Anda di halaman 1dari 15

SIMULASI KOORDINASI PROTEKSI PADA JARINGAN TRANSMISI

MENGGUNAKAN SIMULATOR TRANSMISI


1)
Kurniawati Naim

Abstrak:Penelitian ini bertujuan menghitung dan menganalisis penyetelan koordinasi rele porteksi
sehingga sistem tidak terganggu. Luaran yang ingin dicapai yaitu penyetelan koordinasi rele sesuai
dengan fungsinya. Metode yang digunakan dalam penelitian evaluasi rugi daya dan jatuh tegangan
adalah metode studi literatur, wawancara/interview dan metode analisa data. Dari data yang telah
terkumpul, maka dilakukan pengelompokan data sesuai identifikasi permasalahannya sehingga
diperoleh analisa dan pemecahan masalah yang efektif dan terarah. Data yang diperoleh akan
dianalisa dan dihitung berapa settingan nominal rele yang bagus untuk jaringan transmisi kemudian
membuat scenario untuk melihat koordinasi proteksinya. Percobaan ini menghasilkan enam scenario
yaitu pertama dengan settingan arus yang sama tapi setting waktu main proteksi lebih cepat. Kedua,
back up proteksi dinonaktifkan dan main proteksi diaktifkan, Sebaliknya,ketiga, main proteksi
dinonaktifkan dan back up proteksi diaktifkan. Keempat, setting waktu main proteksi lebih cepat
daripada back up proteksi. Lima, setting arus main proteksi lebih besar daripada back up proteksi.
Sebaliknya, Enam, setting arus main proteksi lebih kecil daripada back up proteksi.
Kata Kunci: Jaringan transmisi,koordinasi proteksi, simulator
Sistem proteksi yang baik adalah sistem
1. PENDAHULUAN proteksi yang cepat memisahkan bagian

Saat ini, kebutuhan akan tenaga listrik yang terkena gangguan dan peka

disamakan dengan sembako yang terhadap segala macam gangguan

merupakan pokok dari kehidupan. oleh dengan tepat yakni gangguan yang

karena itu, tenaga listrik harus tersedia terjadi di daerah perlindungannya,

dengan memperhatikan mutu baik andal dan selektif mampu membedakan

tegangan maupun frekwensi dan kondisi dimana relai tersebut harus

keandalan lagi murah dan juga bereaksi, memperlambat reaksinya dan

diperlukan kontinuitas pelayanan yang tidak bereaksi sama sekali, Dalam

baik kepada konsumen.Untuk menjaga mengamankan suatu sistem, sistem

kelangsungan tenaga listrik diperlukan proteksi terdiri dari beberapa rele. Jika

sistem proteksi yang sesuai dengan salah satu rele tidak berfungsi atau gagal

kebutuhan dan diperlukan koordinasi trip maka sesaat kemudian, rele yang

sistem proteksi yang baik agar lain akan trip. Inilah yang disebut

kontinuitas pelayanan untuk distribusi dengan koordinasi proteksi. Jika

tenaga listrik dapat terjaga. gangguan terjadi di sistem yang besar


dan proteksi gagal menganulir gangguan
1*)
adalah dosen Program Studi Teknik Listrik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Ujung Pandang, Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10, Tamalanrea Makassar 90245
1
2 ELEKTRIKA NO. I/TAHUN 14/MEI 2017

maka bisa dipastikan sistem kelistrikan bertujuan untuk untuk menyetel rele agar
akan blackout. Dalam praktikum, tercipta koordinasi rele porteksi. Luaran
koordinasi proteksi tidak bisa terlihat yang ingin dicapai yaitu penyetelan
secara langsung karena pada koordinasi rele sesuai dengan fungsinya.
kenyataannya koordinasi proteksi A. Sistem Tenaga Listrik
terlihat jika main proteksi gagal trip. Sistem Tenaga Listrikadalah sistem
Dengan kata lain, ada bagian dari rele penyediaan tenaga listrik yang terdiri
yang tidak bekerja (rusak). Sehingga dari
dari beberapa pembangkit atau pusat
latar belakang di atas peneliti mencoba listrik terhubung satu dengan lainnya
untuk membuat skenario agar saat oleh jaringan transmisi dengan pusat
praktikum dapat terlihat koordinasi beban atau jaringan distribusi.
proteksi dengan meneliti tentang
Sistem Tenaga Listrik terdiri atas 3 Sub-
koordinasi proteksi pada sistem
sistem :a). Sub-sistem Pembangkitan
transmisi dengan menggunakan b). Sub-sistem Transmisic). Sub-sistem
simulator transmisi. Penelitian ini Distribusi

Gambar 1. Sistem tenaga listrik


Kurniawati Naim, Simulasi Koordinasi Proteksi Pada Jaringan Transimsi menggunakan Simulator
Transmisi 3

Sub-Sistem Transmisi pendek yang panjang ±80 km


Sub-Sistem Transmisi berfungsi direpresentasikan sebagai impedansi
menyalurkan tenaga listrik dari pusat seri, transmisi jarak menengah yang
pembangkit ke pusat beban melalui panjangnya (80 – 240) km dan transmisi
saluran transmisi. Agar rugi-rugi energi jarak panjang dengan jarak lebih dari
listrik (losses) berkurang, maka energi 240 km, direpresentasikan sebagai
listrik tersebut ditransmisikan dengan rangkaian nominal π. Tegangan terima
saluran transmisi tegangan tinggi (150 di gardu Induk (Vr) adalah selisih
kV) maupun tegangan ekstra tinggi(500 vector antara tegangan kirim (Vs)
kV). dengan drop tegangan di sepanjang
konduktor transmisi yaitu perkalian arus
Untuk itu sebelum ditransmisikan,
(I) dengan Impedansi (Z). Impedansi
tegangan listrik terlebih dahulu
dinaikkan pada trafo penaik tegangan ini merupakan jumlah vektor dari
resistensi (R) dan reaktansi (X)
(step-up transformer). Saluran transmisi
penghantar dimana semakin panjang
tegangan tinggi di PLN kebanyakan
penghantar maka semakin besar pula R
mempunyai tegangan 66 kV, 150 kV dan
dan X nya sehingga Z juga semakin
500 kV (SUTET). Saluran transmisi ada
besar dan akibatnya drop tegangan IZ
yang berupa saluran udara dan ada yang
juga semakin besar ; dengan demikian
berupa kabel tanah, atau kabel laut.
Misalnya yang menghubungkan pulau Vr kecil . Tegangan pelayanan

Jawa dan Madura, serta antara pulau diperbolehkan turun s/d 10 % dari V
nominal . Dengan demikian panjang
Jawa dan Bali adalah kabel laut 150 kV.
jeringan dibatasi oleh drop tegangan.
Saluran transmisi direpresentasikan
sesuai panjangnya. Transmisi jarak

Gambar 2. Model Transmisi tenaga listrik


(http://distribusitenaga.blogspot.co.id/2013_11_01_archive.html, diakses pada tanggal 11 maret
2016)
4 ELEKTRIKA NO. I/TAHUN 14/MEI 2017

Agar Vr memenuhi standar maka


sebaiknya semakin panjang transmisi, B. Sistem proteksi
tegangan transmisi dinaikkan.Output
Proteksi adalah pengaman pada sistem
dari Generator di pembangkit
tenaga listrik yang dipergunakan untuk
(pembangkit besar) bertegangan s/d
mengamankan sistem tenaga listrik
tegangan menengah di naikkan
yang terganggu dengan sistem tenaga
tegangannya menjadi tegangan tinggi
listrik yang tidak terganggu, sehingga
(150 kV)/ekstra tinggi (500 kV)
sistem kelistrikan yang tidak terganggu
dengan menggunakan Trafo Step
dapat terus mengalirkan arus ke beban.
Up.Tegangan.Transmisi ini diterima
(Sarimun 2012:1)
oleh Trafo GI (Trafo Step Down) dan
diturunkan dari 150 kV menjadi 20 i. Prinsip Dasar Proteksi
kV, 500 kV menjadi 150 kV dan ada Dalam suatu daerah proteksi, pada
juga dari 500 kV menjadi 20 kV. umunya terdapat sistem proteksi yang
Penghantar transmisi terbuat dari berfungsi sebagai proteksi utama (main
ACSR dan Isolatornya terbuat dari protection) dan yang berfungsi sebagai
Porselin dan menaranya konstruksi proteksi cadangan (back-up protection).
besi/baja dan di kota tertentu Proteksi utama (main protection) adalah
menggunakan Kabel tanah (150 sistem proteksi yang pertama-tama
kV).Transmisi dari Jawa ke Madura bereaksi apabila terjadi gangguan
dan dari Jawa ke Bali menggunakan didalam daerah proteksinya, dialah yang
Kabel laut 150 kV 50 Hz. Rencananya memerintahkan pengisoliran sistem
Transmisi interkoneksi Sumatera (P3B yang terganggu, yang berada di dalam
Sumatera) bertegangan 275 kV,50 Hz. daerah proteksi tersebut dari sistem
lainnya secara sempurna. Hal ini
dilakukan dengan membuka PMT yang
berada didalam daerah proteksinya, baik
yang dialiri arus hubung singkat,
Gambar 3. Sistem Transmisi 150 kV/20 kV
(http://distribusitenaga.blogspot.co.id/2013_ maupun yang tidak dialiri arus hubung
11_01_archive.html, diakses pada tanggal singkat.
11 maret 2016)
Kurniawati Naim, Simulasi Koordinasi Proteksi Pada Jaringan Transimsi menggunakan Simulator
Transmisi 5

Proteksi cadangan (back-up protection), memiliki sifat-sifat sebagai berikut


adalah sistem proteksi yang harus (Mudassir dan Syamsurijal, 2007):
bereaksi untuk mengisolir sistem yang a. Kecepatan kerja (work speed)
terganggu tersebut, apabila proteksi Tujuan terpenting dari rele
utama gagal mengisolir gangguan proteksi adalah memisahkan
tersebut. Dimana pengisolasian tersebut bagian yang terkena gangguan
dilakukan dengan hanya membuka PMT secepat mungkin, sehingga dapat
yang dilewati oleh arus hubung singkat. mencegah timbulnya kerusakan
Proteksi cadangan, ada yang berada yang lebih merugikan.
pada daerah proteksi yang sama (local b. Sensitivitas/kepekaan
back-up), atau pada daerah proteksi lain (sensitivity)
(remote back-up). Sebuah rele proteksi harus peka,
sehingga dapat merasakan dan
ii. Fungsi dan Peranan Proteksi bereaksi untuk gangguan
Adapun fungsi dan peranan proteksi sekecil apapun. Sensitivitas
dalam sistem tenaga listrik adalah adalah kepekaan rele proteksi
sebagai berikut (Parhusip, 2012): terhadap segala macam
a. Mendeteksi adanya gangguan gangguan dengan tepat yakni
atau keadaan abnormal lainnya gangguan yang terjadi di
yang dapat membahayakan daerah perlindungannya.
peralatan atau sistem. c. Selektivitas (selectivity)
b. Memisahkan bagian sistem yang Selektivitas adalah kemampuan
terganggu secepat mungkin sistem proteksi untuk
sehingga kerusakan dibatasi mengetahui di tempat mana
seminimum mungkin dan terjadinya gangguan dan
bagian sistem lainnya tetap memilih pemutus jaringan yang
dapat beroperasi. terdekat dari tempat gangguan
iii. Sifat-Sifat Sistem Proteksi untuk membuka. Sebuah rele
Agar dapat memenuhi fungsinya proteksi harus cukup selektif,
dengan baik, sistem proteksi harus sehingga mampu membedakan
kondisi dimana rele tersebut
6 ELEKTRIKA NO. I/TAHUN 14/MEI 2017

harus bereaksi, memperlambat mengisolasi bagian yang


reaksinya dan tidak bereaksi bertegangan tinggi (jaringan
sama sekali. yang diamankan) terhadap
d. Keandalan (reability) bagian tegangan rendah (rele
Sifat dimana pada saat rele pengaman).
proteksi diharapkan dengan - Rele Pengaman
kecepatan, kepekaan dan Berfungsi mendeteksi
selektivitas yang cukup maka gangguan atau kondisi
rele itu harus dapat berfungsi abnormal lainnya yang
sebagaimana yang diharapkan, selanjutnya memberi perintah
misalnya membuka PMT trip pada PMT.
(pemutus tenaga). - PMT
e. Faktor ekonomis Berfungsi untuk
Dalam perencanaan sistem menghubungkan dan
proteksi, maka faktor ekonomis memisahkan satu bagian dari
harus dipertimbangkan. jaringan yang beroperasi
Semakin banyak rele proteksi normal maupun jaringan yang
yang digunakan pada sistem sedang terganggu.
tenaga akan menyebabkan - DC System Power supply
semakin besar biaya yang Berfungsi untuk menyuplai
dikeluarkan. daya ke rele proteksi dan PMT
agar rele tersebut dapat
mengolah informasi yang

iv. Elemen Sistem Proteksi diterima dan memberikan

- Transformator perintah ke PMT yang

Arus/Transformator Tegangan diperlukan. Dengan power

Memberikan informasi supply tersebut PMT dapat

mengenai keadaan tenaga melaksanakan perintah yang

listrik (normal atau terganggu) diterima dari rele pengaman.

juga berfungsi untuk


Kurniawati Naim, Simulasi Koordinasi Proteksi Pada Jaringan Transimsi menggunakan Simulator
Transmisi 7

Gambar 4. Elemen Sistem Proteksi

v. Penyebab Kegagalan Proteksi pemutusanatau kemampuan


Kegagalan atau kelambatan kerja pemutusannya telah menurun.
proteksi dapat disebabkan antara g. Kegagalan saluran komunikasi
lain karena (Parhusip, 2012): teleproteksi
a. Relenya telah rusak atau tidak h. Trafo arus terlalu jenuh.
konsisten bekerjanya. C. Koordinasi Proteksi
b. Setting relenya tidak benar Untuk membuat proteksi yang
(kurang sensitif atau kurang handal, diperlukan sistem koordinasi
cepat). yang baik, pada artikel kali ini saya
c. Baterainya lemah atau akan membahas sedikit mengenai
kegagalan sistem DC supply rele koordinasi.
sehingga tidak mampu Prinsip dasar rele koordinasi terbagi
mengetripkan PMT. dua, yaitu :
d. Hubungan kontak kurang baik. 1. Diskriminasi Waktu
e. Kemacetan mekanisme tripping Metoda ini bekerja berdasarkan
pada PMT karena kotor, karat, waktu setting, sehingga rele
patah atau meleset. akan bekerja jika waktu setting
f. Kegagalan PMT dalam terpenuhi. Dibawah ini sistem
memutuskan arus gangguan distribusi radial sederhana untuk
yang bisa disebabkan oleh arus melihat aplikasi dari
gangguannya terlalu besar diskriminasi waktu.
melampaui kemampuan
8 ELEKTRIKA NO. I/TAHUN 14/MEI 2017

Gambar 5. koordinasi proteksi


(http://switchgear-system.blogspot.co.id/2010/01/proteksi-arus-lebih-dengan-
koordinasi.html, diakses tanggal 11 maret 2016)

Proteksi arus lebih terdapat pada Dibawah ini merupakan kurva


feeders E, D, C, B dan A. Rele karakterisrik diskriminasi
pada feeder B mempunyai dengan arus.
setting waktu yang paling
pendek. Ketika terjadi fault
maka rele akan bekerja setelah
waktu setting (t) terpenuhi, dan
rele pada feeder C akan
mengaktifkan waktu tundanya
setelah waktu setting rele B Gambar 6. Kurva karakteristik
Arus
terpenuhi. Begitu seterusnya (http://switchgear-
hingga rele E.Kekurangan dari system.blogspot.co.id/2010/01/prot
eksi-arus-lebih-dengan-
metode ini, jika terjadi gangguan koordinasi.html, diakses tanggal 11
maret 2016)
di bagian terdekat dari power
source yang memiliki arus 2. METODE PENELITIAN
gangguan terbesar. Penelitian ini dilakukan di
2. Diskriminasi Arus Laboratorium Tegangan Menengah.
Metoda ini bekerja Berdasarkan Adapun tahapan-tahapan
arus, hal ini disebabkan karena penelitiannya sebagai berikut :
besarnya arus disetiap
posisi/bagian bervariasi.
Sehingga dengan metoda ini,
semakin besar arus gangguan
yang terjadi maka time trip nya
pun akan semakin pendek.
Kurniawati Naim, Simulasi Koordinasi Proteksi Pada Jaringan Transimsi menggunakan Simulator
Transmisi 9

dilakukan dengan cara mencari data


teknis secara langsung ke laboratorium.
Data tersebut berupa panjang transmisi,
data generator, data tegangan transmisi,
dan data rele proteksi.

Dari data yang telah terkumpul, maka


dilakukan pengelompokan data sesuai
identifikasi permasalahannya sehingga
diperoleh analisa dan pemecahan
masalah yang efektif dan terarah. Data
Gambar 7. Skema dan diagram koneksi yang diperoleh akan dianalisa dan
alat dihitung berapa settingan nominal rele
Prosedur penelitiannya sebagai yang bagus untuk jaringan transmisi
berikut : kemudian membuat scenario untuk
melihat koordinasi proteksinya.
1. Melepaskan gangguan hubung
singkat ke tanah 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Menghidupkan sumber tenaga 3.1. Simulator Transmisi
3. Catat arus idle Peralatan Simulator Transmisi ini, terdiri
4. Mematikan sumber tenaga dari beberapa bagian. Bagian pertama adalah
5. Memberikan gangguan hubung generator sinkron yang berfungsi untuk
singkat ke tanah membangkitkan tegangan untuk simulator
6. Membaca Arus Line dan Arus ke transmisi. Generator ini dikopel dengan
tanah. motor sinkron yang dihubungkan ke
Teknik pengumpulan data yang tegangan jala-jala PLN. Motor sinkron ini
digunakan dalam penelitian ini yaitu : berfungsi pre mover. Data sheet generator
dapat dilihat pada gambar 8 dan data sheet
Observasi/pengamatan langsung
motor dapat dilihat pada gambar 9.
Pengambilan data dengan metode
observasi (pengamatan langsung)
10 ELEKTRIKA NO. I/TAHUN 14/MEI 2017

Gambar 8. data sheet generator

Gambar 9. data sheet motor

Bagian kedua adalah bagian kendali seperti Substasiun Regional (Substasiun


pada gambar 13. bagian ini terdiri dari Penerima)yang terdiri dari Saluran Incoming
empat modul. Modul pertama PST2210 HV 1 dan 2, Bus HV A-B, Transformator
terdiri dari kendali generator dan Stepdown (HV-MV), Bus MV A-B, Saluran
transformator step-up, Synchronizing gear, Outgoing MV 1 dan 2, Blok Transfer, panel
Bus HV A-B, Substasiun HV keluarannya simulator fault, Aux contactors dan proteksi.
terdiri dari saluran HV 1 dan 2, Blok Dan modul terakhir adalah PST2240 Stasiun
Transfer, panel simulator fault, Aux Beban terdiri dari Beban Domestikdan
contactors dan proteksi. Modul kedua adalah Industri dan Blok Transfer.Rangkaian
PST2220 Stasiun Saluran Transmisi dan modulnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Distribusi terdiri dari modul saluran HV/MV
OH, modul kabel saluran, dan Blok
Transfer. Modul ketiga adalah PST2230
Kurniawati Naim, Simulasi Koordinasi Proteksi Pada Jaringan Transimsi menggunakan Simulator
Transmisi 11

Gambar 10. Rangkaian modul simulator transmisi

Keterangan:
1. Generatorstation All- Over Protection (RET630).
2. Generatorstation Generator Protection (RET615).
3. Generator Substation Outgoing Line 1 Protection (REF615).
4. Generator Substation Outgoing Line 2 Protection (REF615).
5. Regional Substation Transformer Protection (RET630).
6. Regional Substation Incoming Line 1/Line 2 Protection (REF615).
7. regional Substation Feeder 1 Protection (REF615).
8. Regional Substation Feeder 2 Protection (REF615).
Adapun data sheet dari modul di atas dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. data sheet modul simulator transmisi
1. DC-machine 2.0kW, simulasi turbin
Turbin/ generator / 2. Generator sinkron 4 kutub, 1.2kVA, cos phi 0.8
transformator step-up 3. Rectifier Statikuntuk kontrol kecepatan / W
(Stasiun generator) 4. unit PWM untuk kontrol tegangan / VAr
5. Transformator Step-up Delta/Y 230/400V, 2.0kVA
Substasiun transformator Y-Delta-Y: 400/230/400, 4.0kVA
Step-down
1. Tegangan nominal 3 x 230 v
2. Arus nominal 3,5 A
3. Frekuensi 50/60 hz
Data Generator 4. Kecepatan 1500/1800 rpm
5. Reaktansi sinkron 97 %
6. Reaktansi transien 17 %
7. Reaktansi subtransien 8 %
1. Dua HV sambungan phi, 230 kV, 110 MVA, 100 km
2. Satu MV sambungan phi, 70 kV, 50 MVA, 50 km
Saluran transmisi 3. Dua MV sambungan phi, 35 kV, 20 MVA, 30 km
4. Satu OH Distribusi sambungan phi 11 kV, 5 MVA, 5 km
5. Satu kabel Distribusi sambungan phi 11 kV, 5 MVA, 5 km
12 ELEKTRIKA NO. I/TAHUN 14/MEI 2017

1. Resistif 6 x 100 watt


Grup beban 1 fasa 2. Kapasitif 6 x 100 VAr
3. Induktif 6 x 140 VAr
Bank beban 3 fasa yang 1. Resistif 13 x 300 watt
dikontrol sebanyak 13 step 2. Kapasitif 13 x 300 VAr
3. Induktif 13 x 300 VAr
4. Motor induksi dengan pengereman flywheel dan mekanikal
0.25 kW

3.2 Data Existing


1. Sisi generator dan Trafo (back up protection)
- Rele overcurrent type ABB RET630
- ratio CT 2 : 1
2. Sisi transmisi (main protection)
- Rele overcurrent type ABB REF615
- ratio CT 2 : 1
Penentuan Setting Arus Dan Waktu

1. Sisi generator dan trafo (back up protection)

Rele overcurrent type ABB RET630

Isc = 1.2 A

Ratio CT = 2 : 1
𝑉𝐴 1200
FLA = = = 3.15 𝐴
√3𝑥𝑉 √3𝑥220

Setting Arus (I>)

Iset < 0.8 x Isc


1.2
Iset < 0.8 x In
2

Iset < 0.48 In


Dipilih Iset = 0.15 In
Time delay =0.1 + Δt = 0.1 + 0.3 = 0.4 sekon
2. Sisi transmisi (main protection)

Rele overcurrent type ABB REF615

Isc = 1.2 A
Kurniawati Naim, Simulasi Koordinasi Proteksi Pada Jaringan Transimsi menggunakan Simulator
Transmisi 13

Ratio CT = 2 : 1
𝑉𝐴 1200
FLA = = = 3.15 𝐴
√3𝑥𝑉 √3𝑥220

Setting Arus (I>)

Iset < 0.8 x Isc


1.2
Iset < 0.8 x In
2

Iset < 0.48 In


Dipilih Iset = 0.15 In

Time delay = 0.1 + Δt = 0.1 + 0.3 = 0.4 sekon

3.3. Koordinasi Proteksi


Gangguan diberikan pada sisi transmisi. Gangguan yang diberikan adalah gangguan satu fasa ke
tanah. Relay utama yang merespon adalah Over Current Relay (OCR). Untuk lebih jelasnya,
dapat dilihat pada gambar 5.4. Secara garis besar, pada kasus ini, ada dua acara membuat
koordinasi proteksi. Pertama, time delay proteksi utama lebih lambat disbanding time delay
proteksi cadangan. Kedua, proteksi utama dinyalakan dan proteksi cadangan dimatikan atau
proteksi utama dimatikan dan proteksi cadangan dinyalakan.

Gambar 11. gangguan yang diberikan pada modul

Percobaan ini menghasilkan enam scenario. 1. Skenario pertama setting arus relai
Enam scenario tersebut adalah OCR RET630 0.15 A dan setting
operate time delay 0.4 detik sedangkan
setting arus relai OCR REF6150.15 A
14 ELEKTRIKA NO. I/TAHUN 14/MEI 2017

dan setting operate time delay 0.4 detik. dan setting arus RET630 0.15 A
relai OCR RET630 (proteksi cadangan) kemudian diberi gangguan sebesar 0,329
dan relai OCR REF615 (proteksi utama) detik, backup proteksi RET630 trip.
aktif kemudian diberi gangguan sebesar 6. Relai OCR RET630 dan REF615
0.329 A, main proteksi REF615 trip aktif tetapi setting arus REF615 0.15 A
dalam waktu 0.4 detik. dan setting arus RET630 0.16 A
2. Skenario pertama relai OCR RET630 kemudian diberi gangguan sebesar 0,329
tidak aktif (rele dianggap gagal trip) dan detik, main proteksi REF615 trip.
relai OCR REF615 aktif dengan 4. KESIMPULAN DAN SARAN
settingan arus dan waktu yang sama
4.1 Kesimpulan
dengan scenario pertama kemudian
diberi gangguan pada salah satu saluran Percobaan yang dilakukan
sebesar 0.329 A, main proteksi REF615 menghasilkan enam scenario koordinasi
trip dalam waktu 0.4 detik. proteksi. Skenario pertama dengan
3. Relai OCR REF615 dinonaktifkan, settingan arus yang sama tapi setting
rele ini dianggap gagal trip. Kemudian waktu relai OCR REF615 lebih cepat,
Diberi gangguan pada salah satu fasa relai OCR REF615 (main proteksi)
sebesar 0.329 A, RET630 dengan yang bekerja. Scenario kedua, back up
settingan arus dan waktu yang sama proteksi dinonaktifkan dan main
dengan scenario pertama yang berfungsi proteksi diaktifkan, relai OCR REF615
sebagai backup proteksi, trip dalam (main proteksi) yang bekerja.
waktu 0.5 detik. Respon trip lebih Sebaliknya, skenario ketiga main
lambat dari main proteksi. proteksi dinonaktifkan dan back up
4. Relai OCR RET630 dan REF615 proteksi diaktifkan, relai OCR RET630
aktif tetapi setting waktu REF615 0.5 (back up proteksi) yang bekerja.
detik dan setting waktu RET630 0.4 Scenario keempat, setting waktu OCR
detik kemudian diberi gangguan sebesar REF615 (main proteksi) lebih cepat
0.329 A, backup proteksi RET630 trip daripada relai OCR RET630 (back up
dalam waktu 0.4 detik. proteksi), relai OCR REF615 (main
5. Relai OCR RET630 dan REF615 proteksi) yang bekerja. Scenario lima,
aktif tetapi setting arus REF615 0.16 A setting arus OCR REF615 (main
Kurniawati Naim, Simulasi Koordinasi Proteksi Pada Jaringan Transimsi menggunakan Simulator
Transmisi 15

proteksi) lebih besar daripada relai OCR toto_sukisno-uny-ac-id.html, diakses


RET630 (back up proteksi), relai OCR pada tanggal 11 maret 2016

RET630 (back up proteksi) yang http://switchgear-


bekerja. Sebaliknya, Scenario enam, system.blogspot.co.id/2010/01/protek
setting arus OCR REF615 (main si-arus-lebih-dengan-koordinasi.html,
diakses tanggal 11 maret 2016
proteksi) lebih kecil daripada relai OCR
RET630 (back up proteksi), relai OCR Pandjaitan, Bonar. 2012. Praktik-praktik
REF615 (main proteksi) yang bekerja. Proteksi Sistem Tenaga Listrik.
Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
4.2.Saran Terco.2014.Power System and

Untuk percobaan berikutnya disarankan Transmission Simulator Manual Book.

untuk mencoba menggunakan relai Swedia.

yang lain seperti differential relay


Stevenson, William D, Jr. 1994. Analisis
kemudian diberikan gangguan phasa to
Sistem Tenaga Listrik Edisi-4. Jakarta
phasa.
: Erlangga.
DAFTAR PUSTAKA Tanyadji, Sonny dan Sarma Thaha. 2015.
http://distribusitenaga.blogspot.co.id/2013_1 Sistem Proteksi Tenaga Listrik.
Makassar: Ininnawa.
1_01_archive.html, diakses pada 11
maret 2016
http://docplayer.info/278434-Pengantar-
operasi-sistem-tenaga-listrik-

Anda mungkin juga menyukai