Anda di halaman 1dari 8

82

Analisis Jatuh Tegangan Jaringan Distribusi


Primer 20 kV Pada Penyulang Ulee Kareng PT.
PLN (Persero) Banda Aceh
T. Ahlul Arif Maulana, Rakhmad Syafutra Lubis, dan Ira Devi Sara
Jurusan Teknik Elektro dan Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Syech Abdurrauf No. 7 Darussalam, Banda Aceh 23111, Indonesia
e-mail: tahlularifmaulana@gmail.com

Abstrak— Letak pusat pembangkit dengan pusat beban yang sangat jauh tentu akan mengakibatkan kerugian
besar dalam penyaluran tenaga listrik tersebut. Sehingga beban akan tidak seimbang atau terjadi naik turunnya
tegangan dan mengakibatkan losses saat menuju beban atau konsumen. Bila keadaan tersebut dibiarkan akan
menyebabkan terjadinya penurunan keandalan dan kualitas energi listrik yang disalurkan. Penelitian ini
menganalisis pengaruh panjang saluran distribusi primer 20 kV terhadap jatuh tegangan yang terdapat pada
penyulang Ulee Kareng kota Banda Aceh dengan jarak antar gardunya bervariasi dan besar daya trafo beragam,
selanjutnya disesuaikan dengan perhitungan jatuh tegangan yang diizinkan oleh PLN dan sesuai dengan SPLN
yang mana tegangan jatuhnya tidak boleh melebihi 5%. Dari hasil analisis, pada LBU 42-00 tersebut terjadi jatuh
tegangan sampai dengan 5,303% yang disebabkan oleh pengaruh dari saluran yang lebih panjang dan
penghantar yang dipakai mempunyai tahanan. Pada LBU 42-00 ini juga memiliki arus beban yang besar dimana
pembebanan pada trafo tersebut mencapai 94,59% dari kapasitas trafo yaitu 250 KVA. Persentase losses yang
paling besar terjadi pada LBU 14-00 yaitu sebesar 4,84% dan losses yang kecil pada LBU 39-00 yaitu sebesar
0,0023% dikarenakan pengaruh dari besar arus netral yang mengalir pada netral trafo. Semakin besar arus
dinetral maka semakin besar pula losses yang timbul.

Kata kunci: jatuh tegangan, losses, penyulang Ulee Kareng, Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
Abstract— The location of the power plant with a very far load center will certainly result in huge losses in the
distribution of electricity. So that the load will be unbalanced or voltage rise and fall and cause losses when
heading to the load or the consumer. If this condition is allowed to cause a decrease in the reliability and quality of
the electrical energy supplied. This study analyzes the effect of the 20 kV primary distribution channel length on
the voltage drop found in the Ulee Kareng feeder in the city of Banda Aceh with varying distances between
substations and varying transformer power, then adjusted for the calculation of the voltage drop allowed by PLN
and in accordance with the SPLN where the voltage the fall must not exceed 5%. From the results of the analysis,
on the LBU 42-00 the voltage drop occurs up to 5.303% which is caused by the influence of the longer channel and
the conductor used has resistance. In LBU 42-00 it also has a large load current where the load on the transformer
reaches 94.59% of the transformer capacity of 250 KVA. The highest percentage of losses occurred at LBU 14-00
which was 4.84% and the small losses at LBU 39-00 was 0.0023% due to the influence of the large neutral current
flowing in neutral transformer. The greater the neutral current, the greater the losses that arise.

Keywords: voltage drop, losses, Ulee Kareng feeder, Medium Voltage Network (JTM)

I. PENDAHULUAN yang disalurkan. Maka untuk itu diperlukan penanganan


memaksimalkan jarak transformator distribusi pada
Kebutuhan akan energi listrik akan selalu meningkat
jaringan distribusi listrik, guna menekan jatuh tegangan
dari tahun ketahunnya, sejalan dengan meningkatnya
yang ditimbulkan sehingga jatuh tegangan menjadi
pertumbuhan ekonomi masyarakat. Pusat pembangkit
berkurang atau menjadi lebih sedikit. Pada sistem
tenaga listrik yang posisinya berada jauh dari pusat beban,
distribusi belum optimal dalam penyaluran beban karena
sangat berdampak terhadap tegangan kirim yang
masih terjadi rugi-rugi tegangan yang begitu besar. Faktor
bersumber dari pembangkit yang akan diterima oleh Gardu
yang menyebabkan adalah dipengaruhi oleh panjangnya
Induk yang terdekat dengan beban. Letak pusat
saluran distribusi, diameter penghantar tidak sesuai dengan
pembangkit dengan pusat beban yang sangat jauh tentu
jumlah kapasitas beban sehingga saluran penghantar
akan mengakibatkan kerugian besar dalam penyaluran
menghasilkan panas yang berakibat hilangnya daya dan
tenaga listrik tersebut. Sehingga beban akan tidak
tegangan pada jaringan. Pada penyulang Ulee Kareng juga
seimbang atau terjadi naik turunnya tegangan dan
terjadi ketidakseimbangan antar phasa R, phasa S dan
mengakibatkan losses saat menuju beban atau konsumen.
phasa T, sehingga memicu timbulnya arus dipengantar
Bila keadaan tersebut dibiarkan akan menyebabkan
netral. Arus yang mengalir dipenghatar netral akan
terjadinya penurunan keandalan dan kualitas energi listrik
menyebabkan rugi-rugi pada transformator. Rugi-rugi
T. Ahlul Arif Maulana dkk.: Analisis Jatuh Tegangan Jaringan Distribusi Primer 20 kV 83
Pada Penyulang Ulee Kareng PT. PLN (Persero) Banda Aceh

tersebut akan berpengaruh terhadap nilai efisiensi pada sepanjang pusat pemukiman, baik itu komersial ataupun
transformator. Bila hal ini dibiarkan terus-menerus akan beberapa industri yang ada. Tenaga listrik tegangan yang
berdampak besar dan dapat merugikan pihak PT.PLN rendah 380/220 Volt digunakan dalam kehidupan sehari-
(Persero) ataupun pihak konsumen. hari untuk mengoperasikan peralatan pelanggan
Pada tugas akhir ini, metode yang digunakan adalah (konsumen). Sedangkan tenaga listrik yang menengah
menganalisis pengaruh panjang saluran distribusi primer (sistem 20 kV) dan tegangan tinggi (sistem 150 kV)
20 KV terhadap jatuh tegangan yang terdapat pada sebagai sistem penyaluran distrbusi maupun transmisi
penyulang Ulee Kareng kota Banda Aceh. Penyulang Ulee untuk jarak jauh. Hal ini bertujuan untuk kehandalan
Kareng memiliki 42 gardu distribusi untuk melayani sistem karena dapat memperkecil rugi-rugi daya dan
pelanggan dimana jarak antar gardunya bervariasi dan memiliki tingkat kehandalan penyaluran yang tinggi,
besar daya trafo beragam. Sehingga peneliti akan disalurkan melalui saluran transmisi ke berbagai wilayah
menganalisis berapa besar jatuh tegangan pada JTM 20 menuju ke pusat pelanggan. Untuk diagram satu garis
kV, selanjutnya disesuaikan dengan perhitungan jatuh sistem penyaluran distribusi tenaga listrik dapat dilihat
tegangan yang diizinkan oleh PLN dan sesuai dengan pada Gambar 1 [1].
SPLN yang mana tegangan jatuhnya tidak boleh melebihi
5%.
II. STUDI PUSTAKA
A. Sistem Distribusi Tenaga Listrik
Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga
listrik. Sistem distribusi berguna untuk menyalurkan
tenaga listrik dari sumber daya listrik besar sampai ke
konsumen. Sistem tenaga listrik tersusun atas tiga
subsistem pokok, yaitu subsistem pembangkit, subsistem
transmisi dan subsistem distribusi Fungsi distribusi tenaga Gambar 1. Diagram Satu Garis Penyulang Tegangan Listrik
listrik antara lain:
1. Pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa
pelanggan.
2. Merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung
berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada Gambar 2 Pendistribusian Tenaga Listrik
pusat-pusat beban (pelangan) dilayani langsung melalui Keterangan gambar:
jaringan distribusi. 1. Gardu Induk 150/20 kV
Baik buruknya suatu sistem distribusi dapat pengaruhi 2. Jaringan Tegangan Menengah 20 kV (saluran distribusi
beberapa faktor, diantaranya yaitu, kontinuitas penyaluran, primer)
regulasi tegangan, harga sistem dan efisiensi. Oleh karena 3. Gardu Distribusi 20 kV/ 380 V
itu, suatu sistem distribusi harus memiliki regulasi 4. Jaringan Tegangan Rendah 220/380 V
tegangan yang tidak besar, gangguan yang tidak lama dan 5. Pengguna tenaga listrik tegangan rendah (rumah tangga,
biaya sistem yang tidak mahal [1]. Oleh karena itu, suatu kantoran dan industri)
sistem distribusi harus memiliki beberapa syarat
diantaranya : B. Jaringan Distribusi
a. Gangguan terhadap pelayanan tidak boleh terlalu Jaringan setelah keluar dari Gardu Induk biasa disebut
sering. jaringan distribusi, sedangkan jaringan antara pembangkit
listrik dengan Gardu Induk biasa disebut jaringan
b. Gangguan terhadap suatu pelayanan di suatu daerah transmisi. Jaringan distribusi dibagi menjadi dua, yaitu
tidak boleh terlalu lama dan daerah yang mengalami distribusi primer dan distribusi sekunder [2].
gangguan harus dapat dibatasi. 1. Distribusi Primer sering disebut Jaringan Tegangan
c. Regulasi tegangan tidak terlalu besar. Menengah (JTM) dengan operasi 20 kV. Jaringan
d. Biaya sistem operasional tidak mahal dan harus Tegangan Menengah menghubungan Gardu Induk
serendah mungkin namun tidak mengurangi efek dengan gardu distribusi dan antara gardu distribusi
kehandalannya. dengan gardu distribusi.
Saluran distribusi adalah saluran yang berfungsi untuk
menyalurkan tegangan dari gardu distribusi ke trafo
distribusi. Sistem distribusi daya listrik meliputi semua
Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20kV dan semua
Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 380/220 Volt hingga ke
meter-meter pelanggan. Setiap elemen jaringan distribusi
pada lokasi tertentu dipasang trafo-trafo distribusi, dimana
tegangan distribusi 20 kV diturunkan ke level tegangan
yang lebih rendah menjadi 380/220 Volt. Dari trafo-trafo
ini kemudian para pelanggan listrik dilayani dengan
menarik kabel-kabel tegangan rendah menjelajah ke Gambar 3 Bagian sistem distribusi primer
84 Seminar Nasional dan Expo Teknik Elektro 2019

Gambar 4 Hubungan Tegangan Menengah ke Tegangan Rendah dan penghantar netral trafo ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
PN = N² × 𝑅N (3)
dimana:
PN = Rugi-rugi daya atau losses pada penghantar netral
(Watt)
IN = Arus pada penghantar netral (A)
RN = Tahanan pada penghantar netral (Ω)
Sedangkan losses yang disebabkan oleh arus netral
yang mengalir ke tanah (ground) dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Konsumen PG = G² × 𝑅G (4)
2. Distribusi Sekunder disebut juga Jaringan Tegangan dimana:
Rendah (JTR) dengan tegangan opersi 380/220 Volt. PG = Rugi-rugi daya atau losses terhadap ground (Watt)
Jaringan Tegangan Rendah merupakan jaringan dari IG = Arus netral yang mengalir ke ground (A)
Papan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) RG = Tahanan pada grounding trafo (Ω)
sampai dengan Alat Pengukur dan Pembatas (APP).
3. Penyusutan Daya
C. Transformator Penyusutan daya adalah daya listrik yang sampai ujung
Transformator (trafo) umumnya banyak digunakan terima akan lebih kecil dari dayanya mengalami
untuk sistem tenaga listrik maupun untuk rangkaian penyusutan dalam saluran. Dalam penyaluran daya listrik
elektronika. Transformator adalah salah satu komponen pusat pembangkit sampai ke beban pasti terjadi penyusutan
elektro yang bekerja untuk menaikan tegangan serta daya karena dalam proses pengiriman melewati beberapa
menurunkan tegangan dengan prinsip kerja gandengan peralatan sehingga sampai ke transformator distribusi dan
elektromagnetik. Penggunaan transformator yang berakhir pada beban.
digunakan dalam sistem tenaga listrik dipilih tenaga yang Penyusutan daya listrik dibedakan dalam 2 jenis, yaitu
sesuai dengan keperluan. Keperluan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya 1. Pada Keadaan Arus Seimbang
listrik jarak jauh [3]-[7]. Pada arus yang mengalir pada saluran listrik bersifat
normal, dimana tidak ada gangguan pada saluran baik itu
Pemakaiannya pada sistem tenaga listrik dapat dibagi : internal maupun eksternal. Apabila penyaluran daya dalam
a. Transformator step up atau disebut trafo daya, untuk keadaan seimbang dapat dinyatakan:
menaikan tegangan pembangkit menjadi tegangan
transmisi. P = 3 × [V] × [I] × cos (5)
b. Transformator step down atau disebut trafo distribusi, dimana:
untuk menurunkan tegangan transmisi menjadi P = Daya pada ujung kirim
tegangan distribusi. V = Tegangan pada ujung kirim
c. Trafo instrumen, untuk pengukuran yang terdiri dari Cosφ= Faktor Daya
trafo tegangan dan trafo arus yang dipakai untuk
menurunkan tegangan dan arus agar dapat masuk ke 2. Pada Keadaan Arus Tidak Seimbang
meter-meter pengukuran. Pada keadaan tidak seimbang besarnya arus phasa
dapat dinyatakan dengan koefisien a, b dan c sebagai
1. Perhitungan Arus Beban pada Tranformator berikut:
Berikut ini merupakan rumus daya transformator bila [IR] = a [I]
dilihat dari sisi tegangan tinggi: [ IS] = a [I] (6)
S = √3×V×I (1) [ IT] = a [I]
IR, IS, IT adalah arus pada masing-masing phasa. Bila faktor
(2)
√ daya ketiga phasa dianggap sama maka daya yang
Dimana: disalurkan adalah:
S = Daya (kVA) P = (a + b + c) × [V] × [I] × cosφ (7)
V = Tegangan (kV)
I = Arus jala-jala (A) D. Jatuh Tegangan
IFL = Arus beban penuh (A) Jatuh tegangan merupakan besarnya tegangan yang
hilang pada suatu penghantar. Jatuh tegangan pada saluran
2. Rugi-Rugi (losses) Arus Netral
disuatu lokasi disebabkan oleh bagian yang berbeda
Rugi-rugi (losses) ini dapat terjadi jika terdapat aliran tegangan didalam suatu sistem daya dan dipengaruhi juga
arus dari setiap phasa pada sisi sekunder trafo dan netral oleh resistansi, reaktansi dan impedansi pada saluran. Jatuh
trafo. Hal tersebut terjadi karena adanya
tegangan pada saluran adalah selisih antara tegangan pada
ketidakseimbangan beban antara tiap-tiap phasa pada sisi pangkal pengiriman (sending end) dengan tegangan pada
sekunder trafo (phasa R, phasa S, phasa T). Losses pada ujung penerima (receiving end) tenaga listrik [5].
T. Ahlul Arif Maulana dkk.: Analisis Jatuh Tegangan Jaringan Distribusi Primer 20 kV 85
Pada Penyulang Ulee Kareng PT. PLN (Persero) Banda Aceh

Penyebab terjadinya jatuh tegangan dipengaruhi oleh Penurunan persamaan jatuh tegangan dapat ditentukan
beberapa faktor, yaitu: dari gambar diagram fasor transmisi daya, yang
a. Tahanan saluran diperlihatkan pada Gambar 6.
b. Arus saluran
c. Faktor daya (cos θ)
Dengan demikian untuk menghitung jatuh tegangan
pada jaringan distribusi primer digunakan rumus, sebagai
berikut:
Gambar 6 Diagram Vektor
𝑅 (8)
dimana:
dimana: ∆V = Jatuh Tegangan (Volt)
I = Arus beban (A) V = Tegangan (Volt)
L = Panjang saluran (km)
R = Besar resistansi saluran (Ohm) Perhitungan persentase jatuh tegangan pada saluran
X = Besar reaktansi induksi (Ohm)
Cosφ= 0,86 dan sin φ = 0,51

E. Batas Persentase Tegangan Jatuh


Besarnya jatuh tegangan pada transformator distribusi
primer tidak boleh melebihi dari 5% sehingga jika
melebihi dari ketentuan yang ada maka itu tidak bagus dan
harus diperbaiki baik dari sisi letak ataupun selainnya.
Batas maksimum penurunan tegangan yang diizinkan pada
distribusi sesuai dengan PUIL 2000, yaitu :
1. SUTM = 5% dari tegangan kerja bagi sistem radial
2. SKTM = 2% dari tegangan kerja pada sistem spindle
dan gugus
3. Trafo Distribusi = 3% dari tegangan kerja
4. Saluran tegangan rendah = 4% dari tegangan kerja dan
tergantung kepadatan beban
5. Sambungan rumah = 1% dari tegangan nominal
Jatuh tegangan (∆V) yang dimaksud dalam
pembahasan ini ialah selisih antara tegangan kirim (Vs)
dengan tegangan terima (Vr) [6]. Maka jatuh tegangan
dapat dinyatakan dalam persamaan dibawah ini:
∆V=|Vs|-|Vr| (9)
Dimana :
∆V = Jatuh tegangan
Vs = Nilai mutlak tegangan ujung kirim (Volt)
Vr = Nilai mutlak tegangan ujung terima (Volt)

distribusi primer adalah:


Gambar 5. Diagram Saluran Distribusi Tenaga Listrik
Dimana : (10)
Vs = Tegangan sumber (Volt)
VR = Tegangan pada sisi penerima (Volt)
R = Resistansi saluran (Ω) Gambar 7. Flowcart Perhitungan Jatuh Tegangan
X = Reaktansi saluran (Ω)
Zsal = Impedansi saluran (Ω) III. METODE
RL = Resistansi beban (Ω)
XL = Reaktansi beban (Ω) Adapun metode penelitian yang digunakan dalam
ZL = Impedansi beban (Ω) penyusunan penelitian adalah sebagai berikut:
I = Arus beban (A)
∆V = Susut tegangan (Volt) A. Tahap Studi Literatur
Tahap studi literatur merupakan tahap awal bagi
peneliti untuk menguasai materi yang akan diteliti seperti:
gardu, transpormator, jatuh tegangan, dan penghantar
86 Seminar Nasional dan Expo Teknik Elektro 2019

sehingga memudahkan peneliti dalam menyusun penelitian 2. Analisa Ketidakseimbangan Beban Trafo dengan
ini. persamaan (6):
B. Tahap Studi Lapangan IR = a x I, maka: a = = = 1,07
Tahap ini merupakan tahap dimana peneliti melakukan
studi lapangan yaitu melakukan pengukuran letak Is = a x I, maka: b = = = 0,90
transformator dan pengambilan data yang diperlukan untuk
IT = a x I, maka: c = = = 1,02
proses selanjutnya.
C. Tahap Analisa/Perhitungan Dengan demikian rata-rata ketidakseimbangan beban
trafo (dalam %) adalah:
Menghitung jatuh tegangan berdasarkan data
pengukuran yang dihitung dari titik sumber sampai ke titik
| | | | | |
yang dihitung (titik beban) sesuai dengan panjang ={ }
penyulang dengan persamaan.
Tabel 1. Data Spesifikasi Gardu Penyulang Ulee Kareng | | | | | |
={ } = 6,33%

Dari perhitungan di atas terlihat bahwa hasil dari


persentase pembebanan trafo adalah 78,30% dan ketidak
seimbangan beban mencapai 6,33%. Hal ini disebabkan
karena penggunaan beban yang tidak merata di antara
konsumen.

Berdasarkan dari data pada tabel 1 diatas dapat 3. Analisa Losses Akibat Adanya Arus Netral pada
dilakukan perhitungan terhadap jatuh tegangan satu phasa. Penghantar Netral Trafo
Contoh hasil pencarian jatuh tegangan menggunakan Dari tabel pengukuran, losses akibat adanya arus netral
persamaan (8): pada penghantar netral trafo dapat dihitung besarya dengan
1. LBU 01-00 persamaan (3):
I x L (𝑅 ) PN = IN2 x RN
= 121 x 0,53 (0,321 . 0,86) + (0,082 . 0,51) = (68)2 x 0,321
= 64,13 (0,31788) = 1.484, 30 Watt ≈ 1,48 kW
= 20,38 Volt Dimana daya aktif trafo (P)
2. Tegangan Terima Ujung, menggunakan persamaan (9): P = S × cos
∆V= Vs – Vr P = 100 × 0,86 = 86kW
= 20.000 Volt – 19.979,12 Volt = 20,38 Volt
Sehingga persentase losses akibat adanya arus netral
Kemudian untuk perhitungan jatuh tegangan dalam pada penghantar netral trafo adalah:
persen menggunakan persamaan (10):
3. % = x 100% % PN = × 100% = 100% = 1,72%
= x 100%
D. Tahap Penyusunan Laporan
= 0,101% Tahapan penyusunan laporan merupakan tahap akhir
dalam proses penelitian ini, selanjutnya peneliti diharapkan
Kemudian untuk perhitungan pembebanan trafo mampu menarik kesimpulan dari hasil perhitungan dan
menggunakan persamaan (2): analisis yang dilakukan mengenai Jatuh Tegangan
1. Analisa Pembebanan Trafo Distribusi Primer 20kV pada Penyulang Ulee Kareng.
 LBU 01-00
S = 100 KVA = 100.000 VA
V = 400 V (phasa-phasa) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Maka, A. Data Pengujian
= 144,33 A Data hasil perhitungan jatuh tegangan per phasa serta
√ √
persentase jatuh tegangan pada penyulang Ulee Kareng
ditunjukkan pada Tabel 2.
Irata = = 113 A
Jadi persentasen pembebanan trafo adalah:

= x 100% = 78,30%
T. Ahlul Arif Maulana dkk.: Analisis Jatuh Tegangan Jaringan Distribusi Primer 20 kV 87
Pada Penyulang Ulee Kareng PT. PLN (Persero) Banda Aceh

Tabel 2. Hasil Perhitungan Jatuh Tegangan pada Penyulang Ulee Kareng 38-00 43,8 165 5,79 0,463 0,083 0,9 0,5 420,84 2,104

39-00 0,4 1 6,03 0,321 0,082 0,9 0,5 1,91 0,009


Impedansi
Beban Arus Panjang Kabel
Kode AV 40-00 15,4 30 6,27 0,321 0,082 0,9 0,5 59,79 0,298
Trafo Beban Saluran Cos Sin AV
Gardu (%)
(KVA) (A) (KM)
41-00 75,2 131 5,91 0,463 0,083 0,9 0,5 341,04 1,705
R X
total total
42-00 217,7 384 6,27 0,463 0,083 0,9 0,5 1.060,60 5,303
01-00 74,7 121 0,53 0,321 0,082 0,9 0,5 20,38 0,101

02-00 84,3 120 0,95 0,321 0,082 0,9 0,5 36,23 0,181 Dari hasil perhitungan jatuh tegangan pada penyulang
Ulee Kareng seperti pada tabel 2 dapat dibuat grafik seperti
03-00 34,3 62 1,43 0,321 0,082 0,9 0,5 28,18 0,14
pada gambar 8 dibawah ini:
04-00 10,7 16 1,73 0,627 0,083 0,9 0,5 16,09 0,08

05-00 41,8 61 2,39 0,321 0,082 0,9 0,5 46,34 0,231

06-00 83 138 2,57 0,432 0,082 0,9 0,5 146,59 0,732

07-00 68,8 88 2,69 0,463 0,083 0,9 0,5 57,13 0,285

08-00 109,8 126 0,45 0,184 0,08 0,9 0,5 11,28 0,056

09-00 50 76 0,75 0,321 0,082 0,9 0,5 18,11 0,09

10-00 2,5 8 0,93 0,321 0,082 0,9 0,5 2,36 0,011


Gambar 8. Grafik Jatuh Tegangan AV
11-00 2,7 9 0,75 0,463 0,083 0,9 0,5 2,97 0,014

12-00 120,4 196 0,93 0,321 0,082 0,9 0,5 57,94 0,289
Gambar 8 menunjukkan besarnya nilai tegangan pada
penyulang Ulee Kareng secara keseluruhan, dimulai dari
13-00 18,7 42 0,93 0,321 0,082 0,9 0,5 12,41 0,062
LBU 01 sampai dengan LBU 42. Berdasarkan dari gambar
14-00 85,8 141 1,11 0,321 0,082 0,9 0,5 49,75 0,248 8 tersebut dapat dilihat sumbu y menunjukkan nilai
tegangan dan sumbu x menunjukkan kode gardu yang
15-00 56,2 109 1,35 0,321 0,082 0,9 0,5 46,77 0,233
terdapat pada penyulang Ulee Kareng. Dapat diamati pada
16-00 126,5 170 1,17 0,184 0,08 0,9 0,5 39,58 0,197 grafik diatas bahwa nilai tegangan pada penyulang Ulee
Kareng masih dalam batas normal, namun mulai naik dan
17-00 0 0 0 0,463 0,083 0,9 0,5 0 0
turun lagi. Namun terjadi kenaikan grafik yang tinggi pada
18-00 25,6 13 1,53 0,321 0,082 0,9 0,5 6,32 0,031 LBU 42 dibandingkan LBU lainnya. Hal ini disebabkan
19-00 87,4 178 1,71 0,463 0,083 0,9 0,5 73,45 0,367
oleh jarak antara Gardu Induk dengan Gardu Hubung jauh
sehingga mempengaruhi keandalan nilai tegangan
20-00 65,2 131 2,13 0,321 0,082 0,9 0,5 88,69 0,443 penyulang Ulee Kareng yang disuplai tegangannya dari
21-00 60,1 106 2,49 0,463 0,083 0,9 0,5 116,26 0,581
gardu hubung.

22-00 104,4 111 2,73 0,463 0,083 0,9 0,5 73,13 0,365 E. Hasil dan Analisa
23-00 80,6 104 2,85 0,321 0,082 0,9 0,5 94,61 0,471
1. Analisa Jatuh Tegangan
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dapat
24-00 49,2 68 3,03 0,463 0,083 0,9 0,5 90,76 0,453
dianalisa bahwa nilai jatuh tegangan berbeda-beda setiap
25-00 81,2 138 3,45 0,463 0,083 0,9 0,5 209,72 1,048 pada gardu, hal tersebut dikarenakan pengaruh dari saluran
26-00 72,1 103 3,69 0,321 0,082 0,9 0,5 120,81 0,604
yang lebih panjang serta penghantar yang dipakai
mempunyai tahanan. Pada gardu LBU 38-00 dan gardu
27-00 42,4 79 3,75 0,432 0,082 0,9 0,5 122,45 0,612 LBU 42-00 terdapat jatuh tegangan yang tinggi berbeda
28-00 30,5 34 4,17 0,463 0,083 0,9 0,5 34,21 0,171
dari gardu LBU lainnya. Besar jatuh tegangan di gardu
LBU 38-00 nilai jatuh tegangannya (2,104%) dan gardu
29-00 31,1 49 4,41 0,432 0,082 0,9 0,5 89,31 0,446 LBU 42-00 nilai jatuh tegangannya (5,303%).
29.1 13,2 29 4,59 0,463 0,083 0,9 0,5 58,63 0,293

30-00 41,4 62 4,41 0,463 0,083 0,9 0,5 120,44 0,602

31-00 6 8 4,65 0,627 0,083 0,9 0,5 21,63 0,108

32-00 30,3 41 4,95 0,321 0,082 0,9 0,5 64,51 0,322

33-00 63,5 103 5,13 0,432 0,082 0,9 0,5 218,4 1,092

34-00 102,4 175 5,43 0,321 0,082 0,9 0,5 302,06 1,51

35-00 54,3 88 5,37 0,321 0,082 0,9 0,5 150,21 0,751


Gambar 9. Grafik Jatuh Tegangan AV (%)
36-00 74,3 108 5,55 0,321 0,082 0,9 0,5 190,53 0,952
Gambar 9 menunjukkan besar jatuh tegangan AV (%)
37-00 42,4 155 5,55 0,463 0,083 0,9 0,5 207,61 1,038
pada penyulang Ulee Kareng secara keseluruhan, mulai
88 Seminar Nasional dan Expo Teknik Elektro 2019

dari gardu LBU 01 sampai dengan gardu LBU 42. 14-00 87,29% 41,33% 114 4,17 kW 4,84%
Berdasarkan dari Gambar 9 tersebut dapat dilihat sumbu y
15-00 57,04% 54,33% 70 1,57 kW 1,82%
menunjukkan nilai tegangan dan sumbu x menunjukkan
kode gardu yang terdapat pada penyulang Ulee Kareng. 16-00 64,31% 6% 67 0,82 kW 0,47%
Hasil perhitungan persentase jatuh tegangan pada gardu
18-00 54,03% 60% 50 0,80 kW 1,86%
LBU 42 adalah sebesar 5,303%. Dari hasil perhitungan
dapat dinyatakan bahwa besarnya jatuh tegangan yang 19-00 91,22% 23,67% 79 2,69 kW 1,67%

terjadi pada gardu LBU 42 tersebut sudah melebihi batas 20-00 66,74% 66% 56 1,00 kW 1,16%
yang berikan yang diizinkan oleh PLN dan sesuai dengan
SPLN yang mana tegangan jatuhnya tidak boleh melebihi 21-00 61,66% 31,67% 81 3,03 kW 3,52%

5%. 22-00 67,11% 19% 94 3,81 kW 1,48%


Pada gardu LBU 42-00 tersebut terjadi jatuh tegangan
23-00 83,83% 9,33% 64 1,31 kW 1,52%
sampai dengan 5,303% yang disebabkan oleh pengaruh
dari saluran yang lebih panjang dan penghantar yang 24-00 50,11% 3,67% 38 0,66 kW 0,76%
dipakai mempunyai tahanan. Pada LBU 42-00 ini juga
25-00 83,14% 46,67% 64 1,89 kW 2,19%
memiliki arus beban yang besar dimana pembebanan pada
trafo tersebut mencapai 94,59% dari kapasitas trafo yaitu 26-00 47,05% 14% 50 0,80 kW 0,58%
250 kVA. Sehingga apabila ada pelanggan yang akan
27-00 0,43% 19% 52 1,16 kW 1,34%
melakukan pemasangan baru, maka pihak PLN harus
memilih trafo baru ataupun melakukan sisipan trafo untuk 28-00 32,32% 18% 23 0,22 kW 0,13%
solusi pengurangan beban berlebih pada trafo LBU 42-00,
29-00 33,02% 66,66% 57 1,40 kW 1,62%
sehingga nilai jatuh tegangan yang terjadi masih dalam
tahapan toleransi. 29.01 38,71% 15,66% 25 0,28 kW 0,65%

30-00 84,97% 14,33% 32 0,47 kW 1,09%


2. Analisa Ketidakseimbangan Beban
31-00 0,12% 67% 16 0,16 kW 0,37%
Menurut standar IEC ketidakseimbangan beban yang
diijinkan adalah 5% dengan tingginya ketidakseimbangan 32-00 0,31% 25% 28 0,25 kW 0,29%
beban sangat berpengaruh terhadap besarnya arus netral,
33-00 64,89% 22% 55 1,30 kW 1,51%
yang mana bila arus netral yang besar mengakibatkan
losses bertambah dan kualitas tenaga yang rendah sehingga 34-00 104,15% 14,33% 64 1,31 kW 1,52%

berpengaruh terhadap kualitas sistem penyaluran tenaga 35-00 55,65% 10% 39 0,48 kW 0,55%
listrik. Berdasarkan hal tersebut maka perlu untuk
melakukan perhitungan besarnya persentase 36-00 79,67% 7,33% 97 3,02 kW 3,52%

ketidakseimbangan pada masing-masing gardu. 37-00 72,97% 31,66% 100 4,32 kW 2,69%

Tabel 3. Hasil Perhitungan Ketidakseimbangan Beban


38-00 87,29% 20,66% 82 3,11 kW 3,61%

39-00 0,91% 67,33% 2 0,0012 kW 0,0023%

Pembebanan Ketidakseimbangan Arus 40-00 31,86% 31,66% 34 0,37 kW 0,86%


No Rugi-Rugi Rugi-Rugi
Transformator Beban Transformator Netral
Gardu Daya (PN) Daya (PN) %
% % (IN) 41-00 77,59% 33,33% 89 3,66 kW 4,25%

42-00 94,59% 8,33% 120 6,66 kW 3,09%

01-00 78,30% 6,33% 68 1,48 kW 1,72%


Dari Tabel 3 terlihat bahwa hasil perhitungan diatas
02-00 86,83% 2,67% 75 1,80 kW 2,09% bahwa persentase losses berbeda-beda. Dari hasil
03-00 34,88% 15,67% 26 0,21 kW 0,24%
perhitungan diatas dapat dilihat bahwa persentase losses
yang paling besar terjadi pada Gardu LBU 14-00 yaitu
04-00 43,43% 19,67% 19 0,22 kW 1,02% sebesar 4,84% dan losses yang kecil atau sedikit terjadi
05-00 43,87% 19,67% 41 0,53 kW 0,61% pada Gardu LBU 39-00 yaitu sebesar 0,0023%. Karena
pengaruh dari besar arus netral yang mengalir pada netral
06-00 85,45% 12% 52 1,16 kW 1,34%
trafo. Semakin besar arus di netral maka semakin besar
07-00 71,12% 15,33% 45 0,87 kW 0,53% pula losses yang timbul. Losses yang besar dapat
menimbulkan kerugian dari sistem distribusi, dikarenakan
08-00 44,61% 14% 144 3,81 kW 1,77%
syarat keandalan sistem distribusi tidak terpenuhi.
09-00 51,03% 18,67% 35 0,39 kW 0,45% Sedangkan untuk nilai losses yang kecil dapat diabaikan.
Hal ini berarti besarnya arus netral berbanding lurus
10-00 2,53% 79% 6 0,01 kW 0,01%
dengan meningkatnya rugi daya akibat ketidakseimbangan
11-00 11,08% 83,33% 8 0,02 kW 0,09% beban. Namun tidak berarti gardu yang memiliki
12-00 75,92% 7,66% 66 1,39 kW 1,01%
persentase ketidakseimbangan yang tinggi menghasilkan
rugi daya yang lebih tinggi dibanding gardu lain yang
13-00 19,16% 32,66% 47 0,70 kW 0,81% memiliki ketidakseimbangan yang lebih rendah, hal
T. Ahlul Arif Maulana dkk.: Analisis Jatuh Tegangan Jaringan Distribusi Primer 20 kV 89
Pada Penyulang Ulee Kareng PT. PLN (Persero) Banda Aceh

tersebut diakibatkan berbedanya kapasitas trafo dan REFERENSI


besarnya beban yang ditanggung.
[1] Abdul, Kadir. 2000. Distribusi dan Utilisasi Tenaga Listrik. Jakarta:
V. KESIMPULAN UI Press.
Dari hasil analisis yang telah dikerjakan pada penelitian [2] Kaplan, M. 1984. Optimazation of Number, Location, Size, Tye
ini, dapat disimpulkan bahwa penyebab utama yang and Capasitors on Radial Distribution Feeders. IEEE
Transactionon Power Apparatus and System. Vol.103, No. 9.
menyebabkan terjadinya jatuh tegangan pada Penyulang
Ulee Kareng yaitu disebabkan oleh saluran yang lebih [3] Sya’roni, Zainal dan Rijayanto, Tri. 2019. Analisis
Ketidakseimbangan Beban Transformator Distribusi 20 KV dan
panjang dan memiliki tahanan penghantar yang besar. Solusinya pada Jaringan Tegangan Rendah. Jurnal Teknik Elektro
Jatuh tegangan yang besar terjadi pada Gardu LBU 42, Volume 08, No.01, Universitas Negeri Surabaya.
yang mana nilai persentasenya tidak memehuhi syarat [4] Stevenson, Jr, William D. 1990. Analisis Sistem Tenaga Listrik.
standar yaitu nilai persentasenya sebesar 5,303% atau Jakarta: Erlangga.
1.027,45 Volt, hal ini disebabkan oleh arus beban yang [5] A, Rahmat. 2016. Analisa Jatuh Tegangan Jaringan Distribusi
lebih besar dan persentase pembebanan trafo tersebut Primer 20 kV Pada Penyulang Indrapuri. Skripsi Universitas Syiah
Kuala, Banda Aceh.
94,59% dari kapasistas trafo 250 kVA. Berdasarkan hasil
perhitungan persentase ketidakseimbangan beban, maka [6] Muhdar, Isla J dan Yunus S. 2013. Evaluasi Drop Teganganpada
Jaringan Tegangan Menengah 20 KV Feeder Bojo PT PLN
diperoleh hasil bahwa nilai persentase losses (Persero) Rayon Mattirotasi. Skripsi Politeknik Neger Ujung
ketidakseimbangan beban yang paling besar terjadi pada Pandang, Makassar.
Gardu LBU 14-00 yaitu sebesar 4,74% dan nilai persentase [7] Sya’roni, Zainal. Dosen. Analisis Ketidakseimbangan Beban
losses ketidakseimbangan beban yang kecil terjadi pada Transformator Distribusi 20 kV Dan Solusinya Pada Jaringan
Gardu LBU 39-00 yaitu sebesar 0,0023%. Tegangan Rendah. Progam Studi S1 Teknik Elektro. Universitas
Negeri Surabaya
[8] Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Cenderawasih. 2013. Perhitungan Jatuh Tegangan SUTM 20 kV
Pada Penyulang Soka Di PT. PLN (Persero) Cabang Jayapura.
Jurnal Cartenz, Vol.4, No. 6.

Anda mungkin juga menyukai