Anda di halaman 1dari 306

DOKUMEN PENGADAAN

JASA KONSTRUKSI
NO. 01/ULP-POKJA.PLP/DRAINASE/BPP

PEMBANGUNAN DRAINASE LINGKUNGAN


PERMUKIMAN KOTA BALIKPAPAN

TAHUN 2018
BAB I
UMUM

A. Dalam hal pemilihan metode evaluasi apabila ada pertentangan


ketentuan yang tertulis pada Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan
Instruksi Kepada Peserta (IKP) maka yang digunakan adalah ketentuan
pada Lembar Data Pemilihan (LDP).

B. Dokumen Pengadaan ini disusun untuk membantu peserta dalam


menyiapkan dokumen penawaran.

C. Dalam dokumen pengadaan digunakan pengertian, istilah, dan


singkatan sebagai berikut:

 Pekerjaan : adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan


Konstruksi dengan pelaksanaan konstruksi bangunan
atau pembuatan wujud fisik lainnya;

 Kontrak : adalah kontrak pengadaan barang/jasa atas


Harga Satuan penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas
waktu tertentu, berdasarkan harga satuan
yang pasti dan tetap untuk setiap
satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi
teknis tertentu, yang volume pekerjaannya
masih bersifat perkiraan sementara,
sedangkan pembayarannya didasarkan pada
hasil pengukuran bersama atas volume
pekerjaan yang benar-benar telah
dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa;

 HEA : adalah Harga Evaluasi Akhir yang merupakan


penyesuaian atau normalisasi harga terhadap
harga penawaran dalam proses pengadaan
dimana unsur preferensi harga telah
diperhitungkan berdasarkan capaian TKDN
dan status perusahaan;

 LDP : adalah Lembar Data Pemilihan yang memuat


ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai
dengan jenis pekerjaan antara lain meliputi
penyiapan, penyampaian, pembukaan,
kriteria dan tata cara penilaian dokumen
penawaran, pengumuman pemenang, dan
sanggahan;

 LDK : adalah Lembar Data Kualifikasi yang memuat


ketentuan dan informasi yang spesifik sesuai
dengan kualifikasi yang diperlukan penyedia
barang/jasa antara lain dalam menyiapkan,
mengisi formulir isian kualifikasi, dan
melengkapi pakta integritas;

 APIP : adalah Aparat Pengawasan Intern Pemerintah


(APIP) yang selanjutnya disebut Inspektorat
K/L/D/I bertugas melakukan pengawasan
melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan
dan kegiatan pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi;
 Penyedia : adalah badan usaha yang
menyediakan/melaksanakan Pekerjaan
Konstruksi;
 Subpenyedia : adalah penyedia yang mengadakan perjanjian
kerja dengan penyedia penanggung jawab
kontrak, untuk melaksanakan sebagian
pekerjaan (subkontrak);
 Kemitraan/ : adalah kerja sama usaha antar penyedia baik
Kerja Sama penyedia nasional maupun penyedia asing,
Operasi (KSO) yang masing-masing pihak mempunyai hak,
kewajiban dan tanggung jawab yang jelas
berdasarkan perjanjian tertulis;
 Surat : adalah jaminan tertulis yang selanjutnya
Jaminan disebut Jaminan, bersifat mudah dicairkan
dan tidak bersyarat (unconditional), yang
diterbitkan oleh Bank Umum, Perusahaan
Penjaminan, Perusahaan Asuransi, atau
konsorsium perusahaan asuransi umum/
lembaga penjaminan/ perusahaan
penjaminan yang mempunyai program
asuransi kerugian (suretyship), dimana
konsorsium tersebut telah
ditetapkan/mendapat rekomendasi dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), diserahkan
oleh penyedia kepada PPK/Pokja ULP untuk
menjamin terpenuhinya kewajiban penyedia;
 Hari : adalah hari kalender untuk pelaksanaan
kontrak dan proses pemilihan secara
elektronik dan batas akhir setiap tahapan
adalah hari kerja;
 Daftar : adalah daftar kuantitas yang telah diisi harga
kuantitas dan satuan dan jumlah biaya keseluruhannya
harga yang merupakan bagian dari penawaran;
 Harga : adalah perhitungan perkiraan biaya seluruh
Perkiraan volume pekerjaan dikalikan dengan Harga
Sendiri (HPS) Satuan yang disusun dan ditetapkan oleh
PPK, dikalkulasikan secara keahlian
berdasarkan data yang dapat dipertanggung
jawabkan sudah termasuk biaya umum,
keuntungan pekerjaan, dan beban pajak,
serta digunakan oleh Pokja ULP untuk
menilai kewajaran penawaran termasuk
rinciannya;
 Pekerjaan : adalah jenis pekerjaan yang secara langsung
Utama menunjang terwujudnya dan berfungsinya
suatu konstruksi sesuai peruntukannya yang
ditetapkan sebagaimana tercantum dalam
Dokumen Pengadaan;
 Mata : adalah mata pembayaran yang pokok dan
Pembayaran penting yang nilai bobot kumulatifnya
Utama minimal 80% (delapan puluh per seratus)
dari seluruh nilai pekerjaan, dihitung mulai
dari mata pembayaran yang nilai bobotnya
terbesar yang ditetapkan oleh Pokja ULP
dalam Dokumen Pengadaan;

 Harga Satuan : adalah harga satu jenis pekerjaan tertentu


Pekerjaan per satu satuan tertentu;
(HSP)
 Harga Satuan : adalah harga satuan komponen dari
Dasar (HSD) hargasatuan pekerjaan (HSP) per satu
satuan tertentu, misalnya:
a. Upah tenaga kerja (per jam, per hari)
b. Bahan (per m, per m2, per m3, per kg,
per ton)
c. Peralatan (per jam, per hari)
 Metode : adalah metode yang menggambarkan
pelaksanaan penguasaan penyelesaian pekerjaan yang
pekerjaan sistematis dari awal sampai akhir meliputi
tahapan/urutan pekerjaan (utama) dan
uraian/cara kerja dari masing-masing jenis
kegiatan pekerjaan utama dan penunjang
pekerjaan utama yang dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis;
 Personil inti : adalah tenaga ahli atau tenaga teknis yang
ditempatkan sesuai penugasan pada
organisasi pelaksanaan pekerjaan;
 Bagian : adalah bagian pekerjaan bukan pekerjaan
pekerjaan utama, atau pekerjaan spesialis yang
yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam
disubkontrak Dokumen Pemilihan, yang pelaksanaannya
an diserahkan kepada penyedia barang/jasa dan
disetujui terlebih dahulu oleh PPK;
 Masa : adalah jangka waktu untuk melaksanakan
Pelaksanaan pekerjaan dihitung berdasarkan SPMK
(jangka waktu sampai dengan serah terima pertama
pelaksanaan) pekerjaan;
 K/L/D/I : adalah Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja
Perangkat Daerah/Institusi yang
menggunakan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) dan/atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

 PA : adalah Pengguna Anggaran yang merupakan


pejabat pemegang kewenangan penggunaan
anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan
Kerja Perangkat Daerah atau Pejabat yang
disamakan pada Institusi Pengguna
APBN/APBD;

 KPA : adalah Kuasa Pengguna Anggaran yang


merupakan pejabat yang ditetapkan oleh PA
untuk menggunakan APBN atau ditetapkan
oleh Kepala Daerah untuk menggunakan
APBD;

 ULP : adalah Unit Layanan Pengadaan yang


dibentuk oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi
yang berfungsi melaksanakan pengadaan
barang/jasa yang bersifat permanen. ULP
dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit
yang sudah ada;

 Pokja ULP : adalah Kelompok Kerja ULP perangkat dari


ULP yang dibentuk dan ditetapkan oleh
Kepala ULP atas usulan KPA yang
penugasannya diatur oleh Kepala ULP untuk
melaksanakan Pemilihan Penyedia
Barang/Jasa;
 PPK : adalah Pejabat Pembuat Komitmenyang
bertanggung jawab atas pelaksanaan
pekerjaan;

 SPPBJ : adalah Surat Penunjukan Penyedia


Barang/Jasayang diterbitkan oleh PPK
kepada penyedia barang/jasa untuk
melaksanakan pekerjaan;

 TKDN : adalah Tingkat Komponen Dalam Negeri


yaitu besarnya komponen dalam negeri pada
barang, jasa, dan gabungan barang dan jasa;

 RK3K : adalah Rencana Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (K3) Konstruksi, merupakan dokumen
lengkap rencana penyelenggaraan SMK3
Konstruksi Bidang PU dan merupakan satu
kesatuan dengan dokumen kontrak suatu
pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh
Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengguna
Jasa, untuk selanjutnya dijadikan sebagai
sarana interaksi antara Penyedia Jasa
dengan Pengguna Jasa dalam
penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang
PU;

 LPSE : Layanan Pengadaan Secara Elektronik adalah


unit kerja K/L/D/I yang dibentuk untuk
menyelenggarakan sistem pelayanan
pengadaanbarang/jasa secara elektronik;
 Aplikasi SPSE : aplikasi perangkat lunak Sistem Pengadaan
Secara Elektronik (SPSE) berbasis web yang
terpasang di server LPSE yang dapat di akses
melalui website LPSE;
 Form Isian : Tampilan/antarmuka pemakai berbentuk
Elektronik grafis berisi komponen isian yang dapat
diinput oleh pengguna aplikasi;
 Form Isian : Form isian elektronik pada aplikasi SPSE
Elektronik yang digunakan penyedia barang/jasa untuk
Data menginputkan dan mengirimkan data
Kualifikasi kualifikasi.

D. [dipilih:Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung] dengan pascakualifikasi ini


dibiayai dari sumber pendanaan sebagaimana tercantum dalam LDP.

E. [dipilih:Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung]ini terbuka dan dapat diikuti


oleh semua peserta yang berbentuk badan usahatunggal atau
kemitraan/KSO.
BAB II
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)

A. Umum

1. Lingkup 1.1 Nama paket dan lingkup pekerjaan


Pekerjaan sebagaimana tercantum dalam LDP.
1.2 Penyedia yang ditunjuk berkewajiban
untuk menyelesaikan pekerjaan dalam
jangka waktu sebagaimana
tercantumdalam LDP, berdasarkan
syarat umum dan syarat khusus kontrak
dengan mutu sesuai spesifikasi teknis
dan hargayang tercantum dalam
kontrak.
2. Sumber Pengadaan ini dibiayai dari sumber pendanaan
Dana sebagaimanatercantum dalam LDP.
3. Peserta 3.1 Pokja ULP mengumumkan kepada para
peserta untuk menyampaikan
penawaran atas paket pekerjaan
konstruksi sebagaimana tercantum
dalam LDP.
3.2 [dipilih:Pelelangan Umum/Pemilihan
Langsung]pekerjaan konstruksi ini
terbuka dan dapat diikuti oleh semua
peserta penyedia pelaksana konstruksi
tunggal atau kemitraan/KSO yang
memenuhikualifikasi.
3.3 Peserta pada paket pekerjaan konstruksi
dengan nilai diatas Rp.2.500.000.000,00
(dua miliar lima ratus juta rupiah)
sampai dengan Rp.50.000.000.000,00
(lima puluh miliar rupiah) dipersyaratkan
hanya untuk pelaksana konstruksi
dengan kualifikasi Usaha Menengah
yang kemampuan dasarnya (KD)
memenuhi syarat.
3.4 Pelelangan paket pekerjaan konstruksi
sebagaimana dimaksud pada 3.3 dapat
dikerjakan oleh penyedia jasa dengan
kualifikasi besar apabila:
a. pelelangan gagal karena tidak ada
penyedia jasa dengan kualifikasi
menengah yang mendaftar; dan/atau
b. peralatan utama dan tingkat kesulitan
pekerjaan yang akan dilelangkan
tidak dapat dipenuhi/dilaksanakan
oleh penyedia jasa dengan kualifikasi
menengah.
3.5 Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing
(BUJKA) dapat mengikuti paket
pekerjaan di atas Rp100.000.000.000,00
(seratus miliar rupiah) dan harus
melakukan kerja sama usaha dengan
perusahaan nasional dalam bentuk
kemitraan, dalam hal terdapat
perusahaan nasional yang memiliki
kemampuan dibidang yang
bersangkutan.
3.6 Kemitraan/KSO dilakukan sebelum
memasukkan dokumen penawaran,
antar badan usaha pelaksana konstruksi
swasta dan/atau milik pemerintah,
dan/atau salah satu pesertanya BUJKA.
3.7 Dalam hal peserta melakukan
kemitraan/KSO, baik dengan
perusahaan nasional maupun asing
maka peserta harus memiliki Perjanjian
Kemitraan/Kerja Sama Operasi yang
memuat persentase kemitraan/KSO dan
perusahaan yang mewakili
kemitraan/KSO tersebut.
3.8 Kemitraan/KSOharus terdiri dari
perusahaan nasional untuk nilai
pekerjaan di bawah
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah)
3.9 Peserta kemitraan/KSO dilarang
mengubah Perjanjian Kemitraan/Kerja
Sama Operasi selama proses pelelangan.
3.10 Penyedia jasa yang bermitra/KSO untuk
memenuhi jenis pekerjaan yang
dilelangkan dapat terdiri dari penyedia
jasa konstruksi umum (general),
spesialis, mekanikal/elektrikal, dan/atau
keterampilan tertentu.
3.11 Bagi BUJKA yang mengikuti pelelangan
harus memiliki bukti Ijin Perwakilan
Jasa Konstruksi Asing dan melakukan
kerja sama usaha dengan perusahaan
nasional dalam bentuk kemitraan,
subkontrak dan lain-lain, dalam hal
terdapat perusahaan nasional yang
memiliki kemampuan di bidang yang
bersangkutan.

4. Larangan 4.1 Peserta dan pihak yang terkait dengan


Korupsi, pengadaan ini berkewajiban untuk
Kolusi, dan mematuhi etika pengadaan dengan tidak
Nepotisme melakukan tindakan sebagai berikut:
(KKN), a. berusaha mempengaruhi anggota
Penyalah- Pokja ULP dalam bentuk dan cara
gunaan apapun, untuk memenuhi keinginan
Wewenang peserta yang bertentangan dengan
serta Dokumen Pengadaan, dan/atau
Penipuan peraturan perundang-undangan.;
b. melakukan persekongkolan dengan
peserta lain untuk mengatur hasil
[dipilihPelelangan Umum/Pemilihan
Langsung], sehingga
mengurangi/menghambat/memperke
cil/meniadakan persaingan yang
sehat dan/atau merugikan pihak lain
sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
Indikasi persekongkolan antar peserta
memenuhi sekurang-kurangnya 2
(dua) indikasi di bawah ini:
1) terdapat kesamaan dalam
Dokumen Penawaran, antara lain
pada: metode kerja, bahan, alat,
analisa pendekatan teknis,
koefisien, harga satuan dasar
upah, bahan dan alat, harga
satuan pekerjaan, dan/ atau
spesifkasi teknis/ barang yang
ditawarkan (merk/ tipe/ jenis)
dan/ atau dukungan teknis;
2) seluruh penawaran dari peserta
mendekati HPS;
3) adanya keikutsertaan beberapa
Penyedia Barang/Jasa yang
berada dalam 1 (satu) kendali;
4) adanya kesamaan/kesalahan isi
dokumen penawaran, antara lain
kesamaan/ kesalahan pengetikan,
susunan, dan format penulisan;
atau
5) jaminan penawaran dikeluarkan
dari penjamin yang sama dengan
nomor seri yang berurutan.
a. membuat dan/atau menyampaikan
dokumen dan/atau keterangan lain
yang tidak benar untuk memenuhi
persyaratan dalam Dokumen
Pengadaan ini.
4.2 Peserta yang menurut penilaian Pokja
ULP terbukti melakukan tindakan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 4.1
dikenakan sanksi sebagai berikut:
b. sanksi administratif, seperti
digugurkan dari proses
[dipilih:Pelelangan Umum/Pemilihan
Langsung] atau pembatalan penetapan
pemenang;
c. sanksi pencantuman dalam Daftar
Hitam;
d. gugatan secara perdata; dan/atau
e. pelaporan secara pidana kepada pihak
berwenang.
5. Larangan 5.1 Para pihak dalam melaksanakan tugas,
Pertentang- fungsi dan perannya,dilarang
an memiliki/melakukan peran ganda atau
Kepentingan terafiliasi.
5.2 Peran ganda sebagaimana dimaksud
pasal 5.1 antara lain meliputi:
a. Seorang anggota Direksi atau Dewan
Komisaris suatu Badan Usaha
merangkap sebagai anggota Direksi
atau Dewan Komisaris pada Badan
Usaha lainnya yang menjadi peserta
pada Pelelangan pekerjaan yang
sama;
b. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai
konsultan manajemen konstruksi
berperan sebagai konsultan
perencana dan/atau konsultan
pengawas;
c. Penyedia yang telah ditunjuk sebagai
konsultan perencana/ pengawas
bertindak sebagai pelaksana
Pekerjaan Konstruksi yang
direncanakannya/diawasinya;
d. pengurus koperasi pegawai dalam
suatu
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi atau anak
perusahaan pada BUMN/BUMD yang
mengikuti Pengadaan dan bersaing
dengan perusahaan lainnya,
merangkap sebagai anggota Pokja ULP
atau pejabat yang berwenang
menetapkanpemenang Pelelangan.
e. PPK dan/atau anggota Pokja ULP,
baik langsung maupun tidak langsung
mengendalikan atau menjalankan
perusahaan peserta;
f. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan
yang dikendalikan, baik langsung
maupun tidak langsung oleh pihak
yang sama yaitu lebih dari 50% (lima
puluh per seratus) pemegang saham.
6. Alih 6.1 Dalam hal pelaksanaan paket pekerjaan
Pengalaman konstruksi dengan nilai kontrak di atas
dan Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
Pendaya- rupiah) penyedia jasa pelaksana
gunaan konstruksi diwajibkan memberikan alih
Produksi pengalaman/keahlian kepada peserta
Dalam didik bidang konstruksi melalui sistem
Negeri kerja praktek/magang sesuai dengan
jumlah peserta didik yang diusulkan
dalam dokumen penawaran.
6.2 Peserta berkewajiban untuk
menyampaikan penawaran yang
mengutamakan pekerjaan konstruksi
yang dilaksanakan di Indonesia oleh
tenaga Indonesia (produksi dalam
negeri).
6.3 Dalam pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dimungkinkan menggunakan
bahan baku, tenaga ahli, dan perangkat
lunak yang tidak berasal dari dalam
negeri (impor) dengan ketentuan:
a. pemilahan atau pembagian komponen
harus benar-benar mencerminkan
bagian atau komponen yang telah
dapat diproduksi di dalam negeri dan
bagian atau komponen yang masih
harus diimpor;
b. komponen berupa bahan baku belum
diproduksi di dalam negeri dan/atau
spesifikasi teknis bahan baku yang
diproduksi di dalam negeri belum
memenuhi persyaratan;
c. pekerjaan pemasangan, pabrikasi,
pengujian dan lainnya sedapat
mungkin dilakukan di dalam negeri;
d. semaksimal mungkin menggunakan
jasa pelayanan yang ada di dalam
negeri, seperti jasa asuransi,
angkutan, ekspedisi, perbankan, dan
pemeliharaan;
e. penggunaan tenaga ahli asing
dilakukan semata-mata untuk
mencukupi kebutuhan jenis keahlian
yang belum dapat diperoleh di
Indonesia, disusun berdasarkan
keperluan yang nyata, dan
diusahakan secara terencana untuk
semaksimal mungkin terjadinya alih
pengalaman/keahlian dari tenaga ahli
asing tersebut ke tenaga Indonesia;
dan
f. peserta diwajibkan membuat daftar
Barang yang diimpor yang dilengkapi
dengan spesifikasi teknis, jumlah dan
harga yang dilampirkan pada
Dokumen Penawaran.
6.4 Pemberian preferensi harga terhadap
penawaran peserta atas penggunaan
produksi dalam negeri ditetapkan dalam
LDP.
7. Satu 7.1 Setiap peserta, baik atas nama sendiri
Penawaran maupun sebagai anggota kemitraan/KSO
Tiap Peserta hanya boleh memasukkan satu
penawaran untuk satu paket pekerjaan.
7.2 Setiap peserta yang termasuk dalam
kemitraan/KSO DILARANG menjadi
peserta baik secara sendiri maupun
sebagai anggota kemitraan/KSO yang
lain pada paket pekerjaan yang sama.

B. Dokumen Pengadaan

8. Pengambil- 8.1 Semua peserta wajib melakukan


an Dokumen pendaftaran sebelum mengambil
Pengadaan Dokumen Pengadaan.
8.2 Peserta dapat mengambil Dokumen
Pengadaan sesuai hari, tanggal, waktu
dan tempat pengambilan yang
ditentukan dalam pengumuman.
8.3 Seseorang dilarang mewakili lebih dari 1
(satu) perusahaan dalam pendaftaran
dan pengambilan dokumen.
9. Isi Dokumen 9.1 Dokumen Pengadaan Pekerjaan
Pengadaan Konstruksi terdiri dari Dokumen
Pekerjaan Pemilihan dan Dokumen Kualifikasi.
Konstruksi
9.2 Dokumen Pemilihan terdiri atas:
a. Umum
b. Instruksi Kepada Peserta;
c. Lembar Data Pemilihan;
d. Contoh Bentuk Dokumen Penawaran
meliputi:
1) Surat Penawaran;
2) Surat Kuasa;
3) Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja
Sama Operasi (KSO);
4) DokumenPenawaranTeknis;
5) Formulir Rekapitulasi Perhitungan
TKDN;
6) Jaminan Penawaran
(dipersyaratkan untuk paket
pekerjaan dengan nilai di atas
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar
lima ratus juta rupiah));
7) Analisa Harga Satuan dan Analisa
Teknik Satuan Pekerjaan pada saat
klarifikasi kewajaran harga
terhadap penawaran di bawah 80%
HPS akan diminta, untuk
kepentingan evaluasi dan tidak
menjadi bagian dari ketentuan
kontrak.
e. Contoh Bentuk Rancangan Kontrak
meliputi:
1) Surat Perjanjian/Pokok Perjanjian;
2) Syarat-Syarat Umum Kontrak;
3) Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
f. Daftar Kuantitas dan Harga;
g. Formulir RK3K; dan
h. Contoh Bentuk Dokumen Lain
meliputi:
1) Pengumuman Pelelangan;
2) SPPBJ;
3) SPMK;
4) Jaminan Pelaksanaan;
5) Jaminan Uang Muka;
6) Jaminan Pemeliharaan;
7) Daftar Barang yang diimpor (Jika
Ada).
9.3 Isi Dokumen Kualifikasi meliputi:
a. Lembar Data Kualifikasi;
b. Pakta Integritas;
c. Formulir Isian Kualifikasi;
d. Petunjuk Pengisian Formulir Isian
Kualifikasi;
e. Tata Cara Evaluasi Kualifikasi.
f. memiliki surat keterangan dukungan
keuangan dari bank
pemerintah/swasta sebesar
10 % dari nilai Pagu Anggaran
9.4 Peserta berkewajiban memeriksa
keseluruhan isi Dokumen Pengadaan.
Kelalaian menyampaikan Dokumen
Penawaran yang tidak memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaansepenuhnya
merupakan risiko peserta.
9.5 Peserta dapat meminta penjelasan secara
tertulis mengenai isi Dokumen
Pengadaan kepada Pokja ULP sebelum
batas akhir pemasukan penawaran.
9.6 Pokja ULP wajib menanggapi setiap
permintaan penjelasan yang diajukan
peserta secara tertulis.
10. Bahasa Dokumen Pengadaan beserta seluruh
Dokumen korespondensi tertulis dalam proses
Pengadaan Pengadaan menggunakan Bahasa Indonesia.
11. Pemberian 11.1 Pemberian penjelasan dilakukan pada
Penjelasan waktu dan tempat sebagaimana
tercantum dalam LDP serta dapat
dihadiri oleh peserta yang terdaftar.
11.2 Ketidakhadiran peserta pada saat
pemberian penjelasan tidak dapat
dijadikan dasar untuk menolak/
menggugurkan penawaran.
11.3 Perwakilan peserta yang hadir pada saat
pemberian penjelasan menunjukkan
tanda pengenal dan surat tugas kepada
Pokja ULP.
11.4 Dalam pemberian penjelasan, Pokja ULP
menjelaskan kepada peserta mengenai:
a. lingkup pekerjaan;
b. metode pemilihan;
c. metode pemasukan Dokumen
Penawaran;
d. kelengkapan yang harus dilampirkan
bersama Dokumen Penawaran;
e. jadwal batas akhir pemasukan
Dokumen Penawaran dan pembukaan
Dokumen Penawaran;
f. tatacara pembukaan Dokumen
Penawaran;
g. metode evaluasi;
h. hal-hal yang menggugurkan
penawaran;
i. jenis kontrak yang akan digunakan;
j. ketentuan dan cara evaluasi
berkenaan dengan preferensi harga
atas penggunaan produksi dalam
negeri;
k. ketentuan tentang penyesuaian harga;
l. risiko K3 yang mungkin timbul akibat
pekerjaan termasuk kondisi dan
bahaya;
m. ketentuan dan cara sub kontrak
sebagian pekerjaan kepada Usaha
Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi
kecil;
n. besaran, masa berlaku dan penjamin
yang dapat menerbitkan jaminan; dan
o. ketentuan tentang asuransi.
11.5 Apabila diperlukan, Pokja ULP dapat
memberikan penjelasan lanjutan dengan
cara melakukan peninjauan lapangan.
Biaya peninjauan lapangan dan
keperluan peserta ditanggung masing-
masing peserta.
11.6 Pemberian penjelasan mengenai isi
Dokumen Pengadaan, pertanyaan dari
peserta, jawaban dari Pokja ULP,
perubahan substansi dokumen, hasil
peninjauan lapangan, serta keterangan
lainnya harus dituangkan dalam Berita
Acara Pemberian Penjelasan (BAPP) yang
ditandatangani oleh anggota Pokja ULP
dan minimal 1 (satu) wakil dari peserta
yang hadir.
11.7 Apabila tidak ada satupun peserta yang
hadir atau yang bersedia
menandatangani BAPP, maka BAPP
cukup ditandatangani oleh anggota Pokja
ULP yang hadir.
11.8 Apabila dalam BAPP sebagaimana
dimaksud pada 11.6terdapat hal-
hal/ketentuan baru atau perubahan
penting yang perlu ditampung, maka
Pokja ULP menuangkan ke dalam
Adendum Dokumen Pengadaanyang
menjadi bagian tidak terpisahkan dari
Dokumen Pengadaan.
11.9 Perubahan rancangan kontrak,
spesifikasi teknis, gambar, dan/atau
nilai total HPS, harus mendapatkan
persetujuan PPK sebelum dituangkan
dalam Adendum Dokumen Pengadaan.
11.10 Apabila ketentuan baru atau perubahan
penting tersebut tidak dituangkan dalam
Adendum Dokumen Pengadaan, maka
ketentuan baru atau perubahan tersebut
dianggap tidak ada dan ketentuan yang
berlaku adalah ketentuan dalam
Dokumen Pengadaanawal.
11.11 Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk
mengambil salinan BAPP dan/atau
Adendum Dokumen Pengadaan(apabila
ada).
11.12 Peserta dapat mengambil salinan BAPP
dan/atau Adendum Dokumen
Pengadaanyang disediakan oleh Pokja
ULP atau mengunduhmelalui aplikasi
sistem pengadaan secara elektronik
(SPSE)sebagaimana tercantum dalam
LDP.
11.13 Sangat dianjurkan kepada peserta untuk
menghadiri pemberian penjelasan
pekerjaan di kantor dan peninjauan
lapangan agar dapat menyiapkan
penawarannya dengan baik.
11.14 Dalam hal pemberian penjelasan secara
elektronik dilakukan sesuai dengan
petunjuk penggunaan aplikasi SPSE
pada website LPSE.
12. Perubahan 12.1 Setelah Pemberian Penjelasan dan
Dokumen sebelum batas akhir pemasukan
Pengadaan penawaran, Pokja ULP dapat
menetapkan Adendum Dokumen
Pengadaan, berdasarkan informasi baru
yang mempengaruhi ketentuan
pemilihan maupun substansi Dokumen
Pengadaan.
12.2 Setiap Adendum yang ditetapkan
merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Dokumen Pengadaan.
12.3 Peserta diberitahu oleh Pokja ULP untuk
mengambil salinan Adendum Dokumen
Pengadaan.
12.4 Peserta dapat mengambil salinan
Adendum Dokumen Pengadaan yang
disediakan oleh Pokja ULP atau
mengunduhnya melalui aplikasi sistem
pengadaan secara elektronik
(SPSE)sebagaimana tercantum dalam
LDP.
13. Tambahan Dalam Adendum Dokumen Pengadaan, Pokja
Waktu ULP dapat memberikan tambahan waktu
Pemasukan untuk memasukkan Dokumen Penawaran.
Dokumen
Penawaran

C. Penyiapan Dokumen Penawaran

14. Biaya 14.1 Peserta menanggung semua biaya dalam


dalam penyiapan dan penyampaian penawaran.
Penyiapan 14.2 Pokja ULP tidak bertanggung jawab atas
Penawaran kerugian apapun yang ditanggung oleh
peserta.

15. Bahasa 15.1 Semua Dokumen Penawaran harus


Penawaran menggunakan Bahasa Indonesia.
15.2 Dokumen pendukung yang terkait dengan
Dokumen Penawaran dapat
menggunakan Bahasa Indonesia atau
bahasa asing.
15.3 Dokumen pendukung yang berbahasa
asing perlu disertai penjelasan dalam
Bahasa Indonesia. Dalam hal terdapat
perbedaan penafsiran, maka yang berlaku
adalah penjelasandalam Bahasa
Indonesia.
16. Dokumen 16.1 Dokumen Penawaran pokok/utama
Penawaran paling kurang terdiri atas:
a. Penawaran Administrasi;
b. Penawaran Teknis;
c. Penawaran Harga; dan
d. Data Kualifikasi.
16.2 Dokumen Penawaran, meliputi:
a. surat penawaran;
b. Jaminan Penawaran asli Berupa
Scan (untuk paket pekerjaan di atas
Rp.2.500.000.000,00 (dua miliar
lima ratus juta rupiah)); nilai
jaminan penawaran 2% dari nilai
pagu anggaran
c. daftar kuantitas dan harga;
d. surat kuasa dari direktur
utama/pimpinan perusahaan kepada
penerima kuasa yang namanya
tercantum dalam akta pendirian atau
perubahannya (apabila dikuasakan);
e. surat perjanjian kemitraan/kerja
sama operasi (apabila bermitra);
f. dokumen penawaran teknis.
g. RK3K;
h. rekapitulasi perhitungan TKDN;
i. data kualifikasi; dan
j. Daftar Barang yang diimpor (apabila
impor).
k. memiliki surat keterangan dukungan
keuangan dari bank
pemerintah/swasta sebesar
10% dari nilai pagu anggaran
17. Harga 17.1 Harga penawaran ditulis dengan jelas
Penawaran dalam angka dan huruf.
17.2 Peserta mencantumkan harga
kegiatan/keluarandan harga total untuk
setiap kegiatan pekerjaan
dalamkebutuhan biaya (daftar kegiatan
dan harga) dapat dalam setiap mata
pembayaran yang pokok (milestone) atau
dalam rincian. Jika harga
kegiatan/keluaran ditulis “nol” atau tidak
dicantumkan, maka pekerjaan tersebut
tetap harus dilaksanakan. Harga
penawaran yang mengikat adalah harga
total penawaran terkoreksi.
17.3 Biaya overheadtermasuk untuk
penyelenggaraan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), keuntungan, semua
pajak, bea, retribusi, tenaga kerja
praktek/magang, biaya asuransi, dan
biaya lain yang harus dibayar oleh
penyedia untuk pelaksanaan paket
pekerjaan konstruksi ini telah
diperhitungkan dalam total harga
penawaran.
18. Mata Uang 18.1 Semua harga dalam penawaran harus
Penawaran dalam bentuk mata uang sebagaimana
dan Cara tercantum dalam LDP.
Pembayar- 18.2 Pembayaran atas pelaksanaan
an pekerjaandilakukan sesuai dengan cara
sebagaimana tercantum dalam LDP dan
diuraikan dalam Syarat-Syarat
Umum/Khusus Kontrak.
19. Masa 19.1 Masa berlaku penawaran sebagaimana
Berlaku tercantum dalam LDP.
Penawaran 19.2 Apabila evaluasi belum selesai
dilaksanakan, sebelum akhir masa
berlakunya penawaran, Pokja ULP dapat
meminta kepada seluruh peserta secara
tertulis untuk memperpanjang masa
berlakunya penawaran tersebut dalam
jangka waktu tertentudan diperhitungkan
paling kurang sampai perkiraan tanggal
penandatanganan kontrak.
19.3 Berkaitan dengan 19.2, maka peserta
dapat:
a. menyetujui permintaan tersebut tanpa
mengubah penawaran; atau
b. Tidak bersedia memperpanjang sesuai
permintaan tersebut dan dianggap
mengundurkan diri, serta tidak
dikenakan sanksi.
20. Bentuk Dokumen Penawaran disampaikansecara
Dokumen elektronik, dan penyerahan dokumen
Penawaran penawaran asli hanya dilakukan terhadap
penawaran yang akan diusulkan sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan
(apabila ada).
21. Pakta 21.1 Pakta Integritas berisi ikrar untuk
Integritas mencegah dan tidak melakukan dan akan
melaporkan terjadinya kolusi, korupsi,
dan nepotisme (KKN) termasuk
penyalahgunaan wewenang dalam
pengadaan pekerjaan konstruksi serta
akan mengikuti proses pengadaan secara
bersih, transparan, dan profesional.
21.2 Dengan mendaftar sebagai peserta lelang
pada suatu paket pekerjaan melalui
aplikasi SPSE, maka peserta telah
menandatangani Pakta Integritas, kecuali
untuk penyedia barang/jasa yang
melakukan Kemitraan/Kerja Sama
Operasi (KSO), badan usaha yang
ditunjuk mewakili Kemitraan/ Kerja
Sama Operasi (KSO) wajib menyampaikan
pakta integritas melalui fasilitas
unggahan lainnya pada form isian
elektronik data kualifikasi di aplikasi
SPSE.
22. Pengisian 22.1 Pengisian Data Kualifikasi
DataKualifi a. Data kualifikasi disampaikan melalui
kasi form isian elektronik kualifikasi yang
tersedia pada aplikasi SPSE;
b. Jika form isian elektronik kualifikasi
yang tersedia pada aplikasi SPSE
belum mengakomodir data kualifikasi
yang disyaratkan Pokja ULP, maka
data kualifikasi tersebut diunggah
(upload) pada fasilitas pengunggahan
lain yang tersedia pada aplikasi SPSE;
c. Dengan mengirimkan data kualifikasi
secara elektronik, peserta menyetujui
pernyataan sebagai berikut:
1) yang bersangkutan dan
manajemennya tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak
pailit, dan kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan;
2) yang bersangkutan berikut
pengurus badan usaha tidak
masuk dalam daftar hitam;
3) yang bertindak untuk dan atas
nama badan usaha tidak sedang
dalam menjalani sanksi pidana;
4) data kualifikasi yang diisikan
benar, dan jika dikemudian hari
ditemukan bahwa data/dokumen
yang disampaikan tidak benar dan
ada pemalsuan, maka direktur
utama/pimpinan perusahaan, atau
kepala cabang, atau pejabat yang
menurut perjanjian kerja sama
berhak mewakili badan usaha yang
bekerja sama dan badan usaha
yang diwakili bersedia dikenakan
sanksi administratif, sanksi
pencantuman dalam daftar hitam,
gugatan secara perdata, dan/atau
pelaporan secara pidana kepada
pihak berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang
undangan;
5) pimpinan dan pengurus badan
usaha bukan sebagai pegawai
K/L/D/I atau pimpinan dan
pengurus badan usaha sebagai
pegawai K/L/D/I yang sedang
mengambil cuti diluar tanggungan
K/L/D/I; dan
6) pernyataan lain yang menjadi
syarat kualifikasi yang tercantum
dalam dokumen pengadaan.
d. Untuk peserta yang berbentuk
konsorsium/ kemitraan/bentuk
kerjasama lain, pemasukan kualifikasi
dilakukan oleh badan usaha yang
ditunjuk mewakili konsorsium/
kemitraan/ bentuk kerjasama lain.

22.2 Peserta berkewajiban untuk menyetujui


Pakta Integritas dan mengisi form isian
elektronik data kualifikasi dalam aplikasi
SPSE.
22.3 Pakta Integritas dan Data Kualifikasi
dianggap telah disetujui dan
ditandatangani oleh peserta pengadaan,
kecuali untuk peserta yang melakukan
Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO)
Pakta Integritas dan dan Data Kualifikasi
ditandatangani oleh pejabat yang
menurut perjanjian Kemitraan/Kerja
Sama Operasi berhak mewakili
Kemitraan/KSO.
22.4 Peserta mengirimkan Data Kualifikasi
melalui aplikasi SPSE kepada Pokja ULP
sesuai jadwal yang ditetapkan.
22.5 Peserta dapat mengirimkan kekurangan
data kualifikasi melalui fasilitas
pengiriman data kualifikasi yang tersedia
pada aplikasi SPSE sebelum batas akhir
pemasukan data kualifikasi.
22.6 Data Kualifikasi harus disampaikan
melalui aplikasi SPSE kepada Pokja ULP
paling lambat pada waktu yang
ditentukan oleh Pokja ULP.
22.7 Aplikasi SPSE menolak setiap file
penawaran yang dikirimkan setelah batas
akhir waktu pemasukan penawaran.
22.8 Data Kualifikasi dapat dibuka pada saat
Data Kualifikasi diterima Pokja ULP pada
aplikasi SPSE.
23. Jaminan 23.1 Penggunaan jaminan penawaran:
Penawaran a. Paket pekerjaan sampai dengan
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima
ratus juta rupiah) tidak diperlukan
surat jaminan penawaran;
b. surat jaminan penawaran untuk
paket pekerjaan di atas
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh
miliar rupiah) diterbitkan oleh Bank
Umum, sebesar 2% dari nilai pagu
anggaran dan diserahkan oleh
Penyedia Jasa kepada Kelompok
Kerja ULP; atau
c. surat jaminan penawaran untuk paket
pekerjaan di atas
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh
miliar rupiah) diterbitkan oleh Bank
Umum, konsorsium perusahaan
asuransi umum/lembaga
penjaminan/perusahaan penjaminan
yang mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship), bersifat mudah
dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional) dimana konsorsium
tersebut telah ditetapkan/mendapat
rekomendasi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), dan diserahkan oleh
Penyedia Jasa kepada Kelompok Kerja
ULP.
23.2 Jaminan penawaran asli bagi penyedia
jasa yang mengikuti pengadaan secara
elektronik wajib diterima Pokja ULP
sebelum batas akhir pemasukan
penawaran.
23.3 Peserta menyerahkan Jaminan
Penawaran dalam mata uang penawaran
sebagaimana tercantum dalam LDP.
23.4 Jaminan Penawaran memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
a. diterbitkan sesuai dengan nilai
peruntukannya pada pasal 23.1.
b. Jaminan Penawaran dimulai sejak
tanggal terakhir pemasukan
penawaran dan masa berlakunya tidak
kurang dari waktu sebagaimana
tercantum dalam LDP;
c. nama peserta sama dengan nama yang
tercantum dalam Jaminan Penawaran;
d. besaran nilai Jaminan Penawaran
tidak kurang dari nilai nominal
sebagaimana tercantum dalam LDP;
e. besaran nilai Jaminan Penawaran
dicantumkan dalam angka dan huruf;
f. nama Pokja ULP yang menerima
Jaminan Penawaran sama dengan
nama Pokja ULP yang mengadakan
pelelangan;
g. paket pekerjaan yang dijamin sama
dengan paket pekerjaan yang
dilelangkan;
h. Jaminan Penawaran harus dapat
dicairkan tanpa syarat (unconditional)
sebesar nilai Jaminan dalam waktu
paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja, setelah surat pernyataan
wanprestasi dari Pokja ULP diterima
oleh Penerbit Jaminan; dan
i. Jaminan Penawaran atas nama
perusahaan kemitraan (Kerja Sama
Operasi/KSO) harus ditulis atas nama
perusahaan kemitraan/KSO.
23.5 Jaminan Penawaran dari pemenang
lelang dan pemenang cadangan akan
dikembalikan setelah pemenang lelang
menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan
menandatangani kontrak.
23.6 Jaminan Penawaran dari peserta yang
tidak ditetapkan sebagai pemenang
pelelangan dan pemenang cadangan akan
dikembalikan setelah penandatanganan
kontrak.
23.7 Jaminan Penawaran akan disita dan
dicairkan apabila:
a. peserta terlibat KKN;
b. peserta menarik kembali
penawarannya selama
dilaksanakannya pelelangan;
c. tidak bersedia menambah nilai
Jaminan Pelaksanaan dalam hal
sebagai calon pemenang dan calon
pemenang cadangan 1 dan 2 harga
penawarannya di bawah 80% HPS;
d. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau
verifikasi kualifikasi dalam hal sebagai
calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 dengan alasan yang
tidak dapat diterima; atau
e. mengundurkan diri atau gagal tanda
tangan kontrak.
D. Dokumen Penawaran

24. Pemasukan 24.1 Pemasukan Dokumen Penawaran dengan


dan Cara menggunakan metode 1 (satu) sampul.
Penyampai- 24.2 Peserta menyampaikan dokumen
an penawaran dengan cara mengunggah
Dokumen melalui aplikasi sistem pengadaan secara
Penawaran elektronik (SPSE) melalui pada website
LPSE sesuai ketentuan dalam LDP.
24.3 Jika terdapat penarikan/pembatalan/
penggantian Dokumen Penawaran, dapat
dilakukan dengan cara mengupload
kembali dokumen surat pengunduran
diri/pembatalan/penggantian.
24.4 Tata cara penyampaian dokumen
penawaran sesuai petunjuk penggunaan
aplikasi SPSE pada website LPSE.
25. Batas Akhir Penawaran harus disampaikan kepada Pokja
Pemasukan ULP melalui aplikasi sistem pengadaan secara
Penawaran elektronik (SPSE) pada melalui website LPSE
paling lambat pada waktu yang ditentukan
dalam LDP.

E. Pembukaan dan Evaluasi Penawaran

26. Pembukaan 26.1 Dokumen Penawaran dibuka di hadapan


Penawaran peserta pada waktu dan tempat
sebagaimana tercantum dalam LDP yang
dihadiri paling kurang 2 (dua) peserta
sebagai saksi.
26.2 Perwakilan peserta yang hadir pada saat
pembukaan Dokumen Penawaran
menunjukkan tanda pengenal dan surat
tugas kepada Pokja ULP.
26.3 Apabila tidak ada peserta atau hanya ada 1
(satu) peserta sebagai saksi, maka Pokja
ULP menunda pembukaan Dokumen
Penawaran selama 2 (dua) jam.
26.4 Apabila setelah ditunda selama 2 (dua) jam,
hanya ada 1 (satu) atau tidak ada peserta
sebagai saksi, maka pembukaan Dokumen
Penawaran tetap dilanjutkan dengan
menunjuk saksi tambahan di luar Pokja
ULP yang ditunjuk oleh Pokja ULP.
26.5 Dinyatakan sebagai penawaran yang masuk
apabila dokumen penawaran pokok/utama
sebagaimana dimaksud pada 16.1
terpenuhi. Surat pengunduran diri
(misalnya) tidak termasuk sebagai
penawaran.
26.6 Apabila jumlah penawaran yang masuk
kurang dari 3 (tiga) maka dilanjutkan
dengan klarifikasi teknis dan negosisasi
harga/biaya terhadap penawaran yang
masuk.
26.7 Pokja ULP membuka Dokumen Penawaran
dihadapan peserta (apabila ada).
26.8 Pokja ULP memeriksa kelengkapan/
pemenuhan Dokumen Penawaran yang
meliputi:
a. surat penawaran yang didalamnya
tercantum masa berlaku penawaran dan
harga penawaran;
b. surat kuasa dari direktur
utama/pimpinan perusahaan kepada
penerima kuasa (apabila dikuasakan);
c. Jaminan Penawaran asli Berupa Scan
sebesar 2% dari nilai pagu anggaran.
d. daftar kuantitas dan harga;
e. surat perjanjian kemitraan/kerja sama
operasi (apabila bermitra);
f. dokumen penawaran teknis;
- Metoda Pelaksanaan;
- Jangka Waktu Pelaksanaan;
- Bagian Pekerjaan yang akan
disubkontrakkan; (Apabila Ada)
- Daftar Personil Inti;
- Daftar Peralatan Utama; dan
- Spesifikasi Teknis
g. formulir rekapitulasi perhitungan TKDN;
h. RK3K;
i. data kualifikasi; dan
j. Daftar barang yang diimpor (apabila
impor).
26.9 Pokja ULP tidak boleh menggugurkan
penawaran pada waktu pembukaan
penawaran.
26.10 Pokja ULP membuat Berita Acara
Pembukaan Penawaran yang paling kurang
memuat:
a. jumlah Dokumen Penawaran yang
masuk;
b. jumlah Dokumen Penawaran yang
lengkap dan tidak lengkap;
c. harga penawaran masing-masing
peserta;
d. kelainan-kelainan yang dijumpai dalam
Dokumen Penawaran (apabila ada);
e. keterangan lain yang dijumpai dalam
pembukaan Dokumen Penawaran
(apabila ada);
f. tanggal pembuatan Berita Acara; dan
g. tanda tangan anggota Pokja ULP dan
wakil peserta yang hadir atau saksi yang
ditunjuk oleh Pokja ULP apabila tidak
ada saksi dari peserta.
26.11 Dalam hal terjadi penundaan waktu
pembukaan penawaran, maka penyebab
penundaan tersebut harus dimuat dengan
jelas dalam Berita Acara.
26.12 Setelah dibacakan dengan jelas, Berita
Acara ditandatangani oleh anggota Pokja
ULP yang hadir dan 2 (dua) orang saksi.
26.13 Berita Acara dilampiri Dokumen Penawaran
dalam bentuk file elektronik.
26.14 Salinan Berita Acara dibagikan kepada
peserta yang hadir tanpa dilampiri
Dokumen Penawaran dan Pokja ULP dapat
mengunggah salinan tersebut melalui
aplikasi sistem pengadaan secara elektronik
(SPSE)sebagaimana tercantum dalam LDP
yang dapat diunduh oleh masing-masing
peserta.
26.15 Tata cara pembukaan dokumen penawaran
sesuai petunjuk penggunaan aplikasi SPSE
pada website LPSE.
27. Klarifikasi 27.1 Dalam mengevaluasi dokumen penawaran,
Dan Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi
Konfirmasi terhadap hal-hal yang tidak jelas dalam
Penawaran dokumen penawaran. Peserta harus
memberikan tanggapan atas klarifikasi.
Klarifikasi tidak boleh mengubah substansi
dan harga penawaran. Klarifikasi dan
tanggapan atas klarifikasi harus dilakukan
secara tertulis.
27.2 Terhadap hal-hal yang diragukan berkaitan
dengan dokumen penawaran, Pokja ULP
dapat melakukan konfirmasikebenarannya
termasuk peninjauan lapangankepada
pihak-pihak/instansi terkait.
27.3 Hasil klarifikasi/konfirmasi dapat
menggugurkan penawaran.
28. Hak Dalam keadaan khusus, Pokja ULP berhak
Menolak membatalkan proses pelelangan, menerima atau
atau menolak penawaran atau semua penawaran
Menerima setiap saat sebelum penandatanganan kontrak,
Penawaran dan tidak dapat diminta bertanggung jawab
apapun kepada penawar atau berkewajiban
untuk menginformasikan kepada penawar alasan
dari tindakan tersebut. Dalam hal pembatalan,
semua penawaran khususnya jaminan
penawaran segera dikembalikan kepada penawar.
29. Evaluasi 29.1 Evaluasi penawaran dilakukan dengan
Penawaran sistem gugur.
29.2 Data yang digunakan Pokja ULP dalam
evaluasi dokumen penawaran adalah data
yang diunggah (upload) pada aplikasi
sistem pengadaan secara elektronik, sesuai
dengan data syarat-syarat yang tertulis
dalam dokumen pengadaan.
29.3 Dalam hal terdapat lebih dari satu data
dokumen elektronik berbeda isi dan tidak
saling melengkapi serta tidak ada
keterangan penarikan, penggantian,
pengubahan, atau penambahan dokumen,
maka dokumen yang digunakan untuk
evaluasi adalah dokumen yang diupload
paling akhir. Tetapi jika waktu uploadnya
sama maka yang digunakan adalah
dokumen yang waktu modifikasinya paling
akhir.
29.4 Data dokumen elektronik yang rusak
(sesudah mendapat klarifikasi dari LPSE)
akibat kesalahan pengiriman dokumen oleh
Penyedia Jasa, yang mengakibatkan
dokumen tersebut tidak dapat dilakukan
evaluasi oleh Pokja ULP, maka dokumen
elektronik tersebut dinyatakan tidak
memenuhi syarat.
29.5 Sebelum evaluasi penawaran, dilakukan
koreksi aritmatik dengan ketentuan:
a. volume1 pekerjaan yang tercantum
dalam daftar kuantitas dan harga
disesuaikan dengan yang tercantum
dalam Dokumen Pengadaan;
b. apabila terjadi kesalahan hasil perkalian
antara volume dengan harga satuan
pekerjaan, maka dilakukan pembetulan,
dengan ketentuan harga satuan
pekerjaan yang ditawarkan tidak boleh
diubah2;
c. jenis pekerjaan yang tidak diberi harga
satuan dianggap sudah termasuk dalam
harga satuan pekerjaan yang lain dan
harga satuan pada daftar kuantitas dan
harga tetap dibiarkan kosong;
d. Jenis pekerjaan yang tidak tercantum
dalam daftar kuantitas dan harga
disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan
dan harga satuan pekerjaan dimaksud
dianggap nol serta sudah termasuk
dalam harga satuan pekerjaan yang lain.
e. Jenis pekerjaan yang ditawarkan
berbeda dengan daftar kuantitas dan
harga disesuaikan dengan jenis
pekerjaan yang tercantum dalam
dokumen pengadaan dan harga satuan
pekerjaan menggunakan harga yang
tercantum dalam penawaran.
f. Apabila terdapat koreksi pada huruf a
sampai dengan huruf e dilakukan
klarifikasi kepada penyedia.
29.6 Hasil koreksi aritmatik dapat mengubah
nilai penawaran sehingga urutan peringkat
dapat menjadi lebih tinggi atau lebih
rendah dari urutan peringkat semula.
29.7 Penawaran setelah koreksi aritmatik yang
melebihi nilai total HPS dinyatakan gugur.
29.8 Berdasarkan hasil koreksi aritmatik Pokja
ULP menyusun urutan dimulai dari nilai
penawaranterendah terkoreksi.
29.9 Hasil koreksi aritmatik diumumkan melalui
aplikasi sistem pengadaan secara
elektroniksebagaimana tercantum dalam

1Volume yang dimaksud adalah perkalian antara satuan dengan kuantitas, masing-masing dilakukan
pembetulan.
2Harga satuan pekerjaan dilakukan pembetulan apabila terjadi kesalahan penempatan desimal.
LDP.
29.10 Pelaksanaan evaluasi dengan sistem gugur
dilakukan oleh Pokja ULP untuk
mendapatkan 3 (tiga) penawaran yang
memenuhi syarat yang dimulai dari
penawaran terendah setelah koreksi
aritmatik.
29.11 Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat
kurang dari 3 (tiga) penawar yang menawar
harga di bawah HPS maka proses lelang
tetap dilanjutkan dengan melakukan
evaluasi penawaran.
29.12 Pokja ULP melakukan evaluasi penawaran
yang meliputi:
a. evaluasi administrasi;
b. evaluasi teknis; dan
c. evaluasi harga.
29.13 Ketentuan umum dalam melakukan
evaluasi sebagai berikut:
a. Pokja ULP dilarang menambah,
mengurangi, mengganti
dan/ataumengubah kriteria dan
persyaratan yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan;
b. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang
menambah, mengurangi, mengganti,
dan/atau mengubah isi Dokumen
Penawaran;
c. penawaran yang memenuhi syarat
adalah penawaran yang sesuai dengan
ketentuan antara lain disampaikan oleh
penawar yang berhak,pada waktu yang
telah ditentukan, untuk paket pekerjaan
yang dilelangkan, memenuhi syarat-
syarat yang ditetapkan meliputi syarat
administrasi, syarat teknis dalam
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan dan harga yang
wajar dapat dipertanggung jawabkan
tanpa ada penyimpangan yang bersifat
penting/pokok atau penawaran
bersyarat;
d. penyimpangan yang bersifat
penting/pokok atau penawaran
bersyarat adalah:
1) penyimpangan dari Dokumen
Pengadaan yang mempengaruhi
lingkup, kualitas dan hasil/kinerja
pekerjaan; dan/atau
2) penawaran dari peserta dengan
persyaratan tambahan yang akan
menimbulkan persaingan usaha
tidak sehat dan/atau tidak adil
diantara peserta yang memenuhi
syarat.
e. para pihak dilarang mempengaruhi atau
melakukan intervensi kepada Pokja ULP
selama proses evaluasi;
f. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti
adanya persaingan usaha yang tidak
sehat dan/atau terjadi pengaturan
bersama (kolusi/persekongkolan) antara
peserta, Pokja ULP dan/atau PPK,
dengan tujuan untuk memenangkan
salah satu peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon
pemenang dan peserta lain yang
terlibat dimasukkan ke dalam Daftar
Hitam;
2) anggota Pokja ULP dan/atau PPK
yang terlibat persekongkolan diganti,
dikenakan sanksi administrasi
dan/atau pidana;
3) proses evaluasi tetap dilanjutkan
dengan menetapkan peserta lainnya
yang tidak terlibat (apabila ada); dan
4) apabila tidak ada peserta lain
sebagaimana dimaksud pada angka
3), maka pelelangan dinyatakan
gagal.
29.14 Evaluasi Administrasi:
a. penawaran dinyatakan memenuhi
persyaratan administrasi, apabila:
1) syarat-syarat substansial yang
diminta berdasarkan Dokumen
Pengadaan dipenuhi/dilengkapi:
a) surat penawaran;
b) surat kuasa dari direktur
utama/pimpinan perusahaan
kepada penerima kuasa
(apabila dikuasakan);
c)
Jaminan Penawaran asli (untuk
paket pekerjaan diatas Rp
2.500.000.000,00 (dua miliar
lima ratus juta rupiah));
d) Daftar Kuantitas dan Harga;
e) surat perjanjian kemitraan/kerja
sama operasi (apabila bermitra);
f) rekapitulasi perhitungan TKDN
(khusus untuk peserta yang
tidak menyampaikan TKDN,
penawarannya tidak
digugurkan dan nilai TKDNnya
dianggap nol);
g) RK3K;
h) data kualifikasi;
i) daftar barang yang diimpor
(apabila impor); dan
j) dokumen penawaran teknis.
- Metoda Pelaksanaan;
- Jangka Waktu Pelaksanaan;
- Bagian Pekerjaan yang akan
disubkontrakkan; (Apabila
Ada)
- Daftar Personil Inti;
- Daftar Peralatan Utama; dan
- Spesifikasi Teknis
k) memiliki surat keterangan
dukungan keuangan dari bank
pemerintah/swasta sebesar
10 % dari nilai pagu anggaran.
2) memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) surat penawaran3 memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
(1) jangka waktu berlakunya
surat penawaran tidak
kurang dari waktu
sebagaimana tercantum
dalam LDP, dengan
ketentuan:
(a) apabila ada perbedaan
nilai penulisan antara
angka dan huruf maka
yang diakui adalah
tulisan huruf;
(b) apabila nilai yang
3 Dalam hal terdapat kesalahan penulisan nama Pokja dan/atau nama paket tidak dapat dinyatakan gugur.
tertulis dalam angka
jelas sedangkan nilai
dalam huruf tidak jelas,
maka nilai yang diakui
adalah nilai yang
tertulis dalam angka;
atau
(c) apabila nilai dalam
angka dan nilai yang
tertulis dalam huruf
tidak jelas, maka
penawaran dinyatakan
gugur.
(2) Bertanggal.
b) Jaminan Penawaran asli
memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
(1) diterbitkan oleh Bank
Umum, yang mempunyai
program asuransi kerugian
(suretyship) sebagaimana
ditetapkan oleh Menteri
Keuangan, atau telah
mendapat rekomendasi dari
Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) apabila berbentuk
konsorsium;
(2) Jaminan Penawaran dimulai
sejak tanggal terakhir
pemasukan penawaran dan
masa berlakunya tidak
kurang dari waktu
sebagaimana tercantum
dalam LDP; atau
(3) nama peserta sama dengan
nama yang tercantum dalam
Jaminan Penawaran;
(4) besaran nilai Jaminan
Penawaran tidak kurang dari
nilai sebagaimana tercantum
dalam LDP;
(5) besaran nilai Jaminan
Penawaran dicantumkan
dalam angka dan huruf;
(6) nama Pokja ULP yang
menerima Jaminan
Penawaran sama dengan
nama Pokja ULP yang
mengadakan pelelangan;
(7) paket pekerjaan yang dijamin
sama dengan paket
pekerjaan yang dilelangkan;
(8) Jaminan Penawaran harus
dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai
Jaminan dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari
kerja, setelah surat
pernyataan wanprestasi dari
Pokja ULP diterima oleh
Penerbit Jaminan;
(9) Jaminan Penawaran atas
nama perusahaan kemitraan
(Kerja Sama Operasi/KSO)
harus ditulis atas nama
perusahaan kemitraan/KSO;
(10) Kriteria pencairan jaminan
penawaran sesuai dengan
persyaratan yaitu:
(a) peserta terlibat
KKN(yang dilakukan
oleh badan usaha non
kecil);
(b) peserta menarik
kembali penawarannya
selama
dilaksanakannya
pelelangan;
(c) tidak bersedia
menambah nilai
Jaminan Pelaksanaan
dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon
pemenang cadangan 1
dan 2harga
penawarannya di
bawah 80% HPS;
(d) tidak hadir dalam
klarifikasi dan/atau
verifikasi kualifikasi
dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon
pemenang cadangan 1
dan 2dengan alasan
yang tidak dapat
diterima; atau
(e) mengundurkan diri
atau gagal tanda
tangan kontrak.
(11) substansi dan
keabsahan/keaslian Jaminan
Penawaran telah diklarifikasi
dan dikonfirmasi secara
tertulis oleh Pokja ULP
kepada penerbit jaminan.
c) surat kuasa (apabila
dikuasakan):
(1) Harus ditandatangani
direktur utama / pimpinan
perusahaan;
(2) Nama penerima kuasa
tercantum dalam akte
pendirian/anggaran dasar ;
(3) Dalam hal kemitraan, surat
kuasa ditandatangani oleh
anggota kemitraan yang
diwakili menurut perjanjian
kerja sama.
d) surat perjanjian kemitraan/kerja
sama operasi (apabila bermitra)
memenuhi persyaratan antara
lain sebagai berikut:
(1) mencantumkan nama
kemitraan sesuai dengan
data kualifikasi;
(2) mencantumkan lead firm dan
mitra/anggota;
(3) mencantumkan modal
(sharing) dari setiap
perusahaan;
(4) mencantumkan nama pihak
yang mewakili
kemitraan/KSO;
(5) ditandatangani para calon
peserta kemitraan/KSO.
e) dokumen penawaran teknis.
(akan dievaluasi lebih lanjut
sesuai dengan kriteria
persyaratan teknis pada tahap
evaluasi teknis)
b. Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi
secara tertulis terhadap hal-hal yang
kurang jelas dan meragukan namun
tidak boleh mengubah substansi;
c. peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi dilanjutkan dengan
evaluasi teknis;
d. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah
ada yang tidak memenuhi persyaratan
administrasi, Kelompok Kerja ULP
melakukan evaluasi administrasi
terhadap penawar terendah berikutnya
(apabila ada);
e. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua)
peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi, maka evaluasi tetap
dilanjutkan dengan evaluasi teknis; dan
f. apabila tidak ada peserta yang
memenuhi persyaratan administrasi,
maka pelelangan dinyatakan gagal.
29.15 Evaluasi Teknis:
a. evaluasi teknis dilakukan terhadap
peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi;
b. unsur-unsur yang dievaluasi teknis
sesuai dengan yang ditetapkan dalam
dokumen pengadaan ini;
c. evaluasi teknis dilakukan dengan sistem
gugur dengan ketentuan:
1) Pokja ULP menilai persyaratan teknis
minimal yang harus dipenuhi dengan
membandingkan pemenuhan
persyaratan teknis sebagaimana
tercantum dalam LDP dan khusus
personil inti serta peralatan utama
minimal tercantum dalam LDK;
2) penilaian persyaratan teknis,
minimal dilakukan terhadap:
a) metode pelaksanaan
pekerjaan memenuhi
persyaratan substantif yang
meliputi tahapan/urutan
pekerjaan dari awal sampai
akhir secara garis besar dan
uraian/cara kerja dari
masing-masing jenis
pekerjaan utama dan
pekerjaan
penunjang/sementarayang
ikut menentukan
keberhasilan pelaksanaan
pekerjaan utama yangdapat
dipertanggung jawabkan
secara teknis dan diyakini
menggambarkan penguasaan
dalam penyelesaian
pekerjaan. Jenis-jenis
pekerjaan utama dan
pekerjaan penunjang/
sementara yang ikut
menentukan keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan
utama sebagaimana yang
tercantum dalam LDP.
b) jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan yang dievaluasi
sampai dengan serah terima
pertama/Provision Hand Over
(PHO)) sebagaimana tercantum
dalam Dokumen Pengadaan
sebagaimana yang tercantum
dalam LDP..
c) Peralatan utama minimal: jenis,
kapasitas, komposisi dan jumlah
yang disediakan untuk
pelaksanaan pekerjaan
menggunakan data peralatan
sebagaimana yang tercantum
dalam LDP.
d) personil inti yang akan
ditempatkan secara penuh
sesuai dengan persyaratan
sebagaimana tercantum dalam
LDK Meliputi, pengalaman,
keahlian/ keterampilan, Tingkat
Pendidikan, serta posisinya
dalam manajemen pelaksanaan
yang diajukan sebagaimana
yang tercantum dalam LDP.
e) bagian pekerjaan yang akan
disubkontrakkan memenuhi
ketentuan sesuai dengan
prsyaratan sebagaimana
tercantum dalam LDP
f) RK3K memenuhi persyaratan
yaitu adanya sasaran dan
program K3 yang secara umum
menggambarkan penguasaan
dalam mengendalikan risiko
bahaya K3.
2) Pokja ULP dapat meminta uji
mutu/teknis/fungsi untuk bahan/alat tertentu
sebagaimana tercantum dalam LDP;
a. apabila dalam evaluasi teknis terdapat
hal-hal yang kurang jelas atau
meragukan, Pokja ULP melakukan
klarifikasi dengan peserta. Hasil
klarifikasi dapat menggugurkan
penawaran;
b. peserta yang dinyatakan lulus evaluasi
teknis dilanjutkan ke tahap evaluasi
harga;
c. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah
setelah koreksi aritmatik ada yang tidak
memenuhi persyaratan teknis, Pokja
ULP dapat melakukan evaluasi
penawaran terhadap penawar terendah
berikutnya (apabila ada);
d. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua)
peserta yang lulus evaluasi teknis, maka
evaluasi tetap dilanjutkan dengan
evaluasi harga;
e. apabila tidak ada peserta yang lulus
evaluasi teknis maka pelelangan
dinyatakan gagal.

Apabila menggunakan sistem gugur dengan ambang batas maka ketentuan


berikut harus dicantumkan dalam dokumen pengadaan :
− Evaluasi yang menggunakan sistem gugur dengan ambang batas, dilakukan
dengan membandingkan pemenuhan persyaratan teknis (perolehan nilai)
unsur dan sub unsur yang ditetapkan dalam LDP.
− Penawaran dinyatakan lulus teknis apabila masing-masing unsur maupun
nilai total keseluruhan unsur memenuhi ambang batas minimal
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pengadaan/LDP.

29.16 Evaluasi Harga:


a. Unsur-unsur yang perlu dievaluasi
adalah hal-hal yang pokok atau penting,
dengan ketentuan:
1) total harga penawaran terkoreksi
dibandingkan nilai total HPS:
f) apabila total harga penawaran
terkoreksi melebihi nilai total
HPS, dinyatakan gugur; dan
g) apabila semua harga penawaran
terkoreksi di atas nilai total HPS,
pelelangan dinyatakan gagal;
2) harga satuan penawaran yang
nilainya lebih besar dari 110%
(seratus sepuluh perseratus) dari
harga satuan yang tercantum dalam
HPS, dilakukan klarifikasi. Apabila
setelah dilakukan klarifikasi ternyata
harga satuan penawaran tersebut
timpang, maka harga satuan
penawaran timpang hanya berlaku
untuk volume sesuai dengan Daftar
Kuantitas dan Harga. Selanjutnya
daftar jenis/item pekerjaan timpang
tersebut dimasukkan ke dalam
Kontrak
3) mata pembayaran yang harga
satuannya nol atau tidak ditulis
dilakukan klarifikasi dan kegiatan
tersebut harus tetap dilaksanakan.
Harganya dianggap termasuk dalam
harga satuan pekerjaan lainnya;
b. Dilakukan klarifikasi kewajaran harga
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Klarifikasi dalam hal penawaran
Tingkat Komponen Dalam Negeri
(TKDN) berbeda dibandingkan
dengan perkiraan Pokja ULP;
2) Klarifikasi/Evaluasi kewajaran harga
dalam hal harga penawaran nilainya
di bawah 80% (delapan puluh
perseratus) HPS, dengan ketentuan:
f) Meneliti dan menilai kewajaran
harga satuan dasar meliputi
harga upah, bahan, dan
peralatan dari harga satuan
penawaran, sekurang-kurangnya
pada setiap mata pembayaran
utama;
g) Meneliti dan menilai kewajaran
kuantitas/koefisien dari unsur
upah, bahan, dan peralatan
dalam Analisa Harga Satuan;
h) Hasil penelitian butir a) dan butir
b) digunakan untuk menghitung
harga satuan yang dinilai wajar
tanpa memperhitungkan
keuntungan yang ditawarkan;
dan
i) Harga satuan yang dinilai wajar
digunakan untuk menghitung
total harga penawaran yang
dinilai wajar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
j) Total harga sebagaimana
dimaksud pada huruf d. dihitung
berdasarkan volume yang ada
dalam daftar kuantitas dan
harga.
Apabila total harga penawaran yang

diusulkan lebih kecil dari hasil

evaluasi sebagaimana tersebut

diatas, maka harga penawaran

dinyatakan tidak wajar dan gugur

harga.

Apabila total harga penawaran lebih

besar dari hasil evaluasi

sebagaimana tersebut diatas, maka

harga penawaran dinyatakan wajar

dan apabila peserta tersebut

ditunjuk sebagai pemenang

pelelangan, harus bersedia untuk

menaikkan Jaminan Pelaksanaan

menjadi 5% (lima perseratus) dari

nilai total HPS.


Apabila peserta yang bersangkutan

tidak bersedia menaikkan nilai

Jaminan Pelaksanaan menjadi

sebesar 5% HPS, penawarannya

digugurkan dan Jaminan Penawaran

dicairkan dan disetorkan ke kas

Negara/Daerah, serta dimasukkan

dalam Daftar Hitam.

c. Memperhitungkan preferensi harga atas


penggunaan produksi dalam negeri
(apabila memenuhi persyaratan
diberlakukannya preferensi
harga)dengan ketentuan Perhitungan
Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
yang disampaikan oleh peserta
berdasarkan penilaian sendiri (self
assessment), digunakan dalam evaluasi
penawaran harga apabila pelelangan
pekerjaan tersebut diberlakukan
preferensi harga yaitu apabila memenuhi
ketentuan:
1) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa
dalam negeri diberlakukan pada
Pengadaan Barang/Jasa yang
dibiayai rupiah murni tetapi hanya
berlaku untuk Pengadaan Barang/
Jasa bernilai diatas
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah); dan
2) Preferensi Harga hanya diberikan
kepada Barang/Jasa dalam negeri
dengan TKDN lebih besar atau sama
dengan 25% (dua puluh lima
perseratus).
Apabila peserta tidak menyampaikan
formulir perhitungan TKDN maka
peserta dianggap tidak menginginkan
diberlakukan preferensi harga bagi
penawarannya dan tidak
menggugurkan.
Ketentuan dan tata cara
penghitungan TKDN merujuk pada
ketentuan yang ditetapkan oleh
Menteri yang membidangi urusan
perindustrian dengan tetap
berpedoman pada tata nilai
Pengadaan Barang/Jasa
sebagaimana diatur dalam Peraturan
PresidenNomor 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 04Tahun 2015 beserta
petunjuk teknisnya.
3) rumus penghitungan sebagai
berikut:
 1 
HEA     HP
 1  KP 
HEA = Harga Evaluasi Akhir.
KP = Koefisien Preferensi (Tingkat
Komponen Dalam Negeri
(TKDN) dikali Preferensi
tertinggi Barang/Jasa).
HP = Harga Penawaran
(HargaPenawaran/terkoreksi
yangmemenuhipersyaratan
lelang dan telah dievaluasi).
4) dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih
penawaran dengan HEA yang sama,
penawar dengan TKDN terbesar
adalah sebagai pemenang;
5) pemberian Preferensi Harga tidak
mengubah Harga Penawaran dan
hanya digunakan oleh Pokja ULP
untuk keperluan perhitungan HEA
guna menetapkan peringkat
pemenang.
d. Apabila terdapat 2 (dua) calon pemenang
memiliki harga penawaran yang sama
dalam hal tidak diperhitungkan TKDN,
maka Pokja ULP memilih peserta yang
mempunyai kemampuan teknis lebih
besar dan hal ini dicatat dalam Berita
Acara Hasil Pelelangan.
e. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti
harga tidak wajar akibat terjadinya
persaingan usaha tidak sehat dan/atau
terjadi pengaturan bersama
(kolusi/persekongkolan) sebagaimana
ketentuan peraturan dan perundang-
undangan, maka pelelangan dinyatakan
gagal dan peserta yang terlibat
dimasukkan dalam Daftar Hitam.
29.17 Pokja ULP menyusun urutan 3 (tiga)
penawaran sebagai calon pemenang dan
calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila
ada).

29. Evaluasi 30.1 Evaluasi dilakukan terhadap calon


Kualifikasi pemenang pelelangan dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 (apabila ada).
30.2 Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan
menggunakan metode penilaian sistem
gugur.
30.3 Pakta Integritas telah diisi dan
ditandatangani oleh peserta anggota
kemitraan/KSO sebelum pemasukan
penawaran, apabila tidak ditandatangani
maka tidak dievaluasi lebih lanjut.
30.4 Tata cara evaluasi kualifikasi dilakukan
sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen
Kualifikasi.
30.5 Apabila tidak ada calon pemenang yang
lulus evaluasi kualifikasi, maka lelang
dinyatakan gagal.
31. Pembuktian 31.1 Pembuktian kualifikasi terhadap peserta
Kualifikasi yang memenuhi persyaratan kualifikasi
dilakukan setelah evaluasi kualifikasi.
31.2 Pembuktian kualifikasi dilakukan dengan
cara melihat keaslian dokumen dari
dokumen asli atau salinan dokumen yang
sudah dilegalisir oleh pejabat yang
berwenang dan meminta salinan dokumen
tersebut.
31.3 Pokja ULP melakukan klarifikasi dan/atau
verifikasi kepada penerbit dokumen,
apabila dokumen yang digunakan dalam
pembuktian kualifikasi masih diragukan
kebenarannya.
31.4 Apabila peserta tidak hadir dalam
pembuktian kualifikasi dan telah diberikan
kesempatan serta tenggang waktu yang
cukup, maka peserta digugurkan dan
Jaminan Penawaran yang bersangkutan
dicairkan dan disetorkan ke kas
Negara/kas Daerah.
31.5 Apabila hasil pembuktian kualifikasi
ditemukan data tidak benar/pemalsuan
data/tidak dapat menunjukan dokumen
asli atau salinan dokumen yang sudah
dilegalisir, maka peserta digugurkan, badan
usaha dan/atau pengurusnya dimasukkan
dalam Daftar Hitam, Jaminan Penawaran
yang bersangkutan dicairkan dan
disetorkan ke kas Negara/kas Daerah.
31.6 apabila tidak ada calon pemenang yang
lulus pembuktian kualifikasi, maka lelang
dinyatakan gagal.

32. Klarifikasi Dalam hal yang memasukkan penawaran kurang


dan dari 3 (tiga) dilakukan dengan ketentuan:
negosiasi d. Klarifikasi teknis dan harga dimulai dari
teknis dan penawar dari urutan terendah pertama setelah
harga koreksi aritmatik yang memenuhi persyaratan
administrasi dan teknis;
e. Hal yang diklarifikasi adalah metode
pelaksanaan pekerjaan yang dapat
mempengaruhi harga untuk dilakukan
negosiasi;
f. Apabila klarifikasi dan negosiasi terhadap
penawaran terendah pertama tidak tercapai
kesepakatan, maka penawarannya dinyatakan
gugur dan dilanjutkan negosiasi terhadap
penawaran terendah kedua, apabila ada.

F. Penetapan Pemenang

33. Penetapan 33.1 Pokja ULP membuat Surat Penetapan


Pemenang Pemenang, Pemenang Cadangan 1, dan
Pemenang Cadangan 2 (apabila ada
pemenang cadangan) untuk nilai
penawaran terkoreksi sampai dengan
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) berdasarkan Berita Acara Hasil
Pelelangan (BAHP).
33.2 PA membuat Surat Penetapan Pemenang,
Pemenang Cadangan 1, dan Pemenang
Cadangan 2 (apabila ada pemenang
cadangan) untuk nilai penawaran terkoreksi
diatas Rp100.000.000.000,00 (seratus
miliar rupiah) setelah mendapat usulan dari
Pokja ULP, dengan ketentuan:
d. usulan penetapan pemenang
ditembuskan kepada PPK dan APIP
Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi; dan
e. apabila PA tidak setuju dengan usulan
Pokja ULP dengan alasan yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, maka PA memerintahkan
evaluasi ulang atau menyatakan
pelelangan gagal.
33.3 Dalam hal nilai penawaran terkoreksi
pemenang sampai dengan
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) dan nilai penawaran terkoreksi
pemenang cadangan diatas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah), maka penetapannya oleh PA
setelah mendapatkan usulan dari Pokja
ULP.
33.4 Dalam hal hasil evaluasi peserta akan
diusulkan sebagai pemenang pada beberapa
paket pekerjaan, dan sisa kemampuan
menangani paket (SKP) tidak mencukupi
maka dilakukan klarifikasi untuk memilih
paket pekerjaan berdasarkan pilihan
penyedia jasa setelah mempertimbangkan
ketersediaan peralatan dan personil.
33.5 Dalam hal peserta mengikuti pelelangan
beberapa paket pekerjaan konstruksi dalam
waktu penetapan pemenang bersamaan:
d. menawarkan peralatan yang sama pada
masing-masing paket pekerjaan, maka
hanya dapat ditetapkan sebagai
pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan
setelah dilakukan klarifikasi untuk
menentukan peralatan tersebut akan
ditempatkan, sedangkan untuk paket
pekerjaan lainnya dinyatakan peralatan
tidak ada dan dinyatakan gugur;
e. Ketentuan hanya dapat ditetapkan
sebagai pemenang pada 1 (satu) paket
pekerjaan sebagaimana dimaksud pada
huruf a, dapat dikecualikan dengan
syarat waktu penggunaan alat tidak
tumpang tindih (overlap), ada peralatan
candangan yang diusulkan dalam
dokumen penawaran yang memenuhi
syarat, dan/atau kapasitas dan
produktifitas peralatan secara teknis
dapat menyelesaikan lebih dari 1 (satu)
paket pekerjaan;
f. menawarkan personil yang sama pada
masing-masing paket pekerjaan, maka
hanya dapat ditetapkan sebagai
pemenang pada 1 (satu) paket pekerjaan
setelah dilakukan klarifikasi untuk
menentukan personil tersebut akan
ditempatkan, sedangkan untuk paket
pekerjaan lainnya dinyatakan personil
tidak ada dan dinyatakan gugur;
g. Ketentuan pada huruf c hanya dapat
ditetapkan sebagai pemenang pada 1
(satu) paket pekerjaan konstruksi,
dikecualikan apabila personil yang
diusulkan penugasannya sebagai Kepala
Proyek atau ada personil cadangan yang
diusulkan dalam dokumen penawaran
yang memenuhi syarat;
h. menawarkan personil yang sedang
bekerja di paket lain, maka pada saat
akan ditetapkan sebagai pemenang
dipastikan sudah tidak terikat pada
paket lain.
33.6 Penetapan pemenang disusun sesuai
dengan urutannya dan harus memuat:
d. nama paket pekerjaan dan nilai total
HPS;
e. nama dan alamat Penyedia serta harga
penawaran atau harga penawaran
terkoreksi;
f. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
g. hasil evaluasi penawaran administrasi,
teknis, harga; dan
h. evaluasi kualifikasi.
33.7 Data pendukung yang diperlukan untuk
menetapkan pemenang adalah:
d. Dokumen Pengadaanbeserta adendum
(apabila ada);
e. BAPP;
f. BAHP; dan
g. Dokumen Penawaran dari pemenang dan
pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila
ada) yang telah diparaf anggota Pokja
ULP dan 2 (dua) wakil peserta/saksi.
33.8 Apabila terjadi keterlambatan dalam
menetapkan pemenang dan mengakibatkan
surat penawaran dan Jaminan Penawaran
habis masa berlakunya, dilakukan
konfirmasi kepada calon pemenang, calon
pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada)
untuk memperpanjang masa berlaku surat
penawaran dan Jaminan Penawaran sampai
dengan perkiraan jadwal penandatanganan
kontrak. Calon pemenang, calon pemenang
cadangan 1 dan 2 (apabila ada) yang tidak
bersedia memperpanjang surat penawaran
dan Jaminan Penawaran dapat
mengundurkan diri tanpa dikenakan
sanksi.

34. Pengumum- Pokja ULP mengumumkan pemenang dan


an pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada) kepada
Pemenang masyarakat di websitelayanan pengadaan secara
elektronik (LPSE) sebagaimana tercantum dalam
LDPdan papan pengumuman resmi yang memuat
sekurang-kurangnya:
a. nama paket pekerjaan dan nilai total HPS;
b. nama dan alamat penyedia;
c. harga penawaran;
d. harga penawaran terkoreksi;
e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan
f. hasil evaluasi penawaran administrasi, teknis,
harga, dan kualifikasi untuk seluruh peserta
yang dievaluasi dilengkapi dengan penjelasan
untuk setiap penawaran yang dinyatakan
gugur dari substansi yang dievaluasi (alasan
gugur administrasi/teknis/harga/ kualifikasi).

35. Sanggahan 35.1 Peserta yang memasukkan penawaran


dapat menyampaikan sanggahan secara
elektronik atas penetapan pemenang
kepada Pokja ULP disertai bukti terjadinya
penyimpangan melalui website, dengan
tembusan kepada PPK, PA/KPA dan APIP
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah
Daerah/ Institusi sebagaimana tercantum
dalam LDP, dengan ketentuan:
a. Pelelangan Umum paling lambat 5 (lima)
hari kalender setelah pengumuman
pemenang; atau
b. Pemilihan Langsung paling lambat 3
(tiga) hari kalender setelah pengumuman
pemenang.
35.2 Sanggahan diajukan oleh pesertabaik
secara sendiri-sendiri maupun bersama-
sama dengan peserta lain.
35.3 Sanggahan diajukan apabila terjadi
penyimpangan prosedur meliputi:
a. penyimpangan terhadap ketentuan dan
prosedur yang diatur dalam Peraturan
Presiden No. 54 Tahun 2010 yang
terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 04Tahun 2015 beserta
petunjuk teknisnya dan yang telah
ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan;
b. rekayasa tertentu sehingga menghalangi
terjadinya persaingan usaha yang sehat;
dan/atau
c. penyalahgunaan wewenang oleh Pokja
ULP dan/atau pejabat yang berwenang
lainnya.
35.4 Apabila sanggahan dinyatakan benar maka
Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal.
35.5 Sanggahan yang diajukan bukan dari
peserta dianggap sebagai pengaduan dan
tetap harus ditindaklanjuti serta tidak
menghentikan proses pelelangan.
35.6 Sanggahan yang disampaikan kepada
PA/KPA, PPK atau disampaikan dan
diterima diluar masa sanggah, dianggap
sebagai pengaduan dan tetap harus
ditindaklanjuti serta tidak menghentikan
proses pelelangan.

G. Penunjukan Pemenang Pengadaan

36. Penunjukan 36.1 Pokja ULP menyampaikan Berita Acara


Penyedia Hasil Pelelangan (BAHP) kepada PPK dengan
Barang/Jasa tembusan kepada Kepala ULP sebagai dasar
untuk menerbitkan Surat Penunjukan
Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ).
36.2 PPK menerbitkan SPPBJ, dengan
ketentuanapabila:
d. pernyataan peserta pada formulir isian
kualifikasi masih berlaku;
e. tidak ada sanggahan dari peserta;
f. sanggahan terbukti tidak benar; atau
g. masa sanggah berakhir.
36.3 Rapat persiapan penandatanganan kontrak,
hal-hal yang dibahas antara lain:
d. Draft kontrak (substansi kontrak);
e. Kelengkapan dokumen kontrak;
f. Rencana penandatanganan kontrak;
g. Jaminan Uang Muka (ketentuan, bentuk,
isi, waktu penyerahan)
h. Jaminan Pelaksanaan (ketentuan,
bentuk, isi, waktu penyerahan)
i. Asuransi;
j. Harga satuan timpang;
k. Penyesuaian harga (apabila diperlukan);
l. tenaga kerja praktek/magang;
m. Hal-hal yang telah diklarifikasi dan
dikonfirmasi pada saat evaluasi
penawaran; dan/atau
n. Hal-hal yang dianggap perlu.

36.4 Penyedia yang ditunjuk wajib menerima


keputusan tersebut, dengan ketentuan:
d. apabila yang bersangkutan
mengundurkan diri dan masa
penawarannya masih berlaku dengan
alasan yang dapat diterima secara
obyektif oleh Pokja ULP, maka Jaminan
Penawaran yang bersangkutan dicairkan
dan disetorkan sebagaimana tercantum
dalam LDP;
e. apabila yang bersangkutan
mengundurkan diri dan masa
penawarannya masih berlaku dengan
alasan yang tidak dapat diterima secara
obyektif oleh Pokja ULP, maka Jaminan
Penawaran yang bersangkutan dicairkan
dan disetorkan sebagaimana tercantum
dalam LDP serta dimasukkan dalam
Daftar Hitam /Black List; atau
f. apabila yang bersangkutan tidak
bersedia ditunjuk karena masa
penawarannya sudah tidak berlaku,
maka tidak dikenakan sanksi dan
Jaminan Penawaran yang bersangkutan
tidak boleh dicairkan.
36.5 Apabila pemenang yang ditunjuk
mengundurkan diri, maka penunjukan
pemenang dapat dilakukan kepada
pemenang cadangan sesuai dengan urutan
peringkat, selama masa surat penawaran
dan Jaminan Penawaran pemenang
cadangan masih berlaku atau sudah
diperpanjang masa berlakunya.
36.6 Apabila semua pemenang yang ditunjuk
mengundurkan diri, maka pelelangan
dinyatakan gagal oleh PA/KPA setelah
mendapat laporan dari PPK.
36.7 SPPBJ harus diterbitkan, dengan
ketentuan:
d. pada Pelelangan Umum, paling lambat 6
(enam) hari kalender setelah
pengumuman penetapan pemenang,
apabila tidak ada sanggahan;
e. pada Pemilihan Langsung, paling lambat
4 (empat) hari kalender setelah
pengumuman penetapan pemenang,
apabila tidak ada sanggahan; atau
f. Dalam hal Pelelangan Umum/Pemilihan
Langsung, paling lambat 2 (dua) hari
kalender setelah semua sanggahan
dijawab.
36.8 Di dalam SPPBJ disebutkan/ ditegaskan/
ditulis bahwa penyedia harus menyiapkan
Jaminan Pelaksanaan sebelum
penandatanganan kontrak.
37. Kerahasiaan 37.1 Proses evaluasi Dokumen Penawaran
Proses bersifat rahasia dan dilaksanakan oleh
pokja ULP secara independen.
37.2 Informasi yang berhubungan dengan
penelitian, evaluasi, klarifikasi, konfirmasi,
dan usulan calon pemenang tidak boleh
diberitahukan kepada peserta, atau orang
lain yang tidak berkepentingan sampai
keputusan pemenang diumumkan.
37.3 Setiap usaha peserta lelang mencampuri
proses evaluasi dokumen penawaran atau
keputusan pemenang akan mengakibatkan
ditolaknya penawaran yang bersangkutan.
37.4 Evaluasi penawaran yang disimpulkan
dalam Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP)
oleh Pokja ULP bersifat rahasia sampai
dengan saat pengumuman pemenang.

H. Pelelangan Gagal

38. Pelelangan 38.1 Pokja ULP menyatakan pelelangan gagal,


Gagal apabila:
a. tidak ada penawaran yang lulus evaluasi
penawaran;
b. dalam evaluasi penawaran ditemukan
bukti/indikasi terjadi persaingan tidak
sehat;
c. harga penawaran terendah terkoreksi
lebih tinggi dari HPS;
d. sanggahan dari peserta atas pelaksanaan
pelelangan yang tidak sesuai dengan
ketentuan Peraturan Presiden No. 54
Tahun 2010 yang terakhir diubah
dengan Peraturan Presiden No.
04Tahun 2015 beserta petunjuk
teknisnya dan Dokumen Pengadaan
ternyata benar;
e. sanggahan dari peserta atas kesalahan
substansi Dokumen Pengadaan ternyata
benar; atau
f. calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2, setelah dilakukan
evaluasi dengan sengaja tidak hadir
dalam klarifikasi dan/atau pembuktian
kualifikasi.
38.2 PA/KPAsebagaimana tercantum dalam LDP
menyatakan pelelangan gagal, apabila:
a. PA/KPA sebagaimana tercantum dalam
LDP sependapat dengan PPK yang tidak
bersedia menandatangani SPPBJ karena
proses Pelelangan tidak sesuai dengan
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta
petunjuk teknisnya;
b. pengaduan masyarakat adanya dugaan
KKN yang melibatkan Pokja ULP
dan/atau PPK ternyata benar;
c. dugaan KKN dan/atau pelanggaran
persaingan sehat dalam pelaksanaan
Pelelangan dinyatakan benar oleh pihak
berwenang;
d. sanggahan dari Penyedia Barang/Jasa
atas kesalahan prosedur yang tercantum
dalam Dokumen Pengadaan ternyata
benar;
e. Dokumen Pengadaan tidak sesuai
dengan Peraturan Presiden No. 54 Tahun
2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 04 Tahun
2015beserta petunjuk teknisnya;
f. pelaksanaan Pelelangan tidak sesuai
atau menyimpang dari Dokumen
Pengadaan;
g. calon pemenang dan calon pemenang
cadangan 1 dan 2 mengundurkan diri;
atau
h. pelaksanaan Pelelangan melanggar
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010
yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta
petunjuk teknisnya.
38.3 Menteri/Kepala Lembaga/Pimpinan
Institusi menyatakan pelelangan gagal,
apabilapengaduan masyarakat atas
terjadinya KKN yang melibatkan KPA,
ternyata benar.
38.4 Kepala Daerah menyatakan pelelangan
gagal, apabila pengaduan masyarakat atas
terjadinya KKN yang melibatkan PA
dan/atau KPA, ternyata benar.
38.5 Setelah pelelangan dinyatakan gagal, maka
Pokja ULP memberitahukan kepada seluruh
peserta.
38.6 Setelah pemberitahuan adanya pelelangan
gagal, Pokja ULP atau Pokja ULP pengganti
(apabila diganti) meneliti dan menganalisis
penyebab terjadinya pelelangan gagal,
untuk menentukan langkah selanjutnya,
yaitu melakukan:
a. evaluasi ulang;
b. penyampaian ulang Dokumen
Penawaran;
c. pelelangan ulang; atau
d. penghentian proses pelelangan.

I. Surat Jaminan Pelaksanaan

39. Surat 39.1 Surat Jaminan Pelaksanaan memenuhi


Jaminan ketentuan sebagai berikut:
Pelaksanaan d. Paket pekerjaan sampai dengan
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima
ratus juta rupiah) dapat diterbitkan oleh
Bank Umum, Perusahaan Asuransi,
Perusahaan Penjaminan, konsorsium
perusahaan asuransi umum/lembaga
penjaminan/ perusahaan penjaminan
yang mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship), bersifat mudah
dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional) dimana konsorsium
tersebut telah ditetapkan/mendapat
rekomendasi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), dan diserahkan oleh
Penyedia Jasa kepada PPK;
e. Paket pekerjaan di atas
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima
ratus juta rupiah) diterbitkan oleh Bank
Umum, konsorsium perusahaan
asuransi umum/ lembaga
penjaminan/perusahaan penjaminan
yang mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship), bersifat mudah
dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional) dimana konsorsium
tersebut telah ditetapkan/mendapat
rekomendasi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), dan diserahkan oleh
Penyedia Jasa kepada PPK;
f. masa berlaku Jaminan Pelaksanaan
sejak tanggal penandatanganan Kontrak
sampai dengan serah terima pertama
pekerjaan berdasarkan Kontrak (PHO)
sebagaimana tercantum dalam LDP;
g. nama penyedia sama dengan nama yang
tercantum dalam surat Jaminan
Pelaksanaan;
h. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan
tidak kurang dari nilai jaminan yang
ditetapkan;
i. besaran nilai Jaminan Pelaksanaan
dicantumkan dalam angka dan huruf;
j. nama PPK yang menerima Jaminan
Pelaksanaan sama dengan nama PPK
yang menandatangani kontrak;
k. paket pekerjaan yang dijamin sama
dengan paket pekerjaan yang tercantum
dalam SPPBJ;
l. Jaminan Pelaksanaan harus dapat
dicairkan tanpa syarat (unconditional)
sebesar nilai jaminan dalam jangka
waktu paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja setelah surat pernyataan
wanprestasi dari PPK diterima oleh
penerbit Jaminan;
m. Jaminan Pelaksanaan atas nama
Kemitraan/KSO harus ditulis atas nama
Kemitraan/KSO; dan
n. memuat nama, alamat dan tanda tangan
pihak penjamin.
39.2 Kegagalan penyedia yang ditunjuk untuk
menyerahkan Surat Jaminan Pelaksanaan
dipersamakan dengan menolak untuk
menandatangani Kontrak atau tidak
menerima keputusan penunjukan sebagai
penyedia barang/jasa, maka akan
dikenakan sanksi.
39.3 Ketentuan lebih lanjut mengenai pencairan
Surat Jaminan Pelaksanaan diatur dalam
Syarat-Syarat Umum Kontrak.

J. Penandatanganan Kontrak
40. Penanda- 40.1 Penandatanganan Kontrak Pengadaan
tanganan Barang/Jasadilakukan setelah DIPA/DPA
Kontrak ditetapkan.
40.2 Sebelum penandatanganan kontrak PPK
wajib memastikan Isian Kualifikasi masih
berlaku/valid. Apabila terdapat data isian
kualifikasi tidak valid, maka kontrak tidak
ditandatangani.
40.3 Penandatanganan kontrak dilakukan
setelah penyedia menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan, dengan ketentuan:
a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga
penawaran terkoreksi antara 80%
(delapan puluh perseratus) sampai
dengan 100% (seratus perseratus) nilai
total HPS adalah sebesar 5% (lima
perseratus) dari nilai Kontrak;
b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga
penawaran terkoreksi dibawah 80%
(delapan puluh perseratus) nilai total
HPS adalah sebesar 5% (lima perseratus)
dari nilai total HPS.
40.4 PPK dan penyedia tidak diperkenankan
mengubah substansi Dokumen Pengadaan
sampai dengan penandatanganan Kontrak,
kecuali mempersingkat waktu pelaksanaan
pekerjaan dikarenakan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya
akan melewati batas tahun anggaran.
40.5 Dalam hal perubahan waktu pelaksanaan
pekerjaan melewati batas tahun anggaran,
penandatanganan kontrak dilakukan
setelah mendapat persetujuan kontrak
tahun jamak.
40.6 PPK dan penyedia wajib memeriksa konsep
Kontrak meliputi substansi, bahasa,
redaksional, angka dan huruf serta
membubuhkan paraf pada setiap lembar
Dokumen Kontrak.
40.7 Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian
Dokumen Kontrak dalam Surat Perjanjian,
dengan maksud apabila terjadi
pertentangan ketentuan antara bagian satu
dengan bagian yang lain, maka berlaku
urutan sebagai berikut:
c. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
d. pokok perjanjian;
e. surat penawaran berikut daftar kuantitas
dan harga;
f. syarat-syarat khusus kontrak;
g. syarat-syarat umum kontrak;
h. spesifikasi khusus;
i. spesifikasi umum;
j. gambar-gambar; dan
k. dokumen lainnya seperti: jaminan-
jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.
40.8 Banyaknya rangkap kontrak dibuat sesuai
kebutuhan, yaitu:
l. sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak
asli, terdiri dari:
1) kontrak asli pertama untuk PPK
dibubuhi materai pada bagian yang
ditandatangani oleh penyedia; dan
2) kontrak asli kedua untuk penyedia
dibubuhi materai pada bagian yang
ditandatangani oleh PPK;
m. rangkap kontrak lainnya (apabila
diperlukan) tanpa dibubuhi materai.
40.9 Penandatanganan Kontrak bernilai diatas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) dilakukan setelah memperoleh
pendapat ahli hukum Kontrak atau Tim
Opini Hukum Kontrak yang dibentuk oleh
K/L/D/I yang bersangkutan.
40.10 Pihak yang berwenang menandatangani
kontrak atas nama penyedia adalah Direksi
yang disebutkan namanya dalam Akta
Pendirian/ Anggaran Dasar, yang telah
didaftarkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
BAB III
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)

A. Penerap Apabila ada pertentangan ketentuan yang tertulis pada


an IKP Lembar Data Pemilihan (LDP) dengan Instruksi Kepada
dan LDP Peserta (IKP) maka yang digunakan adalah ketentuan pada
Lembar Data Pemilihan (LDP).

a. Pokja ULP:
B. Lingkup 1. Pokja Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan
Pekerja Lingkungan Permukiman Kalimantan Timur Unit
an Layanan Pengadaan (ULP) Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
b. AlamatPokja ULP:
Jln. Cendana No. 167, Samarinda

2. Website:Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) )


http://www.pu.go.id

3. a. Nama paket pekerjaan:


Pembangunan Drainase Lingkungan Permukiman Kota
Balikpapan
b. Uraian singkat pekerjaan:
- Pekerjaan Persiapan;
- Pekerjaan Galian Tanah;
- Pembangunan Drainase.

4. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan: 180 (seratus


delapan puluh) hari kalender.

C. Sumber Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan: APBN Tahun


Dana Anggaran 2018

D. Penday Preferensi harga Tidak Diberikan terhadap penawaran


agunaa peserta.
n Catatan:
Produks
i Dalam 1) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam negeri
Negeri diberlakukan pada Pengadaan Barang/Jasa yang dibiayai
rupiah murni tetapi hanya berlaku untuk Pengadaan
Barang/Jasa bernilai diatas Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah); dan.
2) Preferensi Harga hanya diberikan kepada Barang/Jasa dalam
negeri dengan TKDN lebih besar atau sama dengan 25% (dua
puluh lima perseratus).
Apabila paket pekerjaan yang dilelangkan memenuhi ketentuan
1) dan 2) maka diberlakukan preferensi harga dan diisi
“diberikan”.

E. Pemberi 1. Pemberian Penjelasan Dokumen Pengadaan akan:


an dilaksanakan pada:
Penjelas Sesuai jadwal yang tercantum dalam sistem pengadaan secara
an elektronik.
Dokume
n
Pengada
an dan
Peninja
uan
Lapanga
n
2 Peninjauan lapangan akan dilaksanakan pada:
Tidak Diberikan

F. Dokume 1. Kelengkapan Dokumen Penawaran (softcopy) :


n 1. Uploud Dokumen Administrasi terdiri dari :
Penawa (1.) Surat Kuasa (jika ada)
ran (2.) Jaminan Penawaran
(3.) Surat Penawaran

2. Uploud Dokumen Teknisi terdiri dari :


(1.) Metode Pelaksanaan pekerja yang dilengkapi
dengan program K3 dan Rencana Mutu Kontrak
(RMK);
(2.) Jadwal pelaksanaan pekerjaan yang tidak
melampaui batas waktu yang ditetapkan dalam
Dokumen Pemilihan;
(3.) Jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah peralatan
minimal yang disediakan sesuai dengan yang
ditetapkan dalam Dokumen Pemilihan;
(4.) Spesifikasi Teknis ;
(5.) Personil inti yang akan ditetapkan secara penuh
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam
Dokumen Pemilihan
(6.) Bagian pekerjaan yang disubkontrakan
(7.) Memiliki Sertifikat Manajemen Mutu (ISO 9001),
dan memiliki Sertifikat Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (OHSAS 18001) yang masih
berlaku
3. Uploud Dokumen Biaya :
(1) Rekapitulasi Anggaran Biaya
(2) Rencana Anggaran Biaya
(3) Daftar Analisa Pekerjaan
(4) Daftar Harga Satuan Pekerjaan
(5) Breakdown penggunaan overhead
(6) Daftar harga Satuan Dasar : Bahan, Upah, dan Alat

4. Uploud Dokumen Kualifikasi terdiri dari :


(1) Surat Pernyataan Tidak akan menuntut jika
anggaran tidak tersedia atau dikurangi akibat
kebijakan pemerintah;
(2) Surat Pernyataan Kesanggupan Mengasuransikan
Tenaga Kerja
(3) Formulir Isian Kualifikasi termasuk lampirannya,
yaitu:
- Isian Format Kualifikasi (administrasi)
- Referensi/Surat Keterangan Kinerja Baik
Perusahaan (dari pengguna jasa)
- Fotocopy SBU
- Fotocopy IUJK
- Fotocopy ISO
- Fotocopy NPWP & PKP
- Fiskal Pajak Tahun 2016 yang diterbitkan tahun
2017, atau laporan tahunan untuk tahun 2016
- Bukti Pajak (September, Oktober, Nopember
tahun 2017)
- Referensi Bank Tahun 2017 untuk Tahun
Anggaran 2018
- Bukti Pembayaran BPJS Kesehatan dan
ketenagakerjaan 3 bulan terakhir tahun 2017.

Daftar personil inti dan Persoinil Penunjang

PERSONIL INTI
Pengala
Posisi Pendidikan Pengalam man Sertifikat Jumlah
an Kerja Manajer (Org)
ial
Project S1 Teknik 5 Tahun 5 tahun SKA Madya Ahli 1
Manager Sipil Manajemen Proyek (602)
Site S1 Teknik 5 Tahun 4 tahun SKA Madya Ahli Sumber 1
Manager Sipil Daya Air
Land S1 Teknik 5 tahun 3 tahun SKA madya Ahli 1
Engineer Sipil Geoteknik (216)
Manajer K3 S1 Teknik 5 Tahun 5 tahun SKA Muda Ahli K3 1
Sipil Konstruksi (603)
PERSONIL PENUNJANG
Juru Ukur STM 3 Tahun - SKT Juru Ukur/Teknisi 1
Surveyor Pemetaan (004)
Pemetaan
Juru STM 3 Tahun - SKT Juru Gambar/ 1
Gambar Draftman Sipil (003)
Teknisi STM 3 Tahun - SKT Teknisi Laboratorium 1
Beton(006)
Teknisi - Minimal 5 - SKT Operator 1
tahun Excavator (006)
Tukang - Minimal 5 - SKT Tukang Pekerjaan 3
tahun Tanah (012)
Tukang - Minimal 5 - SKT Tukang Besi Beton 3
tahun (013)
Tukang - Minimal 5 - SKT Tukang Cor Beton 3
tahun (014)
Tukang - Minimal 5 - SKT Tukang Kayu 3
tahun Bekisting (055)
Kelengkapan yang harus di upload untuk SKA adalah Ijazah, CV, NPWP, KTP dan SKA yang
masih berlaku. Sedangkan untuk SKT yaitu Ijazah, CV, KTP dan SKT kecuali untuk teknisi dan
tukang boleh tanpa Ijazah.
Daftar Peralatan Utama :

No Jenis Alat Kapasitas Minimum Jumlah Minimum


1 Excavtor/Backhoe 0,35-0,6 M3 2 Unit
2 DumpTruck 6M3 5 Unit
3 Pomp Air 1 Unit
4 Theodolit 1 Unit
5 Waterpass 0,350 M3 1 Unit
6 Genset 25 kVA 1 Unit
7 Concrete Mixer/Mollen 2 Unit
8 Pibrator 3 unit

- Spesifikasi Teknis;
- Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN);
- RK3K;
- Dokumen Kualifikasi

9. Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan1


Tidak Diwajibkan

No. Jenis Pekerjaan yang dapat


disubkontrakkan
1. ......
Dst.
[diisi oleh Pokja, Pokja menetapkan Daftar pekerjaan yang akan
disubkontrakkan danPenyedia menentukan sendiri bagian

1 Ketentuan bagian pekerjaan yang dapat disubkontrakkan adalah bukan merupakan pekerjaan utama,
kecuali pekerjaan spesialis.
pekerjaan yang akan disubkontrakkandan menominasikan sub
penyedia jasa setempat usulan dari peserta]
Persyaratan subkontrak pekerjaan konstruksi:
nilai penawaran> Rp25.000.000.000, Peserta wajib ada
subkontrak, dalam hal Pokja ULP menetapkan Daftar
pekerjaan yang akan disubkontrakkan, maka Peserta wajib
memenuhi daftar tersebut.

Penawaran terkait dengan bagian pekerjaan yang


disubkontrakan memenuhi syarat sebagai berikut:
a. sebagian pekerjaan utama disubkontrakkan kepada
penyedia jasa spesialis; dan/atau
b. mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada penyedia jasa Usaha Mikro dan
Usaha Kecil serta koperasi kecil.

10. Sebagai pekerjaan utama2 adalah:

No. Jenis Pekerjaan Utama


1. Pembangunan Sludge separator chamber
(SSC) 5 m2;
2. Kolam Instalasi Pengolahan Lumpur (IPL)
3. Rumah Jaga
4. Pekerjaan Jalan dan drainase
[diisi, nama-nama pekerjaan utama]
11. Sebagai pekerjaan penunjang/sementara sebagai
pendukung pekerjaan utama adalah:
No. Jenis Pekerjaan
Penunjang/Sementara
1. ......
Dst
[diisi, nama-nama pekerjaan penunjang/sementarasebagai pendukung
pekerjaan utama]
12. Identifikasi bahaya3
Jenis/Tipe Identifikasi Jenis Bahaya &
No.
Pekerjaan Risiko K3
1. Pekerjaan Terkena Peralatan kerja -> Luka
Galian Tanah Ringan/Berat
Pekerjaan IPL Terkena Peralatan kerja -> Luka
Ringan/Berat

2Ditetapkan oleh PPK.


3Ditetapkan oleh PPK.
G. Mata 1. Mata uang yang digunakan Rupiah
Uang
Penawa 2. Pembayaran dilakukan dengan cara Termin
ran dan
Cara
Pembay
aran
H. Masa Masa berlaku penawaran selama 60 (Enam Puluh) hari
Berlaku kalender sejak batas akhir pemasukan penawaran.
nya
Penawa
ran
I. Jamina 1. Besarnya Jaminan Penawaran adalah: Rp. 90.000.000,-
n (Sembilan puluh Juta Rupiah)
Penawa *Jaminan Penawaran Tetap diberlakukan sesuai dengan Surat
ran Plt. Direktur Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan RakyatNomor. KU.0301-KK/145, Tanggal 27
Februari 2015 Perihal : Jaminan Penawaran dalam
Pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi.

Jaminan penawaran asli bagi penyedia jasa yang


2.
mengikuti pengadaan secara elektronik wajib diterima
Pokja ULP sebelum batas akhir pemasukan penawaran.
Jaminan penawaran berlaku selama 60 (Enam Puluh) hari
3.
kalender.
J. Penyam [Sesuaijadwalyangtercantumdalam
paian sistempengadaansecaraelektronik]
Dokume
n
Penawa
ran
K. Batas [Sesuaijadwalyangtercantumdalam
Akhir sistempengadaansecaraelektronik]
Waktu
Pemasu
kan
Penawa
ran
L. Pembuk [Sesuaijadwalyangtercantumdalam
aan sistempengadaansecaraelektronik]
Penawa
ran
M. Ambang Tidak Digunakan
Batas

N. Sangga 1. Sanggahan ditujukan kepada Pokja Satuan Kerja


han Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan
Permukiman Kalimantan Timur Unit Layanan Pengadaan
(ULP) Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
tahun 2018
2.
Tembusan sanggahan ditujukan kepada:
a. PPK Satker Pengembangan Sistem Penyehatan
Lingkungan Permukiman Kalimantan Timur
b. KPA Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan
Permukiman Kalimantan Timur
c. APIP Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat
BAB IV
LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)

A. Lingkup Nama Pokja ULP : Pokja Satuan Kerja Pengembangan


Kualifikasi Sistem Penyehatan Lingkungan Permukiman
Kalimantan Timur Unit Layanan Pengadaan (ULP)
Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Alamat Pokja ULP : Jln. Cendana No. 167, Samarinda

Nama Paket Pekerjaan : Pembangunan Drainase


Lingkungan Permukiman Kota Balikpapan
[sesuai dengan yang tercantum dalam LDP]

B. Persyaratan 1. Peserta Kualifikasi badan usaha harus memiliki surat


Kualifikasi izin usaha jasa konstruksi, sertifikat badan usaha,dan
sertifikat perusahaan lainnya :
a. Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) Jasa Pelaksana
Kontruksi klasifikasi usaha : Bangunan Sipil.
b. Sertifikat Badan Usaha (SBU) Klasifikasi Bangunan Sipil
Sub Klasifikasi (SI001) Jasa Pelaksana untuk konstruksi
Saluran air, Pelabuhan, Dam dan Prasarana Sumber Daya
Air Lainnya.
2. Peserta Kualifikasi Badan Usaha Jasa Konstruksi
Asing harus memiliki bukti Izin Perwakilan Jasa
Konstruksi Asing dan melakukan kerja sama usaha
dengan perusahaan nasional dalam bentuk kemitraan,
subkontrak dan lain-lain, dalam hal terdapat
perusahaan nasional yang memiliki kemampuan
dibidang yang bersangkutan.
3. memiliki pengalaman pengadaan pekerjaan konstruksi
paling kurang 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia
Barang/Jasa dalam kurun waktu 4 (empat) tahun
terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun
swasta, termasuk pengalaman subkontrak,
dikecualikan bagi Penyedia Barang/Jasa yang baru
berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun.
4. apabila usaha [dipilih non kecil/menengah] dengan
Kemampuan Dasar (KD) yang sejenis/sesuai
subklasifikasi dengan paket pekerjaan yang dilelangkan
sekurang-kurangnya sebesar Rp.
1.500.000.000,-

5. memiliki kemampuan menyediakan Personil yang


diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sebagai
berikut:
a. Tenaga Ahli dan terampil
Jabatan Profesi/keterampilan
No. Pendidikan Dlm Pek. Pengalam
diusulkan an Kerja
1 S1 Teknik Project 5 Tahun SKA Madya Ahli Manajemen
Sipil Manager Proyek (602)
2 S1 Teknik Site 5 Tahun SKA Madya Ahli Teknik Sanitasi
Lingkungan Manager dan Limbah (503)
3 S1 Teknik Land 5 tahun SKA madya Ahli Geoteknik (216)
Sipil Engineer
4 S1 Teknik Manajer 5 Tahun SKA Madya Ahli K3 Konstruksi
Sipil K3 (603)
5 STM Juru Ukur 3 Tahun SKT Juru Ukur/Teknisi Pemetaan
Surveyor (004)
Pemetaan
6 STM Juru 3 Tahun SKT Juru Gambar/ Draftman Sipil
Gambar (003)
7 STM Teknisi 3 Tahun SKT Teknisi Laboratorium
Beton(006)
8 - Teknisi Minimal 5 SKT Operator
tahun Excavator (006)
9 - Tukang Minimal 5 SKT Tukang Pekerjaan Tanah
tahun (012)
10 - Tukang Minimal 5 SKT Tukang Besi Beton (013)
tahun
11 - Tukang Minimal 5 SKT Tukang Cor Beton (014)
tahun
12 - Tukang Minimal 5 SKT Tukang Kayu Bekisting (055)
tahun

Kelengkapan Personil/Tenaga Ahli yang harus dilampirkan/diupload di


Dokumen Penawaran

b. Tenaga Teknis bagi usaha kecil


Jabatan
Lama
Tingkat dalam Profesi/
Pengalaman
No Pendidik pekerjaan keterampila
Kerja
an yang akan n
(tahun)
diusulkan
1 2 3 4 5
1.
2.
3.
[diisi tingkat pendidikan, jabatan, lama pengalaman kerja professional/
keterampilan, profesi/keterampilan yang diperlukan untuk penyelesaian
pekerjaan yang dilelangkan]

6. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari


bank pemerintah/swasta sebesar 10% dari nilai Pagu
Anggaran.
7. memiliki kemampuan untuk menyediakan
peralatanuntuk melaksanakan pekerjaan konstruksi
ini, yaitu:
No Jenis Alat Kapasitas Jumlah Minimum
Minimum
1 Excavtor/Backhoe 0,35-0,6 M3 2 Unit
2 DumpTruck 6M3 5 Unit
3 Pomp Air 1 Unit
4 Theodolit 1 Unit
5 Waterpass 0,350 M3 1 Unit
6 Genset 25 kVA 1 Unit
7 Concrete Mixer/Mollen 2 Unit
8 Pibrator 3 unit
Dengan ketentuan kepemilikan (milik sendiri/sewa
beli/sewa),
8. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban
perpajakan tahun pajak terakhir (SPT Tahunan).
SPT Tahunan yang diminta untuk Tahun 2016 [diisi
dengan memperhatikan pemasukan penawaran dan
peraturan perpajakan
BAB V
BENTUK DOKUMEN PENAWARAN

A. BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN


USAHA/KEMITRAAN (KSO)

CONTOH
[Kop Surat Badan Usaha/Kemitraan (KSO)]

Nomor : ................, .................. 20....


Lampiran :

Kepada Yth.:
Pokja Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan
Permukiman Kalimantan Timur Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kalimantan
Timur dan Kalimantan Utara Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
di
Samarinda

Perihal : Penawaran Pekerjaan Pembangunan Drainase Lingkungan


Permukiman Kota Balikpapan

Sehubungan dengan pengumuman pendaftaran dan pengambilan


Dokumen Pengadaan nomor: ……………………… tanggal …………………….. dan
setelah kami pelajari dengan seksama Dokumen Pengadaan danBerita Acara
Pemberian Penjelasan [serta adendum Dokumen Pengadaan, apabila ada],
dengan ini kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan Pembangunan
Drainase Lingkungan Permukiman Kota Balikpapan sebesar Rp..................
(...............dalam huruf.....................) termasuk PPN.
Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut di atas.
Penawaran ini berlaku selama 60 (Enam Puluh) hari kalender sejak
batas akhir pemasukan penawaran.

Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami


lampirkan:
1. Jaminan Penawaran;
2. Surat Penawaran;
3. Rekap dan Daftar Kuantitas Harga;
4. [Surat Kuasa, apabila ada];
5. [Surat perjanjian kemitraan/Kerja Sama Operasi, apabila bermitra];
6. Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Metoda Pelaksanaan;
b. Jangka Waktu Pelaksanaan;
c. Bagian Pekerjaan yang akan disubkontrakkan; (Apabila Ada)
d. Daftar Personil Inti;
e. Daftar Peralatan Utama; dan
f. Spesifikasi Teknis
7. rekapitulasi perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN);
8. RK3K; dan
9. Dokumen isian kualifikasi; dan
10. Pakta Integritas

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan


sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam
Dokumen Pengadaan serta Pokja ULP tidak terikat untuk menetapkan
penawaran terendah sebagai pemenang. Apabila dana dalam dokumen
anggaran yang telah disahkan tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dalam
DIPA/DPA Tahun Anggaran, maka Pengadaan Barang/Jasa dapat dibatalkan
dan kami tidak akan menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.

PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO).........................
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan
B. BENTUK SURAT KUASA

CONTOH-1
[Kop Surat Badan Usaha]

SURAT KUASA
Nomor : ..................

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : .................. ..................
Alamat Perusahaan : .................. ..................
Jabatan : .....................................[Direktur Utama/Pimpinan
Perusahaan]..................[nama PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan berdasarkan
Akta Pendirian No. ........ [No. Akta Notaris] tanggal ..................[tanggal
penerbitan Akta] Notaris ..................[nama Notaris penerbit Akta] beserta
perubahannya(apabila ada), yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi
Kuasa,

memberi kuasa kepada :


Nama : ...................................1
Alamat : ....................................
Jabatan : ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.

Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk melaksanakan dan


tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
1. ............. [Menandatangani Surat Penawaran,]
2. ............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
3. ............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
4. ............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.

.................., ..................20.....

Penerima Kuasa Pemberi Kuasa

.................................. ..................................
(nama dan jabatan) (nama dan jabatan)

1 Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya atau pejabat yang menurut perjanjian
kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.
CONTOH-2
[Kop Surat Badan Usaha KSO]

SURAT KUASA
Nomor : ..................

1. Nama : ....................................
Alamat Perusahaan : ....................................
Jabatan :....................................[Direktur Utama/
Pimpinan Perusahaan/Kepala Cabang/ wakil
kemitraan (KSO)]..................[nama
PT/CV/Firma]

2. Nama : ....................................
Alamat Perusahaan : ....................................
Jabatan :....................................[Direktur Utama/
Pimpinan Perusahaan/Kepala Cabang/wakil
kemitraan (KSO)]..................[nama
PT/CV/Firma]

3. (dst.)

masing-masing dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama


[perusahaan/kemitraan (KSO)] berdasarkan [Akta Notaris No. ...... [No.
Akta Notaris] tanggal .................. [tanggal penerbitan Akta] Notaris
.................. [nama Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila
ada) atau Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO) No .........
tanggal ..................], yang selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,

memberi kuasa kepada:


Nama (lead firm) : ....................................
Alamat : ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Perusahaan Penerima Kuasa.

Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untukmelaksanakan dan tidak


terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
1. .............. [Menandatangani Surat Penawaran,]
2. ............. [Menandatangani Pakta Integritas,]
3. ............. [Menandatangani Surat Perjanjian,]
4. ............. [Menandatangani Surat Sanggahan,]

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.

.................., .................. 20....

Pemberi Kuasa 1 Penerima Kuasa (lead firm)


.................................... ...................................
(nama dan jabatan) (nama)

Pemberi Kuasa 2

....................................
(nama dan jabatan)
Dst...
C. BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI
(KSO)

CONTOH

SURAT PERJANJIAN KEMITRAAN/


KERJA SAMA OPERASI (KSO)

Sehubungan dengan pengumuman pelelangan pekerjaan ..................................


yang pembukaan penawarannya akan dilakukan di .................................. pada
tanggal .................... 20....., maka kami:
....................................................................[nama peserta 1]
....................................................................[nama peserta 2]
....................................................................[dan seterusnya]
bermaksud untuk mengikuti pelelangan dan pelaksanaan kontrak secara
bersama-sama dalam bentuk kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO).

Kami menyetujui dan memutuskan bahwa:


1. Secara bersama-sama:
a. Membentuk kemitraan/KSO dengan nama kemitraan/KSO
adalah..................................
b. Menunjuk ..................................[nama peserta 1] [dengan modal/sharing
palingbesar] sebagai perusahaan utama (leading firm) untuk
kemitraan/KSO dan mewakili serta bertindak untuk dan atas nama
kemitraan/KSO.
c. Menyetujui apabila ditunjuk sebagai pemenang, wajib bertanggung
jawab baik secara bersama-sama atau masing-masing atas semua
kewajiban sesuai ketentuan dokumen kontrak.
2. Keikutsertaan modal (sharing) setiap perusahaan dalam kemitraan/KSO
adalah:
............................... [nama peserta 1]sebesar……...% (…………..persen)
............................... [nama peserta 2]sebesar……..% (…………..persen)
............................... [dan seterusnya]sebesar……...% (…………..persen)
3. Masing-masing peserta anggota kemitraan/KSO, akan mengambil bagian
sesuai sharing tersebut pada butir 2. dalam hal pengeluaran, keuntungan,
dan kerugian dari kemitraan/KSO.
4. Pembagian sharing dalam kemitraan/KSO ini tidak akan diubah baik
selama masa penawaran maupun sepanjang masa kontrak, kecuali dengan
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
dan persetujuan bersama secara tertulis dari masing-masing anggota
kemitraan/KSO.
5. Terlepas dari sharing yang ditetapkan di atas, masing-masing anggota
kemitraan/KSO akan melakukan pengawasan penuh terhadap semua
aspek pelaksanaan dari perjanjian ini, termasuk hak untuk memeriksa
keuangan, perintah pembelian, tanda terima, daftar peralatan dan tenaga
kerja, perjanjian subkontrak, surat-menyurat, dan lain-lain.
6. Wewenang menandatangani penawaran untuk dan atas nama
kemitraan/KSO diberikan kepada ..................................[nama wakil
peserta] dalam kedudukannya sebagai direktur utama/direktur pelaksana
..................................[nama peserta 1] berdasarkan persetujuan
tertulis(surat kuasa untuk menandatangani penawaran) dari seluruh
anggota kemitraan/KSO.
7. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani.
8. Perjanjian ini secara otomatis menjadi batal dan tidak berlaku lagi bila
pelelangan tidak dimenangkan oleh perusahaan kemitraan/KSO.
9. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap …… (…………) yang masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama.

DENGAN KESEPAKATAN INI semua anggota kemitraan/KSO membubuhkan


tanda tangan di …………….. pada hari …………….. tanggal …………….. bulan
…………….., tahun ……………..

[Peserta 1] [Peserta 2] [Peserta 3]

(………………....) (………………....) (………………....) [dst]


CONTOH

[Kop Surat Badan Usaha]

SURAT KUASA2
(untuk menandatangani penawaran atas nama kemitraan)
Nomor : ..................

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : .................. ..................
Alamat Perusahaan : .................. ..................
Jabatan : ..................................... [Direktur
Utama/Pimpinan Perusahaan] .................. [nama
PT/CV/Firma]
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama perusahaan
berdasarkan Akta Pendirian No. ........ [No. Akta Notaris] tanggal
.................. [tanggal penerbitan Akta] Notaris .................. [nama
Notaris penerbit Akta] beserta perubahannya (apabila ada), yang
selanjutnya disebut sebagai Pemberi Kuasa,

memberi kuasa kepada :


Nama : ....................................
Alamat : ....................................
Jabatan : ....................................
yang selanjutnya disebut sebagai Penerima Kuasa.

Penerima Kuasa mewakili Pemberi Kuasa untuk menandatangani


Surat Penawaran atas nama kemitraan………….. untuk
pekerjaan……………

Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.

.................., .................. 20.....

Penerima Kuasa Pemberi Kuasa

.................................. ..................................
(nama dan jabatan) (nama dan jabatan)

2Surat Kuasa diberikan dari masing-masing penyedia/badan usaha anggota kemitraan kepada
yang mewakili kemitraan
D. BENTUK DOKUMEN PENAWARANTEKNIS

Dokumen PenawaranTeknis

[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan,


keterangan dapat dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]

1. metode pelaksanaan pekerjaan memenuhi persyaratan substantif


yang meliputi tahapan/urutan pekerjaan dari awal sampai akhir
secara garis besar dan uraian/cara kerja dari masing-masing jenis
pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang/sementarayang ikut
menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan utama yangdapat
dipertanggung jawabkan secara teknis dan diyakini menggambarkan
penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan. Jenis-jenis pekerjaan
utama dan pekerjaan penunjang/ sementara yang ikut menentukan
keberhasilan pelaksanaan pekerjaan utama ditetapkan dalam LDP.
2. jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang dievaluasi sampai dengan
serah terima pertama/Provision Hand Over (PHO)) sebagaimana
tercantum dalam Dokumen Pengadaan.
3. spesifikasi teknis[apabila mengajukan spesifikasi yang berbeda dari
yang ditetapkan]; dan
4. bagian pekerjaan yang akan disubkontrakkan :
a. sebagian pekerjaan utama disubkontrakkan kepada penyedia jasa
spesialis;
b. penawaran di atas Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar
rupiah) sampai dengan Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar
rupiah) mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada penyedia jasa Usaha Mikro dan Usaha
Kecil serta koperasi kecil; atau
c. penawaran di atas Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)
mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan
utama kepada penyedia jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta
koperasi kecil dan dalam penawarannya sudah menominasikan
penyedia jasa dari lokasi pekerjaan setempat, kecuali tidak
tersedia penyedia jasa yang dimaksud.

5. Daftar Personil Inti :

Kelengkapan Personil/Tenaga Ahli yang harus dilampirkan/diupload di Dokumen


Penawaran sebagai berikut :

Jabatan Dlm Profesi/keterampilan


No. Pendidikan Pek. diusulkan Pengalaman
Kerja
1 S1 teknik Project Manager 8Tahun SKA Ahli Utama Teknik
lingkungan Lingkungan (501)
2 S1 Teknik Sipil Site Manager 5 Tahun SKA Madya Ahli Manajemen
Proyek (602)
3 S1 Teknik project Engineer 5 Tahun SKA Madya Ahli Teknik Sanitasi
Lingkungan 1 dan Limbah (503)
4 S1 Teknik Sipil project Engineer 5 Tahun SKA Muda Ahli Teknik Bangunan
2 Gedung (201)
5 S1 Teknik Sipil Land Engineer 5 tahun SKA madya Ahli Geoteknik (216)
6 S1 Teknik Sipil Manajer K3 5 Tahun SKA Madya Ahli K3 Konstruksi
(603)
7 Min.STM Pelaksana 3 Tahun SKT Pelaksana Pembuatan
Fasilitas Sampah dan Limbah (012)
8 Min.STM Pelaksana 3 Tahun SKT Pelaksana pekerjaan
Perumahan dan Gedung (020)
9 STM / D3/S1 Juru Ukur 3 Tahun SKT Juru Ukur/Teknisi Pemetaan
(004)
10 STM / D3/S1 Juru Gambar 3 Tahun SKT Juru Gambar/ Draftman Tata
Lingkungan (003)
11 STM / D3/S1 Teknisi 3 Tahun SKT Teknisi Laboratorium
Beton(006)
12 - Teknisi Minimal 5 SKT Operator
tahun Excavator (006)
13 - Teknisi Minimal 5 SKT Operator
tahun Bouldoser (006)
14 - Tukang Minimal 5 SKT Tukang Pekerjaan Tanah (012)
tahun
15 - Tukang Minimal 5 SKT Tukang Besi Beton (013)
tahun
16 - Tukang Minimal 5 SKT Tukang Cor Beton (014)
tahun
17 - Tukang Minimal 5 SKT Tukang Kayu Bekisting (055)
tahun
18 - Tukang Minimal 5 SKT Tukang Batu/Tukang
tahun Bangunan Umum (005)
19 - Tukang Minimal 5 SKT Tukang Pelesteran (006)
tahun
20 - Tukang Minimal 5 SKT Tukang Pasng Kramik, Lantai
tahun dan Dinding (007)
21 - Tukang Minimal 5 SKT Tukang Cat Bangunan (015)
tahun
22 - Tukang Minimal 5 SKT Tukang Konstruksi Baja dan
tahun Plat (029)
23 - Tukang Minimal 5 SKT Mandor Pemasangan Rangka
tahun Atap Baja Ringan (057)

Untuk Tenaga ahli wajib Melampirkan bukti Ijasah, KTP, CV, NPWP dan SKA,
sedangkan untuk yang terampil Izajah, KTP dan SKT yang Masih berlaku
6. Daftar Peralatan Utama

No Jenis Alat Kapasitas Minimum Jumlah Minimum


1 Excavtor/Backhoe 0,35-0,6 M3 1 Unit
2 Sloom Walls 8-10 Ton 1 Unit
3 DumpTruck 6M3 4 Unit
4 Bulldozer Min 2m3 1 Unit
5 Pomp Air 1 Unit
6 Theodolit 1 Unit
7 Waterpass 0,350 M3 1 Unit
8 Genset 25 kVA 1 Unit
9 Concrete Mixer/Mollen 3 Unit

Wajib Melampirkan bukti kepemilikan peralatan Milik Sendiri/Sewa Jangka Pendek /


Sewa Jangka Panjang

CONTOH

BAGIAN PEKERJAAN YANG DISUBKONTRAKKAN

No. Jenis Pekerjaan yang Nama dan alamat sub


disubkontrakkan penyedia setempat *)
1. ...... 1. ......
2. ......
Dst.
2. ...... 1. ......
2. ......
Dst.
Dst. Dst. Dst.

Catatan:
*) peserta wajib mencantumkan nama-nama sub penyedia jasa
lokasi setempat untuk penawaran di atas Rp50.000.000.000,00
(lima puluh miliar rupiah)
E. BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN
TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)

NIlai Gabungan Barang


TKDN
dan Jasa (Rp)
Uraian Pekerjaan
Barang
KDN KLN Total Gabungan
/Jasa

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Barang3

I. Material
(1A) (1B) (1C) (1D)
langsung
(Bahan Baku)
II. Peralatan (2A) (2B) (2C) (2D)
(Barang Jadi)
A. Sub Total (3A) (3B) (3C) (3D)
Barang
Jasa4

III. Manajemen
(4A) (4B) (4C) (4D)
Proyek dan
Perekayasaan
IV. Alat
(5A) (5B) (5C) (5D)
Kerja/Fasilitas
Kerja
V. Konstruksi (6A) (6B) (6C) (6D)
dan Fabrikasi
VI. Jasa Umum (7A) (7B) (7C) (7D)

B. Sub Total Jasa (8A) (8B) (8C) (8D)

C. Total Biasa (9A) (9B) (9C) (9D) (9E)


(A+B)

1. Biaya Komponen Dalam Negeri (KDN) adalah biaya Material


Langsung (Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen
Proyek dan Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja,
Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa lainnya dari dalam negeri.

3diambil dari daftar inventarisasi barang yang diterbitkan Kementerian Perindustrian.


4 dilakukan perhitungan sendiri (self assessment)
2. Biaya Komponen Luar Negeri (KLN) adalah biaya Material
Langsung (Bahan Baku), Peralatan (Barang Jadi), Manajemen
Proyek dan Perekayasaan, Alat Kerja/Fasilitas Kerja,
Konstruksi dan Fabrikasi, dan Jasa lainnya dari luar negeri.
3. Formulasi perhitungan:
Biaya Gabungan (9C) – Biaya Gabungan X
% TKDN Gabungan
= LN (9B) 100%
Barang & Jasa (9E)
Biaya Gabungan (9C)
F. BENTUK DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR

CONTOH

DAFTAR BARANG YANG DIIMPOR5

NO NAMA SPESIFIKASI SATUAN JUMLAH HARGA NEGARA


BARANG/URAIAN ASAL

TOTAL HARGA

5 diisi dan dilampirkan dalam penawaran apabila ada barang yang diimpor.
G. BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA KONSTRUKSI(RK3K)

CONTOH
I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


.................
KONSTRUKSI(RK3K)

[Logo & Nama


[digunakan untuk usulan penawaran]
Perusahaan]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, dan
Program K3.
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C. Pengendalian Operasional K3

A. KEBIJAKAN K3
..............................................................................................................................
..................
[diisi oleh penyedia jasa berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen
untuk menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-
undangan K3 yang dilaksanakan secara konsisten]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

B. PERENCANAAN K3
Di dalam membuat rencana K3, PPK memberikan identifikasi awal dan
penyedia jasa harus menyampaikan pengendalian risiko pada saat
penawaran berdasarkan identifikasi awal tersebut.
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3,
Dan Program K3.
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian
Risiko K3, dan Program K3 sesuai dengan format pada Tabel 1.
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO,PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PROGRAM K3.
[digunakan untuk usulan penawaran]

Nama Perusahaan : ..................


Kegiatan : ..................
halaman : ….. / …..
(Contoh Pengisian)

IDENTIFIKASI SASARAN K3
NO URAIAN PEKERJAAN PENGENDALIAN RISIKO K3 PROGRAM SUMBER DAYA
BAHAYA PROYEK

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


1 Pekerjaan galian pada Tertimbun Nihil kecelakaan 1.1 Penggunaan turap 1. Bahan (Turap, peralatan kerja,
basement bangunan fatal dll)
gedung dengan kondisi 2. SDM (diisi dengan jumlah SDM
tanah labil yang diperlukan dan kualifikasi
sesuai dengan yang dibutuhkan)

1.2 Menyusun instruksi kerja 1. SDM menyusun instruksi kerja


2. Sosialisasi instruksi kerja (.....
kali)
1.3 Menggunakan rambu Pengadaan rambu dan barikade
peringatan dan barikade
1.4 Melakukan pelatihan 1. Instruktur
kepada pekerja 2. Materi/modul
Ketentuan Pengisian Tabel 1:
1. Kolom (1), (2) dan (3) diisi oleh PPK di dalam dokumen pengadaan;
2. Kolom (4) sampai dengan (6) diisi oleh Penyedia Jasapada saat penawaran;
60
B.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU antara lain sebagai berikut:
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3;
3. ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3
lainnya yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3
Konstruksi Bidang PU]

C. Pengendalian Operasional K3
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus
mencakup seluruh upaya pengendalian pada Tabel 1 kolom (5), diantaranya
:
1. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai Tabel 1
kolom (5).
2. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi
Penanggung Jawab Kegiatan SMK3.
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Rencana prosedur/petunjuk kerja yang perlu disiapkan
5. Rencana program pelatihan/sosialisasi sesuai pengendalian risiko pada
Tabel 1 kolom (5).;
6. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;

PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO)
.........................
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

..........................
Jabatan
II. BENTUK RK3K PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dibuat oleh penyedia jasa pada saat pelaksanaan kontrak, dibahas
dan ditetapkan oleh PPK pada saat rapat persiapan pelaksanaan.

RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


.................
KONSTRUKSI(RK3K)

[Logo & Nama


[digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan]
Perusahaan]

DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian
Risiko K3, Penanggung Jawab
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C.3. Sasaran dan Program K3
D. Pengendalian Operasional K3
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
F. Tinjauan Ulang Kinerja K3

A. KEBIJAKAN K3
[Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3
berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang
dilaksanakan secara konsisten dan harus ditandatangani oleh manajer
proyek/kepala proyek]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. kepala proyek/project manager harus mengesahkan Kebijakan K3
A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.

B. ORGANISASI K3
Contoh:

Penanggung Jawab K3

Emergency/ P3K Kebakaran


kedaruratan
C. PERENCANAAN K3
Penyedia jasa wajib membuatIdentifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab untuk
diserahkan, dibahas, dan disetujui PPK pada saat Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak/Pre Construction Meeting (PCM) sesuai lingkup
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian
Risiko K3, dan Penanggung Jawab
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas,
Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab sesuai dengan format
pada Tabel 1.
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, SKALA PRIORITAS, PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN
PENANGGUNG JAWAB

Nama Perusahaan : ..................


Kegiatan : ..................
Lokasi : ..................
Tanggal dibuat : .................. halaman : ….. / …..

PENILAIAN RISIKO PENANGGUNG


IDENTIFIKASI SKALA PENGENDALIAN JAWAB
NO URAIAN PEKERJAAN KEKERAPA TINGKAT
BAHAYA KEPARAHAN PRIORITAS RISIKO K3 (Nama
N RISIKO Petugas)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Pekerjaan galian pada Tertimbun 3 3 9 1 1.1. Penggunaan turap
basement bangunan (Tinggi) Pengawas
gedung dengan kondisi 1.2. Menggunakan lapangan/
tanah labil metode pemancangan quality
1.3. Menyusun engineer
instruksi kerja
pekerjaan galian
1.4. Menggunakan
rambu peringatan dan
barikade
1.5. Melakukan
pelatihan kepada
pekerja
1.6 Pengunaan APD
yang sesuai
Dst.
Ketentuan Pengisian Tabel 1:
Kolom (1) : Nomor urut uraian pekerjaan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi dengan identifikasi bahaya yang akan timbul dari
seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3.
Kolom (4) : Diisi dengan nilai (angka) kekerapan terjadinya
kecelakaan.
Kolom (5) : Diisi dengan nilai (angka) keparahan.
Kolom (6) : Perhitungan tingkat risiko K3 adalah nilai kekerapan x
keparahan.
Kolom (7) : Penetapan skala prioritas ditetapkan berdasarkan item
pekerjaan yang mempunyai tingkat risiko K3 tinggi,
sedang dan kecil, dengan penjelasan: prioritas 1 (risiko
tinggi), prioritas 2 (risiko sedang), dan prioritas 3 (risiko
kecil). Apabila tingkat risiko dinyatakan tinggi, maka item
pekerjaan tersebut menjadi prioritas utama (peringkat 1)
dalam upaya pengendalian.
Kolom (8) : Diisi bentuk pengendalian risiko K3. Bentuk
pengendalian risiko menggunakan hirarki pengendalian
risiko (Eliminasi, Substitusi, Rekayasa, Administrasi,
APD), diisi oleh Penyedia Jasa pada saat penawaran
(belum memperhitungkan penilaian risiko dan skala
prioritas.
Keterangan :
1. Eliminasi adalah mendesain ulang pekerjaan atau
mengganti material/ bahan sehingga bahaya dapat
dihilangkan atau dieliminasi.
Contoh: seorang pekerja harus menghindari bekerja
di ketinggian namun pekerjaan tetap dilakukan
dengan menggunakan alat bantu.
2. Substitusi adalah mengganti dengan metode yang
lebih aman dan/ atau material yang tingkat
bahayanya lebih rendah.
Contoh: penggunaan tangga diganti dengan alat
angkat mekanik kecil untuk bekerja di ketinggian.
3. Rekayasa teknik adalah melakukan modifikasi
teknologi atau peralatan guna menghindari terjadinya
kecelakaan.
Contoh: menggunakan perlengkapan kerja atau
peralatan lainnya untuk menghindari terjatuh pada
saat bekerja di ketinggian .
4. Administrasi adalah pengendalian melalui
pelaksanaan prosedur untuk bekerja secara aman.
Contoh: pengaturan waktu kerja (rotasi tempat kerja)
untuk mengurangi terpaparnya/ tereksposnya pekerja
terhadap sumber bahaya, larangan menggunakan
telepon seluler di tempat tertentu, pemasangan
rambu-rambu keselamatan .
5. APD adalah alat pelindung diri yang memenuhi
standard dan harus dipakai oleh pekerja pada semua
pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaannya.
Contoh: Pemakaian kacamata las dan sarung tangan
kulit pada pekerjaan pengelasan.
Kolom (9) Diisi penanggung jawab (nama petugas) pengendali risiko
:
K3.
C.2. Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya
Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3 Konstruksi
Bidang PU antara lain sebagai berikut :
1. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3;
3. ............. [diisi Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3
lainnya yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan SMK3
Konstruksi Bidang PU]
C.3. Sasaran dan Program K3
C.3.1. Sasaran
1. Sasaran Umum:
Nihil Kecelakaan Kerja yang fatal (Zero Fatal Accidents) pada
pekerjaan konstruksi.
2. Sasaran Khusus:
Sasaran khusus adalah sasaran rinci dari setiap pengendalian
risiko yang disusun guna tercapainya Sasaran Umum, contoh
sebagaimana Tabel 2.Penyusunan Sasaran dan Program K3.
C.3.2. Program K3
Program K3 meliputi sumber daya, jangka waktu, indikator pencapaian,
monitoring, dan penanggung jawab, contoh sebagaimana Tabel 2.
Penyusunan Sasaran dan Program K3.
TABEL 2. TABEL PENYUSUNAN SASARAN DAN PROGRAM K3
Nama Perusahaan : ..................
Kegiatan : ..................
Lokasi : ..................
Tanggal dibuat : ..................

SASARAN KHUSUS PROGRAM


URAIAN PENGENDALIAN TOLOK SUMBER JANGKA
NO URAIAN INDIKATOR PENANGGUNG
PEKERJAAN RISIKO UKUR DAYA WAKTU MONITORING
PENCAPAIAN JAWAB

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Pekerjaan galian 1.1. Penggunaan Seluruh Penggunaan - Bahan Sebelum Turap Checklist Pengawas
pada basement turap pekerjaan turap (Turap, bekerja terpasang /petugas
bangunan galian memenuhi peralatan harus sudah sesuai gambar terkait
gedung dengan dipastikan spesifikasi kerja, dll yang lengkap dan spesifikasi
kondisi tanah memenuhi …… terkait)
labil prinsip (ditetapkan - SDM sesuai
keselamatan quality dengan
enginering) kebutuhan

1.2. Menggunakan Tersedianya Sesuai Dokumen Sesuai Tertib Checklist Quality


metode metode dengan (manual jadwal melaksanakan Enginering
pemancangan metode yang instruction/pe pelaksanaan sesuai metode
telah tunjuk kerja
ditetapkan
1.3. Menyusun Tersedianya Sesuai Dokumen Sesuai Tertib Checklist Quality
instruksi kerja instruksi kerja dengan petunjuk kerja jadwal melaksanakan Enginering
pekerjaan galian instruksi pelaksanaan petunjuk kerja
kerja
67
SASARAN KHUSUS PROGRAM
URAIAN PENGENDALIAN TOLOK SUMBER JANGKA
NO URAIAN INDIKATOR PENANGGUNG
PEKERJAAN RISIKO UKUR DAYA WAKTU MONITORING
PENCAPAIAN JAWAB

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1.4. Menggunakan Seluruh lokasi Rambu dan - Rambu dan Sebelum 100% sesuai Checklist Petugas K3
rambu peringatan galian barikade barikade bekerja standar
dan barikade diberikan standar - SDM sesuai harus sudah
rambu dan (Dicari contor dengan lengkap
barikade dari jasa kebutuhan
standar marga, NFPA)
1.5. Melakukan Seluruh Lulus tes dan Instruktur, Sebelum 100% lulus Evaluasi hasil Petugas K3,
pelatihan kepada pekerja terkait paham program, bekerja dan paham penyuluhan/ unit
pekerja telah mengenai materi/modul, harus sudah pelatihan pelatihan/HRD
mengikuti sistem tes terlatih
pelatihan dan keselamatan pemahaman,
penyuluhan galian dan peserta.

1.6 Pengunaan Seluruh - SNI helm, Masker, Sebelum 100% sesuai Disediakan Inspektor
APD yang sesuai pekerja masker & sepatu bekerja standar petugas yang K3/petugas
menggunakan sepatu keselamatan, harus sudah melakukan pengawas
APD standar (Dicari) pelindung lengkap pengawasan pelaksanaan
- Jumlah kepala selama pekerjaan
pekerja pekerjaan
galian
berlangsung
68
Ketentuan Pengisian Tabel 2.:
Kolom (1) : Nomor urut kegiatan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi pengendalian risiko merujuk pada Tabel 1. kolom (8).
Kolom (4) : Diisi uraian dari sasaran khusus yang ingin dicapai
terhadap pengendalian risiko pada kolom (3).
Kolom (5) : Tolok ukur merupakan ukuran yang bersifat kualitatif
ataupun kuantitatif terhadap pencapaian sasaran pada
kolom (4)
Kolom (6) : Diisi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran yang hendak dicapai dari
kolom (5)
Kolom (7) : Diisi jangka waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran khusus yang hendak dicapai.
Kolom (8) : Indikator pencapaian adalah ukuran keberhasilan
pelaksanaan program.
Kolom (9) : Diisi bentuk-bentuk monitoring yang dilaksanakan dalam
rangka memastikan bahwa pencapaian sasaran dipenuhi
sepanjang waktu pelaksanaan
Kolom (10) : Penanggung jawab pelaksana program

D. Pengendalian Operasional
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus
mencakup seluruh upaya pengendalian pada Tabel 2., diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam
Struktur Organisasi K3 beserta Uraian Tugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh
Tabel 2.;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada
contoh Tabel 2.;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang
tertera pada contoh Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab.

E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3


Kegiatan pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada
kegiatan yang dilaksanakan pada bagianD. (Pengendalian Operasional)
berdasarkan upaya pengendalian pada bagianC (Perencanaan K3) sesuai
dengan uraian Tabel 2. (sasaran dan program K3).

F. Tinjauan Ulang K3

26
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. diklasifikasikan
dengan kategori sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan
pada tabel 2. Sasaran dan Program K3.
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja
dilakukan peninjauan ulang untuk diambil tindakan perbaikan.

Dibuat oleh,

[Penanggung Jawab Lapangan/Team


Leader]

( …………………………)
Penyedia Jasa

27
H. BENTUKRINCIAN/URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN
(HSP)

CONTOH

Jenis pekerjaan : ....................


Satuan/Unit : ....................
Nomor Pembayaran

Harga
Kuantitas/ Satuan Harga
No. Uraian Satuan
Koefisien Dasar (Rp)
(Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I Upah/Tenaga
Kerja
-
-
Sub jumlah I .........
II Bahan/Material
-
-
Sub jumlah II .........
III Peralatan
-
-
Sub jumlah III .........
Sub jumlah (I+II+III) .........
IV Lain-lain
- Biaya umum6 .....% x Sub jumlah
- Keuntungan (I+II+III)
.....% x Sub jumlah
(I+II+III)
Sub Jumlah IV .........
Jumlah Harga = I+II+III+IV .........
Harga satuan pekerjaan .......... (dibulatkan)

Catatan:
Hanya diperlukan untuk klarifikasi kewajaran harga, apabila harga
penawaran di bawah 80% dari HPS

6 Biaya umum termasuk biaya keperluan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

28
I. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK

CONTOH

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No. ………………....

Yang bertanda tangan dibawah ini: ………………....………………....……… dalam


jabatan selaku ………………....……………….... dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama ………………......…....……[nama bank]berkedudukan di
………………....………………....………………....[alamat]
untuk selanjutnya disebut:
PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ………………....………………....[Pokja ULP]
Alamat : ………………....………………....
selanjutnya disebut:
PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp………………....………………....


(terbilang ………………....………………....………………....………………....) sebagai
Jaminan Penawaran dalam mengajukan penawaran untuk pelelangan pekerjaan
……..........… dengan bentuk garansi bank, apabila:
Nama : ………………....………………....[peserta pelelangan]
Alamat : ………………....………………....
selanjutnya disebut:
YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, tidak memenuhi ketentuan yaitu :
a. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);
b. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
c. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2harga penawarannya di
bawah 80% HPS;
d. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal
sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2dengan
alasan yang tidak dapat diterima; atau
e. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaanyang diikuti oleh Yang
Dijamin.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:

29
1. Garansi Bank berlaku selama …………… (……………….) hari kalender, dan
efektif mulai dari tanggal ………………....[diisi sesuai dengan tanggal batas
akhir pemasukan penawaran]
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan
paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan
dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari
Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin
cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ……………….....

Dikeluarkan di : ………………....
Pada tanggal : ………………....

[Bank]

Materai Rp6000,00

Untuk keyakinan, ………………....


pemegang Garansi Bank
disarankan untuk [Nama dan Jabatan]
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ...........[bank]

30
J. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI/
PERUSAHAAN PENJAMINAN ATAU KONSORSIUM
PERUSAHAAN ASURANSI UMUM/LEMBAGA PENJAMINAN/
PERUSAHAAN PENJAMINAN

CONTOH

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PENAWARAN

Nomor Jaminan: ………………....……… Nilai : ………………....……

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami : ………………....………[nama],


………………....[alamat]sebagai Peserta, selanjutnya disebut TERJAMIN, dan
………………....………[nama penerbit jaminan],………………....[alamat],
sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung
jawab dan dengan tegas terikat pada ……………….... [nama Pokja ULP],
………………....………………....…………[alamat] sebagai pelaksana pelelangan
pekerjaan ……..........…, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas
uang sejumlah Rp……………….... (terbilang ……………….................)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi ketentuan yaitu:
a. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
b. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai
calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga
penawarannya di bawah 80% HPS;
c. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal
sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2
dengan alasan yang tidak dapat diterima; atau
d. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
e. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN).

3. Surat Jaminan ini berlaku selama ……. (………………..) hari kalender dan
efektif mulai tanggal ……………[diisi sesuaidengan tanggal batas akhir
pemasukan penawaran]

4. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan penagihan
secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA
JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera
janji/wanprestasi.

5. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

6. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus


sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

31
Dikeluarkan di ……………
pada tanggal ……………...

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp6000,00

………………………… …………………………

Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasiJaminan
ini ke ....[Penerbit Jaminan]

32
K. BENTUK PAKTA INTEGRITAS

[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Tanpa Kemitraan/KSO]

Dengan mendaftar sebagai peserta pemilihan pada aplikasi


SPSE maka peserta telah menyetujui dan menandatangani
pakta integritas

33
[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]

PAKTA INTEGRITAS

Kami yang bertanda tangan di bawah ini:


1. Nama : ……………[nama wakil sah badan usaha]

Jabatan : ……………

Bertindak : PT/CV/Firma/ atau lainnya ……………[pilih yang


untuk sesuai dan cantumkan nama]
dan atas
nama

2. Nama : ……………[nama wakil sah badan usaha]

Jabatan : ……………

Bertindak : PT/CV/Firma/ atau lainnya ……………[pilih yang


untuk sesuai dan cantumkan nama]
dan atas
nama

3. ......[dan seterusnya, diisi sesuai dengan jumlah anggota


kemitraan/KSO]

dalam rangka pengadaan ……………[isi nama paket] pada


……………[isi sesuai dengan namaPokja ULP] dengan ini menyatakan
bahwa:

1. tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan


Nepotisme (KKN);

2. akan melaporkan kepada APIP ……………[isi sesuai dengan


Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi] dan/atau
LKPP apabila mengetahui ada indikasi KKN dalam proses
pengadaan ini;

3. akan mengikuti proses pengadaan secara bersih, transparan,


dan profesional untuk memberikan hasil kerja terbaik sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;

4. apabila melanggar hal-hal yang dinyatakan dalam PAKTA


INTEGRITAS ini, bersedia menerima sanksi administratif,
menerima sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, digugat
secara perdata dan/atau dilaporkan secara pidana.

…………[tempat], ….. [tanggal]…………[bulan] 20…. [tahun]

34
[Nama Penyedia] [Nama Penyedia] [Nama Penyedia]

[tanda tangan],[tanda tangan],[tanda tangan],


[nama lengkap][nama lengkap][nama lengkap]

[cantumkan tanda tangan dan nama setiap anggota Kemitraan/KSO]

35
L. BENTUK FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI

[isian Data Kualifikasi bagi peserta selain anggota Kemitraan/KSO


berbentuk Form Isian Elektronik Data Kualifikasi yang tersedia
pada aplikasi SPSE]

FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI


UNTUK BADAN USAHA

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : …………………………[nama wakil sah badan


usaha]

Jabatan : …………….….[diisi sesuai jabatan dalam akta


pendirian perusahaan dan perubahannya]

Bertindak : PT/CV/Firma/Koperasi ……………[pilih yang


untuk sesuai dan cantumkan nama badan usaha]
dan atas
nama

Alamat : …………

No. Telepon : ...............

No. Fax : ...............

E-mail : ...............

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. saya secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani


kontrak berdasarkan Akte Notaris…………………………[sesuai
akta pendirian/perubahannya/surat kuasa, disebutkan secara jelas
nomor dan tanggal akta pendirian/perubahan/surat kuasa. Jika
kemitraan/KSO maka dicantumkan tambahan Surat Perjanjian
Kemitraan/KSO];
2. saya bukan sebagai pegawai
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi [bagi
pegawai Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusiyang
sedang cuti diluar tanggungan Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusiditulis sebagai berikut : “Saya merupakan pegawai
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusiyang sedang
cuti diluar tanggungan Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi”];
3. saya tidak sedang menjalani sanksi pidana;

36
4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan
kepentingan dengan para pihak yang terkait, langsung
maupun tidak langsung dalam proses pengadaan ini;
5. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar
Hitam, tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan
kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;
6. salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya
wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam;
7. data-data saya/badan usaha yang saya wakili adalah sebagai
berikut:

37
A. Data Administrasi

Nama
1. (PT/CV/Firma/ atau : ……………………………………………
lainnya)
2. Status : Pusat Cabang

3. Alamat Kantor yang


mendaftar :
……………………………………………
(Pusat/Cabang)

No. Telepon : ……………………………………………

No. Fax : ……………………………………………

E-mail : ……………………………………………
4. Alamat Kantor Pusat :
……………………………………………

No. Telepon : ……………………………………………

No. Fax : ……………………………………………

E-mail : ……………………………………………

B. Izin Usaha

1. Surat Izin UsahaJasa : a. Nomor.……………


Konstruksi b. Tanggal ……………
2. Masa berlaku izin usaha : …………
3. Instansi pemberi izin usaha : …………

C. Sertifikat Badan Usaha

1. Sertifikat Badan Usaha : a. Nomor …………


b. Tanggal …………
2. Masa berlaku : …………

3. Instansi pemberi : …………

D. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan,yang sesuai dengan pekerjaan


yang dilelangkan)

4. Surat Izin......... : a. Nomor …………


b. Tanggal …………

38
5. Masa berlaku izin : …………

6. Instansi pemberi izin : …………

E. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha

1. Akta Pendirian PT/CV/Firma/ atau lainnya


a. Nomor Akta : …………
b. Tanggal : …………
c. Nama Notaris : …………
2. Akta Perubahan Terakhir
a. Nomor Akta : …………
b. Tanggal : …………
c. Nama Notaris : …………

F. Pengelola Badan Usaha

1. Komisaris/Pengawas untuk Perseroan Terbatas (PT)

Jabatan dalam Badan


No. Nama No. KTP
Usaha

2. Direksi/Pengurus Badan Usaha

No. Nama No. KTP Jabatan dalam Badan


Usaha

G. Data Keuangan

1. Susunan Kepemilikan Saham (untuk PT)/Susunan Pesero (untuk


CV/Firma)

No.
No. Nama Persentase
KTP

39
2. Pajak

a. Nomor Pokok Wajib …………


:
Pajak
b. Bukti Laporan Pajak
Tahun terakhir (SPT
Tahunan) : No. ……… Tanggal …………

H. DataPersonil Inti (Tenaga ahli/teknis badan usaha)

Jabatan
Tahun
Tgl/bln/thn Tingkat dalam Pengalaman Profesi/
No Nama Sertifikat/
lahir Pendidikan pekerjaan Kerja (tahun)7 keahlian
Ijazah
(posisi)
1 2 3 4 5 6 7 8

I. DataPeralatan

Kapasitas
Merk Status Kepemilikan
Jenis atau output Tahun Kondisi Lokasi
No. Jumlah dan (Millik/Sewa
Peralatan pada saat pembuatan (%) Sekarang
tipe Beli/Sewa)
ini
1 2 3 4 5 6 7 8 9

J. Data Pengalaman Perusahaan (nilai paket tertinggi pengalaman sesuai


klasifikasi/subklasifikasi yang dipersyaratkan dalam kurun waktu 10
tahun terakhir)

Pemberi Tugas
/ Pejabat Tanggal Selesai
Kontrak
Pembuat Menurut
Nama Klasifikasi/Sub Komitmen
No. Paket klasifikasi Lokasi
Pekerjaan Pekerjaan BA
Alamat
Nomordan Nilai Serah
Nama dan Kontrak
Tanggal (Rp) Terima
Telepon
(PHO)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

7pengalaman dihitung per tahun tanpa memperhatikan lamanya pelaksanaan konstruksi (dihitung berdasarkan
Tahun Anggaran)

40
K. Data Pengalaman Perusahaan dalam 5 tahun terakhir (digunakan untuk
penilaian SKP = 6 atau SKP = 1,2 N bagi paket pekerjaan non kecil)

Pemberi Tugas /
Tanggal Selesai
Pejabat Pembuat Kontrak/Subkontrak
Menurut
Komitmen
Nama Paket
No. Lokasi BA
Pekerjaan Alamat Nomor
Nilai Serah
Nama dan dan Kontrak
(Rp) Terima
Telepon Tanggal
(PHO)
1 2 3 4 5 6 7 8 9

L. Data Pekerjaan yang Sedang Dilaksanakan (untuk perhitungan


SKP = KP - jumlah paket yang sedang dikerjakan)

Pemberi
Tugas/Pejabat Kontrak
Pembuat Komitmen Rencana
No Nama Paket
Lokasi tanggal
. Pekerjaan
Nomor kontrak
Alamat Nilai
Nama dan berakhir
/Telepon (Rp)
Tanggal

1 2 3 4 5 6 7 8

41
M. Modal Kerja

Surat dukungan keuangan dari Bank:

Nomor : ……………………
Tanggal : ……………………
Nama Bank : ……………………
Nilai : Rp………………. ( .……... dalam huruf………..)

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa
tanggung jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang
saya sampaikan tidak benar dan/atau ada pemalsuan, maka saya dan badan
usaha yang saya wakili bersedia dikenakan sanksi berupa sanksiadministratif,
sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata,
dan/ataupelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

…………[tempat], ….. [tanggal] …………[bulan] 20…. [tahun]

PT/CV/Firma/ atau lainnya


…………[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

[rekatkan meterai Rp 6.000,-


dan tanda tangan]

(nama lengkap wakil sah badan usaha)


[jabatan pada badan usaha]

42
BAB VI
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR KUALIFIKASI

I. Badan Usaha selain Kemitraan/KSO


Petunjuk pengisian untuk peserta bukan Kemitraan/KSO mengikuti
petunjuk dan penggunaan aplikasi SPSE (User Guide).

II. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota
kemitraan/KSO wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing-
masing kualifikasi badan usahanya dengan petunjuk pengisian formulir
kualifikasi sebagai berikut:

A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail badan
usaha yang didaftar sebagai peserta.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail kantor
pusat yang dapat dihubungi, apabila peserta berstatus kantor
cabang.

B. Izin Usaha
1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal
penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.

C. Sertifikat Badan Usaha


1. Diisi nomor dan tanggal penerbitan.
2. Diisi dengan masa berlaku.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit.

D. Izin Lainnya (apabila dipersyaratkan, yang sesuai dengan pekerjaan


yang dilelangkan)
1. Diisi dengan jenis surat izin, nomor dan tanggal penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin.

E. Landasan Hukum Pendirian Badan Usaha


1. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta
pendirian badan usaha.
2. Diisi dengan nomor, tanggal dan nama notaris penerbit akta
perubahan terakhir badan usaha, apabila ada.

F. Pengelola Badan Usaha (Pengawas/Pengurus)


1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha,
apabila berbentuk Perseroan Terbatas.
2. Diisi dengan nama, nomor KTP dan jabatan dalam badan usaha.
G. Data Keuangan
1. Diisi dengan nama, nomor KTP dan persentase kepemilikan
saham/pesero.
2. Pajak:
a. Diisi dengan NPWP badan usaha.
b. Diisi dengan nomor dan tanggal bukti laporan pajak tahun
terakhir berupa SPT Tahunan.

H. Data Personil Inti


Diisi dengan nama, tanggal/bulan/tahun lahir, tingkat pendidikan
(SLTP/SLTA/S1/S2/S3), jabatan dalam pekerjaan yang pernah
dilaksanakan, lama pengalaman kerja, profesi/keahlian sesuai dengan
Surat Keterangan Ahli/Surat Keterangan Terampil dan tahun
penerbitan sertifikat/ijazah dari setiap tenaga ahli/teknis sesuai
denganyang diperlukan untuk pekerjaan yang dilelangkan.

I. Data Peralatan
Diisi dengan jenis, jumlah, kapasitas atau output yang dapat dicapai
pada saat ini, merek dan tipe, tahun pembuatan, kondisi(dalam
persentase), lokasi keberadaan saat ini dan status
kepemilikan/dukungan sewa(dapat diisi sebagaimilik sendiri/sewa
beli/sewa/kontrak atau lainnya yang tidak sedang digunakan dalam
pelaksanaan)dari masing-masing
fasilitas/peralatan/perlengkapansesuai dengan yang diperlukan untuk
pekerjaan utama yang dilelangkan sesuai ketentuan Dokumen
Pengadaan. Pokja apabila diperlukan dapat membuktikan keberadaan
alat dan bukti status kepemilikan harus dapat ditunjukkan pada waktu
Pembuktian Kualifikasi.

J. Data Pengalaman Perusahaan


Diisi dengan nama paket-paket pekerjaan yang dipilih mulai dari nilai
paket tertinggi, Klasifikasi/Sub klasifikasipekerjaan yang
dipersyaratkan, lokasi tempat pelaksanaan pekerjaan, nama dan
alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat Pembuat Komitmen,
nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal selesai paket pekerjaan
menurut kontrak, dan tanggal Berita Acara serah terima(PHO), untuk
masing-masing paket pekerjaan selama 10 (sepuluh) tahun terakhir.

K. Data Pengalaman Perusahaan dalam 5 tahun terakhir


Diisi dengan nama paket-paket pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan
pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat
Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, tanggal selesai
paket pekerjaan menurut kontrak, dan tanggal Berita Acara serah
terima(PHO), untuk masing-masing paket pekerjaan selama 5 (lima)
tahun terakhir.

L. Data Pekerjaan Yang Sedang Dilaksanakan


Diisi dengan nama paket pekerjaan, lokasi tempat pelaksanaan
pekerjaan, nama dan alamat/telepon dari pemberi tugas/Pejabat
Pembuat Komitmen, nomor/tanggal dan nilai kontrak, dan rencana
tanggal kontrak berakhir.

M. Modal Kerja
Diisi dengan nomor, tanggal, dan nama bank yang mengeluarkan surat
dukungan keuangan serta nilai dukungan paling kurang 10% (sepuluh
perseratus) dari nilai total HPS.

N. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota
kemitraan/KSO wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing-
masing kualifikasi badan usahanya.
BAB VII
TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI

A. Evaluasi Kualifikasi hanya berdasarkan Formulir Isian Kualifikasi.


Data Kualifikasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Data kualifikasi untuk peserta yang melakukan kemitraan/Kerja


Sama Operasi disampaikan oleh pejabat yang menurut perjanjian
Kemitraan/Kerja Sama Operasi berhak mewakili Kemitraan/KSO.

2. memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-undangan,


seperti Izin Usaha Jasa Konstruksi;

3. menyampaikan pernyataan/pengakuan tertulis bahwa perusahaan


yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan
dan/atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama perusahaan,
tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;

4. salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya tidak


masuk dalam Daftar Hitam;

5. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun


pajak terakhir (SPT Tahunan);

6. memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia


dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak,
kecuali bagi Penyedia Usaha Kecil yang baru berdiri kurang dari 3
(tiga) tahun;

7. Memiliki kemampuan pada klasifikasi/sub klasifikasi pekerjaan


yang sesuai/sejenis untuk badan usaha non kecil;

8. memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta


personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;

9. menyampaikan/mengisidaftar perolehan pekerjaan yang sedang


dikerjakan;

10. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank


pemerintah/swasta untuk mengikuti pengadaan pekerjaan
konstruksi paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total
HPS.Dalam hal kemitraan yang menyampaikan surat dukungan
keuangan hanya lead firm;
11. untuk usaha non-kecil (paket di atas Rp2.500.000.000,00) memiliki
Kemampuan Dasar (KD) padasub klasifikasi pekerjaan yang
sejenis/ kompleksitas yang setara, dengan ketentuan:
a. KD = 3 NPt

NPt = Nilai pengalaman tertinggi pada sub klasifikasi


pekerjaan yang sesuai dalam 10 (sepuluh) tahun
terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO yang diperhitungkan adalah KD dari
perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO;
c. KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;
d. pengalaman perusahaan dinilai dari sub klasifikasi pekerjaan,
nilai kontrak dan status peserta pada saat menyelesaikan
kontrak sebelumnya;
e. nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai
pekerjaan sekarang (present value) menggunakan perhitungan
sebagai berikut:

NPs = Nilai pekerjaan sekarang


Npo = Nilai pekerjaan keseluruhan termasuk eskalasi
(apabila ada) saat serah terima pertama
Io = Indeks dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada bulan
serah terima pertama
Is = Indeks dari BPS pada bulan penilaian prakualifikasi
(apabila belum ada, dapat dihitung dengan regresi
linier berdasarkan indeks bulan-bulan sebelumnya)
Indeks BPS yang dipakai adalah indeks yang merupakan
komponen terbesar dari pekerjaan;

12. mempunyai Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan ketentuan


a. SKP = KP – jumlah paket yang sedang dikerjakan
KP = Kemampuan menangani paket pekerjaan
untuk usaha kecil KP = 5
untuk usaha non kecil KP = 6 atau KP = 1,2 N
N = Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat
ditangani pada saat bersamaan selama kurun waktu
5 (lima) tahun terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO, yang diperhitungkan adalah SKP
dari masing-masing perusahaan yang bermitra/KSO;
c. untuk paket pekerjaan non kecil perhitungan SKP dipilih yang
nilainya terbesar dari cara sesuai butir a.

13. dalam hal peserta akan melakukan kemitraan/KSO:


a. peserta wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama
Operasi/kemitraan yang memuat persentase kemitraan/KSO
dan perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO tersebut;
b. evaluasi persyaratan pada angka 1 sampai dengan angka 7,
angka 9, dan angka 12 dilakukan untuk setiap perusahaan
yang melakukan kemitraan/KSO. Khusus untuk angka 8
evaluasi persyaratan digabungkan sebagai evaluasi
kemitraan/KSO, sedangkan dukungan keuangan (angka 10)
hanya atas nama kemitraan/KSO;

B. Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan menggunakan metode penilaian


sistem gugur. Pokja ULP memeriksa dan membandingkan persyaratan
dan data isian peserta dalam Data Kualifikasi dalam hal:
1. kelengkapan Data Kualifikasi; dan
2. pemenuhan persyaratan kualifikasi.

C. Formulir Isian Kualifikasi yang tidak dibubuhi materai tidak


digugurkan, peserta diminta untuk membubuhi materai senilai
Rp12.000,00 (dua belas ribu rupiah).

D. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka


Pokja ULP dapat meminta peserta untuk menyampaikan klarifikasi
secara tertulis namun tidak boleh mengubah substansi formulir isian
kualifikasi termasuk dapat melakukan peninjauan lapangan pada
pihak-pihak/instansi terkait.

E. Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta sebelum


pemasukan penawaran.

Evaluasi kualifikasi (pascakualifikasi) sudah merupakan kompetisi, maka


data yang kurang tidak dapat dilengkapi.
BAB VIII
BENTUK RANCANGAN KONTRAK

CONTOH – 1 PENYEDIA TUNGGAL

SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan

Paket Pekerjaan Konstruksi:


............................................
Nomor: ........................

SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja


konstruksi harga satuan, yang selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan
ditandatangani di ........................ pada hari ...................... tanggal
….bulan ......................tahun ......................[tanggal, bulan dan tahun diisi
dengan huruf], berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No.…… tanggal
……. dan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No ……. tanggal
……., [jika kontrak tahun jamak ditambahkan: “dan Surat Menteri Keuangan
Nomor: ....., tanggal:....., perihal: .....”] antara:

Nama : ...................... [nama PPK]


NIP : ...................... [NIP PPK]
Jabatan : PPK............... [sesuai SK Pengangkatan]
Berkedudukan di : ...................... [alamat PPK]
yang bertindak untuk dan atas nama1Pemerintah Indonesia c.q.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat c.q. Direktorat
Jenderal ....... c.q. Satuan Kerja ....... berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: ...... Tanggal ..... Tentang
............................ [SK pengangkatan PPK] selanjutnya disebut “PPK”,
dengan:

Nama : ...................... [nama wakil penyedia]


Jabatan :....................... [sesuai akta notaris]
Berkedudukan di : ...................... [alamat penyedia]
Akta Notaris
Nomor :...................... [sesuai akta notaris]
Tanggal :...................... [tanggal penerbitan akta]
Notaris : ...................... [nama Notaris penerbit akta]
yang
bertindak untuk dan atas nama ...................... [nama Badan
Usaha]selanjutnya disebut “Penyedia”

Dan dengan memperhatikan :


1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);

1
Disesuaikan dengan nama K/L/D/I
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No.
59 Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintahyang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 04
Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor ................... Tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi.

PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:

(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan
Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui
suatu Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)untuk
melaksanakan Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam
Syarat-Syarat Umum Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam
Kontrak ini selanjutnya disebut “Pekerjaan Konstruksi”;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;
(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan
dengan penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak:
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa
dan mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta
semua fakta dan kondisi yang terkait.

Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat untuk
membuat perjanjian pelaksanaan paket pekerjaan ..... [ditulis nama paket
pekerjaan] dengan syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan
makna yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian
ini;

Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri atas dari:
1. ................
2. ................
3. Dst.
[ruang lingkup utama pekerjaan diisi dengan output dari pekerjaan tersebut]

Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh
berdasarkan total harga penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp......................
(........ditulis dalam huruf ........rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke Bank: … rekening nomor:
............. atas nama penyedia : ...............;
[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]

Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satukesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini:
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
d. syarat-syarat khusus Kontrak;
e. syarat-syarat umum Kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.
(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan
jika terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen
dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah
ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki
sebagaimana dimaksud pada ayat (1);

Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam
Kontrak yang meliputi khususnya:
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk:
1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia;

b. Penyediamempunyai hak dan kewajiban untuk:


1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari
PPK untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan
Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN
secara periodik kepada PPK;
5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
6) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat
dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan
segala pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan
untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang
dirinci dalam Kontrak;
7) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
8) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
untuk melindungi lingkungan tempat kerja, serta membatasi
perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknya
akibat kegiatan Penyedia.

[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan


yang harus dilaksanakan sesuai kontrak]

Pasal 6
MASA KONTRAK

(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung
sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa
pemeliharaan berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak
tanggal yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan
penyelesaian keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf ......)
hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak,
dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf ......)
hari kalender.

Dengan demikian PPK dan Penyediatelah bersepakat untuk


menandatangani Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan
melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di Republik Indonesiadan dibuat dalam 2 (dua) rangkap,
masing-masing dibubuhi dengan materai, mempunyai kekuatan hukum
yang sama dan mengikat bagi para pihak, rangkap yang lain dapat
diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi materai.

Untuk dan atas nama Untuk dan atas nama


...................... ......................
Penyedia PPK

[tanda tangan dan cap (jika salinan asli [tanda tangan dan cap (jika salinan asli
ini untuk Penyedia maka rekatkan ini untuk satuan kerja PPK maka
materai Rp6.000,- )] rekatkan materai Rp6.000,- )]

[nama lengkap] [nama lengkap]


[jabatan] [jabatan]
CONTOH – 2 PENYEDIA BERMITRA/KSO

SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan
Paket Pekerjaan Konstruksi:
..........................
Nomor: ........................

SURAT PERJANJIAN ini berikut semua lampirannya adalah kontrak kerja


konstruksi harga satuan, yang selanjutnya disebut “Kontrak” dibuat dan
ditandatangani di ...................... pada hari ...................... tanggal ….
bulan ...................... tahun ......................[tanggal, bulan dan tahun diisi
dengan huruf],berdasarkan Surat Penetapan Pemenang No.…… tanggal …….
dan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) No ……. tanggal
…….,[jika kontrak tahun jamak ditambahkan: “dan Surat Menteri Keuangan
Nomor: ....., tanggal:....., perihal: .....”] antara:
Nama : ...................... [nama PPK]
NIP : ...................... [NIP PPK]
Jabatan : PPK............... [sesuai SK Pengangkatan]
Berkedudukan di : ...................... [alamat PPK]
yang bertindak untuk dan atas nama2Pemerintah Indonesia c.q.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat c.q. Direktorat
Jenderal ....... c.q. Satuan Kerja ....... berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor: ...... Tanggal ..... Tentang
............................ [SK pengangkatan PPK] selanjutnya disebut “PPK”,
dengan kemitraan/KSO yang beranggotakan sebagai berikut:
1. ...................... [nama Penyedia 1];
2. ...................... [nama Penyedia 2];
..... dst
yang masing-masing anggotanya bertanggung jawab secara pribadi dan
tanggung renteng atas semua kewajiban terhadap PPK berdasarkan
Kontrak ini dan telah menunjuk ...................... [nama anggota kemitraan yang
ditunjuk sebagai wakil kemitraan/KSO] untuk bertindak atas nama Kemitraan
yang berkedudukan di ......................[alamat Penyedia wakil kemitraan],
berdasarkan surat Perjanjian kemitraan/KSO No. ...................... tanggal
...................... selanjutnya disebut “Penyedia”.

Dan dengan memperhatikan :


1. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 Tentang jasa Konstruksi;
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Buku III tentang perikatan);
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi. Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
No. 59 Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 04
Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya ;
2
Disesuaikan dengan nama K/L/D/I
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor ................... Tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi.

PARA PIHAK MENERANGKAN TERLEBIH DAHULU BAHWA:


(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan
Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui
suatu Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)untuk
melaksanakan Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam
Syarat-Syarat Umum Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam
Kontrak ini selanjutnya disebut “Pekerjaan Konstruksi”;
(c) Penyediatelah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;
(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan
dengan penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak:
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa
dan mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta
semua fakta dan kondisi yang terkait.

Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat untuk
membuat perjanjian pelaksanaan paket pekerjaan ..... [ditulis nama paket
pekerjaan] dengan syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan
makna yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian
ini;

Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri dari :


1. ................
2. ................
Dst.
[ruang lingkup utama pekerjaan diisi dengan output dari pekerjaan tersebut]
Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh
berdasarkan total harga penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp......................
(.........ditulis dalam huruf ..........rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke rekening nomor: .............
atas nama penyedia : ...............;
[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]

Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini:
a. adendum Surat Perjanjian[apabila ada];
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
d. syarat-syarat khusus Kontrak;
e. syarat-syarat umum Kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.
(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan
jika terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen
dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah
ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki
sebagaimana dimaksud pada ayat (1);

Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam
Kontrak yang meliputi khususnya:
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk:
1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia;
b. Penyediamempunyai hak dan kewajiban untuk:
1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari
PPK untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan
Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN
secara periodik kepada PPK;
5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
6) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat
dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan
segala pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan
untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang
dirinci dalam Kontrak;
7) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
8) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
untuk melindungi lingkungan tempat kerja, serta membatasi
perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknya
akibat kegiatan Penyedia.

[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor disesuaikan dengan lingkup pekerjaan


yang harus dilaksanakan sesuai kontrak]

Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung
sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa
pemeliharaan berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak
tanggal yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan
penyelesaian keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf ......)
hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak,
dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama ........ (.......dalam huruf ......)
hari kalender.

Dengan demikian, PPK dan Penyedia telah bersepakat untuk


menandatangani Kontrak ini pada tanggal tersebut di atas dan
melaksanakan Kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di Republik Indonesiadan dibuat dalam 2 (dua) rangkap,
masing-masing dibubuhi dengan materai, mempunyai kekuatan hukum
yang sama dan mengikat bagi para pihak, rangkap yang lain dapat
diperbanyak sesuai kebutuhan tanpa dibubuhi materai..

Untuk dan atas nama Untuk dan atas nama....................


...................... PPK
Penyedia/Kemitraan (KSO)
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli ini untuk satuan kerja PPK maka
ini untuk Penyedia maka rekatkan rekatkan materai Rp6.000,- )]
materai Rp6.000,- )]

[nama lengkap]
[nama lengkap] [jabatan]
[jabatan]
BAB IX
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK

A. Ketentuan Umum

1. Definisi Istilah-istilah yang digunakan dalam Syarat-


Syarat Umum Kontrak selanjutnya disebut
SSUK harus mempunyai arti atau tafsiran
seperti yang dimaksudkan sebagai berikut:
1.1 Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh
pekerjaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan konstruksi bangunan atau
pembuatan wujud fisik lainnya.
1.2 Kontrak Harga Satuan adalah kontrak
pengadaan barang/jasa atas penyelesaian
seluruh pekerjaan dalam batas waktu
tertentu, berdasarkan harga satuan yang
pasti dan tetap untuk setiap
satuan/unsur pekerjaan dengan
spesifikasi teknis tertentu, yang volume
pekerjaannya masih bersifat perkiraan
sementara, sedangkan pembayarannya
didasarkan pada hasil pengukuran
bersama atas volume pekerjaan yang
benar-benar telah dilaksanakan oleh
penyedia barang/jasa.
1.3 Pengguna Anggaran yang selanjutnya
disebut PA adalah pejabat pemegang
kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja
Perangkat Daerah atau Pejabat yang
disamakan pada Institusi Pengguna
APBN/APBD.
1.4 Kuasa Pengguna Anggaran yang
selanjutnya disebut KPA adalah pejabat
yang ditetapkan oleh PA untuk
menggunakan APBN atau ditetapkan oleh
Kepala Daerah untuk menggunakan
APBD.
1.5 Pejabat Pembuat Komitmen yang
selanjutnya disebut PPK adalah pejabat
yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan Pengadaan Pekerjaan
Konstruksi.
1.6 Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang
ditetapkan oleh KPA yang bertugas
memeriksa dan menerima hasil
pekerjaan.
1.7 Aparat Pengawas Intern
Pemerintahatau pengawas intern pada
Institusi lain yang selanjutnya disebut
APIP adalah aparat yang melakukan
pengawasan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan dan kegiatan
pengawasan lain terhadap
penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi.
1.8 Penyediaadalah badan usaha yang
menyediakan/ melaksanakan Pekerjaan
Konstruksi.
1.9 Subpenyedia adalah penyedia yang
mengadakan perjanjian kerja dengan
penyedia penanggung jawab kontrak,
untuk melaksanakan sebagian pekerjaan
(subkontrak).
1.10 Kemitraan/KSO adalah kerjasama usaha
antar penyedia baik penyedia nasional
maupun penyedia asing, yang masing-
masing pihak mempunyai hak, kewajiban
dan tanggung jawab yang jelas
berdasarkan perjanjian tertulis.
1.11 Surat Jaminan yang selanjutnya disebut
Jaminan, adalah jaminan tertulis yang
bersifat mudah dicairkan dan tidak
bersyarat (unconditional), yang
dikeluarkan oleh Bank Umum,
Perusahaan Penjaminan, Perusahaan
Asuransi, Konsorsium perusahaan
asuransi umum/lembaga
penjaminan/perusahaan penjaminan
yang mempunyai program asansi
kerugian (suretyship) dimana konsorsium
tersebut telah ditetapkan/mendapatkan
rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dan diserahkan oleh penyedia
kepada PPK/Pokja ULP untuk menjamin
terpenuhinya kewajiban penyedia
barang/jasa.
1.12 Kontrak Pengadaan Barang/Jasa yang
selanjutnya disebut Kontrak adalah
perjanjian tertulis antara PPK dengan
penyedia yang mencakup Syarat-Syarat
Umum Kontrak (SSUK) ini dan Syarat-
Syarat Khusus Kontrak (SSKK) serta
dokumen lain yang merupakan bagian
dari kontrak.
1.13 Nilai Kontrak adalah total harga
pelaksanaan pekerjaanyang tercantum
dalam Kontrak.
1.14 Hari adalah hari kalender untuk proses
pemilihan secara elektronik, pelaksanaan
kontrak dan batas akhir setiap tahapan
adalah hari kerja.
1.15 Direksi lapangan adalah tim pendukung
yang dibentuk/ditetapkan oleh PPK
(dapat dijabat oleh PPK atau pejabat lain
dan diberitahukan secara tertulis kepada
Penyedia), terdiri dari 1 (satu) orang atau
lebih, yang ditentukan dalam syarat-
syarat khusus kontrak untuk mengelola
administrasi kontrak dan mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan.
1.16 Direksi teknis adalah tim pendukung
yang ditunjuk/ditetapkan oleh PPK yang
bertugas untuk mengawasi pelaksanaan
pekerjaan.
1.17 Daftar kuantitas dan Harga adalah
daftar kuantitas yang telah diisi harga
satuan dan jumlah biaya keseluruhannya
yang merupakan bagian dari penawaran.
1.18 Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah
perhitungan perkiraan biaya pekerjaan
yang disusun oleh PPK, dikalkulasikan
secara keahlian berdasarkan data yang
dapat dipertanggungjawabkan serta
digunakan oleh Pokja ULP untuk menilai
kewajaran penawaran termasuk
rinciannya.
1.19 Pekerjaan Utama adalah jenis pekerjaan
yang secara langsung menunjang
terwujudnya dan berfungsinya suatu
konstruksi sesuai peruntukannya yang
ditetapkan sebagaimana tercantum dalam
LDP.
1.20 Mata Pembayaran Utama adalah Mata
pembayaran yang pokok dan penting yang
nilai bobot kumulatifnya minimal 80%
(delapan puluh per seratus) dari seluruh
nilai pekerjaan, dihitung mulai dari mata
pembayaran yang nilai bobotnya terbesar
yang ditetapkan oleh Pokja ULP dalam
Dokumen Pengadaan.
1.21 Harga Satuan Pekerjaan (HSP) adalah
harga satuan jenis pekerjaan tertentu per
satu satuan tertentu.
1.22 Metoda Pelaksanaan Pekerjaan adalah
metode/cara kerja yang layak, realistik
dan dapat dilaksanakan untuk
menyelesaikan seluruh pekerjaan dan
diyakini menggambarkan penguasaan
dalam penyelesaian pekerjaan dengan
tahap pelaksanaan yang sistimatis dari
awal sampai akhir dan dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis
berdasarkan sumber daya yang dimiliki
penawar.
1.23 Personil Inti adalah tenaga ahli atau
tenaga teknis yang akan ditempatkan
secara penuh sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan sebagaimana tercantum
dalam dokumen pengadaan serta
posisinya dalam manajemen pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan organisasi
pelaksanaan yang diajukan untuk
melaksanakan pekerjaan.
1.24 Bagian Pekerjaan yang
Disubkontrakkan adalah pekerjaan
spesialis atau bagian pekerjaan bukan
pekerjaan utamayang ditetapkan
sebagaimana tercantum dalam
penawaran, yang pelaksanaannya
diserahkan kepada penyedia lain dan
disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
1.25 SPMK adalah Surat Perintah Mulai Kerja
yang diterbitkan oleh PPK kepada
penyedia barang/jasa untuk memulai
melaksanakan pekerjaan.
1.26 Masa Kontrak adalah jangka waktu
berlakunya Kontrak ini terhitung sejak
tanggal penandatanganankontrak sampai
dengan masa pemeliharaan berakhir.
1.27 Masa Pelaksanaan (jangka waktu
pelaksanaan) adalah jangka waktu untuk
melaksanakan pekerjaan dihitung
berdasarkan SPMK sampai dengan serah
terima pertama pekerjaan.
1.28 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan adalah
kerangka waktu yang sudah terinci
berdasarkan masa pelaksanaan, setelah
dilaksanakan pemeriksaan lapangan
bersama dan disepakati dalam rapat
persiapan pelaksanaan Kontrak.
1.29 Tanggal Mulai Kerja adalah tanggal yang
dinyatakan pada Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) yang diterbitkan oleh PPK
untuk memulai melaksanakan pekerjaan.
1.30 Tanggal Penyelesaian Pekerjaan adalah
tanggal penyerahan pertama pekerjaan
selesai (Provisional Hand Over/PHO),
dinyatakan dalam Berita Acara
penyerahan pertama pekerjaan yang
diterbitkan oleh Pejabat/Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan.
1.31 Masa Pemeliharaan adalah kurun waktu
kontrak yang ditentukan dalam syarat-
syarat khusus kontrak, dihitung sejak
tanggal penyerahan pertama pekerjaan
sampai dengan tanggal penyerahan akhir
pekerjaan.
1.32 Kegagalan Konstruksi adalah adalah
keadaan hasil pekerjaan yang tidak
sesuai dengan spesifikasi pekerjaan
sebagaimana disepakati dalam kontrak
baik sebagian maupun keseluruhan
sebagai akibat kesalahan pengguna atau
penyedia dalam periode pelaksanaan
kontrak.
1.33 Kegagalan Bangunanadalah keadaan
bangunan, yang setelah diserahterimakan
oleh penyedia kepada PPK dan terlebih
dahulu diperiksa serta diterima oleh
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan,
menjadi tidak berfungsi, baik secara
keseluruhan maupun sebagian dan/atau
tidak sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam kontrak, dari segi
teknis, manfaat, keselamatan dan
kesehatan kerja, dan/atau keselamatan
umum sebagai akibat kesalahan Penyedia
atau Pengguna Jasa.
2. Penerapan SSUK diterapkan secara luas dalam
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ini tetapi
tidak dapat bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan dalam Dokumen Kontrak yang lebih
tinggi berdasarkan urutan hirarki dalam Surat
Perjanjian.
3. Bahasa dan 3.1 Bahasa kontrak harus dalam Bahasa
Hukum Indonesia kecuali dalam rangka
pinjaman/hibah luar negeri
menggunakan Bahasa Indonesia dan
bahasa nasional pemberi pinjaman/hibah
tersebut dan/atau bahasa Inggris.
3.2 Hukum yang digunakan adalah hukum
yang berlaku di Indonesia.
3.3 Apabila sumber dana berasal dari
pinjaman/hibah luar negeri,
menggunakan hukum yang berlaku di
Indonesia atau hukum yang berlaku di
negara pemberi pinjaman/hibah
(tergantung kesepakatan antara
Pemerintah dan negara pemberi
pinjaman/hibah), pilihan hukum yang
digunakan agar dicantumkan dalam
Syarat-syarat Khusus Kontrak yang
selanjutnya disebut SSKK.
4. Larangan 4.1 Berdasarkan etika pengadaan
Korupsi, Kolusi barang/jasa pemerintah, dilarang untuk:
dan Nepotisme a. menawarkan, menerima atau
(KKN), menjanjikan untuk memberi atau
Penyalahgunaan menerima hadiah atau imbalan
Wewenang serta berupa apa saja atau melakukan
Penipuan tindakan lainnya untuk
mempengaruhi siapapun yang
diketahui atau patut dapat diduga
berkaitan dengan pengadaan ini;
b. mendorong terjadinya persaingan
tidak sehat;
c. membuat dan/atau menyampaikan
secara tidak benar dokumen dan/atau
keterangan lain yang disyaratkan
untuk penyusunan dan pelaksanaan
Kontrak ini.
4.2 Penyedia menjamin bahwa yang
bersangkutan (termasuk semua anggota
Kemitraan/KSOapabila berbentuk
Kemitraan/KSO) dan Sub penyedianya
(jika ada) tidak pernah dan tidak akan
melakukan tindakan yang dilarang di
atas.
4.3 Penyedia yang menurut penilaian PPK
terbukti melakukan larangan-larangan di
atas dapat dikenakan sanksi-sanksi
administratif oleh PPK sebagai berikut:
a. Pemutusan Kontrak;
b. Jaminan Pelaksanaan dicairkan dan
disetorkan sebagaimana ditetapkan
dalam SSKK;
c. Sisa uang muka harus dilunasi oleh
Penyedia; dan/atau
d. Sanksi pengenaan daftar hitam.
[catatan: Sanksi pengenaan daftar hitam,
diterbitkan oleh KPA atas usulan PPK.
KPA mengirimkan dokumen penetapan
sanksi daftar hitam kepada:
1) Penyedia yang dikenakan Daftar
Hitam; dan
2) Kepala LKPP]
4.4 Pengenaan sanksi administratif di atas
dilaporkan oleh PPK/KPA kepada
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/
Pimpinan Institusi.
4.5 PPK yang terlibat dalam KKN dan
penipuan dikenakan sanksi berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
5. Asal 5.1 Penyedia harus menyampaikan asal
Material/Bahan material/bahan yang terdiri dari rincian
komponen dalam negeri dan komponen
impor.
5.2 Asal material/bahan merupakan tempat
material/bahan diperoleh, antara lain
tempat material/bahan ditambang,
tumbuh, atau diproduksi.
6. Korespondensi 6.1 Semua korespondensi dapat berbentuk
surat, e-mail dan/atau faksimili dengan
alamat tujuan para pihak yang tercantum
dalam SSKK.
6.2 Semua pemberitahuan, permohonan,
atau persetujuan berdasarkan Kontrak ini
harus dibuat secara tertulis dalam
Bahasa Indonesia, dan dianggap telah
diberitahukan jika telah disampaikan
secara langsung kepada wakil sah Para
Pihak dalam SSUK, atau jika
disampaikan melalui surat tercatat
dan/atau faksimili ditujukan ke alamat
yang tercantum dalam SSKK.
7. Wakil Sah Para Setiap tindakan yang disyaratkan atau
Pihak diperbolehkan untuk dilakukan, dan setiap
dokumen yang disyaratkan atau diperbolehkan
untuk dibuat berdasarkan Kontrak ini oleh PPK
atau Penyedia hanya dapat dilakukan atau
dibuat oleh pejabat yang disebutkan dalam
SSKK.
8. Pembukuan Penyedia diharapkan untuk melakukan
pencatatan keuangan yang akurat dan
sistematis sehubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan ini berdasarkan standar akuntansi
yang berlaku.
9. Perpajakan Penyedia, Subpenyedia (jika ada), dan Personil
yang bersangkutan berkewajiban untuk
membayar semua pajak, bea, retribusi, dan
pungutan lain yang dibebankan oleh peraturan
perpajakan atas pelaksanaan Kontrak ini.
Semua pengeluaran perpajakan ini dianggap
telah termasuk dalam Nilai Kontrak.
10. Pengalihan 10.1 Penyedia dilarang untuk mengalihkan
dan/atau sebagian atau seluruh Kontrak ini.
Subkontrak Pengalihan seluruh Kontrak hanya
diperbolehkan dalam hal pergantian
nama Penyedia, baik sebagai akibat
peleburan (merger) maupun akibat
lainnya.
10.2 Penyedia dilarang mengalihkan
pelaksanaan pekerjaan utama
berdasarkan Kontrak, dengan melakukan
subkontrak kepada pihak lain, kecuali
sebagian pekerjaan utama kepada
penyedia spesialis setelah mendapat
persetujuan tertulis dari PPK. Penyedia
tetap bertanggung jawab atas bagian
pekerjaan yang disubkontrakkan.
10.3 Jika ketentuan di atas dilanggar maka
Kontrak diputuskan dan Penyedia
dikenakan sanksi sebagaimana diatur
dalam SSKK.
11. Pengabaian Jika terjadi pengabaian oleh satu Pihak
terhadap pelanggaran ketentuan tertentu
Kontrak oleh Pihak yang lain maka pengabaian
tersebut tidak menjadi pengabaian yang terus-
menerus selama Masa Kontrak atau seketika
menjadi pengabaian terhadap pelanggaran
ketentuan yang lain. Pengabaian hanya dapat
mengikat jika dapat dibuktikan secara tertulis
dan ditandatangani oleh Wakil Sah Pihak yang
melakukan pengabaian.
12. Penyedia Penyedia berdasarkan Kontrak ini bertanggung
Mandiri jawab penuh terhadap personil dan
subpenyedianya (jika ada) serta pekerjaan yang
dilakukan oleh mereka.
13. Kemitraan/KSO Kemitraan/KSO memberi kuasa kepada salah
satu anggota yang disebut dalam Surat
Perjanjian untuk bertindak atas nama
Kemitraan/KSO dalam pelaksanaan hak dan
kewajiban terhadap PPK berdasarkan Kontrak
ini.
14. Pengawasan 14.1 Selama berlangsungnya pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan, PPK jika dipandang perlu
Pekerjaan dapat mengangkat Pengawas Pekerjaan
(Direksi Pekerjaan/Direksi Teknis) yang
berasal dari personil PPK atau konsultan
pengawas. Pengawas Pekerjaan
berkewajiban untuk mengawasi
pelaksanaan pekerjaan.
14.2 Dalam melaksanakan kewajibannya,
Pengawas Pekerjaan selalu bertindak
untuk kepentingan PPK. Jika tercantum
dalam SSKK, Pengawas Pekerjaan dapat
bertindak sebagai Wakil Sah PPK.
15. Persetujuan 15.1 Semua gambar yang digunakan dalam
Atau pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak,
Pernyataan untuk pekerjaan permanen maupun
Tidak pekerjaan sementara harus mendapatkan
Berkeberatan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
Dari Pengawas 15.2 Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini
Pekerjaan diperlukan terlebih dahulu ada pekerjaan
sementarayang tidak tercantum dalam
daftar kuantitas dan harga di dalam
kontrak maka penyedia berkewajiban
untuk menyerahkan spesifikasi dan
gambar usulan pekerjaan sementara
tersebut untuk mendapatkan pernyataan
tidak berkeberatan (no objection) untuk
dilaksanakan dari Pengawas Pekerjaan.
Pernyataan tidak berkeberatan atas
rencana pekerjaan sementara ini tidak
melepaskan penyedia dari tanggung
jawabnya sesuai kontrak.
16. Perintah Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan
semua perintah Pengawas Pekerjaan yang
sesuai dengan kewenangan Pengawas
Pekerjaan dalam Kontrak ini.
17. Penemuan- Penyedia wajib memberitahukan kepada PPK
penemuan dan kepada pihak yang berwenang semua
penemuan benda/barang yang mempunyai
nilai sejarah atau penemuan kekayaan di lokasi
pekerjaan yang menurut peraturan perundang-
undangan dikuasai oleh negara.
18. Akses ke Lokasi 18.1 Penyedia berkewajiban untuk menjamin
Kerja akses PPK, Wakil Sah PPK, Pengawas
Pekerjaan dan/atau pihak yang mendapat
izin dari PPK ke lokasi kerja dan lokasi
lainnya dimana pekerjaan ini sedang atau
akan dilaksanakan.
18.2 Penyedia harus dianggap telah menerima
kelayakan dan ketersediaan jalur akses
menuju lapangan. Penyedia harus
berupaya menjaga setiap jalan atau
jembatan dari kerusakan akibat
penggunaan/lalu lintas penyedia atau
akibat personil penyedia. Kecuali
ditentukan lain maka:
a. Penyedia harus bertanggung jawab
atas pemeliharaan yang mungkin
diperlukan akibat pengunaan jalur
akses.
b. Penyedia harus menyediakan rambu
atau petunjuk sepanjang jalur akses,
dan mendapatkan perizinan yang
mungkin disyaratkan oleh otoritas
terkait untuk penggunaan jalur,
rambu, dan petunjuk.
c. Biaya karena ketidaklayakan atau
tidak tersedianya jalur akses untuk
digunakan oleh penyedia, harus
ditanggung penyedia.
d. PPK tidak bertanggung jawab atas
klaim yang mungkin timbul akibat
penggunaan jalur akses.
18.3 PPK tidak bertanggung jawab atas klaim
yang mungkin timbul selain penggunaan
jalur akses tersebut.
B. Pelaksanaan, Penyelesaian, Adendum dan Pemutusan Kontrak
19. Masa 19.1 Kontrak ini berlaku efektif pada tanggal
Pelaksanaan penandatanganan Surat Perjanjian oleh
(Jangka Waktu Para Pihak atau yang ditetapkan dalam
Pelaksanaan) SSKK.
Pekerjaan 19.2 Waktu pelaksanaan kontrak adalah
jangka waktu yang ditentukan dalam
syarat-syarat khusus kontrak dihitung
sejak tanggal mulai kerja yang tercantum
dalam SPMK.
19.3 Penyedia harus menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan masa pelaksanaan yang
ditentukan dalam SSKK.
19.4 Apabila penyedia berpendapat tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan sesuai masa
pelaksanaan karena keadaan diluar
pengendaliannya yang dapat dibuktikan
demikian, dan penyedia telah melaporkan
kejadian tersebut kepada PPK, dengan
disertai bukti-bukti yang dapat disetujui
PPK, maka PPK dapat melakukan
penjadwalan kembali pelaksanaan tugas
penyedia dengan membuat adendum
kontrak.
19.5 Jadwal pelaksanaan pekerjaan disepakati
bersama dalam rapat persiapan
pelaksanaan kontrak, jadwal pelaksanaan
pekerjaan tidak boleh melebihi dari
masapelaksanaan.
B.1 Pelaksanaan Pekerjaan

20. Penyerahan 20.1 PPK berkewajiban untuk menyerahkan


Lokasi Kerja lokasi kerja sesuai dengan kebutuhan
penyedia yang tercantum dalam rencana
kerja yang telah disepakati oleh para
pihak untuk melaksanakan pekerjaan
tanpa ada hambatan kepada penyedia
sebelum SPMK diterbitkan. Penyerahan
dilakukan setelah sebelumnya dilakukan
peninjauan lapangan bersama. Hasil
peninjauan dan penyerahan dituangkan
dalam berita acara penyerahan lokasi
kerja.
20.2 Jika dalam peninjauan lapangan bersama
ditemukan hal-hal yang dapat
mengakibatkan perubahan isi Kontrak
maka perubahan tersebut harus
dituangkan dalam adendum Kontrak.
20.3 Jika PPK tidak dapat menyerahkan lokasi
kerja sesuai kebutuhan penyedia yang
tercantum dalam rencana kerja (sesuai
angka 20.1) untuk melaksanakan
pekerjaan dan terbukti merupakan suatu
hambatan, maka kondisi ini ditetapkan
sebagai Peristiwa Kompensasi.
21. Surat Perintah 21.1 PPK menerbitkan SPMK selambat-
Mulai Kerja lambatnya 14 (empat belas) hari sejak
(SPMK) tanggal penandatanganan kontrak.
21.2 Dalam SPMK dicantumkan saat paling
lambat dimulainya pelaksanaan kontrak
oleh penyedia.
22. Program Mutu 22.1 Penyedia berkewajiban untuk
menyerahkan program mutu pada rapat
persiapan pelaksanaan kontrak untuk
disetujui oleh PPK.
22.2 Program mutu disusun paling sedikit
berisi:
a. informasi mengenai pekerjaan yang
akan dilaksanakan;
b. organisasi kerja penyedia;
c. jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e. prosedur instruksi kerja; dan
f. pelaksana kerja.
22.3 Program mutu dapat direvisi sesuai
dengan kondisi lokasi pekerjaan.
22.4 Penyedia berkewajiban untuk
memutakhirkan program mutu jika
terjadi adendum Kontrak dan Peristiwa
Kompensasi.
22.5 Pemutakhiran program mutu harus
menunjukkan perkembangan kemajuan
setiap pekerjaan dan dampaknya
terhadap penjadwalan sisa pekerjaan,
termasuk perubahan terhadap urutan
pekerjaan. Pemutakhiran program mutu
harus mendapatkan persetujuan PPK.
22.6 Persetujuan PPK terhadap program mutu
tidak mengubah kewajiban kontraktual
penyedia.
23. Rencana 23.1 Penyedia berkewajiban untuk
Keselamatan menyerahkan RK3K pada rapat persiapan
dan Kesehatan pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh
Kerja PPK.
Konstruksi 23.2 RK3K disusun paling sedikit berisi:
(RK3K)
a. Kebijakan K3 Proyek;
b. Organisasi K3;
c. Perencanaan K3;
d. Pengendalian dan Program K3;
e. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3;
f. Tinjauan Ulang Kinerja K3.
23.3 RK3K dapat direvisi sesuai dengan
kondisi lokasi pekerjaan.
23.4 Penyedia berkewajiban untuk
memutakhirkan RK3K jika terjadi
addendum kontrak dan peristiwa
kompensasi.
23.5 Pemutakhiran RK3K harus mendapatkan
persetujuan PPK.
23.6 Persetujuan PPK terhadap RK3K tidak
mengubah kewajiban kontraktual
penyedia.
24. Rapat 24.1 Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
Persiapan kalender sejak diterbitkannya SPMK dan
Pelaksanaan sebelum pelaksanaan pekerjaan, PPK
Kontrak bersama dengan penyedia, unsur
perencanaan, dan unsur pengawasan,
harus sudah menyelenggarakan rapat
persiapan pelaksanaan kontrak.
24.2 Beberapa hal yang dibahas dan disepakati
dalam rapat persiapan pelaksanaan
kontrak meliputi:
a. program mutu;
b. rencana K3 Kontrak;
c. organisasi kerja;
d. tata cara pengaturan pelaksanaan
pekerjaan;
e. jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang
diikuti uraian tentang metode kerja
yang memperhatikan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja;
f. jadwal pengadaan bahan/material,
mobilisasi peralatan dan personil;
g. penyusunan rencana dan pelaksanaan
pemeriksaan lokasi pekerjaan.
25. Mobilisasi 25.1 Mobilisasi paling lambat harus sudah
mulai dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari kalender sejak diterbitkan
SPMK, atau sesuai kebutuhan dan
rencana kerja.
25.2 Mobilisasi dilakukan sesuai dengan
lingkup pekerjaan, yaitu:
a. mendatangkan peralatan-peralatan
terkait yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan, termasuk
instalasi alat;
b. mempersiapkan fasilitas seperti
kantor, rumah, gedung laboratorium,
bengkel, gudang, dan sebagainya;
dan/atau
c. mendatangkan personil-personil.
25.3 Mobilisasi peralatan dan personil dapat
dilakukan secara bertahap sesuai dengan
kebutuhan.
26. Pengukuran/ 26.1 Pada tahap awal pelaksanaan Kontrak,
Pemeriksaan PPK bersama-sama dengan penyedia
Bersama melakukan pemeriksaan lokasi pekerjaan
dengan melakukan pengukuran dan
pemeriksaan detail kondisi lokasi
pekerjaan untuk setiap rencana mata
pembayaran(Mutual Check 0%).
26.2 Untuk pemeriksaan bersama ini, KPA
dapat membentuk Panitia Peneliti
Pelaksanaan Kontrak atas usul PPK.
26.3 Hasil pemeriksaan bersama dituangkan
dalam Berita Acara. Apabila dalam
pemeriksaan bersama mengakibatkan
perubahan isi Kontrak, maka harus
dituangkan dalam adendum Kontrak
(Berita Acara Mutual Check 0%).
26.4 Jika hasil pemeriksaan menunjukkan
bahwa Personil dan/atau Peralatan
ternyata belum memenuhi persyaratan
Kontrak maka penyedia tetap dapat
melanjutkan pekerjaan dengan syarat
Personil dan/atau Peralatan yang belum
memenuhi syarat harus segera diganti
dalam jangka waktu yang disepakati
bersama.
27. Penggunaan 27.1 Penggunaan produk dalam negeri
Produksi dilakukan sesuai besaran komponen
Dalam Negeri dalam negeri pada setiap Barang/Jasa
yang ditunjukkan dengan nilai Tingkat
Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada
saat penawaran.
27.2 Penyedia wajib membuat laporan
penggunaan produksi dalam negeri secara
periodik.
27.3 Apabila di dalam penggunaan produksi
dalam negeri berbeda dengan yang
ditunjukkan dengan nilai TKDN pada saat
penawaran akan dikenakan sanksi sesuai
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
yang terakhir diubah dengan Peraturan
Presiden No. 04Tahun 2015 beserta
petunjuk teknisnya, dan ditetapkan
dalam SSKK.
B.2 Pengendalian Waktu

28. Waktu 28.1 Kecuali Kontrak diputuskan lebih awal,


Penyelesaian penyedia berkewajiban untuk memulai
Pekerjaan pelaksanaan pekerjaan pada Tanggal
Mulai Kerja, dan melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan program mutu, serta
menyelesaikan pekerjaan selambat-
lambatnya pada Tanggal Penyelesaian
yang ditetapkan dalam SPMK.
28.2 Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal
Penyelesaian bukan akibat Keadaan
Kahar atau Peristiwa Kompensasi atau
karena kesalahan atau kelalaian penyedia
maka penyedia dikenakan denda.
28.3 Jika keterlambatan tersebut semata-mata
disebabkan oleh Peristiwa Kompensasi
maka PPK dikenakan kewajiban
pembayaran ganti rugi. Denda atau ganti
rugi tidak dikenakan jika Tanggal
Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak
untuk diperpanjang.
28.4 Tanggal Penyelesaian yang dimaksud
dalam Pasal ini adalah tanggal
penyelesaian seluruh pekerjaan.
29. Perpanjangan 29.1 Jika terjadi Peristiwa Kompensasi
Waktu sehingga penyelesaian pekerjaan akan
melampaui Tanggal Penyelesaian maka
penyedia berhak untuk meminta
perpanjangan Tanggal Penyelesaian
berdasarkan data penunjang. PPK
berdasarkan pertimbangan Pengawas
Pekerjaan memperpanjang Tanggal
Penyelesaian Pekerjaan secara tertulis.
Perpanjangan Tanggal Penyelesaian harus
dilakukan melalui Adendum Kontrak.
29.2 PPK berdasarkan pertimbangan Pengawas
Pekerjaan harus telah menetapkan ada
tidaknya perpanjangan dan untuk berapa
lama, dalam jangka waktu 21 (dua puluh
satu) hari kalender setelah penyedia
meminta perpanjangan. Jika penyedia
lalai untuk memberikan peringatan dini
atas keterlambatan atau tidak dapat
bekerja sama untuk mencegah
keterlambatan sesegera mungkin,maka
keterlambatan seperti ini tidak dapat
dijadikan alasan untuk memperpanjang
Tanggal Penyelesaian.
30. Penundaan Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan
oleh Pengawas secara tertulis penyedia untuk menunda
Pekerjaan pelaksanaan pekerjaan. Setiap perintah
penundaan ini harus segera ditembuskan
kepada PPK.
31. Rapat 31.1 Pengawas Pekerjaan atau penyedia dapat
Pemantauan menyelenggarakan rapat pemantauan,
dan meminta satu sama lain untuk
menghadiri rapat tersebut. Rapat
pemantauan diselenggarakan untuk
membahas perkembangan pekerjaan dan
perencanaaan atas sisa pekerjaan serta
untuk menindaklanjuti peringatan dini.
31.2 Hasil rapat pemantauan akan dituangkan
oleh Pengawas Pekerjaan dalam berita
acara rapat, dan rekamannya diserahkan
kepada PPK dan pihak-pihak yang
menghadiri rapat.
31.3 Mengenai hal-hal dalam rapat yang perlu
diputuskan, Pengawas Pekerjaan dapat
memutuskan baik dalam rapat atau
setelah rapat melalui pernyataan tertulis
kepada semua pihak yang menghadiri
rapat.
32. Peringatan 32.1 Penyedia berkewajiban untuk
Dini memperingatkan sedini mungkin
Pengawas Pekerjaan atas peristiwa atau
kondisi tertentu yang dapat
mempengaruhi mutu pekerjaan,
menaikkan Nilai Kontrak atau menunda
penyelesaian pekerjaan. Pengawas
Pekerjaan dapat memerintahkan penyedia
untuk menyampaikan secara tertulis
perkiraan dampak peristiwa atau kondisi
tersebut di atas terhadap Nilai Kontrak
dan Tanggal Penyelesaian. Pernyataan
perkiraan ini harus sesegera mungkin
disampaikan oleh penyedia.
32.2 Penyedia berkewajiban untuk bekerja
sama dengan Pengawas Pekerjaan untuk
mencegah atau mengurangi dampak
peristiwa atau kondisi tersebut.
B.3 Penyelesaian Kontrak

33. Serah Terima 33.1 Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus


Pekerjaan perseratus), penyedia mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK
untuk penyerahan pekerjaan.
33.2 Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan,
PPK menugaskan Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan. Apabila memerlukan keahlian
teknis khusus dapat dibantu oleh
tim/tenaga ahli untuk membantu
pelaksanaan tugas Panitia Penerima Hasil
Pekerjaan.
33.3 Panitia Penerima Hasil Pekerjaan
melakukan penilaian terhadap hasil
pekerjaan yang telah diselesaikan oleh
penyedia. Apabila terdapat kekurangan-
kekurangan dan/atau cacat hasil
pekerjaan, penyedia wajib
memperbaiki/menyelesaikannya, atas
perintah PPK.
33.4 PPK menerima penyerahan pertama
pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
Kontrak sejak tanggal berita acara
penyerahan pekerjaan dan telah diterima
oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
33.5 Pembayaran dilakukan sebesar 95%
(sembilan puluh lima perseratus) dari
nilai kontrak, sedangkan yang 5% (lima
perseratus) merupakan retensi selama
masa pemeliharaan, atau pembayaran
dilakukan sebesar 100% (seratus
perseratus) dari nilai kontrak dan
penyedia harus menyerahkan Jaminan
Pemeliharaan sebesar 5% (lima
perseratus) dari nilai kontrak.
33.6 Penyedia wajib memelihara hasil
pekerjaan selama masa pemeliharaan
sehingga kondisi tetap seperti pada saat
penyerahan pertama pekerjaan.
33.7 Setelah masa pemeliharaan berakhir,
penyedia mengajukan permintaan secara
tertulis kepada PPK untuk penyerahan
akhir pekerjaan.
33.8 PPK menerima penyerahan akhir
pekerjaan setelah penyedia melaksanakan
semua kewajibannya selama masa
pemeliharaan dengan baik. PPK wajib
melakukan pembayaran sisa nilai kontrak
yang belum dibayar atau mengembalikan
Jaminan Pemeliharaan.
33.9 Apabila penyedia tidak melaksanakan
kewajiban pemeliharaan sebagaimana
mestinya, maka PPK berhak
menggunakan uang retensi untuk
membiayai perbaikan/pemeliharaan atau
mencairkan Jaminan Pemeliharaan.
33.10 Serah terima pekerjaan dapat dilakukan
perbagian pekerjaan (secara parsial) yang
ketentuannya ditetapkan dalam SSKK.
33.11 Dalam hal dilakukan serah terima
pekerjaan secara parsial, maka cara
pembayaran dan kewajiban pemeliharaan
tersebut di atas disesuaikan.
33.12 Kewajiban pemeliharaan diperhitungkan
setelah penyerahan bagian pekerjaan
tersebut dilaksanakan pertama kali.
33.13 Umur konstruksi bangunan hasil dari
pelaksanaan pekerjaan ditetapkan dalam
SSKK.
34. Pengambilalih PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil
an pekerjaan dalam jangka waktu tertentu setelah
dikeluarkan surat keterangan selesai/
pengakhiran pekerjaan.
35. Pedoman 35.1 Penyedia diwajibkan memberikan
Pengoperasian petunjuk kepada PPK tentang pedoman
dan pengoperasian dan perawatan/
Perawatan/ pemeliharaan sesuai dengan SSKK.
Pemeliharaan 35.2 Apabila penyedia tidak memberikan
pedoman pengoperasian dan perawatan/
pemeliharaan, PPK berhak menahan uang
retensi atau Jaminan Pemeliharaan.
B.4 Adendum

36. Perubahan 36.1 Kontrak hanya dapat diubah melalui


Kontrak adendum kontrak.
36.2 Perubahan Kontrak dapat dilaksanakan
apabila disetujui oleh para pihak,
meliputi:
a. perubahan pekerjaan disebabkan oleh
sesuatu hal yang dilakukan oleh para
pihak dalam kontrak sehingga
mengubah lingkup pekerjaan dalam
kontrak;
b. perubahan harga kontrak akibat
adanya perubahan pekerjaan dan/atau
karena perubahan pelaksanaan
pekerjaan.
c. perubahan jadwal pelaksanaan
pekerjaan akibat adanya perubahan
pekerjaan
d. Perubahan harga kontrak akibat
adanya penyesuaian harga
(eskalasi/de-eskalasi).
36.3 Untuk kepentingan perubahan kontrak,
PPK menugaskan Panitia Peneliti
Pelaksanaan Kontrak.
37. Perubahan 37.1 Apabila terdapat perbedaan yang
Lingkup signifikan antara kondisi lokasi pekerjaan
Pekerjaan pada saat pelaksanaan dengan gambar
dan spesifikasi yang ditentukan dalam
Dokumen Kontrak, maka PPK bersama
penyedia dapat melakukan perubahan
kontrak yang meliputi antara lain:
a. menambah atau mengurangi volume
pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak;
b. menambah atau mengurangi jenis
pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis dan
gambar pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan lokasi pekerjaan; dan/atau
d. melaksanakan pekerjaan tambah yang
belum tercantum dalam kontrak yang
diperlukan untuk menyelesaikan
seluruh pekerjaan sesuai lingkup
kontrak awal.
37.2 Pekerjaan tambah harus
mempertimbangkan tersedianya anggaran
dan paling tinggi 10% (sepuluh
perseratus) dari nilai kontrak awal.
37.3 Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh
PPK secara tertulis kepada penyedia
kemudian dilanjutkan dengan negosiasi
teknis dan harga dengan tetap mengacu
pada ketentuan yang tercantum dalam
kontrak awal.
37.4 Hasil negosiasi tersebut dituangkan
dalam Berita Acara sebagai dasar
penyusunan adendum kontrak.
38. Perubahan 38.1 Perubahan kuantitas hanya dilakukan
Kuantitas dan apabila terdapat perubahan gambar dan
Harga spesifikasi (lingkup pekerjaan).
38.2 Harga satuan dalam daftar kuantitas dan
harga digunakan untuk membayar
prestasi pekerjaan.
38.3 Apabila kuantitas mata pembayaran
utama yang akan dilaksanakan berubah
lebih dari 10% (sepuluh perseratus) dari
kuantitas awal, maka pembayaran volume
selanjutnya dengan menggunakan harga
satuan yang disesuaikan dengan
negosiasi.
38.4 Apabila dari hasil evaluasi penawaran
terdapat harga satuan timpang, maka
harga satuan timpang tersebut hanya
berlaku untuk kuantitas pekerjaan yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan.
Untuk kuantitas pekerjaan tambahan
digunakan harga satuan berdasarkan
hasil negosiasi.
Apabila ada daftar item pekerjaan yang
masuk kategori harga satuan timpang,
maka dicantumkan dalam lampiran A
SSKK.
38.5 Apabila diperlukan mata pembayaran
baru, maka penyedia jasa harus
menyerahkan rincian harga satuannya
kepada PPK. Penentuan harga satuan
mata pembayaran baru dilakukan dengan
negosiasi.
39. Perubahan 39.1 Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat
Jadwal diberikan oleh PPK atas pertimbangan
Pelaksanaan yang layak dan wajar untuk hal-hal
Pekerjaan sebagai berikut:
a. pekerjaan tambah;
b. perubahan disain;
c. keterlambatan yang disebabkan oleh
PPK;
d. masalah yang timbul di luar kendali
penyedia; dan/atau
e. keadaan kahar.
39.2 Waktu penyelesaian pekerjaan dapat
diperpanjang sekurang-kurangnya sama
dengan waktu terhentinya kontrak akibat
keadaan kahar atau waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan pada 39.1.
39.3 PPK dapat menyetujui perpanjangan
waktu pelaksanaan atas kontrak setelah
melakukan penelitian terhadap usulan
tertulis yang diajukan oleh penyedia.
39.4 PPK dapat menugaskan Panitia Peneliti
Pelaksanaan Kontrak untuk meneliti
kelayakan usulan perpanjangan waktu
pelaksanaan.
39.5 Persetujuan perpanjangan waktu
pelaksanaan dituangkan dalam adendum
kontrak.
40. Penyesuaian 40.1 Ketentuan penggunaan rumusan
Harga Penyesuaian Harga (Price
(Eskalasi/De- Adjustment)adalah sebagai berikut:
eskalasi) a) Harga yang tercantum dalam kontrak
dapat berubah akibat adanya
penyesuaian harga sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
b) Penyesuaian harga diberlakukan pada
Kontrak Tahun Jamak yang masa
pelaksanaannya lebih dari 12 (dua
belas) bulan dan diberlakukan mulai
bulanke-13 (tiga belas) sejak
pelaksanaan pekerjaan.
c) Penyesuaian harga berlaku bagi
seluruh kegiatan/mata pembayaran,
kecuali mata pembayaran Lump Sum
sertapekerjaan dengan Harga Satuan
timpang.
d) Penyesuaian Harga Satuan berlaku
bagi seluruh komponen harga satuan
(upah, bahan, peralatan, dan bahan
bakar), tidak termasuk komponen
keuntungan dan biaya operasional
sebagaimana tercantum dalam
penawaran.
e) Penyesuaian Harga Satuan
diberlakukan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan yang tercantum dalam
kontrak awal/adendum kontrak.
f) Penyesuaian Harga Satuan bagi
komponen pekerjaan yang berasal dari
luar negeri, menggunakan indeks
penyesuaian harga dari negara asal
barang tersebut.
g) Jenis pekerjaan baru dengan Harga
Satuan baru sebagai akibat adanya
adendum kontrak dapat diberikan
penyesuaian harga mulai bulan ke-13
(tiga belas) sejak adendum kontrak
tersebut ditandatangani.
h) Jenis pekerjaan yang terlambat
pelaksanaannya disebabkan oleh
kesalahan Penyedia diberlakukan
penyesuaian harga berdasarkan
indeks harga jadwal awal pelaksanaan
pekerjaan.
i) Jenis pekerjaan yang lebih cepat
pelaksanaannya diberlakukan
penyesuaian harga berdasarkan
indeks harga pada saat pelaksanaan.
40.2 Ketentuan lebih lanjut sebagaimana
diatur dalam SSKK.
B.5 Keadaan Kahar

41. Keadaan 41.1 suatu keadaan yang terjadi diluar


Kahar kehendak para pihak dan tidak dapat
diperkirakan sebelumnya, sehingga
kewajiban yang ditentukan dalam
Kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.

41.2 Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka


penyedia memberitahukan kepada PPK
paling lambat14 (empat belas) hari
kalender sejak terjadinya Keadaan Kahar,
dengan menyertakan pernyataan Keadaan
Kahar dari pejabat yang berwenang.
41.3 Jangka waktu yang ditetapkan dalam
Kontrak untuk pemenuhan kewajiban
Pihak yang tertimpa Keadaan Kahar
harus diperpanjang sekurang-kurangnya
sama dengan jangka waktu terhentinya
Kontrak akibat Keadaan Kahar.
41.4 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan
akibat Keadaan Kahar yang dilaporkan
paling lambat 14 (empat belas) hari
kalender sejak terjadinya Keadaan Kahar,
tidak dikenakan sanksi.
41.5 Pada saat terjadinya Keadaan Kahar,
Kontrak ini akan dihentikan sementara
hingga Keadaan Kahar berakhir dengan
ketentuan, Penyedia berhak untuk
menerima pembayaran sesuai dengan
prestasi atau kemajuan pelaksanaan
pekerjaan yang telah dicapai. Jika selama
masa Keadaan Kahar PPK
memerintahkan secara tertulis kepada
Penyedia untuk meneruskan pekerjaan
sedapat mungkin maka Penyedia berhak
untuk menerima pembayaran
sebagaimana ditentukan dalam Kontrak
dan mendapat penggantian biaya yang
wajar sesuai dengan yang telah
dikeluarkan untuk bekerja dalam situasi
demikian. Penggantian biaya ini harus
diatur dalam suatu adendum Kontrak.
B.6 Penghentian dan Pemutusan Kontrak

42. Penghentian 42.1 Penghentian kontrak dapat dilakukan


dan karena pekerjaan sudah selesai atau
Pemutusan terjadi Keadaan Kahar.
Kontrak 42.2 Dalam hal kontrak dihentikan, maka PPK
wajib membayar kepada penyedia sesuai
dengan prestasi pekerjaan yang telah
dicapai, termasuk:
a. biaya langsung pengadaan Bahan dan
Perlengkapan untuk pekerjaan ini.
Bahan dan Perlengkapan ini harus
diserahkan oleh Penyedia kepada PPK,
dan selanjutnya menjadi hak milik
PPK;
b. biaya langsung pembongkaran dan
demobilisasi Hasil Pekerjaan
Sementara dan Peralatan;
c. biaya langsung demobilisasi Personil.
42.3 Pemutusan kontrak dapat dilakukan oleh
pihak penyedia atau pihak PPK.
42.4 Mengesampingkan Pasal 1266 dan 1267
Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata,pemutusan Kontrak melalui
pemberitahuan tertulis dapat dilakukan
apabila:
a. penyedia lalai/cidera janji dalam
melaksanakan kewajibannya dan tidak
memperbaiki kelalaiannya dalam
jangka waktu yang telah ditetapkan;
b. penyedia tanpa persetujuan Pengawas
Pekerjaan, tidak memulai pelaksanaan
pekerjaan;
c. penyedia menghentikan pekerjaan
selama 28 (dua puluh delapan) hari
kalender dan penghentian ini tidak
tercantum dalam program mutu serta
tanpa persetujuan Pengawas
Pekerjaan;
d. penyedia berada dalam keadaan pailit;
e. penyedia selama Masa Kontrak gagal
memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka
waktu yang ditetapkan oleh PPK;
f. penyedia tidak mempertahankan
keberlakuan Jaminan Pelaksanaan;
g. denda keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan akibat kesalahan penyedia
sudah melampaui 5% (lima perseratus)
dari nilai Kontrak dan PPK menilai
bahwa Penyedia tidak akan sanggup
menyelesaikan sisa pekerjaan;
h. Pengawas Pekerjaan memerintahkan
penyedia untuk menunda pelaksanaan
atau kelanjutan pekerjaan, dan
perintah tersebut tidak ditarik selama
28 (dua puluh delapan) hari kalender;
i. PPK tidak menerbitkan SPP untuk
pembayaran tagihan angsuran sesuai
dengan yang disepakati sebagaimana
tercantum dalam SSKK;
j. penyedia terbukti melakukan KKN,
kecurangan dan/atau pemalsuan
dalam proses Pengadaan yang
diputuskan oleh instansi yang
berwenang; dan/atau
k. pengaduan tentang penyimpangan
prosedur, dugaan KKN dan/atau
pelanggaran persaingan sehat dalam
pelaksanaan pengadaan dinyatakan
benar oleh instansi yang berwenang.
42.5 Dalam hal pemutusan Kontrak pada
masa pelaksanaan dilakukan karena
kesalahan penyedia, maka:
a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
b. Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh
penyedia atau Jaminan Uang Muka
dicairkan;
c. Penyedia membayar denda (apabila
pelaksanaan pekerjaannya terlambat);
dan
d. Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar
Hitam.
42.6 Dalam hal pemutusan Kontrak pada
masa pemeliharaan dilakukan karena
kesalahan penyedia, maka:
a. Jaminan Pemeliharaan dicairkan
untuk membiayai perbaikan/
pemeliharaan; dan
b. Penyedia dimasukkan ke dalam Daftar
Hitam.
42.7 Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan
karena PPK terlibat penyimpangan
prosedur, melakukan KKN dan/atau
pelanggaran persaingan usaha di dalam
pelaksanaan pengadaan yang sudah
diputuskan oleh instansi berwenang,
maka PPK dikenakan sanksi berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
43. Keterlambatan 43.1 Apabila penyedia terlambat
Pelaksanaan melaksanakan pekerjaan sesuai jadwal,
Pekerjaan dan maka PPK harus memberikan peringatan
Kontrak Kritis secara tertulis atau dikenakan ketentuan
tentang kontrak kritis.
43.2 Kontrak dinyatakan kritis apabila:
a. Dalam periode I (rencana fisik
pelaksanaan 0% – 70% dari kontrak),
selisih keterlambatan antara realisasi
fisik pelaksanaan dengan rencana
pelaksanaan lebih besar 10%;
b. Dalam periode II (rencana fisik
pelaksanaan 70% - 100% dari
kontrak), selisih keterlambatan antara
realisasi fisik pelaksanaan dengan
rencana pelaksanaan lebih besar 5%;
c. Dalam periode III (rencana fisik
pelaksanaan 70% - 100% dari
kontrak), selisih keterlambatan antara
realisasi fisik pelaksanaan dengan
rencana pelaksanaan kurang dari 5%
dan akan melampaui tahun anggaran
berjalan.
43.3 Penanganan kontrak kritis.
a. Dalam hal keterlambatan pada 43.1
dan penanganan kontrak pada 43.2,
penanganan kontrak kritis
dilakukandengan Rapat pembuktian
(show cause meeting/SCM)
1) Pada saat kontrak dinyatakan
kritis direksi pekerjaan
menerbitkan surat peringatan
kepada penyedia dan selanjutnya
menyelenggarakan SCM.
2) Dalam SCM direksi pekerjaan,
direksi teknis dan penyedia
membahas dan menyepakati
besaran kemajuan fisik yang harus
dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba
pertama) yang dituangkan dalam
berita acara SCM tingkat Tahap I
3) Apabila penyedia gagal pada uji
coba pertama, maka harus
diselenggarakan SCM Tahap II
yang membahas dan menyepakati
besaran kemajuan fisik yang harus
dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba
kedua) yang dituangkan dalam
berita acara SCM Tahap II
4) Apabila penyedia gagal pada uji
coba kedua, maka harus
diselenggarakan SCM Tahap III
yang membahas dan menyepakati
besaran kemajuan fisik yang harus
dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba
ketiga) yang dituangkan dalam
berita acara SCM. Tahap III
5) Pada setiap uji coba yang gagal,
PPK harus menerbitkan surat
peringatan kepada penyedia atas
keterlambatan realisasi fisik
pelaksanaan pekerjaan.
b. Dalam hal terjadi keterlambatan dan
akan melampaui tahun anggaran
berjalan akibat kesalahan Penyedia
Pekerjaan Konstruksi, sebelum
dilakukan pemutusan kontrak
Penyedia Pekerjaan Konstruksi dapat
diberi kesempatan menyelesaikan
pekerjaan sampai dengan 50 (lima
puluh) hari kalender sejak masa
berakhirnya pelaksanaan pekerjaan
dengan diberlakukan denda sebesar
1/1000 (satu perseribu) dari nilai
Kontrak atau nilai bagian Kontrak
apabila ditetapkan serah terima
pekerjaan secara parsial untuk setiap
hari keterlambatan. Kesempatan
menyelesaikan pekerjaan selama 50
(lima puluh) hari kalender tersebut
dapat melampaui tahun anggaran
berjalan.
c. Dalam hal penyelesaian pekerjaan
akibat keterlambatan melampaui
tahun anggaran berjalan, diterbitkan
adendum untuk mencantumkan
sumber dana tahun anggaran
berikutnya atas sisa pekerjaan yang
akan diselesaikan dan memperpanjang
masa berlaku jaminan pelaksanaan.
d. Dalam hal keterlambatan pada 43.2 a
atau 43.2 b, setelah dilakukan
penanganan kontrak kritis sesuai 43.3
a, PPK dapat langsung memutuskan
kontrak secara sepihak dengan
mengesampingkan Pasal 1266 Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata.
PPK dapat memutuskan Kontrak
secara sepihak,apabila:
1) kebutuhan barang/jasa tidak
dapat ditunda melebihi batas
berakhirnya kontrak;
2) berdasarkan penelitian PPK,
Penyedia Barang/Jasa tidak akan
mampu menyelesaikan
keseluruhan pekerjaan walaupun
diberikan kesempatan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari
kalender sejak masa berakhirnya
pelaksanaan pekerjaan untuk
menyelesaikan pekerjaan;
dan/atau
3) setelah diberikan kesempatan
menyelesaikan pekerjaan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari
kalender sejak masa berakhirnya
pelaksanaan pekerjaan, Penyedia
Barang/Jasa tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan.
44. Peninggalan Semua Bahan, Perlengkapan, Peralatan, Hasil
Pekerjaan Sementara yang masih berada di
lokasi kerja setelah pemutusan Kontrak akibat
kelalaian atau kesalahan penyedia, dapat
dimanfaatkan sepenuhnya oleh PPK tanpa
kewajiban perawatan/pemeliharaan.
Pengambilan kembali semua peninggalan
tersebut oleh penyedia hanya dapat dilakukan
setelah mempertimbangkan kepentingan PPK.

C. Hak dan Kewajiban Para Pihak

45. Hak dan Hak-hak yang dimiliki serta kewajiban-


Kewajiban Para kewajiban yang harus dilaksanakan oleh PPK
Pihak dan penyedia dalam melaksanakan kontrak,
meliputi:
45.1 Hak dan kewajiban PPK:
a. mengawasi dan memeriksa pekerjaan
yang dilaksanakan oleh penyedia;
b. meminta laporan-laporan secara
periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh
penyedia;
c. membayar pekerjaan sesuai dengan
harga yang tercantum dalam kontrak
yang telah ditetapkan kepada
penyedia; dan
d. memberikan fasilitas berupa sarana
dan prasarana yang dibutuhkan oleh
penyedia untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak.
45.2 Hak dan kewajiban penyedia:
a. menerima pembayaran untuk
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam
kontrak;
b. berhak meminta fasilitas-fasilitas
dalam bentuk sarana dan prasarana
dari PPK untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan kontrak;
c. melaporkan pelaksanaan pekerjaan
secara periodik kepada PPK;
d. melaporkan pelaksanaan penggunaan
produksi dalam negeri/TKDN secara
periodik kepada PPK;
e. melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah
ditetapkan dalam kontrak;
f. melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan secara cermat, akurat dan
penuh tanggung jawab dengan
menyediakan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan, angkutan ke atau
dari lapangan, dan segala pekerjaan
permanen maupun sementara yang
diperlukan untuk pelaksanaan,
penyelesaian dan perbaikan pekerjaan
yang dirinci dalam kontrak;
g. memberikan keterangan-keterangan
yang diperlukan untuk pemeriksaan
pelaksanaan yang dilakukan PPK;
h. menyerahkan hasil pekerjaan sesuai
dengan jadwal penyerahan pekerjaan
yang telah ditetapkan dalam kontrak;
dan
i. mengambil langkah-langkah yang
memadai dalam rangka memberi
perlindungan kepada setiap orang yang
berada di tempat kerja maupun
masyarakat dan lingkungan sekitar
yang berhubungan dengan
pemindahan bahan baku, penggunaan
peralatan kerja konstruksi dan proses
produksi.
[Catatan: Hak dan Kewajiban kontraktor
disesuaikan dengan lingkup pekerjaan
yang harus dilaksanakan sesuai kontrak]
46. Penggunaan Penyedia tidak diperkenankan menggunakan
Dokumen- dan menginformasikan dokumen kontrak atau
Dokumen dokumen lainnya yang berhubungan dengan
Kontrak dan kontrak untuk kepentingan pihak lain,
Informasi misalnya spesifikasi teknis dan/atau gambar-
gambar, serta informasi lain yang berkaitan
dengan kontrak, kecuali dengan izin tertulis
dari PPK sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
47. Hak Kekayaan Penyedia wajib melindungi PPK dari segala
Intelektual tuntutan atau klaim dari pihak ketiga yang
disebabkan penggunaan atau atas pelanggaran
Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) oleh penyedia.
48. Penanggungan 48.1 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,
dan Risiko membebaskan, dan menanggung tanpa
batas PPK beserta instansinya terhadap
semua bentuk tuntutan, tanggung jawab,
kewajiban, kehilangan, kerugian, denda,
gugatan atau tuntutan hukum, proses
pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta
instansinya (kecuali kerugian yang
mendasari tuntutan tersebut disebabkan
kesalahan atau kelalaian berat PPK)
sehubungan dengan klaim yang timbul
dari hal-hal berikut terhitung sejak
Tanggal Mulai Kerja sampai dengan
tanggal penandatanganan berita acara
penyerahan akhir:
a. kehilangan atau kerusakan peralatan
dan harta benda penyedia,
Subpenyedia (jika ada), dan Personil;
b. cidera tubuh, sakit atau kematian
Personil;
c. kehilangan atau kerusakan harta
benda, dan cidera tubuh, sakit atau
kematian pihak ketiga;
48.2 Terhitung sejak Tanggal Mulai Kerja
sampai dengan tanggal penandatanganan
berita acara penyerahan awal, semua
risiko kehilangan atau kerusakan Hasil
Pekerjaan ini, Bahan dan Perlengkapan
merupakan risiko penyedia, kecuali
kerugian atau kerusakan tersebut
diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian
PPK.
48.3 Pertanggungan asuransi yang dimiliki
oleh penyedia tidak membatasi kewajiban
penanggungan dalam Pasal ini.
48.4 Kehilangan atau kerusakan terhadap
Hasil Pekerjaan atau Bahan yang
menyatu dengan Hasil Pekerjaan selama
Tanggal Mulai Kerja dan batas akhir Masa
Pemeliharaan harus diganti atau
diperbaiki oleh penyedia atas
tanggungannya sendiri jika kehilangan
atau kerusakan tersebut terjadi akibat
tindakan atau kelalaian penyedia.
49. Perlindungan 49.1 Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban
Tenaga Kerja atas biaya sendiri untuk
mengikutsertakan Personilnya pada
program Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) ketenagakerjaan
sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan.
49.2 Penyedia berkewajiban untuk mematuhi
dan memerintahkan Personilnya untuk
mematuhi peraturan keselamatan kerja.
Pada waktu pelaksanaan pekerjaan,
penyedia beserta Personilnya dianggap
telah membaca dan memahami peraturan
keselamatan kerja tersebut.
49.3 Penyedia berkewajiban atas biaya sendiri
untuk menyediakan kepada setiap
Personilnya (termasuk Personil
Subpenyedia, jika ada) perlengkapan
keselamatan kerja yang sesuai dan
memadai.
49.4 Tanpa mengurangi kewajiban penyedia
untuk melaporkan kecelakaan
berdasarkan hukum yang berlaku,
penyedia wajib melaporkan kepada PPK
mengenai setiap kecelakaan yang timbul
sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak
ini dalam waktu 24 (dua puluh empat)
jam setelah kejadian.
50. Pemeliharaan Penyedia berkewajiban untuk mengambil
Lingkungan langkah-langkah yang memadai untuk
melindungi lingkungan baik di dalam maupun
di luar tempat kerja dan membatasi gangguan
lingkungan terhadap pihak ketiga dan harta
bendanya sehubungan dengan pelaksanaan
Kontrak ini.
51. Asuransi 51.1 Penyedia wajib menyediakan asuransi
sejak SPMK sampai dengan tanggal
selesainya pemeliharaan untuk:
a. semua barang dan peralatan yang
mempunyai risiko tinggi terjadinya
kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan,
serta pekerja untuk pelaksanaan
pekerjaan, atas segala risiko terhadap
kecelakaan, kerusakan, kehilangan,
serta risiko lain yang tidak dapat
diduga;
b. pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan
di tempat kerjanya; dan
c. perlindungan terhadap kegagalan
bangunan.
51.2 Besarnya asuransi sudah diperhitungkan dalam
penawaran dan termasuk dalam nilai kontrak.
52. Tindakan 52.1 Penyedia berkewajiban untuk
Penyedia yang mendapatkan lebih dahulu persetujuan
Mensyaratkan tertulis PPK sebelum melakukan
Persetujuan tindakan-tindakan berikut:
PPK atau a. mensubkontrakkan sebagian
Pengawas pekerjaan dalam Lampiran A SSKK;
Pekerjaan
b. menunjuk Personil Inti yang namanya
tidak tercantum dalam Lampiran A
SSKK;
c. mengubah atau memutakhirkan
program mutu dan RK3K;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.
52.2 Penyedia berkewajiban untuk
mendapatkan lebih dahulu persetujuan
tertulis Pengawas Pekerjaan sebelum
melakukan tindakan-tindakan berikut:
a. menggunakan spesifikasi dan gambar
dalam Pasal 15 SSUK;
b. mengubah syarat dan ketentuan polis
asuransi;
c. mengubah Personil Inti dan/atau
Peralatan;
d. tindakan lain yang diatur dalam SSKK.
53. Laporan Hasil 53.1 Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama
Pekerjaan pelaksanaan kontrak untuk menetapkan
volume pekerjaan atau kegiatan yang
telah dilaksanakan guna pembayaran
hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan
pekerjaan dituangkan dalam laporan
kemajuan hasil pekerjaan.
53.2 Untuk kepentingan pengendalian dan
pengawasan pelaksanaan pekerjaan,
seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan
dilokasi pekerjaan dicatat dalam buku
harian sebagai bahan laporan harian
pekerjaan yang berisi rencana dan
realisasi pekerjaan harian.
53.3 Laporan harian berisi:
a. jenis dan kuantitas bahan yang berada
di lokasi pekerjaan;
b. penempatan tenaga kerja untuk tiap
macam tugasnya;
c. jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
d. jenis dan kuantitas pekerjaan yang
dilaksanakan;
e. keadaan cuaca termasuk hujan, banjir
dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran
pekerjaan; dan
f. catatan-catatan lain yang berkenaan
dengan pelaksanaan.
53.4 Laporan harian dibuat oleh penyedia,
apabila diperlukan diperiksa oleh
konsultan, dan disetujui oleh wakil PPK.
53.5 Laporan mingguan terdiri dari rangkuman
laporan harian dan berisi hasil kemajuan
fisik pekerjaan dalam periode satu
minggu, serta hal-hal penting yang perlu
ditonjolkan.
53.6 Laporan bulanan terdiri dari rangkuman
laporan mingguan dan berisi hasil
kemajuan fisik pekerjaan dalam periode
satu bulan, serta hal-hal penting yang
perlu ditonjolkan.
53.7 Untuk merekam kegiatan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi, PPK dan penyedia
membuat foto-foto dokumentasi dan video
pelaksanaan pekerjaan di lokasi
pekerjaan sesuai kebutuhan.
54. Kepemilikan Semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain,
Dokumen laporan, dan dokumen-dokumen lain serta
piranti lunak yang dipersiapkan oleh penyedia
berdasarkan Kontrak ini sepenuhnya
merupakan hak milik PPK. Penyedia paling
lambat pada waktu pemutusan atau akhir
Masa Kontrak berkewajiban untuk
menyerahkan semua dokumen dan piranti
lunak tersebut beserta daftar rinciannya
kepada PPK. Penyedia dapat menyimpan 1
(satu) buah salinan tiap dokumen dan piranti
lunak tersebut. Pembatasan (jika ada)
mengenai penggunaan dokumen dan piranti
lunak tersebut di atas di kemudian hari diatur
dalam SSKK.
55. Kerjasama 55.1 Penyedia yang mempunyai harga Kontrak
Antara di atas Rp25.000.000.000,00 (dua puluh
Penyedia dan lima miliar rupiah) sampai dengan
Sub Penyedia Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar
rupiah)wajib bekerja sama dengan
penyedia Usaha Mikro, Usaha Kecil dan
Koperasi Kecil, yaitu dengan
mensubkontrakkan sebagian pekerjaan
yang bukan pekerjaan utama.
55.2 Penyedia yang mempunyai harga Kontrak
di atasRp50.000.000.000,00 (lima puluh
miliar rupiah)wajib bekerja sama dengan
penyedia Usaha Mikro, Usaha Kecil dan
Koperasi Kecil, yaitu dengan
mensubkontrakkan sebagian pekerjaan
yang bukan pekerjaan utama kepada sub
penyedia jasa dari lokasi pekerjaan
setempat, kecuali tidak tersedia sub
penyedia jasa yang dimaksud.
55.3 Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan
tersebut harus diatur dalam Kontrak dan
disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
55.4 Penyedia tetap bertanggung jawab atas
bagian pekerjaan yang disubkontrakkan
tersebut.
55.5 Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak
harus mengacu kepada Kontrak serta
menganut prinsip kesetaraan.
56. Usaha Mikro, 56.1 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai
Usaha Kecil pelaksana konstruksi adalah penyedia
dan Koperasi Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi
Kecil Kecil, maka pekerjaan tersebut harus
dilaksanakan sendiri oleh penyedia yang
ditunjuk dan dilarang diserahkan atau
disubkontrakkan kepada pihak lain.
56.2 Apabila penyedia yang ditunjuk sebagai
pelaksana konstruksi adalah penyedia
bukan Usaha Mikro, Usaha Kecil dan
koperasi kecil, maka:
a. penyedia wajib bekerja sama dengan
penyedia Usaha Mikro, Usaha Kecil
dan koperasi kecil, antara lain dengan
mensubkontrakkan sebagian
pekerjaannya;
b. dalam melaksanakan kewajiban di atas
penyedia terpilih tetap
bertanggungjawab penuh atas
keseluruhan pekerjaan tersebut;
c. bentuk kerjasama tersebut hanya
untuk sebagian pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama; dan
d. membuat laporan periodik mengenai
pelaksanaan ketetapan di atas.
56.3 Apabila ketentuan tersebut di atas
dilanggar, maka penyedia dikenakan
sanksi yang diatur dalam SSKK.
57. Penyedia Lain Penyedia berkewajiban untuk bekerjasama dan
menggunakan lokasi kerja termasuk jalan
akses bersama-sama dengan penyedia yang lain
(jika ada) dan pihak-pihak lainnya yang
berkepentingan atas lokasi kerja. Jika
dipandang perlu, PPK dapat memberikan jadwal
kerja penyedia yang lain di lokasi kerja.
58. Alih Dalam hal paket pekerjaan dengan nilai di atas
Pengalaman/ Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar
Keahlian rupiah) diwajibkan mengalokasikan alih
pengalaman/ keahlian dengan merekrut tenaga
magang dan/atau fresh graduate.
59. Keselamatan Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan
dan Kesehatan dan kesehatan semua pihak di lokasi
Kerja kerja.Penyedia setiap saat harus mengambil
langkah-langkah yang patut diambil untuk
menjaga keselamatan dan kesehatan para
personilnya. Penyedia harus memastikan bahwa
staf kesehatan, fasilitas pertolongan pertama
pada kecelakaan, dan layanan ambulance dapat
disediakan setiap saat di lapangan bagi personil
penyedia termasuk subpenyedia maupun
personil PPK dan telah dibuat perencanaan yang
sesuai dengan semua persyaratan kesehatan
dan kebersihan untuk mencegah timbulnya
wabah penyakit. Penyedia harus menunjuk
petugas keselamatan kerja yang bertanggung
jawab untuk menjaga keselamatan dan
mencegah terjadinya kecelakaan. Petugas yang
bersangkutan harus memenuhi aturan dan
persyaratan K3.Petugas K3 dipersyaratkan
berdasarkan tingkat risiko pekerjaan:
diperlukan Ahli K3 untuk pekerjaan berisiko
tinggi dan diperlukan Petugas K3 untuk
pekerjaan berisiko sedang atau
kecilsebagaimana ditetapkan dalam SSKK.
60. Pembayaran Penyedia berkewajiban untuk membayar sanksi
Denda finansial berupa Denda sebagai akibat
wanprestasi atau cidera janji terhadap
kewajiban-kewajiban penyedia dalam Kontrak
ini. PPK mengenakan Denda dengan memotong
angsuran pembayaran prestasi pekerjaan
penyedia. Pembayaran Denda tidak mengurangi
tanggung jawab kontraktual penyedia.
61. Jaminan 61.1 Penggunaan jaminan pelaksanaan,
jaminan uang muka, dan jaminan
pemeliharaan sebagai berikut:
A. paket pekerjaan sampai dengan
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima
ratus juta rupiah) dapat diterbitkan
oleh Bank Umum, Perusahaan
Asuransi, Perusahaan Penjaminan,
konsorsium perusahaan asuransi
umum/lembaga penjaminan/
perusahaan penjaminan yang
mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship), bersifat mudah
dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional) dimana konsorsium
tersebut telah ditetapkan/mendapat
rekomendasi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), dan diserahkan oleh
Penyedia Jasa kepada PPK.
a. paket pekerjaan di atas
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima
ratus juta rupiah) diterbitkan oleh
Bank Umum, konsorsium perusahaan
asuransi umum/lembaga
penjaminan/perusahaan penjaminan
yang mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship), bersifat mudah
dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional) dimana konsorsium
tersebut telah ditetapkan/mendapat
rekomendasi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), dan diserahkan oleh
Penyedia Jasa kepada PPK.
61.2 Jaminan Pelaksanaan diberikan kepada
PPK selambat-lambatnya 14 (empat belas)
hari kerja setelah diterbitkannya Surat
Penunjukan Penyedia Barang/Jasa
(SPPBJ) sebelum dilakukan
penandatanganan kontrak dengan
besaran/nilai:
a. 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak;
atau
b. 5% (lima perseratus) dari nilai total
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) bagi
penawaran yang lebih kecil dari 80%
(delapan puluh perseratus) HPS.
61.3 Masa berlakunya Jaminan Pelaksanaan
sekurang-kurangnya sejak tanggal
penanda-tanganan kontrak sampai
dengan serah terima pertama pekerjaan
(Provisional Hand Over/PHO).
61.4 Jaminan Pelaksanaan dikembalikan
setelah pekerjaan dinyatakan selesai
100% (seratus perseratus) dan diganti
dengan Jaminan Pemeliharaan atau
dengan menahan uang retensi sebesar 5%
(lima perseratus) dari nilai kontrak;
61.5 Jaminan Uang Muka diberikan kepada
PPK dalam rangka pengambilan uang
muka sekurang-kurangnya sama dengan
besarnya uang muka;
61.6 Nilai Jaminan Uang Muka dapat
dikurangi secara proporsional sesuai
dengan pencapaian prestasi pekerjaan;
61.7 Masa berlakunya Jaminan Uang Muka
sekurang-kurangnya sejak tanggal
persetujuan pemberian uang muka
sampai dengan tanggal penyerahan
pertama pekerjaan (PHO).
61.8 Jaminan Pemeliharaan diberikan kepada
PPK setelah pekerjaan dinyatakan selesai
100% (seratus perseratus).
61.9 Pengembalian Jaminan Pemeliharan
dilakukan paling lambat 14 (empat belas)
hari kalender setelah masa pemeliharaan
selesai dan pekerjaan diterima dengan
baik sesuai dengan ketentuan kontrak;
61.10 Masa berlakunya Jaminan Pemeliharaan
sekurang-kurangnya sejak tanggal serah
terima pertama pekerjaan (PHO) sampai
dengan tanggal penyerahan akhir
pekerjaan (Final Hand Over/FHO);
D. Personil Inti dan/atau Peralatan Penyedia

62. Personil Inti 62.1 Personil inti dan/atau peralatan yang


dan/atau ditempatkan harus sesuai dengan yang
Peralatan tercantum dalam Dokumen Penawaran.
62.2 Penggantian personil inti dan/atau
peralatan tidak boleh dilakukan kecuali
atas persetujuan tertulis PPK.
62.3 Penggantian personil inti dilakukan oleh
penyedia dengan mengajukan
permohonan terlebih dahulu kepada PPK
dengan melampirkan riwayat
hidup/pengalaman kerja personil inti
yang diusulkan beserta alasan
penggantian.
62.4 PPK dapat menilai dan menyetujui
penempatan/penggantian personil inti
dan/atau peralatan menurut kualifikasi
yang dibutuhkan.
62.5 Jika PPK menilai bahwa personil inti:
a. tidak mampu atau tidak dapat
melakukan pekerjaan dengan baik;
b. berkelakuan tidak baik; atau
c. mengabaikan pekerjaan yang menjadi
tugasnya,
maka penyedia berkewajiban untuk
menyediakan pengganti dan menjamin
personil inti tersebut meninggalkan lokasi
kerja dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender
sejak diminta oleh PPK.
62.6 Jika penggantian personil inti dan/atau
peralatan perlu dilakukan, maka penyedia
berkewajiban untuk menyediakan
pengganti dengan kualifikasi yang setara
atau lebih baik dari personil inti dan/atau
peralatan yang digantikan tanpa biaya
tambahan apapun.
62.7 Personil inti berkewajiban untuk menjaga
kerahasiaan pekerjaannya. Jika
diperlukan oleh PPK, Personil inti dapat
sewaktu-waktu disyaratkan untuk
menjaga kerahasiaan pekerjaan di bawah
sumpah.
E. Kewajiban PPK

63. Fasilitas PPK dapat memberikan fasilitas berupa sarana


dan prasarana atau kemudahan lainnya (jika
ada) yang tercantum dalam SSKK untuk
kelancaran pelaksanan pekerjaan ini.
64. Peristiwa 64.1 Peristiwa Kompensasi yang dapat
Kompensasi diberikankepada penyedia yaitu:
a. PPK mengubah jadwal yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
b. keterlambatan pembayaran kepada
penyedia;
c. PPK tidak memberikan gambar-
gambar, spesifikasi dan/atau instruksi
sesuai jadwal yang dibutuhkan;
d. penyedia belum bisa masuk ke lokasi
sesuai jadwal dalam kontrak;
e. PPK menginstruksikan kepada pihak
penyedia untuk melakukan pengujian
tambahan yang setelah dilaksanakan
pengujian ternyata tidak ditemukan
kerusakan/kegagalan/penyimpangan;
f. PPK memerintahkan penundaan
pelaksanaan pekerjaan;
g. PPK memerintahkan untuk mengatasi
kondisi tertentu yang tidak dapat
diduga sebelumnya dan disebabkan
oleh PPK;
h. ketentuan lain dalam SSKK.
64.2 Jika Peristiwa Kompensasi
mengakibatkan pengeluaran tambahan
dan/atau keterlambatan penyelesaian
pekerjaan maka PPK berkewajiban untuk
membayar ganti rugi dan/atau
memberikan perpanjangan waktu
penyelesaian pekerjaan.
64.3 Ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika
berdasarkan data penunjang dan
perhitungan kompensasi yang diajukan
oleh penyedia kepada PPK, dapat
dibuktikan kerugian nyata akibat
Peristiwa Kompensasi.
64.4 Perpanjangan waktu penyelesaian
pekerjaan hanya dapat diberikan jika
berdasarkan data penunjang dan
perhitungan kompensasi yang diajukan
oleh penyedia kepada PPK, dapat
dibuktikan perlunya tambahan waktu
akibat Peristiwa Kompensasi.
64.5 Penyedia tidak berhak atas ganti rugi
dan/atau perpanjangan waktu
penyelesaian pekerjaan jika penyedia
gagal atau lalai untuk memberikan
peringatan dini dalam mengantisipasi
atau mengatasi dampak Peristiwa
Kompensasi.
F. Pembayaran Kepada Penyedia

65. Harga 65.1 PPK membayar kepada penyedia atas


Kontrak pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak
sebesar harga kontrak.
65.2 Harga kontrak telah memperhitungkan
keuntungan, beban pajak dan biaya
overhead termasuk penyelenggaraan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
dan semua pajak, bea, retribusi, tenaga
kerja praktek/magang, biaya asuransi,
dan biaya lain yang harus dibayar oleh
penyedia untuk pelaksanaan paket
pekerjaan konstruksi.
65.3 Rincian harga kontrak sesuai dengan
rincian yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga.
66. Pembayaran 66.1 Uang muka
a. uang muka dibayar untuk membiayai
mobilisasi peralatan, personil,
pembayaran uang tanda jadi kepada
pemasok bahan/material dan
persiapan teknis lain;
b. untuk usaha kecil, uang muka dapat
diberikanpaling tinggi 30% (tiga puluh
perseratus) dari nilai Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa;
c. untuk usaha non kecil, uang muka
dapatdiberikan paling tinggi 20% (dua
puluh perseratus) dari nilai Kontrak
Pengadaan Barang/Jasa;
d. untuk Kontrak Tahun Jamak, uang
muka dapat diberikan:
1) 20% (dua puluh perseratus) dari
alokasi anggaran tahun pertama;
atau
2) 15% (lima belas perseratus) dari
nilai Kontrak.
e. Besaran uang muka ditentukan dalam
SSKK dan dibayar setelah penyedia
menyerahkan Jaminan Uang Muka
senilai uang muka yang diterima;
f. penyedia harus mengajukan
permohonan pengambilan uang muka
secara tertulis kepada PPK disertai
dengan rencana penggunaan uang
muka untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai Kontrak;
g. PPK harus mengajukan surat
permintaan pembayaran untuk
permohonan tersebut pada hurufc,
paling lambat 7 (tujuh) hari kalender
setelah Jaminan Uang Muka diterima;
h. Jaminan Uang Muka dapat diterbitkan
oleh Bank Umum, Perusahaan
Asuransi, Perusahaan Penjaminan,
konsorsium perusahaan asuransi
umum/lembaga penjaminan/
perusahaan penjaminan yang
mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship), bersifat mudah
dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional) dimana konsorsium
tersebut telah ditetapkan/mendapat
rekomendasi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) untuk paket
pekerjaan sampai dengan
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima
ratus juta rupiah);
i. Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh
Bank Umum, konsorsium perusahaan
asuransi umum/lembaga
penjaminan/perusahaan penjaminan
yang mempunyai program asuransi
kerugian (suretyship), bersifat mudah
dicairkan dan tidak bersyarat
(unconditional) dimana konsorsium
tersebut telah ditetapkan/mendapat
rekomendasi dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK)untuk paket
pekerjaan di atas
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima
ratus juta rupiah);
j. pengembalian uang muka harus
diperhitungkan berangsur-angsur
secara proporsional pada setiap
pembayaran prestasi pekerjaan dan
paling lambat harus lunas pada saat
pekerjaan mencapai prestasi 100%
(seratus perseratus).
66.2 Prestasi pekerjaan
Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang
disepakati dilakukan oleh PPK, dengan
ketentuan :
a. Penyedia telah mengajukan tagihan
disertai laporan kemajuan hasil
pekerjaan;
b. Pembayaran dilakukan dengan sistem
bulanan, sistem termin atau
pembayaran secara sekaligus, sesuai
ketentuan dalam SSKK;
c. Pembayaran dilakukan senilai
pekerjaan yang telah terpasang.
d. Pembayaran harus memperhitungkan:
1) angsuran uang muka;
2) peralatan dan/atau bahan yang
menjadi bagian permanen dari hasil
pekerjaan yang akan
diserahterimakan (material on site)
yang sudah dibayar sebelumnya;
3) denda (apabila ada);
4) pajak; dan/atau
5) uang retensi.
e. Untuk kontrak yang mempunyai sub
kontrak, permintaan pembayaran
harus dilengkapi bukti pembayaran
kepada seluruh sub penyedia sesuai
dengan prestasi pekerjaan.
Pembayaran kepada sub penyedia
dilakukan sesuai prestasi pekerjaan
yang selesai dilaksanakan oleh sub
penyedia tanpa harus menunggu
pembayaran terlebih dahulu dari PPK.
f. pembayaran terakhir hanya dilakukan
setelah pekerjaan selesai 100%
(seratus perseratus) dan Berita Acara
Penyerahan Pertama Pekerjaan
diterbitkan;
g. PPK dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari
kalender setelah pengajuan
permintaan pembayaran dari penyedia
harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran kepada
Pejabat Penandatangan Surat Perintah
Membayar (PPSPM);
h. apabila terdapat ketidaksesuaian
dalam perhitungan angsuran, tidak
akan menjadi alasan untuk menunda
pembayaran. PPK dapat meminta
penyedia untuk menyampaikan
perhitungan prestasi sementara
dengan mengesampingkan hal-hal
yang sedang menjadi perselisihan.
66.3 Peralatan dan/atau bahan yang menjadi
bagian permanen dari hasil pekerjaan
yang akan diserahterimakan
Sesuai dengan ketentuan yang tercantum
di dalam SSKK, peralatan dan/atau
bahan yang menjadi bagian dari hasil
pekerjaan memenuhi ketentuan :
a. Peralatan dan/atau bahan yang
merupakan bagian dari pekerjaan
utama namun belum dilakukan uji
fungsi (commisioning) harus
memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
(1) Berada di lokasi pekerjaan
sebagaimana tercantum dalam
Kontrak dan perubahannya;
(2) Memiliki sertifikat uji mutu dari
pabrikan/produsen;
(3) Bersertifikat garansi dari
produsen/agen resmi yang
ditunjuk oleh produsen;
(4) Disetujui oleh PPK sesuai dengan
capaian fisik yang diterima;
(5) Dilarang dipindahkan dari area
lokasi pekerjaan dan/atau
dipindahtangankan oleh pihak
manapun; dan
(6) Keamanan penyimpanan dan
risiko kerusakan sebelum
diserahterimakan secara satu
kesatuan fungsi merupakan
tanggung jawab Penyedia
Barang/Jasa.
b. Sertifikat uji mutu dan sertifikat
garansi tidak diperlukan dalam hal
peralatan dan/atau bahan
dibuat/dirakit oleh Penyedia
Barang/Jasa;
c. Besaran yang akan dibayarkan dari
material on site (berkisar antara 50%
sampai dengan 70%). Besaran nilai
pembayaran dicantumkan di dalam
SSKK;
66.4 Denda dan ganti rugi
a. denda merupakan sanksi finansial
yang dikenakan kepada penyedia;
b. ganti rugi merupakan sanksi finansial
yang dikenakan kepada PPK karena
terjadinya cidera janji/wanprestasi;
c. besarnya denda yang dikenakan
kepada penyedia atas keterlambatan
penyelesaian pekerjaan untuk setiap
hari keterlambatan adalah:
1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa
harga bagian kontrak yang belum
dikerjakan (sebelum PPN), apabila
bagian pekerjaan yang sudah
dilaksanakan dapat berfungsi; atau
2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga
kontrak (sebelum PPN), apabila
bagian pekerjaan yang sudah
dilaksanakan belum berfungsi;
sesuai yang ditetapkan dalam SSKK;

d. besarnya ganti rugi yang dibayar oleh


PPK atas keterlambatan pembayaran
adalah sebesar bunga dari nilai
tagihan yang terlambat dibayar,
berdasarkan tingkat suku bunga yang
berlaku pada saat itu menurut
ketetapan Bank Indonesia, atau dapat
diberikan kompensasi;
e. pembayaran denda dan/atau ganti
rugi diperhitungkan dalam
pembayaran prestasi pekerjaan;
f. ganti rugi dan kompensasi kepada
peserta dituangkan dalam adendum
kontrak;
g. pembayaran ganti rugi dan
kompensasi dilakukan oleh PPK,
apabila penyedia telah mengajukan
tagihan disertai perhitungan dan data-
data.
67. Hari Kerja 67.1 Semua pekerja dibayar selama hari kerja
dan datanya disimpan oleh penyedia.
Daftar pembayaran ditandatangani oleh
masing-masing pekerja dan dapat
diperiksa oleh PPK.
67.2 Penyedia harus membayar upah hari
kerja kepada tenaga kerjanya setelah
formulir upah ditandatangani.
67.3 Jam kerja dan waktu cuti untuk pekerja
harus dilampirkan.
68. Perhitungan 68.1 Pembayaran angsuran prestasi pekerjaan
Akhir terakhir dilakukan berdasarkan setelah
pekerjaan selesai 100% (seratus
perseratus) dan berita acara penyerahan
awal telah ditandatangani oleh kedua
belah Pihak berdasarkan Berita Acara
Pekerjaan Selesai dari Panitia Penerima
Hasil Pekerjaan (PPHP).
68.2 Sebelum pembayaran terakhir dilakukan,
penyedia berkewajiban untuk
menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan
rincian perhitungan nilai tagihan terakhir
yang jatuh tempo. PPK berdasarkan hasil
penelitian tagihan oleh Pengawas
Pekerjaan berkewajiban untuk
menerbitkan SPP untuk pembayaran
tagihan angsuran terakhir selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kalender
terhitung sejak tagihan dan kelengkapan
dokumen penunjang diterima oleh
Pengawas Pekerjaan.
69. Penangguhan 69.1 PPK dapat menangguhkan pembayaran
setiap angsuran prestasi pekerjaan jika
penyedia gagal atau lalai memenuhi
kewajiban kontraktualnya, termasuk
penyerahan setiap Hasil Pekerjaan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.
69.2 PPK secara tertulis memberitahukan
kepada penyedia tentang penangguhan
hak pembayaran, disertai alasan-alasan
yang jelas mengenai penangguhan
tersebut. Penyedia diberi kesempatan
untuk memperbaiki dalam jangka waktu
tertentu.
69.3 Pembayaran yang ditangguhkan harus
disesuaikan dengan proporsi kegagalan
atau kelalaian penyedia.
69.4 Jika dipandang perlu oleh PPK,
penangguhan pembayaran akibat
keterlambatan penyerahan pekerjaan
dapat dilakukan bersamaan dengan
pengenaan denda kepada penyedia.
G. Pengawasan Mutu

70. Pengawasan PPK berwenang melakukan pengawasan dan


dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pekerjaan
Pemeriksaan yang dilaksanakan oleh penyedia. Apabila
diperlukan, PPK dapat memerintahkan kepada
pihak ketiga untuk melakukan pengawasan
dan pemeriksaan atas semua pelaksanaan
pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia.
71. Penilaian 71.1 PPK dalam masa pelaksanaan pekerjaan
Pekerjaan dapat melakukan penilaian sementara
Sementara atas hasil pekerjaan yang dilakukan oleh
oleh PPK penyedia.
71.2 Penilaian atas hasil pekerjaan dilakukan
terhadap mutu dan kemajuan fisik
pekerjaan
72. Cacat Mutu PPK atau Pengawas Pekerjaan akan memeriksa
setiap Hasil Pekerjaan dan memberitahukan
penyedia secara tertulis atas setiap Cacat Mutu
yang ditemukan. PPK atau Pengawas Pekerjaan
dapat memerintahkan penyedia untuk
menemukan dan mengungkapkan Cacat Mutu,
serta menguji Hasil Pekerjaan yang dianggap
oleh PPK atau Pengawas Pekerjaan
mengandung Cacat Mutu. Penyedia
bertanggung jawab atas perbaikan Cacat Mutu
selama Masa Kontrak.
73. Pengujian Jika PPK atau Pengawas Pekerjaan
memerintahkan penyedia untuk melakukan
pengujian Cacat Mutu yang tidak tercantum
dalam Spesifikasi Teknis dan Gambar, dan
hasil uji coba menunjukkan adanya Cacat
Mutu maka penyedia berkewajiban untuk
menanggung biaya pengujian tersebut. Jika
tidak ditemukan adanya Cacat Mutu maka uji
coba tersebut dianggap sebagai Peristiwa
Kompensasi.
74. Perbaikan 74.1 PPK atau Pengawas Pekerjaan akan
Cacat Mutu menyampaikan pemberitahuan Cacat
Mutu kepada penyedia segera setelah
ditemukan Cacat Mutu tersebut. Penyedia
bertanggung jawab atas cacat mutu
selama Masa Pelaksanaan dan Masa
Pemeliharaan.
74.2 Terhadap pemberitahuan Cacat Mutu
tersebut, penyedia berkewajiban untuk
memperbaiki Cacat Mutu dalam jangka
waktu yang ditetapkan dalam
pemberitahuan.
74.3 Jika penyedia tidak memperbaiki Cacat
Mutu dalam jangka waktu yang
ditentukan maka PPK, berdasarkan
pertimbangan Pengawas Pekerjaan,
berhak untuk secara langsung atau
melalui pihak ketiga yang ditunjuk oleh
PPK melakukan perbaikan tersebut.
Penyedia segera setelah menerima
permintaan penggantian biaya/klaim dari
PPK secara tertulis berkewajiban untuk
mengganti biaya perbaikan tersebut. PPK
dapat memperoleh penggantian biaya
dengan memotong pembayaran atas
tagihan penyedia yang jatuh tempo (jika
ada) atau uang retensi atau pencairan
Surat Jaminan Pemeliharaan atau jika
tidak ada maka biaya penggantian akan
diperhitungkan sebagai utang penyedia
kepada PPK yang telah jatuh tempo.
74.4 PPK mengenakan Denda Keterlambatan
untuk setiap keterlambatan perbaikan
Cacat Mutu, dan mengenakan sanksi
daftarhitam kepada penyedia jika tidak
melaksanakan perbaikan Cacat Mutu.
Besaran denda keterlambatan akibat
cacat mutu ini ditentukan dalam SSKK.
75. Kegagalan 75.1 Apabila terjadi kegagalan konstruksi pada
Konstruksi pelaksanaan pekerjaan dan masa
dan Kegagalan pemeliharaan, maka PPK dan/atau
Bangunan penyedia bertanggung jawab atas
kegagalan konstruksi sesuai dengan
kesalahan masing-masing.
75.2 Apabila terjadi kegagalan bangunan maka
PPK dan/atau penyedia terhitung sejak
tanggal penandatanganan berita acara
penyerahan akhir bertanggung jawab atas
kegagalan bangunan sesuai dengan
kesalahan masing-masing selama umur
konstruksi yang tercantum dalam SSKK
tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun,
dan dalam SSKK pada umur konstruksi
agar dicantumkan lama pertanggungan
terhadap kegagalan bangunan yang
ditetapkan apabila rencana umur
konstruksi kurang dari 10 (sepuluh)
tahun.
75.3 Penyedia berkewajiban untuk melindungi,
membebaskan, dan menanggung tanpa
batas PPK beserta instansinya terhadap
semua bentuk tuntutan, tanggung jawab,
kewajiban, kehilangan, kerugian, denda,
gugatan atau tuntutan hukum, proses
pemeriksaan hukum, dan biaya yang
dikenakan terhadap PPK beserta
instansinya (kecuali kerugian yang
mendasari tuntutan tersebut disebabkan
kesalahan atau kelalaian PPK)
sehubungan dengan klaim kehilangan
atau kerusakan harta benda, dan cidera
tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga
yang timbul dari kegagalan konstruksi
dan/atau kegagalan bangunan.
75.4 Pertanggungan asuransi yang dimiliki
oleh penyedia tidak membatasi kewajiban
penanggungan penyedia dalam Pasal ini.
75.5 PPK maupun Penyedia berkewajiban
untuk menyimpan dan memelihara
semua dokumen yang digunakan dan
terkait dengan pelaksanaan ini selama
umur konstruksi yang tercantum dalam
SSKK tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh)
tahun.
H. Penyelesaian Perselisihan

76. Penyelesaian 76.1 Para Pihak berkewajiban untuk berupaya


Perselisihan sungguh-sungguh menyelesaikan secara
damai semua perselisihan yang timbul
dari atau berhubungan dengan Kontrak
ini atau interpretasinya selama atau
setelah pelaksanaan pekerjaan ini.
76.2 Penyelesaian perselisihan atau sengketa
antara para pihak dalam Kontrak dapat
dilakukan melalui musyawarah, arbitrase,
mediasi, konsiliasi atau pengadilan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Penyelesaian perselisihan atau
sengketa yang dipilih ditetapkan dalam
SSKK.
77. Itikad Baik 77.1 Para pihak bertindak berdasarkan asas
saling percaya yang disesuaikan dengan
hak-hak yang terdapat dalam kontrak.
77.2 Para pihak setuju untuk melaksanakan
perjanjian dengan jujur tanpa
menonjolkan kepentingan masing-masing
pihak. Apabila selama kontrak, salah satu
pihak merasa dirugikan, maka
diupayakan tindakan yang terbaik untuk
mengatasi keadaan tersebut.
BAB X
SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK)

A. Korespondensi Alamat Para Pihak sebagai berikut:

Satuan Kerja PPK:


Nama: ....................
Alamat: ....................
Website: ....................
E-mail: ....................
Faksimili: ....................

Penyedia:
Nama: ....................
Alamat: ....................
E-mail: ....................
Faksimili: ....................

B. Wakil Sah Para Wakil Sah Para Pihak sebagai berikut:


Pihak
Untuk PPK: ....................

Untuk Penyedia: ....................

C. Jenis Kontrak kontrak harga satuan

D. Tanggal Kontrak mulai berlaku sejak: ................. s.d.


Berlaku ..................[termasuk masa pemeliharaan]
Kontrak

E. Masa Masa Pelaksanaan selama: .........................


Pelaksanaan Hari Kalender terhitung sejak tanggal mulai
kerja yang tercantum dalam SPMK.
F. Masa Masa Pemeliharaan berlaku selama: 180
Pemeliharaan [Seratus Delapan Puluh] Hari Kalender
terhitung sejak tanggal penyerahan pertama
(PHO) pekerjaan; atau

Masa Pemeliharaan berlaku selama: 180


[Seratus Delapan Puluh] Hari Kalender
terhitung sejak tanggal penyerahan pertama
(PHO)bagian pekerjaan yang sudah bisa
berfungsi apabila ada serah terima parsial.

G. Perbaikan Denda keterlambatan akibat cacat mutu


Cacat Mutu untuk setiap hari keterlambatan adalah
sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari biaya
perbaikan cacat mutu. Jangka waktu
perbaikan cacat mutu sesuai dengan
perkiraan waktu yang diperlukan untuk
perbaikan dan ditetapkan oleh PPK.
H. Umur a. Bangunan Hasil Pekerjaan memiliki umur
Konstruksi konstruksi: …………….. tahun sejak
tanggal penanda-tanganan Berita Acara
penyerahan akhir.
Catatan: ketentuan umur konstruksi ini diisi
apabila perencanaan konstruksi yang
ditetapkan diperkirakan hanya dapat
mencapai umur kurang dari 10 (sepuluh)
tahun.

b. Pertanggungan terhadap kegagalan


bangunan ditetapkan selama .........
(.............) tahun sejak tanggal penyerahan
akhir.
[diisi sesuai dengan umur rencana pada huruf a
untuk yang umur konstruksinya tidak lebih dari
10 (sepuluh) tahun]

I. Pedoman Gambar ”As built” dan/atau pedoman


Pengoperasian pengoperasian dan perawatan/pemeliharaan
dan harus diserahkan selambat-lambatnya:
Perawatan/Pe …….(......dalam huruf .........) hari
meliharaan kalender/bulan/tahunsetelah tanggal
penanda-tanganan Berita Acara penyerahan
awal.

J. Pembayaran Batas akhir waktu yang disepakati untuk


Tagihan penerbitan SPP oleh PPK untuk pembayaran
tagihan angsuran adalah ...........(......dalam
huruf.........)hari kalender terhitung sejak
tagihan dan kelengkapan dokumen penunjang
yang tidak diperselisihkan diterima oleh PPK.

K. Pencairan Jaminan dicairkan dan disetorkan pada Kas


Jaminan Negara

L. Tindakan Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan


Penyedia yang persetujuan PPK adalah:
Mensyaratkan ....................[sebutkan selain yang sudah
Persetujuan tercantum dalam SSUK, apabila ada]
PPK atau
Pengawas Tindakan lain oleh Penyedia yang memerlukan
Pekerjaan persetujuan Pengawas Pekerjaan adalah:
.................... [sebutkan selain yang sudah
tercantum dalam SSUK, apabila ada]
M. Kepemilikan Penyedia diperbolehkan menggunakan salinan
Dokumen dokumen dan piranti lunak yang dihasilkan
dari Pekerjaan Konstruksi ini dengan
pembatasan sebagai berikut: Tidak
Diperkenankan

N. Fasilitas PPK akan memberikan fasilitas berupa :


Tidak Ada

O. Peristiwa Termasuk peristiwa kompensasi yang dapat


Kompensasi diberikan ganti rugi adalah.....................[diisi
apabila ada ketentuan lain dari 62.1 huruf h]
P. Sumber Kontrak Pengadaan Pekerjaan Konstruksi ini
Pembiayaan dibiayai dari APBN
Apabila dikemudian hari Dana dalam
Dokumen Anggaran yang telah disahkan
tidak tersedia atau tidak cukup dalam
DPA/DIPA Tahun Anggaran, maka
Pengadaan Barang/Jasa dapat dibatalkan
atau dilakukan optimasi dengan dana
yang tersedia maka Penyedia Jasa tidak
dapat menuntut ganti rugi dalam bentuk
apapun

Q. Pembayaran Uang muka diberikan sebesar 20%


Uang Muka (Dua Puluh Perseratus) dari Nilai Kontrak

R. Keselamatan Personil K3 yang dipersyaratkan: [Sesuai yang


dan dipersyaratkan didalam LDP]
Kesehatan
Kerja

S. Pembayaran Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan


Prestasi dengan cara: Termijn
Pekerjaan
Dokumen penunjang yang disyaratkan untuk
mengajukan tagihan pembayaran prestasi
pekerjaan: Laporan Hasil Pemeriksaan
Prestasi Pekerjaan

T. Pembayaran Penentuan dan besaran pembayaran untuk


Peralatan item peralatan dan/atau bahan yang menjadi
dan/atau bagian permanen dari pekerjaan utama
Bahan (material on site), ditetapkan sebagai berikut:
[Ditentukan Kemudian]

U. Serah Terima Dalam kontrak ini diberlakukan serah terima


sebagian pekerjaan sebagian atau secara parsial untuk
pekerjaan bagian sebagai berikut:
1. ...................
2. ...................
3. Dst..
[diisi bagian pekerjaan yang berfungsi dan segera
dimanfaatkan (apabila ada)]

V. Penyesuaian Penyesuaian harga ……………..[dipilih:


Harga diberikan/tidak diberikan] dalam hal diberikan
(Eskalasi/De- maka rumusannya sebagai berikut:
eskalasi) Hn=Ho(a+b.Bn/Bo+c.Cn/Co+d.Dn/Do+.....)
Hn=Harga Satuan pada saat pekerjaan dilaksanakan;
Ho=Harga Satuan pada saat harga penawaran;
a=Koefisien tetap yang terdiri atas keuntungan dan overhead;
Dalam hal penawaran tidak mencantumkan besaran
komponen keuntungan dan overhead maka a=0,15.
b,c,d=Koefisien komponen kontrak seperti tenaga kerja,
bahan, alat kerja,dsb;
Penjumlahan a+b+c+d+....dst adalah1,00.
Bn,Cn,Dn=Indeks harga komponen pada saat pekerjaan
dilaksanakan (mulai bulan ke-13 setelah
penandatanganan kontrak).
Bo,Co,Do=Indeks harga komponen pada bulanke-12 setelah
penanda-tanganan kontrak.

Rumusan tersebut diatas memperhatikan hal-hal sebagai


berikut:
a) Penetapan koefisien bahan, tenaga kerja, alat kerja, bahan
bakar, dan sebagainya ditetapkan seperti contoh sebagai
berikut:
KoefisienKomponen
Pekerjaan
a. b. c. d. a+b+c+d
Timbunan 0,15 …. …. …. 1,00
Galian 0,15 …. …. …. 1,00
Galiandenganala 0,15 …. …. …. 1,00
t
Beton 0,15 …. …. …. 1,00
Betonbertulang 0,15 …. …. …. 1,00

b) Koefisien penyesuaian harga ditentukan oleh PPK


berdasarkan analisis detail harga yang diperoleh melalui
Engineer Estimate (EE), dan dicantumkan dalam dokumen
pengadaan.
c) Indeks harga yang digunakan bersumber dari penerbitan
BPS.
d) Dalam hal indeks harga tidak dimuat dalam penerbitan
BPS, digunakan indeks harga yang dikeluarkan oleh
instansi teknis.
e) Rumusan penyesuaian nilai kontrak ditetapkan sebagai
berikut:
Pn = (Hn1xV1)+(Hn2xV2)+(Hn3xV3)+.... dst
Pn = Nilai Kontrak setelah dilakukan penyesuaian Harga
Satuan;
Hn = Harga Satuan baru setiap jenis komponen pekerjaan
setelah dilakukan penyesuaian harga menggunakan
rumusan penyesuaian Harga Satuan;
V = Volume setiap jenis komponen pekerjaan yang
dilaksanakan.
f) Pembayaran penyesuaian harga dilakukan oleh PPK,
apabila penyedia telah mengajukan tagihan disertai
perhitungan dan data-data;
g) Penyedia dapat mengajukan secara berkala selambat-
lambatnya setiap 6 (enam) bulan.

W. Denda 1. Untuk pekerjaan ini besar denda


keterlambatan untuk setiap hari
keterlambatan adalah 1/1000 (satu
perseribu) dari Nilai Kontrak
2. Sanksi finansial terhadap realisasi
pelaksanaan yang tidak sesuai dengan
nilai TKDN Penawaran dikenakan
berdasarkan perbedaan antara nilai TKDN
Penawaran dengan nilai TKDN realisasi
pelaksanaan dikalikan dengan Harga
Penawaran, dengan perbedaan nilai TKDN
maksimal sebesar 15% (lima belas persen).

X. Usaha Mikro, Sanksi kepada penyedia apabila melanggar


Usaha Kecil ketentuan mengenai subkontrak:
dan Koperasi a. Apabila sebagai pelaksana konstruksi,
Kecil Penyedia Usaha Mikro, Usaha Kecil dan
koperasi kecil mensubkontrakkan
pekerjaan,maka akan dikenakan denda
……………..[ketentuan ini untuk nilai paket di
bawah Rp2.500.000.000, dengan mengisi
didenda senilai pekerjaan yang dikontrakkan
kepada pihak lain atau sesuai ketentuan
peraturan yang berlaku, misalnya didenda
senilai pekerjaan yang akan disubkontrakkan
yang dicantumkan dalam dokumen penawaran]
b. Apabila sebagai pelaksana konstruksi,
Penyedia bukan Usaha Mikro, Usaha Kecil
dan koperasi kecil yang tidak
mensubkontrakkan pekerjaan,maka akan
dikenakan denda ……………..[ketentuan ini
untuk nilai paket di atas Rp25.000.000.000,
dengan mengisi di denda senilai pekerjaan
yang akan disubkontrakkan yang dicantumkan
dalam dokumen penawaran atau sesuai
ketentuan peraturan yang berlaku, misalnya
didenda senilai pekerjaan yang akan
disubkontrakkan yang dicantumkan dalam
dokumen penawaran]
c. Apabila sebagai pelaksana konstruksi,
Penyedia bukan Usaha Mikro, Usaha Kecil
dan koperasi kecil yang
mensubkontrakkan pekerjaan
utama,maka akan dikenakan denda
……………[ketentuan ini untuk nilai paket di
atas Rp25.000.000.000, dengan mengisi
didenda senilai pekerjaan utama yang
disubkontrakkan atau sesuai ketentuan
peraturan yang berlaku, misalnya didenda
senilai pekerjaan utama yang disubkontrakkan]

Y. Penyelesaian Dalam hal terjadi perselisihan/sengketa


Perselisihan diantara para pihak, para pihak terlebih
/Sengketa dahulu menyelesaikan perselisihan tersebut
melalui musyawarah untuk mufakat.
Dalam hal musyawarah untuk mufakat tidak
tercapai, maka para pihak sepakat
menyelesaikan perselisihan/sengketa melalui
..........[diisi pengadilan atau arbitrase]
Lampiran A – Syarat-Syarat Khusus Kontrak
Daftar Harga Satuan Timpang, Subpenyedia, Personil Inti, dan
Peralatan
- Daftar jenis/item pekerjaan yang masuk kategori harga satuan timpang
[dicantumkan apabila ada]

- Subpenyedia:
a. sebagian pekerjaan utama disubkontrakkan kepada penyedia jasa
spesialis;
b. penawaran di atas Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar
rupiah) sampai dengan Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar
rupiah) mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada penyedia jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil
serta koperasi kecil; atau
c. penawaran di atas Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)
mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama
kepada penyedia jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi
kecil dan dalam penawarannya sudah menominasikan penyedia jasa
dari lokasi pekerjaan setempat, kecuali tidak tersedia penyedia jasa
yang dimaksud.
- Personil Inti yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab
kerja, minimum kualifikasi, dan jumlah orang bulan]
Jabatan
dalam Pengalaman
Tingkat Profesi/
No pekerjaan Kerja
Pendidikan Keahlian
yang (tahun)
diusulkan
1 2 3 4 5

Tenaga CV NPWP KTP Ijasah SKA/SKT


Ahli
- Peralatan yang digunakan:
Melampirkan
No. Jenis Bukti Jumlah
Kepemilikan
BAB XI
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

Perhatian:
Pokja ULP menguraikan spesifikasi teknis dan gambar yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan yang dilelangkan sebagai bagian dari dokumen pengadaan ini.

A. Uraian Spesifikasi Teknis


Uraian spesifikasi teknis disusun berdasarkan spesifikasi teknis yang
ditetapkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sesuai jenis pekerjaan
yang akan dilelangkan, dengan ketentuan :
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup
kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional
(SNI);
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jangka waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda
pelaksanaan;
5. Mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan;
7. Mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang
diinginkan;
9. Mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
10. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi:
a. Pokja ULP harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis bahan
bangunan konstruksi yang akan digunakan untuk pekerjaan
permanen maupun untuk pekerjaan sementara atau penunjang,
dan menetapkan spesifikasi teknis setiap jenis bahan yang boleh
digunakan;
b. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang digunakan sedapat
mungkin dipilih yang paling kecil bahaya dan risikonya, dan diberi
penjelasan cara penggunaan yang benar dan selamat;
c. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai
bahan berbahaya dan beracun (B3), seperti cat, thinner, gas
acetylene, BBM, BBG, bahan peledak, dll, harus diberi penjelasan
bahayanya, cara pengangkutan, penyimpanan, penggunaan,
pengendalian risiko dan cara pembuangan limbahnya sesuai
dengan prosedur dan/atau peraturan perundangan yang berlaku;
d. Informasi tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari Lembar
Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) yang
diterbitkan oleh pabrik pembuatnya, atau dari sumber-sumber
yang berkompeten dan/ atau berwenang.

11. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan:


a. Pokja ULP harus mengidentifikasi bahaya setiap jenis alat dan
perkakas yang akan digunakan untuk pelaksanaan konstruksi,
maupun peralatan permanen kelengkapan bangunan konstruksi
dan menetapkan spesifikasi teknis setiap jenis alat yang harus
digunakan tersebut;
b. Setiap jenis alat dan perkakas yang digunakan sedapat mungkin
dipilih yang paling kecil bahaya dan risikonya serta lebih mudah
penggunaan dan perawatannya, dan diberi penjelasan singkat cara
penggunaan dan pemeliharaannya;
c. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi
sistem perlindungan atau kelengkapan pengaman untuk
mencegah paparan (expose) bahaya secara langsung terhadap
tubuh pekerja;
d. Informasi tentang jenis, cara penggunaan/pemeliharaan/
pengamanannya alat dan perkakas dapat diperoleh dari manual
produk dari pabrik pembuatnya, ataupun dari
pedoman/peraturan pihak yang kompeten.
12. Spesifikasi Proses/Kegiatan:
a. Pokja ULP dan/atau Ahli K3/Petugas K3 harus mengidentifikasi
bahaya dari setiap jenis proses atau tahapan kegiatan pekerjaan
konstruksi, dan menetapkan spesifikasi proses/kegiatan yang
harus dilakukan oleh penyedia;
b. Setiap jenis proses/kegiatan sedapat mungkin dipilih yang paling
kecil bahaya dan risikonya, dan diberi penjelasan prosedur kerja
yang lebih aman dan selamat;
c. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja,
sistem perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman,
dan rambu-rambu peringatan dan kewajiban pekerja
menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan
potensi bahaya pada proses tersebut;
d. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang baru, atau pada
keadaan yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis
bahaya dan risikonya (Job Safety Analysis) dan harus dilakukan
tindakan pengendaliannya;
e. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur
izin kerja lebih dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3
Konstruksi;
f. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh
tenaga kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan telah
mempunyai kompetensi untuk melaksanakan jenis
pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan
prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis
pekerjaan/tugasnya tersebut.
13. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
a. Identifikasi bahaya harus dilakukan terhadap setiap metode
konstruksi/ metode pelaksanaan pekerjaan, dan persyaratan
teknis untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan
kecelakaan kerja;
b. Metode kerja harus disusun secara logis, realistik dan dapat
dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, perkakas, material
dan konstruksi sementara, yang sesuai dengan kondisi
lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan
oprator yang terlatih;
c. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam
menyusun dan menggunakan metoda kerja dapat meliputi
penggunaan alat utama dan alat bantu, perkakas, material dan
konstruksi sementara dengan urutan kerja yang sistematis, guna
mempermudah pekerja dan operator bekerja dan dapat
melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan risiko
kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;
d. Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus
diidentifikasi bahayanya, diuji efektifitas pelaksanaannya dan
efisiensi biayanya. Jika semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca,
alat, perkakas, material, urutan kerja dan kompetensi
pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan
dapat menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan
konstruksi dan pekerja/operator, maka metode kerja dapat
disetujui, setelah dilengkapi dengan gambar dan prosedur kerja
yang sistematis dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator;
e. Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama yang mempunyai
potensi bahaya harus dilengkapi dengan metode kerja, yang
selamat dan aman. Misalnya untuk pekerjaan di ketinggian,
mutlak harus digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan
tepi, tangga kerja, pagar pelindung tepi, serta alat pelindung diri
(APD) yang sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar
pekerja terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran
galian tanah berpasir yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5
meter atau lebih, mutlak harus menggunakan turap dan tangga
akses bagi pekerja untuk naik/turun;
f. Setiap metoda kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang
diperlukan berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggung-
jawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui
penyelidikan teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat
ahli terkait yang independen.
14. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi
a. Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan,
perhitungan dan gambar-gambar konstruksi, penetapan
spesifikasi dan prosedur teknis serta metode pelaksanaan/
konstruksi/kerja harus dilakukan oleh tenaga ahli yang
mempunyai kompetensi yang dipersyaratkan, baik pekerjaan
arsitektur, struktur/sipil, mekanikal, elektrikal, plumbing dan
penataan lingkungan maupun interior dan jenis pekerjaan lain
yang terkait;
b. Setiap tenaga ahli tersebut pada butir a. di atas harus mempunyai
kemampuan untuk melakukan proses manajemen risiko
(identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko) yang
terkait dengan disiplin ilmu dan pengalaman profesionalnya, dan
dapat memastikan bahwa semua potensi bahaya dan risiko yang
terkait pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan metode
kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah
dikendalikan pada tingkat yang dapat diterima sesuai dengan
standar teknik dan standar K3 yang berlaku;
c. Setiap kegiatan/pekerjaan pelaksanaan, pemasangan,
pembongkaran, pemindahan, pengangkutan, pengangkatan,
penyimpanan, perletakan, pengambilan, pembuangan,
pembongkaran dsb, harus dilakukan oleh tenaga ahli dan tenaga
terampil yang berkompeten berdasarkan gambar gambar,
spesifikasi teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan
yang benar dan sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang
terkait;
d. Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil dibidang K3 di atas harus
mempunyai kemampuan melakukan analisis keselamatan
pekerjaan (job safety analysis) setiap sebelum memulai
pekerjaannya, untuk memastikan bahwa potensi bahaya dan
risiko telah diidentifikasi dan diberikan tindakan pencegahan
terhadap kecelakaan kerja dan/atau penyakit di tempat kerja;
e. Setiap identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian
risiko, sebelum diterapkan harus ditinjau dan dievaluasi
keandalan dan ketepatannya oleh Petugas/Ahli K3 Konstruksi;
f. Dalam melaksanakan identifikasi bahaya harus dilaksanakan oleh
Petugas/Ahli K3 Konstruksi/berkonsultansi dengan Ahli K3
Konstruksi.
B. Keterangan Gambar
Gambar-gambar untuk pelaksanaan pekerjaan harus ditetapkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) secara terinci, lengkap dan jelas,
antara lain :
1. Peta Lokasi
2. Lay out
3. Potongan memanjang
4. Potongan melintang
Detail-detail konstruksi
SPESIFIKASI TEKNIS

PEMBANGUNAN DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN


KOTA BALIKPAPAN

TA 2018

1
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN

1. Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi :


A. PEKERJAAN PERSIAPAN
B. LOKASI PONDOK ASRI ;
a. PEKERJAAN GORONG-GORONG
b. STRUKTUR SALURAN DRAINASE
C. DRAINASE LINGKUNGAN;

2. Uraian Umum
Pekerjaan Meliputi :
Semua item pekerjaan termasuk pekerjaan yang tidak ditentukan dengan jelas dalam
persyaratan teknis dan gambar, tetapi masih dalam lingkup pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Konsultan Lapangan.
a. Lapangan pekerjaan, termasuk segala sesuatu yang berada didalamnya diserahkan
sebagai tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
b. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan dalam
keadaan selesai, mana termasuk pembersihan lokasi pekerjaan.
c. Kontraktor Pelaksana /Pemenang Lelang wajib membuat gambar detail pelaksanaan
(shop drawing) berdasarkan pada dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan
lapangan. Gambar ini sebagai pendukung detail khusus yang belum tercakup lengkap
dalam gambar perencanaan.
d. Semua gambar detail pelaksanaan (shop drawing) sebelum dilaksanakan harus
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen Dinas
Kebersihan dan Pertamanan dan Konsultan Lapangan.
e. Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang wajib mengajukan contoh semua bahan yang
akan digunakan dan diserahkan kepada Konsultan Lapangan untuk mendapatkan
persetujuan, sebanyak minimal 2 (dua) Produk yang setara dari merk pembuatan,
kecuali telah ditentukan lain oleh Konsultan Lapangan.
Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang
adalah “PEMBANGUNAN DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KOTA
BALIKPAPAN” yang didalamnya meliputi pekerjaan :
1) Pekerjaan Persiapan.
2) Pekerjaan Pelaksanaan.
3) Pekerjaan pengawasan.
4) Pekerjaan Perawatan, selama jangka waktu pemeliharaan. Termasuk

2
pembersihkan umum pada waktu penyerahan pertama, seperti bahan-bahan
bangunan yang tidak terpakai, sampah, kerusakan-kerusakan atau hal-hal yang
merupakan akibat dari pekerjaan Kontraktor Pelaksana/Pemenang Lelang.
5) Pekerjaan lain yang tercantum ataupun yang dimaksudkan dalam gambar-
gambar, Spesifikasi Teknis serta Berita Acara Penjelasan,
f. Pekerjaan yang harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan didalam
Spesifikasi Teknis, Gambar-gambar yang ada, Berita Acara Penjelasan atau petuntuk
Konsultan Lapangan selama pekerjaan berlangsung.
3. Sarana bekerja dan tata cara pelaksanaan.
a. Untuk kelancaran pekerjaan Pihak Kedua harus menyediakan Site Manager yang
dianggap memadai dilapangan sebagai penanggung jawab penuh dengan wewenang
penuh dilapangan.
b. Pihak Kedua harus menyediakan semua peralatan yang nyata-nyata diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan. Direksi berhak meminta Pihak Kedua mengadakan peralatan
pembantu pekerjaan yang dianggap perlu untuk menjamin kecepatan, mutu dan
ketepatan pekerjaan.
c. Semua biaya mobilisasi dan sewa pakai peralatan dianggap telah diperhitungkan Pihak
Kedua.
d. Pihak Kedua wajib meneliti situasi tapak-job site dan hal lain yang dapat
mempengaruhi penawaran. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pihak Kedua
wajib melakukan survey ulang guna mempeoleh akurasi data yang up to date.
e. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dapat diajukan sebagai
alasan untuk mengajukan klaim.
f. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam RKS, gambar rencana, Berita Acara Penjelasan, Berita Acara Rapat
Lapangan, serta petunjuk Konsultan Pengawas.
4. Cara pelaksanaan.
Semua macam pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian dan keterampilan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam rangka kerja dan syarat-syarat (RKS), gambar
bestek, petunjuk-petunjuk pelaksanaan dari Direksi untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu
serta petunjuk dari Ahli/Penagawas Lapangan.
5. Jenis dan mutu bahan.
Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri sesuai dengan
Keputusan Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian dan Menpan nomor :
813/MENPAN/1980,nomor : 64/MENPAN/1980 tanggal 23 Desember 1980.

3
PASAL 2
UKURAN-UKURAN

1. Ukuran-ukuran tinggi telah ditetapkan seperti dalam gambar.


2. Jika terdapat perbedaan antara ukuran yang terdapat didalam gambar utama dengan
ukuran yang terdapat didalam gambar detail, maka yang mengikat adalah ukuran yang
berada didalam gambar detail. Namun kejadian tersebut harus dilaporkan segera kepada
Konsultan Lapangan untuk mendapat persetujuan untuk dilaksanakan.
a. Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru dan tidak sesuai dengan
gambar perencanaan baik sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan ini adalah
menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana sepenuhnya.
b. Ukuran tinggi yang tetap terhadap ukuran pokok (± 0.00) ditentukan oleh patok yang
sudah ada diatas lahan proyek, dan tanda patokan ini harus terlindung dan jangan
sampai berubah.
c. Penetapan ukuran dan sudut-sudut siku badan bangunan harus diperhatikan
ketelitiannya pada saat membagi ukuran ruang, dilaksanakan pada saat pemasangan
bouplank dengan mempergunakan alat water-pass dan theodolit.

4
PASAL 3
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN TEKNIS BAHAN
1. Air
a. Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih dan tidak mengandung
minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang
merusak bangunan, memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam
PUBI-1970/NI-3 pasal 10.
b. Khusus untuk campuran adukan beton jumlah air yang digunakan disesuaikan dengan
jenis pekerjaan beton, dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat serta
harus dilakukan dengan tepat.

2. Pasir Urug.
Pasir untuk pengurugan, peninggian, dan lain-lain tujuan, harus bersih dan keras atau
memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PUBI-1970/NI-3 pasir laut
untuk maksud-maksud tersebut tidak dapat digunakan.

3. Pasir Pasang.
a. Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen, harus memenuhi
syarat- syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PBI-1971/ NI-2.
b. Butiran-butiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari.
c. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.
d. Butiran butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm persegi.
e. Pasir laut tidak boleh digunakan.

4. Portland Cement (PC).


a. Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC sejenis (NI-8) dan masih dalam kantong
utuh atau baru serta memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI – 71/NI-2.
b. Bila mengunakan Portland Cement (PC) yang telah disimpan lama harus diadakan
pengujian terlebih dahulu oleh laboratorium yang berkompeten.
c. Dalam pengankutan Portland Cement (PC) ketempat pekerjaan harus dijaga agar tidak
menjadi lembab, dan penempatannya harus ditempat yang kering.
d. Portland Cement (PC) yang sudah membatu (menjadi keras) tidak boleh dipakai.

5. Pasir Beton.
a. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organik
lumpur dan sebagainya. Dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
tercantum dalam PBI 1971/NI-3.
b. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.

5
6. Koral Beton/Split.
a. Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan PBI-1971.
b. Butiran-butiran split harus dapat melelaui ayakan berlubang persegi 76mm dan
tertinggal diatas ayakan berlubang 20mm.
c. Koral/split hitam mengkilap keabu-abuan.

7. Kayu.
a. Pada umumnya kayu bersifat baik dan sehat dengan ketentuan, bahwa segala akibat
dari kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakaian tidak akan
merusak atau mengurangi nilai konstruksi, memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang
ditentukan dalam PPKKI-1961.
b. Mutu kayu ada 2 (dua) macam yaitu mutu A dan mutu B.
c. Yang dimaksud kayu mutu A adalah memenuhi syarat-syarat pelaksanaan sebagai
berikut:
1) Harus kering udara (kadar lengas 5%).
2) Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih
dari 3,5 cm.
3) Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih besar dari 1/10
dari tinggi balok.
4) Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi ¼ tebal kayu, dan retak-retak
menurut lingkaran tidak melebihi 1/5 tebal kayu.
5) Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/10.
d. Yang dimaksud dengan kayu mutu B, kayu yang tidak termasuk dalam mutu A, tetapi
memenuhi syarat-syarat Pelaksanaan sebagai berikut :
1) Kadar lengas kayu 30%.
2) Besar mata kayu tidak melebihi ¼ dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih
dari 5 cm.
3) Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu radial kayu yang lebih besar
1/10 dari tinggi balok.
4) Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/3 tebal kayu, dan retak-retak
menurut lingkaran tidak melebihi ¼ tebal kayu.
5) Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/7. e. Bahan-bahan kayu yang
berlapis :
a) Teakwood harus berkualitas baik corak maupun serat harus terpilih dan
baik, warnanya merata, yang dihasilkan dari kayu jati terpilih dan baik.
b) Playwood/triplek harus berkualitas baik, corak maupun serat harus terpilih
dan warnanya merata dengan susunan lapisan yang padat.

6
8. Beton Non Struktural.
a. Pekerjaan ini meliputi beton sloof, kolom praktis, beton ring balok untuk pekerjaan
beton bukan struktur, seperti yang ditunjukan dalam gambar.
b. Mutu campuran beton yang dicapai dalam pekerjaan non struktur/struktur
pendukung
c. menggunakan campuran1 Pc ; 2 Psr : 3 Split hingga setara dengan mutu beton K-225
dan harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971.
d. Campuran beton menggunakan perbandingan volume.
e. Untuk mencapai mutu Beton setara K-175 menggunakan campuran 1 pc: 3 psr: 5 split
sampai dengan K-225 untuk pekerjaan ini pada umunya dapat dipakai volome
campuran 1 Pc ; 2 Ps : 3Split.

9. Besi Beton.
a. Besi beton yang digunakan mutu U-24, dan seterusnya sesuai yang ditentukan, yang
penting harus dinyatakan oleh test laboratorium resmi dan sah.
b. Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/lemak, asam, alkali dan bebas dari
dari cacat seperti serpi-serpi. Penampung besi harus bulat serta memenuhi
persyaratan NI-2(PBI-1971).
c. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
1) Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai. Peraturan-peraturan
Beton Bertulang Indonesia 1971. NI-2.
2) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961,NI-5.
3) Peraturan Semen Portland Indonesia Daerah setempat.
4) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
5) Petunjuk dan peringatan lisan maupun tulisan yang diberikan Konsultan
lapangan.

10. Batu Bata Merah.


Persyaratan bata merah harus melalui persyaratan seperti tertera dalam NI-10 atau
dengan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
a. Bata merah harus satu pabrik, satu ukuran, satu warna, satu kualitas.
b. Ukuran yang digunakan :
1) Panjang 24 cm, lebar 11,5 cm, tebal 5,2 cm atau.
2) Panjang 24 cm, lebar 11,5 cm, tebal 5 cm.
c. Penyimpangan terbesar dari ukuran seperti tersebut diatas adalah panjang maksimal
3%, lebar maksimal 4% tebal maksimal 5% dengan selisih maksimal ukuran antara
bata terkecil.

7
d. Warna
Satu sama lain harus sama, dan apabila dipatahkan warna penampang harus sama
merata kemerah-merahan.
e. Bentuk.
Bidang-bidang harus rata atau rusuk-rusuknya harus siku atau bersudut 90 derajat.
Bidangnya tidak boleh retak-retak.
f. Berat satu sama lain harus sama, yang berarti ukuran, pembakaran dan pengadukan
sama dan sempurna.
g. Suara apabila dipukul oleh benda keras suaranya nyaring.
h. Pasangan batu bata dengan adukan 1 : 3 dilaksanakan pada dinding toilet, kamar
mandi dan dapur.
i. Pemasangan batu bata setiap maksimal 12 m 2 = (3m x 4m) luas bidang harus diberi
kolom praktis.

8
PASAL 4
PEKERJAAN GALIAN TANAH

1. Lingkup pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja dan peralatan sehubungan dengan pekerjaan galian sesuai
dengan gambar dan persyaratan.

2. Persyaratan dan peralatan


a. Pekerjaan galian tanah mencakup pekerjaan yang sehubungan dengan galian dan
pembuangan hasil galian yang tidak terpakai.
b. Pekerjaan galian tanah dapat mempergunakan tenaga manusia atau dengan
menggungkan peralatan berat disesuaikan dengan kondisi lahan yang akan digali
dengan persetujuan dari Direksi.
3. Cara pengerjaannya
a. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan sekecil mungkin terjadi gangguan
terhadap bahan-bahan dan atau utility kota di bawah dan di luar batas galian yang
ditentukan.
b. Pekerjaan galian harus dikerjakan sesuai dengan spesifikasi macam galian, syarat-
syarat kerja yang menyangkut bidang lain, mengikuti letak, ketinggian permukaan
dan dimensi badan jalan, seperti yang dicantumkan pada gambar rencana atau
petunjuk Direksi.
c. Barang-barang hasil galain yang tidak terpakai dan kotoran-kotoran hasil galian harus
dibuang dari lokasi kerja dan menjadi tanggung jawab kontraktor.

9
PASAL 5
PEKERJAAN URUGAN PASIR

1. Lingkup pekerjaan.
Menyediakan tenaga kerja, perlatan dan bahan-bahan sehubungan dengan
pekerjaan urugan pasir sesuai dengan gambar dan persyaratan.

2. Persyaratan dan bahan.


a. Pasir urug yang dipakai harus berbutir, bersih dari lumpur, biji-bijian, akar-akaran,
kotor-kotoran dan bahan organik lainnya.
b. Contoh pasir yang digunakan harus dimajukan kepada Ahli/Pengawas Lapangan untuk
mendapatkan persetujuannya sebelum bahan tersebut didatangkan ke lokasi.

3. Cara pengerjaannya.
a. Urugan pasir harus dikerjakan sebelum pasangan diatasnya dikerjakan.
b. Urugan pasir harus dipadatkan lapis demi lapis sampai mencapai ketebalan sesuai
gambar. Tebal lapis maksimum 10 cm dengan diari secukupnya.

10
PASAL 6
PEKERJAAN PANCANG

Untuk pekerjaan perkuatan Lereng maka dipergunakan dianalogikan pancang cerucuk


Galam.
- Umum
Pasal ini mencakup pemancangan yang dikerjakan sesuai gambar dan dengan uraian dan
syarat-syarat ini.
- Material / bahan.
a. Material yang digunakan kayu Galam dengan diameter 10 - 12 cm dan panjang 4 m.
b. Kayu Galam harus cukup tua dan lurus.
c. Direksi / Konsultan Pengawas berhak untuk menolak kayu ulin yang dianggap tidak
memenuhi syarat.
- Syarat-syarat pelaksanaan.
a. Pekerjaan harus dilaksanakan oleh tenaga yang cukup ahli dan berpengalaman dalam
bidang tersebut.
b. Pemancangan harus menggunakan penumbuk pancang yang berat minimal 40 kg dan
tinggi jatuh hampir rata-rata 0,5 meter.
c. Bagian kayu yang ditumbuk hammer harus dilindungi dengan helm/topi besi/ring besi
agar permukaan tidak pecah.
d. Batang kayu Galam harus tegak lurus masuk kedalam tanah.
e. Kedalaman pemancangan harus sesuai dengan gambar rencana.

11
PASAL 7
PEKERJAAN PASANGAN

1. Umum
Perkerasan jalan beton semen atau perkerasan kaku, terdiri dari plat beton semen,
dengan atau tanpa lapisan pondasi bawah, di atas tanah dasar. Dalam konstruksi
perkerasan kaku, plat beton semen sering juga dianggap sebagai lapis pondasi, kalau di
atasnya masih ada lapisan aspal.

Plat beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan mendistribusikan
beban lalu lintas ke tanah dasar yang melingkupi daerah yang cukup luas. Dengan
demikian, bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton itu
sendiri. Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh
dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan; dimana masing-masing
lapisan memberikan kontribusinya.

Yang sangat menentukan kekuatan struktur perkerasan dalam memikul beban lalu lintas
adalah kekuatan beton itu sendiri. Sedangkan kekuatan dari tanah dasar hanya
berpengaruh kecil terhadap kekuatan daya dukung struktural perkerasan kaku.

Lapis pondasi bawah, jika digunakan di bawah plat beton, dimaksudkan untuk sebagai
lantai kerja, dan untuk drainase dalam menghindari terjadinya "pumping". Pumping
adalah peristiwa keluarnya air disertai butiran-butiran tanah dasar melalui sambungan dan
retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat gerakan lendutan atau gerakan
vertikal plat beton karena beban lalu lintas, setelah adanya air bebas yang terakumulasi di
bawah plat beton. Pumping dapat mengakibatkan terjadinya rongga di bawah plat beton
sehingga menyebabkan rusak/retaknya plat beton.

2. Persyaratan dan bahan.


a. Batu harus dibersihkan dari cacat untuk mengurangi lekatan dengan adukan.
b. Sebelum pekerjaan melapis, batu harus betul-betul basah dan sudah cukup waktu yang
dberikan untuk penyerapan air sampai jenuh.

3. Penyiapan Tanah Dasar Dan Lapis Pondasi Bawah


a. Pembentukan Permukaan
Persyaratan tanah dasar untuk perkerasan kaku sama dengan persyaratan tanah dasar
untuk perkerasan lentur, baik mengenai daya dukung, kepadatan maupun
kerataannya.

12
Lapis pondasi bawah untuk perkerasan kaku dapat berupa lean concrete (beton kurus),
atau bahan berbutir yang bisa berupa agregat atau lapisan pasir (sand bedding). Lapis
pondasi bawah tidak dimaksudkan untuk ikut menahan beban lalu lintas, tetapi lebih
berfungsi sebagai lantai kerja dan sebagai fasilitas drainase agar air dapat bebas
bergerak di bawah plat beton tanpa mengerosi butir-butir tanah yang membentuk
tanah dasar. Oleh karena itu biasanya lapis pondasi bawah dari bahan berbutir harus
memenuhi persyaratan sebagai filter material.

Persiapan penting yang harus dilakukan sebelum penghamparan plat beton meliputi
berbagai hal seperti membentuk, membuat penyesuaian-penyesuaian seperlunya pada
permukaan tanah dasar atau lapis pondasi bawah, dan bila perlu, menambahkan air
dan memadatkan kembali permukaan disesuaikan dengan alinyemen dan potongan
melintang seperti ditunjukkan dalam Gambar Rencana. Pembentukan permukaan
secara teliti sangat penting bagi pelaksanaan ditinjau dari segi jumlah beton yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Bila digunakan metode dengan acuan tetap (fixed form) dianjurkan agar lapis pondasi
bawah dibuat paling sedikit 30 cm lebih lebar dari pada lebar plat beton yang akan
dicor, pada masing-masing sisi memanjang hamparan, yang akan berguna sebagai
landasan acuan tetap. Bila digunakan metode dengan acuan gelincir (slip form) hal
tersebut tidak diperlukan, karena biasanya alat penghampar sudah dilengkapi
peralatan otomatis untuk mengatur ketinggian penghamparan sesuai dengan yang
direncanakan (string control).

Bagian-bagian permukaan yang menonjol harus dikupas. Bagian-bagian, yang rendah


harus diisi dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan kepadatan. Bila alat pengupas
dilengkapi dengan sistem pengatur ketinggian otomatis, maka alat tersebut dapat
langsung dioperasikan di atas permukaan yang akan dibentuk.

b. Persyaratan dan Pemeriksaan Bentuk Akhir


Sebelum dilakukan penghamparan beton, tanah dasar atau lapisan pondasi bawah
diperiksa kepadatan dan bentuk penampang melintangnya.
Permukaan lapisan yang akan dicor beton harus senantiasa bebas dari benda-benda
asing, sisa-sisa beton, dan kotoran-kotoran lainnya.

c. Pemasangan Membran Kedap Air


Membran kedap air harus terdiri dari lembaran plastik yang kedap air setebal 125
micron yang berguna agar air semen dari plat beton yang dicor tidak meresap ke

13
dalam lapisan di bawahnya, dan juga untuk mencegah adanya ikatan antara plat beton
dengan lapis pondasi bawah yang akan mengakibatkan terjadinya retak-retak pada
plat beton setelah terjadinya penyusutan pada waktu pengerasan beton.
Membran kedap air tersebut dipasang di atas permukaan lapis pondasi bawah yang
telah siap. Lembar-lembar yang berdampingan dipasang overlap,
dengan lebar tumpang-tindih tidak kurang dari 10 cm pada arah lebar dan 30 cm pada
arah memanjang.

Pemasangan lembar kedap air harus dilakukan secara hati-hati untuk mencegah
sobeknya lembar-lembar tersebut, dan harus dipaku ke permukaan lapis pondasi
bawah agar tidak mudah tergulung akibat tiupan angin.

d. ACUAN
1) Persyaratan
Acuan (bekisting / form) yang digunakan harus cukup kuat untuk menahan beban-
beban selama pelaksanaan. Kekuatan acuan yang terbuat dari baja lurus, harus
diuji, dan harus memenuhi persyaratan bahwa acuan harus tidak melendut lebih
besar dari 6,4 mm (1/4 inch) bila diuji sebagai balok biasa dengan bentang 3 m (10
ft) dan beban yang sama dengan berat mesin penghampar atau peralatan
pelaksanaan lainnya yang mungkin akan bergerak di atasnya.

Tebal baja yang biasanya digunakan adalah 6,4 mm (1/4 inch) dan 8 mm (5/16
inch). Bila acuan harus mendukung alat penghampar beton yang berat,
ketebalannya tidak boleh kurang dari 8 mm (5/16 inch). Dianjurkan agar acuan
mempunyai tinggi yang sama dengan tebal rencana pelat beton dan lebar dasar
acuan sama dengan 0,75 kali tebal pelat beton tapi kurang dari 200 mm (8 inch).
Acuan harus dipasang sedemikian rupa sehingga cukup kokoh, tidak melentur atau
turun akibat tumbukan dan getaran alat penghampar dan alat pemadat. Lebar
flens penguat yang dipasang pada dasar acuan harus menonjol keluar dari acuan
tidak kurang dari 2/3 tinggi acuan.

Dalam pemeriksaan kelurusan dan kerataan acuan variasi kerataan bidang atas
acuan tidak boleh lebih dari 0,32 cm (1/8 inch) untuk setiap 3 m (10 ft) panjang dan
kerataan bidang dalam acuan tidak boleh lebih dari 0,64 cm (1/4 inch) untuk setiap
3 m (10 ft) panjang.

Ujung-ujung acuan yang berdampingan harus mempunyai sistem penguncian


untuk menyambung dan mengikat erat acuan-acuan tersebut. Pada lengkungan

14
dengan jari-jari kecil dianjurkan untuk menggunakan acuan yang dapat
dibengkokkan (flexible form) atau acuan melengkung.
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang relatif kecil, yang bersifat padat karya, maka
acuan dari kayu dapat digunakan, untuk alat perata dapat menggunakan vibrator
perata biasa (besi profil yang dilengkapi mesin penggetar dan ditarik tenaga
manusia). Kayu untuk keperluan ini dibuat dari kayu yang cukup kuat dengan baja
siku dipasang di atasnya, dengan angkur pemegang setiap 0,5 meter.

2) Pemasangan Acuan
Pemasangan acuan baja maupun kayu pada prinsipnya harus mengikuti ketentuan-
ketentuan di bawah ini.
Pondasi acuan harus dipadatkan dan dibentuk sesuai dengan alinyemen dan
ketinggian jalan yang bersangkutan sehingga acuan yang dipasang dapat disangga
secara seragam pada seluruh panjangnya dan terletak pada elevasi yang benar.

Pembuatan galian untuk meletakkan acuan pada ketinggian yang tepat, sebaiknva
dilakukan, dengan cara mengupas / mengeruk. Bekas galian di kiri dan kanan
pondasi acuan, harus diisi dan dipadatkan kembali. Alinyemen acuan baru harus
diperiksa dan bila perlu diperbaiki memanjang penghamparan beton.

Bila terdapat acuan yang rusak atau sesudah perbaikan pondasi yang tidak stabil,
acuan harus disetel kembali. Acuan harus dipasang cukup jauh di depan tempat
penghamparan beton sehingga memungkinkan pemeriksaan dan perbaikan acuan
tanpa mengganggu kelancaran penghamparan beton.

Acuan dipasang pada posisi yang benar, dan tanah dasar atau lapis pondasi bawah
pada kedua sisi luar dan dalam harus dipadatkan dengan baik menggunakan alat
pemadat mesin atau manual. Acuan harus disangga pada tempatnya, paling sedikit
setiap 3 m (10 ft).

3) Pembongkaran Acuan
Acuan harus tetap dipasang selama paling sedikit 8 jam setelah penghamparan
beton.
Setelah acuan dibongkar, permukaan beton yang terbuka harus segera dirawat.

15
4. BAHAN
a. Semen
1) Semen harus merupakan semen portland jenis I, II atau III sesuai dengan AASHTO M
85.
2) Kecuali diperkenankan lain, maka hanya produk dari satu pabrik atau satu jenis
merk semen portland tertentu yang harus digunakan di proyek.
b. Air
Air yang digunakan dalam pencampuran, perawatan atau penggunaan-penggunaan
tertentu lainnya harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merugikan seperti
minyak, garam, asam, alkali, gula atau bahan-bahan organik. Air harus diuji sesuai
dengan dan harus memenuhi persyaratan AASHTO T 26.
Air yang diketahui dapat diminum dapat dipakai dengan tanpa pengujian.

c. Persyaratan Gradasi Agregat


1) Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi persyaratan yang diberikan dalam
Tabel 1.
Bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan gradasi ini dapat tidak ditolak
asalkan Kontraktor dapat menunjukkan bahwa persyaratan yang dirinci dalam Butir
7.5.3.dapat dipenuhi jika menggunakan bahan-bahan tersebut.

Tabel 1. Tabel Persyaratan Gradasi Agregat.


Ukuran Ayakan Persentase Berat Yang Lolos
Standar (mm) Inch (in) Agregat Halus Pilihan Agregat Kasar
50 2 - 100 - - -
37 1,5 - 95-100 100 - -
25 1 - - 95-100 100 -
19 ¾ - 35-70 - 90-100 100
13 ½ - - 25-60 - 90-100
10 3/8 100 10-30 - 20-55 40-70
4,75 #4 95-100 0-5 0-10 0-10 0-15
2,36 #8 - - 0-5 0-5 0-5
1,18 #16 45-80 - - - -
0,30 #50 10-30 - - - -
0,15 #100 2-10 - - - -

16
2) Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran partikel terbesar tidak
lebih besar dari pada ¾ jarak bersih minimum antara batang tulangan atau antara
batang tersebut dengan acuan atau antara batasan-batasan ruang lainnya dimana
pekerjaan beton harus ditempatkan.

d. Sifat Agregat
a. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih dan keras yang
diperoleh dari pemecahan batu, atau dengan menyaring dan mencuci (bila perlu)
kerikil dan pasir sungai.
b. Agregat harus bebas dari bahan-bahan organik seperti yang dirinci dalam AASHTO
T21 dan seperti diberikan dalam Tabel 2. bila diambil contoh dan diuji sesuai dengan
ketentuan BS CP 114 dan prosedur AASHTO yang relevan.
c. Agregat yang berupa bahan-bahan yang berukuran sama yang berasal dari berbagai
sumber harus ditimbun dalam timbunan terpisah dan hanya boleh digunakan dalam
struktur yang terpisah.

Tabel Sifat Agregat Beton.


Batas maksimum yang
Pengujian diijinkan
Sifat
AASHTO Agregat Agregat
halus kasar
Kehilangan akibat abrasi pada 500 putaran
T 96 - 40 %
dengan mesin Los Angeles.
Kehilangan akibat penentuan kualitas dengan
T 104 10% 12 %
Sodium Sulfat setelah 5 siklus.
Persentase gumpalan tanah liat dan pertikel yang
T 112 0,50 % 0,25 %
dapat pecah dalam agregat.
Bahan-bahan yang lolos ayakan #200. T 11 3% 1%

e. Bahan Tambah (Additive)


Penggunaan plastisator, bahan-bahan tambah untuk mengurangi air atau bahan tambah
lainnya, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu. Jika digunakan, bahan yang
bersangkutan harus memenuhi AASHTO M 154 atau M 194.
Bahan tambahan yang bersifat mempercepat dan yang mengandung Calcium Chlorida
tidak boleh digunakan.

17
f. Membran Kedap Air
Lapisan bawah yang kedap air harus terdiri dari lembaran plastik yang kedap setebal 125
mikron. Air tidak boleh tergenang di atas membran, dan membran harus kedap air
sepenuhnya waktu beton dicor.
Lapisan bawah yang kedap air tidak boleh digunakan di bawah perkerasan jalan beton
bertulang yang menerus.

g. Tulangan Baja
1) Tulangan baja untuk jalur kendaraan harus berupa anyaman baja atau batang baja
berulir sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar Rencana.
2) Baja tulangan harus merupakan batang baja polos atau berulir grade U24 atau
batang berulir grade U40 sesuai dengan persyaratan Sll 0136-84, kecuali jika
disetujui lain atau diperlihatkan lain dalam Gambar Rencana.
3) Tulangan anyaman kawat baja harus memenuhi persyaratan-persyaratan AASHTO M
55. Tulangan ini harus disediakan dalam bentuk lembaran-lembaran datar dan
merupakan jenis yang disetujui.
4) Batang baja harus memenuhi persyaratan AASHTO M 54. Bagian-bagiannya harus
berukuran dan berjarak antara sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar Rencana.
5) Batang baja untuk Ruji (Dowel) harus berupa batang bulat biasa sesuai dengan
AASHTO M 31. Batang dowel berlapis plastik yang memenuhi AASHTO M 254 dapat
digunakan.
6) Batang pengikat (Tie bar) harus berupa batang baja berulir sesuai dengan AASHTO M
31.
h. Bahan-bahan untuk Sambungan
1) Bahan-bahan pengisi siar muai harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan
AASHTO M 153 atau M 213. Bahan-bahan tersebut harus dilubangi untuk dilalui
dowel-dowel sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar Rencana. Bahan pengisi
untuk setiap sambungan harus disediakan dalam bentuk satu kesatuan utuh untuk
tebal dan lebar penuh yang diperlukan untuk sambungan yang bersangkutan kecuali
jika diijinkan lain. Di mana ujung-ujung yang berbatasan diperkenankan, maka ujung-
ujung tersebut harus diikat satu sama lainnya dan dipertahankan dengan kokoh dan
tepat ditempatnya dengan jepitan kawat (stapling) atau penyambung / pengikat
yang baik lainnya.
2) Bahan penutup sambungan (joint sealant) harus berupa Expandite Plastic, senyawa
gabungan bitumen karet Grade 99 yang dituangkan dalam keadaan panas, atau
bahan serupa yang disetujui. Bahan sambungan harus sebagaimana dianjurkan oleh
pabrik pembuat bahan yang bersangkutan.

18
5. PEMBUATAN BETON
a. Pencampuran dan Penakaran
Perbandingan bahan dan berat penakaran harus menggunakan cara yang ditetapkan
dalam BS CP 114.
Proporsi bahan dan berat penakaran harus sesuai dengan batas-batas yang diberikan
dalam Tabel 3.
b. Campuran Percobaan
Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang
diusulkan dengan membuat dan menguji campuran-campuran percobaan dengan
menggunakan instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan nanti.
Campuran percobaan dapat dianggap dapat diterima asal memenuhi semua
persyaratan sifat campurannyang ditetapkan dalam Butir 7.5.3. di bawah ini.
c. Persyaratan Sifat Campuran
1) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan dan
"slump" yang dibutuhkan seperti yang disyaratkan dalam Tabel 4. bila pengambilan
contoh, perawatan dan pengujian sesuai dengan SNI 03-1974-19 90 (AASHTO T22),
Pd M-16-1996-03 (AASHTO T23), SNI 03-2493-1991 (AASHTO T126), SNI 03-2458-
1991 (AASHTO T141).
2) Kuat tekan karateristik beton harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan Tabel
Batasan proporsi takaran campuran Dengan menggunakan cara pengujian "the
third point" kuat lentur karakteristik harus tidak kurang dari 45 kg/cm2
3) Beton tersebut harus merupakan jenis yang memiliki sifat kemudahan pengerjaan
yang sesuai untuk mencapai pemadatan penuh dengan instalasi yang digunakan
dengan tanpa pengaliran yang tak semestinya. Slump optimum sebagaimana
diukur dengan cara pengujian AASHTO T 199 harus tidak kurang dari 20 mm dan
tidak lebih besar dan 60 mm. Slump tersebut harus dipertahankan dalam batas
toleransi ± 20 mm dari slump optimum yang disetujui. Beton yang tidak memenuhi
persyaratan-persyaratan slump tersebut tidak boleh digunakan untuk plat beton
perkerasan.
4) Bilamana pengujian beton berumur 7 hari menghasilkan kuat beton di bawah
kekuatan yang disyaratkan dalam Tabel 4., maka Kontraktor tidak diperkenankan
mengecor beton lebih lanjut sampai penyebab dari hasil yang tidak memenuhi
persyaratan tersebut dapat diketahui dengan pasti dan sampai telah diambil
tindakan-tindakan yang menjamin bahwa produksi beton memenuhi ketentuan
yang disyaratkan. Kuat tekan beton berumur 28 hari yang tidak memenuhi
ketentuan harus diperbaiki sebagaimana disyaratkan. Kekuatan beton dianggap
lebih kecil dari yang disyaratkan bilamana hasil pengujian serangkaian benda uji

19
dari suatu bagian pekerjaan lebih kecil dari kuat tekan karakteristik yang diperoleh
dari rumus.yang diuraikan dalam Butir 7.6.2.c.
Tabel 2. Batasan proporsi takaran campuran
Mutu Ukuran Agregat Rasio Air/Semen Kadar Semen Minimum
Beton MaksimumB(mm) (terhadap berat) (kg/m3 dari campuran)
K500 - 0,375 450
37 0,45 356
K400 25 0,45 370
19 0,45 400
37 0,45 315
K350 25 0,45 335
19 0,45 365
37 0,45 300
K300 25 0,45 320
19 0,45 350
37 0,50 290
K250 25 0,50 310
19 0,50 340
K175 - 0,57 300
K125 - 0,60 250

Tabel 3. Tabel : Ketentuan sifat campuran


Kuat Tekan Karakteristik min. (kg/cm2) Slump (cm)
Benda Uji Kubus Benda Uji Silinder
Mutu Beton
15 x 15 x 15 cm 15 cm x 30 cm Digetarkan Tidak Digetarkan
7 hari 28 hari 7 hari 28 hari
K600 390 600 325 500 20 – 50 -
K500 325 500 260 400 20 – 50 -
K400 285 400 240 330 20 – 50 -
K350 250 350 210 290 20 – 50 50 – 100
K300 215 300 180 250 20 – 50 50 – 100
K250 180 250 150 210 20 – 50 50 – 100
K225 150 225 125 190 20 – 50 50 – 100
K175 115 175 95 145 30 – 60 50 – 100
K125 80 125 70 105 20 – 50 50 – 100
Catatan : bila menggunakan concrete pump, slump bisa berkisar antara 75 ± 25mm

20
5) Pekerjaan dapat pula dihentikan dan atau memerintahkan Kontraktor mengambil
tindakan perbaikan untuk meningkatkan mutu campuran atas dasar hasil pengujian
kuat tekan beton berumur 3 hari. Dalam keadaan demikian, Kontraktor harus
segera menghentikan pengecoran beton yang dipertanyakan tetapi dapat memilih
menunggu sampai hasil pengujian kuat tekan beton berumur 7 hari diperoleh,
sebelum menerapkan tindakan perbaikan.
6) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat mencakup
pembongkaran dan penggantian seluruh beton tidak boleh berdasarkan pada hasil
pengujian kuat tekan beton berumur 3 hari saja, perlu analisis teknis.
d. Kekuatan beton
Beton harus mempunyai kekuatan lentur karakteristik sebesar 45 kg/cm2 pada umur
28 hari bila diuji sesuai dengan ASSHTO T 97.
Bila pengujian dilakukan pada kubus 15 cm, kekuatan tekan karakteristik harus sebesar
350 kg/cm2 pada umur 28 hari.
Kekuatan beton 7 hari harus sebesar 0,7 x kekuatan lentur karakteristik.
e. Penyesuaian campuran
1) Penyesuaian sifat kelecakan (workability)
Bilamana sulit memperoleh sifat kelecakan beton dengan proporsi yang semula
dirancang, maka Kontraktor akan melakukan perubahan pada berat agregat
sebagaimana diperlukan, asalkan dalam hal apa pun kadar semen yang semula
dirancang tidak berubah, juga rasio air / semen yang telah ditentukan berdasarkan
pengujian kuat tekan yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi, tidak
dinaikkan.
Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambah air atau
cara lain tidak diperkenankan. Bahan tambah (aditiv) untuk meningkatkan sifat
kelecakan hanya diijinkan bila secara khusus telah disetujui.
2) Penyesuaian kekuatan
Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan atau disetujui, kadar
semen harus ditingkatkan.
3) Penyesuaian untuk bahan-bahan baru
Perubahan sumber bahan atau karakteristik bahan tidak boleh diiakukan tanpa
mendapat persetujuan terlebih dahulu.
f. Penakaran agregat
1) Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen
kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas
semen yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau pembulatan dari
jumlah zak semen. Agregat harus diukur beratnya secara terpisah. Ukuran setiap
penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.

21
2) Sebelum penakaran, agregat harus dibasahi sampai jenuh dan dipertahankan
dalam kondisi lembab, pada kadar yang mendekati keadaan jenuh-kering
permukaan, dengan menyemprot tumpukan agregat dengan air secara berkala.
Pada saat penakaran, agregat harus telah dibasahi paling sedikit 12 jam
sebelumnya untuk menjamin pengaliran yang memadai dari tumpukan agregat.
g. Pencampuran
1) Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan
ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin campuran yang merata dari
seluruh bahan.
2) Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang
akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam
setiap penakaran.
3) Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah
ditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air
ditambahkan.Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke
dalam campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan
sebelum waktu pencampuran berlangsung seperempat bagian. Waktu
pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾m3 atau kurang haruslah 1,5 menit;
untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap
penambahan 0,5 m3.

6. PENGENDALIAN MUTU Dl LAPANGAN


a. Pengujian untuk kelecakan (workability)
Satu atau lebih pengujian "slump", harus dilaksanakan pada setiap takaran beton yang
dihasilkan.
b. Pengujian kuat tekan
Kontraktor harus melaksanakan tidak kurang dari 1 pengujian kuat tekan untuk setiap
60 m3 beton yang dicor. Setiap pengujian harus termasuk 3 contoh yang identik untuk
diuji pada umur 3, 7 dan 28 hari. Tetapi bila jumlah beton yang dicor dalam satu hari
memberikan kurang dari 5 contoh untuk diuji, maka contoh-contoh harus diambil dari
5 takaran yang dipilih secara acak. Contoh pertama dari contoh-contoh ini harus diuji
pada umur 3 hari disusul dua oleh pengujian lebih lanjut pada umur 7 dan 28 hari.
c. Pengujian tambahan
Kontraktor harus melaksanakan pengujian tambahan yang diperlukan untuk
menentukan mutu bahan atau campuran atau pekerjaan beton akhir, pengujian
tambahan tersebut meliputi :
 Pengujian yang tidak merusak menggunakan "sclerometer" atau perangkat penguji
lainnya.

22
 Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton.
 Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan secara khusus.

7. SAMBUNGAN DAN TULANGAN


a. Sambungan Memanjang dan Melintang
Sambungan (joint) dipasang pada perkerasan beton semen untuk mengendalikan
penyebaran retakan akibat susut serta untuk menampung lenting pelat beton akibat
perubahan suhu siang dan malam hari dan kelembaban.
Sambungan melintang dapat berupa sambungan susut, sambungan muai dan juga
sambungan pelaksanaan.
Sambungan melintang dipasang tegak lurus sumbu jalan.
1) Semua sambungan memanjang dan melintang harus dibuat sesuai dengan detail
dan letak pada Gambar Rencana.
Semua sambungan melintang harus dibuat segaris untuk seluruh lebar perkerasan.
Bidang-bidang permukaan sambungan harus diusahakan tegak lurus terhadap
bidang permukaan perkerasan.
2) Dalam pembuatan sambungan, perhatian khusus perlu diberikan, guna menghindari
ketidakrataan permukaan pada sambungan tersebut. Apabila pada sambungan
diperlukan, maka harus digunakan mistar 3 m (10 ft) untuk menjamin kerataan pada
sambungan tersebut. Pembentukan sambungan yang ditempatkan di depan
perata (screed) dapat dibuat tenggelam (tip),sedangkan apabila ditempatkan di
belakang perata dapat dipasang menonjol pada permukaan.
3) Sambungan dengan lidah-alur, harus dicetak secara teliti dengan bahan cetakan
yang cukup kuat agar didapat bentuk lidah-alur yang sempurna. Sambungan lidah-
alur, dapat juga dibentuk secara sempurna dengan menggunakan mesin
penghampar acuan gelincir.
4) Apabila sambungan melintang dilakukan dengan cara menggergaji, maka
penggergajian sambungan melintang harus diusahakan sebelum retak awal terjadi.
b. Sambungan Memanjang (Longitudinal Joints)
Batang baja ulir (deformed bar), sebagai batang pengikat (tie bars),
dengan panjang, ukuran, dan jarak seperti yang ditentukan harus diletakkan tegak lurus
sambungan memanjang memakai alat mekanik atau dipasang dengan besi
dudukan (chair), untuk mencegah perubahan tempat.
Batang pengikat tersebut tidak boleh di cat atau dilapisi aspal atau material lain atau
dimasukkan tabung, kecuali untuk keperluan pelebaran nantinya.

23
Bila tertera dalam Gambar Rencana dan bila lajur perkerasan yang berdekatan
dilaksanakan terpisah, acuan baja harus digunakan untuk membentuk keyway(takikan)
sepanjang sambungan memanjang.
Tie bar dapat dibengkokkan dengan sudut tegak lurus acuan dari lajur yang dilaksanakan
dan diluruskan kembali sampai posisi tertentu sebelum beton lajur yang berdekatan
dihamparkan atau sebagai pengganti tie bar yang dibengkokkan dapat digunakan 2
batang tie bar yang disambung (two-piece connectors).

Sambungan memanjang acuan (longitudinal form joint) terdiri dari takikan / alur ke
bawah memanjang pada permukaan jalan. Sambungan tersebut harus dibentuk dengan
alat mekanis atau dibuat secara manual dengan ukuran dan garis sesuai Gambar
Rencana sewaktu beton masih mudah dibentuk. Alur ini harus diisi dengan
kepingan (filler) material yang telah tercetak sebelumnya (premolded) atau
dicor (poured) dengan material penutup sesuai yang disyaratkan.
Sambungan Memanjang Tengah (longitudinal centre joint) harus dibuat sedemikian
rupa sehingga ujungnya berhubungan dengan sambungan melintang (transverse
joint), bila ada.

Sambungan Memanjang Gergajian (longitudinal sawn joint) harus dibuat dengan


pemotong beton dengan gergaji beton yang disetujui sampai kedalaman, lebar dan garis
sesuai Gambar Rencana. Untuk menjamin pemotongan sesuai dengan garis pada
Gambar Rencana, harus digunakan alat bantu atau garis bantu yang memadai.
Sambungan memanjang ini harus digergaji sebelum berakhimya masa perawatan beton,
atau segera sesudahnya sebelum peralatan atau kendaraan diperbolehkan memasuki
perkerasan beton baru tersebut. Daerah yang akan digergaji harus dibersihkan dan
sambungan harus segera diisi dengan material penutup (sealer)sesuai dengan yang
disyaratkan.

Sambungan Memanjang Tipe Sisip Permanen (longitudinal permanent insert type


joints) harus dibentuk dengan menempatkan lembaran plastik yang tidak akan bereaksi
secara kimiawi dengan bahan beton. Lebar lembaran ini harus cukup untuk membentuk
bidang yang diperlemah dengan kedalaman sesuai Gambar Rencana. Sambungan
dengan bentuk bidang lemah (weaken plane type joint) tidak perlu dipotong (digergaji).
Ketebalan kepingan tidak boleh kurang dari 0,5 mm dan harus disisipkan memakai alat
mekanis sehingga dijamin tetap berada pada posisi yang tepat. Ujung atas lembaran ini
harus berada di bawah permukaan akhir (finished surface) perkerasan sesuai yang
tertera pada Gambar Rencana.

24
Kepingan sisipan ini tidak boleh rusak selama pemasangan atau karena
pekerjaan finishing pada beton. Garis sambungan harus sejajar dengan garis
sumbu (centre line) jalan dan jangan terlalu besar perbedaan kerataannya. Alat
pemasangan mekanis harus menggetarkan beton selama kepingan itu disisipkan
sedemikian rupa agar beton yang terganggu kembali rata sepanjang pinggiran kepingan
tanpa menimbulkan segregasi.
c. Sambungan Ekspansi Melintang (Transverse Expansion Joints)
Filler (bahan pengisi) untuk sambungan ekspansi (expansion joint filler) harus menerus
dari acuan ke acuan, dibentuk sesuai dengan tanah dasar,
dan takikan sepanjang acuan. Filler sambungan pracetak (preform joint filler)harus
disediakan dengan panjang yang sama dengan lebar jalan atau sama dengan lebar satu
lajur. Filler yang rusak atau yang sudah diperbaiki tidak boleh digunakan, kecuali bila
disetujui.
Filler sambungan ini harus ditempatkan pada posisi vertikal. Alat bantu atau pemegang
yang disetujui harus digunakan untuk menjaga agar filler tetap pada garis dan alinyemen
yang semestinya selama penghamparan dan finishing beton. Perubahan posisi akhir
sambungan tidak boleh lebih dari 5 mm pada alinyemen horisontalnya menurut garis
lurus. Bila filler dipasang berupa bagian-bagian, maka di antara unit-unit yang
berdekatan tidak boleh ada celah.
Pada sambungan ekspansi itu tidak boleh ada sumbatan atau gumpalan beton.
d. Sambungan Kontraksi Melintang (Transverse Contraction Joints)
Sambungan ini terdiri dari bidang-bidang yang diperlemah dengan membuat takikan /
alur dengan penggergajian permukaan perkerasan, disamping itu bila tertera pada
Gambar Rencana juga harus mencakup pasangan alat transfer beban(load transfer
assembly).
1) Sambungan Kontraksi Kepingan Melintang (Transverse Strip Contraction Joints)
Sambungan ini harus dibentuk dengan memasang kepingan sebagaimana tertera
pada Gambar Rencana.
2) Takikan / Alur (Formed Grooves)
Takikan ini harus dibuat dengan menekankan alat ke dalam beton yang masih
plastis. Alat tersebut harus tetap di tempat sekurang-kurangnya sampai beton
mencapai pengerasan awal, dan kemudian harus dilepas tanpa merusak beton di
dekatnya, kecuali bila alat itu memang didesain untuk tetap terpasang pada
sambungan.
3) Sambungan Gergajian (Sawn Contraction Joints)
Sambungan ini harus dibuat dengan membuat alur dengan gergaji pada permukaan
perkerasan dengan lebar, kedalaman, jarak dan garis sesuai yang tercantum pada
Gambar Rencana, dengan gergaji beton yang disetujui. Setelah sambungan

25
digergaji, bekas gergajian dan permukaan beton yang berdekatan harus
dibersihkan.
Penggergajian harus dilakukan secepatnya setelah beton cukup keras agar
penggergajian tidak menimbulkan keretakan, dan jangan lebih dari 18 jam setelah
pemadatan akhir beton. Sambungan harus dibuat / dipotong sebelum terjadi
retakan karena susut. Bila perlu, penggergajian dapat dilakukan pada waktu siang
atau malam hari dalam cuaca apa pun. Penggergajian harus ditangguhkan bila di
dekat tempat sambungan ada retakan. Penggergajian harus dihentikan bila retakan
terjadi di depan gergajian. Bila retakan sulit dicegah ketika dimulai penggergajian,
maka pembuatan sambungan kontraksi harus dibuat dengan takikan / alur sebelum
beton mencapai pengeringan tahap awal sebagaimana dijelaskan di atas. Secara
umum, penggergajian harus dilakukan berurutan.
4) Sambungan Kontraksi Acuan Melintang (Tranverse Formed Contraction Joints)
Sambungan ini harus sesuai dengan ketentuan untuk sambungan acuan
longitudinal (longitudinal formed joints).
5) Sambungan Konstruksi Melintang (Transverse Construction Joints)
Sambungan ini harus dibuat bila pengecoran beton berhenti lebih dari 30 menit.
Sambungan konstruksi melintang tidak boleh dibuat pada jarak kurang dari 3 m dari
sambungan ekspansi, sambungan kontraksi, atau bidang yang diperlemah lainnya.
Bila dalam waktu penghentian itu campuran beton tidak cukup untuk membuat
perkerasan sepanjang minimum 3 m, maka kelebihan beton pada sambungan
sebelumnya harus dipotong dan dibuang sesuai instruksi.
e. Sambungan Pelaksanaan (Construction Joint)
Sambungan pelaksanaan dengan lidah-alur biasanya digunakan pada sambungan arah
memanjang (di antara jalur-jalur penghamparan yang terpisah) dapat dibentuk dengan
cara acuan gelincir atau dengan baja cetakan standar.
Apabila digunakan lapis pondasi bawah dengan stabilisasi, maka sambungan lidah alur
dapat ditiadakan.
Pada sambungan pelaksanaan dengan lidah-alur perlu disediakan tempat untuk
pemasang batang pengikat. Apabila diperlukan atau diijinkan maka batang pengikat
dapat menggunakan batang berulir atau batang pengikat jadi. Apabila digunakan batang
pengikat yang dapat dibengkokkan dan diluruskan kembali, maka batang tersebut harus
mengikuti persyaratan ASTM untuk menjamin bahwa tulangan dapat dibengkokkan dan
diluruskan kembali tanpa mengalami kerusakan / pecah.
Dengan demikian, apabila metoda tersebut disyaratkan, maka harus dilakukan langkah-
langkah pencegahan untuk menjamin hasil yang baik. Salah satu cara untuk mencegah
kerusakan batang pengikat akibat pembengkokan dan pelurusan kembali

26
Mesin penghampar acuan gelincir harus dilengkapi dengan peralatan (device)yang cocok
untuk pemasangan batang pengikat atau pengikat jenis lain yang dapat memegang plat-
plat pada lajur berdampingan tetap pada posisinya.
Sambungan pelaksanaan melintang harus dibuat pada akhir pelaksanaan tiap hari atau
pada tempat akhir pekerjaan yang disebabkan oleh adanya gangguan pelaksanaan. Letak
sambungan pelaksanaan melintang harus diusahakan sama dengan letak sambungan
susut.
Keadaan cuaca akan mempengaruhi lamanya batas keterlambatan yang diijinkan dalam
penghentian hamparan. Keterlambatan selama 30 menit dipandang sebagai batas yang
bisa diterima untuk cuaca panas, kering dan berangin, sedangkan keterlambatan sampai
1 jam masih bisa diterima pada cuaca yang tidak membahayakan.
Sambungan pelaksanaan melintang harus dibentuk dengan cara menempatkan sekat
yang mempunyai bentuk dan ukuran yang tepat dan mempunyai lubang untuk
menempatkan jeruji. Arah sambungan pelaksanaan melintang kurang dari 3 m (10 ft)
harus dihindarkan.
Jika adukan beton tidak mencukupi untuk membuat pelat dengan panjang paling sedikit
3 m (10 ft), maka sambungan pelaksanaan harus dibuat pada tempat sambungan
sebelumnya. Jarak sambungan melintang yang berikutnya harus diukur dari sambungan
susut melintang yang terakhir.
f. Sambungan Muai (Expansion Joint)
Sambungan muai harus ditempatkan di antara pertemuan bangunan (misalnya lubang
got / manhole, bak penampung) dengan plat perkerasan beton. Kecuali apabila tidak
disebut lain dalam Gambar Rencana, maka sambungan harus terbuat dari jenis
sambungan jadi dengan ketebalan tidak kurang dari 0,6 cm.
Jika tidak ditentukan lain, maka untuk sambungan muai melintang harus dibuat tegak
lurus sumbu perkerasan dan harus dibuat selebar perkerasan.
g. Sambungan Susut (Contraction Joint)
Sambungan susut dengan takikan palsu atau penampang diperlemah, harus dibuat
secara hati-hati untuk menjamin agar dalamnya celah sambungan cukup untuk
mencegah terjadinya retak yang tidak terkendali. Disarankan dalamnya celah pemisah
minimum adalah sebesar ¼ tebal pelat. Dalam segala hal penutupan celah harus
diselesaikan sebelum lalu-lintas diijinkan lewat, termasuk lalu-lintas selama
pelaksanaan.
Apabila diperlukan penyalur beban untuk melayani lalu-lintas dengan volume yang tinggi
dan beban yang berat, harus digunakan ruji (dowel).
Bila pada perkerasan untuk lalu-lintas dapat digunakan lapis pondasi mutu tinggi,
misalnya campuran semen atau aspal, maka sambungan tanpa ruji pun bisa melayani

27
lalu-lintas secara memuaskan. Namun demikian secara umum, sambungan jenis ini,
tetap dianjurkan menggunakan penyalur beban.
Penempatan ruji secara tepat harus dijamin, agar ruji dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Sistem pemberian tanda secara tepat dapat diterapkan untuk menjamin agar
penggergajian atau pembuatan takikan tepat berada di tengah ruji. Takikan tidak boleh
kurang dari ¼ tebal plat.
h. Sistem Penyalur Beban
1) Ruji (Dowel)
Batang ruji harus ditempatkan di tengah tebal pelat. Posisi ruji pada arah horizontal dan
vertikal harus dijamin sejajar sumbu jalan dengan menggunakan perlengkapan atau
dengan cara penempatan dengan mesin yang telah teruji. Kepadatan beton yang baik di
sekeliling ruji sangat dituntut agar supaya ruji bisa berfungsi secara sempurna.
2) Pelapis Ruji
Bagian batang ruji yang bisa bergerak bebas, harus dilapisi dengan bahan pencegah
karat (korosi).
Sesudah bahan pencegah korosi kering, maka bagian ini harus dilapisi dengan lapisan
tipis pelumas (dengan cara penyapuan) segera sebelum ruji dipasang.
Ujung batang ruji yang dapat bergerak bebas harus dilengkapi dengan topi / penutup
ruji (pada expansion joint).
Pelapis ruji dari jenis plastik yang telah teruji atau pralon yang tertutup dapat digunakan
sebagai pengganti pelumas, atau penggunaan jenis pelapis lainnya yang dimaksudkan
untuk mencegah lekatan dengan beton dan atau karat, dapat juga digunakan.

3) Alat Transfer Beban (Load Transfer Devices)


Bila digunakan ruji (dowel), maka harus dipasang sejajar dengan permukaan dan garis
sumbu perkerasan beton, dengan memakai pengikat / penahan logam yang dibiarkan
terpendam dalam perkerasan.
Ujung ruji (dowel) harus dipotong rata. Ukuran bagian dowel yang harus dilapisi aspal
atau pelumas lain harus sesuai yang tertera pada Gambar Rencana, agar bagian tersebut
tidak ada lekatan dengan beton, diberi penutup (selubung) ruji
dari logam yang disetujui, harus dipasang pada setiap batang ruji
pada sambungan ekspansi. Penutup itu harus berukuran pas dengan batang ruji,
dan bagian ujung yang tertutup harus tahan air.
a. Pemasangan Perlengkapan Ruji
Perlengkapan pemasangan ruji (berupa rangkaian dudukan/chair) harus ditempatkan
pada lapis pondasi bawah atau tanah dasar yang sudah disiapkan.
Perlengkapan pemasangan ruji arah melintang harus ditempatkan tegak lurus sumbu
jalan, kecuali ditentukan lain pada Gambar Rencana. Sambungan dengan ruji yang

28
diperlukan atau diijinkan untuk dipasang tegak lurus sumbu jalan, memerlukan
pendetailan dan pemasangan yang sangat teliti guna menjamin pergerakan bebas. Ruji
dipegang kuat pada posisi yang ditetapkan.
Pada tikungan yang diperlebar, sambungan memanjang pada sumbu jalan harus
sedemikian rupa sehingga penempatan sedapat mungkin mempunyai jarak yang sama
dari tepi-tepi pelat.
Sambungan harus dipasang pada garis dan elevasi yang diperlukan dan harus dipegang
kuat pada posisinya dengan menggunakan patok-patok dengan peralatan atau dengan
metode lainnya. Ruji harus dipasang sedemikian rupa sehingga berat beton selama
pengecoran tidak akan mengganggu kedudukannya. Apabila sambungan dibuat secara
bagian demi bagian maka sambungan tersebut harus merupakan kesatuan.
Batang ruji harus diperiksa posisinya, segera setelah perlengkapan pemasangan
sambungan dipasang pada tanah dasar atau lapis pondasi bawah dan sistem sambungan
harus diperiksa untuk mengetahui apakah sudah terpegang kuat dan tidak ada
perubahan posisi.
Setiap sistem sambungan yang tidak terpegang kuat, harus diperbaiki. Kawat atau
batang baja yang digunakan untuk mengikat perlengkapan pada waktu pengangkutan
dan diperkirakan dapat menghambat penyusutan awal beton, harus disingkirkan
sebelum beton dihampar.
b. Penutup Sambungan (Joint Sealing)
Celah sambungan harus ditutup dengan bahan penutup yang disyaratkan, segera
setelah perawatan selesai sebelum lalu-lintas diijinkan melewati perkerasan termasuk
kendaraan Kontraktor.
Bahan penutup harus dipasang dalam celah sambungan sesuai detail yang ditunjukkan
pada Gambar Rencana. Pemasangan harus dilakukan sedemikian sehingga bahan
penutup tidak melimpah atau mencuat diatas permukaan pelat. Setiap kelebihan bahan
penutup pada permukaan plat harus segera disingkirkan dari permukaan pelat dan
dibersihkan.
Celah sambungan harus dibersihkan dari bahan-bahan asing sebelum bahan penutup
dipasang. Semua bidang dalam celah sambungan harus bersih dari bahan-bahan lepas
dan bila digunakan bahan penutup yang dituang panas, permukaan harus kering.
Bahan penutup sambungan yang dibuang tidak boleh dituangkan pada suhu yang dapat
menimbulkan ketidaksempurnaan pemasangan. Petunjuk dari pabrik pembuat bahan
penutup harus diperhatikan.
Jika digunakan penutup sambungan siap pakai, seperti neoprene (penutup jadi yang
ditekan), maka bahan penutup harus dapat menyesuaikan lebarnya dengan lebar celah
sambungan yang diperkirakan akan terjadi. Peralatan pemasangan harus menjamin

29
bahwa bahan penutup tidak akan mulur lebih dari 5 % karena pemuluran yang lebih
besar akan memperpendek umur bahan tersebut.
c. Tulangan
Apabila pada perkerasan bersambungan digunakan tulangan, maka tulangan tersebut
harus terdiri dari anyaman kawat dilas (welded wire fabric) atau anyaman batang
baja (bar mats) sesuai dengan yang diuraikan pada Butir 7.4.7.
Lebar dan panjang anyaman baja harus sedemikian rupa, sehingga pada waktu anyaman
tersebut dipasang. kawat / baja yang paling pinggir terletak tidak kurang dari 5 cm (2
inch) atau tidak lebih dari 10 cm (4 inch) dari tepi / sambungan pelat.
d. Penggergajian (Saw Cutting)
Penggergajian harus dilakukan sedemikian sehingga tidak terjadi penggumpalan pada
beton muda dan harus dilakukan pada saat belum terjadinya retak-retak susut, waktu
penggergajian terbaik yaitu antara 4 - 20 jam setelah pengecoran.
Cara penggergajian dengan menggunakan mata gergaji intan (diamond blades.,Bila
pengikis basah (wet abrasive blades) maupun bila pengikis kering (dry abrasive
blades), harus dilakukan secara perlahan-lahan untuk mencegah terjadinya sambungan
yang kasar.
Kecenderungan retak susut akibat keterlambatan penggergajian pada sambungan
memanjang lebih kecil dibanding pada sambungan melintang.

8. PENGECORAN DAN PENYELESAIAN AKHIR BETON


a. Pengecoran
1) Peralatan Pengecoran
Peralatan pengecoran harus mampu mengalirkan adukan beton dari mesin pengaduk
atau alat pengangkut campuran beton dan menuangkannya ke setiap tempat tanpa
terjadi pemisahan butir (segregasi) dan tanpa merusak permukaan yang dihampar. Pada
pekerjaan besar, pengecoran seringkali menuntut penggunaan ulir (screw), ban berjalan
(belt), atau wadah (hopper) sebagai alat penghampar adukan.
Peralatan ini biasanya beroperasi dari bahu jalan atau dari jalur sebelahnya dari jalur
yang sedang dikerjakan, dan menuangkan campuran beton ke seluruh lebar permukaan
yang telah dibentuk. Apabila pengecoran dilakukan dengan mesin pengaduk
berjalan (truck mixer), dan untuk menuangkan adukan hanya tersedia
talang (chute), maka disarankan dilakukan penghamparan jalur sesaat (lane at a time).
Beton tanpa tulangan bisa juga dilaksanakan dengan menuangkan campuran beton di
atas permukaan di depan mesin penghampar dengan mengggunakan dump truck.
2) Keadaan Khusus
Apabila lebar penghamparan tidak sama (misal pada jalan masuk/ramp, persimpangan),
maka metoda pengecoran yang biasa tidak selalu dapat diterapkan. Untuk keadaan

30
demikian, perlu diperhatikan agar untuk mencapai kedudukan akhir, campuran beton
jangan dituang secara sembarangan dengan didorong atau digetarkan. Pengecoran
secara manual mungkin perlu dilakukan, untuk menghindarkan pemisahan butir.
b. Penghamparan
1) Peralatan
Pada pekerjan besar, biasanya harus disediakan baik penghampar jenis
dayung(paddle) atau ulir (auger), atau ban berjalan, maupun jenis wadah (hopper) dan
ulir(auger), kecuali apabila digunakan penghampar acuan gelincir. Pada mesin
penghampar acuan gelincir, peralatan penghampar (spreader) merupakan bagian yang
sudah melekat (built-in). Untuk mengurangi pemisahan butir, semua peralatan harus
dioperasikan secara seksama.
Pada pekerjaan yang lebih kecil, penghamparan dapat dilakukan dengan beberapa cara,
antara lain dengan peralatan manual.
Dalam hal apa pun, beton harus dihampar dengan ketebalan yang cukup untuk
pemadatan dan penyelesaian akhir.
c. Pemadatan
Pemadatan pada sambungan dan tepi-tepi, penekanan, pemadatan secara tumbuk, dan
pemadatan secara getar, sampai tingkat tertentu cukup efektif, tapi tidak secara
otomatis menjamin kepadatan beton. Mesin getar (vibrator), baik jenis internal maupun
jenis permukaan dapat memberikan hasil yang baik.
Seluruh perkerasan harus dipadatkan seefektif mungkin. Perhatian khusus harus
diberikan terhadap tepi-tepi sepanjang sumbu, dan pada sambungan-sambungan.
Sekitar ruji dan kedudukan, pada tepi-tepi dan sudut-sudut atau sekitar pembuangan
air (drains), dan pada pelat-pelat tidak beraturan pada jalan masuk / ramps dan
persimpangan, diperlukan ketelitian khusus untuk menjamin kepadatan yang baik.
Penggetar internal dioperasikan di dalam beton untuk mengeluarkan udara sewaktu
mesin penghampar bergerak. Mesin penggetar yang dioperasikan secara manual tidak
boleh berada di satu titik yang digetarkan lebih dari 5 detik, dengan jarak titik satu
dengan titik lainnya antara 25 – 30 cm.
d. 0.Penyelesaian Akhir
1) Mesin Penghampar Acuan Gelincir (Slip Form)
Mesin penghampar acuan gelincir dirancang untuk sekali lintasan dapat menghampar,
memadatkan, membentuk permukaan dan meratakan beton yang masih plastis,
sehingga dapat memberikan beton yang padat, seragam; dan untuk mendapatkan
permukaan yang disyaratkan hanya memerlukan penyelesaian akhir (dengan tangan)
yang minimal.

31
Mesin penghampar harus menggetarkan beton pada seluruh lebar dan ketebalan.
Penggetaran biasanya dilakukan dengan jenis penggetar internal yang sudah ada pada
mesin tersebut (built-in).
Mesin penghampar acuan gelincir sedapat mungkin harus dioperasikan dengan gerakan
yang menerus, dan seluruh operasi pengadukan, pengangkutan dan penghamparan
harus terkoordinasi agar supaya dapat dicapai kecepatan yang seragam dan
penghentian mesin penghampar yang minimum. Apabila mesin penghampar perlu
dihentikan, maka alat penggetarnya harus dihentikan.
Mesin penghampar acuan gelincir mampu mengatasi kesalahan bentuk permukaan lapis
pondasi bawah atau dasar secara teliti, dengan menggunakan peralatan otomatis.
2) Mesin Penghampar Acuan Tetap (Fixed Form)
Mesin pencetak perkerasan jalan beton dengan sebilah pisau perata, kayuh berputar
atau perlengkapan berputar, harus mencetak beton yang bersangkutan sehingga
memiliki elevasi, dimensi, kerataan dan kehalusan yang disyaratkan; dan kemudian
harus memadatkan beton tersebut dengan vibrasi atau dengan suatu kombinasi vibrasi
dan penumbukan mekanis.
Peralatan tersebut kemudian harus menyelesaikan permukaan beton tersebut dengan
menggunakan suatu batang perata yang bergoyang (oscilated) melintang atau miring.
Suatu batang perata lain untuk pekerjaan penyelesaian yang bergoyang secara
melintang atau miring harus disediakan setelah setiap mesin pembentuk sambungan
melintang dalam keadaan basah.
Batang perata bergoyang tersebut harus berpenampang melintang persegi dan harus
membentangi seluruh lebar pelat yang bersangkutan dan berbobot tidak kurang dari
170 kg/m. Batang ini harus ditunjang pada suatu kereta, yang ketinggiannya harus
dikontrol berdasarkan tinggi rata-rata dari sekurang-kurangnya 4 titik yang ditempatkan
secara merata dengan jarak antara sekurang-kurangnya 3,5 meter dari rel penunjang,
balok, atau pelat, pada setiap sisi dari pelat beton yang sedang diperkeras.
Bilamana perkerasan jalan beton dibangun dengan lebih dari satu lintasan menggunakan
mesin dengan roda-roda ber-flens, maka pelat-pelat yang berdampingan berikutnya
harus dibangun dengan menyangga mesin tersebut pada rel-rel yang beralas rata yang
berbobot tidak kurang dari 15 kg/m, diletakkan di atas beton yang telah diselesaikan
untuk menunjang roda-roda ber-flens, atau menggantikan roda-roda ber-flens tersebut
pada satu sisi mesin dengan roda-roda tanpa flens bertapal karet. Rel (track) bertapal
karet, yang dapat berjalan di atas permukaan beton yang telah diselesaikan juga dapat
diterima.
Bilamana digunakan roda-roda tanpa flens atau rel bertapal karet, maka permukaan
pelat beton yang dilewati harus segera dibersihkan dan disikat secara seksama di depan
mesin untuk membersihkan semua lumpur dan serpihan pasir / kerikil. Roda-roda tanpa

32
flens harus berjalan cukup jauh dari tepi pelat untuk menghindari kerusakan pada
pinggiran pelat yang bersangkutan.
3) Pembentukan Tekstur Permukaan
Permukaan perkerasan harus mencakup tektur dan harus kasar. Tekstur harus diperoleh
dari pasir dalam mortar semen. Tekstur kasar dibentuk dengan cara sebagaimana yang
diuraikan di bawah ini.
Berbagai jenis pola tekstur kasar dapat diterapkan pada permukaan beton. Pada suatu
pekerjaan, mungkin diperlukan tekstur yang berbeda.
Metode pembentukan tekstur harus dipertimbangkan terhadap lingkungan, kecepatan
dan kepadatan lalu-lintas, topografi serta geometrik perkerasan.
Tekstur yang kasar dapat diciptakan pada perkerasan beton dengan menerapkan satu
atau lebih metode sebagai berikut: menarik lembar goni atau kain burlap(micro
texturing), menyikat permukaan, menggores dengan sisir kawat (macro texturing), atau
metode lainnya.
Kekesatan yang sangat tinggi mungkin diperlukan untuk mendapatkan keamanan
tambahan pada daerah-daerah kritis, misal sekitar gerbang tol, persimpangan padat,
atau lokasi lain dimana frekuensi pengereman, percepatan, atau pembelokan sering
terjadi. Hal ini dapat diatasi dengan pembentukan tekstur yang lebih dalam dari pada
yang biasanya, pembuatan alur (grooving), atau jika diperlukan dengan memberikan
alumunium oxida, silicon carbide, atau partikel-partikel lain yang tahan aus ke
permukaan beton. Pembuatan alur harus dilakukan 1 - 3 jam sesudah pengecoran.

9. PENYELESAIAN PERMUKAAN (Finishing)


Setelah sambungan dan tepian selesai, dan sebelum bahan perawatan (curing) dilakukan,
permukaan beton harus dikasarkan dengan disikat melintang garis sumbu (centre
line) jalan, atau dengan cara pembuatan alur (grooving) pada arah melintang atau
memanjang jalan.
Pengkasaran yang dilakukan dengan menggunakan sikat kawat selebar tidak kurang dari
45 cm, dan panjang kawat sikat dalam keadaan baru adalah 10 cm dengan masing-masing
untaian terdiri dari 32 kawat. Sikat hams terdiri dari 2 baris untaian kawat, yang diatur
berselang-seling sehingga jarak masing-masing pusat untaian maksimum 1 cm. Sikat harus
diganti bila bulu terpendek panjangnya sampai 9 cm. Kedalaman tekstur rata-rata tidak
boleh kurang dari 0,75 mm.
a. Pengujlan Kerataan Permukaan
Begitu beton mengeras, permukaan jalan harus diuji memakai mal datar (straight
edge) 3 m. Daerah yang menunjukkan ketinggian lebih dari 3 mm tapi tidak lebih dari
12,5 mm sepanjang 3 m itu harus ditandai dan segera diturunkan dengan alat gerinda
yang telah disetujui sampai bila diuji lagi, ketidakrataannya tidak lebih dari 3 mm. Bila

33
penyimpangan dari penampang melintang yang sebenarnya lebih dari 12,5 mm,
lapisan jalan harus dibongkar dan diganti.
Bagian yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3 m ataupun kurang dari lebar lajur
yang kena bongkaran. Bagian yang tersisa dari pembongkaran pada perkerasan beton
dekat sambungan yang panjangnya kurang dari 3 m, harus ikut dibongkar dan diganti.
b. Perlindungan Perkerasan Yang Sudah Selesai
Perkerasan yang sudah selesai dan perlengkapannya harus dilindungi dari lalu-lintas
umum dan lalu-lintas pelaksanaan. Perlindungan ini termasuk penyediaan petugas
untuk mengatur lalu-lintas, memasang dan memelihara rambu peringatan, lampu-
lampu, rintangan, dan jembatan penyeberangan.
Setiap kerusakan yang terjadi pada perkerasan sebelum dibuka untuk lalu-lintas umum
harus diperbaiki atau diganti.
Perlindungan terhadap hujan
Untuk melindungi beton yang belum cukup keras terhadap pengaruh hujan, maka
setiap saat harus tersedia bahan untuk melindungi beton tersebut, seperti lembar
goni, terpal, kertas perawat atau lembar plastik.
Disamping itu apabila digunakan metoda acuan gelincir maka harus direncanakan
penanggulangan darurat untuk melindungi permukaan dan tepi. Apabila diperkirakan
akan segera turun hujan maka semua petugas harus mengambil tindakan yang perlu
guna memberikan perlindungan menyeluruh kepada beton yang belum keras.
c. Pembukaan Dan Pembatasan Lalu-Lintas
Perkerasan yang sudah jadi harus dilindungi terhadap kerusakan akibat operasi dan
lalu-lintas pelaksanaan sampai saat penyerahan hasil pekerjaan.
Dalam hal apa pun, peralatan pengangkut adukan atau mesin pengaduk di lapangan,
truk pengangkut adukan hanya diijinkan lewat di atas jalur yang baru selesai, setelah
perkerasan dirawat paling sedikit 4 hari dan beton telah mencapai kekuatan (flexural
strength) umur minimum 40 kg/cm2.
Sambungan melintang dan memanjang harus ditutup atau dilindungi dengan cara lain
sebelum lalu-lintas pelaksanaan diijinkan lewat. Semua tepi pelat harus dilindungi dari
kerusakan.
Perkerasan yang dilewati peralatan pelaksanaan harus tetap bersih, dan ceceran beton
atau bahan lainnya harus segera disingkirkan. Lalu-lintas umum harus dicegah masuk
dengan memasang rintangan dan rambu-rambu sampai beton berumur paling sedikit
14 hari atau lebih lama bila diperlukan untuk memperoleh kekuatan cukup. Lalu-lintas
tidak diijinkan masuk selama sambungan belum ditutup. Setiap perkerasan yang rusak
akibat lalu-lintas / peralatan pelaksanaan atau kareha hal lainnya sebelum penerimaan
hasil pekerjaan, harus diperbaiki atau diganti dengan metoda yang telah teruji.

34
PASAL 8
PEKERJAAN BETON

1. Lingkup pekerjaan.
a. Meliputi pengadaan dan pengerjaan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan
untuk semua pekerjaan beton biasa dan beton bertulang, berikut pembuatan dan
pemasangan cetakan / begesting / mould penyelesaian dan lain-lain pekerjaan
pembesian sesuai dengan gambar-gambar rencana dan persyaratannya.
b. Mengadakan koordinasi sebaik - baiknya dengan disiplin lain yang menyangkut
pekerjaan pembetonan.

2. Persyaratan
Semua ketentuan baik mengenai material maupun metode pemasangan dan juga
pelaksanaan pekerjaan beton harus mengikuti semua ketentuan dalam Sk-SNI T-15-
1991-03, terkecuali bila dinyatakan atau diinstruksikan lain oleh Pengawas. Bila terdapat
hal-hal yang tidak tercakup dalam peraturan tadi, maka ketentuan-ketentuanberikut ini
dapat dipakai dengan terlebih dahulu memberitahukan dan meminta ijin dari
Pengawas. Adapun ketentuan-ketentuan tadi adalah sebagai berikut :
- ASTM C 150 Portland Cement.
- ASTM C 33 Concrete Agregats.
- ASTM C 494 Chemical Adsministrasi for Concrete.
- ASTM A 615 Deformed and Palin Reinforcing Bars for Concrete Reinforcement.
- ASTM A 185 Welded Steel Wire Fabric Concrete Reinforcement.
- NI 3/1970 dan NI 8/1964 PUBB.
Persyaratan diatas adalah standart minimum dan harus disesuaikan dengan gambar-
gambar dan persyaratannya. Dan semua pekerjaan beton akan ditolak, kecuali bila
dilaksanakan dengan standart yang lebih tinggi mengenai kekuatan dan mutu bahan,
cara pengerjaan cetakan, cara pengecoran, kepadatan, texture finishing dan kualitas
secara keseluruhan.

3. Bahan-bahan.
a. Semen.
- Kecuali ditentukan oleh Pengawas semen yang digunakan semen type I sesuai ASTM C
150, dan segala sesuatu harus mengikuti ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03. Semen
yang digunakan harus merupakan produk dari suatu pabrik yang telah mendapat
persetujuan Pengawas terlebih dahulu.
- Kontraktor harus menunjukkan sertifikat dari produsen dari setiap pengiriman
semen, yang menunjukkan produk tadi tekah memenuhi suatu test standart yang

35
lazim digunakan untuk material.
- Pengawas berhak untuk memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada
setiap waktu sebelum dipergunakan dan dapat menyatakan untuk menerima atau
tidak semen-semen tersebut.
- Kontraktor harus menyediakan tempat / gudang penyimpanan semen pada tempat-
tempat yang baik sehingga tersebut senantiasa terlindung dari kelembaban atau
keadaan cuaca lain yang merusak, terutama sekali tempat lanati penyimpanan tadi
harus kuat dan berjarak minimal 30 cm fari permukaan tanah.
- Semen dalam kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari dua
meter. Tiap-tiap menerima semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga dapat
dibedakan dengan penerimaan-penerimaan sebelumnya. Pengeluaran semen harus
diatur secara kronologis sesuai dengan penerimaan. Kantong-kantong semen yang
kosong harus segera dikeluarkan seluruhnya.
- Kontraktor harus mengambil pengelola yang cakap, yang mengawasi gudang-gudang
semen dan mengadakan catatan-catatan yang cocok dari penerimaan dan
pemakaian semen seluruhnya. Tindasan dari catatan-catatan harus disediakan
untuk Pengawas bila dikehendaki, yaitu jumlah semen yang digunakan selama hari itu
ditiap bagian kerja.
b. Air untuk adukan.
- Air yang digunakan untuk bahan beton, adukan pemasangan dan grouting, bahan
pencuci agregat dan untuk curing beton, harus air tawar yang bersih dari bahan-
bahan yang berbahaya bagi penggunaannya seperi minyak, alkali, sulfat, bahan
organis, garam, silt (lanau), kadar silt (lanau) yang terkandung dalam air tidak boleh
lebih dari 2% dalam perbandingan beratnya. Kadar sulfat maksimum yang
diperkenankan adalah 0,5% atau 5 gram / liter, sedangkan kadar chloor maksimum
1,5% atau 15 gram / liter.
- Kontraktor tidak diperkenankan menggunakan air dari rawa, sumber air yang
berlumpur. Tempat pengambilan harus dapat menjaga kemungkinan terbawanya
material-material yang tidak diinginkan tadi. Sedikitnya harus ada jarak vertikal 0,5
meter dari permukaan atas air kesisi tempat pengambilan tadi.
- Apabila diadakan perbandingan test beton antara beton yang diaduk dengan
aquadest dibandingkan dengan beton yang diaduk menggunakan air dari satu
sumber dan hasilnya menunjukkan indikasi ketidak pastian dalm mutu beton
walaupun telah digunakan semen yang sama telah disetujui, maka air dari sumber tadi
tidak dapat dipakai bila hasil perbandingan test tadi menunjukkan harga-harga yang
berbeda lebih kecil dari 10 persen. Test tadi dapat dibandingkan dari mutu kekuatan,
dan juga dari waktu pengerasannya. Dalam keadaan ditolak ini, pemborong
diwajibkan mencari sumber lain yang lebih baik dan dapat diterima dan disetujui

36
Pengawas.
c. Agregat halus.
- Didalam spesifikasi ini dipakai bermacam-macam jenis untuk pekerjaan bangunan yang
ditetapkan sebagai berikut :
1) Pasir buatan : Pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu.
2) Pasir alam : Pasir yang disediakan oleh kontraktor dari sungai atau pasir alam
yang didapat dari persetujuan Engineer
3) Pasir paduan : Paduan dari pasir buatan dan pasir alam dengan perbandingan
campuran sehingga mencapai gradasi (susunan butiran) yang dikehendaki
- Semua pasir alam yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembangunan harus disediakan
oleh kontraktor dan dapat diperoleh dari sungai atau tempat lain sumber alam yang
disetujui. Jika pasir alam didapat dari sumber-sumber yang tidak dimiliki atau tidak
dikuasai kontraktor, kontraktor harus mengadakan persetujuan yang perlu dengan
pemiliknya dan harus membayar semua sewa atau biaya lain yang bersangkutan
dengan hal tersebut.
- Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksud sebagai persetujuan
keseluruhan untuk semua bahan yang diambil dari alam tersebut, dan kontraktor
harus bertanggung jawab untuk kualitas satu demi satu dari bahan sejenis yang
dipakai dalam pekerjaan.
- Pasir untuk beton, adukan dan grouting harus meruapakan pasir alam, pasir hasil
pemecahan batu dapat digunakan untuk mencampur agar didapat gradasi pasir
yang baik. Pasir yang di pakai harus mempunyai kadar air yang merata dan stabil, dan
harus terdiri dari butiran yang keras, padat, tidak terselaput oleh material lain.
- Pasir yang ditolak oleh Pengawas, harus segera disingkirkan dari lapangan kerja.
Dalam melaksanakan adukan baik untuk adukan beton, plesteran ataupun grouting,
pasir tidak dapat digunakan sebelum mendapat persetujuan Pengawas mengenai
mutu dan jumlahnya.
- Pasir harus bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan tanah liat, alkali, bahan-
bahan organik dan kotoran-kotoran lainnya yang merusak. Berat substansi yang
merusak tidak boleh lebih dari 5%.
- Pasir beton harus mempunyai modulus kehalusan butir sesuai dengan persyaratan pada
SK-SNI T-15-1991-03.

d. Agregat kasar ( koral )


- Agregat kasar untuk beton dapat berupa koral dari alam, batu pecah atau campuran dari
keduanya. Koral yang dipakai harus mempunyai kadar air yang merata dan stabil.
Sebagaimana juga pada pasir, koral keras, padat, tidak poros dan tidak berselaput
material lain. Dalam penggunannya koral harus dicuci terlebih dahulu dan diayak

37
agar dapat gradasi sesuai dengan yang dikehendaki, mempunyai modulus kehalusan
butir antara 6 sampai 7,5 atau bila diselidiki dengan saringan standart harus sesuai
dengan SK-SNI T-15-1991-03 dan material yang halus yaitu yang lebih kecil dari 5
mm harus disingkirkan.
- Koral yang sudah tersedia tidak dapat langsung digunakan sebelum mendapat
persetujuan dari Pengawas baik mengenai mutu ataupun jumlahnya.
- Batu untuk pasangan batu kosong ( pitching ) harus mempunyai berat 10 kg sampai 25
kg sebuah, dan dibelah paling tidak ada satu sisi serta dibuat menurut ukuran dan
bentuk sebagaimana dikehendaki Pengawas.
- Kontraktor diwajibkan memperhatikan pengaturan komposisi material untuk adukan,
baik dengan menimbang ataupun volume, agar dapat dicapai mutu beton yang
direncanakan, memberikan kepadatan maksimum, baik workebilitynya, dan
memberikan kondisi watercement ratio yang maksimum.

e. Baja tulangan.
- Baja tulangan harus memenuhi standart ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03 dengan
mutu U-39 (tegangan leleh karakteristik = 3900 kg / cm2‚ untuk diameter lebih besar
dari 12 mm. Sedangkan untuk diameter yang lebih kecil digunakan U-24 (tegangan
leleh karakteristik = 2400 kg /cm).
- Semua baja tulangan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
• Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak / minyak, karat dan tidak bercacat
seperti retak dll.
• Untuk mutu U-39 harus digunakan profil baja tulangan deformed ( deformed
- bar ).
- Kontraktor harus mengadakan pengujian mutu beton baja yang akan dipakai sesuai
dengan petunjuk dari Pengawas atau dengan mengajukan contoh besi beserta
sertificate dari pabrik yang memproduksinya, sebelum material tersebut didatangkan
ke proyek.

f. Bekisting (acuan)
- Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas semua perhitungan dan gambar
rencana bekistingnya untuk mendapat persetujuan bilamana diminta pengawas,
sebelum pekerjaan dilapangan dimulai. Dalam hal bekisting ini, walaupun Pengawas
telah menyetujui untuk digunakannya suatu rencana bekisting dari kontraktor, segala
sesuatunya yang diakibatkan oleh bekisting tadi tetap sepenuhnya menjadi tanggung
jawab kontraktor.
- Material untuk bekisting dapat dibuat dari kayu, besi atau mateial lain yang disetujui

38
oleh Pengawas. Kesatu type material tadi bila digunakan tetap harus memenuhi
kebutuhan untuk bentuk, ukuran, kualitas dan kekuatan sehingga didapat hasil
beton yang halus, rata dan sesuai dimensi yang direncanakan.
- Bekisting yang digunakan untuk beton exposed apabila ada, harus benar-benar
mempunyai permukaan yang halus. Dalam hal digunakan bekisting multipleks,
sambungan antara tepi-tepi bekisting harus dibuat dengan diprofil hingga didapat
permukaan dalam bekisting yang benar-benar rata sesuai yang direncanakan.

4. Perbandingan campuran ( adukan beton ).


a. Kontraktor harus bertanggung jawab atas mutu adukan beton yang dibuatnya, dan
harus merencanakan perbandingan adukan agar didapatkan hasil yang sesuai yang
diminta dalam spesifikasi.
b. Sedikitnya 8 minggu sebelum dimulainya pekejaan pengecoran beton, kontraktor
mengajukan usulan komposisi adukan yang akan digunakan pada Pengawas. Asal usul
dan gradasi dari agregat, komposisi adukan, metode pengadukan yang dipakai, metode
pengecoran, harus turut diberitahukan kepada Pengawas. Setelah itu kontraktor
harus mengadakan trial test ( percobaan pendahulauan ), dengan membuat suatu
percobaan adukan yang hasilnya dapat diketahui sebelum pelaksanaan pekerjaan
pengecoran. Test yang diadakan harus dilakukan dengan diawasi Pengawas, dan
menggunakan peralatan, bahan dan metode yang sesuai dengan kondisi yang akan
dipakai nantinya dalam pelaksanaan pekerjaan.
c. Adukan percobaan harus dimodifikasi dan diulangi sampai pihak Pengawas puas
dengan kenyataan bahwa mateial dan prosedur yang digunakan akan menghasilkan
beton dengan kekuatan dan kondisi sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
Kekuatan dari beton yang diisyaratkan harus dibuktikan dengan mengambil kubus test
untuk ditest dilaboratorium, yang kesemuanya harus memenuhi ketentuan - ketentuan
dalam SK-SNI T-15-1991-03. Tidak satupun komposisi adukan beton yang dapat
digunakan dalam pekerjaan sebelum mendapat persetujuan dari Pengawas. Untuk
selanjutnya komposisi adukan beton yang digunakan harus berdasar pada hasil
adukan percobaan yang telah disetujui.
d. Komposisi adukan dapat diubah dalam periode pelaksanaan pekejaan oleh Pengawas
dengan berdasar padad hasil test pada agregat dan test beton yang sudah selesai
dikerjakan.
e. Penggunaan material dan komposisi adukan yang konsisten, harus diterapkan agar
tercapai hal-hal sebagai berikut :
 Kekuatan beton rencana yaitu :
i. Semua pekerjaan beton menggunakan beton mutu K-225 atau 22.5 Mpa.
ii. Untuk beton lainnya selain tersebut diatas menggunakan K-175.

39
iii.Untuk beton non struktural menggunakan beton K-125 (1:3:5)
 Beton yang paat, kedap air, dan tahan terhadap pengaruh cuaca dan lingkungan.
 Pengeruh kembang susut yang kecil.

5. Syarat-syarat pelaksanaan.
a. Pengadukan.
- Kontraktor harus menyediakan, memelihara dan menggunakan alat pengaduk
mekanisme ( beton molen ) yang harus selalu berada dalam kondisi baik, sehingga
dapat dihasilkan mutu adukan yang homogen. Jumlah tiap bagian dari komposisi
adukan beton harus diukur dengan teliti sebelum dimasukkan ke dalam alat
pengaduk, dan diukur dengan berdasarkan berat dan volume.
- Pengadukan harus dilakukan dengan alat pengaduk yang mempunyai kapasitas
minimum 0,2 M3 dengan waktu tidak kurang dari 1,5 menit setelah semua bahan
adukan beton dimasukkan dengan segera, kecuali air yang dapat dimasukkan
sebagian lebih dahulu. Pengawas berhak untuk memerintahkan memperpanjang
proses pengadukan bila ternyata hasil adukan yang ada gagal menunjukkan beton yang
homogen seluruhnya dan kekentalan yang tidak merata. Adukan beton yang dihasilkan
dari proses pengadukan tadi harus mempunyai komposisi dan kekentalan yang merata
untuk keseluruhannya.
- Air untuk pencampur adukan beton dapat dibeikan sebelum dan sewaktu pengadukan
dengan kemungkinan penambahan sedikit air pada waktu proses pengeluaran dari
adukan yang dapat dilakukan berangsur-angsur. Penambahan air yang berlelbihan
yang dimaksud untuk menjaga kekentalan yang diisyaratkan, tidak dapat dibenarkan.
Mesin pengaduk yang menunjukan hasil yang tidak memuaskan, harus segera
diperbaiki atau diganti dengan yang baik lainnya. Pada alat pengaduk yang
ditempatkan secara sentral, atau pada mixing plants, kontraktor harus menyediakan
sarana agar proses pengadukan dapat diawasi dengan baik dari tempat yang
tidak menunggu pelaksanaan pekerjaan pengadukan. Alat pengaduk tidak boleh
digunakan untuk mengaduk adukan dengan volume yang melebihi kapasitasnya kecuali
diinstruksikan Pengawas.
- Alat pengaduk ( beton molen ) harus benar-benar kosong dan bersih sebelum diisi
bahan-bahan untuk mengaduk beton, dan harus dicuci bersih setelah selesai
mengaduk pada suatu pengecoran. Pada saat memulai adukan yang pertama pada
suatu pengecoran dengan beton molen yang sudah bersih, pengadukan yang
pertama harus mengandung koral dengan jumlah perbandingan separuh dari jumlah
perbandingan normalnya untuk menjaga adanya meterial halus dan semen yang
tertinggal melekat pada bagian dalam beton molen. Juga lama pengadukan dengan
kondisi pertama ini harus dilakukan dengan sedikitnya satu menit lebih lama dari

40
waktu pengadukan normal.
- Pengadukan adukan dengan cara manual tidak diperkenankan, terkecuali untuk
suatu jumlah yang kecil sekali dalam hal inipun diperkenankan setelah mendapat
persetujuan Pengawas. Pengadukan dengan manual ( hand mixing) ini harus
dilakukan pada suatu plat form yang mempunyai tepi-tepi penghalang. Pada proses
pengadukan ini, bahan-bahan yang akan diaduk harus diaduk dulu secara kering
dengan sedikitnya 3 ( tiga ) kali pengadukan, untuk kemudian air pencampurnya
disemprotkan dengan selang air, dan setelah itu diadakan pengadukan kembali
dengan sedikitnya 3 ( tiga ) kali pengadukan sampai didapat suatu adukan yang
benar-benar merata. Dalam pengadukan ini kekentalannya dapat dinaikkan dengan 10
persen, serta tidak diperkenankan melakukan pengadukan dengan cara ini untuk suatu
jumlah yang lebih dari 0,5 m3 diaduk sekaligus.

b. Transportasi adukan.
- Adukan beton dari tempat pengaduk harus secepatnya diangkut ketempat
pengecoran dengan cara sepraktis mungkin yang metodenya harus mendapat
persetujuan Pengawas terlebih dahulu. Metode yang dipakai harus menjaga jangan
sampai terjadi pemisahan bahan-bahan campuran beton ( segregation ), kehilangan
unsur-unsur betonnya dan harus dapat menjaga tidak timbulnya hal-hal negatif yang
diakibatkan naiknya temperatur ataupun berubahnya kadar air pada adukan.
Adukan yang diangkut harus segera dituangkan pada formwork (bekisting) yang
sedekat mungkin dengan tujuan akhirnya untuk menjaga pengangkutan lebih lanjut
serta pula penuangan adukan tidak boleh dengan menjatuh bebaskan adukan
dengan tinggi jatuh lebih dari satu meter.
1) Alat-alat yang digunakan untuk mengangkut adukan beton harus terbuat dari
metal, permukaan halus dan kedap air.
2) Adukan beton harus sampai ditempat dituangkan dengan kondisi benar-benar
merata ( homogen ). Slump test yang dilakukan untuk sample yang diambil pada
saat adukan dituangkan kebekisting harus tidak melewati batas-batas toleransi
yang ditentukan pada pasal 4.10.

c. Pengecoran.
- Sebelum adukan dituangkan pada acuannya, kondisi permukaan dalam dari
bekisting atau tempat beton dicorkan harus benar-benar bersih dari segala macam
kotoran. Semua bekas-bekas beton yang tercecer pada baja tulangan dan bagian
dalam bekisting harus dengan segera dibersihkan.
- Juga air tergenang pada acuan beton atau pada tempat beton akan dicor harus
segera di hilangkan. Aliran air yang dapat mengalir ketempat beton dicor, harus

41
dicegah dengan mengadakan drainase yang baik atau dengan metode lain yang
disetujui Pengawas, untuk mencegah jangan sampai beton yang baru dicor menjadi
terkikis pada saat atau setelah proses pengecoran.
- Pengecoran tidak boleh dimulai sebelum kondisi bekisting, tempat beton dicor,
kondisi pemukaan beton yang berbatasan dengan daerah yang akan dicor, dan juga
keadaan pembesian selesai diperiksa dan disetujui oleh Pengawas. Setelah diperiksa
dan disetujui Pengawas maka pekerjaan yang dapat dilakukan hanyalah pekerjaan
dalam atau terhadap bekisting sampai selesainya pengecoran beton pada daerah yang
telah disetjui, terkecuali dengan seijin Pengawas.
- Pada tiap pengecoran, kontraktor diwajibkan menempatkan seorang tenaga
pelaksananya yang berpengalaman baik dalam pekerjaan beton, dan pelaksana ini
harus hadir, mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan pengecoran. Sedang
semua pekerjaan pengecoran harus dilakukan oleh tenaga-tenaga pekerja yang
terlatih, yang jumlahnya harus mencukupi untuk menangani pekerjaan pengecoran
yang dilakukan.
- Tidak diperkenankan melakukan pengecoran untuk suatu bagian dari pekerjaan
beton yang bersifat permanen tanpa dihadiri Pengawas atau wakil dari Pengawas
( inspector ).
- Kontraktor harus mengatur kecepatan kerja dalam menyalurkan adukan beton agar
didapat suatu rangkian kecepatan baik mengangkut, meratakan dan memadatkan
adukan beton dengan suatu kecepatan yang sama dan menerus.
- Mengencerkan adukan yang sudah diangkut sama sekali tidak diperkenankan,
adukan beton yang sudah terlanjur agak mengeras tapi belum dicorkan.
- Seluruh pekerjaan pengecoran beton harus diselesaikan segera sebelum adukan
betonnya mulai mengeras. Dan segala langkah perlindungan harus segera dilakukan
terhadap beton yang baru dicor, dimulai saat beton belum mengeras.
- Dalam hal ini terjadi kerusakan alat pada saat pengecoran, atau dalam hal
pelaksanaan suatu pengecoran tidak dapat dilaksanakan dengan menerus. Kontraktor
harus segera memadatkan adukan yang sudah dicor sampai batas tertentu dengan
kemiringan yang merata dan stabil saat beton masih masih dalam keadaan plastis.
Bidang pengakhiran ini harus dalam keadaan bersih dan harus dijaga agar berada
dalam keadaan lembab sebagaimana juga pada kondisi untuk construction joint,
sebelum nantinya dituangkan adukan yang masih baru. Bila terjadi penyetopan
pekerjaan pengecoran yang lebih lama dari satu jam, pekerjaan harus ditangguhkan
sampai suatu keadaan dimana beton sudah dinyatakan mulai mengeras yang di
tentukan oleh pihak Pengawas.
- Beton yang baru selesai dicor, harus dilindungi terhadap rusak atau terganggu
akibat sinar matahari ataupun hujan. Juga air yang mungkin mengganggu beton

42
yang sudah dicorkan harus ditanggulangi sampai suatu batas waktu yang disetujui
Pengawas terhitung mulai pengecorannya. Tidak sekalipun diperkenankan melakukan
pengecoran beton dalam kondisi cuaca yang tidak baik untuk proses pengerasan beton
tanpa suatu upaya perlindungan terhadap adukan beton, hal ini bisa dalam terjadi
baik dalam keadaan cuaca yang panas sekali atau dalam keadaan hujan.
Perlindungan yang dilakukan untuk mencegah hal-hal ini harus mendapat persetujuan
Pengawas.

d. Pemadatan dan adukan beton.


- Adukan beton harus dipadatkan hingga mencapai kepadatan yang maksimum
sehingga didapat beton yang terhindar dari rongga-rongga yang timbul antara celah-
celah koral, gelembung udara, dan adukan tadi harus benar-benar memenuhi ruang
yang dico dan menyelimuti seluruh benda yang seharusnya tertanam dalam beton.
Selama proses pengecoran, adukan beton harus dipadatkan dengan menggunakan
vibrator yang mencukupi keperluan pekerjaan pengecoran yang dilakukan. Kekentalan
adukan beton dan lama proses pemadatan harus diatur sedemikian rupa agar
dicapai beton yang bebas dari rongga, pemisahan unsur-unsur pembentuk rongga.
- Beton yang sedang mengeras harus selalu dibasahi mulai dari selesai pengecoran
dengan sedikitnya selama 2 (dua) hari. Pembasahan harus dilakukan dengan menutup
permukaan beton dengan kain atau material lain yang basah agar tetap lembab.
Air yang digunakan untuk keperluan ini harus sama mutunya dengan air untuk bahan
adukan beton.

e. Perbaikan beton.
- Segera setelah bekisting dibuka, kondisi beton harus diperiksa Pengawas. Bila
dianggap oleh Pengawas perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan atau
pembongkaran, maka langkah tadi harus sepenuhnya dikerjakan atas beban biaya
kontraktor.
- Langkah-langkah perbaikan beton harus dilakukan oleh tenaga yang benar-benar
ahli. Hal-hal yang perlu diperbaiki antara lainyang menyangkut hal-hal yang kurang
baik pada permukaan beton terutama untuk kebutuhan finishing. Kecuali dinyatakan
lain, maka pelaksanaan pekerjaan perbaikan ini harus diselesaikan dalam waktu 24
jam semenjak pembukaan bekisting. Tonjolan-tonjolan pada pemukaan beton harus
dihilangkan.
- Kondisi beton yang ternyata rusak akibat adanya rongga yang membahayakan dan
pemukaan cekung yang berlebihan, dapat mengakibatkan perintah dibongkarnya
beton tadi untuk kemudian dilakukan pembersihan dan pengecoran ulang. Batas-
batas daerah yang harus dibongkar tadi akan ditentukan oleh pihak Pengawas,

43
begitu juga langkah pengecoran dan material yang digunakan.

f. Joint ( sambungan ).
- Lokasi dan type dari construction joint harus sesuai dengan pada gambar rencana atau
sebagaimana ditentukan Pengawas. Penambahan construction joint yang dikehendaki
kontraktor demi pertimbangan pelaksanaan, harus mendapat persetujuan Pengawas
lebih dahulu. Penentuan letak joint tadi harus memperhatikan pola gaya-gaya yang
bekerja ataupun untuk menghindari terjadinya retak.
- Pengecoran beton harus dilakukan secara terus menerus tanpa berhenti. Bila terjadi
penghentian dalam pengecoran pada suatu lokasi dimana pada pengecoran
nantinya, beton baru tidak akan tercampur dengan beton lama, maka batas tadi
diperlakukan seperti construction joint, dimana permukaan construction joint harus
dikasarkan, dibersihkan dengan air hingga bersih.

g. Bekisting ( Acuan Beton ).


- Beton harus benar-benar menjamin agar air yang terkandung dalam adukan beton
tidak hilang atau berkurang, monstruksi bekisting harus cukup kaku, dengan
pengaku-pengaku (bracing) dan pengikat (ties) untuk mencegah terjadinya
penggeseran ataupun perubahan bentuk yang diakibatkan gaya-gaya yang mungkin
bekerja pada bekisting tadi. Hubungan-hubungan antara bagian bekisting harus
menggunakan alat-alat yang memadai agar didapat bentuk dan kekakuan yang
baik. Pengikat bagian bekisting harus dilakukan horizontal dan vertikal. Semua
bekisting harus direncanakan agar dalam proses pembukaan tanpa memukul atau
merusak beton. Untuk pengikatan dalam beton harus menggunakan batang besi dan
murnya.
- Semua material yang selesai digunakan sebagai bekisting harus dibersihkan dengan
teliti sebelum digunakan kembali, dan bekisting yang telah digunakan berulang kali dan
kondisinya sudah tidak dapat diterima Pengawas, harus segera disingkirkan untuk
tidak dapat dipergunakan lagi atau bilamana mungkin diperbaiki agar kembali
smpurna kondisinya.
- Semua pekerjaan sudut-sudut beton, bilamana dinyatakan lain dalam gambar harus
ditakik 25 mm.

h. Pembasahan dan meminyaki bidang bekisting.


- Bagian dalam dari bekisting besi dan kayu boleh dipoles dengan non-staining mineral
oil dengan sepengetahuan Pengawas. Pelumasan tadi harus dilakukan dengan hati-
hati agar cairan tadi tidak mengenai bidang dasar pondasi dan juga pembesian.
- Bekisting kayu bilamana dipoles minyak seperti tersebut diatas, harus dibasahi

44
hingga benar-benar basah sebelum pengecoran beton.

i. Pembongkaran bekisting.
- Secara umum, kecuali dinyatakan lain oleh Pengawas, semua bekisting harus
disingkirkan dari permukaan beton. Untuk memungkinkan tidak terganggunya
kemajuan pekerjaan dan dapat dengan segera dilakukan langkah perbaikan, bila
perlu bekisting harus secepatnya dibongkar segera setelah beton mempunyai
kekerasan dan kekakuan seperlunya. Bekisting untuk bagian atas bidang beton
yang miring, harus segera dibongkar setelah beton mempunyai kekakuan untuk
mencegah berubahnya bentuk permukaan beton. Bilamana di perlukan perbaikan
pada bidang atas beton yang miring maka perbaikan tadi harus sesegera mungkin, dan
dilanjutkan dengan langkah-langkah penjagaan pada proses pengerasan beton
(curing).
- Pembukaan bekisting tidak diperkenankan dilakukan sebelum beton mencapai
umur sesuai daftar dibawah ini setelah pengecorannya dan sebelum beton
mengeras unutk menahan gaya-gaya yang akan ditahannya. Pembongkaran
bekisting harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah timbulnya kerusakan
pada beton. Bilamana timbul kerusakan pada beton pada saat pembongkaran
bekisting, maka langkah perbaikannya harus segera mungkin dilakukan. Daftar
ketentuan diperkenankannya dibuka suatu bekisting bila dihitung sejak selesai
pengecoran :
• Sisi balok, dinding dan kolom yang tidak dibebani: 2 hari
• Plat beton ( penyangga tidak dibuka ): 3 hari.

j. Pekerjaan pembesian / pemulangan.


- Umum
Pemasangan besi tulangan beton harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam SK- SNI
T-15-1991-03. Besi beton harus dipasang sebagaimana pada gambar rencana atau
seperti yang diinstruksikan Pengawas. Terkecuali sebagaimana yang dinyatakan pada
gambar atau diinstruksikan Pengawas, pengukuran pada pemasangan besi tulangan
harus dilakukan terhadap as dari besi tulangan. Besi tulangan yang terpasang harus
sesuai ukuran, bentuk, panjang, posisi dan banyaknya dan akan diperiksa setelah
kondisi terpasang.
- Pembersihan.
Sebelum besi dipasang, besi beton harus dalam keadaan bersih, bebas dari karat,
kotoran lemak, atau material lain yang seharusnya tidak melekat pada besi beton tadi
dan dapat mengurangi atau menghilangkan lekatan antara beton dan besi beton.
Dan pembersihan ini harus tetap dijaga sampai proses pengecoran beton.

45
- Pembengkokan.
Besi beton harus dibentuk dengan teliti hingga tercapai bentuk dan dimensi sesuai
gambar rencana atau bending schedules yang disiapkan oleh kontraktor dan
disetujui Pengawas. Semua proses pembengkokan ini dilakukan dengan cara lambat,
tekanan yang konstan kesemua ujung-ujung pembesian harus mempunyai kait
sebagaimana ditentukan dalam SK-SNI T-15-1991-03. Pembengkokan dengan cara
dipanasi hanya dapat dibenarkan apabila telah mendapat ijin dari Pengawas.
- Pelurusan.
Besi tulangan tidak boleh dibengkokan dengan cara yang dapat menyebabkan
kerusakan pada besi beton. Besi tulangan dengan kondisi yang tidak lurus atau
dibengkokan dengan tidak sesuai gambar tidak diperkenankan dipakai.
- Pemasangan.
Besi beton harus dipasang dengan teliti agar sesuai dengan gambar rencana, dan
harus diikat dengan kuat dengan menggunakan kawat pengikat dan didudukkan
pada support dan beton atau besi ataupun dengan hanger agar posisinya tidak
berubah selama proses pemasangan dan pengecoran. Pengikat dan tumpuan dari
besi tadi tidak boleh menyentuh bidang bidang bekisting dalam hal beton yang dicor
adalah beton exposed. Bila besi tulangan didudukkan pada blok beton kecil, blok
tadi harus dibuat dari beton yang mutunya sama dengan beton rencana dan
bentuknya harus menjamin didapatnya permukaan beton yang baik. Kekakuan pada
pemasangan besi beton harus menjamin agar tidak berubah bentuk dan tempat bila
pekerja berjalan atau memanjat pembesian tadi. Ujung-ujung kawat pengikat harus
ditekuk kearah dalam beton dan tidak diperkenankan mengarah keluar. Selama
proses pengecoran beton, kontraktor harus menyediakan tenaga-tenaga pekerja
yang khusus mengawasi dan memperbaiki pembesian dari kemungkinan tergeser
atau berubah bentuk karena hal-hal yang mungkin timbul, dan hal-hal tadi harus
cepat diperbaiki sebelum pengecoran mencapai daerah tersebut. Pemasangan besi
beton harus mengingat syarat jarak bersih antar tulangan, atau antara tulangan dan
angkur atau antara benda-benda metal tertanam sebagaimana yang di tentukan
dalam SK-SNI T-15-1991-03.
- Selimut beton.
Besi beton harus dipasang dengan maksimum selimut beton (concrete cover)
sebagaimana pada gambar rencana atau sebagaimana ditentukan Pengawas.
Dalam segala hal tebal selimut beton tidak boleh diambil kurang dari 20 mm.
- Sambungan lewatan ( splicing ).
• Sambungan lewatan harus dibuat sesuai gambar rencana, instruksi Pengawas
atau minimal mengikuti ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03.
• Bilamana dirasa perlu untuk melakukan sambungan lewatan, pada posisi lain dari

46
posisi pada gambar rencana, posisi tersebut harus ditentukan oleh Pengawas.
Sambungan ini tidak diperkenankan diletakkan pada lokasi tegangan yang
maksimum dan penyambungan pada besi beton yang letaknya bersebelahan agar
dilaksanakan dengan bergeser posisinya (staggered). Bilamana dikehendaki satu
panjang yang tanpa sambungan, panjang dari batang tadi harus dibuat sepanjang
yang bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan panjang sambungan lewatan
sebagimana ditentukan dalam SK- SNI T-15-1991-03 terkecuali ditentukan lain.

47
PASAL 9
PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN

1. Lingkup pekerjaan.
a. Meliputi pengadaan dan pengerjaan semua tenaga kerja, peralatan, bahan-
bahan adukan dan plesteran dengan berbagai komposisi campuran sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan dalam gambar.
b. Mengadakan koordinasi dengan disiplin pekerjaan yang lain yang ada hubungannya
dengan pekerjaan adukan dan plesteran, yaitu seperti :
- Pekerjaan batu belah dan batu bata.
- Pekerjaan beton dan lain-lain.

2. Bahan.
a. Semen portland ( PC ).
Semen untuk pekerjaan adukan dan plesteran sama dengan yang digunakan
untuk pekerjaan beton.
b. Pasir.
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir, tajam dan keras. Kadar lumpur
yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5% dan harus memenuhi
persyaratan NI 3 PUBB 1970.
c. A i r.
Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan yang digunakan
untuk pekerjaan beton.

3. Persyaratan
a. Bahan adukan harus dicampur dalam keadaan kering dan diaduk dengan alat / mesin
pengaduk diatas alas dari papan sehingga benar-benar mencampur, baru
kemudian diaduk dengan air hingga merata dalam warna dan konsistensi. Adukan
yang telah mulai mengeras harus dibuang. Melunakkan adukan yang telah mengeras
tidak diperbolehkan.
b. Proporsi adukan, plesteran harus mengikuti NI 3 – 1970, NI 8 – 1964 atau sesuai
dengan instruksi yang diberikan Pengawas.
4. Cara pengerjaan.
a. Sebelum pasangan plesteran dimulai, semua bidang dinding yang akan diplester, harus
dibersihkan dan disiram air dahulu, sedangkan siar-siarnya harus diketuk sedalam
1 cm. Pekerjaan plesteran harus dilaksanakan dengan penuh keahlian dan ketelitian.
Bidang-bidang plesteran yang tidak rata, berombak atau retak-retak harus diulangi dan
diperbaiki. Untuk kemudian pekerjaan plesteran dapat dibuat alur-alur duga / kepala

48
plesteran / kelabangan terlebih dahulu dengan ketebalan sama dengan tebal plesteran
yang direncanakan.
b. Plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinish, dan selama proses
pengeringan plesteran harus disiram air agar tidak terjadi retak-retak rambut
akibat proses pengeringan yang terlalu cepat selama 7 hari.
c. Bidang-bidang beton yang tampak dan akan diplester, sebelumnya harus dipahat kasar
dahulu, kemudian disiram/dibasahi air semen agar plesteran dapat merekat dengan
baik.
d. Plesteran untuk bidang/dinding yang akan dicat dengan cat tembok acrylic emulsion
atau dilabur dengan bahan lain sebelumnya harus diratakan dengan acian dan digosok
hingga halus dengan amplas bekas pakai atau kertas pembungkus / zak semen.
e. Perbaikan dinding-dinding plesteran baik bidang baru yang dibongkar kembali dan
diperbaiki lagi, maupun bidang lama / direhab, harus dikerjakan sedemikian rupa
sehingga sambungan bidang plesteran benar-benar satu bidang yang rata, tidak retak-
retak, dan terjadi ikatan yang benar-benar kuat.
f. Tebal plesteran bila tidak ditunjukkan lain dalam persyaratan dan gambar, adalah :
- Untuk dinding batu, tebal minimum 15 mm
- Untuk bidang konstruksi beton, tebal minimum 5 mm.
g. Untuk semua sponningen ( lingir ) harus digunakan proporsi campuran 1 pc : 4
ps, sponningen harus benar-benar rata, siku dan tajam pada susut-sudutnya.

49
PASAL 10
PEKERJAAN KAYU

1. Pekerjaan Kayu Non Struktural.


a. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
Pekerjaan ini meliputi :
I. Pekerjaan kayu kasar :
1) Pemasangan rangka-rangka penunjang struktural.
2) Rangka plafon.
3) Klos-klos.
4) Dan lain-lain yang ditujukan pada gambar.
II. Pekerjaan kayu halus :
1) Kusen pintu dan jendela.
2) Rangka Pintu (Panel Pintu) dan jendela.
3) Setel Pintu (Panel Pintu), dan jendela berikut asesorisnya.
4) Pekerjaan kayu pada umumnya.

b. Jenis Kayu yang Dipakai.


Kayu kamper atau sejenisnya yang disesuaikan dengan jenis kayu setempat yang
diawetkan sehingga setara dengan kualitas kelas-kuat kayu II-III.
Jenis kayu yang dipakai harus sesuai dengan pekerjaan kayu yang disebutkan diatas,
terkecuali untuk seluruh jenis kayu lain seperti dinyatakan dalam gambar.

c. Persyaratan Bahan.
Harus benar-benar kayu kualitas terbaik dari jenisnya masing-masing. Dihindarkan
adanya cacat kayu antara lain yang berupa putik kayu, pecah-pecah, mata kayu, bengkah
akibat dari kayu dalam kondisi basah dan lapuk.

d. Syarat-syarat Pelaksanaan.
Semua ukuran kayu yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi (sesudah diserut dan
difinishing) dan harus lurus tanpa cacat, tidak bengkah dan lain-lain, yang dapat
menurunkan kualitas kayu serta kualitas pekerjaan.
Untuk semua kayu seperti diuraikan diatas, dipotong dan diserut dengan kualitas terbaik,
halus dan licin.

50
Pelaksanaan pekerjaan harus ditempat yg baik, ruang yang kering dan terjaga agar tidak
terkena cuaca langsung dan rusak yang diakibatkan oleh benturan.
Setelah dipasang, Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang wajib memberikan perhatian
sepenuhnya dan memberikan perlindungan terhadap benturan benda-benda lain.
Rangka kayu untuk plafon dibuat sesuai dengan pola plafon yang telah direncanakan
dalam gambar dengan memperhatikan tata letak dan bentuk armature yang akan
dipasang pada plafon atau terhadap asesoris lainnya yang akan dipasang.
Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi kerataan 0,5
cm setiap 2 m2.

e. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Barang.


Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat/
rusak . Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung dari
cuaca dan benturan-benturan, bersih sesuai petunjuk Satuan Kerja/Konsultan Lapangan.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup luas, bahan ditimbun dan dilindungi sesuai
dengan jenisnya.
Komite Pembangunan IPLT Kota Penajam (Perkuatan Lereng, Drainase, Jalan, Gapura
dan SMK3) bertanggung jawab terhadap kerusakan dalam pengiriman, penyimpanan
dan pelaksanaan. Bila ada kerusakan, Komite Pembangunan Pembangunan USB (KP-
USB) wajib menggantinya.
f. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.
Bahan-bahan kayu dihindarkan/dilindungi dari hujan dan terik matahari juga terhadap
penggunaan yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
Kayu yang sudah terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat atau rusak yang
diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan lain. Terutama pada pekerjaan kusen jendela dan
pintu. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang diwajibkan
memperbaikinya dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.

51
PASAL 11
PEKERJAAN BESI

1. Pekerjaan Besi Non Struktural.


a. Lingkup Pekerjaan.
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar dengan hasil baik dan
rapi. Pekerjaan ini meliputi antara lain :
1) Pengadaan dan pemasangan begel-begel talang, klem-klem pipa, pelat klem
sambungan, tangga besi, pintu besi.
2) Bahan penggantung rangka plafon dari besi Ø 6 mm dilengkapi dengan
waltermoer dan klem pada rangka plafond (Klem besi strip ¼” x 1” bentuk U) dan
dipasang sesuai dengan gambar/atas petunjuk Pemimpin Bagian Proyek/Konsultan
Lapangan.
b. Syarat-syarat Pelaksanaan.
1) Sebelum melulai pekerjaan, Komite Pembangunan IPLT Kota Penajam (Perkuatan
Lereng, Drainase, Jalan, Gapura dan SMK3) diwajibkan meneliti gambar- gambar
dan kondisi dilapangan.
2) Seluruh pekerjaan dipabrik harus merupakan pekerjaan yang berkualitas tinggi,
seluruh pekerjaan
3) harus dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga semua komponen
dapat dipasang dengan tepat dilapangan.
4) Satuan Kerja/Konsultan Lapangan mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di
pabrik pada saat dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang dikirim ke lapangan
sebelum diperiksa dan disetujui Konsultan Lapangan.
5) Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dengan gambar atau
spesifikasi akan ditolak dan harus diperbaiki dengan segera tanpa tambahan biaya
Gambar Kerja (Shop Drawing). Sebelum pekerjaan di pabrik dimulai, Komite
Pembangunan IPLT Kota Penajam (Perkuatan Lereng, Drainase, Jalan, Gapura dan
SMK3) harus menyiapkan gambar kerja yang menunjukan detail-detail lengkap
dari semua komponen, jumlah serta ukuran baut-baut serta detail-detail lain yang
lazim diperlukan untuk dikerjakan.
6) Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang harus meneliti kebenaran dan
bertanggung jawab terhadap semua ukuran yang tercantum pada gambar kerja.

52
PASAL 12
PEKERJAAN LANTAI

1. Pekerjaan Sub Lantai.


a. Lingkup Pekerjaan.
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan untuk pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik.
2) Pekerjaan sub. lantai beton ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukan
dalam gambarsebagai dasar dari lantai finishing keramik.
b. Persyaratan Bahan.
1) Sub lantai menggunkan lantai kerja rabat beton dengan campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr.
2) Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI-
1971/SK.SNI.T.1991-03, (Ni-2) PUBB-1956 dan (NI-8)
3) Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contohnya, untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Lapangan.
4) Bahan lain yang tidak terdapat pada daftar diatas akan tetapi dibutuhkan untuk
menyelesaikan/penggantian dalam pekerjaan ini harus baru, kualitas terbaik dari
sejenisnya dan harus disetujui oleh Konsultan Lapangan.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan.
1) Untuk pasangan yang langsung diatas tanah, tanah yang akan dijadikan dasar
lantai harus dipadatkan sehingga terdapat permukaan yang rata dan untuk
memperoleh daya dukung tanah yang maksimal, dengan menggunakan alat timbris.
2) Pasir urug dibawah lantai disyaratkan harus keras, bersih dan bebas alkali, asam
maupun bahan organik lainnya. Tebal yang diisyaratkan 10 cm atau setebal sesuai
dengan gambar dan disiram dengan air kemudian ditimbris untuk memperoleh
kepadatan yang maksimal.
3) Diatas pasir urug diberi adukan rabat beton setebal 5 cm dengan campuran 1pc : 3psr
: 5krl.
4) Untuk pasangan diatas plat beton (lantai tingkat) diberi lapisan plester (screed)
campuran 1 pc : 3 psr setebal 5 cm dengan memperhatikan kemiringan lantai. Sub
lantai dari rabat beton dilakukan pemerataan sehingga benar-benar rata denga
kemiringan lantai yang disyaratkan.
5) Contoh Bahan.
Sebelum dilakukan pekerjaan, Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang harus
memberikan contoh bahan, untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Lapangan.
Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Lapangan akan dipakai sebagai
standard pedoman untuk memeriksa atau menerima material yang dikirim oleh

53
Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang ke lokasi Pembangunan IPLT Kota Penajam
(Perkuatan Lereng, Drainase, Jalan, Gapura dan SMK3) .
Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang diwajibkan membuat tempat penyimpanan
yang telah disetujui oleh Konsultan Lapangan.
6) Syarat-syarat Penerimaan dan Penyimpanan Bahan.Bahan harus didatangkan
ketempat pekerjaan harus berkualitas baik dan tidak cacat.Beberapa bahan tertentu
masih dalam kantong/kemasan aslinya yang masih disegel dan berlabel pabrik.Bahan
harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup kering tidak lembab dan
bersih,sesuai persyaratan yang telah ditentukan.

7) Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan.


Selama 7 hari setelah pekerjaan dilaksanakan, tempat pelaksanaan pekerjaan harus
dilindungi dari lalu lintas orang dan barang.
Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut
dari kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan yang lain.
Bila terjadi kerusakan, Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang Pembangunan
IPLT kota Penajam harus diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi kualitas pekerjaan.

2. Lantai Keramik dan Plint Lantai.


a. Lingkup Pekerjaan.
1) Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga, bahan-bahan dan peralatan yang
dibutuhkan untuk terlaksananya pekerjaan ini, serta mencapai hasil yang baik.
2) Pekerjaan ketamik pada lantai dilaksanakan pada seluruh kebutuhan ruangan :
i. Ruang Kantor.
ii. Ruang Jaga.
iii.Ruang lainnya yang detailnya bisa dilihat di buku desain.
Dan seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam daftar finishing bahan
atau sesuai dengan petunjuk Konsultan Lapangan.
b. Persyaratan Bahan.
1) Lantai Keramik yang digunakan :
Jenis : Keramik lantai dan plint lantai
Ukuran : 30 x 30, 20 x 20, 10 x 20
Merk : Atas persetujuan Pimpinan Bagian Proyek
Ketebalan : Minimum 0.8 cm
Daya serap : Max 1%
Kekerasan : Minimum 6 skala mohs
Kekuatan tekan : Minimum 900kg/cm2

54
Daya Tahan Lengkung : Minimum 350 kg/cm2
Mutu : Extruded Single Firing, Tahan asam dan basa
Chemical Resistance : Konsinten terhadap PUBB-1971/NI-3
Warna : Ditentukan kemudian
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM,
peraturan keramik Indonesia (NI-19) dan PUBI-1982.
 Semen Portland
 Pasir dan Air
Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang harus menyerahkan 2 salinan ketentuan dan
persyaratan teknis operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Konsultan Lapangan.
Bahan lain yang tidak terdapat dalam daftar diatas akan tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui oleh Konsultan Lapangan.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan.
1) Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang WAJIB MEMBUAT shop drawing (gambar
detail pelaksanaan) berdasarkan pada gambar yang terdapat dalam Dokumen
Kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan dilapangan.
2) Komite Peningkatan Prasarana dan Sarana IPLT Kota Penajam (Perkuatan Lereng,
Drainase, Jalan, Gapura dan SMK3) wajib membuat shop drawing untuk detail
khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.
3) Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup
secara lengkap didalam gambar kerja/Dokumen Kontrak sesuai spesifikasi pabrik.
4) Gambar shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Satuan Kerja.
5) Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang wajib mengajukan contoh dari semua
bahan, contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Konsultan Lapangan
sebanyak minimal 2 produk yang setara dari berbagai merk pembuatan, kecuali
ditentukan lain oleh Satuan Kerja.
6) Keputusan bahan, jenis warna, tekstur dan produk akan diambil oleh Konsultan
Lapangan.
7) Sebelum dipasang beton tumbuk, ditebarkan pasir di bawahnya setebal 10 cm.
8) Alas dari lantai keramik adalah lantai beton tumbuk dengan ketebalan 5 cm sesuai
dengan gambar. Adukan pengikat dengan campuran 1 pc : 3 pasir ditambah bahan
perekat, atau dapat digunakan acian PC ditambah bahan perekat.
Contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Lapangan akan dipakai sebagai
standard/pedoman untuk memeriksa atau menerima bahan yang dikirim oleh

55
Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang diwajibkan membuat tempat
penyimpanan contoh yang telah disetujui Konsultan Lapangan.
9) Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.
Selain pasir, semen, yang dikirim ke lokasi pelaksanaan harus dalam keadaan
tertutup, atau kantong yang masih disegel dan berlabel dari pabrik, bertuliskan tipe
dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak cacat.
Bahan-bahan diletakkan ditempat yang kering berventilasi baik, terlindung dan
bersih. Komite Peningkatan Prasarana dan Sarana IPLT Kota Penajam (Perkuatan
Lereng, Drainase, Jalan, Gapura dan SMK3) bertangggung jawab atas kerusakan
bahan-bahan yang disimpan baik sebelum maupun selama pelaksanaan.

56
PASAL 13
PEKERJAAN DINDING

1. Plesteran Dinding.
a. Lingkup Pekerjaan.
1) Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan yang diperlukan.
2) Peralatan yang diperlukan termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan
untuk melaksanakan pekeerjaan ini sesuai dengan yang ditentukan.
b. Syarat-syarat Pelaksanaan.
1) Persiapan Pekerjaan Plesteran.
Bersihkan permukaan dasar sampai benar-benar siap menerima adukan plesteran,
singkirkan semua hal yang dapat merusak atau mengganggu pekerjaan.
2) Bentuk screed sementara bila mungkin (untuk pembentukan dasar yang datar/rata
contour dan profil-profil yang akurat.
3) Basahi permukaan untuk persiapan jangan menjenuhkan permukaan, dan jangan
dipasang adukan plesteran sampai permukaan air yang terlihat tersebut telah
meresap.
4) Letakkan dan tempelkan campuran plesteran selama 2,5 jam (maksimum) setelah
proses pencampuran, kecuali udara panas/kering, kurangi waktu penempatan itu
sesuai yang diperlukan untuk mencegah kekakuan yang bersifat sementara dari
plesteran, jangan menambah air lagi untuk membasahi plesteran yang sudah kaku.
5) Pada permukaan dinding yang akan diplester, siar-siar sebelumnya harus dikerok
sedalam 1 cm untuk memberikan pegangan pada plesteran.
6) Kemudian dinding disikat sampai bersih dan disiram air, barulah plesteran lapis
pertama dapat dikerjakan.
7) Plesteran kedua berupa acian semen (PC).
8) Tebal plesteran dinding tidak boleh kurang dari 1 cm atau lebih dari 2 cm, kecuali
ditetapkan lain. i. Pekerjaan plesteran akhir harus lurus, sama rata, datar, dan tegak
lurus.
9) Pada dasarnya plesteran lapis pertama adalah sama dengan adukan siar/spasi,
ketentuan mengenai adukan plesteran bagi bermacam-macam keperluan,
selanjutnya dapat dilihat pada setiap pekerjaan.
10) Untuk bidang yang kedap air/pasangan dinding batu bata yang dekat dengan tanah
(diatas slof),
11) semua pasangan dinding batu bata diberi trasram dengan adukan 1 pc : 3 dengan
ketinggian 40 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai untuk
kamar mandi, WC/toilet dan daerah basah lainnya (dapur, pantry).

57
12) Untuk plesteran permukaan datar, harus mempunyai toleransi lengkung/cembung
bidang tidak
13) melebihi 5 mm untuk setiap 2 m2 jika melebihi, Komite Peningkatan Prasarana dan
Sarana IPLT Kota Penajam (Perkuatan Lereng, Drainase, Jalan, Gapura dan SMK3)
harus memperbaikinya.
14) Jika hasil plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan, tidak rata, tidak
tegak lurus, bengkok adanya pecahan atau retak, keropos, maka bagian tersebut
harus dibongkar untuk diperbaiki oleh Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang.
15) Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang bertanggung jawab atas penentuan
prosedur/cara perbaikan dan hal-hal lain yang terjadi selama pelaksanaan, seperti
plesteran retak, rusak selama waktu pelaksanaan dan pergaikan yang tidak dapat
diterima atau disetjui oleh Konsultan Lapangan.
16) Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang bertanggung jawab atas segala perbaikan
yang diadakan serta berkonsultasi dengan Konsultan Lapangan sampai perbaikan
tersebut dapat diterima.
17) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Komite Peningkatan Prasarana dan Sarana IPLT
kota Penajam harus memberikan contoh-contoh bahan untuk mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Lapangan.
18) Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Lapangan akan dipakai
sebagai standard/pedoman untuk menerima/memeriksa bahan yang dikirim oleh
Komite Peningkatan Prasarana dan Sarana IPLT Kota Penajam (Perkuatan Lereng,
Drainase, Jalan, Gapura dan SMK3)
19) Komite Peningkatan Prasarana dan Sarana IPLT Kota Penajam (Perkuatan Lereng,
Drainase, Jalan, Gapura dan SMK3) diwajibkan membuat tempat penyimpanan
contoh-contoh material yang telah disetujui Konsultan Lapangan.
20) Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.
21) Setelah pasir dan air, bahan yang dikirim ke lokasi Peningkatan Prasarana dan
Sarana IPLT Kota Penajam (Perkuatan Lereng, Drainase, Jalan, Gapura dan SMK3)
dalam keadaan tertutup atau kantong yang masih disegel dan berlabel pabrik,
yang bertuliskan tipe dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak cacat.
22) Bahan-bahan diletakkan ditempat yang kering berventilasi baik, terlindung dan
bersih.
23) Komite Peningkatan Prasarana dan Sarana IPLT Kota Penajam (Perkuatan Lereng,
Drainase, Jalan, Gapura dan SMK3) harus bertanggung jawab atas segala
kerusakan bahan yang disimpan baik sebelum dan selama pelaksanaan.
24) Bila ada hal-hal yang tidak pada tempatnya, bahan rusak, hilang, Komite
Pembangunan Pembangunan USB (KP- USB) diharuskan mengganti dengan
persetujuan Konsultan Lapangan atas biaya Kontraktor Pelaksana / Pemenang

58
Lelang.

2. Plesteran Beton.
a. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat
bantu, dan alat angkut yang diperlukan sesuai dengan gambar perencanaan, antara lain:
tiang, balok baik exterior/interior.
Catatan :
Pekerjaan ini terjadi akibat :
1) Pemasangan Bekisting yang kurang sempurna, baik dari segi ukuran maupun
tegaklurus tiang terhadap lantai.
2) Campuran adukan beton yang dibuat terlalu kental (kurang air).
3) Penggunaan bahan kerikil terlalu besar ukurannya (disarankan menggunakan ukuran
½ sampai ¾).
b. Bahan yang Digunakan.
1) Portland Cement
2) Pasir
3) Air.
4) Sedangkan perbandingan yang digunakan adalah 1 pc : 4 pasir

59
PASAL 22
PEKERJAAN BRONJONG

SNI 03-0090-1987 Mutu dan Cara Uji Bronjong dan Kawat Bronjong, dan Syarat bahan Baku
mengacu pada SNI 03-6154-1999 tentang kawat bronjong.
1. Lingkup pekerjaan.
Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan sehubungan dengan pekerjaan
pembuatan tanggul Bronjong.

2. Persyaratan dan bahan.


a. Berbahan Galvanis
b. Sifat tampak bronjong kawat harus kuat
c. Buatan pabrikasi (bukan handmade/bukan manual)
d. Bentuk anyaman heksagonal
e. Lilitan Minimun tiga kali
f. Lilitan Harus erat
g. Tidak terjadi kerenggangan hubungan antara kawat sisi dan kawat anyaman dililit
minimum 3 kali sehingga kawat mampu menahan beban dari segala jurusan
h. Jarak maksimum 40 mm serta harus simetris
i. Bentuk dan ukuran beronjong kawat adalah bentuk I
j. Ukuran anyamannya 80 mm x 100 mm atau 100 mm x 120 mm
k. Diameter kawat anyaman 2,70 mm atau 3,00 mm, kawat sisi ᴓ 3,400 mm atau 4,00
mm
l. Diameter kawat pengikat 2 mm
m. Menggunakan cekdam, letdam, dan lidah bronjongnya dengan sistem matras

3. Spesifikasi pengisian Bronjong


a. Jenis batu untuk mengisi bronjong berdiameter besar sesuai standar 15 – 20 cm
b. Pasangan batu terdiri dari beberapa sap dan ratusan meter kubik batu tumpukan.

60
PASAL 23
PENUTUP

Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini dibuat dengan tujuan untuk mencapai sasaran pekerjaan
secara baik. Apabila kegiatan pekejan yang belum tercakup dalam RKS ini, tetapi nyata-nyata
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari urutan penyelesaian pekerjaan, maka bagian
pekerjaan tersebut menjadi kewajiban kontraktor untuk melaksanakannya demi menuju
penyelesaian pekerjaan secara sempurna.

61
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
SATUAN KERJA PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN
LINGKUNGAN PERMUKIMAN KALIMANTAN TIMUR
GAMBAR RENCANA
NAMA PAKET
PEMBANGUNAN DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KOTA BALIKPAPAN
LOKASI :
KOTA BALIKPAPAN
APBN 2018
KETERANGAN :
0+156
0+156 0+156 0+156
0+151
0+151 0+151
0+151
0+151
0+140
0+140 0+140 0+140 0+140 0+140
9860550.000
0+140
0+140
0+140 0+140
0+120
0+120 0+120 0+120 0+120 0+120
0+120
0+120 0+120
0+120
0+100
0+100 0+100 0+100 0+100 0+100
0+100 0+100
0+100 0+100
0+080
0+080 0+080 0+080 0+080 0+080
0+080
0+080 0+080 0+080
TYPE - 7
0+060
0+060 0+060
Lebar : 80 Cm
0+060 0+060 0+060
0+060
0+060
0+060
Tinggi : 120 Cm 0+050
Sta. A : 0 + 230
0+040
0+040
0+040
Sta. B : 0 + 390 0+040 0+040
0+040
P : 130 m P : 160 m

STA+600
0+040
0+040
0+040

STA+580

Rumah
G-6 G-7 G-7

STA+560
G-7 G-7 G-7

STA+520

STA+540
G-6 G-6 Ruas - 1
0+020 0+020 0+020 0+020 0+020 0+020

Rumah
Block c

0+020
0+020
0+020 0+020
STA+600
STA+000
9860500.000

S TA+580

S TA+600
STA+000 STA+000

S TA+560
S TA+540
S TA+520
S TA+500
S TA+480
0+000

S TA+460
0+000 0+000
STA+000
0+000

S TA+440
Gorong2 bis

S TA+420
0+000 0+000

S TA+380
S TA+300

S TA+340
0+000
S TA+200

S TA+360

S TA+400
S TA+180

S TA+220

S TA+280

S TA+320
S TA+240

S TA+260

P os
0+000
0+000 0+133
Ruas - 1

STA+460
STA+440
0+000 0+000

STA+420
0+000

STA+480
S TA+100

S TA+120

STA+280

STA+360
STA+300

STA+380
STA+240

STA+400
S TA+080

STA+260
STA+200

STA+220

STA+500
S TA+060

STA+340
0+000
S TA+000

S TA+040

0+000
S TA+020

S TA+140

S TA+160

STA+180

STA+620
0+060

STA+320
S TA+580
STA+ 100
STA+ 080

STA+169
STA+ 120
STA+ 060

STA+ 140
STA+ 020

STA+ 040

STA+160

STA+020
STA+ 000

0+120

Ruas - 4A
STA+020

Ruas - 4B
STA+020 STA+020
0+020
0+020
Ruas - 2

0+020
STA+640
0+040
STA+149 S TA+600
0+020
0+000

0+360
0+040

0+060

0+080

0+100

0+300

0+372
0+120

0+140

0+160

0+180

0+200

0+220

0+240

0+260

0+280

0+320

0+340
0+033
0+100
0+040
STA+040 0+040
STA+040 D2 STA+040 Gorong2 bis

Pagar
Sungai
0+04
0
STA+040
0+020 0+020
STA+129 S TA+620
STA+660
STA+060
STA+119
0+080
0+060
STA+060 0+060
STA+060 STA+050
Jalan Perum Mulawarman
STA+109
0
0+06

0+000
0+060

0+460

0+480

0+500
0+340

0+380

0+420

0+440

0+512
0+160

0+200

0+220

0+280
TYPE - 9
0+120

0+300

0+320
0+080

0+180

0+260

0+360

0+400
0+140

0+240
0+100

0+070
G-1
S TA+640
STA+060 STA+680
STA+080
Ruas - 1A

0+060
STA+080 STA+080 Lebar : 250 Cm

2
0+060

NG
0+080
0+080

O
STA+089

STA+420

R
Tinggi : 150 Cm

STA+400

O
STA+380
STA+260

STA+280
STA+240

STA+360
STA+220

G
STA+340
STA+079 S TA+660
STA+700 Sta. A : 0 + 600
STA+91.8 STA+91.3 STA+91 STA+75.4 Sta. B : 0 + 846
0+040
0+020

0+080
0+060
0+040

0+320
0+100

0+120

0+140

0+160

0+483.5
0+200

0+220

0+240

0+260
0+180

0+300

0+380

0+400

0+420

0+480
0+340

0+460
0+280

0+360

0+440
0+040
0+100
P : 246 m
STA+040
STA+020
STA+000

STA+080
STA+060

STA+440
STA+100

STA+300

STA+460
Ruas - 3

STA+120

STA+320
STA+180

STA+200
STA+140

STA+160

STA+483.5
STA+720

Pagar
2
NG
O
R
O
0+020
STA+069

G
9860450.000 STA+049 0+700

STA+740 P AGAR

0+435
0+705

0+420
0+400
0+380
0+000
STA+034

STA+846
NG
O
R

STA+820
O

STA+800
G

STA+780
STA+760
STA+014
STA+000
LAY OUT SALURAN PONDOK ASRI
9860400.000

488150.000
487950.000

488000.000

488050.000
487900.000

488100.000
15 80 15
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PEMILIK PROYEK
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

120
KONSULTAN
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIK PAPAN

15
NAMA GAMBAR :

5
10
DETAIL TYPE SALURAN-7
DETAIL SALURAN TYPE 7 (80/120)
SKALA KODE LMB No. LMB JML. LBR
1:15 DD 2 7
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
DISETUJUI
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
DETAIL SALURAN TYPE 9 (250/150)
20 250 20 KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PEMILIK PROYEK
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KONSULTAN

150
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
20
FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIK PAPAN

20
NAMA GAMBAR :

10 5 20
DETAIL TYPE SALURAN
9
SKALA KODE LMB No. LMB JML. LBR
1:15 DD 4 7
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
DISETUJUI
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
12 30 12
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PEMILIK PROYEK

50
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KONSULTAN
CV. MEGA JASA

15
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIK PAPAN
NAMA GAMBAR :
DETAIL TYPE SALURAN
-10 ( TERSIER) LINGKUNGAN
DETAIL SALURAN TYPE 10 (TERSIER)
DRAINASE LINGKUNGAN SKALA KODE LMB No. LMB JML. LBR
1:15 DD 5 7
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
DISETUJUI
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
B
A A
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PEMILIK PROYEK
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
300 300
B
KONSULTAN
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
TAMPAK ATAS SALURAN FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIK PAPAN
NAMA GAMBAR :
15
DETAIL BALOK
7, 8 DAN 9
SKALA KODE LMB No. LMB JML. LBR
1:15 DD 7 7

20
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
DISETUJUI
KEPALA SATUAN KERJA
DETAIL PEMBESIAN BALOK
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
DETAIL BALOK PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POT. A - A POT. B - B
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
150
20 15 80 15 20

15
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PEMILIK PROYEK
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

120
KONSULTAN

105
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIK PAPAN
NAMA GAMBAR :

15
5
DETAIL DEKKER PERUM. PONDOK ASRI

10
TYPE 7
SKALA KODE LMB No. LMB JML. LBR
1:15 DG 4 7
DETAIL DEKKER TYPE 7 (80/120)
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
DISETUJUI
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
60 60
A A
15
VARIASI
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT

15
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PEMILIK PROYEK
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KONSULTAN
TAMPAK ATAS PANCANG GALAM
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIK PAPAN
NAMA GAMBAR :

VARIASI
DETAIL DEKKER
PANCANG GALAM
6, 7 DAN 8
SKALA KODE LMB No. LMB JML. LBR
1:15 DG 7 7

15
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
60 60 RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
DISETUJUI
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
DETAIL SAMPING PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POT. A - A
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
TANAH
COR BETON
7.00 7.00
CL +6.0000 CL
6.00 6.00
+5.6681
+5.5000
5.00 5.00 +5.1681
4.00 4.00
3.00 3.00
2.00 2.00
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
5.98

6.00

5.37
5.37

5.57

5.67

5.57

5.28
5.28
5.8

5.9
5.6

Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]


DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
0.30

0.30

0.30
0.3
Jarak Antar Titik 1.00 2.00 2.00 Jarak Antar Titik 1.00 2.00 2.00 1.50
PEMILIK PROYEK
0.00

1.00

0.00
0.00

1.30
3.00

5.00
5.30

3.30

5.30

6.80
7.10
Jarak Langsung Jarak Langsung SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+000 POTONGAN MELINTANG STA. 0+020
KONSULTAN
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
COR BETON COR BETON FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
7.00 7.00
NAMA GAMBAR:
6.00 CL 6.00 CL
RUAS - 1
+5.3350
+5.2173 SITUASI DAN POT. MELINTANG
5.00 5.00 DRAINASE PONDOK ASRI
+4.8350 +4.7173 0+000 - 0+060
4.00 4.00
SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
3.00 3.00
1:15 CS-1 1 12
2.00 2.00
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00

5.385
4.96
5.28

5.28

5.28

4.98
4.98

4.86
4.86

5.28

5.21

5.11

4.86
4.86
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
DISETUJUI

0.30

0.30

0.30

0.30
0.3

0.3
Jarak Antar Titik 1.00 2.00 2.00 1.50 Jarak Antar Titik 1.00 2.00 2.00 1.50
KEPALA SATUAN KERJA

0.00
0.30

1.30

0.00
0.30

1.30
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN

3.30

5.30

6.80
7.10

3.30

5.30

6.80
7.10
Jarak Langsung Jarak Langsung PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+040 POTONGAN MELINTANG STA. 0+060
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
COR BETON
7.00 7.00
COR BETON
6.00 6.00
CL
5.00
+5.0992 5.00 CL
+4.7824
+4.5992
4.00 4.00 +4.0852
3.00 3.00
2.00 2.00
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00

4.23

4.23

4.67

4.77

4.67

4.22

4.22
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
4.86

4.86

5.00

5.10

5.00

4.71

4.71

Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]


DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

0.50
0.50

Jarak Antar Titik 0.5 0.5 2.00 2.00 2.00


0.5

Jarak Antar Titik 1.00 2.00 2.00 1.50


PEMILIK PROYEK

0.00

1.00
0.00

0.50

1.50

0.5

3.00

5.00

7.00

7.50
3.50

5.50

7.00

7.50

Jarak Langsung Jarak Langsung


SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+080 POTONGAN MELINTANG STA. 0+140
KONSULTAN
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
7.00 COR BETON 7.00 COR BETON
NAMA GAMBAR:
6.00 6.00
CL RUAS - 1
SITUASI DAN POT. MELINTANG
5.00
+4.9812 5.00 CL DRAINASE PONDOK ASRI
+4.8808 0+080 - 0+140
4.00
+4.4811 4.00 +4.1773 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
3.00 3.00
1:15 CS-1 2 12
2.00 2.00
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00
4.65

4.65

4.89

4.95

4.88

4.59

4.59

4.41

4.41

4.77

4.88

4.78

4.42

4.42
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
DISETUJUI

0.50

0.50
Jarak Antar Titik 0.5 0.5 2.00 2.00 2.00 Jarak Antar Titik 0.5 0.5 2.00 2.00 2.00
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN

0.00

1.00

0.00

1.00
0.5

0.5
3.00

5.00

7.00

7.50

3.00

5.00

7.00

7.50
Jarak Langsung Jarak Langsung PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+100 POTONGAN MELINTANG STA. 0+120
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
7.00 ASPAL 7.00 ASPAL
6.00 6.00
5.00 CL 5.00
+4.6844 CL
+4.3900
4.00 4.00
+3.9935
+3.5498
3.00 3.00
2.00 2.00
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM

3,81

3.81

4.24

4.39

4.24

3.73

3.73
4.33

4.33

4.57

4.68

4.56

4.06
4.06

Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]


DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Jarak Antar Titik 2.00 2.00 1.50 Jarak Antar Titik 1.00 2.00 2.00 2.00 2.00 0.70
PEMILIK PROYEK

0.00

1.00

3.00
1.50

1.50

1.50

5.00

7.00

9.00

9.70
3.50

5.50

5.50
5.50

Jarak Langsung Jarak Langsung


SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+160 POTONGAN MELINTANG STA. 0+220
KONSULTAN
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
7.00 SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
7.00 ASPAL
ASPAL
NAMA GAMBAR:
6.00
6.00
RUAS - 1
5.00 SITUASI DAN POT. MELINTANG
CL DRAINASE PONDOK ASRI
5.00 CL +4.4881
+4.5862 0+160 - 0+220
4.00
4.00
+3.9015 +3.8096 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
3.00
3.00
1:15 CS-1 3 12
2.00
2.00
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
1.00
1.00
+ 0.00
+ 0.00
1 : 20

4.02

4.02

4.47

4.52

4.47

3.93
3.93
Elevation [Elevasi]

4.02

4.02

4.54

4.59

4.53

4.06
4.06
Elevation [Elevasi]
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
2.00 2.00 2.00

0.5
Jarak Antar Titik DISETUJUI

0.5

0.4
Jarak Antar Titik 0.5 0.5 2.00 2.00 2.50

0.4
KEPALA SATUAN KERJA

0.00

1.00
0.5

3.00

5.00

7.00
7.40
Jarak Langsung PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN

0.00

1.00
0.5

3.50

5.50

8.00
8.40
Jarak Langsung PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+200
POTONGAN MELINTANG STA. 0+180 SKALA 1 : 100
SKALA 1 : 100
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
7.00 7.00
ASPAL ASPAL
6.00 6.00
5.00 5.00
CL +4.3560 CL +4.3222
4.00 4.00
+3.5004
+3.4512
3.00 3.00
2.00 2.00
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
3.80

3.80

4.36

4.41

4.36

3.86

3.86

3.72

3.72

4.28

4.36

4.28

3.60

3.60
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Jarak Antar Titik 1.00 2.00 2.00 2.00 2.00 0.70 Jarak Antar Titik 1.00 2.00 2.00 2.00 2.00 0.70
PEMILIK PROYEK
0.00

1.00

3.00

0.00

1.00

3.00
5.00

7.00

9.00

9.70

5.00

7.00

9.00

9.70
Jarak Langsung Jarak Langsung
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+240 POTONGAN MELINTANG STA. 0+260
KONSULTAN
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
7.00 7.00 ASPAL
ASPAL FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
6.00 6.00
NAMA GAMBAR:
5.00 5.00
CL CL RUAS - 1
+4.2700 +4.2380 SITUASI DAN POT. MELINTANG
4.00 4.00 DRAINASE PONDOK ASRI
0+240 - 0+302
+3.3754 +3.3527
3.00 3.00 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
2.00 2.00
1:15 CS-1 4 12
1.00 1.00
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
+ 0.00 3.72 + 0.00

3.72

4.12

4.27

3.73

3.73

3.72
3.72

4.21

4.10

3.60

3.60
4.2

4.1
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]

0.30
0.48
Jarak Antar Titik 1.00 1.00 2.00 2.00 1.00 1.00 Jarak Antar Titik 2.00 2.00 0.9 0.9
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST

3.00

3.00

3.00

0.00

0.78
0.3
DISETUJUI

5.00

7.00

7.00

7.00

2.78

4.78

5.68

6.58
Jarak Langsung Jarak Langsung
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+293 POTONGAN MELINTANG STA. 0+302
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
7.00 7.00
COR BETON COR BETON
6.00 6.00
5.00 5.00
CL CL
+4.1686 +4.0991
4.00 4.00
+3.2912 +3.2160
3.00 3.00
2.00 2.00
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
3.43

3.43

4.04

4.14

4.04

3.34

3.34

3.12

3.12

3.91

4.01

3.91

3.08

3.08
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
0.50

0.50
Jarak Antar Titik 1.00 2.00 2.00 1.00 0.7 Jarak Antar Titik 1.00 2.00 2.00 1.00 0.7
PEMILIK PROYEK
0.00

0.50

1.50

0.00

0.50

1.50
3.50

5.50

6.50

7.20

3.50

5.50

6.50

7.20
Jarak Langsung Jarak Langsung
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+320 POTONGAN MELINTANG STA. 0+340
KONSULTAN
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
7.00 7.00
FASILITASI PENYUSUNAN DED
COR BETON COR BETON SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
6.00 6.00
NAMA GAMBAR:
5.00 5.00
RUAS - 1
SITUASI DAN POT. MELINTANG
CL +3.9604 CL +3.9604 DRAINASE PONDOK ASRI
4.00 +4.0298 4.00
0+320 - 0+380
3.00 +3.2160 3.00
+3.0660 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
+2.6660
2.00 2.00
1:15 CS-1 5 12
1.00 1.00
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
+ 0.00 2.83 + 0.00

2.83

3.80

3.89

3.80

2.83

2.83

2.65

2.65

3.79

3.89

3.79

2.84

2.84
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
Jarak Antar Titik 1.00 1.00 2.00 2.00 1.00 1.00 Jarak Antar Titik 1.00 1.00 2.00 2.00 1.00 1.00
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST

0.00

1.00

2.00

0.00

1.00

200
DISETUJUI

4.00

6.00

7.00

8.00

4.00

6.00

7.00

8.00
Jarak Langsung Jarak Langsung
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+360 POTONGAN MELINTANG STA. 0+380
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
7.00 7.00
COR BETON
COR BETON
6.00 6.00
5.00 5.00
CL
4.00 +3.8910 +3.7491 CL
+3.8910 4.00 +3.7491
3.00 +2.9910 +2.7693
3.00
+2.5910 +2.3693
2.00 2.00
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
2.49

2.49

3.79

3.89

3.78

2.89

2.89

Elevation [Elevasi]

2.14

2.14

3.50

3.60

3.50

2.67

2.67
Elevation [Elevasi] DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Jarak Antar Titik 1.00 1.00 2.00 2.00 1.00 1.00 Jarak Antar Titik 1.00 1.00 2.00 2.00 1.00 1.00
PEMILIK PROYEK
0.00

0.50

1.50

0.00

1.00

2.00
3.50

5.50

6.50

7.20

Jarak Langsung

4.00

6.00

7.00

8.00
Jarak Langsung SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+405 POTONGAN MELINTANG STA. 0+440
KONSULTAN
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
7.00 7.00
FASILITASI PENYUSUNAN DED
COR BETON SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
6.00 6.00
COR BETON
NAMA GAMBAR:
5.00 5.00
RUAS - 1
SITUASI DAN POT. MELINTANG
CL CL DRAINASE PONDOK ASRI
4.00 +3.8333 +3.8333 4.00
0+405 - 0+460
+3.6654 +3.6654
3.00 +2.8991 3.00 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
+2.4990 +2.6399
+2.2399
2.00 2.00
1:15 CS-1 6 12
1.00 1.00
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
+ 0.00 2.33 + 0.00

2.33

3.67

3.77

3.67

2.79

2.79

1.96

1.96

3.33

3.44

3.34

2.56

2.56
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
Jarak Antar Titik 1.00 0.80 2.00 2.00 1.00 1.00 Jarak Antar Titik 1.50 1.00 2.00 2.00 1.00 1.20
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST

3.00

3.00

3.00

0.00

1.50

2.50
DISETUJUI

5.00

7.00

7.00

7.00

4.50

6.50

7.50

8.70
Jarak Langsung Jarak Langsung
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+420 POTONGAN MELINTANG STA. 0+460
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
7.00 7.00
6.00 6.00
COR RABAT COR RABAT
5.00 5.00
CL
4.00 4.00
+3.5813 +3.5813 CL
+3.4974 +3.4974
3.00 3.00
+2.5102 +2.3806
+1.9806
+2.1102
2.00 2.00
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00
2.08

2.08

3.25

3.35

3.25

2.40

2.40

2.27

2.27

3.18

3.28

3.18

2.47

2.47
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
Jarak Antar Titik 1.50 1.00 2.00 2.00 1.00 1.20 Jarak Antar Titik 1.50 1.00 2.00 2.00 1.00 1.20 DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
0.00

1.50

2.50

0.00

1.50

2.50
4.50

6.50

7.50

8.70

4.50

6.50

7.50

8.70
Jarak Langsung Jarak Langsung
PEMILIK PROYEK
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+480 POTONGAN MELINTANG STA. 0+500
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100 KONSULTAN
CV. MEGA JASA
7.00 NAMA PAKET :
7.00
6.00 FASILITASI PENYUSUNAN DED
COR RABAT SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
6.00
COR RABAT
5.00 NAMA GAMBAR:
5.00
CL RUAS - 1
4.00 SITUASI DAN POT. MELINTANG
CL DRAINASE PONDOK ASRI
4.00
+3.4134 +3.4134 0+480 - 0+540
3.00 +3.3293 +3.3293
+2.3389 3.00
+2.2985 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
2.00 +1.9389
+1.8985
2.00
1:15 CS-1 7 12
1.00
1.00
+ 0.00
+ 0.00 DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
2.18

2.18

3.10

3.20

3.18

2.44

2.44
Elevation [Elevasi]

2.11

2.11

3.00

3.09

3.00

2.21

2.21
Elevation [Elevasi]
Jarak Antar Titik 1.50 1.00 2.00 2.00 1.00 1.20
Jarak Antar Titik 1.50 2.00 2.00 2.00 1.00 1.00
0.00

1.50

2.50

4.50

6.50

7.50

8.70
Jarak Langsung RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST

0.00

1.50

3.50

5.50

7.50

8.50

9.50
Jarak Langsung DISETUJUI
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
POTONGAN MELINTANG STA. 0+520 POTONGAN MELINTANG STA. 0+540 PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
7.00 7.00
6.00 6.00
COR BETON
COR BETON
5.00 5.00
4.00 4.00
CL
+3.2455 +3.2455 CL
3.00 3.00 +3.1615 +3.1615
+2.2582 +2.2179
2.00 2.00
+1.8582 +1.8179
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00
2.06

2.06

2.90

2.99

2.90

1.97

1.97

2.04

2.04

2.79

2.89

2.79

1.74

1.74
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
Jarak Antar Titik 1.50 1.00 2.00 2.00 1.00 1.20 Jarak Antar Titik 1.50 1.00 2.00 2.00 1.00 1.20 DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
0.00

1.50

2.50

0.00

1.50

2.50
4.50

6.50

7.50

8.70

4.50

6.50

7.50

8.70
Jarak Langsung Jarak Langsung
PEMILIK PROYEK
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+560 POTONGAN MELINTANG STA. 0+580
KONSULTAN
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
7.00
FASILITASI PENYUSUNAN DED
6.00 SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
COR BETON
5.00 NAMA GAMBAR:
4.00 RUAS - 1
SITUASI DAN POT. MELINTANG
CL DRAINASE PONDOK ASRI
+3.0776 +3.0776 0+560 - 0+600
3.00
SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
+2.1776
2.00 +1.7776
1:15 CS-1 8 12
1.00
+ 0.00
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
1.97

1.97

3.10

3.20

3.18

1.65

1.65
Elevation [Elevasi]
Jarak Antar Titik
0.00
1.50 1.00 2.00 2.00 1.00 1.20

2.98
1.50

3.08

2.98

7.50

8.70
Jarak Langsung RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
DISETUJUI
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+600
SKALA 1 : 100
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
7.00 7.00
6.00 6.00
COR BETON COR BETON
5.00 5.00
4.00 4.00
+3.0775
CL +2.9936 CL
3.00 3.00
2.00 +1.5775 2.00
+1.4936
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
3.13

1.57

3.07

3.19

3.21

3.19

3.19

3.12

1.49

3.12

3.12

3.21

3.32

3.21

3.12
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
0.50

0.50
Jarak Antar Titik 1.00 2.00 2.00 1.00 0.7 Jarak Antar Titik 1.00 2.00 2.00 1.00 0.7
PEMILIK PROYEK
0.00

0.00

0.50

1.50

0.00

0.00

0.00

0.50

1.50
3.50

5.50

6.50

7.20

3.50

5.50

6.50

7.20
Jarak Langsung Jarak Langsung
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+600 POTONGAN MELINTANG STA. 0+620
KONSULTAN
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
7.00 7.00
FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
6.00 6.00
NAMA GAMBAR:
COR BETON COR BETON
5.00 5.00
RUAS - 1
SITUASI DAN POT. MELINTANG
DRAINASE PONDOK ASRI
4.00 4.00 0+600 - 0+660
+2.9095
CL +2.8257 CL
3.00 3.00 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
2.00 2.00 +1.3257 CS-1 9 12
+1.4095 1:15
1.00 1.00
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
+ 0.00 + 0.00
2.83

1.40

2.83

2.83

3.80

3.89

3.80

2.83

2.83

2.65

1.32

2.65

2.65

2.89

2.79

2.74

2.84
279
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
Jarak Antar Titik 1.00 1.00 2.00 2.00 1.00 1.00 Jarak Antar Titik 1.00 1.00 2.00 2.00 1.00 1.00
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
0.00

0.00

0.00

1.00

2.00

0.00

0.00

0.00

1.00

200
DISETUJUI

4.00

6.00

7.00

8.00

4.00

6.00

7.00

8.00
Jarak Langsung Jarak Langsung
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+640 POTONGAN MELINTANG STA. 0+660
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
7.00 7.00
6.00 6.00
COR BETON
COR BETON
5.00 5.00
4.00 4.00
CL
3.00 +2.6577 CL
+2.7417 3.00
2.00 2.00
+1.2417 +1.1577
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00
3.43

1.24

2.49

2.49

2.89

3.78
279

Elevation [Elevasi] KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM

2.14

2.14

2.14

2.70

2.70

2.70
Elevation [Elevasi]
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
Jarak Antar Titik 1.00 1.00 2.00 2.00 1.00 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Jarak Antar Titik 1.00 1.00 2.00 2.00
PEMILIK PROYEK
0.00

0.00

0.00

0.50

1.50

0.00

0.00

1.00

2.00
3.50

5.50

Jarak Langsung

4.00

6.00
Jarak Langsung
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+680 POTONGAN MELINTANG STA. 0+700
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100 KONSULTAN
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
7.00 7.00
FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
6.00 6.00
NAMA GAMBAR:
COR BETON
5.00 5.00 COR BETON
RUAS - 1
SITUASI DAN POT. MELINTANG
4.00 4.00 DRAINASE PONDOK ASRI
0+680 - 0+740
CL
3.00 CL 3.00
+2.5737 +2.4897 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
2.00 2.00
+1.0737 1:15 CS-1 10 12
+0.9897
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00 DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA

2.33

2.33

2.67

2.77

2.67

1.96

1.96

2.54

2.64

2.74
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
Jarak Antar Titik 1.00 0.80 2.00 2.00 Jarak Antar Titik 1.50 1.00 2.00 2.00
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST

3.00

3.00

3.00

0.00

1.50

2.50
5.00

7.00

4.50

6.50
DISETUJUI
Jarak Langsung Jarak Langsung
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
POTONGAN MELINTANG STA. 0+720 POTONGAN MELINTANG STA. 0+740
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
7.00 7.00
6.00 6.00
5.00 5.00
4.00 4.00
3.00 +2.4059 3.00
+2.3218
2.00 2.00
+0. 9059 +0.8218
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00
2.08

2.08

2.53

2.27

2.27

2.38

2.48

2.48
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
Jarak Antar Titik 1.50 1.00 Jarak Antar Titik 1.50 1.00 2.00 2.00 DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
0.00

1.50

2.50

0.00

1.50

2.50

4.50

6.50
Jarak Langsung Jarak Langsung
PEMILIK PROYEK
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+760 POTONGAN MELINTANG STA. 0+780
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100 KONSULTAN
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
7.00
7.00
FASILITASI PENYUSUNAN DED
6.00
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
6.00
5.00 NAMA GAMBAR:
5.00
RUAS - 1
4.00 SITUASI DAN POT. MELINTANG
DRAINASE PONDOK ASRI
4.00
0+760 - 0+820
3.00
+2.2379 3.00 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
2.00 +2.1539
2.00
+0.7379 1:15 CS-1 11 12
1.00
1.00
+0.6539
+ 0.00
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
+ 0.00
2.18

2.18

2.30
Elevation [Elevasi]

2.11

0.65

2.22
Elevation [Elevasi]
Jarak Antar Titik 1.50 1.00
Jarak Antar Titik 1.50 2.00 2.00 2.00
0.00

1.50

2.50
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST

1.50

3.50

5.50
DISETUJUI
Jarak Langsung
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
POTONGAN MELINTANG STA. 0+800 POTONGAN MELINTANG STA. 0+820
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
+2.0447
2.00
1.00 +0.5447
+ 0.00
2.06

2.06

2.21

2.28

Elevation [Elevasi]
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
Jarak Antar Titik 1.50 1.00 DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
0.00

1.50

2.50

Jarak Langsung
PEMILIK PROYEK
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+846
KONSULTAN
SKALA 1 : 100
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
NAMA GAMBAR:
RUAS - 1
SITUASI DAN POT. MELINTANG
DRAINASE PONDOK ASRI
0+846
SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
1:15 CS-1 12 12
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
DISETUJUI
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
N
49

LEGENDA
37

N
03

49
37
53

Bench Mark
0
20
65 0
Patok Poligon 98 15
E 65
98
E
Sungai
Jembatan
GORONG - GORONG GORONG - GORONG
Gorong-gorong
Hm. 0+16 GORONG - GORONG

POT.STA 16
Hm. 0+46 Hm. 0+77
POT.STA 18

Jalan Aspal
POT.STA 17

Pemukiman / Rumah
Arah Aliran
0+000
0+000
Jln cor ujung
0+000
0+175.327
STA0+000 STA0+020 STA0+040 STA0+060 STA0+080 STA0+100
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
S I T U STA S I
N

SKSTALSTA HORIZONTSTAL PEMILIK PROYEK


49
37

N
03

49
37
SATUAN KERJA

53
0
15 PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
65 0
98 10 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
E 65
98
E
KONSULTAN
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
+ 6.00 SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 m
SKALA VERTIKAL + 5.00
0 4.0 8.0 12.0 16.0 20.0 m NAMA GAMBAR:
+ 4.00
SKALA HORIZONTAL
+ 3.00
RUAS - 1
+ 2.00 SITUASI DAN POT. MEMANJANG
DRAINASE PONDOK ASRI
+ 1.00
0+000 - 0+100
BIDANG PERSAMAAN : ± 0.00
PATOK HEKTOMETER
0

1
NOMOR PROFIL STA 0+000 STA.0+020 STA.0+040 STA.0+060 STA.0+080 STA.0+100 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR

100.00
20.00

40.00

60.00

80.00
0.00
JARAK PROFIL/JARAK LANGSUNG 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
1:15 LS-1 1 9
+6.00 +5.80 +5.60

+5.67 +5.37 +5.28

+5.385+4.96 +4.98

+5.21 +4.869 +4.86

+5.10 +4.869 +4.71

+4.955+4.65 +4.59
ELEVAASI DASAR SALURAN KANAN
EXCISTING

ELEVASI DASAR SALURAN DRAINASE KIRI


ELEVASI MUKA TANAH
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA

+6.0000

+5.6681

+5.3350

+5.2173

+5.0992

+4.9812
ELEVASI TANGGUL RENCANA

+4.7173

+4.4811
+5.1681

+4.8350
+5.5000

+4.5992
ELEVASI DASAR SALURAN
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
RENCANA

TIPE BANGUNAN KIRI DISETUJUI


TIPE BANGUNAN KANAN 30 / 50 30 / 50
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KEMIRINGAN DASAR SALURAN ( S ) S = 0,00825 S = 0,00716
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
N
N

49
49

38

LEGENDA
37

03
03

Bench Mark 0
0
20 10
65 65
Patok Poligon 98 98 GORONG - GORONG
E E
Hm. 1+95
POT.STA 14

POT.STA 13
Sungai
GORONG - GORONG
Jembatan GORONG - GORONG Hm. 1+63
Hm. 1+20
Gorong-gorong
BM STAS
Jalan Aspal N 9865071.998
0+000
POT.STA 15

E 493802.999
+4.000
0+000
Z
Pemukiman / Rumah
0+000
Arah Aliran
S
A
ST
0+000
STA0+160 STA0+180
0+000 BM
0+060
STA0+100 STA0+120
BS STA0+140 KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
BM DAN PERUMAHAN RAKYAT
BM BS DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
N 9865072.000
N

E 493795.000

N
49

Z +4.510

49
37

S I T U STA S I

38
PEMILIK PROYEK
53

03
SKSTALSTA HORIZONTSTAL
0
10 0 SATUAN KERJA
65 15
98 65 PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
E 98
E PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KONSULTAN
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
+ 6.00 SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 m
SKALA VERTIKAL + 5.00
0 4.0 8.0 12.0 16.0 20.0 m NAMA GAMBAR:
+ 4.00
SKALA HORIZONTAL
+ 3.00
RUAS - 1
+ 2.00
SITUASI DAN POT. MEMANJANG
+ 1.00 DRAINASE PONDOK ASRI
0+100 - 0+200
BIDANG PERSAMAAN : ± 0.00
PATOK HEKTOMETER
0

NOMOR PROFIL STA 0+100 STA.0+120 STA.0+140 STA.0+160 STA.0+180 STA.0+200 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
100.00

120.00

140.00

160.00

180.00

200.00
JARAK PROFIL/JARAK LANGSUNG 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
1:15 LS-1 2 9
+4.95 +4.65 +4.59

+4.88 +4.41 +4.42

+4.77 +4.23 +4.23

+4.68 +4.33 +4.06

+4.59 +4.02 +3.93

+4.52 +4.01 +4.00


ELEVAASI DASAR SALURAN KANAN
EXCISTING

ELEVASI DASAR SALURAN DRAINASE KIRI


ELEVASI MUKA TANAH
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA

+4.9812

+4.8808

+4.7824

+4.6844

+4.5862

+4.4881
ELEVASI TANGGUL RENCANA

+3.9935

+3.9015

+3.8096
+4.0852
+4.1773
+4.2691
ELEVASI DASAR SALURAN
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
RENCANA

TIPE BANGUNAN KIRI DISETUJUI


TIPE BANGUNAN KANAN 60 / 70
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KEMIRINGAN DASAR SALURAN ( S ) S = 0,00467
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
0
N

00
49

N
65
38

49
98
53

39
E

03
0
05 GORONG - GORONG GORONG - GORONG
65
98 Hm. 2+31 Hm. 2+68
E
Block c

POT.STA 11
POT.STA 13

POT.STA 12

0+000 0+000
0+000
0+293
0+000
STA0+180 STA0+200 STA0+220 STA0+240 STA0+260
STA0+280 STA0+280 STA0+302
S I T U STA S I LEGENDA KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
SKSTALSTA HORIZONTSTAL
DAN PERUMAHAN RAKYAT
Bench Mark DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
0 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
00
N

N
65
Patok Poligon
49

49
98
38

PEMILIK PROYEK

38
03

53
Sungai
0
05 SATUAN KERJA
65 Jembatan PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
98
E PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Gorong-gorong
Jalan Aspal KONSULTAN
Pemukiman / Rumah
Arah Aliran CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
+ 6.00 SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 m
SKALA VERTIKAL + 5.00
0 4.0 8.0 12.0 16.0 20.0 m NAMA GAMBAR:
+ 4.00
SKALA HORIZONTAL
+ 3.00
RUAS - 1
+ 2.00 SITUASI DAN POT. MEMANJANG
DRAINASE PONDOK ASRI
+ 1.00
0+200 - 0+302
BIDANG PERSAMAAN : ± 0.00
PATOK HEKTOMETER
0

NOMOR PROFIL STA 0+200 STA.0+220 STA.0+240 STA.0+260 STA.0+293 STA.0+302 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
200.00

220.00

240.00

260.00

293.00

302.00
JARAK PROFIL/JARAK LANGSUNG 20.00 20.00 20.00 33.00 9.00
1:15 LS-1 3 9
+4.52 +4.01 +4.00

+4.39 +3.81 +3.73

+4.41 +3.80 +3.86

+4.36 +3.72 +3.60

+4.27 +3.72 +3.73

+4.21 +3.71 +3.60


ELEVAASI DASAR SALURAN KANAN
EXCISTING

ELEVASI DASAR SALURAN DRAINASE KIRI


ELEVASI MUKA TANAH
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA

+4.3900

+4.3560

+4.3222
+4.4881

+4.2700

+4.2380
ELEVASI TANGGUL RENCANA

+3.5498

+3.5004

+3.4512

+3.3754

+3.3527
+3.5990
ELEVASI DASAR SALURAN
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
RENCANA

TIPE BANGUNAN KIRI DISETUJUI


TIPE BANGUNAN KANAN 60 / 70 80 / 90 80 / 90
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KEMIRINGAN DASAR SALURAN ( S ) S = 0,00467 S = 0,00164
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
N
49

LEGENDA
37

RumAh
03

0
95
N

64
49

Bench Mark
0
20 98
39

65
53

E
Patok Poligon 98
E
GORONG - GORONG GORONG - GORONG
POT.STA 10

Sungai Hm. 3+04 Hm. 3+40


GORONG - GORONG
POT.STA 9

Jembatan
Hm. 3+60
POT.STA 8
Gorong-gorong
6
87
2. l
Jalan Aspal J
0+000 1.0591
Pemukiman / Rumah 0+000
6
87 0+000
2. l
Arah Aliran J
STA0+302 STA0+405
STA0+320 STA0+340 STA0+360 STA0+380
S I T U STA S I KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
SKSTALSTA HORIZONTSTAL
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PEMILIK PROYEK
N
49

N
39

49
SATUAN KERJA
03

39
53
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
0 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
95 0
64 90
98 64
E 98
E
KONSULTAN
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
+ 6.00 SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 m
SKALA VERTIKAL + 5.00
0 4.0 8.0 12.0 16.0 20.0 m NAMA GAMBAR:
+ 4.00
SKALA HORIZONTAL
+ 3.00
RUAS - 1
+ 2.00
SITUASI DAN POT. MEMANJANG
+ 1.00 DRAINASE PONDOK ASRI
0+302 - 0+405
BIDANG PERSAMAAN : ± 0.00
PATOK HEKTOMETER
0

NOMOR PROFIL STA 0+302 STA.0+320 STA.0+340 STA.0+360 STA.0+380 STA.0+405 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
302.00

320.00

340.00

360.00

380.00

405.00
JARAK PROFIL/JARAK LANGSUNG 18.00 20.00 20.00 20.00 25.00
1:15 LS-1 4 9
+4.21 +3.72 +3.73

+4.14 +3.43 +3.34

+4.01 +3.12 +3.08

+3.89 +2.83 +2.83

+3.89 +2.65 +2.84

+3.89 +2.49 +2.89


ELEVAASI DASAR SALURAN KANAN
EXCISTING

ELEVASI DASAR SALURAN DRAINASE KIRI


ELEVASI MUKA TANAH
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA

+4.2380

+4.1686

+4.0991

+4.0298

+3.9604

+3.8910
ELEVASI TANGGUL RENCANA

+3.3662

+3.2912

+3.2160

+3.2160

+2.6660
+3.0660

+2.5910
+2.9910
ELEVASI DASAR SALURAN
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
RENCANA

TIPE BANGUNAN KIRI 120 / 130 DISETUJUI


TIPE BANGUNAN KANAN 80 / 90
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KEMIRINGAN DASAR SALURAN ( S ) S = 0,00339
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
N
N

49
49

LEGENDA
40
37

03
03

N
49
Bench Mark
0 0

40
20 90

53
65 64
Patok Poligon 98 98
E E
0
85
64
98
Sungai
E
Jembatan
Gorong-gorong
Jalan Aspal
Pemukiman / Rumah
Arah Aliran
STA0+400 STA0+420 STA0+440 STA0+460 STA0+480 STA0+500
S I T U STA S I
SKSTALSTA HORIZONTSTAL
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PEMILIK PROYEK

N
49
40
03
SATUAN KERJA
0 PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
85
64 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
98
E
KONSULTAN
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
+ 6.00 SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 m
SKALA VERTIKAL + 5.00
0 4.0 8.0 12.0 16.0 20.0 m NAMA GAMBAR:
+ 4.00
SKALA HORIZONTAL
+ 3.00
RUAS - 1
+ 2.00 SITUASI DAN POT. MEMANJANG
2.6399 DRAINASE PONDOK ASRI
+ 1.00
0+405 - 0+500
BIDANG PERSAMAAN : ± 0.00
PATOK HEKTOMETER
0

1
NOMOR PROFIL STA 0+405 STA.0+420 STA.0+440 STA.0+460 STA.0+480 STA.0+500 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
405.00

420.00

440.00

460.00

480.00

500.00
JARAK PROFIL/JARAK LANGSUNG 15.00 20.00 20.00 20.00 20.00
1:15 LS-1 5 9
+3.89 +2.49 +2.89

+3.77 +2.33 +2.79

+3.60 +2.142 +2.67

+3.44 +1.96 +2.56

+3.35 +2.08 +2.40

3.28 +2.27 +2.47


ELEVAASI DASAR SALURAN KANAN
EXCISTING

ELEVASI DASAR SALURAN DRAINASE KIRI


ELEVASI MUKA TANAH
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA

+3.8962

+3.8333

+3.7491

+3.6654

+3.5813

+3.4974
ELEVASI TANGGUL RENCANA

+2.5962
+2.9962

+2.4990
+2.8991

+2.3693
+2.7693

+2.2399
+2.6399

+2.1102
+2.5102

+1.9806
+2.3806
ELEVASI DASAR SALURAN
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
RENCANA

TIPE BANGUNAN KIRI 120 / 130 DISETUJUI


TIPE BANGUNAN KANAN 80/90
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KEMIRINGAN DASAR SALURAN ( S ) S = 0,00415
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
GORONG - GORONG
N
49

LEGENDA Hm. 5+58.50


41
N

03
49
40
53

Bench Mark
0
80
64
Patok Poligon 98
E
Sungai
0.8090
Jembatan
Gorong-gorong
Gorong2 bis
10.0545
Jalan Aspal
STA0+500 STA0+520 STA0+540 STA0+560 STA0+580 STA0+600

Pos
Pemukiman / Rumah
Arah Aliran
S I T U STA S I N
BM 07
9864790.217
SKSTALSTA HORIZONTSTAL
E 494095.222

STA0+580
Z +1.627
JSTAlur SSTAlurSTAn
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
N

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR


49
40
N

53
49
38

N
PEMILIK PROYEK
03

49
41
0
80

03
0 64
05 98 SATUAN KERJA
65 E 0 PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
98 75
E 64 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
98
E

STA0+600
POT.STA 2
KONSULTAN

0+372
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
Gorong2 bis
FASILITASI PENYUSUNAN DED
+ 6.00 SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 m
SKALA VERTIKAL + 5.00
0 4.0 8.0 12.0 16.0 20.0 m NAMA GAMBAR:
+ 4.00
SKALA HORIZONTAL
+ 3.00
RUAS - 1
+ 2.00 SITUASI DAN POT. MEMANJANG
DRAINASE PONDOK ASRI
+ 1.00
0+500 - 0+600
BIDANG PERSAMAAN : ± 0.00
PATOK HEKTOMETER
0

NOMOR PROFIL STA 0+500 STA.0+520 STA.0+540 STA.0+560 STA.0+580 STA.0+600 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
500.00

520.00

540.00

560.00

580.00

600.00
JARAK PROFIL/JARAK LANGSUNG 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
1:15 LS-1 6 9
+3.28 +2.27 +2.47

+3.20 +2.18 +2.44

+3.09 +2.11 +2.21

+2.99 +2.06 +1.97

+2.89 +2.04 +1.74

+3.08 +1.97 +1.65


ELEVAASI DASAR SALURAN KANAN
EXCISTING

ELEVASI DASAR SALURAN DRAINASE KIRI


ELEVASI MUKA TANAH
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA

+3.2792

+3.4134

+3.3293

+3.2455

+3.1615

+3.0776
ELEVASI TANGGUL RENCANA

+1.9792
+2.3792

+1.9389
+2.3389

+1.8985
+2.2985

+1.8582
+2.2582

+1.8179
+2.2179

+1.7776
+2.1776
ELEVASI DASAR SALURAN
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
RENCANA

TIPE BANGUNAN KIRI 120 / 130 DISETUJUI


TIPE BANGUNAN KANAN 80 / 90
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KEMIRINGAN DASAR SALURAN ( S ) S = 0,00415
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
0+400
STA+460
STA+560
0+340
0+460
STA+560
0+480
0+420
G
OR G
ON OR 0+360
G G2 0+480 ON
OR G2
ON
STA+483.5 STA+580
0+483.5 STA+580
G2
0+500

Gorong2 bis
STA+660

STA+640

0+435

Gorong2 bis
STA+580
STA+620

0+512
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM

STA+600
0+372
0+700

Rumah DAN PERUMAHAN RAKYAT


0+705

Bak Sampah DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA


Pos PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Sungai PEMILIK PROYEK
STA+600
Pagar
STA+740

SATUAN KERJA
Pagar
STA+700

STA+680

PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN


STA+720

STA+660
STA+600
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

STA+640

STA+620
Jalan Perum Mulawarman

STA+600
KONSULTAN
STA+760 CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
PAGAR

SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN


0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 m
SKALA VERTIKAL + 5.00
0 4.0 8.0 12.0 16.0 20.0 m NAMA GAMBAR:
+ 4.00
SKALA HORIZONTAL
+ 3.00
RUAS - 1
+ 2.00 SITUASI DAN POT. MEMANJANG
DRAINASE PONDOK ASRI
+ 1.00
1.5776 1.4936 1.4096 1.3257 1.2417 1.1577 0+600 - 0+700
BIDANG PERSAMAAN : ± 0.00
PATOK HEKTOMETER
0

NOMOR PROFIL STA 0+600 STA.0+620 STA.0+640 STA.0+660 STA.0+680 STA.0+700 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
600.00

620.00

640.00

660.00

680.00

700.00
JARAK PROFIL/JARAK LANGSUNG 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
ELEVAASI DASAR SALURAN KANAN 1:15 LS-1 7 9
EXCISTING

+3.07 +1.5776

+2.99 +1.4936

+2.90 +1.4096

+2.82 +1.3257

+2.74 +1.2417

+2.65 +1.1577
ELEVASI DASAR SALURAN DRAINASE KIRI
ELEVASI MUKA TANAH
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA

+2.99
+3.07

+2.90

+2.82

+2.74

+2.65
ELEVASI TANGGUL RENCANA

+1.5776

+1.4936

+1.4096

+1.3257

+1.2417

+1.1577
ELEVASI DASAR SALURAN
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
RENCANA

TIPE BANGUNAN KIRI 250 / 150 DISETUJUI


TIPE BANGUNAN KANAN 60 / 80
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KEMIRINGAN DASAR SALURAN ( S ) S = 0,00415
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
STA+660
STA+700
STA+75.4
0+483.5
0+480
0+460
0+440
STA+440

STA+460

STA+483.5

STA+720
Pagar
G2
ON
OR
G

0+700

STA+740 PAGAR
0+435

0+705
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
0+420
0+400

DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PEMILIK PROYEK
G2

STA+846
ON

SATUAN KERJA
OR

STA+820
STA+800
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
G

STA+780
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
STA+760 KONSULTAN
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 m
SKALA VERTIKAL + 5.00
0 4.0 8.0 12.0 16.0 20.0 m NAMA GAMBAR:
+ 4.00
SKALA HORIZONTAL
+ 3.00
RUAS - 1
+ 2.00
SITUASI DAN POT. MEMANJANG
+ 1.00 DRAINASE PONDOK ASRI
1.1577 1.0738 0.9898 0.9059 0.8219 0.7379
0+700 - 0+800
BIDANG PERSAMAAN : ± 0.00
PATOK HEKTOMETER
0

NOMOR PROFIL STA 0+700 STA.0+720 STA.0+740 STA.0+760 STA.0+780 STA.0+800 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
700.00

720.00

740.00

760.00

780.00

800.00
JARAK PROFIL/JARAK LANGSUNG 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
ELEVAASI DASAR SALURAN KANAN 1:15 LS-1 8 9
EXCISTING

+2.65 +1.1577

+2.57 +1.0738

+2.48 +0.9898

+2.40 +0.9059

+2.32 +0.8219

+2.23 +0.7379
ELEVASI DASAR SALURAN DRAINASE KIRI
ELEVASI MUKA TANAH
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA

+2.57
+2.65

+2.48

+2.40

+2.32

+2.23
ELEVASI TANGGUL RENCANA

+1.1577

+1.0738

+0.9898

+0.9059

+0.8219

+0.7379
ELEVASI DASAR SALURAN
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
RENCANA

TIPE BANGUNAN KIRI 250 / 150 DISETUJUI


TIPE BANGUNAN KANAN
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KEMIRINGAN DASAR SALURAN ( S ) S = 0,00415
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
STA+660
STA+700
STA+75.4
0+483.5
0+480
0+460
0+440
STA+440

STA+460

STA+483.5

STA+720
Pagar
G2
ON
OR
G

cil
Ke
ar
STA+740

gg
PAGAR

an
0+700

M
ai
0+435

0+705
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
0+420
0+400

g
DAN PERUMAHAN RAKYAT

un
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

STA+846 S
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PEMILIK PROYEK
G2
ON

SATUAN KERJA
OR

STA+820
STA+800
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
G

STA+780
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
STA+760 KONSULTAN
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
+ 5.00
NAMA GAMBAR:
+ 4.00
+ 3.00
RUAS - 1
+ 2.00 SITUASI DAN POT. MEMANJANG
DRAINASE PONDOK ASRI
+ 1.00
0+800 - 0+846
0.7379
BIDANG PERSAMAAN : ± 0.00
0.6540 0.5448
PATOK HEKTOMETER
0

NOMOR PROFIL STA 0+800 STA.0+820 STA.0+846 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
800.00

820.00

846.00
JARAK PROFIL/JARAK LANGSUNG 20.00 26.00
ELEVAASI DASAR SALURAN KANAN 1:15 LS-1 9 9
EXCISTING

+2.47 +0.7379

+2.38 +0.6540

+2.27 +0.5448
ELEVASI DASAR SALURAN DRAINASE KIRI
ELEVASI MUKA TANAH
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA

+2.38
+2.47

+2.27
ELEVASI TANGGUL RENCANA

+0.7379

+0.6540

+0.5448
ELEVASI DASAR SALURAN
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
RENCANA

TIPE BANGUNAN KIRI 250 / 150 DISETUJUI


TIPE BANGUNAN KANAN
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KEMIRINGAN DASAR SALURAN ( S ) S = 0,00415
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
BAB XII
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Keterangan

1. Daftar Kuantitas dan Harga harus dibaca sesuai dengan


Instruksi Kepada Peserta (IKP), Syarat-Syarat Umum Kontrak
(SSUK) dan Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK),
Spesifikasi Teknis dan Gambar.

2. Pembayaran terhadap prestasi pekerjaan dilakukan


berdasarkan kuantitas pekerjaan aktual yang dimintakan
dan dikerjakan sebagaimana diukur oleh Penyedia dan
diverifikasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), serta
dinilai sesuai dengan harga yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

3. Harga dalam Daftar Kuantitas dan Harga harus diisi lengkap


yang telah mencakup semua biaya pekerjaan, personil,
pengawasan, bahan-bahan, perawatan,pajak, keuntungan,
overhead (termasuk biaya K3) dan yang diatur dalam
Kontrak.

4. Harga harus dicantumkan untuk setiap mata pembayaran.


Jika Penyedia lalai untuk mencantumkan harga untuk suatu
pekerjaan maka pekerjaan tersebut dianggap telah termasuk
dalam harga mata pembayaran lain dalam Daftar Kuantitas
dan Harga.

5. Semua biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi ketentuan


Kontrak harus dianggap telah termasuk dalam setiap mata
pembayaran, dan jika mata pembayaran terkait tidak ada
maka biaya dimaksud harus dianggap telah termasuk dalam
harga mata pembayaran yang lain.

6. Pokja ULP akan melakukan koreksi aritmatik atas kesalahan


penghitungan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. jika terdapat perbedaan antara penulisan nilai dalam


angka dan huruf pada Surat Penawaran maka yang
dicatat nilai dalam huruf;
b. jika terjadi kesalahan hasil pengalian antara

1
volume(perkalian antara satuan dengan kuantitas) dengan
harga satuan pekerjaan maka dilakukan pembetulan,
dengan ketentuan volume pekerjaan sesuai dengan yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan dan harga satuan
tidak boleh diubah; dan
c. jika terjadi jenis pekerjaan tidak ditulis dengan lengkap
maka akan dilakukan klarifikasi dan penilaian untuk
dilanjutkan atau tidak dilanjutkan pada evaluasi
penawaran.

2
Daftar 1: Mata Pembayaran Umum1 CONTOH

No Uraian Pekerjaan Satuan Kuantitas Harga Total


. Ukuran Satuan Harga
2

Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

1 Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat umum.
2 Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakanharga sebelum PPN (Pajak
Pertambahan Nilai).

3
Daftar 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: ....................3
CONTOH

No. Uraian Pekerjaan Satuan Kuantitas Harga Total


Ukuran Satuan Harga
4

Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

Pekerjaan yang disubkontrakkan

No. Uraian Pekerjaan Nama Domisili


Perusahaan

3 Cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan Konstruksi ini di
antara bagian-bagian pekerjaan lain.
4 Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga sebelum PPN
(Pajak Pertambahan Nilai).

4
Daftar 3: Mata Pembayaran .....................5
CONTOH

No Uraian Pekerjaan Satuan Kuantitas Harga Total


. Ukuran Satuan Harga
6

Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)

5 Cantumkan Mata Pembayaran Jenis Pekerjaan selain yang sudah diuraikan dalam Mata Pembayaran
Pekerjaan Utama jika terdapat lebih dari satu jenis pekerjaan.
6 Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga sebelum PPN
(Pajak Pertambahan Nilai).

5
Daftar Rekapitulasi CONTOH

Mata Pembayaran Harga


Daftar No. 1: Mata Pembayaran Umum
Daftar No. 2: Mata Pembayaran Pekerjaan
Utama
Daftar No. 3: Mata Pembayaran
...................
—dll.—
Jumlah (Daftar 1+2+3+.........)
PPN 10%
TOTAL NILAI

6
REKAPITULASI
BILL OF QUANTITY (BOQ)
INSTANSI : KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KEGIATAN : SATKER PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROV. KALTIM
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KOTA BALIKPAPAN
LOKASI : PONDOK ASRI KOTA BALIKPAPAN

JUMLAH HARGA
NO. URAIAN PEKERJAAN
(Rp.)

I PEKERJAAN PERSIAPAN -

II DRAINASE PONDOK ASRI


A. PEKERJAAN GORONG - GORONG -
B. STRUKTUR SALURAN DRAINASE -

III DRAINASE LINGKUNGAN -

I JUMLAH HARGA PEKERJAAN ( termasuk Biaya Umum dan Keuntungan ) -


II PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ( PPN ) = 10% x (I) -
III JUMLAH TOTAL HARGA PEKERJAAN = (I) + (II) -
DIBULATKAN -

TERBILANG : NOLRUPIAH

…………..., …. ............................ 2018

Di Buat Oleh,

PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO)………………………
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

[Nama Jelas Wakil Sah Penyedia Jasa]


[jabatan]
BILL OF QUANTITY (BOQ)
INSTANSI : KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KEGIATAN : SATKER PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROV. KALTIM
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KOTA BALIKPAPAN
LOKASI : PONDOK ASRI KOTA BALIKPAPAN
TAHUN : 2018

PERKIRAAN HARGA SATUAN JUMAH HARGA


NO. URAIAN SAT.
KUANTITAS (Rp.) (Rp.)

I PEKERJAAN PERSIAPAN

1 Papan nama proyek, Administrasi dan Dokumentasi Ls 1.00 - -


2 Mobilisasi dan demobilisasi alat, Pengukuran ulang, patok Set 1.00 - -
Direksi kit dan Gudang Material
3 Pengukuran Bouwplank Ls 1.00 - -

Jumlah Harga Pekerjaan I (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) -

II DRAINASE PONDOK ASRI


A PEKERJAAN GORONG - GORONG Unit 8.0
1 Galian Tanah M3 63.00 - -
2 Urugan Tanah Setempat Bekas Galian M3 63.00 - -
3 Cor Beton Ready Mix (K- 250) M3 24.60 - -
4 Cor Beton B0 M3 2.20 - -
5 Baja Tulangan Kg 4,517.79 - -
6 Bekisting M2 204.00 - -
7 Cerucuk / Tiang Pancang Kayu Galam 2 Meter Titik 144.00 - -
8 Urugan Pasir M3 7.20 - -

Jumlah Harga Pekerjaan A (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) -

B. STRUKTUR SALURAN DRAINASE


I RUAS - 1
A TYPE - 6 (80/90) STA. 0+105 - STA. 0 + 230 (KIRI) M 125.00
1 Cor Beton Ready Mix (K- 250) M3 47.00 - -
2 Cor Beton B0 M3 6.50 - -
3 Baja Tulangan Kg 4,956.43 - -
4 Bekisting M2 250.42 - -
5 Pancang Kayu Galam Ø 10 - 15 Cm P = 2 m Titik 500.00 - -
6 Urugan Pasir M3 13.00 - -
7 Galian Tanah M3 114.19 - -
8 Urugan Tanah Kembali Eks Galian M3 72.19 - -

Jumlah Harga Pekerjaan II.C.I. A. (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) -

B TYPE - 7 (80/120) STA. 0+ 230 - STA. 0 + 390 (KIRI) M 160.00


1 Cor Beton Ready Mix (K- 250) M3 85.28 - -
2 Cor Beton B0 M3 8.32 - -
3 Baja Tulangan Kg 7,588.93 - -
4 Bekisting M2 416.53 - -
5 Pancang Kayu Galam Ø 10 - 15 Cm P = 2 m Titik 640.00 - -
6 Urugan Pasir M3 16.64 - -
7 Galian Tanah M3 282.00 - -
8 Urugan Tanah Kembali Eks Galian M3 180.00 - -

Jumlah Harga Pekerjaan II.C.I. B. (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) -
PERKIRAAN HARGA SATUAN JUMAH HARGA
NO. URAIAN SAT.
KUANTITAS (Rp.) (Rp.)

C TYPE - 8 (250/150) STA. 0+ 600 - STA. 0 + 846 (KIRI) M 246.00


1 Cor Beton Ready Mix (K- 250) M3 306.27 - -
2 Cor Beton B0 M3 35.67 - -
3 Baja Tulangan Kg 39,037.08 - -
4 Bekisting M2 899.95 - -
5 Pancang Kayu Galam Ø 10 - 15 Cm P = 2 m Titik 1,762 - -
6 Urugan Pasir M3 71.34 - -
7 Galian Tanah M3 172.20 - -
8 Urugan Tanah M3 287.21 - -
9 Drain Pipe Dia. 2"+ Ijuk Titik 492.00 - -
10 Pancang Kayu Galam Ø 10 - 15 Cm P = 4 m(pengaman galian) Titik 984 - -

Jumlah Harga Pekerjaan II.C.I. C. (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) -
Jumlah Harga Pekerjaan C. (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) -

III DRAINASE LINGKUNGAN


A TYPE - 10 (30/50) M 50.00
1 Cor Beton Ready Mix (K- 250) M3 10.05 - -
2 Cor Beton B0 M3 1.35 - -
3 Baja Tulangan Kg 661.33 - -
4 Bekisting M2 57.50 - -
6 Urugan Pasir M3 2.70 - -
7 Galian Tanah M3 21.65 - -

Jumlah Harga Pekerjaan II.C.V. A. (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) -
BAB XIII
BENTUK DOKUMEN LAIN

A. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA


(SPPBJ)

[kop surat satuan kerjaPejabat Pembuat Komitmen]

Nomor : .................... ...................., ….....................


20....
Lampiran : ....................

Kepada Yth.:
....................
di ....................

Perihal : Penunjukan Penyedia untuk Pelaksanaan Paket


Pekerjaan.................... .................... .................... ....................
.................... .................... ................

Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor


.................... tanggal ....................perihal .................... dengan
penawaran terkoreksi sebesar Rp.................... (.........dalam huruf...........)
telah ditetapkan oleh Pokja ULP/Menteri/Kepala Lembaga/Kepala
Daerah/Pimpinan Institusi berdasarkan surat penetapan nomor
.................... tanggal .................... dan kami menyatakan menerima
hasil penetapan tersebut.

Sebagai tindak lanjut dari Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa


(SPPBJ) ini Saudara diharuskan untuk menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan dan menandatangani Surat Perjanjian. Penunjukan ini
diberikan berdasarkan hasil evaluasi terhadap penawaran Saudara
tersebut diatas, apabila Saudara tidak bersedia menerima penunjukan
ini akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan dalam Peraturan Presiden
No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa yang terakhir
diubah dengan Peraturan Presiden No. 04Tahun 2015 beserta petunjuk
teknisnya.

Satuan Kerja ....................


Pejabat Pembuat Komitmen
....................

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. ....................

1
Tembusan Yth. :
 Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi
 APIP ............... [Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]
 Unit Eselon 1
 Unit Eselon 2………./Kepala Satuan kerja………..
 ....................[Pokja ULP]
......... dst

2
B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA(SPMK)

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]

SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)

Nomor: ....................
Paket Pekerjaan: ....................

Yang bertanda tangan di bawah ini:

........................................[nama Pejabat Pembuat Komitmen]


........................................[jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]
........................................[alamat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]

selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;

berdasarkan Surat Perjanjian .................... nomor .................... tanggal


...................., bersama ini memerintahkan:

........................................[nama Penyedia Pekerjaan Konstruksi]


........................................[alamat Penyedia Pekerjaan Konstruksi]
yang dalam hal ini diwakili oleh: ....................

selanjutnya disebut sebagai Penyedia;

untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan


ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1. Lingkup pekerjaan: ....................;

2. Tanggal mulai kerja: ....................[hari/bulan/tahun];

3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak;

4. Waktu penyelesaian: selama …… (.........dalam huruf...........) hari kalender


dan pekerjaan harus sudah selesai pada tanggal
....................[hari/bulan/tahun];

5. Denda: Terhadap setiap hari keterlambatan penyelesaian pekerjaan


Penyedia akan dikenakan Denda Keterlambatan sebesar ........ [1/1000 (satu
per seribu) dari Nilai Kontrak atau bagian tertentu dari Nilai Kontrak sebelum
PPN sesuai dengan Syarat-Syarat Umum Kontrak].

...................., …. .................... 20.....

Untuk dan atas nama ....................


Pejabat Pembuat Komitmen

3
[tanda tangan]

[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: ....................

Menerima dan menyetujui:

Untuk dan atas nama ....................

[tanda tangan]

[nama lengkap wakil sah badan usaha]


[jabatan]

4
C. BENTUK SURAT JAMINAN

Jaminan Pelaksanaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini: ................................................................... dalam


jabatan selaku ................................................. dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama ...............................................[nama bank]berkedudukan di
.................................................[alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : .................................................[nama PPK]
Alamat : .................................................

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp.................................................


(terbilang ..............................................dalam huruf..................................................)
sebagai Jaminan Pelaksanaan untuk pekerjaan ............ dalam bentuk garansi bank,
apabila:
Nama : .................................................[nama penyedia]
Alamat : .................................................

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas
waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada
Penerima Jaminan berupa:
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik
dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihanyang diikuti oleh Yang Dijamin.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Garansi Bank berlaku selama ................. (........dalam huruf.........) hari kalender, -
dari tanggal .................................. s.d. ..................................
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling lambat
14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank
sebagaimana tercantum dalam butir 1.

3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan


tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa
syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan
sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-benda
yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang
Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata.

152
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada
pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-
masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan
Negeri .....................

Dikeluarkan di : .....................
Pada tanggal : .....................

[Bank]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
Materai Rp6000,00
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ……..[bank] ......................................
[Nama dan Jabatan]

153
Jaminan Pelaksanaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
( Hanya Untuk Badan Usaha Kecil )

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PELAKSANAAN

Nomor Jaminan: ................................... Nilai: ...................................

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: ...................................[nama],


...................................[alamat]sebagai Penyedia, selanjutnya disebut
TERJAMIN, dan ...................................[nama penerbit jaminan],
...................................[alamat]sebagai Penjamin, selanjutnya disebut
sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada
...................................[nama PPK], ......................................[alamat]
sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN
atas uang sejumlah Rp................................... (terbilang
...................................)

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri


untuk melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan
benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam
melaksanakan pekerjaan ................. yang telah dipercayakan
kepadanya atas dasar Surat Penunjukan Pemenang Barang/Jasa
(SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No. ................................... tanggal
...................................

3. Surat Jaminan ini berlaku selama …….. (……dalam huruf………) hari


kalender dan efektif mulai dari tanggal …………… sampai dengan
tanggal……………

4. Jaminan ini dicairkan apabila:

a. TERJAMIN tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya


dengan baik dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan TERJAMIN.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara
tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA
JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut
supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna
dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831
KUH Perdata.

154
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini
harus sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh)
hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di ……………
pada tanggal ……………

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp6000,00

………………………… …………………………
Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasiJaminan ini
ke …… [Penerbit Jaminan]

155
Jaminan Uang Muka dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini: ..........................................................................


dalam jabatan selaku ........................................................ dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ........................................[nama bank]berkedudukan di
........................................[alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ........................................[nama PPK]
Alamat : ........................................

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp................................................................................


(terbilang ................................................................................
...................................) sebagai Jaminan Uang Muka untuk pekerjaan ...........
dalam bentuk garansi bank, apabila:
Nama : ........................................[nama penyedia]
Alamat : ........................................

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas
waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada
Penerima Jaminan berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali Uang
Muka yang sudah diterima Yang Dijamin kepada Penerima Jaminan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Garansi Bank berlaku selama …………. (…….…dalam huruf……....) hari
kalender, dari tanggal …………. s.d. ………….
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi
Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan Yang Dijamin
dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat setelah
menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat
Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi
akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-
benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk
melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

156
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri …………..

Dikeluarkan di : ………….
Pada tanggal : ………….

[Bank]

Materai Rp6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank ......................................
disarankan untuk [Nama dan Jabatan]
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ……..[bank]

157
Jaminan Uang Muka dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
( Hanya Untuk Badan Usaha Kecil )

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN UANG MUKA

Nomor Jaminan: ....................... Nilai: ................................

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: ........................................[nama],


........................................[alamat]sebagai Penyedia, selanjutnya disebut
TERJAMIN, dan ........................................[nama penerbit jaminan],
........................................[alamat]sebagai Penjamin, selanjutnya disebut
sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada
......................................[nama PPK],
........................................[alamat]sebagai Pemilik Pekerjaan, selanjutnya
disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah
Rp..................................................................(terbilang
................................. )

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan
pekerjaan .................. yang telah dipercayakan kepadanya atas dasar Surat
Penunjukan Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN
No. ................... tanggal .................................

3. Surat Jaminan ini berlaku selama …….. (............dalam huruf.................)


hari kalender dan efektif mulai dari tanggal ................... sampai dengan
tanggal........................................

4. Jaminan ini dicairkan apabila:


TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali
kepada PENERIMA JAMINAN senilai Uang Muka yang wajib dibayar
menurut Dokumen Kontrak.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah nilai


jaminan tersebut di atas atau sisa Uang Muka yang belum dikembalikan
TERJAMIN dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa
syarat setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA
JAMINAN berdasar Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan
sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

158
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus
sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

Dikeluarkan di ..........................
pada tanggal .............................

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp6000,00

...................................... ......................................

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasiJaminan ini ke
………[Penerbit Jaminan]

159
Jaminan Pemeliharaan dari Bank

[Kop Bank Penerbit Jaminan]

GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini: ..........................................................................


dalam jabatan selaku ................................................. dalam hal ini bertindak
untuk dan atas nama ........................................[nama bank]berkedudukan di
........................................[alamat]

untuk selanjutnya disebut: PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:


Nama : ........................................ [nama PPK]
Alamat : ........................................

selanjutnya disebut: PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp................................................................................


(terbilang .........................................................................................................)
sebagai Jaminan Pemeliharaan untuk pekerjaan ................ dalam bentuk garansi
bank, apabila:
Nama : ........................................[nama penyedia]
Alamat : ........................................

selanjutnya disebut: YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas
waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada
Penerima Jaminan berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:


1. Garansi Bank berlaku selama ….. (……dalam huruf……) hari kalender, dari
tanggal ........................................ s.d. ........................................
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan paling
lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi
Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan
tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa
syarat setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar
Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan
sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya benda-
benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk
melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.

160
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ..................

Dikeluarkan di : ..........................
Pada tanggal : ..........................

[Bank]

Materai Rp6000,00

......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke …….[bank]

161
Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
( Hanya Untuk Badan Usaha Kecil )

[Kop Penerbit Jaminan]

JAMINAN PEMELIHARAAN

Nomor Jaminan: ............................ Nilai: ...............................

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami:


........................................[nama],
........................................[alamat]sebagai Penyedia, selanjutnya
disebut TERJAMIN, dan ........................................[nama penerbit
jaminan], ........................................[alamat]sebagai Penjamin,
selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan
dengan tegas terikat pada ........................................[nama PPK],
........................................[alamat]sebagai Pemilik Pekerjaan,
selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah
Rp...................................................(terbilang
.....................................)
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri
untuk melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik
dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam
melaksanakan pekerjaan ....................... yang telah dipercayakan
kepadanya atas dasar Surat Penunjukan Pemenang Barang/Jasa
(SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN No. ......................... tanggal
.............................
3. Surat Jaminan ini berlaku selama …….. (........dalam huruf .........) hari
kalender dan efektif mulai dari tanggal ......................... sampai
dengan tanggal..........................
4. Jaminan ini dicairkan apabila:
TERJAMIN tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN sejumlah
nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat
belas) hari kerja tanpa syarat setelah menerima tuntutan pencairan
secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasar Keputusan
PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN
cidera janji.
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan
kembali bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk
menuntut supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan
dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

162
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini
harus sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan
ini.

Dikeluarkan di ..........................
pada tanggal .............................

TERJAMIN PENJAMIN

Materai Rp6000,00

...................................... ......................................

Untuk keyakinan, pemegang


Jaminan disarankan untuk
mengkonfirmasiJaminan ini
ke …….[Penerbit Jaminan]

163
D. BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN
DARI BANK

[Kop Bank Penerbit Dukungan Keuangan]

SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN


No. ........................................

Yang bertanda tangan dibawah ini: -


........................................................................ dalam jabatan
selaku ....................................................... dalam hal ini
bertindak untuk dan atas nama ..................................................
[nama bank]berkedudukan di .......................................................
[alamat]

Dalam rangka memenuhi persyaratan kualifikasi pengadaan


pekerjaan................................... pada ......................................
dengan ini menerangkan kesediaan memberikan dukungan
keuangan kepada:

Nama Perusahaan :
.......................................................
Alamat :
.......................................................
Nomor Rekening :
.......................................................
Nama Penanggung Jawab :
.......................................................

Apabila Perusahaan tersebut diatas dinyatakan lulus dan


ditetapkan sebagai Pemenang, maka Bank .................. bersedia
mendukung pelaksanaan pekerjaan dengan dana paling kurang
Rp.................. (terbilang ..................).

Demikian Surat Keterangan Dukungan Keuangan diberikan untuk


dipergunakan semestinya.

Dikeluarkan di : ..................
Pada tanggal : ..................

[Bank]

164
Materai Rp6000,00

......................................
[Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan,
pemegang Dukungan
Keuangan Dari Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi ke
……….[bank]

165
E. PENGUMUMAN [PELELANGAN UMUM/PEMILIHAN LANGSUNG]
DENGAN PASCAKUALIFIKASI

E.1 Pengumuman pelelangan umum/pemilihan langsung secara


elektronik mengikuti petunjuk/pedoman sistem pengadaan
secara elektronik pada website LPSE.
E.2 Pengumuman pelelangan umum/pemilihan langsung secara
elektronik di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat diatur dengan mekanisme sesuai yang
tercantum di dalam portal LPSE dengan langkah-langkah
antara lain:

1. No Pengumuman :
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]

2. Nama Pokja
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]

3. Paket Pekerjaan
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]

4. Persyaratan Peserta
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]

5. Pelaksanaan Pengadaan
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]

6. Jadwal Pelaksanaan Pengadaan *)


[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]

166

Anda mungkin juga menyukai