Diajukan Oleh:
SAID FURQAN
2005041013
Said Furqan
2005042013
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MAGANG
Menyetujui:
Pembimbing Akademis, Pembimbing Lapangan,
Mengetahui:
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas
berkat Rahmat dan Hidayahn-Nya penulis dapat Menyusun dan
menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT.PLN (Persero)
UP3 Binjai
Laporan Praktik kerja Lapangan ini meupakan salah satu syarat yang
harus dipenuhi oleh setiap Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Medan dalam menyelesaikan program Pendidikan Diploma
(D3) Teknik Elektronika.
Laporan ini merupakan serangkaian dari hasil kegiatan yang telah penulis
laksanakan pada tanggal 9 Januari 2023 sampai dengan 10 Maret di
PT.PLN (Persero) UP3 Binjai dalam menyelesaikan dan menyusun
laporan ini penulis banyak memperoleh masukan dari berbagai pihak,
baik secara langsung maupun tidak langsung yang mana masukan
tersebut sangat membantu untuk membuat laporan ini menjadi
sempurna .
1. Orang tua dan keluarga sekitar yang mendoakan dan mendukung penulis
baik dalam bentuk moral dan materi selama kegiatan Praktik Kerja
Lapangan berlangsung.
2. Bapak Abdul Rahman, S.E, Ak, M.Si, selaku Direktur Politeknik Negeri
Medan.
3. Ibu Afritha Amelia S.T, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Medan.
11. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Teknik Elektronika yang telah
memberikan ilmu dan materi di dalam perkuliahan maupun di luar
perkuliahan.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kata sempurna, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan ini dimasa mendatang. Akhir kata penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan
dukungan dan bantuan baik selama kegiatan PKL hingga penulisan
laporan ini.
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ORISINALITAS..........................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Tempat dan Jadwal Pelaksanaan Magang.........................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................3
1.4 Manfaat.............................................................................................................3
1.5 Sistematika Laporan..........................................................................................4
BAB 2 PELAKSANAAN MAGANG.....................................................................6
2.1 Profil Perusahaan Tempat Magang...................................................................6
2.1.1 Sejarah PT PLN (Persero)..................................................................6
2.2 Sistem dan Alat Komponen pada Gardu Distribusi Jaringan Tegangan
Menengah...............................................................................................................16
2.2.1 Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah.......................................17
Halaman
Tabel 2.1 Alamat Kantor PLN Unit Layanan Pelanggan Se-Kota Binjai................9
Tabel 2.2 Ketentuan Jarak Aman instalasi Sesuai dengan Kondisi Lapangan
Pekerjaan...............................................................................................................39
Tabel 2.3 Dimensi Galian Tanam Langsung SKTM pada taman/tanah
biasa/berm jalan....................................................................................................40
Tabel 2.4 Dimensi Galian Tanam Langsung SKTM pada trotoar....................41
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. 1Kantor PLN UP3 Binjai.......................................................................2
Halaman
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
5) Menumbuhkan insiatif dan rasa percaya diri yang tinggi dalam diri
mahasiswa melalui penerapan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
di milikinya dalam menyelesaikan pekerjaan yang di dapatkan pada saat
praktik kerja lapangan .
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis mengulas tentang latar belakang masalah,
pelaksanaan magang, tujuan, manfaat, dan sistematika laporan magang.
LAMPIRAN
Lampiran memuat tabel, gambar, manual penggunaan alat dan hal-hal
lain yang perlu dilampirkan. Untuk memperjelas uraian dalam laporan
dan jika dicantumkan dalam tubuh laporan akan menggangu sistematika
laporan pembahasan. Selain itu lampiran juga berisi kelengkapan
administrasi magang berupa surat pengajuan permohonan magang, surat
jawaban dari instansi tempat magang, dan agenda kegiatan, serta surat
keterangan telah selesai melaksanakan magang.
BAB 2
PELAKSANAAN MAGANG
KANTOR ALAMAT
2.1.2.1 Visi
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul
dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani .
2.1.2.2 Misi
a) Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi
pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
b) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat
1. Bentuk Lambang
Pada sistem tenaga listrik yang besar, atau bilamana PTL, terletak jauh
dari pemakaian, maka energi listrik itu perlu diangkut melalui saluran
transmisi, dan tegangannya harus dinaikkan dari TM menjadi
tegangan tinggi (TT), atau tegangan ekstra tinggi (TET), menaikkan
tegangan dilakukan di gardu induk(GI), dengan menggunakan
transformator penaik tegangan (Step Up Transformator).
Teganggan tinggi di Indonesia adalah 70 kV, 150 kV, dan 275 kV.
Sedangkan tegangan ekstra tinggi 500 kV. Mendekati pusat pemakai
tenaga listrik, tegangan tinggi diturunkan menjadi tegangan menengah
(TM). Pada suatu GI dengan menggunakan transformator penurun
tegangan (step- down transformator).
Jarak aman adalah jarak antara bagian aktif/netral dari jaringan terhadap
benda-benda disekelilingnya baik secara mekanis atau elektromagnetis
yang tidak memberikan pengaruh membahayakan. Jarak aman minimal
adalah 60 cm kecuali terhadap jaringan telekomunikasi. Jarak aman
terhadap saluran telekomunikasi minimal 2,5 meter.
Gambar 2. 7 Saluran Udara Tegangan Menengah
b. Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah
Konstruksi SKTM ini adalah konstruksi yang aman dan andal untuk
mendistribusikan tenaga listrik tegangan menengah, tetapi relatif lebih
mahal untuk penyaluran daya yang sama. Keadaan ini dimungkinkan
dengan konstruksi isolasi penghantar per fasa dan pelindung mekanis
yang dipersyaratkan. Pada rentang biaya yang diperlukan, konstruksi
ditanam langsung adalah termurah bila dibandingkan dengan penggunaan
konduit atau bahkan tunneling (terowongan beton).
1.
2.
2.1.
2.2.
2.2.1.
a. Jaringan Radial
Sistem distribusi dengan pola Radial adalah sistem distribusi yang paling
sederhana dan ekonomis. Pada sistem ini terdapat beberapa penyulang
yang menyuplai beberapa gardu distribusi tetapi penyulang ini tidak
saling berhubungan. Kerugian tipe jaringan ini apabila jalur utama
pasokan terputus maka seluruh penyulang akan padam. Kerugian lain
mutu tegangan pada gardu distribusi yang paling akhir kurang baik, hal
ini dikarenakan besarnya rugi-rugi pada saluran.
Gambar 2. 10 Konfigurasi Jaringan Radial
b. Jaringan Spindle
Sistem spindle adalah suatu pola konfigurasi jaringan dari pola radial dan
ring. Spindle terdiri dari beberapa penyulang (feeder) yang tegangannya
diberikan dari gardu induk dan tegangan tersebut berakhir pada gardu
hubung (GH). Pada sebuah spindle biasanya terdiri dari beberapa
penyulang aktif dan sebuah penyulang cadangan (express) yang akan
dihubungkan melalui gardu hubung.
yang di-ijinkan tidak boleh lebih dari 5% (ΔV ≥ 5%). Secara umum ΔV
dibatasi sampai dengan 3,5%
2.2.3.2 Tiang
Tiang berfungsi sebagai penyangga kawat agar berada di atas tiang
dengan jarak aman sesuai dengan ketentuan. Terbuat dari bahan yang
kuat yang mampu menahan beban tarik maupun beban tekan yang
berasal dari kawat penghantar ataupun tekanan angin.
b) Tiang Besi
Tiang besi adalah jenis tiang yang terbuat dari pipa besi yang
disambungkan hingga diperoleh kekuatan beban tertentu sesuai
kebutuhan. Walaupun lebih mahal, pilihan tiang besi untuk area/wilayah
tertentu masih diizinkan karena bobotnya lebih ringan dibandingkan
dengan tiang beton. Pilihan utama juga dimungkinkan bilamana total
biaya material dan transportasi lebih murah dibandingkan dengan tiang
beton akibat diwilayah tersebut belum ada pabrik tiang beton.
c) Tiang Beton
Untuk kekuatan sama, pilihan tiang jenis ini dianjurkan digunakan di
seluruh PLN karena lebih murah dibandingkan dengan jenis konstruksi
tiang lainnya termasuk terhadap kemungkinan penggunaaan konstruksi
rangkaian besi profil.
Setelah tegangan surja itu hilang maka lightning arrester harus dengan
cepat kembali berlaku sebagai isolator, sehingga pemutus tenaga (PMT)
tidak sempat membuka.Pada kondisi yang normal (tidak terkena petir),
arus bocor lightning arrester tidak boleh melebihi 2 mA. Apabila
melebihi angka tersebut, berarti kemungkinan besar lightning arrester
mengalami kerusakan.
Sedangkan saat gangguan permanen pada HUTM maka recloser akan trip
dan menutup kembali tetapi karena gangguan masih ada maka recloser
trip kembali dan tidak akan bisa menutup lagi sampai gangguan
dihilangkan, saat gangguan sudah hilang maka recloser perlu direset
secara manual.
Gambar 2. 26 Recloser
2.2.3.8 Load Break Switch (LBS)
Load Break Switch (LBS) atau saklar pemutus beban adalah peralatan
hubung yang digunakan sebagai pemisah atau pemutus tenaga pada
beban nominal. Proses pemutusan atau pelepasan jaringan dapat dilihat
dengan mata telanjang dan tidak dapat terlepas secara otomatis saat
terjadi gangguan, dibuka atau ditutupnya hanya untuk memanipulasi
beban.
Gambar 2. 27 Load Break Switch (LBS)
2.2.3.9 Transformator Distribusi Fase 3
Untuk transformator fase tiga , merujuk pada SPLN, ada tiga tipe vektor
grup yang digunakan oleh PLN, yaitu Yzn5, Dyn5 dan Ynyn0. Titik
netral langsung dihubungkan dengan tanah. Untuk konstruksi, peralatan
transformator distribusi sepenuhnya harus merujuk pada SPLN D3.002-
1: 2007.
Mccb dapat trip, turun, atau bahasa lainyan gejepret bila terdapat
konsleting ataupun kelebihan pemakaian pada aliran listrik tersebut.
Bila mccb tersebut sudah trip kita dapat menaikan atau menormalkanya
kembali dengan cara di turunkan dulu tuasnya hingga sampai bawah
mentok dan kita tekan keatas lagi hingga mentok tuasnya.
Gambar 2. 31 MCCB
2.3 Konstruksi Pembangunan Saluran Kabel Tanam Tegangan
Menengah 20 Kv
a. Lintasan Crossing
b. Jembatan Kabel
c. Pembersihan rencana jalur kabel
d. Rambu-rambu K3
e. Peralatan kerja serta rol kabel
Menaikan haspel kabel keatas truk harus dengan fork lift, crane
ataupun Derek bermotor. Didalam truk haspel harus diganjal dan
diikat agar tidak menggelinding. Cara lain untuk pengangkutan
adalah dengan menggunakan “trailer” kabel yang ditarik oleh mobil.
Kemampuan peralatan atau kendaraan yang digunakan harus sesuai
dengan berat kabel.
c. Kabel dilepas dari rol haspelnya, ditarik dan digelar secara hati – hati
jangan sampai melilit dan menyatu, dsb.
d. Kabel ditarik dengan tangan oleh pekerja–pekerja yang berdiri dengan
jarak yang teratur sepanjang penggalian (1 orang, 1 roller, setiap kurang
lebih 5 m).
Pada tiap jarak sejauh-jauhnya 30meter jalur kabel harus diberi patok
tanda kabel. Khusus untuk trotoar, tidak diperkenankan pemasangan
patok kabel tetapi cukup pelat beton mendatar yang dipasang sesuai
permukaan trotoar. Pada tiap tiap sambungan kabel juga diberi tanda
patok sambungan kabel (jointing).
3.1 Simpulan
Pemasangan kabel SKTM harus dilakukan oleh tenaga ahli yang terlatih dan
bersertifikasi. Hal ini diperlukan agar proses pemasangan kabel dapat dilakukan
dengan aman dan sesuai dengan standar keselamatan listrik.
Tahapan pemasangan kabel SKTM harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan. Tahapan-tahapan tersebut meliputi
pemotongan kabel, pengupasan isolasi, penghubungan kabel, pemasangan
aksesoris dan perlengkapan listrik, serta pengujian sistem.
Perawatan dan pemeliharaan kabel SKTM harus dilakukan secara berkala. Hal ini
bertujuan untuk memastikan kabel tetap berfungsi dengan baik dan aman dalam
jangka panjang.
pemasangan kabel SKTM adalah proses yang sangat penting dalam memastikan
distribusi listrik yang aman dan efisien di suatu wilayah. Oleh karena itu, proses
ini harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan, serta dilakukan oleh tenaga ahli yang terlatih dan bersertifikasi.
3.2 Saran
,Purwokerto.
Wahyullah, 2011, Pemeliharaan Jaringan Distribusi, Fakultas
Teknik Universitas Negeri Makassar.
LAMPIRAN