Anda di halaman 1dari 49

ANALISIS GANGGUAN PADA PROSES EKSITASI GENERATOR

BRUSHLESS BESERTA SISTEM PROTEKSINYA DI PT TRANS-


PACIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA TUBAN

PT. TRANS – PACIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA

LAPORAN KERJA PRAKTIK

OLEH:

FAJRIN NURUL QOMARIYAH (171910201001)

RHEZA ANDHIKA RAMADHAN (171910201111)

PROGRAM STUDI STRATA 1 TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER

2020
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban

ANALISIS GANGGUAN PADA PROSES EKSITASI GENERATOR


BRUSHLESS BESERTA SISTEM PROTEKSINYA DI PT TRANS-
PACIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA TUBAN

PT. TRANS – PACIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Diajukan sebagai salah satu syarat guna menempuh dan menyelesaikan


matakuliah Kerja Praktik pada Program Studi S1 Teknik Elektro Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Jember

OLEH

FAJRIN NURUL QOMARIYAH (171910201001)

RHEZA ANDHIKA RAMADHAN (171910201111)

PROGRAM STUDI STRATA 1 TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS JEMBER

2020
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
LEMBAR PENGESAHAN UNIVERSITAS JEMBER

LAPORAN KERJA PRAKTIK

ANALISIS GANGGUAN PADA PROSES EKSITASI GENERATOR


BRUSHLESS BESERTA SISTEM PROTEKSINYA DI PT TRANS-
PACIFIC PETRCHEMICAL INDOTAMA TUBAN

Di PT. TRANS – PACIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA

Tanggal pelaksanaan :06 Januari 2020 – 27 Februari2020

Disetujui oleh :

Ketua Program Studi S1 Dosen Pembimbing Kerja Praktik


Teknik Elektro Teknik Elektro
Universitas Jember Universitas Jember

Dr. Ir. Widjonarko, S.T.,M.T. Gamma Raditya Rahardi S.T.,M.T


NIP. 197109081999031001 NIP. 199101282019031018

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro
Universitas Jember

Dr. Bambang Sri Kaloko, S.T.,M.T.


NIP. 19710402200312100
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTIK

ANALISIS GANGGUAN PADA PROSES EKSITASI GENERATOR


BRUSHLESS BESERTA SISTEM PROTEKSINYA DI PT TRANS-
PACIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA TUBAN

Di PT. TRANS – PACIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA

Di susun oleh:

FAJRIN NURUL QOMARIYAH (171910201001)

RHEZA ANDHIKA RAMADHAN (171910201111)

Tanggal pelaksanaan :06 Januari 2020 – 27 Februari2020

Disetujui oleh :

Mengetahui, Mengetahui,
Manager Maintanance Supervisior Electtrical

Johannes Kurniawan Seber Naufik Irawan


Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT atas limpahan rahmat serta hidayah-nya
, sehingga penulis dapat melaksanakan kegiatan kerja praktik dan menyelesaikan
laporan kerja praktik. Penyusunan laporan kerja praktik ini di dasarkan pada
serangkaian kegiatan yang berlangsung selama kerja praktik di PT. TRANS –
PACIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA. Atas terselesaikanya laporan ini,
kami menyampaikan terimakasih kepada :

1. Kepada Allah SWT, atas kemurahan –Nya penulis dapat menuntaskan


laporan kerja praktik ini.
2. Kepada orang tua, kakak, serta adik yang telah memberikan dukungan
secara material dan non material kepada penulis.
3. Bapak Dr. Triwahyu Hardianto, S.T.,M.T., selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Jember.
4. Bapak Dr. Triwahyu Hardianto, S.T.,M.T., selaku Pembantu Dekan 1
bidang akademik Fakultas Teknik Universitas Jember.
5. Bapak Dr. Bambang Sri Kaloko, S.T.,M.T., selaku Ketua Jurusan
Teknik Elektro Universitas Jember.
6. Bapak Ir. Widjanarko, S.T.,M.T., selaku Ketua Program Studi S1
Teknik Elektro Universias Jember.
7. Bapak Gamma Aditya Rahardi S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing
Kerja Praktik.
8. Bapak Sugeng Firmanto Selaku General Manager PT. Trans-Pacific
Petrochemichal Indotama.
9. Bapak Johannes Kurniawan Seber selaku Manager Departement
Maintanance PT. Trans-Pacific Petrochemichal Indotama.
10. Bapak Novik Irawan selaku Supervisior Electrical Maintanance PT.
Trans-Pacific Petrochemichal Indotama.
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
11. Bapak Paidi dan Bapak Rahmad Santosa selaku Formen kelistrikan
dan Pembimbing Lapangan di PT. Trans-Pacific Petrochemichal
Indotama.
12. Bapak Bambang, Bapak Trisulo, Bapak Adnan, Bapak Arief, Bapak
Tasmuri, Mas Fariz, Mas Deni, Mas Asy’rofi, dan Mas Nanda selaku
Teknisi Kelistrikan dan Pembimbing Lapangan di PT. Trans-Pacific
Petrochemichal Indotama.
13. Bapak Ali Imron, Bapak Mu’in, Bapak Karmo, Bapak Kastunggal
Selaku Helper dan Pembimbing Lapangan di PT. Trans-Pacific
Petrochemichal Indotama.
14. Keluarga Besar Bagus Saputra yang telah memberikan dukunan secara
Material dan Non-Material Kepada Penulis.
15. Serta semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu per-sartu yang
membantu kami dalam menyusun laporan Kerja Praktik ini

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna,
Akhirulkhalam , semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri dan umumnya bagi semua pembaca, aamin.

Tuban, 27 Februari 2020

Penulis
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berkembangnya teknologi maka perkembangan dunia kerja yang


berhubungan erat dengan industrialisasi sangat dibutuhkan oleh mahasiswa.
Sehubungan Indonesia yang merupakan negara dengan perkembangan
industrialisasi cukup pesat maka suatu Perguruan Tinggi sangat diperlukan
agar dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki
kepribadian mandiri, berkualitas dan mampu memiliki intelektual yang baik.
Sehingga output yang dihasilkan dapat mengembangkan industrialisasi baik
secara kuantitas maupun kualitas. Untuk mewujudkan hal tersebut salah satu
caranya melalui suatu kurikulum terpadu.

Sejalan dengan tujuan diatas Program Studi Teknik Elekto berupaya untuk
menyiapkan mahasiswa Sebagai SDM yang berkualitas melalui Kegiatan
Kerja Praktek (KP) . Kegiatan Kerja Praktek (KP) merupakan salah satu
kurikulum wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa Program Studi Sl
Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Jember dengan bobot 3 sks.
Selain itu, kegiatan kerja praktek diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan menjadi media pembelajaran juga pemecahan masalah yang terjadi di
suatu perusahaan, khususnya yang bergerak di bidang industri. Pemecahan
masalah berupa solusi terbaru yang selama ini kita dapatkan pada teori
perkuliahan.

Dengan demikian mahasiswa dapat menjadi salah satu SDM yang siap
menghadapi tantangan era globalisasi pada saat ini. Dengan syarat
kelulusan yang ditetapkan, mata kuliah kerja praktek telah menjadi salah
satu pendorong utama bagi mahasiswa dapat mengenal kondisi di lapangan
kerja dan dapat melihat keselarasan antara ilmu pengetahuan yang
diperoleh dalam dunia perkuliahan dengan aplikasi dalam dunia kerja.
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
Pada laporan kali ini berkaitan dengan generator yang ada di PT Trans-
pacific Petrochemical Indotama Tuban. Generator memiliki peranan yang
penting pada pengoprasian kilang minyak. Hal ini berkaitan dengan suplay
power untuk mengoperasikan kilang yang ada di PT Trans-pacific
Petrochemical Indotama Tuban.
Generator adalah suatu alat yang mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik. Pada PT.TPPI perlu suatu pembangkit yag digunakan untuk
mendukung kinerja dari generator itu sendiri. Pembangkit yang dimiliki
PT.TPPI berupa CTG (Combustion Turbine Generator). Dengan kinerja
CTG yang selalu beroperasi untuk mensuplay tegangan pada tiap-tiap
substasion yang mana terdapat beberapa substation di PT. Trans-Pacific
Petrochemical Indotama maka dibutuhkan suatu proteksi terutama pada
bagian generator apabila terjadi gangguan-gangguan saat terjadinya
pengoperasian kilang.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana sistem kelistrikan di PT.TPPI Tuban?

1.2.2 Bagaimana Prinsip kerja Generator Brushless pada CTG (Combustion


Turbine Generator) di PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama ?

1.2.3 Bagaimana Proses Eksitasi Pada Generator Bruhsless di PT Trans-


pacific Petrochemical Indotama?

1.2.4 Bagaimana pengaruh gangguan yang terjadi pada bagian AVR


(Automatic Voltage Regulator) dan proses eksitasi di generator
brushless?

1.2.5 Bagaimana sistem proteksi terhadap gangguan yang terjadi pada bagian
AVR (Automatic Voltage Regulator) dan proses eksitasi di Generator
Brushless?
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, pada laporan kerja praktik ini
memiliki batasan masalah, dimana Laporan ini hanya membahas gangguan
yang terjadi pada bagian komponen generator yaitu AVR (Automatic Voltage
Regulator ) dan pada proses eksitasi generator brushless beserta dengan
sistem proteksinya.

1.4 Tujuan Kerja Praktik

1.4.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum Kerja Praktik yang dilaksanakan di PT.


Trans-Pacific Petrochemical Indotama antara lain:

a. Untuk melengkapi Sistem Kredit Semester (SKS).

b. Mendapatkan pembelajaran Softskill tentang Etika Bekerja, Waktu,


Kedisiplinan, Team Work, Komunikasi, dan Problem Solving.

c. Mendapatkan pengalaman kerja di PT.TPPI yang diharapkan dapat


meningkatkan kualitas mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.

d. Mendapatkan pengetahuan dan wawasan tentang implementasi teori


pembelajaran serta teknologi apa yang digunakan di lapangan.

1.4.2 Tujuan Khusus


a. Mengetahui profil khusus dari PT. Trans-Pasific Petrochemical
Indotama Tuban.
b. Memahami dan menganalisa gangguan yang terjadi pada komponen
generator terutama AVR (Automatic Voltage Regulator) dan Proses
Eksitasi generator di PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Tuban.
c. Memahami sistem Proteksi apabila terjadi gangguan pada komponen
generator terutama AVR (Automatic Voltage Regulator) dan Proses
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
Eksitasi generator di PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Tuban.

1.5 Manfaat Kerja Praktik

Adapun manfaat kerja pratik ini yaitu :

1.5.1 Bagi Mahasiswa

a. Sebagai bahan perbandingan antara materi perkuliahan (bahan ajar)


dengan implementasi di lapangan.

b. Wadah untuk menggali dan menampung berbagai referensi, metode


dan data baik secara literatur, observasi, maupun interview yang
berada di PT. Trans-pacific Petrochemical Indotama Tuban sebagai
bahan penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan.
c. Studi pembelajaran dan berbagi wawasan antara beberapa universitas
yang sama-sama melaksanakan praktek kerja lapangan di PT. Trans-
pacific Petrochemical Indotama Tuban sebagai salah satu referensi
dan saran dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan
1.5.2 Bagi Perguruan Tinggi Universitas Jember
a. Memperoleh beberapa referensi dan data-data Teknik sebagai salah
satu module pembelajaran.
b. Memperoleh Soft Skill maupun pengembangan keahlian di lapangan
guna menunjang kompetensi yang dibutuhkan untuk memenuhi
syarat kelayakan kerja sebagai salah satu SDM Tingkat Strata 1 (S1)
khususnya di PT. Trans-pacific Petrochemical Indotama Tuban.
c. Sebagai pedoman untuk acuan dalam meningkatkan kualitas
pendidikan dan lulusan yang kompeten khususnya di bidang Teknik
Elektro.
1.5.3 Bagi Perusahaan

a. Memberi saran dan masukan mengenai kompetensi dan kualitas


SDM untuk kedepannya diharapkan dapat membantu dalam
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
peningkatan kemampuan lulusan yang dibutuhkan di dunia kerja
sekaligus dunia pendidikan.
b. Membantu dunia Edukatif dalam menambah dan mengembangan
wawasan mengenai implementasi di lapangan.
1.6 Metodologi
Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan laporan kerja praktik
ini diantaranya sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan langsung terhadap suatu obyek.
b. Metode Literatur
Metode ini mengumpulkan data dengan cara membaca dan mencatat
buku-buku serta situs-situs internet.
c. Metode Wawancara
Salah satu metode pengumpulan data adalah dengan jalan wawancara,
yaitu dengan cara bertanya langsung kepada rekan-rekan, staff,guna
menggali informasi yang diperlukan untuk menyusun laporan kerja
praktik.

1.7 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktik

Tempat : PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama Tuban

Alamat : Jl Tanjung Awar-Awar Desa Remen Tasikharjo Jenu,

Tuban

Hari : Senin - Jum’at

Tanggal : 6 Januari 2020 – 27 Februari 2020

Waktu : 07.00 – 16.00


Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan

Gambar 2.1 PT.TPPI Tuban

PT. Trans–Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) adalah perusahaan


petrokimia dengan bahan baku kondensat yang didapatkan dari dalam
maupun luar negeri. Pendirian PT. TPPI dimulai pada awal tahun 90-an. Tren
ini dimulai dengan berdirinya Asahimas pada tahun 1984, dan kemudian
Candra Asri pada tahun 90 an. PT. TPPI sendiri mulai berdiri pada Juli 1995
berdasarkan PP No. 1/1967 dan PP No. 11/1970 dengan investasi modal dari
pihak asing. Pengerukan tanah pertama sebagai persiapan untuk area pabrik
dilangsungkan pada Desember 1996. Namun adanya krisis moneter yang
terjadi di Indnesia pada tahun 1998 turut menghambat pembangunan pabrik,
sehingga berakibat pada ditundanya pembangunan untuk sementara waktu.

Pada Juni 2004, setelah krisis moneter yang terjadi melalui Presiden
Indonesia mengumumkan secara legal nasionalisasi dari PT. TPPI. Dimana
hak kepemilikan terbesar yang sebelumnya berada di pihak asing berpindah
tangan ke pemerintah Indonesia dibawah wewenang Pertamina. Kondisi ini
tentunya membawa angin segar bagi PT. TPPI sehingga bisa hidup lagi
setelah dilanda krisis moneter berkepanjangan sebab dengan adanya peralihan
ini keuangan PT. TPPI pun membaik seiring dengan dana yang dikucurkan
oleh pemerintah. Selama pembangunan, yang bertugas sebagai kontraktor
yang mengurus konstruksi adalah JGC dan WAIJO. Kontraktor yang
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
mengurusi bagian ISBL ialah JGC (Jepang) dan bagian OSBL ialah WAIJO.
Sedangkan UOP (USA) ditunjuk sebagai process licensor untuk bagian
aromatik. kemudian pada bulan Februari 2006 kondensat pertama diimpor
oleh PT.TPPI masuk ke tangki penyimpanan dan pada bulan Agustus 2006
PT.TPPI mulai melangsungkan proses produksi pertama kali secara komersial
dengan kapasitas produksi petroleum dan aromatik sebesar 3,6 juta ton per
tahun.

Sebenarnya pada awal berdiri, PT.TPPI merencanakan akan


mendirikan Pabrik Olefin dan Aromatik secara berdampingan. Hal ini
dimaksudkan agar interfacing produk-produk samping bisa dimaksimalkan
untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku, bahan penolong dan fuel diantara
kedua pabrik tersebut. Namun, sehubungan dengan adanya krisis moneter
pada tahun 1998, maka pembangunan Pabrik Olefin dan sarana penunjangnya
masih belum dapat diwujudkan hingga saat ini.

Seiring berjalanya waktu, PT.TPPI mengalami pasat surut dalam


masalah pengoperasian kilang. Dimana pada bulan Februari 2008 PT. TPPI
mengalami kesulitan ekonomi karena harga kondensat dan produk yang naik
turun. Sehingga pada bulan tersebut PT.TPPI tidak beroperasi untuk
menghasilkan produk sampai bulan Juni tahun 2009. Pada bulan juni tahun
yang sama tersebut PT.TPPI memulai kembali pengoperasian kilang. Tetapi
pada bulan Desember tahun 2011 PT. TPPI mengalami shutdown dimana
kilang tidak beroperasi dengan alasan yang sama seperti tahun 2008. Hal ini
berimbas pada penyelesaian hutang-hutang PT.TPPI. akibat restruktursasi
hutang yang gagal beberapa kali, Pemerintah Indonesia melalui Pertamina
mengambil alih manajemen PT. TPPI (step in) pada bulan oktober 2012.
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban

LAIN - LAIN

48,59% 25,93% 8,81% 5,15% 11,52%

Gambar 2.2 Para Pemegang saham PT.TPPI Tuban

Pada bulan November 2013 Pertamina mengambil alih sisi


managemen sehingga operasi kilang menggunakan mode BTX. Begitupun
juga pada Agustus 2015, PT Pertamina telah mengakuisisi saham Agro dan
telah resmi dinyatakan dalam RUPS pada awal 2016, sehingga komposisi
share saham PT Pertamina naik alih kelola secara penuh business PT.TPPI
yang ada pada Negara, yang mana target nya dalam waktu dekat adalah untuk
mendapatkan saham PPA sehingga saham PT Pertamina menjadi diatas
74.52%, sehingga PT. TPPI sejajar dengan menjadi 48,59 di PT. TPPI.
Sehingga secara garis besar PT. TPPI adalah perusahaan yang sahamnya
dibawah pemerintah Republik Indonesia sebesar 74,52 %. Dalam upaya untuk
pemenuhan BBM dalam negeri serta upaya PT Pertamina dalam
pengembangan business Petrochemical, PT Pertamina berupaya agar PT.
TPPI bisa segera diambil anak perusahaan PT Pertamina.
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
2.2 Lokasi PT.TPPI Tuban

Gambar 2.3 Peta Lokasi PT.TPPI Tuban

Pabriknya terletak di kota Tuban propinsi Jawa Timur, tepatnya di tepi


daerah Tanjung Awar-Awar. Alasan pemilihan tepi Tanjung Awar-Awar
sebagai lokasi pabrik antara lain :

 Tersedianya area yang cukup luas dan murah untuk lokasi pabrik
 Tersedianya sarana pelabuhan untuk kepentingan distribusi minyak
mentah dan hasil produksi.
 Tersedianya air laut dalam jumlah yang besar yang dapat digunakan
untuk proses dan sebagai utilitas.

Perusahaan ini memiliki dermaga, tangki penyimpanan, utilitas,


peralatan proses, dan penanganan produk. Daerah fasilitas umum dan
pendukung ditempatkan di bagian dean pabrik. Daerah ini terdiri dari gedung
administrasi, klinik, tempat parkir, maintenance shop, ware house, kantin,
laboratorium, masjid, dan pos satpam. Berikut ini disampaikan layout Pabrik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama. PT. TPPI ini dibagi menjadi
beberapa daerah kerja. Tata letak pabrik ini disajikan pada gambar berikut :
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban

Gambar 2.4 Layout Lokasi PT.TPPI Tuban

2.3 Struktur Organisasi PT.TPPI Tuban

PT. TPPI dalam pengoperasiannya memiliki 2 bagian, yaitu Head


Office di Jakarta dan Plant Site yang terletak di daerah Tuban. Kantor utama
digunakan sebagai tempat Direksi yang membawahi langsung pimpinan
utama di area pabrik Tuban (CRO).

Gambar 2.5 Struktur Organisasi PT.TPPI Tuban


Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
Keterangan :
BOD : Board of Director (Jajaran Direksi)

GA : General Administration

GM : General Manager / CRO (Chief Refinery Officer)

Eng Dev : Engineering & Developent

SMOM : Senior Manufacturing & Operation Manager

RELITA : Reliability, Inspection and Turn Arround.

HSSE : Health Safety, Security and Environment

RPO : Refinerny Planning and Optimization


HR : Human Resources Development
Struktur dan fungsi tiap-tiap bagian dan jabatan yang ada di
organisasi PT. Trans -Pacific Petrochemical Indotama adalah sebagai berikut:

1. General Manager / CRO (Chief Refinery Officer)

Bertanggung jawab langsung kepada COO / Direktor Operasi


(Chief Operation Officer) yang berkedudukan di Kantor Utama di
Jakarta. Sistem organisasi di area pabrik berada di bawah wewenang dan
tanggung jawab seorang GM / Chief Refinery Officer. GM/CRO selaku
pimpinan tertinggi berfungsi sebagai koordinator seluruh kegiatan
pengolahan di PT. Trans Pacific Petrochemical Indotama, yang dalam
tugasnya dibantu oleh 1 Senior Manager dan 9 Manager serta 3 Section
Head yang langsung dibawah koordinasi nya.

2. Senior Manufacturing Operation & Manager (SMOM)

Fungsi jabatan SMOM adalah menyelenggarakan, mengelola,


merencanakan, dan mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan untuk
menciptakan kegiatan bisnis utama dengan dukungan sumber daya
manusia profesional sehingga proses pengolahan dari minyak mentah
menjadi produk yang diinginkan dapat berjalan dengan optimal.
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
3. Shift Superintendent

Section ini bertanggung jawab langsung ke SMOM. Fungsi jabatan


ini adalah menyelenggarakan, mengelola semua kegiatan yang telah
direncanakan serta mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan shift atau
rotasi pegawai untuk menciptakan kondisi kerja yang kondusif, teratur,
dan menghasilkan kegiatan proses yang optimal.

4. Utility, Offsite dan Marine

Wilayah operasional bagian ini meliputi area Utilitas, Pertangkian


yang ada serta perairan laut / pelabuhan di Tuban Petrochemical
Complex. Utilitas, seperti steam, air dan energi listrik untuk
kelangsungan operasional kilang. Offsite bertanggung jawab untuk
mengatur aliran masuk dan keluar minyak dari tangki-tangki tersebut
hingga pengapalan dan transportasi darat. Tangki yang diawasi meliputi
Condensate Tanks, Fuel Tanks, Product Tanks, Day Tank dan
Intermediate Tanks. Terhadap area peraliran laut di sekitar area PT.
TPPI, terdapat 3 berth dan 1 SPM. Kondensat masuk dengan
menggunakan SPM (Single Point Mooring) atau langsung menuju Berth.
Bagian Marine memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :

• Mengatur penerimaan minyak mentah (impor) bahan baku melalui


kapal tanker, baik dari luar maupun dalam negeri yang akan diolah
di PT TPPI
• Mengatur penjualan produk (ekspor) dari PT TPPI melalui
transportasi laut

• Mengolah fasilitas Jetty.

• Mengatur lalu lintas angkutan kelautan yang keluar masuk area PT


TPPI
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
5. Production

Mengendalikan kegiatan operasional pada area produksi yaitu


Platforming dan Aromatic. Mengendalikan proses produksi sesuai
renaca operasi yang dibuat oleh RPO (Refinery Planning &
Optimization). Melakukan evaluasi proses yang terjadi, modifikasi,
pengembangan untuk meningkatkan efisiensi dan optimalisasi operasi
pabrik secara keseluruhan serta melakukan pengembangan proses
dengan tujuan meningkatkan keuntungan ekonomi dengan memberikan
solusi keteknikan yang akan memberikan nilai tambah pada operasi
pabrik, menyelesaikan masalah operasi pabrik, dan menjamin
peningkatan/perubahan yang diterapkan pada kilang berdasarkan standar
internasional.

6. Maintenance

Fungsi bagian pemeliharaan adalah menyediakan jasa pelayanan


seperti pemeliharaan peralatan di pabrik, dan menjamin semua peralatan
selalu siap dioperasikan tanpa terjadinya shutdown diluar waktu yang
telah ditentukan.

7. Refinery Planning & Optimization (RPO)

Fungsi bagian RPO adalah mengatur ketersediaan bahan baku


proses, pengatur penyimpanan dan pengapalan / lifting produk yang
dihasilkan, serta mengontrol proses produksi agar berjalan sesuai
rencana serta dilakukan secara optimal.

8. Engineering & Development

Mengelola pelaksanaan kegiatan pengontrolan operasional,


peralatan dan kualitas, serta pengadaan study enginnering/modifikasi
dan project. Melakukan koordinasi kegiatan inspeksi, dan pemeliharaan
melalui diagnosa, pengujian, analisa kondisi, dan evaluasi kelayakan
peralatan kilang secara aman, handal, efektif, dan efisien untuk
optimalisasi biaya pemeliharaan, menjamin tingkat kualitas peralatan
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
kilang, dan ketepatan diagnosa dan program perencanaan keandalan
dalam bentuk rencana pemeliharaan. Didalam Engineering Development
juga ada bagian Field Operation Superviso/Loss Prevention Engineer ini
bertanggung jawab atas kejadian-kejadian yang berlangsung dilapangan.
Dalam tugasnya, diharapkan bagian ini dapat mengawasi, mengontrol,
mengendalikan dan melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan jalannya
proses di lapangan (area plant) serta pengendalian effisiensi proses.

9. Health Safety Security and Environment (HSSE)

Bagian ini bertanggung jawab untuk merencanakan,


mengkoordinir, mengelola, pengendalian, mengawasi dan
mengembangkan, menyelenggarakan usaha-usaha kegiatan pencegahan
dan penanggulangan kecelakaan, kebakaran, peledakan,
pencemaran/kerusakan lingkungan serta kerusakan lingkungan,
keselamatan dan kesehatan kerja, dalam upaya pengendalian kerugian
operasi perusahaan. Dan juga keamanan kilang serta mengawasi
kegiatan yang terkait dengan pengamanan perusahaan, menangani
terjadinya unjuk rasa dan demonstrasi di lingkungan perusahaan sebagai
usaha untuk melindungi kepentingan/kepastian hukum/hak perusahaan,
membentuk citra positif perusahaan, dan menunjang keamanan serta
kelancaran operasi perusahaan. Keamanan yang dimaksud disini
mencakup keamanan orang-orang yang sedang berada dalam area plant.
Biasanya diadakan safety induction terlebih dahulu untuk orang yang
baru masuk dan akan berada di area pabrik untuk waktu yang cukup
lama. Bagian ini juga mengevaluasi dan meneliti tentang kesehatan
karyawan yang bekerja di PT. TPPI. Untuk jangka waktu tertentu, dibuat
grafik dan rekapitulasi tentang tingkat kesehatan karyawan.

10. Keuangan (Finance)

Merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan, mengawasi


kegiatan keuangan yang meliputi anggaran, pengelolaan dana, kontrol,
akuntansi kilang dan bertanggung jawab atas perhitungan analisa dan
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
prospek keuangan dengan tujuan untuk mengamankan harta perusahaan,
ketepatan data akuntasi, meningkatkan efisiensi, serta mendorong
ditaatinya kebijakan perusahaan guna mencapai keuntungan yang
optimal.

11. Sumber Daya Manusia (HRD)

Memimpin, mengkoordinir, mengarahkan, mengevaluasi,


mengendalikan, meneliti, dan mengontrol kegiatan yang mencakup
penggajian dan benefit, perencanaan dan pengembangan pegawai,
hubungan industri dan kesejahteraan, organisasi dan prosedur serta
fasilitas kesehatan bagi pegawai, keluarga dan pensiunan secara efektif
dan efisien untuk menciptakan SDM yang profesional, produktif,
berwawasan lingkungan dan keselamatan serta ketenangan kerja dalam
mendukung tercapainya visi & misi perusahaan.

12. General Administration

Fungsi bagian ini untuk mengakomodasi semua kebutuhan


operasional yang menyangkut service non teknis (selain perbaikan alat
industri), hubungan external. Termasuk pengelolaan transportasi, IT dan
komunikasi.

13. Reliability, Inspection dan TurnAround (RELITA)

Bagian ini merupakan pengawas kehandalan peralatan produksi,


sehingga terjamin dapat beroperasi dengan aman dan lancar hingga saat
perbaikan tiba. Reliability adalah kehandalan peralatan dan prosedure
operasi. Sedang Inspeksi adalah pengawasan / monitoring berjalannya
alat produksi sebagai bagian dari structure around. Dari hasil Inspeksi
dan Reliability peralatan yang didapat, maka akan ditentukan kapan
waktunya melakukan perbaikan secara menyeluruh atau Plant
Turnaround. Pada saat TA semua unit bisa dilakukan Shutdown total
atau sebagian, tergantung kondisi peralatan dan target produksi.
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
14. Procurement (Pengadaan)

Fungsi bagian ini untuk mengakomodasi semua kebutuhan


operasional baik teknis dan non teknis (pembelian dan pengadaan serta
service), yang berhubungan dengan penyedia barang dan jasa.

15. Internal Audit (IA)

Fungsi bagian ini untuk mengontrol jalanya organisasi agar berjalan


sesuai dengan prosedure dan aturan baku / standard yang ada. Sehingga
pola teknis kerja serta norma-norma dalam bekera sesuai dengan aturan
yang telah disepakati.

Setiap struktur organisasi harus memenuhi Visi dan Misi


perusahaan agar perusahaan yang dijalankan bisa berjalan dengan baik dan
mempunyai tujuan yang jelas, adapun Visi dan Misi serta logo yang harus
dipenuhi antara lain sebagai berikut :

1. Visi PT. TPPI

Menjadi perusahaan petrokimia dan energi kelas dunia.

2. Misi PT. TPPI

Menjalankan usaha komersial petrokimia dan energi yang


terintegrasi dengan berdasarkan prinsip yang berintegritas.

3. Logo PT.TPPI

Gambar 2.6 Logo PT.TPPI


Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
2.3.1 Electrical Maintenance Section

2.3.1.1 Deskripsi Pekerjaan

Electrical Maintenance Section memiliki tanggung jawab


sebagai berikut:

a. Memastikan keamanan pekerja dan peralatan


sesuai dengan prosedur keamanan PT.TPPI.

b. Melaksanakan pekerjaan kelistrikan harian.

c. Mengadakan dan mengevaluasi Preventive Maintenance.

d. Membuat laporan dan rekaman maintenance harian.

e. Mengidentifikasi masalah kelistrikan dan menentukan


solusinya.

f. Menghadiri rapat internal harian.

g. Berhati-hati dan waspada dalam bekerja dan menajga area


kerjanya.

Sedangkan lingkup kerja dari Electrical Maintenance


Section adalah sebagai berikut:
1. Pemeliharaan umum sistem kelistrikan termasuk
didalamnya:
a. Pembangkitan dan jaringan listrik
b. Generator
c. Motor Control Center
d. MCC dan Switchgear
e. UPS dan DC Charger
f. Neutral Grounding Resistance
g. Lighting
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
h. Power Cable
i. Panel
j. Substation
k. Busbar
l. Sistem Proteksi
2. Pemeliharaan motor termasuk greasing, penggantian
bearing dan penggulungan bila diperlukan.
3. Pemeliharaan khusus, meliputi:
a. Paging System
b. HVAC
c. Control Engine Diesel
d. Lightning Protection
e. Cathodic Protection
f. CCTV
g. Electric Heater
h. Overhead Crane (sistem kelisrtikannya)
i. Quick Release Hook

2.4 Area di PT.TPPI

Gambar 2.7 Area PT.TPPI Tuban Tampak Atas


Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
Berdasarkan fungsinya terhadap proses produksi area terbagi menjadi
dua plant, yaitu ISBL (Inside Bateray Limit) dan OSBL (Outside Bateray
Limit). ISBL adalah area proses yang mengolah bahan baku menjadi produk
yang terdiri dari Platorming dan Aromatic.OSBL adalah area penunjang
operasional pabrik yang terdiri dari Utility dan Offsite.

1. ISBL (Inside Bateray Limit)

a. Platforming
Platforming adalah proses untuk yang memecah fraksi-fraksi
dalam bahan baku (condensate) dan memproduksi/meningkatkan
kandungan aromatik dengan me-reforming Naphtha dari hasil
Naphtha Hydrotreating Unit dengan menggunakan reaksi-reaksi
kimia yang dipengaruhi oleh grup-grup katalis yang spesifik.

Gambar 2.8 Plant Platforming

Tabel 2.1 Unit-unit di Plant Platforming

No. Unit Deskripsi


Unit 201 Pemisah dari bahan baku Condesate yang
1.
Prefactination dipanaskan dengan suhu 600℃-800℃
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
menjadi Heavy Naphtha dan Light Naphtha.

Mengolah Heavy Naphtha dari unit


Prefacination, fungsinya untuk mengurangi
Unit 202 Naphtha kandungan sulphur, O2, N2, dan logam berat
2.
Hydrotreating yang berada didalam Heavy Naphtha karena
dapata mengganggu katalis di unit
Platforming.
Heavy Naphtha dipanaskan kembali sampai
suhu 520℃ dan dikirim menuju reactor yang
Unit Platforming dan
ada di unit Platforming. Didalam reactor
Unit 204 CCR
3. yang berkatalis ini senyawa aromatic
(Continous Catalyst
dihasilkan. Hasil dari unit Platforming di jual
Regeneration)
ke Pertamina, dan reformate dijual ke luar
negeri.
Memproses dua aliran gas dan satu aliran
liquid dari keluaran Aromatic Plant. Tujuan
dari LPG Recovery adalah untuk me-recover
semua propana dan komponen yang lebih
Unit 220 LPG
4. Recovery berat dari aliran inlet gas dan memisahkan
dengan H2, C1, C2, yang akan dibuang
sebagai fuel gas. Liquid yang ter-recover
selanjutnya akan difraksinasi menjadi produk
LPG dan produk kondesat.

b. Aromatic

Bagian Aromatic adalah penghasil utama produk PT.TPPI secara


umum dari unit 205, 206, 297, 209, 211, dan 213. Pada bagian ini
mengolah reformate yang dihasilkan bagian platforming menjadi
produk, benzene, toulene, orthoxylen, paraxylen, mix xylen, dan
heavy naphtha.
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban

Gambar 2.9 Plant Aromatic

Tabel 2.2 Unit-unit di Plant Aromatic

NO Unit Deskripsi
Unit 205 Shell Memisahkan senyawa aromatic dan non
1.
Sulfolane aromatic.
Ekstrak aromatic dari unit Sulfolane pada
unit ini dan kemudian menghasilkan
produk Benzene Column. Sedangkan
Unit 206 Benzene-
2. pada unit Toulene diperoleh produk
Toulene
Toulene Column, dan produk dibawa dari
Toulene Column di kirim ke Xylene
Splitter di unit Aromatic Fractionation.
Unit 207 Parxylene Memisahkan paraxylene, metxylene, dan
3.
Extraction ortoxylene.
Umpan yang berasal dari raffinat unit
parex dan produk atas Xylene
Reruncoulmn di unit aromatic
4. Unit 2019 Isomar fractination masuk ke reactor berkatalis
yang akan mengkonversi umpan menjadi
Paraxylene, dengan menggunakan injeksi
hidrogen.
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
Menghasilkan feedstok untuk unit
Sulfolane dan parax untuk umpan pada
Unit 211 Aromatic
5. Tatoray. Unit Aromatic Fractination ini
Fractination
juga menghasilkan OrthoXylee dan
Heavy Naphtha Aromatic.
Umpan yang berasal dari finishing
column unit parax toluenecolumn dan
heavy aromatic column, bersama dengan
gas hidrogen dipanaskan di combined
6. Unit 213 Tatray feed exchanged, dan fired heat heater
untuk menaikkan suhu reaksi. Produk
dikirim ke stipper column atas dikirim ke
chiller separator unit isomar, selanjutnya
dikirim ke fuel sistem.

2. OSBL (Outside Battery Limit)


a. Utility
Utility digunakan sebagai produksi utilitas atau proses
penunjang operasional unit Aromatik dan Platforming.
Tabel 2.3 Area Utility

No. Area Deskripsi


Pengambilan air laut yang digunakan
Sea Water Intake
1. untuk proses kebutuhan pabrik yaitu
(SWI)
mengubah air laut menjadi air tawar.
Mendinginkan 16757 m3/jam cooling
water return dari suhu 44℃ menjadi
Sea Water Inderect
2. 33℃, dengan cara mendinginkan secara
Cooling System
tidak langsung menggunakan air laut
23035 m3/jam.
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
Memproses air laut menjadi air tawar
Water Treatment
3. dengan teknologi Reverse Osmosis dari
Plant (WTP)
METITO.
Menyediakan air untuk keperluan Fire
System. Service Water Tank ini dapat
4. Fire Water System
memberikan supply Fire Water selama 4
jam.
Plant Instrument Air Menyediakan udara bertekanan dan gas
5.
dan Nitrogen nitrogen untuk keperluan berbagai proses.
Terdiri dari 3 buah CTG (Combustion
Electrical Power Turbine Generator) dan 1 EDG
6.
Generator (Emergency Diesel Generator) untuk
menyediakan tenaga listrik.
Waste Water Mengolah oil water, limbah utilities,
7. Treatment (WWT) sanatory waste, dan limbah proses
dan Incinerator aromatic play sebelum dibuang ke laut.
Sour Water dari Naphtha Hydro-Treting
Unit akan masuk degassing drum untuk
8. Sour Water Stipper
memisahkan slop oil atau hidrokarbon
yang terikut.

9. Flare Pembakaran gas buang

b. Offsite
Tabel 2.4 Unit-unit di Offsite
No. Sub-area Deskripsi

Tangki yang digunakan untuk menerima


dan menyiman condesat atau bahan baku
1. Feed Stock Storage impor. Ada 5 tangki yang masing-masing
mempunyai kapasitas penyimpanan
60.000m3
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
Tangki yang digunakan menerima produk
sampingan atau katalis yang akan
2. Intermidiate Tank digunakan sebagai feed proses di
Aromatic. Terdapat 8 tangki di
Intermidiate Tank.
Tangki yang digunakan untuk menerima
dan menyimpan produk dari proses plant
3. Product Storage Tank
di Aromatic dan Platforming secara
langsung.
Pelabuhan yang digunakan untuk
4. Berth 3, 4, dan 5 menurunkan dan menaikkan muatan
kapal laut atau tanker.
Digunakan untuk menurunkan muatan
kondesat impor dari tanker dengan
SPM (Single Point
5. kapasitas tanker sebesar 800.000-185.000
Moorning)
DWT. SPM ini berlokasi 5.7 km dari
bibir pantai.
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Sistem Kelistrikan PT TPPI

Pada sebuah pengoperasian kilang di PT. Trans-Pacific Petrochemichal


Indotama, energi listrik merupakan masalah yang sangat krusial. Hal ini
berkaitan dengan produksi bahan baku menjadi bahan jadi yang akan
dipasarkan kepada konsumen. Oleh karena itu, kontinuitas dan kehandalan
sistem tenaga listrik sangat diharapkan optimal guna menjamin lancarnya
operasi kilang dan hasil produksi dengan kualitas terbaik.

PT TPPI memiliki dua suplay energi listrik diantaranya berasal dari 3 unit
Combustion Turbine Generator (CTG) yang merupakan pembangkit listrik
milik PT TPPI sendiri dan supply dari PLN. Pada ketiga CTG hanya 2 unit
saja yang beroperasi sedangkan 1 unit CTG masih dalam proses perbaikan.
Masing-masing CTG ini mempunyai dual fuel-type firing dari fuel gas dan
fuel oil. Fuel gas disuplai dengan high-preasure fuel gas system (superhead)
dari FGBC, sedangkan fuel oil di suplai dari platforming unit dengan produk
kerosin dan menghasilkan tegangan sebesar 11 KV dengan kapasitas daya
sebesar 21,48 W serta frekuensi sebesar 50 Hz. Tegangan 11 KV hasil
keluaran CTG akan di step up oleh transformator dan tegangan yang
dihasilkan menjadi 35 KV. Dari tegangan 35 KV akan di distribusikan ke
tegangan yang lebih kecil melalui transformator step down sebelum masuk ke
setiap sub station. Selain CTG, PT TPPI memiliki 1 unit EDG (Emergency
Diesel Generator). EDG ini sendiri digunakan apabila CTG dalam keadaan
step down. Namun penggunaan EDG ini hanya untuk beban-beban yang
kritikal saja.

Selain CTG yang digunakan sebagai suplai power Oleh PT. TPPI untuk
menjalankan operasi kilang, PT. TPPI memiliki suplai power dari PLN
(Perusahaan Listrik Negara). Dimana Kapasitas teganngan yang masuk ke
PT.TPPI sebsar 20 KV dengan daya sebesar 12 MVA dan penggunaanya
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
sesuai kebutuhan. Tegangan 12 KV dari PLN kemudian akan di step down ke
tegangan 6 KV di sub station 801, lalu di distribusikan ke setiap sub station
yang kemudian akan di step down lagi ke tegangan yang sesuai dengan
kebutuhan beban. Beban-beban yang disuplai dari listrik PLN merupakan
beban yang dikategorikan sebagai beban-beban non-essential.

Untuk mengakomodasikan beban-beban kritikal yang tidak boleh mati


dan harus tetap beroperasi 24 jam, PT. TPPI memiliki sistem UPS
(Uninterruptable Power Supply). Dimana UPS ini dilengkapi dengan
redurndansi DC battery back up, yang berfungsi sebagai suplai daya listrik
secara terus menerus ke switchgear, DCS, annunciator dan beberapa
peralatan penting lainya. Sehingga diharapkan ketika terjadi gangguan
stabilitas kelistrikan beban-beban kritikal dan saat terjadinya PM (Preventive
Maintanance) ini masih dapat beroprasi untuk waktu tertentu sampai tenaga
battery pada UPS habis atau sampai tenaga listrik kembali normal kembali.

Pengguanan suplay power di PT. TPPI lebih banyak menggunakan CTG


dibandingkan mengguankan suplay power dari PLN. Hal ini dikarenakan
penggunaan CTG memiliki reabilitas dibandingkan dengan suplay dari PLN.
Hasil keluaran tegangan CTG ini memilki power faktor yang bagus sehingga
rugi-rugi daya yang dihasilkan sangat kecil.

3.1.1 Sistem Distribusi Tegangan Listrik


Hasil tegangan yang keluar dari CTG memiliki tingkat
tegangan sebesar 11 KV, yang mana tegangan tersebut akan di step
up oleh transfomator ke tegangan 35 KV sebelum masuk ke sub
station 800. Dari sub station 800 ini kemudian akan di
distribusikan lagi ke masing-masing sub station yang ada di PT.
TPPI sesuai dengan kebutuhan peralatan. Dari tegangan 11 KV
yang di step up ke tegangan 35 KV ini berfungsi untuk mengurangi
rugi-rugi transmisi. Dengan tegangan yang tinggi maka luas
penampang kabel yang perlukan sangat kecil karena nilai arus yang
melewatinya sangat kecil. Konfigurasi yang akan digunakan dalam
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
pendistribusian tenaga listrik di PT.TPPI adalah selective radial,
yaitu tipe radial yang menggunakan tie breaker diantara dua
switchgear.
Di PT.TPPI terdapat beberapa sub station, yang berfungsi
untuk menaikkan dan menurunkan tegangan serta
mendistribusikan ke bebann atau sub station yang lain. Juga
berfungsi untuk tempat kontrol pada pengoperasian kilang.
Tabel 3.1 Sub Station di PT.TPPI
No. Kode Sub stasion Area Pendistribusian

1. S/S – 800 Utility Plant

2. S/S – 801 Utility Plant (by PLN)

3. S/S – 200 AromaticPlant

4. S/S – 860 Water System Plant

5. S/S – 900 Marine Feed Stock Tankages

6. S/S - 900A Product Tankages, Aromatic Day


Tank, Marine
7. S/S – 980 Sea Water Intake

8. S/S – 801 Water Waste Treatment,


Intermediet Tank, Flare
9. S/S – 700 Non Proces

Selain itu di PT.TPPI memilki beberapa tingkat tegangan,


dimana tegangan tersebut disesuaikan dengan kebtuhan peralatan
yang ada. Secara umum, klasifikasi tingkat tegangan sebagai
berikut:
a. Tegangan 35 KV
Tingkat tegangan ini merupakan tingkat hasil step up dari
keluaran dari CTG.
b. Tegangan 11 KV
Tingkat tegangan ini merupakan tegangan nominal keluaran
CTG. Dalam praktik di lapangan, untuk memantau apakah
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
tegangan apakah keluaran generator benar 11 KV atau tidak,
melalui tegangan keluaran Motor Control Centerstep up 35 KV.
c. Tegangan 6 KV
Tingkat tegangan ini didapatkan dari hasil step down tegangan
35 KV.
d. Tegangan 400 V
Tingkat tegangan ini didapatkan dari hasil step down tegangan 6
KV.
e. Tegangan 230 V
Tingkat tegangan ini didapatkan dari salah satu fasa dari
tegangan 400 V dengan netral, sehingga tidak memerlukan step
down lagi.
f. Tegangan 110 VAC/VDC
Tegangan 110 VAC merupakan keluaran dari Ups.
Tegangan 110 VDC merupakan keluaran tegangan keluaran
baterai.
3.1.2 Penggunaan Tegangan Listrik

Tenaga listrik di PT. TPPI digunakan untuk keperluan


operasi kilang, perkantoran dan pelabuhan.
a. Tegangan 35 KV
Tidak ada beban yang menggunakan tingkat tegangan ini.
Adanya tingkat tegangan 35 KV adalah untuk keperluan
transmisi tenaga listrik dan untuk mengurangi rugi-rugi
transmisi.
b. Tegangan 11 KV
Tidak ada beban yang menggunakan tingkat tegangan 11 KV.
Karena tegangan ini adalah tegangan keluaran CTG yang
langsung di step up ke 35 KV.
c. Tegangan 6 KV
Digunakan sebagai sumber tenaga listrik untuk motor-motor
MV.
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
d. Tegangan 400 V
Digunakan sebagai sumber tenaga listrik bagi motor-motor LV
dan beban- beban LV.
e. Tegangan 230 V
Digunakan sebagai sumber tenaga listrik untuk kegiatan
perkantoran dan penerangan.
f. Tegangan 110 VAC/VDC
Tegangan 110 VAC digunakan untuk beban-beban kritikal
seperti DCS dan peralatan instumentasi lainnya. Tegangan 110
VDC merupakan tegangan keluaran baterai dan digunakan pada
alat pemutus tenaga.
3.2 Generator Sinkron
3.2.1 Pengertian Generator
Generator sinkron atau yang sering disebut dengan
alternator merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengubah
energi mekanik yang berasal dari putaran shaft turbin, menjadi
energi listrik dengan perantara induksi medan magnet. Perubahan
energi ini terjadi karena adanya pergerakan relatif antara medan
magnet dengan kumparan generator. Pergerakan relatif ini
menghasilkan medan putar pada belitan medan di rotor kemudian
menginduksi belitan jangkar dari generator sinkron yang terdapat
pada stator. Ada dua istilah yang biasa menggambarkan belitan
pada generator yaitu belitan medan (field windings) dan belitan
jangkar (armature windings). Secara umum, istilah belitan medan
digunakan pada belitan yang menghasilkan medan magnet dalam
mesin, sedangkan istilah belitan jangkar digunakan pada belitan
tempat terinduksinya tegangan. Pada generator sinkron, belitan
medan terletak pada rotor sedangkan belitan jangkar terdapat pada
stator. Rotor generator sinkron yang terdiri dari belitan medan
memperoleh energi eksitasi dari arus searah (direct current, DC)
melalui satu set slip ring dan brush (external excitation), atau dari
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
diode-bridge yang dipasang pada bagian rotor (self-excited).
Alternator ini disebut generator sinkron karena kecepatan putar
medan magnet sama dengan kecepatan putar rotor generator
sehingga dihasilkan frekuensi listrik yang dihasilkan sinkron
dengan putaran mekanis dari generator. Generator sinkron ini dapat
berupa generator sinkron AC satu fasa atau generator sinkron AC
tiga fasa tergantung dari kebutuhan. Generator sinkron dengan
kapasitas yang relatif besar sering dijumpai pada pusat-pusat
pembangkit tenaga listrik misalnya pada PLTU, PLTA, PLTG,
PLTD, dan lain-lain. Selain generator dengan kapasits besar,
tentunya juga terdapat generator dengan kapasitas yang relatif
kecil, misalnya pada generator set.

Gambar 3.1 Kontruksi Generator Sinkron


3.2.2 Prinsip Kerja Generator
Prinsip kerja generator sinkron berdasarkan induksi
elektromegnetik. Setelah rotor diputarkan oleh penggerak mula
(prime over) dengan demikian kutub-kutub yang ada pada rotor
akan berputar. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa tegangan
akan diinduksikan pada konduktor apabila konduktor tersebut
bergerak pada medan magnet sehingga memotong garis-garis gaya.
Hukum tangan kanan berlaku pada generator dimana menyebutkan
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
bahwa terdapat hubungan antara penghantar bergerak, arah medan
magnet, dan arah resultan dari aliran arus yang terinduksi. Apabila
ibu jari menunjukkan arah gerakan penghantar, telunjuk
menunjukkan arah fluks, jari tengah menunjukkan arah aliran
elektron yang terinduksi. Hukum ini juga berlaku apabila magnet
sebagai pengganti penghantar yang digerakkan.

Gambar 3.2 Hukum Tangan Kanan Flemming


Prinsip kerja dari generator sesuai dengan hukum Lens,
yaitu arus listrik yang diberikan pada stator akan menimbulkan
momen elektromagnetik yang bersifat melawan putaran rotor
sehingga menimbulkan EMF (Electro Motive Force) atau GGL
(Gaya Gerak Listrik) pada kumparan rotor. Tegangan EMF
(Electro Motive Force) ini akan menghasilkan suatu arus jangkar.
Jadi diesel sebagai prime mover akan memutar rotor generator,
kemudian rotor diberi eksitasi agar menimbulkan medan magnit
yang berpotongan dengan konduktor pada stator dan menghasilkan
tegangan pada stator. Karena terdapat dua kutub yang berbeda
yaitu utara dan selatan, maka pada 90° pertama akan dihasilkan
tegangan maksimum positif dan pada sudut 270° kedua akan
dihasilkan tegangan maksimum negatif. Ini terjadi secara terus
menerus atau continue. Bentuk tegangan seperti ini lebih dikenal
sebagai fungsi tegangan bolak-balik.
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban

Gambar 3.3 Gelombang Tegangan Bolak-balik


3.2.3 Tipe-tipe Generator
a. Generator Tipe Brushless
b. Generator Tipe Brush

3.2.4 Bagian-bagian Generator


a. Stator
Stator atau armatur adalah bagian generator yang berfungsi
sebagai tempat untuk menerima induksi magnet dari rotor. Arus
AC yang menuju ke beban disalurkan melalui armatur,
komponen ini berbentuk sebuah rangka silinder dengan lilitan
kawat konduktor yang sangat banyak. Armatur selalu diam
(tidak bergerak). Stator dari mesin sinkron terbuat dari bahan
ferromagnetik yang berbentuk laminasi untuk mengurangi rugi-
rugi arus pusar. Dengan inti ferromagnetik yang bagus berarti
permeabilitas dan resistivitas dari bahan tinggi.
Pada bagian stator terdapat beberapa bagian yaitu:
 Rumah Stator
Bagian dari stator yang umumnya terbuat dari besi
tuang yang berbentuk silinder. Bagian belakang dari
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
rumah stator ini biasanya memiliki sirip-sirip sebagai
alat bantu dalam proses pendinginan.
 Inti Stator
Bentuk dari inti stator ini berupa cincin laminasi-
laminasi yang diikat serapat mungkin untuk
menghindari rugi-rugi arus eddy (eddy current losses).
Pada inti ini terdapat slot-slot untuk menempatkan
konduktor dan untuk mengatur arah medan magnetnya.
Untuk menghindari arus pusar dan panas yang timbul,
maka inti stator dibuat dari lempengan baja tipis dan
isolasi satu terhadap yang lain.
 Belitan Stator
Bagian stator yang terdiri dari beberapa batang
konduktor yang terdapat di dalam slot-slot dan ujung-
ujung kumparan. Masing-masing slot dihubungkan
untuk mendapatkan tegangan induksi.
 Alur Stator
Bagian stator yang berperan sebagai tempat belitan
stator ditempatkan.
b. Rotor
Rotor adalah bagian generator yang bergerak atau berputar.
Antara rotor dan stator dipisahkan oleh celah udara (air gap).
Rotor berfungsi untuk membangkitkan medan magnet yang
kemudian tegangan dihasilkan dan akan diinduksikan ke stator.
Pada rotor terdapat beberapa bagian yaitu:
 Inti kutub
 Kumparan medan
Pada bagian inti kutub terdapat poros dan inti rotor yang
memiliki fungsi sebagai jalan atau jalur fluks magnet yang
dibangkitkan oleh kumparan medan. Pada kumparan medan ini
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
juga terdapat dua bagian, yaitu bagian penghantar sebagai jalur
untuk arus pemacuan dan bagian yang diisolasi.
3.2.5 Jenis-jenis Pembangkitan Pada Generator
a. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)

Gambar … Skema Pembangkit Listrik Tenaga Diesel


Pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai
penggerak mula (prime mover). Prime mover merupakan
peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi
mekanis yang diperlukan untuk memutar rotor generator. Mesin
diesel sebagai penggerak mula PLTD berfungsi menghasilkan
tenaga mekanis yang dipergunakan untuk memutar rotor
generator. Biasanya digunakan di rumah saat terjadi
emergency, Putaran pada poros diesel dapat menggerakkan
generator sehingga menghasilkan energi listrik.
b. Pembangkit listrik Tenaga Air (PLTA)

Gambar…. Skema Pembangkit Listrik Tenaga Air


Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan pembangkit
listrik yang menggunakan aliran air untuk menggerakkan turbin
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
pada generatornya. Pembangkit listrik ini sangat erat kaitannya
dengan bendungan, waduk dan sungai. Air di sungai kemudian
dialirkan dan menggerakkan turbin generator sehingga
menghasilkan energi listrik, biasanya yg menggunakan energy
listrik ini berasal dari warga pedesaan. Macam macam PLTA
sendiri ada dua yakni berdasarkan ketinggian atau arus, dimana
jika PLTA berdasarkan ketinggian berarti memanfaatkan
tenaga air yang berasal dari posisi lebih tinggi seperti air terjun
sementara jika PLTA berdasarkan arus memanfaatkan arus
secara alami atau pompa.
c. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Gambar…. Skema Pembangkit Listrik Tenaga Uap


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit
listrik yang memanfaatkan uap hasil pemanasan ketel uap alias
boiler untuk menggerakkan turbin pada generator. Jadi energi
utama yang digunakan pada PLTU adalah bahan bakar yang
nantinya digunakan untuk memanaskan air sehingga
menimbulkan uap penggerak turbin generator penghasil listrik.
a. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban

Gambar…. Skema Pembangkit Listrik Tenaga Surya


b. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah pembangkit
listrik yang sering digunakan di skala rumahan meskipun sudah
mulai banyak gedung-gedung besar menggunakannya. cara
kerja dari pembangkit listrik tenaga surya adalah
memanfaatkan panel surya untuk menyimpan energi listrik dari
panas ke dalam baterai. Energi listrik tersebut dapat digunakan
sewaktu-waktu saat dibutuhkan. PLTS sebenarnya sangat
cocok dikembangkan di Indonesia mengingat iklim yang ada di
Negara ini.
e. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)

Gambar….. Skema Pembangkit Listrik Tenaga Gas


Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) adalah pembangkit
listrik listrik yang memanfaatkan gas sebagai bahan utamanya
untuk menggerakan turbin generator. Gas yang berada dalam
ruang pembakaran akan memiliki tekanan tinggi yang mampu
menggerakkan turbin. Pembangkit listrik jenis ini
menggunakan bahan bakar baik cair (liquid) maupun gas.
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
f. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)

Gambar…. Skema Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi


Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) adalah
pembangkit listrik yang memanfaatkan panas uap bumi untuk
menggerakkan turbin. Dimana prinsip kerja dari PLTP
sebenarnya sama seperti PLTU. Hanya saja, uap panas yang
dihasilkan langsung dari panas bumi. Jadi PLTP banyak
ditemukan di pegunungan.
g. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

Gambar…. Skema Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir


Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan
pembangkit listrik yang bahan bakarnya menggunakan reaksi
pembelahan inti urianium dalam reaktor nuklir. Jadi lebih
ramah lingkungan dibanding dengan menggunakan bahan bakar
seperti batubara, minyak, gas, dan lainnya. Prinsip kerja dari
PLTN ini tak berbeda dari pembangkit listrik konvensional.Di
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
Indonesia PLTN masih di kembangkan dan masih perlunya
penelitian yang lebih mendalam.
h. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)

Gambar… Skema Pembangkit Listrik Tenaga Bayu


Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/Angin (PLTB) adalah
pembangkit listrik yang memanfaatkan tenaga angin. Turbin
angin yang digunakan akan berputar sehingga generator akan
berputar dan kemudian akan menghasilkan energi listrik, listrik
ini biasanya dialirkan melalui transmisi. Dalam membangun
PLTB ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi diantaranya
adalah kecepatan dan kestabilan angin.
i. Combustion Turbine Generator (CTG)

Gambar …. Skema Proses CTG Pada Utility


Combustion Turbine Generator (CTG) adalah suatupembangkit
yang menggunakan turbine gas sebagai penggerak sebagai
penggerak awal yang kemudian memanfaatkan hot flue gas
sebagai fluida kerja. Pada turbin, energy tersebut mampu
menggerKn turbine, dimana rotor memutar poros daya yang
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
menggerakan generator listrik. CTG MS 5001 terdiri dari 17
stage axial compressor, 2 stage turbine, 10 combution
chamber, accessories gear dan starting sistem. Dimana udara
masuk dari komperesor melalui saluran masuk udara (inlet).
Seletah udara masuk kedalam ruang bakar, dimana di dalam
ruang bakar terdapat bahanbakar yang telah disemprotkan, pada
proses ini bahan bakar yang telah disemprotkan tersebut
menyebabkan proses pembakaran. Proses pembakaran tersebut
berlangsung dalam tekanan yang konstan sehingga dapat
dikatakan ruang bakar yang hanya untuk menaikan
temperature. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin
gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan
aliran tersebut kesudut-sudut turbin. Daya yang dihasilkan oleh
turbine digunakan untuk memutar beban yaitu Generator
Listrik.
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Generator Brushless pada CTG (Combustion Turbine Generator)

Gambar 4.1 Datasheet Generator di PT Trans-Pacific Petrochemical


Indotama

Di PT TPPI memiliki 3 pembangkit sendiri untuk menghasilkan listrik


yaitu CTG (Combustion Turbine Generator). Masing-masing CTG ini akan
menghasilkan tegangan keluaran sebesar 11 KV. Dimana komponen yang ada
di CTG ini terdiri dari generator, kompresor, turbin. Generator ini merupakan
salah satu komponen yang sangat penting dalam menghasilkan listrik pada
CTG. Hal ini dikarenakan generator sendiri dapat mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik. Berikut ini prinsip kerja dari generator untuk
menghasilkan tegangan 11 KV yang kemudian di step-up oleh transformator
menjadi tegangan 35 KV sebelum masuk pada sub station 800:
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
a. Pada mulanya penggerak awal dari generator dari turbin yang diputar
oleh uap atau steam. Turbin berputar dikarenakan ada tekanan yang
besar oleh uap dari pembakaran yang dilakukan pada boiler.
b. Antara turbin ke generator terdapat gear box. Setelah dari gear box
terdapat 1 shaft (sumbu) yang pada sumbu tersebut terdapat rotor,
kumparan AC exciter, rotating diode dan PMG (Permanent Magnetic
Generator)
c. PMG berputar seiring berputarnya rotor. PMG ini akan menginduksi
sehingga menghasilkan tegangan AC pada stator PMG.
d. Kemudian tegangan AC tersebut disearahkan dan masuk pada AVR
(Automatic Voltage Regulator) untuk dikontrol. Hasil keluaran dari
AVR adalah tegangan DC.
e. Tegangan DC ini kemudian masuk dan dibutuhkan untuk
menginduksi rotor exciter menjadi magnet sehingga tegangan yang
dihasilkan berupa tegangan AC.
f. Tegangan AC keluaran dari exciter disearahkan oleh rotating diode
yang kemudian diberikan pada main rotor. Tegangan DC ini akan
menginduksi main rotor agar dapat menghasilkan fluks listrik.
Sehingga main stator akan menghasilkan tegangan keluaran AC.
Maka generator akan menghasilkan tegangan 11 KV.

4.1.1 Sinkronisasi Generator Brushless

Sebelum generator bisa dihubungkan secara paralel atau


dihubungkan pada jaringan, maka generator harus di sinkronkan ke
jaringan tersebut. Yang mana kondisi untuk mensinkronkan
generator harus meliputi beberapa syarat-syarat yaitu:
a. Tegangan generator harus sama dengan tegangan sistem
Pada saat tegangan sinusoidal memiliki nilai sama baik
tegangan yang ada pada jaringan maupun yang dibangkitkan
dari generator sinkron. Saat proses sinkronisasi perbedaan
tegangan generator sangat sensitif terhadap pembebanan.
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
Pengaturan generator sinkron dapat dilakukan dengan cara
penurunan arus eksitasi yang masuk pada kumparan medan
(field winding) generator. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi
kerusakan pada aspek mekanis generator. Perbedaan tegangan
akan menimbulkan loncatan bunga api sehingga dapat merusak
transformator. Pada saat proses paralel generator, tegangan pada
generator lebih besar dibandingkan tegangan pada jaringan.
Oleh karena itu maka generator akan menerima lonjakan beban
lagging (induktif) yang apabila dalam jumlah yang besar dapat
menimbulkan panas pada belitan stator.
b. Frekuensi generator harus sama dengan frekuensi sistem
Sebelum proses sinkronisasi dilakukan, generator harus
diputar, sehingga frekuensi tegangan output sama dengan
frekuensi sistem. Namun untuk memastikan fungsi kerja mesin
tersebut adalah sebagai generator, maka sebelum proses
sinkronisasi, frekuensi dinaikkan sedikit diatas frekuensi sistem.
Namun yang perlu diketahui, bahwa semakin besar perbedaan
frekuensi maka semakin besar hentakan mekanis yang akan
diterima generator. Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada
sistem maka perbedaan frekuensi sistem dan frekuensi generator
di ubah sekecil mungkin. Frekuensi generator dengan frekuensi
sistem harus sama. Untuk menyamakan frekuensi tersebut, maka
putaran generator harus diatur terlebih dahulu dengan mengatur
katup governor (aliran uap masuk turbin). Ketika frekuensi
generator lebih besar dari frekuensi sistem, maka sistem akan
mengalami sentakan beban (MW) dari mesin yang
menyebabkan mesin membangkitkan MW. Namun sebaliknya
ketika frekuensi generator lebih rendah dari frekuensi sistem,
maka mesin akan mengalami sentakan (MW) dari sistem yang
menyebabkan mesin menjadi motor (motoring). Standar
frekuensi yang digunakan di Indonesia yaitu 50 Hz. Sesuai
Laporan Kerja Praktik
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama
Jenu-Tuban
standar dari PLN, frekuensi sebaiknya tidak melebihi  0.5 dari
50 Hz, yaitu: 49,5 - 50,5 Hz atau 2970 - 3030 Rpm.
c. Urutan jumlah dan sudut phase harus sama dengan sistem
Urutan sudut phase pada generator sinkron terhadap jaringan
jala-jala harus sama, dimana urutan U,V dan W dari generator
sinkron urutannya harus sama dengan phase R,S dan T jaringan
jala-jala.
Toleransi secara umum, yang direkomendasikan oleh BRUSH HMA
untuk perbedaan tegangan, frekuensi, sudut phase saat dihubungkan
paralel yaitu:
Tegangan : ± 2.0 %
Frekuensi : ± 1%
Sudut Phase : ± 15°

Anda mungkin juga menyukai