Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri/tidak plagiat, dan semua sumber
baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Jika ternyata
tidak benar saya bersedia untuk pembatalan gelar kesarjanaan yang telah saya
peroleh.
Nama
NIM
: 091000720201084
Tanggal
: 4 Februari 2016
Tanda Tangan :
LEMBAR PELAKSANAAN
Judul
Nama
NIM
: 091000720201084
Program Studi
: TEKNIK ELEKTRO
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji pada semester Ganjil Tahun
Ajaran 2015/2016
Disetujui,
TIM PENGUJI
Ketua
Sekretaris
Dr.Hamzah, ST, MT
NIDN : 1012086701
Anggota
Anggota
Anggota
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
Nama
NIM
: 091000720201084
Program Studi
: TEKNIK ELEKTRO
Dr.Hamzah, ST, MT
NIK: 9901518
KATA PENGANTAR
Pertama-tama perkenankanlah penulis mengucapkan puji syukur kepada
Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang,
rakhmatNya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul: Studi
Pemasangan Kapasitor Bank Pada OGF 5 Perawang Gardu Induk Garuda
Sakti Untuk Memperbaiki Drop Tegangan Dan Rugi Daya PT PLN (Persero)
Rayon Perawang
Tugas akhir ini merupakan persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana
Strata-1 (S1) pada Fakultas Teknik Universitas Lancang Kuning.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak memperoleh petunjuk
dan bimbingan dari berbagai pihak, Sehingga pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ir. Masnur Putra Halilintar, M.Si. selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Lancang Kuning.
2. Bapak Dr. Hamzah ST. MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Universitas Lancang Kuning.
3. Bapak Abrar Tanjung, ST. MT. selaku Sekretaris Jurusan Teknik Elektro
dan juga sebagai Pembimbing, yang telah
payah
memberikan
dukungan
kepada
penulis
untuk
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini lebih, Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih
semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
ILM
Nama
NIM
: 091000720201084
: Pekanbaru
ABSTRAK
STUDI PEMASANGAN KAPASITOR BANK PADA OGF 5
PERAWANG GARDU INDUK GARUDA SAKTI UNTUK
MEMPERBAIKI DROP TEGANGAN DAN RUGI DAYA
PT
Abstrak
Pada sistem distribusi 20 kV di PT PLN (persero) Rayon Perawang
mengalami jatuh tegangan dan rugi-rugi daya yang cukup besar, jatuh tegangan
sebesar 16,946. Pada tahun 2012 kebutuhan energi listrik di Perawang tidak
dilayani lagi dari Gardu Induk Garuda Sakti, tetapi dilayani dari PLTD Teluk
Lembu, dan dari Gardu Hubung PT Indah Kiat Pulp Paper. Beban Feeder OGF 5
Perawang di manuver, dengan tujuan untuk mengurangi beban Induktif yang di
pakai.
Walapun beban OGF 5 Perawang sudah di manuver, tetapi tetap saja
mengalami drop tegangan yaitu di bawah 18 kV. Hal ini di sebabkan karena
panjang saluran dari Gardu Induk Garuda Sakti hingga Ke Minas terlalu jauh
yaitu sepanjang 84,13 km/s. Untuk mengatasi masalah jatuh tegangan (drop
tegangan) ada beberapa hal yang harus di perhatikan yaitu: Pemasangan
kapasitor, Rekonfigurasi (pemindahan beban), pemasangan Express Feeder,
penambahan pembangkit baru, penggantian kawat penghantar, penamabahan
Gardu Hubung.
Dengan cara pemasangan kapasitor bank rugi rugi daya dan drop
tegangan yang terjadi dapat di minimalisir, dan faktor daya (leading) dapat
diperbaiki sehingga kehandalan sistem distribusi OGF 5 Perawang tetap terjamin
sesuai toleransi yang dianjurkan pihak PLN (Maksimum +5%, dan Minimum
10%).
Berdasarkan hasil perhitungan kondisi eksisting diperoleh tegangan terima
di trafo paling ujung (MN 005) sebesar 17,422 kV, dan rugi rugi daya aktif
sebesar 384 kW. dan rugi rugi daya reaktif sebesar 670 kVAr, sedangkan setelah
penambahan kapasitor 1.200 kVAr sebanyak 1 unit penurunan rugi rugi daya
sebesar 71 kW dan rugi rugi daya reaktif sebesar 133 kVAr. tegangan terima di
trafo MN 005 sebesar 18,427 kV.
Kata Kunci : Sistem Distribusi, Rugi Daya, Jatuh Tegangan.
ABSTRACT
A STUDY ON INSTALLING CAPPACITOR BANK OF OGF 5 PERAWANG
SUBSTITUTION OF GARUDA SAKTI TO FIX THE VOLTAGE DROP AND
POWER LOSS PT. PLN (Persero) RAYON PERAWANG
Abstract
In distribution system 20 kV at PT. PLN (persero) of Perawang got under
voltage drop and power losses that large enough on voltage 16,946 kV. In 2012,
the electric energy needs in Perawang was not served from the substation of
Garuda Sakti, but it was served by PLTD Teluk Lembu, and PT Indah Kiat Pulp
Paper. The Feeders load of OGF 5 in Perawang was maneuvered with purpose
was to reduce tthe Inductive load which was used.
However the OGFs load 5 of Perawang was maneuvered, but it still got
a voltage drop less than 18 kV. This happened due to the channel length of
Garuda Sakti main substation to Minas substation was remotely connected along
84.13 km/s. To overcome the voltage drop, there were some cases that attentioned
such as the capasitor instalation, reconfiguration (moving load), Express feeder
installation, addition the new power station, changing the wares, and addition the
substation circuit.
By installing the capasitor bank of power losses and voltage drop
occured could be minimalized, and power factor (leading) could be fixed, so the
eminency of OGF 5 distribution system assured in tolerance that suggested by
PLN party (Maximum +5% and Minimum -10%).
Pertaining to the calculation of existing conditions, it was obtained the
receiving voltage at travo (MN 005) dropping was 17,422 kV, and the power
losses active was 384 kW, the power losses reactive was 670 kVAR, whereas after
adding the capasitor 1.200 kVAR about 1 unit the power losses was 71 kW and the
power losses reactive was 133 kVAR. The receiving voltage at travo MN 005
increased 18,427 kV.
Keywords: Distribution system, Power Loss, and Voltage Drop
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
LEMBAR PELAKSANAAN.................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
1.2.1 Manfaat
Pembahasan....................................................................2
1.3 Perumusan
Masalah...........................................................................................2
1.4 Batasan
Masalah................................................................................................3
1.6 Sistematika Pembahasan...................................................................................4
2.9
Daya.................................................................................................................1
5
2.12.1
Kapasitor...................................................................................24
2.12.2 Kapasitor Sebagai Perbaikan Tegangan...................................24
2.12.3 Konstruksi Sel Kapasitor..........................................................26
2.12.4 Kapasitansi Kapasitor...............................................................27
2.12.5 Lokasi Optimum Kapasitor Penempatan Distribusi.................28
2.13 Metode Penentuan Lokasi Kapasitor Bank...................................................29
2.14 Penentuan Rating Kapasitor..........................................................................29
2.15 Perbaikan Faktor Daya Menggunakan Kapasitor..........................................31
2.16 Transformator................................................................................................33
2.16.1 Prinsip Kerja Transformator...................................................................... 34
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................48
11
DAFTAR REFERENSI.........................................................................................71
12
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Sistem Jaringan Distribusi Jenis Radial ..............................................8
Gambar 2.2 Sistem Jaringan Distribusi Jenis Loop ..............................................10
Gambar 2.3 Sistem Jaringan Distribusi Jenis
Spindel...............................................................................................11
Gambar 2.4 Segitiga Daya.....................................................................................16
Gambar 2.5 Penjumlah trigonometri daya aktif, reaktif dan semu.......................17
Gambar 2.6 Arus Sephasa Dengan Tegangan........................................................19
Gambar 2.7 Arus Tertinggal dari tegangan sebesar sudut ..................................20
Gambar 2.8 Arus mendahului Tegangan sebesar Sudut .....................................21
Gambar 2.9. Saluran Udara (a) Rangkaian Ekivalen (b) Diagram Fasor ..............21
Gambar 2.10. Diagram Fasor Hubungan Tegangan R dan X dengan beban
diujung............................................................................................23
Gambar 2.11 Diagram suatu pemasangan kapasitor shunt ..................................24
Gambar 2.12 Diagram Segitiga daya reakif...........................................................25
Gambar 2.13 Arah Loop arus pada kapasitor bank...............................................27
Gambar 2.14 Diagram Perbaikan faktor daya.......................................................32
13
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Rating Kapasitor yang umur............................................................ 31
Tabel 3.1 Impedansi Tahanan (R) dan Reaktansi(jX) Penghantar AAAC pada
tegangan menengah 20 kV ............................................................... 38
Tabel 3.2 Tabel Panjang Penghantar................................................................. 40
Tabel 3.3 Data Transformator dan Beban OGF 5 Perawang............................. .43
Tabel 3.4 Beban Puncak OGF 5 Setelah di Manuver........................................ 46
Tabel 4.1 Perhitungan Arus Saluran OGF 5 Perawang .................................... 51
Tabel 4.2 Perhitungan Impedansi Total, Tahanan Total, dan Reaktansi Saluran
OGF 5 Perawang .............................................................................. 59
Tabel 4.3 Perbandingan Hasil analisa Kondisi Exsisiting dan, setelah
pemasangankapasitor bank 1200 kVAr............................................ 68
14
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam menyalurkan daya listrik ke konsumen di perlukan suatu jaringan
tenaga listrik. Sistem jaringan ini terdiri dari jaringan transmisi (Sistem Tegangan
Extra Tinggi dan Tegangan Tinggi) dan jaringan distribusi (Sistem Tegangan
Menengah dan Tegangan Rendah). dalam sistem distribusi, pokok permasalahan
tegangan muncul karena konsumen memakai peralatan yang besarnya sudah di
tentukan. Jika tegangan sistem terlalu tinggi/rendah sehingga melewati batasbatas toleransi maka akan menggangu dan selanjutnya merusak peralatan
konsumen. Beban sistem bervariasi dan besarnya berubah-ubah sepanjang waktu.
Bila beban meningkat maka tegangan di ujung penerimaan menurun, dan
sebaliknya bila beban berkurang maka tegangan di ujung penerimaan naik.
Faktor lain yang ikut mempengaruhi perubahan tegangan sistem adalah
rugi daya yang disebabkan oleh adanya impedansi seri penghantar saluran, rugi
daya ini menyebabkan jatuh tegangan. Oleh karena itu konsumen letaknya jauh
dari titik pelayanan akan cenderung menerima tegangan relatif lebih rendah, bila
dibandingkan dengan tegangan yang diterima konsumen yang dekat dengan pusat
pelayanan. Perubahan tegangan pada dasarnya disebabkan oleh adanya hubungan
antara tegangan dan daya reaktif, jatuh tegangan dalam penghantar sebanding
dengan daya reaktif yang mengalir dalam pengahantar tersebut.
Berdasarkan hubungan ini maka tegangan dapat di perbaiki dengan
mengatur aliran daya reaktif. Daya reaktif yang tinggi akan mengakibatkan faktor
daya yang akan menjadi lebih rendah. faktor daya selalu lebih kecil dari daya
reaktif tetapi nilainya sama dengan satu.
1.2
1.2.1
Manfaat Pembahasan
Diharapkan tulisan ini dapat dimanfaatkan oleh Perusahaan Listrik Negara
1.3
Perumusan Masalah
Sebelum kita mengetahui rugi - rugi daya dan rugi - rugi tegangan yang
terjadi di perawang, batas masalah yang dibatasi penulis, yang yang bertujuan.
Agar tidak memperbesar masalah masalah yang terjadi adalah:
1. Menghitung impedansi trafo berdasarkan hasil survey lapangan.
2. Menghitung drop tegangan, berdasarkan arus beban trafo dan impedasi
3. Menghitung rugi rugi daya berdasarkan arus beban trafo dan panjang
saluran berdasarkan hasil survey lapangan.
4. Menentukan jumlah pemakaian serta penempatan kapasitor.
1.4
Batasan Masalah
Batasan Masalah dalam penelitian ini adalah menghitung impedansi trafo
berdasarkan hasil survey lapangan, dengan menentukan rugi daya dan jatuh
tegangan untuk kondisi beban seimbang di sepanjang saluran pada kondisi
eksisting di gardu induk Garuda Sakti dengan menggunakan microsoft excel 2007
dengan bantuan validasi program ETAP Versi 12.6, dan menentukan jumlah
pemakaian serta penempatan kapasitor dengan faktor kompensasi 0,45
1.5
1.6
Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan dalam penguraian masalah yang akan diuraikan
dalam tugas akhir ini, maka penulis menyajikan sistematika sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan ringkas mengenai situasi yang yang melatar
belakangi penulisan, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah,
rumusan masalah, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.
BAB II Tijauan Pustaka
Bab ini membahas tentang sistem distribusi, impedansi saluran distribusi,
kapasitor pada saluran distribusi, hubungan keseimbangan beban
terhadap rugi daya dan jatuh tegangan.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini berisikan tentang data dan objek pembahasan, masalah dan
kondisi sistem, metoda dan langkah-langkah pembahasan.
BAB IV Pembahasan
Bab ini berisikan tentang menghitung impedansi saluran berdasarkan
hasil survey lapangan, menghitung rugi daya dan jatuh tegangan untuk
kondisi eksisting, menentukan rugi daya dan jatuh tegangan untuk
kondisi pemasangan kapasitor disepanjang saluran distribusi dan
menentukan lokasi penempatan kapasitor yang tepat dengan perhitungan
kapasitor.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran, berdasarkan hasil analisa
dari BAB IV .
1.6
Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan dalam penguraian masalah yang akan diuraikan
dalam tugas akhir ini, maka penulis menyajikan sistematika sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan ringkas mengenai situasi yang yang melatar
belakangi penulisan, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah,
rumusan masalah, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.
BAB II Tijauan Pustaka
Bab ini membahas tentang sistem distribusi, impedansi saluran distribusi,
kapasitor pada saluran distribusi, hubungan keseimbangan beban
terhadap rugi daya dan jatuh tegangan.
BAB III Metode Penelitian
Bab ini berisikan tentang data dan objek pembahasan, masalah dan
kondisi sistem, metoda dan langkah-langkah pembahasan.
BAB IV Pembahasan
Bab ini berisikan tentang menghitung impedansi saluran berdasarkan
hasil survey lapangan, menghitung rugi daya dan jatuh tegangan untuk
kondisi eksisting, menentukan rugi daya dan jatuh tegangan untuk
kondisi pemasangan kapasitor disepanjang saluran distribusi dan
menentukan lokasi penempatan kapasitor yang tepat dengan perhitungan
kapasitor.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran, berdasarkan hasil analisa
dari BAB IV .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
menggunakan kapasitor bank juga dapat meningkatkan nilai faktor daya. Sebab
dengan memasang kapasitor bank, akan dapat mengurangi penyerapan daya
reaktif oleh beban. Pengu
rangan penyerapan daya reaktif oleh beban pada sistem, akan dapat
meningkatkan nilai faktor daya (Tampubolon, 2014)
kompensasi VAr menyangkut manajemen daya reaktif untuk perbaikan
kinerja sistem tenaga listrik. Mencukupi daya reaktif, memecahkan masalah
kualitas daya seperti pemeliharaan tegangan disemua sistem transmisi, dan
perbaikan faktor daya, serta efisiensi sistem transmisi dan stabilitas sistem.
(Kiran, 2011)
2.2
Sistem Distribusi
Pada dasarnya jaringan distribusi mirip dengan jaringan transmisi, yaitu
jaringan pada sistem tenaga listrik yang berfungsi menyalurkan energi Listrik
melalui konduktor-konduktor (kabel), yang membedakan hanyalah bahwa
jaringan distribusi adalah jaringan transmisi energi listrik lebih ke hilir
(konsumen), dimana tegangannya telah diturunkan oleh transformator penurun
tegangan hingga mencapai tegangan menengah.
Sistem distribusi berfungsi untuk menyalurkan dan mendistribusikan
tenaga listrik dari gardu induk ke pusat-pusat beban (gardu distribusi) atau
konsumen.
Distribusi tegangan tinggi dapat merupakan tiga fasa, satu fasa, atau sistem
kawat tunggal yang kembali lewat tanah. Distribusi tegangan rendah dapat berupa
fasa tunggal, tiga fasa tiga kawat, tiga fasa empat kawat, atau satu fasa tiga kawat
dari sistem tegangan tinggi.
Pada umumnya daya yang sampai ke titik-titik beban pada distribusi
primer lebih kecil dibandingkan daya yang dibangkitkan. Hal ini di sebabkan
karena adanya rugi rugi daya sepanjang jaringan, yang disebabkan oleh
pemakaian beban pada peralatan, panjang saluran yang dipakai, dan luas
penghantar. Rugi-rugi daya ini akan berbeda pada setiap penyulang, tergantung
dari besar pemakaian dan luas daerah pelayanan dari masing masing penyulang.
Untuk mendapatkan mutu dan kehandalan yang tinggi pada sistem distribusi
tenaga listrik ada beberapa faktor yang diperhatikan, yaitu:
1.
2.
3.
listrik karena gangguan dan kalaupun terjadi dapat dengan cepat diatasi.
Efesiensi, yaitu menekan serendah mungkin rugi - rugi teknis dengan
pemilihan peralatan dan pengoperasian yang baik dan juga menekan rugi
rugi non teknis dengan mencegah kesalahan pengukuran.
2.3
2.3.1
Kelemahan dari sistem jaringan radial ini adalah, bila terjadi gangguan
pada penyulang yang sampai mengakibatkan membukanya pemutus tenaga (PMT)
di gardu induk, maka seluruh konsumen yang mendapat masukkan dari penyulang
tersebut akan mengalami pemadaman. Gangguan ini dapat dipulihkan kembali
setelah gangguan yang terjadi diperbaiki.
2.3.2
satu arah terganggu, pemakai itu dapat disambung pada pasokan arah lainnya.
kapasitas cadangan yang cukup besar harus tersedia pada tiap penyulang sistem
loop dapat dioperasikan secara terbuka, ataupun tertutup.
Pada sistem loop terbuka, bagian-bagian penyulang tersambung melalui
alat pemisah (disconnectors), dan kedua ujung penyulang tersambung pada
sumber energi.
dibiarakan dalam keadaan terbuka, pada asasnya, sistem ini terdiri atas dua
penyulang yang dipisahkan oleh suatu alat pemisah.
bagian saluran dari penyulang yang terganggu dapat dilepas dan menyambungnya
pada penyulang yang tidak terganggangu. Sistem demikian biasanya dioperasikan
secara manual dan dipakai pada jaringan-jaringan yang relatif kecil.
Pada sistem Loop tertutup diperoleh suatu tingkat kehandalan yang lebih
tinggi. pada sistem ini alat-alat pemisah biasanya berupa saklar daya yang
terhubung dengan penyulang 1 ke penyulang 2 baik alat pemisah secara otomatis
atau manual. Saklar saklar daya digerakkan oleh relai yang membuka saklar
daya pada tiap ujung dari bagian saluran yang terganggu, sehingga bagian
penyulang yang tersisa tetap berada dalam keadaan berenergi.
Sistem distribusi jenis loop dengan ciri pokoknya adalah saluran utama
(penyulang) dimulai dari gardu induk dan berakhir kembali ke gardu induk yang
sama. Bentuk cara sederhana dapat dilihat pada gambar 2.2 Jaringan distribusi ini
memiliki tingkat kehandalan yang lebih baik dibandingkan dengan sistem radial.
Pada bagian tengah dari rangkaian dipasang suatu pemutus saluran (PMS) yang
guna untuk mengambil alih fungsi penyaluran oleh salah satu sisi penyulang
apabila salah satu sisi lainnya mengalami gangguan.
2.3.3
Dimana perluasan ini berupa penambahan saluran primer (penyulang utama) yang
kesemuanya bertemu pada satu titik, dimana titik pertemuan tersebut merupakan
sebuah gardu hubung (GH).
kelangsungan pelayanan daya akan lebih baik jika dibandingkan dengan sistem
radial ataupun loop. perbedaan sistem jaringan loop dengan sistem spindle yaitu
pada sistem jaringan loop, besar ukuran penampang saluran penghantar harus
mampu memikul seluruh beban, sedangkan pada sistem jaringan spindle besar
penampang penghantar berdasarkan atas jumlah beban yang paling besar pada
saluran utama.
Jaringan jenis spindle ini pada operasi normalnya adalah sama besar
dengan struktur radial, dimana penyaluran dari sumber (GI) ke gardugardu
distribusi adalah melalui saluran utama masingmasing penyulang dalam satu
arah. gambar jaringan jenis spindle dapat dilihat pada gambar 2.3 dibawah ini.
10
2.4
Distribusi Sekunder
Jaringan distribusi sekunder berfungsi untuk menyalurkan/ mengubungkan
Sejumlah
11
2.5
2.5.1
padat (tidak beronngga) dan berpenampang bulat ; jenis ini hanya dipakai untuk
penampang yang kecil, karena penghantarpenghantar yang berpenampang besar
sukar ditangani (handle) serta kurang luwes (flexible)
Kawat rongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang dibuat
untuk mendapatkan garis tengah luar yang besar. Ada dua jenis kawat rongga:
(a) yang rongga dibuat oleh kawat lilit yang ditunjang oleh sebuah batang I (I
beam), dan (b) yang rongganya dibuat oleh kawat-kawat komponen yang
membentuk segmen-segmen sebuah silinder.
Kawat berkas terdiri dari dua kawat atau lebih pada satu fasa, yang masing
masing terpisah dengan jarak tertentu.
2.5.2
aluminum, besi,dsb.
Kawat logam campuran (Alloy) adalah penghantar dari tembaga atau
aluminum yang diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain guna
menaikkan kekuatan mekanisnya. yang sering digunakan Combination alloy,
tetapi aluminum alloy juga lazim dipakai.
Kawat logam panduan (combination) adalah penghantar yang terbuat dari
dua jenis logam atau lebih dengan cara kompressi, peleburan (smelting) atau
pengelasan (welding). Dengan cara demikian maka kawat baja berlapis tembaga
atau aluminum.
Kawat lilit campuran adalah kawat yang lilitannya terdiri dari dua jenis
logam atau lebih. Yang paling terkenal adalah kawat ACSR (Aluminum Conductor
Steel
Reinforced)
dan
Aluminum
Alloy
Conductor
Steel
Reinforced
(Arismunandar, 1982)
12
2.6
Tahanan
Tiap konduktor memberi perlawanan atau tahanan terhadap mengalirnya
arus listrik, hal ini dinamakan resistansi. Resistansi atau tahanan dari suatu
konduktor (kawat penghantar) :
R=
l
A
(2.1)
Keterangan :
R
Resistansi (Ohm)
(2.2)
Keterangan :
Rt2
Rt1
Jadi :
R t2
=1+ t1 ( t 1 - t 2 )
R t1
R t2
Rt
(2.3)
dimana :
t 1=
1
t 0 +t 1
(2.4)
13
T0=
1
t
1 1
2.7
(2.5)
Reaktansi Penghantar
Penghantar yang dialiri oleh arus listrik di kelilingi oleh garis-garis
Ohm/km
(2.6)
1
+ 0,10857
r1
Ohm/km
log
3
X a =2.893 10 f
3
(2.7)
(2.8)
Keterangan:
F
d12
Frekuensi 50 Hz
14
Frekuensi (Hertz)
Induktansi (Henry)
2.8
Impedansi
Impedansi adalah sebuah kuantitas kompleks yang berdimensi Ohm.
impedansi bukanlah fasor dan tidak dapat di transformasikan kepada daerah waktu
dengan mengalihkan ejt dan mengambil bagian rilnya, sebuah kapasitor didalam
1
jc
didalam daerah
frekuensi impedansi adalah bagian daerah frekuensi dan bukan sebuah konsep
yang merupakan daerah waktu.
2.8.1
15
Biasanya untuk
(2.10)
Keterangan :
Z Impedansi (Ohm)
R Resistansi (Ohm)
X Reaktansi (Ohm)
2.9
Daya
Secara umum, pengertian daya adalah energi (W) yang dikeluarkan untuk
melakukan usaha. dalam sistem listrik, daya merupakan jumlah energi listrik yang
digunakan untuk melakukan usaha.
satuan Watt atau Horse power (HP), Horse power merupakan satuan daya listrik
dimana 1 HP setara 746 Watt. sedangkan Watt merupakan unit daya listrik dimana
1 watt memiliki daya setara dengan daya yang dihasilkan oleh perkalian arus 1
Ampere dan tegangan 1 Volt.
Daya Dinyatakan dalam P, Tegangan dinyatakan dalam V dan arus
dinyatakan dalam I, sehingga besarnya daya dinyatakan:
P=V . I . cos
.(2.11)
Watt
Seperti yang telah djelaskan diatas Untuk gambar 2.4 Segitiga Daya dapat dilihat
di bawah ini.
16
2.9.1
(2.12)
I 2 ( Z .Cos )
( I . Z ) I . Cos
V . I cos
Keterangan :
P = Daya Aktif (Watt)
Z = Impedansi (Ohm)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Amper)
2.9.2
Q=I . X
(2.13)
I . Z . Sin
( I . Z ) I . Sin
17
V . I Sin
Keterangan :
Q = Daya reaktif (Var)
X = Reaktansi (Ohm)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Amper)
2.9.3
V rms
I rms
daya yang merupakan hasil penjumlahan trigonometri antar daya aktif dan reaktif
seperti gambar 2.5 satuan daya semu adalah VA.
(2.14)
Keterangan :
S = Daya yang di salurkan (Volt Amper)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
Untuk sistem tiga fasa perhitungan daya adalah sebagai berikut :
P= 3 .V . I . cos (kW )
Q= 3 . V . I . sin ( kVAr)
(2.15)
18
S= 3 . V . I (kVA )
2.10
Faktor Daya
Istilah faktor daya atau Power Faktor (pf) atau cos phi merupakan istilah
Bagian
pertama adalah daya yang termanfaatkan oleh konsumen, bisa menjadi gerakan
pada motor, bisa menjadi panas pada elemen panas, dan lainnya. daya yang
termanfaatkan ini sering disebut sebagai daya aktif (real power) memiliki satuan
Watt (W) yang, mengalir dari sisi sumber ke sisi beban bernilai rata rata tidak nol.
Bagian kedua adalah daya yang tidak termanfaatkan oleh konsumen, namun hanya
ada di jaringan, daya ini sering disebut dengan daya reaktif (reactive power)
memiliki satuan Volt-Ampere-reactive (VAr) bernilai rata-rata nol.
Berdasarkan segitiga daya pada Gambar 2.4, Antar S dan P dipisahkan
oleh sudut
tegangan dan arus. Rasio antara P dengan S tidak lain adalah nilai cosinus dari
sudut . Apabila kita berusaha untuk membuat sudut semakin kecil maka S
akan semakin mendekat ke P artinya besarnya P akan mendekati besarnya S. pada
kasus ekstrim dimana
=0 ,
cos= ,
S=P ,
yang diberikan sumber tidak dapat kita manfaatkan dan menjadi daya reaktif di
jaringan saja .
19
(2.16)
kW /kVA
V . I . cos /V . I
cos
20
Beban/ peralatan listrik memerlukan daya reaktif dari sistem atau beban
2.
bersifat induktif.
Arus (I) terbelakang dari tengangan (V), V mendahului I dengan sudut .
Untuk faktor daya Langging dapat kita lihat pada gambar 2.7
21
Untuk Faktor Daya Leading dapat kita lihat pada gambar 2.8
2.11
Gambar 2.9. Saluran Udara (a) Rangkaian Ekivalen (b) Diagram Fasor
Drop tegangan adalah selisih antara tegangan dari sumber pembangkit
atau ujung kirim dengan tegangan ujung terima, selisih tegangan ini disebabkan
oleh setiap kawat penghantar/konduktor memiliki nilai hambatan yang nilainya
bergantung dari jenis material penghantar (hambatan jenis, panjang penghantar
dan luas penghantar tersebut. drop tegangan berbanding lurus dengan panjangnya
penghantar, semakin panjang jarak penghantar semakin besar drop tegangan.
22
Vk
Vt
Keterangan :
V
Reaktansi Ohm
tergantung dari impedansi saluran, serta beban faktor daya beban untuk jarak yang
dekat rugi tegangan tidak begitu berarti.
Perhitungan rugi tegangan yang diperlukan tidak hanya untuk keperluan
peralatan sistem saja, namun juga untuk dapat menjamin tegangan terpasang yang
23
tegangan dan rugi daya yang telah di jelaskan diatas, dapat kita lihat pada gambar
2.10 Diagram Fasor hubungan tegangan R dan X dengan beban di ujung.
Gambar 2.10. Diagram Fasor hubungan tegangan R dan X dengan beban di ujung
Karena itu perlu diketahui hubungan fasor antara tegangan dan arus serta
reaktansi dan resistansi pada perhitungan yang akurat. Hubungan diagram fasor
antara tegangan pada sisi pengirim dari sebuah rangkaian, rugi rugi tegangan pada
ujung terima di tunjukkan pada gambar 2.10.
Selanjutnya rumus jatuh tegangan (drop voltage) sesuai dengan
persamaan (2.18) dan rumus tegangan pada sisi pengiriman (Vs) adalah sebagai
berikut:
V s=V r +I . R . cos+I . R . sin
(2.19)
Keterangan :
Vs
Vr
24
Diagram tegangan telihat pada gambar 2.10. Dimana tampak antara lain:
sudut 1 antara i dan vs; sudut 2 antara i dan vr; tegangan awal vs; tegangan akhir
vr; kemudian kerugian tegangan dari suatu penghantar adalah v yang terdiri dari
nilai ir dan ix pada saluran arus bolak balik, besar jatuh tegangan (drop voltage)
tergantung dari impedansi saluran serta beban dan faktor daya.
Rugi-rugi daya adalah besarnya daya yang hilang pada suatu jaringan,
yang besarnya sama dengan daya yang disalurkan dari sumber dikurangi besarnya
daya yang diterima pada perlengkapan hubungan bagian utama. Besarnya rugirugi daya satu fasa dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut:
I 2 .R Watt
I 2 . X Watt
(I . R ) +(I . X )
2
(2..20)
2
Keterangan :
P
2.12
2.12.1 Kapasitor
Untuk mengurangi rugi-rugi daya dapat dilakukan dengan cara
mengkompensasi daya reaktif atau memberikan sumber daya reaktif tambahan
pada sisi beban. Ada beberapa jenis sumber daya reaktif yang dapat digunakan
sebagai kompensasi daya reaktif diantaranya dengan menggunakan kapasitor.
25
kapasitor mengambil daya reaktif leading dari sumber dan dapat di lihat
pada gambar 2.12.
Q1
Q2
26
QC
P
P
= 2 2
S 1 P 1+ Q 1
(2.21)
P
P
= 2 2
S 2 P2 +Q2
2
Q1Q1
2
p 2+
(2.22)
(2.23)
Untuk sistem tiga fasa maka perlu dipasang tiga buah kapasitor yang
identik sehingga daya reaktif total adalah:
Qr=3.QC =3 C V 2
(2.24)
P
C=
(2.25)
27
(2.26)
mempunyai titik titik lemah, karena pada titik titik lemah mudah terjadi tembus
listrik. Untuk mencegah hal ini, dielektrik disusun bertindih satu sama lain. jika
p1
adalah peluang adanya titik lemah pada suatu lapisan dielektrik, maka
sedangkan untuk kertas yang diperkirakan mempunyai peluang titik lemah lebih
besar, dibuat 36 lapisan.
Sel kapasitor yang sudah terbentuk plat, di bungkus dengan beberapa lapis
kertas isolasi keras, lalu di celupkan kedalam isolasi cair alami atau sintesis,
kemudian di keringkan didalam ruang vakum tinggi. Hal ini dilakukan agar tidak
di emukan rongga udara pada sel kapasitor yang bergelombang. Untuk mencegah
adanya rongga dielektrik dipilih dari bahan film. Dewasa ini telah digunakan alat
ultrasonik untuk memeriksa ada tidaknya rongga udara didalam kapasitor
(Tobing,2012).
28
QC
3 . V L . L
(2.27)
Arah Loop arus induktif sebelum menuju kapasitor dapat di lihat pada
gambar 2.13
IL
(2.28)
V L L
IC
(2.29)
Keterangan:
Xc = Reaktansi Kapasitif ()
VL = Tegangan Line (V)
29
1
2 . F . XC
(2.30)
Keterangan :
C = Kapasitansi Kapasitor (F)
F = Frekuensi (Hz)
2.
3.
tersebut.
4. Untuk perbaikan tegangan lokal di tempatkan pada penyulang yang pendek.
5.
Untuk perbaikan tegangan pada beban motor ditempatkan pada penghantar
6.
30
2.
3.
X 1= 1
2i1
k l
2n
(2.31)
Keterangan
i
k faktor kompensasi
n jumlah kapasitor
l
2.13
dalam usaha
untuk
2.14
PF yang diinginkan
Q2=tan cos1 ( 2
Nilai kapasitor yang harus dipasang :
Qc =Q1Q2
(2.32)
Rating unit kapasitor dari 50 kVAr sampai lebih 500 kVAr tersedia pada
tabel. Tabel 2.1 menunjukkan rating kapasitor yang umum. Kapasitor bank pada
feeder biasanya memiliki satu atau dua atau (jarang) tiga unit per phasa.
Umumnya kapasitor bank hanya punya satu unit kapasitor per phasa.
32
2.
110% dari rating tegangan (rms), dan tegangan puncak tidak melebihi 1.22 dari
rating tegangan (rms)
3.
135% dari arus nominal (rms) berdasarkan rating kVAr dan rating tegangan
Berdasarkan rating unit kapasitor, serta persentase arus nominal dan
tegangan dapat kita lihat pada tabel 2.1 (Rating kapasitor)
33
2.15
P
S1
(2.33)
P
cos 1=
2
1
2 2
2
[ P +Q ]
(2.34)
cos 2=
P
S2
P
cos 2=
1
2
(2.35)
[ P +Q2 ] 2
P
cos =
1
2 2
[ P + (Q + Q ) ]
2
Dari Gambar 2.14 dapat dilihat bahwa dengan daya reaktif sebesar Q c maka
daya semu dan daya reaktif berkurang masing masing dari S1 (kVA) dan dari Q1
(kVAr) ke Q2
Untuk menanggulangi masalah yang ditimbulkan beban induktif tersebut
maka rangkaian listrik dengan beban induktif dipasang kapasitor daya paralel.
2.16
Transformator
Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang
berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari satu rangkaian
listrik ke rangkaian listrik yang lainnya, dengan frekuensi yang sama dan
perbandingan transformasi tertentu melalui suatu gandengan magnet dan bekerja
berdasarkan prinsip induksi elektromagnetis, dimana perbandingan jumlah lilitan
dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.
Bisa dibayangkan jika daya listrik yang diperlukan oleh suatu kota adalah
sebesar 10.000 kVA, yang jaraknya kurang lebih 10 km dari pembangkit tenaga
listrik. Dengan memperhitungkan:
terhadap V, bila jaringan transmisi tersebut diberi tegangan rendah (misal 20 Volt),
maka arus yang mengalir sebesar:
S 10.000 103
I= =
=83,33 kA
V
120
(2.36)
35
P=I R .
Selain itu arus yang besar akan memerlukan penampang kawat atau kabel yang
besar, yang tentunya sangat tidak ekonomis (biaya tinggi)
Dengan menggunakan transformator, dimana tegangan pembangkit
dinaikkan semaksimal mungkin, maka arus yang mengalir sangat kecil, yang
menyebabkan rugi-rugi daya yang kecil dan penampang kawat yang digunakan
hanya kecil, sehingga biaya yang dikeluaran jauh lebih ekonomis, demikian juga
pusat pembangkitan yang tidak perlu ditempatkan dibeberapa tempat didekat kota.
Misal tegangan yang ada dinaikkan menjadi 5.000 kV, maka arus yang mengalir:
S 10.000 103
I= =
=20 A
V
500 103
(2.37)
Dapat dilihat bahwa perbedaan rugi-rugi yang ada jauh lebih kecil, bila
tegangan jaringan dinaikkan sedemikian rupa dengan bantuan transformator.
36
V 20=
2.
V 20=K E1 =K V 1 ,
diabaikan.
V 2=
3.
tegangan sekunder pada beban penuh
4. Perubahan tegangan ujung sekunder dari beban nol ke beban penuh adalah
V 20V 2
VR turun =
V 20V 2
100
V 20
VR naik =
V 20V 2
100
V2
(2.38)
V r sin 2
+
V X cos
1
VR =( V r cos V x sin ) +
200
(2.39)
(2.40)
37
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
3.1.1
dari PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Listrik) Koto Panjang, air di bendung
38
kedalam bak penampungan. Air yang di bendung dari bak penampungan akan
membuka katup otomatis, setelah katup otomatis terbuka barulah air di salurkan
kembali dengan menggunakan pipa van stock. air yang di buang dari pipa van
stock akan membuka katup utama, setelah katup utama terbuka barulah poros
turbin akan berputar, ketika turbin berputar akan timbul energi mekanik. energi
mekanik yang dihasilkan oleh turbin kemudian di konversi menjadi energi listrik.
dengan menggunakan generator. energi listrik yang di bangkitkan oleh generator
akan disuplai kembali dengan menggunakan trafo daya yang berkapasitas 3
38 MW, dari pembangkit tersebut kawat penghantar di kopel pada rel bus (bus
bar) dengan saluran transmisi 150 kV.
Tenaga listrik yang dibangkitkan dari PLTA Koto Panjang, di pisah ke
gardu induk Koto Panjang dengan kapasitas trafo daya 1
20 MVA dengan
menggunakan PMS 1600 A. tegangan terima yang dihasilkan trafo daya 150 kV
kemudian di turukan menjadi 20 kV, listrik yang dihasilkan dari sisi sekunder 20
kV disuplay ke beberapa feeder diantaranya; feeder Pangkalan, feeder Muara
Takus, feeder Tandun, dan beberapa diantaranya feeder cadangan. Kemudian dari
gardu induk Koto Panjang tenaga listrik, di suplay kembali ke gardu gardu induk.
diantaranya gardu induk Pasir Pangaraian, gardu induk Bangkinang, dan gardu
induk Garuda Sakti.
Gardu induk Garuda Sakti memilki trafo daya sebanyak 4 buah trafo daya,
diantaranya 2
50 MVA, dan 2
hasilkan dari trafo daya diturunkan kembali menjadi 20 kV. Dari tegangan 20 kV,
listrik kembali di salurkan ke konsumen, dengan menggunakan penyulang
distribusi 20 kV. Pada trafo daya 1 berkapasitas 50 MVA memiliki beberapa
penyulang (feeder) diantaranya: feeder 1 Arengka, feeder 3 Pantai Cermin, feeder
4 Lobak, feeder 5 Perawang, feeder 7 SUTA, dan feeder 16 Adi Sucipto. Dan
trafo daya 2 berkapasitas 50 MVA, memiliki beberapa penyulang (feeder)
diantaranya; feeder 9 Jendral, feeder 10 MTQ, feeder 12 Kualu, feeder 13
Subrantas, feeder 14 Panam, feeder 15 Bangau Sakti.
39
3.2
Kawat Penghantar
Kawat Penghantar yang digunakan pada jaringan distribusi OGF 5
Tabel 3.1 Impedansi Tahanan (R) dan Reaktansi (jX) Penghantar AAAC pada
tegangan menengah 20 kV
Luas
Jari2
Penampang
(mm)
kawat
Urat
GMR
Impedansi
Impedansi
(mm)
Urutan Positif
Urutan Nol
(Ohm/km)
(Ohm/km)
(mm2)
40
16
2,2563
17
1,6380
2,0161+j0,04036
2,1641+j1,6911
25
35
2,8203
3,3371
17
17
2,0475
2,4227
1,2903+j0,3895
0,9217+j0,3790
1,4384+j1,6770
1,0697+j1,6665
50
3,9886
17
2,8957
0,6452+j0,3678
0,7932+j1,6553
70
95
4,7193
5,4979
17
19
3,4262
4,1674
0,4608+j0,3572
0,3096+j0,3449
0,6088+j1,6447
0,4876+j1,6324
120
6,1791
19
4,6837
0,2688+j0,3376
0,4168+j1,6180
150
6,9084
19
5,2365
0,2162+j0,3305
0,3631+j1,680
185
7,6722
19
5,8155
0,1744+j0,3239
0,3224+j1,6114
240
8,7386
19
6,6238
0,1344+j0,3158
0,2824+j1,6034
SPLN-64 1985
41
42
43
3.3
Trafo Distribusi
Trafo distribusi adalah suatu kompen listrik, dimana berfungsi sebagai alat
untuk menaikan dan menurunkan tegangan, selain itu trafo juga berfungsi sebagai
penyalur dari penyulang utama (bagian sekunder), hingga ke beban konsumen
(sekunder). Pada umumnya trafo terdiri dari, trafo 1 Phasa, dan trafo 3 phasa,
Trafo distribusi yang dipakai PT.PLN (Persero) rayon Perawang adalah trafo tiga
fasa, berikut adalah tabel spesifikasi trafo, lokasi, dan arus beban trafo distribusi
pada OGF 5 Perawang PT.PLN (Persero) rayon Perawang.
Pada tabel 3.3 dapat dilihat data transformator dan arus beban pada masing
masing phasa OGF 5 Perawang PT.PLN (Persero) gardu induk Garuda Sakti
44
45
46
3.4
47
3.5
49
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
posisi 380 V dengan menggunakan arus beban rata-rata. Perhitungan dimulai dari
trafo ujung saluran dan di teruskan pada trafo berikutnya demikian seterusnya
sehingga sampai ke gardu induk Garuda Sakti. Trafo distribusi yang berada
paling ujung saluran adalah MN 005 dengan arus beban perfasa sebagai berikut:
IR = 193,2 Amp ; IS = 221,5 Amp ; IT = 203 Amp
I ratarata MN 005=
I R+ I S+ I T
3
193,2+221,5+203
3
205,90 Amp
Selanjutnya arus beban pada sisi 20 kV dapat pula dihitung dengan cara
sebagai berikut :
I MN 005 =
V 2 I2
V1
I MN 005 =
380 205,90
20000
3,91 Amp
Sehingga Arus yang mengalir pada saluran 20 kV antara MN 005 dan
MN 004 adalah:
I MN 015MN 004 =3,915 Amp
Selanjutnya dihitung pula arus MN 004, arus beban per phasa adalah :
IR = 150,3 Amp ; IS = 176 Amp ; IT = 128,5Amp
Arus beban rata rata pada sisi 380 Volt adalah :
50
I R +I S+ I T
3
150,3+176+ 128,5
3
151,6 Amp
V 2 I 2
V1
I MN 004 =
380 151,6
20000
2,88 Amp
Sehingga arus yang mengalir pada saluran 20 kV antar MN 004 dan
MN 024 adalah :
51
Gambar 4.1 Single Line Diagram Perhitungan Arus Saluran Trafo OGF 5Perawang
Berdasarkan perhitungan arus beban Out Going Feeder 5 Perawang, kita
dapat menghitung arus sepanjang saluran. Dari trafo paling ujung sampai ke trafo
pangkal (trafo pertama)
Saluran utama :
I MN 005 =3,91 Amp
I MN 005MN 004 =3,91 Amp+ 2,88 Amp=6,79 Amp
I MN 004 MN 024 =6,79 Amp +0,92 Amp=7,71 Amp
I MN 024 MN 003 =7,71 Amp+ 4,01 Amp=11,72 Amp
I MN 003MN 023 =11,72 Amp+ 1,11 Amp=12,83 Amp
52
53
54
55
56
57
58
59
4.2
(0,2162+ j 0,3305)
0,2162
( 2+0,33052 )Ohm
0,395 Ohm
Panjang penghantar dari gardu induk Garuda Sakti ke trafo KB 211 yaitu
7,98 km (tabel 3.2) maka impedansi kawat penghantar tersebut adalah :
Z total=Z Panjang saluran
0,395 Ohm 7,98 km
3,15
Ohm
km
4.3
Tahanan Total
Untuk menghitung tahanan pada saluran penyulang distribusi Out Going
60
1,725
Ohm
km
m 7,98 km
hm 0,2 km
61
Tabel 4.2 Perhitungan Impedansi Total, Tahanan Total, dan Reaktansi Total
62
63
64
65
66
4.5
Besar drop
tegangan pada setiap saluran diperoleh berdasarkan perkalian antara arus yang
mengalir pada bagian tersebut dikalikan dengan nilai impedansi totalnya
Berdasarkan data arus saluran pada Out Going Feeder 5 Perawang
(Lampiran 4 tabel 4.1) arus yang mengalir antara gardu induk Garuda Sakti dan
KB 211 adalah 136,19 A, dengan nilai impedansi totalnya 2,91 Ohm, maka drop
tegangan pada line tersebut adalah
V = 3 I total Beban20 kV Z
3 147,04 Amp 3,15 Ohm
802,24 Volt atau 0,80 kV
Tegangan pada dari gardu induk Garuda Sakti adalah 20,3 kV sehingga
tegangan terima di KB 211 adalah:
V r 211=V S V
20.300Volt 802,24 Volt
19.497,76Volt
atau 19,497 kV
Untuk perhitungan berikutnya dapat kita lihat pada lampiran 4 tabel 4.1
4.6
Perhitungan Rugirugi Daya (p) Satu Fasa dan Tiga Fasa Dari Gardu
Induk
67
rugi rugi daya Aktif satu fasa dari gardu induk Garuda Sakti ke KB 211 adalah :
P=I 2 RTota ;
2
Ohm
km
atau 37,295 kW
P=3 I R
3 147,042 1,72
111.887,44Watt
atau
111,887 kW
Q=I X Total
147,042 2,637
57.013Watt
Ohm
km
atau 57.013,94 kW
atau
171,04 kW
4.7
68
75867,15 256900,3622
50.181,403 kVAr
Q2=P tan 2
56.900,362 tan 2 (cos1 0,9)
56.900,362 0,48
27.312,173 kVAr
cos 1=0,75
41,400
tan 1=0,88
25,840
tan 2=0,48
Maka :
QC=PTot ( tan 1tan 2 )
56.900,362kW ( 0,880,48)
69
56.900,362kW 0,4
22.760,144 kVAr
Untuk mencari faktor kompensasi pada kapasitor, maka kita dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
K=
kVAr Cap
kVAr total
K=
22.760,144 kVAr
50.072,318 kVAr
K=0,45
kVAr=0,45 kVArcapacitor
kVAr=0,45 1.852,540 kVAr
833,643 kVAr
4.8
Bila satu unit kapasitor di pasang 1.200 kVAr, maka kapasitor yang dibutuhkan
N=
833,643 kVAr
1.200
X 1= 1
(2 i1)
K Panjang saluran
2 n
Dengan panjang saluran total (Saluran utama) 41,7 km
Kapasitor 1:
70
X 1= 1
(2 11)
0,42 46,78 km
2 2
1
1 0,45 41,7 km
4
0,88 41,7 km
I GI Kb 211=
P
3 V cos
3877,514
3 20,3 0,9
122,53 Amp
Maka
V GI Kb211
71
P= 3 V I cos
3 20,3 122,53 0,9
3.877,409 kW
Untuk perhitungan selanjutnya dapat kita lihat pada lampiran 3, tabel 3.2
Perhitungan daya reaktif
cos
sin(1 0,9)
Q= 3 V I
3 20,3 122,53 0,43
1.852,540 kVA
Untuk perhitungan selanjutnya dapat kita lihat pada lampiran, 3 tabel 3.2
Perhitungan daya semu
S= 3 V I
3 20,3 122,53
4.308,23 kVA
Untuk Perhitungan Selanjutnya dapat Kita lihat pada lampiran 3 tabel 3.2
4.9
pada kondisi exisisting sebesar 17,443 kV pada bus 165 (MN 012) dan 17,422 kV
pada bus 180 (MN 005) . Besar total rugi daya aktif sebesar 384 kW, dan total rugi
daya reaktif sebesar 670 kVAr, perbadingan perhitungan manual dengan
menggunakan Microsoft Excel 2007, dapat kita lihat pada lampiran 4 tabel 4.1,
dimana tegangan terima pada kondisi eksisting pada trafo MN 012 sebesar
17,982 kV dan Trafo MN 005 sebesar 17,958 kV. Sedangkan total rugi daya
72
aktif 3 Phasa sebesar 236,062 kW, dan total rugi daya reaktif sebesar 360,414
kVAr
Setelah dilakukan pemasangan kapasitor bank sebanyak 1 Unit yang
berkapasitas 1200 kVAr dengan menggunakan progarm ETAP 12.6, maka diperoleh
tegangan terima pada bus 165 (MN 012) sebesar 18,267 kV dan tegangan terima
pada bus 180 (MN 005) sebesar 18,247 kV sedangkan total rugi daya aktif setelah
pemasangan kapasitor sebesar 313 kW dan total rugi daya rekatif sebesar 537 kVAr.
Hasil perbandingan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dapat kita lihat pada
lampiran 4 Tabel 4.2, tegangan terima pada trafo MN 012 sebesar 18,341 kV, dan
tegangan terima pada MN 005 sebesar 18,322 kV. total daya aktif 3 phasa sebesar
159,94 kW, dan total daya reaktif sebesar 244,16 kVAr
Berdasarkan hasil pembahasan dengan menggunakan program ETAP
12.6 diperoleh penghematan rugi-rugi daya total sebesar :
384 kW 313 kW =71 kW
Penjelasan Tabel:
73
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa pada BAB IV diperoleh
5.2
Saran
Berdasarkan Kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisa perhitungan,
DAFTAR REFERENSI
75
76