Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PRAKTIK KEINSINYURAN

PERENCANAAN SISTEM ELEKTRIKAL


PADA BANGUNAN GEDUNG
DI
PT. PRIMA DETAILINDO
PERIODE: FEBRUARI 2023 – MEI 2023

SAHRIAL AHMADI
NIM : 22/506602/TK/55542

PEMBIMBING:

Nama Pembimbing di UGM : Dr. Eng. Silmi Fauziati., S.T., M.T., D. Eng.,
IPM

Nama Pembimbing Lapangan : Ir. Ahmad Yuhani, IPM

PROGRAM STUDI PROFESI INSINYUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2023
i
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KEINSINYURAN

PERENCANAAN SISTEM ELEKTRIKAL PADA BANGUNAN GEDUNG

Disusun oleh:
Ir. Sahrial Ahmadi
22/506602/TK/55542

Telah disetujui oleh:

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Dr. Eng. Silmi Fauziati, S.T., M.T., D. Eng., IPM Ir. Ahmad Yuhani IPM
NIP 197111011997022001
Dosen Penguji 1 Dosen Penguji 2

Ir. Lesnanto Multa Putranto, S.T.,M.Eng.,Ph.D.,IPM Ir.Agus Bejo, S.T.,M.Eng.,D.Eng.,IPM

NIP NIP

Tanggal 6 Februari 2023


Mengetahui,
Ketua Program Studi Program Profesi Insinyur

Prof. Ir. Suryo Purwono, M.A.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng


NIP 196111191986011001

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam mengerjakan praktik keinsinyuran ini
saya tidak melakukan pemalsuan data dan semua materi dalam laporan ini merupakan
hasil karya saya sendiri, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan
sumbernya dalam daftar pustaka. Jika di kemudian hari terbukti tidak sesuai dengan
pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan.

Yogyakarta, ………

Meterai
Rp.10.000

Sahrial Ahmadi
22/506602/TK/55542

iii
KATA PENGANTAR

Program Profesi Insinyur (PPI) dijalankan sebagai tindak lanjut dari mandat yang
diberikan oleh Kemenristekdikti terhadap 40 Perguruan Tinggi di Indonesia,
termasuk Universitas Gadjah Mada, sebagai pelopor penyelenggara PPI. Pendirian
PPI juga merupakan langkah strategis yang antara lain untuk menjawab
berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2016 yang
memungkinkan delapan profesi termasuk profesi insinyur diakui lintas negara
ASEAN.

PPI diselenggarakan selama satu tahun bagi para lulusan sarjana yang telah
memiliki pengalaman kerja keinsinyuran minimal dua tahun. Program ini
menekankan kemampuan praktik peserta sesuai kompetensinya dan peningkatan
softskill dalam profesi keinsinyuran. Selain dengan sistem perkuliahan, di PPI FT
UGM juga dijalankan program rekognisi pembelajaran lampau (RPL). Guna
mendukung PPI ini, buku panduan diperlukan sebagai acuan dalam pelaksanaan
program. Buku panduan akademik ini terdiri dari lima bab, yang berisi
pendahuluan, informasi akademik, penjelasan kurikulum, kompetensi lulusan dan
silabus, panduan praktik keinsinyuran, akademik dan fasilitas pendukung, dan
layanan peserta PPI.

Tim Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Universitas Gadjah Mada,


Fakultas Teknik, Departemen dan Program Studi di lingkungan Fakultas Teknik
dan PII komisariat DIY atas semua dukungan yang telah diberikan. Saran dan
masukan sangat diharapkan untuk menyempurnakan buku panduan ini.

Yogyakarta, 15 Mei 2023

Sahrial Ahmadi
iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii


PERNYATAAN .................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Profil Perusahaan ........................................................................................... 1
1.2 Uraian Kegiatan di tempat praktik................................................................. 2
1.2.1 Tahap Survey ................................................................................... 2
1.2.2 Tahap Basic Disain .......................................................................... 3
1.2.3 Tahap Disain Pengembangan .......................................................... 4
1.2.4 Tahap Dokumen Tender .................................................................. 5
1.2.5 Tahap Tender ................................................................................... 6
1.2.6 Tahap Konstruksi............................................................................. 7
BAB II PRAKTIK KEINSINYURAN ............................................................... 8
2.1 Formulasi Masalah ........................................................................................ 8
2.2 Ringkasan Rencana dan Pemilihan Solusi..................................................... 9
2.4 Ringkasan Evaluasi Hasil Penerapan........................................................... 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 13
3.2 Saran-saran13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14
LAMPIRAN ......................................................................................................... 15

v
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Estimasi Kebutuhan Daya Listrik ..................................................... 25


Tabel 2. Perhitungan Tegangan Susut ............................................................. 35

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1.1. Peta Lokasi Proyek .................................................................... 17
Gambar 1.2. Ruang Genset dan Panel Utama Tegangan Rendah Existing. ... 19
Gambar 1.3. Ruang Panel Tegangan Menengah 20 kV Existing ................... 19
Gambar 1.4. Ruang Transformator Existing .................................................. 19
Gambar 1.5.A Gambar Penangkal Petir ......................................................... 34
Gambar 1.5. B Ditail Penangkal Petir ............................................................ 34
Gambar 1.6. Gambar Skematik Diagram Listrik 1 ........................................ 40
Gambar 1.7. Gambar Skematik Diagram Listrik 2 ........................................ 41

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Profil Perusahaan

Negara Republik Indonesia pada saat ini masih disebut sebagai


negara berkembang, dengan jumlah penduduknya hampir mendekati 273,8
juta jiwa, untuk menjadi negara maju banyak hal yang harus dilakukan oleh
pemerintahannya, pembangunan disemua bidang harus dikerjakan oleh
pemerintah maupun oleh swasta untuk mengejar ketertinggalan terutama
disektor infrastruktur jalan maupun bangunan. Untuk membangun jalan
maupun bangunan sangatlah diperlukan tenaga-tenaga ahli dalam bidang
profesi Keinsinyuran. Pada saat ini pembangunan gedung-gedung bertingkat
seperti bangunan hotel, apartemen, kantor-kantor pemerintahan, kantor-
kantor swasta, bangunan hunian atau rumah tinggal, bangunan pabrik-pabrik
seperti bangunan pabrik minyak sawit, pabrik makanan, pabrik bahan baku
untuk bangunan gedung sedang banyak dibangun. Semua pembangunan ini
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan fasilitas sandang ,
pangan dan papan yang semakin lama semakin banyak diperlukan oleh
masyarakat di negara ini. Penduduk yang semakin banyak sudah pasti
sangat memerlukan fasilitas tersebut diatas.
Untuk melaksanakan pembangunan, banyak sektor jasa yang
diperlukan untuk membantu memudahkan dan mempercepat pembangunan
baik infrastruktur maupun bangunan, salah satu jasa yang sangat diperlukan
adalah jasa “ Konsultan Perencanaan Mekanikal dan Elektrikal “, konsultan
ini membutuhkan tenaga ahli insinyur yang profesional yang kompeten
dibidangnya masing-masing, ada yang ahli dibidang Elektrikal, bidang
Eletronik, bidang Plumbing, bidang pemadam kebakaran, bidang tata udara
gedung, bidang transportasi dalam gedung. Ke enam (6) bidang keahlian
tersebut semuanya sangat diperlukan untuk merencanakan pembangunan
gedung. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang konsultan
adalah PT. PRIMA DETAILIDO yang berdomisili usaha di Jakarta.
1
Konsultan Perencanaan ini berdiri sejak tahun 2002 dan sampai
sekarang telah lebih dari 20 tahun berjalan , usia 20 tahun untuk sebuah
perusahaan jasa konsultan bukanlah perjalanan yang singkat. PT. Prima
Detailindo telah berkembang dan berkarya dalam berbagai proyek di
Indonesia. Telah banyak hasil karya rancangan perencanaan bangunan
gedung yang telah selesai dibangun untuk bangunan yang telah disebutkan
diatas.
1.2 Uraian Kegiatan di tempat praktik

Kegiatan pada perusahaan konsultan ini bukan hanya mengerjakan


pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal saja , di dalam unit usaha lainnya juga
mengerjakan pekerjaan jasa Arsitektur dan Struktur juga untuk bangunan
bertingkat, pabrik , mall maupun rumah rumah tinggal.
Sebagai seorang insinyur yang berlatar belakang pendidikan di bidang
teknik elektro, kami bertanggung jawab untuk mengerjakan perencanaan
sistem eletrikalnya.
Tahapan pekerjaan desain yang kami lakukan adalah :
1.2.1 Tahap Surve y

Pada tahap ini kami mendatangi lokasi pabrik melakukan rapat


koordinasi awal dan survey untuk mengumpulkan berbagai macam data
yang kami perlukan sebagai bahan acuan untuk merencanakan pekerjaan
Mekanikal dan Elektrikal.
Dalam rapat koordinasi kami banyak melakukan tanya jawab
dengan pihak owner perihal :
a) Skope pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
b) Skedul perencanaan
c) Skedul pelaksanaan tender
d) Skedul pelaksanaan kostruksi
Untuk merencanakan sebuah bangunan kami akan mengumpulkan
sebanyak mungkin data-data yang diperlukan untuk kebutuhan perencanaan
sistem Elektrikal, terutama data Existing peralatan Mekanikal dan Elektrikal

2
jika lokasi bangunan tambahan berada dalam satu kawasan yang sudah ada
bangunan Existing lengkap dengan semua utilitas Mekanikal dan elektrikal,
kami harus mengetahui secara lengkap seperti dibawah ini :
1. Kondisi dan Kapasitas Daya Transformator
2. Kondisi dan Kapasitas Daya Genset
3. Kondisi Panel Tegangan Menengah
Setelah semua data yang diperlukan kami dapatkan dari hasil tanya
jawab dan survey , kami dapat melakukan pekerjaan selanjutnya.
1.2.2 Tahap Basic Disain

Pada tahap ini dari data yang diperoleh , kami membuat konsep
basic desain yang berupa perhitungan kebutuhan Daya Listrik untuk
mensuplai :
1. Peralatan mesin mesin produksi baru untuk menambah kapasitas
produksi
2. Peralatan sistem Air Condtioning dan Ventilasi
3. Peralatan sistem Plumbing
4. Peralatan sistem Elektrikal
5. Peralatan sistem Elektronik
Selain data mesin-mesin produksi yang kami peroleh dari tim
owner, kebutuhan daya listrik untuk peralatan sistem Air Conditioning dan
Ventilasi Mekanis, peralatan sistem Plumbing, peralatan sistem Elektrikal,
peralatan sistem Elektronik semuanya kami hitung secara detail.
Pada tahap ini kami sudah membuat gambar skematik awal lengkap
dengan besaran kapasitas transformator , kapasitas genset dan panel
tegangan menengah , panel utama tegangan rendah dan panel panel sub
peralatan.
Hasil dari penggambaran Basic Desain yang sudah selesai kami
akan presentasikan pada saat rapat koordinasi dengan owner. Dari presentasi
yang kami lakukan , banyak terjadi tanya jawab dapat berupa masukan dari
tim owner dan vendor peralatan mesin mesin produksi , dari masukan
tersebut , perencanaan kami lanjutkan ketahap Disain Pengembangan.
3
1.2.3 Tahap Disain Pengembangan

Dari hasil rapat dan presentasi yang kami lakukan perencanaan


selanjutnya pada tahap desain pengembangan kami sudah bekerja sama
dengan tim perencana Arsitektur dan tim perencana Struktur.
Gambar arsitektur yang diberikan kepada kami berupa gambar
Autocad akan kami gunakan untuk menggambarkan dan menempatkan
peralatan Elektrikal :
1. Ruang Transformator
2. Ruang Genset
3. Ruang Panel Tegangan Menengah
4. Panel Utama Tegangan Rendah
5. Panel Sub Lantai
8. Instalasi Titik Lampu Penerangan
9. Instalasi Saklar Lampu Penerangan
10. Instalasi Stop Kontak
Pada tahap ini semua peralatan utama seperti Transformator,
Genset, Panel Tegangan Menengah, Panel Utama Tegangan Rendah,
Instalasi Titik Lampu Penerangan, Instalasi Saklar Lampu Penerangan,
Instalasi Stop Kontak, sudah tergambarkan secara detail pada denah lengkap
dengan detail pemasangan dan instalasinya , detail pondasi dudukan
Transformator, detail dudukan Genset, detail dudukan Panel Tegangan
Menengah dan detail dudukan Panel Utama Tegangan Rendah harus kami
berikan kepada tim Struktur untuk dihitung kekuatannya dari tim Struktur.

Pada tahap ini juga kami sudah bekerjasama dengan tim Arsitektur
dan tim Struktur , kerjasama ini sangat diperlukan untuk saling
berkoordinasi untuk mendapatkan persetujuan dari tim Arsitek dan tim
Struktur , karena penempatan ruangan Elektrikal pada bangunan, posisinya
dan letaknya harus tepat dan sesuai untuk menghindari terjadinya kesulitan
dalam pelaksanaan pemasangan instalasinya.

4
Penempatan ruang utilas peralatan utama Mekanikal Elektrikal
yang tepat pada posisinya dapat mempengaruhi effisiensi pembiayaan
dalam pelaksanaan nantinya.
Setelah semua pekerjaan penggambaran selesai dilakukan , tahap
selanjutnya adalah persiapan membuat Rencana Kerja dan Syarat Teknis
(RKS). RKS ini dibuat selengkap-lengkapnya untuk dipakai sebagai
panduan dalam mengerjakan pemasangan instalasi peralatan Elektrikal
dilapangan , karena spesifikasi material yang tidak ada didalam gambar
perencanaan, dijelaskan dan ditulis pada Rencana Kerja dan Syarat Teknis
lengkap dengan nama material yang digunakan , kapasitas daya , dan spek
teknis lainnya yang sudah kami hitung dan kami rencanakan.
Selanjutnya semua pekerjaan yang kami lakukan pada tahap ini
akan laporkan dan presentasikan kembali dihadapan owner atau pemberi
tugas sebelum berlanjut ke tahap Persiapan Dokumen Tender.
Dari hasil presentasi dan rapat koordinasi , biasanya masih ada
masukan dan saran dari tim pemberi tugas karena adanya perubahan data
dari peralatan mesin-mesin produksi yang akan digunakan nantinya ,
perubahan desain perencanaan pada tahap ini tidak hanya cukup satu kali
kami lakukan, bisa 2 (dua) sampai 3(tiga) kali perubahan , dikarenakan tim
pemberi tugas harus meminta persetujuan dari tenaga ahli mereka dalam hal
mesin-mesin produksi dan ini sering mereka lakukan untuk kepentingan
hasil produksi yang akan mereka peroleh dengan kwalitas dan mutu yang
baik.

1.2.4 Tahap Dokumen Tender

Setelah tahap Disain Pengembangan selesai dikerjakan dan


disetujui owner atau pemberi tugas , tahap selanjutnya adalah Tahap
Penyiapan Dokumen Tender , dari gambar gambar Disain Pengembangan
yang sudah lengkap dan Rencana Kerja Syarat teknis yang sudah kami
buatkan , kami akan mencetak semua dokumen tersebut diatas.

5
Pada tahap ini kami sebagai perencana akan berkoordinasi dengan
tim pemberi tugas dan menanyakan ke tim pemberi tugas , nama-nama
kontraktor yang akan diundang untuk mengerjakan proyek ini nantinya.
Setelah di dapatkan peserta tendernya kami bersama-sama dengan tim dari
pemberi tugas akan membuat undangan kepada peserta tender untuk
mengikuti tahap-tahap kegiatan pelaksanaan tender yang sudah di buatkan
skedulnya.

1.2.5 Tahap Tender

Pada tahap ini yang kami lakukan adalah , menyiapkan gambar


gambar perencanaan yang sudah dicetak biasanya dalam kertas ukuran A1
dan A3 , menyiapkan dokumen Rencana Kerja dan Syarat Teknis.
Untuk Bill of Quantity biasanya disiapkan oleh tim lainnya dari tim
Quantity Surveyor , kelengkapan dokumen tender terdiri dari :
1) Gambar Perencanaan Elektrikal
2) Dokumen Rencana Kerja dan Syarat Teknis
3) Bill of Quantity
Ketiga dokumen tersebut semuanya akan kami berikan pada para
peserta tender untuk digunakan sebagai pegangan dan dasar untuk
menghitung ulang kembali detail volume pekerjaan berdasarkan gambar dan
RKS yang kami berikan , Bill of Quantity yang diberikan hanyalah sebagai
acuan , kontraktor tetap harus menghitung ulang kembali volume yang
sebenarnya dari gambar perencanaan yang ada untuk menghindari
terjadinya klaim kerja tambah kurang nantinya setelah proyek selesai
dikerjakan dan diserah terimakan ke pihak pemberi tugas.
Dari hasil pelaksanaan tender pastinya akan terpilih satu Kontraktor
yang sudah memenuhi syarat untuk mengerjakan dan melaksakan pekerjaan
Mekanikal dan Elektrikal sesuai dengan harga yang diinginkan oleh pemberi
tugas.

6
1.2.6 Tahap Konstruksi

Pada tahap ini , kontraktor pekerjaan Elektrikal yang ditunjuk


sebagai pemenang tender akan melaksanakan dan mulai mengerjakan
pekerjaannya sesuai dengan gambar perencanaan yang sebelumnya sudah
kami siapkan gambarnya dan pada tahap ini kami siapkan dokumen
gambar untuk pelaksanaan , gambar tersebut kami buatkan untuk
kontraktor terpilih sebagai gambar pelaksanaan dilapangan.

Kontraktor tetap mempunyai kewajiban untuk membuat gambar


kerja, yang akan diperiksa oleh tim pengawas dimana gambar tersebut
harus sudah menyesuaikan dengan gambar situasi dan kondisi dilokasi
proyek untuk memudahkan dan mendapatkan hasil kerja instalasi yang
baik, benar dan juga untuk menghindari pemborosan penggunaan material
karena terjadinya ketidak sesuaian antara gambar yang ada digambar
perencanaan dan kondisi sebenarnya dilapangan.
Kami sebagai tim perencana mempunyai kewajiban untuk
melakukan pengawasan berkala satu kali dalam seminggu untuk rapat
monitoring dan mengecek hasil kerja dari Kontraktor , pengawasan ini
harus kami lakukan sebagai tanggung jawab sebagai tim Perencana untuk
memberikan masukan dan saran apabila dalam pelaksanaan pekerjaan
dilapangan terjadi perbedaan dalam hal gambar perencanaan dan kondisi
dilapangan , bisa juga terjadi perbedaan dalam hal pengadaan material atau
bahan peralatan Elektrikal yang akan di pasang pada bangunan.
Dari pengawasan berkala yang kami lakukan sampai dengan
pelaksanaan testing dan commisioning selesai , kami berharap hasil kerja
dari kontraktor akan berfungsi dengan baik , benar dan aman untuk jangka
waktu pemakaian yang lama.

7
BAB II
PRAKTIK KEINSINYURAN

2.1 Formulasi Masalah


Pada saat pelaksanaan praktik keinsinyuran ada beberapa proyek yang
kami kerjakan secara bersamaan diantaranya adalah :
2.1.1 Proyek Gilgal Center 2, dengan luas bangunan 45.000 m2 , terdiri dari
3 lantai bangunan yang difungsikan sebagai bangunan sosial, ruang
ibadah jemaat gereja dan bangunan parkir yang terdiri dari 11
(sebelas) lantai khusus untuk menampung kendaraan para jemaat
gereja, proyek ini berlokasi di Pantai Indah Kapuk 2, Tangerang,
Banten.
2.1.2 Proyek Extention Moulding Selago Makmur Plantation Refinery,
dengan luas bangunan 25.000 m2, terdiri dari 8 lantai bangunan
dimana lantai 1 (satu) sampai dengan lantai 6 (enam) difungsikan
sebagai tempat pengolahan CPO, pengepakan minyak goreng kemasan
sedangkan lantai 7 (tujuh) sampai lantai 8 (delapan) difungsikan
sebagai kantor untuk karyawan, proyek ini berlokasi di kawasan
industri Cilegon, Banten.
Dari ke 2 (dua) proyek tersebut diatas kami memutuskan untuk
menjadikan proyek Extention Moulding Selago Makmur Plantation
Refinery sebagai bahan Laporan Praktik Keinsinyuran dan Laporan Studi
Kasus.
Perencanaan sistem Elektrikal sebuah bangunan untuk mendapatkan
hasil perencanaan yang tepat dan dapat diaplikasikan pada bangunan sesuai
fungsinya, ada beberapa masalah yang harus di perhatikan seperti:
a. Bagaimana menentukan sistem kelistrikan yang tepat untuk sebuah
bangunan
b. Bagaimana menentukan pemilihan transformator
c. Bagaimana menentukan pemilihan generator set
d. Bagaimana menentukan pemilihan panel listrik tegangan menengah

8
e. Bagaimana menempatkan peralatan utama transformator, panel
tegangan menengah, dan genset pada posisi yang tepat
2.2 Ringkasan Rencana dan Pemilihan Solusi
a) Mengusulkan suplai daya listrik utama PLN berasal dari 2 (dua)
penyulang dengan langganan kategori premium
b) Memberikan alternatif usulan penggunaan trafo kering dan trafo oil
c) Memberikan alternatif usulan penggunaan genset tipe open atau tipe
silent
d) Memberikan alternatif penggunaan LBS atau Circuit Breaker sebagai
pemutus pada panel Tegangan Menengah

2.3 Ringkasan Penerapan Solusi


Sebagai perencana pekerjaan Elektrikal yang berhubungan dengan
perencanaan sebuah bangunan seringkali kami menghadapi permasalahan
dalam hal menentukan type peralatan utama Elektrikal seperti :
2.3.1. Transformator
Berdasarkan medium isolasinya, transformator dapat dibagi menjadi
dua jenis, yaitu :
1) Transformator tipe kering, merupakan transformator yang
bersifat free maitenance (bebas pemeliharaan) karena
transformator jenis ini tidak menggunakan oli atau minyak
transformator sebagai bahan pendinginnya melainkan
menggunakan fan yang berada di dalam unit transformator.
2) Transformator tipe basah, merupakan transformator yang
kumparan dan intinya menggunakan oli sebagai media
pendinginnya , sistem pendinginan pada transformator tipe
basah yang pendinginannya menggunakan sirkulasi alami dari
oli.

9
Transformator harus diletakan pada posisi yang tepat dan ruangannya
harus mendapatkan sirkulasi udara yang bagus dengan ruang yang
cukup luas.
Dengan sirkulasi udara bagus dan sudah diperhitungkan sesuai
kebutuhan , akan membuat kerja peralatan Transfomator menjadi
lebih baik dan usia pakai akan lebih lama.

2.3.2. Panel Tegangan Menengah


Peralatan Panel Tegangan Menengah harus diletakan pada ruangan
yang berdekatan dengan ruang Transformator.
Posisi yang berdekatan antara Transformator dan Panel Tegangan
Menengah akan memudahkan pekerjaan instalasinya.

2.3.3. Generator Set


Peralatan Genset juga harus diletakan berdekatan dengan ruang
Transformator dan Panel Tegangan Menengah.
Sirkulasi udara untuk ruang Genset harus baik sesuai dengan hasil
perhitungan perencanaan, untuk menghindari panas yang berlebih
apabila Genset sedang dioperasikan jika supply daya listrik dari PLN
padam.

2.3.4. Panel Utama Tegangan Rendah


Lokasi dan ruang tempat diletakannya Panel Utama Tegangan Rendah
juga harus berdekatan dengan ruang Transformator , Panel Tegangan
Menengah dan Genset.
Sirkulasi udara untuk Panel Utama Tegangan Rendah juga harus
bagus, dengan sirkulasi udara yang bagus , Panel Listrik akan bekerja
dengan baik.

10
2.3.5. Instalasi Pengkabelan di Ruang Power House
Semua peralatan utama seperti Transformator, Generator Set, Panel
Tegangan Menengah , Panel Utama Tegangan Rendah, harus
diletakan pada posisi yang tepat , sehingga instalasi kabel dari Panel
Tegangan Menengah ke Transformator dan dari Transformator ke
Panel Utama Tegangan Rendah mudah dikerjakan dengan jarak yang
tidak terlalu jauh.
Selain itu dengan posisi yang berdekatan akan memudahkan
pengontrolan sistem peralatan utama yang fungsinya sangat
diandalkan jika suatu bangunan gedung sudah digunakan.
2.4 Ringkasan Evaluasi Hasil Penerapan
Sebagai perencana kami sudah siapkan dan memikirkan bagaimana
memilih sistem kelistrikan yang terbaik dan dapat diandalkan untuk
digunakan dalam jangka waktu yang lama dengan pemilihan peralatan
utama yang terbaik berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan letak
dan lokasi dari gedang yang akan dibangun, karena lokasi bangunan akan
sangat mempengaruhi pemilihan dan penggunaan peralatan utama
Elektrikal.
Dengan pemilihan peralatan Elektrikal yang tetap berdasarkan
perhitungan dan disesuaikan dengan standar dan peraturan yang berlaku,
peralatan utama Elektrikal seharusnya dapat digunakan dan berfungsi
dengan baik dan handal sesuai dengan fungsi bangunan. Hal tersebut kami
lakukan dengan prinsip dasar, mengutamakan dari segi keamanan,
keselamatan, kehandalan, dan dapat digunakan dalam waktu yang lama ,
tentunya dengan melakukan perawatan secara rutin dan terjadwal dengan
baik, kami harus bertindak sebagai pihak yang dapat dipercaya oleh pemberi
tugas dan berperilaku dengan penuh tanggung jawab, ini harus kami lakukan
demi mendapatkan kepercayaan dari pemberi tugas.
Tapi dalam pelaksanaannya ada beberapa Dilema yang kami hadapi
seperti apakah ruangan yang kami tentukan bisa diberikan oleh tim dari

11
Arsitek , apakah lahan untuk ruang yang kami minta masih cukup tersedia ,
biasanya permasalahan ini terjadi karena keterbatasan lahan.
Pada kenyataanya pada setiap proyek perencanaan yang kami buat
dengan dengan mengikuti standar dan peraturan yang berlaku, masih saja
mendapatkan penolakan dari tim Arsiteknya seperti penempatan peralatan
utama Elektrikal pada ruang yang kami usulkan tidak semudah itu diterima ,
disatu sisi kami harus membuat perencanaan dengan baik dan benar tapi
disatu sisi usulan ruangan yang kami buat akan mendapatkan penolakan dan
pergeseran ruangan dari lokasi semula yang sdh kami buatkan ruangannya.
Dari pendapat dan usulan tim Arsitek yang dikemukakan, lokasi ruang
peralatan utama Elektrikal yang kami sudah tentukan di pindah keposisi
lainnya, kami lakukan perencanaan ulang kembali menyesuaikan dengan
lokasi ruangan dan lahan yang masih ada, yang diberikan tim perencana
Arsitektur, selama masih dapat kami akomodasi dan masih sesuai dengan
peraturan dan standar yang berlaku, kami akan lanjutkan perencanaan
sampai selesai dan kami harus yakin semuanya akan berfungsi dengan baik .
Koordinasi yang baik dengan pihak pihak yang terlibat dalam
perencanaan sebuah bangunan baik dengan tim Arsitek , tim Struktur dan
Pihak Pemberi Tugas , akan menghasilkan perencanaan yang baik dan
benar. Sehingga semua permasalahan dan kendala yang kami temui dalam
perencanaan sebuah bangunan dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai
dengan keinginan pemberi tugas.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a) Pada perencanaan ini sistem distribusi listrik yang digunakan pada
bangunan menggunakan Transformator sebanyak 2 x 1.250 KVA.
b) Transformator yang digunakan adalah adalah Transformator tipe
basah dengan media pendingin oli.
c) Panel Tegangan Menengah 20 KV , terdiri dari 2 (dua) unit panel tipe
Outgoing, untuk melayani 2 (dua) unit Transformator, sedangkan
panel tipe Incoming menggunakan panel Existing, sudah terpasang
pada ruang Panel Tegangan Menengah.
d) Genset yang digunakan berjumlah 2 x 1.250 KVA, Prime Power, tipe
open, untuk back up 100 %.
3.2 Saran-saran
a) Bangunan proyek ini berada di kawasan pinggir laut, disarankan untuk
penggunaan material Elektrikalnya harus tahan dari korosi, untuk
menghambat terjadinya korosi semua peralatan Elektrikal harus di
finising dengan menggunakan Marine Paint.
b) Bangunan ini akan digunakan untuk memproduksi CPO (Crude Palm
Oil) , bahan yang relatif sangat mudah terbakar, disarankan
menggunakan sistem penangkal petir kombinasi antara sistem
Elektrostatis dan sistem konvensional dengan sangkar Faraday.

13
DAFTAR PUSTAKA
[1] Badan Standarisasi Nasional 2011. Persyaratan Umum Instalasi Listrik
2011.

[2] SNI 0225-2020. Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2020)

[3] SNI 6197-2020. Konservasi Energi Pada Sistem Pencahayaan

[4] SNI 03-7015-2004. Sistem Proteksi Petir pada Bangunan Gedung

[5] SNI 04-7018-2004. Sistem Pasokan Daya Listrik Darurat Dan Siaga

[6] SNI 03-6574-2001. Tata Cara Perencanaan Pencahayaan Darurat, Tanda


Arah dan Sistem Peringatan Bahaya pada Bangunan Gedung

[7] SNI 03-6575-2001. Tata Cara Perancangan Buatan Pada Bangunan


Gedung

14
LAMPIRAN

1. Laporan Studi Kasus


2. Data Lapangan
3. Flow Diagram (jika diperlukan)
4. Contoh Perhitungan

15
LAPORAN STUDI KASUS

PERENCANAAN SISTEM KELISTRIKAN


PROYEK EXTENTION MOULDING SELAGO MAKMUR
PLANTATION REFINERY

SAHRIAL AHMADI
NIM : 22/506602/TK/55542

PEMBIMBING:

Nama Pembimbing di UGM : Dr. Eng. Silmi Fauziati., S.T., M.T., D. Eng.,
IPM

Nama Pembimbing Lapangan : Ir. Ahmad Yuhani, IPM

PROGRAM STUDI PROFESI INSINYUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2023

16
1. PENDAHULUAN

PT. Selago Makmur Plantation , merupakan perusahaan yang bergerak


dibidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit, perusahaan ini didirikan pada
tahun 1990, lokasi perkebunan berada di Sumatera barat. Perusahaan semakin
lama semakin berkembang dan hingga saat ini memiliki luas area perkebunan
6.065 hektar, perusahaan ini mempunyai pabrik pengolahan kelapa sawit dengan
kapasitas olah Tandan Buah Segar (TBS) sebesar 80 Ton/jam.

Lokasi pabrik pengolahan Crude Palm Oil (CPO) berada di kawasan


industri Cilegon yang berdeketan dengan laut untuk memudahkan transportasi
pengangkutan bahan baku kelapa sawit ke pabrik pengolahan dengan
menggunakan kapal laut.

Pabrik ini mengolah buah kelapa sawit menjadi menjadi Crude Palm Oil
(CPO) dan selanjutnya bahan baku minyak nabati sawit akan diproses menjadi
bahan turunannya seperti RBD, STERINT, PFAD, menjadi OLIEN diolah
menjadi minyak curah yang akan dikemas dalam ukuran 1 liter, 2 liter, 5 liter
jirigen dan 18 liter jirigen.

Pabrik ini memiliki 28 tanki utama tempat penyimpanan pengolahan minyak


sawit dan 18 tanki untuk Olien kemasan.

Gambar 1.1. Peta Lokasi Proyek


17
1.1. Latar Belakang
Dengan semakin berkembangnya berkembangnya dan banyaknya
permintaan akan minyak untuk kebutuhan di dalam negeri dan juga untuk
export, pihak manajemen perusahaan membutuhkan ruang produksi yang
lebih luas dengan kapasitas yang lebih besar dari kapasitas produksi yang
ada pada saat ini yang sudah tidak dapat memenuhi target produksi yang
diinginkan sesuai permintaan pasar yang semakin lama semakin besar akan
kebutuhan minyak goreng dan produk turunan dari pengolahan minyak
sawit ini.
Dari penjelasan tersebut diatas pihak direksi dan manejemen
perusahaan merencanakan akan memperluas ruang produksi dengan cara
membangun sebuah bangunan baru dilokasi yang sama dan berdekatan
dengan pabrik lama yang berada di kawasan industri Cilegon.
Pabrik baru atau bangunan baru ini posisi bangunannya berada di
sisi sebelah kiri bangunan lama dan nantinya bangunan ini akan dibangun
bersebelahan dan menempel dengan bangunan lama, antara ruang produksi
di bangunan lama nantinya akan dihubungkan dengan sebuah jembatan yang
berada di lantai 1, lantai 2, lantai 3 dan lantai 4. Fungsi lantai penghubung
ini untuk memudahkan pekerja pabrik memindahkan hasil produksi yang
akan diolah maupun yang akan dikemas dan juga memudah pengangkutan
dengan bantuan lift cargo untuk diturunkan kelantai dasar yang difungsikan
sebagai lokasi truk untuk menerima barang yang sudah siap dimasukan
kedalam truk kontainer untuk didistribusikan ke konsumen.
Posisi ruang utilitas peralatan utama Mekanikal dan Eletrikal
berada di bangunan pabrik lama, ruang peralatan utama Elektrikal sudah
terisi dengan 2 unit Transformator kapasitas 2 x 2.000 kVA , 2 unit Genset
dengan kapasitas 2 x 2000 kVA , 3 unit Panel Tegangan Menengah ( 1
Panel Incoming dan 2 Panel Outgoing). Dari semua peralatan yang
disebutkan diatas, suplai daya listrik dari peralatan utama Existing sudah
terpakai semuanya dan tidak ada daya yang tersisa untuk bangunan baru
nantiny
18
Gambar 1.2. Ruang Genset dan Ruang Panel Utama Tegangan Rendah Existing

Gambar 1.3. Ruang Panel Tegangan Menengah 20 KV Existing

Gambar 1.4. Ruang Transformator Existing

19
1.2. Tujuan
Dari latar belakang yang dijelaskan diatas tujuan utama dengan
akan dibangunnya pabrik baru adalah untuk menempatkan dan menambah
mesin-mesin produksi baru yang akan digunakan untuk memproduksi dan
menambah kapasitas produksi sehingga tujuan dan rencana dari pihak
perusahaan untuk memenuhi permintaan dari konsumen dapat tercapai.
Dengan semakin berkembangnya perusahaan dan untuk
meningkatkan hasil produksinya tentunya dibutuhkan bangunan baru
dengan adanya pabrik baru sudah pasti diperlukan sumber daya listrik
tambahan untuk mensuplai daya listrik peralatan Mekanikal dan Elektrikal
bangunan baru dan juga untuk mensuplai daya listrik mesin-mesin produksi
baru yang akan digunakan nantinya.
Untuk utilitas peralatan Elektrikal bangunan baru akan diletakkan
di ruang yang sama dengan utilitas peralatan Elektrikal lama, dari hasil
survey yang kami lakukan untuk menempatkan peralatan Elektrikal baru
sudah disiapkan dan sudah dialokasikan posisi dari penempatan Genset,
Transformator, Panel Tegangan Menengan dan Panel Utama Tegangan
Rendah, semuanya sudah disiapkan dalam satu ruang power house.
Dengan dibangunnya pabrik baru juga akan berakibat akan adanya
penambahan karyawan baru yang akan dipekerjakan nantinya untuk
menjalankan dan mengoperasikan mesin-mesin produksi, sehingga hasil
produksi yang sudah direncanakan dan ditargetkan akan terpenuhi dengan
semua fasilitas yang sudah disiapkan dan direncanakan dengan baik.
2.3 Kajian Pustaka
Sumber daya listrik untuk bangunan pabrik baru direncanakan terpisah
dari bangunan pabrik lama, bangunan pabrik baru akan di suplai listrik dari
PLN dengan langganan Tegangan Menengah 20 kV melalui Panel Incoming
Existing yang sudah terpasang dan sudah di operasikan, pada perencanaan
ini sumber daya listriknya hanya menyediakan Panel Outgoingnya saja
sebanyak 2 unit, karena Panel Incomingnya sudah terpasang.

20
Pada waktu pelaksanaan konstruksi pemasangan Panel Tegangan
Menengah Outgoing akan terjadi proses pemadaman listrik sementara,
karena penggabungan Panel Outgoing baru dengan Panel Outgoing lama
harus dikerjakan dalam kondisi sumber listrik PLN dengan tegangan 20 kV
harus padam total. Disinilah tantangannya semuanya harus direncanakan
dan disiapkan dengan matang, tidak mudah dan memerlukan perhitungan
waktu dan kesiapan semua tim untuk bekerja dengan cepat dan tepat waktu
nantinya jika pabrik ini sudah dalam tahap instalasi peralatan utama listrik
Tegangan Menengah. Alasannya adalah pabrik tidak boleh berhenti
beroperasi dalam waktu yang lama.
Utilitas peralatan utama listrik bangunan ini berada pada bangunan
power house existing yang jaraknya cukup jauh dari bangunan pabrik baru,
untuk itu penggunaan ukuran kabel harus dihitung dengan benar karena
semakin besar diameter, maka tahanan dalam dalam kabel akan semakin
kecil, demikian juga dengan panjang kabel, semakin panjang kabel maka
akan semakin besar tahanan dalam kabel, sehingga akan semakin besar
voltage drop yang terjadi.
Untuk mengatasi masalah Voltage Drop salah satunya adalah
menggunakan kabel dengan diameter atau penampang yang lebih besar,
dalam hal ini penggunaan kabel dengan diameter lebih besar pengaruhnya
sangat besar untuk mengatasi terjadinya Voltage Drop pada Instalasi Listrik
3 Phasa. Drop Voltage yang dipersyaratkan Badan Standarisasi Nasional
(SNI 0225-2011). Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011, tidak boleh
melebihi 4% dari voltase pengenal pada terminal pelanggan.
2.4 Perancangan (Konseptual dan Detil)

a. Umum
Bangunan ini secara berfungsi sebagai bangunan industri, dengan luas
bangunan ± 25.000 m2, terdiri dari 8 Lantai. Bangunan ini dibangun
di kawasan pabrik yang sudah ada dan sudah terdapat kegiatan

21
pengolahan bahan dasar Crude Palm Oil (CPO) menjadi minyak
goreng untuk dikemas dalam kemasan plastik dan galon.

b. Dasar Perencanaan
Dasar perencanaan dan dasar perhitungan pada bangunan ini adalah :
1. T.O.R ( Term of Reference )
2. Standar Peraturan Pemerintah dan Menteri

a. T.O.R ( Term of Reference )


Penentuan sistim Intalasi listrik adalah berdasarkan T.O.R yang
diberikan pemberi Tugas, antara lain untuk kebutuhan
penerangan dalam maupun luar dan peralatan-peralatan listrik
yang menunjang kebutuhan bangunan.
b. Standar Peraturan Pemerintah dan Menteri
Didalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan, material
utama dan material bantu lainnya harus memenuhi referensi
yang berlaku, antara lain :

Peraturan, Standar dan literatur yang menjadi acuan tata cara perencanaan
Peraturan yang digunakan :
1) Undang-undang Rep. Indonesia No. 28 th. 2002 Tentang Bangunan
Gedung.
2) Peraturan Menteri PU No. 26/PRT/M/2008 th. 2008 Tentang
Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan.
3) KEPMEN PU No. 10/KPTS/2000 Tentang ketentuan teknis
pengamanan terhadap bahaya kebkaran Pada bangunan Gedung dan
Lingkungan.
4) Peraturan Walikota setempat tentang Bangunan Gedung.

22
Standar yang digunakan :
1) Standar Nasional Indonesia, SNI 04-0225-2020 tentang Persyaratan
Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2020.
2) Standar Nasional Indonesia, SNI 03-7015-2004 tentang Sistem
Proteksi Petir pada Bangunan Gedung.
3) Standar Nasional Indonesia, SNI 03-6197-2000 tentang Konversi
Energi Sistem Pencahayaan pada Bangunan Gedung
4) Standar Nasional Indonesia, SNI 03-6574-2001 tentang Tata Cara
Perencanaan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah dan Sistem Peringatan
Bahaya pada Bangunan Gedung.
5) SNI 03-7013 Sistem Proteksi Petir Pada Bangunan Gedung.

6) SNI 03-6575 Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada


bangunan gedung.

c. Laporan Kriteria Perencanaan


Sebagai perencana kami selalu mengikuti Peraturan dan Standar yang
berlaku baik itu Standar Nasional Indonesia (SNI) maupun Peraturan
Menteri dan Peraturan Daerah.

Dilihat dari sisi fungsinya bangunan ini direncanakan dengan sistem


yang andal, dimana sumber listrik disuplai dengan dua sumber yaitu
listrik PLN yang berfungsi sebagai sumber daya utama dan genset
sebagai sumber listrik cadangan dengan back up 100 %. Beban listrik
dikelompokkan atas beban emergency (peralatan penunjang sarana
kebakaran) dan beban normal, sedangkan UPS digunakan untuk
mensuplai beban elektronik (sebagai beban emergency).

23
24
Tabel 1. Istimasi Kebutuhan Daya Listrik

A. Sistem Catu Daya listrik :


1) Sumber Daya Utama
Sumber listrik PLN 3 (tiga) phasa dengan Tegangan Menengah 20
kV, diturunkan menjadi Tegangan Rendah dengan menggunakan
Transformator untuk di distribusikan melalui Panel Utama Tegangan
Rendah keseluruh Panel Sub di setiap lantai bangunan.
Kapasitas Transformer :

Trafo : 2 x1.250 kVA, / 0.4 kV


Hubungan segitiga-bintang (Delta-Star)
Daya tersambung yang direncanakan : 2.180 kVA
2) Sumber Daya Cadangan
Disiapkan 2 (dua) unit Diesel Generator Set 380/220 V, 3 phasa, 4
kawat, untuk back-up 100% dengan kapasitas masing-masing 2 x
1.250 kVA, Prime Rating dilengkapi dengan AMF (Automatic Main
Failure),

3) Sumber Daya Darurat


Sumber daya darurat dalam hal ini dimana kondisi Gedung dalam
keadaan kebakaran dimana Yang berfungsi hanya pompa kebakaran,
Lift kebakaran, Fan tangga kebakaran, Smoke Extract Fan dan panel
elektronik yang melayani peralatan arus lemah.Sedangkan lampu
25
kebakaran dan lampu exit menggunakan individual battery yang tahan
sampai 2 jam tanpa charge

4) Sumber Daya UPS


Uninterruptible Power Suplly (UPS) adalah perangkat yang biasanya
menggunakan baterai backup. Sebagai catu daya alternatif untuk
Perangkat elektronik yang terpasang. UPS merupakan system
penyedia daya listrik yang sangat penting dan diperlukan sekali untuk
mencegah terjadinya kegagalan kerja sistem perangkat Elektronik
serta kerusakan sistem dan hardware.
UPS yang digunakan harus mampu melayani peralatan elektronik
selama 4 jam tanpa di charger sesuai Standard Nasional Indonesia
(SNI).
Sumber daya UPS hanya untuk melayani peralatan arus lemah
(elektronik) yaitu :
a. Peralatan Fire Alarm
b. Peralatan Telephone
c. Peralatan Tata Suara
d. Peralatan CCTV

B. Konsep peralihan dari Sumber Daya Utama ke Sumber Daya Cadangan.


1) Pada saat PLN padam, maka Genset akan start.
Jika PLN kembali mengalirkan arus listrik, maka jaringan distribusi
beban listrik akan disuplai kembali oleh PLN secara otomatis melalui
perangkat Automatic Transfer Switch (ATS) dan pada waktu yang
sudah ditentukan Generator Set akan padam.
2) Pada Waktu Kebakaran
a. Bila terjadi kebakaran, maka secara otomatis beban listrik waktu
kebakaran, seperti: Pompa-pompa pemadam kebakaran, lift
kebakaran, smoke extract fan, master control fire alarm akan
berfungsi, pada saat yang sama semua sistem air conditioning mati

26
atas perintah master control fire alarm dan panel kontrol pompa
kebakaran.
b. Bila sumber daya listrik PLN padam pada saat kebakaran, maka
secara otomatis generator set akan bekerja mensuplai daya listrik
kejaringan instalasi.
c. Bila genset tidak berfungsi (padam) maka yang akan bekerja
hanya mesin diesel untuk pompa fire yang berfungsi hanya untuk
memompakan air untuk memadamkan api.

C. Jenis-jenis beban & prioritas layanannya.


Beban dari setiap panel ditentukan berdasarkan beban tersambung. Untuk
mendapatkan demand load dari seluruh system, setiap beban ditentukan
faktor bebannya berdasarkan pasal 4.3 PUIL 2011.
Seluruh beban listrik dibagi dalam kategori :
a. Beban Normal (PLN-Normal).
Seluruh jaringan instalasi listrik, panel listrik dan beban listrik sesuai
yang tertera pada tabel beban listrik dapat dioperasikan dengan suplai
listrik dari PLN.

b. Beban Essential (PLN-Padam).


Bila PLN padam, maka semua jaringan instalasi listrik, panel listrik
dan beban listrik dapat berfungsi dan beroperasi dengan suplai listrik
dari 2 unit Generator Set Prime Rating yang start secara otomatis
melalui mekanisme yang diatur oleh automatic main failure (AMF).

c. Beban Emergency.
Pompa kebakaran, Lift kebakaran, Fan tangga kebakaran, Fan Smoke
lobby, peralatan elektronik di suplai oleh Generator Set secara penuh
atau back-up 100%, dan jika terjadi semua sumber listrik padam baik
PLN maupun Generator Set seluruh lampu-lampu emergency, lampu
exit, lampu tangga darurat disuplai melalui baterai jenis Nicad.
27
d. Karakteristik sumber daya yang disyaratkan :
Sumber tegangan kerja listrik adalah 3 phasa, 380 volt dan 1 phasa
220 Volt dengan frequensi 50 Hz , merupakan tegangan kerja yang
digunakan pada seluruh jaringan listrik di Indonesia.
Drop tegangan yang diperbolehkan sebesar 4% sesuai dengan
Peraturan Umum Listrik Indonesia (PUIL) 2011.
D. Penerapan Hasil Rancangan
a. Sistem dan jenis Instalasi yang diterapkan pada sisi TM
b. Spesifikasi Teknik Bahan Dan Peralatan
a. Transformator
a) Data-data teknis adalah sebagai berikut :
b) Jumlah : 2 unit
c) Jenis Trafo : Totally Hermatically
oil immersed
d) Power rating : 2 x 1.250 KVA
e) Sisi Tegangan Primer : 20 KV
f) Sisi Skunder : 400 Volt - 3 Fase
g) Tapping Sisi TM : 2 x 2 1/2%
h) Group Vektor : dyn 5
i) Frequensi : 50 Hz
j) Design : sesuai VDE, IEC
k) Temperatur Keliling : 40 derajat C
l) Derajat Pengaman : IP - 10
m) Terminal TM yang dapat dicabut : Ya
n) Impedansi : 7%

b. Panel Utama Tegangan Menengah


Panel Utama Tegangan Menengah terbuat dari plat baja dengan
ketebalan minimum 2 mm, di cat powder coating, jenis Free Standing,

28
Tegangan kerja 20 KV, Nominal insulation 24 KV, frekwensi 50 Hz,
terdiri dari :
1. Metering Cubicle
Menggunakan metering Existing
2. Incoming Cubicle
Menggunakan panel Existing
3. Outgoing Cubicle

Outgoing cubicle Panel Tegangan Menengah dilengkapi :


1. Circuit Breaker 3P 630 A, 20 kV, 14.5 KA + Earthing Switch,
Door Interlock + Shunt Trip + Aux Switch
2. Meter arus & Trafo Arus
3. Capacitive voltage indicator
4. MCB 1 ph 6A, 8 kA
5. Thermostat & Heater AC 220 V, 50 Watt
6. Free Standing (Metal Enclosure)

c. Sistem penghubung antara Panel TM ke unit Transformator


Sistem penghubung antara Panel TM ke unit Transfomator
menggunakan kabel dengan tipe : Kabel berisolasi XLPE N2XSY,
Tegangan 12 s/d 20 KV.
Ukuran kabel yang digunakan adalah N2XSY (3 x 1 x 95 mm).

d. Penjelasan tentang rumah gardu berikut Instalasi Panel Tegangan


Menengah.
Lokasi ruangan PUTM (Panel Utama Tegangan Menengah)
diletakkan dilantai Ground untuk Memudahkan akses pemeliharaan.
Panel Utama Tegangan Menengah ruangannya berdekatan dengan
ruangan Transformer dan PLN untuk penghematan instalasi kabel
tegangan menengah sehingga biaya instalasi bisa dihemat.

29
E. Sistem dan jenis Instalasi yang diterapkan pada sisi TR
Sistem dan jenis instalasi yang diterapkan adalah sistem tertutup,
sistem distribusi tegangan rendah menggunakan sistem radial, dimana pada
setiap lantai diletakan panel distribusi dengan posisi panel lantai berdekatan
dengan beban utnuk menghindari terjadinya penurunan tegangan dan
penggunaan ukuran kabel yang besar, sehingga dapat menghemat biaya
instalasi dan juga memudahkan pemeliharaan.
Sistem distribusi panel listrik dikelompokan untuk melayani beban
seperti : lampu penerangan dan stop kontak, peralatan air conditioning dan
ventilasi mekanis, peralatan plumbing, lift penumpang, peralatan perangkat
eletronik.
Untuk beban Emergency seperti pompa hydrant, fresurized fan, lift
kebakaran, fire alarm dan tata suara, dikelompokan dan dibuatkan panel
khusus Emergensi, kabel yang digunakan dari jenis Fire Rated Cable (FRC),
karena jika terjadi kebakaran panel listrik Emergency ini harus tetap dapat
berfungsi selama dua jam lebih.
Sistem penghubung antara transformator dengan Panel Utama
Tegangan Rendah menggunakan kabel NYY dengan isolasi kabel XLPE
yang tidak berbahaya bagi kesehatan manusia jika terjadi kebakaran.
Ukuran kabel yang digunakan NYY 4 (4 x 1C x 300 mm2)
Kabel penghubung antara Pemutus Daya di Panel Utama Tegangan
Rendah ke Sub Panel Distribusi menggunakan kabel NYY dengan isolasi
kabel XLPE.
F. Uraian konsep penghematan listrik, meliputi :
1. Penentuan jenis-jenis lampu berikut armaturnya yang dipilih berikut
uraian kuat cahayanya.
Dalam pemilihan lampu untuk konsep penghematan energy,
digunakan lampu jenis LED TL 5-1 x 18 W. Dimana LED TL 5–1 x
18 W mempunyai Kuat cahaya 2900 lumen sedangkan TL 1 x 18 W
mempunyai kuat cahaya 2500 lumen. Penentuan Jumlah lampu dalam

30
ruangan juga dibatasi oleh standard Nasional Indonesia SNI 03-6575-
2001.

2. Pola grouping dan penyalaan lampu.


Pola grouping zig zag

L-1 G-1

G-2 L2

L-3 G-3

3. Implementasi sistem penyalaan lampu dengan sensor gerak.


Tidak dipergunakan dalam Gedung ini karena keterbatasan biaya
4. Uraian sistem Pencahayaan Darurat, meliputi :
Sistem yang diterapkan adalah sistem individual untuk
1). Penerangan Bagian Dalam
Penerangan bagian dalam umumnya menggunakan lampu
fluorescent (TL), Down Light menggunakan lampu LED, atau
tergantung dari kebutuhan masing-masing ruangan.
Disediakan lampu yang tetap hidup pada malam hari ±8 ~ 10%,
untuk tujuan pengamanan.

2). Penerangan Bagian Luar


Penerangan ini diberikan untuk area penerangan jalan, taman,
dan parkir. Lampu-lampu yang digunakan untuk penerangan
bagian luar bangunan menggunakan type LED. Seluruh
penerangan luar dilengkapi dengan saklar otomatis melalui
timer.

5. Konsep aktivasi/penyalaan lampu darurat dalam keadaan emergency.


Sesuai dengan SNI 03-6574-2001, tentang “Tata Cara Perancangan
Pencahayaan Darurat, Tanda Arah Keluar dan Sistem Peringatan

31
Bahaya pada Bangunan Gedung”, penerangan darurat ditempatkan
pada lokasi-lokasi strategis diseluruh bangunan, yang akan menyala
pada saat aliran listrik PLN putus (sebelum genset cadangan
bekerja), minimum 2 jam. Lampu exit dengan jenis lampu LED TL
1 x 10 W.

Lampu darurat otomatis menyala karena power supplainya saat PLN


putus atau Genset di ambil alih dan battery yang terpasang pada
masing-masing lampu darurat.

6. Titik-titik pencahayaan darurat sesuai dengan konsep evakuasi dalam


keadaan darurat.
Sama dengan SNI 03 – 6574 – 2011 tentang “Tata cara perancangan
pencahayaan darurat, tanda panah dan system peringatan bahaya pada
Bangunan Gedungnya penerangan darurat ditempatkan pada lokasi-
lokasi strategis diseluruh bangunan yang akan menyala pada saat
aliran listrik PLN putus (sebelum Genset cadangan bekerja) minimum
2 jam, lampu exit dengan jenis lampu LED TL 1 x 10 W.

G. Sistem Pembumian :
Penerapan konsep titik pembumian untuk penyaluran Arus Gangguan
Hubung Singkat dan Arus Bocor , sistem yang digunakan adalah sistem
Pembumian Pengaman (PP) dimana :

1. Pentanahan Panel Tegangan Menengah, Bodi Transformator


dibumikan ke masing-masing bak kontrol pentanahan dengan tahanan
maksimum 1 Ohm.

2. Pentanahan Tegangan Rendah yaitu :


a). Netral Genset, Body Genset dibumikan secara terpisah ke
masing-masing bak kontrol pentanahan dengan tahanan
maksimum 1Ohm.

32
b). Titik bintang Trafo (body trafo dan titik bintang trafo)
dibumikan secara terpisah ke masing-masing bak kontrol
pentanahan dengan tahanan maksimum 1 Ohm.

c). Pentanahan panel listrik, Panel Kontrol Genset (PKG), Panel


Utama Tegangan Rendah (PUTR), dan panel-panel disetiap
lantai bangunan dibumikan ke masing-masing bak kontrol
pentanahan dengan tahanan maksimum 1 Ohm.

d). Pembumian petir dengan pembumian lain dibumikan secara


terpisah ke masing-masing bak kontrol pentanahan dengan
tahanan maksimum 1 Ohm.

H. Sistem Penangkal Petir :

1. Uraian penjelasan tentang konsep proteksi petir yang diterapkan


Konsep proteksi petir yang diterapkan adalah bahwa bahwa sisi atap
dilindungi dengsn sistem Eelektrostatis dan keliling bangunan di
proteksi dari sambaran petir menggunakan system Konvensional.

2. Penetapan proteksi sambaran langsung & tidak langsung.


Penetapan protesi sambaran langsung adalah menggunakan sistem
bola sergulir dan jala-jala, sedangkan sambaran tidak langsung
menggunakan arester di incoming panel.

3. Jenis teknologi yang dipilih.


Adalah kombinasi sistem Konvensional dan Elektrostatis

4. Alasan dari pemilihan teknologi yang dimaksud.


Sesuai dengan standard SNI 03-7015-2004 tentang system proteksi
listrik pada Gedung

33
GAMBAR 1.5. A Gambar Penangkal Petir

I. Analisis dan perhitungan penghantar listrik pada instalasi sumber daya

1. Perhitungan susut tegangan (lihat tabel 2)

GAMBAR 1.5.B Ditail Penangkal Petir

34
Panjang Kabel = 15 m TRAFO 1250 kVA
Z = 7%

Arus Maksimum Imaks. =


1,250,000
= 1899.2 Ampere
Y
√3 x 380
1. Dari Trafo ke PUTR (Panel Utama Tegangan Rendah)
Ditentukan jatuh tegangan di panel distribusi = 5.5 %
Daya aktif trafo =
Berdasarkan data brosur yang ada di dapat :
1,250 KVA ∆
Panjang Kabel = 15 m TRAFO 1250 kVA
Perhitungan berdasarkan KHA (Kemampuan Hantaran Arus) kabel /phase Z = 7%
- NYY 4 x1c x 300 mm2
Arus Maksimum
300 mm2
Imaks. =
1,250,000 → A = 610 A
= 1899.2 Ampere
Y
- Perhitungan berdasarkan Jatuh Tegangan :√3 x 380 NYY 4 x(1c x 300 mm 2)
- Ditentukan
Kabel : NYYjatuh tegangan
4 x 1c di panel distribusi
x 300 mm2 → XL = = 5.5 %
0.082 ohm/km
Berdasarkan data brosur yang ada di dapat :
R= 0.059 ohm/km
Perhitungan berdasarkan KHA (Kemampuan Hantaran Arus) kabel /phase
Z1= √ (0,059²) + (0,082²)
- NYY 4 x1c x 300 mm2 300 mm2 → A= 610 A
= 0.10 Ohm/km
- Perhitungan berdasarkan Jatuh Tegangan : NYY 4 x(1c x 300 mm )
2

- Kabel : NYY 4 x 1c x 300 mm2 → XL = 0.082 ohm/km


∆V = √3 x 0,1 x 15 x 1899.2 R= 0.059 ohm/km %∆V1 = 0.44 PUTR
Z1= √ (0,059²)3+x (0,082²)
1000
=
∆V = 0.10
1.662 Ohm/km
Volt
1.662
%∆V
∆V = √3 x 0,1 x 15 x X 100%
1899.2 %∆V1 = 0.44 PUTR
3803 x 1000
%∆V1
∆V =
= 1.662 0.44 %
Volt
1.662
%∆V = X 100%
380
2. Dari PUTR ke Panel PD-EMERGENCY
%∆V1
Daya = PD-EMERGENCY
Panel 0.44 % = 34,044 watt
Panjang Kabel = 40 m
2. Dari PUTR ke Panel PD-EMERGENCY
Daya Panel PD-EMERGENCY = 34,044 watt
Panjang Kabel 34,044
Arus Maksimum Imaks. == 40 m = 61.4 Ampre
√3 x 400 x 0,8
Ditentukan jatuh tegangan di panel distribusi 34,044 = 3%
Arus Maksimum Imaks. = = 61.4 Ampre
√3 x :400 x 0,8
Berdasarkan data brosur yang ada di dapat FRC (4C x 35 mm 2)
Ditentukan jatuh tegangan di panel distribusi = 3 %
Perhitungan berdasarkan KHA (Kemampuan Hantaran Arus) kabel /phase 2
Berdasarkan data brosur yang ada di dapat : FRC (4C x 35 mm )
- FRC 4c x 35 mm2 35 mm2 → A= 145 A
Perhitungan berdasarkan KHA (Kemampuan Hantaran Arus) kabel /phase
-- FRC
Perhitungan berdasarkan Jatuh Tegangan
4c x 35 mm2 :
35 mm2 → A= 145 A
-- Kabel : FRC 4c
Perhitungan x 35 mm2 Jatuh Tegangan :
berdasarkan → XL = 0.097 ohm/km
- Kabel : FRC 4c x 35 mm2 → XLR =
= 0.097 ohm/km
0.514
ZI = √ (0.096²) + (0.379²) R= 0.514 ohm/km
ZI = √ (0.096²) + (0.379²)
= 0.52 Ohm/km %∆V1 = 0.56 PD-EMERGENCY
= 0.52 Ohm/km %∆V1 = 0.56 PD-EMERGENCY

∆V
∆V =
= √3
√3 x
x 0,39
0,39 x
x 70
70 x
x 61.4
61.4
1x
1 x 1000
1000
∆V = 2.226 Volt
2.226
2.226
%∆V
%∆V =
= X
X 100%
100%
400
400
%∆V2 = 0.56 %
%∆V2 = 0.56 %
3. Dari Panel PD-EMERGENCY ke PP-LIFT SERVICE
3. Dari
DayaPanel PD-EMERGENCY
PP-LIFT SERVICE ke PP-LIFT=SERVICE
15,000 watt
Daya PP-LIFT
Panjang KabelSERVICE = 15,000
15 watt
m
Panjang Kabel = 15 m
15,000
Arus Maksimum Imaks. = = 27.1 Ampre
√3 x 400 x 0,8
15,000
Arus Maksimum
Ditentukan jatuh tegangan di Imaks. =
panel distribusi = = 27.1
0.5 Ampre
%
√3 x 400 x 0,8 2
Berdasarkan data brosur yang ada di dapat : FRC (4C x 16 mm )
Ditentukan jatuh
Perhitungan teganganKHA
berdasarkan di panel distribusiHantaran
(Kemampuan = Arus) kabel
= 0.5 %
/phase
- Berdasarkan data brosur yang ada di16
NYY 4c x 16 mm2 dapat
mm2 : → A= 86 A FRC (4C x 16 mm 2)
- Perhitungan berdasarkan KHA
Perhitungan berdasarkan Jatuh(Kemampuan
Tegangan : Hantaran Arus) kabel /phase
- Kabel4c: xFRC
- NYY 4c x 16 mm2
16 mm2 16 mm2 →→ XL
A= = 0.110 ohm/km
86 A
R= 1.120 ohm/km
- Perhitungan berdasarkan Jatuh Tegangan :
ZI = √ (0.11²) + (1.12²)
- Kabel : FRC
=
4c x 16 mm2
1.125 Ohm/km
→ XL = 0.110 ohm/km
R= 1.120 ohm/km
ZI =√3
∆V = √ (0.11²)
x 1.125+x(1.12²)
10 x 27.1
= 1 x 1000
1.125 Ohm/km %∆V1 = 0.20 PP-LIFT SERVICE
∆V = 0.79 Volt
0.79 LIFT
∆V =√3
%∆V = x 1.125 x 10 x 27.1
X 100%
400
1 x 1000 %∆V1 = 0.20 PP-LIFT SERVICE
%∆V3 = 0.20 %
∆V = 0.79 Volt
0.79 LIFT
%∆V = X 100%
400
%∆V3 = 0.20 %
Presentase Total Susut Tegangan = %∆V1 + %∆V2 + %∆V3 = 0.44 + 0.56 + 0.20 = 1.19 % (memenuhi) < 4% sesuai PUIL

Presentase Total Susut Tegangan = %∆V1 + %∆V2 + %∆V3 = 0.44 + 0.56 + 0.20 = 1.19 % (memenuhi) < 4% sesuai PUIL

Tabel 2. Perhitungan Tegangan Susut

2. Perhitungan penentuan ukuran penghantar.


A. `Perhitungan berdasarkan kuat hantar arus Kabel Tegangan
Menengah.
Dengan Mempertimbangkan faktor – faktor yang ada dan
berdasarkan peraturan PUIL 2011.

35
Kabel yang digunakan untuk menghubungkan sumber PLN
dengn Panel Utama Tegangan Menengah (PUTM) dan antara
panel PUTM dengan Trafo.
Adapun kabel yang digunakan dari PLN ke PUTM adalah :
Tipe : kabel berisolasi XLPE N2XSEBY
Tegangan kerja : 12 s/d 20 KV

Kemampuan Hantar Kabel dari PLN ke Panel PUTM adalah :


Kabel N2XSEBY 1 x 3c x 120 mm² , 20 kV ; 17,2 kA

Total daya listrik dari PLN = 2.180 kVA, dimana besar arus
yang mengalir pada tegangan 20 KV sesuai dengan persamaan.
I = P

3 x V

I = 2.180 kVA = 62,93 A


3 x 20 kV

Sesuai dengan brosur terlampir untuk kabel N2XSEBY 1 x 3c x


120 mm², mempunyai kuat hantar arus sebesar 380 A ( in
ground / dalam tanah pada suhu 30º )

Dengan mempertimbangkan faktor-factor yang ada dan


berdasarkan PUIL 2011. Kemampuan Hantar Arus (KHA) kabel
yang dipilih berdasarkan rumus :

KHA= I / Fk, dimana :

I = arus yang dialirkan oleh kabel yang bersangkutan


Fk = faktor koreksi
Faktor koreksi ditentukan berdasarkan PUIL 2000, yakni :
 Tabel 7.15a koreksi terhadap suhu lingkungan
36
 Tabel 7.3-20 koreksi terhadap pemasangan kabel berimpit

Faktor koreksi KHA akibat suhu keliling, diambil pada suhu 35º
= 0.96
Faktor koreksi KHA akibat grouping dengan pemasangan trefoil
=1
Total kemampuan hantar arus kabel = 380 A x 0.96 x 1=
364,8A.
Walaupun KHA kabel sangat besar dibandingkan dengan actual
arus yang mengalir, kabel incoming dari PLN ke PUTM tetap
dipasang kabel N2XSEBY 1 x 3c x 120 mm².
Untuk antisipasi kemampuan hantar kabel dari PUTM ke
Transformator :
I = P

3 x V

I = 1.250 kVA = 36,08 A


3 x 20 kV

Sesuai dengan brosur terlampir untuk kabel N2XSY 3 x 1c x 95


mm² , 20 KV, mempunyai kuat hantar arus sebesar 335 A ( in
ground / dalam tanah pada suhu 30º ).
Lihat Brosur Kabel Pada Lampiran 9
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang ada dan
berdasarkan PUIL 2011.
Kemampuan Hantar Arus (KHA) kabel yang dipilih berdasarkan
rumus :

KHA = I / Fk, dimana :


I = arus yang dialirkan oleh kabel
yang bersangkutan
Fk = faktor koreksi

37
Faktor koreksi ditentukan berdasarkan PUIL 2011, yakni :
 Tabel 7.15a koreksi terhadap suhu lingkungan
 Tabel 7.3-20 koreksi terhadap pemasangan kabel berimpit
Faktor koreksi KHA akibat suhu keliling, diambil pada suhu 35º
= 0.96
Faktor koreksi KHA akibat grouping dengan pemasangan trefoil
=1
Total kemampuan hantar arus kabel = 335 A x 0.96 x 1= 321,6
A

B. Perhitungan Berdasarkan Kuat Hantar Arus Kabel Tegangan


Rendah
Kabel ini digunakan untuk menghubungkan sumber dengan
Panel Utama Tegangan Rendah (PUTR), antara panel satu
dengan panel yang lainnya dan antara panel dengan beban-
beban daya listrik.

Adapun kabel yang digunakan adalah :

 Tipe : kabel berisolasi PVC seperti NYFGBY,


NYY dan NYM
 Tegangan kerja : 0.6 s/d 1.0 kV

Kemampuan Hantar Kabel dari Transformator ke PUTR .


Kapasitas Trafo = 1.250 kVA
I = P
3 x V

I = 1.250 kVA = 1.899,18 A


3 x 380V

Sesuai dengan standard SNI, bahwa kemampuan hantar kabel


minimum 1.25 dari sumber arus (SNI PUIL 2011 hal. 403 dan
404.)
Maka minimum KHA kabel = 1.899,18 A x 1.25 = 2.373,97 A

38
Kabel terpasang : NYY 4 x ( 4 x 1c x 300 mm²)
Kemampuan Hantar Arus (KHA):kabel NYY 1c x 300mm² =
610 A

Faktor koreksi KHA akibat suhu keliling, diambil pada suhu


35º: = 0.94
Faktor koreksi KHA akibat grouping dengan pemasangan trefoil
= 0.96
I = arus yang dialirkan oleh kabel yang bersangkutan
Fk = faktor koreksi
Faktor koreksi ditentukan berdasarkan PUIL 2011, yakni :
 Tabel 7.15a koreksi terhadap suhu lingkungan
 Tabel 7.3-20 koreksi terhadap pemasangan kabel berimpit

Faktor koreksi KHA akibat suhu keliling, diambil pada suhu 35º
= 0.94
Faktor koreksi KHA akibat pemasangan kabel berimpit dengan
pemasangan trefoil = 0.96
Total kemampuan hantar arus kabel = 5 x 590 A x 0.94 x 0.96 =
2.662 A

39
GAMBAR 1.6. Gambar Skematik Diagram Listrik 1

40
GAMBAR 1.7. Gambar Skematik Diagram Listrik 2

J. Evaluasi Kinerja dan Usulan Improvemnet


Bangunan perluasan pabrik yang lokasinya terletak pada kawasan
industri kdipinggir laut membutuhkan peralatan dengan spesifikasi yang
lebih baik terutama dalam hal material finishing untuk setiap peralatan
utama Elektrikal.

Bila dilihat lebih dekat, lingkungan dipinggir laut memiliki iklim yang
begitu banyak mendatangkan curah hujan dan memiliki sifat lembab. Air
hujan pada dasarnya banyak mengandung asam, oleh sebab itu air hujan
dianggap sebagai penyebab korosi utama. Hal lainnya masih ditambah

41
dengan dengan sifat udara laut banyak mengandung yang membawa uap
garam, juga menjadi penyebab korosi yang paling utama.

Hal inilah yang maenjadi salah satu tantangan yang harus dapat
ditangani dengan baik, bila peralatan utama Elektrikal yang sudah kita
tentukan jika tidak dilapisi dengan cat yang tahan karat akan berakibat usia
peralatan tidak akan tahan lama dalam pemakaiannya.

Peralatan utama eletrikal seperti Transformator , Genset, Panel


Tegangan Menengah, Panel Utama Tegangan Rendah, semuanya harus dicat
dengan menggunakan cat anti karat , semuanya harus tertulis secara jelas
pada spesifikasi teknis material dengan mencantumkan bahan finishing cat
harus menggunakan marine paint. Dengan mengaplikasikan cat anti karat
dapat memperpanjang usia pemakaian peralatan utama Elektrikal.

Perencanaan yang kami buat tentunya dapat digunakan untuk jangka


waktu lama, selain dengan pemilihan dan penentuan peralatan yang sudah
sesuai dengan spesifikasi yang kami tentukan, ada faktor lain yang
mempengaruhi usia pemakaian peralatan tersebut diatas, yaitu faktor dimana
bangunan itu berada dan dibangun.

K. Kesimpulan
Kegiatan praktik kerja keinsinyuran merupakan salah satu sarana
untuk menambah pengalaman dan melatih diri untuk menghadapi
persaingan yang semakin ketat di dunia pekerjaan khususnya bidang
perencanaan Mekanikal dan Eletrikal.

Bidang perencanaan memerlukan keahlian dan wawasan keilmuan


yang luas dan kita dituntut untuk terus belajar, banyak membaca, mengikuti
seminar dan pelatihan yang secara berkala diadakan oleh organisasi profesi
maupun vendor peralatan yang berhubungan dengan bidang perencanaan.
Oleh karena itu dari hasil kerja praktik yang kami lakukan bersama-sama
dengan tim Arsitektur dan Struktur dalam satu perusahaan konsultan, akan
menambah ilmu dan wawasan kami untuk kedepannya nanti.
42
Setelah penulis melakukan kerja praktik keinsinyuran di PT. PRIMA
DETAILINDO dan membuat laporan ini, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :

1. Kerja praktik ini dilakukan untuk mendapat gambaran tentang situasi


kerja di bidang industri guna menambah pengetahuan dibidang
perencanaan yang berhubungan dengan pengolahan dan pengemasan.

2. Dengan kerja praktik ini penulis telah menyelesaikan salah satu


kewajiban kerja praktik lapangan yang dilaksanakan sejak Februari
sampai Mei di PT. PRIMA DETAILINDO.

3. Senantiasa menjalin kerjasama yang baik dengan semua pihak dan


terutama dengan tim dari bidang keahlian lainnya maupun dengan tim
dari perusahaan.

43

Anda mungkin juga menyukai