i
HALAMAN PENGESAHAN
NIM 321 19 002, Nadiah Orhaq Umar NIM 321 19 020, dan Agus Suharyanto
Telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Diploma Tiga (D-3) pada Program Studi Teknik Listrik, Jurusan Teknik
Mengetahui,
Koordinator Program Studi,
D-3 Teknik Listrik
Ruslan L, S.T.,M.T.
NIP : 19640916 199003 1 002
iiiii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
Proposal Tugas Akhir ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
Proses penyelesaian Proposal Tugas Akhir ini tidak lepas dari banyak pihak.
Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan rasa syukur dan
1. Kedua orang tua, serta keluarga atas segala dukungan baik berupa moril,
material, motivasi serta doa yang telah diberikan;
2. Prof. Ir. Muhammad Anshar, M.Si., Ph.D. selaku Direktur Politeknik
Negeri Ujung Pandang;
3. Ahmad Rizal Sultan, ST., M.T., Ph.D. selaku Ketua Jurusan Teknik
Elektro;
4. Ruslan L, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi D-3 Teknik Listrik;
5. Bapak Dr. Eng. Sarwo Pranoto, S.T., M.T. selaku Wali Kelas IIIA D-3 Teknik
Listrik dan Bapak Dr. Alimin, M.Pd. selaku Wali Kelas IIIB D-3 Teknik
Listrik;
iii
iii
8. Rekan-rekan mahasiswa khususnya teman-teman seperjuangan kelas IIIA dan
IIIB Listrik 2019 yang telah ikut memberikan dukungan serta semangat.
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya laporan ini tidak luput dari berbagai
kekurangan dan kesalahan, oleh sebab itu segala kritikan dan saran bersifat
sebagaimana diharapkan.
Penulis
iv
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
v5
2.6 Penempatan Kubikel........................................................................................10
2.6.1 Indoor.......................................................................................................10
2.6.2 Outdoor....................................................................................................11
vi5
2.10.5 Langkah Kerja.......................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................45
vii5
BAB I
PENDAHULUAN
wewenang yaitu PT. PLN (Persero) mendirikan gardu induk di berbagai wilayah
diIndonesia.
membagi tenaga listrik dari sumber tenaga listrik tegangan 20kV. Pemeliharaan
peralatan atau komponen kubikel 20kV maka dari itu pemeliharaan dilakukan
secara berkala.
Dalam proses pemeliharaan harus dilakukan sesuai dengan standar yang telah
ditentukan agar terhindar dari kerusakan peralatan atau komponen dan kerugian
8
Berdasarkan uraian di atas, Penulis ingin meneliti untuk mengetahui apakah
kubikel masih dalam kondisi optimal dan proses pada saat pemeliharaan kubikel.
Untuk memudahkan dalam penulisan tugas akhir ini, maka penulis mebatasi
9
2. Untuk menjelaskan hasil dari pemeliharaan kubikel pada Gedung Teknik
3. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan diploma tiga (D-
Ujung Pandang.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Sumber : https://www.warriornux.com/gardu-induk/)
tenaga listrik, atau merupakan satu kesatuan dari system penyaluran (transmisi).
penyaluran (transmisi) secara keseluruhan. Pada dasarnya Gardu Induk terdiri dari
peralatan ukur, peralatan penghubung dan lainnya yang saling menunjang satu
Fungsi dari gardu induk itu sendri adalah untuk menyalurkan tenaga listrik
11
transmisi dibutuhkan trafo daya step up. Sebaliknya, tegangan tegangan transmisi
konsumen dibutuhkan trafo daya step down. Trafo-trafo daya dengan semua
dipasang pada Gardu Induk dan Gardu Distribusi/Gardu Hubung yang berfungsi
12
2.3 Bagian – Bagian Kubikel
13
2.4 Kubikel Incoming
tegangan menengah.
2.5.1 OpenType
Kubikel jenis open type adalah Kubikel yang terpasang dengan kondisi rel
terlihat atau tidak dalam kompartemen yang tertutup. Sehingga rel tersebut
insulator dari debu / kotoran. PMT Kubikel jenis ini biasanya tidak dapat di- rack
in atau rack out, tetapi Kubikel jenis ini dilengkapi dengan PMS kabel + PMS
tanah dan PMS Rel sebagai pengamanan ketika ada perbaikan atau pemeliharaan.
14
Gambar 6. Kubikel Open Type
Kubikel jenis close type adalah Kubikel yang terpasang dengan kondisi rel
tertutup atau di dalam kompartemen. Hal ini dimaksudkan agar rel lebih aman dan
bersih karena tidak bersentuhan langsung dengan debu udara sekitar. Kubikel ini
Kubikel. PMT Kubikel jenis ini didesain dapat di-rackin atau rack out sebagai
15
Gambar 7. Kubikel Close Type
16
Rel
2.6 PenempatanKubikel
2.6.1 Indoor
bangunan tertutup, baik bangunan dari beton ataupun kontruksi bangunan dengan
17
2.6.2 Outdoor
bangunan. Untuk pengamanan, Kubikel tersebut dapat juga diberi atap. Kubikel
jenis ini didesain untuk tahan terhadap perubahan cuaca. Namun penempatan rele
2.7.1 KomponenUtama
listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka dan
18
menutup rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk arus hubung
menutup saat terjadi arus gangguan (hubung singkat) pada jaringan atau
peralatan lain.
a) Nameplate PMT
19
A. Merlin Gerin : merupakan merek dari PMT tersebut
frequensi 50/60Hz.
b) Sistem Mekanik
20
Gambar 13. Sistem Mekanik PMT
(Sumber: (Prayoga Setiajie, Dr. Ir. Joko Windarto, MT Jurusan Teknik Elektro,
n.d.)
mendapat input dari relay proteksi. Untuk tripping coil opening time
21
d) Media Pemadam BusurApi
Berfungsi sebagai media pemadam busur api yang timbul pada saat
timbul pada waktu memutus arus listrik. Sebagai isolasi, gas SF6
pertambahan tekanan.
Gambar 15. PMT Dengan Pemadam Busur Api Jenis Gas SF6
22
Pemadaman busur api denganoil/minyak
yang timbul pada saat PMT bekerja membuka atau menutup. PMT
strength) yang tinggi dan sebagai media pemadam busur api yang
kV. Untuk pemutus vacum tegangan tinggi, digunakan PMT jeni sini
23
(breakingchambers) dibuat dari bahan antara lain porcelain, kaca atau
plat baja yang kedap udara. Ruang kontak utamanya tidak dapat
Gambar 17. PMT Dengan Pemadam Busur Api Jenis Hampa Udara
(Vacum)
2.7.1.2 Rel
Rel tegangan menengah pada kubikel berfungsi sebagai penghubung
antara kabel masuk dengan beberapa penyulang. Bentuk rel ini ada yang
berpenampang bulat / pipa (tubuler), setengah bulat dan ada pula yang
dipilih sesuai dengan arus beban maksimum disisi primer. Sedang arus
24
nominal sisi sekunder adalah 1 Ampere atau 5 Ampere.
atau pada kubikel incoming, tergantung dari desain yang ada. Trafo
Volt; 20.000/√3 Volt / 100/√3 Volt; 20.000 Volt / 110 Volt atau 20.000/√3
25
Volt / 110/√3 Volt
agar terlihat secara visual bahwa peralatan yang akan dipelihara sudah
terpisah dari bagian yang bertegangan, sehingga aman bagi petugas terhadap
Menengah pada Kubikel di sisi kabel dan di sisi rel, berfungsi sebagai
mengeluarkan PMT dari Kubikel tersebut atau diposisikan rack out. PMS
Rel dan PMS Tanah seperti yang dimaksud di atas terpasang pada Kubikel
OpenType.
bekerja, agar aman terhadap tegangan sisa dan tegangan induksi. Pemisah
lokal. PMS tanah sisi kabel untuk membuang sisa muatan listrik. PMS tanah
26
ini dioperasikan dari panel dan terdapat interlock mekanik dengan PMT.
didisain untuk memperkecil resiko propagasi saat terjadi gangguan. Rele proteksi
hubung singkatfasa-fasa.
tanah.
27
menormalkan kembali SUTM jika terjadi gangguan temporer.
2.7.2.2 Kontrol/lampuindikator
pada sisi kabel outgoing. Lampu indikator menyala karena adanya arus
digunakan untuk menandai kondisi PMT Close atau Open dengan 2 (dua)
2.7.2.3 Pemanas(heater)
2.7.2.4 Hendlekubikel
posisi kontak hubung: PMT, PMS, LBS, pemisah tanah (grounding) atau
pengisian pegas untuk energi membuka / menutup kontak hubung. Pada satu
Kubikel, jumlah handle yang tersedia bisa satu macam atau lebih.
28
2.8 Pedomanpemeliharaan
A. In ServiceInspection
B. In ServiceMeasurement
C. ShutdownMeasurement
2.8.1 In ServiceInspection
tersebut (kondisional).
1) Periodeharian
Monitor tekanan Gas SF6 low (jenis PMT dengan media gas
yang dilengkapi dengan indikatortekanan).
2) Periodebulanan
29
Pemeriksaan Kebersihan Kubikel dan ruang wiring control.
3) Periode 3 bulanan
4) Periode 2 tahunan
5) Kondisional
2.8.2 In ServiceMeasurement
Kondisional.
1) Periodebulanan
30
Kubikel.
2) Kondisional
Pengukuran suhu Kubikel, terminal dan sambungan pada rel, CT, PT,
kabel serta peralatan lain yang dialiri arus dalam Kubikel, juga dilakukan
pengujian:
Pengukuran tahananisolasi
Pengukuran tahanankontak
B. Pengukuran / pengujianCT
C. Pengukuran / pengujianPT
31
E. Pengujian rele-rele OCR / GFR /DGR
I. Pemeriksaan pemanas(heater)
K. Pemeriksaan kebersihanKubikel
Standar yang ada berpedoman kepada: instruction manual dari pabrik, standar-
standar internasional maupun nasional (IEC, IEEE, CIGRE, ANSI, SPLN, SNI
diutamakan adalah manual dari pabrikan Kubikel tersebut. Dapat digunakan acuan
yang berasal dari standar internasional maupun nasional, apabila tidak ditemu kan
32
2.9.1 Pengujian Tahanan Isolasi
Tahanan isolasi adalah ukuran kebocoran arus yang melalui isolasi. Tahanan
merupakan hal yang penting untuk menentukan apakah peralatan tersebut dapat
dioperasikan dengan aman. Isolasi yg dimaksud adalah isolasi antara bagian yang
(MegaOhm).
Gambar 22. Rangkaian Pengujian Tahanan Isolasi PMT Titik Atas – Bawah
(Sumber : (Pemeliharaan Kubikel Incoming Trafo #2 60 mva Gardu Induk Tanjung Bunga,
2017)
33
Gambar 23. Rangkaian Pengujian Tahanan Isolasi PMT Titik Atas –
Ground dan Bawah – Ground
(Sumber : (Pemeliharaan Kubikel Incoming Trafo #2 60 mva Gardu Induk Tanjung Bunga,
2017)
Gambar 24. Rangkain Pengujian Tahanan Isolasi PMT Titik Fasa – Ground
(Sumber : (Pemeliharaan Kubikel Incoming Trafo #2 60 mva Gardu Induk Tanjung Bunga,
2017)
(Sumber : (Pemeliharaan Kubikel Incoming Trafo #2 60 mva Gardu Induk Tanjung Bunga,
2017)
34
2.9.2 Pengujian Tahanan Kontak PMT
Rangkaian tenaga listrik sebagian besar terdiri dari banyak titik sambungan.
Sambungan adalah dua atau lebih permukaan dari beberapa jenis konduktor
bertemu secara fisik sehingga arus / energi listrik dapat disalurkan tanpa hambatan
yang berarti. Pertemuan kontak PMT juga merupakan suatu sambungan yang
mempunyai nilai tahanan tertentu terhadap arus yang melaluinya, sehingga akan
terjadi panas dan menjadi kerugian teknis. Rugi ini sangat signifikan jika nilai
tahanan kontaknyatinggi.
Prinsip dasar pengukuran tahanan kontak PMT adalah sama dengan alat
ukur tahanan murni (Rdc), tetapi pada tahanan kontak arus yang dialirkan lebih
Nilai tahanan kontak PMT yang normal harus (acuan awal) disesuaikan
dengan petunjuk / manual dari masing – masing pabrikan PMT (dikarenakan nilai
ini dapat berbeda antar merk), sebagai contoh adalah sebagai berikut :
35
- standard ASEA ≤ 45μΩ
- standard MG ≤ 35μΩ
tersebut, maka dapat dengan mengadop ketentuan umum tahanan kontak dengan
menggunakan nilai standar R < 100 μΩ (sesuai dengan P3B O&M PMT/001.01).
kerja PMT secara individu serta untuk mengetahui keserempakan PMT pada saat
Berdasarkan cara kerja penggerak, maka PMT dapat dibedakan atas jenis
three pole dan single pole. Untuk bay penghantar biasanya PMT menggunakan
jenis single pole dengan maksud PMT tersebut dapat trip satu fasa apabila terjadi
gangguan satu fasa ketanah dan dapat reclose satu fasa yang biasa disebut SPAR
Namun apabila gangguan pada penghantar fasa – fasa maupun tiga fasa
maka PMT tersebut harus trip 3 fasa secara serempak. Apabila PMT tidak trip
Hal yang sama juga untuk proses menutup PMT maka yang tipe single pole
ataupun three pole harus menutup secara serentak pada fasa R,S,T, kalau tidak
maka dapat menjadi suatu gangguan didalam sistem tenaga listrik dan
menyebabkan system proteksi bekerja. Pada waktu PMT trip akibat terjadi suatu
gangguan pada sistem tenaga listrik diharapkan PMT bekerja dengan cepat
36
sehingga clearing time yang diharapkan sesuaistandar.
PMT dapat mengacu pada instruksi kerja alat uji keserempakan PMT. Perbedaan
waktu yang terjadi antar phasa R , S , T pada waktu PMTmembuka dan menutup
PMT. Nilai yang dapat diketahui dalam pengukuran keserempakan adalah ∆t yang
yang masih mengalir melalui alat uji dan menghindaribahaya bagi para pekerja.
(Sumber : (Pemeliharaan Kubikel Incoming Trafo #2 60 mva Gardu Induk Tanjung Bunga,
2017)
37
Pada saat terjadi gangguan pada sistem tenaga listrik, diharapkan PMT
bekerja dengan cepat. Clearing Time sesuai dengan standart SPLN No 52-1 1983
(Open / Close) ditentukan dengan melihat nilai Δt yang merupakan selisih waktu
dari pabrikan Areva untuk nilai Δt adalah < 10 ms. Berikut ini adalah perhitungan
Keterangan:
Δt = Selisih waktu
Pengujian emergencytrip
Pengujian fungsialarm
yang menyebabkan perlunya pemadaman listrik atau tidak. Pada saat pelaksanaan
38
pemeliharaan dengan pemadaman berarti memerlukan koordinasi dengan pihak
operasi agar tidak sampai terjadi gangguan atau kecelakaankerja pada saat
penormalannyakembali.
Hasil dari pemeliharaan adalah berupa kondisi/ unjuk kerja peralatan harus
memenuhi ketentuannya dan aman untuk dioperasikann kembali. Maka untuk itu
perlu diatur cara melakukan pemeliharaan dan peralatan yang diperlukan untuk
Contoh :
pada kubikel tersebut akibat panas yang ditimbulkan oleh alat kontak.
Akibat terhadappersonil
aliran listrik dari sisi hulu maupun sisi hilir harus dipastikan padam, tetapi
39
yang tidak aman dan kerugian material.
dibebani dan aman dari adanya kecelakaan kerja bagi personil di lokasi
40
pemeliharaan kubikel dimaksud maupun di luar lokasi yang berhubungan
dan aman harus dipenuhi spesifikasi dan jumlahnya. Memaksakan bekerja dengan
perlengkapan kerja harus dilakukan secara rutin agar selalu siap kapanpun
Perkakaskerja
Alat bantukerja
Alat ukur
Material /bahan
Alat Pelindung Diri (APD) atau AlatK3
Berkas Dokumen Instalasi kubikel 20 kV yang akan dioperasikan
Lembaran format berupa check-list Pelaksanaan dan Pelaporan.
Peralatan yang digunakan untuk berkomunikasi dapat berupa telepon atau handy-
41
operasi bahkan kecelakaan kerja.
dilokasi selesai.
42
Gambar 28. SOP Pemeliharaan Kubikel
(Sumber : ( Pusat Pendidikan Dan Pelatihan, 1980)
43
2.10.5 Langkah Kerja
kubikel
padam
Buka LBS / PMT incoming dan out going. Pastikan saklar bekerja
sempurna
PemeliharaanKubikel
44
tegangan
pentanahan
sama
Bila hasil ukur sesuai yang ditentukan (> 5000 M Ω), lanjutkan
antara:
45
Ukur tegangan sumber arus bolak –balik
Periksa fungsiheater
mengunakan sakafen
Pemasangan Kembali
46
Periksa tidak ada peralatan asing yang tertinggal dalam
kompartemen busbar
Buka kontak PMT / LBS dan tutup PMS pentanahan semua sel-
kubikel
mengoprasikan semuakubikel
telahselesai
47
Buat laporan pemeliharaan
48
BAB III
METODE KEGIATAN
Penelitian ini dilakukan mulai bulan maret sampai mei 2022 di Politeknik
Negeri Ujung Pandang. Adapun proses pemeliharaan dan pengambilan data akan
dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2022 pada Bengkel Listrik, Teknik Elektro
laporan dilakukan secara terstruktur, sistematis dan terarah. Berikut ini adalah
2. Mengambil data yang dibutuhkan secara langsung dari objek yang diteliti.
diidentifikasi.
5. Menarik kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan sehingga tujuan
49
Adapun flow chart kegiatan sebagai berikut :
Mulai
Studi Literatur
Tidak
Data lengkap
Ya
Analisa Data
Penulisan TA
Selesai
50
4.3. Teknik Pengumplan Data
1. Literatur
menggunakan berbagai referensi baik melalui buku, tugas akhir, jurnal, penelitian,
ataupun melalui internet yang berhubungan dengan judul Tugas Akhir untuk
Adapun buku yang digunakan dalam memperoleh beberapa teori yang dibutuhkan
2. Observasi
Adapun data-data yang akan diambil melalui observasi ini berupa hasil pengujian
3. Wawancara
konsultasi dengan narasumber yang menguasai teori dan mengetahui hal yang
wawancara akan diambil dengan mewawancarai dosen - dosen, dan teknisi tekait
51
4.4. Teknik Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara mengumpulakan data hasil pengujian dan
melakukan perbandingan apakah sudah sesuai dengan standar yang digunakan oleh PT. PLN
Beberapa langkah yang dilakukan untuk analisi data salah satunya adalah dengan metode
penelitian deskriptif yang mengumpulkan data secara faktual, sistematis, dan akurat. Dimulai
dari uji kelayakan kubikel dan menentukan instrument uji yang di validasi oleh dosen atau
pakar yang ahli dalam melakukan pemeliharaan kubikel. Lalu melakukan pengujian setelah
dilakukan validasi ke dosen atau pakar yang ahli dan dapat diambil kesimpulan apakah hasil
Gedung Elektro Politeknik Negeri Ujung Pandang dalam laporan Tugas Akhir,
adalah pembersihan bagian – bagian pada kubikel, pengukuran tegangan dan arus
beban kubikel, pengujian tahanan pentanahan, dan pengujian uji coba kerja PMT.
PLN dan buku pedoman pemeliharaan kubikel 20 kV. Berikut langkah – langkah
nya:
komponen kubikel dan agar komponen kubikel bisa bekerja baik dan
isolator pmt, kamar pmt, konduktor pmt, ruang control kubikel dan
A. Pengoperasian kubikel IM
2. Melakukan closing LBS dengan memutar handel searah jarum jam menuju
titik L
2. Closing disconnecting switch ( DS) dengan memutar handel searah jarum jam
menuju titik L
B. Pengoperasian kubikel QM
2. Menekan tombol push button OFF untuk melakukan open LBS pada
kubikel QM
4. Menekan tombol push button OFF pada kubikel NSM double incoming
4. Menekan tombol push button OFF untuk melakukan open LBS pada kubikel
IM
4.2 Hasil pengujian
b. menghubungkan sumber ke √ √
heater tdk hubung hubung tdk hubung hubung
Tabel 3. Hasil pemeriksaan kubikel outgoing
4.3
4.3.1 Analisa Hasil Pengujian
ini kami menggunakan kuas dan majun untuk melap seluruh bagian
kubikel dan juga kami melakukan pergantian kabel yang telah putuh
59
d. Pada pemeliharaan ini juga kami memasang bubar dan
mengganti busbar yang kurang dengan besi plat sebagai alat simulasi
dibawah ini:
60
DAFTAR PUSTAKA
61