Disusun oleh :
Resi Anggun Rinangku
21060114083011
i
Senin
20 Maret 2017
ii
Selasa
21 Maret 2017
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah -
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktik kerja dalam rangka
memenuhi tugas semester enam dan sebagai syarat untuk menyelesaikan
pendidikan. Laporan praktik kerja dengan judul Gangguan Petir Penyebab GSW
Putus pada Tower 15 dan Tower 16 Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 kV
Penghantar Tambak Lorok-Ungaran telah selesai pada waktunya. Dalam menulis
laporan ini tak henti-hentinya penulis bersyukur kepada Allah SWT karena telah
memberi kemudahan selama mengerjakan laporan ini. Penulis juga berterimakasih
kepada pihak-pihak yang telah mendukung penulis, yaitu :
1. Orang tua, kakak-kakak, dan adik-adik yang telah mendukung penulis untuk
menyelesaikan laporan praktik kerja ini.
2. Bapak Yuniarto, ST, MT selaku Ketua Jurusan PSDIII Teknik Elektro
Universitas Diponegoro.
3. Bapak Drs. Eko Ariyanto, MT selaku dosen pembimbing yang telah
mengarahkan penulis dalam membuat laporan praktik kerja.
4. Bapak Amiruddin, selaku Manager APP Semarang yang telah mengijinkan
praktik kerja di Basecamp Semarang.
5. Bapak Ignatius Yurias, selaku Asisten Manager Engineering yang mengelola
Basecamp Semarang.
6. Mas Setiyawan Nugrahani, selaku Supervisor Transmisi yang telah
mengijinkan penulis mengikuti berbagai kegiatan transmisi dan membimbing
penulis selama praktik kerja dan dalam pembuatan laporan.
7. Bapak Har dan Bapak Joko yang telah membimbing dan mengarahkan
penulis selama praktik kerja di Basecamp Semarang.
8. Bapak Ami, Bapak Parjo, Bapak Sukaemi, Bapak Yanu, dan Mas Widi selaku
tim HAR Transmisi yang telah memberi pengetahuan mengenai transmisi
kepada penulis.
9. Bapak Ahmadi, Bapak Kris, Bapak Agus, Bapak Slamet, Bapak Martono,
Bapak Darminto, Bapak Puspitoyo, Bapak Riyanto, Mas Taufan, Mas Arvian,
iv
Mas Ageng, Mas Arya, dan Mas Azmi selaku tim HAR GI yang telah
memberi pengetahuan mengenai gardu induk kepada penulis.
10. Bapak Rudi, Mas Galih, Mas Ayub, dan Mas David selaku tim HAR Proteksi
yang telah memberi pengetahuan mengenai proteksi kepada penulis.
11. Karyawan dan karyawati Basecamp Semarang yang telah membantu dalam
pengumpulan data untuk laporan.
12. Mbak Marinda L Febri, Mas Faisal Ayub Abdillah, dan Mas Angga Artha
Gathasa selaku PLN angkatan 56 yang sedang melaksanakan OJT di
Basecamp Semarang yang telah berbagi pengalaman dan memberikan
masukan serta dukungan selama praktik kerja berlangsung.
13. Rahma Nurita Anggraeni, Muhammad Adi Gumelar Bagaskara, Qomariyah
Rahmasari, Firda Ayu Atma Novita, Yunita Purnama Sari, Ajeng Dian
Puspita yang telah memberikan semangat dan dukungan dalam melaksanakan
praktik kerja serta menyelesaikan laporan praktik kerja.
14. Safira Fegi Nisrina, Figa Syahadatin dan Yuli Prasetya selaku teman-teman
praktik kerja dari Unissula yang telah memberikan dukungan dan semnagat
selama praktik kerja berlangsung.
15. Iman Bagas Prakoso selaku teman praktik kerja dari STT PLN yang telah
memberikan dukungan dan semangat selama praktik kerja berlangsung.
16. Muhammad Fitra Budiyanto yang telah memberi banyak masukan dan
dukungan dalam menyelesaikan laporan praktik kerja ini.
17. Teman-teman D3 Elektro Kerjasama FT UNDIP-PT. PLN (Persero) angkatan
2014 yang selalu memberi dukungan dan berjuang bersama melaksanakan
praktik kerja selama tiga bulan dan menyelesaikan laporan praktik kerja ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar menjadi lebih
baik. Sekian yang dapat penulis sampaikan. Semoga Allah SWT membalas semua
kebaikan pihak-pihak yang telah membantu.
Penulis
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
PT. PLN (Persero) as the only state-owned power company provides the
electricity needs of Indonesian society. Therefore, PT. PLN (Persero) optimize the
performance of a system consisting of power plant, transmission, and distribution
so that reliable, safety, and economical. To avoid early damage, need to keep and
maintain the equipment in those systems. The equipment can be damaged by the
unexpected incidents even though it is well maintained. Like the transmission
system that has the technical problems and nontechnical problems. Nontechnical
problems usually associated with society, while the technical problems are things
about the components on the tower.
Technical problems such as the interruption of the transmission system. On
January 9, 2017 at 04.34 am has been an interruption in the tower 15 and tower
16 SUTT 150 kV line Tambak Lorok-Ungaran. The interruption causes GSW on
the tower 15 and tower 16 broke up. Based on the analysis of data protection
DFR, interruption triggered by lightning attack and flash occurred that resulted
GSW dropped out due to not hold the magnitude of the voltage of lightning.
After interruption occurs, then handling the interruption. First handling the
interruption is to download the DFR to ease analysis, and then analyze the cause
of interruption based the data obtained. After analyzing interruption, then do
repairs of components by cutting the GSW and add ground rod for better
grounding. If the handling has been done, the next step is normalization.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR ...iv
ABSTRAK..vi
DAFTAR ISIviii
DAFTAR GAMBAR ...xi
DAFTAR TABEL .xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja .2
1.2.1. Tujuan Praktik Kerja ...2
1.2.2. Manfaat Praktik Kerja .2
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan .3
1.4. Batasan Permasalahan 3
1.5. Metode Pengumpulan Data 4
1.6. Sistematika Penulisan Laporan ...4
viii
2.4. Motto PT. PLN (Persero) ..11
2.5. Nilai-nilai PT. PLN (Persero) ...11
2.6. Makna Logo PT. PLN (Persero) ...12
2.7. Kebijakan Manajemen PT. PLN (Persero) ...14
2.8. Pengembangan Organisasi PT. PLN (Persero) .15
2.9. Latar Belakang APP Semarang 16
2.10. Fungsi dan Tugas APP Semarang.17
2.11. Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) TJBT APP Semarang.20
2.12. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) TJBT APP Semarang 20
2.13. Basecamp Semarang .21
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Kendala Transmisi 67
4.1.1 Kendala Nonteknis 67
4.1.2 Kendala Teknis .....73
4.2. Gangguan pada SUTT 150 kV Penghantar Tambak Lorok-Ungaran ..80
4.2.1 Penyebab Gangguan .81
ix
4.2.2 Dampak Gangguan82
4.2.3 Analisa Gangguan .....83
4.2.4 Tindak Lanjut 84
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ...88
5.2. Saran .89
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
xi
Gambar 3.21 Insulator Gelas/Kaca 36
Gambar 3.22 Insulator Polymer ...36
Gambar 3.23 Angle Tower38
Gambar 3.24 Dead End Tower .39
Gambar 3.25 Suspension Tower ...40
Gambar 3.26 Section Tower .41
Gambar 3.27 Gantry Tower .41
Gambar 3.28 Combined Tower 42
Gambar 3.29 Konstruksi Tiang Pole 42
Gambar 3.30 Delta Tower 43
Gambar 3.31 Zig-zag Tower .43
Gambar 3.32 Pyramid Tower ...44
Gambar 3.33 Mur dan Baut Tower .44
Gambar 3.34 Pondasi Normal ..45
Gambar 3.35 Pondasi Spesial ...45
Gambar 3.36 Halaman Tower ..46
Gambar 3.37 Leg Tower ..46
Gambar 3.38 Suspension Clamp ...37
Gambar 3.39 Strain Clamp ...37
Gambar 3.40 Dead End Compression .48
Gambar 3.41 Socket Clevis ..48
Gambar 3.42 Bolt Clevis ..48
Gambar 3.43 Triangle Plate 49
Gambar 3.44 Triangle Plate Link 49
Gambar 3.45 Square Plate ..49
Gambar 3.46 Shackle ...50
Gambar 3.47 Turnbucle ..50
Gambar 3.48 Link Adjuster ..50
Gambar 3.49 Triangle Plate 51
Gambar 3.50 Link Bolt Socket .....51
Gambar 3.51 Extension Link ...51
Gambar 3.52 Shackle ...52
xii
Gambar 3.53 Adjuster Plate ...52
Gambar 3.54 Ball & Pin Insulator ..52
Gambar 3.55 Suspension Clamp GSW 53
Gambar 3.56 Joint GSW .53
Gambar 3.57 Kawat GSW / OPGW 54
Gambar 3.58 Jumper GSW, Kawat GSW / OPGW 55
Gambar 3.59 Arcing Horn Sisi Penghantar ....56
Gambar 3.60 Arcing Horn Sisi Tower ..56
Gambar 3.61 Bentuk Lain dari Arcing Horn .56
Gambar 3.62 Transmision Line Arrester .....58
Gambar 3.63 Konduktor Penghubung, Kawat GSW / OPGW ke Tanah 58
Gambar 3.64 Pentanahan Tower .59
Gambar 3.65 (a) Spacer 4 Konduktor 60
Gambar 3.65 (b) Spacer 2 Konduktor ...60
Gambar 3.66 Armour Rod ..61
Gambar 3.67 Counter Weight ..61
Gambar 3.68 Vibration Damper .62
Gambar 3.69 Penghalang Panjat 62
Gambar 3.70 Plat Rambu Berbahaya .....63
Gambar 3.71 Bola Rambu 63
Gambar 3.72 Lampu Tower ....64
Gambar 3.73 Repair Sleeve .64
Gambar 3.74 Armour Rod Span ..65
Gambar 3.75 Plat Informasi Tower .65
Gambar 3.76 Tangga Panjat ....66
Gambar 4.1 Halaman Tower ..68
Gambar 4.2 Luas Halaman Tower Berkurang Akibat Proyek .......69
Gambar 4.3 Pihak PLN Menjelaskan Masalah Halaman Tower Kepada
Masyarakat ...69
Gambar 4.4 Pohon di Bawah Kabel Penghantar 70
Gambar 4.5 Pengukuran Medan Elektromagnet dan Medan Listrik .71
Gambar 4.6 Jarak Bangunan yang Tidak Sesuai dengan ROW .....73
xiii
Gambar 4.7 Perhitungan Jarak ROW Konduktor dengan Pohon ...75
Gambar 4.8 Perhitungan Jarak ROW Konduktor dengan Bangunan .....76
Gambar 4.9 Mur Baut Tower Hilang Dicuri ..77
Gambar 4.10 Melepas Arde untuk Pengukuran Grounding .....79
Gambar 4.11 Perbaikan untuk Konduktor Rantas 80
Gambar 4.12 GSW Putus .81
Gambar 4.13 Download DFR GI Tambak Lorok Arah Ungaran .....82
Gambar 4.14 GSW Gosong .83
Gambar 4.15 Grounding Gosong .....83
Gambar 4.16 Penarikan GSW yang Telah Dipotong ...85
Gambar 4.17 GSW yang Telah Digulung ....................86
Gambar 4.18 Hujan yang Turun saat Pekerjaan ...........87
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jumlah Pegawai PT. PLN (Persero) TJBT APP Semarang 22
Tabel 3.1 Standar Jarak Aman/ROW ..37
Tabel 4.1 Pengukuran Medan Magnet dan Medan Listrik .72
Tabel 4.2 Standar Jarak Bebas Minimum ROW .74
Tabel 4.3 Nilai Pentanahan .78
Tabel 4.4 Data Pentanahan Kaki Tower SUTT 150 kV Penghantar Tambak
Lorok-Ungaran Tahun 2016 84
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
6
7
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga
bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan,
penyaluran (transmisi) dan distribusi yang seiring sejalan dengan kerja
keras para insan PT. PLN (Persero) guna memberikan layanan terbaik
bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan
konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan
dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan
keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan
layanan terbaik bagi para pelanggannya.
PT. PLN Tarakan bergerak dalam usaha penyediaan tenaga listrik bagi
kepentingan umum di wilayah Pulau Tarakan.
7. Geo Dipa Energi
Merupakan perusahaan patungan antara PLN-PERTAMINA yang
bergerak di bidang pembangkit tenaga listrik terutama yang
menggunakan panas bumi.
Perusahaan Perseroan Terbatas, maka anak perusahaan diharapkan
dapat bergerak lebih leluasa dengan membentuk Perusahaan Joint Venture,
menjual saham dalam bursa efek, menerbitkan obligasi dan kegiatan-
kegiatan usaha lainnya. Di samping itu, untuk mengantisipasi Otonomi
daerah, PLN juga telah membentuk unit bisnis strategis berdasarkan
kewilayahan dengan kewenangan manajemen yang lebih luas.
Dalam melaksanakan tugas sesuai fungsinya PT. PLN (Persero) TJBT Area
Pelaksana Pemeliharaan Semarang memiliki struktur organisasi yang
terbagi menjadi 4 (empat) bidang sesuai dengan tugas masing-masing.
Berikut adalah struktur organisasi Area Pelaksana Pemeliharaan Semarang :
Gambar 2.5 Bagan Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) TJBT APP
Semarang
Pada saat menjalankan proses bisnisnya Area Pelaksana Pemeliharaan
Semarang berinteraksi dengan berbagai instansi baik internal maupun
eksternal. Koordinasi yang dilakukan oleh Area Pelaksana Pemeliharaan
Semarang tidak hanya fokus pada masalah ketenagalistrikan saja akan tetapi
juga mencakup masalah Keamanan Lingkungan, Permasalahan Tenaga
Kerja, Pelatihan kompetensi outsourcing dan lain sebagainya. Hal ini dapat
kita perhatikan dari bagan interaksi komunikasi seperti di bawah ini :
19
Gambar 2.6 Interaksi Komunikasi PT. PLN (Persero) TJBT APP Semarang
APP memiliki tanggung jawab tugas sebagai berikut :
1. Melaksanakan operasi dan pemeliharaan Transmisi dan Gardu Induk,
Proteksi, Meter dan SCADATEL sesuai RKAP untuk menjaga kesiapan
operasi instalasi.
2. Melaksanakan pemeliharaan instalasi penyaluran, meter, proteksi dan
SCADATEL di wilayah kerjanya.
3. Merencanakan pengembangan dan perbaikan instalasi penyaluran,
Rencana Anggaran Operasi/Investasi, APP Semarang target kinerja.
4. Mengelola sistem informasi operasi dan pemeliharaan untuk bahan
evaluasi Operasi dan Pemeliharaan dengan penerapan Pemeliharaan
Berbasis Kondisi (CBM).
5. Mengelola logistik, lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan
untuk optimalisasi penggunaan peralatan kerja, instalasi dan material,
serta mencapai target kecelakaan kerja nihil.
6. Mengelola bina lingkungan, ROW (Right of Way) serta permasalahan
sosial lainnya.
7. Melaksanakan kebijakan di bidang Administrasi dan Kepegawaian.
8. Membina dan mengembangkan kompetensi SDM sesuai kebutuhan
kompetensi jabatan untuk mencapai target kinerja.
9. Mengelola anggaran dan keuangan sesuai peraturan yang berlaku.
20
Gambar 2.7 Wilayah Kerja PT. PLN (Persero) TJBT APP Semarang
Selain itu APP Semarang juga memiliki konsumen SKTT yaitu PT.
Asia Pasific Fiber ( Polysindo).
Gambar 2.8 Susunan Kepegawaian PT. PLN (Persero) TJBT APP Semarang
Tabel 2.1 Jumlah Pegawai PT. PLN (Persero) TJBT APP Semarang
c) Horizontal String
f)Quadruple
b) Non-Ceramic Insulator
i. Insulator Gelas/Kaca
Hanya untuk insulator jenis piring. Bagian gelas harus bebas
dari lubang atau cacat lain termasuk adanya gelembung dalam gelas.
Warna gelas biasanya hijau dengan warna lebih tua atau lebih muda.
Jika terjadi kerusakan mudah dideteksi.
(a) (b)
Gambar 3.65 (a) Spacer 4 Konduktor (b) Spacer 2 Konduktor
62
B. Armour Rod
Melindungi alumunium konduktor dari stress mekanis dititik
junction dengan insulator pada tower suspension.
68
69
B. Kabel Penghantar
Kabel penghantar pada tower merupakan komponen utama yang
sangat penting karena kabel penghantar berfungsi sebagai pembawa
arus. Dengan demikian, maka kabel penghantar tegangan tinggi
harus dijaga dan dirawat dengan baik agar tidak mudah rusak.
Meskipun telah dijaga dan dirawat sedemikian rupa, namun tetap
saja kabel penghantar memiliki kendalanya sendiri. Gangguan
nonteknis pada kabel penghantar tegangan tinggi adalah adanya
pohon yang berada di sekitar kabel penghantar.
ini dapat diatasi oleh pihak PLN dengan berbagai cara. Salah satunya
adalah dengan mengajak berbagai pihak untuk mendiskusikan
masalah ini dan mencari solusi terbaik agar tidak ada pihak yang
dirugikan.
C. Keluh Kesah Masyarakat
Keberadaan tower di lingkungan masyarakat membawa
kekhawatiran bagi masyarakat. Masyarakat beranggapan bahwa
berada di bawah tower membawa dampak buruk bagi kesehatan.
Masyarakat takut apabila berada di bawah tower maupun kabel
penghantar tegangan tinggi dapat terkena radiasi. Solusi dari pihak
PLN atas permalahan ini adalah meyakinkan masyarakat bahwa
berada di bawah tower maupun kabel penghantar tegangan tinggi
tidak berakibat buruk pada kesehatan apalagi terkena radiasi listrik
dengan menggunakan bukti yang jelas yaitu diadakannya
pengukuran medan magnet dan medan listrik di bawah kabel
penghantar tegangan tinggi.
Perum Jangli,
MM = T15-T16 0.585 8.750
Gabeng
1000
mG
2. Pandean Standar T03-T04 Gayamsari 0.335 5.270
Lamper - WHO T06-T07 Gayamsari 0.123 5.670
Pudak Tandang,
T10-T11 0.811 5.800
Payung ML = 5 Kinibalu
kV/m T17-T18 Jangli 0.648 14.070
Lapangan
T23-T24 1.199 8.500
MM = UNDIP
1000 T24-T25 Tembalang 0.165 6.720
mG T27-T28 Tembalang 1.391 6.450
Sumber : Formulir Pemantauan Lingkungan Kerja PT. PLN (Persero) TJBT
APP Semarang Basecamp Semarang
74
Jembatan besi,
rangka besi
penahan
9. 3 4 7 8.5 8.5
penghantar,
kereta listrik
terdekat
Titik tertinggi
tiang kapal pada
kedudukan air
10. 3 4 6 8.5 8.5
pasang tertinggi
pada lalu lintas
air
Sumber : Buku Petunjuk Manajemen ROW SUTT/SUTET PT. PLN (Persero)
Kendala teknis pada ROW yaitu ketika jarak bangunan ataupun
sesuatu di bawah kabel penghantar tegangan tinggi tidak sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Seperti pada tabel diatas yang
mengatur ketentuan jarak suatu benda di bawah kabel penghantar.
Jarak tersebut adalah jarak aman minimum kabel penghantar dengan
permukaan benda. Jarak aman ini sangat dibutuhkan untuk menjaga
keselamatan manusia dan lingkungan sekitar. Jarak ROW pun
mempunyai perhitungan, yaitu :
77
Keterangan :
C = Jarak antara pohon dengan kawat
X = Tinggi kawat
Z = Tinggi Pohon
T = Titik pohon terdekat terhadap kawat
78
Keterangan :
C = Jarak antara bangunan dengan kawat
X = Tinggi
Z = Tinggi bangunan
Y = Jarak antara proyeksi X dan proyeksi Z
T = Titik bangunan terdekat terhadap kawat
Permasalahan pada ROW diselesaikan dengan cara menebang
pohon yang berada di bawah kabel pengantar tegangan tinggi yang
sudah melampaui batas minimal ROW. Apabila permasalahan pada
ROW adalah sebuah bangunan yang didirikan di bawah kabel
penghantar tegangan tinggi, maka saat pembangunan sedang
berlangsung dihimbau kepada pembangun agar tidak membangun
bangunan tersebut melebihi batas yang ditentukan. Bangunan harus
berdiri dengan jarak aman.
79
B. Konstruksi
Konstruksi tower merupakan jenis konstruksi penghantar
tegangan tinggi yang paling banyak digunakan di jaringan PLN
karena mudah dirakit terutama untuk pemasangan di daerah
pegunungan dan jauh dari jalan raya. Namun demikian perlu
pengawasan yang intensif karena besi-besi pada konstruksi tower
rawan terhadap pencurian.
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan data dan analisa yang telah dilakukan terdapat beberapa
kesimpulan yang dapat diambil. Kesimpulan tersebut antara lain :
1) Manusia saat ini sangat membutuhkan listrik untuk kehidupan sehari-
hari. Kebutuhan listrik tersebut dipenuhi oleh PT. PLN (Persero)
sebagai perusahaan listrik negara satu-satunya yang dimiliki Indonesia.
Dalam tugasnya sebagai penyedia listrik, PT. PLN (Persero) terbagi
menjadi 3 sistem yaitu pembangkit, transmisi, dan distribusi.
2) Transmisi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik dari suatu
sumber pembangkit ke suatu sistem distribusi atau kepada konsumen,
atau penyaluran tenaga listrik antar sistem.
3) Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan
Ekstra Tinggi (SUTET) adalah sarana di udara untuk menyalurkan
tenaga listrik berskala besar dari pembangkit ke pusat-pusat beban
dengan menggunakan tegangan tinggi maupun tegangan ekstra tinggi.
4) Komponen pada SUTT / SUTET terbagi menjadi 2, yaitu komponen
utama dan komponen tambahan. Komponen utama meliputi pembawa
arus (current carrying), isolasi (insulation), struktur (structure),
penghubung (junctions). Sedangkan komponen tambahan meliputi
pengaman dari gangguan petir, pengaman dari getaran, pengaman dari
ancaman, pengaman dari kemungkinan gangguan luar, pengaman dari
urat konduktor putus, dan monitoring.
5) Kendala pada transmisi yaitu kendala teknis dan kendala nonteknis.
Kendala nonteknis adalah kendala yang lebih banyak berhubungan
dengan masyarakat (masalah sosial). Sedangkan kendala teknis adalah
kendala pada komponen SUTT / SUTET yang tidak berhubungan
dengan masyarakat.
6) Kendala teknis transmisi misalnya gangguan pada tower 15 dan tower
16 SUTT 150 kV penghantar Tambak Lorok-Ungaran. Gangguan
90
91
terjadi pada hari Senin tanggal 9 Januari 2017 pukul 04.34 WIB. Dari
data analisa proteksi DFR, gangguan dipicu oleh sambaran petir.
7) Dampak dari gangguan pada tower 15 dan tower 16 SUTT 150 kV
penghantar Tambak Lorok-Ungaran ialah GSW putus dan mentripkan
beberapa PMT yang ada di GI Tambak Lorok maupun GI Ungaran.
GSW putus karena korosif dan sudah tidak mampu menahan tegangan
dan arus besar yang ditimbulkan oleh sambaran petir meskipun nilai
tahanan pentanahan masih terbilang bagus.
8) Gangguan pada tower 15 dan tower 16 SUTT 150 kV penghantar
Tambak Lorok-Ungaran ditindaklanjuti dengan menganalisa gangguan
terlebih dahulu kemudian memperbaiki kerusakan yang ada seperti
memotong GSW yang sudah putus dan menambah Ground Rod sebagai
pengamanan tambahan dari gangguan petir. Setelah diperbaiki maka
dilakukan penormalan.
5.2. SARAN
Berdasarkan data dan analisa yang telah dilakukan terdapat beberapa
saran yang dapat diajukan. Saran tersebut antara lain :
1) PT. PLN (Persero) merupakan perusahaan listrik satu-satunya milik
negara, sehingga diharapkan dapat selalu bekerja dengan handal, aman,
dan ekonomis agar tidak merugikan berbagai pihak.
2) Transmisi merupakan media penyalur listrik dari pembangkit ke
distribusi, oleh karena itu akan lebih baik apabila dipelihara dan dijaga
dengan baik komponen-komponen SUTT / SUTET agar tidak mudah
rusak yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan mengingat biaya
komponen transmisi yang tidak sedikit.
3) Komponen tambahan SUTT / SUTET sebaiknya dimaksimalkan
mengingat komponen tambahan ini juga berguna dalam memproteksi
SUTT / SUTET dari berbagai gangguan. Komponen tambahan SUTT /
SUTET dapat memperlambat kerusakan yang terjadi.
4) Banyaknya kendala nonteknis yang terjadi di transmisi sebaiknya
diantisipasi dengan adanya peraturan yang tegas agar masyarakat tidak
92
PT. PLN (Persero). 2009. Buku Petunjuk Manajemen ROW SUTTSUTET. Jakarta
Selatan : PT. PLN (Persero).
PT. PLN (Persero). 2009. Buku Pedoman Pemeliharaan Saluran Udara Tegangan
Tinggi Dan Ekstra Tinggi (SUTT/SUTET). Jakarta Selatan : PT. PLN
(Persero).
PT. PLN (Persero). 2014. Buku Pedoman Pemeliharaan Saluran Udara Tegangan
Tinggi Dan Ekstra Tinggi (SUTT/SUTET). Jakarta Selatan : PT. PLN
(Persero).
PT. PLN (Persero). 2014. Buku Pedoman Pengawasan dan Asesmen Saluran
Udara Tegangan Tinggi Dan Ekstra Tinggi (SUTT/SUTET). Jakarta
Selatan : PT. PLN (Persero).
PT. PLN (Persero). Saluran Udara Tegangan Tinggi Dan Ekstra Tinggi
(SUTT/SUTET). Jakarta Selatan : PT. PLN (Persero).
Hage. 2009. http://dunia-listrik.blogspot.co.id/2009/01/menara-listrik-tower-
listrik.html. Diakses pada 7 Februari 2017 pukul 08.45 WIB.
LAPORAN HARIAN PRAKTIK KERJA
DI PT. PLN (PERSERO) TRANSMISI JAWA BAGIAN TENGAH AREA
PELAKSANA PEMELIHARAAN SEMARANG BASECAMP SEMARANG
1. Penjelasan isolator
2. Penjelasan singkat mengenai pengujian
7. Selasa, 27 Desember 2016 tahanan isolasi trafo dan PT
3. Penjelasan gas SF6
4. Mengamati relai distance dan OCR di
gardu induk
Pengujian Gas SF6 untuk mengetahui
8. Rabu, 28 Desember 2016 kemurnian dan kelembapan gas sebelum
digunakan pada gardu induk
38. Senin, 6 Februari 2017 Penanganan tower geser pada SUTT 150 kV