Anda di halaman 1dari 31

STANDARDISASI PERMUKAAN LANTAI GARASI

KENDARAAN PKP-PK SESUAI PR 30 TAHUN 2022 GUNA


MEMPERLANCAR KEGIATAN OPERASIONAL DI BANDAR
UDARA HANG NADIM BATAM

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh :

DICKY OZIE PANGESTIAN


NIT: 55232010005

PROGRAM STUDI PENYELAMATAN DAN PEMADAM


KEBAKARAN PENERBANGAN PROGRAM DIPLOMA TIGA
POLITEKNIK PENERBANGAN PALEMBANG
TAHUN 2023
STANDARDISASI PERMUKAAN LANTAI GARASI
KENDARAAN PKP-PK SESUAI PR 30 TAHUN 2022 GUNA
MEMPERLANCAR KEGIATAN OPERASIONAL DI BANDAR
UDARA HANG NADIM BATAM

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Ahli Madya
(A.Md.) pada Program Studi Diploma 3 Penyelamatan Dan Pemadam Kebakaran
Penerbangan

Oleh :

DICKY OZIE PANGESTIAN


NIT: 55232010005

PROGRAM STUDI PENYELAMATAN DAN PEMADAM


KEBAKARAN PENERBANGAN PROGRAM DIPLOMA TIGA
POLITEKNIK PENERBANGAN PALEMBANG
TAHUN 2023

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

STANDARDISASI PERMUKAAN LANTAI GARASI KENDARAAN PKP-PK


SESUAI PR 30 TAHUN 2022 GUNA MEMPERLANCAR KEGIATAN
OPERASIONAL DI BANDAR UDARA HANG NADIM BATAM

Oleh :

DICKY OZIE PANGESTIAN


NIT: 55232010005

Disetujui untuk diujikan pada:


Palembang, 22 Februari 2023

Pembimbing I :

Pembimbing II :

iii
LEMBAR PENGESAHAN

STANDARDISASI PERMUKAAN LANTAI GARASI KENDARAAN PKP-PK


SESUAI PR 30 TAHUN 2022 GUNA MEMPERLANCAR KEGIATAN
OPERASIONAL DI BANDAR UDARA HANG NADIM BATAM

Oleh :

DICKY OZIE PANGESTIAN


NIT: 55232010005

Telah dipertahankan dan dinyatakan lulus pada Ujian Proposal Tugas Akhir
Program Studi Diploma 3 Penyelamatan Dan Pemadam Kebakaran Penerbangan
pada tanggal : 22 Februari 2023

Panitia Penguji :

1. Ketua : FITRI MASITO, S.Pd. MS.ASM.


NIP. 19830719 200912 2 001

2. Sekretaris : ASEP MUHAMAD SOLEH, S.Si.T., S.T.


NIP. 19750621 199803 1 002

3. Anggota : PARJAN, S.Si.T., M.T.


NIP. 19770127 200212 1 001

Ketua Program Studi


Diploma 3 Penyelamatan Dan Pemadam Kebakaran Penerbangan

WILDAN NUGRAHA, S.E. MS. ASM.


NIP. 19890121 200912 1 002
iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Tugas Akhir yang
saya beri judul “Standardisasi Permukaan Lantai Garasi Kendaraan PKP-PK
Sesuai PR 30 Tahun 2022 Guna Memperlancar Kegiatan Operasional Di Bandar
Udara Hang Nadim Batam” ini tepat pada waktunya dan tentunya dapat
diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih bagi semua pihak yang telah
mendukung pengerjaan Tugas Akhir ini. Maka dari itu izinkan penulis untuk
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung hal ini,
antara lain:
1. Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, yang telah melancarkan, memudahkan
memberi rahmat hidayah serta kesehatan.
2. Kedua Orang Tua penulis, Adriansyah dan Yuli Suarti, yang telah memberi
restu, do’a, nasihat, semangat, dan motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini.
3. Bapak Sukahir,S.Si.T.,M.T., selaku Direktur Politeknik Penerbangan
Palembang.
4. Bapak Wildan Nugraha,S.E.MS. ASM., selaku Kaprodi D-III Penyelamatan
dan Pemadam Kebakaran Penerbangan (PPKP).
5. Seluruh Dosen dan Civitas Akademika Program Studi D-III PPKP.
6. Adik-adik penulis, Ifnola Pebianti dan Muhammad Azriel Hapidh, yang telah
memberi semangat dan menjadi motivasi bagi penulis untuk Tugas Akhir
hingga bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini.
7. Keluarga besar penulis yang telah memberi dukungan, do’a, semangat dan
tentunya bimbingan serta nasihat.
8. Rekan-rekan PPKP angkatan 1, yang telah kompak bersama, saling dukung,
dan kerjasamanya.
9. Serta seluruh pihak yang tidak bisa penulis cantumkan satu-persatu, yang telah
berjasa bagi penulis untuk menyelesaikan Proposal Tugas Akhir ini.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam Proposal Tugas Akhir ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati peneliti
menerima kritik dan saran yang positif sehingga dapat melengkapi dan
menyempurnakan Tugas Akhir ini. Tidak hanya itu penulis berharap agar
kedepannya peneliti bisa menghasilkan karya yang lebih baik di masa mendatang.

Palembang, 13 Februari 2023

Dicky Ozie Pangestian


NIT. 55232010005

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................. Error! Bookmark not defined.ii

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Pembatasan Masalah ................................................................................ 3

1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3

1.5 Hipotesis ................................................................................................... 4

1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................... 4

1.7 Sistematika Penulisan............................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 6

2.1 Teori Penunjang ....................................................................................... 6

2.1.1 Standardisasi ..................................................................................... 6

2.1.2 Fire Station ....................................................................................... 6

2.1.2.1 Fasilitas Fire Station.................................................................. 6

2.1.3 Vehicle Housing (Garasi Kendaraan) ............................................... 7

2.1.4 Epoxy ................................................................................................ 8

2.1.4.1 Jenis-jenis Epoxy Flooring ........................................................ 9

vi
2.1.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Lapisan Cat Lantai Epoxy ........... 10

2.1.4.3 Bahan Utama Dalam Pengerjaan Epoxy Permukaan Lantai .... 11

2.2 Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................ 13

BAB 3 METODE PENELITIAN ....................................................................... 15

3.1 Desain Penelitian.................................................................................... 15

3.2 Variabel Penelitian ................................................................................. 16

3.3 Populasi, Sampel, dan Objek Penelitian ................................................ 17

3.3.1 Populasi ........................................................................................... 17

3.3.2 Sampel ............................................................................................ 17

3.3.3 Objek Penelitian.............................................................................. 17

3.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 18

3.5 Teknik Analisis Data .............................................................................. 19

3.6 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 19

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 21

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lantai Epoxy ....................................................................................... 8


Gambar 2.2 Epoxy Primer .................................................................................... 11
Gambar 2.3 Cairan body coate ............................................................................. 11
Gambar 2.4 Cairan top coate ................................................................................ 12
Gambar 2.5 Pasir Silika ........................................................................................ 12
Gambar 3.6 Variabel X dan Y .............................................................................. 16

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan ....................................................................... 13

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK)
merupakan unit di bandar udara yang memiliki tugas dan tanggung jawab dalam
menyelamatkan jiwa dan harta benda manusia dari kejadian incident dan accident
di bandar udara. Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran
(PKP-PK) memiliki defend yaitu regulasi, latihan, dan fasilitas, agar tercapainya
pelayanan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-
PK) yang baik dan handal.
Unit Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-
PK) di Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam termasuk ke dalam
kategori 9. Dalam melaksanakan tugasnya Pertolongan Kecelakaan Penerbangan
dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) dilengkapi berbagai fasilitas, antara lain
kendaraan utama, kendaraan pendukung, peralatan pendukung, peralatan
penunjang, personel, dan fasilitas lainnya.
Setiap Bandar Udara wajib untuk memiliki suatu fire station, bangunan ini
menjadi syarat utama jika Bandar Udara akan melakukan kegiatan penerbangan.
PKP-PK sebagi unit dibidang keselamatan dan keamanan penerbangan,
bertanggung jawab penuh akan semua kejadian (incident) dan kecelakaan
(accident) di bandar udara dan sekitarnya.
Dalam melakukan kegiatan operasional, kendaraan utama dan kendaraan
pendukung harus selalu stand by dan dalam keadaan siap pakai. Kejadian
(incident) dan kecelakaan (accident) bisa terjadi kapan saja, hal ini harus menjadi
perhatian khusus bagi unit PKP-PK.
Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam termasuk ke dalam kategori
9, berdasarkan PR 30 Tahun 2022 Tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual Of Standard Casr Part 139)
Volume IV Pelayanan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan Dan Pemadam
Kebakaran (PKP-PK) untuk Bandar Udara kategori 8 ke atas, harus memiliki
1
fasilitas paling sedikit antara lain, manuvering area, classroom, watchroom, ruang
kepala unit, ruang kepala operasi, administrative room, rest area with locker,
fitness facilities, bathroom, pantry, sarana latihan, storage space, vehicle housing,
dan watersupply.
Vehicle housing atau garasi adalah salah satu penunjang kegiatan
operasional bagi unit PKP-PK. Tidak hanya sekedar untuk parkir kendaraan,
garasi berperan penting dalam kelancaran suatu operasional yang menggunakan
kendaraan, baik itu kendaraan pendukung ataupun kendaraan penunjang.
Fasilitas parkir foam tender wajib mempunyai spesifikasi khusus sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Salah satu syarat untuk parkiran foam
tender yaitu permukaan lantai tidak boleh licin, anti selip, tahan terhadap oli,
gemuk (grease) dan foam consentrat, mudah dibersihkan dan tentunya tidak
terdapat hal yang berpotensi membahayakan personel PKP-PK dan mengganggu
foam tender saat terjadi suatu kondisi darurat.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di Bandar Udara
Internasional Hang Nadim Batam, peneliti mendapati bahwa lantai permukaan
parkiran di unit PKP-PK Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam belum
memenuhi ketentuan yang disyaratkan. Dari kejadian di lapangan yang peneliti
temui, bahwa permukaan lantai di Bandar Udara Internasional Hang Nadim
Batam tepatnya unit PKP-PK masih terbuat dari lapisan semen biasa belum
menggunakan permukaan lantai yang sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Permasalahan yang peneliti temui ini melatar belakangi ketertarikan peneliti
untuk mengangkat sebuah Tugas Akhir, yang diberi judul “Standardisasi
Permukaan Lantai Garasi Kendaraan PKP-PK Sesuai PR 30 Tahun 2022 Guna
Memperlancar Kegiatan Operasional Di Bandar Udara Hang Nadim Batam”

1.2 Rumusan Masalah


Setelah melakukan observasi pada garasi kendaraan, peneliti menemui
adanya beberapa permasalahan yang bisa menghambat lancarnya proses evakuasi,
dan tentunya bisa menimbulkan bahaya bagi personel PKP-PK yang sedang

2
bertugas. Peneliti mendapati ada 3 permasalahan yang telah dikumpulkan untuk
dicari solusi untuk penyelesaianya, antara lain:
1. Apakah kondisi permukaan lantai garasi kendaraan unit PKP-PK Bandar
Udara Internasional Hang Nadim Batam saat ini telah sesuai dengan standar
yang ditetapkan dalam PR 30 Tahun 2022?
2. Dengan kondisi yang kasar, tidak rata, berlubang, dan permukaan lantai yang
tidak dilengkapi dengan bahan anti slip, apakah hal tersebut bisa efektif
dalam proses operasional personel PKP-PK?
3. Apabila dengan kondisi lantai yang belum sesuai dengan standar, terjadi
tumpahan bahan bakar, oli, foam konsentrat, dan air tergenang akan membuat
permukaan lantai menjadi licin. dari hal tersebut apakah bisa memicu bahaya
bagi personel PKP-PK?

1.3 Pembatasan Masalah


Untuk memberikan gambaran yang terarah dan pembahasan masalah
menjadi jelas sehingga tidak keluar konteks judul, maka peneliti membatasi
penelitian Tugas Akhir ini difokuskan pada standaridsasi permukaan lantai sesuai
dengan yang dipersyaratkan pada PR 30 Tahun 2022 agar proses kegiatan
operasional yang dilakukan di garasi kendaraan bisa berjalan dengan aman dan
lancar.

1.4 Tujuan Penelitian


Dari penelitian ini tentu mempunyai tujuan yang akan dicapai, adapun
tujuan yang peneliti ingin capai pada penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui apakah kondisi permukaan lantai garasi kendaraan unit


PKP-PK bandar udara Internasional Hang Nadim Batam memenuhi syarat
standar yang telah tertuang dalam PR 30 Tahun 2022.

2. Untuk mengetahui apakah kegiatan operasional unit PKP-PK yaang terjadi di


garasi kendaraan dengan kondisi kasar, tidak rata, berlubang, dan permukaan
lantai yang tidak dilengkapi dengan bahan anti slip bisa berjalan efektif.

3
3. Untuk mengetahui bahaya yang terjadi pada personel, jika lantai yang belum
sesuai dengan standar terpapar tumpahan bahan bakar, oli, foam konsentrat,
dan air tergenang yang akan membuat permukaan lantai menjadi licin.

1.5 Hipotesis
Permukaan lantai garasi kendaraan PKP-PK yang telah sesuai standar PR
30 Tahun 2023 akan memudahkan proses operasional. Lantai yang telah sesuai
standar ini tentunya akan meminimalisir bahaya yang bisa terjadi pada personel
yang sedang bertugas.

1.6 Manfaat Penelitian


Tentunya dari penelitian ini, peneliti berharap agar kelaknya penelitian ini
bisa bermanfaat, adapun manfaat itu antara lain:

1. Permukaan Terwujudnya kondisi permukaan lantai garasi kendaraan yang


sesuai dengan PR 30 Tahun 2022.
2. Agar kegiatan operasional disekitaran atau yang terjadi di garasi kendaraan
menjadi efektif dan lancar.
3. Meminimalisir terjadinya bahaya bagi personel, saat melakukan kegiatan
operasional.

1.7 Sistematika Penulisan


Pada tugas akhir ini, sistematika penelitian disusun sedemikian rupa guna
mempermudah bahasa atas masalah yang ada. Dalam penelitian tugas akhir ini
tentunya terdiri dari beberapa BAB, antara lain:

1. BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab ini, peneliti menjelaskan mengenai Latar Belakang Masalah,


Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian
serta Sistematika Penulisan.

4
2. BAB 2 LANDASAN TEORI

Pada bab ini, peneliti menerangkan kerangka pemikiran permasalahan


yang ada dan disesuaikan dengan kajian teori yang mendukung sesuai dengan
aturan dan dokumen penerbangan dan berbagai istilah penerbangan.

3. BAB 3 METODE PENELITIAN

Dalam bab ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif untuk


penulisan Tugas Akhir dengan beberapa metodenya adalah pengumpulan data,
objek penelitian, lokasi dan waktu penelitian, variabel penelitian, desain
penelitian, metode analisa, serta instrumen penelitian.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teori Penunjang

2.1.1 Standardisasi
Standardisasi berasal dari kata standar yang artinya adalah satuan ukur yang
digunakan untuk perbandingan nilai, kualitas, kuantitas, pada suatu objek tertentu
seperti produk atau hasil karya. Sehingga, pengertian standardisasi adalah suatu
proses pembentukan standar teknis yang selanjutnya dijadikan acuan atau standar
cara uji, standar definisi, standar spesifikasi sekaligus standar prosedur atau
praktik dan lain sebagainya. Sehingga bisa dikatakan bahwa standardisasi pada
suatu produk adalah penetapan mutu yang dijadikan sebagai acuan minimal dalam
mencapai keselarasan agar kualitas produk terjamin.

2.1.2 Fire Station


Berdasarkan PR 30 Tahun 2022 Tentang Standar Teknis Dan Operasi
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 (Manual Of Standard Casr
Part 139) Volume IV, Fire Station merupakan bangunan yang terletak di sisi
udara yang berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pelaksanaan kegiatan
operasi PKP-PK dengan lokasi penempatan yang strategis berdasarkan
perhitungan waktu bereaksi (response time).

2.1.2.1 Fasilitas Fire Station


Dalam menunjang proses kegiatan, Fire Station memiliki berbagai macam
fasilitas. Pada bandar udara Internasional Hang Nadim Batam yang berkategori 8
minimal memiliki fasilitas antara lain:

1. Pelataran termasuk manuvring area untuk Foam Tender;

2. Classroom (ruang kelas);

3. Watch Room (ruang pemantau);

6
4. Ruang Kepala Unit;

5. Ruang Kepala Operasi;

6. Administrative room (ruang administratif);

7. Rest area (tempat istirahat) yang dilengkapi dengan locker;

8. Fitness facilities (fasilitas fitness);

9. Bath room (ruang pembersihan / kamar kecil / toilet);

10. Locker area (tempat penyimpanan);

11. Pantry (dapur);

12. Sarana dan prasarana latihan;

13. Storage space (gudang);

14. Vehicle housing (tempat parkir kendaraan PKP-PK) sesuai kebutuhan; dan

15. Water supply dan/atau bak penampungan air.

Minimal untuk memenuhi syarat dari Fire Station kategori 8 harus


memenuhi fasilitas yang telah tertera diatas.

2.1.3 Vehicle Housing (Garasi Kendaraan)


Garasi kendaraan, merupakan suatu bangunan yang dibangun dan dibentuk
sedemikian rupa dan difungsikan untuk tempat parkir kendaraan utama dan
kendaraan pendukung. Bangunan ini melindungi kendaraan yang ada dari cuaca
panas, terik matahari, hujan atau embun di malam hari. Menjaga mobil tetap aman
dari embun yang mengandung asam sehingga membuat usia kendaraan lebih lama
karena menghambat proses karat yang terjadi pada body atau bagian yang terkena
embun dan air. Tentunya supaya kendaraan unit PKP-PK tetap aman dan terjaga
dari berbagai macam kondisi yang bisa membahayakan kendaraan yang menjadi
senjata utama unit PKP-PK.

7
Memarkir kendaraan di garasi merupakan bagian dari perawatan rutin
kendaraan. Selain tidak mengganggu pengguna jalan lain, kendaraan juga
terlindungi dari suhu yang extreme. Suhu yang terlalu panas atau cenderung tidak
stabil dapat membuat oli mesin tidak bekerja pada tingkat optimalnya. Pada saat
kendaraan akan dioperasikan. Pada akhirnya ini mempengaruhi performa mesin
kendaraan.
Umur dari cat kendaraan juga akan memudar dan kusam seiring berjalanya
waktu. Bukan hanya itu, komponen seperti wiper, karet kendaraan, hingga interior
yang bisa mengalami kadaluarsa. Kendaraan yang tidak diparkir di garasi tidak
akan terproteksi lebih baik. Jika diabaikan, kendaraan akan ditumbuhi jamur,
tentunya akan sulit untuk dibersihkan.

2.1.4 Epoxy
Epoxy adalah kopolimer yang terbentuk dari dua bahan kimia yang
berbeda, yakni resin dan pengeras. Resin digunakan sebagai dasar dan polimer
sebagai pengeras. Dalam bentuk mentahnya, Epoxy sangat keras dan rapuh,
namun saat digunakan, bahan-bahan penyusunnya dicampur untuk
menyempurnakan aspek mekanisnya, baik dari segi kekuatan, elastisitas maupun
keuletannya.
Epoxy adalah pelapis akhir untuk lantai atau dinding dan umumnya
digunakan dalam industri seperti tempat parkir mobil, gedung, pabrik, gudang,
rumah sakit, dan supermarket. Ciri khasnya adalah lantai yang dilapisi epoxy akan
lebih kuat, lebih bersih, tidak ada sambungan nat, kuat, terlihat mengkilat, dan
tahan benturan atau paparan bahan kimia.

Gambar 2.1 Lantai Epoxy

8
2.1.4.1 Jenis-jenis Epoxy Flooring
1. Epoxy coating
Merupakan material epoxy yang diaplikasikan tipis diatas permukaan
substrat/permukaan beton, dimana ketebalan epoxy coating ini sekitar 150-300
micron (British Standard BS 8204 - 6: 2008.)
2. Epoxy self leveling
Merupakan epoxy yang memiliki sifat yang flow, sehingga dalam proses
pengaplikasiannya, ketika cairan epoxy jenis ini dituangkan diatas permukaan
lantai/substrat maka cairan tersebut akan mengalir/meratakan dengan sendirinya,
tetapi juga harus dirapikan dengan menggunakan hand trowel agar lebih rapi
hasilnya.
3. Epoxy mortar
Pada dasarnya adalah material epoxy untuk lantai yang dicampur dengan
filer biasanya berupa pasir silika, umunya digunakan untuk menambal keretakan
pada lantai, dan juga dapat melapisi permukaan beton.
4. Epoxy non slip
Merupakan epoxy yang permukaannya bertekstur, ketika proses pengerjaan,
tahapan awal yaitu menaburkan pasir ke permukaan lantai, kemudian setelah itu
dilapisi cairan epoxy lagi. Sehingga hasil akhir permukaan lantai tidak sehalus
pada dasarnya epoxy.
5. Epoxy antistatic
Merupakan material epoxy yang diaplikasikan diatas permukaan lantai
untuk mengurangi adanya resiko statis dari tubuh manusia, biasanya epoxy ini
digunakan pada ruangan khusus elektronik, laboraturium, ruangan panel listrik,
yang membedakannya dengan epoxy jenis lainnya adalah pada bagian tengah
lapisannya ditambahkan pita tembaga.
6. Epoxy high chemical resistant
Merupakan jenis epoxy yang memiliki ketahanan yang lebih baik lagi dari
jenis epoxy pada umumnya terhadap bahan kimia. Biasa digunakan terhadap
permukaan lantai tangka bahan bakar, ruangan produksi pada industri.

9
7. Epoxy decorative
Merupakan epoxy yang digunakan untuk mempercantik tampilan contohnya
adalah epoxy flag yang berbentuk serpihan warna, epoxy teraso, dan concrit low.

2.1.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Lapisan Cat Lantai Epoxy


Pemilihan cat lantai epoxy tidak serta merta dilakukan, tentunya banyak
pertimbangan akan kelebihan yang didapatkan jika menggunakan cat epoxy,
antara lain:

1. Melindungi permukaan lantai beton dari hantaman benda keras. Cat pelapis
lantai epoxy memiliki umur yang relative panjang, epoxy dapat bertahan
selama beberapa decade tanpa retak ataupun mengelupas. Hal ini dikarenakan
cat pelapis epoxy terbuat dari bahan kimia resin dengan campuran pengeras
yang membuat kedua bahan tersebut menjadi klop dalam pencampurannya.

2. Melindungi permukaan lantai beton dari abrasi kegiatan operasional


kendaraan PKP-PK. Cat epoxy mampu menahan beban dengan tekanan
tinggi. Selain ketahanan dalam tekanan cat epoxy juga tahan terhadap panas
dan tahan air, selain itu cat epoxy juga tahan terhadap bakteri atau kotoran.

3. Melindungi dari serangan kimia korosif contohnya seperti tumpahan bahan


bakar, oli, minyak gemuk, bahan pemadam, dan cairan kimia lainnya.

4. Menambah keindahan tampilan pada garasi kendaraan fire station, karena cat
pelapis epoxy memiliki tampilan yang menarik dan glossy.

Selain dari kelebihanya, tidak bisa dipungkiri bahwa epoxy juga


mempunyai kekurangan, antara lain:

1. Proses pengerjaan yang sulit dan rumit, memerlukan tenaga kerja yang sudah
berpengalaman dengan alat yang tentunya khusus.

2. Bersifat permanen dan sulit dibongkar.

3. Pada kondisi basah permukaan akan menjadi licin.

10
2.1.4.3 Bahan Utama Dalam Pengerjaan Epoxy Permukaan Lantai
Dalam pengerjaan lantai epoxy, tentunya mempunyai bahan-bahan untuk
mengerjakanya, antara lain:

1. Epoxy primer

Gambar 2.2 Epoxy Primer

Merupakan lapisan cat dasar yang paling banyak digunakan untuk auto
refinishing pada mobil, motor, besi lampu jalan, baja dan permukaan lain
sebagainya terutama bahan yang mudah berkarat.

2. Body coate

Gambar 2.3 Cairan body coate

Epoxy bodycoat digunakan untuk membuat lapisan antara epoxy primer dan
epoxy topcoat, berfungsi sebagai perekat dan pengikat dari lapisan primer dan top
coat. Dalam proses ini juga merupakan tahap pewarnaan pada permukaan epoxy.

11
3. Top coate

Gambar 2.4 Cairan top coate

Lapisan terluar pada pengerjaan epoxy lantai yang bertujuan sebagai


finishing dalam memberikan efek halus, mengkilap, dan sebagai lapisan
pelindung pada lapisan epoxy primer, dan body coate.

4. Grit polimer

Gambar 2.5 Pasir Silika

Merupakan bagian dari salah satu jenis zat aditif yang berfungsi sebagai zat
yang membuat permukaan lantai menjadi tidak licin, bentuk dari grit polimer ini
seperti pasir halus silika. Pada proses pengaplikasiannya pada lantai adalah
dengan mencampurkannya pada cairan top coate.

12
2.2 Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan
Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan

No Nama Tahun Judul Metode Hasil Penelitian


Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian

1. Brian 2013 Macam – Kualitatif Berdasarkan hasil pengamatan


Christopher Macam yang dilakukan pada berbagai
Sutandyo, Epoxy Dan tempat yang menggunakan
Evan Sutantu Polyuretha Epoxy Based Flooring
Putra, dkk. ne Based maupun Polyurethane Based
Flooring Flooring, secara umum dapat
System ditarik kesimpulan bahwa : 1.
Beserta Polyurethane dan Epoxy
Kinerjanya Based Flooring akan
mengalami perubahan warna
seiring dengan bertambahnya
waktu. 2. Baik Epoxy maupun
Polyurethane memiliki
ketahanan terhadap kimia
yang baik sesuai dengan
kriteria tertentu. 3. Epoxy dan
Polyurethane Based Flooring
System harus diaplikasikan
pada beton dengan kekuatan
minimal K – 300 (ACI 302,
2013). 4. Crater terjadi akibat
pengaplikasian Epoxy atau
Polyurethane Based Flooring
System saat beton belum
kering sempurna. 5. Proses
pelapisan cat yang tidak
serentak akan menimbulkan
perbedaan warna. 6. Epoxy
maupun Polyurethane tidak
dapat diaplikasikan diatas
lantai keramik. 7. Epoxy
mampu menahan suhu
maksimum sebesar 60 C
sedangkan Polyurethane
mampu menahan suhu
maksimum 120 C.

2. Mohamad 2022 Efek Filler Eksperim- Filler semen dan pasir silika
Reza Fahlevi, Semen ental secara signifikan
Jonbi, dan dan Pasir meningkatkan kuat tekan pada
Prima Ranna Silika komposit matrik epoxy
pada kontrol 48,65 MPa. Filler
Komposit semen dengan persentase
Matrik 45% terjadi peningkatan kuat
Epoxy tekan sebesar 60,2% ( 77,95
terhadap MPa). Untuk filler pasir
Kuat silika dengan persentase 45%,
Tekan dan kuat tekan sebesar 35,75% (

13
ketahanan 66,04 MPa). Efek filler
Asam semen dan pasir silika
Sulfat persentase 45% dapat
meningkatkan ketahanan
terhadap asam sulfat dengan
perubahan terkecil yakni 0,1
% untuk filler semen dan
0,2% untuk filler pasir silika.

3. Sulardi 2018 Evaluasi Kuantitatif Bad actor faktor penyebab


Retak Pada retak slab beton lantai
Slab Beton kendaraan slab beton lantai
Lantai kendaraan apartemen adalah
Kendaraan Faktor metode, yakni metode
Gedung pelaksanaan penulangan beton
Parkir Dan yang tidak sesuai dan faktor
Metode material, yakni dimensi tebal
Perbaikann pelat beton yang tidak
ya sesuai.Data hasil pengukuran
lebar retak menunjukan lebar
retak 0,624-1,022 mm vs
0,33 mm. Demikian pula
hasil pengukuran lendutan
menunjukan pelat lantai beton
telah mengalami penurunan
sebesar 15,5 mm Vs 11,11
mm, out of tolerance.
Rekomendasi perbaikan
terhadap permasalahan
tersebut adalah dengan
injeksi retak dengan metode
low pressure injection dengan
spesifikasi material epoxy
resin

14
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti bertujuan untuk
mengobservasi suatu kondisi yang mana akan dapat dicapai sebuah penyelesaian
dan dapat dipertanggung jawabkan. Untuk memperoleh hasil dan gambaran dari
objek yang diobservasi, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
cara wawancara, dokumentasi, dan observasi langsung ke lokasi objek yang
diteliti. Objek yang peneliti angkat yaitu mengenai “Standardisasi Permukaan
Lantai Garasi Kendaraan Utama dan Pendukung PKP-PK Sesuai PR 30 Tahun
2022 Di Bandar Udara Hang Nadim Batam”.
Berdasarkan Sugiyono (2017:9) Metode kualitatif adalah metode yang
didasarkan dari filsafat postpositivisme atau enterpretetif, digunakan untuk
meneliti objek yang nyata, yang mana peneliti merupakan instrumen kunci, teknik
pengumpulan informasi dilakukan dengan cara triangulasi (gabungan
dokumentasi, observasi, dan wawancara), data-data yang cenderung kualitatif,
analisa informasi bersifat kualitatif, hasil penelitian ini digunakan untuk
memahami keunikan, makna, mengkonstruksi fenomena, dan menemukan
hipotesis.
Menurut Bogdan dan Biklen (2007:6) menyatakan bahwa penelitian
kualitatif adalah langkah yang menghasilkan data deskriptif dalam bentuk ucapan
maupun tulisan, dan gestur informan yang ditanya. Penelitian ini bermaksud
untuk mencapai pemahaman umum terhadap sudut pandang audience.
Menurut Nasution (2003:5) menjabarkan bahwa peneilitian kualitatif ini
dilakukan dengan melakukan interaksi langsung, menganalisa orang
dilingkungan, dan menafsirkan pendapat mengenai sekelilingnya.
Menurut Perreault dan McCarthy (2006:176) menjelaskan bahwa penelitian
kualitatif bermaksud mencari informasi dan data secara terbuka dan dalam dari
bermacam tanggapan dan pendapat. Penelitian membuat orang mengemukakan

15
banyaknya pikiran mereka terkait suatu inti topik tanpa banyak arahan ataupun
pedoman pada orang.

3.2 Variabel Penelitian


Variabel penelitian adalah bentuk yang ditetapkan peneliti guna dipelajari
untuk mendapat informasi terkait hal yang terkait,dan bisa ditarik kesimpulan
(Sugiyono, Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, 2013). Sehingga penelitian ini
menggunakan 2 jenis variabel , yaitu independen dan dependen.
Menurut Sugiyono (2012:59). “Variabel independen adalah variabel yang
berpengaruh atau sebab munculnya variabel dependen(terikat)”.
Dalam hal ini peneliti memakai variabel mandiri yakni, Standardisasi
Permukaan Lantai Garasi Kendaraan PKP-PK Sesuai Pr 30 Tahun 2022,
sedangkan variabel terikatnya yaitu Guna Memperlancar Kegiatan Operasional Di
Bandar Udara Hang Nadim Batam.

Gambar 3.6 Variabel X dan Y

Berdasarkan gambar di atas, maka diketahui:


1. Variabel X merupakan variabel bebas yang memiliki pengaruh dan menjadi
penyebab perubahan variabel lain. Dalam hal ini yaitu standardisasi
permukaan lantai garasi kendaraan PKP-PK.
2. Variabel Y adalah variabel terikat, yang mana berperan sebagai akibat dari
variabel bebas dan dipengaruhi variabel lain. Dalam hal ini adalah
memperlancar kegiatan operasional.
Inti yang terkandung pada variabel X dan variabel Y akan menjadi dasar
utama dalam proses pengumpulan data melalui observasi dan studi kepustakaan
yang sesuai dengan point yang dibutuhkan guna memperoleh informasi sehingga
dapat ditarik suatu kesimpulan.

16
3.3 Populasi, Sampel, dan Objek Penelitian

3.3.1 Populasi
Berdasarkan pernyataan Sugiyono (2010:90), populasi merupakan daerah
yang terdiri dari objek,subjek yang memiliki karakteristik tertentu untuk
ditetapkan peneliti dan dipelajari lalu ditarik kesimpulan. Populasi bukan hanya
orang, tapi termasuk juga objek dan benda lainya. Populasi tidak hanya terbatas
pada sekedar jumlah objek atau subjek yang dipelajari, namun meliputi semua
sifat yang dimiliki subjek otau objek tersebut.
Dari penelitian yang diangkat, maka yang menjadi populasi penelitian ini
adalah bangunan Fire Station unit PKP-PK bandar udara Internasional Hang
Nadim Batam

3.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dari populasi, jika populasinya besar
peneliti tidak mungkin mempelajar semua yang terdapat dalam populasi. Karena
adanya keterbatasan tenaga, dana,waktu, maupun hal lainya, maka daripada itu
peneliti dapat menentukan sampel yang diambil dari populasi yang ada.
Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2004:85) sampel adalah bagian dari
populasi yang bisa dijangkau dan mempunyai karakteristik sama dengan populasi
yang diambil sebagai bahan sampel.
Pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel daripopulasi yang ada.
Disini sampel yang diambil adalah ruangan di fire station yaitu garasi kendaraan
unit PKP-PK bandar udara Internasional Hang Nadim Batam.

3.3.3 Objek Penelitian


Menurut Supriati (2015:44) objek penelitian adalah variabel yang diteliti di
tempat observasi dilakukan.
Menurut Husein Umar (2013:18) objek penelitian menjabarkan apa atau
siapa yang menjadi objek penelitian. Dimana dan kapan peneliti dilakukan, bisa
juga menambahkan hal yang dianggap perlu.

17
Dari penjelasan ahli-ahli, dapat disimpulkan bahwa objek penelitian adalah
gambaran ilmiah yang dijelaskan untuk mendapat data-data serta informasi
dengan tujuan tertentu. Adapun objek penelitian yang diambil peneliti di bandar
udara Internasional Hang Nadim Batam yaitu, permukaan lantai garasi kendaraan
unit PKP-PK.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Penelitian ini tentunya mempunyai banyak data dan informasi yang
menunjang terbangunya penelitian ini, dari hal itu peneliti menggunakan berbagai
metode sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan informasi, jika
peneliti akan melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang
akan dibahas, apabila peneliti ingin mengetahui data-data dari responden yang
lebih mendalam dan jumalah responden lebih sedikit (Sugiyono,2017).
Dari wawancara, peneliti berusaha menggali informasi dengan bertanya
langsung dengan informan. Sehingga teknik ini berperan sebagai piranti
pengumpul data. Sesaat wawancara peneliti juga memperhatikan gestur informan
dalam menjawab pertanyaan. Wawancara juga sering kali dilakukan secara
spontan dan tidak melalui perjanjian waktu maupun tempat dengan informan.
Maka dari itu peneliti berusaha untuk memanfaatkan kesempatan waktu dan
tempat yang tepat untuk melakukan proses pengumpulan informasi.
2. Observasi
Menurut Sugiyono (2017) metode observasi dilakukan dengan cara
pengamatan langsung ke lokasi objek yang akan diteliti, sehingga dapat diketahui
secara langsung kejadian yang ada di lapangan. Peneliti melakukan pengamatan
dan ikut terlibat dalam kegiatan sehari-hari dan objek yang diteliti sebagai
sumbernya. Sembari melaksanakan pengamatan, peneliti ikut juga melaksanakan
apa yang dikerjakan oleh sumber data sehingga bisa diketahui kendala yang
terjadi saat mengambil keputusan.

18
Peneliti juga melakukan proses observasi secara langsung ke lokasi objek
yaitu, garasi kendaraaan unit PKP-PK. Dari kegiatan ini peneliti mendapatkan
data-data yang menunjang penulisan penelitian ini.
3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono (2017) dokumentasi adalah rekam peristiwa yang telah
lalu. Dokumentasi dapat berupa tulisan, gambar dari karya seseorang.
Dokumentasi bisa digunakan untuk mengambil dan mengumpulkan data-data
dengan cara menganalisis dokumen yang sah. Ketika melakukan observasi,
peneliti juga mengambil dokumentasi untuk data pribadi dan mendukung hasil
dari penelitian yang sedang dibangun peneliti.
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil dokumentasi dari PR 30 Tahun
2022 Tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan
Sipil Bagian 139 (Manual Of Standard Casr Part 139) Volume IV, selaku
peraturan yang resmi dan telah disahkan.

3.5 Teknik Analisis Data


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Menurut pernyataan Sugiyono (2016) metode deskriptif
kualitatif ini merupakan metode yang berdasar pada filsafat postpositivisme
dipakai dalam meneliti kondisi objek yang alamiah , dimana peneliti menjadi
instrumen kunci. Teknik pengumpulan data dilakukan secara trigulasi, analisis
data memiliki sifat kualitatif. Hasilnya lebih menekankan makna dibandingkan
dengan generalisasi. Penelitian deskriptif kualitatif mempunyai tujuan untuk
menggambarkan, mendeskripsikan, melukiskan, menerangkan dan menjawab
lebih rinci dari masalah yang akan diteliti dengan berpatokan pada seorang
individu, kelompok, atau fenomena.

3.6 Tempat dan Waktu Penelitian


Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di bandar udara Internasional Hang
Nadim Batam tepatnya pada unit Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan
Pemadam Kebakaran (PKP-PK) pada saat peneliti sedang melakukan kegiatan On

19
the Job Training (OJT). Observasi ini dilakukan dalam rentang kurang lebih 4
bulan, mulai dari tanggal 27 September 2022 – 28 Januari 2023.

20
DAFTAR PUSTAKA

2019. Pengertian Standardisasi dan Tujuan Standardisasi (Internet)


(https://www.temukanpengertian.com/2015/08/pengertian-standarisasi.html)
Diakses Rabu, 15 Februari 2012 pukul 09.57 WIB)

Bogdan, R.C. dan Biklen. (2007) Penelitian Kualitatif untuk Pendidikan:


Pengantar Teori dan Metode. Edisi ke-5, Allyn & Bacon, Boston.

British Standard. (2008). Screeds, Bases and in situ floorings, Part Six. London:
British Standards Institution

Direktorat Jendral Perhubungan Udara. (2022). Keputusan Direktur jendral


Perhubungan Udara Nomor PR 30 Tahun 2022, Tentang Standar Teknis
Dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil, Bagian 139.
Indonesia

Fahlevi, Mohamad reza dan Prima Ranna. (2022). Efek Filler Semen dan Pasir
Silika pada Komposit Matrik Epoxy terhadap Kuat Tekan dan ketahanan
Asam Sulfat. Sinarit. Vol 1(1)

Husein Umar. (2013). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta:
Rajawali

Malik, Mas. 2019. Pengertian Variabel Penelitian: Contoh, Jenis, dan Cara
Menentukanya (Internet) (https://www.kudupinter.com/2019/09/variabel-
penelitian-adalah_pengertian_Contoh_Variabel_Kualitatif )Diakses Rabu,
15 Februari 2023 pukul 10.10 WIB)

Muhammed, Said. 2017. Pengertian Epoxy dan Jenisnya (Internet)(


https://ahliepoxy.wordpress.com/2017/10/05/pengertian-epoxy-dan-
jenisnya/ ) Diakses Rabu, 15 Februari 2012 pukul 09.13 WIB)Perreault,
William D. and E. Jerome McCarthy, (2006), Essentials of Marketing: A
Global-Managerial Approach, Tenth Edition, New York: McGraw-Hill

Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penilaian pendidikan.


Bandung : Sinar Buru Algesindo

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung:


Alfabeta

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. bandung:


Alfabeta

21
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta

Sulardi. (2018). Evaluasi Retak Pada Slab Beton Lantai Kendaraan Gedung Parkir
dan Metode Perbaikannya. Jurnal Media Ilmiah teknik Sipil. Vol 7(1)

Supriyati. (2015). Metodelogi Penelitian. Bandung: Labkat Press.

Sutandyo, Brian Christopher, Dkk. (2013). Macam – macam epoxy dan


polyurethane based flooring system beserta kinerjanya. Jurnal Dimensi
Pratama Teknik Sipil. Vol 2(2)

22

Anda mungkin juga menyukai