.
Sedangkan sumber energi listrik tiga fasa yang bisa digunakan untuk
sumber instalasi listrik satu fasa yaitu berasal dari sumber pembangkit
listrik dengan daya yang sangat besar misalnya PLTN, PLTA (Air), PLTD,
PLTU, PLTPB. dimana supaya bisa digunakan untuk satu fasa maka dari
sumber 3 fasa dari 3 kutup fasa RST, ini diambil salah satu fasanya
misalnya yaitu R berdampingan dengan netral sehingga bisa digunakan
sebagai sumber instalasi satu fasa.
Sumber daya listrik satu fasa biasanya digunakan untuk perumahan,
kontrakan, toko kecil, dll. Sumber tegangan satu fasa dari PLN yang masuk
ke tempat pelanggan memiliki daya kisaran yang berbeda-beda tergantung
permintaan dari pelanggan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di
bawah ini :

Tabel 1.1 Standar Daya Listrik PLN Satu Fasa


Daya Terpasang Pembatas MCB
No
(Volt Ampere) / Watt Terpasang
1 250 1 X 1,2
2 450 1X2
3 900 1X4
4 1,300 1X6
5 2,200 1 X 10
6 3,500 1 X 16
7 4,400 1 X 20
Sumber: https://www.academia.edu/10095385/Sistem-distribusi-tenaga-listrik
2. Listrik Tiga Fasa
Sumber listrik tiga fasa berasal dari pembangkitan generator yang
memiliki
sumber tegangan tiga fasa. Maksud dari sumber tiga fasa ini
menggunakan tiga buah penghantar yang memiliki tegangan yang sama,
namun memiliki sudut fasa yang berbeda sebesar 120 derajat. Pada
pemasangan instalasi listrik tiga fasa biasanya terdiri dari kabel yang
terhubung untuk Fasa R/L1/F1, S/L2/F2, T/L3/F3, Netral/0, dan kabel
Ground.
Pada pemasangannya instalasi listrik tiga fasa diharapkan pemakai dalam
hal ini konsumen diharapkan mampu memahami pembagian ke beban supaya
seimbang dalam penggunaanya. Maksud dari beban seimbang ini diharapkan
pembagian pemakaian antara penggunaan fasa RST ini bisa dibagi secara
merata sehingga tidak ada yang tumpang tindih terlalu berat di R atau S atau
T. Sedangkan untuk sumber daya listrik tiga fasa dari PLN yang masuk ke
tempat pelanggan biasanya digunakan untuk industri, perhotelan, perkantoran,
rumah sakit, dsb. Daya pada sumber listrik tiga fasa juga memiliki kisaran
yang berbeda-beda tergantung permintaan dari instansi yang bersangkutan.
Untuk
lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1.2 Standar Daya PLN Tiga Fasa


No Daya Terpasang Pembatas MCB
(Volt Ampere) / Watt Terpasang
1 3,900 3X6
2 6,600 3 X 10
3 10,600 3 X 16
4 13,200 3 X 20
5 16,500 3 X 25
6 23,000 3 X 35
7 33,000 3 X 50
8 41,500 3 X 63
9 53,000 3 X 80
10 66,000 3 X 100
11 82,500 3 X 125
12 105,000 3 X 160
13 131,000 3 X 200
14 147,000 3 X 225
15 164,000 3 X 250
16 197,000 3 X 300
17 233,000 3 X 335
18 279,000 3 X 425
19 329,000 3 X 500
20 414,000 3 X 630
21 526,000 3 X 800
22 630,000 3 X 1000
Sumber: https://www.academia.edu/10095385/Sistem-distribusi-tenaga-listrik

Setelah melihat daya dan pembatas MCB kita pasti ingin tahu bagaimana
cara menghitung daya listrik. Untuk perhitungannya kita harus tahu lebih
dahulu rumus yang dibutuhkan.
1. Perhitungan Daya Instalasi Listrik Satu Fasa
Rumus Daya :
P = V x I x Cos
phi Keterangan :
P = Power atau Daya dalam satuan Watt
V = Voltage atau Tegangan dalam satuan Volt
I = Intensitas atau Arus dalam satuan Ampere
Cos phi = Cos phi pada listrik satu Phase adalah 1

Karena Cosphi pada Instalasi listrik 1 Phase nilainya adalah satu, maka
rumus yang biasa digunakan untuk menghitung daya listrik pada instalasi
listrik 1 Phase, menjadi :

P=VxI
Contoh Perhitungan Daya listrik 1 fasa:
Suatu Instalasi listrik 1 Phase dengan tegangan 220 V, dan dialiri arus sebesar
2 Ampere, maka daya pada instalasi listrik tersebut adalah :
P=VxI
P= 220 Volt x 2 Ampere
P = 440 VA, atau sama dengan 440 Watt
Sedangkan daya yang ada pada PLN yaitu 450 Watt, jadi ada selisih 10
Watt untuk toleransi dari PLN.

2. Perhitungan Daya Instalasi Listrik Tiga Fasa


Rumus Daya :
P = V x I x Cos Phi x √3
Keterangan :
P = Power atau Daya dalam satuan Watt
V = Voltage atau Tegangan dalam satuan Volt
I = Intensitas atau Arus dalam satuan Ampere

Contoh Perhitungan Daya Listrik 3 fasa:


Suatu Instalasi Listrik 3 Phase dengan tegangan 380 Volt, Arus terukur adalah
30 Ampere untuk tiap Phase, Cos phi pada Instalasi listrik tersebut terukur
0,85, maka daya yang terpakai adalah :
P = V x I x Cos phi x √3
P = 380 Volt x 30 Amp x 0,85 x
1,73 P = 16763,7 Watt

Catatan :
Cos phi bisa disebut juga dengan faktor daya atau kerugian daya yang
disebabkan beban-beban yang memiliki daya harmonik. Nilai cos phi yang
paling baik adalah 1 (tidak memiliki kerugian daya) untuk instalasi listrik 1
Phase biasanya memiliki cos phi yang baik dengan nilai 1.

Sedangkan untuk instalasi 3 Phase memiliki cos phi bervariasi


tergantung seberapa banyak beban dengan daya harmonik yang
ditanggung instalasi tersebut. Namun sebaiknya dalam suatu Instalasi
listrik 3 phase memiliki nilai Cos phi yang berkisar antara 0,85-0,95
D. INSTALASI TENAGA LISTRIK SATU FASA
1. Instalasi Penerangan Listrik Satu Fasa
Adalah suatu jenis instalasi listrik yang berfungsi untuk penerangan
dengan menggunakan dua buah kabel yang terdiri dari 1 kabel fasa dan 1
kabel netral (0). Sumber tegangan yang dipakai pada instalasi penerangan
listrik satu fasa menggunakan sumber tegangan 220V, hal ini didapat dari
sumber PLN 1 Fasa masuk ke dalam Kwh Meter 1 Fasa, dilanjutkan ke
MCB 1 Fasa dilanjutkan ke Box Sekring atau langsung ke MCB dan
disambung dengan saklar untuk menghidupkan lampu sebagai
penerangannya dan dihubungkan dengan Netral (0) supaya lampu bisa

menyala.
Gambar 1.3 Instalasi Penerangan 1 Fasa
Sumber : Dokumen Penulis

2. Instalasi Tenaga Listrik Satu Fasa


Adalah suatu jenis instalasi listrik yang berfungsi untuk beban listrik
atau kotak kontak dengan menggunakan dua kabel yaitu 1 kabel fasa dan
1 kabel netral (0). Namun juga bisa menggunakan tiga buah kabel dimana
penggunaan kabelnya 1 kabel fasa, 1 kabel netral (0) dan 1 kabel ground.
Pada penggunaanya instalasi tenaga ini selain untuk penerangan, misalnya
bisa digunakan untuk blender, televisi, radio, kulkas, cas hp, magic com,
kulkas, kipas angin, pompa air, mesin cuci, dsb.
Pada penggunaanya biasanya diasumsikan untuk kotak-kontak yang
disambungkan dengan sebuah steker atau tusuk kontak yang biasa dipakai
oleh alat elektronik.
Gambar 1.4 Instalasi Tenaga Listrik 1 Fasa
Sumber : Dokumen Penulis

E. KOMPONEN INSTALASI TENAGA LISTRIK SATU FASA


1. Jenis Pengukur
Pengukur adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengetahui
pemakaian daya listrik yang telah digunakan konsumen dalam kurun
waktu tertentu. Alat ini bernama KWh meter, pada kenyataannya KWh
meter adalah milik PLN yang dipinjamkan kepada konsumen sebagai alat
untuk mempermudah PLN dalam rangka menghitung biaya pemakaian
listrik yang digunakan penggunanya. Pada perkembangannya Kwh meter
yang dulu Analog telah banyak digantikan dengan Kwh meter digital.

Gambar 1.5 Kwh Meter Analog dan Kwh Meter Digital


Sumber: https://www.pusatrik.com/2019/03/fungsi-dan-car a-kerja-kwh-meter-pada_15.html

a. Kwh Meter Analog


Kwh Meter Analog merupakan suatu alat pengukur energi listrik
yang bekerja berdasarkan sinyal analog dengan menggunakan
prinsip induksi medan magnet. Ketika sebuah Kwh meter dialiri listrik
dari PLN maka kumparan arus dan kumparan tegangan yang
membelit pada
magnet akan menghasilkan gaya sehingga piringan alumunium
berputar. Kemudian pemakaian energi listrik didapatkan dari proses
akumulasi putaran aluminum energi listrik setiap selang waktu. Kwh
meter analog untuk satu fasa biasanya berjenis pascabayar atau
menggunakan listrik dulu baru bayar ke PLN.
b. Kwh Meter Digital
Kwh Meter Digital/elektronik merupakan suatu alat ukur besaran
listrik yang bekerja berdasarkan prinsip elektronik atau digital dengan
cara mendeteksi besarnya sinyal arus dan tegangan pada perangkat
kwh meter. Arus dan tegangan bolak-balik dikonversikan oleh
tranducer menjadi tegangan dc, tegangan dc diubah menjadi
bilangan biner oleh analog to digital converter. Energi listrik rata-rata
dihitung dengan proses multiplikasi bilangan biner antara arus dan
tegangan, kemudian pemakaian energi listrik didapatkan dari proses
akumulasi energi listrik setiap selang waktu. Kwh meter digital untuk
satu fasa biasanya berjenis prabayar atau bayar dahulu ke PLN baru
bisa digunakan.
2. Jenis Pengaman
Pengaman adalah suatu upaya yang dilakukan untuk mengamankan
manusia dan peralatan listrik dari bahaya kelistrikan yang bisa terjadi.
Sebagai contoh bahaya akibat konsleting listrik atau hubung singkat antara
fasa dan netral yang bisa menyebabkan kebakaran. Contoh lainnya yaitu
bahaya penggunaan peralatan listrik yang berlebihan maka akan terjadi
beban lebih, sehingga mengakibatkan panasnya suatu alat hubung sehingga
bisa muncul kebakaran. Ada banyak komponen instalasi tenaga listrik yang
berfungsi sebagai pengaman listrik yaitu :
a. MCB (Miniatur Circuit Breaker)
MCB adalah suatu komponen instalasi tenaga listrik tegangan rendah
yang berfungsi memutus dan menyambung rangkaian listrik baik
dalam keadaaan normal atau saat terjadi beban lebih dan hubung
singkat.
MCB jenisnya ada MCB 1 fasa dan MCB 3 fasa.

Gambar 1.6 MCB 1 Fasa dan MCB 3 Fasa


Sumber : Dokumen Penulis

b. MCCB (Molded Case Circuit Breaker)


MCCB adalah suatu komponen instalasi tenaga listrik tegangan
menengah yang berfungsi memutus dan menyambung rangkaian
listrik baik dalam keadaaan normal atau saat terjadi beban lebih dan
hubung singkat.
MCCB ini biasanya hanya ada jenis MCCB untuk tegangan 3 fasa.
Gambar 1.7 MCCB 3 Fasa
Sumber : Dokumen Penulis

c. ACB (Air Circuit


Breaker)
ACB adalah circuit breaker dengan sarana pemadam busur api
berupa udara. Karakteristik ACB mencakup secara total terhadap
rangkaian di cabangnya serta tahan terhadap panas yang tinggi.
Kemudian mampu menunda pemutusan listrik keseluruhan ketika
hanya terjadi kesalahan pada satu titik yang bermasalah. Maka dari
itu yang bermasalah akan otomatis diputus oleh ACB sedangkan yang
lain masih hidup. Namun jika kesalahan menyeluruh maka ACB akan
langsung memutuskan seluruhnya.

Gambar 1.8 ACB


Sumber : Dokumen Penulis

d. ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker)


ELCB adalah suatu komponen instalasi tenaga listrik yang berfungsi
sebagai pengaman arus bocor atau arus sisa dimana cara kerjanya
membandingkan arus masuk dan yang keluar dengan menggunakan
kutup sumber tegangan fasa dan netral. Sebagai contoh untuk
pemasangan ELCB satu fasa biasanya dipasang setelah keluaran MCB
kemudian mendapat fasa dan netral selanjutnya dihubungkan ke
beban instalasi rumah atau industri.
Gambar 1.9 ELCB 1 Fasa dan 3 Fasa
Sumber: https://www.habetec.com/ELCB-Earth-Leakage-Circuit-Breaker.html

e. Surge Arester
Surge Arester adalah suatu komponen instalasi tenaga listrik yang
berfungsi sebagai pengaman dari lonjakan tegangan di luar batas
kewajaran. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor misalnya
lonjakan kesalahan pemasangan pada PLN atau adanya sambaran
petir yang masuk pada kabel instalasi tenaga listrik. Jika sebuah
lonjakan tegangan terjadi pada instalasi listrik maka bisa berakibat
kerusakan pada peralatan elektronik yang mana sumber tegangan
yang diminta tidak sesuai ukuran standar. Oleh sebab itu ketika
terjadi lonjakan tegangan yang di luar batas standarnya maka Surger
Arester akan memutus rangkaian tenaga listrik sehingga alat
elektronik akan mengalami kerusakan kebakaran.

Gambar 1.10 Surge Arester 1 Fasa dan 3 Fasa


Sumber: https://www.habetec.com/Surge-Arrester.html

3. Jenis PHB (Panel Hubung Bagi)


Adalah suatu tempat pembagi atau penyuplai sumber daya, berisi
komponen pengaman, komponen pengontrol, serta komponen indikator
yang memudahkan pengguna untuk mengetahui keadaan pada instalasi
tenaga listrik. PHB memiliki banyak arti yaitu Papan Hubung Bagi atau
Perangkat Hubung Bagi. Arti yang berbeda tersebut bermakna sama saja
hanya saja penyebutannya tiap tempat yang berbeda.
Gambar 1.11 Box Sekring dan Box MCB
Sumber : Dokumen Penulis

PHB untuk sumber tegangan satu fasa biasanya berupa Box Sekring dan
Box MCB Inbow pada rumah tinggal, sedangkan untuk PHB sumber tegangan
tiga fasa biasanya ada pada instansi dan perusahaan. Sebagai contoh dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1.12 Panel Listrik 3 fasa


Sumber : Dokumen Penulis

Jenis PHB secara umum bisa dikelompokkan menjadi beberapa jenis yaitu :
a. Ditinjau dari sisi tegangan operasinya
1. PHB tegangan tinggi
Biasanya digunakan untuk industri skala besar dengan
menggunakan Box Panel yang besar
2. PHB tegangan menengah
Biasanya digunakan untuk instansi skala menengah dengan
menggunakan Box Panel yang sedang
3. PHB tegangan rendah
Biasanya digunakan untuk perumahan
b. Ditinjau dari sisi tempat pemasangannya
1. PHB pasangan luar
PHB yang dipasang pada luar ruangan
2. PHB pasangan dalam
PHB yang dipasang pada dalam ruangan
c. Ditinjau dari sisi susunan/tingkatnya
1. Main Panel
2. Sub Distribution Panel
3. Distribusi Panel
d. Ditinjau dari sisi pemanfaatannya
1. Panel penerangan
Biasanya untuk lampu baik dalam dan luar ruangan
2. Panel tenaga
Biasanya untuk menyuplai tegangan pada kipas angin, AC, komputer,
TV, dsb
3. Panel control
Biasanya untuk menyuplai control pada motor listrik yang akan
digunakan sesuai kebutuhan.
e. Ditinjau dari sisi bentuknya
1. Bentuk lemari

Gambar 1.13 Main Distribution Panel


Sumber: https://www.plcdroid.com/2019/02/panel-komponen-panel-listrik.html
2. Bentuk kotak

Gambar 1.14 Panel Kontrol Star Delta


Sumber: https://www.plcdroid.com/2019/02/panel-komponen-panel-listrik.html

3. Bentuk meja

Gambar 1.15 Panel Desk Control


Sumber: https://www.plcdroid.com/2019/02/panel-komponen-panel-listrik.html, 26 Oktober 2019 pukul 09.00
f. Ditinjau dari perkembangan teknologi
1. Konvensional

Gambar 1.16 Panel Konvensional Kuno


Sumber : Dokumen Penulis

2. Modern (Berbasis PLC atau lainnya)

Gambar 1.17 Panel PLC (Programmable Logic Control)


Sumber: https://www.plcdroid.com/2019/02/panel-komponen-panel-listrik.html,
4. Jenis Kabel
Adalah sesuatu yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik dari
sumber listrik menuju ke perangkat listrik, sehingga perangkat dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.
a. Secara fisik kabel memiliki dua bagian tubuh yaitu :
1. Konduktor adalah bagian menghantarkan arus listrik
2. Isolator adalah bagian yang berfungsi melindungi konduktor
b. Kabel berdasar pada tegangannya dikelompokkkan menjadi :
1. Kabel listrik tegangan tinggi
2. Kabel listrik tegangan menengah
3. Kabel listrik tegangan rendah
c. Kabel berdasar pada jenis isolatornya dikelompokkkan menjadi :

Kabel NYA Kabel NYM Kabel NYY


Gambar 1.18 Kabel NYA, NYM, NYY
Sumber: https://www.klopmart.com/article/detail/kabel-listrik-jenis-fungsinya

1. Kabel NYA
Kabel listrik hanya memiliki satu inti kabel yang terdiri dari kabel
tembaga tunggal ini berdiameter 1.5 – 2.5 mm dan memiliki isolator
berbahan PVC. Biasa digunakan di dalam instalasi listrik rumah
tinggal. Isolator pembungkus kabel NYA diberi warna merah, kuning,
biru dan hitam untuk memudahkan pemasangan jalur jaringan
instalasi listrik. Karena pembungkus ini hanya satu lapisan tipis,
maka kabel ini mudah rusak karena faktor cuaca maupun karena
digerogoti oleh tikus. Untuk menghindari kerusakan tersebut
sebaiknya jalur jaringan listrik dilindungi dengan pipa PVC. Tegangan
nominalnya sekitar 400 - 690 (600) V.
2. Kabel NYM.
Kabel ini memiliki konduktor atau inti kabel tunggal lebih dari satu dan
masing-masing dilapisi dengan isolator dengan warna berbeda. Inti-
inti kabel ini kemudian bersama-sama dibungkus dengan serat PVC
dan bagian luarnya dilapisi dengan selubung PVC. Karena
perlindungan berlapis ini, kabel NYM cukup kuat untuk digunakan
pada lingkungan yang lembab dan basah. Tegangan nominalnya 230
- 400 (300) V.
3. Kabel NYY.
Kabel ini memiliki inti kabel serabut lebih dari satu dan masing-
masing dilapisi dengan isolator dengan warna berbeda. Lapisan
selubungnya tebal dan kuat serta diberi lapisan anti gigitan tikus.
Karena itu kabel ini dapat dipendam di dalam tanah. Jika terdapat
risiko terkena gangguan mekanis, sebaiknya jaringan jalur kabel
dilindungi dengan pipa.

K K Kabel NYYHY
a a
b b
el e
N l
Y N
A Y
F M
H
Y
Gambar 1.19 Kabel NYAF, NYMHY, NYYHY
Sumber: https://www.klopmart.com/article/detail/kabel-listrik-jenis-fungsinya

4. Kabel NYAF.
Kabel ini secara awam mirip dengan kabel NYA, hanya memiliki satu
inti kabel, tetapi berupa serabut bukan tunggal. Isolasinya tipis dan
juga diberi warna berbeda. Kabel NYAF ini lebih fleksibel dibandingkan
kabel NYA, sehingga cocok digunakan pada belokan-belokan jaringan
listrik. Seperti kabel NYA, kabel NYAF ini perlu diberi pelindung pipa.
Tegangan nominal 300 – 500 V.
5. Kabel NYMHY.
Kabel ini memiliki beberapa inti kabel serabut yang masing-
masing dilapisi isolator dengan warna berbeda. Kabel ini memiliki
selubung dalam dan luar dari PVC. Cukup fleksibel dan kuat untuk
tegangan listrik nominal 300 – 500 V.
6. Kabel NYYHY. Kabel ini juga memiliki beberapa inti kabel serabut
yang masing-masing dilapisi isolator dengan warna berbeda. Kabel
ini hanya memiliki selubung luar PVC dan sangat fleksibel. Cocok untuk
digunakan pada perangkat listrik portabel seperti mesin bor, mesin las,
mesin gerinda, dan sebagainya. Tegangan nominal berkisar antara
450 – 750 V.
K Kabel Kabel NYCY
a NYBY
b
el
N
Y
R
G
b
Y
Gambar 1.20 Kabel NYRGBY, NYBY, NYCY
Sumber: https://www.klopmart.com/article/detail/kabel-listrik-jenis-fungsinya

7. Kabel NYRGbY/NYBY.
Kabel dengan insulator yang cukup kuat dan memiliki lapisan pita
serat baja galvanis diantara selubung dalam dan selubung luarnya
yang terbuat dari PVC. Kabel ini dapat dipendam tanpa perlindungan
tambahan. Tegangan nominalnya 0.6 - 1 (1.2) kV.
8. Kabel NYCY.
Kabel yang dirancang untuk dipendam dalam tanah ataupun jaringan
di luar ruangan atau outdoor installation. Memiliki lapisan pita serabut
tembaga yang kuat.

5. Jenis Pipa
Adalah komponen yang berfungsi untuk melindungi kabel dari bahaya
dari luar atau melindungi pengguna dari kontak langsung dengan kabel
jika terjadi kesalahan.
a. Pipa PVC
Adalah pipa yang biasa digunakan untuk pelindung pada kabel jenis
NYA, NYM. Pipa ini tergolong dari bahan plastik sehingga untuk
kekuatannya tidak begitu kuat namun sudah cukup untuk melindungi
kabel dari bahaya luar sepeti tergigit oleh tikus atau sebagai
pelindung dari cor semen. Keunggulan dari pipa ini tidak perlu dicat,
mudah dipotong, mudah dibengkokkan, tahan kimia, tidak
menjalarkan api, dan mudah digunakan.
Gambar 1.21 Pipa PVC
Sumber: https://www.bursabajaringan.com/harga-pipa-listrik-per-batang/

b. Pipa Baja
Adalah pipa yang digunakan untuk pelindung pada kabel daya besar.
Pipa ini lebih kuat daripada PVC, namun membutuhkan pengecatan
dengan mini pada bagian luar guna menjaga supaya lebih tahan
terhadap korosi.

Gambar 1.22 Pipa Baja


Sumber: https://isibangunan.com/pipa-baja-hitam-2.html/,

c. Pipa Fleksibel
Adalah jenis pipa yang digunakan untuk mempermudah perapian kabel
pada instalasi tenaga listrik.

Gambar 1.23 Pipa Fleksibel


Sumber: https://www.bursabajaringan.com/harga-pipa-listrik-per-batang/,
6. Jenis Kotak Sambung
a. Inbow Dos

Gambar 1.24 Inbow


Dos Bulat dan
Kotak Sumber:
Dokumen
b. T Dos Penulis

Gambar 1.25 T Dos 3 Cabang dan 4


Cabang Sumber: Dokumen
Penulis

7. Jenis Kotak Kontak


a. Kotak Kontak Inbow

Gambar 1.26 Kotak Kontak Inbow, Tutup dan Saklar Ganda


Sumber: Dokumen Penulis

b. Kotak Kontak Outbow

Gambar 1.27 Kotak Kontak Inbow, Tutup dan Saklar


Tunggal Sumber:
https://www.tokopedia.com/gudanglistrik/
8. Jenis Saklar
Adalah komponen yang digunakan untuk menyambung atau memutuskan aliran
listrik pada instalasi tenaga dan penerangan.
a. Saklar berdasar pada Pole dan Throw Contohnya
: Saklar SPST, SPDT, DPST, DPDT
b. Saklar berdasar pada Instalasi Tenaga dan Elektronik
Contohnya : Selector Switch, Saklar Toggle, Limit Switch, Saklar Mekanik, Flow
Swich, Float Switch, Temperatir Switch, Pressure Switch, Saklar Push Button.
c. Saklar berdasar pada Instalasi Penerangan
Contohnya : Saklar tunggal, saklar kutup dua, saklar kutup tiga, saklar seri,
Saklar Tukar, Sakalar Silang, Saklar Tarik, Sakalar Tombol Tekan, Saklar
Kelompok.

LEMBAR PRAKTIKUM

Tujuan :
Siswa mampu merangkai instalasi tenaga listrik satu fasa dengan mandiri dan penuh
tanggung jawab.
Alat dan Bahan : Alat :
Obeng Philip/Plus (1 buah)
Obeng Standar/Minus (1 buah)
Tang Potong (1 buah)
Tang Kombinasi (1 buah)
Gergaji (1 buah) Bahan :
Kwh meter 1 fasa (1 buah)
Box Sekring (1 buah)
MCB 1 fasa (1 buah)
Kotak Kontak (1 buah)
Pipa PVC (secukupnya)
T Dos (secukupnya)
L Bow (secukupnya)
Klem (secukupnya)
Alat elektronik (Kipas, Blender, Cas HP)

Anda mungkin juga menyukai