Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PEMELIHARAAN TRAFO ARUS , LINE KARANGPILANG I


GARDU INDUK 150 KV RUNGKUT PT. PLN (PERSERO) UNIT
PELAKSANA TRANSMISI SURABAYA

AHMAD MUHIBBIN
NIM. 160431100016

DOSEN PEMBIMBING:
HARYANTO, S.T., M.T.
NIP. 197407052008121000

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2019

i
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PEMELIHARAAN TRAFO ARUS, LINE KARANGPILANG I


GARDU INDUK 150 KV RUNGKUT PT. PLN (PERSERO) UNIT
PELAKSANA TRANSMISI SURABAYA

AHMAD MUHIBBIN
NIM. 160431100016

DOSEN PEMBIMBING:
HARYANTO, S.T., M.T.
NIP. 197407052008121000

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2019

i
[Halaman ini sengaja dikosongkan]

ii
PEMELIHARAAN TRAFO ARUS, LINE KARANGPILANG I
GARDU INDUK 150 KV RUNGKUT PT. PLN (PERSERO) UNIT
PELAKSANA TRANSMISI SURABAYA

LEMBAR PENGESAHAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

Oleh:
Ahmad Muhibbin
NIM. 160431100016

Tanggal :

Disetujui oleh:
Koordinator PKL Pembimbing PKL

Kunto Aji Wibisono, S.T., M.T. Haryanto, S.T., M.T.


NIP. 198710142015041001 NIP. 197407052008121000

Ketua Program Studi

Miftachul Ulum, S.T., M.T.


NIP.197608122009121001

iii
[Halamaninisengajadikosongkan]

iv
PEMELIHARAAN TRAFO ARUS, LINE KARANGPILANG I
GARDU INDUK 150 KV RUNGKUT PT. PLN (PERSERO) UNIT
PELAKSANA TRANSMISI SURABAYA

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG


UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

Oleh:
Ahmad Muhibbin
NIM. 160431100016

Tanggal Ujian:

Disetujui oleh:

1. Haryanto, S.T., M.T. …………………….


NIP. 197407052008121000 (Pembimbing)

2. Nama ……………………
NIP. (Penguji)

3. Nama …………………….
NIP. (Penguji)

Koordinator PKL

Kunto Aji Wibisono, S.T., M.T.


NIP. 19871012015041001

v
[Halaman ini sengaja dikosongkan]

vi
PEMELIHARAAN TRAFO ARUS, LINE KARANGPILANG I
GARDU INDUK 150 KV RUNGKUT PT. PLN (PERSERO) UNIT
PELAKSANA TRANSMISI SURABAYA

LEMBAR PENGESAHAN INSTANSI


UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

Oleh:
Ahmad Muhibbin
NIM. 160431100016

Tanggal : 15 April 2019

Disetujuioleh:
Pimpinan Perusahaan/ Instansi Pembimbing PKL

Rahmat Sunoto
Manajer UPT Surabaya SPV Gardu Induk Rungkut

vii
PEMELIHARAAN TRAFO ARUS, LINE KARANGPILANG I
GARDU INDUK 150 KV RUNGKUT PT. PLN (PERSERO) UNIT
PELAKSANA TRANSMISI SURABAYA

Nama Mahasiswa : Ahmad Muhibbin


NRP : 160431100016
Pembimbing : Haryanto, S.T., M.T.

ABSTRAK

Seiring dengan berkembangnya perindustrian di Indonesia serta


bertambah padatnya aktivitas masyarakat, maka kebutuhan energi pun
terus meningkat setiap tahunnya. Hingga saat ini, listrik masih
merupakan sumber energi yang utama untuk mendukung aktivitas
tersebut. PLN sebagai Perusahaan Listrik Negara berusaha untuk
mensuplai energi listrik yang ada dengan seoptimal mungkin
seiring dengan semakin meningkatnya konsumen energi listrik.
Pemanfaatan energi listrik yang ada harus diiringi dengan menjaga
kualitas energi listrik itu sendiri. Salah satu contohnya yaitu dengan cara
pemeliharaan alat-alat yang ada di gardu induk. Dalam suatu gardu
induk terdapat suatu peralatan yaitu transformator arus yang berfungsi
untuk menurunkan arus besar pada tegangan tinggi atau menengah
menjadi arus kecil pada tegangan rendah yang dipakai untuk
pengukuran dan proteksi dan mengisolasi rangkaian sekunder terhadap
rangkaian primer serta memungkinkan standarisasi rating arus untuk
peralatan sisi sekunder. Transformator arus merupakan suatu peralatan
yang digunakan untuk sebagai alat ukur dan melindungi rele pada
industri yang memakai tegangan tinggi di mana trafo ini mempunyai
fasilitas pengukuran yang aman dalam mengukur jumlah arus yang besar
begitu juga dengan tegangan yang tinggi. oleh karena itu diperlukan
perawatan secara terjadwal agar transformator arus bekerja dengan baik
sesuai dengan fungsinya dalam keadaan beroperasi. Perawatan dan
pemeliharaan yang baik dapat meminimalisasi gangguan dan kerusakan
serta dapat memperpanjang umur dari transformator arus. Adapun
penguujiannya yaitu tahanan isolasi, tahanan pentanahan, dan tangen
delta.

viii
Kata kunci: transfomator arus, penukuran, pemeliharaan
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


yang mana telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan praktik kerja lapangan di PT. PLN (Persero) Gardu
Induk Rungkut dengan tepat waktu. Selama satu bulan pelaksanaan
kerja praktik ini, penulis banyak mendapatkan manfaat dan wawasan
yang lebih luas. Di samping itu juga menambah pengalaman kerja di
perusahaan sebagai wahana adaptasi terhadap kondisi dunia kerja yang
sebenarnya. Laporan yang penulis susun ini berisikan hasil penelitian
yang diselesaikan di PT. PLN (Persero) Gardu Induk Rungkut mengenai
“Pemeliharaan Trafo Arus pada Gardu Induk 150 kv PT. PL (Persero)
Unit Pelaksana Transmisi Surabaya”.
Keberhasilan praktik kerja lapangan ini tidak lepas dari bantuan,
bimbingan, dukungan serta doa dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa restu,
motivasi dan dukungan.
2. Bapak Sunoto dan rekan-rekan di GI Rungkut selaku
Pembimbing Lapangan Utama, yang telah memberikan arahan
selama kerja praktik.
3. Bapak Haryanto, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing
akademik kerja praktik Program Studi Teknik Elektro
Universitas Trunojoyo Madura.
4. Bapak Kunto Aji, S.T., M.T. selaku Koordinator Praktik Kerja
Lapangan Program Studi Teknik Elektro Universitas Trunojoyo
Madura.
5. Bapak Riza Alfita, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi
Teknik Elektro Universitas Truojoyo Madura.
6. Bapak Miftachul Ulum, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan
Teknik Elektro Universitas Trunojoyo Madura.
7. Semua rekan – rekan Program Studi Teknik Elektro, Jurusan
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo
Madura yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda
kepada semuanya. Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang
membangun akan penulis terima dengan senang hati. Akhirnya, hanya
kepada Allah SWT penulis serahkan segalanya mudah-mudahan dapat

ix
bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi kita semua.

Bangkalan, 10 Maret 2019

Penulis,

Ahmad Muhibbin
NIM.160431100016

x
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG.....................................................v
LEMBAR PENGESAHAN INSTANSI................................................vii
ABSTRAK............................................................................................viii
KATA PENGANTAR............................................................................ix
DAFTAR GAMBAR............................................................................xiv
DAFTAR TABEL..................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................1
1.2 Perumusan Masalah................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................2
1.4 Manfaat...................................................................................2
1.4.1 Bagi Mahasiswa...................................................................2
1.4.2 Bagi Universitas Trunojoyo Madura....................................2
1.4.3 Bagi PT. PLN (Persero) Gardu Induk Rungkut...................3
1.5 Batasan Masalah.....................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan.............................................................3
BAB II PROFIL PERUSAHAAN...........................................................5
2.1 Sejarah PT.PLN (Persero)......................................................5
2.2 Filosofi, Visi, dan Misi Perusahaan........................................6
2.3 Logo PT. PLN (Persero).........................................................7
2.4 Manajemen Industri................................................................8
2.5 Sekilat Trans JBTB.................................................................9
2.5.1 Visi.......................................................................................9
2.5.2 Misi.....................................................................................10
2.5.3 Peran dan Tugas.................................................................10
2.5.4 Tata Nilai Perusahaan.........................................................10
2.5.5 Ruang Lingkup Usaha Pokok.............................................10
2.5.6 Sistem Manajemen 5S........................................................11
2.6 Sekilas APP Surabya............................................................12
2.6.1 Peran APP Surabaya...........................................................13
2.6.2 Tugas Pokok APP Surabaya...............................................13
2.6.3 Tugas Bidang Rencana dan Evaluasi.................................13
2.6.4 Tugas Bidang Operasi dan Pemeliharaan...........................13
2.6.5 Tugas Bidang Administrasi dan Keuangan........................14
2.7 Sekilas Gardu Induk Tanpa Operator...................................14

xi
2.8 Sekilas Gardu Induk Rungkut Surabaya...............................14
2.8.1 Jam Kerja............................................................................16
2.8.2 Fasilitas Kesejahteraan.......................................................17
2.9 Pengorganisasian pekerjaan..................................................17
2.10 Prospek Industri Masa Depan..............................................18
2.11 Dokumen Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan (Dp3) Dan K3. 19
BAB 3 DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA.......................20
3.1 Pengertian.............................................................................20
3.2 Klasifikasi CT.......................................................................20
3.2.1 Trafo arus menurut tipe konstruksi dan pasangannya........20
3.2.2 Trafo arus berdasarkan konstruksi belitan primer.............22
3.2.3 Trafo arus berdasarkan konstruksi jenis inti......................23
3.2.4 Trafo arus berdasarkan jenis isolasi...................................23
3.2.5 Trafo arus berdasarkan pemasangan..................................24
3.2.6 Trafo arus berdasarkan jumlah inti pada sekunder.............24
3.2.7 Trafo arus berdasarkan pengenal........................................25
3.3 Komponen trafo arus............................................................27
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN.................................................31
4.1 Tahap Kegiatan.....................................................................31
4.1 Studi Literatur.......................................................................32
4.2 Jadwal Kegiatan....................................................................32
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................34
5.1 Lingkungan Uji Coba...........................................................34
5.2 Solusi Permasalahan.............................................................35
5.3 Data Uji Coba.......................................................................35
BAB 6 SARAN DAN KESIMPULAN..................................................38
6.1 Kesimpulan...........................................................................38
6.2 Saran.....................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA............................................................................39
BIODATA PENULIS............................................................................40
LAMPIRAN...........................................................................................41

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Logo Perusahaan PT. PLN (Persero)...................................7


Gambar 2. 2 Denah Komplek dan Bangunan GI Rungkut.....................15
Gambar 2. 3 Single Line Diagram GI Rungkut......................................16
Y
Gambar 3. 1 Tipe Cincin ( Ring / Window Type )...............................28
Gambar 3. 2 Tipe Cor-Coran Cast Resin .............................................28
Gambar 3. 3 Tipe Tanki Minyak Oil....................................................29
Gambar 3. 4 Tipe Bushing....................................................................29
Gambar 3. 5 CT Indoor........................................................................29
Gambar 3. 6 CT Outdoor......................................................................29
Gambar 3. 7 Bar Primary......................................................................30
Gambar 3. 8 Wound Primary................................................................30
Gambar 3. 9 CT Dua Inti......................................................................32
Gambar 3. 10 CT Empat Inti................................................................32
Gambar 3. 11 CT Rasio 800/1A...........................................................33
Gambar 3. 12 CT Rasio 1600/1A.........................................................33
Gambar 3. 13 CT Sekunder 2 Tap........................................................34
Gambar 3. 14 CT Sekunder 3 Tap........................................................34
Gambar 3. 15 CT Tipe Cincin..............................................................34
Gambar 3. 16 Komponen CT Tipe Cincin...........................................35
Gambar 3. 17 Komponen CT Tipe Tangki...........................................35
Gambar 5. 1 Diagram Alur Tindak Lanjut Gangguan..........................41
Gambar 5. 2 Control Panel GI Rungkut...............................................42

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jarak aman…………………………………………………..28


Tabel 4.1 Tabel Kegiatan……………………………………………....32
Tabel 5.1 Spesifikasi CT TRENCH IOS170……………………...…...35
Tabel 5.2 Hasil Uji Tahanan Isolasi…………………………………...36
Tabel 5.2 Hasil Uji Tahanan Pentanahan………………………….......37
Tabel 5.2 Hasil Uji Tangen Delta………………………………….......38

xiv
xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemeliharaan merupakan salah satu hal terpenting yang harus
diperhatikan dalam pengoperasian sistem tenaga listrik. Dengan
sistem pemeliharaan yang baik, maka peralatan-peralatan pada
sistem tenaga dapat beroperasi dengan baik, sehingga kebutuhan
energi listrik ke konsumen dapat terlayani dengan baik dengan
tingkat keandalan yang tinggi. Salah satu hal yang
melatarbelakangi perlunya pemeliharaan terhadap peralatan listrik
adalah karena peralatan listrik mempunyai peran yang menentukan
dalam operasi suatu sistem, misalnya Trafo Arus (Current
Transformator) CT memiliki peran untuk mengkonversi besaran
arus pada system tenaga listrik dari besaran primer menjadi besaran
sekunder untuk keperluan pengkuran system mtering dan proteksi.
Kerusakan pada CT sangat merugikan atau mengganggu bagi
keseluruhan operasi sistem tenaga listrik. Jika CT tidak bekerja
saat terjadi gangguan, maka arus gangguan tersebut tidak dapat
terdeteksi atau system proteksinya tidak berfungi sehingga akan
merusak peralatan yang lain, seperti trafo tenaga yang harganya
mahal serta dapat menimbulkan ketidakstabilan sistem tenaga
listrik. Baik buruknya pemeliharaan pada peralatan listrik dapat
dilihat dari umur peralatan listrik itu sendiri dan besar relatif beban
yang ditanggung peralatan listrik dalam operasi kerjanya. Umur
operasi peralatan listrik dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan
suatu sistem pemeliharaan, semakin lama umur operasi peralatan
listrik dapat dikatakan baik pula sistem pemeliharaan yang
dilakukan, sebaliknya apabila umur operasi peralatan listrik yang
pendek menandakan sistem pemeliharaan yang kurang baik.
Dengan demikian, diharapkan dengan adanya pemeliharaan,
peralatan listrik dapat bekerja lebih lama dengan performa
maksimal sehingga meningkatkan kualitas sistem tenaga listrik.

1
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dipaparkan maka, permasalahan
yang didapat saat ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana Pengertian trafo arus?
b. Bagaimana bagian-bagian dari trafo arus?
c. Bagaimana sitem trafo arus itu bekerja?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Mengetahui pengertian trafo arus
b. Mengetahui bagian-bagian dari trafo arus
c. Mengetahui sistem kerja dari trafo arus

1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan kerja praktik ini
adalah sebagai berikut :

1.4.1 Bagi Mahasiswa


a. Mengetahui kondisi nyata suatu lembaga atau perushaan baik
dari segi manajemen yang diterapkan kondisi fisik, teknologi
yang digunakan, kinerja para karyawan serta proses produksi
di perusahaan.
b. Mahasiswa mampu menerapkan ilmu pada lembaga atau
perusahaan yang ditempati untuk kerja praktik mahasiswa.
c. Menyiapkan diri untuk menyesuaikan dengan lingkungan
lembaga atau perusahaan pada masa yang akan datang.
d. Meningkatkan daya kreativitas dan keterampilan mahasiswa.

1.4.2 Bagi Universitas Trunojoyo Madura


a. Terjalinnya hubungan baik antara Program Studi Teknik
Elektro Universitas Trunojoyo Madura dengan PT. PLN
(Persero) Gardu Induk Rungkut, sehingga memungkinkan
kerjasama antara kedua belah pihak.

2
b. Mendapat umpan balik untuk meningkatkan kualitas
pendidikan sehingga selalu sesuai dengan perkembangan di
dunia kerja.

1.4.3 Bagi PT. PLN (Persero) Gardu Induk Rungkut


a. Sarana mengetahui kualitas pendidikan di Perguruan Tinggi
Negeri khususnya Universitas Trunojoyo Madura.
b. Dapat menjalin hubungan baik dengan lembaga pendidikan
khususnya Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo Madura,
sehingga semakin dikenal oleh lembaga pendidikan sebagai
pemasok tenaga kerja dan masyarakat sebagai konsumen.
c. Sarana untuk memberikan kriteria tenaga kerja yang
dibutuhkan oleh lembaga penelitian milik negara yang terkait.
d. Sarana untuk memperkenalkan teknologi kedirgantaraan pada
dunia pendidikan.

1.5 Batasan Masalah


Agar hasil penelitian yang dilakukan sesuai dengan yang
diharapkan, maka dalam waktu yang relative singkat ini, penulis
membatasi masalah- masalah antara lain :
a. Pembahasan tentang pemeliharaan trafo arus pada GI Rungkut
Line Karangpilang I
b. Hanya membahas perangkat sistem trafo arus tenaga listrik
secara umum.
c. Tidak membahas mengenai perhitungan dalam trafo arus.

1.6 Sistematika Penulisan


a. Bab 1 Pendahuluan. Bab ini berisi pendahuluan yang
menjelaskan latar belakang permasalahan, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian serta
sistematika penulisan.
b. Bab 2 Profil Perusahaan. Berisi tentang struktur organisasi,
sejarah singkat perusahaan. Visi dan misi perusahaan.
c. Bab 3 Dasar Teori dan Tinjauan Pustaka. Berisi tinjauan

3
pustaka yang meliputi teori-teori dasar dan penelitian
sebelumnya (referensi).
d. Bab 4 Metodologi Penelitian. Bab ini berisi tentang langkah-
langkah yang dilakukan meliputi rancangan sistem dan jadwal
kegiatan.
e. Bab 5 Hasil dan Pembahasan. Berisi tentang analisa sistem
baik dari segi kebutuhan hardware dan software. Serta
implementasi aplikasi dan pengujian aplikasi.
f. Bab 6 Penutup. Berisi tentang simpulan dan saran.

4
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT.PLN (Persero)


Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenaga listrikan
di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal
Belanda yang bergerak dibidang pabrik gula dan pabrik teh
mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri.
Antara tahun 1942 – 1945 terjadi peralihan perusahaan-
perusahaan Belanda tersebut oleh jepang,setelah belanda menyerah
kepada tentara jepang di awal Perang Dunia II.
Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang
Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu.
Kesempatan. ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik
melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-
sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden
Soekamo untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut
kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945,
Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah
Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan. kapasitas
pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah
menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik
Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang
dibubarkan padal tanggal I Januari 1965. Pada saat yang sama, 2
(dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN)
sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas
Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan.
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17,
status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai
Perusahaan Pemegang Kuasa Usaha Umum Listrik Negara dan
Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrk
bagi kepentingan umum.

5
Seiring dengan kebijakan pemerintah yang memberikan
kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis
penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari
perusahaan umum menjadi perusahaan perseroan (persero) dan
sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum
hingga sekarang.

2.2 Filosofi, Visi, dan Misi Perusahaan.


Dalam melaksanakan perusahaannya PT. PLN (Persero)
mengusung filosofi “Listrik untuk kehidupan yang lebih baik”.
Maksud dari tujuan perseroan adalah untuk menyelenggarakan
usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam
jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan
melaksanakan penugasan pemerintah dan bidang
ketenagaanlistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Dalam menjaga
kkomitmen tersebut PT. PLN (Persero) memiliki visi dan misi.

Visi PT. PLN (Perssero) adalah:


 Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh
kembang, Unggul, dan terpercaya dengan bertumpu pada
Potensi Insani.

Misi PT. PLN (Persero) adalah:


 Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,
berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggato peruahaann,
dan pemegang saham.
 Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan
kualitas hidup masyarakat.
 Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan
ekonomi.

6
2.3 Logo PT. PLN (Persero)
Bentuk, warna, dan maksa lambang perusahaan resmi yang
digunakan adalah sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat
Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara No. :
031/DIR/76 Tanggal : 1 juni 1976, mengenai Pembekuan
Lambang Perusahaan Umum Listrik Negara seperti terlihat pada
gambar 2.1.

Gambar 2. 1 Logo Perusahaan PT. PLN (Persero)

 Bidang persegi panjang vertical


Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya,
melambangkan bahwa PT. PLN (Persero) merupakan wadah
atau organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna
kuning untuk menggambarkan peencerahan, seperti yang
diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan
pencerahan bagi kehipan masyarakat. Kuning juga
melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki
tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.
 Petir atau kilat
Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya
sebagai produk jasa utama yang dihasilkan oleh perusahaan.
Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan tepat para
insan PT. PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi

7
pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan
kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di
Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap
insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi
tantangan perkembangan.
 Tiga gelombang
Memiliki arti gaya rambat energy listrik yang dialirkan oleh
tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan yaitu
pembangkit, transmisi atau penyaluran, dan distribusi yang
seiring berjalan dengan kerja keras para insan PT. PLN
(Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi
pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan
konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap
diperlukan dalam kehidupan manusia. Disamping itu biru juga
melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan
perusahaan dalam mberikan layanan terbaik bagi para
pelanggannya.

2.4 Manajemen Industri


Untuk mencapai tujuan menjadi perusahaan yang
professional. perlu diimbangi manajemen yang baik dan modern.
Perencanaan dan pengembangan harus selalu dilakukan serta terus
berupaya meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat,
sehingga PT. PLN (Persero) dapat menjadi perusahaan berkelas
internasional.
Fungsi perencanaan sebagai fungsi utama organisasi perlu
ditingkatkan dan dikoordinasikan dengan baik, ini menyangkut
perencanaan kooperatif PT. PLN (Persero) yang mempunyai tugas
memutakhirkan setiap perencanaan program kerja.
Pengembangan organisasi ini memerlukan studi yang
mendalam agar dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat ditindak
lanjuti persiapan tata laksana kerja, sistem informasi dan sumber
daya manusia.

8
Bersama dengan hal tersebut, untuk memenuhi tuntutan
pelayanan. kepada masyarakat (konsumen) maka peningkatan
kepegawaian jugai perlu dilaksanakan secara sistematis, perihal
kemampuan dan ketrampilan pegawai serta dilengkapi dengan
prasarananya.
Pada era globalisasi ini maka data dan informasi yang cepat
dan akurat yang didukung dengan manajemen yang baik sangat
diperlukan dalam pengambilan keputusan oleh para pengambil
keputusan. Di sini peran informasi atau komputerisasi secara
menyeluruh sangat diperlukan.
Oleh sebab itu peralatan yang canggh dan modern kini
sangat diperlukan. Dewasa ini PT. PLN (Persero) mengaplikasikan
alat komunikasi antar kantor intern dengan office antomation
computer. Juga dikembangkan pula teknologi jaringan Supervisory
Conrol and Data Acquisition (SCADA), sistem operasi perusahaan
yang berbasis komputer. untuk layanan yang lebih baik bagi
pelanggan.
Selain hal-hal di atas, juga diperlukan kualitas kerja pegawai
di lingkungan PT. PLN (Persero) yang bertujuan untuk
meningkatkan kerja sama dengan lembaga manajemen perguruan
tinggi serta untuk peningkatan pengembangan organisasi dan
manajemen.
Dalam rangka mendukung restrukturisasi dalam kurun
waktu yang akan datang, peningkatan kualitas sumber daya
manusia dilaksanakan antara lain sebagai berikut:
 Peningkatan produktivitas pegawai.
 Pelatihan ketrampilan bidang teknik dan administrasi serta
manajemen untuk mendukung perubahan dalam rangka
koporasitasi.
 Penyusunan sistem pengembangan karir sumber daya manusia.

2.5 Sekilas Trans JBTB

9
2.5.1 Visi
Diakui sebagai pengelola transmisi operasi sistem dan transaksi
tenaga listrik yang efisien, efektif, andal dan ramah lingkungan
denga kualitas pelayanan strandar internasional yang mampu
memenuhi harapan skateholders dan memberikan kontribusi dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Di bawah kepemimpinan General Manger PLN Trans JBTB
yang baru, moto Trans JBTB yaitu:
 Andal
 Profesional
 Proaktif
 Inovatif

2.5.2 Misi
Misi PT PLN (persero) Tranmisi Jawa dan Bali sesuai PERDIR
020.P/DIR/2015 adalah:
 Melakukan pengembangan dan pengelolaan asset transmisi.
 Melakukan pengendalian investasi dan logistic.
 Melakukan pemeliharaan asset transmisi secara efektif, efisien,
andal dan ramah lingkungan.

2.5.3 Peran dan Tugas


Peran dan tugas PT PLN (Persero) Trans JBTB adalah:
 Mengelola operasi system tenaga listrik Jawa dan Bali.
 Mengelola pelaksanaan transaksi tenaga listrik antara PLN
pusat selaku single buyer dengan perusahaan pembangkit dan
unit distribusi di Jawa dan Bali.

2.5.4 Tata Nilai Perusahaan


Tata nilai organisasi yang dianut Trans JBTB adalah beretika.
saling percaya, pedul, sadar biaya, kerjasama, terbuka, integritas,
pembelajar, kesesuaian, perkataan dan perbuatan, serta selalu
berikhtisar untuk menjadi lebih baik.

10
2.5.5 Ruang Lingkup Usaha Pokok
Ruang lingkup usaha pokok milik PT PLN (Persero) adalah sebagai
berikut:
 Penyaluran tenaga listrik termasuk layanan penyambung ke
sistem pengaturan.
 Perencanaan sistem tenaga listrik yang terdiri dari indikasi
kebutuhan pembangkitan dan pengembangan sistem
penyaluran.
 Operas sistem tenaga listrik yaitu perhitungan dan pengelolaan
tagihan transmisi.
 Transmisi tenaga listrik yang meliputi penyediaan informasi
sistem tenaga listrik dan pengelolaan transaksi tenaga listrik.
 Setelmen transaksi tenaga lisrik yaitu perhtungan dan
pengelolaan tagihan trannsmission charges, service charges
system dan tenaga listrik termasuk pengelolaan system.

2.5.6 Sistem Manajemen 5S


Dibuat secara umum untuk kegiatan operasional kerja di
kantor induk Trans JBTB berserta unit pelaksana (APB dan UPT)
termasuk mitra kerja yang berada dalam sistem operasi intenal
Trans JBTB.
Tujuan dalam pencrapan sistem 5S ini adalah untuk mencapai
kondisi kerja atau tempat kerja, situasi kerja dan sistem kerja secara
optimal, dengan sasaran utama adalah untuk menjaga,
mengamankan dan melindungi karyawan, mitra kerja, aset milik
perusahaan serta lingkungan.
Seluruh karyawan harus peduli dan tanggap terhadap tata cara
pelaksanaan kerja sesuai dengan prinsip-prinsip 5S, sehingga
pmborosan-pemborosan yang terjadi akibat cara kerja yang salah,
disiplin kerja yang kurang. fasilitas atau mesin yang tidak
memenuh syarat kerja dan atau terjadi kerusakan terhadap fasilitas
perusahaan akan dapat dikurangi semaksimal mungkin bahkan
dapat dihilangkan sama sckali.

11
5S adalah singkatan dari bahasa jepang, yaitu Seiri, Seiton,
Seiso, Seiketsu dan Shitsuke kemudian bila diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia menjadi 5P (Pemilahan, Penataan, Pembersihan,
Pemantapan dan Pembiasaan) atau 5R (Ringkas, Rapi, Resik,
Rawat dan Rajin).
 Seiri.
Kegiatan memisahkan peralatan dan perlengkapan kera yang
benar-benar diperlukan dan kemudian menyingkirkan yang
tidak diperlukan dari tempat kerja.
 Seiton.
Kegiatan menata letak tempat kerja, peralatan dan perlengkapan
kerja dengan rapi sehingga memudahkan untuk mencari,
menemukan, mengembalikan dan siap pada saat diperlukan.
 Seiso.
Kegiatan membersihkan tempat kerja, perlengkapan dan
peralatan kerja dari debu dan kotoran yang melekat secara
teratur agar kondis tempat kerja, perlatan dan perlengkapan
terhindar dari kerusakan, degradasi dan abnormality.
 Seiketsu.
Kegiatan memelihara tempat kerja, perlengkapan peralatan
kerja secara teratur agar tidak terdapat lagi barang yang tidak
diperlukan di area kerja. tidak terjadi ketidak teraturan di
rempat kerja dan tidak terdapat kotoran serta berusaha menjaga
dan mempertahankan kondisi optimal.
 Shitsuke.
Kegatan membudayakan dan membiasakan bekerja sesuai
dengan sistem dan prosedur serta mengembangkan perilaku
kerja karyawan yang positif di tempat kerja sebagai sebuah
kebiasaan yang disiplin.

2.6 Sekilas UPT Surabya


UPT Surabaya di bawah naungan PT. PLN (Persero) P3B
Jawa dan Bali, APB Jawa Timur memiliki kewajiban melaksanakan

12
operasi dan pemeliharaan instalasi tenaga listrik tegangan tinggi
dan ekstra tinggi di wilayah kota Surabaya dan Sidoarjo.
UPT Surabaya dibagi menjadi beberapa bagian antara lain:

 Basecamp Surabaya:
GIS Waru, GI Rungkut, GI Babatan, GI Buduran, GI Maspion
(Konsumen), GI Ispad Indo (Konsumen), GIS Tandes, GIS
Darmo Grand, GIS Sawahan, GIS Krembangan, GI Perak, GIS
Ujung, GI Sukolilo, GI Kenjeran, GI Ngagel, GIS Wonokromo,
GI Undaan, GIS Kupang, GIS Simpang, dan GIS Gembong.

2.6.1 Peran UPT Surabaya


Sebagai unit pelaksana yang bertanggung jawab untuk
mengelola operasi dan pemeliharan sarana sistem Gl dan transmisi
di wilayah kota Surabaya dan Sidoarjo.

2.6.2 Tugas Pokok APP Surabaya


 Merencanakan dan mengelola asset sistem transmisi termasuk
segala fasilitas penunjang dalam upaya memberikan layanan
yang memuaskan pelanggan.
 Merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan sistem
transmisi.
 Memberdayakan dan mengembangkan seluruh potensi sumber
dava.

2.6.3 Tugas Bidang Rencana dan Evaluasi


Bertanggung jawab atas tersedianya perencanaan dan evaluasi
pemeliharaan peralatan transmisi dan Gl, proteksi, meter ukur.

2.6.4 Tugas Bidang Operasi dan Pemeliharaan


Bertanggung jawab ternadap pengoperasian dan pemeliharaan
peralatan penyalur tenaga listrik.

13
2.6.5 Tugas Bidang Administrasi dan Keuangan
Bertanggung jawab atas pengelolaan kegiatan administrasi
kesekretariatan serta humas, pengelolaan keuangan dan
pengelolaan sumber daya manusia.

2.7 Sekilas Gardu Induk Tanpa Operator


Gardu induk tanpa operator (GITO) adalah suatu gardu induk
yang tidak disupervisi secara terus-menerus oleh operator. Jadi
yang dipantau selama 24 jam oleh petugas outsourcing dari PLN
(Distribusi) adalah sisi penyulang 20 kV.
GITO pertama kali terwujud pada 1 Januari 1999 . Dengan
adanya program GITO maka pemantauan peralatan yang ada di Gl
Rungkut dilaksanakan oleh pegawai regu pemeliharaan Gl mulai
pagi hingga sore dengan melaksanakan prosedur pemantauan.
Apabila terdapat gangguan atau anomali yang informasinya didapat
dari pesan singkat (SMS) alat early warning system (EWS), maka
yang bertanggung jawab memeriksa. ke GI Rungkut adalah
pegawai regu pemeliharaan GI juga
Dalam kondisi normal pengaturan operasi GI Rungkut
dilakukan oleh Dispatcher APB Jawa Timur (150 kV) dan
Dispatcher APD Jawa Timur (20 kV)

2.8 Sekilas Gardu Induk Rungkut Surabaya


GI Rungkut bertempat di daerah kawasan industri yaitu PT.
Surabaya Industri Estate Rungkut (SIER) dan daerah perumahan
padat penduduk. Dengan pelanggan kapasitas daya terbesar dipesan
oleh Pabrik baja Hanil Jaya, yang merupakan pabrik baja terbesar
kedua setelah pabrik baja Ispad Indo.

14
Gambar 2. 2 Denah Komplek dan Bangunan GI Rungkut

Komplek dan bangunan GI Rungkut mempunyai luas 31.705


2
m seperti yang terlihat pada Gambar 2.4, yang mana di dalam Gl
terdapat bangunan-bangunan antara lain:
 Switchyard
Bangunan permanen seluas 15.440 m 2 dengan konstruksi dari
besi untuk instalasi towernya.
 Gedung Permanen Control Room
Bangunan permanen seluas 357 m 2 bertingkat dua lantai yang
di dalam bangunan tersebut terdapat ruangan berisi panel-panel
antara lain panel kontrol, panel relay, panel rectifier, dll serta.
terdapat mushola, dapur dan kamar mandi juga.
 Pos Keamanan
Bangunan permanen seluas 12 m 2 di dekat gerbang masuk GI
Rungkaut.

15
Gardu induk rungkut yang terletak di komplek perumahan
Kutisari Indah yang padat penduduk beroperasi sejak tahun 1987
memiliki 5 buah ransformator 150/20 kV masing-masing 500 MVA
x 4 buah dan 60 MVA dan ditambah sistem cadangan tenaga listrik
dari sumber DC (baterai).

Gambar 2. 3 Single Line Diagram GI Rungkut

GI Rungkut ini diharapkan mampu mengatasi dan


melayani di daerah Surabaya Selatan umumnya dan daerah industri
Rungkut pada. khususnya Adapun pembagian jadwal kera dan
fasilitas kescjahteraan . yang diperuntukkan kepada pegawai Gl
Rungkut dan mitra kerja adalah. sebagai berikut:

2.8.1 Jam Kerja


 Pekerja Harian (Pegawai Tetap)
Pekerja harian bekerja selama 8 jam setiap minggu (senin-
jumat) dengan rincian 7,5 jam kerja dan 1 jam istirahat.
Mulai pukul 07.30 sampai dengan pukul 16.00 dengan
waktu istirahat pukul 12.00 sampai dengan pukul 13.00.

16
 Pekerjaan Shift (Outsourcing)
Untuk pekerjaan shift bekerj dengan system 3:1 artinya 3
hari kerja dan 1 hari libur. Yang termasuk pekerjaan shift
adalah pekerjaan operasi (operator) dan pekerja security
(satpam). Periode kerja berjalan secara bergantisan dengan
jam kerja shift pagi (08.00-16.00) dan shift malam (00.00-
08.00).

2.8.2 Fasilitas Kesejahteraan


 Perumahan
Disediahkan perumahan di Kutisari Indah bagi pekerja
sesuai jabatandan fungsi yang berlaku.
 Perlengkapan kerja
Untuk perangkat kerja dan keselamatan kerja bagi setiap
pekerja, PT. PLN (Persero) menyediakan pakaian seragam,
waterpack, safety helmet, safety shoes, gloves, masker,
dan jas hujan. Bagi tamu ataupun praktikan juga
disediakan pinjaman topi keselamatan.

2.9 Pengorganisasian pekerjaan


Dalam melaksakan pekerjaan pada instalasi listrik tegangan
tinggi atau tegangan ekstra tinggi, diperlukan pengorganisasian
demi terciptanya keselamatan, hal ini melibatkan beberapa bagian
tugas diantaraya sebagi berikut:
 Penanggung Jawab Kerja
Bertanggung jawab terhadap keseluruhan rangkaian pekerjaan
yanfg akan dan sedang dilakukan pada instalasi listrik
tegangan tinggi atau tegangn ekstra tinggi. Penanggung jawab
pekerjaan adalah kuasa pemilik asset yaitu manajer UPT.
 Pengawas Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Bertugas sebagai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja
padapekerjaan instalasi listrik tegangan tiggi atau tegangan

17
ekstra tinggi,sehingga keselamatan manusia dan keselamatan
instalas listrik terjamin. Personil yang ditunjuk sebagai
pengawas K3 harus memiliki kualifikasi pengawas K3.
 Pengawas Maneuver
Bertugas sebagai pengawas terhadap proses manuver
(pembebasan atau pengisian tegangan) pada instalasi listrik
tegangan tinggi atau tegangan ekstra tinggi, sehingga
keselamatan peralatan dan operasi system terjamin. Personil
yang ditunjuk sebagai pengawas manuver harus memiliki
kualifikasi keahlian setingkan operator utama.
 Pelaksana Maneuver
Bertugas selaku eksekutor manuver pada instalasi tegangan
tinggi atau tegangan ekstra tinggi. Pelaksana maneuver adalah
operator GI atau dispatcher region dinas pada saat pekerjaan
berlangsung.
 Pengawas Pekerjaaan
Bertugas sebagai pengawas terhadap proses pekerjaan pada
instalasi listrik tegangan tinggi atau tegangan ekstra tinggi
personil yang ditunjuk sebagai pengawas pekerjaan harus
memiliki kualifikasi minimal setingkat juru utama
pemeliharaan.
 Pelaksana Pekerjaan
Bertugas melaksanakan pekerjaan pada instalasi litrik tegangan
tinggi atau tegangan ekstra tinggi. Personil pekerjaan ditunjuk
lansung oleh pengawas pekerjaan.

2.10Prospek Industri Masa Depan


Permintaa energy litrik yang banyak untuk industri dan rumah
tangga merupakan faktor utama yang menyebabkan tingginya
permintaan akan tenagalistrik oleh masyarkat. Hal ini tercermin
pada tingginya kenaikan beban listrik, yaitu sekitar 14-16% pada 5
tahun terakhir. Dan diperkirakan akan mengalami peningkata untuk
5 tahun yang akan datang.

18
PT. PLN (Persero) sebagai penyedia tegangan listrik tentu saja
berperan sangat vital dalam menunjang kehidupan masyarakat dan
Negara, sehingga mempunyai prospek di masa depan yang begitu
cerah namun satu hal yang terus dilakukan perbaikan oleh PT. PLN
(Persero) adalah kualitas pelayanan pada masyarakat.

2.11 Dokumen Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan (Dp3) Dan K3


Daerah berbahaya (danger area) adalah suatu tempat disekitar
peralatan bertegangan, yang batas jaraknya tidak boleh dilanggar
sesuai SNI 04-0225 2000 dan PUIL 2000.
Batas jarak daerah berbahaya tergantung pada besarnya
tegangan nominal sistem, sedangkan jarak aman adalah jarak diluar
daerah berbahaya, dimana orang dapat bekerja dengan aman dari
bahaya yang ditimbulkan oleh peralatan yang bertegangan.
Untuk berjalan melintas disekitar daerah peralatan atau instalasi
yang bertegangan, harus sangat berhati-hati. Pastikan peralatan yang
dibawa tidak mencuat atau menonjol keatas atau pun kesamping,
usahakan untuk tidak dipanggul atau dibawa secara melintang. Jarak
aman minimum diperlihatkan pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.1 Jarak aman


Sistem Tegangan (KV) Jarak aman (cm)*
1 50
12 60
20 75
70 100
150 125
220 160
500 300
Sumber : Standart Nasional Indonesia

19
BAB 3
DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian
Trafo Arus (Current Transformator) merupakan sebuah
peralatan yang digunakan utuk melakukan pengukuran besaran arus
pada instalasi tenaga istrik di sisi primer (TET,TT, dan TM) yang
berskala besar dengan melakukan transformasi dari besaran arus
yang besar menjadi besran arus yang kecil secara akurat dan teliti
yang dapat dimanfaatkan untuk input alat metering maupun alat
roteksi pada suatu jaringan system tenaga listrik.
Current Transformer merupakan komponen utama dalam sistim
tenaga listrik, baik pada distribusi maupun pada pembangkitan.
Dengan adanya current transformer, suatu peralatan ataupun
jaringan dapat dimonitoring kondisinya melalui hasil pengukuan
(metering) serta dapat dilindungi melalui proteksi apabila adanya
gangguan yang menimbulkan arus yang sangat besar sebagai akibat
short circuit (hubungan singkat) ataupun overload (kelebihan
beban) dan lain sebagainya. 

3.2 Klasifikasi CT
Trafo arus dapat dibabagi atas beberaa jenis antaralain
berdasarkan tie konstruksi pasangannya, konstruksi belitan primer,
konstruksi jenis inti, jenis isolasi,jumlah inti pada sekunder, dan
berdasarkan pengenal.

3.2.1 Trafo arus menurut tipe konstruksi dan pasangannya


Tipe Konstruksi:

Gambar 3. 1 Tipe Cincin ( Ring / Window Type )

20
Gambar 3. 2 Tipe Cor-Coran Cast Resi

Gambar 3. 3 Tipe Tanki Minyak Oil

Gambar 3. 4 Tipe Bushing

Tipe Pasanngan:
 Pasangan dalam (indoor)

Gambar 3. 5 CT Indoor

21
 Pasangan luar (outdoor)

Gambar 3. 6 CT Outdoor

3.2.2 Trafo arus berdasarkan konstruksi belitan primer


A. Sisi primer batang (bar primary)
Biasa digunakan untuk pengukuran pada arus rendah,
burden yang besar, atau pengukuran yang membutuhkan
ketelitian tinggi

Gambar 3. 7 Bar Primary

B. Sisi tipe lilitan (wound primary)


Konstruksinya mampu menahan arus hubung singkat
yang cukup tinggi sehingga memiliki faktor thermis dan
dinamis arus hubung singkat yang tinggi.

Gambar 3. 8 Wound Primary

22
3.2.3 Trafo arus berdasarkan konstruksi jenis inti
A. Trafo arus dengan inti besi
Trafo arus dengan inti besi adalah trafo arus yang umum
digunakan, pada arus yang kecil (jauh dibawah nilai nominal)
terdapat kecenderungan kesalahan dan pada arus yang besar
(beberapa kali nilai nominal) trafo arus akan mengalami
saturasi.
B. Trafo arus tanpa inti besi
Trafo arus tanpa inti besi tidak memiliki saturasi dan
rugi histerisis, transformasi dari besaran primer ke besaran
sekunder adalah linier di seluruh jangkauan pengukuran,
contohnya adalah koil rogowski

3.2.4 Trafo arus berdasarkan jenis isolasi


A. Trafo arus kering
Trafo arus kering biasanya digunakan pada tegangan
rendah, umumnya digunakan pada pasangan dalam ruangan
(indoor).
B. Trafo arus Cast Resin
Trafo arus ini biasanya digunakan pada tegangan
menengah, umumnya digunakan pada pasangan dalam
ruangan (indoor), misalnya trafo arus tipe cincin yang
digunakan pada kubikel penyulang 20 kV.
C. Trafo arus isolasi minyak
Trafo arus isolasi minyak banyak digunakan pada
pengukuran arus tegangan tinggi, umumnya digunakan pada
pasangan di luar ruangan (outdoor) misalkan trafo arus tipe
bushing yang digunakan pada pengukuran arus penghantar
tegangan 70 kV dan 150 kV.
D. Trafo arus isolasi SF6 / Compound
Trafo arus ini banyak digunakan pada pengukuran arus
tegangan tinggi, umumnya digunakan pada pasangan di luar
ruangan (outdoor) misalkan trafo arus tipe top-core.

23
3.2.5 Trafo arus berdasarkan pemasangan
A. Trafo arus pemasangan luar ruangan (outdoor)
Trafo arus pemasangan luar ruangan memiliki
konstruksi fisik yang kokoh, isolasi yang baik, biasanya
menggunakan isolasi minyak untuk rangkaian elektrik
internal dan bahan keramik/porcelain untuk isolator ekternal.
B. Trafo arus pemasangan dalam ruangan (indoor)
Trafo arus pemasangan dalam ruangan biasanya
memiliki ukuran yang lebih kecil dari pada trafo arus
pemasangan luar ruangan, menggunakan isolator dari bahan
resin.

3.2.6 Trafo arus berdasarkan jumlah inti pada sekunder


A. Trafo arus dengan inti tunggal
Contoh:
150 – 300/5 A, 200 – 400/5 A, atau 300 – 600 / 1 A.

B. Trafo arus dengan inti banyak


Trafo arus dengan inti banyak dirancang untuk berbagai
keperluan yang mempunyai sifat pengunaan yang berbeda
dan untuk menghemat tempat.
Contoh:
Trafo arus 2 (dua) inti 150 – 300 / 5 – 5 A (Gambar 1-10).
Penandaan primer: P1-P2
Penandaan sekunder inti ke-1: 1S1-1S2 (untuk pengukuran)
Penandaan sekunder inti ke-2:2S1-2S2 (untuk relai arus lebih)

Gambar 3. 9 CT Dua Inti

24
C. Trafo arus 4 (empat) inti 800 – 1600 / 5 – 5 – 5 – 5 A
Penandaan primer: P1-P2
Penandaan sekunder inti ke-1: 1S1-1S2 (untuk pengukuran)
Penandaan sekunder inti ke-2: 2S1-2S2 (untuk relai aruslebih)
Penandaan sekunder inti ke-3: 3S1-3S2 (untuk relai jarak)
Penandaan sekunder inti ke-4: 4S1-4S2 (untuk proteksi rel)
Trafo arus 4 (empat) inti 800 – 1600 / 5 – 5 – 5 – 5 A

Gambar 3. 10 CT Empat Inti

3.2.7 Trafo arus berdasarkan pengenal


Trafo arus memiliki dua pengenal, yaitu pengenal primer
dan sekunder.Pengenal primer yang biasanya dipakai adalah 150,
200, 300, 400, 600, 800, 900, 1000, 1200, 1600, 1800, 2000,
2500, 3000 dan 3600.Pengenal sekunder yang biasa dipakai
adalah 1 dan 5 A.
Berdasarkan pengenalnya, trafo arus dapat dibagi menjadi:
 Trafo arus dengan dua pengenal primer
 Primer seri
Contoh: CT 800 – 1600 / 1 A

Untuk hubungan primer seri, maka didapat rasio CT


800 / 1 A, lihat Gambar 3.11 berikut:

25
Gambar 3. 11 CT Rasio 800/1A

 Primer paralel
Contoh: CT dengan rasio 800 – 1600 / 1 A

Untuk hubungan primer paralel, maka didapat rasio CT 1600 A


lihat Gambar 3.12 berikut:

Gambar 3. 12 CT Rasio 1600/1A

 Trafo arus multi rasio/sekunder tap


Trafo arus multi rasio memiliki rasio tap yang
merupakan kelipatan dari tap yang terkecil, umumnya trafo
arus memiliki dua rasio tap, namun ada juga yang memiliki
lebih dari dua tap (lihat Gambar 3.13 dan 3.14)

Contoh:
– Trafo arus dengan dua tap: 300 – 600 / 5 A
Pada Gambar I-14., S1-S2 = 300 / 5 A, S1-S3 = 600 / 5 A.

– Trafo arus dengan tiga tap: 150 – 300 – 600 / 5 A

26
Pada Gambar I-15., S1-S2 = 150 / 5 A, S1-S3 = 300 / 5 A,
S1-S4 = 600 / 5 A.

Gambar 3. 13 CT Sekunder 2 Tap

Gambar 3. 14 CT Sekunder 3 Tap

3.3 Komponen trafo arus


A. Tipe cincin (ring/window type) dan Tipe cor-coran cast resin
(mounded cast resin type)

Gambar 3. 15 CT Tipe Cincin

27
Gambar 3. 16 Komponen CT Tipe Cincin
Keterangan Gambar:
1. Terminal utama (primary terminal)
2. Terminal sekunder (secondary terminal)
3. Kumparan sekunder (secondary winding)

CT tipe cincin dan cor-coran cast resin biasanya digunakan


pada kubikel penyulang (tegangan 20 kV dan pemasangan
indoor). Jenis isolasi pada CT cincin adalah Cast Resin.

Gambar 3. 17 Komponen CT Tipe Tangki

28
Keterangan:
1. Bagian atas trafo arus (Transformator head).
2. Peredam perlawanan pemuaian minyak (oil resistant
expansion bellow).
3. Terminall utama (primary terminal).
4. Penjepit (clamps).
5. Inti kumparan dengan belitan berisolasi utama (core and
coil assembly with primary winding and main insulation).
6. Inti dengan kumparan sekunder (core with secondary
windings).
7. Tangki (tank).
8. Tempat terminal (terminal box).
9. Plat untuk pentanahan.
Jenis isolasi pada trafo arus tipe tangki adalah minyak.
Trafo arus isolasi minyak banyak digunakan pada pengukuran
arus tegangan tinggi, umumnya digunakan pada pemasangan
diluar ruangan misalkan trafo arus bushing yang dignakan pada
pengukuran arus penghantar tegangan 70kV, 150kV, dan
500kV.

29
30
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Tahap Kegiatan


Selama kegiatan kerja praktik di PT. PLN (Persero) Gardu
Induk Rungkut Unit Pelaksana Transmisi Surabaya, dilakukan
beberapa tahapan untuk menganalisa sistem Trafo Arus pada Line
Karangpilang I seperti gambar dibawah ini.

Gambar 4. 1 Tahap Kegiatan

31
4.1 Studi Literatur
Studi literatur dari buku dan internet adalah tahapan pertama
yang dilakukan dalam usaha untuk mendapatkan landasan teori
dan pemahaman dalam menyelesaikan permasalahan yang ada
dalam penelitian ini, dan juga melalui keterangan yang dijelaskan
oleh pembimbing KP.

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 4.1 Tabel Kegiatan


No
HARI, TANGGAL KEGIATAN
.
1 Senin, 21-01-2018 Pengenalan
2 Selasa, 22-01-2018 Pemeliharaan 2 tahunan line karangpilang 1
Pengenalan cell incoming 20KV dan
3 Rabu, 23-01-2018
rectifier battery
4 Kamis, 24-01-2018 Pemeliharaan bulanan batterey
5 Jum’at, 25-01-2018 Pengukuran arus bocor
Pengukuran tahanan isolasi pada SKTM
6 Senin, 28-01-2018
800 Ampere
Admating (uji pentanahan)
7 Selasa, 29-01-2018
Raychem SKTM Trafo 1
Pemadaman Trafo 1dan kopel incoming
8 Rabu, 30-01-2018
trafo 1 ke 2
9 Kamis, 31-01-2018 pelepasan trafo 1
10 Jum’at, 01-02-2018 Penggantian trafo 1
11 Sabtu, 02-02-2018 Penggantian Trafo 1
Maintenance, PDKB pelepasan PMS Bus
12 Kamis, 07-02-2018
line sukolilo
Maintenance, PDKB pemasangan PMS Bus
13 Jum’at, 08-02-2018
line sukolilo
14 Senin, 11-02-2018 PDKB
15 Selasa, 12-02-2018 PDKB
16 Rabu, 13-02-2018 PDKB

32
17 Kamis, 14-02-2018 PDKB
18 Jum’at, 15-02-2018 Pemeliharaan Baterai
19 Senin, 18-02-2018 Pemeliharaan Baterai
20 Selasa, 19-02-2018 Pemeliharaan Baterai
21 Rabu, 20-02-2018 Perisahan

33
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Lingkungan Uji Coba


Trafo Arus (Current Transformator) merupakan sebuah
peralatan yang digunakan utuk melakukan pengukuran besaran arus
pada instalasi tenaga istrik di sisi primer (TET,TT, dan TM) yang
berskala besar dengan melakukan transformasi dari besaran arus
yang besar menjadi besran arus yang kecil secara akurat dan teliti
yang dapat dimanfaatkan untuk input alat metering maupun alat
roteksi pada suatu jaringan system tenaga listrik.
Current Transformer merupakan komponen utama dalam sistim
tenaga listrik, baik pada distribusi maupun pada pembangkitan.
Dengan adanya Trafo Arus, suatu peralatan ataupun jaringan dapat
dimonitoring kondisinya melalui hasil pengukuan (metering) serta
dapat dilindungi melalui proteksi apabila adanya gangguan yang
menimbulkan arus yang sangat besar sebagai akibat short circuit
(hubungan singkat) ataupun overload (kelebihan beban) dan lain
sebagainya.
Pada laporan ini dibahas tentang system Pemeliharaan Trafo
Arus (CT), Line Karangpilang I 150 KV Gardu Induk Rungkut PT.
PLN (Persero) Unit Pelaksana Transmisi Surabaya.

34
5.2 Solusi Permasalahan

Gambar 5. 1 Diagram Alur Tindak Lanjut Gangguan

5.3 Data Uji Coba


Suatu Trafo Arus mempunyai beberapa sub sistem yang harus
diperiksa seperti Tahanan Isolasi, Pentanahan, Tan Delta, Kualitas
Minyak, DGA, Ratio. Berikut adalah data name plate dari Trafo
Arus Line Karangpilang I:

DATA PERALATAN T/L GI RUNGKUT


BAY KARANGPILANG I
TRENC
Merk H
Type IOS 170
Max. Continuous Operating Voltage (phase to phase)
kV 170
Test Voltage 50/60 Hz (1min) dry/wet Kv 325
Impulse Withstand test voltage fuull wave 1.2/50 us
kV 750

35
Switching Impulse test voltage 250/2500 us wet kV -
Min.Sparking distance mm 1400
Standart Creepage distance mm 4495
Oil Weight 45
Total Weight 275
Tabel 5.1 Spesifikasi CT TRENCH IOS170

System Trafo Arus yang perlu dipelihara setiap tahunnya terdiri


dari Tahanan Isolasi, Pentanahan, Tan Delta, Kualitas Minyak,
DGA, Ratio.
Seluruh sistem kerja dari sistem Line Karangpilang I 150/20
KV dapat di pantau dari kontrol panel. Semua anomali dapat di
visualkan melalui anounciator yang ada pada kontrol panel.

Gambar 5. 2 Control Panel GI Rungkut

Berikut merupakan data hasil pemeliharaan pada Trafo Arus


Line Karangpilang I GI Rungkut :

TAHANAN ISOLASI

Titik Ukur Fasa : R Fasa : S Fasa : T


Prrimer - Ground 159000 KΩ 179000 KΩ 26300 KΩ
Sekunder - Ground 137000 KΩ 273000 KΩ 135000 KΩ
Primer - Sekunder 137000 KΩ 273000 KΩ 134000 KΩ

36
Tabel 5.2 Hasil Uji Tahanan Isolasi

Pengukuran tahanan isolasi Trafo Arus ialah proses pengukuran


dengan suatu alat ukur untuk memperoleh nilai tahanan isolasi
Trafo Arus antara bagian yang diberi tegangan (fasa) terhadap
badan (case) yang ditanahkan maupun antara terminal atas dengan
terminal bawah pada fasa yang sama.
Pengukuran tahanan isolasi Trafo Arus adalah untuk
mengetahui besar (nilai) kebocoran arus ( leakage current ) yang
terjadi antara bagian yang bertegangan terminal atas dan terminal
bawah terhadap tanah.
Standart / Acuan 1kV = 1MΩ dengan teganga uji 1kV – 5kV.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Tahanan Isolasi pada
transformator arus masih baik.

TAHANAN PENTANAHAN

Titik Ukur Fasa : R Fasa : S Fasa : T


Koneksi Ground
sambungan atas - 0.3 Ω 0.3 Ω 0.3 Ω
Ground
Tabel 5.3 Hasil Uji Tahanan Pentanahan

Peralatan ataupun titik netral sistem tenaga listrik yang


dihubungkan ke tanah dengan suatu pentanahan yang ada di Gardu
Induk dimana sistem penatanahan tersebut dibuat didalam tanah
dengan struktur bentuk mesh. Nilai tahanan Pentanahan di Gardu
Induk bervariasi besarnya nilai tahanan tanah dapat ditentukan oleh
kondisi tanah itu sendiri, misalnya tanah kering tanah cadas, kapur,
dsb tahananan tanahnya cukup tinggi nilainya jika dibanding
dengan kondisi tanah yang basah. Semakin kecil nilai
pentanahannya maka akan semakin baik.
Standart / Acuan pentanahan yaitu ≤ 1Ω dengan pengujian
tanpa melepas Ground. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa
pentanahan pada transformator arus masih baik.

37
TANGEN DELTA
    R S T
1 Dissipasi Faktor-DF (%) 0.17 0.17 0.17
2 Arus (mA) 4.527 4.528 4.545
3 Dissipasi Daya (Watt) 0.0781 0.0782 0.078
4 Kapasitansi 1199.97 1201.41 1206.56
5 Tegangan Uji (kV) 10 10 10

Tabel 5.4 Hasil Uji Tangen Delta

Setiap peralatan listrik yang beroperasi pastilah mengalami


stress terhadap factor tegangan operas, vibrasi, temperature, kotoran
dan lain-lain. Semua factor tersebut akan menyebabkan penurunan
ketahanan isolasi peralatan listrik secara terus menerus.
Dalam sebuah jaringan sistem tenaga listrik yang komplek,
penurunan atau penuaan tahanan isolasi peralatan listrik menjadi
sebuah malaah serius yang dapat menimbulkan kerugian yang besar
seperti kerusakan transformator, meledaknya circuit breaker dll.
Untuk menghindari breakdown peralatan yang tidak terduga dan
kestabilan distribusi power sangat lah penting untuk mengetahui
kondisi isolasi perlatan tersebut dan memonitor secara berkala
untuk mendapatkan degradasi ketahanan isolasi.
Dalam system kelistrikan, disipasi factor atau pengukuran
Tangen Delta bertujuan untuk mengetahui kualitas isolasi suatu
perlatan listrik. Oleh karena itu, suatu peralatan listrik yan baru
perlu diketahui hasil uji tangen deltanya yang nantinya digunakan
sebagai referensi pengujian tangen delta berikutnya secara berkala.
Dengan data in, dapat ditentukan kaan dilakukan pemeliharaan,
penggantian peralatan tersebut secara terencana sehingga kerusakan
yang ak terduga bisa ditekan. Hal inipun menjamin keamanan dan
kestabilan supplay listrik.

38
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Praktek Kerja Lapangan di
Gardu Induk 150 Kv Rungkut PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana
Transmisi Surabaya yang mengambil pokok bahasan mengenai
Pemeliharaan Trafo Arus Line Karangpilang I adalah sebagai
berukut:

a. Pemeliharaan merupakan salah satu hal terpenting yang harus


diperhatikan dalam pengoperasian sistem tenaga listrik.
Dengan sistem pemeliharaan yang baik, maka peralatan-
peralatan pada sistem tenaga dapat beroperasi dengan baik,
sehingga kebutuhan energi listrik ke konsumen dapat terlayani
dengan baik dengan tingkat keandalan yang tinggi
b. Trafo Arus (Current Transformator) merupakan sebuah
peralatan yang digunakan utuk melakukan pengukuran besaran
arus pada instalasi tenaga istrik di sisi primer (TET,TT, dan
TM) yang berskala besar dengan melakukan transformasi dari
besaran arus yang besar menjadi besran arus yang kecil secara
akurat dan teliti yang dapat dimanfaatkan untuk input alat
metering maupun alat roteksi pada suatu jaringan system
tenaga listrik.
c. System Trafo Arus yang perlu dipelihara setiap tahunnya
terdiri dari Tahanan Isolasi, Pentanahan, Tan Delta, Kualitas
Minyak, DGA, Ratio..

6.2 Saran
Bilamana melakukan kegiatan pemeliharaan, hendaknya
menggunakan peralatan pemeliharaan atau APD (alat pelindung
diri) yang sesuia dengan spesifikasi perangkat yang dimaintance
dan juga tetap memprioritaskan keselamatan kerja.

39
DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Petunjuk Batasan Operasi dan Pemeliharaan Peralatan


Penyaluran Tenaga Listrik SKDIR 114.K/DIR/2010 Transformator
Arus (CT) No.Dokumen: 02-22/HARLUR- PST/2009.
2. Buku Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran
Tenaga Listrik, SE No.032/PST/1984, Perusahaan Umum Listrik
Negara, 1984.
3. IEC 60422 “Mineral insulating oils in electrical equipment
supervision and maintenance guidance.
4. IEC 60599 tahun 1999 “Mineral oil-impragnated electrical
equipment in service- Guide to interpretation of Dissolved and free
gas analysis”.

40
BIODATA PENULIS

Nama : Ahmad Muhibbin

TTL : Gresik, 27 Januari 1998

J.Kel : Laki-laki
Umur : 21 tahun
Agama: Islam
Riwayat
Email : Ahmadmuhibbin27@gmail.com
Pendidikan
Alamat: Desa Metatu, kec. Benjeng, kab. Gresik
MI 2
Roudlo 0
tul 0
‘Ulum 4

2
0
1
0
MTsN 2
1 0
Gresik 1
0

2
0
1
3
MAN 2
2 0
Gresik 1
3

2

41
016
Universitas Trunojoyo 2016 – Sekarang

42
LAMPIRAN

43
44
LAMPIRAN

45

Anda mungkin juga menyukai