NIM. 19612046
Laporan Kerja Praktik Lapangan ini telah diterima, disetujui dan disahkan menjadi
syarat menyelesaikan mata kuliah Praktik Kerja Lapangan
Disahkan Oleh:
Pembimbing PKL
Rusda,ST.,MT.
NIP. 197005271996012001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro Koordinator Program Studi Teknik
Listrik DIII
Ir. Khairuddin Karim, S.T., M.T. Hj. Verra Aullia, S. T., M.T.
NIP. 196809231995121001 NIP. 197804132002122001
i
Pernyataan Penulis
Laporan Praktik Kerja Lapangan
Dengan ini menyatakan bahwa laporan Praktik Kerja Lapangan ini adalah hasil
karya saya sendiri dan tidak ada pekerjaan orang lain yang saya gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Jika di kemudian hari terbukti ditemukan unsur plagiarism dalam laporan Praktik
Kerja Lapangan ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan.
Shevchenko Yeheskiel
Nim 19612046
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah
memberikan kesehatan dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
laporan praktik kerja lapangan (PKL) yang penulis laksanakan mulai tanggal 9 Agustus
sampai dengan 9 September di PLN-T ULP Bontang Kota
Tujuan dari penulisan laporan ini merupakan salah satu persyaratan akademis
yang harus dilaksanakan setiap mahasiswa jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri
Samarinda.
Dengan selesainya PKL yang mana penulis telah mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Khairuddin Karim, S.T., MT selaku ketua jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Samarinda.
2. Ibu Hj. Verra Aullia, S.T., M.T. selaku ketua Program Studi Diploma III
Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Samarinda.
3. Ibu Rusda,ST.,MT selaku Dosen Pembimbing Praktik Kerja Lapangan.
4. Staff dan Karyawan PLN-T Bontang.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan semoga Allah Subhanahu Wata’ala melimpahkan KaruniaNya
dalam setiap amal kebaikan kita.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
4.1 Pengukuran Tahanan Isolasi .............................................................................. 23
4.2 Jenis Megger ...................................................................................................... 24
4.3 Rangkaian Percobaan ........................................................................................ 24
4.4 Identifikasi Kendala Yang Dihadapi ................................................................. 27
BAB V Penutup .......................................................................................................... 28
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 28
5.2 Saran .................................................................................................................. 28
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 29
LAMPIRAN ................................................................................................................ 30
LEMBAR PENGESAHAN II ..................................................................................... 30
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Single Line Wilayah Kerja PT PLN ULP Bontang ............................... 9
Gambar 2.2 Logo PT PLN (PERSERO) ................................................................. 10
Gambar 2.3 Bidang Persegi Panjang Vertikal ......................................................... 10
Gambar 2.4 Petir Atau Kilat ................................................................................... 11
Gambar 2.5 Tiga Gelombang .................................................................................. 11
Gambar 2.6 Struktur Organisasi PT PLN-T Bontang ............................................. 12
Gambar 3.1 Transformator ...................................................................................... 13
Gambar 3.3.1a Inti Besi .......................................................................................... 16
Gambar 3.3.1b Kumparan Transformator ............................................................... 17
Gambar 3.3.1e Bushing ........................................................................................... 18
Gambar 3.3.1f Konservator ..................................................................................... 19
Gambar 4.3a Rangkaian mengukur tahanan isolasi primer .................................... 24
Gambar 4.3b Rangkaian mengukur tahanan isolasi sekunder ................................ 25
Gambar 4.3c Rangkaian mengukur tahanan isolasi primer sekunder ..................... 25
vi
DAFTAR TABLE
vii
BAB 1
Pendahuluan
1
PKL secara umum adalah dua bulan. Maksud dan tujuan diadakannya program Praktek
Kerja Lapangan di PT PLN-T ULP Bontang Kota adalah:
1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia bagi calon tenaga kerja yang
mandiri dan profesional
2. Membentuk diri bagi lulusan perguruan tinggi agar siap dalam menghadapi
dunia kerja
Adapun persyaran yang harus dipenuhi untuk mengikuti program praktik kerja
lapangan adalah sebagai berikut;
1. Dapat diikuti oleh semua mahasiswa dari semua program studi dengan
melalui seleksi
2. Mendapat izin pimpinan perguran tinggi dan orang tua
3. Minimal duduk di semester 4
4. Memiliki motivasi yang tinggi, ketekunan, dan mental yang baik
5. Memiliki etos kerja dan mampu bersosialisasidalam suatu organisasi/dunia
kerja
6. Mentaati peraturan yang berlaku di perusahaan tempat berkerja.
Dengan adanya program Prraktik Kerja Lapangan ini mendatangkan banyak
manfaar diantaranya :
1. Perusahaan:
a. Mempermudah perusahaan dalam merekrut calin tenaga kerja yang
profesional.
b. Membantu perusahaan dalam meningkatkan mutu karyawan.
c. Menghemat dana untuk pengembangan Sumber Daya Manusia.
d. Membina hubungan Kerjasama antara perguruan tinggi dan perusahaan
2. Perguruan Tinggi
a. Meningkatkan kemampuan Tenaha pengajar agar memberikan kuliah
yang lebih relevan dengan dunia kerja disamping mutu akademiknya.
b. Menyesuaikan metode dan kurikulum agar lebih relevan dengan dunia
kerja.
2
c. Membina hubungan kemitraan antara perguruan tinggi dan perusahaan
dalam saran dan prasarana pendidikan.
d. Memberikan kemampuan dasar kepada mahasiswa dalam
menyesuaikan diri dengan dunia kerja.
e. Meningkatkan kualitas program praktik kerja lapangan para lulusannya.
3. Mahasiswa :
a. Mempunyai pengalaman kerja di perusahaan.
b. Memperoleh keterampilan mungukur tahanan isolasi dengan
insulation tester.
c. Memperoleh Ilmu K3 Listrik dalam bekerja.
d. Memperoleh pengalaman bekerjasama dalam tim kerja nyata.
e. Memperoleh keterampilan untuk memelihara Gardu Distribusi sesuai
dengan SOP.
f. Memperoleh keterampilan dalam memasang sistem grounding.
g. Memperoleh pengetahuan tentang fungsi dan nama bahan yang
digunakan dalam kelistrikan,
3
BAB II : Berisi tentang Sejarah Perusahaan, Profil Perusahaan, Wilayah Kerja, Visi
dan Misi dari Perusahaan, Logo Perusahaan, Struktur Organisasi Perusahaan,
Lokasi Perusahaan.
BAB III : Berisi tentang Landasan-landasan Teori tentang Transformator
BAB IV : Berisi tentang Pembahasan dalam Pengukuran Tahanan Isolasi
BAB V : Berisi tentang Kesimpulan dan Saran
4
BAB II
Tinjauan Umum Perusahaan
Kelistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, pada saat beberapa
perusahaan Belanda antara gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit tenaga listrik
untuk keperluan sendiri. Kelistrikan untuk kemanfaatan umum mulai ada pada saat
perusahaan swasta Belanda yaitu NV NIGN yang semula bergerak dibidang gas
memperluas usahanya dibidang listrik untuk kemanfaatan umum. Pada tahun 1927
Pemerintah Belanda membentuk S’Lands Waterkrach Bedrijven (LB) yaitu
perusahaan listrik Negara yang mengelola PLTA Plengan, PLTA Lamajan Bangkok
Dago, PLTA dan Kracak di Jawa Barat, PLTA Giringan di Madiun, PLTA Tes di
Bengkulu, PLTA Tonsea Lama di Sulawesi Utara dan PLTU di Jakarta. Selain itu di
beberapa Kotapraja dibentuk perusahaan-perusahaan Listrik Kotapraja.
Dengan menyerahnya pemerintah Belanda kepada Jepang dalam Perang Dunia
II maka Indonesia dikuasai Jepang, oleh karena itu perusahaan listrik dan gas yang ada
diambil oleh Jepang dan semua personil dalam perusahaan listrik tersebut diambil alih
oleh orang-orang Jepang. Dengan jatuhnya Jepang ketangan sekutu dan
diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, maka
kesempatan yang baik dimanfaatkan oleh pemuda serta buruh listrik dan gas untuk
mengambil alih perusahaan - perusahaan listrik dan gas yang dikuasai Jepang.
Setelah berhasil merebut perusahaan listrik dan gas dari tangan kekuasaan
Jepang, kemudian pada bulan September 1945, Delegasi dari Buruh / Pegawai Listrik
dan Gas diketuai oleh Kobarsjih menghadap pimpinan KNI Pusat yang waktu diketuai
oleh Mr. Kasman Singodimejo untuk melaporkan hasil perjuangan mereka.
Selanjutnya delegasi Kobarsjih bersama-sama dengan pimpinan KNPI Pusat
menghadap Presiden Soekarno, untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan listrik dan
5
gas kepada pemerintah Republik Indonesia. Penyerahan tersebut diterima oleh
Presiden Soekarno dan kemudian dengan Penetapan Pemerintah tahun 1945 No.1
tertanggal 27 Oktober 1945 dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas dibawah Departemen
Pekerjaan Umum dan Tenaga.
Dengan adanya Agresi Belanda I dan II sebagian besar perusahaan-perusahaan
listrik dikuasai kembali oleh Pemerintah Belanda atau pemiliknya semula. Pegawai-
pegawai yang tidak mau bekerjasama kemudian mengungsi dan menggabungkan diri
pada kantor-kantor Jawatan Listrik dan Gas di daerah-daerah Republik Indonesia yang
bukan daerah pendudukan Belanda untuk meneruskan perjuangan. Para pemuda
kemudian mengajukan mosi yang dikenal dengan Mosi Kobarsjih tentang
Nasionalisasi Perusahaan Listrik dan Gas Swasta kepada pemerintah selanjutnya
kristalisasi dari semangat dan jiwa mosi tersebut tertuang dalam ketetapan Parlemen
RI No. 163 tanggal 3 Oktober 1953 tentang Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik
bangsa asing di Indonesia, jika waktu konsesinya habis.
Sejalan dengan meningkatnya perjuangan bangsa Indonesia untuk
membebaskan Irian Jaya dari cengkeraman penjajah Belanda maka dikeluarkan
Undang-undang Nomor 86 tahun 1958 tertanggal 27 Desember 1958 tentang
Nasionalisasi semua perusahaan Belanda dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun
1958 tentang Nasionalisasi listrik dan gas milik belanda. Dengan Undang-Undang
tersebut, maka seluruh perusahaan listrik Belanda berada ditangan Bangsa Indonesia.
Sejarah ketenagalistrikan di Indonesia mengalami pasang surut sejalan dengan
pasang surutnya perjuangan bangsa. Tanggal 27 Oktober 1945 kemudian dikenal
sebagai Hari Listrik dan Gas, hari tersebut telah diperingati untuk pertama kalinya
pada tanggal 27 Oktober 1945 bertempat di Gedung Badan Pekerja Komite Nasional
Indonesia Pusat (BPKNIP) Yogyakarta. Penetapan secara resmi tanggal 27 Oktober
1945 sebagai Hari Listrik dan Gas berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
dan Tenaga, Nomor 20 tahun 1960. Namun kemudian berdasarkan Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum dan Tenaga listrik Nomor: 235/KPTS/1975 tanggal 30 September
1975 peringatan Hari Listrik dan Gas yang digabung dengan Hari Kebaktian Pekerjaan
6
Umum dan Tenaga Listrik jatuh pada tanggal 3 Desember. Mengingat pentingnya
semangat dan nilai-nilai Hari Listrik, maka berdasarkan Keputusan Menteri
Pertambangan dan Energi Nomor: 1134.K/MPE/1992 tanggal 31 Agustus ditetapkan
tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik Nasional.
Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk
bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan di atas,
pada bulan Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero).
Tahun 2003 ditandai dua tantangan besar yang harus dihadapi PLN selaku
perusahaan terbesar di bisnis kelistrikan di Indonesia. Pertama, membaiknya
perekonomian nasional yang memberikan dampak membaiknya pertumbuhan
ketenagalistrikan di Indonesia. Kedua, diberlakukannya UU No. 20 tahun 2002 yang
merubah lingkungan bisnis kelistrikan menjadi sarat dengan kompetisi.
Membaiknya perekonomian nasional merupakan tantangan bagi PLN untuk
bangkit kembali setelah tahun-tahun sebelumnya menghadapi krisis yang
berkepanjangan. Sedang, lingkungan bisnis yang sarat dengan kompetisi akan
merupakan tantangan bagi PLN sebagai perusahaan yang sebelumnya merupakan
perusahaan monopoli untuk menjadi hanya sebagai salah satu pemain dalam bisnis
kelistrikan.
Kedua tantangan tersebut harus dapat dijawab PLN agar visi perusahaan untuk
menjadi perusahaan kelas dunia dapat terwujud. Untuk itu, upaya-upaya berupa
kegiatan-kegiatan korporat yang bernuansa optimisme di seluruh jajaran perusahaan
sedang dan terus dilaksanakan.
Pelaksanaan program Restrukturisasi Korporat dan Road Map Perusahaan
merupakan usaha yang dilakukan perusahaan untuk menuju PLN baru, yaitu PLN yang
mampu menghadapi perubahan lingkungan usaha. Buku Pedoman Good Corporate
Government sebagai komitmen perusahaan telah dibuat utuk menjadi acuan bagi
Komisaris, Direksi dan seluruh manajemen PLN dalam mengelola perusahaan, baik
dalam pembangunan struktur maupun dalam mengembangkan proses bisnis.Good
7
Corporate Government yang berdasarkan kaidah transparansi, kemandirian,
akuntabilitas, responsibilitas serta kewajaran akan meningkatkan kinerja dan citra
positif bagi perusahaan.
Upaya untuk meningkatkan investasi sarana penyediaan tenaga listrik dan
pelayanan kepada pelanggan, yang merupakan usaha untuk tetap dapat
mempertahankan dan melaksanakan tanggung jawab PLN dalam menjamin
kelangsungan penyediaan tenaga listrik bagi masyarakat, akan terus ditingkatkan.
Upaya peningkatan kemampuan perusahaan tersebut diharapkan akan memberikan
nilai tambah bagi pelanggan, perusahaan dan pemegang saham. Suksesnya
penyelesaian semua agenda korporat di atas, pada akhirnya akan memastikan PLN
sebagai perusahaan terkemuka untuk mencapai posisi siap tinggal landas menggapai
gemerlap di tahun-tahun mendatang menjadi perusahaan kelas dunia selamanya.
PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan (PT PLN-T) adalah salah satu Anak
Perusahaan PT PLN (Persero) berkedudukan di Tarakan, dibentuk berdasarkan Surat
Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 258-1/010/DIR/2003 tanggal 17 Oktober
2003 dan disahkan berdasarkan Akta Notaris H Haryanto SH, MBA No. 18 tanggal 15
Desember 2003. Sebelum berubah status menjadi Anak Perusahaan, PT PLN Tarakan
berada di bawah struktur organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Selatan,
Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur yang berkedudukan di Banjar Baru.
Sejak 15 Desember 2013 s.d Tahun 2016 PLN-T mengelola kelistrikan di Pulau
Tarakan secara terintegrasi meliputi : Penyediaan Energi Primer (Gas Alam & HSD),
Pembangkitan Energi Listrik (PLTD, PLTMG, PLTG dan PLTU), Pendistribusian
Energi Listrik (Tegangan Menengah/TM 20 kV dan Tegangan Rendah/TR 220 Volt),
dan Pelayanan Pelanggan. Sejak 01 Januari 2017, PLN-T berubah bisnisnya menjadi
penyedia Jasa Operasi dan Pemeliharaan Transmisi, Distribusi, Pembangkitan dan
Kawasan Industri
8
2.3 Wilayah Kerja P.T PLN ULP Bontang Kota
Adupun wilayah kerja untuk PLN-T ULP Bontan Kota dapat dilihat pada
Gambar 2.1 sebagai berikut:
Gambar 2.1 Single Line Wilayah Kerja P.T PLN ULP Bontang Kota [2]
2.4.1 Visi
Menjadi penyedia jasa operasi dan pemeliharaan pembangkit, transmisi dan
distribusi serta penyedia tenaga listrik yang terpercaya dan terbaik di indonesia
2.4.2 Misi
• Mendukung program pemerintah dalam merealisasikan penyediaan
Listrik Nasional dan pelayanan dalam bidang kelistrikan yang andal
dan berkualitas
• Menjadikan penyedia jasa operasi dan pemeliharaan pembangkit,
transmisi dan distribusi, di Indonesia Timur
• Menciptakan lapangan kerja dan menjadi wadah penyedia tenaga
ahli operasi dan pemeliharaan pembangkit yang profesional
9
2.5 Logo Perusahan
a. Bentuk Lambang
Bentuk, warna dan makna lambang perusahaan resmi yang digunakan adalah
sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum
Listrik Negara No: 031/DIR/76 Tanggal: 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang
Perusahaan Umum Listrik Negara.
10
tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.
• Petir atau kilat
• Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha
utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang
seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT. PLN (PERSERO) guna memberikan
11
layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan
konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam
kehidupan manusia. Di samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki
insan – insan perusahaan dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.
PLN ULP Bontang Kota terletak di Jl. Mayor jenderal DI Panjaitan, Gg Piano
VII, kelurahan Bontang Baru, kecamatan Bontang Utara, Kota Bontang, Kalimantan
Timur 75313
12
BAB III
Landasan Teori
3.1 Transformator
Transformator terdiri atas dua buah kumparan ( primer dan sekunder ) yang
bersifat Induktif. Kedua kumparan itu terpisah secara elektrik namun berhubungan
secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi ( reluctance) rendah. Apabila
kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik akan muncul di
dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup
maka mengalirlah arus primer. Akibatnya adanya fluks di kumparan primer maka di
kumparan primer terjadi induksi sendiri (self induction) dan terjadi pula induksi di
kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut
sebagai induksi bersama ( mutual induction ) yang menyebabkan timbulnya fluks
magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus sekunder jika pada rangkaian
sekunder diberikan beban, sehingga energi listrik dapat difransfer keseluruhan ( secara
magnetisme ).
13
𝒅
e=N
𝒅𝒕
Dimana :
N = jumlah lilitan
𝒅
= perubahan fluks magnit
𝒅𝒕
Lilitan primer (N1) dan lilitan sekunder (N2), maka berdasarkan hukum faraday
pada masing-masing lilitan tersebut akan membangkitkan ggl induksi E1. Besarnya ggl
induksi E1 dan E2 :
E1= 4,44 f N1 φm
E2= 4,44 f N2 φm
a = E1 / E2 = N1/N2
14
• Transformator pengukuran
A. Inti Besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang
berisolasi, untuk mengurangi panas ( sebagai rugi-rugi besi ) yang ditimbulkan oleh
arus eddy ( Eddy Current )
15
Kumparan tersebut berisolasi baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain
dengan isolasi padat seperti- karton, pertinax, dan lain-lain.
Umumnya pada trafo terdapat kumparan primer dan kumparan sekunder. Bila
kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolak-balik maka pada kumparan
tersebut timpul fluksi. Fluksi ini akan menginduksikan tegangan, dan bila pada
rangkaian sekunder tertutup (bila ada rangkaian beban) makan akan menghasilkan arus
pada kumparan ini. Jaid kumparan sebagai alat transfortasi tegangan dan arus.
C. Kumpuran Tertier
Fungsi kumparan tertier diperlukan adalah untuk memperoleh tegangan tertier
atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu
dihubungkan delta atau segitiga. Kumpuran tertier sering digunakan juga untuk
penyambungan peralatan bantu seperti kondensor synchrone, kapasitor shunt dan
reactor shunt, namun demikian tidak semua transformator daya mempunyai tertier.
D. Minyak Transformator
Minyak transformator disini berfungsi sebagai pengisolasi (isolator) dan
pendingin. Minyak sebagai isolator berfungsi mengisolasi kumparan didalam
transformator supaya tidak terjadi loncatan bunga api listrik akibat tegangan tinggi.
16
Minyak sebagai pendingin berfungsi mengambil panas yang ditimbulkan saat
transformator berbeban lalu melepaskannya dan melindungi komponen didalamnya
terhadap oksidasi dan korosi.
Minyak transformator harus memenuhi persyaratan, yaitu :
1. Kekuatan isolasi tinggi.
2. Penyaluran panas yang baik, berat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel
dalam minyak dapat mengendap dengan cepat.
3. Viskositas yang rendah, agar lebih mudah bersikulasi dan memiliki
kemampuan pendinginan menjadi lebih baik.
4. Titik nyala yang tinggi dan tidak mudah menguap yang dapat menimbulkan
bahaya.
5. Tidak merusak bahan isolasi padat.
6. Sifat kimia yang stabil.
E. Bushing
Hubungan antara transformator ke jaringan luar melalui sebuah bushing yaitu
sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang sekaligus berfungsi sebagai
penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki transformator.
17
F. Tangki dan konservator
Pada umumnya bagian-bagian transformator yang terendam minyak trafo
ditempatkan didalam tangki. Untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki
dilengkapi dengan konservator.
Terdapat beberapa jenis tangki, diantaranya adalah :
1. Jenis sirip (Tank Corrugated) badan tangka terbuat dari plat baja bercanai
dingin yang menjalani penekuk, pemotongan dan proses pengelasan
otomatis, untuk membentuk badan badan tangki bersirip dengan siripnya
berfungsi sebagai radiator pendinginan dan alat bernapas pada saat yang
sama. Tutup dan dasar tangki terbuat dari plat baja bercanai panas yang
kemudian dilas sambung kepada badan tangki bersirip membentuk tangki
corrugated in. Umumnya transformator dibawah 400 KVA dibuat dengan
tangki corrugated.
2. Jenis tangki Conventional Beradiator, jenis tangka terdiri dari badan tangki
dan tutup yang terbuat dari mild steel plate (plat baja bercenai panas) ditekuk
dan dilas untuk dibangun sesuai dimensi yang di inginkan, sedangkan radiator
jenis panel terbuat dari plat baja bercenai dingin (cold rolled steel sheet) .
Transformator ini umumnya dilengkapi dengan konservator.
3. Hermatically Sealed Tank With N2 Cushined, tipe tangki ini sama dengan jenis
conventional tetapi diatas permukaan minyak terdapat gas nitrogen untuk
mencegah kontak antara minyak dengan udara luar.
18
Gambar 3.3.1f Konservator [5]
a. Pengujian Rutin
b. Pengujian Jenis
c. Pengujian Khusus
19
2. Pengujan ketahanan tegangan impuls
3. Pengujian dielektrik
Pengukuran tahahan isolasi belitan trafo ialah proses pengukuran dengan suatu
alat ukur Insulation Tester (megger) untuk memperoleh hasil (nilai/besaran) tahanan
isolasi belitan/kumparan trafo tenaga antara bagian yang diberi tegangan (fasa)
terhadap badan (case) maupun antara belitan primer, sekunder dan tertier (bila ada).
Pada dasarnya pengukuran tahanan isolasi belitan trafo adalah untuk mengetahui besar
(nilai) kebocoran arus (leakage current) yang terjadi pada isolasi belitan atau kumparan
primer, sekunder atau tertier. Kebocoran arus yang menembus isolasi peralatan listrik
memang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, salah satu cara meyakinkan bahwa
trafo cukup aman untuk diberi tegangan adalah dengan mengukur tahanan isolasinya.
Kebocoran arus yang memenuhi ketentuan yang ditetapkan akan memberikan jaminan
bagi trafo itu sendiri sehingga terhindar dari kegagalan isolasi.
20
Tabel 3.5 Tegangan Test Untuk Tiap-Tiap Tegangan Kerja
1.2 1000
Nilai minimun Insulation resistance (IR) dalam satu menit untuk transformator
didapat dari hubungan berikut :
IRmin = C x E/(KVA)
Dimana :
21
• phasa A - phasa B
• phasa B – phasa C
• phasa A – phasa C
b. Trannsformator 1 phasa
• phasa a - phasa b
• phasa b - phasa c
• phasa a – phasa c
22
BAB IV
Pembahasan
Mengetahui besarnya tahanan isolasi dari suatu peralatan listrik merupakan hal
yang penting untuk menentukan apakah peralatan tersebut dapat di opreasikan dengan
aman.
Secara umum jika akan mengoperasikan peralatan tenaga listrik seperti
generator, transformator dan motor, sebaiknya terlebih dahulu memeriksa tahanan
isolasinya, tidak peduli apakah alat tersebut baru atau lama tidak dipakai.
Untuk mengukur tahanan isolasi digunakan Insulation Tester (Megger). Isolasi
yang dimaksud adalah isolasi antara bagian yang bertegangan dengan bertegangan
maupun dengan bagian yang tidak bertegangan seperti body/ground. Oleh karna sebab
itu sebelum pelaksanaan pengukuran dengan megger titik netral trafo ke tanah harus
dilepas.
Megger juga dapat mengukur tahanan isolasi minyak trafo. Megger tahanan
isolasi minyak trafo terhadap body trafo prinsipnya sama dengan mengukur tahanan
isolasi pada belitan trafo
Satuan dari nilai tahanan isolasi merupakan satuan tahanan (resistansi) yaitu
ohm, Kilo ohm, Mega ohm, Giga ohm, atau infinity (tak terhingga). Lebih besar nilai
tahanan isolasinya suatu peralatan akan lebih baik.
Secara umum ketahanan isolasi minimum yang aman bagi suatu peralatan adalah
100 kali dari tegangan kerjanya. Jadi bila suatu peralatan beroprasi 20 KV, maka
tahanan isolasi minimum adalah 2000 MΩ.
23
4.2 Jenis Megger
24
➢ Mengukur Tahanan isolasi sekunder pada trafo terhadap body trafo
Gambar 4.3b Rangkaian pengukuran tahanan isolasi sekunder pada trafo terhadap
body trafo [1]
25
4.3.1 Data percobaan
Data percobaan pada trafo dalam keadaan gangguan.
Tahanan
NO Terminal (MΩ)
4.3.2 Perhitungan
Menurut rumus nilai tahanan isolasi yaitu :
𝐶𝐸
IR =
√𝐾𝑉𝐴
Maka,
Dik : E = 6.600 V
KVA = 3.500 V
C = 1,5
Dit : IR = ….?
Jawab :
𝐶𝐸
IR =
√𝐾𝑉𝐴
1,5 𝑋 6600
IR =
√3500
IR = 167, 34
26
4.4 Identifikasi Kendala Yang Dihadapi
27
BAB V
Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
29
LAMPIRAN
LEMBAR PENGESAHAN II
Laporan Praktik Kerja Lapangan
PT PLN-T Bontang
Disusun Oleh :
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini telah diterima dan disahkan untuk
memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan progam pendidikan Diploma III di
Politeknik Negeri Samarinda.
Pembimbing
Praktik Kerja Lapangan
Budiman
NIP.811259BLT
30
Proses Mengukur Tahanan Isolasi menggunakan Megger
31
Poses Mengukur Tahanan Isolasi menggunakan Megger
32
Foto Bersama Pembimbing lapangan serta supervisor dan koordinator Yantek
33