1. Melampirkan Siteplan/Layout Beserta titik Penaatannya ke Titik penaatan/Koordinat sudah di tambahkan di dalam IV - 5
dalam dokumen dokumen. Gambar 4.1 dan 4.2 IV - 6
2. Apakah sudah ada dilakukan pengujian sample di hulu dan Sudah dilakukan analisa air Sungai hulu dan hilir sungai Lampiran
hilir sungai masjid? Lampirkan Hasil Pengujian kedalam masjid, dan sertifikat sudah di lampirkan
dokumen.
3. Seluruh Limbah cair yang dihasilkan di IPA Sudirman harus Kegiatan IPA Sudirman tidak memproduksi limbah Cair IV-4
dikelola di IPAL sesuai dengan PERMENLHK No. 68 Tahun industri secara khusus. Kegiatan ini hanya memghasilkan
2016 Serta Posisi IPAL perlu di buat di Layout. limbah cair domestik yang diolah menggunakan septick tank
sesuai dengan SNI 8455:2017 (Perencanaan pengolahan air
limbah rumah tangga dengan sistem reaktor anaerobik
bersekat (SRAB)). Telah ditambahkan dalam matriks UL-
UPL
dto.
KATA PENGANTAR
DPLH
Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Dumai Hal i
DPLH Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Dumai
DPLH
Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Dumai Hal ii
DPLH Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Dumai
DAFTAR ISI
Surat Pernyataan
Lampiran
iii
DPLH Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Dumai
DAFTAR TABEL
iv
DPLH Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Dumai
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.7. Diagram Pengambilan Air dan Intake Sampai ke Konsumen .......... III - 16
Gambar 3.8. Kondisi Lingkungan Sekitar Intake SPAM Dumai ................................ III - 17
Gambar 3.9. Kondisi Lingkungan Sekitar SPAM IPA Sudirman Dumai ................. III - 17
Gambar 3.13. Posisi Gunung Api Terdekat dengan Dumai ........................................... III - 26
v
DPLH Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Dumai
DAFTAR LAMPIRAN
vi
DPLH Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Dumai
I-1
DPLH Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Dumai
3. Latar Belakang
Fasilitas SPAM Kota Dumai mulai beroperasi semenjak tahun 1994 saat wilayah
Kota Dumai masih termasuk bagian administrasi Kabupaten Bengkalis. Izin
operasional fasilitas ini berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah
Tingkat II Bengkalis Nomor 4 Tahun 1994 Tanggal 20 Januari 1994 Tentang
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bengkalis.
Saat ini PDAM Tirta Dumai Bersemai melakukan beberapa kegiatan antara
lain: PDAM Tirta Dumai Bersemai melakukan Optimalisasi Bangunan Intake,
PDAM Tirta Dumai Bersemai melakukan Optimalisasi Jaringan Transmisi, dan
PDAM Tirta Dumai Bersemai melakukan Rehabilitasi Instalasi Pengolahan Air
(IPA).
I-2
DPLH Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Dumai
4. Landasan Hukum
I-3
DPLH Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Dumai
I-4
DPLH Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Dumai
Kelengkapan izin usaha yang telah dimiliki oleh Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) Kota Dumai yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
(PUPR) Kota Dumai.
2. Instalasi Pengolahan Air (IPA) yaitu IPA Bukit Timah KM.12 yang saat ini
tidak beroperasi dan ada kemungkinan untuk di operasikan kembali
berlokasi di Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Dumai Selatan, pada posisi +4
mdpl dengan titik koordinat 1o37’12,37” LU dan 101o20’14,37” BT. Sludge
Drying Bed di IPA Mekarsari jadi satu kesatuan dengan IPA Mekarsari
berada pada koordinat 1°37'12.06"N dan 101°20'15.08"E.
Teluk Binjai, Kecamatan Dumai Timur, pda posisi +4 mdpl dengan titik
koordinat 1o40’5,73” LU dan 101o26’58,25” BT
Lokasi Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Dumai yang pada
prinsipnya harus sesuai dengan rencana tata ruang wilayahnya. Hal ini dilakukan guna
mencapai keterpaduan dengan pembangunan yang ada. Untuk melihat lokasi tersebut
sesuai/tidak bertentangan dengan peruntukannya di Kota Dumai, Provinsi Riau maka
kesesuaian lokasi dengan rencana tata ruang mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi
Riau No. 10 Tahun 2018 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Riau tahun
2018-2038.
Kesesuaian ini dilihat dari penataan ruang dari segi perencanaan tata ruang
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang, yang merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Riau
No.10 Tahun 2018 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Riau tahun 2018-
2038.
Lokasi Kegiatan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Dumai telah
mendapatkan keterangan kesesuaian tata ruang dari pemerintah Kota Dumai melalui
Sekretariat Daerah Pemerintah Kota Dumai Melalui Surat Nomor 600/685/PUPR
Tentang Informasi Peruntukan Ruang Berdasarkan Draft Rancangan RTRW Kota Dumai.
3. Mulai Beroperasi
Fasilitas SPAM Kota Dumai mulai beroperasi semenjak tahun 1994 saat wilayah
Kota Dumai masih termasuk bagian administrasi Kabupaten Bengkalis. Izin
operasional fasilitas ini berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah
Tingkat II Bengkalis Nomor 4 Tahun 1994 Tanggal 20 Januari 1994 Tentang
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bengkalis.
Kegiatan utama dari SPAM Kota Dumai adalah pengambilan air baku (Intake),
penyalur (transmisi) air baku dari Intake ke fasilitas instalasi pengolahan air
(IPA), pengolahan air baku menjadi air minum di Instalasi Pengolahan Air (IPA),
distribusi air bersih ke konsumen. Adapun uraian kegiaan Utama dan
pendukungnya beserta besaran dampak diuraikan sebagai berikut.
1. Intake
Lokasi Intake air baku dari Sungai Mesjid yang berlokasi di Jalan Gatot
Soebroto, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Dumai Selatan (+ 4 mdpl
1o37’13,57” LU dan 101o20’10,09” BT). SPAM Kota Dumai yang telah ada
mengambil air baku dari Sungai Mesjid yang berjarak sekitar 16,5 km dari Kota
Dumai. Sungai Mesjid sendiri merupakan satu-satunya sungai yang mengalir di
wilayah Kota Dumai yang memiliki debit lebih besar dari sungai lainnya. Deit
Sungai Masjid sendiri memiliki debit berfluktuasi, yaitu debit pada saat musim
Bangunan intake yang sudah terdiri dari rumah pompa yang ditempatkan
di atas Sungai Mesjid dengan konstruksi baja, dilengkapi dengan jembatan
intake untuk access keluar masuk bangunan intake. Bangunan intake ini berada
di Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Dumai Selatan.
Pada lokasi intake saat ini memiliki dua (2) bangunan pompa intake,
dengan total kapasitas terpasang adalah 70 l/detik, Dari kedua bangunan ini
pompa pertama merupakan bangunan yang sudah tidak di pergunakan kembali
dikarenakan perbedaan ketinggian dasar muka air dan ketinggian dasar
bangunan memiliki jarak yang berbeda yaitu 5 m. Yang mengakibatkan Pompa
Sentrifugal Negative Sunction yang dipasang di bangunan utama ini tidak
mampu beroperasi maksimal yaitu tidak mencapai kapasitas 30 l/detik dan
kondisi mesin pompa yang ada sekarang mengalami kerusakan. Kerusakan
disebabkan kualitas air sungai Masjid memiliki pH yang rendah sehingga
mengakibatkan korsif pada mesin dan pipa-pipa yang dipergunakan. Secara
kualitas, karena Sungai Mesjid adalah sengai lahan gambut, maka ada beberapa
kulitas air yang memenuhi ambang batas yang disyaratkan diantaranya pH
hanya 5,8 (6,5 – 9,0), Warna 165 Pt-Co (50 Pt-Co), Angkat Permangat 94,5 mg/lt
KmnO4 (10 mg/lt KmnO4)
Adapun bangunan atau rumah pompa yang kedua ini masih digunakan
dikarenakan ketinggian dasar muka air dan ketinggian dasar bangunan tidak
memiliki jarak yang jauh berbeda yaitu 2,3 meter sehingga pada saat musim
kemarau, pompa air baku yang di pasang dan di operasikan dengan tinggi muka
air minimum tidak melebihi 3 meter. Sedangkan kapasitas terpakai saat ini
hanyalah adalah 40 l/detik. Dari kapasitas tepakai tersebut, yang di pergunakan
sebesar 20 l/detik, disebabkan karena pipa transmisi tidak mampu menahan
tekanan dari pompa yang saat ini terpasang yaitu dengan Head Pompa sebesar
40 m.
3. Transmisi
Pipa transmisi merupakan fasilitas/instalasi untuk menyalurkan air yang
dipompa. Sistem transmisi merupakan sistem untuk mentransmisikan air dari
intake Mekarsari menuju ke IPA Sudirman. Sistem ini terdiri dari sistem
perpipaan dan sistem pemompaan. Pipa transmisi yang dipergunakan dalam
transmisi eksisting ini memiliki diameter 300 mm dengan 3 jenis pipa yang
dipergunakan yaitu PVC, GIP dan HDPE. Lokasi pipa eksisting berada di daerah
jl. Gatot Soebroto masih mempergunkan Pipa PVC dengan panjang 7.900 m
dan untuk pipa GIP sepanjang 5.700 meter berlokasi di daerah jalan bukit datuk,
dan Sepanjang 1.300 m berlokasi di wilayah jl sudirman menggunakan pipa
HDPE. Total panjang pipa transmisi yang ada saat ini adalah 14.900 meter
Bukit Timah KM.12 yang saat ini tidak dioperasikan karna rusak dan perlu
untuk dilakukkan rehabilitasi, 2 unit dengan sistem pengolahan yang sama
dengan menggunakan sistem Hidrolis Konvensional di jalan sudirman dan 1
unit lagi menggunakan System Reverse Osmosis (RO) dijalan sudirman.
a) Unit Prasedimentasi
b) Unit Koagulasi
c) Unit Flokulasi
d) Unit Pengendap
f) Proses Desinfeksi
HOCl ⇆ H+ + OCl-
Kandungan sisa klor yang diharapkan = 0.15 mg/l (untuk tahap I),
g) Pembuangan Sludge/lumpur.
Pada saat operasi , air bersih yang keluar setelah proses desinfeksi
selalu dilakukan uji kualitas air agar terjamin kebersihan airnya sesuai
dengan baku mutu yang berlaku. Air bersih tersebut dibandingkan
dengan PERMENKES No 32 Tahun 2017 yaitu air untuk keperluan
Higiene Sanitasi
5. Pipa Distribusi
Fungsi dari pipa distribusi ini adalah untuk menyalurkan air bersih dari
Reservoir menuju daerah pelayanan. Sistem jaringan distribusi digunakan untuk
memudahkan pengendalian kebocoran, pengukuran tekanan, pengukuran debit
air, serta pengukuran kualitas. Jaringan distribusi dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk pengambilan
sampel kualitas air. Pipa distribusi yang digunakan berbeda dimensinya
berdasarkan wilayah pelayanan.
Secara umum informasi kegiatan yang ada di sekitar lokasi kegiatan SPAM
Dumai pada kegiatan intake terdiri dari didominasi kegiatan perkebunan sawit,
transportasi pada jalan lintas Pekanbaru-Dumai, dan sebagian kegiatan
pemukiman. Sedangkan IPA Sudirman berada ditengah tengah pemukiman
kota Dumai di Kelurahan Teluk Binjai, Kecamatan Dumai Timur. Untuk lebih
Intake SPAM
Dumai
I. Komponen Fisik-Kimia
1. Klimatologi
Data iklim yang dikumpulkan berasal dari data sekunder yang didapatkan dari BMKG
Stasiun Metorologi Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru tahun 2018.
a) Temperatur Udara
Temperatur udara rata-rata bulanan selama tahun 2009 – 2018 berkisar antara 26,7 –
27,7 oC, sedangkan temperatur udara rata-rata maksimal adalah 27,7 oC dan rata-rata
minimum sebesar 27,2 oC. Berikut disajikan temperatur udara kota dumai dalam
periode 10 tahun.
Tahun
No Bulan
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1 Januari - 31,1 - 27,5 27,8 - 27,4 28 26,6 26,7
2 Februari - 28,4 - 27,4 27,6 - 28,3 28,1 26,7 26,8
3 Maret - 31,1 - 27,4 28,7 28,9 28,4 29 27,6 27,1
4 April - 29,8 29,2 27,2 28,7 28,6 28,5 28,9 27,6 27,5
5 Mei 28,3 28,6 28,8 27,8 28,6 28,4 29,9 28,3 27,8 27,5
6 Juni 28 29,6 28,1 27,6 30,1 29,5 - 27,5 28,2 27,6
7 Juli 27,8 29,3 27,7 27,7 27,6 29,3 - 28,5 26,2 27,5
8 Agustus 27,9 - 27,3 27,4 27,6 27,6 - 28,5 27,3 27,7
9 September 28 - 27,3 27,4 27,1 28,2 26,2 27,5 27,4 27,2
10 Oktober 27,8 - 27,5 27,7 28,2 27,8 - 28,2 27,9 26,8
11 November 28 - 27,5 27,5 27,8 27,5 28,9 27,8 28,9 27
12 Desember - 27 27,6 27,6 26,7 27,5 28,1 27,6 27,7 27
Rata-Rata 27,97 29,36 27,89 27,52 28,04 28,33 28,21 28,16 27,49 27,2
Sumber: BMKG Stasiun Meteorologi Sultan Syraif Kasim II Pekanbaru, 2019
b) Kelembaban
Kelembaban udara rata-rata bulanan selama tahun 2009 – 2018 berkisar antara 78,5 –
85,2 %, sedangkan kelembaban rata-rata maksimal adalah 85,2 % dan rata-rata
minimum sebesar 82 %. Berikut disajikan temperatur udara kota dumai dalam periode
10 tahun.
c) Curah Hujan
Wilayah Kota Dumai sebagian besar merupakan dataran rendah, sangat dipengaruhi
oleh proses konvergensi udara yang cukup tinggi yang menyebabkan mudah turunnya
hujan. Menurut Klasifikasi Wladimir Koppen, Kota Dumai tergolong tipe iklim Af (iklim
hujan tropis). dengan jumlah bulan kering < 2 bulan dan bulan basah lebih dari > 10
bulan.
Periode hujan terbanyak secara berturut-turut terjadi pada bulan Agustus hingga
Desember. Jumlah curah hujan rata-rata pada bulan-bulan tersebut berkisar antara 199–
211 mm dengan jumlah rata-rata hari hujan 13–19 hari dalam sebulan.
Periode relatif kering, terjadi pada bulan Januari - Maret dengan rata-rata curah hujan
berkisar 69-137 mm/bulan dengan jumlah hari hujan terjadi selama 7-10 hari dalam
sebulan.
Untuk mengetahui intensitas hujan maksimum berdasarkan data Curah Hujan dan Hari
Hujan yang diperoleh untuk durasi 2009 – 2018 di Stasiun Hujan Kota Dumai, dapat
dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 3. 4. Intensitas Hujan di Wilayah Studi Tahun 2008 – 2017
200 201 201 201 201 201 201 201 201 201
Tahun 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Curah Hujan Maks 19 27 29 53 31 16 17 24 24 24
(mm/hh)
Sumber : Hasil Analisa Konsultan, 2019
a) Morfologi
Morfologi area studi relatif datar, dengan pola pengeringan miring kearah utara. Kota
Dumai berada disisi selatan Selat Dumai yang diapit oleh Pulau Rupat dan Pulau
Sumatera. Ketinggian permukaan tanah + 5m sampai dengan +10 m diatas permukaan
laut. Lebar selat Dumai (pada posisi di Kota Dumai) adalah 4,5 km.
Jika dilihat dari segi topografi, Kota Dumai termasuk ke dalam kategori daerah yang
datar dengan kemiringan lereng 0–< 3 %, di mana sebelah utara Kota Dumai umumnya
merupakan dataran yang landai dan ke selatan semakin bergelombang (Gambar
dibawah).
b) Geologi
Area studi yang terletak di Dumai, Provinsi Riau, berada diatas batuan berumur Kuarter
yang mempunyai sifat fisik belum mengalami proses litifikasi (pembatuan), belum
mengalami kompaksi maupun sementasi. Akibatnya sebagai tempat bertumpunya suatu
bangunan harus diterapkan rekayasa teknologi sehingga dapat berumur panjang. Satuan
Batuan yang membangun area studi adalah: Satuan Endapan Permukaan Muda (Qh) dan
Endapan Permukaan Tua (Qp).
Qp berumur Plistosen yang disusun oleh Lempung, Lanau dan Kerikil Lempung serta
sisa-sisa tumbuhan sedangkan Qh berumur Holosen yang disusun oleh Lempung, Lanau
dan Kerikil Licin, sisa-sisa tumbuhan dan rawa gambut. Penyebaran kedua satuan
batuan tersebut dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
Pembentukan endapan permukaan muda dan tua ini berkaitan dengan terjadi proses
tektonik umumnya di pulau Sumatera. Pulau Sumatera merupakan bagian dari
“Sundaland Plate” yang secara menerus bertumbukan dengan “Indian-Australian Plate”.
Posisi tektonik daerah studi secara regional adalah “Back Are Region” atau cekungan
belakang sehingga sedimentasi yang terbentuk pada posisi ini cukup tebal. Posisi
tumbukan ini terjadi sejak kapur sampai sekarang dengan batas sampai jalur magmatik
dibagian tengah Sumatera.
Akibat dari posisi tersebut diatas pada Tersier terbentuklah sedimen yang tebal yang
memiliki fungsi sebagai tempat akumulasinya minyak bumi. Untuk sedimen yang
berumur Kuarter akan membentuk sedimen yang tebal.
Tapak intake dan Instalasi Pengolahan Air (IPA) SPAM Dumai berada di batuan yang
tersusun oleh endapan permukaan tua (Qp),
i. Hidrogeologi
Keterdapatan air tanah tergantung pada :
Curah hujan
Akuifer
Permukaan tanah
Topografinya
Struktur geologi
Curah hujan maksimum di sekitar area studi Pada Tahun 2017 adalah sebesar 24
ii) Hidrologi
Di wilayah Kota Dumai terdapat banyak sungai yang mengalir dan bermuara ke Selat
Rupat. Beberapa sungai dapat dilayari oleh kapal bermotor hingga hulu sungai.
Sungai-sungai di daerah Dumai umumnya merupakan sungai abadi yaitu sungai yang
airnya dapat mengalir sepanjang tahun. Sungai-sungai besar yang ada di Kota Dumai
yang memegang peranan penting dalam studi ini dan bermuara ke Selat Rupat,
seperti S. Mesjid.
Sungai Mesjid melintasi dua kecamatan yaitu Kecamatan Sungai Sembilan dan Dumai
Barat dengan panjang sungai yaitu 29 km, lebar rata-rata mencapai 90 m dan debit
reta-rata mencapai 137.862 m3/jam (BPS Dumai 2007). Sungai Mesjid merupakan
satu-satunya sungai yang mengalir di wilayah Kota Dumai dengan debit yang ada
cukup berfluktuatif. Karakter air baku yang mengalir pada Sungai Mesjid mayoritas
merupakan air gambut (Buku Putih Sanitasi Kota Dumai, 2014). Kedalaman Sungai
mesjid yaitu antara 1,5 m hingga 2,5 m. Adapun profil melintang dari sungai Sungai
Mesjid dengan luas area penampang sekitar 50,33 m2 dapat dilihat pada gambar
berikut.
Hasil pengukuran sesaat dari pihak konsultan Studi Kelayakan SPAM Dumai pada
lokasi intake Sungai Mesjid (Januari 2018) kecepatan aliran sungai adalah 0,332 m/s.
Dapat dilihat pada tabel dibawah, saat musim hujan tinggi muka air dapat mencapai
2,5 m dan debit sungai mencapai 16.735 l/detik. Berdasarkan data BWS III Sumatera
tahun 2015 hingga 2017, tinggi muka air di Sungai Masjid paling minimum pernah
mencapai 80 cm (0,8 m). Kejadian ini berlangsung selama 3 (tiga) hari di bulan April
tahun 2015. Dengan tinggi permukaan air sungai 0,8 m tersebut, diperoleh luasnya
adalah 6,8 m2, sehingga jika dihitung, debit terendah yang pernah terjadi selama 3
tahun terakhir yaitu 2.260 l/detik (disajikan dalam tabel dibawah ini).
Sungai Mesjid yang bermuara ke Selat Rupat terpengaruh oleh pasang surut air dari
Selat Rupat. Berdasarkan hasil observasi lapangan didapatkan bahwa panjang sungai
yang terpengaruh pasang surut dari titik muara sungai mencapai 1,51 km. Untuk lokasi
intake yang berada di Sungai Mesjid tidak terpengaruh pasang surut air laut
dikarenakan panjang dari titik muara ke lokasi intake cukup jauh yaitu 26 km. Lokasi
Intake ini hanya terpengaruh oleh pengaruh perubahan musim antara musim hujan dan
kemarau mencapai fluktuasi 1,5 hingga 2 meter.
c) Kebencanaan Geologi
3. Kualitas Udara
Kualitas udara yang dianalisis adalah udara ambien berdasarkan pada PP Nomor 41
Tahun 1999, tingkat kebisingan ambien berdasarkan KEPMENLH Nomor 48 Tahun 1996
dan tingkat Kebisingan berdasarkan KEPMENLH Nomor 48 Tahun 1996. Berikut ini
merupakan tabel hasil analisis secara rinci. Pengukuran kualitas udara dilakukan di 6
titik lokasi tapak proyek yang terdiri dari :
1 Sulfur Dioksida (SO2) µg/Nm3 6,22 <5,66 17,46 <5,66 13,63 900
Karbon Monoksida
2 µg/Nm3 572,6 458,08 458,08 687,12 572,6 30.000
(CO)
Nitrogen Dioksida
3 µg/Nm3 24,24 93,94 67,64 72,79 45,03 400
(NO2)
4 Oksidan (O3) µg/Nm3 0,66 0,64 1,06 1,63 <0,50 235
Keterangan :
- 1) Baku Mutu Kualitas Udara Ambient Nasional Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999.
- 2) Baku Mutu Kebisingan Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup, No. Kep. 48 Tahun 1996 *Permukiman **Industri
- Tanda (<)dibawah limit deteksi
Secara umum hasil uji kualitas udara ambien dan kebisingan di tapak proyek dan sekitar
permukiman terdekat menunjukan bahwa parameter udara ambien masih memenuhi
baku mutu berdasarkan Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1999 tentang Baku Mutu
Kualitas Udara Ambien Nasional dan KEPMENLH No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu
Tingkat Kebisingan.
a) SO2
Dapat dilihat pada tabel diatas, dimana nilai SO2 yang didapatkan masih masuk dalam
baku mutu yang ditentukan berdasarkan PP No.41 Tahun 1999. Adapun nilai tertinggi
yang didapatkan untuk parameter SO2 berada di lokasi U-3 yaitu Permukiman terdekat
dari lokasi Reservoir dengan nilai sebesar 17,46 µg/Nm3. Hal tersebut kemungkinan
diindikasikan lokasi reservoir & booster cukup berdekatan dengan permukiman,
dimana terdapat aktivitas lalu lintas kendaraan keluar masuk ke area permukiman
tersebut. Selain itu lokasi reservoir dan booster tersebut juga cukup dekat dengan jalan
raya dengan jarak ± 50 m.
b) NO2
Berdasarkan pada tabel diatas, bahwa nilai NO2 menunjukan bahwa masih memenuhi
baku mutu yang dipersyaratkan berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999, tentang baku mutu
kualitas udara ambien. Untuk semua lokasi titik yang disampling memiliki nilai yang
masih berada di bawah bakumutu yang ditetapkan yaitu antara 24,24 – 93,94 µg/Nm3.
Secara umum untuk parameter CO masih memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan
bedasarkan PP No. 41 Tahun 1999 tentang baku mutu kualitas udara ambien.
e) Oksidan (O3)
Nilai parameter oksidan (O3) di lokasi tapak proyek secara keseluruhan masih
memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999 tentang
baku mutu kualitas udara ambien. Nilai tertinggi untuk parameter O3 terdapat pada titik
sampling U-4 yaitu Simpang Bukit Timah / Jalur Pipa Transmisi.
f) PM10
Berdasarkan hasil pengukuran PM10 yang didapatkan disemua lokasi tapak kegiatan
bahwa nilai masih memenuhi baku mutu yang ditentukan berdasarkan PP. No 41 Tahun
1999 tentang baku mutu kualitas udara ambien. Nilai tertinggi untuk parameter PM 10
berada dilokasi sampling U-4 yaitu Simpang Bukit Timah / Jalur Pipa Transmisi dengan
nilai sebesar 50,2 µg/Nm3.
g) PM2,5
Berdasarkan hasil pengukuran untuk parameter PM2,5 didapatkan hasil untuk semua
titik lokasi sampling masih memenuhi baku mutu berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999,
tentang Baku Mutu kualitas udara ambien, dengan Baku Mutu yang dipersyaratkan
sebesar 34,8 µg/Nm3. Nilai tertinggi yang didapatkan terdapat pada titik sampling U-4
h) Hidrokarbon (HC)
Berdasarkan hasil analisa yang didapatkan untuk parameter Hidrokarbon terlihat untuk
semua titik sampling yang diambil masih masuk dalam baku mutu berdasarkan PP No.
41 Tahun 1999 tentang baku mutu kualitas udara ambien dengan nilai yang
dipersyaratkan sebesar 160 µg/Nm3. Untuk semua lokasi kegiatan memiliki nilai
parameter hidrokarbon yang sama.
i) Timbal (Pb)
Berdasarkan hasil pengukuran parameter timbal yang dilakukan, terlihat untuk semua
titik sampling memiliki nilai konsentrasi yang sama. Secara umum parameter timbal
(Pb) masih memenuhi baku mutu yang ditetapkan berdasarkan PP No. 41 Tahun 1999
tentang baku mutu kualitas udara ambien.
j) Kebisingan
4. Kualitas Air
Kualitas air yang diuji adalam air permukaan. Sumber air permukaan sangat mudah
untuk dimanfaatkan sebagai kebutuhan domestik dan lainnya tetapi juga sangat mudah
dijadikan sebagai tempat dikembalikannya limbah pada lingkungan. Disisi lain, air
permukaan memiliki peran yang sangat besar terutama untuk menunjang kehidupan
makhluk hidup di sekitarnya. Hal ini menjadikan air permukaan memiliki potensi yang
tinggi untuk mengalami pencemaran dibandingkan dengan air tanah.
Untuk itu diperlukan pengujian kualitas air permukaan terkait dengan Kegiatan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Dumai oleh PDAM Tirta Dumai Bersemai. Pengujian
kualitas air yang dilakukan merupakan salah satu kegiatan dalam proses pengendalian
degradasi sumberdaya air. sampling dilakukan di dua air permukaan yang berbeda,
yaitu :
Hasil Pengujian
Baku
No. Parameter Satuan Intake S. Sungai Mesjid Sungai Mutu
Mesjid Hulu Hilir Dumai
22 Sianida (CN) mg/L <0,003 <0,003 <0,003 <0,003 0,02
23 Fluorida (F) mg/L <0,08 <0,08 <0,08 0,09 1,5
24 NO2– N mg/L 0,03 0,02 0,04 0,01 0,06
25 Sulfat (SO4) mg/L 29,31 30,3 37,11 28,55 -
26 Klorin (Cl2) mg/L 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03
27 Sulfida (S-) mg/L <0,002 <0,002 <0,002 <0,002 0,002
28 Minyak dan Lemak mg/L <1,0 <1,0 <1,0 <1,0 1
29 MBAS mg/L <0,02 <0,02 <0,02 <0,02 0,2
30 Fenol mg/L <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 0,001
C. Mikrobiologi
1 Fecal Koliform /100 ml 15 54 15 11 1000
2 Total Coliform /100 ml 220 540 40 170 5.000
Keterangan :
- Baku Mutu Air Kelas II PP No. 82 Tahun 2001
- Tanda < menunjukkan hasil dibawah limit deteksi
- Tanda (-) tidak dipersyaratkan
Dilihat dari hasil pemantauan ada beberapa parameter yang melebihi baku mutu yang
telah dipersyaratkan untuk Sungai Mesjid di lokasi Intake dan Kanal terdekat dari lokasi
reservoir dan booster yaitu pH, BOD, dan COD. Tingginya parameter tersebut diindikasi
berasal dari limbah domestik yang langsung dibuang ke badan air. Kondisi disekitar
Sungai Mesjid dan Kanal terdapat beberapa rumah warga. selain itu juga, terlihat kondisi
sekitar Sungai Mesjid dan Kanal yang banyak ditumbuhi tanaman gambut, sehingga air
permukaan sungai mesjid dan Kanal mengalami kontaminasi dari tanaman gambut yang
sering disebut juga air gambut.
kaitannya antara kedua parameter tersebut. Dimana nilai COD akan selalu lebih besar
dibandingkan dengan nilai BOD. BOD merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan
untuk mendegradasi senyawa organik secara biologi dengan bantuan
mikroorganisme.
Konsentrasi BOD yang didapatkan dari hasil pengukuran Intake Sungai Mesjid, Sungai
Mesjid pada tiga titik sampling yaitu hulu dan hilir masing-masing sebesar 1,59 mg/l,
1,45 mg/l, dan 1,89 mg/l. Nilai tersebut masih memenuhi baku mutu yang
dipersyaratkan sebesar 3 mg/l.
Kondisi dari kedua lokasi sampling tersebut diindikasi karena air tersebut
merupakan air gambut. Dimana kondisi eksisting yang ada, sepanjang sungai dan
kanal banyak ditanami oleh tanaman Gambut. Besarnya kadar BOD dan COD pada air
permukaan Sungai Mesjid dan kanal menandakan kehadiran senyawa organik yang
cukup tinggi.
Air gambut adalah air permukaan yang banyak dijumpai di daerah lahan gambut atau
dataran rendah terutama di Pula Kalimantan dan Sumatera. Menurut Wibowo dan
Suyatno (1998) bahwa air gambut umumnya berwarna coklat tua sampai kehitaman
(124 – 850 PtCo), memiliki kadar organik yang tinggi (138 – 1.560 mg/lt KmnO4), dan
bersifat asam (pH 3,7 – 5,3). Warna merah kecoklatan pada air gambut merupakan
akibat dari tingginya kandungan zat organik (bahan humus) terlarut terutama dalam
bentuk asam humus dan turunannya. Asam humus tersebut berasal dari dekomposisi
yang stabil (Syarfi, 2007).
b) DO (Dissolved Oxygen)
Kandungan oksigen terlarut (DO) dalam badan air merupakan indikator penting
untuk menjaga keseimbangan ekosistem biota air dan menjaga kualitas badan air itu
sendiri. Sesuai dengan hasil analisa laboratorium, nilai parameter yang didapatkan
dari hasil pengukuran Sungai Mesjid dan Kanal cukup rendah walaupun untuk kedua
lokasi sampling masih memenuhi baku mutu.
Lokasi sampling Intake Sungai Mesjid, Sungai Mesjid pada titik sampling yaitu hulu
dan hilir masing-masing memiliki nilai sebesar 4,1 mg/l, 4,5 mg/l, dan 4,3 mg/l. Nilai
tersebut masih memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan sebesar > 4 mg/l.
Melihat kondisi tersebut, terdapat hubungan antara parameter COD, BOD dan DO.
Dimana dengan kehadiran senyawa organik yang cukup tinggi membuat oksigen
terlarut yang ada di dalam air akan menjadi rendah. Hal ini terjadi dikarenakan
mikroorganisme dan oksidator kuat menggunakan oksigen untuk mengurai senyawa
organik dalam proses metabolismenya. Dengan kondisi ini akan menyebabkan
terjadinya pendangkalan secara dini (eutrofikasi), kondisi sungai berbau dan
kehidupan air terganggu.
Nitrit adalah bentuk senyawa nitrogen yang relatif tidak stabil dan bersifat toksik
daripada nitrat. Nitrit merupakan senyawa peralihan (intermediate) antara senyawa
nitrat dan ammonia. Pada kondisi aerob tejadi proses perubahan dari ammonia
menjadi nitrat (nitriikasi). Sementara pada kondisi anaerob terjadi proses
denitrifikasi (nitrat menjadi ammonia).
Berdasarkan hasil analisis laboratorium untuk parameter ammonia, nitrat dan nitrit
hasil pengukuran menunjukkan bahwa telah terjadi proses denitrifikasi terhadap
Sungai Mesjid dan Kanal. Pernyataan ini diperkuat dengan nilai pengukuran
parameter BOD dan COD yang tidak memenuhi standar baku mutu.
Secara Keseluruhan untuk parameter Nitrat, Amonia, Nitrit, dan Phospat pada Sungai
Mesjid dan kanal masih memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan berdasarkan PP.
No 82 Tahun 2001 peruntukan Kelas II.
1. Plankton
a) Fitoplankton
Fitoplankton adalah organisme renik yang bersifat nabati yang hidup melayang-
Keterangan *) : PB – 1 Intake Sungai Mesjid (N 01° 37’ 13,7” E 101° 20’ 09,3”)
PB – 2 Hulu Intake Sungai Mesjid (N 01° 37’ 07,6” E 101° 20’ 07,7”)
PB – 3 Hilir Intake Sungai Mesjid (N 01° 40’ 16,5” E 101° 20’ 11,3”)
PB – 4 Hulu Kanal Reservoir (N 01° 40’ 41,1” E 101° 24’ 05,2”)
PB – 5 Hilir Kanal Reservoir (N 01° 40’ 48,2” E 101° 23’ 55,9”)
H’ < 1 : Komunitas biota tidak stabil atau kualitas air tercemar berat;
1 ≤ H’ ≤ 3 : Stabilitas komunitas biota sedang atau kualitas air tercemar
sedang
H’ > 3 : Stabilitas komunitas biota dalam kondisi proma (stabil)
atau kualitas air bersih
b) Zooplankton
Zooplankton adalah organisme renik yang bersifat hewani dan hidupnya tergantung
pada fitoplankton. Zooplankton mampu melakukan gerakan aktif dalam upaya
mempertahankan diri maupun dalam mencari makan. Kemampuan fungsional
zooplankton sangat ditentukan oleh baik kuantitas dan kualitas fitoplankton
maupun kualitas air. Hal ini disebabkan sumber utama nutrisi bagi zooplankton
adalah fitoplankton.
Hasil identifikasi jenis zooplankton di perairan sungai Mesjid (pada bagian intake,
bagian hulu intake sungai Mesjid dan bagian hilir intake sungai Mesjid) serta kanal
reservor (pada bagian hulur dan hilir kanal reservoir), ditemukan sedikitnya enam
jenis zooplankton di kedua perairan tersebut (enam jenis di sungai Mesjid dan enam
jenis di kanal reservoir).
2. Benthos
Benthos adalah organisme yang mendiami bagian dasar dari suatu perairan.
Secara umum, benthos meliputi jenis tumbuhan maupun hewan. Akan tetapi,
istilah ini lebih umum digunakan untuk kelompok hewan. Benthos hidup dari
seresah bahan-bahan organik yang ada di dasar perairan dan makan dengan cara
menyaring makanan yang ada di dalam air (filter feeder). Hewan ini hidup relatif
menetap (sesil) di dasar, sehingga komposisi benthos pada suatu lokasi sering
dikaitkan kondisi lingkungan dimana hewan itu hidup. Oleh karena itu, benthos
adalah organisme indikator yang digunakan sebagai kriteria untuk menentukan
baik buruknya suatu perairan.
Hasil identifikasi terhadap sampel benthos yang diambil dari perairan sungai
Mesjid (pada bagian intake, bagian hulu intake sungai Mesjid dan bagian hilir
intake sungai Mesjid) serta kanal reservor (pada bagian hulur dan hilir kanal
reservoir), ditemukan sedikitnya 10 jenis benthos di kedua perairan tersebut (10
jenis di sungai Mesjid dan sembilan jenis di kanal reservoir).
Kelimpahan (individu/m2)
No Taksa
PB – 1 PB – 2 PB – 3 PB – 4 PB – 5
7 Chironomus 44 89 178 89 89
sub total 222 222 356 267 311
B. Ephemeroptera
* Leptophlebiidae
8 Leptophlebia 89 44 44
sub total 89 0 44 0 44
C. Odonata
* Gomphidae
9 Gomphus 44 44 44 44 44
sub total 44 44 44 44 44
III. MOLUSCA
A. Gastropoda
* Thiaridae
10 Brotia 44 44
sub total 0 44 44 0 0
Kelimpahan Total 933 800 1111 756 844
Jumlah Jenis (N) 9 9 10 8 9
Indeks Diversitas Shannon - Wiener (H’) 1.976 2.009 2.064 1.933 2.067
Indeks Dominansi Simpson (D) 0.166 0.154 0.149 0.163 0.142
Sumber: Hasil Analisis LPKL-BINALAB, 2018
Keterangan *) : PB – 1 Intake Sungai Mesjid (N 01° 37’ 13,7” E 101° 20’ 09,3”)
PB – 2 Hulu Intake Sungai Mesjid (N 01° 37’ 07,6” E 101° 20’ 07,7”)
PB – 3 Hilir Intake Sungai Mesjid (N 01° 40’ 16,5” E 101° 20’ 11,3”)
PB – 4 Hulu Kanal Reservoir (N 01° 40’ 41,1” E 101° 24’ 05,2”)
PB – 5 Hilir Kanal Reservoir (N 01° 40’ 48,2” E 101° 23’ 55,9”)
melintang pada jalan raya per satuan waktu. Volume dan jenis kenderaannya
merupakan parameter dasar yang penting untuk mengetahui tingkat pelayanan
dan kecepatan.
Volume lalu lintas dislokasi kegiatan yang diperkirakan terkena dampak
diketahui melalui survey perhitungan lalu lintas yang dilakukan secara manual
pada suatu titik pengamatan pada waktu sibuk. Satuan volume lalul lintas ini
jumlah kendaraan perjam.
Sementara itu volume lalulintas (Smp/jam) di Jl T.Tambusai Ujung (Tambusai
barat) ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel 3. 11 Volume Lalu Lintas
Mobil penumpang Truck & Bus Sepeda Motor
Ruas Jam
(kend/Jam) (kend/Jam) (kend/Jam)
Jalan Gatot Soebroto Jembatan Sungai Masjid
Peak pagi 07.15s/d 07.30 201 95 342
Peak Siang 13.15 s/d 13.30 289 197 570
Peak Sore 16.30 s/d 16.45 328 241 644
Jalan Jend Sudirman Kel Teluk Binjai (IPA Sudirman)
Peak pagi 07.15s/d 07.30 134 53 210
Peak Siang 13.15 s/d 13.30 271 108 321
Peak Sore 16.30 s/d 16.45 288 167 311
Sumber: Pengamatan Lapangan Des 2019
Jumlah penduduk Kota Dumai dari tahun 2011 hingga 2016 mengalami peningkatan.
Laki-laki dan perempuan penduduk Kota Dumai pada tahun 2016 adalah sebanyak
291.908 dengan rasio jenis kelamin 105.40. pada tahun 2013 ke tahun 2014
mengalalami kenaikan yang cukup signifikan dengan rasio 105.65. Kemudian pada
tahun 2017 jumlah penduduk Kota Dumai mengalami penurunan dengan jumlah
penduduk sebesar 283.872 dengan rasio jenis kelamin 104.00.
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah kepadatan penduduk Kota Dumai pada
tahun 2016 sebanyak 168,99 per km2. Terdapat tujuh kecamatan yang ada di Kota
Dumai, kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan penduduk terbanyak adalah Dumai
Kota dengan jumlah orang 3.603,38 dengan persentase 16,05.Kecamatan yang memiliki
tingkat kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Medang Kampai dengan
kepadatan penduduk 31,37 dengan persentase 4,01.
Tabel 3. 14 Jumlah Penduduk Kota Dumai Menurut Kelompok Umur & Jenis
Kelamin
Jenis Kelamin
Kelompok Umur Jumlah
Laki-Laki Perempuan
0-4 17.328 16.735 34.063
5-9 15.628 14.924 30.552
10-14 14.031 13.295 27.326
15-19 13.496 12.379 25.875
20-24 12.525 12.091 24.616
25-29 13.996 13.441 27.437
30-34 12.954 12.811 25.765
35-39 12.008 11.729 23.737
40-44 11.161 10.540 21.701
45-49 9.825 9.222 19.047
50-54 7.725 7.331 15.056
55-59 5.969 5.526 11.495
60-64 4.351 3.416 7.767
65+ 4.641 4.214 8.855
Jumlah 155.638 147.654 303.292
Sumber : Badan Pusat Statistik Dumai, 2017
Tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Kota Dumai berdasarkan kelompok
umur pada tahun 2016 adalah berjumlah 291.908 jiwa. Jumlah penduduk Kota Dumai
tertinggi terdapat pada kelompok umur 0-4 tahun dengan jumlah 33.893, hal ini
menunjukan bahwa tingkat kelahiran yang ada di Kota Dumai termasuk tinggi, dan yang
terendah pada kelompok umur 65 tahun keatas dengan jumlah 7.841 jiwa.
Dari jumlah tersebut tercatat sebanyak 1.249 orang (24,17 persen) berusia antara 15-19
tahun, 3.150 orang (60,96 persen) berusia antara 20-29 tahun dan sisanya 768 orang
(14,86 persen) berusia 30 tahun keatas. Mata pencaharian penduduk di Kota Dumai
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
3. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan suatu masyarakat sangat mempengaruhi cara berfikir, sikap,
dan perilakunya dalam melakukan pekerjaan. Pendidikan membuat seseorang
dapat mengetahui cara memanfaatkan dan mengelola faktor produksi untuk
memperoleh pendapatan yang maksimal. Tingkat pendidikan yang rendah akan
menurunkan produktifitas tenaga kerja yang dapat dicapai serta pendapatan
yang diperoleh juga rendah yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat
kesejahteraan. Berikut ini adalah gambaran jumlah penduduk menurut
pendidikan akhir di Kota Dumai.
Gambaran jumlah penduduk yang ada di Kota Dumai menurut pendidikan akhir.
Mayoritas penduduk di Kota Dumai banyak yang belum sekolah dengan jumlah
101.058.diantara tujuh kecamatan yang ada di Kota Dumai, Kecamatan Bukit
Kapur merupakan kecamatan terbesar yang penduduknya belum bersekolah.
Pada tingkat SLTA memiliki jumlah yang cukup besar yaitu berjumlah 63.297
orang. Untuk lulusan program S3 memiliki lulusan terkecil dengan jumlah 9
orang. Sarana dan prasarana pendidikan di Kota Dumai, yaitu 101 SD, 34 SLTP,
21 MTs, 14 SMA, 16 SMK dan 9 MA.
berbagai latar belakang agama. Berikut ini gambaran Tabel Jumlah Penduduk
Menurut Agama Kota Dumai
Mayoritas penduduk Kota Dumai beragama Islam dengan jumlah 241.991 jiwa.
Kemudian penduduk yang beragama Kristen berjumlah 29.743 jiwa, Katholik
berjumlah 2.350 jiwa, Hindu berjumlah 34 jiwa, Budha berjumlah 9.165 jiwa,
Khonghucu berjumlah 558 jiwa, dan yang beraga lainnya berjumlah 31 jiwa.
Gereja Gereja
No Kecamatan Masjid Mushola Pura Vihara Klenteng
Protestan Katholik
7 Dumai Selatan 38 29 15 - - - 3
Jumlah 225 242 81 6 1 7 10
Sumber : Badan Pusat Statistik Dumai, 2018
Mayoritas rumah ibadah yang ada di Kota Dumai adalah Masjid dan Mushola,
jumlah masjid ada 216 dan mushola 216 bangunan. Kecamatan yang memiliki
banayak bagunan masjid dan mushola terdapat pada Kecamatan Bukit Kapur. Hal
ini menunjukan bahwasannya rata-rata penduduk di Kota Dumai adalah yang
beragama Islam. Sementara itu hanya ada satu pura yang terdapat di Kota Dumai
yaitu berada pada Kecamatan Bukit Kapur.
5. Peluang Kerja
Adanya proyek SPAM di Kota Dumai diharapkan memberikan dampak langsung
kepada masyarakat, baik itu dari segi pertumbuhan ekonomi baru ataupun
peluang kerja bagi masyarakat tempatan. Proyek SPAM di Kota Dumai
membutuhkan sekitar 130 tenaga kerja, sebagian besar tenaga kerja berasal dari
masyarakat lokal yang ada di sekitar lokasi proyek.
Selain dampak tenaga kerja juga terdapat dampak ekonomi lain yang bisa
dirasakan oleh masyarakat diantaranya adalah dampak potensi muncul peluang
usaha lain, seperti munculnya usaha gorengan, rumah makan dan kedai kopi baru
di lokasi pengerjaan proyek. Peluang ini muncul disebabkan karena tenaga kerja
yang mengerjakan pembangunan proyek membutuhkan tempat untuk membeli
makan, minuman dan makanan ringan.
Keluarga Minang Riau Kota Dumai, Ikatan Keluarga Batak Riau Kota Dumai,
Ikatan Keluarga Jawa Riau Kota Dumai. Organiasi masyarakat Melayu adalah
Lembaga Adat Melayu Dumai, Laskar Melayu Dumai dan lainnya.
2. Pembuangan Limbah
Tempat pembuangan limbah atau sampah rumah tangga masyarakat Kota Dumai
adalah dibuang masyarakat ke tong sampah dekat rumah yang kemudian akan di
jemput oleh petugas pengangkut sampah yang akhirnya di buang di tempat
pembungan akhir, kemudian bagi masyarakat yang tidak ada tersedia sarana
pengangkutan sampah sampai pada umumnya di bakar di pekarangan rumah
atau dibelakang rumah. Limbah cair rumah tangga dibuang di kamar mandi
dalam rumah, sedangkan masyarakat yang tidak memiliki MCK sedikit sekali.
Kondisi yang ada saat ini di lokasi Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM) Kota Dumai, adapun kegiatan lain yang ada di sekitar lokasi kegiatan
lainnya antara lain:
Minum (SPAM) Kota Dumai ini adalah permukiman penduduk dan kawasan
perdagangan. Aktivitas warga di wilayah tersebut umumnya adalah berdagang
(warung dan toko), bekerja sebagai supir, buruh / karyawan perusahaan.
a) Jenis Penyakit
Ada beberapa jenis penyakit yang pernah diderita masyarakat di Kota Dumai,
seperti penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) , common cold, diare
dan lain-lain yang dapat mengganggu manusia dalam melakukan aktivitasnya
sehari-hari. Berikut adalah tabel yang menjelaskan 10 jenis penyakit terbanyak
yang diderita oleh masyarakat di Kota Dumai.
Jumlah Kasus
No Jenis Penyakit Laki- Jumlah Presentase
Perempuan
Laki
3 Hipertensi Esensial 3.799 6.858 10.657 7,30
4 Gastritis 1.829 3.143 4.972 3,41
5 Influenza 2.292 2.590 4.882 3,35
6 Gastroenteritis 2.027 2.088 4.115 2,82
7 Diabetes Melitis Tipe 2 1.225 2.717 3.942 2,70
Facial Pain No Otherwise
8 995 2.323 3.318 2,27
Specified
9 Osteoartritis/Artritis (3A) 798 1.751 2.549 1,75
10 Tension Headache 759 1.780 2.539 1,74
11 Lain-lain 24.309 31.408 55.717 38,18
Jumlah 63.116 82.810 145.926 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik Dumai, 2018
Tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 11 jenis kategori penyakit yang
diderita oleh masyarakat di Kota Dumai. Diantara 11 jenis kategori penyakit yaitu
common cold, ISPA, hipertensi esensial, dispepsia, diare, kolitis infeksi, dermatitis
dan eksim, gastritis dan duodenitis, faringitis akut, infeksi saluran nafas bagian
atas akut, dan lain-lain. Dari 11 jenis kategori penyakit tersebut dapat dilihat
bahwa jumlah terbanyak terdapat pada jenis penyakit lain-lain dengan jumlah
158.489 dengan presentase 66,17% dengan jumlah kasus masing-masing laki-
laki 64.347 dan perempuan 94.142. Dari jenis kategori penyakit paling rendah
terdapat pada jenis penyakit infeksi saluran nafas bagian atas akut dengan
jumlah 3.383 dengan presentase 1,41% dengan jumlah kasus laki-laki 1.667 dan
perempuan 1.716.
Rumah Rumah
No Kecamatan Poliklinik Puskesmas Pustu Apotek
Sakit Bersalin
Sungai
4 0 3 1 1 4 2
Sembilan
Medang
5 0 2 0 1 2 0
Kampai
6 Dumai Kota 0 2 4 1 0 5
7 Dumai Selatan 1 2 2 2 1 1
Jumlah 2 12 14 10 13 13
Sumber : Badan Pusat Statistik Dumai 2017
Tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 6 jenis fasilitas kesehatan di setiap
kecamatan Kota Dumai. Dari 6 jenis fasilitas kesehatan tersebut diantaranya
rumah sakit, rumah bersalin, puskemas, posyandu, klinik dan polindes. Dari jenis
fasilitas kesehatan tersebut paling banyak terdapat di Kecamatan Dumai Kota
dengan jumlah 51 fasilitas kesehatan diantaranya rumah bersalin 1, puskesmas 1,
posyandu 34, klinik 14 dan polindes 1. Jumlah fasilitas kesehatan terendah
terdapat di Kecamatan Medang Kampai dengan jumlah 21 fasilitas kesehatan
diantaranya puskesmas 1, posyandu 13, klinik 3 dan polindes 4.
Volume lumpur hujan = 500 mg/l x 450 l/detik x 80% = 180.000 mg/detik =
15,56 ton/hari.
Volume lumpur yang akan dihasilkan dari unit pengendap pada musim
kemarau 1,56 ton/hari dan musim hujan adalah 15,56 ton/hari, sehingga
potensi dampak terhadap penurunan kualitas air akan cukup besar
Terganggunya biota air bersumber dari lumpur yang akan dihasilkan dari
unit pengendapan serta akibat adanya penambahan PAC dan kaporit pada
air. Volume PAC rata-rata harian yang akan digunakan adalah 2138,40
5. Kegiatan Operasional dan Pemeliharaan Intake, IPA, Pipa Transmisi dan Pipa
Distribusi berdampak pada Limbah
a. Limbah cair
c. Limbah B3
Dampak yang ditimbulkan pembangunan dan operasional SPAM Kota Dumai dapat
menurunkan kualitas lingkungan yang ada bila dampak yang berpotensi akan terjadi tidak
dikelola dengan baik. Dampak dimaksud telah diuraikan berdasarkan unit kegiatan. Masing-
masing kegiatan diperkirakan akan memberikan dampak terhadap lingkungan.
Pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup adalah upaya penanganan dan pemantauan
perubahan rona lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dampak dari kegiatan SPAM Kota
Dumai. Berdasarkan kegiatan yang telah berjalan, perlu dilakukan langkah-langkah
pencegahan dan pengelolaan serta memantau dampak yang ditimbulkan akibat adanya
aktivitas tersebut.
Upaya pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan hidup disusun berdasarkan Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.102/
MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016 Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
Hidup Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Telah Memiliki Izin Usaha Dan/Atau Kegiatan
Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup yang menyebutkan dan mencontohkan
bahwa bagian Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup serta Upaya Pemantauan Lingkungan diuraikan melalui tabel/matriks yang tampilkan
sebagai berikut:
UKL-UPL
IV - 1
DPLH Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Dumai
UKL-UPL
IV - 2
DPLH Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Dumai
DAMPAK LINGKUNGAN Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Pengelola Instansi
dan Pengawas
Jenis Lokasi Periode Lokasi Periode
Sumber Dampak BESARAN DAMPAK pengelolaan lingkungan hidup Pemantauan lingkungan hidup Pemantau dan
Dampak pengelolaan pengelolaan pemantauan pemantauan
Lingkungan Pelaporan
Hidup
terpenuhi, juga kepentingan melihat perubahan debit sungai sebelum
industri dapat terpenuhi. dan sesudah ada kegiatan.
d. Segera melakukan koordinasi 2. hasil pengamatan dibandingkan dengan
dengan Pemerintah, BBWS dan informasi rona lingkungan
PPTK Kota Dumai untuk
merealisasikan Rencana
konservasi air pada bagian hulu
sungai mesjid
Pengoperasian Penurunan Volume lumpur yang 1. Tidak membuang lumpur sisa Lokasi Intake, Selama Metode Pengumpulan Sungai Mesjid Setiap enam PUPR Dumai DLH Kota
Intake, IPA, Pipa Kualitas akan dihasilkan dari unit pengolahan air ke dalam IPA, Pipa kegiatan Data : bagian hulu dan bulan selama & PDAM Dumai
Transmisi, dan Permukaan pengendap pada musim badan air penerima. Transmisi, dan berlangsung 1. Melakukan pemantauan terhadap kegiatan hilir dari lokasi kegiatan Tirta Dumai
Pipa Distribusi kemarau 1,56 ton/hari 2. Mengeringkan lumpur Pipa Distribusi dan fungsi dari Sludge Drying Bed intake operasional Bersemi
dan musim hujan adalah menggunakan teknologi Sludge 2. Pengamatan secara visual tempat intake, IPA,
15,56 ton/hari Drying Bed penyimpanan lumpur sementara
3. Lumpur kering dari sludge 3. Pengamatan terhadap kondisi badan air
drying bed ditimbun di sekitar penerima
IPA pada lahan yang elevasinya 4. Pengamatan terhadap kegiatan
rendah. penimbunan lumpur di lokasi IPA
5. Pengambilan sampel air dan kemudian
dianalisis di Laboratorium Lingkungan yang
terakreditasi KAN dan KLHK
Analisa Data :
Hasil analisis laboratorium kemudian
dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001,
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air untuk Sungai
Kelas II
UKL-UPL
IV - 3
DPLH Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Dumai
DAMPAK LINGKUNGAN Upaya pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi
Pengelola Instansi
dan Pengawas
Jenis Lokasi Periode Lokasi Periode
Sumber Dampak BESARAN DAMPAK pengelolaan lingkungan hidup Pemantauan lingkungan hidup Pemantau dan
Dampak pengelolaan pengelolaan pemantauan pemantauan
Lingkungan Pelaporan
Hidup
yang terakreditasi KAN dan KLH.
6. Melakukan Pengujian Sludge IPA sebelum
dibuang atau di pergunakan
UKL-UPL
IV - 4
DPLH Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Dumai
UKL-UPL
IV - 5
DPLH Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Dumai
UKL-UPL
IV - 6
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Demikianlah surat pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dan untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Daftar Pustaka
Anonim. 1996. Water Quality Monitoring. First Edition. UNEP, WHO. E&FN Spon,
London.
Anonim. 2010. Laporan Akhir Pekerjaan DED Air Minum Regional Metro Bandung. Dinas
Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat. Bandung.
Arthur C.S. 1977. Air Quality Management. Academic Press, New York, San Francisco,
London.
APHA. 1980. Standard Metods for The Examination of Waste Water. American Public
Health Association, Washington, DC.
Bemmellen, RW. Van, 1949, The Geology of Indonesia. The Hague : Govt. Printing Office.
Carter L. W. 1996. Environmental Impact Assessment. Mc Graw Hill. Inc. New york.
Hadi, S.P. 1995. Aspek Sosial AMDAL: Sejarah, Teori dan Metode. Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
John G.R and D.C. Wooten. 1980. Environmental Impact Analysis Handbook. Mc Graw –
Hill Book Company. New York.
Krebs, C.J. 1989. Ecological Methodology. Harper & Row Publishing. New York.
Krenkel P.A.and V. Novotny. 1980. Water Quality Management. Academic Press. New
York.
Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. Edisi Ketiga. Toppan Company Ltd. Tokyo.
DAFTAR PUSTAKA
DPLH Kegiatan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kota Dumai
PT. Kosindo Inovatek Utama. Studi Kelayakan SPAM Kota Dumai. 2018. Depok.
Sudarsono S., dan Takeda K. 1978. Hidrologi untuk Pengairan, Cetakan ke dua, Pradnya
Paramitha, Jakarta.
Suprapto, R.A. 1988. Analisis Dampak Sosial; Memperkirakan dan Menangani Dampak
Lingkungan Sosial, HIPIIS. Jakarta.
Ward, H.B. and G.C. Whipple. 1959. Freshwater Biology, Second Edition. Wiley and Sons
Inc., New York.
Wark, K. and C.F. Warner, 1981, Air Pollution: Its Origin and Control, Second Edition,
Harper and Row Publishers, New York
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
LAMPIRAN 1
SURAT PENTING
PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI
NOMOR 4 TAHUN 2014
TENTANG
WALIKOTA DUMAI,
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Dumai.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kota Dumai.
3. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dumai Bersemai
yang selanjutnya disingkat PDAM Tirta Dumai Bersemai,
adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bergerak
dibidang air minum milik Pemerintah Kota Dumai.
4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya
disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kota Dumai.
5. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah dalam bentuk uang
adalah bentuk investasi pemerintah daerah pada Badan Usaha
dengan mendapat hak kepemilikan.
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
Tujuan penyertaan modal Pemerintah Daerah pada PDAM Tirta
Dumai Bersemai adalah untuk:
a. modal operasional PDAM;
b. meningkatkan kualitas air minum; dan
c. perbaikan sarana dan prasarana air minum;
BAB III
PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH
Pasal 3
Pemerintah Daerah melakukan penyertaan modal daerah pada
PDAM Tirta Dumai Bersemai, berupa penyertaan modal
pemerintah daerah dalam bentuk uang.
BAB IV
NILAI MODAL DAN SUMBER DANA
Bagian Kesatu
Nilai Modal
Pasal 4
Nilai modal untuk penyertaan modal Pemerintah Daerah dalam
bentuk uang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 adalah sebesar
Rp.10.320.520.000,- (sepuluh milyar tiga ratus dua puluh juta
lima ratus dua puluh ribu rupiah).
Bagian Kedua
Sumber Dana
Pasal 5
Sumber Dana penyertaan Modal sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 bersumber dari APBD Tahun Anggaran 2014.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 6
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Daerah Kota Dumai.
Ditetapkan di Dumai
pada tanggal 24 Januari 2014
WALIKOTA DUMAI,
dto
KHAIRUL ANWAR
Diundangkan di Dumai
pada tanggal 24 Januari 2014
dto
SAID MUSTAFA
LEMBARAN DAERAH
KOTA DUMAI
Nomor : 09 Tahun 2007 Seri : D Nomor 09
PERATURANDAERAHKOTADUMAI
NOMOR 09 TAHUN 2007
TENTANG
PEMBENTUKANPERUSAHAANDAERAHAIRMINUM(PDAM)
DANPELAYANANAIRMINUMDIKOTADUMAI
DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA
WALIKOTADUMAI,
231
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b dan huruf c, dipandang perlu membentuk Peraturan
Daerah Pembentukan Perusahan DaerahAir Minum (PDAM) dan
PelayananAir Minum di Kota Dumai;
232
8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4389);
9. Undang-UndangNomor32Tahun2004tentangPemerintahanDaerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-
UndangNomor32Tahun2004tentangPemerintahanDaerahmenjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2005
Nomor 108,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4548);
10. Undang-UndangNomor33Tahun2004tentangPerimbanganKeuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik
IndonesiaTahun2004Nomor126,TambahanLembaranNegaraRepublik
IndonesiaNomor4438);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
KeuanganDaerah(LembaranNegaraRepublikIndonesiaTahun2005
Nomor 140,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
12. PeraturanPemerintahNomor16Tahun2005tentangPengembangan
Sistem PenyediaanAir Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun2005Nomor33,TambahanLembaranNegaraRepublikIndonesia
Nomor4490);
13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005
tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4609);
233
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan TarifAir Minum;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2Tahun 2007 tentang Organ
dan Kepegawaian Perusahaan DaerahAir Minum;
DenganPersetujuanBersama
DEWANPERWAKILANRAKYATDAERAHKOTADUMAI
dan
WALIKOTADUMAI
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAHTENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN
DAERAHAIR MINUM (PDAM) DAN PELAYANANAIR MINUM DI KOTA
DUMAI.
BABI
KETENTUANUMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kota Dumai.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Dumai.
3. Walikota adalah Walikota Dumai.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Dumai.
5. PerusahaanDaerahAirMinumyangselanjutnyadisebutPDAMadalah
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kota Dumai.
6. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas PDAM.
7. Direksi adalah Direksi PDAM.
8. Pegawai adalah Pegawai PDAM.
9. Jasa produksi adalah laba bersih setelah dikurangi dengan
penyusutan, cadangan tujuan dan pengurangan yang wajar dalam
perusahaan.
234
10. Air Minum adalahAir yang telah diolah dan telah memenuhi syarat-
syarat kualitas air sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia.
11. Air Baku adalah air baku yang digunakan sebagai bahan pokok untuk
diolah menjadi air bersih dan/atau air minum.
12. Air Curah adalah air yang sudah siap dikonsumsi untuk didistribusikan
dan telah memenuhi syarat-syarat kualitas air sesuai Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
13. IPAadalah Instalasi Pengolahan air baku menjadi air bersih dan/atau
air minum.
14. Pipa Transmisi air baku adalah pipa yang dipergunakan untuk
mengalirkan air baku dari sumber ke instalasi pengolahan air.
15. Pipa transmisi air bersih adalah pipa yang dipergunakan untuk
mengalirkan air bersih dan/atau air minum dari reservoir produksi ke
reservoir distribusi, dan/atau dari reservoir distribusi yang satu ke
reservoir distribusi lainnya.
16. Pipa Distribusi adalah pipa yang dipergunakan untuk mengalirkan air
bersih dan/atau air minum dari reservoir air bersih ke pelanggan dan/
atau pengguna air minum.
17. Reservoir air baku adalah bak penampungan air baku yang akan
disalurkan ke Instalasi PengolahanAir.
18. Reservoir air bersih dan/atau air minum adalah bak penampungan
air bersih yang akan disalurkan ke reservoir distribusi dan/atau
pelanggan.
19. Jaringan pipa distribusi adalah pipa-pipa yang dipergunakan untuk
mengalirkan air bersih dan/atau air minum ke pelanggan.
20. Pipa Dinas adalah pipa yang dipergunakan untuk mengalirkan air
minum dari jaringan pipa ke meteran air pelanggan.
21. Pipa persil adalah pipa yang terpasang setelah meter air pelanggan.
22. Meter air adalah alat ukur untuk mengetahui volume pemakaian air.
23. Sambungan rumah adalah sarana pelayanan air minum ke rumah
pelangan.
24. Pelanggan adalah orang atau badan yang menggunakan jasa
pelayanan air dari Perusahaan DaerahAir Minum.
235
25. Hidrant umum adalah sarana pelayanan air minum yang dilengkapi
dengan bak penampungan air.
26. Krant umum adalah sarana pelayanan air minum tanpa dilengkapi
dengan bak penampungan air.
27. Terminal air adalah sarana pelayanan air minum dengan bak
penampungan bagi wilayah yang belum terjangkau jaringan perpipaan
distribusi air minum.
28. Hidrant Kebakaran adalah sarana pelayanan penanggulangan
kebakaran yang dipasang pada titik-titik tertentu oleh pemerintah.
29. Rekening air adalah tanda bukti tagihan dan/atau pembayaran jasa
pemakaian air minum yang dikeluarkan setiap bulan, yang terdiri dari
biaya air terpakai, biaya administrasi, dan biaya pemeliharaan.
BABII
P E N D I R IAN
Pasal 2
(1) Dengan Peraturan Daerah ini didirikan Badan Usaha Milik Daerah
dalam bentuk Perusahaan Daerah dengan nama PDAM Tirta Dumai
Bersemai.
(2) Pelaksanaan pendirian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
lebih lanjut oleh Walikota.
BAB III
TEMPATKEDUDUKAN,TUJUANDANLAPANGANUSAHA
BagianPertama
TempatKedudukan
Pasal 3
236
BagianKedua
Tujuan
Pasal 4
(1) Tujuan pendirian PDAM adalah untuk :
a. Memenuhi kebutuhan pelayanan air minum kepada masyarakat
Kota Dumai dan sekitarnya dengan mengutamakan pelayanan air
minum bagi masyarakat Kota Dumai;
b. Menyediakan air minum dengan kualitas dan harga yang
terjangkau berdasarkan pengelolaan Perusahaan yang sehat;
c. Mendorong dan membantu pengembangan dan peningkatan
ekonomi Daerah;
d. Sebagai penyelenggara subsidi silang pelayanan air minum antar
golongan pelanggan dan system subsidi silang antara pelanggan
dengan non pelanggan secara berkeadilan;
e. Mengejar keuntungan atau laba guna meningkatkan nilai
Perusahaan;
f. Salah satu sumber PendapatanAsli Daerah (PAD) dari pembagian
laba Perusahaan.
(2) Untuk mendukung kegiatan dalam rangka mencapai tujuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas, PDAM dapat
melakukan kerjasama dengan pihak lain dengan prinsip saling
menguntungkan dan sesuai ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
(3) Selain kerjasama dengan pihak lain sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), PDAM dapat melakukan penyertaan modal dalam badan
usaha lain.
BagianKetiga
LapanganUsaha
Pasal 5
(1) PDAM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan satu-
satunya BUMD Kota Dumai yang memiliki hak dan/atau kewenangan
untuk melakukan pengelolaan berikut pelayanan air minum bagi
kemanfaatan umum di Kota Dumai dan sekitarnya.
237
(2) PDAM berkewajiban menyediakan sarana dan/atau prasarana
pengolahan air minum dan jaringan pipa transmisi dan/atau distribusi
guna kepentingan dan kebutuhan masyarakat dan/atau pelanggan
serta berkewajiban ikut menjaga kelestarian dan keseimbangan
lingkungan hidup.
Pasal 6
Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) meliputi :
a. Pengambilan air baku dari sumber air antara lain air permukaan dan/
atau air tanah;
b. Pengolahan air baku yang diambil dari sumber air untuk dijadikan air
minum;
c. Pendistribusian air minum melalui perpipaan kepada pelanggan;
d. Penjualan air minum yang didistribusikan kepada pelanggan dan/atau
pembeli;
e. Penjualan air minum yang didistribusikan dalam bentuk air curah;
f. Penagihan hasil penjualan air minum kepada pelanggan dan/atau
pembeli;
g. Penerimaan pembayaran hasil penjualan air minum dari pelanggan
dan/atau pembeli.
Pasal 7
Kewajiban untuk menyediakan sarana dan/atau prasarana Pengolahan
air Minum yang cukup dan jaringan pipa transmisi dan/atau distribusi guna
kebutuhanmasyarakatdan/ataupelanggansebagaimana dimaksuddalam
Pasal 5 ayat (2) meliputi :
a. Menyediakan dan/atau membangun, pengembangan sarana
prasarana instalasi pengolahan air minum sesuai kebutuhan
masyarakat dan/atau pelanggan dengan kapasitas, kwalitas dan
kontinuitas yang cukup;
b. Menyediakan dan/atau melakukan pengembangan jaringan transmisi
dan/atau distribusi primer, sekunder dan tertier guna kebutuhan
masyarakat dan/atau pelanggan.
238
Pasal 8
Kewajiban untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan
hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) meliputi :
a. Mengolah limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan air minum
dari Perusahaan agar tidak mengganggu lingkungan hidup;
b. Memenuhi persyaratan kualitas air yang didistribusikan kepada
pelanggan dan/atau pembeli sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia;
c. Menghindari pengambilan air permukaan dan/atau air tanah yang
melebihi kuantitas Produksi.
Pasal 9
Selain Pengelolaan berikut pelayanan air minum, PDAM dapat melakukan
usaha lain yang dapat mendukung kearah penyediaan air minum.
BAB IV
MODAL
Pasal 10
(1) Modal PDAM berasal dari penyertaan modal daerah yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sebagai
Kekayaan Daerah yang dipisahkan.
(2) Setiap penyertaan modal daerah yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah ditetapkan dengan Peraturan
Walikota.
(3) Modal perusahaan tersebut pada ayat (1) dan ayat (2) dapat ditambah
dari penyertaan modal dan pinjaman.
(4) Penyertaan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak boleh
melebihi 50% (lima puluh per seratus) dari modal perusahaan.
(5) Neraca permulaan PDAM terdiri atas neraca aktiva dan pasiva UPT
air minum yang dilebur menjadi PDAM.
239
BABV
O R GAN
BagianPertama
Umum
Pasal 11
Organ PDAM terdiri dari :
a. Walikota selaku pemilik modal;
b. DewanPengawas;dan
c. Direksi.
BagianKedua
Direksi
Pasal 12
(1) PDAM diurus dan dipimpin Direksi.
(2) Dalam hal Direksi terdiri atas lebih dari seorang anggota, salah
seorang diantaranya diangkat sebagai Direktur Utama dan dibantu
sebanyak-banyaknya 4 (empat) orang Direksi.
(3) Direksi diangkat dan diberhentikan oleh Walikota atas usul Dewan
Pengawas.
(4) Dalam hal calon Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bukan
berasal dari swasta maka yang bersangkutan harus melepaskan
terlebih dahulu status kepegawaiannya.
(5) Calon direksi memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Mempunyaipendidikansekurang-kurangnyaSarjanaStrata1(S1);
b. Mempunyai pengalaman kerja minimal 10 (sepuluh) tahun bagi
yang berasal dari PDAM atau 15 (lima belas) tahun mengelola
perusahan bagi yang bukan berasal dari PDAM yang dibuktikan
dengan surat keterangan (referensi) dari perusahaan sebelumnya
dengan penilaian baik;
c. Lulus pelatihan manajeman air minum di dalam atau di luar negeri
yang telah terakreditasi dibuktikan dengan sertifikasi atau ijazah;
240
d. Membuat dan menyajikan proposal tentang visi, misi dan strategi
perusahaan;
e. Bersedia bekerja penuh waktu;
f. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang
merugikan keuangan negara;
g. Tidak terikat hubungan keluarga dengan Walikota/Wakil Walikota
atau dengan anggota Direksi lainnya atau dengan anggota Dewan
Pengawas sampai derajad ketiga baik menurut garis lurus maupun
garis ke samping termasuk menantu dan ipar;
h. Lulus uji kelayakan dan kepatutan yang dilaksanakan oleh tim
ahli yang ditunjuk oleh Walikota, dan;
i. Syarat-syarat lain yang ditetapkan Dewan Pengawas.
(6) Pengangkatan Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditetapkan dengan Keputusan Walikota.
Pasal 13
Pasal 14
241
Pasal 15
(1) AnggotaDireksidilarangmemangkujabatanrangkapsebagai:
a. Anggota Direksi pada BUMD lainnya, BUMN dan badan usaha
milik swasta;
b. Jabatan struktural dan fungsional pada instansi/lembaga
pemerintah pusat dan daerah, dan atau;
c. jabatan yang dapat menimbulkan benturan kepentingan pada
PDAM;dan/atau
d. Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan.
(2) Direksi tidak boleh mempunyai kepentingan pribadi secara langsung
atau tidak langsung yang dapat menimbulkan benturan kepentingan
padaPDAM.
Pasal 16
(1) Anggota Direksi diangkat untuk masa jabatan 4 (empat) tahun, dan
dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
(2) Pengangkatan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan apabila Direksi terbukti mampu meningkatkan kinerja PDAM
dan pelayanan kebutuhan air minum kepada masyarakat setiap tahun.
Pasal 17
Direksi dalam mengelola PDAM mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyusun perencanaan, melakukan koordinasi dan pengawasan
seluruh kegiatan operasional PDAM;
b. MembinaPegawai;
c. Mengurus dan mengelola kekayaan PDAM;
d. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan;
e. Menyusun Rencana Strategis Bisnis 5 (lima) tahunan yang disahkan
Walikota melalui usul Dewan Pengawas;
f. Menyusun dan menyampaikan rencana Bisnis dan anggaran tahunan
PDAM yang merupakan penjabaran tahunan dari Rencana Bisnis
kepada Walikota melalui Dewan Pengawas;
g. Menyusun dan menyampaikan laporan seluruh kegiatan PDAM.
242
Pasal 18
(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf (g) terdiri dari
Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan.
(2) Laporan Triwulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari
laporankegiatanoperasionaldankeuanganyangdisampaikankepada
DewanPengawas.
(3) Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari
laporan keuangan yang telah diaudit dan laporan manajemen yang
ditandatangani bersama Direksi dan Dewan Pengawas disampaikan
kepada Walikota.
(4) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disampaikan
paling lambat 120 (seratus dua puluh) hari setelah tahun buku PDAM
ditutup untuk disahkan oleh Walikota paling lambat dalam waktu 30
(tiga puluh) hari setelah diterima.
(5) Direksi menyebarluaskan Laporan Tahunan melalui media massa
paling lambat 15 (lima belas) hari setelah disahkan oleh Walikota.
(6) Anggota Direksi atau Dewan Pengawas yang tidak menandatangani
Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus
disebutkan alasannya secara tertulis.
Pasal 19
243
g. Menjual, menjaminkan, atau melepaskan aset milik PDAM
berdasarkan persetujaun Walikota atas pertimbangan Dewan
Pengawas;
h. Melakukan pinjaman, mengikatkan diri dalam perjanjian, dan
melakukan kerjasama dengan pihak lain dengan persetujuan Walikota
atas pertimbangan Dewan Pengawas dengan menjaminkan aset
PDAM.
Pasal 20
Untuk mendukung kelancaran pengelolaan PDAM, Direksi dapat diberikan
dana representative paling banyak 75 % (tujuh puluh lima perseratus)
dari jumlah penghasilan Direksi dalam 1 (satu) tahun.
Pasal 21
(1) Apabila sampai berakhirnya masa jabatan Direksi, pengangkatan
Direksi baru masih dalam proses penyelesaian, Walikota dapat
menunjuk/mengangkat Direksi yang lama atau seorang Pejabat
Struktural PDAM sebagai pejabat sementara;
(2) Pengangkatan pejabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan dengan Keputusan Walikota;
(3) Keputusan Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku
paling lama 6 (enam) bulan;
(4) Pejabat sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
dilakukan pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan.
Pasal 22
(1) Penghasilan Direksi terdiri dari :
a. Gaji;
b. Tunjangan;
(2) Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (b) terdiri dari
:
a. tunjangan perawatan/kesehatan yang layak termasuk istri/suami
dan anak; dan
b. tunjangan lainnya.
244
(3) Dalam hal PDAM memperoleh keuntungan, Direksi memperoleh
bagian dari jasa produksi.
(4) Besarnya gaji, tunjangan, dan bagian dari jasa produksi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan oleh Walikota
setelahmemperhatikanpendapatDewanPengawasdankemampuan
PDAM.
(5) Jumlah seluruh biaya untuk penghasilan Direksi, penghasilan Dewan
Pengawas, penghasilan pegawai dan biaya tenaga kerja lainnya tidak
boleh melebihi 40 % (empat puluh per seratus) dari total biaya
berdasarkan realisasiAnggaran Perusahaan TahunAnggaran yang
lalu.
Pasal 23
(1) Direksi setiap akhir masa jabatan dapat diberikan uang jasa
pengabdian yang besarnya ditetapkan oleh Walikota berdasarkan usul
DewanPengawasdanKemampuanPDAM.
(2) Direksi yang diberhentikan dengan hormat sebelum masa jabatannya
berakhir dapat diberikan uang jasa pengabdian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan syarat telah menjalankan tugasnya
paling sedikit 1 (satu) tahun.
(3) Besarnya uang jasa pengabdian sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) didasarkan atas perhitungan lamanya bertugas dibagi
masa jabatan dikalikan penghasilan bulan terakhir.
Pasal 24
245
(2) Pelaksanaan hak cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Walikota dengan
berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
(3) Direksi selama melaksanakan cuti mendapat penghasilan penuh dari
PDAM kecuali cuti di luar tanggungan PDAM.
Pasal 25
(1) Direksi berhenti :
a. Meninggal dunia; dan
b. Masa jabatannya berakhir.
(2) Direksi diberhentikan karena :
a. Permintaan sendiri;
b. Reorganisasi;
c. Melakukan tindakan pidana yang merugikan PDAM;
d. Melakukan tindakan atau bersikap yang bertentangan dengan
kepentingan Daerah atau Negara;
e. Mencapai batas usia 60 (enam puluh) tahun; dan
f. Tidak dapat melaksanakan tugasnya.
(3) Pemberhentian Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan oleh Walikota.
Pasal 26
(1) Direksi yang diduga melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 ayat (2) huruf (c) dan huruf (d) diberhentikan sementara
oleh Walikota atas usul Dewan Pengawas untuk jangka waktu paling
lama 1 (satu) bulan.
(2) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Walikota disertai dengan alasan dan diberitahukan
kepada yang bersangkutan.
Pasal 27
(1) Paling lama 1 (satu) bulan sejak pemberhentian sementara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Dewan Pengawas
melakukan sidang yang dihadiri oleh Direksi untuk menetapkan yang
bersangkutan diberhentikan atau direhabilitasi.
246
(2) Dewan Pengawas melaporkan kepada Walikota hasil sidang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai bahan Walikota untuk
memberhentikan atau merehabilitasi.
(3) Apabila dalam persidangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Direksi tidak hadir tanpa alasan yang sah, yang bersangkutan
dianggap menerima hasil sidang Dewan Pengawas.
(4) Apabila perbuatan yang dilakukan oleh Direksi merupakan tindak
pidana dengan putusan bersalah dan telah memperoleh kekuatan
hukum tetap yang bersangkutan diberhentikan dengan tidak hormat.
BagianKetiga
DewanPengawas
Pasal 28
247
Pasal 29
Pasal 30
(1) Masa jabatan anggota Dewan Pengawas paling lama 3 (tiga) tahun
dan dapat diangkat kembali 1 (satu) kali masa jabatan.
(2) Pengangkatan kembali anggota Dewan Pengawas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan kinerja dalam melakukan
pengawasanterhadappelaksanaankegiatanDireksidankemampuan
PDAM dalam meningkatkan kinerja pelayanan air minum kepada
masyarakat.
Pasal 31
248
Pasal 32
Dewan Pengawas mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap
pengurusan dan pengelolaan PDAM;
b. Memberikan pertimbangan dan saran kepada Walikota diminta atau
tidak diminta guna perbaikan dan pengembangan PDAM antara lain
pengangkatan Direksi, program kerja yang diajukan oleh Direksi,
rencana perubahan status kekayaan PDAM, rencana pinjaman dan
ikatan hukum dengan pihak lain, serta menerima, memeriksa dan atau
menandatangani Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan;
c. Memeriksa dan menyampaikan Rencana Strategis Bisnis, dan
Rencana bisnis dan anggaran Tahunan PDAM yang dibuat Direksi
kepada Walikota untuk mendapatkan pengesahan.
Pasal 33
DewanPengawasdalammelaksanakantugassebagaimanadimaksuddalam
Pasal32mempunyaiwewenangsebagaiberikut:
a. Menilai kinerja Direksi dalam mengelola PDAM;
b. Menilai Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan yang disampaikan
Direksi untuk mendapat pengesahan Walikota;
c. Meminta keterangan Direksi mengenai pengelolaan dan
pengembanganPDAM;dan
d. Mengusulkan pengangkatan, pemberhentian sementara, rehabilitasi
dan pemberhentian Direksi kepada Walikota.
Pasal 34
(1) Untuk membantu kelancaran tugas Dewan Pengawas dapat dibentuk
Sekretariat Dewan Pengawas dengan Keputusan Ketua Dewan
Pengawas.
(2) Sekretariat Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
beranggotakan paling banyak 3 (tiga) orang dan dibebankan pada
AnggaranPDAM.
(3) Pembentukan Sekretariat Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) memperhatikan efisiensi pembiayaan
PDAM.
249
Pasal 35
Dewan Pengawas diberikan penghasilan berupa uang jasa.
Pasal 36
(1) Ketua Dewan Pengawas merangkap anggota menerima uang jasa
paling banyak sebesar 45 % (empat puluh lima per seratus) dari gaji
Direktur Utama:
(2) SekretarisDewanPengawasmerangkapanggotamenerimauangjasa
paling banyak sebesar 40 % (empat puluh per seratus) dari gaji
Direktur Utama;
(3) Anggota Dewan Pengawas menerima uang jasa paling banyak
sebesar 35 % (tiga puluh lima per seratus) dari gaji Direktur.
Pasal 37
Dalam hal PDAM memperoleh keuntungan, Dewan Pengawas
memperoleh bagian dari jasa produksi secara proporsional dengan
berpedoman pada ketentuan dalam Pasal 36.
Pasal 38
Besarnya uang jasa dan bagian dari jasa produksi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 36 dan Pasal 37 ditetapkan oleh Walikota dengan
memperhatikankemampuanPDAM.
Pasal 39
(1). Dewan Pengawas mendapat uang jasa pengabdian yang besarnya
ditetapkanolehWalikotadenganmemperhatikankemampuanPDAM.
(2) Dewan Pengawas yang diberhentikan dengan hormat sebelum masa
jabatannya berakhir, mendapat uang jasa pengabdian dengan syarat
telah menjalankan tugasnya paling sedikit 1 (satu) tahun.
(3) Besarnya uang jasa pengabdian sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) didasarkan atas perhitungan lamanya bertugas dibagi
masa jabatan dikalikan uang jasa bulan terakhir.
250
Pasal 40
251
BagianKeempat
InternalAudit
Pasal 41
Pasal 42
BagianKelima
Tuntutan Ganti Rugi
Pasal 43
252
(2) Dewan Pengawas, Direksi dan Pegawai PDAM yang tidak dapat
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dituntut sesuai peraturan dan/atau perundang-undangan yang
berlaku.
BABVI
PEGAWAI
BagianKesatu
Pengangkatan
Pasal 44
(1) PengangkatanpegawaiPDAMharusmemenuhipersyaratan:
a. Warga Negara Republik Indonesia;
b. Berkelakuan baik dan belum pernah di hukum pidana kurungan
dan/atau penjara;
c. Mempunyai pendidikan, kecakapan dan keahlian yang diperlukan;
d. Dinyatakan sehat oleh rumah sakit umum yang ditunjuk oleh
Direksi;
e. Usia paling tinggi 35 (tiga puluh lima) tahun; dan
f. Lulus seleksi.
(2) Pengangkatan pegawai dilakukan setelah melalui masa percobaan
paling singkat 3 (tiga) bulan dan paling lama (enam) bulan dengan
ketentuan memenuhi daftar penilaian kerja setiap unsur paling sedikit
bernilai baik.
(3) Selama masa percobaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan penilaian meliputi :
a. loyalitas;
b. kecakapan;
c. kesehatan;
d. kerjasama;
e. kerajinan;
f. prestasi kerja; dan
g. kejujuran.
253
(4) Apabila pada akhir masa percobaan calon pegawai tidak memenuhi
persyaratansebagaimanadimaksudpadaayat(3)dapatdiberhentikan
tanpa mendapat uang pesangon.
Pasal 45
(1) Direksidapatmengangkattenagahonoreratautenagakontrakdengan
pemberian honorarium yang besarnya ditetapkan dengan Keputusan
Direksi yang berpedoman pada Upah Minimum Provinsi atau Upah
Minimum Kabupaten/Kota.
(2) Tenaga honorer atau tenaga kontrak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak diperbolehkan menduduki jabatan.
Pasal 46
(1) Batas usia pensiun pegawai PDAM 56 (lima puluh enam) tahun.
(2) Pegawai yang memasuki masa pensiun dapat diberikan kenaikan
pangkat pengabdian setingkat lebih tinggi dari pangkatnya dengan
ketentuan paling sedikit 2 (dua) tahun dalam pangkat terakhir.
BagianKedua
Penghasilan dan Cuti
Pasal 47
(1) Pegawai PDAM berhak atas gaji, tunjangan dan penghasilan lainnya
yang sah sesuai dengan pangkat, jenis pekerjaan dan tanggung
jawabnya.
(2) Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. tunjangan pangan;
b. tunjangan kesehatan; dan
c. tunjangan lainnya.
(3) Tunjangan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b
diberikan kepada pegawai beserta keluarganya yang menjadi
tanggungan.
(4) Tunjangan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi
pengobatan dan/atau perawatan di rumah sakit, klinik dan lain-lain
yang pelaksanaannya ditetapkan dengan Keputusan Direksi.
254
(5) Pemberian hak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan
dengankemampuanPDAM.
Pasal 48
(1) Penyusunan skala gaji pegawai PDAM dapat mengacu pada prinsip-
prinsip skala gaji Pegawai Negeri Sipil yang disesuaikan dengan
kebutuhandankemampuanPDAM.
(2) Ketentuan gaji pegawai PDAM sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Direksi.
Pasal 49
(1) Pegawai yang beristri/bersuami diberikan tunjangan istri/suami paling
tinggi 10% (sepuluh per seratus) dari gaji pokok.
(2) Pegawai yang mempunyai anak berumur kurang dari 21 (dua puluh
satu)tahunbelummempunyaipenghasilansendiridanbelumatautidak
menikah diberikan tunjangan anak sebesar 5% (lima per seratus) dari
gaji pokok untuk setiap anak sebesar 5% (lima perseratus) dari gaji
pokok untuk setiap anak.
(3) Tunjangan anak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat di
perpanjang sampai umur 25 (dua puluh lima) tahun, dalam hal anak
masih bersekolah/kuliah yang dibuktikan dengan surat keterangan
dari sekolah/perguruan tinggi.
(4) Tunjangananaksebagaimanadimaksudpadaayat(2)diberikanpaling
banyak untuk 2 (dua) orang anak.
Pasal 50
(1) Pegawai berhak atas jaminan hari tua yang dananya dihimpun dari
usaha PDAM atau iuran pegawai PDAM yang ditetapkan dengan
Keputusan Direksi.
(2) Besarnya tunjangan jaminan hari tua sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) didasarkan atas perhitungan gaji.
Pasal 51
Dalam hal PDAM memperoleh keuntungan, pegawai PDAM diberikan
bagian dari jasa produksi sesuai dengan kemampuan keuangan PDAM.
255
Pasal 52
(1) Pegawai yang memiliki nilai rata-rata baik dalam Daftar Penilaian Kerja
Pegawai diberikan kenaikan gaji berkala.
(2) Apabila yang bersangkutan belum memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kenaikan gaji berkala ditunda
paling lama 2 (dua) tahun.
Pasal 53
(1) Pegawai memperoleh hak cuti meliputi :
a. cuti tahunan;
b. cuti besar
c. cuti sakit;
d. cuti karena alasan penting atau cuti untuk menunaikan ibadah
haji;
e. cuti nikah;
f. cuti bersalin; dan
g. cuti luar tanggungan PDAM.
(2) Pegawai yang menjalankan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tetap diberikan penghasilan penuh, kecuali cuti di luar tanggungan
PDAM.
(3) Pelaksanaan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur lebih
lanjut oleh Walikota dengan berpedoman pada peraturan perundang-
undangan.
BagianKetiga
Penghargaan dan Tanda Jasa
Pasal 54
(1) Direksi memberikan penghargaan kepada pegawai yang mempunyai
masa kerja secara terus menerus selama 10 tahun, 20 tahun dan 30
tahun yang besarnya disesuaikan dengan kemampuan PDAM.
(2) Direksi memberikan tanda jasa kepada pegawai yang telah
menunjukkan prestasi luar biasa dalam pengembangan PDAM.
(3) Pemberian penghargaan dan tanda jasa kepada pegawai
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dengan
Keputusan Walikota.
256
BagianKeempat
KewajibandanLarangan
Pasal 55
Setiap pegawai wajib :
a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila dan melaksanakan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. mendahulukan kepentingan PDAM di atas kepentingan lainnya;
c. mematuhi dan mentaati segala kewajiban dan larangan; dan
d. memegang teguh rahasia PDAM dan rahasia jabatan.
Pasal 56
Pegawai dilarang :
a. melakukankegiatanyangmerugikanPDAM,Daerahdan/atauNegara;
b. menggunakankedudukannyauntukmemberikankeuntunganbagidiri
sendiri dan/atau orang lain yang merugikan PDAM; dan
c. mencemarkan nama baik PDAM, Daerah dan/atau Negara.
BagianKelima
PelanggarandanPemberhentian
Pasal 57
(1) Pegawai PDAM dapat dikenakan hukuman.
(2) Jenis hukuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. penundaan kenaikan gaji berkala;
d. penundaan kenaikan pangkat;
e. penurunan pangkat;
f. pembebasan jabatan;
g. pemberhentian sementara;
h. pemberhentian dengan hormat; dan
i. pemberhentian dengan tidak hormat.
257
(3) Pelaksanaanpenjatuhanhukumansebagaimanadimaksudpadaayat
(2) ditetapkan dengan Keputusan Direksi.
Pasal 58
(1) Pegawai PDAM diberhentikan sementara apabila diduga telah
melakukan larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 dan/
atau tindak pidana.
(2) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling lama 6 (enam) bulan atau adanya putusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap atas dugaan tindak pidana yang dilakukan.
Pasal 59
(1) Pegawai PDAM yang diberhentikan sementara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 58, mulai bulan berikutnya diberikan 50% (lima
puluh per seratus) dari gaji.
(2) Dalam hal pegawai yang diberhentikan sementara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak terbukti bersalah, pegawai yang
bersangkutan harus dipekerjakan kembali dalam jabatan yang sama
dan berhak menerima sisa penghasilan yang belum diterima.
(3) Dalam pegawai yang diberhentikan sementara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terbukti bersalah Direksi memberhentikan
dengan tidak hormat.
Pasal 60
(1) Pegawai diberhentikan dengan hormat, karena :
a. meninggal dunia;
b. permintaan sendiri;
c. tidak dapat melaksanakan tugas;
d. tidak sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter;
e. telah mencapai usia pensiun; dan/atau
f. reorganisasi.
(2) Pegawai yang diberhentikan dengan hormat diberikan pesangon yang
besarnya ditetapkan dengan Keputusan Direksi.
258
(3) Pegawai yang diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf (b) pelaksanaannya berlaku pada akhir bulan berikutnya.
Pasal 61
Pegawai diberhentikan dengan tidak hormat, karena :
a. melanggar sumpah pegawai dan/atau sumpah jabatan;
b. dihukum pidana berdasarkan putusan pengadilan negeri yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap; dan /atau
c. merugikan keuangan PDAM.
BABVII
TAHUNBUKU,RENCANAKERJADANANGGARAN
Pasal 62
(1) Rencana Kerja danAnggaran Belanja diajukan oleh Direksi kepada
Dewan Pengawas untuk memperoleh pengesahan.
(2) Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Belanja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ditetapkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
sebelum tahun buku berakhir.
Pasal 63
(1) Pada setiap penutupan tahun buku, Direksi membuat laporan
keuangan yang terdiri dari Neraca dan Perhitungan Laba Rugi.
(2) Dalam waktu selambat-lambatnya 5 (lima) bulan setelah tahun buku
ditutup, Direksi membuat laporan tahunan untuk diajukan dan dibahas
dalam rapat tahunan.
BAB VIII
PENETAPANDANPEMBAGIANLABABERSIH
Pasal 64
(1) Laba bersih ditetapkan oleh Walikota.
(2) Penggunaan Laba bersih yang tercantum dalam laporan Keuangan
yang telah disahkan, ditetapkan sebagai berikut :
a. UntukDanaPembangunanDaerah…………15%.
b. UntukAnggaran Belanja Daerah…………....40 %.
259
c. UntukDanaCadanganUmum…………......……..15%.
d. UntukJasaProduksi………………………………15%.
e. Untuk Dana Sosial dan Pendidikan…….......…….10 %.
f. UntukSosial…………………………..………......5%.
(3) PDAM dibebaskan dari kewajiban menyetor bagian laba kepada
Pemerintah Kota yang diperhitungkan sebagai penyertaan modal
PemerintahKotasampaidengancakupanpelayananmencapaipaling
sedikit 80% (delapan puluh per seratus) dan kondisi keuangan PDAM
mencukupiuntukkebutuhanbiayaoperasionaldanpemeliharaanserta
tarif yang berlaku telah memenuhi tingkat pemulihan biaya.
(4) Rincian penggunaan laba bersih sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) ditetapkan dengan Peraturan Walikota.
BABIX
ANGGARAN
Pasal 65
Rancangan anggaran PDAM terdiri dari Rencana jangka Panjang (RJP)
dan RencanaAnggaran dan Belanja (APB) PDAM.
Pasal 66
(1) Rencana Jangka Panjang (RJP) merupakan rencana strategis yang
memuat sasaran dan tujuan dan capaian dalam jangka 5 (lima) tahun.
(2) PengajuanRancanganRencanaJangkaPanjang(RJP)dilaksanakan
paling lambat 6 (enam) bulan setelah pengangkatan Direksi.
(3) Rencana rancangan Jangka Panjang (RJP) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling kurang memuat :
a. Evaluasi RJP tahun sebelumnya;
b. Posisi dan/atau Keuangan PDAM saat ini ;
c. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan RJP;
d. Visi dan Misi PDAM; dan
e. Penetapan Strategis, Sasaran, Kebijakan serta Program Kerja RJP.
260
Pasal 67
(1) DireksiwajibmenyiapkanRencanaAnggaranPendapatandanBelanja
(RAPB) PDAM sebagai penjabaran dari Rencana Jangka Panjang.
(2) RAPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling kurang memuat
:
a. Rencana kerja yang terinci sebagai penjabaran dari Misi PDAM,
Sasaran usaha, Strategi usaha, Kebijakan Perusahaan dan
Program kerja;
b. Anggaran Perusahaan yang terinci untuk setiap program kegiatan;
c. Proyeksi Keuangan; dan
d. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam Peraturan Walikota.
(3) Pengajuan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB)
dilaksanakan paling lambat 90 (sembilan puluh) hari sebelum tahun
buku berakhir.
(4) Pengesahan RencanaAnggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB)
dilaksanakan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah pengajuan.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai rancangan dan tatacara pengajuan
serta pengesahan RAPB diatur dengan Peraturan Walikota.
BABX
TAHUNBUKUDANLAPORANTAHUNAN
BagianKesatu
TahunBuku
Pasal 68
261
BagianKedua
LaporanTahunan
Pasal 69
(1) Direksi wajib menyusun dan menyerahkan laporan tahunan
kepada Walikota melalui Dewan Pengawas paling lambat 30 (tiga
puluh) hari setelah tutup buku.
(2) Laporan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
laporan keuangan dan Kinerja yang disusun sesuai standarAkuntansi
Keuangan yang berlaku di Indonesia dan paling kurang harus
mencantumkan:
a. Neraca yang menggambarkan posisi Kekayaan, Kewajiban dan
Modal Perusahaan pada penutupan tahun buku;
b. Daftar perhitungan Rugi Laba yang menggambarkan pendapatan
harga pokok Produksi, harga pokok Penjualan, serta Rugi Laba
Perusahaan selama periode Tahun buku;
c. Daftar arus Kas yang menggambarkan posisi penerimaan dan
pengeluaran Kas Perusahaan selama periode Tahun buku;
d. Daftar perubahan Modal yang menggambarkan Kenaikan dan
Penurunan Modal Perusahaan pada penutupanTahun buku; dan
e. Kinerja Keuangan dan Teknik PDAM.
(3) Selain yang tercantum sebagaimana dimaksud pada ayat (2) maka
laporan tahunan harus memuat :
a. Visi dan Misi PDAM;
b. Komposisi dan uraian Dewan Pengawas;
c. Komposisi dan uraian Direksi;
d. Jumlah rapat Dewan Pengawas, serta jumlah kehadirannya;
e. Jumlah rapat Direksi berikut kehadirannya; dan
f. Jumlah rapat antar Dewan Pengawas dan Direksi berikut
kehadirannya.
(4) Pemeriksaan laporan keuangan dan kinerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilakukan Ouditor Ekternal yang ditetapkan oleh Walikota
atas usulan Dewan Pengawas.
262
(5) BadanPemeriksaKeuanganRepublikIndonesia(BPK-RI)berwenang
untuk melakukan pemeriksaan terhadap PDAM sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
(6) Hasil Pemeriksaan atas laporan Tahunan dan Kinerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) paling lambat 90 (sembilan puluh) hari setelah
pengajuannya sudah disahkan oleh Walikota.
(7) Dalam hal laporan Tahunan belum dapat disahkan oleh Walikota
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) maka laporanTahunan tersebut
dianggap telah disahkan.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata Cara penyusunan laporan
Tahunan dan audit atas laporan Keuangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 69 diatur dengan Peraturan Walikota.
BABXI
RAPATPEMBAHASANBERSAMA
Pasal 70
Pasal 71
263
BABXII
PERENCANAAN
Pasal 72
(1) PDAM harus membuat rancangan Rencana Kerja Jangka Panjang
minimal untuk masa 15 (lima belas) tahun yang dibuat dalam bentuk
Master Plan dan Rencana Kerja Jangka Pendek untuk masa 5 (lima)
tahun dalam bentuk pengembangan usaha (Corporate Plan), dan
mendapat persetujuan Walikota.
(2) Perubahan terhadap master plan dan corporate plan dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan Walikota.
(3) PDAM diharuskan membuat RencanaAnggaran Pendapatan dan
Belanja Perusahaan (RAPBP) tahunan yang merupakan bagian dari
rencana jangka pendek.
(4) Prosedur Pengesahan RencanaAnggaran Pendapatan dan Belanja
Perusahaan (RAPBP) adalah sebagai berikut :
a. Paling lama 60 (enam puluh) hari sebelum tahun buku Perusahaan
dimulai RencanaAnggaran Pendapatan dan Belanja Perusahaan
(RAPBP)disampaikanolehDireksikepadaDewanPengawasdan
Walikota untuk mendapatkan Pengesahan;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Perusahaan (APBP) dalam
Tahun Anggaran berjalan dapat dilakukan perubahan setelah
mendapat Persetujuan Walikota.
(5) PelaksanaanAnggaran Pendapatan dan Belanja Perusahaan dapat
mengacupadaAnggaranTahunsebelumnya,apabilaPersetujuandan
Pengesahannya belum dilakukan oleh Walikota.
BAB XIII
PELAYANANAIRMINUM
BagianKesatu
Pelaksanaan PelayananAir Minum
Pasal 73
Pelayanan air minum kepada masyarakat, pelanggan dan/atau bukan
pelanggan dilakukan sebagai berikut :
1. Pelayanan air minum kepada masyarakat dan/atau pelanggan harus
berdasarkan dengan surat perjanjian.
264
2. Pelayanan air minum kepada masyarakat dan/atau pelanggan
disalurkan melalui jaringan perpipaan dengan cara :
a. Sambungan rumah dan/atau sambungan langsung kerumah
Pelanggan;
b. Sambungan Hidrant Umum dan/atau krant Umum; dan
c. Air curah.
3. Selain pelayanan air minum sebagaimana dimaksud pada angka (2)
pelayanan air minum dapat dilakukan dengan terminal air dan mobil
tangki atau sarana angkutan lainnya.
4. Untuk kegiatan operasional pelayanan air minum, maka PDAM dapat
melakukan :
a. Pelayanan Sambungan Baru;
b. Pelayanan Balik Nama dan/atau perubahan Kepemilikan;
c. Pelayanan Pindah Meter dan/atau Pindah tata letak meter air;
d. Pelayanan Penggantian Meter air;
e. Pelayanan Pengujian dan/atau test Meter air;
f. Pelayanan Pembayaran RekeningAir;
g. PelayananTunggakan Pembayaran RekeningAir;
h. Pelayanan Penutupan SambunganAir;
i. Pelayanan Pengujian KualitasAir;
j. Pelayanan Pengaduan Pelanggan; dan
k. Pelayanan Informasi.
5. Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara Pelayanan Air Minum dan
administrasi sebagaimana dimaksud pada angka (2), angka (3) dan
angka (4) diatur dengan Peraturan Direktur Utama.
BagianKedua
KewajibanPDAM
Dalam Pelaksanaan PelayananAir Minum
Pasal 74
265
(2) Memperluas cakupan pelayanan air minum guna meningkatkan
derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
(3) Memelihara sarana dan prasaranaAir Minum yang meliputi Sumber
air Baku, Instalasi Pengolahan, Jaringan perpipaan Transmisi dan
Distribusi, bangunan-bangunan pelengkap serta Kantor-kantor
pelayanan.
Pasal 75
Kewajiban PDAM terhadap masyarakat dan/atau PelangganAir Minum
adalah sebagai berikut :
a. Memberikan pelayanan serta informasi yang jelas, baik, jujur dan
transparansi, serta tidak diskriminatif.
b. Melakukan perluasan jangkauan pelayanan Air minum terhadap
daerah pemukiman masyarakat dan/atau pelanggan yang belum
tersedia sarana air minum.
c. Melayani pemasangan atas permintaan masyarakat dan/atau
pelanggan terhadap sambungan air minum.
d. Mencatat jumlah kubikasi pemakaian Air yang dipergunakan oleh
masyarakat dan/atau pelanggan yang tertera pada angka meter air
terpasang, paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan.
e. Memelihara dan/atau memperbaiki serta mengganti jaringan pipa
saluran air minum, pipa dinas dan meter air yang telah terpasang,
secara layak.
f. Menyediakan air minum yang cukup dan layak bagi kebutuhan
masyarakat dan/atau pelanggan.
Pasal 76
(1) PDAM tidak diwajibkan membayar ganti kerugian kepada masyarakat
dan/atau pelanggan apabila pelayanan air minum terhenti dan/atau
terganggu yang diakibatkan oleh keadaan memaksa (kahar).
(2) Keadaan memaksa (kahar) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah :
a. Peperangan dan kerusuhan dan revolusi;
b. BencanaAlam, Kebakaran, serta bencana industri lainnya.
266
(3) Sesuai dengan kemampuannya maka PDAM dapat memberikan
pelayanan air minum guna kepentingan masyarakat umum yang
meliputi :
a. Penyediaan Air untuk Hidrant kebakaran, yang telah terpasang
pada tempat-tempat tertentu;
b. Penyediaan air minum pada terminal air, hidrant umum atau krant
umumbagidaerah-daerahtertentuyangberpendudukcukuppadat
dengan tingkat kemampuan ekonomi rendah dan/atau belum
terlayani dengan sambungan rumah.
BagianKetiga
HakPDAM
Dalam PelaksanaanAir Minum
Pasal 77
PDAM memiliki hak-hak sebagai berikut :
a. Hak untuk mengatur sistem pelayanan air minum, baik yang bersifat
teknis maupun non teknis dan/atau administrasi;
b. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kondisi dan
nilai tukar dan/atau jasa pelayanan air minum;
c. Hak untuk melakukan penagihan terhadap tunggakan;
d. Hak untuk mengenakan denda atas keterlambatan pembayaran
rekening air;
e. Hak untuk memberikan sanksi;
f. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya didalam
penyelesaian hukum sengketa konsumen dan/atau pelanggan;
g. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa
kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh jasa pelayanan air minum;
h. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan perundang-undang lainnya.
BagianKeempat
HakPelanggan
Pasal 78
(1) Pelanggan memiliki hak sebagai berikut :
a. Hak atas informasi dan pelayanan air minum yang benar, jelas,
jujur dan tranparansi serta tidak diskriminatif;
267
b. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas kebenaran
pelayanan air minum yang berhubungan dengan kualitas,
kuantitas, dan kontinuitas air, meter air, serta rekening air minum;
c. Hak untuk mendapatkan air minum yang cukup dan layak sesuai
kebutuhan pelanggan dengan kualitas, kuantitas dan kontinuitas
yang telah ditentukan;
d. Hak untuk membayar jasa serta rekening pemakaian air minum
sesuai dengan kondisi dan nilai tukar yang diterima oleh konsumen
atau pelanggan air minum;
e. Hak untuk mendapatkan konpensasi ganti rugi dan/atau
pengantian apabila jasa dan pelayanan air minum yang diterima
dan/atau dipergunakan tidak sebagaimana mestinya;
f. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya
hukum lainnya dalam penyelesaian sengketa Pelanggan secara
patut;
g. Hakuntuktidakmembayarjasadanrekeningpemakaianairminum
apabila terjadi keadaan memaksa (kahar) yang mengakibatkan
terhentinya pelayanan air minum terhadap pelanggan.
(2) Dalam hal MeterAir, apabila terjadi penyimpangan pengukuran yang
dibuktikan berdasarkan hasil pengujian Test dan/atau Tera diatas 5
(lima) persen, maka pemakaian air adalah jumlah pengukuran air,
dikurangijumlahpenyimpanganpengukuran,ditambah5(lima)persen
dari jumlah pemakaian.
(3) Dalam hal Meter Air yang tidak terbaca dan/atau tidak berfungsi
sebagaimana alat ukur, yang dikarenakan sesuatu dan lain hal, maka
jumlahpemakaianairdiperhitungkanberdasarkanrata-ratapemakaian
air 3 (tiga) bulan sebelumnya.
(4) Bahwa apabila dari perhitungan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3)tidakdapatjugadipergunakansebagaipedomandalammengambil
suatu keputusan maka perhitungan pemakaian air minum pelanggan
dan/atau konsumen dapat dihitung berdasarkan dari jumlah penghuni
dikalikan dengan pemakaian rata-rata setiap orang 150 (seratus lima
puluh) liter perhari, dikalikan 30 (tiga puluh) hari.
268
BagianKelima
KewajibanPelanggan
Pasal 79
BagianKeenam
Perizinan
Pasal 80
(1) Setiap sambungan air minum harus mendapat izin tertulis dari PDAM.
(2) Surat izin sambungan air minum dapat diberikan kepada setiap
pemohondan/ataubadanyangmewakilidaribeberapapemohonserta
badan pengelola dari beberapa pelanggan air minum.
269
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perizinan sambungan air
minum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur
dengan Peraturan Direksi.
BagianKetujuh
Larangan
Pasal 81
(1) Setiap orang dan/atau badan serta pelanggan air minum dilarang:
a. Menyadap air baku, air minum yang ada dalam jaringan pipa
transmisi dan distribusi, serta Reservoir air minum tanpa izin dari
PDAM;
b. Merusak sarana dan prasarana air baku dan air minum, seperti
jaringan transmisi, distribusi, reservoir, instalasi Pengolahan,
pompa-pompa dan kantor serta perlengkapannya;
c. Merusak, melepas, membalik arah meter dan menghilangkan
meter air dan perlengkapannya serta, memutus segel meter, baik
yang dipasang PDAM, pabrik, atau yang dipasang oleh badan
Metrologi;
d. Merubah ukuran, tata letak pipa dinas, meter air, hidrant umum,
krant umum dan/atau terminal air serta sambungan pelanggan
tanpa izin dari PDAM;
e. Mendistribusikan dan/atau menjual air minum diluar persil
pelanggan, hidrant umum, krant umum, terminal air dengan segala
jenis pipa dan/atau sarana angkutan lainnya tanpa izin dari PDAM.
(2) Ketentuan lebih lanjut Mengenai sanksi pelanggaran atas jasa
pelayanan air minum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Direksi.
BagianKedelapan
Sanksi Denda dan Ganti Rugi
Pasal 82
(1) Setiap pelanggaran atas larangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 81 ayat (1) huruf (c), huruf (d) dan huruf (e) dapat dikenakan
sanksi, denda dan/atau ganti rugi.
270
(2) Setiap pelanggaran atas larangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 81 ayat (1) huruf (a), huruf (b) dapat dikenakan sanksi pidana
dan/atau pidana kejahatan lainnya.
(3) Setiap keterlambatan pembayaran RekeningAir Minum dikenakan
sanksi Denda, kepada pelanggan dan/atau pengguna jasa air minum.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi, denda dan/atau ganti rugi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) diatur dengan
Peraturan Direksi.
BagianKesembilan
PemutusanSambungan
Pasal 83
(1) Pemutusan sambungan air minum pelanggan dilakukan apabila
melalaikan sebagaimana diatur dalam Pasal 79 (1), ayat (2) dan dalam
Pasal 81 ayat (1) dapat dikenakan sanksi pemutusan sementara
terhadap sambungan air minum pelanggan.
(2) Jangka waktu pemutusan sementara sambungan pelanggan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan pemutusan paling
lama 90 (sembilan puluh) hari.
(3) Pemutusan sementara sambungan air minum karena :
a. Tunggakan pembayaran rekening air minum paling sedikit 2 (dua)
bulan;
b. Pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat (1);
c. Telah terjadi keadaan memaksa (kahar);
d. Atas permintaan sendiri oleh pelanggan secara tertulis, dengan
alasan-alasannya.
(4) Pemutusan sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2) dan ayat (3) dilakukan dengan cara memutus dan/atau menutup
saluran air minum pelanggan serta dipasang segel pengaman pada
meter air dan perlengkapannya.
(5) Apabila kewajiban pelanggan tidak terpenuhi sampai jatuh tempo dari
jangka waktu pemutusan sementara, akan dilakukan upaya
pemutusan tetap dari sambungan air minum pelanggan.
271
(6) Pemutusan sementara atas permintaan sendiri oleh pelangan secara
tertulis, dapat diberikan paling lama untuk masa waktu 2 (dua) kali 90
(sembilan puluh) hari.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pemutusan sementara sambungan
pelanggan diatur dengan Peraturan Direksi.
Pasal 84
(1) Pemutusan tetap sambungan air minum pelanggan dilakukan dengan
cara memutus, menutup, mengangkat dari rangkaian pipa dinas
lengkap dengan meter air dan perlengkapannya serta perijinan
sambungan air minum pelanggan.
(2) Pemutusan tetap sambungan pelanggan dilakukan dalam hal :
a. Tidak memenuhi kewajiban sampai jatuh tempo jangka waktu
pemutusan sementara;
b. Pernah dikenakan sanksi pemutusan sementara 2 (dua) kali dalam
1 (satu) tahun;
c. Pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat (1);
d. Atas permintaan sendiri oleh pelanggan secara tertulis;
e. Telah terjadi keadaan Memaksa (kahar).
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pemutusan tetap sambungan
pelanggan air minum diatur dengan Peraturan Direksi PDAM.
BagianKesepuluh
PembukaanKembaliSambunganPelanggan
Pasal 85
(1) Pembukaan kembali sambungan pelanggan yang ditutup akibat
pelanggaran dan/atau Pemutusan Sementara kurang dari 90
(sembilan puluh) hari masa penutupan, dikenakan biaya pembukaan,
biaya sanksi dan/atau denda serta rekening air minum yang masih
menjadi kewajiban pelanggan.
(2) Pembukaan kembali sambungan pelanggan yang ditutup akibat
pelanggaran dan/atau Pemutusan Tetap lebih dari 180 (seratus
delapan puluh) hari masa penutupan, dikenakan biaya Sambungan
Baru, biaya sanksi, denda serta rekening air minum yang masih
menjadi kewajiban pelanggan.
272
(3) Pembukaan kembali sambungan pelanggan yang ditutup akibat
tunggakan pembayaran rekening air minum, dikenakan biaya
pembukaan, denda serta rekening air minum yang masih menjadi
kewajiban pelanggan.
(4) Pembukaan kembali sambungan pelanggan yang ditutup atas
Permintaan Sendiri dalam waktu kurang dari 90 (sembilan puluh)
hari, dikenakan biaya administrasi dan/atau jasa pembukaan kembali.
(5) Pembukaan kembali sambungan pelanggan yang ditutup atas
permintaan sendiri dalam waktu lebih dari 180 (seratus delapan puluh)
hari, dikenakan biaya sambungan baru.
(6) Pembukaan kembali sambungan pelanggan yang ditutup akibat dari
Keadaan Memaksa (kahar) dapat dilakukan, dan atas permintaan
pelanggan air minum, setelah mendapat persetujuan dan/atau
pertimbangan PDAM, tanpa dikenakan biaya pembukaan.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembukaan kembali sambungan
Pelanggan air minum diatur dengan Peraturan Direksi PDAM.
BABXIV
TARIFPELAYANANAIRMINUM
BagianKesatu
KelompokPelanggan
Pasal 86
(1) Pelanggandibagidalambeberapakelompokyangdisesuaikandengan
tingkat sosial dan ekonomi serta pemanfaatan jasa air minum, guna
penentuan dan/atau penetapan tarif pembayaran rekening air minum
yang terjangkau.
(2) Kelompok pelanggan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
sebagai berikut :
a. Kelompok Sosial;
b. Kelompok RumahTangga;
c. Kelompok Instansi Pemerintah dan/atau Konsulat;
d. Kelompok Niaga;
e. Kelompok Industri; dan
f. Kelompok Khusus.
273
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kelompok pelanggan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Direksi
PDAM.
BagianKedua
TarifAir Minum dan Jasa
Pasal 87
(1) Tarif air minum merupakan biaya jasa pelayanan yang wajib dibayar
oleh Pelanggan dan/atau Konsumen untuk setiap pemakaian air
minum sesuai dengan kondisi dan nilai tukar yang diterima pelanggan.
(2) Perhitungan Tarif pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) adalah berdasarkan kubikasi pemakaian atas petunjuk yang tertera
pada angka meter air dimana dalam 1 (satu) meter kubik setara
dengan 1000 (seribu) liter air minum.
(3) Tarif pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
didasarkan pada prinsip-prinsip :
a. Keterjangkauan dan keadilan;
b. Mutu Pelayanan;
c. Pemulihan Biaya;
d. Efisiensi; dan
e. Transparansi dan akuntabilitas.
(4) Komponen Biaya yang diperhitungkan dalam penentuan tarif meliputi
:
a. Biaya operasi dan Pemeliharaan;
b. Biaya Depresiasi;
c. Biaya Bunga dan beban Pinjaman;
d. Biaya-biaya lain; dan
e. Keuntungan yang wajar.
(5) Tarif air minum dapat digunakan untuk pemulihan biaya:
a. Menutupi biaya operasional dan pemeliharaan secara layak;
b. Memperluas cakupan pelayanan air minum secara merata.
(6) Penetapan tarif air minum dikonsultasikan dengan DPRD.
274
Pasal 88
(1) Tarif air minum dan biaya jasa tambahan tetap lainnya dibebankan
kepada setiap pelanggan seperti :
a. JasaAdministrasi Rekening;
b. Jasa Pemeliharaan MeterAir.
(2) BiayaAdministrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (a)
ditetapkan berdasarkan dari golongan dan/atau kelompok Pelanggan
air minum.
(3) Biaya dan/atau jasa pemeliharaan meter air sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf ( b) ditetapkan berdasarkan diameter dan/atau
ukuran meter air yang terpasang dan/atau dipergunakan oleh
pelanggan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai biaya dan jasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Direksi.
BagianKetiga
Tarif PenjualanAir Curah
Pasal 89
(1) Tarif penjualan dan/atau pembelian air curah yang dikelola oleh badan
usaha ditetapkan berdasarkan kesepakatan kerjasama.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara kerja sama sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Walikota.
BagianKeempat
Tarif Sambungan BaruAir Minum
Pasal 90
(1) Setiappermintaanpemasanganbarusambunganairminumdikenakan
biaya :
a. BiayaAdministrasi;
b. Biaya MeterAir, Bahan dan perlengkapannya;
c. Biaya pemasangan; dan
d. Biaya Pajak Pertambahan Nilai (Ppn).
275
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai biaya sambungan Baru air minum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Direksi
PDAM.
BagianKelima
Peninjauan dan Penyesuaian Tarif
Pasal 91
(1) Apabila terjadi perubahan, terhadap golongan pelanggan, komponen
biaya, dan beban tetap, maka dapat dilakukan peninjauan dan
penyesuaian tarif air minum.
(2) Penyesuaian tarif dapat dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1
(satu) tahun dengan dasar pertimbangan sebagaimana telah diatur
dalam Pasal 88 ayat (4).
(3) Apabila atas pertimbangan tertentu penyesuaian tarif tidak dapat
dilaksanakan sesuai jadwal yang ditentukan, maka usulan
penyesuaian tarif berikutnya akan dikumulatip dengan tingkat inflasi
dan biaya pinjaman dari tahun sebelumnya.
BAB XV
KERJASAMADANPERANSERTAMASYARAKAT
BagianKesatu
Kerjasama Pihak Ketiga
Pasal 92
(1) Kerjasama dengan pihak ketiga dapat dilakukan dalam bentuk
pengelolaan dan/atau kerjasama patungan sebagai upaya untuk
pengembangan usaha, peningkatan kapasitas dan perluasan jaringan
serta cakupan pelayanan.
(2) Kerjasama dengan pihak ketiga dapat dilakukan sesuai dengan
Perundang-undangan yang berlaku dan mendapat persetujuan
perinsip dari Dewan Pengawas.
(3) Apabila dalam kerjasama tersebut sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) yang melibatkanAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, maka
kerjasama tersebut harus mendapatkan persetujuan dari Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dan Walikota.
276
BagianKedua
Peran serta Masyarakat
Pasal 93
(1) Kerjasama dalam hal Pengembangan dan perluasan cakupan
pelayanan air minum, PDAM dapat bekerjasama dengan melibatkan
Peran serta masyarakat.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara kerjasama yang melibatkan
peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Walikota.
BABXVI
PENGGABUNGAN/PELEBURANDANPENGAMBILALIHAN
Pasal 94
Penggabungan, peleburan dan pengambilalihan PDAM ditetapkan
dengan Peraturan Daerah.
BABXVII
PEMBUBARANDANLIKUIDASI
Pasal 95
Pembubaran dan likuidasi PDAM ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
BABXVIII
KETENTUANLAIN
Pasal 96
Selain organ PDAM, pihak manapun dilarang campur tangan dalam
kepengurusanPDAM.
BABXIX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 97
Tindak lanjut dari pendirian PDAM sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 ayat (1) dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) tahun terhitung sejak
diundangkannya Peraturan Daerah ini.
277
BABXX
KETENTUANPENUTUP
Pasal 98
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang
mengenai pelaksanaannya ditetapkan lebih lanjut oleh Walikota.
Pasal 99
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam
Lembaran Daerah Kota Dumai.
Ditetapkan di Dumai
pada tanggal 30 Oktober 2007
WALIKOTADUMAI,
dto,
H. ZULKIFLI A.S
Diundangkan di Dumai
pada tanggal 31 Oktober 2007
SEKRETARISDAERAHKOTADUMAI,
dto,
LEMBARANDAERAHKOTADUMAITAHUN2007NOMOR 09 SERID
278
LAMPIRAN 3
STANDAR OPERASI
PROSEDUR
1. PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGAWASAN KUALITAS AIR
1. Tujuan
Untuk menjamin kualitas air hasil pengolahan SPAM memenuhi persyaratan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan pengawasan kualitas air meliputi:
a. mempersiapkan peralatan pengambilan sampel air sesuai dengan jumlah dan jenis
pemeriksaan yang telah direncanakan, pengambilan sampel air dan pencatatan
tanggal pengambilan sampel air;
b. melaksanakan kegiatan pengecekan kualitas sampel air terhadap parameter fisik,
kimia dan biologi di laboratorium (internal PDAM dan laboratorium rujukan);
c. melaksanakan pemantauan dan pengawasan kualitas air sesuai standar Permenkes
No. 736 tahun 2010 dan Permenkes No. 492 Tahun 2010; dan
d. melakukan kegiatan pencatatan pengawasan kualitas air.
3. Definisi
3.1
Unit pengelolaan
sarana dan prasarana SPAM yang telah terbangun siap dioperasikan dengan
membentuk organisasi penyelenggara SPAM yang dapat melibatkan peran serta
masyarakat dalam pengelolaan SPAM berupa pemeliharaan, perlindungan sumber air
produksi, penertiban sambungan liar, dan sosialisasi dalam penyelenggaraan
pengembangan SPAM.
3.2
Pengelolaan kualitas air
upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai
peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya.
3.3
Pemantauan
kegiatan memantau kemajuan sebuah kegiatan agar tetap berjalan dalam prosedur
yang telah ditetapkan.
3.4
Pelaporan
kegiatan pengumpulan dan penyajian data kinerja dan informasi penyelenggara SPAM
untuk mengetahui kemajuan pekerjaan dan kualitas hasil pelayanan serta dijadikan
dasar untuk perbaikan pelayanan sesuai prosedur yang berlaku.
4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi/dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini meliputi:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum.
c. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat
Pemasangan Dan Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja.
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Trannsmigrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
g. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/ PER / 2010 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum.
h. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736/MENKES/PER/2010 tentang Tata
Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum.
6. Uraian Prosedur
6.1 Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
a. menyiapkan peralatan pengambilan sampel air sesuai dengan jumlah dan jenis
pemeriksaan yang telah direncanakan;
b. mengambil sampel air secara rutin, pada tempat lokasi yang telah direncanakan;
dan
c. Mencatat tanggal pengambilan sampel air.
Pemeriksaaan Internal:
a. memeriksa sampel air dari unit air baku;
b. memeriksa sampel air dari unit produksi;
c. memeriksa sampel air dari unit distribusi; dan
d. memeriksa sampel air dari unit pelayanan.
6.3 Pengawasan
Tahap pengawasan meliputi:
Pemantauan Kualitas Air apabila kualitas air sesuai Standar Peraturan Menteri
Kesehatan No. 492 Tahun 2010 maka :
a. melakukan pengawasan kualitas air minum secara eksternal dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota; dan
b. melakukan pengawasan kualitas air minum secara internal yang dilaksanakan oleh
penyelenggara air minum untuk menjamin kualitas air minum yang diproduksi
sesuai permenkes No 492 tahun 2010.
Apabila kualitas air tidak sesuai Standar Permenkes No. 492 Tahun 2010 maka :
a. melakukan koordinasi dengan Bagian Produksi dan Distribusi; dan
b. menganalisis penyebab ketidaksesuaian kualitas.
6.4 Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
a. membuat laporan hasil pengawasan kualitas air untuk dilaporkan kepada bagian
terkait.
2. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Kualitas Air
b. Formulir Isian (FI) tentang Pemeriksaan Parameter Fisik
c. Formulir Isian (FI) tentang Pemeriksaan Parameter Kimiawi
d. Formulir Isian (FI) tentang Pemeriksaan Parameter Mikrobiologi
e. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Hasil Pencatatan Pengawasan Kualitas Air
Produksi
f. IK Pengambilan Sampel Air
g. IK Pencatatan Sampel Air
h. IK Laboratorium
i. IK Pemeriksaan Parameter Fisik
50
j. IK Pemeriksaan Parameter Kimiawi
k. IK Pemeriksaan Parameter Mikrobiologi
l. IK K3L APD
m. IK K3L APAR
51
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
6 Pengawasan Kualitas Air HALAMAN:
FI Pemeriksaan
Staf Analisis
Parameter Fisik
Kimia
FI Pemeriksaan
Pengecekan kualitas sampel air Staf Analisis
Parameter
terhadap parameter fisik, kimia dan Fisika
Kimiawi
biologi:S Staf Analis
memeriksa sampel air dari unit air FI Pemeriksaan
Mikrobiologi
baku; Parameter
Staf yang
memeriksa sampel air dari unit Mikrobiologi
Terkait
produksi; IK Pemeriksaan
memeriksa sampel air dari unit Parameter Fisik
distribusi; dan
IK Pemeriksaan
memeriksa sampel air dari unit
Parameter
pelayanan.
Kimiawi
IK Pemeriksaan
Parameter
Mikrobiologi
52
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan
A
Kualitas Air
Tidak
Sesuai Standar
Permenkes No.
492 Tahun 2010
Ya
Pemantauan kualitas air:
melakukan pengawasan FM Kualitas Air Staf Analisis
kualitas air minum secara IK K3L APD Kimia
eksternal dilakukan oleh Dinas Staf Analisis
Kesehatan Kabupaten/Kota; dan Fisika
melakukan pengawasan Staf Analis
kualitas air minum secara Mikrobiologi
internal yang dilaksanakan oleh Staf yang
penyelenggara air minum untuk Terkait
menjamin kualitas air minum
yang diproduksi sesuai
permenkes No 492 tahun 2010.
B C
53
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan
FI Laporan Hasil
B C Supervisor
Pencatatan
Laboratorium
Pengawasan
Staf Analisis
Kualitas Air
Pelaporan Kimia
Produksi
membuat laporan hasil pengawasan Staf Analisis
FM Kualitas Air
kualitas air untuk dilaporkan Fisika
IK K3L APAR
kepada bagian terkait. Staf Analis
Mikrobiologi
Staf yang
Terkait
Selesai
Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan POS tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
7. PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR SARANA DAN PRASARANA
LABORATORIUM
3. Definisi
3.1
Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.
3.2
Zat kimia /reagen
bahan yang berbentuk zat padat (dapat berupa bubuk/powder, kristal,
butir, serpih) atau cair yang digunakan untuk membuat larutan penguji
parameter kualitas air
3.3
Zat kimia standar
zat kimia yang digunakan untuk membuat larutan standar primer dan
sekunder.
3.4
Zat kimia standar primer
zat kimia yang digunakan untuk membuat larutan standar primer yaitu
larutan yang dibuat dengan ketelitian tinggi dan konsentrasinya dapat
langsung diketahui dengan pasti.
3.5
Zat kimia standar sekunder
zat kimia yang digunakan untuk membuat larutan standar sekunder, yaitu
larutan yang konsentrasinya harus ditetapkan/ distandarisasi dengan
menggunakan standar primer, dan harus dilakukan secara
periodik/berulang-ulang, karena larutan ini tidak stabil (mudah berubah
konsentrasinya).
3.6
Larutan kimia
Zat kimia yang berbetuk cairan, biasanya terdiri dari (a) larutan standar
induk, (b) larutan standar “intermediate”, (c) larutan pereaksi/reagen, (d)
larutan indikator, (e) larutan standar untuk kalibrasi alat.
3.7
Larutan standar induk
biasa disebut juga larutan sediaan (stock) yaitu larutan standar yang
dibuat dengan konsentrasi relatif tinggi, untuk sediaan.
3.8
Larutan standar “intermediate”
larutan standar yang dibuat dengan konsentrasi lebih rendah (menurut
kebutuhan analisa) dilakukan dengan cara mengencerkan larutan induk.
63
Larutan ini dibuat/disiapkan setiap kali akan digunakan.
3.9
Larutan pereaksi/reagen
larutan yang dibuat dengan tidak memerlukan ketelitian tinggi. Larutan ini
digunakan sebagai penunjang reaksi/pereaksi, seperti misalnya larutan
pembangkit warna.
3.10
Larutan indikator
larutan yang dibuat dari zat kimia yang disebut indikator. Larutan ini
digunakan untuk mengetahui titik akhir titrasi dan untuk mengetahui sifat
larutan asam atau basa.
3.11
Larutan standar untuk kalibrasi alat
larutan ini dibuat dengan cara tertentu dan dengan konsentrasi tertentu,
yang digunakan untuk kalibrasi alat seperti larutan buffer pH untuk
mengkalibrasi pH-meter atau larutan KCl untuk kalibrasi Conductivity –
meter.
3.12
Media
suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (nutrient) yang digunakan
untuk menumbuhkan mikroorganisme pada analisa parameter
mikroorganisme.
3.13
Tingkat persediaan bahan laboratorium
pada umumnya tingkat persediaan harus selalu sama dengan jumlah
persediaan yaitu jumlah persediaan minimum ditambah jumlah “ safety
stock “. Tingkat persediaan minimum adalah jumlah bahan yang
diperlukan untuk memenuhi kegiatan operasional normal, sampai
pengadaan berikutnya dari gudang (ruang penyimpanan umum).
3.14
Perkiraan jumlah kebutuhan bahan laboratorium:
Perkiraan kebutuhan dapat diperoleh berdasarkan jumlah pemakaian
atau pembelian bahan dalam periode 6–12 bulan yang lalu, dan proyeksi
jumlah pemeriksaan/analisa untuk periode 6–12 bulan, tahun yang akan
datang, untuk itu jumlah rata – rata pemakaian bahan untuk satu bulan
perlu dicatat.
3.15
Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan bahan
lamanya waktu yang dibutuhkan mulai dari pemesanan sampai bahan
diterima dari pemasok perlu diperhitungkan, terutama untuk bahan yang
sulit didapat.
3.16
Pedoman mutu/kebijakan mutu
dokumen standar yang memuat segala kebijakan dalam hal mutu yang
berlaku dalam lingkungan laboratorium bersangkutan. Dari pedoman
64
seperti ini harus tercermin secara garis besar sasaran mutu yang ingin
dicapai dan segala upaya yang dilakukan agar sasaran mutu tersebut
dapat benar – benar tercapai.
3.17
Prosedur Operasi Standar (Standard Operating Procedure = POS ) /
Prosedur Tetap = Protap
dokumen standar yang memuat langkah-langkah utama dalam
mengerjakan suatu aktivitas.
3.18
Petunjuk Teknis / Instruksi Kerja = IK
dokumen standar yang yang mengatur bagaimana segala langkah teknis
harus dilakukan. Sebagai petunjuk teknis untuk mendukung Protap, perlu
dibuat pedoman bagi masing – masing analisa parameter.
4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi/dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini meliputi:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan Dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
d. Keputusuan Menteri Otonomi Daerah Nomor 8 tahun 2000 tentang
Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum.
6. Uraian Prosedur
6.1 Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
a. memeriksa kebersihan ruangan laboratorium.
65
air yang dapat terus mengalir walaupun pompa air tidak jalan
atau air PAM/PDAM macet, karena harus ada aliran air ke
dalam alat seperti kondensor, sebagai air pendingin.
66
laboratorium, atau untuk mengawasi hasil pemeriksaan rutin/ sehari–
hari; dan
d. Air yang digunakan di laboratorium adalah air suling (aquadest).
6.7 Penyimpanan
Tahap penyimpanan meliputi:
Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat
dengan mempertimbangkan:
a. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah : “Pertama masuk
– pertama keluar “, yaitu bahwa barang yang lebih dahulu masuk
persediaan, harus digunakan lebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk
menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang terlalu lama.
b. Tempat penyimpanan harus nyaman, misal ruang mempunyai ventilasi
dan sirkulasi udara cukup memadai.
c. Suhu/Kelembaban memenuhi syarat.
d. Lama/waktu penyimpanan dengan melihat masa kedaluarsa.
e. Ketidaksesuaian.
67
a. Pemeriksaan kualitas air secara fisik
b. Pemeriksaan kualitas air secara kimiawi:
1) Uji kualitas bahan kimia/reagen/media
2) Uji KUALITAS zat kimia/reagen
c. Penyimpanan Dokumen
68
1) salinan data penerimaan contoh uji;
2) salinan laporan hasil analisa;
3) salinan ijazah, sertifikat pelatihan personil;
4) arsip surat-surat masuk dan keluar;
5) dokumen panduan mutu dan kebijakan mutu (termasuk yang
asli);
6) dokumen Prosedur Analisa (POS) (termasuk yang asli); dan
7) dokumen instruksi kerja alat (termasuk yang asli).
7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Monitoring (FM) tentang Kebersihan dan pengamanan
laboratorium
b. Formulir Monitoring (FM) tentang Kelengkapan fasilitas ruangan dan
penunjang
c. Formulir Monitoring (FM) tentang Kelengkapan peralatan laboratorium
d. Formulir Monitoring (FM) tentang Ketersediaan bahan kimia, media
dan bahan kontrol
e. Formulir Monitoring (FM) tentang Metode pemeriksaan dan evaluasi
f. Formulir Monitoring (FM) tentang penanganan dan penampungan
limbah laboratorium
g. Formulir Monitoring (FM) tentang pengolahan limbah laboratorium
h. Formulir Isian (FI) tentang Kerusakan alat
i. Formulir Isian (FI) tentang Permintaan pengadaan bahan laboratorium
j. Formulir Isian (FI) tentang permasalahan laboratorium penyimpanan
k. Formulir Isian (FI) tentang hasil pemeriksaan air
l. Pedoman mutu
m. Prosedur Operasi Mutu
n. SK Penanggung jawab alat
o. IK alat laboratorium
p. IK pemeriksaan parameter kualitas airt
q. IK uji kualitas bahan kimia/reagen/media
r. IK K3L APAR
s. IK Pembuatan Laporan
t. IK Pemusnahan dokumen
69
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
8 Pengelolaan Sarana dan HALAMAN:
Prasarana Laboratorium
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan
Mulai FM Kebersihan
Supervisor
Ruangan
laboratorium
Persiapan: IK K3L APAR
Laboran
Memeriksa kebersihan ruangan
laboratorium
Tidak
Kelengkapan
Fasilitas?
Ya
A
70
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan
A
B C
71
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan
B C
SK Penanggung Manager
Tidak jawab alat laboratorium
IK K3L APAR Supervisor
Kelengkapan Laboratorium
Fasilitas?
Ya
Penunjukan Penanggung jawab Alat
berbagai jenis alat yang digunakan di
laboratorium mempunyai cara
operasional dan pemeliharaan yang
berbeda satu dengan yang lainnya,
dan biasanya satu alat digunakan
oleh lebih dari 1 (satu) orang.
Pemeliharaan alat harus dilakukan
sendiri oleh petugas laboratorium.
Oleh karena itu harus ditentukan
seorang petugas yang bertanggung
jawab atas kegiatan pemeliharaan
alat serta operasional alat melalui
kegiatan pemantauan serta
mengusahakan perbaikan apabila
terjadi kerusakan.
Ada Tidak
Penanggung
jawab alat ?
Ya
Memeriksa ketersediaan bahan kimia, FM
Manager
media, bahan kontrol Ketersediaan
laboratorium
bahan kimia seperti zat kimia / reagen, bahan kimia,
Supervisor
zat kimia standar, dan macam – media dan
Laboratorium
macam larutan kimia; bahan kontrol
Analis kimia
media untuk pertumbuhan FI Permintaan
dan
mikroorganisme; pengadaan
fisika/staf
bahan kontrol untuk memantau bahan
analisis
ketepatan suatu pemeriksaan di
mikrobiologi/
laboratorium, atau untuk mengawasi
Staf yang
hasil pemeriksaan rutin/ sehari – hari;
Terkait
dan
air yang digunakan di laboratorium
adalah air suling (aquadest).
D E
72
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan
D E FM Ketersediaan Manager
bahan kimia, laboratorium
media dan Supervisor
Tidak bahan kontrol Laboratorium
Ketersediaan FI Permintaan
bahan? pengadaan
bahan
Ya laboratorium
IK K3L APAR
Pengadaan bahan laboratorium
harus mempertimbangkan:
tingkat persediaan;
perkiraan jumlah kebutuhan; dan
waktu yang dibutuhkan untuk
mendapatkan bahan.
belum Manager
Pertimbangan laboratorium
ketersediaan Supervisor
bahan? Laboratorium
Analis kimia
Sudah dan
fisika/staf
analisis
Penyimpanan
mikrobiologi/
Bahan laboratorium yang sudah ada
Staf yang
harus ditangani secara cermat dengan
Terkait
mempertimbangkan :
perputaran pemakaian dengan
menggunakan kaidah : “ Pertama
masuk – pertama keluar “, yaitu
bahwa barang yang lebih dahulu
masuk persediaan, harus
digunakan lebih dahulu. Hal ini
dilakukan untuk menjamin
barang tidak rusak akibat
penyimpanan yang terlalu lama;
tempat penyimpanan harus
nyaman, misal ruang mempunyai
ventilasi dan sirkulasi udara
cukup memadai;
suhu/kelembaban memenuhi
syarat; dan
lama/waktu penyimpanan
dengan melihat masa kedaluarsa.
F G
73
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan
F G
Penyimpanan
sesuai
ketentuan
Tidak
Metode
pemeriksaan dan
evaluasi sesuai
ketentuan berlaku?
Ya
H
74
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan
H
Pedoman mutu Manager
Prosedur Operasi laboratorium
Ketersediaan dokumen mutu tertulis yang Mutu Supervisor
dapat dijadikan pedoman kerja bagi IK pemeriksaan Laboratorium
tenaga pelaksana. parameter Supervisor
Dokumen standar dengan jenjang kualitas air sampling dan
normatif : pedoman mutu/kebijakan IK K3L APAR verifikator
mutu; alat ukur
tingkat menengah : Prosedur Operasi
Standar ( Standard Operating Procedure
= POS ) / Prosedur tetap = Protap; dan
(3) Teknis : Petunjuk Teknis/Instruksi
Kerja = IK
Ketersediaan Tidak
dokumen mutu
sesuai standar
yang berlaku?
Ya
Manager
Pedoman mutu laboratorium
Prosedur Opersi Supervisor
Mutu Laboratorium
Melakukan pemantauan mutu untuk
IK pemeriksaan Supervisor
pemantapan mutu (quality assurance) parameter sampling dan
kualitas airt verifikator
IK K3L APAR alat ukur
Tidak
Pemantauan
mutu
dilakukan?
75
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan
I Pedoman mutu
Manager
Prosedur Opersi
laboratorium
Mutu
Supervisor
Operasional sampling dan pemeriksaan Pengelolaan
Laboratorium
kualitas air laboratorium
Supervisor
sampling air; IK pemeriksaan
sampling dan
pemeriksaan kualitas air secara fisik; kualitas
verifikator
pemeriksaan kualitas air secara IK uji kualitas
alat ukur
kimiawi; bahan
uji kualitas bahan kimia/reagen/media; kimia/reagen
dan
uji kualitas zat kimia/reagen.
FM kebersihan Supervisor
Melakukan kegiatan untuk pengamanan
dan laboratorium
laboratorium
pengamanan Laboran
Laboratorium
IK K3L APAR
76
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan
77
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan
Selesai
78
Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan POS tersebut mulai atau selesai
dokumen pendukung/laporan
1. PROSEDUR PERENCANAAN SAMBUNGAN BARU DAN PERLUASAN
DISTRIBUSI
2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan perencanaan sambungan baru dan perluasan jaringan
distribusi meliputi :
a. Mempersiapkan pekerjaan perencanaan sambungan baru dan perluasan
jaringan distribusi.
b. Melaksanakan pekerjaan perencanaan sambungan baru dan perluasan
jaringan distribusi di wilayah brownfield.
c. Melakukan analisis dan evaluasi kondisi eksisting.
d. Survei lapangan.
e. Review perencanaan yang sudah ada.
f. Perencanaan perluasan jaringan distribusi.
g. Perhitungan biaya dan jadwal pembangunan/pemasangan baru.
h. Menyusun pelaporan.
3. Definisi
3.1
Unit pelayanan
sarana untuk mengambil air minum langsung oleh masyarakat yang terdiri
dari sambungan rumah/langganan, hidran umum/kran umum dan hidran
kebakaran.
3.2
Air minum
air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses
pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
1
3.3
Sambungan langganan/rumah
jenis sambungan pelanggan yang mensuplai airnya langsung ke rumah-
rumah/ pelanggan biasanya berupa sambungan pipa-pipa distribusi air
melalui meter air dan instalasi pipanya didalam rumah.
3.4
Pelanggan
orang perseorangan, kelompok masyarakat, atau instansi yang mendapatkan
layanan air minum dari Penyelenggara setelah memenuhi persyaratan2 yang
ditetapkann oleh penyelenggara.
3.5
Meter air (water meter)
alat untuk mengukur volume air yang dipergunakan pelanggan/konsumen
dalam periode waktu tertentu.
3.6
Pipa pelayanan
pipa yang meghubungkan antara jaringan distribusi pembagi dengan
Sambungan Rumah.
3.7
Gambar tipikal
model – model/ tipe - tipe gambar standar yang umum dijadikan pedoman
dalam pelaksanaan pekerjaan/ pemasangan di lapangan.
3.8
Pipa distribusi
pipa yang dipergunakan untuk mendistribusikan air minum dari reservoir ke
pelanggan atau konsumen.
3.9
Jaringan pipa distribusi
ruas pipa pembawa air dari bak penampung reservoir sampai jaringan
pelayanan.
3.10
Zona distribusi
suatu area pelayanan dalam wilayah pelayanan air minum yang dibatasi oleh
pipa jaringan distribusi utama (distribusi primer).
3.11
Pompa
alat dengan bantuan motor yang berfungsi mengalirkan air ke tempat yang
telah ditentukan dengan debit dan tinggi tekan (head) yang telah ditentukan.
3.12
Reservoir
tempat penyimpanan air untuk sementara sebelum didistribusikan kepada
pelanggan atau konsumen.
2
3.13
Green field
pengembangan SPAM pada wilayah pelayanan baru yang belum ada jaringan
SPAM dan belum masuk dalam rencana SPAM PDAM.
3.14
In field
pengembangan SPAM didalam wilayah pelayanan eksisting.
3.15
Idle capacity
kapasitas belum terpakai/menganggur.
3.16
Brownfield
pengembangan SPAM pada wilayah yang sudah ada pelayanan sebelumnya,
namun saat ini tidak berfungsi.
4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi/dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini meliputi:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan Dan Pemeliharan
Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18/PRT/M/2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER/15/MEN/VIII/2008 Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di
Tempat Kerja
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2009 tentang
Pedoman Teknis Kelayakan Investasi Pengembangan Sistem Penyediaan
Air Minum Oleh Perusahaan Daerah Air Minum.
f. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Tramisgrasi Nomor
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
6. Uraian Prosedur
6.1 Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
a. Menyiapkan usulan rencana penambahan sambungan baru dan perluasan
jaringan distribusi sesuai dengan besarnya idle capacity yang dapat
dimanfaatkan.
b. Menyiapkan tim perencanaan untuk penambahan sambungan baru dan
perluasan jaringan distribusi.
c. Menyelenggarakan rapat koordinasi.
d. Mengumpulkan data eksisting dan gambar yang diperlukan.
3
e. Bekerjasama dengan pihak ketiga untuk membuat perencanaan (jika
diperlukan).
4
6.7 Pelaporan
Tahap pelaporan meliputi:
a. Membuat laporan perencanaan sambungan baru dan perluasan jaringan
distribusi.
b. Membuat gambar-gambar teknis
c. Membuat laporan RAB dan dokumen lelang
7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Isian (FI) Tentang Daftar Tim Perencana Sambungan Baru dan
Perluasan Jaringan Distribusi
b. Formulir Isian (FI) Tentang Daftar Hadir Rapat Koordinasi
c. Formulir Isian (FI) Tentang Surat Perintah Kerja
d. Formulir Isian (FI) Tentang Daftar Permohonan Sambungan Baru
e. Formulir Isian (FI) Tentang Data Calon Pelanggan
f. Formulir Isian (FI) Tentang Daftar Tunggu/ Waiting-List Calon Pelanggan
g. Formulir Isian (FI) Tentang Survei Sosek dan RDS
h. Formulir Isian (FI) Tentang Data Hasil Survey
i. Formulir Isian (FI) Tentang Rencana Jalur Pipa Distribusi
j. Formulir Isian (FI) Tentang Daftar Peralatan dan Perlengkapan
k. IK Rapat Koordinasi
l. IK Pembuatan Laporan
m. IK K3L APAR
n. IK K3L APD
o. Dokumen Master Plan Kota/RTRW/RDTR
p. Laporan Audit Kinerja PDAM
q. Gambar Peta Jaringan Distribusi
r. Gambar Peta Kondisi Air Tanah
s. Laporan Bidang Teknik PDAM
t. Dokumen Perencanaan
u. Dokumen Hasil RDS
5
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
1 Perencanaan Sambungan HALAMAN:
Baru dan Perluasan
Jaringan Distribusi
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan
Mulai
Supervisor
FI Daftar Tim Perencanaan
Tahap persiapan : Perencana Teknik
menyiapkan usulan rencana Sambungan Baru Supervisor
penambahan sambungan baru dan dan Perluasan Litbang Teknik
perluasan jaringan distribusi sesuai Jaringan
Staf
dengan besarnya idle capacity yang Distribusi Perencanaan
dapat dimanfaatkan; FI Daftar Hadir Jaringan Pipa
menyiapkan tim perencanaan untuk Rapat Koordinasi dan Sambungan
penambahan sambungan baru dan IK Rapat Rumah/ Staf
perluasan jaringan distribusi; Koordinasi yang Terkait
menyelenggarakan rapat koordinasi; IK K3L APAR
mengumpulkan data eksisting dan FI Surat Perintah
gambar yang diperlukan; Kerja
bekerjasama dengan pihak ketiga
untuk membuat perencanaan (jika
diperlukan).
6
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan
A FI Daftar
Permohonan Staf
Sambungan Baru Perencanaan
Survei dan pengukuran lapangan:
FI Data Calon Jaringan Pipa
melakukan melakukan survei ke
Pelanggan dan Sambungan
lokasi calon pelanggan dan kondisi
FI Daftar Tunggu/ Rumah/Staf
jaringan eksisting;
Waiting-List yang Terkait
merencanakan rencana lokasi
Calon Pelanggan
penambahan sambungan baru
(infield dan/atau brownfield); IK K3L APAR
mengukur rencana jalur yang Dokumen Master
diperlukan untuk penambahan Plan Kota/
jaringan distribusi; RTRW/RDTR
mengukur sisa tekanan yang ada di Gambar Peta
rencana daerah penambahan Jaringan
sambungan baru; Distribusi
menghitung dan mensimulasi Gambar Peta
Tidak
hidrolis sistem eksisting.
Diameter Tidak
dan
tekanan ok?
FI Daftar
Perencanaan jaringan Staf
Permohonan
Ya distribusi: Perencanaan
Sambungan Baru
mengecek kondisi FI Data Calon Jaringan Pipa &
jaringan distribusi Pelanggan Sambungan
eksisting; FI Daftar Rumah/ Staf
menghitung kapasitas Tunggu/ Waiting- Yang Terkait
perpipaan yang List Calon
Pelanggan Staf Litbang
diperlukan sesuai
IK K3L APAR Teknik
dengan besarnya sisa
Dokumen Master Pihak Ketiga
tekanan minimum yang
Plan Kota/
direncanakan (infield & RTRW/RDTR
brownfield); Gambar Peta
membuat rencana Jaringan
penambahan pipa Distribusi
(paralel atau mengganti Gambar Peta
pipa baru) sesuai dengan Kondisi Air Tanah
B FI Survei Sosek
hasil
dan RDS
perhitungan hidrolis
FI Data Hasil
(infield); Survey
menghitung kebutuhan
penambahan kapasitas
sistem perpompaan (jika
diperlukan).
7
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan
8
Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
dokumen pendukung/laporan
9
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENERIMAAN PENGADAAN BAHAN KIMIA
1. Tujuan
Untuk memastikan bahwa bahan kimia yang diterima,
diperiksa/diverifikasi terlebih dahulu apakah sesuai standar yang telah
ditetapkan.
2. Ruang Lingkup
Lingkup kegiatan penerimaan pengadaan bahan kimia meliputi :
a. mempersiapkan dengan melakukan komunikasi dengan bagian gudang
tentang kedatangan bahan kimia;
b. melaksanakan kegiatan pemeriksaan bahan kimia dengan mengambil
sampel bahan kimia secara keseluruhan, memeriksa bahan kimia
untuk dilakukan pengujian kualitas bahan kimia, mengevaluasi hasil
pemeriksaan bahan kimia dengan standar yang sudah berlaku; dan
c. melakukan kegiatan laporan hasil pemeriksaan bahan kimia.
3. Definisi
3.1
Unit pengelolaan
sarana dan prasarana SPAM yang telah terbangun siap dioperasikan
dengan membentuk organisasi penyelenggara SPAM yang dapat
melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan SPAM berupa
pemeliharaan, perlindungan sumber air baku, penertiban sambungan liar,
dan sosialisasi dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM.
3.2
Bahan kimia
bahan kimia yang diterima dari suplier dan belum digunakan dalam
proses pengolahan air minum.
3.3
Soda Ash
bahan kimia untuk menaikkan pH.
3.4
Alumunium Sulfat
bahan kimia untuk proses koagulasi.
3.5
Pemantauan
kegiatan memantau kemajuan sebuah kegiatan agar tetap berjalan dalam
prosedur yang telah ditetapkan.
3.6
Pelaporan
kegiatan pengumpulan dan penyajian data kinerja dan informasi
penyelenggara SPAM untuk mengetahui kemajuan pekerjaan dan kualitas
hasil pelayanan serta dijadikan dasar untuk perbaikan pelayanan sesuai
prosedur yang berlaku.
4. Referensi/Dokumen Terkait
Referensi/dokumen yang berkaitan dengan prosedur ini meliputi:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum.
b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
PER/04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan Dan
Pemeliharan Alat Pemadam Api Ringan.
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 18/PRT/M/2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
PER/15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan di Tempat Kerja.
e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
PER/08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri.
6. Uraian Prosedur
6.1 Persiapan
Tahap persiapan meliputi:
a. melakukan komunikasi dengan bagian gudang tentang kedatangan
bahan kimia
7. Lampiran
Lampiran yang diperlukan meliputi:
a. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Hasil Pemeriksaan Bahan Kimia
b. Formulir Isian (FI) tentang Pengiriman dan Penerimaan Bahan Kimia
c. Formulir Isian (FI) tentang Hasil Uji Bahan Kimia
d. Formulir Isian (FI) tentang Laporan Hasil Pemeriksaan Bahan Kimia
e. IK Pengambilan Sampel Bahan Kimia
f. IK Analisa Kualitas Bahan Kimia
g. IK Pembuatan Laporan
h. IK K3L APD
i. IK K3L APAR
j. POS Pengelolaan Gudang
NO. POS JUDUL POS REVISI KE:
7 Penerimaan Pengadaan Bahan HALAMAN:
Kimia
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan
Mulai
Supervisor
Analis
Tahap persiapan : FI Pengiriman Kimia, Fisika
melakukan komunikasi dan Penerimaan dan
dengan Bagian Gudang Bahan Kimia Mikrobiologi
tentang kedatangan bahan IK K3L APD Spervisor
kimia. Pergudang/
Logistik
B
A
Dokumen
Alur Proses Pelaksana
Pendukung/Laporan
A B
Hasil analisis
sesuai standar Tidak
permintaan/
spesifikasi?
Ya
Supervisor
IK K3L APD
Pengembalian bahan Analis
kimia : IK K3L APAR
Kimia, Fisika
mengembalikan POS
dan
bahan kimia ke Pengelolaan
Mikrobiologi
suplier untuk Gudang
Supervisor
ditukar sesuai Operasi IPA/
dengan Supervisor
yang Terkait
Pembongkaran bahan kimia : Spervisor
melakukan instruksi Pergudang/
pembongkaran bahan kimia Logistik
sesuai dengan prosedur
permintaan dan penyimpanan
barang.
FI Laporan Supervisor
Pelaporan: Hasil Analis
membuat laporan hasil Pemeriksaan Kimia, Fisika
pemeriksaan bahan kimia. Bahan Kimia dan
IK Pembuatan Mikrobiologi
Laporan
Selesai IK K3L APD
IK K3L APAR
Keterangan :
alur proses selanjutnya
batasan tugas sesuai dengan jabatan kerja dan/atau area kerja
suatu kegiatan/ pekerjaan yang dilakukan dan pengecekan
menggambarkan suatu keputusan yang diambil
konektor ke halaman berikutnya
tanda pekerjaan POS tersebut mulai atau selesai
LAMPIRAN 4
BIODATA PENYUSUN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Hal 1 dari 14
8. Seminar Implikasi Kerusakan DAS di Riau Terhadap Keseimbangan Lingkungan.
Forum Komunikasi DAS Riau dan BP DAS Riau. Pekanbaru 22 September 2006.
9. Seminar Sehari Peranan Manusia dalam Pengelolaan Wetland Berkelanjutan. Pasca
Sarjana Universitas Riau bekerjasama dengan Universitas Indonesia. Pekanbaru,
31 Agustus 2006.
10. Seminar Perencanaan Bisnis Perikanan dan Kelautan Propinsi Riau. Dinas
Perikanan dan Kelautan Propinsi Riau. Pekanbaru, 28 Nopember 2006.
11. Lokakarya Membangun Keterpaduan Pada Pengelolaan Ekosistem DAS.
Kerjasama Pengelolaan DAS Indragiri Rokan dengan Forum Koordinasi DAS Riau
dan BP DAS Riau. Pekanbaru, 27 Januari 2007
12. Lokakarya: Sosialisasi Implementasi Konvensi CITES (Convention on
international trade in endangered spesies of wild fauna and flora). Pelaksana
Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Departemen Kehutanan RI.
Pekanbaru 14 November 2007
13. Seminar: Pengelolaan Terpadu DAS Kampar. Pelaksanan Forum Koordinasi DAS
dan BP DAS Riau. Pekanbaru 14 November 2007.
14. Pendidikan dan Pelatihan Penyusun Dokumen Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL). Dilaksanakan oleh Pusat Penelitian Lingkungan Hidup
Lembaga Penelitian Universitas Riau. Pekanbaru, Desember 2008-Januari 2009.
15. Seminar Scientific Exploration and Sustainable Management of Peat Land
Resources in Giam Siak Kecil-Bukit Batu Biosephere Reserve, Riau. The 3rd
Humanosphere Science School. Pelaksana Kyoto University, LIPI, Universitas
Riau. Pekanbaru, August 4-5, 2009.
16. Pelatihan sebagai Anggota Tim Penilai dan Pemantau pada Program Menuju
Indonesia Hijau. Pelaksanan Kementerian Lingkungan Hidup RI. Pekanbaru 10 –
11 Agustus 2009.
17. Konferensi dan Seminar Nasional Badan Koordinasi Pusat Studi Lingkungan
Hidup Indonesia bertema Perspektif Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup
dalam Menghadapi Perubahan Iklim Global. Pelaksana Pusat Penelitian
Lingkungan Hidup Universitas Riau. Pekanbaru 14-16 Mei 2010.
18. Lokakarya Nasional Implementasi UU No 32 Tahun 2009: Bermitra Dalam Gerak
Pembangunan Berkelanjutan. Pelaksana Lembaga Penelitian Dan Pengabdian
Kepada Masyarakat Institut Teknologi Bandung. Bandung, 2 -3 Nopember 2010.
Hal 2 dari 14
19. Seminar dan Lokakarya Nasional Pengelolaan Lingkungan Perairan Sebagai Upaya
Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim. Pelaksana Pusat Penelitian Lingkungan
Hidup Lembaga Penelitian Universitas Riau. Pekanbaru 19-20 November 2010.
Pengalaman Organisasi
1. Ketua Departemen Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Himpunan
Mahasiswa Ilmu Kelautan Periode 1999/2000.
2. Ketua Bidang PPD Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Dumai periode 1999/2000
3. Anggota Redaksi Bulletin "Catatan Maritim" Ilmu Kelautan UNRI periode
1999/2000.
4. Kepala Bidang Kewirausahaan Ikatan Alumni-Ilmu Lingkungan Program Pasca
Sarjana Universitas Riau 2007 – 2014.
Pengalaman Kerja
1. Anggota asissten Tim Peneliti pada Pusat Penelitian Kawasan Perairan dan Pantai
Lembaga Penelitian Universitas Riau. Tahun 2001-2004
2. Anggota Tim Peneliti pada Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga
Penelitian Universitas Riau. Pekanbaru. Tahun 2004-2010
3. Anggota Tim Penilai ADIPURA Propinsi Riau. Tahun 2006-2007
4. Anggota Tim Penilai ADIPURA Propinsi Riau. Tahun 2009-2010
5. Anggota Tim Penilai ADIPURA Propinsi Riau. Tahun 2012-2013
6. Anggota Tim Survai Menuju Indonesia Hijau Pusat Pengelolaan Lingkungan
Hidup Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI Regional Sumatera 2009-2010.
7. Dosen Luar Biasa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Muhammadyah, periode 2009 – 2010.
8. Dosen Tetap Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Muhammadyah, periode 2010 – Sekarang.
9. Pimpinan Redaksi ”Jurnal Photon” Fakultas Mipa dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Riau, periode 2010 – sekarang.
10. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim Global Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Universitas Muhammadiyah Riau, periode 2010 – 2014.
11. Wakil Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Muhammadyah, periode 2011– 2014.
Hal 3 dari 14
12. Ketua Tim Penyusunan Akreditasi Fakultas Mipa dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Riau, Tahun 2011
13. Wakil Ketua Lembaga Lingkungan Hidup Pengurus Daerah Muhammadiyah Kota
Pekanbaru, periode 2011 – 2015.
14. Wakil Ketua Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau,
periode 2016 – 2020.
15. Anggota Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Kontrol Mutu Universitas
Muhammadiyah Riau, Periode 2014-2018
16. Asisten Khusus Rektor Universitas Muhammadiyah Riau Bidang Akademik,
Periode 2015-2018.
17. Ketua Tim Penyusun Akreditasi Program Studi Fakultas Mipa dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Riau, tahun 2016
18. Wakil Ketua Tim Penyusun Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT)
Universitas Muhammadiyah Riau, tahun 2016-2017
19. Ketua Gugus Kendali Mutu Fakultas Mipa dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Riau, Periode 2016-2018.
20. Wakil Ketua Tim Penyusun Kurikulum Perguruan Tinggi Universitas
Muhammadiyah Riau, tahun 2017
21. Asisten Khusus Rektor Universitas Muhammadiyah Riau Bidang Akademik,
Periode 2018-2022.
Pengalaman Penelitian
1. Badrun,Y.H. 1999, Keadaan Umum Perairan Pantai Kelurahan Batu Merah
Kecamatan Batam Timur Kotamadya Batam. Fakultas Perikanan Universitas Riau.
2. Badrun,Y.H. 2000, Foraminifera Bentik Pada Sedimen Permukaan di Muara
Sungai Masjid Dumai. Skripsi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Riau.
3. Rifardi, Y. Badrun dan U. Thoyyibah. 2000, Studi Sedimentologi dan kondisi
Lingkungan Sekitar Muara Sungai Masjid Dumai, Pesisir Timur Sumatera.
4. Angota Tim Penyusun ANDAL, RKL dan RPL Penambangan Pasir Laut PT. Riau
Manipura Mandiri di Perariran Selat Philip Kota Batam, 2001.
5. Angota Tim Penyusun ANDAL, RKL dan RPL Penambangan Pasir Laut PT.
Mutiara Riau Abadi di Perairan Selat Durian Kabupaten Karimun, 2001.
Hal 4 dari 14
6. Angota Tim Penyusun ANDAL, RKL dan RPL Penambangan Pasir Laut PD.
Sarana Pembangunan Riau di Perairan Belakang Padang Kota Batam dan Perairan
Bintan Utara Kabupaten Kepulauan Riau, 2001.
7. Angota Tim Penyusun ANDAL, RKL dan RPL Penambangan Pasir Laut PT.
Maruta Mahyatama di Perairan Bintan Utara Kabupaten Kepulauan Riau, 2001
8. Anggota Tim Peneliti Studi Laju Pertumbuhan dan Kualitas Ikan yang Dipelihara
Pada Effluent PT. RAPP, 2004.
9. Angota Tim Peneliti Studi Presepsi Masyarakat Riau Kompleks dan Masyarakat
Sekitar Kawasan Industri PT. RAPP, 2004.
10. Anggota Tim Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah & Basis Data
Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Natuna, 2004.
11. Anggota Tim Penyusun AMDAL Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit PT Torus
Ganda, Kabupaten Rokan Hulu, 2004.
12. Anggota Tim Penyusun AMDAL Perkebunan dan Pabrik Kelapa Sawit PT Tor
Ganda, Kabupaten Rokan Hulu, 2004.
13. Anggota Tim Penyusun AMDAL Jaringan Transmisi Listrik 150 kV PT. PLN
Pikitring Sumbar, Sumsel, Jambi, Riau, Lampung, Bangka Belitung. 2005
14. Angota Tim Penyusun Laporan Implementasi RKL-RPL PT Caltex Pacific
Indonesia, 2005.
15. Anggota Tim Studi Rona Awal Ekologi Dasar Perairan Sungai Kampar Sekitar
Kawasan Industri RAPP, 2005.
16. Tim Penyusun Laporan Implementasi RKL-RPL PT Caltex Pacific Indonesia,
2004-2006.
17. Tim Studi Persepsi Masyarakat Sekitar Kawasan Industri PT. RAPP 2006.
18. Anggota Tim Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah & Basis Data
Lingkungan Hidup Daerah Kota Dumai, 2006.
19. Tim Penyusun Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencanan
Pemantauan Lingkungan (RPL) Kegiatan Pembangunan Lapangan Minyak Duri
Steam Flood di Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Rokan Hilir, Propinsi Riau,
PT Chevron Pacific Indonesia, 2006.
20. Tim Studi Kualitas Lingkungan Sekitar Hutan Tanaman Industri PT. Riau Andalan
Pulp & Paper, 2007.
21. Tim Penyusun Buku Kualitas Lingkungan Hidup Sumatera, 2007.
Hal 5 dari 14
22. Badrun, Y. H. 2007. Analisis Kualitas Perairan Selat Rupat Sekitar Aktifitas
Industri Minyak Bumi Kota Dumai. Tesis Program Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan
Universitas Riau.
23. Tim Penyusun Amdal Bandar Udara Khusus Agrikultur KM 56 PT Riau Andalan
Pulp & Paper Di Kabutanen Pelalawan 2008.
24. Tim Penyusun Amdal Bandar Udara Khusus Agrikultur KM 81 PT Riau Andalan
Pulp & Paper Di Kabutanen Siak, 2008.
25. Tim Penyusun UKL-UPL Workshop PT Weather Ford Indonesia, Duri Kabupaten
Bengkalis, 2008.
26. Tim Studi Inventarisasi Lahan Transmigrasi Siak II, III, IV Kecamatan Siak Kecil,
Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau, 2008.
27. Tim Penyusun UKL-UPL Pengoperasian Dan Pemeliharaan Yard Untuk Peralatan
Pengeboran PT. Tridiantara Alvindo Duri, Kabupaten Bengkalis, 2008
28. Tim Studi Daya Tampung Dan Dukung Sungai Kampar Sekitar Kawasan Industri
PT Riau Andalan Pulp And Paper (RIAUPULP), 2008.
29. Tim Studi Persepsi Masyarakat Sekitar Kawasan Industri PT. RAPP 2008.
30. Tim Inventarisasi HPL Transmigrasi Siak II, III & IV Kec. Siak Kecil Kab.
Bengkalis, 2008.
31. Tim Penyusun Dokumen Amdal Analisis Dampak Lingkungan Hidup
Pembangunan Perkebunan & Pabrik Kelapa Sawit PT. Sawit Rokan Semesta di
Kecamatan Rokan IV Koto, Kabupaten Rokan Hulu, 2008.
32. Tim Penyusun Dokumen UKL-UPL Pasar Air Tiris Kecamatan Kampar
Kabupaten Kampar, 2008.
33. Tim Studi Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah (Land Application) Industri
Minyak Sawit Pada Lahan Perkebunanan Kelapa Sawit PT Bina Pitri Jaya, 2008-
2009.
34. Tim Penyusun Amdal Jalan Tumang – Muara Kelantan I – Muara Kelantan II
(38,8 Km) di Kecamatan Siak dan Mandau Kabupaten Siak Propinsi Riau
Kabupaten Siak 2008-2009.
35. Tim Penyusun Pembangunan Jalan Simpang Kualian – Bunga Raya – Bandar
Sungai (31 Km) di Kecamatan Bunga Raya dan Sabak Auh Kabupaten Siak
Propinsi Riau 2008-2009.
Hal 6 dari 14
36. Ketua Tim Penyusun Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
(DPPL) Tempat Penampungan Akhir (TPA) Sampah Bagan Batu Kecamatan
Sinembah Kabupaten Rokan Hilir Maret – Desember 2009.
37. Anggota Tim Penyusun Dokumen AMDAL Kawasan Perkantoran Rokan Hilir di
Kepenghuluan Bagan Punak Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir, Maret
2009- Desember 2009.
38. Anggota Tim Penyusun Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
(DPPL) Kegiatan Pendukung PT CPI areal Bekasap-Rokan Kabupaten Rokan
Hilir, Februari 2010-Desember 2010.
39. Anggota Tim Penyusun Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
(DPPL) Kegiatan Workshop PT. Bormindo Nusantara, Februari 2010 hingga
Desember 2010.
40. Anggota Tim Penyusun Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
(DPPL) Kegiatan Pendukung PT CPI Di Kota Dumai, Februari 2010 hingga
Desember 2010.
41. Anggota Tim Penyusun Dokumen UKL-UPL Rumah Saki Ratu Intan Di Ujung
Batu Kabupaten Rokan Hilir, Oktober 2010-Januari 2011.
42. Anggota Tim Penyusun Dokumen AMDAL Kawasan Wisata Terpadu PT
Rempang Sunset Di Kota Batam, Oktober 2010-April 2011.
43. Anggota Tim Penyusun Dokumen UKL-UPL Rumah Sakit Claudia, Kepenghuluan
Bahtera Makmur Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir, April-Mei
2011.
44. Anggota Tim Penyusun Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH)
Perkebunan PT. Teguh Karsa Wanalestari di Kabupaten Siak Propinsi Riau, tahun
2011
45. Anggota Tim Penyusun Environmental, Social and Health Impact Assessment
(ESHIA) Gab Assessment; Exploration Project (Seismic 3D) Activity Plan at
Balam South East, Duri Ring East North & South and Libo South East PT.
Chevron Pacific Indonesia, tahun 2011.
46. Anggota Tim Penyusun Environmental, Social and Health Impact Assessment
(ESHIA) Dumai Joint Corridor Project. PT. Chevron Pacific Indonesia, tahun
2011.
Hal 7 dari 14
47. Tim Penyusun Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL – UPL) Stasiun Pengisian Bahan Bakar
Untuk Umum (SPBU) (TIPE B) PT. Mediza Putra Maju Bersama Di Kelurahan
Balai Raja Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis. Tahun 2011.
48. Anggota Tim Penyusun Dokumen AMDAL Grand Mall, Hotel dan Sudirman
Apartement I & II Pekanbaru, PT Basko Green Tower 2011-2012.
49. Anggota Tim Penyusun Environmental, Social and Health Impact Assessment
(ESHIA) Dumai – Duri Corridor Project. PT. Chevron Pacific Indonesia, tahun
2011 - 2012.
50. Anggota Tim Penyusunan Laporan Pelaksanaan RKL-RPL PT Pertamina RU II
Dumai dan PT Pertamina RU II Sei Pakning, 2012.
51. Anggota Tim Penyusun Dokumen UKL-UPL Klinik Agung, Bagan Batu
Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir, Maret-Mei 2012.
52. Anggota Tim Penyusunan Laporan Inventarisasi Pesisir Timur Sumatera. Kerjsama
Pusat Pengelolaan Ekoregion Kementerian Lingkungan Hidup RI dan Universitas
Riau. 2012
53. Anggota Tim Penyusunan Laporan Inventarisasi Pesisir Timur Sumatera Wilayah
Riau, Jambi, Sumatera Selatan dan Lampung. Kerjasama Pusat Pengelolaan
Ekoregion Kementerian Lingkungan Hidup RI dan Universitas Riau. 2012
54. Anggota Tim Penyusunan Laporan Inventarisasi Pesisir Timur Sumatera Wilayah
Sumatera Utara dan Aceh. Pusat Pengelolaan Ekoregion Kementerian Lingkungan
Hidup RI. Tahun 2012.
55. Tim Penyusun Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL – UPL) Pembangunan Dan Pengoperasian
Pabrik Kelapa Sawit PT. Usaha Kita Makmur Di Desa Jake Kecamatan Kuantan
Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau. Tahun 2012.
56. Tim Penyusun Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL – UPL) Kegiatan Pelangi Waterboom
Kelurahan Simpang Tiga Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan
Singingi Provinsi Riau. Tahun 2012.
57. Tim Penyusun Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL – UPL) Agen Premium Dan Minyak Solar
Hal 8 dari 14
PT. Aditya Pratama Di Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau.
Tahun 2012.
58. Tim Penyusun Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL – UPL) Stasiun Pengisian Bahan Bakar
Untuk Umum (SPBU) Kapasitas 120 KL PT. Putra Prima Mulia Perkasa Di Desa
Sungai Selari Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis. Tahun 2012.
59. Tim Penyusun Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL – UPL) Pembangunan Infrastuktur Jaringan
Pipa Minyak, Listrik, Komunikasi, dan Jalan Perawatan Koridor Duri-Dumai PT
Chevron Pacific Indonesia. Tahun 2013.
60. Tim Penyusun Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL – UPL) Stasiun Pengisian Bahan Bakar
Untuk Umum (SPBU) Kapasitas 130 KL PT. Raditia Putra Abadi Di Desa Logas
Hilir Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi. Tahun 2013.
61. Anggota Tim Penyusun Environmental, Social and Health Impact Assessment
(ESHIA) Balam-Bangko Corridor Project. PT. Chevron Pacific Indonesia, tahun
2012-2013.
62. Anggota Tim Penyusun Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah (Land Application)
Industri Minyak Sawit PT Johan Sentosa Di Desa Pasir Sialang, Kecamatan
Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar, Propinsi Riau. Tahun 2012-2013.
63. Anggota Tim Penyusun Studi Harmonisasi Kegiatan Eksplorasi dan Produksi
Migas dengan Kawasan Suaka Margasatwa Danau Pulau Besar-Danau Bawah.
BOB PT Bumi Siak Pusako–Pertamina Hulu. Tahun 2013.
64. Tim Penyusun Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL – UPL) Pembangunan Infrastuktur Jaringan
Pipa Minyak, Listrik, Komunikasi, dan Jalan Perawatan Koridor Duri-Dumai PT
Chevron Pacific Indonesia. Tahun 2013.
65. Tim Penyusun Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL – UPL) Rencana Pembangunan dan
Operasional Pabrik Kelapa Sawit Kapasitas 20 Ton TBS/Jam PT. Rohul Palmindo
di Desa Muara Dilam Kecamatan Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu
Propinsi Riau. Tahun 2013.
Hal 9 dari 14
66. Anggota Tim Penyusun Dokumen Rencana Strategis (RENSTRA) dan Rencana
Aksi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pesisir Dan Laut Secara Terpadu (ICM)
Pantai Timur Sumatera 2014-2018. Tahun 2013.
67. Anggota Tim Penyusun Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL – UPL) Galangan Kapal PT Baja
Prima Rezeki Desa Rempak Kecamatan Sabak Auh Kabupaten Siak. Tahun 2013.
68. Anggota Tim Penyusun Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL – UPL) Rencana Kegiatan
Pembangunan Stone Crusher, Batching Dan Asphalt Mixing Plant PT Siberida
Andalan Nusa Di Desa Bangun Jaya Kecamatan Tambusai Utara Kabupaten Rokan
Hulu. Tahun 2013.
69. Anggota Tim Penyusun Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL – UPL) Pembangunan Perkebunan
Kelapa Sawit PT. Hasanah Sawit Inti Prima di Desa Lamban Sigital Kabupaten
Sarolangun. Tahun 2013.
70. Anggota Tim Penyusun Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup PT Karya Samo Mas di Desa Teluk Aur Kec.
Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu Propinsi Riau. 2013.
71. Anggota Tim Penyusun Dokumen Amdal Supermall Dan Hotel Living World
Pekanbaru PT Dua Tiga Delapan di Kota Pekanbaru. 2013-2014.
72. Anggota Tim Penyusun Dokumen Environmental, Social and Health Impact
Assessment (ESHIA) Balam Bangko Corridor dan North Corridor Project. PT.
Chevron Pacific Indonesia, tahun 2013-2014.
73. Anggota Tim Penyusun Dokumen Environmental, Social and Health Impact
Assessment (ESHIA) Petapahan Waterflood and Petapahan-Kotabatak Pipeline
Corridor. PT. Chevron Pacific Indonesia, tahun 2013-2014.
74. Anggota Tim Penyusun Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan
Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup PT. Rohul Palmindo di Desa Muara Dilam
Kecamatan Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu. 2014.
75. Anggota Tim Penyusun Dokumen Desktop Study Rokan Block Sumatra Oil PT.
Chevron Pacific Indonesia, Tahun 2014.
Hal 10 dari 14
76. Ketua Tim Penyusunan Naskah Akademik Ranperda Pengelolaan dan
Perlindungan Hidup Kabupaten Kuantan Singingi, Badan Lingkungan Hidup
Kabupaten Kuantan Singingi, 2014.
77. Ketua Tim Penyusunan Ranperda Pengelolaan dan Perlindungan Hidup Kabupaten
Kuantan Singingi, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Kuantan Singingi, 2014.
78. Anggota Tim Penyusun Dokumen Amdal Rumah Sakit Muhammadiyah Riau dan
Kampus Universitas Muhammadiyah Riau. 2015
79. Anggota Tim Penyusun Dokumen Environmental, Social and Health Impact
Assessment (ESHIA) Minas-Duri Corridor PT. Chevron Pacific Indonesia, tahun
2015.
80. Anggota Tim Penyusun Dokumen DPLH Kompleks Perkantoran PTPN V Kota
Pekanbaru, tahun 2015
81. Ketua Tim Penyusun UKL-UPL Rumah Sakit Cahaya Ujung Tanjung Kabupaten
Rokal Hilir, 2015.
82. Anggota Tim Penyusun Dokumen Adendum Andal & RKL-RPL Perkebunan
Kelapa Sawit & Pabrik Kelapa Sawit, Kebun Lubuk Dalam & Kebun Sei Buatan
PT. Perkebunan Nusantara V Di Kabupaten Siak. 2015
83. Anggota Tim Inventarisasi Daya Dukung Dan Daya Tampung Ekoregion Wilayah
Pesisir Timur Sumatera Di Provinsi Riau Dan Jambi, Pusat Pengendalian
Pembangunan Ekoregion Sumatera (P3ES). Kementerian Lingkungan Hidup Dan
Kehutanan Republik Indonesia, 2016.
84. Anggota Tim Penyusun Dokumen Andal & RKL-RPL Perguruan Tinggi Yayasan
Pelita Indonesia di Pekanbaru, tahun 2017
85. Anggota Tim Penyusun Dokumen UKL-UPL Klinik Central PT Tungal Mitra
Plantation, 2017
86. Anggota Tim Penyusun Dokumen UKL-UPL Rencana Kegiatan Pengembangan
Pabrik Kelapa Sawit Kapasitas 30 Ton TBS/Jam, PT. Mustika Agung Sawit
Sejahtera, 2017
87. Anggota Tim Penyusun Kajian Pembuangan Air Limbah Rumah Sakit Umum
Daerah Bengkalis, 2017
88. Anggota Tim Penyusun Dokumen UKL-UPL Rumah Sakit Ibu dan Anak Bagan
Batu Kabupaten Rokan Hilir, 2017
Hal 11 dari 14
89. Anggota Tim Penyusun Dokumen Andal & RKL-RPL Perkantoran dan
Pergudangan PT. DAZAIFU HAKATA PROPERTI di Pekanbaru, tahun 2017
90. Anggota Tim Penyusun Adendum ANDAL RKL RPL Perkebunan Tandun Group
PT Perkebunan Nusantara V. di Provinsi Riau. 2018
Yeeri Badrun
Hal 12 dari 14
Hal 13 dari 14
Hal 14 dari 14
Curriculum Vitae
Iman Suradin, ST, MSi
E-mail : imansuradin7529@gmail.com
Hp: 0813-6554-1077
Personal
Education Background
Additional Certificates
1. Fitoremediation Workshop Certificate from Forum Bioremediasi Indonesia, BPPT and SKK Migas
(2018)
2. AK3U Certificate from BNSP in refresh progress (released on June 30, 2018)
3. Test of English as Foreign Language with score 463 (2018)
4. Train on The Trainer Incident Free Operation (2018)
5. RCA facilitator level 2 (2017)
6. Train on The Trainer Managing Safe Work (2017)
7. Train on The Trainer Motor Vehicle Safety Procedure for Heavy Vehicle (2017)
8. Train on The Trainer Motor Vehicle Safety Procedure for Light Vehicle (2017)
9. Award Certificate from PT. Chevron Pacific Indonesia (2016)
10.Training of TPH Test at Bina LAB Bandung (2014)
11.Training of Soil Sampling Methode at Bina LAB Bandung (2014)
Additional Skills
Engineering:
Engineering on distillation unit design, heat exchanger devices and boiler.
Engineering on membrane material in alcohol-water separation.
Understand to metallic material specification such as: stainnless steel, alluminium and copper
sheet.
Understand to process control unit in supporting distillation unit, heat exchanger devices and
boiler.
Engineering on Bioremediation and Fitoremediation
Computer Skills:
Windows, Word, Excel, Project, Visio, AutoCad, Corel, SPSS, Landesktop, Internet Explorer,
E-mail.
1
Hobbies
Work Experiences
Date: July 01, 2018 – Now: PT. Radiant Utama Interinsco – PT. Envireksatama
Engineering Consortium on Project Site Assessment and Delineation Service, PT
Chevron Pacific Indonesia Blok Rokan Riau
Role as Project Manager
Responsibilities:
a. Provide and build delineation team in order to meet PT.Chevron Pacific Indonesia
requirements.
b. Provide monthly report related to delineation team work progress then report to Board of
Consortium PT. Radiant Utama Interinsco - PT. Envi Reksatama Engineering and
PT.Chevron Pacific Indonesia representative.
c. Preparing for human resources needs such as: Chair of AMDAL Compilation Team,
Member of AMDAL Compilation Team and related project expert on Environmental Impact
Assessment (AMDAL).
d. Preparing for human resources needs Geoelctrical Study on COCS delineation.
e. Prepare a monthly report on the progress of the preparation of the Environmental Impact
Assessment (AMDAL) and Environmental Management and Monitoring Efforts (UKL-
UPL)
f. Coordinate with AMDAL Composition Team Leader, AMDAL Compiler Team Member
and project related Environmental Impact Analysis (AMDAL) specialist.
g. Coordinate with Provincial, municipality and district environmental bodies related to the
preparation of Environmental Impact Assessment (AMDAL) and Environmental
Management and Monitoring Efforts (UKL-UPL).
Date: November 01, 2016 – June 30, 2018: PT. Vadhana International
UA Environmental ( PT. Chevron Pacific Indonesia )
Role as Field HES Representative
Responsibilities:
a. Delivered all of MSW (Managing Safe Work) aspect to contractor under HIS remediation
project.
b. Delivered training MSW, MVSP LV/HV, SYLA-SWC and IFO to new employees of
contractors.
c. As Inspector for Pre mobilization Inspection of vehicles, tools and equipment.
d. Coached HES personel of Contractors such as HES Field, PMCoW, HES supervisor in
safety awareness and procedures implementation.
e. Coordinate all Business Partner HES Officer/Coordinator to execute work aligned with CPI
HES program.
f. Conduct field inspection and coaching for MSW and MVS requirement compliance with
field personnel.
g. Provide training for Business Partner’s employees as needed (MSW and MVS training
subject).
2
h. Deliver/facilitate safety messages with field personnel.
i. Joint field inspections including, but not limited to, pre/post mobilization and inspection for
new Contractor’s employees.
j. Conduct and facilitate V&V (TSET, TMP assessment, HE Inspection).
k. Work with OA team to conduct joint field coaching program (MSW competency
verification, cabin coach, spotter coaching)
l. Conduct field coaching based on V&V protocol
Date: August 01, 2016 – October 31, 2016: PT. Istech Resources Asia
UA Environmental ( PT. Chevron Pacific Indonesia )
Role as Field HES Representative
Responsibilities:
a. Delivered all of MSW (Managing Safe Work) aspect to contractor under HIS remediation
project.
b. Delivered training MSW, MVSP LV/HV.
c. As Inspector for Pre mobilization Inspection of vehicles, tools and equipment.
d. Coordinate all Business Partner HES Officer/Coordinator to execute work aligned with CPI
HES program.
e. Conduct field inspection and coaching for MSW and MVS requirement compliance with
field personnel.
f. Provide training for Business Partner’s employees as needed (MSW and MVS training
subject).
g. Deliver/facilitate safety messages with field personnel.
h. Joint field inspections including, but not limited to, pre/post mobilization and inspection for
new Contractor’s employees.
i. Conduct and facilitate V&V (TSET, TMP assessment, HE Inspection).
j. Work with OA team to conduct joint field coaching program (MSW competency
verification, cabin coach, spotter coaching)
k. Conduct field coaching based on V&V protocol.
Date: February 01, 2016 – June 30, 2016: PT. Istech Resources Asia
EFPM EP Project ( PT. Chevron Pacific Indonesia )
Role as Facility Representative
Responsibilities:
Responsibilities:
Date: April 01, 2014 – September 30, 2015: PT. Envi Reksatama Engineering, Pekanbaru
ESHIA (Environmental, Social,and Health Impact Assessment) PT.Chevron Pacific
Indonesia at Minas Field
Role as Field Superintendent PT. Envi Reksatama Engineering, Pekanbaru
Responsibilities:
h. Provide and build field supervisor team in order to meet PT.Chevron Pacific Indonesia
requirements.
i. Provide monthly report related to field supervisor team work progress then report to
Directure PT. Envi Reksatama Engineering and PT.Chevron Pacific Indonesia
representative.
j. Enhance COCS clean up method in order to meet PT.Chevron Pacific Indonesia
requirements including segregation and restockpile.
k. Develop method of verification and validation related to COCS clean up for internal field
supervisor performance
l. Develop drawing accuracy method which represented on field condition
m. Provide drawing for COCS clean up area based on PT.Chevron Pacific Indonesia
requirement
n. Provide SSPLT requirement both documents and handling tools at field
o. Emphasize that the project is ready to be started smoothly prior to the Company (CPI)
minimum requirement of quality acceptance criteria for every work.
p. Conduct field inspection and coaching for MSW and MVS requirement compliance with
field personnel.
q. Close coordination with all contractor regarding all working to be smoothly.
4
Date: April 01, 2014 – September 30, 2015: PT. Envi Reksatama Engineering, Pekanbaru
ESHIA (Environmental, Social,and Health Impact Assessment) PT.Chevron Pacific
Indonesia at Minas Field
Role as Physics and Chemistry Engineer PT. Envi Reksatama Engineering, Pekanbaru
Responsibilities:
a. Prepare supporting data related to the physical and chemical properties of the environment
in the preparation of Environmental Impact Assessment (AMDAL) and Environmental
Management and Monitoring Efforts (UKL-UPL)
b. Performing and measuring field data related to the physical and chemical properties of the
environment in the preparation of Environmental Impact Assessment (AMDAL) and
Environmental Management and Monitoring Efforts (UKL-UPL).
c. Provide technical advice in the field of physics and environmental chemistry to the
Chairman of the AMDAL Compilation Team in drafting the Environmental Impact
Reference and Analysis (ANDAL and RKL-RPL).
d. Assisting the Chair of the AMDAL Compilation Team in drafting the Environmental Impact
Reference and Analysis (ANDAL and RKL-RPL).
e. Coordinate with Provincial, municipality and district environmental bodies related to the
preparation of Environmental Impact Assessment (AMDAL) and Environmental
Management and Monitoring Efforts (UKL-UPL).
f. Prepare the socialization agenda for the community related to the preparation of
Environmental Impact Assessment (AMDAL) and Environmental Management and
Monitoring Efforts (UKL-UPL).
g. Verifying the suitability of AMDAL, UKL-UPL and RKL-RPL documents against
Indonesian Government laws and regulations, including: environmental regulations, labor
regulations and implementation of the Occupational Safety and Health Management System
(SMK3).
h. Verifying and validating the field of conformity with the implementation of the
Environmental Management and Monitoring Plan (RKL-RPL) to the Government of
Indonesia laws and regulations, including: environmental regulations, labor regulations and
implementation of the Occupational Safety and Health Management System (SMK3).
Date: February 01, 2011 – March 31, 2014: PT. Intimulya Multikencana, Bandung
Role as Project Manager AMDAL and UKL-UPL
Responsibilities:
a. Preparing for human resources needs such as: Chair of AMDAL Compilation Team,
Member of AMDAL Compilation Team and related project expert on Environmental Impact
Assessment (AMDAL).
b. Preparing for human resources needs such as: UKL-UPL coordinator and project-related
Environmental Impact Management (UKL-UPL) project experts.
c. Prepare and propose operational costs related to the Environmental Management and
Monitoring (UKL-UPL) project.
d. Prepare a monthly report on the progress of the preparation of the Environmental Impact
Assessment (AMDAL) and Environmental Management and Monitoring Efforts (UKL-
UPL).
e. Coordinate with AMDAL Composition Team Leader, AMDAL Compiler Team Member
and project related Environmental Impact Analysis (AMDAL) specialist.
5
f. Coordinate with Provincial, municipality and district environmental bodies related to the
preparation of Environmental Impact Assessment (AMDAL) and Environmental
Management and Monitoring Efforts (UKL-UPL).
Date: November 01, 2009 – January 28, 2011: PT. Inasa Sakha Kirana, Bandung
Role as Head of Environmental Studies and Renewable Energy Departement
Responsibilities:
a. Establish members of a team of internal experts in physics, chemistry and the environment
in support of environmental studies and renewable energy.
b. Directing the team in assessing projects related to environment and renewable energy, such
as: utilization of alcohol and water separation membranes, design of distillation units,
purification of biodiesel, coconut oil purification, river and marine pollution and wastewater
treatment plant
c. Preparing for human resources needs such as: Chair of AMDAL Compilation Team,
Member of AMDAL Compilation Team and related project expert on Environmental Impact
Assessment (AMDAL).
d. Preparing for human resources needs such as: UKL-UPL coordinator and project-related
Environmental Impact Management (UKL-UPL) project experts.
e. Prepare and propose operational costs related to the Environmental Management and
Monitoring (UKL-UPL) project.
f. Prepare a monthly report on the progress of the preparation of the Environmental Impact
Assessment (AMDAL) and Environmental Management and Monitoring Efforts (UKL-
UPL)
g. Coordinate with AMDAL Composition Team Leader, AMDAL Compiler Team Member
and project related Environmental Impact Analysis (AMDAL) specialist.
h. Coordinate with Provincial, municipality and district environmental bodies related to the
preparation of Environmental Impact Assessment (AMDAL) and Environmental
Management and Monitoring Efforts (UKL-UPL).
i. Provide technical advice to mechanical and electrical departments related to projects
related to environment and renewable energy.
j. Conducting research cooperation with experts from research institutions, such as: ITB,
POLBAN and LIPI.
Date: June 01, 2006 – October 30, 2009: PT. Inasa Sakha Kirana, Bandung
Role as Head of Environmental Studies
Responsibilities:
a. Preparing for human resources needs such as: Chair of AMDAL Compilation Team,
Member of AMDAL Compilation Team and related project expert on Environmental Impact
Assessment (AMDAL).
b. Preparing for human resources needs such as: UKL-UPL coordinator and project-related
Environmental Impact Management (UKL-UPL) project experts.
c. Prepare and propose operational costs related to the Environmental Management and
Monitoring (UKL-UPL) project.
d. Prepare a monthly report on the progress of the preparation of the Environmental Impact
Assessment (AMDAL) and Environmental Management and Monitoring Efforts (UKL-
UPL).
e. Coordinate with AMDAL Composition Team Leader, AMDAL Compiler Team Member
and project related Environmental Impact Analysis (AMDAL) specialist.
6
f. Directing the team in reviewing projects related to river and marine pollution and
wastewater treatment plants.
g. Establish members of the company's internal expert team in the fields of physics, chemistry
and the environment in support of environmental studies and renewable energy
h. Coordinate with Provincial, municipality and district Environmental bodies related to the
preparation of the Environmental Impact Assessment (AMDAL) and Environmental
Management and Monitoring Efforts (UKL-UPL).
i. Provide technical advice in the field of physics and environmental chemistry to the
Chairman of the AMDAL Compilation Team in drafting the Environmental Impact
Reference and Analysis (ANDAL and RKL-RPL).
j. Verifying the suitability of AMDAL, UKL-UPL and RKL-RPL documents against
Indonesian Government laws and regulations, including: environmental regulations, labor
regulations and implementation of the Occupational Safety and Health Management System
(SMK3).
k. Verifying and validating the field of conformity with the implementation of the
Environmental Management and Monitoring Plan (RKL-RPL) to the Government of
Indonesia laws and regulations, including: environmental regulations, labor regulations and
implementation of the Occupational Safety and Health Management System (SMK3).
Date: June 01, 2004 – May 12, 2006: PT. Miranthi Konsultan Permai, Bandung
Role as Coordinator of Environmental Impact Assessment (AMDAL)
Responsibilities:
a. Preparing for human resources needs such as: Chair of AMDAL Compilation Team,
Member of AMDAL Compilation Team and related project expert on Environmental Impact
Assessment (AMDAL).
b. Preparing for human resources needs such as: UKL-UPL coordinator and project-related
Environmental Impact Management (UKL-UPL) project experts.
c. Prepare a monthly report on the progress of the preparation of the Environmental Impact
Assessment (AMDAL) and Environmental Management and Monitoring Efforts (UKL-
UPL).
d. Coordinate with AMDAL Composition Team Leader, AMDAL Compiler Team Member
and project related Environmental Impact Analysis (AMDAL) specialist.
e. Directing the team in reviewing projects related to river and marine pollution and
wastewater treatment plants.
f. Establish members of the company's internal expert team in the fields of physics, chemistry
and the environment in support of environmental studies and renewable energy.
g. Coordinate with Provincial, municipality and district Environmental bodies related to the
preparation of the Environmental Impact Assessment (AMDAL) and Environmental
Management and Monitoring Efforts (UKL-UPL).
h. Provide technical advice in the field of physics and environmental chemistry to the
Chairman of the AMDAL Compilation Team in drafting the Environmental Impact
Reference and Analysis (ANDAL and RKL-RPL).
i. Verifying the suitability of AMDAL, UKL-UPL and RKL-RPL documents against
Indonesian Government laws and regulations, including: environmental regulations, labor
regulations and implementation of the Occupational Safety and Health Management System
(SMK3).
j. Verifying and validating the field of conformity with the implementation of the
Environmental Management and Monitoring Plan (RKL-RPL) to the Government of
Indonesia laws and regulations, including: environmental regulations, labor regulations and
implementation of the Occupational Safety and Health Management System (SMK3).
7
Date: April 01, 2002 – May 15, 2004: PT. Miranthi Konsultan Permai, Bandung
Role as Environmental Engineer
Responsibilities:
a. Prepare supporting data related to the physical and chemical properties of the environment
in the preparation of Environmental Impact Assessment (AMDAL) and Environmental
Management and Monitoring Efforts (UKL-UPL).
b. Performing and measuring field data related to the physical and chemical properties of the
environment in the preparation of Environmental Impact Assessment (AMDAL) and
Environmental Management and Monitoring Efforts (UKL-UPL).
c. Provide technical advice in the field of physics and environmental chemistry to the
Chairman of the AMDAL Compilation Team in drafting the Environmental Impact
Reference and Analysis (ANDAL and RKL-RPL).
d. Assisting the Chair of the AMDAL Compilation Team in drafting the Environmental Impact
Reference and Analysis (ANDAL and RKL-RPL).
e. Coordinate with Provincial, municipality and district environmental bodies related to the
preparation of Environmental Impact Assessment (AMDAL) and Environmental
Management and Monitoring Efforts (UKL-UPL).
f. Prepare the socialization agenda for the community related to the preparation of
Environmental Impact Assessment (AMDAL) and Environmental Management and
Monitoring Efforts (UKL-UPL).
g. Verifying the suitability of AMDAL, UKL-UPL and RKL-RPL documents against
Indonesian Government laws and regulations, including: environmental regulations, labor
regulations and implementation of the Occupational Safety and Health Management System
(SMK3).
h. Verifying and validating the field of conformity with the implementation of the
Environmental Management and Monitoring Plan (RKL-RPL) to the Government of
Indonesia laws and regulations, including: environmental regulations, labor regulations and
implementation of the Occupational Safety and Health Management System (SMK3).
Environmental Studies
Work Implementation Studies of Harmonization Danau Pulau Besar and Danau Bawah, BOB
PT. BSP – Pertamina Hulu (2013).
Work Implementation Studies of ANDAL, RKL & RPL on Soil at Plumbon Sub-district,
Cirebon PT. Prasidha IntiJaya–Surabaya (2012).
Work Implementation Studies of ANDAL, RKL & RPL Industrial Activities PT. Indorama
Synthetics Purwakarta (2012).
Work Implementation Studies of ANDAL, RKL & RPL Industrial Area Development
Activity of PT. Sinar Texindo Utama Located at Kopo Sub - district and Jawilan Sub-
district,Regency of Serang (2012).
Work Implementation Studies of ANDAL, RKL & RPL Reclamation Activity Plan For
Industrial Area of PT.Sumber Bina Sukses at Bojonegara Sub- district,Regency of Serang
(2012).
8
Work Implementation Study ANDAL, RKL & RPL Kegiatan LNG Receiving Terminal
PT.Trans Lintas Nusa Gemilang Regency of Bekasi (2011).
Study AMDAL Proyek Goldwood PT. Kagum Bangun Nusantara Regency of Bandung
(2011).
Environmental Baseline Assessment PT. Northern Yamano Technology Oil Resources East
Pamai (2010).
Acquire Professional Assistance in Preparing Supplement to RKL RPL Study for New
Development Wells.EMP Malacca Strait Kondur Petroleum S.A 2008 (2010)
Work Implementation UKL & UPL PT. Sanbe Farma Unit I – Regency of Cimahi (2008).
Work Implementation of UKL & UPL PT. Sanbe Farma Unit II – Regency of Cimahi (2008).
Study Work Implementation of AMDAL, RKL & RPL Industrial Activity Plan of Smelting
and Stamping of Iron and Steel of PT. Central Steel Indonesia Regency of Bekasi (2008).
Study Work implementation of UKL & UPL PT. Trina Ksatra Sejahtera Abadi Regency of
Bandung (2008).
Study Work Implementation of UKL & UPL CV. BADJATEX, Jln.Citepus No.5
Dayeuhkolot, Regency of Bandung. 2007 (2008).
Transpalants Coral Team at Pramuka Island, Seribu Archipelago, PT. Kharisma Surya Lestari
Jakarta (2005).
Study Work Preparation of System Development of AMDAL for Province level; Qipra,
World Bank ,and Ministry of Environmental (2004).