Disusun oleh :
NIM : 40040117060067
Judul Proposal Tugas Akhir : Pengaruh Laju Alir CO2 dan Konsentrasi Pelarut K2CO3
Berpromotor H2BO3 Menggunakan Packed Coloumn Absorber
Hari : Sabtu
Dosen Pembimbing,
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan proposal tugas akhir ini dengan judul “Pengaruh Laju Alir CO2
dan Konsentrasi Pelarut K2CO3 Berpromotor H2BO3 Menggunakan Packed Coloumn
Absorber”. Terwujudnya proposal tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik
tenaga, ide – ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penyusun
mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. M. Endy Yulianto, ST., MT. selaku Ketua Program Studi Diploma III Teknik Kimia
Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro.
2. M. Endy Yulianto, ST., MT. selaku dosen pembimbing Kerja Praktik dan Tugas Akhir yang
telah memberikan bimbingan dengan baik hingga Proposal Tugas Akhir ini dapat terselesaikan
dengan baik.
3. Ir. Edy Supriyo, M.T dan Ir. Isti Pudjihastuti, M.T selaku dosen wali kelas A angkatan 2017,
yang telah memberikan semangat dan doa kepada penyusun.
4. Seluruh Dosen Program Studi Diploma III Teknik Kimia Departemen Teknologi Industri
Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro.
5. Orang tua yang selalu mendoakan dan memotivasi untuk senantiasa bersemangat dan tak
mengenal kata putus asa. Terima kasih atas segala dukungannya, baik secara material maupun
spiritual hingga terselesaikannya proposal ini.
6. Keluarga besar Borazon 2017 yang telah memberikan informasi, semangat, dan dukungan
dalam menyelesaikan proposal ini.
7. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya proposal ini.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan, diberi balasan yang setimpal oleh Allah SWT.
Penyusun menyadari bahwa proposal tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu perlu
adanya kritik dan saran yang membangun.
Semarang, 27 Juni 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................................v
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
2.1.........................................................................................................................Absorbsi
5
2.2.........................................................................................................................Absoben
......5
2.3. Mekanisme Absorbsi ..........................................................................................6
2.4 Macam Macam Absorber ....................................................................................7
2.5 Kaium Karbonat (K2CO3) ...................................................................................11
2.6 Asam Borat..........................................................................................................12
2.7 Laju Absorbsi.......................................................................................................12
2.8 Analisa Tirtasi Asam Basa...................................................................................13
2.9 Uji Densitas..........................................................................................................13
2.10 Uji Viskositas.....................................................................................................14
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT.............................................................................................15
3.1.........................................................................................................................Tujuan 15
3.2.........................................................................................................................Manfaat
15
4.1.........................................................................................................................Spesifikas
i Alat...........................................................................................................................16
4.2.........................................................................................................................Gambar
dan Dimensi Alat.......................................................................................................18
4.3.........................................................................................................................Cara Kerja
Alat Hasil Perancangan..............................................................................................19
BAB VI PENUTUP....................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................26
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Halaman
(H3BO3) sebagai promotor alternatif untuk menaikkan laju reaksi. Asam borat relative
bersifat lebih ramah lingkungan dan tidak berinteraksi dengan sulfur dioksida dan oksigen yang
kemungkinan ada dalam flue gas, dan juga asam borat bisa bersinergi dengan karbonat.Ujjal
dkk (2009) juga menggunakan promotor H3BO3 untuk meningkatkan daya serap larutan
potasium karbonat terhadap gas karbon dioksida. Selain itu, promotor Asam Borat (H3BO3)
termasuk bahan yang tidak berbahaya dan lebih ekonomis (Kentish et al. 2012). Itulah sebabnya
pada penelitian ini untuk menangkap gas CO2 digunakan promotor Asam Borat. Penelitian
tentang absorpsi CO2 dalam larutan berpromotor Boric acid (H3BO3) menggunakan packed
column tergolong penelitian yang baru dan jarang dilakukan.
Promoter adalah suatu zat yang digunakan untuk menghasilkan aktivitas, selektivitas, dan
efek stabilitas yang diinginkan. Tentunya promotor tidak dapat berdiri sendiri karena efeknya
akan sangat kecil bahkan bisa dikatakan tidak ada. Promoter didesain untuk membantu
penyangga atau komponen aktif yang ada dalam pelarut. Salah satu peran yang paling penting
dari promotor adalah dalam pengendalian stabilitas katalis (Istadi, 2010) .
Absorpsi yang akan diujikan pada penelitian tugas akhir ini yaitu absorpsi dengan packed
tower dengan packed material berupa Raschig rings. Packed column dalam dunia industri
banyak digunakan sebagai unit-unit kontaktor. Proses absorpsi gas yang dilakukan dalam
Packed Column merupakan pilihan yang relatif baik dibandingkan dengan tray column karena
keunggulan packed column itu sendiri dibandingkan Tray Column, diantaranya adalah : pressure
drop lebih rendah, less foaming, low liquid hold-up, dan lainnya.
Dengan adanya pertimbangan terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan,
perlu dilakukan pengembangan penelitian terhadap Absorpsi CO2 dalam pelarut K2CO3
berpromotor Boric acid (H3BO3) menggunakan Packed Column yang hasilnya dapat digunakan
untuk karakterisasi kinerja dari Packing material dalam menyerap CO2 kedalam K2CO3
berpromotor H3BO3.
Prasetyawan et al. (2017) telah melakukan penelitian Absorpsi CO 2 menggunakan pelarut
yang berpromotor Boric acid(H3BO3) menggunakan Packed Column dengan konsentrasi K2CO3
30% wt dan H3BO3 1-5% wt pada suhu 30-60oC. Berdasarkan penelitian tersebut didapat hasil
bahwa : (i) Penambahan H3BO3 sebagai promotor dapat meningkatkan nilai CO2 Loading, hasil
terbaik didapat pada konsentrasi promotor 5% wt. (ii) penambahan konsentrasi H3BO3 dari
rentang 0-5% meningkatkan nilai CO2 Loading sebesar 81%. (iii) Temperatur < 50oC menaikkan
nilai CO2 Loading sedangkan > 60oC akan menurunkan nilai.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh besarnya laju alir gas CO 2 dan pelarut
K2CO3 dengan variasi konsentrasi promotor H3BO3 dalam Packed Column Absorber
2. Difusi A dari interface ke dalam cairan, dan difusi B dari cairan menuju interface serta terjadi
reaksi antara A dan B
Absorpsi Fisika
Absorbsi merupakan suatu teknik pemurnian gas paling penting. Teknik ini menyangkut perpindahan
massa suatu material dari fase gas ke fase cair melalui batas fase. Material yang diserap dapat larut secara
fisik dalam cairan, maka disebut absorbsi fisik, atau bereaksi secara kimia dengan cairan disebut absorbsi
kimia. Absorbsi fisik adalah absorbsi dimana gas terlarut dalam cairan tanpa disertai reaksi kimia, misalnya
absorbsi CO2 atau H2S dengan menggunakan pelarut-pelarut air, n-methyl-2-pyrolidone, methanol, dan
propylene carbonate (Kohl & Nielsen, 1997).
Potassium Karbonat (K2CO3)
Absorpsi dengan reaksi berfungsi untuk meningkatkan laju transfer massa yang dinyatakan
dengan faktor peningkatan (enhancement factor). Absorpsi CO2 kedalam larutan potassium
karbonat dengan reaksi stoikhiometri sebagai berikut,
CO2(g) → CO2(aq) ......................................................................................................................(1)
CO2(aq) + K2CO3(aq) + H2O(l)→2KHCO3(aq) .......................................................................(2)
Reaksi yang menentukan kecepatan reaksi kesetimbangan berikut,
CO2(aq) + OH- → HCO3- ..........................................................................................................(3)
Didalam larutan juga terjadi reaksi-reaksi kesetimbangan berikut,
CO 2+ H 2 O↔ H +¿+H CO ¿
3
..............................................................................................................(4)
2−¿ ¿
+¿+ CO3 ¿
H CO3−¿ ↔ H ...........................................................................................................................(5)
¿
K2CO3 mempunyai kecepatan reaksi yang rendah, maka dari itu dibutuhkan promotor untuk
meningkatkan kecepatan reaksi. Penelitian terdahulu dapat dilihat dalam tabel 3.
Tabel 3. Penelitian terdahulu tentang Absorpsi CO2 menggunakan larutan K2CO3
Peneliti (tahun) Judul Penelitian Hasil Penelitian
Erlinda Ningsih, Absa Santo, Absorpsi Gas CO2 Laju Absorpsi CO2
Mochammad Alfan Nafiuddin, Berpromotor MSG dalam dipengaruhi oleh laju alir
Wisnu Setyo Putranto (2017) Larutan K2CO3 liquid dan konsentrasi
promotor MSG. Nilai CO2
Removal dipengaruhi oleh laju
alir liquid, laju alir gas dan
konsentrasi promotor MSG.
Ali Altway, Kusnaryo, Radya Analisa Transfer Massa Menaikkan laju alir absorben
Purna Wijaya (2008) disertai Reaksi Kimia pada dapat memperbesar nilai CO2
Absorpsi CO2 dengan larutan Removal demikian pula
Potasium Karbonat dalam dengan menikkan kadar
Packed Column K2CO3 dalam absorben. Efek
menaikkan suhu tidak terlalu
berpengaruh terhadap hasil
simulasi.
Kusnarjo, Kuswandi, Pengaruh Model Aliran Semakin tinggi konsentrasi
Susianto, dan Ali Altway terhadap Recovery CO2 pada dan laju alir K2CO3 semakin
(2009) Absorpsi gas CO2 oleh larutan tinggi pula besar % recovery
K2CO3 didalam Packed gas CO2. Persentase recovery
Column dengan kondisi Non- gas CO2 80% konsentrasi
Isothermal volume pada aliran non ideal
jumlahnya lebih kecil
dibandingkan dengan aliran
ideal.
K 2 CO3 + H 2 SO 4 → 2 K +¿+ SO 4 ¿
Campuran K2CO3-Carbon bereaksi dengan ammonia pada suhu tinggi untuk membentuk Potassium
Sianida
K 2 CO3 + 4 C+2 NH 3 → 2 KCN + 3CO ↑+ 3 H 2
2.3 Promotor Asam Borat (H3BO3)
Alkanolamine dan asam amino dapat digunakan sebagai promotor, akan tetapi alkanolamines
mempunyai keterbatasan dalam pengaplikasiannya karena alkanolamine mudah terdekomposisi pada
temperatur tinggi atau ketika berinteraksi dengan sox didalam gas buang. Sehingga tidak sesuai jika
diaplikasikan pada temperatur dan tekanan tinggi. Promotor lain yang dapat digunakan selain dari
jenis asam amino adalah dari jenis amines. Amines tahan terhadap bahan kimia dan degradasi panas.
Asam amino mempunyai karakeristik kehilangan vapor/uap yang rendah, karena asam amino
membentuk ion-ion pada larutan (Park dkk., 2014).
Aqueous asam amino seperti glycine, sarcosine dan proline terbagi menjadi tiga state, yaitu :
acidid state, zwitterionic state, basic/deprotonated.
Struktur dan pKa pada Glycine, Sarcosine, Proline
(Goldberg, Kishore & Lennen, 2002; Hamborg, Niederer & Versteeg, 2007; Holst &., 2009).
Promotor termasuk dalam komponen-komponen yang ada didalam sebuah katalis, dengan
adanya peningkatan aktivitas katalis akan ada beberapa keuntungan, antara lain :
Laju reaksi yang tinggi untuk kondisi operasi yang sama
Laju reaksi yang ekivalen tetapi hasil reaksi lebih banyak atau ukuran reaktor menjadi lebih
kecil.
Laju reaksi yang ekivalen pada suhu dan tekanan lebih rendah dimana yield keseimbangan
meningkat, operasi menjadi lebih mudah, deaktifasi menjadi lebih berkurang, atau selektifitas
lebih baik
Tujuan dari pemberian promotor adalah untuk menghasilkan aktivitas, selektivitas, dan efek
stabilitas yang diinginkan. Promotor didesain untuk membantu baik komponen aktif maupun
penyangga/buffer. Pada penyangga, berfungsi sebagai elektronik, morfologi, dan poisoning
sedangkan pada komponen aktif, fungsinya sebagai stuktural, inhibisi aktivitas, dan promosi
aktivitas. Peran penting dari promotor adalah salah satunya dalam pengendalian stabilitas katalis.
Promotor, dalam beberapa kasus juga ditambahkan kedalam struktur katalis atau penyangga untuk
menghambat mekanisme reaksi tertentu yang tidak diingingkan. Contoh katalis dalam beberapa
proses dapat dilihat dalam tabel 5.
Al2O3 (Penyangga dan katalis) SiO2, ZrO, P, K2O, Memperbaiki stabilitas termal,
HCl, MgO Meningkatkan keasaman, Mencegah
sintering komponen aktif
SiO2-Al2O3 (Katalis Perengkahan) Pt Meningkatkan oksidasi CO
(Istadi, 2010)
Untuk mengatasi laju reaksi yang lambat, maka diperlukan promotor. Gosh, dkk. (2009)
mempelajari absorbsi CO2 dengan absorben K2CO3 dan promotor H3BO3 yang menghasilkan
bahwa penambahan sedikit H3BO3 dapat meningkatkan daya absorpsi CO2. Ujjal dkk (2009) juga
menggunakan promotor H3BO3 untuk meningkatkan daya serap larutan potasium karbonat terhadap
gas karbon dioksida. Selain itu, promotor Asam Borat (H3BO3) termasuk bahan yang tidak
berbahaya dan lebih ekonomis (Kentish et al. 2012). Itulah sebabnya pada penelitian ini untuk
menangkap gas CO2 digunakan promotor Asam Borat.
2.4 Packed Column dan Packed Material
2.4.1 Packed Column
Merupakan tipe kolom yang digunakan pada unit-unit proses seperti pada proses distiasi,
absorpsi, dan ekstraksi (Sinnott, 2005). Treybal (1981) dalam “ Mass-transfer operations “
mengatakan bahwa kolom ini digunakan untuk kontak secara kontinyu pada fase cair dan gas dalam
aliran baik counter-current ataupun co-current, kolom ini berbentuk vertikal yang didalamnya berisi
packed material. Cairan akan melintas kebawah didalam kolom untuk kontak dengan gas. Sinnot
(2005) membahas tentang beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis kolom,
diantaranya adalah :
1. Tray Column didesain untuk handling proses dengan range flowrate liquid dan gas yang lebih
besar dibandingkan Packed Column
2. Packed Column tidak sesuai untuk flowrate liquid yang sangat rendah
3. Pada Tray column efisiensinya dapat diprediksi dengan lebih teliti dibandingkan dengan
perhitungan HETP pada packing
4. Pada Packed Column selalu ada keraguan tentang distrbusi cairan apakah akan terjaga dengan
baik di sepanjang kolom pada semua kondisi operasi, terutama pada kolom yang berukuran
cukup besar
5. Tray Column lebih mudah dipasang pendingin (coil)
6. Side stream lebih mudah dibentuk pada Tray Column
7. Fouling dapat dengan mudah dibersihkan pada Tray Column. Jikalau diameter kolom cukup
kecil, lebih mudah menggunakan packing dan digantikan dengan packing jika terjadi fouling
8. Packed Column lebih dipilih untuk cairan yang bersifat korosif karena lebih murah
9. Hold-up liquid jauh lebih rendah pada Packed Column, hal ini perlu diperhatikan dengan baik
karena ketika inventory liquid yang mudah terbakar atau bersifat toksik harus sekecil mungkin
untuk masalah safety
10. Packed Column lebih sesuai untuk menangani foaming
11. Pressure drop per tahap kesetimbangan (HETP) lebih rendah untuk packing daripada tray, dan
pada kolom vakum sebaiknya menggunakan packing
12. Pada kolom dengan diameter < 0,6 m sebaiknya menggunakan packing karena masalah
ekonomis tray akan sulit dipasang dan cukup mahal.
Gambar 6. Tipe Random Packing a) Rashing rings, b) Pall rings, c) Berl Saddle Ceramic, d)
Intalox Saddle Ceramic, e) Metal Hypax, f) Super Intalox ceramic
2. Structured Packing
Artinya mengacu pada elemen packing yang terbuat dari kawat atau lembaran logam berlubang.
Bahan dilipat dan diatur dengan bentuk tertentu untuk memberikan area permukaan yang tinggi
dengan kekosongan fraksi yang tinggi Ada beberapa tipe pada reguler packing. Structured Packing
memberikan pressure drop yang lebih rendah untuk gas, tetapi kecepatan aliran fluida besar, serta
biaya instalasinya lebih mahal daripada random packing. Salah satu dari keuntungan structured
packings daripada random packing adalah nilai HETP yang lebih rendah (< 0.5m) dan pressure
drop rendah (sekitar 100 Pa/m). Aplikasinya sangat luas digunakan antara lain pada : (i) Separasi
yang sulit, membutuhkan tahapan yang banyak seperti pemisahan isotop, (ii) Distilasi vakum tinggi,
(iii) untuk menaikkan kapasitas dan mengurangi rasio flux yang dibutuhkan.
Aplikasinya digunakan tertuama pada distilasi, tetapi structured packing juga bisa digunakan
pada absorpsi dimana dibutuhkan efisiensi tinggi dan pressure drop rendah. Cost dari structured
packing memang lebih mahal per meter kubiknya, namun diimbangi dengan efisiensi yang tinggi
(Treybal, 1981).
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Proses Absorpsi CO2 pada Packed Column
Dirangkum dari jurnal berjudul “ Factors affecting CO2 absorption efficiency in Packed Column
“ karangan Tan, Shariff, Lau & Bustam (2012). Faktor yang mempengaruhi proses absorpsi CO2
pada packed column, adalah sebagai berikut :
1. Sifat fisik dari pelarut
Viskositas tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap parameter perpindahan massa,
pengaruh dari tegangan permukaan terkadang bisa saja melebihi pengaruh laju reaksi terhadap
reaksi-reaksi tertentu. Mengurangi tegangan permukaan meminimalisir pengaruh efektivitas area
transfer massa tetapi menghasilkan area yang jauh lebih tinggi
2. Tekanan parsial CO2 atau tekanan total system
Semakin tinggi kandungan CO2 dalam aliran gas, menghasilkan tenaga yang lebih tinggi
untuk absorpsi. Pada tekanan parsial CO 2 ang tinggi terdapat kenaikan tegangan antar muka yang
menyebabkan konsentrasi naik pada antarmuka dan dapat menaikkan instabilitas dari fase
antarmuka gas/cair dan menyebabkan gangguan antar muka yang disebut efek Margoni.
3. Gas flowrate
Menaikkan flowrate gas tidak memberikan efek yang signikan terhadap koefisien
keseluruhan dari perpindahan massa pada AMP. Menaikkan flowrate gas memungkinkan molekul
CO2 berpindah dari gas bulk ke antarmuka gas-liquid, yang mana menyebabkan kenaikan terhadap
performa perpindahan massa. Penelitian dari Yan et al (2008) menunjukkan dua perilaku yang
berbeda terhadap kenaikan flowrate gas. Pertama, flowrate gas diatas 37.5 kmol/m2h kurang sensitif
terhadap perubahan koefisien perpindahan massa (Kgav). Kedua, flowrate gas diatas 37.5 kmol/m2h
menyebabkan pengurangan yang signifikan terhadap koefisien perpindahan massa.
4. Laju alir cairan
Banyak studi yang telah membuktikan bahwa “ Semakin besar laju alir cairan menyebabkan
kenaikan terhadap efisiensi CO2 removal. Hal ini dikarenakan permukaan yang terbasahi pada
packing material untuk fase gas-cair meningkat dengan adanya peningkatan laju alir larutan.
5. Konsentrasi absorben
Kenaikan pada konsentrasi absorben umumnya dapat menyebabkan kenaikan pada efisiensi
perpindahan massa. Bagaimanapun, pada permasalahan ini yang harus diperhatikan adalah jika
menaikkan konsentrasi absorben akan menyebabkan kenaikan terhadap cost yang dihabiskan.
6. Suhu cairan
Ea 1
ln ( k )=ln ( A ) − x ...................................................................................................(11)
R T
Suhu adalah parameter penting dalam kinetika reaksi. Konstanta kecepatan reaksi tergantung
pada suhu, menaikkan suhu menyebabkan kenaikan pada konstanta reaksi. Studi menunjukkan
kenaikan terhadap suhu turut berkontribusi pada efisiensi perpindahan massa yang tinggi. Tetapi,
suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan penurunan efisiensi yang diinduksi dikarenakan kondisi
termondinamika absorpsi CO2. Menaikkan suhu juga dapat menaikkan tekanan uap CO2 diatas
tekanan larutan yang menyebabkan penurunan dari kelarutan fisik CO2 dalam pelarut. Dalam hal ini
perlu adanya usaha untuk memperhatikan antara kelarutan dan kinetika reaksi ketika menaikkan
suhu untuk menaikkan efisiensi absorpsi.
7. CO2 Loading dari pelarut
Menaikkan CO2 Loading dalam pelarut merefleksikan semakin rendahnya absorben aktif
yang tersedia pada larutan dan kondisi ini secara signifikan dapat menurunkan koesifien
perpindahan massa. Ketika CO2 Loading pada lean solution tinggi, tenaga penggerak perpindahan
massa dari gas menuju larutan menjadi kecil dan penurunan efisiensi CO2 terjadi meskipun sudah
menaikkan laju alir dari larutan.
8. Jenis packing
Pada Structured packing, luas permukaan geometris yang lebih tinggi per unit volume dari
diabandingkan random packing, selain itu juga terindikasi bahwa aliran larutan akan lebih merata
melewati seluruh kolom packing dibandingkan dengan Pall rings random packing. Koefisien
transfer massa volumetrik naik dengan adanya kenaikan pada luas permukaan, tetapi hal tersebut
tidak bisa dibuat kriteria yang pasti karena masih ada faktor lain seperti pola susunan packing,
corrugation angle, dan tinggi halangan structured packing. Kenaikan terhadap fraksi volume saluran
yang ditempati oleh gas mengindikasikan pressure drop yang lebih rendah.
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT
3.1 Tujuan
3.1.1 Tujuan Akademis
1. Dapat mendesain alat absobrsi dengan benar
2. Dapat mengaplikasikan absorpsi CO2 kedalam larutan K2CO3 menggunakan promotor H3BO3
3. Dapat men-trial atau menguji alat absorpsi
4. Mengetahui cara menghitung nilai CO2 Removal dan CO2 Loading yang terjadi pada
proses absorpsi
3.1.2 Tujuan Penelitian
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara start up alat Absorber tipe Packed Column pada skala
laboratorium
2. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan konsentrasi H3BO3 dengan laju alir gas CO2
3. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh dari Temperature dan Tekanan yang berbeda
terhadap Laju alir gas CO2
4. Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh konsentrasi H3BO3 dalam larutan K2CO3 terhadap
laju Absorpsi gas CO2
5. Memberikan pengetahuan tentang absorpsi reaktif yang terjadi pada absorpsi CO2
6. Memperoleh data CO2 Removal dan CO2 Loading dari proses absorpsi CO2 kedalam
larutan K2CO3 berpromotor H3BO3 menggunakan absorber tipe Packed Column
Memompa K2CO3 0,5 N dan diumpankan ke dalam kolom melalui bagian atas
kolom pada laju alir sesuai dengan variabel, hingga keadaan steady state
tercapai
Mengalirkan gas CO2 melalui bagian bawah kolom, serta mengukur ketinggian
cairan dalam manometer jika aliran sudah steady state.
Tangki pelarut yang harus terisi untuk melaksanakan eksperimen adalah ± 20 liter.
Untuk mendapatkan pelarut K2CO3 (30%) berdasarkan hasil pengembangan dari US Patent
no 3.907.969, maka dibutuhkan KHCO3 sebesar 14,5% berat dan K2CO3 sebesar 20% berat.
Berdasarkan perhitungan maka H3BO3 yang ditambahkan ke dalam pelarut K2CO3 (30%)
untuk menghasilkan H3BO3 (3%) adalah sebesar 160,827 gram.
Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang
diketahui dan diperlukan untuk bereaksi secara lengkap dengan sejumlah contoh tertentu yang
akan dianalisis (Charles W Keenan.1980:422). Titrasi merupakan metode analisis kimia
secara kuantitatif yang biasa digunakan dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari
reaktan
5.3.3 Eksperimen
1. Mengisi supply absorbent tank dengan larutan feed yang telah dibuat
2. Melakukan pemanasan dan pengadukan larutan sesuai dengan variable eksperimen
(30 0C, 50 0C, 60 0C, 70 0C, 80 0C, 90 0C)
3. Mengambil sampel dari larutan absorben dengan botol vial kaca untuk digunakan
sebagai larautan standartitrasi karbonat.
4. Mengalirkan larutan absorben melalui atas kolom dengan rate sesuai variabel (0,5;
0,75; 1 Liter Per Menit).
5. Mengambil sampel dari sisa larutan absorben pada saat 5 menit waktu operasi
4. Praktikum TA dan
Analisa Data
5. PenyusunanLaporan
6. PengajuanLaporan
1. PabrikasiAlat Rp 1.000.000,00
2. Bahan PenunjangPenelitian Rp 250.000,00
3. BiayaPerjalanan Rp 30.000,00
4. BiayaPengeluaran Lain-lain Rp 50.000,00
JUMLAH Rp 1.330.000,00
RincianPengeluaran Anggaran
PabrikasiAlat
1. Rangkaian alat ekstraktor Rp 750.000,00
2. Jasa pembuatan alat Rp 250.000,00
Subtotal Rp 1.000.000,00
Bahan PenunjangPenelitian
1. Umbi uwi Rp 200.000,00
2. Bahan-bahan kimia Rp 50.000,00
Subtotal Rp 250.000,00
Choi, B., Kim, G., Yi, K., Kim, J., & Hong, W. (2011). Influence of operating temperature on
CO2-NH3 reaction in an aqueous solution. Korean Journal Of Chemical Engineering,
29(4), 478-482. doi: 10.1007/s11814-011-0203-5
Goldberg RN, Kishore N, Lennen RM (2002) Thermodynamic quantities for the ionization
reactions of buffers. J Phys Chem Ref Data 31:231-370
Gong W, Liang A, Han G, X Ma, C Xiang. Sensitivity of on-line wavelength during retrieval of
atmospheric CO2 vertical profile [J]. Photonics Research, 2015, 3(4):146.
Górak, A., and Kenig, E.Y., 2005. Integrated Chemical Processes: Synthesis, Operation,
Analysis, and Control. P. 265-311.
Hamborg ES, Niedere JPM, Versteeg GF (2007) Dissociation constants and thermodynamic
properties of amino acids used in CO2 Absorption from (293 to 353) K. J Chem Eng
Data 52:2491-2502
Holst, J.V., Versteeg G.F., Brilman D.W., Brilman, J.A., Hogendoorn. (2009). Kinetic study of
CO2 with various amino acid salts in aqueous solution. Chemical Engineering
Science, 64, 59–68.
Istadi, 2010. " Jenis-Jenis Katalis ". http://eprints.undip.ac.id/7606/1/katalis2.pdf . Diakses 29
April 2020
Kim, Y., Choi, J., Nam, S., & Yoon, Y. (2012). CO2 absorption capacity using aqueous
potassium carbonate with 2-methylpiperazine and piperazine. Journal Of Industrial
And Engineering Chemistry, 18(1), 105-110. doi: 10.1016/j.jiec.2011.11.078
Kentish, S., K.H. Smith, C.J. Anderson, W. Tao, K. Endo, k.A. Mumford, A. Qader, B. Hooper,
G.W. Stevens. (2012) Pre-combustion capture of CO2-Results from solvent
absorption pilot plant trials using 30 wt% potassium carbonate and boric acid
promoted potassium carbonate solvent. International Journal of Greenhouse Gas
Control 10 (2012) 64-73.
Kohl, A., and Nielsen, R., 1997. Gas Purification. Texas: Gulf Publishing Company Houston.
Alhady,N.H., & Arifin,M.Y. (2017) SIMULASI DAN PEMODELAN ABSORPSI CO2 & H2S
DALAM LARUTAN MDEA DENGAN PROMOTOR PIPERAZINE (PZ)
MENGGUNAKAN TRAY COLUMN (Undergraduate). Institut Teknologi Sepuluh
November
Nuclea, S., & Hariandini, D. (2017). PEMISAHAN GAS CO2 PADA BIOGAS MENGGUNAKAN
K2CO3 BERPROMOTOR GLYCINE DALAM REAKTOR PACKED COLUMN
(Undergraduate). Institut Teknologi Sepuluh November
Park, S, dkk. 2014. Screening test for aqueous solvents used in CO2 capture: K2CO3 used with
twelve different rate promoters. Korean Journal
Prasetyawan,I.D., & Nanda, R.D. (2017). PENANGKAPAN CO2 DARI FLUE GAS DENGAN
METODE ABSORPSI REAKTIF KE DALAM LARUTAN MDEA BERPROMOTOR
MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG) MENGGUNAKAN TRAY COLUMN
(Undergraduate). Institut Teknologi Sepuluh November
Rinprasertmeechai, S., Chavadej, S., Rangsunvigit, P., & Kulprathipanja, S. (2012). Carbon
Dioxide Removal from Flue Gas Using Amine-Based Hybrid Solvent Absorption.
Sinnott, R. 2005. Chemical Engineering Design (Vol. 6). Jordan Hill: Elsevier.
Tan, Chung-Sung. (2012). A review of CO2 capture by absorption and adsorption. Taiwan:
National Tsing Hua University.
Thee, H, dkk. 2014. A kinetic study of CO2 capture with potassium carbonate solutions promoted
with various amino acids: Glycine, sarcosine and proline. International Journal of
Greenhouse
Ujjal K Ghosh, S. E. (2009). Absorption of carbon dioxide into aqueous potassium carbonate
promoted by boric acid.Energy Procedia, ELSEVIER , 1075-1081.