TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
AHMAD ARWANI
40040517060063
i
HALAMAN PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
AHMAD ARWANI
40040517060063
Tim Penguji:
Penguji I Penguji II
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Ahli Madya (A.Md)
Pada tanggal, Desember 2020
Dr. Priyono, M. Si
NIP. 196703111993031005
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM : 40040517060063
Tugas Akhir ini telah selesai dan layak untuk mengikuti ujian Tugas Akhir
di Program Studi DIII Instrumentasi dan Elektronika, Sekolah Vokasi,
Universitas Diponegoro
Menyetujui,
iii
KATA PENGANTAR
iv
Dalam proses penyusunan terwujudnya tugas akhir ini, penulis banyak
menerima dukungan, motivasi, perhatian, dan juga masukan. Penulis menyadari
bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna di karenakan keterbatasan ilmu,
pengalaman dan kemampuan. Oleh karena itu, diperlukan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca akan menjadi masukan yang sangat berharga bagi
Penulis. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
Ahmad Arwani
40040517060063
v
DAFTAR ISI
vi
2.6 Liquid Crystal Display (LCD) ................................................ 11
2.7 Light Emiting Diode (LED).................................................... 12
2.8 Buzzer ..................................................................................... 12
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 (a) Konfigurasi Pin Modul Winsen Ze07,, (b) Bentuk Modul Sensor
Winsen Ze07, (c) Deskripsi PinOut Modul Winsen Ze07 ............... 6
Gambar 2.2 Gas Metana Sensor (MQ-4) .............................................................. 7
Gambar 2.3 Mikrokontroler Arduino Uno R3 .................................................... 7
Gambar 2.4 Arduino Nano .................................................................................. 9
Gambar 2.5 Modul NRF24L01............................................................................ 11
Gambar 2.6 Liquid Crystal Display (LCD) ......................................................... 11
Gambar 2.7 Light Emiting Diode (LED) ............................................................. 12
Gambar 2.8 Buzzer............................................................................................... 13
Gambar 3.1 Wiring Prototipe Transmitter ........................................................... 16
Gambar 3.2 Wiring Prototipe Receiver ............................................................... 16
Gambar 3.3 Diagram blok sistem transmitter ...................................................... 18
Gambar 3.4 Diagram blok sistem receiver .......................................................... 18
Gambar 3.5 Flowchart Sensor ............................................................................. 19
Gambar 4.1 Hasil Grafik Data Perbandingan dengan Kalibrator ........................ 22
Gambar 4.2 Grafik Sensitivitas Karakteristik Sensor MQ-4 ............................... 23
Gambar 4.3 Tampilan Aplikasi “Replica” ........................................................... 24
Gambar 4.4 Grafik Sensitivitas Rs/Ro Terhadap Konsentrasi CH4 .................... 25
Gambar 4.5 Grafik Linier Sensitivitas Rs/Ro Terhadap Konsentrasi CH4 ......... 25
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Nilai PPM Pada Datasheet dengan Alat ........ 27
Gambar 4.7 Pengambilan Data Pada Sumur........................................................ 29
viii
DAFTAR TABEL
ix
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian rancang bangun pendeteksi kadar gas beracun pada
sumur menggunakan sensor gas winsen ZE07, sensor gas MQ4, Arduino nano, dan
Arduino uno R3 sebagai komponen utama pada rancang bangun alat ini. Sistem
pendeteksi ini dirancang agar dapat memberikan informasi kadar gas beracun didalam
sumur kepada penggali sumur atau masyarakat yang akan masuk kedalam sumur. Pada
perancangan alat ini menggunakan 2 bagian yaitu modul transmitter sebagai system
pemancar data dan modul receiver sebagai system penerima data. Pada modul transmitter
terdiri dari sensor gas winsen ZE07 yang berfungsi sebagai pendeteksi kadar gas CO,
sensor gas MQ4 sebagai pendeteksi kadar gas CH4 dan modul NRF24L01 yang berfungsi
untuk menyampaikan data dari sensor ke modul receiver. Pada modul receiver terdiri dari
LCD yang berfungsi sebagai media penampil untuk menampilkan kadar gas, LED
sebagai lampu indikator dimana lampu warna hijau menandakan keadaan aman
sedangkan lampu warna merah menandakan keadaan berbahaya, buzzer sebagai alarm
berbahaya dan modul NRF24L01 yang berfungsi untuk menyampaikan data dari sensor.
Alat ini akan bekerja memberikan informasi kepada penggali sumur atau
masyarakat sekitarnya dengan cara mengetahui mengetahui kadar gas CO dan gas
CH4 yang berbahaya melalui LCD, LED dan buzzer. Sistem kerja dari alat ini
dapat dipantau secara nirkabel atau wireless dengan menggunakan modul
transceiver NRF24L01. Apabila Sensor winsen ZE07 mendeteksi adanya kadar
gas CO lebih dari 20 ppm dan MQ4 mendeteksi kadar gas metana lebih dari 100
ppm maka led akan berwarna merah dan buzzer akan menyala, yang artinya
memberi peringatan berbahaya kepada penggali sumur agar tidak masuk kedalam
sumur sehingga penggali sumur tidak menghirup gas beracun tersebut.
Kata kunci: Sumur, Gas CO, Gas CH4, Sensor Gas Winsen ZE07, Sensor Gas
MQ-4, Arduino Uno R3, Arduino Nano, Modul NRF24L01
x
ABSTRACT
Research on the design of detecting toxic gas levels in wells using the
Winsen ZE07 gas sensor, MQ4 gas sensor, Arduino nano, and Arduino uno R3 as
the main components in the design of this tool. This detection system is designed
to provide information on the levels of toxic gases in the well to well diggers or
the public who will enter the well. In designing this tool, it uses 2 parts, namely
the transmitter module as a data transmitter system and the receiver module as a
data receiver system. The transmitter module consists of the Winsen ZE07 gas
sensor which functions as a detector for CO gas levels, the MQ4 gas sensor as a
detector for CH4 gas levels and the NRF24L01 module which functions to convey
data from the sensor to the receiver module. The receiver module consists of an
LCD which functions as a display medium to display gas levels, an LED as an
indicator light where the green light indicates safe conditions while the red light
indicates a dangerous situation, the buzzer is a dangerous alarm and the
NRF24L01 module which functions to convey data from the sensor. This tool will
work to provide information to well diggers or the surrounding community by
knowing the levels of dangerous CO and CH4 gases through LCD, LED and
buzzer. The working system of this tool can be monitored wirelessly or wirelessly
using the NRF24L01 transceiver module. If the Winsen ZE07 sensor detects a CO
gas level of more than 20 ppm and MQ4 detects a methane gas level of more than
100 ppm, the LED will turn red and the buzzer will light up, which means it gives
a dangerous warning to the well digger not to enter the well so that the well
digger does not inhale the poisonous gas.
Keywords: Well, Gas CO, Gas CH4, Winsen Gas Sensor ZE07, Gas Sensor MQ-
4, Arduino Uno R3, Arduino Nano, Module NRF24L01
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
tidak sempurna akibat kurangnya oksigen. Hal ini bisa terjadi pada
kendaraan bermotor, alat pemanas, tungku kayu, bahkan asap rokok. Gas
CO muncul sebagai salah satu dari gas buangan mesin pompa air akibat
pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna. Apabila mesin 6 pompa air
dimasukkan dan diaktifkan di dalam lubang sumur, tentu saja akan otomatis
akan mengurangi jumlah udara segar dalam sumur untuk proses pembakaran
itu. Pada waktu bersamaan hasil pembakaran akan menghasilkan gas
buangan seperti CO2, gas hidrokarbon dan terutama CO, dan akibatnya
adalah gas-gas inilah yang akan terhirup oleh orang yang ada di dalam
lubang sumur. Berikut Tabel 2.1 yang menunjukkan konsentrasi karbon
monoksida (CO) dari konsentrasi yang rendah hingga melebihi ambang
batas (Wardana, Junanto Anggriawan Putra, 2018).
Tabel 2.1 Konsentrasi Karbon Monoksida
oksigen, yaitu < 16%. Masalah kesehatan akan timbul bila terpapar metana
dalam konsentrasi tinggi. Napas menjadi cepat, denyut nadi meningkat,
koordinasi otot menurun, emosi meningkat, mual, muntah, kehilangan
kesadaran, gagal napas, dan kematian (Wardana, Junanto Anggriawan Putra,
2018).
2.1.3 Karbon Dioksida (CO2)
Gas karbon dioksida (CO2) adalah gas tidak berwarna, tak berbau,
tak terbakar, tidak reaktif dan mempunyai berat jenis 1,53. Pada konsentrasi
rendah tidak bersifat racun, tetapi konsentrasi antara 3 - 5 % mengaktifkan
saluran pernafasan, dan sakit kepala. Pada konsentrasi antara 8 – 15 %
menimbulkan sakit kepala, pening, muntah-muntah, bahkan dapat
mengakibatkan meninggal bila korban tidak mendapat cukup oksigen.
Konsentrasi yang lebih tinggi secara cepat menyebabkan koma dan
kematian. Konsentrasi maksimum di udara yang diizinkan sebesar 5.000
ppm CO2. Di udara normal konsentrasinya 0,03 %.
2.1.4 Hidrogen Sulfida (H2S)
Gas Hidrogen Sulfide (H2S) mempunyai sifat asam, merupakan gas
tidak berwarna, berbau busuk seperti bau telur busuk, berat jenis kira-kira
1,19, termasuk gas beracun, mudah terbakar dan dapat membentuk
campuran yang eksplosif dengan udara. Dampaknya bagi kesehatan
manusia, pada konsentrasi rendah dapat mengiritasi mata dan saluran 7 mata
kemudian untuk konsentrasi tinggi dapat mengakibatkan susah bernafas dan
sampai pingsan.
2.2 Sensor Gas
Sensor Gas merupakan sebuah alat untuk membaca keberadaan bermacam
jenis gas dalam suatu tempat, biasanya sensor ini di gunakan dalam sebuah sistem
keselamatan. Dari semua penjelasan macam-macam gas beracun yang ada, saya
menyimpulkan untuk mendeteksi gas karbon monoksida (CO) dengan sensor
winsen ZE-07 dan gas metana (CH4) dengan sensor MQ-4, karena sifat kedua gas
tersebut yang sangat membahayakaan. Efek dari kedua gas beracun ini juga dapat
menyebabkan efek berantai yang dapat berujung kematian.
6
(a) (b)
(c)
Gambar 2.1 (a) Konfigurasi Pin Modul Winsen Ze07, (b) Bentuk Modul
Sensor Winsen Ze07, (c) Deskripsi PinOut Modul Winsen Ze07
Konsep ini diaplikasikan dalam desain alat atau proyek - proyek yang
menggunakan sensor dan mikrokontroller untuk menerjemahkan input analog ke
dalam sistem software untuk mengontrol gerakan elektro mekanik. Arduino
dikatakan open source karena sebuah platform pada physical computing. Platform
merupakan sebuah alat kombinasi dari hardware, bahasa pemrograman dan
Integrated Development Environment (IDE) yang canggih. IDE adalah sebuah
software yang sangat berperan untuk menulis program, meng-compile menjadi
kode biner dan meng-upload ke dalam memori mikrokontroller. Selain itu juga
ada banyak modul-modul pendukung pada sensor, tampilan, penggerak dan
sebagainya untuk bisa disambungkan dengan Arduino (Feri Djuandi, 2011).
2.4 Arduino Nano
Arduino Nano yang ditunjukkan pada Gambar 2.4 adalah salah satu papan
pengembangan mikrokontroler yang berukuran kecil, lengkap dan mendukung
penggunaan breadboard. Arduino Nano diciptakan dengan basis mikrokontroler
ATmega328 (untuk Arduino Nano versi 3.x) atau ATmega 168 (untuk Arduino
9
versi 2.x). Arduino Nano kurang lebih memiliki fungsi yang sama dengan
Arduino Duemilanove, tetapi dalam paket yang berbeda. Arduino Nano tidak
menyertakan colokan DC berjenis Barrel Jack, dan dihubungkan ke komputer
menggunakan port USB Mini-B (Dede Hendriono, 2020).
Lapisan sandwich memiliki polarizer cahaya vertikal depan dan polarizer cahaya
horisontal belakang yang diikuti dengan lapisan reflektor. Cahaya yang
dipantulkan tidak dapat melewati molekul-molekul yang telah menyesuaikan diri
dan segmenyang diaktifkan terlihat menjadi gelap dan membentuk karakter data
yang ingin ditampilkan (Uyun, 2016).
2.8 Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk
mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja
buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan
yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus
13
Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau
terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat atau alarm (Saptorini dan Elsa, 2020).
BAB III
PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM
14
15
7. Buzzer
Buzzer sebagai indikator peringatan bahwa kadar gas melebihi batas.
8. LED (Light Emiting Diode)
LED berfungsi sebagai lampu indicator aman dan bahaya.
9. Power Bank
Power bank berfungsi sebagai sumber tegangan Arduino.
3.3 Deskripsi Sistem dan Cara Kerja
Analisis sistem dari alat pendeteksi gas beracun pada sumur ini berfungsi
untuk mendeteksi kadar gas karbon monoksida (CO) dan gas metana (CH4) di
dalam sumur untuk mengetahui adanya gas beracun didalam sumur galian dengan
berbasis mikrokontroler arduino. Sistem ini dibagi menjadi dua bagian
berdasarkan sistem perancangan perangkat, yakni sistem pemancar data (modul
transmitter NRF24L01) dan system penerima data (modul receiver NRF24L01).
Dalam sistem ini menggunakan sensor winsen ZE07 untuk mendeteksi kadar gas
karbon monoksida (CO) dan MQ4 untuk mendeteksi kadar gas metana (CH4).
Prinsip kerja sistem secara umum dapat dijelaskan pada uraian berikut ini.
Alat ini mempunyai sumber tegangan powerbank yang berfungsi untuk memberi
tegangan masukan pada setiap komponen-komponen yang digunakan. Alat ini
akan bekerja memberikan informasi kepada penggali sumur atau masyarakat
sekitarnya dengan cara mengetahui mengetahui kadar gas CO dan gas CH4 yang
berbahaya melalui LCD, LED dan buzzer, sistem kerja dari alat ini dapat dipantau
secara nirkabel atau wireless dengan menggunakan modul transceiver NRF24L01.
Apabila Sensor winsen ZE07 mendeteksi adanya kadar gas CO lebih dari 20 ppm
dan MQ4 mendeteksi kadar gas CH4 lebih dari 100 ppm maka pada layar LCD
akan berubah dari yang sebelumnya “Tidak Ada” menjadi “Ada” dan led akan
berwarna merah dan buzzer akan menyala, yang artinya memberi peringatan
berbahaya kepada penggali sumur agar tidak masuk kedalam sumur sehingga
penggali sumur tidak menghirup gas beracun tersebut.
3.4 Rangkaian Sistem
Alat ini terdiri dari bagian, transmitter dan receiver. Pada bagian transmitter
terdiri atas sensor MQ-4, sensor winsen ZE07, modul NRF24L01, mikrokontroller
16
Gas
CO dan
Gas CH4
Sensor Modul TX
Winsen Mikrokontroler
NRF24L01
ZE07 dan Transmiter
MQ4
Modul RX
Mikrokontroller NRF24L01
Transmiter
LCD 16x2
LED &
BUZZER
Diagram alir atau flowchart pada sistem ini yaitu proses alat saat pertama
diaktifkan, maka sensor Winsen ZE07 dan MQ4 akan melakukan pembacaan
konsentrasi gas CO dan CH4. Kemudian mikrokontroller arduino akan
20
memproses data analog sensor Winsen ZE07 dan MQ4 untuk di konversi menjadi
data digital. Hasil pembacaan sensor Winsen ZE07 dan MQ4 yang diproses
arduino akan diterima oleh modul transmitter NRF24L01 sebagai input. Data
yang diterima dari modul transmitter NRF24L01 akan disampaikan ke modul
receiver NRF24L01 yang berfungsi untuk menerima data dari transmitter. Hasil
data dari pembacaan sensor Winsen ZE07 dan MQ4 akan dibagi menjadi 2
kondisi yaitu jika lampu LED hijau menyala maka gas CO ≤ 20 ppm dan tidak
terdeteksi adanya gas CH4, jika lampu LED merah menyala dan buzzer menyala
maka terdapat gas CO ≥ 20 ppm dan Terdeteksi adanya gas CH4. Data dari
pembacaan sensor Winsen ZE07 dan MQ4 akan ditampilkan pada LCD 16x2.
BAB IV
HASIL PENGUJIAN
Setelah alat pendeteksi gas CO dan CH4 ini selesai keseluruhan, dilakukan
pengujian pada setiap komponen-komponen untuk mengetahui apakah sudah
berfungsi dengan baik sesuai sistem yang diinginkan. Pengujian akan dibagi
menjadi beberapa bagian, diantaranya:
1. Kalibrasi dan perhitungan nilai gas CO dan CH4
2. Pengujian menyampaikan data dari sensor
3. Pengujian output pada LCD, buzzer, dan LED
4. Pengujian seluruh sistem.
Pengujian dilakukan untuk menguji jika program arduino yang telah dibuat
dapat berjalan dengan semestinya dan mampu menerima dan menyamapaikan data
dari modul transceiver dengan benar.
4.1 Hasil Pengujian Sensor Gas Winsen ZE-07
Sensor gas winsen ZE-07 merupakan sensor gas yang mendeteksi gas
karbon monoksida dengan ppm maksimum sebesar 1000 ppm. Modul sensor gas
winsen ZE-07 pada sistem ini digunakan sebagai pendeteksi kadar gas Karbon
Monoksida (CO) yang terkandung di dalam sumur. Modul ini memiliki range
tegangan output sebesar 0,4V –2V untuk 0 ppm sampai 1000 ppm. Jika modul ini
di hubungkan dengan pin ADC Arduino 5V maka hasil datanya akan kasar dan
terdapat banyak noise. Hal ini dikarenakan banyak pembacaan data yang terbuang
atau tidak terpakai dari 2V sampai 5V. Pada sistem alat ini menggunakan 2 buah
resistor 1K ohm untuk menurunkan tegangan ADC default 5V menjadi 2,5V
melalui Aref dan diatur pada program arduino agar mengurangi noise pada hasil
pembacaan data.
Pada pengujian ini digunakan rumus nilai sebanding untuk menentukan
rumus konversi pertama dari tegangan ke ppm dengan y merupakan ppm, x
merupakan tegangan keluaran ADC, 𝑥1merupakan tegangan keluaran minimal, 𝑥2
merupakan tegangan keluaran maksimal, 𝑦1merupakan nilai ppm minimal, dan 𝑦2
merupakan nilai ppm maksimal. Dari perhitungan menggunakan rumus nilai
21
22
1000
900
Carbon Monoxide Meter
800
700
600
500
400
y = 0,9847x + 3,9099
300
R² = 0,9998
200
100
0
0 200 400 600 800 1000
Sensor Gas Winsen ZE07
Nilai tersebut di dapat dengan cara menentukan perpotongan titik – titik koordinat
yang terdapat pada gas CH4 (garis ungu), dengan menggunakan aplikasi bantuan
yang bernama “Replica”. Pada gambar 4.3 menunjukkan tampilan aplikasi
“Replica” dan hasil pengambilan dari perpotongan titik – titik koordinat yang
terdapat pada gas H2S (garis ungu) dari gambar 4.3 tersebut.
Dari hasil data tersebut dapat diketahui sensitivitas dari datasheet sensor
MQ-4 untuk melakukan konversi ADC ke satuan ppm dengan cara menghitung
tiap kenaikan dari Rs/Ro terhadap konsentrasi gas CH4. Hasil data tersebut
digunakan untuk mencari grafik agar mendapatkan garis yang nantinya digunakan
untuk menemukan rumus konversi ADC ke ppm. Setelah data didapat kemudian
dimasukan ke dalam aplikasi Miscrosoft Excel sehingga mendapatkan grafik dan
garis seperti pada gambar grafik dibawah ini.
12000
10000
Konsentrasi Gas CH4
8000
y = 1001,2x-2,795
6000 R² = 0,9999
4000
2000
0
0 0,5 1 1,5 2
RS/R0
5
4
3
2
1
0
0 0,5 1 1,5 2
RS/R0
Dari grafik gambar 4.4 diatas dapat dilihat bahwa terdapat nilai R2= 0.9999,
nilai tersebut merupakan tingkat keakuratan grafik tersebut yang artinya tingkat
26
Tabel 4.3 Perbandingan Nilai ppm Pada Datasheet Dengan Nilai ppm Pada
Alat
Nilai ppm
Nilai Rs / Nilai ppm Error
pada
Ro pada alat (%)
datasheet
1.77828 200.882 200.03 0.424
0.99193 1013.64 1023.08 0.931
0.56692 4978.05 4975.53 0.051
0.43737 10000 10522.37 5.22
Rata – rata 1.65
27
12000
6000
4000
2000
0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000
Konsentrasi Datasheet Sensor MQ-4 (PPM)
Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Nilai PPM pada Datasheet dengan Alat
Berdasarkan grafik pada Gambar 4.6 dapat diambil persamaan dengan
bantuan Excel pada Format Trendline. Pada bagian Trendline Options dipilih
linear dan centang Display Equation On Chart untuk menampilkan hasil pesamaan
dan Display R-Squared Value On Chart. Terlihat bahwa nilai R2 = 0.9993 untuk
hasil pengukuran gas CH4 menggunakan perbandingan datasheet sensor MQ-4.
Nilai tersebut merupakan tingkat keakuratan grafik tersebut yang artinya tingkat
keakuratan hasil data adalah 98.35%. Hal ini menunjukkan bahwa sensor MQ-4
pada alat sudah memiliki presisi keakuratan yang baik.
Dari hasil pengujian modul NRF24L01 diperoleh data bahwa modul dapat
bekerja dengan jangkauan jarak operasi mencapai jarak 70 meter. Apabila modul
dioperasikan pada jarak 1 sampai 40 meter maka akan terjadi delay selama 6
detik, dan apabila modul dioperasikan pada jarak 50 sampai 70 meter maka akan
terjadi delay selama 13 detik saat menampilkan data pada LCD dan modul tidak
dapat menyampaikan data apabila dioperasikan pada jarak 80 meter.
Rumah Bapak Suno Desa Kajangan Rt/Rw 02/02 Kab Blora, pengujian kedua
dilakukan di Rumah Bapak Misri Desa Kajangan Rt/Rw 02/02 Kab Blora dan
pengujian ketiga di Rumah Bapak Tain Desa Kajangan Rt/Rw 02/02 Kab Blora.
Pengambilan data pada sumur dilakukan dengan cara memasukkan alat pendeteksi
gas beracun ke dalam sumur dengan menggunakan tali rafia hingga mencapai
kedalaman yang diinginkan seperti Gambar 4.7 menunjukkan pengambilan data
didalam sumur. Jika terdeteksi adanya gas CO dan CH4 maka kadar gas akan
muncul pada layar LCD alat pemantau atau receiver.
Tabel 4.6 Hasil pengamatan kadar gas CO dan CH4 pada sumur
di rumah Bapak Misri.
Gas Gas CH4 Indikator Indikator Keterangan
Jarak
No. CO (Ada/Tidak LED Buzzer
(meter)
(ppm) ada)
1. 1 0 Tidak Ada Hijau Off Aman
2. 2 0 Tidak Ada Hijau Off Aman
3. 3 2 Tidak Ada Hijau Off Aman
4. 4 3 Tidak Ada Hijau Off Aman
5. 5 5 Tidak Ada Hijau Off Aman
6. 6 7 Tidak Ada Hijau Off Aman
7. 7 7 Tidak Ada Hijau Off Aman
terendah sebesar 0 ppm dan tidak terdapat gas CH4 dengan kedalaman 7
meter di dalam sumur. Dengan adanya data diatas dapat dikatakan bahwa
sumur tersebut aman dari gas beracun karena kadar gas CO kurang dari 10
ppm dan tidak terdapat gas CH4.
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan tentang rancang bangun alat pendeteksi
gas beracun pada sumur berbasis mikrokontroler arduino, dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Rancang bangun alat pendeteksi gas beracun pada sumur berbasis
mikrokontroler arduino menggunakan sensor gas winsen ZE-07 sebagai
monitoring gas CO dan sensor MQ-4 sebagai monitoring gas CH4 pada
sumur dan hasil pembacaan sensor tersebut dapat dimonitor secara wireless
menggunakan modul NRF24L01.
2. Berdasarkan data hasil pengujian pada sensor gas winsen ZE-07 yang
dikalibrasi dengan alat kalibrator gas CO dan MQ-4 yang dikalibrasi
dengan datasheet sensor MQ-4, didapatkan hasil data kadar gas CO
yang terbaca oleh sensor gas winsen ZE-07 mendekati nilai terbaca
pada alat kalibrator gas CO, dan didapatkan nilai error rata rata 1,65%
untuk sensor MQ-4.
3. Sistem dapat memberikan alarm berbahaya Ketika kadar gas CO
melebihi 20 ppm berupa led yang menyala berwarna merah dan buzzer
berbunyi, dan ketika gas metana melebihi 100 ppm maka pada layar
LCD akan berubah dari yang sebelumnya “TIDAK ADA” menjadi
“ADA” maka led yang menyala berwarna merah dan buzzer akan
berbunyi.
5.2 Saran
Saran penelitian dan pengembangan yang dapat dilakukan dari perancangan
alat ini yaitu agar monitoring alat ini dapat dikembangkan dengan berintegrasi
pada platform perangkat mobile sehingga dapat dipantau melalui smartphone dan
dalam perancangan modul sensor dapat ditambahkan jenis sensor gas yang lain
sehingga jenis gas yang terdeteksi dapat lebih banyak.
32
DAFTAR PUSTAKA
Chandra Iswirnarno. 2015, Terjebak Gas Beracun, Tiga Penggali Sumur Tewas,
Merdeka.com.dilihatpada24Januari2018.(https://www.merdeka.com/peristi
wa/terjebak-gasberacun-tiga-penggali-sumur-tewas.html)
Rizaldy, Adhestian Naufal, and Aji Prasetiyo Witanto. Alat Pendeteksi Bahaya
Gas Beracun Pada Sumur Gali Menggunakan Mikrokontroler Dan
Dimonitor Secara Wifi. Diss. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2016.
33
34
struct Pack{
int CO;
float CH4;
} packet;
void setup(void) {
Serial.begin(9600);
38
pinMode(pinSensor, INPUT);
analogReference(EXTERNAL);
radio.begin();
radio.openWritingPipe(pipe);
void loop(void) {
float vadc = (float)(2.5 / 1024 * analogRead(pinSensor));
packet.CO = (int)((625 * (vadc)) - 286);
if (packet.CO < 0)
{
packet.CO = 0;
}
MQ4.update();
MQ4.setA(1012.7); MQ4.setB(-2.786); // Configurate the ecuation
38
radio.write(&packet, sizeof(packet));
delay(1000);
}
int pinBuzzer = 3;
int hijau1 = 4;
int merah1 = 5;
int hijau2 = 6;
int merah2 = 7;
39
struct Pack {
int CO;
float CH4;
} packet;
void setup(void) {
Serial.begin(9600);
lcd.init();
lcd.backlight();
pinMode(pinBuzzer, OUTPUT);
pinMode(merah1, OUTPUT);
pinMode(hijau1, OUTPUT);
pinMode(merah2, OUTPUT);
pinMode(hijau2, OUTPUT);
radio.begin();
radio.openReadingPipe(1, pipe);
radio.startListening();
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("MONITORING");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("GAS BERACUN");
delay(2000);
lcd.clear();
}
void loop(void) {
if (radio.available()) {
bool selesai = false;
while (!selesai) {
40
radio.read(&packet, sizeof(packet));
delay(1000);
Serial.print("PPM CO= ");
Serial.println(packet.CO);
lcd.clear();
delay(1);
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("CO: ");
lcd.print(packet.CO);
lcd.print(" PPM");
delay(1000);
if (packet.CO > 20)
{
digitalWrite(pinBuzzer, HIGH);
delay(1000);
digitalWrite(merah1, HIGH);
digitalWrite(hijau1, LOW);
}
else
{
digitalWrite(pinBuzzer, LOW);
digitalWrite(hijau1, HIGH);
digitalWrite(merah1, LOW);
}
if (packet.CH4 > 100) {
Serial.print("CH4 = ADA");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("CH4 = ADA");
digitalWrite(pinBuzzer, HIGH);
digitalWrite(merah2, HIGH);
41
digitalWrite(hijau2, LOW);
}
else {
Serial.print("CH4 = TIDAK ADA");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print("CH4 = TIDAK ADA");
digitalWrite(pinBuzzer, LOW);
digitalWrite(merah2, LOW);
digitalWrite(hijau2, HIGH);
}
}
}
}
3. Dokumentasi Alat
42
43
44
45