SAHRIAL AHMADI
NIM : 22/506602/TK/55542
PEMBIMBING:
Nama Pembimbing di UGM : Dr. Eng. Silmi Fauziati., S.T., M.T., D. Eng.,
IPM
Disusun oleh:
Ir. Sahrial Ahmadi
22/506602/TK/55542
Dr. Eng. Silmi Fauziati, S.T., M.T., D. Eng., IPM Ir. Ahmad Yuhani IPM
NIP 197111011997022001
Dosen Penguji 1 Dosen Penguji 2
NIP NIP
ii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam mengerjakan praktik keinsinyuran ini
saya tidak melakukan pemalsuan data dan semua materi dalam laporan ini merupakan
hasil karya saya sendiri, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan
sumbernya dalam daftar pustaka. Jika di kemudian hari terbukti tidak sesuai dengan
pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan.
Yogyakarta, ………
Meterai
Rp.10.000
Sahrial Ahmadi
22/506602/TK/55542
iii
KATA PENGANTAR
Program Profesi Insinyur (PPI) dijalankan sebagai tindak lanjut dari mandat yang
diberikan oleh Kemenristekdikti terhadap 40 Perguruan Tinggi di Indonesia,
termasuk Universitas Gadjah Mada, sebagai pelopor penyelenggara PPI. Pendirian
PPI juga merupakan langkah strategis yang antara lain untuk menjawab
berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2016 yang
memungkinkan delapan profesi termasuk profesi insinyur diakui lintas negara
ASEAN.
PPI diselenggarakan selama satu tahun bagi para lulusan sarjana yang telah
memiliki pengalaman kerja keinsinyuran minimal dua tahun. Program ini
menekankan kemampuan praktik peserta sesuai kompetensinya dan peningkatan
softskill dalam profesi keinsinyuran. Selain dengan sistem perkuliahan, di PPI FT
UGM juga dijalankan program rekognisi pembelajaran lampau (RPL). Guna
mendukung PPI ini, buku panduan diperlukan sebagai acuan dalam pelaksanaan
program. Buku panduan akademik ini terdiri dari lima bab, yang berisi
pendahuluan, informasi akademik, penjelasan kurikulum, kompetensi lulusan dan
silabus, panduan praktik keinsinyuran, akademik dan fasilitas pendukung, dan
layanan peserta PPI.
Sahrial Ahmadi
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Peta Lokasi Proyek .................................................................... 17
Gambar 1.2. Ruang Genset dan Panel Utama Tegangan Rendah Existing. ... 19
Gambar 1.3. Ruang Panel Tegangan Menengah 20 kV Existing ................... 19
Gambar 1.4. Ruang Transformator Existing .................................................. 19
Gambar 1.5.A Gambar Penangkal Petir ......................................................... 34
Gambar 1.5. B Ditail Penangkal Petir ............................................................ 34
Gambar 1.6. Gambar Skematik Diagram Listrik 1 ........................................ 40
Gambar 1.7. Gambar Skematik Diagram Listrik 2 ........................................ 41
vii
BAB I
PENDAHULUAN
2
jika lokasi bangunan tambahan berada dalam satu kawasan yang sudah ada
bangunan Existing lengkap dengan semua utilitas Mekanikal dan elektrikal,
kami harus mengetahui secara lengkap seperti dibawah ini :
1. Kondisi dan Kapasitas Daya Transformator
2. Kondisi dan Kapasitas Daya Genset
3. Kondisi Panel Tegangan Menengah
Setelah semua data yang diperlukan kami dapatkan dari hasil tanya
jawab dan survey , kami dapat melakukan pekerjaan selanjutnya.
1.2.2 Tahap Basic Disain
Pada tahap ini dari data yang diperoleh , kami membuat konsep
basic desain yang berupa perhitungan kebutuhan Daya Listrik untuk
mensuplai :
1. Peralatan mesin mesin produksi baru untuk menambah kapasitas
produksi
2. Peralatan sistem Air Condtioning dan Ventilasi
3. Peralatan sistem Plumbing
4. Peralatan sistem Elektrikal
5. Peralatan sistem Elektronik
Selain data mesin-mesin produksi yang kami peroleh dari tim
owner, kebutuhan daya listrik untuk peralatan sistem Air Conditioning dan
Ventilasi Mekanis, peralatan sistem Plumbing, peralatan sistem Elektrikal,
peralatan sistem Elektronik semuanya kami hitung secara detail.
Pada tahap ini kami sudah membuat gambar skematik awal lengkap
dengan besaran kapasitas transformator , kapasitas genset dan panel
tegangan menengah , panel utama tegangan rendah dan panel panel sub
peralatan.
Hasil dari penggambaran Basic Desain yang sudah selesai kami
akan presentasikan pada saat rapat koordinasi dengan owner. Dari presentasi
yang kami lakukan , banyak terjadi tanya jawab dapat berupa masukan dari
tim owner dan vendor peralatan mesin mesin produksi , dari masukan
tersebut , perencanaan kami lanjutkan ketahap Disain Pengembangan.
3
1.2.3 Tahap Disain Pengembangan
Pada tahap ini juga kami sudah bekerjasama dengan tim Arsitektur
dan tim Struktur , kerjasama ini sangat diperlukan untuk saling
berkoordinasi untuk mendapatkan persetujuan dari tim Arsitek dan tim
Struktur , karena penempatan ruangan Elektrikal pada bangunan, posisinya
dan letaknya harus tepat dan sesuai untuk menghindari terjadinya kesulitan
dalam pelaksanaan pemasangan instalasinya.
4
Penempatan ruang utilas peralatan utama Mekanikal Elektrikal
yang tepat pada posisinya dapat mempengaruhi effisiensi pembiayaan
dalam pelaksanaan nantinya.
Setelah semua pekerjaan penggambaran selesai dilakukan , tahap
selanjutnya adalah persiapan membuat Rencana Kerja dan Syarat Teknis
(RKS). RKS ini dibuat selengkap-lengkapnya untuk dipakai sebagai
panduan dalam mengerjakan pemasangan instalasi peralatan Elektrikal
dilapangan , karena spesifikasi material yang tidak ada didalam gambar
perencanaan, dijelaskan dan ditulis pada Rencana Kerja dan Syarat Teknis
lengkap dengan nama material yang digunakan , kapasitas daya , dan spek
teknis lainnya yang sudah kami hitung dan kami rencanakan.
Selanjutnya semua pekerjaan yang kami lakukan pada tahap ini
akan laporkan dan presentasikan kembali dihadapan owner atau pemberi
tugas sebelum berlanjut ke tahap Persiapan Dokumen Tender.
Dari hasil presentasi dan rapat koordinasi , biasanya masih ada
masukan dan saran dari tim pemberi tugas karena adanya perubahan data
dari peralatan mesin-mesin produksi yang akan digunakan nantinya ,
perubahan desain perencanaan pada tahap ini tidak hanya cukup satu kali
kami lakukan, bisa 2 (dua) sampai 3(tiga) kali perubahan , dikarenakan tim
pemberi tugas harus meminta persetujuan dari tenaga ahli mereka dalam hal
mesin-mesin produksi dan ini sering mereka lakukan untuk kepentingan
hasil produksi yang akan mereka peroleh dengan kwalitas dan mutu yang
baik.
5
Pada tahap ini kami sebagai perencana akan berkoordinasi dengan
tim pemberi tugas dan menanyakan ke tim pemberi tugas , nama-nama
kontraktor yang akan diundang untuk mengerjakan proyek ini nantinya.
Setelah di dapatkan peserta tendernya kami bersama-sama dengan tim dari
pemberi tugas akan membuat undangan kepada peserta tender untuk
mengikuti tahap-tahap kegiatan pelaksanaan tender yang sudah di buatkan
skedulnya.
6
1.2.6 Tahap Konstruksi
7
BAB II
PRAKTIK KEINSINYURAN
8
e. Bagaimana menempatkan peralatan utama transformator, panel
tegangan menengah, dan genset pada posisi yang tepat
2.2 Ringkasan Rencana dan Pemilihan Solusi
a) Mengusulkan suplai daya listrik utama PLN berasal dari 2 (dua)
penyulang dengan langganan kategori premium
b) Memberikan alternatif usulan penggunaan trafo kering dan trafo oil
c) Memberikan alternatif usulan penggunaan genset tipe open atau tipe
silent
d) Memberikan alternatif penggunaan LBS atau Circuit Breaker sebagai
pemutus pada panel Tegangan Menengah
9
Transformator harus diletakan pada posisi yang tepat dan ruangannya
harus mendapatkan sirkulasi udara yang bagus dengan ruang yang
cukup luas.
Dengan sirkulasi udara bagus dan sudah diperhitungkan sesuai
kebutuhan , akan membuat kerja peralatan Transfomator menjadi
lebih baik dan usia pakai akan lebih lama.
10
2.3.5. Instalasi Pengkabelan di Ruang Power House
Semua peralatan utama seperti Transformator, Generator Set, Panel
Tegangan Menengah , Panel Utama Tegangan Rendah, harus
diletakan pada posisi yang tepat , sehingga instalasi kabel dari Panel
Tegangan Menengah ke Transformator dan dari Transformator ke
Panel Utama Tegangan Rendah mudah dikerjakan dengan jarak yang
tidak terlalu jauh.
Selain itu dengan posisi yang berdekatan akan memudahkan
pengontrolan sistem peralatan utama yang fungsinya sangat
diandalkan jika suatu bangunan gedung sudah digunakan.
2.4 Ringkasan Evaluasi Hasil Penerapan
Sebagai perencana kami sudah siapkan dan memikirkan bagaimana
memilih sistem kelistrikan yang terbaik dan dapat diandalkan untuk
digunakan dalam jangka waktu yang lama dengan pemilihan peralatan
utama yang terbaik berdasarkan pengalaman dengan memperhatikan letak
dan lokasi dari gedang yang akan dibangun, karena lokasi bangunan akan
sangat mempengaruhi pemilihan dan penggunaan peralatan utama
Elektrikal.
Dengan pemilihan peralatan Elektrikal yang tetap berdasarkan
perhitungan dan disesuaikan dengan standar dan peraturan yang berlaku,
peralatan utama Elektrikal seharusnya dapat digunakan dan berfungsi
dengan baik dan handal sesuai dengan fungsi bangunan. Hal tersebut kami
lakukan dengan prinsip dasar, mengutamakan dari segi keamanan,
keselamatan, kehandalan, dan dapat digunakan dalam waktu yang lama ,
tentunya dengan melakukan perawatan secara rutin dan terjadwal dengan
baik, kami harus bertindak sebagai pihak yang dapat dipercaya oleh pemberi
tugas dan berperilaku dengan penuh tanggung jawab, ini harus kami lakukan
demi mendapatkan kepercayaan dari pemberi tugas.
Tapi dalam pelaksanaannya ada beberapa Dilema yang kami hadapi
seperti apakah ruangan yang kami tentukan bisa diberikan oleh tim dari
11
Arsitek , apakah lahan untuk ruang yang kami minta masih cukup tersedia ,
biasanya permasalahan ini terjadi karena keterbatasan lahan.
Pada kenyataanya pada setiap proyek perencanaan yang kami buat
dengan dengan mengikuti standar dan peraturan yang berlaku, masih saja
mendapatkan penolakan dari tim Arsiteknya seperti penempatan peralatan
utama Elektrikal pada ruang yang kami usulkan tidak semudah itu diterima ,
disatu sisi kami harus membuat perencanaan dengan baik dan benar tapi
disatu sisi usulan ruangan yang kami buat akan mendapatkan penolakan dan
pergeseran ruangan dari lokasi semula yang sdh kami buatkan ruangannya.
Dari pendapat dan usulan tim Arsitek yang dikemukakan, lokasi ruang
peralatan utama Elektrikal yang kami sudah tentukan di pindah keposisi
lainnya, kami lakukan perencanaan ulang kembali menyesuaikan dengan
lokasi ruangan dan lahan yang masih ada, yang diberikan tim perencana
Arsitektur, selama masih dapat kami akomodasi dan masih sesuai dengan
peraturan dan standar yang berlaku, kami akan lanjutkan perencanaan
sampai selesai dan kami harus yakin semuanya akan berfungsi dengan baik .
Koordinasi yang baik dengan pihak pihak yang terlibat dalam
perencanaan sebuah bangunan baik dengan tim Arsitek , tim Struktur dan
Pihak Pemberi Tugas , akan menghasilkan perencanaan yang baik dan
benar. Sehingga semua permasalahan dan kendala yang kami temui dalam
perencanaan sebuah bangunan dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai
dengan keinginan pemberi tugas.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a) Pada perencanaan ini sistem distribusi listrik yang digunakan pada
bangunan menggunakan Transformator sebanyak 2 x 1.250 KVA.
b) Transformator yang digunakan adalah adalah Transformator tipe
basah dengan media pendingin oli.
c) Panel Tegangan Menengah 20 KV , terdiri dari 2 (dua) unit panel tipe
Outgoing, untuk melayani 2 (dua) unit Transformator, sedangkan
panel tipe Incoming menggunakan panel Existing, sudah terpasang
pada ruang Panel Tegangan Menengah.
d) Genset yang digunakan berjumlah 2 x 1.250 KVA, Prime Power, tipe
open, untuk back up 100 %.
3.2 Saran-saran
a) Bangunan proyek ini berada di kawasan pinggir laut, disarankan untuk
penggunaan material Elektrikalnya harus tahan dari korosi, untuk
menghambat terjadinya korosi semua peralatan Elektrikal harus di
finising dengan menggunakan Marine Paint.
b) Bangunan ini akan digunakan untuk memproduksi CPO (Crude Palm
Oil) , bahan yang relatif sangat mudah terbakar, disarankan
menggunakan sistem penangkal petir kombinasi antara sistem
Elektrostatis dan sistem konvensional dengan sangkar Faraday.
13
DAFTAR PUSTAKA
[1] Badan Standarisasi Nasional 2011. Persyaratan Umum Instalasi Listrik
2011.
[5] SNI 04-7018-2004. Sistem Pasokan Daya Listrik Darurat Dan Siaga
14
LAMPIRAN
15
LAPORAN STUDI KASUS
SAHRIAL AHMADI
NIM : 22/506602/TK/55542
PEMBIMBING:
Nama Pembimbing di UGM : Dr. Eng. Silmi Fauziati., S.T., M.T., D. Eng.,
IPM
16
1. PENDAHULUAN
Pabrik ini mengolah buah kelapa sawit menjadi menjadi Crude Palm Oil
(CPO) dan selanjutnya bahan baku minyak nabati sawit akan diproses menjadi
bahan turunannya seperti RBD, STERINT, PFAD, menjadi OLIEN diolah
menjadi minyak curah yang akan dikemas dalam ukuran 1 liter, 2 liter, 5 liter
jirigen dan 18 liter jirigen.
19
1.2. Tujuan
Dari latar belakang yang dijelaskan diatas tujuan utama dengan
akan dibangunnya pabrik baru adalah untuk menempatkan dan menambah
mesin-mesin produksi baru yang akan digunakan untuk memproduksi dan
menambah kapasitas produksi sehingga tujuan dan rencana dari pihak
perusahaan untuk memenuhi permintaan dari konsumen dapat tercapai.
Dengan semakin berkembangnya perusahaan dan untuk
meningkatkan hasil produksinya tentunya dibutuhkan bangunan baru
dengan adanya pabrik baru sudah pasti diperlukan sumber daya listrik
tambahan untuk mensuplai daya listrik peralatan Mekanikal dan Elektrikal
bangunan baru dan juga untuk mensuplai daya listrik mesin-mesin produksi
baru yang akan digunakan nantinya.
Untuk utilitas peralatan Elektrikal bangunan baru akan diletakkan
di ruang yang sama dengan utilitas peralatan Elektrikal lama, dari hasil
survey yang kami lakukan untuk menempatkan peralatan Elektrikal baru
sudah disiapkan dan sudah dialokasikan posisi dari penempatan Genset,
Transformator, Panel Tegangan Menengan dan Panel Utama Tegangan
Rendah, semuanya sudah disiapkan dalam satu ruang power house.
Dengan dibangunnya pabrik baru juga akan berakibat akan adanya
penambahan karyawan baru yang akan dipekerjakan nantinya untuk
menjalankan dan mengoperasikan mesin-mesin produksi, sehingga hasil
produksi yang sudah direncanakan dan ditargetkan akan terpenuhi dengan
semua fasilitas yang sudah disiapkan dan direncanakan dengan baik.
2.3 Kajian Pustaka
Sumber daya listrik untuk bangunan pabrik baru direncanakan terpisah
dari bangunan pabrik lama, bangunan pabrik baru akan di suplai listrik dari
PLN dengan langganan Tegangan Menengah 20 kV melalui Panel Incoming
Existing yang sudah terpasang dan sudah di operasikan, pada perencanaan
ini sumber daya listriknya hanya menyediakan Panel Outgoingnya saja
sebanyak 2 unit, karena Panel Incomingnya sudah terpasang.
20
Pada waktu pelaksanaan konstruksi pemasangan Panel Tegangan
Menengah Outgoing akan terjadi proses pemadaman listrik sementara,
karena penggabungan Panel Outgoing baru dengan Panel Outgoing lama
harus dikerjakan dalam kondisi sumber listrik PLN dengan tegangan 20 kV
harus padam total. Disinilah tantangannya semuanya harus direncanakan
dan disiapkan dengan matang, tidak mudah dan memerlukan perhitungan
waktu dan kesiapan semua tim untuk bekerja dengan cepat dan tepat waktu
nantinya jika pabrik ini sudah dalam tahap instalasi peralatan utama listrik
Tegangan Menengah. Alasannya adalah pabrik tidak boleh berhenti
beroperasi dalam waktu yang lama.
Utilitas peralatan utama listrik bangunan ini berada pada bangunan
power house existing yang jaraknya cukup jauh dari bangunan pabrik baru,
untuk itu penggunaan ukuran kabel harus dihitung dengan benar karena
semakin besar diameter, maka tahanan dalam dalam kabel akan semakin
kecil, demikian juga dengan panjang kabel, semakin panjang kabel maka
akan semakin besar tahanan dalam kabel, sehingga akan semakin besar
voltage drop yang terjadi.
Untuk mengatasi masalah Voltage Drop salah satunya adalah
menggunakan kabel dengan diameter atau penampang yang lebih besar,
dalam hal ini penggunaan kabel dengan diameter lebih besar pengaruhnya
sangat besar untuk mengatasi terjadinya Voltage Drop pada Instalasi Listrik
3 Phasa. Drop Voltage yang dipersyaratkan Badan Standarisasi Nasional
(SNI 0225-2011). Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011, tidak boleh
melebihi 4% dari voltase pengenal pada terminal pelanggan.
2.4 Perancangan (Konseptual dan Detil)
a. Umum
Bangunan ini secara berfungsi sebagai bangunan industri, dengan luas
bangunan ± 25.000 m2, terdiri dari 8 Lantai. Bangunan ini dibangun
di kawasan pabrik yang sudah ada dan sudah terdapat kegiatan
21
pengolahan bahan dasar Crude Palm Oil (CPO) menjadi minyak
goreng untuk dikemas dalam kemasan plastik dan galon.
b. Dasar Perencanaan
Dasar perencanaan dan dasar perhitungan pada bangunan ini adalah :
1. T.O.R ( Term of Reference )
2. Standar Peraturan Pemerintah dan Menteri
Peraturan, Standar dan literatur yang menjadi acuan tata cara perencanaan
Peraturan yang digunakan :
1) Undang-undang Rep. Indonesia No. 28 th. 2002 Tentang Bangunan
Gedung.
2) Peraturan Menteri PU No. 26/PRT/M/2008 th. 2008 Tentang
Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan.
3) KEPMEN PU No. 10/KPTS/2000 Tentang ketentuan teknis
pengamanan terhadap bahaya kebkaran Pada bangunan Gedung dan
Lingkungan.
4) Peraturan Walikota setempat tentang Bangunan Gedung.
22
Standar yang digunakan :
1) Standar Nasional Indonesia, SNI 04-0225-2020 tentang Persyaratan
Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2020.
2) Standar Nasional Indonesia, SNI 03-7015-2004 tentang Sistem
Proteksi Petir pada Bangunan Gedung.
3) Standar Nasional Indonesia, SNI 03-6197-2000 tentang Konversi
Energi Sistem Pencahayaan pada Bangunan Gedung
4) Standar Nasional Indonesia, SNI 03-6574-2001 tentang Tata Cara
Perencanaan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah dan Sistem Peringatan
Bahaya pada Bangunan Gedung.
5) SNI 03-7013 Sistem Proteksi Petir Pada Bangunan Gedung.
23
24
Tabel 1. Istimasi Kebutuhan Daya Listrik
26
atas perintah master control fire alarm dan panel kontrol pompa
kebakaran.
b. Bila sumber daya listrik PLN padam pada saat kebakaran, maka
secara otomatis generator set akan bekerja mensuplai daya listrik
kejaringan instalasi.
c. Bila genset tidak berfungsi (padam) maka yang akan bekerja
hanya mesin diesel untuk pompa fire yang berfungsi hanya untuk
memompakan air untuk memadamkan api.
c. Beban Emergency.
Pompa kebakaran, Lift kebakaran, Fan tangga kebakaran, Fan Smoke
lobby, peralatan elektronik di suplai oleh Generator Set secara penuh
atau back-up 100%, dan jika terjadi semua sumber listrik padam baik
PLN maupun Generator Set seluruh lampu-lampu emergency, lampu
exit, lampu tangga darurat disuplai melalui baterai jenis Nicad.
27
d. Karakteristik sumber daya yang disyaratkan :
Sumber tegangan kerja listrik adalah 3 phasa, 380 volt dan 1 phasa
220 Volt dengan frequensi 50 Hz , merupakan tegangan kerja yang
digunakan pada seluruh jaringan listrik di Indonesia.
Drop tegangan yang diperbolehkan sebesar 4% sesuai dengan
Peraturan Umum Listrik Indonesia (PUIL) 2011.
D. Penerapan Hasil Rancangan
a. Sistem dan jenis Instalasi yang diterapkan pada sisi TM
b. Spesifikasi Teknik Bahan Dan Peralatan
a. Transformator
a) Data-data teknis adalah sebagai berikut :
b) Jumlah : 2 unit
c) Jenis Trafo : Totally Hermatically
oil immersed
d) Power rating : 2 x 1.250 KVA
e) Sisi Tegangan Primer : 20 KV
f) Sisi Skunder : 400 Volt - 3 Fase
g) Tapping Sisi TM : 2 x 2 1/2%
h) Group Vektor : dyn 5
i) Frequensi : 50 Hz
j) Design : sesuai VDE, IEC
k) Temperatur Keliling : 40 derajat C
l) Derajat Pengaman : IP - 10
m) Terminal TM yang dapat dicabut : Ya
n) Impedansi : 7%
28
Tegangan kerja 20 KV, Nominal insulation 24 KV, frekwensi 50 Hz,
terdiri dari :
1. Metering Cubicle
Menggunakan metering Existing
2. Incoming Cubicle
Menggunakan panel Existing
3. Outgoing Cubicle
29
E. Sistem dan jenis Instalasi yang diterapkan pada sisi TR
Sistem dan jenis instalasi yang diterapkan adalah sistem tertutup,
sistem distribusi tegangan rendah menggunakan sistem radial, dimana pada
setiap lantai diletakan panel distribusi dengan posisi panel lantai berdekatan
dengan beban utnuk menghindari terjadinya penurunan tegangan dan
penggunaan ukuran kabel yang besar, sehingga dapat menghemat biaya
instalasi dan juga memudahkan pemeliharaan.
Sistem distribusi panel listrik dikelompokan untuk melayani beban
seperti : lampu penerangan dan stop kontak, peralatan air conditioning dan
ventilasi mekanis, peralatan plumbing, lift penumpang, peralatan perangkat
eletronik.
Untuk beban Emergency seperti pompa hydrant, fresurized fan, lift
kebakaran, fire alarm dan tata suara, dikelompokan dan dibuatkan panel
khusus Emergensi, kabel yang digunakan dari jenis Fire Rated Cable (FRC),
karena jika terjadi kebakaran panel listrik Emergency ini harus tetap dapat
berfungsi selama dua jam lebih.
Sistem penghubung antara transformator dengan Panel Utama
Tegangan Rendah menggunakan kabel NYY dengan isolasi kabel XLPE
yang tidak berbahaya bagi kesehatan manusia jika terjadi kebakaran.
Ukuran kabel yang digunakan NYY 4 (4 x 1C x 300 mm2)
Kabel penghubung antara Pemutus Daya di Panel Utama Tegangan
Rendah ke Sub Panel Distribusi menggunakan kabel NYY dengan isolasi
kabel XLPE.
F. Uraian konsep penghematan listrik, meliputi :
1. Penentuan jenis-jenis lampu berikut armaturnya yang dipilih berikut
uraian kuat cahayanya.
Dalam pemilihan lampu untuk konsep penghematan energy,
digunakan lampu jenis LED TL 5-1 x 18 W. Dimana LED TL 5–1 x
18 W mempunyai Kuat cahaya 2900 lumen sedangkan TL 1 x 18 W
mempunyai kuat cahaya 2500 lumen. Penentuan Jumlah lampu dalam
30
ruangan juga dibatasi oleh standard Nasional Indonesia SNI 03-6575-
2001.
L-1 G-1
G-2 L2
L-3 G-3
31
Bahaya pada Bangunan Gedung”, penerangan darurat ditempatkan
pada lokasi-lokasi strategis diseluruh bangunan, yang akan menyala
pada saat aliran listrik PLN putus (sebelum genset cadangan
bekerja), minimum 2 jam. Lampu exit dengan jenis lampu LED TL
1 x 10 W.
G. Sistem Pembumian :
Penerapan konsep titik pembumian untuk penyaluran Arus Gangguan
Hubung Singkat dan Arus Bocor , sistem yang digunakan adalah sistem
Pembumian Pengaman (PP) dimana :
32
b). Titik bintang Trafo (body trafo dan titik bintang trafo)
dibumikan secara terpisah ke masing-masing bak kontrol
pentanahan dengan tahanan maksimum 1 Ohm.
33
GAMBAR 1.5. A Gambar Penangkal Petir
34
Panjang Kabel = 15 m TRAFO 1250 kVA
Z = 7%
∆V
∆V =
= √3
√3 x
x 0,39
0,39 x
x 70
70 x
x 61.4
61.4
1x
1 x 1000
1000
∆V = 2.226 Volt
2.226
2.226
%∆V
%∆V =
= X
X 100%
100%
400
400
%∆V2 = 0.56 %
%∆V2 = 0.56 %
3. Dari Panel PD-EMERGENCY ke PP-LIFT SERVICE
3. Dari
DayaPanel PD-EMERGENCY
PP-LIFT SERVICE ke PP-LIFT=SERVICE
15,000 watt
Daya PP-LIFT
Panjang KabelSERVICE = 15,000
15 watt
m
Panjang Kabel = 15 m
15,000
Arus Maksimum Imaks. = = 27.1 Ampre
√3 x 400 x 0,8
15,000
Arus Maksimum
Ditentukan jatuh tegangan di Imaks. =
panel distribusi = = 27.1
0.5 Ampre
%
√3 x 400 x 0,8 2
Berdasarkan data brosur yang ada di dapat : FRC (4C x 16 mm )
Ditentukan jatuh
Perhitungan teganganKHA
berdasarkan di panel distribusiHantaran
(Kemampuan = Arus) kabel
= 0.5 %
/phase
- Berdasarkan data brosur yang ada di16
NYY 4c x 16 mm2 dapat
mm2 : → A= 86 A FRC (4C x 16 mm 2)
- Perhitungan berdasarkan KHA
Perhitungan berdasarkan Jatuh(Kemampuan
Tegangan : Hantaran Arus) kabel /phase
- Kabel4c: xFRC
- NYY 4c x 16 mm2
16 mm2 16 mm2 →→ XL
A= = 0.110 ohm/km
86 A
R= 1.120 ohm/km
- Perhitungan berdasarkan Jatuh Tegangan :
ZI = √ (0.11²) + (1.12²)
- Kabel : FRC
=
4c x 16 mm2
1.125 Ohm/km
→ XL = 0.110 ohm/km
R= 1.120 ohm/km
ZI =√3
∆V = √ (0.11²)
x 1.125+x(1.12²)
10 x 27.1
= 1 x 1000
1.125 Ohm/km %∆V1 = 0.20 PP-LIFT SERVICE
∆V = 0.79 Volt
0.79 LIFT
∆V =√3
%∆V = x 1.125 x 10 x 27.1
X 100%
400
1 x 1000 %∆V1 = 0.20 PP-LIFT SERVICE
%∆V3 = 0.20 %
∆V = 0.79 Volt
0.79 LIFT
%∆V = X 100%
400
%∆V3 = 0.20 %
Presentase Total Susut Tegangan = %∆V1 + %∆V2 + %∆V3 = 0.44 + 0.56 + 0.20 = 1.19 % (memenuhi) < 4% sesuai PUIL
Presentase Total Susut Tegangan = %∆V1 + %∆V2 + %∆V3 = 0.44 + 0.56 + 0.20 = 1.19 % (memenuhi) < 4% sesuai PUIL
35
Kabel yang digunakan untuk menghubungkan sumber PLN
dengn Panel Utama Tegangan Menengah (PUTM) dan antara
panel PUTM dengan Trafo.
Adapun kabel yang digunakan dari PLN ke PUTM adalah :
Tipe : kabel berisolasi XLPE N2XSEBY
Tegangan kerja : 12 s/d 20 KV
Total daya listrik dari PLN = 2.180 kVA, dimana besar arus
yang mengalir pada tegangan 20 KV sesuai dengan persamaan.
I = P
3 x V
Faktor koreksi KHA akibat suhu keliling, diambil pada suhu 35º
= 0.96
Faktor koreksi KHA akibat grouping dengan pemasangan trefoil
=1
Total kemampuan hantar arus kabel = 380 A x 0.96 x 1=
364,8A.
Walaupun KHA kabel sangat besar dibandingkan dengan actual
arus yang mengalir, kabel incoming dari PLN ke PUTM tetap
dipasang kabel N2XSEBY 1 x 3c x 120 mm².
Untuk antisipasi kemampuan hantar kabel dari PUTM ke
Transformator :
I = P
3 x V
37
Faktor koreksi ditentukan berdasarkan PUIL 2011, yakni :
Tabel 7.15a koreksi terhadap suhu lingkungan
Tabel 7.3-20 koreksi terhadap pemasangan kabel berimpit
Faktor koreksi KHA akibat suhu keliling, diambil pada suhu 35º
= 0.96
Faktor koreksi KHA akibat grouping dengan pemasangan trefoil
=1
Total kemampuan hantar arus kabel = 335 A x 0.96 x 1= 321,6
A
38
Kabel terpasang : NYY 4 x ( 4 x 1c x 300 mm²)
Kemampuan Hantar Arus (KHA):kabel NYY 1c x 300mm² =
610 A
Faktor koreksi KHA akibat suhu keliling, diambil pada suhu 35º
= 0.94
Faktor koreksi KHA akibat pemasangan kabel berimpit dengan
pemasangan trefoil = 0.96
Total kemampuan hantar arus kabel = 5 x 590 A x 0.94 x 0.96 =
2.662 A
39
GAMBAR 1.6. Gambar Skematik Diagram Listrik 1
40
GAMBAR 1.7. Gambar Skematik Diagram Listrik 2
Bila dilihat lebih dekat, lingkungan dipinggir laut memiliki iklim yang
begitu banyak mendatangkan curah hujan dan memiliki sifat lembab. Air
hujan pada dasarnya banyak mengandung asam, oleh sebab itu air hujan
dianggap sebagai penyebab korosi utama. Hal lainnya masih ditambah
41
dengan dengan sifat udara laut banyak mengandung yang membawa uap
garam, juga menjadi penyebab korosi yang paling utama.
Hal inilah yang maenjadi salah satu tantangan yang harus dapat
ditangani dengan baik, bila peralatan utama Elektrikal yang sudah kita
tentukan jika tidak dilapisi dengan cat yang tahan karat akan berakibat usia
peralatan tidak akan tahan lama dalam pemakaiannya.
K. Kesimpulan
Kegiatan praktik kerja keinsinyuran merupakan salah satu sarana
untuk menambah pengalaman dan melatih diri untuk menghadapi
persaingan yang semakin ketat di dunia pekerjaan khususnya bidang
perencanaan Mekanikal dan Eletrikal.
43