Anda di halaman 1dari 13

Analisa Sistem Pentanahan pada Trafo

Distribusi di Universitas Sam Ratulangi


Imanuel Israel Rumondor, Glanny M. Ch. Mangindaan, Sartje Silimang.
Teknik Elektro Universitas Sam Ratulangi Manado, Jl. Kampus Bahu-Unsrat Manado,95115
Email: elrumondor@gmail.com, patraslily48@gmail.com, sartje.silimang@unsrat.ac.id

Abstract -- To maintain and secure users and electrical I. PENDAHULUAN


equipment, a system is needed namely a grounding system at the Energi Listrik sangat dibutuhkan manusia dalam
electricity distribution substation. The grounding system in the menyelenggarakan kehidupannya,,untuk menyalurkan
distribution network is used as a direct safety for equipment and
kebutuhan listrik tersebut diperlukan suatu jaringan dan
humans in the event of a ground fault or leakage current due to
gardu distribusi. Karena kebutuhan manusia akan listrik
insulation failure and overvoltage in distribution network
semakin banyak maka diperlukan juga peralatan yang bisa
equipment. Lightning can produce fault currents and also
overvoltages where the fault can be channeled to the ground mencukupi kebutuhan tersebut.
using a grounding system. The grounding system at the Dengan demikian untuk menjaga serta mengamankan
distribution transformer of Sam Ratulangi University is gravel pemakai serta peralatan listrik, diperlukan sebuah sistem
which has a resistivity value (ρ = 1000Ω.m). For grounding the yaitu sistem pentanahan pada trafo distribusi itu sendiri.
neutral point, the grounding value (Rg = 0.75Ω). In this Sistem pentanahan pada trafo distribusi digunakan sebagai
analysis, measurements and calculations of grounding pengaman langsung terhadap peralatan dan manusia bila
resistance are carried out using the Driven Rod method and also
terjadinya gangguan tanah atau kebocoran arus akibat
calculating the touch voltage and step voltage.
kegagalan isolasi dan tegangan lebih pada peralatan
jaringan distribusi.
Keywords : Grounding, Distribution Transformer, Driven Rod
Sistem pentanahan yang baik menurut Standar Nasional
Abstrak-- Untuk menjaga serta mengamankan pemakai serta Indonesia nilai tahanannya adalah harus kurang dari 5 ohm.
peralatan listrik diperlukan sebuah sistem yaitu sistem Dengan begitu pentingnya sistem pentanahan ini guna
pentanahan pada gardu distribusi listrik. Sistem pentanahan mempertahanankan kontinuitas pasokan listrik ke
pada jaringan distribusi digunakan sebagai pengaman konsumen.
langsung terhadap peralatan dan manusia bila terjadinya Universitas Sam Ratulangi merupakan suatu lembaga
gangguan tanah atau kebocoran arus akibat kegagalan isolasi
pendidikan yang memiliki beberapa fakultas yang
dan tegangan lebih pada peralatan jaringan distribusi. Petir
mempunyai banyak gedung-gedung untuk perkuliahan,
dapat menghasilkan arus gangguan dan juga tegangan lebih
laboratorium, auditorium, dan kantor rektorat,yang
dimana gangguan tersebut dapat dialirkan ke tanah dengan
menggunakan sistem pentanahan. Sistem pentanahan pada menggunakan peralatan listrik. Pemakaian beban listrik
trafo distribusi Universitas Sam Ratulangi berkerikil yang juga banyak dipakai dalam pemasangan lampu sebagai
mempunyai nilai resistivitas (ρ = 1000Ω.m). Untuk pentanahan penerangan dan peralatan-peralatan listrik lainnya.
titik netral nilai pentanahan (Rg = 0.75Ω) dengan resistivitas (ρ Jika sistem pentanahan pada trafo distribusi Universitas
= 23.25Ω.m). Pada Analisa ini dilakukan pengukuran serta Sam Ratulangi kurang baik maka akan terjadinya
perhitungan tahanan pentanahan menggunakan metode gangguan-gangguan seperti yang telah dijelaskan tadi dan
Driven Rod dan juga dilakukan perhitugan tegangan sentuh
bisa menyebabkan kerusakan pada peralatan sekaligus juga
serta tegangan langkah.
yang lebih fatal akan melukai makhluk hidup.
Berdasarkan masalah diatas, maka penulis bermaksud
Kata Kunci: Pentanahan, Trafo Distribusi, Driven Rod
mengangkat masalah tersebut menjadi sebuah judul Tugas
Akhir yaitu Analisa Sistem Pentanahan Pada Trafo sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam
Distribusi Di Universitas Sam Ratulangi. sistem tenaga listrik secara keseluruhan (Bambang
Winardi, Agung Warsito, and Meigy Restanaswari Kartika,
II. LANDASAN TEORI 2015) (Jeandy T. I. Kume, Ir. Fielman Lisi, MT., Sartje
A. Sistem Distribusi Tenaga Listrik Silimang, ST., MT, 2016).
Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem
B. Transformator
tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk
Transformator atau trafo adalah komponen
menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar
elektromagnet yang dapat merubah tegangan tinggi ke
(bulk power source) sampai ke konsumen.Tenaga listrik
rendah atau sebaliknya dalam frekuensi sama. Trafo
yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik besar
merupakan jantung dari distribusi dan transmisi yang
dengan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikan
diharapkan beroperasi maksimal (kerja terus menerus tanpa
tegangannya oleh Gardu Induk (GI) dengan transformator
henti). Agar dapat berfungsi dengan baik, makan trafo
penaik tegangan menjadi 70 kV, 154kV, 220kV atau
harus dipelihara dan dirawat dengan baik menggunakan
500kV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi.
sistem dan peralatan yang tepat. Trafo dapat dibedakan
Tujuan menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil
berdasarkan tenaganya, trafo 500/150 kV dan 150/70 kV
kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana dalam
biasa disebut trafo Interbus Transformator (IBT) dan trafo
hal ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus
150/20 kV dan 70/20 kV disebut trafo distribusi. Trafo
yang mengalir (I2.R) (Suhadi, 2008). Dengan daya yang
pada umumnya ditanahkan pada titik netral sesuai dengan
sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang
kebutuhan untuk sistem pengamanan atau proteksi.
mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan
Sebagai contoh trafo 150/20 kV ditanahkan secara
kecil pula. Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi
langsung di sisi netral 150 kV dan trafo 70/20 kV
menjadi 20 kV dengan transformator penurun tegangan
ditanahkan dengan tahanan rendah atau tahanan tinggi atau
pada gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem
langsung di sisi netral 20 kV.
tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh
saluran distribusi primer (Suhadi, 2008). Dari saluran
C. Sistem Pentanahan
distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi mengambil
Salah satu faktor utama dalam setiap usaha
tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo
pengamanan rangkaian listrik adalah pentanahan. Apabila
distribusi menjadi sistem tegangan rendah, yaitu
suatu tindakan pengamanan yang baik dilaksanakan maka
220/380Volt.Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi
harus ada sistem pentanahan yang dirancang dengan baik
sekunder ke pelanggan konsumen. Pada sistem penyaluran
dan benar.
daya jarak jauh, harus menggunakan tegangan yang
Untuk mendapatkan nilai suatu pentanahan dapat
setinggi mungkin, dengan menggunakan transformator
dihitung dengan menggunakan persamaan :
step-up (Bambang Winardi, Agung Warsito, and Meigy
 
Restanaswari Kartika, 2015). Nilai tegangan yang sangat R= (1)
4 A
tinggi ini menimbulkan beberapa konsekuensi antara lain:
Berdasarkan besarnya arus gangguan dan kenaikan
berbahaya bagi lingkungan dan mahalnya harga
tegangan phasa yang tidak terganggu, impedansi
perlengkapanperlengkapannya, selain itu juga tidak cocok
pengetanahan netral dapat diatur. Pemilihan impedansi
dengan nilai tegangan yang dibutuhkan pada sisi beban.
harus dilakukan secara analitis bila Zn = besar, If = kecil
Maka, pada daerah-daerah pusat beban tegangan saluran
dan ∆ = besar, maka sistem pengetanahan untuk
yang tinggi ini diturunkan kembali dengan menggunakan
memperbaiki :
transformator 4 5 step-down. Dalam hal ini jelas bahwa
1. Arus gangguan hubung singkat yang tidak terlalu yang luas dan tegangan yang tinggi. Pentanahan netral ini
besar, sehingga bahaya yang ditimbulkan tidak dilakukan pada pembangkit listrik dan transformator daya
berlebihan, namun sensitivitas rele proteksi masih pada gardu-gardu induk dan gardu-gardu distribusi. Oleh
dapat dipertahankan. karena itu pada saat mana sistem-sistem tenaga relatif
2. Tegangan lebih yang terjadi pada phasa yang tidak mulai besar, sistem-sistem itu diketanahkan melalui
terganggu tidak terlalu besar sehingga batas isolasi tahanan reaktansi. Pengetanahan itu umumnya dilakukan
peralatan dapat dipertahankan atau dikurangi. dengan menghubungkan netral transformator daya ke
Stabilitas dan kontinuitas penyaluran beban dapat tanah.
terjamin. Tujuan dari Pentanahan Netral
Syarat sistem pentanahan yang efektif : • Menghilangkan gejala-gejala busur api pada suatu
• Membuat jalur impedansi rendah ke tanah untuk sistem.
pengaman personil dan peralatan dengan • Membatasi tegangan pada fasa yang tidak
menggunakan rangkaian yang efektif. terganggu (pada fasa yang sehat).
• Dapat melawan dan menyebarkan gangguan berulang • Meningkatkan keandalan (realibility) pelayanan
dan arus akibat surya hubung. dalam penyaluran tenaga listrik.
• Menggunakan bahan tahan korosi terhadap berbagai • Mengurangi/membatasi tegangan lebih transient
kondisi kimiawi tanah, untuk memastikan kontinuitas yang disebabkan oleh penyalaan bunga api yang
penampilan sepanjang umur peralatan yang berulang-ulang (restrike ground fault).
dilindungi. • Memudahkan dalam menentukan sistem proteksi
• Menggunakan sistem mekanik yang kuat namun serta memudahkan dalam menentukan lokasi
mudah dalam perawatan dan perbaikan bila terjadi gangguan.
kerusakan. Dalam sistem pentanahan semakin kecil Metode-metode pengetanahan netral adalah :
nilai tahanan maka semakin baik terutama untuk a) Pengetanahan melalui tahanan (resistance
pengamanan personal dan peralatan, beberapa standart grounding).
yang telah disepakati adalah bahwa saluran tranmisi Pentanahan titik netral melalui tahanan (resistance
substasion harus direncanakan sedemikian rupa grounding) yang dimaksud adalah suatu sistem yang
sehingga nilai tahanan pentanahan tidak melebihi 1 Ω mempunyai titik netral dihubungkan dengan tanah
untuk tahanan pentanahan pada komunikasi system/ melalui tahanan (resistor), sebagai contoh terlihat
data dan maksimum harga tahanan yang diijinkan 5 Ω pada gambar dibawah ini
pada gedung / bangunan. Suatu pengetanahan netral b) Pengetanahan melaui reaktor (reactor
langsung pada generator dikatakan bilamana adanya grounding).
hubungan galvanis antara sistem itu dengan tanah Pengetanahan melaui reaktor digunakan bilamana
tanpa menyisipkan suatu impedansi. Pada saat terjadi trafo daya tidak cukup membatasi arus gangguan
gangguan hubung singkat kawat-tanah begitu besar tanah. Reaktor ini digunakan untuk memenuhi
sehingga tekanan arus lebih berpengaruh dari tekanan persyaratan dari sistem yang diketanahkan dengan
tegangan. reaktor dimana besar arus gangguan di atas 25 % dari
arus gangguan 3 fasa.
Sistem pentanahan dapat dibagi dua; c) Pengetanahan tanpa impedansi (solid grounding).
1. Pentanahan sistem (pentanahan netral) Sistem pentanahan langsung adalah dimana titik
Pentanahan netral merupakan suatu keharusan pada saat netral sistem dihubungkan langsung dengan tanah,
ini, karena sistem sudah demikian besar dengan jangkauan tanpa memasukkan harga suatu impedansi.
d) Pengetanahan dengan kumparan Petersen Tabel 1 Tegangan Sentuh dan waktu pemutusan
(resonant grounding). maksimum (IEEE, 2000)
Pengetanahan dengan kumparan Petersen ialah Lama gangguan (t) Tegangan sentuh yang
untuk menghubungkan titik netral trafo daya dengan (detik) diizinkan
suatu tahanan yang nilainya dapat berubah-ubah. (volt)
2. Pentanahan umum (pentanahan peralatan) 0.1 1980
Pentanahan peralatan berfungsi untuk melindungi 0.2 1400
peralatan dari tegangan lebih dan melindungi makhluk 0.3 1140
hidup terhadap tegangan sentu. 0.4 990
a) Tegangan sentuh 0.5 890
Tegangan sentuh adalah tegangan yang terdapat di 1 626
antara suatu objek yang disentuh dan suatu titik 2 443
berjarak 1 meter, dengan asumsi bahwa objek yang di 3 362
sentuh dihubungkan dengan kisi-kisi pengetanahan
yang berada dibawahnya. Besar arus gangguan b) Tegangan langkah
dipengaruhi oleh tahanan orang dan tahanan kontak Tegangan langkah adalah tegangan yang timbul di
ke tanah dari orang tersebut. antara dua kaki orang yang sedang berdiri di atas
Untuk mendapatkan nilai tegangan sentuh untuk tanah tanah yang sedang dialiri oleh arus kesalahan
orang dengan berat maksimal 70kg dan 50kg dapat ketanah. Dalam hal ini dimisalkan jarak antara kedua
menggunakan persamaan berikut : kaki orang adalah 1 meter dan diameter kaki
Et70 = (1000 + 1.5  Cs   s )  Ib70 dimisalkan 8 cm dalam keadaan tidak memakai
(2)
sepatu.
Et50 = (1000 + 1.5  Cs   s )  Ib50
(3) Untuk mendapatkan nilai tegangan langkah untuk
Dimana : orang dengan berat maksimal 70kg dan 50kg dapat
   menggunakan persamaan berikut :
0.09 1 −
  s  Ib70 =
0.157
Cs = 1 − Es70 = (1000 + 6  Cs   s )  Ib70
2.hs + 0.09 tf (4)
Keterangan : Es50 = (1000 + 6  Cs   s )  Ib50
(5)
𝐸𝑡70 = Tegangan sentuh untuk orang dengan berat
Keterangan :
70 Kg (Volt)
𝐸𝑠70 = Tegangan langkah untuk orang dengan berat
𝐸𝑡50 = Tegangan sentuh untuk orang dengan berat
70 Kg (Volt)
50 Kg (Volt)
𝐸𝑠50 = Tegangan langkah untuk orang dengan berat
𝐶𝑠 = Faktor reduksi nilai resistifitas permukaan
50 Kg (Volt)
tanah
ℎ𝑠 = Ketebalan lapisan permukaan tanah (Ω-m)
Tabel 2 Tegangan Langkah dan waktu pemutusan
𝑡𝑓 = Durasi/lama gangguan (detik)
maksimum (IEEE, 2000)
𝜌𝑠 = Tahanan jenis tanah di sekitar permukaan (Ω-
Lama gangguan (t) Tegangan sentuh yang
m) diizinkan
(detik)
𝜌 = Tahanan jenis tanah (Ω-m) (volt)
𝐼𝑏 = Arus fibrilasi/arus ambang bahaya yang melalui 0.1 7000

tubuh (A) 0.2 4950


0.3 4040 transformator atau jaringan saluran udara dengan jarak 200
0.4 3500 m maksimum adalah 10Ω dan tahanan pentanahan dalam
0.5 3140 suatu sistem tidak boleh lebih dari 5Ω. Seperti yang telah
1 2216 disampaikan di atas bahwa tahanan pentanahan diharapkan
2 1560 bisa sekecil mungkin. Namun dalam prakteknya tidaklah
3 1280 selalu mudah untuk mendapatkannya karena banyak faktor
yang mempengaruhi tahanan pentanahan.

Tujuan Pentanahan Peralatan : Faktor-faktor yang mempengaruhi besar tahanan

• Untuk mencegah terjadinya tegangan kejut listrik yang pentanahan adalah:

berbahaya bagi manusia. • Bentuk elektroda. Ada bermacam-macam bentuk

• Untuk memungkinkan timbulnya arus tertentu baik elektroda yang banyak digunakan, seperti jenis batang,

besarnya maupun lamanya dalam keadaan gangguan pita dan pelat.

tanah tanpa menimbulkan kebakaran atau ledakan • Jenis bahan dan ukuran elektroda. Sebagai konsekwensi

pada bangunan atau isinya. peletakannya di dalam tanah, maka elektroda dipilih

• Untuk memperbaiki penampilan (performance) dari dari bahan-bahan tertentu yang memiliki konduktivitas

sistem. sangat baik dan tahan terhadap sifat-sifat yang merusak

E. Pentanahan Transformator dari tanah, seperti korosi. Ukuran elektroda dipilih yang
• mempunyai kontak paling efektif dengan tanah.
Bila pada suatu sistem tenaga listrik tidak terdapat titik
• Jumlah/konfigurasi elektroda. Untuk mendapatkan
netral, sedangkan sistem itu harus diketanahkan, maka
tahanan pentanahan yang dikehendaki dan bila tidak
sistem itu dapat ditanahkan dengan menambahkan
cukup dengan satu elektroda, bisa digunakan lebih
“Transformator Pentanahan” (grounding transformer).
banyak elektroda dengan bermacam-macam
Sistem tegangan 70 kV
konfigurasi pemasangannya di dalam tanah.
• Kedalaman penanaman di dalam tanah. Penanaman ini
tergantung dari jenis dan sifat-sifat tanah. Ada yang
TRAFO TRAFO
PENTAN
DAYA RESISTOR
AHAN lebih efektif ditanam secara dalam, namun ada pula
yang cukup ditanam secara dangkal.
• Faktor-faktor alam. Jenis tanah: tanah gembur, berpasir,
Gambar 1. Contoh Gambar Pemasangan Trafo Pentanahan
berbatu, dan lain-lain. Moisture tanah: semakin tinggi
Transformator pentanahan itu dapat terdiri dari kelembaban atau kandungan air dalam tanah akan
transformator Zig-zag atau transformator bintang-segitiga memperendah tahanan jenis tanah. Kandungan mineral
(Y-Δ). Trafo pentanahan yang paling umum digunakan tanah: air tanpa kandungan garam adalah isolator yang
adalah transformator zig-zag tanpa belitan sekunder. baik dan semakin tinggi kandungan garam akan
memperendah tahanan jenis tanah, namun
F. Elektroda Pentanahan dan Tahanan Pentanahan meningkatkan korosi, dan suhu tanah: suhu akan
Tahanan pentanahan harus sekecil mungkin untuk berpengaruh bilamencapai suhu beku dan di bawahnya.
menghindari bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh adanya Untuk wilayah tropis seperti Indonesia tidak ada
arus gangguan tanah. Hantaran netral harus diketanahkan masalah dengan suhu karena suhu tanah ada di atas titik
di dekat sumber listrik atau transformator, pada saluran beku.
udara setiap 200 m dan di setiap konsumen. Tahanan Jenis-Jenis Elektroda Pentanahan
pentanahan satu elektroda di dekat sumber listrik, a) Elektroda Batang
Elektroda batang ialah elektroda dari pipa atau berbatu, tanah berpasir, tanah gambut dan sebagainya.
besi baja profil yang ditanamkan ke dalam tanah. • Unsur kimia yang terkandung dalam tanah, seperti
garam, logam dan mineral – mineral lainnya.
• Kelembaban tanah seperti basah atau kering
• Temperatur tanah dan jenis tanah.

Tabel 3 Nilai Tahanan jenis tanah berdasarkan standar


PUIL

Jenis Tanah Tahanan Jenis


Gambar 2. Elektroda batang
Tanah (Ω-m)
b) Elektroda Pita
Tanah rawa 30
Elektroda Pita Berupa pita atau kawat
Tanah liat dan Tanah ladang 100
berpenampang bulat yang ditanam di dalam tanah
Pasir basah 200
umumnya penanamannya tidak terlalu dalam. (0,5 ---
Kerikil basah 500
1 meter) dan caranya ada bermacam-macam.
Pasir dan kerikil kering 1000
Tanah berbatu 3000
Bentuk Radial Bentuk Grid Bentuk Lingkaran

Besar tahanan pembumian pada sistem pembumian


ditentukan oleh tahanan jenis tanah. Jadi pada suatu
perencanaan sistem pembumian, harus dilakukan terlebih
Gambar 3. Macam elektroda pita
dahulu pengukuran tahanan jenis tanah di tempat tersebut.
Berdasarkan harga tahanan jenis tanah tersebut, maka
c) Elektroda Pelat selanjutnya dibuat perencanaan sistem pembumiannya.
Elektroda Pelat berupa pelat yang ditanam tegak
lurus dalam tanah seperti pada gambar. III. DATA DAN PENGUKURAN
A. Lokasi dan Spesifikasi Trafo
Penelitian ini untuk menganalisa sistem pentanahan
Trafo Distribusi pada Universitas Sam Ratulangi yang
berada di samping Gedung Pasca Sarjana Universitas Sam
Gambar 4. Elektroda pelat
Ratulangi. Trafo Distribusi berada di sebuah ruangan
khusus sebelah kiri dan jenis tanah disekitar trafo
G. Tahanan Jenis Tanah merupakan jenis tanah kerikil kering.
Faktor keseimbangan antara tahanan pembumian dan Transformator Distribusi pada Universitas Sam
kapasitansi disekeliling adalah tahanan jenis tanah yang Ratulangi memiliki kapasitas trafo sebesar 1000kVA dan
direpresentasikan dengan (ρ). Harga tahanan jenis tanah menggunakan tegangan 20kV.
pada daerah kedalaman yang terbatas tidaklah sama.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tahanan jenis tanah
yaitu:
• Keadaan struktur tanah antara lain ialah struktur
geologinya, seperti tanah liat, tanah rawa, tanah
B. Pengambilan Data   4.l    l2 2.s 4 
R=  ln − 1 + 1 − 2 + 4 
Tabel 4 Data Trafo 4. .l  r  4. .s  3.s 5.s  (7)
No. Uraian Hasil
1. Beban Phasa R 600 A 3. Untuk menghitung dengan beberapa batang elektroda
2. Beban Phasa S 400 A Hitung dulu nilai Ra dan Rb
3. Beban Phasa T 545 A p2 F0
Ra = .g 0. (8)
( L + hb − h ) N
4. Tegangan Phasa R 400 V
p1 Fo p1
Rb = .g 0, + . 0 (9)
5. Tegangan Phasa S 400 V ( 2 − hb ) N h

6. Tegangan Phasa T 400 V Kemudian masukan nilai Ra dan Rb pada persamaan


berikut untuk mendapatkan tahanan pentanahan :
7. Pentanahan Titik Netral 0,75 ohm
1
Rt = (10)
8. Tahanan jenis tanah 1000 ohm 1 1
+
(Tanah kerikil) Ra Rb
Keterangan :

C. Metode Pengukuran R : tahanan pentanahan


l : Panjang elektroda batang
r : jari – jari elektroda
s : jarak antara elektroda

D. Pengukuran
Tabel 5 Hasil pengukuran resistivitas tanah

Tahanan Jenis Tanah

Gambar 5. Metode Driven Rod Poin Nilai Tahanan (Ω)


RS1 127
• Elektroda tes adalah elektroda yang di ukur dengan
RS2 117
menggunakan kabel hijau.
RS3 79
• Elektroda bantu adalah elektroda yang membantu
RS4 67,8
elektroda tes untuk mendapatkan nilai tahanan.
RS5 55,5
Persamaan yang akan digunakan untuk menghitung
RS6 54,2
dengan metode Driven Rod adalah sebagai berikut :
RS7 41,7
1. Untuk menghitung dengan single rod atau 1 batang
RS8 48,8
elektroda :
RS9 51,3
RS10 44,4
  4.l 
R=  ln − 1 (6) Rata – rata tahanan 68,67
2. .l  r 
jenis tanah (ρ)

2. Untuk menghitung dengan 2 batang elektroda


III. PERHITUNGAN DAN ANALISA

A. Tahanan pentanahan berdasarkan jenis tanah


Dengan menggunakan persamaan (1) berdasarkan persamaan (3), dimana menggunakan nilai (S) yaitu nilai
jenis tanahnya, Lokasi Trafo Distribusi pada jarak antara kedua elektroda.
Universitas Sam Ratulangi memiliki jenis tanah
  4.l    l2 2.s 4 
berkerikil sehingga nilai resistivitasnya adalah : R=  ln − 1 + 1 − 2 + 4 
4. .l  r  4. .s  3.s 5.s 
P = 1000Ωm
68.67  4 1.5  68.67  1 52 2  54 
R=  ln − 1 + 1 − + 
kemudian dimasukan pada persamaan berikut, 4  3.14 1.5  0.008  4  3.14  5  3  52 5  54 

  R = 24.527
R=
4 A
Pada perhitungan dua batang elektroda nilainya juga
1000 3.14
R= masih besar, namun jauh lebih rendah dari perhitungan
4 8 5
pada single rod sehingga dilakukan perhitungan dengan
R = 70.04
desain saya sendiri menggunakan 5 batang elektroda
Dari hasil diatas dilihat nilainya terlalu besar,
3. Untuk mencari nilai tahanan dari beberapa batang
kemungkinan yang bisa terjadi karena nilai tahanan jenis elektroda
tanahnya terlalu besar dimana jenis tanahnya adalah tanah
Dari perhitungan single rod dan dua batang elektroda
berkerikil dan nilai ini belum bisa dikatakan benar karena
hasilnya masih besar maka dilakukan perhitungan dengan
tanah kerikil pada lokasi merupakan diatas permukaan
beberapa batang elektroda dan disini dihitung untuk 5
tanah.
batang elektroda.
B. Tahanan pentanahan dengan Metode Driven Rod
a) Menentukan nilai K
Dari perhitungan tahanan pentanahan dengan
p1 − p 2
persamaan (1), didapatkan nilainya masih terlalu besar K=
p1 + p 2
sehingga dilakukan perhitungan berdasarkan hasil
68.67 − 68.67
pengukuran dengan metode Driven Rod, untuk perhitungan K=
68.67 + 68.67
ini bisa diawali dengan menghitung pada satu batang K = 0
elektroda atau single rod dengan menggunakan persamaan b) Menentukan nilai Fo
(2). L
Fo =
1. Untuk mencari nilai tahanan (R) pada single rod 1 − 0.9.k
p = 68.67Ω 1.5
Fo =
r = 8 mm 1 − 0.9  0

l = 1.5 m Fo = 1.5

  4.l  c) Menentukan nilai go


R=  ln − 1
2. .l  r   
1   2.L  ln 2 
68.67  4 1.5  g0 = ln   −1 
R=  ln − 1 2.   r 
1+
( 4.ln 2.hb ) 
2  3.14 1.5  0.008   L 
R = 48.243Ω  
Pada perhitungan diambil data berdasarkan pengukuran 1   2 1.5  ln 2 
g0 = ln   −1 
2  3.14   0.008 
1+
( 4  ln 2 1) 
metode driven rod dan dari pengukuran didapatkan rata-  
1.5
rata tahanan jenis tanah, namun hasilnya masih terlalu
g 0 = 0.356
besar sehingga dilakukan perhitungan pada dua batang
d) Menentukan nilai φ0
elektroda.
2. Untuk mencari nilai tahanan (R) pada dua batang
elektroda
Pada dua batang elektroda yang menggunakan
1  1  resistivitas atau tahanan jenis tanah pada Pentanahan Titik
 ln 
2.  1 − k  Netral dengan menggunakan persamaan :
0 =
 N 
 − 1 + 12 V
 F0   = K.
I
1  1 
 ln  Dari persamaan diatas, V merupakan rumus untuk
2  3.14  1 − 0 
0 = I
5  2
 − 1 + 1 mencari tahanan pentanahan, dan tahanan untuk
3 
pentanahan titik netral sudah didapatkan maka,
0 = 0
V
R= = 0.75
e) Menentukan nilai Ra I
p2 F0 Untuk nilai K dapat dihitung dengan menggunakan
Ra = .g 0.
( L + hb − h ) N
persamaan berikut,
Ra =
68.67
 0.356 
1.5 K = 2 a
(1.5 + 1 − 2 ) 5
K = 2  3.14  5 = 31.4m
Kemudian dari hasil diatas, dimasukan pada
Ra = 14.667
persamaan awal tadi yaitu,
f) Menentukan nilai Rb
 = 31.4m  0.75
p1 Fo p1
Rb = .g 0, + . 0  = 23.55.m
( 2 − hb ) N h
Berdasarkan hasil diatas maka dapat disimpulkan
68.67 1.5 68.67
Rb =  0.356  + 0
( 2 − 1) 5 1 bahwa pentanahan netral dari trafo Universitas Sam
Ratulangi sudah memenuhi standart IEEE dimana
Rb = 7.333
pentanahannya (R ≤ 5 Ω). Dan dari hasil ini juga dianalisa
g) Menentukan nilai Rtotal
bahwa pentanahan titik netral pada Universitas Sam
1
Rt = Ratulangi ditanam pada kedalaman yang besar sehingga
1 1
+
Ra Rb dapat mencapai nilai yang rendah.
1
Rt = D. Perhitungan tegangan sentuh dan tegangan langkah
1 1
+ Setelah menghitung pentanahan titik netral, selanjutnya
14.667 7.333
Rt = 4.901Ω dilakukan perhitungan tegangan sentuh dan tegangan

Berdasarkan hasil diatas didapatkan R total (Rt ≤ 5Ω), langkah yang merupakan bagian dari pentanahan peralatan.

hasil ini sudah baik karena pada perhitungan ini Disini saya menghitung tegangan sentuh dan tegangan

ditambahkan beberapa elektroda dan kedalaman elektroda langkah untuk orang dengan berat badan maksimal 50kg

sehingga dapat disimpulkan bahwa pentanahan dengan dan 70kg dengan waktu gangguan 0.5detik.

metode driven rod pada trafo Universitas Sam Ratulangi 1. Tegangan sentuh
telah memenuhi standart IEEE.
Untuk menghitung tegangan sentuh diketahui :
C. Perhitungan Pentanahan Netral
ρ = 100 Ω-m
Setelah menghitung grounding atau tahanan
ρs = 1000 Ω-m
pentanahan pada Trafo Distribusi di Universitas Sam
hs = 15 cm = 0.15 m
Ratulangi, selanjutnya untuk perhitugan Pentanahan Titik
tf = 0.5 detik
Netral. Didapatkan dari data pada tabel 3.1 nilai
dimana,
pentanahan titik netral adalah 0.75Ω dan nilai a = 5 m

Dari data tersebut dapat dilakukan perhitungan untuk


   Es70 = 1299.2V
0.09 1 −
  s 
Cs = 1 − Jadi nilai tegangan langkahnya adalah 1299.2V
2.hs + 0.09
Untuk menghitung tegangan langkah dengan orang
 100 
0.09 1 − 
 1000  yang memiliki berat maksimal 50 kg menggunakan
Cs = 1 −
2  0.15 + 0.09 persamaan (5)
Cs = 0.8
Es50 = (1000 + 6  Cs   s )  Ib50
Untuk menghitung tegangan sentuh dengan orang
0.116
yang memiliki berat maksimal 70 kg menggunakan Es50 = (1000 + 6  0.8 1000 ) 
0.5
persamaan (2).
Es50 = 962.8V
Et70 = (1000 + 1.5  Cs   s )  Ib70
Jadi nilai tegangan langkahnya adalah 962.8V
0.157
Et70 = (1000 + 1.5  0.8 1000 )  Dari hasil perhitungan tegangan langkah kedua nilai
0.5
tersebut telah memenuhi standart dimana dengan lama
Et70 = 493.43V
gangguan 5 detik tegangan sentuh ≤ 3140 V.
Jadi nilai tegangan sentuhnya adalah 493.43V
Untuk menghitung tegangan sentuh dengan orang
Untuk keseluruhan hasil dari perhitungan dapat dilihat
yang memiliki berat maksimal 50 kg menggunakan
pada tabel 4.2
persamaan (3).
Tabel 6 Hasil Perhitungan
Et50 = (1000 + 1.5  Cs   s )  Ib50
No. Uraian Resistivitas Hasil Standar
0.116 1000 Ω-m 70.04 Ω 5Ω
Et50 = (1000 + 1.5  0.8 1000 ) 
1. Tahanan
0.5 Pentanahan
Et50 = 364.57V berdasarkan
jenis tanah
Jadi nilai tegangan sentuhnya adalah 364.57V
2. Single rod 68.67 Ω-m 48.243 Ω 5Ω
Dari hasil perhitungan tegangan sentuh kedua nilai
3. Dua batang 68.67 Ω-m 24.527 Ω 5Ω
tersebut telah memenuhi standart dimana dengan lama
elektroda
gangguan 5 detik tegangan sentuh ≤ 890 V. 4. Beberapa 68.67 Ω-m 4.901 Ω 5Ω
batang
2. Tegangan Langkah elektroda (5
batang)
  
0.09 1 −  5. Titik Netral 23.55 Ω-m 0.75 Ω 5Ω
Cs = 1 −  s 
2.hs + 0.09
6. Tegangan - 493.43 V 890 V
 100 
0.09 1 − 
sentuh (70
Cs = 1 −  1000  kg)
2  0.15 + 0.09
7. Tegangan - 364.57 V 890 V
Cs = 0.8
sentuh (50
Untuk menghitung tegangan langkah dengan orang kg)
yang memiliki berat maksimal 70 kg menggunakan 8. Tegangan - 1299.2 V 3140 V
persamaan (4) langkah (70

Es70 = (1000 + 6  Cs   s )  Ib70 kg)


9. Tegangan - 962.8 V 3140 V
0.157
Es70 = (1000 + 6  0.8 1000 )  langkah (50
0.5 kg)
mendapatkan standar nilai pentanahan yang tepat
2. Desain grounding sebaiknya menggunakan metode Sistem Pentanahan
Driven Rod.
Dari perhitungan pentanahan dengan metode driven rod
2) Semakin lembab tanah yang berada di lokasi trafo akan
menggunakan 5 batang elektroda maka diperoleh desain
memberi pengaruh baik terhadap nilai tahanan
grounding yang tepat untuk Trafo Distribusi di Universitas
pentanahan.
Sam Ratulangi yang dapat dilihat pada gambar dibawah.
3) Penambahan jumlah batang elektroda dan kedalaman
pentanahan pada metode Driven Rod akan memberikan
solusi modifikasi untuk mendapatkan nilai pentanahan
yang lebih rendah.

DAFTAR PUSTAKA

1) Abrar Tanjung. (2015). Analisis Sistem Pentanahan


Transformator Distribusi Universitas Lancang Kuning
Gambar 6. Desain grounding Pekanbaru.
2) Aidil Fitriyanto, Firdaus. ANALISIS SISTEM
PENTANAHAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU.
A. Kesimpulan
Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina Widya
1) Jenis tanah disekitar trafo distribusi di Universitas Sam
3) Alubaidah, Fajar (2019) PERANCANGAN
Ratulangi adalah tanah berkerikil yang mempunyai
SALURAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH
nilai resistivitas (ρ = 1000 Ω.m) sehingga didapatkan
UNTUK PENAMBAHAN BEBAN BARU PADA
nilai tahanan pentanahan (Rg = 70.04 Ω). Dari hasil
GEDUNG DI JPTE FT UNY. D3 thesis, Universitas
tersebut belum memenuhi standar nilai pentanahan
Negeri Yogyakarta.
yang baik yaitu dibawah 5 Ω, maka dilakukan
4) Muhammad Kamal Hamid, Said Abubakar. (2016).
perhitungan dengan metode driven rod dan didapatkan
Sistem Pentanahan Pada Transformator Distribusi 20
nilai pentanahan yang baik yaitu (Rg = 4.910 Ω).
kV di PT.PLN (Persero) Area Lhokseumawe Rayon
2) Sistem pentanahan pada trafo distribusi di Universitas
Lhoksukon
Sam Ratulangi menggunakan pentanahan titik netral
5) NILA NURWAJID OKTORI, NILA NURWAJID
dan pentanahan peralatan. Dari data dan perhitungan
OKTORI (2018) ANALISIS NILAI TAHANAN
pada pentanahan titik netral didapatkan nilai
PENTANAHAN GARDU DISTRIBUSI 20 KV DI PT.
pentanahan (Rg = 0.75 Ω) dan nilai resistivitas (ρ =
PLN (PERSERO) AREA MATARAM RAYON
23.25 Ω-m).
PRINGGABAYA. Diploma thesis, Universitas
3) Berdasarkan perhitungan tegangan sentuh dan tegangan
Teknologi Sumbawa.
langkah pada trafo distribusi Universitas Sam Ratulangi
6) PT PLN (Persero). Grounding System. Pusat
sudah memenuhi nilai standar untuk orang yang
Pendidikan dan Pelatihan PT PLN (Persero)
memiliki berat maksimal 70 kg dan 50 kg dengan lama
7) Suhadi, dkk. (2008). Teknik Distribusi Tenaga Listrik
gangguan 0.5 detik
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
B. Saran Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
1) Setelah melakukan perhitungan dan analisa maka untuk
Imanuel Israel Rumondor lahir
pada 07 Juni 1998 di Tondano
Sulawesi Utara, pada tahum
2016 memulai pendidikan di
Universitas Sam Ratulangi,
Fakultas Teknik, Jurusan
Teknik Elektro dengan
mengambil Kosentrasi Minat Teknik Tenaga Listrik pada
tahun 2018. Dalam menempuh pendidikan penulis juga
pernah melaksanakan Kerja Praktek yang bertempat di PT.
Jago Elfah Anugerah pada bulan Mei-Juli tahun 2019.
Penulis selesai menempuh pendidikan di Fakultas Teknik
Elektro Universitas Sam Ratulangi Manado pada tahun
2021, dengan judul penelitian yaitu Analisa Sistem
Pentanahan pada Trafo Distribusi di Universitas Sam
Ratulangi

Anda mungkin juga menyukai