Oleh :
Muhammad Al Wasi
NIM: 204005010002
Pembimbing Akademik
Ir.Mahdi Syukri, S.T.,M.T.,IPM
NIP : 196812101998021001
Mengetahui :
Dr. Ir. Suriadi, S.T, M.Sc., MT., IPM., ASEAN Eng Chairul Asril,A.Md.
NIP.19720606199802001
ABSTRAK
Pada sistem tenaga listrik untuk menyalurkan daya dari pembangkit tenaga listrik ke
konsumen diperlukan suatu jaringan tenaga listrik yang terdiri dari saluran transmisi
dan distribusi. Salah satu penyaluran daya saluran distribusi adalah Saluran Kabel
Bawah Tegangan Menengah (SKTM) 20 KV. Masalah utama dalam menjalankan
fungsi jaringan distribusi tersebut adalah mengatasi gangguan dengan cepat,
mengingat gangguan yang terbanyak dalam sistem tenaga listrik terdapat dalam
jaringan distribusi, khususnya pada jaringan tegangan menengah 20 KV. Istilah
keandalan jaringan distribusi menggambarkan keamanan jaringan distribusi,
penghindaran dari gangguan-gangguan yang menyebabkan sebagian besar
pemadaman jaringan distribusi khususnya pada jaringan tegangan menengah 20 KV,
yaitu akibat kerusakan peralatan. Agar jaringan distribusi tidak mengalami gangguan
atau kerusakan, harus diadakan pemeliharaan berkala pada jaringan distribusi dengan
cara pemeriksaan dan mengganti peralatan atau komponen.
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan anugerah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan Magang di PT PLN (Persero) UP3
BANDA ACEH, yang dilaksanakan mulai tanggal 01 Januari 2023 sampai dengan 31
Maret 2023 . Dalam kesempatan ini penulis mengambil judul “PEMELIHARAAN
SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI SALURAN KABEL TANAH TEGANGAN
MENENGAH 20KV PT PLN (Persero) UP3 BANDA ACEH” yang ditulis untuk
memenuhi syarat dalam menyelesaikan program studi D3 Teknik LIstrik Fakultas
Teknik Universitas Syiah Kuala.
1. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak lepas dari
berbagaidukungan berbagai pihak, Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat: Kedua orang tua dan
keluarga sekitar yang mendoakan dan mendukung penulis baik dalam bentuk
Penyusun
DAFRAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................................ii
ABSTRAK..................................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR...................................................................................................................iv
DAFRAR ISI...............................................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................viii
BAB I.........................................................................................................................................5
PENDAHULUAN........................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang................................................................................................................5
1.2 Lingkup Penugasan.........................................................................................................7
1.3 Target Pemecahan Masalah...........................................................................................7
1.4 Metode Pelaksanaan Tugas/Pemecahan Masalah.........................................................8
1.5 Rencana dan Penjadwalan Kerja Pelaksanaan Kerja......................................................8
1.6 Ringkasan Sistematika Laporan......................................................................................9
BAB II......................................................................................................................................10
PROFIL UNIT...........................................................................................................................10
2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) UP3 Banda Aceh......................................................10
2.2 Struktur Organisasi.........................................................................................................5
2.3. Lokasi/Unit Pelaksanaan Magang................................................................................13
2.4 Proses Bisnis Unit.........................................................................................................13
BAB III.....................................................................................................................................15
KEGIATAN KP DAN PEMBAHASAN..........................................................................................15
3.1 Dasar Teori Sistem Distribusi 20 KV..............................................................................15
3.2 Skematik dan Prinsip Kerja Sub-Sistem Yang Dihasilkan..............................................18
3.3 Hasil Magang................................................................................................................18
3.3.1 Analisis Masalah....................................................................................................18
3.3.2 Gangguan yang terjadi pada Saluran Kabel Bawah Tegangan Menengah (SKTM) 20
3.3.3 Dampak yang terjadi akibat gangguan pada Saluran Kabel Bawah Tegangan
Menengah (SKTM)..........................................................................................................23
3.3.4 Alternatif Pemecahan Masalah.............................................................................26
BAB IV....................................................................................................................................29
KESIMPULAN..........................................................................................................................29
4.1 Kesimpulan...................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................30
DAFTAR GAMBAR
gambar 3. 1 Gangguan akibat jointig/sambungan kabel (a) Mengganti kabel yang rusak dan
menanam kembali (b)............................................................................................................12
gambar 3. 2 Gangguan akibat kebocoran kabel pada bagian terminasi kabel.........................12
gambar 3. 3 Alat untuk melacak kabel SKTM yang rusak (Temper).....................................14
gambar 3. 4 Sistem kerja Tracer.............................................................................................15
gambar 3. 5 Peralatan kerja dan bahan standar yang digunakan dalam teknik penyambungan
kabel......................................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
Panas pada kabel selain berasal dari arus yang mengalir juga berasal dari temperatur
lingkungan disekitar. Media penanaman kabel harus andal dalam menurunkan panas yang
terdapat pada kabel.
1. Memiliki pengalaman kerja praktek sesuai dengan Program studi Teknik Listrik.
3. Hal-hal apa saja yang dilakukan dalam pemeliharaan jaringan distribusi Saluran Kabel
Bawah Tegangan Menengah (SKTM) 20 KV
3. Data-data studi didapatkan dari literatur dan sumber tertulis lainnya baik dari dalam
perusahaan, buku perpustakaan, laporan penulisan yang pernah di buat maupun dari media
internet yang terkait dengan topik penulisan laporan kerja praktek ini.
Ketentuan Seragam:
Ketentuan Kerja:
Ketentuan lain:
2. Mengikuti dan taat terhadap semua peraturan serta budaya yang ada di PT. PLN
(Persero) UP3 Banda Aceh
3. Tidak melanggar kode etik yang ada di PT. PLN (Persero) UP3 Banda Aceh.
1.6 Ringkasan Sistematika Laporan
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, lingkup penugasan,
target pemecahan masalah, Metode pelaksanaan tugas/pemecahan masalah, rencana dan
penjadwalan kerja, dan ringkasan sistematika laporan.
Layanan:
1. PT PLN (Persero) UP3 Banda Aceh menyediakan berbagai layanan terkait energi
listrik, antara lain:
2. Pemasangan listrik baru.
3. Perubahan daya listrik.
4. Pelaporan gangguan listrik.
5. Pembayaran tagihan listrik.
6. Pengaduan dan saran pelanggan.
Upaya Berkelanjutan:
PT PLN (Persero) UP3 Banda Aceh berkomitmen untuk mengoptimalkan
penggunaan energi terbarukan, seperti energi surya dan energi air, serta mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan melalui praktik bisnis yang bertanggung jawab.
PT PLN (Persero) UP3 Banda Aceh memiliki peran penting dalam memastikan
pasokan energi listrik yang handal dan terjangkau di wilayah Banda Aceh. Melalui layanan
yang baik dan upaya berkelanjutan, PT PLN (Persero) UP3 Banda Aceh berusaha
memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan pengembangan wilayah.
Moto:
1. Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik
2.2 Struktur Organisasi
Demi berjalannya suatu pekerjaan, maka dibutuhkan struktur organisasi dan manajerial yang baik, sehingga
pembagian tugas dilakukan dengan baik dan jelas serta pekerjaan dapat dikerjakan dengan efektif.
12
2.3. Lokasi/Unit Pelaksanaan Magang
Kota Bnda Aceh, Jl. Tentara Pelajar No.126, Merduati, Kec. Kuta Raja,
sebelah barat laut dari mesjd raya Baiturrahman
13
dan pelayanan pelanggan, Administrasi pelanggan, Administrasi perbekalan,
serta mengelola Sumber Daya Manusia (SDM).
2. Asistan Manager bagian Keuangan dan Umum : Bertanggung jawab atas
kelancaran pengelolaan dan pengendalian kgiatan bidang adminstrasi dan
keuangan yang meliputi sumberdaya manusia, kesekretariatan, anggaran
keuangan dan akuntansi untuk mendukung laporan keuangan yang akurat dan
tepat waktu sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
3. Asisten Manager bagian Niaga dan Pemasaran : Bertanggung jawab atas
pelaksanaan pengelolaan pemasaran dan pelayanan pelanggan baru ataupun lama
yang berhbungan dengan kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembelian,
penjualan energy listrik, riset pasar, pengembangan produk dan jasa baru, dan
promosi dan komunikasi
4. Asisten Manager Jaringan dan Kontruksi : Bertanggung jawab atas rencana dan
pelaksanaan operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi dan Pekeraan Dalam
Keadan Bertegangan (PDKB) untuk menjamin keandalan dan mutu jaringan
distribusi serta bertanggung jawab atas rencana dan pelaksanaan kegiatan
pembanguan jaringan distribusi serta pengelolaan logistic
5. Aisiten Manager Transaksi Energi Listrik : Bertanggung jawab atas kegiatan
transaksi energy pelanggan dan Area/Rayon/Unit terkait pengendalian susut dan
pemeliharaan meter transaksi.
6. Asisten Manager Perencanaan : Bertanggung jawab atas perencanaan
pembangunan jaringan distribusi tenaga listrik atau kehiatan lain yang terkait
dengan distribusi termasuk merencanakan anggaran operasi dan investasi, untuk
mencapai target kinerja unit area serta mengelola Data Induk Jaringan (DIJ),
aplikasi dan infrastrukturnya untuk menunjang operasional di area.
14
BAB III
KEGIATAN KP DAN PEMBAHASAN
15
percabangan yang dibentuk di dalam Gardu Distribusi atau Gardu Tiang. Sementara
jaringan Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) relatif lebih pendek dan berada
di dalam kota besar dengan jumlah gangguan relatif sedikit.
SKTM merupakan saluran distribusi yang menyalurkan energi listrik melalui
kabel yang ditanam didalam tanah. Kategori saluran distribusi seperti ini adalah yang
favorit untuk pemasangan didalam kota. Karena berada didalam tanah maka tidak
mengganggu keindahan kota dan juga tidak mudah terjadi gangguan akibat kondisi
cuaca atau kondisi alam. Namun juga SKTM memiliki kekurangan yaitu mahalnya
biaya investasi dan sulitnya menentukan titik gangguan dan perbaikannya.
Kabel tanah 20 kV terdiri dari konduktor yang berfungsi sebagai penghantar
listrik. Konduktor ini biasanya terbuat dari tembaga atau aluminium dengan isolasi
yang baik untuk mencegah kebocoran arus listrik, Konduktor kabel tanah 20 kV
dilapisi dengan lapisan isolasi yang terbuat dari bahan dielektrik seperti karet silikon,
polietilena tercrosslink, atau EPR (Ethylene Propylene Rubber). Lapisan isolasi ini
berfungsi untuk menghantarkan arus listrik secara aman dan mencegah kontak
langsung antara konduktor dan bahan sekitarnya, Kabel tanah 20 kV juga dilengkapi
dengan pelindung luar yang terbuat dari bahan seperti PVC (Polyvinyl Chloride) atau
polietilena. Pelindung ini bertujuan untuk melindungi lapisan isolasi dan konduktor
dari kerusakan mekanis, kelembaban, dan faktor lingkungan lainnya. Saat
pemasangan atau perbaikan, kabel tanah 20 kV harus disambung dengan tepat
menggunakan teknik penyambungan yang sesuai. Proses penyambungan ini
melibatkan pembersihan dan persiapan ujung-ujung kabel, kemudian dilakukan
penyambungan fisik dan isolasi untuk memastikan kontinuitas arus listrik,
Kabel tanah 20 kV diinstal di bawah tanah dengan cara menggali parit atau
menggunakan metode horisontal directional drilling (HDD). Kabel-kabel tersebut
ditempatkan dalam pipa khusus atau langsung di dalam parit yang kemudian ditutup
kembali setelah instalasi selesai, Untuk meningkatkan keamanan dan keandalan,
kabel tanah 20 kV sering dilengkapi dengan perlindungan tambahan, seperti sistem
grounding yang efektif untuk mencegah kejutan listrik dan melindungi peralatan dan
16
personel, Kabel tanah 20 kV digunakan untuk mentransmisikan energi listrik dengan
tegangan menengah dari stasiun distribusi ke pelanggan yang tersebar di area
perkotaan dan pedesaan. Sistem kerja yang baik dan pemeliharaan rutin diperlukan
untuk memastikan kabel tanah tersebut berfungsi dengan optimal dan menyediakan
pasokan listrik yang andal.
Jenis dan ukuran kabel yang biasa digunakan adalah Kabel XLPE (Cross-
Linked Polyethylene) dengan Ukuran Kabel: 25 mm² hingga 1000 mm² yaitu kabel:
XLPE Insulated Power Cable, Kabel PILC (Paper-Insulated Lead-Covered) dengan
ukuran Kabel: 25 mm² hingga 1000 mm² jenis Kabel: PILC (Paper-Insulated Lead-
Covered) Cable, Kabel EPR (Ethylene Propylene Rubber) dengan ukuran Kabel: 25
mm² hingga 1000 mm² jenis Kabel: EPR (Ethylene Propylene Rubber) Insulated
Power Cable, Kabel MI (Mineral Insulated) dengan ukuran Kabel: 25 mm² hingga
1000 mm² jenis Kabel: Mineral Insulated Cable, Kabel SF6 (Sulfur Hexafluoride)
dengan kuran Kabel: 25 mm² hingga 1000 mm² jenis Kabel: SF6 (Sulfur
Hexafluoride) Insulated Power Cable
17
3.2 Skematik dan Prinsip Kerja Sub-Sistem Yang Dihasilkan
18
mekanis. Kebocoran isolasi dapat menyebabkan hilangnya tegangan, hubungan arus
pendek, atau bahkan kegagalan isolasi yang dapat mengakibatkan gangguan listrik
atau bahaya kebakaran,
3. Kerusakan Fisik: Kabel tanah 20 kV dapat mengalami kerusakan fisik seperti
goresan, sobek, atau retak akibat aktivitas konstruksi, pengeboran tanah, atau
penanganan yang kasar. Kerusakan fisik ini dapat merusak isolasi dan mengurangi
daya tahan kabel terhadap kondisi lingkungan dan beban listrik,
4. Korosi: Kabel tanah 20 kV yang terkubur dalam tanah dapat mengalami korosi
akibat kelembaban, bahan kimia, atau kualitas tanah yang buruk. Korosi pada lapisan
pelindung atau konduktor dapat menyebabkan kerusakan struktural dan menurunkan
kinerja kabel,
5. Gangguan Elektromagnetik: Kabel tanah 20 kV dapat terkena gangguan
elektromagnetik eksternal seperti medan listrik atau medan magnet yang kuat dari
sumber-sumber eksternal. Gangguan ini dapat mempengaruhi kinerja kabel,
menyebabkan penurunan kualitas sinyal, atau interferensi pada sistem kabel lainnya,
6. Kelembaban dan Air Intrusi: Kelembaban atau penetrasi air ke dalam lapisan
isolasi kabel tanah 20 kV dapat menyebabkan penurunan daya isolasi, pembentukan
arus bocor, atau korosi pada komponen kabel. Hal ini dapat terjadi akibat kondisi
lingkungan yang lembab atau masalah kebocoran di sekitar instalasi kabel.
Pemeliharaan yang teratur, inspeksi, dan pemantauan kondisi kabel tanah 20
kV sangat penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan tersebut
sebelum mengakibatkan gangguan listrik atau bahaya lebih lanjut.
19
3.3.2 Gangguan yang terjadi pada Saluran Kabel Bawah Tegangan Menengah
(SKTM)
Dalam operasi sistem tenaga listrik terjadinya gangguan tidak dapat
dihindarkan termasuk pada jaringan Saluran Kabel Bawah Tegangan Menengah
(SKTM) . Gangguan pada SKTM bersifat permanen, artinya untuk membebaskannya
diperlukan tindakan perbaikan ataupun menyingkirkan gangguan tersebut yang
mengakibatkan pemutusan tertutup, Adapun gangguan tersebut dikarenakan adanya
kejadian secara acak dalam sistem yang dapat berupa berkurangnya kemampuan
peralatan, meningkatnya beban dan lepasnya peralatan-peralatan yang tersambung ke
sistem Saluran Kabel Bawah Tegangan Menengah (SKTM).
Adapun berbagai gangguan yang terjadi pada jaringan Saluran Kabel Bawah
Tegangan Menengah (SKTM) selama berlangsungnya kerja praktek diantaranya :
1. Gangguan pada sistem jointing
Beberapa gangguan yang umum terjadi pada sistem jointing kabel tanah
meliputi:
a. Kebocoran Isolasi: Jika proses jointing tidak dilakukan dengan benar, dapat
terjadi kebocoran pada lapisan isolasi kabel. Kebocoran isolasi dapat menyebabkan
arus bocor, penurunan tegangan, atau bahkan kegagalan isolasi yang dapat
mengganggu aliran listrik dan menyebabkan gangguan pada sistem.
b. Ketidakcocokan Mekanis: Jointing kabel tanah harus dilakukan dengan presisi
agar konektor dan komponen mekanis lainnya terpasang dengan baik. Jika terdapat
kesalahan atau ketidakcocokan dalam proses jointing, dapat menyebabkan kerusakan
fisik pada kabel, seperti retak atau sobek pada lapisan isolasi atau konduktor
c. Ketidakcocokan Termal: Kabel tanah dapat mengalami perubahan suhu yang
signifikan selama operasi. Jika jointing tidak mampu menangani perubahan suhu
dengan baik, dapat menyebabkan perubahan dimensi kabel yang dapat merusak
jointing atau mengganggu kontak listrik yang stabil.
d. Kontaminasi dan Korosi: Kontaminasi atau kehadiran bahan asing seperti debu,
kotoran, atau air pada area jointing dapat mengganggu kinerja kabel dan
menyebabkan korosi pada komponen jointing. Kontaminasi dan korosi dapat
20
mengurangi kemampuan jointing untuk menjaga integritas listrik dan dapat
menyebabkan penurunan kualitas sinyal.
e. Kekuatan Mekanis yang Tidak Memadai: Jointing kabel tanah harus mampu
menahan tekanan mekanis dan beban yang mungkin terjadi, seperti guncangan atau
getaran. Jika jointing tidak memiliki kekuatan mekanis yang memadai, dapat
menyebabkan kerusakan pada jointing dan dapat mengakibatkan kegagalan pada
sistem.
(a) (b)
2. Gangguan Terminating
Beberapa gangguan yang umum terjadi pada proses terminating kabel tanah
meliputi:
a.Kebocoran Isolasi: Jika proses terminating tidak dilakukan dengan benar,
dapat terjadi kebocoran pada lapisan isolasi kabel di area terminasi. Kebocoran isolasi
dapat menyebabkan hilangnya tegangan, arus bocor, atau bahkan kegagalan isolasi
yang dapat mengganggu aliran listrik dan mengurangi keandalan sistem.
21
b. Ketidakcocokan Mekanis: Terminating kabel tanah harus dilakukan dengan
presisi agar konektor dan komponen mekanis lainnya terpasang dengan baik. Jika
terjadi ketidakcocokan antara komponen atau kesalahan dalam proses terminating,
dapat menyebabkan kerusakan fisik pada kabel atau terminasi yang dapat
mengganggu aliran listrik dan integritas sinyal.
c. Ketidakcocokan Termal: Selama operasi, kabel tanah dapat mengalami
perubahan suhu yang signifikan. Jika terminating tidak mampu menangani perubahan
suhu dengan baik, dapat menyebabkan perubahan dimensi kabel atau terminasi yang
dapat merusak koneksi listrik yang stabil dan mengurangi keandalan sistem.
d. Kontaminasi dan Korosi: Kontaminasi atau kehadiran bahan asing seperti
debu, kotoran, atau air pada area terminating dapat mengganggu kinerja kabel dan
menyebabkan korosi pada komponen terminating. Kontaminasi dan korosi dapat
menyebabkan penurunan kualitas sinyal, kegagalan kontak listrik, atau bahkan
kerusakan pada kabel dan terminasi.
e. Ketidakcocokan Parameter Listrik: Terminating yang tidak sesuai dengan
parameter listrik yang tepat, seperti impedansi atau kapasitansi, dapat menyebabkan
gangguan pada transmisi sinyal atau timbulnya pantulan sinyal yang tidak diinginkan.
Untuk mencegah gangguan pada proses terminating kabel tanah 20 kV,
penting untuk menggunakan metode terminating yang sesuai dengan standar dan
panduan yang berlaku,
Pada dasarnya gangguan terminating dan jointing adalah sama, yang berbeda
hanya letaknya, jika gangguan jointing pada bagian kabelnya, maka terminating
terletak pada sambungan kepala atau ekor kabel.
22
gambar 3. 2 Gangguan akibat kebocoran kabel pada bagian terminasi kabel
3.3.3 Dampak yang terjadi akibat gangguan pada Saluran Kabel Bawah
Tegangan Menengah (SKTM)
Gangguan Jointing
Dengan adanya Gangguan akibat jointig/sambungan kabel, maka akan
berdampak terjadinya panas oleh arus yang terus mengalir pada sambungan kabel
tersebut dan mnyebabkan kabel/isolasi terbakar disebut Partial Discharge. Partial
discharge (PD) pada kabel tanah 20 kV merujuk pada fenomena kecilnya percikan
listrik yang terjadi di dalam isolasi kabel. Ini dapat terjadi akibat adanya
ketidaksempurnaan dalam isolasi atau kehadiran cacat kecil seperti gelembung udara,
ketidakmurnian material, atau ketidaksempurnaan konduktor. Partial discharge
biasanya terjadi pada tegangan yang lebih tinggi dari tegangan operasi normal kabel.
Beberapa hal yang perlu diketahui tentang partial discharge pada kabel tanah
20 kV adalah sebagai berikut:
a. Deteksi Partial Discharge: Partial discharge dapat dideteksi melalui penggunaan
peralatan khusus seperti pengukur partial discharge atau analiser frekuensi tinggi. Ini
memungkinkan operator untuk mengukur, menganalisis, dan memantau keberadaan
dan tingkat partial discharge dalam kabel.
23
b. Dampak Partial Discharge: Partial discharge dapat menyebabkan degradasi isolasi
kabel secara perlahan. Percikan listrik yang berulang dapat merusak isolasi dan
mempercepat penuaan kabel, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kegagalan
isolasi, penurunan kinerja kabel, atau bahkan gangguan listrik.
d.Identifikasi Cacat: Deteksi partial discharge dapat membantu dalam
mengidentifikasi lokasi dan sifat cacat dalam kabel. Ini membantu dalam pemantauan
kondisi kabel dan perencanaan pemeliharaan yang tepat untuk mencegah kegagalan
yang tidak terduga.
Penting untuk memiliki pemahaman yang baik tentang partial discharge dan
mengadopsi praktik pemeliharaan yang tepat untuk meminimalkan risiko kegagalan
isolasi dan menjaga kinerja optimal kabel tanah 20 kV.
Gangguan Terminasi
Sama halnya dengan jointing, gangguan terminasi juga terjadi pada bagian
sambungan kabel tanah, tetapi pada terminasi gangguan terjadi pada bagian terminasi
kabel, dimana terminasi adalah penyambungan kepala kabel SKTM dengan ekor
kabel SKTM yang berada pada tiang-tiang listrik atau berada di udara bukan didalam
tanah layaknya jointing, oleh karena itu gangguan terminating bias membahayakan
pengguna jalan dan orang sekitar, proses pencarian gangguan terminating juga tidak
sesulit pencarian ganguan jointing dikarenakan dapat terlihat oleh mata, juga
menggunakan alat temper yang di hubungkan pada setiap kabel phasa pada GH yang
terjadi gangguan lalu diberikan tegangan maka pada bagian kerusakana kabel akan
menimbulkan suara seperti ledakan kecil sehingga lebih mudah untuk ditemukan.
Terminasi yang tidak tepat atau rusak pada kabel tanah 20 kV dapat memiliki
beberapa dampak negatif pada sistem, termasuk:
24
a. Gangguan Aliran Listrik: Terminasi yang buruk atau cacat dapat
menyebabkan gangguan pada aliran listrik. Kontak yang tidak baik antara terminasi
dan kabel dapat menghasilkan resistansi tambahan, penurunan tegangan, dan
peningkatan panas yang dapat mempengaruhi kinerja sistem secara keseluruhan.
25
gambar 3. 3 Alat untuk melacak kabel SKTM yang rusak (Temper)
26
e. Gelombang sinyal elektromagnetik dari transmitter akan diterima oleh
receiver yang sudah terpasang pada Tracer untuk akuisisi data secara
tepat.
27
gambar 3. 5 Peralatan kerja dan bahan standar yang digunakan dalam teknik
penyambungan kabel
28
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Setelah memaparkan beberapa permasalahan dan pemecahan masalahnya di
bidang pemeliharaan jaringan Saluran Kabel Bawah Tegangan Menengah (SKTM)
yaitu masalah gangguan dan dampak yang ditimbulkannya, maka ada beberapa hal
yang perlu di garis bawahi. Hal-hal berikut ini merupakan kesimpulan yang diambil
dari proses pelaksanaan Magang yang dilaksanakan di PT. PLN (Persero) UP3 Banda
Aceh :
29
5. Pemecahan masalah gangguan pada Saluran Kabel Bawah Tegangan
Menengah (SKTM ) yaitu dengan melakukan pemeliharaan jaringan secara
berkala dan pengecekan terhadap material yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Paras Novinda Lidyaza, 2016 " Pemeliharaan Sistem Jaringan Distribusi Saluran Udara
Tegangan Menengah 20 Kv", Bandung., UNIVERSITAS TELKOM
Abrar Tanjung, ” Rekonfigurasi Sistem Distribusi 20 Kv Gardu Induk Teluk Lembu Dan
Pltmg Langgam Power Untuk Mengurangi Rugi Daya Dan Drop Tegangan”,
SainETIn., Vol. 11., No. 2., pp. 160 – 166., Juni 2014
Citra Afri Lestari” Analisis Keandalan Sistem Distribusi 20 kV dengan Metode FMEA
pada Penyulang Akasia dan Lele PT PLN (Persero) ULP Kota Barat”, SainETIn.,
Vol. 6 No. 1., pp. 1 – 7., Desember 2021
Renaldi Kusumah Pratama” Sistem Kerja Pelacakan Kabel Sistem Kerja Pelacakan
Kabel Bawah Tanah 20kv Dari Gardu Tembok Kmpb Menuju Kmrc Di Kemang
30
Pratama Kota Bekasi Menggunakan Tracer”, J.POLEKTRO., Vol.11, No.2.,
2022
31