Anda di halaman 1dari 13

ANALISA SISTEM PROTEKSI RELAY ARUS LEBIH TERARAH DI GARDU INDUK

ASAHAN

Oleh:
Ichsanul Mahendra 1)
Rizki Ananda 2)
Lancar Siahaan 3)
Jumari 4)
Universitas Darma Agung, Medan 1,2,3,4)
E-mail:
ichsanulmahendra@gmail.com 1)
rizkiananda@gmail.com 2)
lancarsiahaan@gmail.com 3)
62jumarieska@gmail.com 4)

ABSTRACT

This study aims at analyzing the directed overcurrent relay protection system at the Asahan
Substation. Relays work based on the direction of the disturbance where this relay can find out
the direction where the disturbance occurs whether in front or behind this relay is installed,
including interference near the bus where the relay is installed. With the installation of this
directional overcurrent relay for feeder protection which functions as a tie line, reliable power
distribution will be obtained continuously between two power generating stations. Because the
use of a directional overcurrent relay is better than an undirected overcurrent relay if it is
installed on a tie line. This time delay is not a constant value. The length of time can vary
according to needs, loading conditions and changes in the network. Every load or network
change needs to be checked and adjusted for relays.

Keywords : Directional Overcurrent Protection System, Current Setting and Relay Time.

ABSTRAK
Studi ini bertujuan untuk menganalisis sistem proteksi relay arus lebih terarah di Gardu Induk
Asahan. Relay bekerja berdasarkan arah gangguan dimana relay ini dapat mengetahui arah
tempat gangguan terjadi apakah di depan atau dibelakang relay ini dipasang, termasuk gangguan
yang dekat bus tempat relay terpasang. Dengan dipasangnya relay arus lebih terarah ini untuk
proteksi penyulang – penyulang yang berfungsi sebagai tie line akan diperoleh keandalan
penyaluran daya secara kontiniu antara dua stasiun pembangkit tenaga listrik. Karena pemakaian
relay
arus lebih terarah ini lebih baik dibandingkan relay arus lebih tidak terarah jika dipasang pada tie
line. Kelambatan waktu (time delay) ini bukanlah suatu harga yang konstan. Lama waktu dapat
berubah – ubah sesuai dengan kebutuhan, keadaan pembebanan dan perubahan pada jaringan.
Setiap perubahan beban atau jaringan perlu diadakan pemeriksaan dan penyetelan relay.
Kata kunci : Sistem Proteksi Arus Lebih Terarah, Setting Arus dan Waktu Relay.

JURNAL TEKNOLOGI ENERGI UDA, Vol 11, No. 1, Maret 2022 ; 21-33 21
1. PENDAHULUAN energi listrik banyak sekali timbul
Pada suatu penyaluran tenaga listrik permasalahan seperti gangguan hubung
tentu diinginkan agar tidak sering terjadi singkat, gangguan petir, hubung singkat tiga
pemadaman, karena hal ini jelas fasa ke tanah dan masih banyak lagi
mengganggu pelanggan. Dimana saat ini permasalahannya. Adapun permasalahan
penggunaan tenaga listrik sudah semakin pada penulisan skripsi ini adalah bagaimana
luas, tidak hanya untuk penerangan dan mengatasi gangguan itu sehingga tidak
keperluan industri tetapi sudah sampai untuk terjadi kerusakan pada peralatan listrik dan
kebutuhan rumah tangga yang sekecil – juga pengoperasian atau penyaluran energi
kecilnya. Dengan demikian suatu sistem listrik ke konsumen dapat berjalan terus
tenaga listrik sangat diharapkan dapat menerus.
menyalurkan daya secara terus menerus 2. TINJAUAN PUSTAKA
pada konsumen. Dalam keadaan operasi Tenaga listrik yang disalurkan dari
sistem tenaga listrik sering mengalami sistem pembangkit hingga ke konsumen
gangguan – gangguan yang mana dapat selalu mendapat banyak gangguan, baik
menyebabkan terputusnya penyaluran daya yang timbul dari sistem itu sendiri ataupun
listrik ke konsumen. Pada umumnya dari luar, yang akan mempengaruhi mutu
gangguan dapat terjadi pada pusat tenaga listrik yang disalurkan. Oleh sebab
pembangkit, saluran transmisi dan jaringan itu, mutu pelayanan tenaga listrik perlu
distribusi. Akibatnya ada gangguan ini dapat mendapat perhatian yang khusus dalam
menyebabkan terputusnya penyaluran daya perencanaan ataupun perluasan suatu sistem
listrik, kerusakan peralatan, bahaya – bahaya kelistrikan. Keandalan peralatan pengaman
bagi personilnya dan juga rugi – rugi listrik sangat menentukan penyaluran daya
lainnya. Oleh karena itu, para ahli tetap listrik [1]. Ada 7 (tujuh) jenis gangguan
berusaha untuk mengembangkan sistem yang diambil sebagai kriteria dasar mutu
proteksi pada sistem tenaga listrik untuk pelayanan tenaga listrik, yakni :
memperkecil atau menghilangkan sama
sekali efek – efek yang ditimbulkan 1. Variasi Frekuensi
gangguan – gangguan tersebut. Frekuensi yang dimaksud
Jadi pada prinsipnya suatu proteksi dalam hal ini adalah frekuensi
harus benar – benar memenuhi syarat – nominal sistem, yaitu 60 atau 50
syarat yang ditentukan misalnya : andal, Hertz. Untuk Negara Indonesia,
selektif, sensitive dan ekonomis sehingga frekuensi yang digunakan sistem 50
dapat menjamin penyaluran daya yang Hertz.
kontinyu pada konsumen. Pembangkit
Frekuensi nominal suatu sistem kembali setelah sistem pengatur pada
pelayanan tenaga listrik tidak selalu sistem pembangkit bekerja. Naik
konstan. Bila beban turun maka turunnya frekuensi ini dari harga
frekuensi akan naik, dan bila beban nominalnya, inilah yang disebut
yang besar dibebankan secara tiba – Variasi Frekuensi. Jadi Variasi
tiba, misalnya pada saat beban Frekuensi ini adalah sebagai akibat
puncak, maka beban akan turun. Hal perubahan – perubahan beban yang
ini disebabkan karena berubahnya mendadak, dan akan pulih kembali
arus beban secara tiba – tiba. secara berangsur setelah sistem
Penurunan frekuensi ini terjadi pengatur pada pembangkit bekerja.
beberapa saat, dan akan pulih

22 ANALISA SISTEM PROTEKSI RELAY ARUS LEBIH TERARAH DI GARDU INDUK


ASAHAN
Ichsanul Mahendra 1), Rizki Ananda 2), Lancar Siahaan 3), Jumari 4)
Variasi Frekuensi ini akan suatu sistem tenaga listrik, dimana
mempengaruhi kerja dan hasil kerja frekuensinya merupakan pergandaan
dari peralatan listrik. Pada motor (bilangan bulat) dari frekuensi
induksi, variasi frekuensi akan gelombang dari sistem tenaga listrik.
menimbulkan perubahan kecepatan Dan orde harmonisa tersebut
dan kopel, bila frekuensi bertambah, merupakan besar bilangan
maka motor akan mengalami beban penggandaan tersebut. Akibat
lebih (over load). Panas yang timbulnya gelombang harmonisa ini,
ditimbulkan akibat kenaikan maka bentuk dasar gelombang dari
kecepatan, tentunya akan sistem tenaga listrik akan mengalami
mempengaruhi umur motor tersebut. perubahan, baik dalam bentuk,
Demikian juga untuk beberapa amplitude, dan juga frekuensinya.
peralatan industri yang memerlukan Harmonisa ini dapat terjadi
kecepatan yang konstan dalam sebagai akibat dari penggunaan
operasinya, variasi frekuensi akan beban yang tidak linier dan sistem
memperendah mutu atau bahkan yang tidak simetris, dimana
merusak hasil produksinya. frekuensinya yang dibangkitkan
berbeda dengan frekuensi sistem
2. Variasi Tegangan yang ada. Harmonisa ini juga terjadi
Variasi tegangan dapat akibat penyerapan arus yang
didefinisikan sebagai perubahan nilai mempunyai bentuk tidak sinusoidal.
tegangan pelayanan pada kerja Harmonisa dalam suatu
normal terhadap nilai tegangan sistem distribusi daya menyebabkan
nominal sebagai akibat perubahan beberapa efek sebagai berikut :
beban dan pengaturan tegangan - Terjadinya beban lebih dari
sistem pembangkit atau gardu induk. koreksi faktor pada saat
Variasi tegangan ini merupakan tuning untuk frekuensi
keadaan yang tidak diinginkan pada tertentu.
suatu sistem pelayanan tenaga listrik. - Resonansi antara reaktansi
3. Harmonisa kapasitansi dan transformator
Yang dimaksud dengan yang mengakibatkan
gejala harmonisa adalah merupakan tegangan dan arus yang
bentuk gelombang yang timbul pada berlebih.
- Interferensi dengan rangkaian - Terlalu panasnya mesin –
– rangkaian telepon dan mesin berputar karena
pemancar karena harmonisa bertambahnya kehilangan
deret nol. daya yang disebabkan arus
- Tidak bekerjanya peralatan edy seperti halnya kehilangan
pengatur akibat distorsi torque.
bentuk gelombang yang Seperti yang diterangkan
mempengaruhi titik kerja terdahulu, bahwa harmonisa itu
thyristor. adalah merupakan bentuk gelombang
- Kesalahan – kesalahan pada yang frekuensinya merupakan
meter – meter piringan penggandaan dari frekuensi
berputar mengukur pengukur gelombang dasar, dan umumnya
energi. amplitudo gelombang harmonisa

JURNAL TEKNOLOGI ENERGI UDA, Vol 11, No. 1, Maret 2022 ; 21-33 23
tersebut lebih kecil dari amplitudo Dimana :
gelombang dasarnya. Jadi gangguan Vub = Besar ketidakseimbangan
yang ditimbulkan oleh harmonisa
tersebut terutama disebabkan oleh Jika pada suatu sistem tiga
besar penjumlahan antara amplitudo phasa besarnya tegangan masing –
gelombang dasarnya. Untuk itu masing adalah 220, 215, dan 210
beberapa Negara membatasi harga Volt. Maka dapat diketahui
efektif total gelombang harmonisa perubahan harga tegangan rata – rata
yaitu tidak lebih dari 5 % dari harga nya 215 Volt, maka besar
efektif gelombang dasarnya. ketidakseimbangannya adalah 0,023
atau 2,3 % bila dinyatakan dalam
4. Tegangan Tidak Seimbang persen.
Yang dimaksud dengan Tegangan tidak seimbang ini
tegangan tidak seimbang adalah dapat terjadi sebagai akibat dari
perbandingan antara perubahan beban yang tidak seimbang pada
maksimum dari harga tegangan rata masing – masing phasa pada sistem
– rata pada sistem tiga phasa, dengan tiga phasa, dimana hal ini
harga rata – rata tegangan tiga phasa, dimungkinkan oleh karena adanya
yang dapat dituliskan sebagai berikut perbedaan karakteristik kerja dari
: beban – beban satu phasa. Dan dapat
sebagai akibat dari sistem tiga phasa
yang tidak ditransposisikan pada
Vub = Maksimum suatu jarak yang jauh, yang
perubahan dari harga tegangan rata – digunakan untuk penyaluran daya
rata listrik.

Harga tegangan rata – rata 5. Pemadaman (Service Linteruption)

Yang dimaksud dengan pemadaman Pemadaman ini terjadi pada


adalah terputusnya pelayanan tenaga sistem pembangkit yang
listrik kepada konsumen. mempunyai kapasitas kecil
Pemadaman tenaga listrik pada dibandingkan dengan
sistem pelayanan tenaga listrik pada kapasitas beban yang ada,
dasarnya dapat ditimbulkan oleh sehingga untuk
beberapa sebab, yakni : menghindarkan beban lebih
- Pemadaman karena sebagian dari beban tidak
kerusakan peralatan dilayani.
Pemadaman karena hal ini - Pemadaman karena
dapat meliputi keseluruhan perawatan instalasi tenaga
dari sistem pelayanan tenaga listrik
listrik, dimana hal ini Pemadaman ini biasanya
tergantung dari bagian yang terjadi dalam rangka
mengalami kerusakan. perawatan rutin dari sistem
- Pemadaman karena beban pembangkit, jaringan ataupun
lebih peralatannya. Pemadaman
karena perawatan ini

24 ANALISA SISTEM PROTEKSI RELAY ARUS LEBIH TERARAH DI GARDU INDUK


ASAHAN
Ichsanul Mahendra 1), Rizki Ananda 2), Lancar Siahaan 3), Jumari 4)
biasanya mempunyai jadwal Jika pada motor induksi di
tertentu dan sudah start secara langsung, maka
direncanakan. akan membutuhkan arus yang
Penyebab yang disebutkan besar. Besarnya arus start ini
diatas adalah hal yang sering dapat mencapai 7 sampai
menimbulkan pemadaman, dengan 8 kali dari besarnya
disamping itu ada beberapa hal lain arus motor pada saat beban
yang menyebabkan terjadinya penuh.
pemadaman. Antara lain pemadaman - Hubung singkat
karena keadaan darurat, bencana Apabila terjadi hubung
alam, pengembangan jaringa, dan singkat pada jaringan, voltage
lain – lain. Tapi pemadaman jenis ini dip ini akan timbul dan akan
jarang terjadi. berakhir sampai peralatan
pengaman mengisolir bagian
6. Voltage Dip yang mengalami gangguan
Voltage Dip merupakan tersebut.
gangguan pada sistem pelayanan 7. Flicker (Fluktuasi)
tenaga listrik, berupa penurunan Flicker (fluktuasi) atau
tegangan sesaat dan terjadinya tidak tegangan berulang atau disebut juga
berulang (fluktuasi tegangan sesaat tegangan sesaat dalam waktu yang
dan terjadinya tidak berulang) dalam singakt adalah merupakan salah satu
waktu yang singkat. faktor yang mempengaruhi mutu
Voltage Dip ini terjadi akibat pelayanan listrik terhadap konsumen.
dari beberapa keadaan, seperti : Flicker ini paling jelas akan
- Start motor listrik menimbulkan perubahan terang
cahaya lampu pijar, yang akan
merusak penglihatan. Umumnya  Amplitudo dan frekuensi dari
flicker ini sebagai akibat dari fluktuasi tegangan
perubahan beban sistem tenaga  Lamanya perubahan tegangan
listrik yang terjadi secara mendadak yang terjadi
dengan karakteristik kerja yang  Jenis penerangan yang
tertentu, yakni : digunakan
 Motor – motor listrik  Impedensi sistem, dimana
 Dapur listrik peralatannya yang
 Las listrik menyebabkan terjadinya
Suatu hal yang penting dalam fluktuasi tegangan
mempelajari flicker adalah mengenai mengambil daya
kurva flicker. Kurva flicker ini  Titik pemakaian bersama
didapat dari hasil penelitian beberapa (TPB) diantara beban yang
badan penelitian listrik, sehingga menimbulkan fluktuasi
hasil penelitian yang didapat berbeda tegangan dengan konsumen
– beda. Ada beberapa faktor yang lain
menyebabkan perbedaan tingkat  Kesensitifan konsumen
pengaruh flicker pada mata manusia, terhadap pengaruh fluktuasi
yakni : tegangan pada sistem
penerangan

JURNAL TEKNOLOGI ENERGI UDA, Vol 11, No. 1, Maret 2022 ; 21-33 25
- Memberikan pelayanan tenaga
Pada sistem tenaga listrik proses listrik dengan kehandalan dan
menghilangkan hubung singkat (Short mutu tinggi kepada konsumen.
Circuit) secara otomatis, yaitu tanpa adanya - Mengamankan manusia dari
campur tangan manusia. Peralatan yang bahaya yang ditimbulkan oleh
melakukan pekerjaan ini secara kolektif tenaga listrik.
dikenal sebagai sistem proteksi (Protection
System). Karena itulah proteksi harus bekerja
Untuk melindungi peralatan terhadap cepat untuk menghilangkan pemanasan yang
gangguan yang terjadi dalam sistem, berlebihan akibat arus hubung singkat dan
digunakan alat proteksi dengan tujuan : alat proteksi harus dapat dikoordinasikan
- Melindungi peralatan terhadap satu sama lain, sehingga alat – alat proteksi
gangguan yang terjadi dalam yang terdapat dengan gangguan saja yang
sistem, jangan sampai bekerja.
mengalami kerusakan fatal.
- Melokalisir akibat gangguan, Syarat – syarat Sistem Proteksi:-
jangan sampai meluas dalam Untuk menjamin saluran daya secara
sistem. terus – menerus dapat dipenuhi, maka sistem
perlu dilindungi dari gangguan yang
mungkin terjadi. Karena itu untuk
mencapai tujuan ini relay proteksi Bagian yang dipisahkan dari sistem
harus memenuhi beberapa persyaratan yang sehat sebisanya adalah bagian
sebagai berikut : yang terganggu saja. Relay ini harus
a. Sensitivitas dapat membedakan pada keadaan
Sensitivitas adalah kepekaan mana relay harus bekerja. Peralatan
relay proteksi terhadap segala ini harus membedakan bagian yang
macam gangguan dengan tepat yakni mengalami gangguan dengan bagian
gangguan yang terjadi di daerah yang tidak mengalami gangguan.
perlindungannya. Kepekaan suatu
sistem proteksi ditentukan oleh nilai c. Keandalan
terkecil dari besaran penggerak saat Keandalan adalah ukuran dari
peralatan proteksi mulai beroperasi. tingkat kepastian atau ukuran dari
Nilai terkecil besaran penggerak tingkat kepercayaan bahwa suatu
berhubungan dengan nilai minimum sistem relay penggunaan pada suatu
arus gangguan dalam daerah yang sistem tenaga listrik melakukan kerja
dilindunginya. Relay yang digunakan yang tepat dan benar, serta dapat
harus sensitive agar dapat merasakan mengamankan peralatan sistem dari
gangguan yang paling kecil di daerah segala bentuk gangguan. Dalam
proteksi dengan kata lain harus dapat keadaan normal atau sistem yang
mendeteksi suatu keadaan secara tidak pernah terganggu relay proteksi
pasti. tidak bekerja selama berbulan –
b. Selektivitas bulan mungkin bertahun – tahun,
Selektif berarti suatu sistem tetapi relay proteksi bila diperlukan
proteksi harus dapat memilih bagian harus dan pasti dapat bekerja, sebab
sistem yang harus diisolir apabila bila relay gagal bekerja dapat
relay proteksi mendeteksi gangguan. mengakibatkan kerusakan yang lebih

26 ANALISA SISTEM PROTEKSI RELAY ARUS LEBIH TERARAH DI GARDU INDUK


ASAHAN
Ichsanul Mahendra 1), Rizki Ananda 2), Lancar Siahaan 3), Jumari 4)
parah pada peralatan yang stabilitas operasi. Mengingat suatu
diamankan atau mengakibatkan sistem tenaga mempunyai batas –
bekerjanya relay lain sehingga batas stabilitas serta terkadang
daerah itu mengalami pemadaman gangguan sistem bersifat sementara.
yang lebih luas. Untuk tetap menjaga Dalam waktu tertentu, gangguan
keandalannya, maka relay proteksi harus dapat diatasi dengan waktu
harus dilakukan pengujian secara yang diperlukan relay proteksi untuk
periodik. membuka rangkaian pemutus
d. Kecepatan (Circuit Breaker) dari mulai terjadi
Sistem proteksi perlu gangguan. Interval waktu ini harus
memiliki tingkat kecepatan seminimum mungkin agar dapat
sebagaimana ditentukan sehingga membatasi gangguan yang terjadi.
meningkatkan mutu pelayanan,
keamanan manusia, peralatan dan e. Stabilitas
Peralatan proteksi harus dapat tegangan, karena phasanya tidak
bekerja dengan stabil walaupun dipengaruhi oleh letak gangguannya.
sistem operasi sedang tidak normal, 2. Besaran kerja yaitu arus, karena
dengan demikian sistem tersebut phasa atau arahnya ditentukan oleh
tetap aman. letak gangguannya.
f. Sederhana Persamaan kopel relay terarah adalah
Dimana dituntut pula syarat sebagai berikut :
bahwa sistem proteksi mempunyai T = Kɸo Φp Sinɑ
bentuk yang sederhana dan fleksibel. Dimana :
3. METODE PELAKSANAAN ɸo = fluksi kerja
Relay terarah adalah relay yang Φp = fluksi palokan
bekerjanya didasarkan pada hubungan K = konstanta
sudut phasa antara dua besaran titik yaitu ɑ = sudut antara kedua fluksi
: T = torsi (kopel)
1. Besaran patokan (referensi atau
polarizing) umumnya adalah

JURNAL TEKNOLOGI ENERGI UDA, Vol 11, No. 1, Maret 2022 ; 21-33 27
Gambar 1. Jaringan Secara Tipikal

Elemen – elemen Relay Arus Lebih 6. Shading coil


7. Piringan induksi
Terarah Bagian – bagian relay tersebut adalah
sebagai berikut :
- Elemen Arah
Elektromagnetik terdiri atas
dua coil tegangan yang
dihubungkan seri dipasang
diametral yang berlawanan.
Kontak elemen arah D
dihubungkan seri dengan shading
coil dari elemen kerja sebagai
pengontrol arah.
- Elemen Kerja
Terdiri atas coil utama yang
dapat ditap untuk pengaturan
setting dipasang pada kaki tengah
elektromagnetik berbentuk “E”
Gambar2. Relay Arus Lebih Terarah menghasilkan fluks dikaki
magnetis di sebelah kiri menjadi
Keterangan gambar : tertinggal phasanya terhadap
1. Kumparan tegangan fluks utama dan menimbulkan
2. Kumparan arus torsi putar. Karena shadding coil
3. Kontak pengontrol arah dikontrol oleh kontak D, maka
4. Silinder pengontrol arah elemen kerja hanya bekerja bila
5. Kumparan utama arah gangguan adalah benar.
28 ANALISA SISTEM PROTEKSI RELAY ARUS LEBIH TERARAH DI GARDU INDUK
ASAHAN
Ichsanul Mahendra 1), Rizki Ananda 2), Lancar Siahaan 3), Jumari 4)
- Tegangan sebagai patokan karena - Arus sebagai besaran kerja
sudut phasanya tetap karena sudut phasanya
tergantung pada lokasi gangguan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Kawat penghantar jaringan


Jaringan distribusi sistem tenaga tegangan menengah
listrik adalah jaringan antara pemakai  Jenis penghantar
atau konsumen dengan sumber daya = AAC
besar (Bulk Power Source). Sumber  Luas penampang penghantar
daya besar terdiri dari : = 185 mm
- Pusat pembangkit yang dekat dengan  Panjangan jaringan
konsumen. = 11,7 Km
- Gardu Induk (Transmission  Kapasitas hantar arus
Substation) yaitu gardu yang = 514 Ampere
disuplay oleh pembangkit –  Arus nominal
pembangkit lewat jaringan transmisi. = 300 Ampere
 Reaktansi penghantar
Suatu sistem distribusi umumnya = 0,1801 Ohm/Km
terdiri dari : = 2,107 Ohm 11,7 Km
1. Sumber daya besar (Bulk Power  Reaksi penghantar
Source). = 0,3239 Ohm/Km
2. Jaringan subtransmisi. = 3,789 Ohm 11,7 Km
3. Gardu Induk distribusi. 3. Data – data Teknik Relay
4. Jaringan primer (Primer Feeder).  Merk type
5. Transformator distribusi = Gec Measurement
(Distribution Transformer). = CDD 31 P 0 D 3 EC 5
6. Jaringan sekunder (Secondaries).  Time current setting
= 10 detik
Aplikasi pada Jaringan Distribusi 20
 Bardens
KV:-
= 1,0 detik
Data – Data Teknik
 Resetting time
1. Elemen pengukur (Measuring
= 45 detik dengan
Element)
TMS 1,0
 Tegangan nominal PT
 Setting time
= 110 Volt (Phasa –
= 0 – 0,6 detik
Phasa)
4. Data – data Transformator Daya
 Ratio CT
 Daya
= 600/5 Ampere
= 30 MVA
 Sumber tegangan pembantu
DC = 110 Volt
 Xtr  Tegangan sisi primer
= 12,29 % = 150 KV
 Tegangan sisi sekunder  MVA hubung singkat min.
= 20 KV = 4000 MVA

JURNAL TEKNOLOGI ENERGI UDA, Vol 11, No. 1, Maret 2022 ; 21-33 29
Penyetalan Arus Dan Menentukan 1. Untuk menghindari kesalahan tripping
Setting Arus:- akibat arus beban lebih, maka :
Untuk menentukan setting
(penyetelan) arus dan setting waktu relay – plug setting <= x
relay invers defenite minimum time (IDMT)
harus dijamin bahwa relay tidak bekerja bila
mana terjadi beban lebih (over load). Maka
faktor keamanan (safety of factor) digunakan
untuk menghindarkan kesalahan tripping. Untuk menjamin tripping pada arus
Pemilihan plug setting perlu gangguan minimum maka :
diperhatikan aspek – aspek sebagai berikut :
- Perbandingan CT (CT Ratio) plug setting
- Arus beban puncak < x
- Perbandingan reset atau pick up

plug setting = x Untuk menentukan setting arus harus


diperhatikan jenis jaringan dan metode
pentanahan. Dalam sistem ini dapat
diketahui bahwa sistem jaringannya adalah
Bila terjadi hubung singkat disisi dengan pentanahan netral langsung. Relay
primer, setting relay harus bekerja tanpa proteksi ditentukan sebagai berikut :
mengalami kegagalan. Arus setting harus 1. Setting arus (Is) dengan kelambatan
lebih kecil dari arus sekunder yang waktu (time delay).
dihubungkan dengan arus gangguan Is = 120% dari arus nominal
minimum, sehingga : transformator arus.
2. Setting arus (Im) untuk relay
plug setting instantaneous (sesaat)
< x Im = 125% sampai dengan 150% sari
hubung singkat tiga phasa minimum.
3. Setting waktunya dapat ditentukan
berdasarkan karakteristik.
Dari kedua hal diatas dapat dibedakan yaitu :
Perhitungan setting arusnya : - Arus hubung singkat tiga phasa
- Reaktansi Tegangan Tinggi (XTT) minimum adalah :
adalah sebagai berikut :
Ihs 3Φ min =
XTT = = 0,1Ohm
=
- Reaktansi Tegangan Menengah
(XTM) adalah :

XTM = = = 1952,57 Ampere untie


primer
= 1,638 Ohm =
1952,57/120

30 ANALISA SISTEM PROTEKSI RELAY ARUS LEBIH TERARAH DI GARDU INDUK


ASAHAN
Ichsanul Mahendra 1), Rizki Ananda 2), Lancar Siahaan 3), Jumari 4)
= = 20,35 sampai dengan 24,39
16,26 Ampere Ampere
Dimana 120 didapat dari hasil Setting arus Is dipilih yang rendah,
perbandingan transformator arus 600/5 = maka Is = 20,35 Ampere
120. His 3 Φ 3. Setting waktu dapat dilihat dari
Min = 16,26 ampere untuk sekunder gambar karakteristik.
CT. Dari perhitungan diatas maka didapat : Sebagai contoh untuk arus lebih
1. Arus setting untuk relay kelambatan dengan karakteristik waktu extremely
waktu (time delay). inverse time seperti terlihat pada
Is = 120% dari arus nominal tabel berikut :
transformator arus.
= 120% x 5 = 6 Ampere.
2. Arus setting untuk waktu sesaat
(Instantaneous Relay).
Im = 125% sampai dengan 150%
dari His 3 Φ.
= (125% - 150%) x 16,26

Tabel 1. Setting Arus dan Waktu Extremely kelambatan waktu relay dan beberapa
parameter yang perlu diketahui, yaitu :
Inverse Time 1. Arus beban penuh yang diizinkan
= 300 Ampere.
2. Arus hubung singkat tiga phasa
Multiplies Time pada ujung jaringan 2930
Time Multipler
Plug Setting Ampere.
Setting (TMS) (Second)
Current (Is)
Plug setting current =

1 2,5 2,5 = = 2,5


Ampere
Tiap yang dipilih adalah tap 2,5
dalam hal ini relay ditentukan besarnya
1 10 0,6 multiples of plug setting current 10. Dari
karakteristik di dapat waktu kerja relay
0,6 detik pada time multiples setting 1,0
dengan demikian time delay dapat
1 20 0,33 dihitung besarnya :
Time delay =

1 40 0,25 = =
24,42 Ampere. Atau
= 2,442 x 10
Tabel diatas menggambarkan bahwa multiplies of plug setting current
untuk arus 10 x Is relay akan bekerja setelah Karena tiap 2,442 tidak ada, maka
0,6 detik. Untuk menghitung besar tap yang mendekati 2,442 adalah 2,5. Jadi

JURNAL TEKNOLOGI ENERGI UDA, Vol 11, No. 1, Maret 2022 ; 21-33 31
dengan demikian kelambatan waktu (time t = 0,6/2,5 = 0,24 detik
delay) dapat ditentukan besarnya yaitu :
Tabel 2. Setting Arus dan Waktu TK1 di 5. SIMPULAN
Lapangan Berdasarkan uraian – uraian dalam
tulisan ini maka dalam hal ini penulis dapat
Nama Over Instantanous Time
mengambil beberapa kesimpulan, yang
feeder Current INS (Amp) Delay
mana adalah sebagai berikut :
O/C T
(Amp) (detik) 1. Relay ini bekerja berdasarkan arah
TK1 5 20 0,1 gangguan dimana relay ini dapat
Tabel 3. Setting Arus dan Waktu TK1 Sesuai mengetahui arah tempat gangguan
Perhitungan terjadi apakah di depan atau
dibelakang relay ini dipasang,
Nama Over Instantanous Time termasuk gangguan yang dekat bus
feeder Current INS (Amp) Delay tempat relay terpasang.
O/C t (detik) 2. Dengan dipasangnya relay arus lebih
(Amp) terarah ini untuk proteksi penyulang
TK1 6 20,35 0,24 – penyulang yang berfungsi sebagai
tie line akan diperoleh keandalan
Maka total waktu kerja circuit breaker penyaluran daya secara kontiniu
feeder TK1adalah : antara dua stasiun pembangkit tenaga
t TK1 = 0,6 + 0,1 + 0,24 + 0,05 listrik. Karena pemakaian relay arus
= 0,99 detik lebih terarah ini lebih baik
Dimana : dibandingkan relay arus lebih tidak
Waktu kerja relay TK 1 terarah jika dipasang pada tie line.
= 0,6 3. Kelambatan waktu (time delay) ini
Waktu pembukaan CB sampai hilangnya bukanlah suatu harga yang konstan.
bunga api = 0,1 – 0,3 detik Lama waktu dapat berubah – ubah
Kelambatan waktu sesuai dengan kebutuhan, keadaan
= 0,24 detik pembebanan dan perubahan pada
Faktor keamanan jaringan. Setiap perubahan beban
= 0,05 detik atau jaringan perlu diadakan
Dengan demikian bilamana relay pemeriksaan dan penyetelan relay.
bekerja secara inverse time maka waktu
kerja relay circuit breaker (CB) feeder TK1
adalah 0,87 – 0,99 detik.

GEC. Meansurements, 1987, “Protective


6. DAFTAR PUSTAKA Relay”, The General Electric
Company, Ltd st, Leonard work
Stafford st. 17. 4. Lx England.
J Napitupulu, Y Ginting, Ml Gaol, 2019.
Keandalan Peralatan Pengaman
Madhava Rao, TS, 1982, “Power Sistem
Jaringan Distribusi Pada Pt Pln Rayon
Protective Static Relay”, Tata MC.
Medan Timur, Jurnal Teknologi
Graw Hill Publishing Company, Itd
Energi Uda: Jurnal Teknik Elektro 8
Reprinted.
(2), 62-72

32 ANALISA SISTEM PROTEKSI RELAY ARUS LEBIH TERARAH DI GARDU INDUK


ASAHAN
Ichsanul Mahendra 1), Rizki Ananda 2), Lancar Siahaan 3), Jumari 4)
Lancar Siahaan, 2019, Jurnal Teknologi Soekarno. J, Ir, “Pendahuluan dan Filosofi
Energi UDA Volume VIII, Nomor 1, Maret Pengaman”, Diklat Ancol PLN Pusat.
2019 : 40-54 Studi Pengaruh Flicker Pada
Industri “Petunjuk operasi dan Titarenko. M and Noskop-Dukelsky. I,
memelihara peralatan proteksi jaringan “Protective Relaying In Electric
tegangan menengah”, 1986, PT. PLN Power Sistem”, Translated from the
(Persero) Pusat. Russian by Jakob Feinberg, Peace
Publisher Moskow.
Rao, Sunsil. S, 1983, “Swicthgear and
Protection”, 6th Edition, Khana Uppal, S. L., DR, 1986, “Electric Power”,
Publisher Delhi. 12th Edition, Khana Publisher.

JURNAL TEKNOLOGI ENERGI UDA, Vol 11, No. 1, Maret 2022 ; 21-33 33

Anda mungkin juga menyukai