Anda di halaman 1dari 3

TEKNOLOGI BETON

Nama : Raka Ivan Pradana


NRP : 3115030017
Kelas : H (BG 2015)

Tugas menguraikan 3 istilah dalam teknologi beton

1.FLY ASH

Fly ash (abu terbang) adalah bisa dikatakan ampas dari batu bara karena dihasilkan
selama pembakaran batu bara. Di teknologi beton yang semakin berkembang ini, memang
penyusun material beton sangat dibutuhkan. Banyak peneliti yang mencari material alternatif
untuk membuat beton. Salah satunya adalah fly ash ini. Fly ash bisa digunakan sebagai bahan
campuran semen. Dengan kata lain,dengan takaran semen yang sedikit, fly ash bisa
menghasilkan mutu beton yang tinggi. Yang dimaksud disini adalah campuran bukan
pengganti. Jadi semen tetap dibutuhkan tetapi sebagian takarannya bisa diganti di oleh fly ash
dalam perhitungan yang pas. Misal membutuhkan 5kg semen. Jadi sekitar 10% dari total
semen tersebut bisa digantikan oleh fly ash. Menjadi 4,5 kg semen dan 0,5 kg fly ash. Apa
keunggulannya fly ash disini? Kita tahu bahwa harga semen tergolong mahal. Dan fly ash
sendiri cukup murah untuk bahan material. Seandainya kita memperhitungkan campuran
semen dan fly ash, maka kita dapat meminimalisir ongkos pembelian material. Selain itu juga
fly ash bsa mencegah crack atau keretakan pada beton. Dan fly ash dapat mereduksi air
sehingga dapat menambah ketegangan. Namun, kita tetap harus memperhitungkan takaran
fly ash. Karena, jika terlalu kelebihan fly ash, maka mutu beton malah menjadi jelek karena
daya pengikatnya semakin lemah karena material semen yang kurang pada perhitungan yang
tidak pas. Maka, jika kita ingin menemukan mutu beton yang bagus pengalaman sangat
dibutuhkan dan coba-coba itu sangat perlu.

Gambar 1. Fly ash


2. Superplasticizer
Superplasticizer adalah bahan tambahan pada adukan beton yang bersifat additive.
Yang bisa ditambahkan sebelum atau selama pengadukan beton untuk mengubah sifat beton
sesuai dengan keinginan perencana. Menurut ASTM C494 dan British Standart 5075,
superplasticizer adalah bahan kimia tambahan pengurang air yang sangat efektif. Dengan
pemakaian bahan tambahan ini diperoleh adukan dengan faktor air semen lebih rendah pada
nilai kekentalah adukan yang sama atau diperloeh adukan dengan kekentalan lebih encer
dengan faktor air semen yang sama, sehingga kuat tekan beton lebih tinggi. Secara
sederhananya, superlasticizer ini berguna untuk mengurangi jumlah air untuk campuran
beton. Kita tahu bahwa air berguna untuk memudahkan pencampuran pada saat pembuatan
beton namun air juga dapat menurunkan mutu beton. Penggunaan air sangat diperhatikan
dalam hal itu. Maka superplasticizer ditambahkan untuk mengurangi jumlah air dan tetap
memudahkan pengerjaan pencampuran pada pembuatan beton. Superplasticizer juga
mempunyai pengaruh untuk menghasilkan beton mengalir tanpa terjadi
pemisahan(segregasi/bleeding) yang umumnya terjadi pada beton dengan jumlah air yang
besar. Untuk memudahkan pengerjaan (workability) campuran beton, penggunaan dosis
superplasticizer secara normal berkisar antara 1-3 liter tiap 1 meter kubik beton. Pengurangan
ini tergantung dari kandungan air yang digunakan, dosis dan tipe dari superlasticizer yang
dipakai.

Gambar 2. Superplasticizer
3. Semen Hidup

Semen hidup adalah perpaduan antara semen dan mikroorganisme yang masuk dalam
tipe bacillus dan rancangan semen ini masih berupa inovasi dari mahasiswa Institut
Teknologi Bandung (ITB) yang bernama Rhesa dan diharapkan menjadi prototype dalam
waktu yang dekat. Bakteri tersebut dipilih karena bisa mengeluarkan kotoran berupa zat
kapur. Cocok dengan bahan baku semen yang juga zat kapur. Sifat lain mikroorganisme yang
satu ini juga unik. Jika mendapati lingkungan yang tidak cocok, dia akan menjadi spora.
Dalam bahasa sederhana, mikroorganisme tipe bacillus akan mati suri sendiri dan akan hidup
lagi pada saatnya. Rangsangan yang paling ampuh untuk membuat mikroba tersebut hidup
lagi adalah air hujan. Jadi, ketika ada beton yang terbuat dari campuran semen dan
bakteri bacillus itu yang retak, masyarakat tidak perlu cemas. Dengan bantuan guyuran hujan,
retakan beton tersebut akan tertutup kembali setelah bakteri bacillus hidup lagi dan buang
kotoran yang berupa zat kapur. Tentu saja ada takaran ideal antara jumlah semen dan
mikroba bacillus. Yakni, setiap satu meter kubik semen idealnya dicampur dengan 15 kg
bakteri bacillus. Namun, proses memperbaiki sendiri tersebut hanya berlaku di retakan-
retakan dalam. Proses penimbunan kapur dari bakteri tidak akan sampai ke permukaan beton.
Sebab, bakteri itu akan mati jika terpapar sinar matahari secara langsung. Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Rhesa, mahasiswa Institut Teknologi Bandung(ITB) Rhesa sempat
mengalkulasi berapa lama semen hidup memperbaiki diri sendiri. Untuk sebuah retakan
berukuran 0,8 milimeter, misalnya, dibutuhkan waktu sekitar tiga pekan untuk menutup
sendiri. Ketika retakan menyebar, masing-masing bisa memperbaiki sendiri karena di
sekelilingnya ada sekumpulan bakteri. Sementara itu, untuk kembali ke kekuatan beton
seperti semula, dibutuhkan waktu sekitar dua bulan.

Anda mungkin juga menyukai