Anda di halaman 1dari 12

STUDI PEMASANGAN KAPASITOR BANK PADA OGF 5 PERAWANG GARDU

INDUK GARUDA SAKTI UNTUK MEMPERBAIKI DROP TEGANGAN DAN


RUGI DAYA PT PLN (Persero) RAYON PERAWANG
Sumiharjo Fans Crystian Marbun, Abrar Tanjung
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Lancang Kuning
E-mail : sumiharjom@yahoo.com, abrar @unilak.ac.id
Abstrak
Pada sistem distribusi 20 kV di PT PLN (persero) Rayon Perawang mengalami
jatuh tegangan dan rugi-rugi daya yang cukup besar, jatuh tegangan sebesar 16,946. Pada
tahun 2012 kebutuhan energi listrik di Perawang tidak dilayani lagi dari Gardu Induk
Garuda Sakti, tetapi dilayani dari PLTD Teluk Lembu, dan dari Gardu Hubung PT Indah
Kiat Pulp Paper. Beban Feeder OGF 5 Perawang di manuver, dengan tujuan untuk
mengurangi beban Induktif yang di pakai.
Walapun beban OGF 5 Perawang sudah di manuver, tetapi tetap saja mengalami
drop tegangan yaitu di bawah 18 kV. Hal ini di sebabkan karena panjang saluran dari Gardu
Induk Garuda Sakti hingga Ke Minas terlalu jauh yaitu sepanjang 84,13 km/s. Untuk
mengatasi masalah jatuh tegangan (drop tegangan) ada beberapa hal yang harus di
perhatikan yaitu: Pemasangan kapasitor, Rekonfigurasi (pemindahan beban), pemasangan
Express Feeder, penambahan pembangkit baru, penggantian kawat penghantar,
penamabahan Gardu Hubung.
Dengan cara pemasangan kapasitor bank rugi rugi daya dan drop tegangan yang
terjadi dapat di minimalisir, dan faktor daya (leading) dapat diperbaiki sehingga kehandalan
sistem distribusi OGF 5 Perawang tetap terjamin sesuai toleransi yang dianjurkan pihak
PLN (Maksimum +5%, dan Minimum 10%).
Berdasarkan hasil perhitungan kondisi eksisting diperoleh tegangan terima di trafo
paling ujung (MN 005) sebesar 17,422 kV, dan rugi rugi daya aktif sebesar 384 kW. dan rugi
rugi daya reaktif sebesar 670 kVAr, sedangkan setelah penambahan kapasitor 1.200 kVAr
sebanyak 1 unit penurunan rugi rugi daya sebesar 71 kW dan rugi rugi daya reaktif sebesar
133 kVAr. tegangan terima di trafo MN 005 sebesar 18,427 kV.
Kata Kunci : Sistem Distribusi, Rugi Daya, Jatuh Tegangan.

Sumiharjo Fans Crystian Marbun (09100070201084)

Page 1

A STUDY ON INSTALLING CAPPACITOR BANK OF OGF 5 PERAWANG SUBSTITUTION


OF GARUDA SAKTI TO FIX THE VOLTAGE DROP AND POWER LOSS PT. PLN (Persero)
RAYON PERAWANG
Sumiharjo Fans Crystian Marbun, Abrar Tanjung
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Lancang Kuning
E-mail : sumiharjom@yahoo.com, abrar @unilak.ac.id

Abstract
In distribution system 20 kV at PT. PLN (persero) of Perawang got under voltage
drop and power losses that large enough on voltage 16,946 kV. In 2012, the electric energy
needs in Perawang was not served from the substation of Garuda Sakti, but it was served by
PLTD Teluk Lembu, and PT Indah Kiat Pulp Paper. The Feeders load of OGF 5 in
Perawang was maneuvered with purpose was to reduce tthe Inductive load which was used.
However the OGFs load 5 of Perawang was maneuvered, but it still got a voltage
drop less than 18 kV. This happened due to the channel length of Garuda Sakti main
substation to Minas substation was remotely connected along 84.13 km/s. To overcome the
voltage drop, there were some cases that attentioned such as the capasitor instalation,
reconfiguration (moving load), Express feeder installation, addition the new power station,
changing the wares, and addition the substation circuit.
By installing the capasitor bank of power losses and voltage drop occured could be
minimalized, and power factor (leading) could be fixed, so the eminency of OGF 5
distribution system assured in tolerance that suggested by PLN party (Maximum +5% and
Minimum -10%).
Pertaining to the calculation of existing conditions, it was obtained the receiving
voltage at travo (MN 005) dropping was 17,422 kV, and the power losses active was 384
kW, the power losses reactive was 670 kVAR, whereas after adding the capasitor 1.200 kVAR
about 1 unit the power losses was 71 kW and the power losses reactive was 133 kVAr. The
receiving voltage at travo MN 005 increased 18,427 kV.
Keywords: Distribution system, Power Loss, and Voltage Drop
1. Pendahuluan
Dalam menyalurkan daya listrik ke
konsumen di perlukan suatu jaringan
tenaga listrik. Sistem jaringan ini terdiri
dari jaringan transmisi (Sistem Tegangan
Extra Tinggi dan Tegangan Tinggi) dan
jaringan distribusi (Sistem Tegangan
Menengah dan Tegangan Rendah). dalam
sistem distribusi, pokok permasalahan
tegangan muncul karena konsumen
memakai peralatan yang besarnya sudah di
tentukan. Jika tegangan sistem terlalu
tinggi/rendah sehingga melewati batas-

batas toleransi maka akan menggangu dan


selanjutnya merusak peralatan konsumen.
Beban sistem bervariasi dan besarnya
berubah-ubah sepanjang waktu.
Bila
beban meningkat maka tegangan di ujung
penerimaan menurun, dan sebaliknya bila
beban berkurang maka tegangan di ujung
penerimaan naik.
Faktor lain yang ikut mempengaruhi
perubahan tegangan sistem adalah rugi
daya yang disebabkan oleh adanya
impedansi seri penghantar saluran, rugi
daya ini menyebabkan jatuh tegangan.

Sumiharjo Fans Crystian Marbun (091000720201084)

Page 2

Oleh karena itu konsumen letaknya jauh


dari titik pelayanan akan cenderung
menerima tegangan relatif lebih rendah,
bila dibandingkan dengan tegangan yang
diterima konsumen yang dekat dengan
pusat pelayanan. Perubahan
tegangan
pada dasarnya disebabkan oleh adanya
hubungan antara tegangan dan daya
reaktif, jatuh tegangan dalam penghantar
sebanding dengan daya reaktif yang
mengalir dalam pengahantar tersebut.

lakukan di pusat pembangkit ini bertujuan


untuk mempertahankan tenaga listrik tetap
pada frekuensi 60 Hz.

Berdasarkan hubungan ini maka


tegangan dapat di perbaiki dengan
mengatur aliran daya reaktif. Daya reaktif
yang tinggi akan mengakibatkan faktor
daya yang akan menjadi lebih rendah.
faktor daya selalu lebih kecil dari daya
reaktif tetapi nilainya sama dengan satu.

Pada umumnya daya yang sampai ke


titik-titik beban pada distribusi primer
lebih kecil dibandingkan daya yang
dibangkitkan. Hal ini di sebabkan karena
adanya rugi rugi daya sepanjang jaringan,
yang disebabkan oleh pemakaian beban
pada peralatan, panjang saluran yang
dipakai, dan luas penghantar. Rugi-rugi
daya ini akan berbeda pada setiap
penyulang,
tergantung
dari
besar
pemakaian dan luas daerah pelayanan dari
masing masing penyulang.

2. Landasan Teori
2.1 Sistem Distribusi
Pada dasarnya jaringan distribusi mirip
dengan jaringan transmisi, yaitu jaringan
pada sistem tenaga listrik yang berfungsi
menyalurkan energi Listrik melalui
konduktor-konduktor
(kabel),
yang
membedakan hanyalah bahwa jaringan
distribusi adalah jaringan transmisi energi
listrik lebih ke hilir (konsumen), dimana
tegangannya telah diturunkan oleh
transformator penurun tegangan hingga
mencapai tegangan menengah.
Sistem distribusi berfungsi untuk
menyalurkan dan mendistribusikan tenaga
listrik dari gardu induk ke pusat-pusat
beban (gardu distribusi) atau konsumen.
Penyaluranan pendistribusian tenaga listrik
ini dilakukan dengan menggunakan
jaringan atau juga disebut penyulang
distribusi
Setiap gardu induk sesungguhnya
merupakan pusat beban untuk suatu daerah
pelanggan tertentu, bebannya berubahubah sepanjang waktu sehingga daya yang
dibangkitkan dalam pusat-pusat listrik
harus selalu berubah. Perubahan daya di

Distribusi tegangan tinggi dapat


merupakan tiga fasa, satu fasa, atau sistem
kawat tunggal yang kembali lewat tanah.
Distribusi tegangan rendah dapat berupa
fasa tunggal, tiga fasa tiga kawat, tiga fasa
empat kawat, atau satu fasa tiga kawat dari
sistem tegangan tinggi.

2.2 Daya
Secara umum, pengertian daya adalah
energi (W) yang dikeluarkan untuk
melakukan usaha. dalam sistem listrik,
daya merupakan jumlah energi listrik yang
digunakan untuk melakukan usaha. Daya
listrik biasanya dinyatakan dalam satuan
Watt atau Horse power (HP), Horse power
merupakan satuan daya listrik dimana 1
HP setara 746 Watt. sedangkan Watt
merupakan unit daya listrik dimana 1 watt
memiliki daya setara dengan daya yang
dihasilkan oleh perkalian arus 1 Ampere
dan tegangan 1 Volt.
Daya Dinyatakan dalam P, Tegangan
dinyatakan dalam V dan arus dinyatakan
dalam I, sehingga besarnya daya
dinyatakan:
P=V . I . cos

Sumiharjo Fans Crystian Marbun (091000720201084)

(2.1)

Volt Amp cos

Page 3

Watt
2.3 Faktor Daya
Istilah faktor daya atau Power Faktor
(pf) atau cos phi merupakan istilah yang
sering sekali dipakai dibidang-bidang yang
berkaitan
dengan
pembangkit
dan
penyaluran energi listrik. Faktor daya
merupakan istilah penting, tidak hanya
bagi penyedia layanan listrik, namun juga
bagi konsumen listrik terutama konsumen
industri. Untuk memperbaiki faktor daya
misalnya faktor daya jelek dibawah 0,8
perlu dipasang kapasitor statis yang
terhubung paralel dengan beban. dengan
pemasangan kapasitor tersebut, disamping
memperbaiki faktor daya sekaligus
memperbaiki pengaturan tegangan dan
menaikan penyaluran daya.

jenis, panjang penghantar dan luas


penghantar tersebut. drop tegangan
berbanding lurus dengan
panjangnya
penghantar, semakin panjang jarak
penghantar semakin besar drop tegangan.
Besarnya drop tegangan dinyatakan
dengan persamaan sebagai berikut:
V =V k V t
(2.2)
Keterangan :
V

Drop Tegangan (Volt)

Vk

Tegangan Kirim (Volt)

Vt

Tegangan Terima (Volt)

2.4 Drop Tegangan Dan Rugi Daya Pada


Sistem Distribusi

Jatuh tegangan pada sistem distribusi


terjadi pada:

Untuk saluran udara yang kapasitansi


dapat diabaikan disebut saluran pendek
secara umum diterapkan pada sistem
bertegangan 20 kV sampai 66 kV dan
panjang saluran mencapai 30 km sampai
60 km, rangkaian ekivalen terdiri dari
tahanan dan reaktansi yang terhubung seri
seperti pada gambar 5

1.

Penyulang tegangan menengah

2.

Transformator distribusi

3.

Penyulang
rendah

4.

Sambungan rumah

5.

Instalasi rumah

jaringan

tegangan

Selanjutnya untuk menghitung rugi


tegangan ditulis dengan persamaan:
Rugirugi daya dapat dinyatakan sebagai
berikut:
P=I 2 R
Gambar 5. Saluran Udara (a) Rangkaian
Ekivalen (b) Diagram Fasor
Drop tegangan adalah selisih antara
tegangan dari sumber pembangkit atau
ujung kirim dengan tegangan ujung terima,
selisih tegangan ini disebabkan oleh setiap
kawat penghantar/konduktor memiliki
nilai hambatan yang nilainya bergantung
dari jenis material penghantar (hambatan

(2.3)

Keterangan :
V

Jatuh tegangan (voltage drop)

Volt
I

Sumiharjo Fans Crystian Marbun (091000720201084)

Arus mengalir Amper

Page 4

Tahanan saluran Ohm

Reaktansi Ohm

Sudut faktor daya beban

Selanjutnya rumus jatuh tegangan


(drop voltage) sesuai dengan persamaan
(2.18) dan rumus tegangan pada sisi
pengiriman (Vs) adalah sebagai berikut:
V s=V r +I . R . cos+I . R . sin

(2.4)

Keterangan :
Vs

Vr

Tegangan kirim (Voltage sending)


(Volt)

Tegangan terima (Voltage


receiving) (Volt)

Arus yang mengalir (Amper)

Tahanan saluran (Ohm)

Reaktansi saluran (Ohm)

Sudut faktor daya beban

Diagram tegangan telihat pada gambar


2.10. Dimana tampak antara lain: sudut 1
antara i dan vs; sudut 2 antara i dan vr;
tegangan awal vs; tegangan akhir vr;
kemudian kerugian tegangan dari suatu
penghantar adalah v yang terdiri dari nilai
ir dan ix pada saluran arus bolak balik,
besar jatuh tegangan (drop voltage)
tergantung dari impedansi saluran serta
beban dan faktor daya.
Rugi-rugi daya adalah besarnya daya
yang hilang pada suatu jaringan, yang
besarnya sama dengan daya yang
disalurkan dari sumber dikurangi besarnya
daya yang diterima pada perlengkapan
hubungan bagian utama. Besarnya rugirugi daya satu fasa dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut:

I 2 . X Watt

(I . R ) +(I . X )

.R Watt

(2..5)
2

Keterangan :
P

Rugi daya pada jaringan Watt

Arus beban pada jaringan Ampere

Tahanan murni Ohm

Reaktansi murni Ohm

2.5 Kapasitor
Untuk mengurangi rugi-rugi daya dapat
dilakukan dengan cara mengkompensasi
daya reaktif atau memberikan sumber daya
reaktif tambahan pada sisi beban. Ada
beberapa jenis sumber daya reaktif yang
dapat digunakan sebagai kompensasi daya
reaktif diantaranya dengan menggunakan
kapasitor.
2.6 Lokasi Optimum Kapasitor
Penempatan Distribusi
Untuk mendapatkan tegangan yang
lebih baik, dipasang kapasitor dengan
kapasitas tertentu dengan penempatan pada
beberapa lokasi disaluran, sehingga akan
diketahui lokasi penempatan kapasitor
yang paling tepat. Akan tetapi dari sisi
tinjauan teknis, posisi kapasitor sebaiknya
ditempatkan sedekat mungkin dengan
beban karena :
1. Tegangan yang di naikkan berada
dekat
dengan
beban
sehingga
memberikan untuk kerja yang lebih
baik.
2.

Sumiharjo Fans Crystian Marbun (091000720201084)

Rugirugi pada penghantar akan


semangkin berkurang karena arus
reaktif yang dibutuhkan beban
tidak mengalir pada penghantar.
Page 5

3.

kVAr kapasitor dapat secara


otomatis dikurangi bersama operasi
beban karena kapasitor dipasang
langsung dengan beban.

Untuk tingkat beban yang berubah


pemasangan kapasitor dengan tingkat k
tertentu, maka lokasi optimum penempatan
kapasitor dapat di hitung dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut
(T.S Hutauruk 1983)

X 1= 1

2i1
k l
2n

(2.10)

Keterangan
i

letak Kapasitor 1,2,3 .dst.

k faktor kompensasi

CKVAr terpasang tiaplokasi


kVAr total beban reaktif

n jumlah kapasitor
l

Menghitung impedansi total antar trafo


pada Out Going Feeder 5 Perawang
berdasarkan jenis dan luas penghantar
kawat
yang
digunakan.
dengan
menggunakan
Microsoft
Excel
2007.Menghitung
jatuh
tegangan
berdasarkan panjang saluran Out Going
Feeder 5 Perawang dalam kondisi
exsisting
dan
setelah
pemasangan
kapasitor bank dengan menggunakan
microsoft Excel 2007 dan program ETAP
12.6
Menghitung kapasitas kapasitor bank
berdasarkan
drop
tegangan
ujung
penyulang OGF 5 Perawang, dan
menentukan lokasi penempatan kapasitor.
Menvalidasikan
kondisi
eksisting
penyulang OGF 5 Perawang, dan kondisi
setelah analisa penempatan kapasitor bank
dengan program ETAP

panjang total saluran

3. Metoda Penelitian
3.1 Langkah langkah dan Metoda
Pembahasan
Langkahlangkah dan metode
pembahasan dalam penyelesaian masalah
tugas akhir ini adalah :
1.

Menghitung arus beban ratarata pada


setiap trafo distribusi (dengan asumsi
beban seimbang) Out Going Feeder 5
Perawang pada sisi 20 kV.

Pengumpulan data sekunder diperoleh dari


PT PLN (Persero) Rayon Perawang, yang
didapat
melalui
pengukuran
dan
pencatatan secara berkala, serta informasi
melalui wawancara untuk memperkuat
kebenaran data.

Membandingkan hasil perhitungan secara


manual dengan menggunakan Microsoft
Excel 2007, dan hasil validasi dengan
menggunakan program ETAP 12.6
4. Pembahasan
4.1 Perhitungan Arus Saluran
Perhitungan arus beban 20 kV di
dasarkan pada arus beban trafo pada posisi
380 V dengan menggunakan arus beban
rata-rata. Perhitungan dimulai dari trafo
ujung saluran dan di teruskan pada trafo
berikutnya demikian seterusnya sehingga
sampai ke gardu induk Garuda Sakti.
Trafo distribusi yang berada paling ujung

Sumiharjo Fans Crystian Marbun (091000720201084)

Page 6

151,6 Amp

saluran adalah MN 005 dengan arus beban


perfasa sebagai berikut:

Arus ratarata pada sisi 20 kV

IR = 193,2 Amp ; IS = 221,5 Amp ; IT =


203 Amp
I rata rataMN 005=

I R+ I S+ I T
3

I MN 004 =

193,2+221,5+203
3

V 2 I 2
V1
I MN 004 =

380 151,6
20000
2,88 Amp

205,90 Amp
Selanjutnya arus beban pada sisi
20 kV dapat pula dihitung dengan cara
sebagai berikut :
I MN 005 =

Sehingga arus yang mengalir pada


saluran 20 kV antar MN 004 dan MN 024
adalah :
I MN 004 I MN 024 =2,88 Amp

V 2 I2
V1
I MN 005 =

380 205,90
20000

3,91 Amp

Sehingga Arus yang mengalir


pada saluran 20 kV antara MN 005 dan
MN 004 adalah:
I MN 015MN 004 =3,915 Amp
Selanjutnya dihitung pula arus MN 004,
arus beban per phasa adalah :
IR = 150,3 Amp ; IS = 176 Amp ;
IT = 128,5Amp
Arus beban rata rata pada sisi 380 Volt
adalah :
I +I + I
I ratarata MN 004 = R S T
3

150,3+176+ 128,5
3

Gambar 6 Single Line Diagram Perhitungan


Arus Saluran Trafo OGF 5Perawang
Berdasarkan perhitungan arus
beban Out Going Feeder 5 Perawang, kita
dapat menghitung arus sepanjang saluran.
Dari trafo paling ujung sampai ke trafo
pangkal (trafo pertama)
Saluran utama :
I MN 005=3,91 Amp
I MN 005MN 004 =3,91 Amp+ 2,88 Amp
6,79 Amp

Sumiharjo Fans Crystian Marbun (091000720201084)

Page 7

I MN 004 MN 024 =6,79 Amp +0,92I Amp


MN 017MN 001 =17,03 Amp+
7,71 Amp

1,55 Am=18,58 Amp

I MN 024 MN 003 =7,71 Amp+ 4,01 Amp

I Line MN 001 =18,58 Amp

11,72 Amp

I MN 003MN 023 =11,72 Amp+ 1,11 Amp


12,83 Amp
I MN 023MN 020 =12,83 Amp+3,11 Amp
15,94 Amp

I MN 020MN 002 =15,94 Amp+ 0 Amp


15,94 Amp
I MN 002MN 001=15,94 Amp+ 1,09 Amp
17,03 Amp

4.2 Perhitungan drop tegangan


Perhitungan drop tegangan untuk
setiap saluran (antar trafo), dimulai dari
pangkal
penyulang
sampai
ujung
penyulang OGF 5 Perawang. Besar drop
tegangan pada setiap saluran diperoleh
berdasarkan perkalian antara arus yang
mengalir pada bagian tersebut dikalikan
dengan nilai impedansi totalnya
Berdasarkan data arus saluran
pada Out Going Feeder 5 Perawang
(Lampiran 4 tabel 4.1) arus yang mengalir
antara gardu induk Garuda Sakti dan KB
211 adalah 136,19 A, dengan nilai
impedansi totalnya 2,91 Ohm, maka drop
tegangan pada line tersebut adalah
V = 3 I total Beban20 kV Z

Saluran percabangan :

3 147,04 Amp 3,15 Ohm

I MN 019 =0,25 Amp


I MN 019MN 018 =0,25 Amp+ 0,47 Amp
0,72 Amp
I MN 018+ MN 022 =0,72 Amp +0,73 Amp

802,24 Volt atau 0,80 kV


Tegangan pada dari gardu induk
Garuda Sakti adalah 20,3 kV sehingga
tegangan terima di KB 211 adalah:
V r 211=V S V
20.300Volt 802,24 Volt

1,45 Amp

19.497,76Volt

I MN 022MN 017 =1,45 Amp+ 0,10 Amp

atau

19,497 kV

1,55 Amp

111.887,44Watt

atau

111,887 kW
Sumiharjo Fans Crystian Marbun (091000720201084)

Page 8

4.3 Perhitungan Kebutuhan Kapasitor


Bank

25,84

tan 2=0,48

Kebutuhan unit kapasitor dapat ditentukan


dengan rumusan berikut:

Maka :

Q1= S 2P2

QC=PTot ( tan 1tan 2 )


75867,15 256900,3622

56.900,362kW (0,880,48)

50.181,403 kVAr
56.900,362kW 0,4
22.760,144 kVAr

Q2=P tan 2

Untuk mencari faktor kompensasi


pada kapasitor, maka kita dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:

56.900,362 tan 2 (cos 0,9)


56.900,362 0,48

K=

kVAr Cap
kVAr total

27.312,173 kVAr
Maka, daya reaktif yang dibutuhkan
kapasitor adalah:

K=

22.760,144 kVAr
50.072,318 kVAr
K=0,45

Qc =Q1Q2

kVAr=0,45 kVArcapacitor

50.181,403 kVAr27.312,173kVAr

kVAr=0,45 1.852,540 kVAr

22.869,23 kVAr
Sedangkan daya Reaktif yang
dikompensasi oleh kapasitor adalah :
P=56.900,362 kW

4.4 Penentuan Lokasi Optimum


Kapasitor
Bila satu unit kapasitor di pasang 1.200
kVAr, maka kapasitor yang dibutuhkan

cos 1=0,75
0

41,40
tan 1=0,88

833,643 kVAr

N=

833,643 kVAr
1.200

0,69 (dibulatkan menjadi 1 Unit

kapasitor)

Sumiharjo Fans Crystian Marbun (091000720201084)

Page 9

Jadi kapasitor yang akan dipasang


untuk memperbaiki drop tegangan dan
faktor daya adalah sebanyak 2 unit
kapasitor.

668,51 Volt atau 0,67

kV
Sehingga didapat tegangan terima pada
trafo

Letak optimum kapasitor dapat di tentukan


Vr=V GI V GI Kb211
.

X 1= 1

(2 i1)
K Panjang saluran
2 n

20,3 kV 0,67 kV
19,63 kV

Dengan panjang saluran total (Saluran


utama) 41,7 km

Untuk perhitungan berikutnya dapat kita


lihat pada Lampiran 4.2

Kapasitor 1:

X 1= 1

Kemudian untuk perhitungan


daya reaktif dan daya semu setelah
pemasangan kapasitor dengan cos 0,9
seperti yang diinginkan adalah

(2 11)
0,42 46,78 km
2 2

1
1 0,45 41,7 km
4

Perhitungan daya aktif


P= 3 V I cos

0,88 41,7 km
3 20,3 122,53 0,9

36,69 km (Pada Trafo MN 011)

3.877,409 kW
Perhitungan tegangan setelah pemasangan
kapasitor sebesar 1200 kVAr pada OGF 5
Perawang adalah:
IC =

P
3 V cos

I GI Kb 211=

Untuk perhitungan selanjutnya dapat


kita lihat pada lampiran 3, tabel 3.2
Perhitungan daya reaktif
cos
sin(1 0,9)
Q= 3 V I

3877,514
3 20,3 0,9

3 20,3 122,53 0,43

122,53 Amp
Maka

1.852,540 kVA

V GI Kb211

V GI Kb211 = 3 I Z total(GI Kb211 )

3 122,53 3,15

Untuk perhitungan selanjutnya dapat kita


lihat pada lampiran, 3 tabel 3.2
Perhitungan daya semu
S= 3 V I

Sumiharjo Fans Crystian Marbun (091000720201084)

Page 10

3 20,3 122,53
4.308,23 kVA
4.5

Analisa Pembahasan Kondisi


Eksisting dan Setelah Pemasangan
Kapasitor Bank 1.200 kVAr

384 kW 313 kW =71 kW


670 kVAr537 kVAr=133 kVAr

5 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan
analisa pada BAB IV diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :

Berdasarkan
hasil
validasi
program ETAP 12.6 diperoleh tegangan
terima pada kondisi exisisting sebesar
17,443 kV pada bus 165 (MN 012) dan
17,422 kV pada bus 180 (MN 005) . Besar
total rugi daya aktif sebesar 384 kW, dan
total rugi daya reaktif sebesar 670 kVAr,
perbadingan perhitungan manual dengan
menggunakan Microsoft Excel 2007, dapat
kita lihat pada lampiran 4 tabel 4.1,
dimana tegangan terima pada kondisi
eksisting pada trafo MN 012 sebesar
17,982 kV dan Trafo MN 005 sebesar
17,958 kV. Sedangkan total rugi daya
aktif 3 Phasa sebesar 236,062 kW, dan
total rugi daya reaktif sebesar 360,414
kVAr
Setelah dilakukan pemasangan
kapasitor bank sebanyak 1 Unit yang
berkapasitas
1200
kVAr
dengan
menggunakan progarm ETAP 12.6, maka
diperoleh tegangan terima pada bus 165
(MN 012) sebesar 18,267 kV dan
tegangan terima pada bus 180 (MN 005)
sebesar 18,247 kV sedangkan total rugi
daya aktif setelah pemasangan kapasitor
sebesar 313 kW dan total rugi daya rekatif
sebesar 537 kVAr. Hasil perbandingan
dengan menggunakan Microsoft Excel
2007 dapat kita lihat pada lampiran 4
Tabel 4.2, tegangan terima pada trafo MN
012 sebesar 18,341 kV, dan tegangan
terima pada MN 005 sebesar 18,322 kV.
total daya aktif 3 phasa sebesar 159,94
kW, dan total daya reaktif sebesar 244,16
kVAr
Berdasarkan hasil pembahasan
dengan menggunakan program ETAP 12.6
diperoleh penghematan rugi-rugi daya total
sebesar :
Sumiharjo Fans Crystian Marbun (091000720201084)

1. Pada Kondisi exsisting dengan


menggunakan program ETAP 12.6,
maka di peroleh tegangan terima
sebesar 17,430 kV pada bus 165 (MN
012) dan 17,412 kV pada bus 178
(MN 024)
2. Dengan menggunakan perhitungan
manual tegangan terima pada trafo
MN 012 di dapat sebesar 17,982 kV,
dan trafo MN 005 sebesar 17,958 kV
3. Setelah
dilakukan
pemasangan
kapasitor sebanyak 1 unit yang
berkapasitas sebesar 1200 kVAr
dengan menggunakan program ETAP
12.6 maka, di peroleh tegangan pada
bus 165 (MN 012) sebesar 18,254
kV, pada bus 178 (MN 024) sebesar
18,237 kV
4. Dengan menggunakan perhitungan
manual, tegangan terima pada trafo
MN 012 di dapat sebesar 18,341 kV,
pada trafo MN 005 sebesar 18,323 kV
5. Dan rugi rugi daya setelah dipasang
kapasitor bank, dengan menggunakan
program ETAP 12.6 diperoleh 236,6
kW dan 488,4 kVAr
6. Setelah pemangan kapasitor bank
dengan menggunakan program ETAP
12.6 : maka didapat penghematan
pada rugi rugi daya total sebesar 56
kW dan 105,6 kVAr

DAFTAR REFERENSI

Page 11

1.

2.

3.
4.

Arismunandar Artono, Pradnya


Paramita, 1982 Teknik Tenaga
Listrik, PT Pradnya Paramita,
Jakarta
Azriyeni, 2009 ST.M.Eng, Diktat
Transmisi dan Distribusi Tenaga
Listrik,
Universitas
Riau,
Pekanbaru
Hadi Abdul, , 1994, Sistem
Distribusi
Tenaga
Listrik,
Erlangga, Jakarta
Hutauruk,
T.S,
Prof.Ir.Msc,1983,Transmisi
Listrik, Erlangga, Jakarta

5.

6.

7.
8.

9.

10.

11.

Daya

IEEE, Transactions on power


Aparatus and system, vol. PAS100, no. 3, pp. 1005-18, March
1982.
Irinjila Kranti Kiran,2011, Shunt
versus Series compensation in the
improvement of Power system
performance, Research, hyderabad,
Vol 2, no 1, ISSN 0976 - 4259
Kadir Abdul, 2000, Distribusi Dan
Utilitas Tenaga Listrik, Universitas
Indonesia, Jakarta
Nurhalim, 2009, Transformator,
Universitas Riau, Pekanbaru

12.

SPLN-64 1985 Nilai Impedansi


Kawat Penghantar AAAC, PLN,
Jakarta
Tampubolon
David,
2014,
Optimalisasi
penggunaaan
kapasitor bank pada jaringan 20
kV dengan simualsi ETAP (Studi
Kasus pada feeder Srikandi di PLN
rayon Pangkal Balai wilayah
Sumatera
Selatan),
Skripsi
Universitas Sumatera Utara, Medan
Tobing
Bonggas
L,
2003,
Peralatan
Tegangan
Tinggi,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Wijaya Mochtar, 2001, Dasar
dasar Mesin Listrik, Djambatan,
Jakarta

Pembimbing

Abrar Tanjung, ST, MT


NIDN. 102011700

Sumiharjo Fans Crystian Marbun (091000720201084)

Page 12

Anda mungkin juga menyukai