JASA KONSTRUKSI
NO. 01/ULP-POKJA.PLP/DRAINASE/BPP
TAHUN 2018
BAB I
UMUM
A. Umum
B. Dokumen Pengadaan
1Volume yang dimaksud adalah perkalian antara satuan dengan kuantitas, masing-masing dilakukan
pembetulan.
2Harga satuan pekerjaan dilakukan pembetulan apabila terjadi kesalahan penempatan desimal.
LDP.
29.10 Pelaksanaan evaluasi dengan sistem gugur
dilakukan oleh Pokja ULP untuk
mendapatkan 3 (tiga) penawaran yang
memenuhi syarat yang dimulai dari
penawaran terendah setelah koreksi
aritmatik.
29.11 Apabila setelah koreksi aritmatik terdapat
kurang dari 3 (tiga) penawar yang menawar
harga di bawah HPS maka proses lelang
tetap dilanjutkan dengan melakukan
evaluasi penawaran.
29.12 Pokja ULP melakukan evaluasi penawaran
yang meliputi:
a. evaluasi administrasi;
b. evaluasi teknis; dan
c. evaluasi harga.
29.13 Ketentuan umum dalam melakukan
evaluasi sebagai berikut:
a. Pokja ULP dilarang menambah,
mengurangi, mengganti
dan/ataumengubah kriteria dan
persyaratan yang telah ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan;
b. Pokja ULP dan/atau peserta dilarang
menambah, mengurangi, mengganti,
dan/atau mengubah isi Dokumen
Penawaran;
c. penawaran yang memenuhi syarat
adalah penawaran yang sesuai dengan
ketentuan antara lain disampaikan oleh
penawar yang berhak,pada waktu yang
telah ditentukan, untuk paket pekerjaan
yang dilelangkan, memenuhi syarat-
syarat yang ditetapkan meliputi syarat
administrasi, syarat teknis dalam
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ditetapkan dalam
Dokumen Pengadaan dan harga yang
wajar dapat dipertanggung jawabkan
tanpa ada penyimpangan yang bersifat
penting/pokok atau penawaran
bersyarat;
d. penyimpangan yang bersifat
penting/pokok atau penawaran
bersyarat adalah:
1) penyimpangan dari Dokumen
Pengadaan yang mempengaruhi
lingkup, kualitas dan hasil/kinerja
pekerjaan; dan/atau
2) penawaran dari peserta dengan
persyaratan tambahan yang akan
menimbulkan persaingan usaha
tidak sehat dan/atau tidak adil
diantara peserta yang memenuhi
syarat.
e. para pihak dilarang mempengaruhi atau
melakukan intervensi kepada Pokja ULP
selama proses evaluasi;
f. apabila dalam evaluasi ditemukan bukti
adanya persaingan usaha yang tidak
sehat dan/atau terjadi pengaturan
bersama (kolusi/persekongkolan) antara
peserta, Pokja ULP dan/atau PPK,
dengan tujuan untuk memenangkan
salah satu peserta, maka:
1) peserta yang ditunjuk sebagai calon
pemenang dan peserta lain yang
terlibat dimasukkan ke dalam Daftar
Hitam;
2) anggota Pokja ULP dan/atau PPK
yang terlibat persekongkolan diganti,
dikenakan sanksi administrasi
dan/atau pidana;
3) proses evaluasi tetap dilanjutkan
dengan menetapkan peserta lainnya
yang tidak terlibat (apabila ada); dan
4) apabila tidak ada peserta lain
sebagaimana dimaksud pada angka
3), maka pelelangan dinyatakan
gagal.
29.14 Evaluasi Administrasi:
a. penawaran dinyatakan memenuhi
persyaratan administrasi, apabila:
1) syarat-syarat substansial yang
diminta berdasarkan Dokumen
Pengadaan dipenuhi/dilengkapi:
a) surat penawaran;
b) surat kuasa dari direktur
utama/pimpinan perusahaan
kepada penerima kuasa
(apabila dikuasakan);
c)
Jaminan Penawaran asli (untuk
paket pekerjaan diatas Rp
2.500.000.000,00 (dua miliar
lima ratus juta rupiah));
d) Daftar Kuantitas dan Harga;
e) surat perjanjian kemitraan/kerja
sama operasi (apabila bermitra);
f) rekapitulasi perhitungan TKDN
(khusus untuk peserta yang
tidak menyampaikan TKDN,
penawarannya tidak
digugurkan dan nilai TKDNnya
dianggap nol);
g) RK3K;
h) data kualifikasi;
i) daftar barang yang diimpor
(apabila impor); dan
j) dokumen penawaran teknis.
- Metoda Pelaksanaan;
- Jangka Waktu Pelaksanaan;
- Bagian Pekerjaan yang akan
disubkontrakkan; (Apabila
Ada)
- Daftar Personil Inti;
- Daftar Peralatan Utama; dan
- Spesifikasi Teknis
k) memiliki surat keterangan
dukungan keuangan dari bank
pemerintah/swasta sebesar
10 % dari nilai pagu anggaran.
2) memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) surat penawaran3 memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
(1) jangka waktu berlakunya
surat penawaran tidak
kurang dari waktu
sebagaimana tercantum
dalam LDP, dengan
ketentuan:
(a) apabila ada perbedaan
nilai penulisan antara
angka dan huruf maka
yang diakui adalah
tulisan huruf;
(b) apabila nilai yang
3 Dalam hal terdapat kesalahan penulisan nama Pokja dan/atau nama paket tidak dapat dinyatakan gugur.
tertulis dalam angka
jelas sedangkan nilai
dalam huruf tidak jelas,
maka nilai yang diakui
adalah nilai yang
tertulis dalam angka;
atau
(c) apabila nilai dalam
angka dan nilai yang
tertulis dalam huruf
tidak jelas, maka
penawaran dinyatakan
gugur.
(2) Bertanggal.
b) Jaminan Penawaran asli
memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
(1) diterbitkan oleh Bank
Umum, yang mempunyai
program asuransi kerugian
(suretyship) sebagaimana
ditetapkan oleh Menteri
Keuangan, atau telah
mendapat rekomendasi dari
Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) apabila berbentuk
konsorsium;
(2) Jaminan Penawaran dimulai
sejak tanggal terakhir
pemasukan penawaran dan
masa berlakunya tidak
kurang dari waktu
sebagaimana tercantum
dalam LDP; atau
(3) nama peserta sama dengan
nama yang tercantum dalam
Jaminan Penawaran;
(4) besaran nilai Jaminan
Penawaran tidak kurang dari
nilai sebagaimana tercantum
dalam LDP;
(5) besaran nilai Jaminan
Penawaran dicantumkan
dalam angka dan huruf;
(6) nama Pokja ULP yang
menerima Jaminan
Penawaran sama dengan
nama Pokja ULP yang
mengadakan pelelangan;
(7) paket pekerjaan yang dijamin
sama dengan paket
pekerjaan yang dilelangkan;
(8) Jaminan Penawaran harus
dapat dicairkan tanpa syarat
(unconditional) sebesar nilai
Jaminan dalam waktu paling
lambat 14 (empat belas) hari
kerja, setelah surat
pernyataan wanprestasi dari
Pokja ULP diterima oleh
Penerbit Jaminan;
(9) Jaminan Penawaran atas
nama perusahaan kemitraan
(Kerja Sama Operasi/KSO)
harus ditulis atas nama
perusahaan kemitraan/KSO;
(10) Kriteria pencairan jaminan
penawaran sesuai dengan
persyaratan yaitu:
(a) peserta terlibat
KKN(yang dilakukan
oleh badan usaha non
kecil);
(b) peserta menarik
kembali penawarannya
selama
dilaksanakannya
pelelangan;
(c) tidak bersedia
menambah nilai
Jaminan Pelaksanaan
dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon
pemenang cadangan 1
dan 2harga
penawarannya di
bawah 80% HPS;
(d) tidak hadir dalam
klarifikasi dan/atau
verifikasi kualifikasi
dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon
pemenang cadangan 1
dan 2dengan alasan
yang tidak dapat
diterima; atau
(e) mengundurkan diri
atau gagal tanda
tangan kontrak.
(11) substansi dan
keabsahan/keaslian Jaminan
Penawaran telah diklarifikasi
dan dikonfirmasi secara
tertulis oleh Pokja ULP
kepada penerbit jaminan.
c) surat kuasa (apabila
dikuasakan):
(1) Harus ditandatangani
direktur utama / pimpinan
perusahaan;
(2) Nama penerima kuasa
tercantum dalam akte
pendirian/anggaran dasar ;
(3) Dalam hal kemitraan, surat
kuasa ditandatangani oleh
anggota kemitraan yang
diwakili menurut perjanjian
kerja sama.
d) surat perjanjian kemitraan/kerja
sama operasi (apabila bermitra)
memenuhi persyaratan antara
lain sebagai berikut:
(1) mencantumkan nama
kemitraan sesuai dengan
data kualifikasi;
(2) mencantumkan lead firm dan
mitra/anggota;
(3) mencantumkan modal
(sharing) dari setiap
perusahaan;
(4) mencantumkan nama pihak
yang mewakili
kemitraan/KSO;
(5) ditandatangani para calon
peserta kemitraan/KSO.
e) dokumen penawaran teknis.
(akan dievaluasi lebih lanjut
sesuai dengan kriteria
persyaratan teknis pada tahap
evaluasi teknis)
b. Pokja ULP dapat melakukan klarifikasi
secara tertulis terhadap hal-hal yang
kurang jelas dan meragukan namun
tidak boleh mengubah substansi;
c. peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi dilanjutkan dengan
evaluasi teknis;
d. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah
ada yang tidak memenuhi persyaratan
administrasi, Kelompok Kerja ULP
melakukan evaluasi administrasi
terhadap penawar terendah berikutnya
(apabila ada);
e. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua)
peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi, maka evaluasi tetap
dilanjutkan dengan evaluasi teknis; dan
f. apabila tidak ada peserta yang
memenuhi persyaratan administrasi,
maka pelelangan dinyatakan gagal.
29.15 Evaluasi Teknis:
a. evaluasi teknis dilakukan terhadap
peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi;
b. unsur-unsur yang dievaluasi teknis
sesuai dengan yang ditetapkan dalam
dokumen pengadaan ini;
c. evaluasi teknis dilakukan dengan sistem
gugur dengan ketentuan:
1) Pokja ULP menilai persyaratan teknis
minimal yang harus dipenuhi dengan
membandingkan pemenuhan
persyaratan teknis sebagaimana
tercantum dalam LDP dan khusus
personil inti serta peralatan utama
minimal tercantum dalam LDK;
2) penilaian persyaratan teknis,
minimal dilakukan terhadap:
a) metode pelaksanaan
pekerjaan memenuhi
persyaratan substantif yang
meliputi tahapan/urutan
pekerjaan dari awal sampai
akhir secara garis besar dan
uraian/cara kerja dari
masing-masing jenis
pekerjaan utama dan
pekerjaan
penunjang/sementarayang
ikut menentukan
keberhasilan pelaksanaan
pekerjaan utama yangdapat
dipertanggung jawabkan
secara teknis dan diyakini
menggambarkan penguasaan
dalam penyelesaian
pekerjaan. Jenis-jenis
pekerjaan utama dan
pekerjaan penunjang/
sementara yang ikut
menentukan keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan
utama sebagaimana yang
tercantum dalam LDP.
b) jangka waktu pelaksanaan
pekerjaan yang dievaluasi
sampai dengan serah terima
pertama/Provision Hand Over
(PHO)) sebagaimana tercantum
dalam Dokumen Pengadaan
sebagaimana yang tercantum
dalam LDP..
c) Peralatan utama minimal: jenis,
kapasitas, komposisi dan jumlah
yang disediakan untuk
pelaksanaan pekerjaan
menggunakan data peralatan
sebagaimana yang tercantum
dalam LDP.
d) personil inti yang akan
ditempatkan secara penuh
sesuai dengan persyaratan
sebagaimana tercantum dalam
LDK Meliputi, pengalaman,
keahlian/ keterampilan, Tingkat
Pendidikan, serta posisinya
dalam manajemen pelaksanaan
yang diajukan sebagaimana
yang tercantum dalam LDP.
e) bagian pekerjaan yang akan
disubkontrakkan memenuhi
ketentuan sesuai dengan
prsyaratan sebagaimana
tercantum dalam LDP
f) RK3K memenuhi persyaratan
yaitu adanya sasaran dan
program K3 yang secara umum
menggambarkan penguasaan
dalam mengendalikan risiko
bahaya K3.
2) Pokja ULP dapat meminta uji
mutu/teknis/fungsi untuk bahan/alat tertentu
sebagaimana tercantum dalam LDP;
a. apabila dalam evaluasi teknis terdapat
hal-hal yang kurang jelas atau
meragukan, Pokja ULP melakukan
klarifikasi dengan peserta. Hasil
klarifikasi dapat menggugurkan
penawaran;
b. peserta yang dinyatakan lulus evaluasi
teknis dilanjutkan ke tahap evaluasi
harga;
c. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah
setelah koreksi aritmatik ada yang tidak
memenuhi persyaratan teknis, Pokja
ULP dapat melakukan evaluasi
penawaran terhadap penawar terendah
berikutnya (apabila ada);
d. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua)
peserta yang lulus evaluasi teknis, maka
evaluasi tetap dilanjutkan dengan
evaluasi harga;
e. apabila tidak ada peserta yang lulus
evaluasi teknis maka pelelangan
dinyatakan gagal.
harga.
F. Penetapan Pemenang
H. Pelelangan Gagal
J. Penandatanganan Kontrak
40. Penanda- 40.1 Penandatanganan Kontrak Pengadaan
tanganan Barang/Jasadilakukan setelah DIPA/DPA
Kontrak ditetapkan.
40.2 Sebelum penandatanganan kontrak PPK
wajib memastikan Isian Kualifikasi masih
berlaku/valid. Apabila terdapat data isian
kualifikasi tidak valid, maka kontrak tidak
ditandatangani.
40.3 Penandatanganan kontrak dilakukan
setelah penyedia menyerahkan Jaminan
Pelaksanaan, dengan ketentuan:
a. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga
penawaran terkoreksi antara 80%
(delapan puluh perseratus) sampai
dengan 100% (seratus perseratus) nilai
total HPS adalah sebesar 5% (lima
perseratus) dari nilai Kontrak;
b. nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga
penawaran terkoreksi dibawah 80%
(delapan puluh perseratus) nilai total
HPS adalah sebesar 5% (lima perseratus)
dari nilai total HPS.
40.4 PPK dan penyedia tidak diperkenankan
mengubah substansi Dokumen Pengadaan
sampai dengan penandatanganan Kontrak,
kecuali mempersingkat waktu pelaksanaan
pekerjaan dikarenakan jadwal pelaksanaan
pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya
akan melewati batas tahun anggaran.
40.5 Dalam hal perubahan waktu pelaksanaan
pekerjaan melewati batas tahun anggaran,
penandatanganan kontrak dilakukan
setelah mendapat persetujuan kontrak
tahun jamak.
40.6 PPK dan penyedia wajib memeriksa konsep
Kontrak meliputi substansi, bahasa,
redaksional, angka dan huruf serta
membubuhkan paraf pada setiap lembar
Dokumen Kontrak.
40.7 Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian
Dokumen Kontrak dalam Surat Perjanjian,
dengan maksud apabila terjadi
pertentangan ketentuan antara bagian satu
dengan bagian yang lain, maka berlaku
urutan sebagai berikut:
c. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
d. pokok perjanjian;
e. surat penawaran berikut daftar kuantitas
dan harga;
f. syarat-syarat khusus kontrak;
g. syarat-syarat umum kontrak;
h. spesifikasi khusus;
i. spesifikasi umum;
j. gambar-gambar; dan
k. dokumen lainnya seperti: jaminan-
jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.
40.8 Banyaknya rangkap kontrak dibuat sesuai
kebutuhan, yaitu:
l. sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak
asli, terdiri dari:
1) kontrak asli pertama untuk PPK
dibubuhi materai pada bagian yang
ditandatangani oleh penyedia; dan
2) kontrak asli kedua untuk penyedia
dibubuhi materai pada bagian yang
ditandatangani oleh PPK;
m. rangkap kontrak lainnya (apabila
diperlukan) tanpa dibubuhi materai.
40.9 Penandatanganan Kontrak bernilai diatas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah) dilakukan setelah memperoleh
pendapat ahli hukum Kontrak atau Tim
Opini Hukum Kontrak yang dibentuk oleh
K/L/D/I yang bersangkutan.
40.10 Pihak yang berwenang menandatangani
kontrak atas nama penyedia adalah Direksi
yang disebutkan namanya dalam Akta
Pendirian/ Anggaran Dasar, yang telah
didaftarkan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
BAB III
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP)
a. Pokja ULP:
B. Lingkup 1. Pokja Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan
Pekerja Lingkungan Permukiman Kalimantan Timur Unit
an Layanan Pengadaan (ULP) Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
b. AlamatPokja ULP:
Jln. Cendana No. 167, Samarinda
PERSONIL INTI
Pengala
Posisi Pendidikan Pengalam man Sertifikat Jumlah
an Kerja Manajer (Org)
ial
Project S1 Teknik 5 Tahun 5 tahun SKA Madya Ahli 1
Manager Sipil Manajemen Proyek (602)
Site S1 Teknik 5 Tahun 4 tahun SKA Madya Ahli Sumber 1
Manager Sipil Daya Air
Land S1 Teknik 5 tahun 3 tahun SKA madya Ahli 1
Engineer Sipil Geoteknik (216)
Manajer K3 S1 Teknik 5 Tahun 5 tahun SKA Muda Ahli K3 1
Sipil Konstruksi (603)
PERSONIL PENUNJANG
Juru Ukur STM 3 Tahun - SKT Juru Ukur/Teknisi 1
Surveyor Pemetaan (004)
Pemetaan
Juru STM 3 Tahun - SKT Juru Gambar/ 1
Gambar Draftman Sipil (003)
Teknisi STM 3 Tahun - SKT Teknisi Laboratorium 1
Beton(006)
Teknisi - Minimal 5 - SKT Operator 1
tahun Excavator (006)
Tukang - Minimal 5 - SKT Tukang Pekerjaan 3
tahun Tanah (012)
Tukang - Minimal 5 - SKT Tukang Besi Beton 3
tahun (013)
Tukang - Minimal 5 - SKT Tukang Cor Beton 3
tahun (014)
Tukang - Minimal 5 - SKT Tukang Kayu 3
tahun Bekisting (055)
Kelengkapan yang harus di upload untuk SKA adalah Ijazah, CV, NPWP, KTP dan SKA yang
masih berlaku. Sedangkan untuk SKT yaitu Ijazah, CV, KTP dan SKT kecuali untuk teknisi dan
tukang boleh tanpa Ijazah.
Daftar Peralatan Utama :
- Spesifikasi Teknis;
- Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN);
- RK3K;
- Dokumen Kualifikasi
1 Ketentuan bagian pekerjaan yang dapat disubkontrakkan adalah bukan merupakan pekerjaan utama,
kecuali pekerjaan spesialis.
pekerjaan yang akan disubkontrakkandan menominasikan sub
penyedia jasa setempat usulan dari peserta]
Persyaratan subkontrak pekerjaan konstruksi:
nilai penawaran> Rp25.000.000.000, Peserta wajib ada
subkontrak, dalam hal Pokja ULP menetapkan Daftar
pekerjaan yang akan disubkontrakkan, maka Peserta wajib
memenuhi daftar tersebut.
CONTOH
[Kop Surat Badan Usaha/Kemitraan (KSO)]
Kepada Yth.:
Pokja Satuan Kerja Pengembangan Sistem Penyehatan Lingkungan
Permukiman Kalimantan Timur Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kalimantan
Timur dan Kalimantan Utara Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
di
Samarinda
PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO).........................
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
..........................
Jabatan
B. BENTUK SURAT KUASA
CONTOH-1
[Kop Surat Badan Usaha]
SURAT KUASA
Nomor : ..................
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................., ..................20.....
.................................. ..................................
(nama dan jabatan) (nama dan jabatan)
1 Penerima kuasa dari direktur utama/pimpinan perusahaan yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akta pendirian atau perubahannya atau pejabat yang menurut perjanjian
kerja sama berhak mewakili perusahaan yang bekerja sama.
CONTOH-2
[Kop Surat Badan Usaha KSO]
SURAT KUASA
Nomor : ..................
1. Nama : ....................................
Alamat Perusahaan : ....................................
Jabatan :....................................[Direktur Utama/
Pimpinan Perusahaan/Kepala Cabang/ wakil
kemitraan (KSO)]..................[nama
PT/CV/Firma]
2. Nama : ....................................
Alamat Perusahaan : ....................................
Jabatan :....................................[Direktur Utama/
Pimpinan Perusahaan/Kepala Cabang/wakil
kemitraan (KSO)]..................[nama
PT/CV/Firma]
3. (dst.)
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
Pemberi Kuasa 2
....................................
(nama dan jabatan)
Dst...
C. BENTUK PERJANJIAN KEMITRAAN/KERJA SAMA OPERASI
(KSO)
CONTOH
SURAT KUASA2
(untuk menandatangani penawaran atas nama kemitraan)
Nomor : ..................
Surat kuasa ini tidak dapat dilimpahkan lagi kepada orang lain.
.................................. ..................................
(nama dan jabatan) (nama dan jabatan)
2Surat Kuasa diberikan dari masing-masing penyedia/badan usaha anggota kemitraan kepada
yang mewakili kemitraan
D. BENTUK DOKUMEN PENAWARANTEKNIS
Dokumen PenawaranTeknis
Untuk Tenaga ahli wajib Melampirkan bukti Ijasah, KTP, CV, NPWP dan SKA,
sedangkan untuk yang terampil Izajah, KTP dan SKT yang Masih berlaku
6. Daftar Peralatan Utama
CONTOH
Catatan:
*) peserta wajib mencantumkan nama-nama sub penyedia jasa
lokasi setempat untuk penawaran di atas Rp50.000.000.000,00
(lima puluh miliar rupiah)
E. BENTUK FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN
TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)
Barang3
I. Material
(1A) (1B) (1C) (1D)
langsung
(Bahan Baku)
II. Peralatan (2A) (2B) (2C) (2D)
(Barang Jadi)
A. Sub Total (3A) (3B) (3C) (3D)
Barang
Jasa4
III. Manajemen
(4A) (4B) (4C) (4D)
Proyek dan
Perekayasaan
IV. Alat
(5A) (5B) (5C) (5D)
Kerja/Fasilitas
Kerja
V. Konstruksi (6A) (6B) (6C) (6D)
dan Fabrikasi
VI. Jasa Umum (7A) (7B) (7C) (7D)
CONTOH
TOTAL HARGA
5 diisi dan dilampirkan dalam penawaran apabila ada barang yang diimpor.
G. BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA KONSTRUKSI(RK3K)
CONTOH
I. BENTUK RK3K USULAN PENAWARAN
DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Perencanaan K3
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3, dan
Program K3.
B.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C. Pengendalian Operasional K3
A. KEBIJAKAN K3
..............................................................................................................................
..................
[diisi oleh penyedia jasa berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen
untuk menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-
undangan K3 yang dilaksanakan secara konsisten]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.
B. PERENCANAAN K3
Di dalam membuat rencana K3, PPK memberikan identifikasi awal dan
penyedia jasa harus menyampaikan pengendalian risiko pada saat
penawaran berdasarkan identifikasi awal tersebut.
B.1. Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian Risiko K3,
Dan Program K3.
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian
Risiko K3, dan Program K3 sesuai dengan format pada Tabel 1.
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO,PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PROGRAM K3.
[digunakan untuk usulan penawaran]
IDENTIFIKASI SASARAN K3
NO URAIAN PEKERJAAN PENGENDALIAN RISIKO K3 PROGRAM SUMBER DAYA
BAHAYA PROYEK
C. Pengendalian Operasional K3
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus
mencakup seluruh upaya pengendalian pada Tabel 1 kolom (5), diantaranya
:
1. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai Tabel 1
kolom (5).
2. Rencana penunjukan personil yang akan ditugaskan menjadi
Penanggung Jawab Kegiatan SMK3.
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Rencana prosedur/petunjuk kerja yang perlu disiapkan
5. Rencana program pelatihan/sosialisasi sesuai pengendalian risiko pada
Tabel 1 kolom (5).;
6. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO)
.........................
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
..........................
Jabatan
II. BENTUK RK3K PELAKSANAAN PEKERJAAN
Dibuat oleh penyedia jasa pada saat pelaksanaan kontrak, dibahas
dan ditetapkan oleh PPK pada saat rapat persiapan pelaksanaan.
DAFTAR ISI
A. Kebijakan K3
B. Organisasi K3
C. Perencanaan K3
C.1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian
Risiko K3, Penanggung Jawab
C.2. Pemenuhan Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan Lainnya
C.3. Sasaran dan Program K3
D. Pengendalian Operasional K3
E. Pemeriksaan dan Evaluasi Kinerja K3
F. Tinjauan Ulang Kinerja K3
A. KEBIJAKAN K3
[Berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk menerapkan K3
berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-undangan K3 yang
dilaksanakan secara konsisten dan harus ditandatangani oleh manajer
proyek/kepala proyek]
A.1. Perusahaan Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada
kegiatan konstruksi yang dilaksanakan.
A.2. kepala proyek/project manager harus mengesahkan Kebijakan K3
A.3. Kebijakan K3 yang ditetapkan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
1. Mencakup komitmen untuk mencegah kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja serta peningkatan berkelanjutan SMK3;
2. Mencakup komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lain yang terkait dengan K3;
3. Sebagai kerangka untuk menyusun sasaran K3.
B. ORGANISASI K3
Contoh:
Penanggung Jawab K3
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1 Pekerjaan galian 1.1. Penggunaan Seluruh Penggunaan - Bahan Sebelum Turap Checklist Pengawas
pada basement turap pekerjaan turap (Turap, bekerja terpasang /petugas
bangunan galian memenuhi peralatan harus sudah sesuai gambar terkait
gedung dengan dipastikan spesifikasi kerja, dll yang lengkap dan spesifikasi
kondisi tanah memenuhi …… terkait)
labil prinsip (ditetapkan - SDM sesuai
keselamatan quality dengan
enginering) kebutuhan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1.4. Menggunakan Seluruh lokasi Rambu dan - Rambu dan Sebelum 100% sesuai Checklist Petugas K3
rambu peringatan galian barikade barikade bekerja standar
dan barikade diberikan standar - SDM sesuai harus sudah
rambu dan (Dicari contor dengan lengkap
barikade dari jasa kebutuhan
standar marga, NFPA)
1.5. Melakukan Seluruh Lulus tes dan Instruktur, Sebelum 100% lulus Evaluasi hasil Petugas K3,
pelatihan kepada pekerja terkait paham program, bekerja dan paham penyuluhan/ unit
pekerja telah mengenai materi/modul, harus sudah pelatihan pelatihan/HRD
mengikuti sistem tes terlatih
pelatihan dan keselamatan pemahaman,
penyuluhan galian dan peserta.
1.6 Pengunaan Seluruh - SNI helm, Masker, Sebelum 100% sesuai Disediakan Inspektor
APD yang sesuai pekerja masker & sepatu bekerja standar petugas yang K3/petugas
menggunakan sepatu keselamatan, harus sudah melakukan pengawas
APD standar (Dicari) pelindung lengkap pengawasan pelaksanaan
- Jumlah kepala selama pekerjaan
pekerja pekerjaan
galian
berlangsung
68
Ketentuan Pengisian Tabel 2.:
Kolom (1) : Nomor urut kegiatan.
Kolom (2) : Diisi seluruh item pekerjaan yang mempunyai risiko K3
yang tertuang di dalam dokumen pelelangan.
Kolom (3) : Diisi pengendalian risiko merujuk pada Tabel 1. kolom (8).
Kolom (4) : Diisi uraian dari sasaran khusus yang ingin dicapai
terhadap pengendalian risiko pada kolom (3).
Kolom (5) : Tolok ukur merupakan ukuran yang bersifat kualitatif
ataupun kuantitatif terhadap pencapaian sasaran pada
kolom (4)
Kolom (6) : Diisi sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran yang hendak dicapai dari
kolom (5)
Kolom (7) : Diisi jangka waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan
program kerja atas sasaran khusus yang hendak dicapai.
Kolom (8) : Indikator pencapaian adalah ukuran keberhasilan
pelaksanaan program.
Kolom (9) : Diisi bentuk-bentuk monitoring yang dilaksanakan dalam
rangka memastikan bahwa pencapaian sasaran dipenuhi
sepanjang waktu pelaksanaan
Kolom (10) : Penanggung jawab pelaksana program
D. Pengendalian Operasional
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja, yang harus
mencakup seluruh upaya pengendalian pada Tabel 2., diantaranya :
1. Menunjuk Penanggung Jawab Kegiatan SMK3 yang dituangkan dalam
Struktur Organisasi K3 beserta Uraian Tugas.
2. Upaya pengendalian berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai pada contoh
Tabel 2.;
3. Prediksi dan rencana penanganan kondisi keadaan darurat tempat kerja;
4. Program-program detail pelatihan sesuai pengendalian risiko pada
contoh Tabel 2.;
5. Sistem pertolongan pertama pada kecelakaan;
6. Disesuaikan kebutuhan tingkat pengendalian risiko K3 seperti yang
tertera pada contoh Tabel 1. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala
Prioritas, Pengendalian Risiko K3, dan Penanggung Jawab.
F. Tinjauan Ulang K3
26
Hasil pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 pada bagian E. diklasifikasikan
dengan kategori sesuai dan tidak sesuai tolok ukur sebagaimana ditetapkan
pada tabel 2. Sasaran dan Program K3.
Hal-hal yang tidak sesuai, termasuk bilamana terjadi kecelakaan kerja
dilakukan peninjauan ulang untuk diambil tindakan perbaikan.
Dibuat oleh,
( …………………………)
Penyedia Jasa
27
H. BENTUKRINCIAN/URAIAN HARGA SATUAN PEKERJAAN
(HSP)
CONTOH
Harga
Kuantitas/ Satuan Harga
No. Uraian Satuan
Koefisien Dasar (Rp)
(Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
I Upah/Tenaga
Kerja
-
-
Sub jumlah I .........
II Bahan/Material
-
-
Sub jumlah II .........
III Peralatan
-
-
Sub jumlah III .........
Sub jumlah (I+II+III) .........
IV Lain-lain
- Biaya umum6 .....% x Sub jumlah
- Keuntungan (I+II+III)
.....% x Sub jumlah
(I+II+III)
Sub Jumlah IV .........
Jumlah Harga = I+II+III+IV .........
Harga satuan pekerjaan .......... (dibulatkan)
Catatan:
Hanya diperlukan untuk klarifikasi kewajaran harga, apabila harga
penawaran di bawah 80% dari HPS
6 Biaya umum termasuk biaya keperluan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
28
I. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK
CONTOH
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PENAWARAN
No. ………………....
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal
batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, tidak memenuhi ketentuan yaitu :
a. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN);
b. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
c. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2harga penawarannya di
bawah 80% HPS;
d. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal
sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2dengan
alasan yang tidak dapat diterima; atau
e. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pengadaanyang diikuti oleh Yang
Dijamin.
29
1. Garansi Bank berlaku selama …………… (……………….) hari kalender, dan
efektif mulai dari tanggal ………………....[diisi sesuai dengan tanggal batas
akhir pemasukan penawaran]
2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan
melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan
paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo
Garansi Bank sebagaimana tercantum dalam butir 1.
3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai
jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan
dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari
Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin
cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.
4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya
benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual
untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal
1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ……………….....
Dikeluarkan di : ………………....
Pada tanggal : ………………....
[Bank]
Materai Rp6000,00
30
J. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI/
PERUSAHAAN PENJAMINAN ATAU KONSORSIUM
PERUSAHAAN ASURANSI UMUM/LEMBAGA PENJAMINAN/
PERUSAHAAN PENJAMINAN
CONTOH
JAMINAN PENAWARAN
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi ketentuan yaitu:
a. menarik kembali penawaran selama dilaksanakannya pelelangan;
b. tidak bersedia menambah nilai jaminan pelaksanaan dalam hal sebagai
calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 harga
penawarannya di bawah 80% HPS;
c. tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi kualifikasi dalam hal
sebagai calon pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2
dengan alasan yang tidak dapat diterima; atau
d. mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
e. terlibat Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN).
3. Surat Jaminan ini berlaku selama ……. (………………..) hari kalender dan
efektif mulai tanggal ……………[diisi sesuaidengan tanggal batas akhir
pemasukan penawaran]
5. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
31
Dikeluarkan di ……………
pada tanggal ……………...
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp6000,00
………………………… …………………………
Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasiJaminan
ini ke ....[Penerbit Jaminan]
32
K. BENTUK PAKTA INTEGRITAS
33
[Contoh Pakta Integritas Badan Usaha Dengan Kemitraan/KSO]
PAKTA INTEGRITAS
Jabatan : ……………
Jabatan : ……………
34
[Nama Penyedia] [Nama Penyedia] [Nama Penyedia]
35
L. BENTUK FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI
Alamat : …………
E-mail : ...............
36
4. saya tidak sedang dan tidak akan terlibat pertentangan
kepentingan dengan para pihak yang terkait, langsung
maupun tidak langsung dalam proses pengadaan ini;
5. badan usaha yang saya wakili tidak masuk dalam Daftar
Hitam, tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan
kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan;
6. salah satu dan/atau semua pengurus badan usaha yang saya
wakili tidak masuk dalam Daftar Hitam;
7. data-data saya/badan usaha yang saya wakili adalah sebagai
berikut:
37
A. Data Administrasi
Nama
1. (PT/CV/Firma/ atau : ……………………………………………
lainnya)
2. Status : Pusat Cabang
E-mail : ……………………………………………
4. Alamat Kantor Pusat :
……………………………………………
E-mail : ……………………………………………
B. Izin Usaha
38
5. Masa berlaku izin : …………
G. Data Keuangan
No.
No. Nama Persentase
KTP
39
2. Pajak
Jabatan
Tahun
Tgl/bln/thn Tingkat dalam Pengalaman Profesi/
No Nama Sertifikat/
lahir Pendidikan pekerjaan Kerja (tahun)7 keahlian
Ijazah
(posisi)
1 2 3 4 5 6 7 8
I. DataPeralatan
Kapasitas
Merk Status Kepemilikan
Jenis atau output Tahun Kondisi Lokasi
No. Jumlah dan (Millik/Sewa
Peralatan pada saat pembuatan (%) Sekarang
tipe Beli/Sewa)
ini
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pemberi Tugas
/ Pejabat Tanggal Selesai
Kontrak
Pembuat Menurut
Nama Klasifikasi/Sub Komitmen
No. Paket klasifikasi Lokasi
Pekerjaan Pekerjaan BA
Alamat
Nomordan Nilai Serah
Nama dan Kontrak
Tanggal (Rp) Terima
Telepon
(PHO)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
7pengalaman dihitung per tahun tanpa memperhatikan lamanya pelaksanaan konstruksi (dihitung berdasarkan
Tahun Anggaran)
40
K. Data Pengalaman Perusahaan dalam 5 tahun terakhir (digunakan untuk
penilaian SKP = 6 atau SKP = 1,2 N bagi paket pekerjaan non kecil)
Pemberi Tugas /
Tanggal Selesai
Pejabat Pembuat Kontrak/Subkontrak
Menurut
Komitmen
Nama Paket
No. Lokasi BA
Pekerjaan Alamat Nomor
Nilai Serah
Nama dan dan Kontrak
(Rp) Terima
Telepon Tanggal
(PHO)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pemberi
Tugas/Pejabat Kontrak
Pembuat Komitmen Rencana
No Nama Paket
Lokasi tanggal
. Pekerjaan
Nomor kontrak
Alamat Nilai
Nama dan berakhir
/Telepon (Rp)
Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8
41
M. Modal Kerja
Nomor : ……………………
Tanggal : ……………………
Nama Bank : ……………………
Nilai : Rp………………. ( .……... dalam huruf………..)
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan penuh rasa
tanggung jawab. Jika dikemudian hari ditemui bahwa data/dokumen yang
saya sampaikan tidak benar dan/atau ada pemalsuan, maka saya dan badan
usaha yang saya wakili bersedia dikenakan sanksi berupa sanksiadministratif,
sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam, gugatan secara perdata,
dan/ataupelaporan secara pidana kepada pihak berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
42
BAB VI
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR KUALIFIKASI
II. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota
kemitraan/KSO wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing-
masing kualifikasi badan usahanya dengan petunjuk pengisian formulir
kualifikasi sebagai berikut:
A. Data Administrasi
1. Diisi dengan nama badan usaha peserta.
2. Pilih status badan usaha (Pusat/Cabang).
3. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail badan
usaha yang didaftar sebagai peserta.
4. Diisi dengan alamat, nomor telepon, nomor fax dan e-mail kantor
pusat yang dapat dihubungi, apabila peserta berstatus kantor
cabang.
B. Izin Usaha
1. Diisi dengan jenis surat izin usaha, nomor dan tanggal
penerbitannya.
2. Diisi dengan masa berlaku izin usaha.
3. Diisi dengan nama instansi penerbit surat izin usaha.
I. Data Peralatan
Diisi dengan jenis, jumlah, kapasitas atau output yang dapat dicapai
pada saat ini, merek dan tipe, tahun pembuatan, kondisi(dalam
persentase), lokasi keberadaan saat ini dan status
kepemilikan/dukungan sewa(dapat diisi sebagaimilik sendiri/sewa
beli/sewa/kontrak atau lainnya yang tidak sedang digunakan dalam
pelaksanaan)dari masing-masing
fasilitas/peralatan/perlengkapansesuai dengan yang diperlukan untuk
pekerjaan utama yang dilelangkan sesuai ketentuan Dokumen
Pengadaan. Pokja apabila diperlukan dapat membuktikan keberadaan
alat dan bukti status kepemilikan harus dapat ditunjukkan pada waktu
Pembuktian Kualifikasi.
M. Modal Kerja
Diisi dengan nomor, tanggal, dan nama bank yang mengeluarkan surat
dukungan keuangan serta nilai dukungan paling kurang 10% (sepuluh
perseratus) dari nilai total HPS.
N. Kemitraan/KSO
Untuk peserta yang berbentuk kemitraan/KSO masing-masing anggota
kemitraan/KSO wajib mengisi formulir isian kualifikasi untuk masing-
masing kualifikasi badan usahanya.
BAB VII
TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI
SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan
1
Disesuaikan dengan nama K/L/D/I
3. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No.
59 Tahun 2010;
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintahyang terakhir diubah dengan Peraturan Presiden No. 04
Tahun 2015 beserta petunjuk teknisnya;
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor ................... Tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi.
(a) telah diadakan proses pemilihan penyedia yang telah sesuai dengan
Dokumen Pemilihan;
(b) PPK telah menunjuk Penyedia menjadi pihak dalam kontrak ini melalui
suatu Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ)untuk
melaksanakan Pekerjaan .............. sebagaimana diterangkan dalam
Syarat-Syarat Umum Kontrak yang merupakan satu kesatuan dalam
Kontrak ini selanjutnya disebut “Pekerjaan Konstruksi”;
(c) Penyedia telah menyatakan kepada PPK, memiliki keahlian profesional,
personil, dan sumber daya teknis, serta telah menyetujui untuk
melaksanakan Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan persyaratan dan
ketentuan dalam Kontrak ini;
(d) PPK dan Penyedia menyatakan memiliki kewenangan untuk
menandatangani Kontrak ini, dan mengikat pihak yang diwakili;
(e) PPK dan Penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan
dengan penandatanganan Kontrak ini masing-masing pihak:
1) telah dan senantiasa diberikan kesempatan untuk didampingi oleh
advokat;
2) menandatangani Kontrak ini setelah meneliti secara patut;
3) telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan Kontrak ini;
4) telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa
dan mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam Kontrak ini beserta
semua fakta dan kondisi yang terkait.
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat untuk
membuat perjanjian pelaksanaan paket pekerjaan ..... [ditulis nama paket
pekerjaan] dengan syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan
makna yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian
ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup utama pekerjaan terdiri atas dari:
1. ................
2. ................
3. Dst.
[ruang lingkup utama pekerjaan diisi dengan output dari pekerjaan tersebut]
Pasal 3
NILAI KONTRAK DAN PEMBAYARAN
(1) Nilai Kontrak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang diperoleh
berdasarkan total harga penawaran terkoreksi sebagaimana tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga adalah sebesar Rp......................
(........ditulis dalam huruf ........rupiah).
(2) Pembayaran untuk kontrak ini dilakukan ke Bank: … rekening nomor:
............. atas nama penyedia : ...............;
[Catatan: untuk kontrak tahun jamak agar dicantumkan rincian pendanaan untuk
masing-masing Tahun Anggarannya]
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satukesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini:
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
d. syarat-syarat khusus Kontrak;
e. syarat-syarat umum Kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.
(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan
jika terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen
dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah
ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki
sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam
Kontrak yang meliputi khususnya:
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk:
1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia;
Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung
sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa
pemeliharaan berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak
tanggal yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan
penyelesaian keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf ......)
hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak,
dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf ......)
hari kalender.
[tanda tangan dan cap (jika salinan asli [tanda tangan dan cap (jika salinan asli
ini untuk Penyedia maka rekatkan ini untuk satuan kerja PPK maka
materai Rp6.000,- )] rekatkan materai Rp6.000,- )]
SURAT PERJANJIAN
Kontrak Harga Satuan
Paket Pekerjaan Konstruksi:
..........................
Nomor: ........................
Maka oleh karena itu, PPK dan Penyedia dengan ini bersepakat untuk
membuat perjanjian pelaksanaan paket pekerjaan ..... [ditulis nama paket
pekerjaan] dengan syarat-syarat atau ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
ISTILAH DAN UNGKAPAN
Peristilahan dan ungkapan dalam Surat Perjanjian ini memiliki arti dan
makna yang sama seperti yang tercantum dalam lampiran Surat Perjanjian
ini;
Pasal 2
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Pasal 4
DOKUMEN KONTRAK
(1) Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang
tidak terpisahkan dari Kontrak ini:
a. adendum Surat Perjanjian[apabila ada];
b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
d. syarat-syarat khusus Kontrak;
e. syarat-syarat umum Kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar; dan
i. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.
(2) Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan
jika terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen
dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah
ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hirarki
sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
Pasal 5
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Hak dan kewajiban timbal-balik PPK dan Penyedia dinyatakan dalam
Kontrak yang meliputi khususnya:
a. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk:
1) mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Penyedia;
2) meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia;
3) memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan
oleh Penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai
ketentuan Kontrak;
4) membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam
Kontrak yang telah ditetapkan kepada Penyedia;
b. Penyediamempunyai hak dan kewajiban untuk:
1) menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
harga yang telah ditentukan dalam Kontrak;
2) meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari
PPK untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan
Kontrak;
3) melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK;
4) melaporkan pelaksanaan penggunaan produksi dalam negeri/TKDN
secara periodik kepada PPK;
5) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
6) melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat
dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan
segala pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan
untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang
dirinci dalam Kontrak;
7) memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk
pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK;
8) menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan
pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Kontrak;
9) mengambil langkah-langkah yang cukup memadai seperti
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
untuk melindungi lingkungan tempat kerja, serta membatasi
perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknya
akibat kegiatan Penyedia.
Pasal 6
MASA KONTRAK
(1) Masa kontrak adalah jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung
sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai dengan masa
pemeliharaan berakhir;
(2) Masa pelaksanaan kontrak ini mulai berlaku efektif terhitung sejak
tanggal yang ditetapkan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dan
penyelesaian keseluruhan pekerjaan selama ......... (.......dalam huruf ......)
hari kalender;
(3) Masa pemeliharaan ditentukan dalam syarat-syarat khusus kontrak,
dihitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan sampai dengan
tanggal penyerahan akhir pekerjaan selama ........ (.......dalam huruf ......)
hari kalender.
[nama lengkap]
[nama lengkap] [jabatan]
[jabatan]
BAB IX
SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK
A. Ketentuan Umum
Penyedia:
Nama: ....................
Alamat: ....................
E-mail: ....................
Faksimili: ....................
- Subpenyedia:
a. sebagian pekerjaan utama disubkontrakkan kepada penyedia jasa
spesialis;
b. penawaran di atas Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar
rupiah) sampai dengan Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar
rupiah) mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada penyedia jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil
serta koperasi kecil; atau
c. penawaran di atas Rp50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah)
mensubkontrakkan sebagian pekerjaan yang bukan pekerjaan utama
kepada penyedia jasa Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi
kecil dan dalam penawarannya sudah menominasikan penyedia jasa
dari lokasi pekerjaan setempat, kecuali tidak tersedia penyedia jasa
yang dimaksud.
- Personil Inti yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab
kerja, minimum kualifikasi, dan jumlah orang bulan]
Jabatan
dalam Pengalaman
Tingkat Profesi/
No pekerjaan Kerja
Pendidikan Keahlian
yang (tahun)
diusulkan
1 2 3 4 5
Perhatian:
Pokja ULP menguraikan spesifikasi teknis dan gambar yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan yang dilelangkan sebagai bagian dari dokumen pengadaan ini.
TA 2018
1
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
2. Uraian Umum
Pekerjaan Meliputi :
Semua item pekerjaan termasuk pekerjaan yang tidak ditentukan dengan jelas dalam
persyaratan teknis dan gambar, tetapi masih dalam lingkup pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Konsultan Lapangan.
a. Lapangan pekerjaan, termasuk segala sesuatu yang berada didalamnya diserahkan
sebagai tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
b. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan dalam
keadaan selesai, mana termasuk pembersihan lokasi pekerjaan.
c. Kontraktor Pelaksana /Pemenang Lelang wajib membuat gambar detail pelaksanaan
(shop drawing) berdasarkan pada dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan
lapangan. Gambar ini sebagai pendukung detail khusus yang belum tercakup lengkap
dalam gambar perencanaan.
d. Semua gambar detail pelaksanaan (shop drawing) sebelum dilaksanakan harus
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pejabat Pembuat Komitmen Dinas
Kebersihan dan Pertamanan dan Konsultan Lapangan.
e. Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang wajib mengajukan contoh semua bahan yang
akan digunakan dan diserahkan kepada Konsultan Lapangan untuk mendapatkan
persetujuan, sebanyak minimal 2 (dua) Produk yang setara dari merk pembuatan,
kecuali telah ditentukan lain oleh Konsultan Lapangan.
Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang
adalah “PEMBANGUNAN DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KOTA
BALIKPAPAN” yang didalamnya meliputi pekerjaan :
1) Pekerjaan Persiapan.
2) Pekerjaan Pelaksanaan.
3) Pekerjaan pengawasan.
4) Pekerjaan Perawatan, selama jangka waktu pemeliharaan. Termasuk
2
pembersihkan umum pada waktu penyerahan pertama, seperti bahan-bahan
bangunan yang tidak terpakai, sampah, kerusakan-kerusakan atau hal-hal yang
merupakan akibat dari pekerjaan Kontraktor Pelaksana/Pemenang Lelang.
5) Pekerjaan lain yang tercantum ataupun yang dimaksudkan dalam gambar-
gambar, Spesifikasi Teknis serta Berita Acara Penjelasan,
f. Pekerjaan yang harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan didalam
Spesifikasi Teknis, Gambar-gambar yang ada, Berita Acara Penjelasan atau petuntuk
Konsultan Lapangan selama pekerjaan berlangsung.
3. Sarana bekerja dan tata cara pelaksanaan.
a. Untuk kelancaran pekerjaan Pihak Kedua harus menyediakan Site Manager yang
dianggap memadai dilapangan sebagai penanggung jawab penuh dengan wewenang
penuh dilapangan.
b. Pihak Kedua harus menyediakan semua peralatan yang nyata-nyata diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan. Direksi berhak meminta Pihak Kedua mengadakan peralatan
pembantu pekerjaan yang dianggap perlu untuk menjamin kecepatan, mutu dan
ketepatan pekerjaan.
c. Semua biaya mobilisasi dan sewa pakai peralatan dianggap telah diperhitungkan Pihak
Kedua.
d. Pihak Kedua wajib meneliti situasi tapak-job site dan hal lain yang dapat
mempengaruhi penawaran. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pihak Kedua
wajib melakukan survey ulang guna mempeoleh akurasi data yang up to date.
e. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dapat diajukan sebagai
alasan untuk mengajukan klaim.
f. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam RKS, gambar rencana, Berita Acara Penjelasan, Berita Acara Rapat
Lapangan, serta petunjuk Konsultan Pengawas.
4. Cara pelaksanaan.
Semua macam pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian dan keterampilan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam rangka kerja dan syarat-syarat (RKS), gambar
bestek, petunjuk-petunjuk pelaksanaan dari Direksi untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu
serta petunjuk dari Ahli/Penagawas Lapangan.
5. Jenis dan mutu bahan.
Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri sesuai dengan
Keputusan Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian dan Menpan nomor :
813/MENPAN/1980,nomor : 64/MENPAN/1980 tanggal 23 Desember 1980.
3
PASAL 2
UKURAN-UKURAN
4
PASAL 3
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN TEKNIS BAHAN
1. Air
a. Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih dan tidak mengandung
minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang
merusak bangunan, memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam
PUBI-1970/NI-3 pasal 10.
b. Khusus untuk campuran adukan beton jumlah air yang digunakan disesuaikan dengan
jenis pekerjaan beton, dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat serta
harus dilakukan dengan tepat.
2. Pasir Urug.
Pasir untuk pengurugan, peninggian, dan lain-lain tujuan, harus bersih dan keras atau
memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PUBI-1970/NI-3 pasir laut
untuk maksud-maksud tersebut tidak dapat digunakan.
3. Pasir Pasang.
a. Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen, harus memenuhi
syarat- syarat pelaksanaan yang ditentukan dalam PBI-1971/ NI-2.
b. Butiran-butiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan jari.
c. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.
d. Butiran butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm persegi.
e. Pasir laut tidak boleh digunakan.
5. Pasir Beton.
a. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organik
lumpur dan sebagainya. Dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
tercantum dalam PBI 1971/NI-3.
b. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%.
5
6. Koral Beton/Split.
a. Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat pelaksanaan PBI-1971.
b. Butiran-butiran split harus dapat melelaui ayakan berlubang persegi 76mm dan
tertinggal diatas ayakan berlubang 20mm.
c. Koral/split hitam mengkilap keabu-abuan.
7. Kayu.
a. Pada umumnya kayu bersifat baik dan sehat dengan ketentuan, bahwa segala akibat
dari kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakaian tidak akan
merusak atau mengurangi nilai konstruksi, memenuhi syarat-syarat pelaksanaan yang
ditentukan dalam PPKKI-1961.
b. Mutu kayu ada 2 (dua) macam yaitu mutu A dan mutu B.
c. Yang dimaksud kayu mutu A adalah memenuhi syarat-syarat pelaksanaan sebagai
berikut:
1) Harus kering udara (kadar lengas 5%).
2) Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih
dari 3,5 cm.
3) Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu yang lebih besar dari 1/10
dari tinggi balok.
4) Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi ¼ tebal kayu, dan retak-retak
menurut lingkaran tidak melebihi 1/5 tebal kayu.
5) Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/10.
d. Yang dimaksud dengan kayu mutu B, kayu yang tidak termasuk dalam mutu A, tetapi
memenuhi syarat-syarat Pelaksanaan sebagai berikut :
1) Kadar lengas kayu 30%.
2) Besar mata kayu tidak melebihi ¼ dari lebar balok dan juga tidak boleh lebih
dari 5 cm.
3) Balok tidak boleh mengandung lubang radial kayu radial kayu yang lebih besar
1/10 dari tinggi balok.
4) Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/3 tebal kayu, dan retak-retak
menurut lingkaran tidak melebihi ¼ tebal kayu.
5) Miring arah serat (tangensial) tidak melebihi 1/7. e. Bahan-bahan kayu yang
berlapis :
a) Teakwood harus berkualitas baik corak maupun serat harus terpilih dan
baik, warnanya merata, yang dihasilkan dari kayu jati terpilih dan baik.
b) Playwood/triplek harus berkualitas baik, corak maupun serat harus terpilih
dan warnanya merata dengan susunan lapisan yang padat.
6
8. Beton Non Struktural.
a. Pekerjaan ini meliputi beton sloof, kolom praktis, beton ring balok untuk pekerjaan
beton bukan struktur, seperti yang ditunjukan dalam gambar.
b. Mutu campuran beton yang dicapai dalam pekerjaan non struktur/struktur
pendukung
c. menggunakan campuran1 Pc ; 2 Psr : 3 Split hingga setara dengan mutu beton K-225
dan harus memenuhi persyaratan dalam PBI-1971.
d. Campuran beton menggunakan perbandingan volume.
e. Untuk mencapai mutu Beton setara K-175 menggunakan campuran 1 pc: 3 psr: 5 split
sampai dengan K-225 untuk pekerjaan ini pada umunya dapat dipakai volome
campuran 1 Pc ; 2 Ps : 3Split.
9. Besi Beton.
a. Besi beton yang digunakan mutu U-24, dan seterusnya sesuai yang ditentukan, yang
penting harus dinyatakan oleh test laboratorium resmi dan sah.
b. Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/lemak, asam, alkali dan bebas dari
dari cacat seperti serpi-serpi. Penampung besi harus bulat serta memenuhi
persyaratan NI-2(PBI-1971).
c. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
1) Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai. Peraturan-peraturan
Beton Bertulang Indonesia 1971. NI-2.
2) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961,NI-5.
3) Peraturan Semen Portland Indonesia Daerah setempat.
4) Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
5) Petunjuk dan peringatan lisan maupun tulisan yang diberikan Konsultan
lapangan.
7
d. Warna
Satu sama lain harus sama, dan apabila dipatahkan warna penampang harus sama
merata kemerah-merahan.
e. Bentuk.
Bidang-bidang harus rata atau rusuk-rusuknya harus siku atau bersudut 90 derajat.
Bidangnya tidak boleh retak-retak.
f. Berat satu sama lain harus sama, yang berarti ukuran, pembakaran dan pengadukan
sama dan sempurna.
g. Suara apabila dipukul oleh benda keras suaranya nyaring.
h. Pasangan batu bata dengan adukan 1 : 3 dilaksanakan pada dinding toilet, kamar
mandi dan dapur.
i. Pemasangan batu bata setiap maksimal 12 m 2 = (3m x 4m) luas bidang harus diberi
kolom praktis.
8
PASAL 4
PEKERJAAN GALIAN TANAH
1. Lingkup pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja dan peralatan sehubungan dengan pekerjaan galian sesuai
dengan gambar dan persyaratan.
9
PASAL 5
PEKERJAAN URUGAN PASIR
1. Lingkup pekerjaan.
Menyediakan tenaga kerja, perlatan dan bahan-bahan sehubungan dengan
pekerjaan urugan pasir sesuai dengan gambar dan persyaratan.
3. Cara pengerjaannya.
a. Urugan pasir harus dikerjakan sebelum pasangan diatasnya dikerjakan.
b. Urugan pasir harus dipadatkan lapis demi lapis sampai mencapai ketebalan sesuai
gambar. Tebal lapis maksimum 10 cm dengan diari secukupnya.
10
PASAL 6
PEKERJAAN PANCANG
11
PASAL 7
PEKERJAAN PASANGAN
1. Umum
Perkerasan jalan beton semen atau perkerasan kaku, terdiri dari plat beton semen,
dengan atau tanpa lapisan pondasi bawah, di atas tanah dasar. Dalam konstruksi
perkerasan kaku, plat beton semen sering juga dianggap sebagai lapis pondasi, kalau di
atasnya masih ada lapisan aspal.
Plat beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan mendistribusikan
beban lalu lintas ke tanah dasar yang melingkupi daerah yang cukup luas. Dengan
demikian, bagian terbesar dari kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton itu
sendiri. Hal ini berbeda dengan perkerasan lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh
dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis permukaan; dimana masing-masing
lapisan memberikan kontribusinya.
Yang sangat menentukan kekuatan struktur perkerasan dalam memikul beban lalu lintas
adalah kekuatan beton itu sendiri. Sedangkan kekuatan dari tanah dasar hanya
berpengaruh kecil terhadap kekuatan daya dukung struktural perkerasan kaku.
Lapis pondasi bawah, jika digunakan di bawah plat beton, dimaksudkan untuk sebagai
lantai kerja, dan untuk drainase dalam menghindari terjadinya "pumping". Pumping
adalah peristiwa keluarnya air disertai butiran-butiran tanah dasar melalui sambungan dan
retakan atau pada bagian pinggir perkerasan, akibat gerakan lendutan atau gerakan
vertikal plat beton karena beban lalu lintas, setelah adanya air bebas yang terakumulasi di
bawah plat beton. Pumping dapat mengakibatkan terjadinya rongga di bawah plat beton
sehingga menyebabkan rusak/retaknya plat beton.
12
Lapis pondasi bawah untuk perkerasan kaku dapat berupa lean concrete (beton kurus),
atau bahan berbutir yang bisa berupa agregat atau lapisan pasir (sand bedding). Lapis
pondasi bawah tidak dimaksudkan untuk ikut menahan beban lalu lintas, tetapi lebih
berfungsi sebagai lantai kerja dan sebagai fasilitas drainase agar air dapat bebas
bergerak di bawah plat beton tanpa mengerosi butir-butir tanah yang membentuk
tanah dasar. Oleh karena itu biasanya lapis pondasi bawah dari bahan berbutir harus
memenuhi persyaratan sebagai filter material.
Persiapan penting yang harus dilakukan sebelum penghamparan plat beton meliputi
berbagai hal seperti membentuk, membuat penyesuaian-penyesuaian seperlunya pada
permukaan tanah dasar atau lapis pondasi bawah, dan bila perlu, menambahkan air
dan memadatkan kembali permukaan disesuaikan dengan alinyemen dan potongan
melintang seperti ditunjukkan dalam Gambar Rencana. Pembentukan permukaan
secara teliti sangat penting bagi pelaksanaan ditinjau dari segi jumlah beton yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Bila digunakan metode dengan acuan tetap (fixed form) dianjurkan agar lapis pondasi
bawah dibuat paling sedikit 30 cm lebih lebar dari pada lebar plat beton yang akan
dicor, pada masing-masing sisi memanjang hamparan, yang akan berguna sebagai
landasan acuan tetap. Bila digunakan metode dengan acuan gelincir (slip form) hal
tersebut tidak diperlukan, karena biasanya alat penghampar sudah dilengkapi
peralatan otomatis untuk mengatur ketinggian penghamparan sesuai dengan yang
direncanakan (string control).
13
dalam lapisan di bawahnya, dan juga untuk mencegah adanya ikatan antara plat beton
dengan lapis pondasi bawah yang akan mengakibatkan terjadinya retak-retak pada
plat beton setelah terjadinya penyusutan pada waktu pengerasan beton.
Membran kedap air tersebut dipasang di atas permukaan lapis pondasi bawah yang
telah siap. Lembar-lembar yang berdampingan dipasang overlap,
dengan lebar tumpang-tindih tidak kurang dari 10 cm pada arah lebar dan 30 cm pada
arah memanjang.
Pemasangan lembar kedap air harus dilakukan secara hati-hati untuk mencegah
sobeknya lembar-lembar tersebut, dan harus dipaku ke permukaan lapis pondasi
bawah agar tidak mudah tergulung akibat tiupan angin.
d. ACUAN
1) Persyaratan
Acuan (bekisting / form) yang digunakan harus cukup kuat untuk menahan beban-
beban selama pelaksanaan. Kekuatan acuan yang terbuat dari baja lurus, harus
diuji, dan harus memenuhi persyaratan bahwa acuan harus tidak melendut lebih
besar dari 6,4 mm (1/4 inch) bila diuji sebagai balok biasa dengan bentang 3 m (10
ft) dan beban yang sama dengan berat mesin penghampar atau peralatan
pelaksanaan lainnya yang mungkin akan bergerak di atasnya.
Tebal baja yang biasanya digunakan adalah 6,4 mm (1/4 inch) dan 8 mm (5/16
inch). Bila acuan harus mendukung alat penghampar beton yang berat,
ketebalannya tidak boleh kurang dari 8 mm (5/16 inch). Dianjurkan agar acuan
mempunyai tinggi yang sama dengan tebal rencana pelat beton dan lebar dasar
acuan sama dengan 0,75 kali tebal pelat beton tapi kurang dari 200 mm (8 inch).
Acuan harus dipasang sedemikian rupa sehingga cukup kokoh, tidak melentur atau
turun akibat tumbukan dan getaran alat penghampar dan alat pemadat. Lebar
flens penguat yang dipasang pada dasar acuan harus menonjol keluar dari acuan
tidak kurang dari 2/3 tinggi acuan.
Dalam pemeriksaan kelurusan dan kerataan acuan variasi kerataan bidang atas
acuan tidak boleh lebih dari 0,32 cm (1/8 inch) untuk setiap 3 m (10 ft) panjang dan
kerataan bidang dalam acuan tidak boleh lebih dari 0,64 cm (1/4 inch) untuk setiap
3 m (10 ft) panjang.
14
dengan jari-jari kecil dianjurkan untuk menggunakan acuan yang dapat
dibengkokkan (flexible form) atau acuan melengkung.
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang relatif kecil, yang bersifat padat karya, maka
acuan dari kayu dapat digunakan, untuk alat perata dapat menggunakan vibrator
perata biasa (besi profil yang dilengkapi mesin penggetar dan ditarik tenaga
manusia). Kayu untuk keperluan ini dibuat dari kayu yang cukup kuat dengan baja
siku dipasang di atasnya, dengan angkur pemegang setiap 0,5 meter.
2) Pemasangan Acuan
Pemasangan acuan baja maupun kayu pada prinsipnya harus mengikuti ketentuan-
ketentuan di bawah ini.
Pondasi acuan harus dipadatkan dan dibentuk sesuai dengan alinyemen dan
ketinggian jalan yang bersangkutan sehingga acuan yang dipasang dapat disangga
secara seragam pada seluruh panjangnya dan terletak pada elevasi yang benar.
Pembuatan galian untuk meletakkan acuan pada ketinggian yang tepat, sebaiknva
dilakukan, dengan cara mengupas / mengeruk. Bekas galian di kiri dan kanan
pondasi acuan, harus diisi dan dipadatkan kembali. Alinyemen acuan baru harus
diperiksa dan bila perlu diperbaiki memanjang penghamparan beton.
Bila terdapat acuan yang rusak atau sesudah perbaikan pondasi yang tidak stabil,
acuan harus disetel kembali. Acuan harus dipasang cukup jauh di depan tempat
penghamparan beton sehingga memungkinkan pemeriksaan dan perbaikan acuan
tanpa mengganggu kelancaran penghamparan beton.
Acuan dipasang pada posisi yang benar, dan tanah dasar atau lapis pondasi bawah
pada kedua sisi luar dan dalam harus dipadatkan dengan baik menggunakan alat
pemadat mesin atau manual. Acuan harus disangga pada tempatnya, paling sedikit
setiap 3 m (10 ft).
3) Pembongkaran Acuan
Acuan harus tetap dipasang selama paling sedikit 8 jam setelah penghamparan
beton.
Setelah acuan dibongkar, permukaan beton yang terbuka harus segera dirawat.
15
4. BAHAN
a. Semen
1) Semen harus merupakan semen portland jenis I, II atau III sesuai dengan AASHTO M
85.
2) Kecuali diperkenankan lain, maka hanya produk dari satu pabrik atau satu jenis
merk semen portland tertentu yang harus digunakan di proyek.
b. Air
Air yang digunakan dalam pencampuran, perawatan atau penggunaan-penggunaan
tertentu lainnya harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merugikan seperti
minyak, garam, asam, alkali, gula atau bahan-bahan organik. Air harus diuji sesuai
dengan dan harus memenuhi persyaratan AASHTO T 26.
Air yang diketahui dapat diminum dapat dipakai dengan tanpa pengujian.
16
2) Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran partikel terbesar tidak
lebih besar dari pada ¾ jarak bersih minimum antara batang tulangan atau antara
batang tersebut dengan acuan atau antara batasan-batasan ruang lainnya dimana
pekerjaan beton harus ditempatkan.
d. Sifat Agregat
a. Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih dan keras yang
diperoleh dari pemecahan batu, atau dengan menyaring dan mencuci (bila perlu)
kerikil dan pasir sungai.
b. Agregat harus bebas dari bahan-bahan organik seperti yang dirinci dalam AASHTO
T21 dan seperti diberikan dalam Tabel 2. bila diambil contoh dan diuji sesuai dengan
ketentuan BS CP 114 dan prosedur AASHTO yang relevan.
c. Agregat yang berupa bahan-bahan yang berukuran sama yang berasal dari berbagai
sumber harus ditimbun dalam timbunan terpisah dan hanya boleh digunakan dalam
struktur yang terpisah.
17
f. Membran Kedap Air
Lapisan bawah yang kedap air harus terdiri dari lembaran plastik yang kedap setebal 125
mikron. Air tidak boleh tergenang di atas membran, dan membran harus kedap air
sepenuhnya waktu beton dicor.
Lapisan bawah yang kedap air tidak boleh digunakan di bawah perkerasan jalan beton
bertulang yang menerus.
g. Tulangan Baja
1) Tulangan baja untuk jalur kendaraan harus berupa anyaman baja atau batang baja
berulir sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar Rencana.
2) Baja tulangan harus merupakan batang baja polos atau berulir grade U24 atau
batang berulir grade U40 sesuai dengan persyaratan Sll 0136-84, kecuali jika
disetujui lain atau diperlihatkan lain dalam Gambar Rencana.
3) Tulangan anyaman kawat baja harus memenuhi persyaratan-persyaratan AASHTO M
55. Tulangan ini harus disediakan dalam bentuk lembaran-lembaran datar dan
merupakan jenis yang disetujui.
4) Batang baja harus memenuhi persyaratan AASHTO M 54. Bagian-bagiannya harus
berukuran dan berjarak antara sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar Rencana.
5) Batang baja untuk Ruji (Dowel) harus berupa batang bulat biasa sesuai dengan
AASHTO M 31. Batang dowel berlapis plastik yang memenuhi AASHTO M 254 dapat
digunakan.
6) Batang pengikat (Tie bar) harus berupa batang baja berulir sesuai dengan AASHTO M
31.
h. Bahan-bahan untuk Sambungan
1) Bahan-bahan pengisi siar muai harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan
AASHTO M 153 atau M 213. Bahan-bahan tersebut harus dilubangi untuk dilalui
dowel-dowel sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar Rencana. Bahan pengisi
untuk setiap sambungan harus disediakan dalam bentuk satu kesatuan utuh untuk
tebal dan lebar penuh yang diperlukan untuk sambungan yang bersangkutan kecuali
jika diijinkan lain. Di mana ujung-ujung yang berbatasan diperkenankan, maka ujung-
ujung tersebut harus diikat satu sama lainnya dan dipertahankan dengan kokoh dan
tepat ditempatnya dengan jepitan kawat (stapling) atau penyambung / pengikat
yang baik lainnya.
2) Bahan penutup sambungan (joint sealant) harus berupa Expandite Plastic, senyawa
gabungan bitumen karet Grade 99 yang dituangkan dalam keadaan panas, atau
bahan serupa yang disetujui. Bahan sambungan harus sebagaimana dianjurkan oleh
pabrik pembuat bahan yang bersangkutan.
18
5. PEMBUATAN BETON
a. Pencampuran dan Penakaran
Perbandingan bahan dan berat penakaran harus menggunakan cara yang ditetapkan
dalam BS CP 114.
Proporsi bahan dan berat penakaran harus sesuai dengan batas-batas yang diberikan
dalam Tabel 3.
b. Campuran Percobaan
Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan-bahan yang
diusulkan dengan membuat dan menguji campuran-campuran percobaan dengan
menggunakan instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan nanti.
Campuran percobaan dapat dianggap dapat diterima asal memenuhi semua
persyaratan sifat campurannyang ditetapkan dalam Butir 7.5.3. di bawah ini.
c. Persyaratan Sifat Campuran
1) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan dan
"slump" yang dibutuhkan seperti yang disyaratkan dalam Tabel 4. bila pengambilan
contoh, perawatan dan pengujian sesuai dengan SNI 03-1974-19 90 (AASHTO T22),
Pd M-16-1996-03 (AASHTO T23), SNI 03-2493-1991 (AASHTO T126), SNI 03-2458-
1991 (AASHTO T141).
2) Kuat tekan karateristik beton harus sesuai dengan persyaratan-persyaratan Tabel
Batasan proporsi takaran campuran Dengan menggunakan cara pengujian "the
third point" kuat lentur karakteristik harus tidak kurang dari 45 kg/cm2
3) Beton tersebut harus merupakan jenis yang memiliki sifat kemudahan pengerjaan
yang sesuai untuk mencapai pemadatan penuh dengan instalasi yang digunakan
dengan tanpa pengaliran yang tak semestinya. Slump optimum sebagaimana
diukur dengan cara pengujian AASHTO T 199 harus tidak kurang dari 20 mm dan
tidak lebih besar dan 60 mm. Slump tersebut harus dipertahankan dalam batas
toleransi ± 20 mm dari slump optimum yang disetujui. Beton yang tidak memenuhi
persyaratan-persyaratan slump tersebut tidak boleh digunakan untuk plat beton
perkerasan.
4) Bilamana pengujian beton berumur 7 hari menghasilkan kuat beton di bawah
kekuatan yang disyaratkan dalam Tabel 4., maka Kontraktor tidak diperkenankan
mengecor beton lebih lanjut sampai penyebab dari hasil yang tidak memenuhi
persyaratan tersebut dapat diketahui dengan pasti dan sampai telah diambil
tindakan-tindakan yang menjamin bahwa produksi beton memenuhi ketentuan
yang disyaratkan. Kuat tekan beton berumur 28 hari yang tidak memenuhi
ketentuan harus diperbaiki sebagaimana disyaratkan. Kekuatan beton dianggap
lebih kecil dari yang disyaratkan bilamana hasil pengujian serangkaian benda uji
19
dari suatu bagian pekerjaan lebih kecil dari kuat tekan karakteristik yang diperoleh
dari rumus.yang diuraikan dalam Butir 7.6.2.c.
Tabel 2. Batasan proporsi takaran campuran
Mutu Ukuran Agregat Rasio Air/Semen Kadar Semen Minimum
Beton MaksimumB(mm) (terhadap berat) (kg/m3 dari campuran)
K500 - 0,375 450
37 0,45 356
K400 25 0,45 370
19 0,45 400
37 0,45 315
K350 25 0,45 335
19 0,45 365
37 0,45 300
K300 25 0,45 320
19 0,45 350
37 0,50 290
K250 25 0,50 310
19 0,50 340
K175 - 0,57 300
K125 - 0,60 250
20
5) Pekerjaan dapat pula dihentikan dan atau memerintahkan Kontraktor mengambil
tindakan perbaikan untuk meningkatkan mutu campuran atas dasar hasil pengujian
kuat tekan beton berumur 3 hari. Dalam keadaan demikian, Kontraktor harus
segera menghentikan pengecoran beton yang dipertanyakan tetapi dapat memilih
menunggu sampai hasil pengujian kuat tekan beton berumur 7 hari diperoleh,
sebelum menerapkan tindakan perbaikan.
6) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat mencakup
pembongkaran dan penggantian seluruh beton tidak boleh berdasarkan pada hasil
pengujian kuat tekan beton berumur 3 hari saja, perlu analisis teknis.
d. Kekuatan beton
Beton harus mempunyai kekuatan lentur karakteristik sebesar 45 kg/cm2 pada umur
28 hari bila diuji sesuai dengan ASSHTO T 97.
Bila pengujian dilakukan pada kubus 15 cm, kekuatan tekan karakteristik harus sebesar
350 kg/cm2 pada umur 28 hari.
Kekuatan beton 7 hari harus sebesar 0,7 x kekuatan lentur karakteristik.
e. Penyesuaian campuran
1) Penyesuaian sifat kelecakan (workability)
Bilamana sulit memperoleh sifat kelecakan beton dengan proporsi yang semula
dirancang, maka Kontraktor akan melakukan perubahan pada berat agregat
sebagaimana diperlukan, asalkan dalam hal apa pun kadar semen yang semula
dirancang tidak berubah, juga rasio air / semen yang telah ditentukan berdasarkan
pengujian kuat tekan yang menghasilkan kuat tekan yang memenuhi, tidak
dinaikkan.
Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara menambah air atau
cara lain tidak diperkenankan. Bahan tambah (aditiv) untuk meningkatkan sifat
kelecakan hanya diijinkan bila secara khusus telah disetujui.
2) Penyesuaian kekuatan
Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan atau disetujui, kadar
semen harus ditingkatkan.
3) Penyesuaian untuk bahan-bahan baru
Perubahan sumber bahan atau karakteristik bahan tidak boleh diiakukan tanpa
mendapat persetujuan terlebih dahulu.
f. Penakaran agregat
1) Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen
kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas
semen yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau pembulatan dari
jumlah zak semen. Agregat harus diukur beratnya secara terpisah. Ukuran setiap
penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.
21
2) Sebelum penakaran, agregat harus dibasahi sampai jenuh dan dipertahankan
dalam kondisi lembab, pada kadar yang mendekati keadaan jenuh-kering
permukaan, dengan menyemprot tumpukan agregat dengan air secara berkala.
Pada saat penakaran, agregat harus telah dibasahi paling sedikit 12 jam
sebelumnya untuk menjamin pengaliran yang memadai dari tumpukan agregat.
g. Pencampuran
1) Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan
ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin campuran yang merata dari
seluruh bahan.
2) Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yang
akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam
setiap penakaran.
3) Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telah
ditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air
ditambahkan.Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke
dalam campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan
sebelum waktu pencampuran berlangsung seperempat bagian. Waktu
pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾m3 atau kurang haruslah 1,5 menit;
untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap
penambahan 0,5 m3.
22
Pengambilan dan pengujian benda uji inti (core) beton.
Pengujian lainnya sebagaimana ditentukan secara khusus.
23
Bila tertera dalam Gambar Rencana dan bila lajur perkerasan yang berdekatan
dilaksanakan terpisah, acuan baja harus digunakan untuk membentuk keyway(takikan)
sepanjang sambungan memanjang.
Tie bar dapat dibengkokkan dengan sudut tegak lurus acuan dari lajur yang dilaksanakan
dan diluruskan kembali sampai posisi tertentu sebelum beton lajur yang berdekatan
dihamparkan atau sebagai pengganti tie bar yang dibengkokkan dapat digunakan 2
batang tie bar yang disambung (two-piece connectors).
Sambungan memanjang acuan (longitudinal form joint) terdiri dari takikan / alur ke
bawah memanjang pada permukaan jalan. Sambungan tersebut harus dibentuk dengan
alat mekanis atau dibuat secara manual dengan ukuran dan garis sesuai Gambar
Rencana sewaktu beton masih mudah dibentuk. Alur ini harus diisi dengan
kepingan (filler) material yang telah tercetak sebelumnya (premolded) atau
dicor (poured) dengan material penutup sesuai yang disyaratkan.
Sambungan Memanjang Tengah (longitudinal centre joint) harus dibuat sedemikian
rupa sehingga ujungnya berhubungan dengan sambungan melintang (transverse
joint), bila ada.
24
Kepingan sisipan ini tidak boleh rusak selama pemasangan atau karena
pekerjaan finishing pada beton. Garis sambungan harus sejajar dengan garis
sumbu (centre line) jalan dan jangan terlalu besar perbedaan kerataannya. Alat
pemasangan mekanis harus menggetarkan beton selama kepingan itu disisipkan
sedemikian rupa agar beton yang terganggu kembali rata sepanjang pinggiran kepingan
tanpa menimbulkan segregasi.
c. Sambungan Ekspansi Melintang (Transverse Expansion Joints)
Filler (bahan pengisi) untuk sambungan ekspansi (expansion joint filler) harus menerus
dari acuan ke acuan, dibentuk sesuai dengan tanah dasar,
dan takikan sepanjang acuan. Filler sambungan pracetak (preform joint filler)harus
disediakan dengan panjang yang sama dengan lebar jalan atau sama dengan lebar satu
lajur. Filler yang rusak atau yang sudah diperbaiki tidak boleh digunakan, kecuali bila
disetujui.
Filler sambungan ini harus ditempatkan pada posisi vertikal. Alat bantu atau pemegang
yang disetujui harus digunakan untuk menjaga agar filler tetap pada garis dan alinyemen
yang semestinya selama penghamparan dan finishing beton. Perubahan posisi akhir
sambungan tidak boleh lebih dari 5 mm pada alinyemen horisontalnya menurut garis
lurus. Bila filler dipasang berupa bagian-bagian, maka di antara unit-unit yang
berdekatan tidak boleh ada celah.
Pada sambungan ekspansi itu tidak boleh ada sumbatan atau gumpalan beton.
d. Sambungan Kontraksi Melintang (Transverse Contraction Joints)
Sambungan ini terdiri dari bidang-bidang yang diperlemah dengan membuat takikan /
alur dengan penggergajian permukaan perkerasan, disamping itu bila tertera pada
Gambar Rencana juga harus mencakup pasangan alat transfer beban(load transfer
assembly).
1) Sambungan Kontraksi Kepingan Melintang (Transverse Strip Contraction Joints)
Sambungan ini harus dibentuk dengan memasang kepingan sebagaimana tertera
pada Gambar Rencana.
2) Takikan / Alur (Formed Grooves)
Takikan ini harus dibuat dengan menekankan alat ke dalam beton yang masih
plastis. Alat tersebut harus tetap di tempat sekurang-kurangnya sampai beton
mencapai pengerasan awal, dan kemudian harus dilepas tanpa merusak beton di
dekatnya, kecuali bila alat itu memang didesain untuk tetap terpasang pada
sambungan.
3) Sambungan Gergajian (Sawn Contraction Joints)
Sambungan ini harus dibuat dengan membuat alur dengan gergaji pada permukaan
perkerasan dengan lebar, kedalaman, jarak dan garis sesuai yang tercantum pada
Gambar Rencana, dengan gergaji beton yang disetujui. Setelah sambungan
25
digergaji, bekas gergajian dan permukaan beton yang berdekatan harus
dibersihkan.
Penggergajian harus dilakukan secepatnya setelah beton cukup keras agar
penggergajian tidak menimbulkan keretakan, dan jangan lebih dari 18 jam setelah
pemadatan akhir beton. Sambungan harus dibuat / dipotong sebelum terjadi
retakan karena susut. Bila perlu, penggergajian dapat dilakukan pada waktu siang
atau malam hari dalam cuaca apa pun. Penggergajian harus ditangguhkan bila di
dekat tempat sambungan ada retakan. Penggergajian harus dihentikan bila retakan
terjadi di depan gergajian. Bila retakan sulit dicegah ketika dimulai penggergajian,
maka pembuatan sambungan kontraksi harus dibuat dengan takikan / alur sebelum
beton mencapai pengeringan tahap awal sebagaimana dijelaskan di atas. Secara
umum, penggergajian harus dilakukan berurutan.
4) Sambungan Kontraksi Acuan Melintang (Tranverse Formed Contraction Joints)
Sambungan ini harus sesuai dengan ketentuan untuk sambungan acuan
longitudinal (longitudinal formed joints).
5) Sambungan Konstruksi Melintang (Transverse Construction Joints)
Sambungan ini harus dibuat bila pengecoran beton berhenti lebih dari 30 menit.
Sambungan konstruksi melintang tidak boleh dibuat pada jarak kurang dari 3 m dari
sambungan ekspansi, sambungan kontraksi, atau bidang yang diperlemah lainnya.
Bila dalam waktu penghentian itu campuran beton tidak cukup untuk membuat
perkerasan sepanjang minimum 3 m, maka kelebihan beton pada sambungan
sebelumnya harus dipotong dan dibuang sesuai instruksi.
e. Sambungan Pelaksanaan (Construction Joint)
Sambungan pelaksanaan dengan lidah-alur biasanya digunakan pada sambungan arah
memanjang (di antara jalur-jalur penghamparan yang terpisah) dapat dibentuk dengan
cara acuan gelincir atau dengan baja cetakan standar.
Apabila digunakan lapis pondasi bawah dengan stabilisasi, maka sambungan lidah alur
dapat ditiadakan.
Pada sambungan pelaksanaan dengan lidah-alur perlu disediakan tempat untuk
pemasang batang pengikat. Apabila diperlukan atau diijinkan maka batang pengikat
dapat menggunakan batang berulir atau batang pengikat jadi. Apabila digunakan batang
pengikat yang dapat dibengkokkan dan diluruskan kembali, maka batang tersebut harus
mengikuti persyaratan ASTM untuk menjamin bahwa tulangan dapat dibengkokkan dan
diluruskan kembali tanpa mengalami kerusakan / pecah.
Dengan demikian, apabila metoda tersebut disyaratkan, maka harus dilakukan langkah-
langkah pencegahan untuk menjamin hasil yang baik. Salah satu cara untuk mencegah
kerusakan batang pengikat akibat pembengkokan dan pelurusan kembali
26
Mesin penghampar acuan gelincir harus dilengkapi dengan peralatan (device)yang cocok
untuk pemasangan batang pengikat atau pengikat jenis lain yang dapat memegang plat-
plat pada lajur berdampingan tetap pada posisinya.
Sambungan pelaksanaan melintang harus dibuat pada akhir pelaksanaan tiap hari atau
pada tempat akhir pekerjaan yang disebabkan oleh adanya gangguan pelaksanaan. Letak
sambungan pelaksanaan melintang harus diusahakan sama dengan letak sambungan
susut.
Keadaan cuaca akan mempengaruhi lamanya batas keterlambatan yang diijinkan dalam
penghentian hamparan. Keterlambatan selama 30 menit dipandang sebagai batas yang
bisa diterima untuk cuaca panas, kering dan berangin, sedangkan keterlambatan sampai
1 jam masih bisa diterima pada cuaca yang tidak membahayakan.
Sambungan pelaksanaan melintang harus dibentuk dengan cara menempatkan sekat
yang mempunyai bentuk dan ukuran yang tepat dan mempunyai lubang untuk
menempatkan jeruji. Arah sambungan pelaksanaan melintang kurang dari 3 m (10 ft)
harus dihindarkan.
Jika adukan beton tidak mencukupi untuk membuat pelat dengan panjang paling sedikit
3 m (10 ft), maka sambungan pelaksanaan harus dibuat pada tempat sambungan
sebelumnya. Jarak sambungan melintang yang berikutnya harus diukur dari sambungan
susut melintang yang terakhir.
f. Sambungan Muai (Expansion Joint)
Sambungan muai harus ditempatkan di antara pertemuan bangunan (misalnya lubang
got / manhole, bak penampung) dengan plat perkerasan beton. Kecuali apabila tidak
disebut lain dalam Gambar Rencana, maka sambungan harus terbuat dari jenis
sambungan jadi dengan ketebalan tidak kurang dari 0,6 cm.
Jika tidak ditentukan lain, maka untuk sambungan muai melintang harus dibuat tegak
lurus sumbu perkerasan dan harus dibuat selebar perkerasan.
g. Sambungan Susut (Contraction Joint)
Sambungan susut dengan takikan palsu atau penampang diperlemah, harus dibuat
secara hati-hati untuk menjamin agar dalamnya celah sambungan cukup untuk
mencegah terjadinya retak yang tidak terkendali. Disarankan dalamnya celah pemisah
minimum adalah sebesar ¼ tebal pelat. Dalam segala hal penutupan celah harus
diselesaikan sebelum lalu-lintas diijinkan lewat, termasuk lalu-lintas selama
pelaksanaan.
Apabila diperlukan penyalur beban untuk melayani lalu-lintas dengan volume yang tinggi
dan beban yang berat, harus digunakan ruji (dowel).
Bila pada perkerasan untuk lalu-lintas dapat digunakan lapis pondasi mutu tinggi,
misalnya campuran semen atau aspal, maka sambungan tanpa ruji pun bisa melayani
27
lalu-lintas secara memuaskan. Namun demikian secara umum, sambungan jenis ini,
tetap dianjurkan menggunakan penyalur beban.
Penempatan ruji secara tepat harus dijamin, agar ruji dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Sistem pemberian tanda secara tepat dapat diterapkan untuk menjamin agar
penggergajian atau pembuatan takikan tepat berada di tengah ruji. Takikan tidak boleh
kurang dari ¼ tebal plat.
h. Sistem Penyalur Beban
1) Ruji (Dowel)
Batang ruji harus ditempatkan di tengah tebal pelat. Posisi ruji pada arah horizontal dan
vertikal harus dijamin sejajar sumbu jalan dengan menggunakan perlengkapan atau
dengan cara penempatan dengan mesin yang telah teruji. Kepadatan beton yang baik di
sekeliling ruji sangat dituntut agar supaya ruji bisa berfungsi secara sempurna.
2) Pelapis Ruji
Bagian batang ruji yang bisa bergerak bebas, harus dilapisi dengan bahan pencegah
karat (korosi).
Sesudah bahan pencegah korosi kering, maka bagian ini harus dilapisi dengan lapisan
tipis pelumas (dengan cara penyapuan) segera sebelum ruji dipasang.
Ujung batang ruji yang dapat bergerak bebas harus dilengkapi dengan topi / penutup
ruji (pada expansion joint).
Pelapis ruji dari jenis plastik yang telah teruji atau pralon yang tertutup dapat digunakan
sebagai pengganti pelumas, atau penggunaan jenis pelapis lainnya yang dimaksudkan
untuk mencegah lekatan dengan beton dan atau karat, dapat juga digunakan.
28
diperlukan atau diijinkan untuk dipasang tegak lurus sumbu jalan, memerlukan
pendetailan dan pemasangan yang sangat teliti guna menjamin pergerakan bebas. Ruji
dipegang kuat pada posisi yang ditetapkan.
Pada tikungan yang diperlebar, sambungan memanjang pada sumbu jalan harus
sedemikian rupa sehingga penempatan sedapat mungkin mempunyai jarak yang sama
dari tepi-tepi pelat.
Sambungan harus dipasang pada garis dan elevasi yang diperlukan dan harus dipegang
kuat pada posisinya dengan menggunakan patok-patok dengan peralatan atau dengan
metode lainnya. Ruji harus dipasang sedemikian rupa sehingga berat beton selama
pengecoran tidak akan mengganggu kedudukannya. Apabila sambungan dibuat secara
bagian demi bagian maka sambungan tersebut harus merupakan kesatuan.
Batang ruji harus diperiksa posisinya, segera setelah perlengkapan pemasangan
sambungan dipasang pada tanah dasar atau lapis pondasi bawah dan sistem sambungan
harus diperiksa untuk mengetahui apakah sudah terpegang kuat dan tidak ada
perubahan posisi.
Setiap sistem sambungan yang tidak terpegang kuat, harus diperbaiki. Kawat atau
batang baja yang digunakan untuk mengikat perlengkapan pada waktu pengangkutan
dan diperkirakan dapat menghambat penyusutan awal beton, harus disingkirkan
sebelum beton dihampar.
b. Penutup Sambungan (Joint Sealing)
Celah sambungan harus ditutup dengan bahan penutup yang disyaratkan, segera
setelah perawatan selesai sebelum lalu-lintas diijinkan melewati perkerasan termasuk
kendaraan Kontraktor.
Bahan penutup harus dipasang dalam celah sambungan sesuai detail yang ditunjukkan
pada Gambar Rencana. Pemasangan harus dilakukan sedemikian sehingga bahan
penutup tidak melimpah atau mencuat diatas permukaan pelat. Setiap kelebihan bahan
penutup pada permukaan plat harus segera disingkirkan dari permukaan pelat dan
dibersihkan.
Celah sambungan harus dibersihkan dari bahan-bahan asing sebelum bahan penutup
dipasang. Semua bidang dalam celah sambungan harus bersih dari bahan-bahan lepas
dan bila digunakan bahan penutup yang dituang panas, permukaan harus kering.
Bahan penutup sambungan yang dibuang tidak boleh dituangkan pada suhu yang dapat
menimbulkan ketidaksempurnaan pemasangan. Petunjuk dari pabrik pembuat bahan
penutup harus diperhatikan.
Jika digunakan penutup sambungan siap pakai, seperti neoprene (penutup jadi yang
ditekan), maka bahan penutup harus dapat menyesuaikan lebarnya dengan lebar celah
sambungan yang diperkirakan akan terjadi. Peralatan pemasangan harus menjamin
29
bahwa bahan penutup tidak akan mulur lebih dari 5 % karena pemuluran yang lebih
besar akan memperpendek umur bahan tersebut.
c. Tulangan
Apabila pada perkerasan bersambungan digunakan tulangan, maka tulangan tersebut
harus terdiri dari anyaman kawat dilas (welded wire fabric) atau anyaman batang
baja (bar mats) sesuai dengan yang diuraikan pada Butir 7.4.7.
Lebar dan panjang anyaman baja harus sedemikian rupa, sehingga pada waktu anyaman
tersebut dipasang. kawat / baja yang paling pinggir terletak tidak kurang dari 5 cm (2
inch) atau tidak lebih dari 10 cm (4 inch) dari tepi / sambungan pelat.
d. Penggergajian (Saw Cutting)
Penggergajian harus dilakukan sedemikian sehingga tidak terjadi penggumpalan pada
beton muda dan harus dilakukan pada saat belum terjadinya retak-retak susut, waktu
penggergajian terbaik yaitu antara 4 - 20 jam setelah pengecoran.
Cara penggergajian dengan menggunakan mata gergaji intan (diamond blades.,Bila
pengikis basah (wet abrasive blades) maupun bila pengikis kering (dry abrasive
blades), harus dilakukan secara perlahan-lahan untuk mencegah terjadinya sambungan
yang kasar.
Kecenderungan retak susut akibat keterlambatan penggergajian pada sambungan
memanjang lebih kecil dibanding pada sambungan melintang.
30
demikian, perlu diperhatikan agar untuk mencapai kedudukan akhir, campuran beton
jangan dituang secara sembarangan dengan didorong atau digetarkan. Pengecoran
secara manual mungkin perlu dilakukan, untuk menghindarkan pemisahan butir.
b. Penghamparan
1) Peralatan
Pada pekerjan besar, biasanya harus disediakan baik penghampar jenis
dayung(paddle) atau ulir (auger), atau ban berjalan, maupun jenis wadah (hopper) dan
ulir(auger), kecuali apabila digunakan penghampar acuan gelincir. Pada mesin
penghampar acuan gelincir, peralatan penghampar (spreader) merupakan bagian yang
sudah melekat (built-in). Untuk mengurangi pemisahan butir, semua peralatan harus
dioperasikan secara seksama.
Pada pekerjaan yang lebih kecil, penghamparan dapat dilakukan dengan beberapa cara,
antara lain dengan peralatan manual.
Dalam hal apa pun, beton harus dihampar dengan ketebalan yang cukup untuk
pemadatan dan penyelesaian akhir.
c. Pemadatan
Pemadatan pada sambungan dan tepi-tepi, penekanan, pemadatan secara tumbuk, dan
pemadatan secara getar, sampai tingkat tertentu cukup efektif, tapi tidak secara
otomatis menjamin kepadatan beton. Mesin getar (vibrator), baik jenis internal maupun
jenis permukaan dapat memberikan hasil yang baik.
Seluruh perkerasan harus dipadatkan seefektif mungkin. Perhatian khusus harus
diberikan terhadap tepi-tepi sepanjang sumbu, dan pada sambungan-sambungan.
Sekitar ruji dan kedudukan, pada tepi-tepi dan sudut-sudut atau sekitar pembuangan
air (drains), dan pada pelat-pelat tidak beraturan pada jalan masuk / ramps dan
persimpangan, diperlukan ketelitian khusus untuk menjamin kepadatan yang baik.
Penggetar internal dioperasikan di dalam beton untuk mengeluarkan udara sewaktu
mesin penghampar bergerak. Mesin penggetar yang dioperasikan secara manual tidak
boleh berada di satu titik yang digetarkan lebih dari 5 detik, dengan jarak titik satu
dengan titik lainnya antara 25 – 30 cm.
d. 0.Penyelesaian Akhir
1) Mesin Penghampar Acuan Gelincir (Slip Form)
Mesin penghampar acuan gelincir dirancang untuk sekali lintasan dapat menghampar,
memadatkan, membentuk permukaan dan meratakan beton yang masih plastis,
sehingga dapat memberikan beton yang padat, seragam; dan untuk mendapatkan
permukaan yang disyaratkan hanya memerlukan penyelesaian akhir (dengan tangan)
yang minimal.
31
Mesin penghampar harus menggetarkan beton pada seluruh lebar dan ketebalan.
Penggetaran biasanya dilakukan dengan jenis penggetar internal yang sudah ada pada
mesin tersebut (built-in).
Mesin penghampar acuan gelincir sedapat mungkin harus dioperasikan dengan gerakan
yang menerus, dan seluruh operasi pengadukan, pengangkutan dan penghamparan
harus terkoordinasi agar supaya dapat dicapai kecepatan yang seragam dan
penghentian mesin penghampar yang minimum. Apabila mesin penghampar perlu
dihentikan, maka alat penggetarnya harus dihentikan.
Mesin penghampar acuan gelincir mampu mengatasi kesalahan bentuk permukaan lapis
pondasi bawah atau dasar secara teliti, dengan menggunakan peralatan otomatis.
2) Mesin Penghampar Acuan Tetap (Fixed Form)
Mesin pencetak perkerasan jalan beton dengan sebilah pisau perata, kayuh berputar
atau perlengkapan berputar, harus mencetak beton yang bersangkutan sehingga
memiliki elevasi, dimensi, kerataan dan kehalusan yang disyaratkan; dan kemudian
harus memadatkan beton tersebut dengan vibrasi atau dengan suatu kombinasi vibrasi
dan penumbukan mekanis.
Peralatan tersebut kemudian harus menyelesaikan permukaan beton tersebut dengan
menggunakan suatu batang perata yang bergoyang (oscilated) melintang atau miring.
Suatu batang perata lain untuk pekerjaan penyelesaian yang bergoyang secara
melintang atau miring harus disediakan setelah setiap mesin pembentuk sambungan
melintang dalam keadaan basah.
Batang perata bergoyang tersebut harus berpenampang melintang persegi dan harus
membentangi seluruh lebar pelat yang bersangkutan dan berbobot tidak kurang dari
170 kg/m. Batang ini harus ditunjang pada suatu kereta, yang ketinggiannya harus
dikontrol berdasarkan tinggi rata-rata dari sekurang-kurangnya 4 titik yang ditempatkan
secara merata dengan jarak antara sekurang-kurangnya 3,5 meter dari rel penunjang,
balok, atau pelat, pada setiap sisi dari pelat beton yang sedang diperkeras.
Bilamana perkerasan jalan beton dibangun dengan lebih dari satu lintasan menggunakan
mesin dengan roda-roda ber-flens, maka pelat-pelat yang berdampingan berikutnya
harus dibangun dengan menyangga mesin tersebut pada rel-rel yang beralas rata yang
berbobot tidak kurang dari 15 kg/m, diletakkan di atas beton yang telah diselesaikan
untuk menunjang roda-roda ber-flens, atau menggantikan roda-roda ber-flens tersebut
pada satu sisi mesin dengan roda-roda tanpa flens bertapal karet. Rel (track) bertapal
karet, yang dapat berjalan di atas permukaan beton yang telah diselesaikan juga dapat
diterima.
Bilamana digunakan roda-roda tanpa flens atau rel bertapal karet, maka permukaan
pelat beton yang dilewati harus segera dibersihkan dan disikat secara seksama di depan
mesin untuk membersihkan semua lumpur dan serpihan pasir / kerikil. Roda-roda tanpa
32
flens harus berjalan cukup jauh dari tepi pelat untuk menghindari kerusakan pada
pinggiran pelat yang bersangkutan.
3) Pembentukan Tekstur Permukaan
Permukaan perkerasan harus mencakup tektur dan harus kasar. Tekstur harus diperoleh
dari pasir dalam mortar semen. Tekstur kasar dibentuk dengan cara sebagaimana yang
diuraikan di bawah ini.
Berbagai jenis pola tekstur kasar dapat diterapkan pada permukaan beton. Pada suatu
pekerjaan, mungkin diperlukan tekstur yang berbeda.
Metode pembentukan tekstur harus dipertimbangkan terhadap lingkungan, kecepatan
dan kepadatan lalu-lintas, topografi serta geometrik perkerasan.
Tekstur yang kasar dapat diciptakan pada perkerasan beton dengan menerapkan satu
atau lebih metode sebagai berikut: menarik lembar goni atau kain burlap(micro
texturing), menyikat permukaan, menggores dengan sisir kawat (macro texturing), atau
metode lainnya.
Kekesatan yang sangat tinggi mungkin diperlukan untuk mendapatkan keamanan
tambahan pada daerah-daerah kritis, misal sekitar gerbang tol, persimpangan padat,
atau lokasi lain dimana frekuensi pengereman, percepatan, atau pembelokan sering
terjadi. Hal ini dapat diatasi dengan pembentukan tekstur yang lebih dalam dari pada
yang biasanya, pembuatan alur (grooving), atau jika diperlukan dengan memberikan
alumunium oxida, silicon carbide, atau partikel-partikel lain yang tahan aus ke
permukaan beton. Pembuatan alur harus dilakukan 1 - 3 jam sesudah pengecoran.
33
penyimpangan dari penampang melintang yang sebenarnya lebih dari 12,5 mm,
lapisan jalan harus dibongkar dan diganti.
Bagian yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3 m ataupun kurang dari lebar lajur
yang kena bongkaran. Bagian yang tersisa dari pembongkaran pada perkerasan beton
dekat sambungan yang panjangnya kurang dari 3 m, harus ikut dibongkar dan diganti.
b. Perlindungan Perkerasan Yang Sudah Selesai
Perkerasan yang sudah selesai dan perlengkapannya harus dilindungi dari lalu-lintas
umum dan lalu-lintas pelaksanaan. Perlindungan ini termasuk penyediaan petugas
untuk mengatur lalu-lintas, memasang dan memelihara rambu peringatan, lampu-
lampu, rintangan, dan jembatan penyeberangan.
Setiap kerusakan yang terjadi pada perkerasan sebelum dibuka untuk lalu-lintas umum
harus diperbaiki atau diganti.
Perlindungan terhadap hujan
Untuk melindungi beton yang belum cukup keras terhadap pengaruh hujan, maka
setiap saat harus tersedia bahan untuk melindungi beton tersebut, seperti lembar
goni, terpal, kertas perawat atau lembar plastik.
Disamping itu apabila digunakan metoda acuan gelincir maka harus direncanakan
penanggulangan darurat untuk melindungi permukaan dan tepi. Apabila diperkirakan
akan segera turun hujan maka semua petugas harus mengambil tindakan yang perlu
guna memberikan perlindungan menyeluruh kepada beton yang belum keras.
c. Pembukaan Dan Pembatasan Lalu-Lintas
Perkerasan yang sudah jadi harus dilindungi terhadap kerusakan akibat operasi dan
lalu-lintas pelaksanaan sampai saat penyerahan hasil pekerjaan.
Dalam hal apa pun, peralatan pengangkut adukan atau mesin pengaduk di lapangan,
truk pengangkut adukan hanya diijinkan lewat di atas jalur yang baru selesai, setelah
perkerasan dirawat paling sedikit 4 hari dan beton telah mencapai kekuatan (flexural
strength) umur minimum 40 kg/cm2.
Sambungan melintang dan memanjang harus ditutup atau dilindungi dengan cara lain
sebelum lalu-lintas pelaksanaan diijinkan lewat. Semua tepi pelat harus dilindungi dari
kerusakan.
Perkerasan yang dilewati peralatan pelaksanaan harus tetap bersih, dan ceceran beton
atau bahan lainnya harus segera disingkirkan. Lalu-lintas umum harus dicegah masuk
dengan memasang rintangan dan rambu-rambu sampai beton berumur paling sedikit
14 hari atau lebih lama bila diperlukan untuk memperoleh kekuatan cukup. Lalu-lintas
tidak diijinkan masuk selama sambungan belum ditutup. Setiap perkerasan yang rusak
akibat lalu-lintas / peralatan pelaksanaan atau kareha hal lainnya sebelum penerimaan
hasil pekerjaan, harus diperbaiki atau diganti dengan metoda yang telah teruji.
34
PASAL 8
PEKERJAAN BETON
1. Lingkup pekerjaan.
a. Meliputi pengadaan dan pengerjaan semua tenaga kerja, peralatan dan bahan
untuk semua pekerjaan beton biasa dan beton bertulang, berikut pembuatan dan
pemasangan cetakan / begesting / mould penyelesaian dan lain-lain pekerjaan
pembesian sesuai dengan gambar-gambar rencana dan persyaratannya.
b. Mengadakan koordinasi sebaik - baiknya dengan disiplin lain yang menyangkut
pekerjaan pembetonan.
2. Persyaratan
Semua ketentuan baik mengenai material maupun metode pemasangan dan juga
pelaksanaan pekerjaan beton harus mengikuti semua ketentuan dalam Sk-SNI T-15-
1991-03, terkecuali bila dinyatakan atau diinstruksikan lain oleh Pengawas. Bila terdapat
hal-hal yang tidak tercakup dalam peraturan tadi, maka ketentuan-ketentuanberikut ini
dapat dipakai dengan terlebih dahulu memberitahukan dan meminta ijin dari
Pengawas. Adapun ketentuan-ketentuan tadi adalah sebagai berikut :
- ASTM C 150 Portland Cement.
- ASTM C 33 Concrete Agregats.
- ASTM C 494 Chemical Adsministrasi for Concrete.
- ASTM A 615 Deformed and Palin Reinforcing Bars for Concrete Reinforcement.
- ASTM A 185 Welded Steel Wire Fabric Concrete Reinforcement.
- NI 3/1970 dan NI 8/1964 PUBB.
Persyaratan diatas adalah standart minimum dan harus disesuaikan dengan gambar-
gambar dan persyaratannya. Dan semua pekerjaan beton akan ditolak, kecuali bila
dilaksanakan dengan standart yang lebih tinggi mengenai kekuatan dan mutu bahan,
cara pengerjaan cetakan, cara pengecoran, kepadatan, texture finishing dan kualitas
secara keseluruhan.
3. Bahan-bahan.
a. Semen.
- Kecuali ditentukan oleh Pengawas semen yang digunakan semen type I sesuai ASTM C
150, dan segala sesuatu harus mengikuti ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03. Semen
yang digunakan harus merupakan produk dari suatu pabrik yang telah mendapat
persetujuan Pengawas terlebih dahulu.
- Kontraktor harus menunjukkan sertifikat dari produsen dari setiap pengiriman
semen, yang menunjukkan produk tadi tekah memenuhi suatu test standart yang
35
lazim digunakan untuk material.
- Pengawas berhak untuk memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada
setiap waktu sebelum dipergunakan dan dapat menyatakan untuk menerima atau
tidak semen-semen tersebut.
- Kontraktor harus menyediakan tempat / gudang penyimpanan semen pada tempat-
tempat yang baik sehingga tersebut senantiasa terlindung dari kelembaban atau
keadaan cuaca lain yang merusak, terutama sekali tempat lanati penyimpanan tadi
harus kuat dan berjarak minimal 30 cm fari permukaan tanah.
- Semen dalam kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari dua
meter. Tiap-tiap menerima semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga dapat
dibedakan dengan penerimaan-penerimaan sebelumnya. Pengeluaran semen harus
diatur secara kronologis sesuai dengan penerimaan. Kantong-kantong semen yang
kosong harus segera dikeluarkan seluruhnya.
- Kontraktor harus mengambil pengelola yang cakap, yang mengawasi gudang-gudang
semen dan mengadakan catatan-catatan yang cocok dari penerimaan dan
pemakaian semen seluruhnya. Tindasan dari catatan-catatan harus disediakan
untuk Pengawas bila dikehendaki, yaitu jumlah semen yang digunakan selama hari itu
ditiap bagian kerja.
b. Air untuk adukan.
- Air yang digunakan untuk bahan beton, adukan pemasangan dan grouting, bahan
pencuci agregat dan untuk curing beton, harus air tawar yang bersih dari bahan-
bahan yang berbahaya bagi penggunaannya seperi minyak, alkali, sulfat, bahan
organis, garam, silt (lanau), kadar silt (lanau) yang terkandung dalam air tidak boleh
lebih dari 2% dalam perbandingan beratnya. Kadar sulfat maksimum yang
diperkenankan adalah 0,5% atau 5 gram / liter, sedangkan kadar chloor maksimum
1,5% atau 15 gram / liter.
- Kontraktor tidak diperkenankan menggunakan air dari rawa, sumber air yang
berlumpur. Tempat pengambilan harus dapat menjaga kemungkinan terbawanya
material-material yang tidak diinginkan tadi. Sedikitnya harus ada jarak vertikal 0,5
meter dari permukaan atas air kesisi tempat pengambilan tadi.
- Apabila diadakan perbandingan test beton antara beton yang diaduk dengan
aquadest dibandingkan dengan beton yang diaduk menggunakan air dari satu
sumber dan hasilnya menunjukkan indikasi ketidak pastian dalm mutu beton
walaupun telah digunakan semen yang sama telah disetujui, maka air dari sumber tadi
tidak dapat dipakai bila hasil perbandingan test tadi menunjukkan harga-harga yang
berbeda lebih kecil dari 10 persen. Test tadi dapat dibandingkan dari mutu kekuatan,
dan juga dari waktu pengerasannya. Dalam keadaan ditolak ini, pemborong
diwajibkan mencari sumber lain yang lebih baik dan dapat diterima dan disetujui
36
Pengawas.
c. Agregat halus.
- Didalam spesifikasi ini dipakai bermacam-macam jenis untuk pekerjaan bangunan yang
ditetapkan sebagai berikut :
1) Pasir buatan : Pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu.
2) Pasir alam : Pasir yang disediakan oleh kontraktor dari sungai atau pasir alam
yang didapat dari persetujuan Engineer
3) Pasir paduan : Paduan dari pasir buatan dan pasir alam dengan perbandingan
campuran sehingga mencapai gradasi (susunan butiran) yang dikehendaki
- Semua pasir alam yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembangunan harus disediakan
oleh kontraktor dan dapat diperoleh dari sungai atau tempat lain sumber alam yang
disetujui. Jika pasir alam didapat dari sumber-sumber yang tidak dimiliki atau tidak
dikuasai kontraktor, kontraktor harus mengadakan persetujuan yang perlu dengan
pemiliknya dan harus membayar semua sewa atau biaya lain yang bersangkutan
dengan hal tersebut.
- Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksud sebagai persetujuan
keseluruhan untuk semua bahan yang diambil dari alam tersebut, dan kontraktor
harus bertanggung jawab untuk kualitas satu demi satu dari bahan sejenis yang
dipakai dalam pekerjaan.
- Pasir untuk beton, adukan dan grouting harus meruapakan pasir alam, pasir hasil
pemecahan batu dapat digunakan untuk mencampur agar didapat gradasi pasir
yang baik. Pasir yang di pakai harus mempunyai kadar air yang merata dan stabil, dan
harus terdiri dari butiran yang keras, padat, tidak terselaput oleh material lain.
- Pasir yang ditolak oleh Pengawas, harus segera disingkirkan dari lapangan kerja.
Dalam melaksanakan adukan baik untuk adukan beton, plesteran ataupun grouting,
pasir tidak dapat digunakan sebelum mendapat persetujuan Pengawas mengenai
mutu dan jumlahnya.
- Pasir harus bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan tanah liat, alkali, bahan-
bahan organik dan kotoran-kotoran lainnya yang merusak. Berat substansi yang
merusak tidak boleh lebih dari 5%.
- Pasir beton harus mempunyai modulus kehalusan butir sesuai dengan persyaratan pada
SK-SNI T-15-1991-03.
37
agar dapat gradasi sesuai dengan yang dikehendaki, mempunyai modulus kehalusan
butir antara 6 sampai 7,5 atau bila diselidiki dengan saringan standart harus sesuai
dengan SK-SNI T-15-1991-03 dan material yang halus yaitu yang lebih kecil dari 5
mm harus disingkirkan.
- Koral yang sudah tersedia tidak dapat langsung digunakan sebelum mendapat
persetujuan dari Pengawas baik mengenai mutu ataupun jumlahnya.
- Batu untuk pasangan batu kosong ( pitching ) harus mempunyai berat 10 kg sampai 25
kg sebuah, dan dibelah paling tidak ada satu sisi serta dibuat menurut ukuran dan
bentuk sebagaimana dikehendaki Pengawas.
- Kontraktor diwajibkan memperhatikan pengaturan komposisi material untuk adukan,
baik dengan menimbang ataupun volume, agar dapat dicapai mutu beton yang
direncanakan, memberikan kepadatan maksimum, baik workebilitynya, dan
memberikan kondisi watercement ratio yang maksimum.
e. Baja tulangan.
- Baja tulangan harus memenuhi standart ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03 dengan
mutu U-39 (tegangan leleh karakteristik = 3900 kg / cm2‚ untuk diameter lebih besar
dari 12 mm. Sedangkan untuk diameter yang lebih kecil digunakan U-24 (tegangan
leleh karakteristik = 2400 kg /cm).
- Semua baja tulangan yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
• Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak / minyak, karat dan tidak bercacat
seperti retak dll.
• Untuk mutu U-39 harus digunakan profil baja tulangan deformed ( deformed
- bar ).
- Kontraktor harus mengadakan pengujian mutu beton baja yang akan dipakai sesuai
dengan petunjuk dari Pengawas atau dengan mengajukan contoh besi beserta
sertificate dari pabrik yang memproduksinya, sebelum material tersebut didatangkan
ke proyek.
f. Bekisting (acuan)
- Kontraktor harus menyerahkan kepada Pengawas semua perhitungan dan gambar
rencana bekistingnya untuk mendapat persetujuan bilamana diminta pengawas,
sebelum pekerjaan dilapangan dimulai. Dalam hal bekisting ini, walaupun Pengawas
telah menyetujui untuk digunakannya suatu rencana bekisting dari kontraktor, segala
sesuatunya yang diakibatkan oleh bekisting tadi tetap sepenuhnya menjadi tanggung
jawab kontraktor.
- Material untuk bekisting dapat dibuat dari kayu, besi atau mateial lain yang disetujui
38
oleh Pengawas. Kesatu type material tadi bila digunakan tetap harus memenuhi
kebutuhan untuk bentuk, ukuran, kualitas dan kekuatan sehingga didapat hasil
beton yang halus, rata dan sesuai dimensi yang direncanakan.
- Bekisting yang digunakan untuk beton exposed apabila ada, harus benar-benar
mempunyai permukaan yang halus. Dalam hal digunakan bekisting multipleks,
sambungan antara tepi-tepi bekisting harus dibuat dengan diprofil hingga didapat
permukaan dalam bekisting yang benar-benar rata sesuai yang direncanakan.
39
iii.Untuk beton non struktural menggunakan beton K-125 (1:3:5)
Beton yang paat, kedap air, dan tahan terhadap pengaruh cuaca dan lingkungan.
Pengeruh kembang susut yang kecil.
5. Syarat-syarat pelaksanaan.
a. Pengadukan.
- Kontraktor harus menyediakan, memelihara dan menggunakan alat pengaduk
mekanisme ( beton molen ) yang harus selalu berada dalam kondisi baik, sehingga
dapat dihasilkan mutu adukan yang homogen. Jumlah tiap bagian dari komposisi
adukan beton harus diukur dengan teliti sebelum dimasukkan ke dalam alat
pengaduk, dan diukur dengan berdasarkan berat dan volume.
- Pengadukan harus dilakukan dengan alat pengaduk yang mempunyai kapasitas
minimum 0,2 M3 dengan waktu tidak kurang dari 1,5 menit setelah semua bahan
adukan beton dimasukkan dengan segera, kecuali air yang dapat dimasukkan
sebagian lebih dahulu. Pengawas berhak untuk memerintahkan memperpanjang
proses pengadukan bila ternyata hasil adukan yang ada gagal menunjukkan beton yang
homogen seluruhnya dan kekentalan yang tidak merata. Adukan beton yang dihasilkan
dari proses pengadukan tadi harus mempunyai komposisi dan kekentalan yang merata
untuk keseluruhannya.
- Air untuk pencampur adukan beton dapat dibeikan sebelum dan sewaktu pengadukan
dengan kemungkinan penambahan sedikit air pada waktu proses pengeluaran dari
adukan yang dapat dilakukan berangsur-angsur. Penambahan air yang berlelbihan
yang dimaksud untuk menjaga kekentalan yang diisyaratkan, tidak dapat dibenarkan.
Mesin pengaduk yang menunjukan hasil yang tidak memuaskan, harus segera
diperbaiki atau diganti dengan yang baik lainnya. Pada alat pengaduk yang
ditempatkan secara sentral, atau pada mixing plants, kontraktor harus menyediakan
sarana agar proses pengadukan dapat diawasi dengan baik dari tempat yang
tidak menunggu pelaksanaan pekerjaan pengadukan. Alat pengaduk tidak boleh
digunakan untuk mengaduk adukan dengan volume yang melebihi kapasitasnya kecuali
diinstruksikan Pengawas.
- Alat pengaduk ( beton molen ) harus benar-benar kosong dan bersih sebelum diisi
bahan-bahan untuk mengaduk beton, dan harus dicuci bersih setelah selesai
mengaduk pada suatu pengecoran. Pada saat memulai adukan yang pertama pada
suatu pengecoran dengan beton molen yang sudah bersih, pengadukan yang
pertama harus mengandung koral dengan jumlah perbandingan separuh dari jumlah
perbandingan normalnya untuk menjaga adanya meterial halus dan semen yang
tertinggal melekat pada bagian dalam beton molen. Juga lama pengadukan dengan
kondisi pertama ini harus dilakukan dengan sedikitnya satu menit lebih lama dari
40
waktu pengadukan normal.
- Pengadukan adukan dengan cara manual tidak diperkenankan, terkecuali untuk
suatu jumlah yang kecil sekali dalam hal inipun diperkenankan setelah mendapat
persetujuan Pengawas. Pengadukan dengan manual ( hand mixing) ini harus
dilakukan pada suatu plat form yang mempunyai tepi-tepi penghalang. Pada proses
pengadukan ini, bahan-bahan yang akan diaduk harus diaduk dulu secara kering
dengan sedikitnya 3 ( tiga ) kali pengadukan, untuk kemudian air pencampurnya
disemprotkan dengan selang air, dan setelah itu diadakan pengadukan kembali
dengan sedikitnya 3 ( tiga ) kali pengadukan sampai didapat suatu adukan yang
benar-benar merata. Dalam pengadukan ini kekentalannya dapat dinaikkan dengan 10
persen, serta tidak diperkenankan melakukan pengadukan dengan cara ini untuk suatu
jumlah yang lebih dari 0,5 m3 diaduk sekaligus.
b. Transportasi adukan.
- Adukan beton dari tempat pengaduk harus secepatnya diangkut ketempat
pengecoran dengan cara sepraktis mungkin yang metodenya harus mendapat
persetujuan Pengawas terlebih dahulu. Metode yang dipakai harus menjaga jangan
sampai terjadi pemisahan bahan-bahan campuran beton ( segregation ), kehilangan
unsur-unsur betonnya dan harus dapat menjaga tidak timbulnya hal-hal negatif yang
diakibatkan naiknya temperatur ataupun berubahnya kadar air pada adukan.
Adukan yang diangkut harus segera dituangkan pada formwork (bekisting) yang
sedekat mungkin dengan tujuan akhirnya untuk menjaga pengangkutan lebih lanjut
serta pula penuangan adukan tidak boleh dengan menjatuh bebaskan adukan
dengan tinggi jatuh lebih dari satu meter.
1) Alat-alat yang digunakan untuk mengangkut adukan beton harus terbuat dari
metal, permukaan halus dan kedap air.
2) Adukan beton harus sampai ditempat dituangkan dengan kondisi benar-benar
merata ( homogen ). Slump test yang dilakukan untuk sample yang diambil pada
saat adukan dituangkan kebekisting harus tidak melewati batas-batas toleransi
yang ditentukan pada pasal 4.10.
c. Pengecoran.
- Sebelum adukan dituangkan pada acuannya, kondisi permukaan dalam dari
bekisting atau tempat beton dicorkan harus benar-benar bersih dari segala macam
kotoran. Semua bekas-bekas beton yang tercecer pada baja tulangan dan bagian
dalam bekisting harus dengan segera dibersihkan.
- Juga air tergenang pada acuan beton atau pada tempat beton akan dicor harus
segera di hilangkan. Aliran air yang dapat mengalir ketempat beton dicor, harus
41
dicegah dengan mengadakan drainase yang baik atau dengan metode lain yang
disetujui Pengawas, untuk mencegah jangan sampai beton yang baru dicor menjadi
terkikis pada saat atau setelah proses pengecoran.
- Pengecoran tidak boleh dimulai sebelum kondisi bekisting, tempat beton dicor,
kondisi pemukaan beton yang berbatasan dengan daerah yang akan dicor, dan juga
keadaan pembesian selesai diperiksa dan disetujui oleh Pengawas. Setelah diperiksa
dan disetujui Pengawas maka pekerjaan yang dapat dilakukan hanyalah pekerjaan
dalam atau terhadap bekisting sampai selesainya pengecoran beton pada daerah yang
telah disetjui, terkecuali dengan seijin Pengawas.
- Pada tiap pengecoran, kontraktor diwajibkan menempatkan seorang tenaga
pelaksananya yang berpengalaman baik dalam pekerjaan beton, dan pelaksana ini
harus hadir, mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan pengecoran. Sedang
semua pekerjaan pengecoran harus dilakukan oleh tenaga-tenaga pekerja yang
terlatih, yang jumlahnya harus mencukupi untuk menangani pekerjaan pengecoran
yang dilakukan.
- Tidak diperkenankan melakukan pengecoran untuk suatu bagian dari pekerjaan
beton yang bersifat permanen tanpa dihadiri Pengawas atau wakil dari Pengawas
( inspector ).
- Kontraktor harus mengatur kecepatan kerja dalam menyalurkan adukan beton agar
didapat suatu rangkian kecepatan baik mengangkut, meratakan dan memadatkan
adukan beton dengan suatu kecepatan yang sama dan menerus.
- Mengencerkan adukan yang sudah diangkut sama sekali tidak diperkenankan,
adukan beton yang sudah terlanjur agak mengeras tapi belum dicorkan.
- Seluruh pekerjaan pengecoran beton harus diselesaikan segera sebelum adukan
betonnya mulai mengeras. Dan segala langkah perlindungan harus segera dilakukan
terhadap beton yang baru dicor, dimulai saat beton belum mengeras.
- Dalam hal ini terjadi kerusakan alat pada saat pengecoran, atau dalam hal
pelaksanaan suatu pengecoran tidak dapat dilaksanakan dengan menerus. Kontraktor
harus segera memadatkan adukan yang sudah dicor sampai batas tertentu dengan
kemiringan yang merata dan stabil saat beton masih masih dalam keadaan plastis.
Bidang pengakhiran ini harus dalam keadaan bersih dan harus dijaga agar berada
dalam keadaan lembab sebagaimana juga pada kondisi untuk construction joint,
sebelum nantinya dituangkan adukan yang masih baru. Bila terjadi penyetopan
pekerjaan pengecoran yang lebih lama dari satu jam, pekerjaan harus ditangguhkan
sampai suatu keadaan dimana beton sudah dinyatakan mulai mengeras yang di
tentukan oleh pihak Pengawas.
- Beton yang baru selesai dicor, harus dilindungi terhadap rusak atau terganggu
akibat sinar matahari ataupun hujan. Juga air yang mungkin mengganggu beton
42
yang sudah dicorkan harus ditanggulangi sampai suatu batas waktu yang disetujui
Pengawas terhitung mulai pengecorannya. Tidak sekalipun diperkenankan melakukan
pengecoran beton dalam kondisi cuaca yang tidak baik untuk proses pengerasan beton
tanpa suatu upaya perlindungan terhadap adukan beton, hal ini bisa dalam terjadi
baik dalam keadaan cuaca yang panas sekali atau dalam keadaan hujan.
Perlindungan yang dilakukan untuk mencegah hal-hal ini harus mendapat persetujuan
Pengawas.
e. Perbaikan beton.
- Segera setelah bekisting dibuka, kondisi beton harus diperiksa Pengawas. Bila
dianggap oleh Pengawas perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan atau
pembongkaran, maka langkah tadi harus sepenuhnya dikerjakan atas beban biaya
kontraktor.
- Langkah-langkah perbaikan beton harus dilakukan oleh tenaga yang benar-benar
ahli. Hal-hal yang perlu diperbaiki antara lainyang menyangkut hal-hal yang kurang
baik pada permukaan beton terutama untuk kebutuhan finishing. Kecuali dinyatakan
lain, maka pelaksanaan pekerjaan perbaikan ini harus diselesaikan dalam waktu 24
jam semenjak pembukaan bekisting. Tonjolan-tonjolan pada pemukaan beton harus
dihilangkan.
- Kondisi beton yang ternyata rusak akibat adanya rongga yang membahayakan dan
pemukaan cekung yang berlebihan, dapat mengakibatkan perintah dibongkarnya
beton tadi untuk kemudian dilakukan pembersihan dan pengecoran ulang. Batas-
batas daerah yang harus dibongkar tadi akan ditentukan oleh pihak Pengawas,
43
begitu juga langkah pengecoran dan material yang digunakan.
f. Joint ( sambungan ).
- Lokasi dan type dari construction joint harus sesuai dengan pada gambar rencana atau
sebagaimana ditentukan Pengawas. Penambahan construction joint yang dikehendaki
kontraktor demi pertimbangan pelaksanaan, harus mendapat persetujuan Pengawas
lebih dahulu. Penentuan letak joint tadi harus memperhatikan pola gaya-gaya yang
bekerja ataupun untuk menghindari terjadinya retak.
- Pengecoran beton harus dilakukan secara terus menerus tanpa berhenti. Bila terjadi
penghentian dalam pengecoran pada suatu lokasi dimana pada pengecoran
nantinya, beton baru tidak akan tercampur dengan beton lama, maka batas tadi
diperlakukan seperti construction joint, dimana permukaan construction joint harus
dikasarkan, dibersihkan dengan air hingga bersih.
44
hingga benar-benar basah sebelum pengecoran beton.
i. Pembongkaran bekisting.
- Secara umum, kecuali dinyatakan lain oleh Pengawas, semua bekisting harus
disingkirkan dari permukaan beton. Untuk memungkinkan tidak terganggunya
kemajuan pekerjaan dan dapat dengan segera dilakukan langkah perbaikan, bila
perlu bekisting harus secepatnya dibongkar segera setelah beton mempunyai
kekerasan dan kekakuan seperlunya. Bekisting untuk bagian atas bidang beton
yang miring, harus segera dibongkar setelah beton mempunyai kekakuan untuk
mencegah berubahnya bentuk permukaan beton. Bilamana di perlukan perbaikan
pada bidang atas beton yang miring maka perbaikan tadi harus sesegera mungkin, dan
dilanjutkan dengan langkah-langkah penjagaan pada proses pengerasan beton
(curing).
- Pembukaan bekisting tidak diperkenankan dilakukan sebelum beton mencapai
umur sesuai daftar dibawah ini setelah pengecorannya dan sebelum beton
mengeras unutk menahan gaya-gaya yang akan ditahannya. Pembongkaran
bekisting harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah timbulnya kerusakan
pada beton. Bilamana timbul kerusakan pada beton pada saat pembongkaran
bekisting, maka langkah perbaikannya harus segera mungkin dilakukan. Daftar
ketentuan diperkenankannya dibuka suatu bekisting bila dihitung sejak selesai
pengecoran :
• Sisi balok, dinding dan kolom yang tidak dibebani: 2 hari
• Plat beton ( penyangga tidak dibuka ): 3 hari.
45
- Pembengkokan.
Besi beton harus dibentuk dengan teliti hingga tercapai bentuk dan dimensi sesuai
gambar rencana atau bending schedules yang disiapkan oleh kontraktor dan
disetujui Pengawas. Semua proses pembengkokan ini dilakukan dengan cara lambat,
tekanan yang konstan kesemua ujung-ujung pembesian harus mempunyai kait
sebagaimana ditentukan dalam SK-SNI T-15-1991-03. Pembengkokan dengan cara
dipanasi hanya dapat dibenarkan apabila telah mendapat ijin dari Pengawas.
- Pelurusan.
Besi tulangan tidak boleh dibengkokan dengan cara yang dapat menyebabkan
kerusakan pada besi beton. Besi tulangan dengan kondisi yang tidak lurus atau
dibengkokan dengan tidak sesuai gambar tidak diperkenankan dipakai.
- Pemasangan.
Besi beton harus dipasang dengan teliti agar sesuai dengan gambar rencana, dan
harus diikat dengan kuat dengan menggunakan kawat pengikat dan didudukkan
pada support dan beton atau besi ataupun dengan hanger agar posisinya tidak
berubah selama proses pemasangan dan pengecoran. Pengikat dan tumpuan dari
besi tadi tidak boleh menyentuh bidang bidang bekisting dalam hal beton yang dicor
adalah beton exposed. Bila besi tulangan didudukkan pada blok beton kecil, blok
tadi harus dibuat dari beton yang mutunya sama dengan beton rencana dan
bentuknya harus menjamin didapatnya permukaan beton yang baik. Kekakuan pada
pemasangan besi beton harus menjamin agar tidak berubah bentuk dan tempat bila
pekerja berjalan atau memanjat pembesian tadi. Ujung-ujung kawat pengikat harus
ditekuk kearah dalam beton dan tidak diperkenankan mengarah keluar. Selama
proses pengecoran beton, kontraktor harus menyediakan tenaga-tenaga pekerja
yang khusus mengawasi dan memperbaiki pembesian dari kemungkinan tergeser
atau berubah bentuk karena hal-hal yang mungkin timbul, dan hal-hal tadi harus
cepat diperbaiki sebelum pengecoran mencapai daerah tersebut. Pemasangan besi
beton harus mengingat syarat jarak bersih antar tulangan, atau antara tulangan dan
angkur atau antara benda-benda metal tertanam sebagaimana yang di tentukan
dalam SK-SNI T-15-1991-03.
- Selimut beton.
Besi beton harus dipasang dengan maksimum selimut beton (concrete cover)
sebagaimana pada gambar rencana atau sebagaimana ditentukan Pengawas.
Dalam segala hal tebal selimut beton tidak boleh diambil kurang dari 20 mm.
- Sambungan lewatan ( splicing ).
• Sambungan lewatan harus dibuat sesuai gambar rencana, instruksi Pengawas
atau minimal mengikuti ketentuan dalam SK-SNI T-15-1991-03.
• Bilamana dirasa perlu untuk melakukan sambungan lewatan, pada posisi lain dari
46
posisi pada gambar rencana, posisi tersebut harus ditentukan oleh Pengawas.
Sambungan ini tidak diperkenankan diletakkan pada lokasi tegangan yang
maksimum dan penyambungan pada besi beton yang letaknya bersebelahan agar
dilaksanakan dengan bergeser posisinya (staggered). Bilamana dikehendaki satu
panjang yang tanpa sambungan, panjang dari batang tadi harus dibuat sepanjang
yang bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan panjang sambungan lewatan
sebagimana ditentukan dalam SK- SNI T-15-1991-03 terkecuali ditentukan lain.
47
PASAL 9
PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN
1. Lingkup pekerjaan.
a. Meliputi pengadaan dan pengerjaan semua tenaga kerja, peralatan, bahan-
bahan adukan dan plesteran dengan berbagai komposisi campuran sesuai dengan
persyaratan dan ketentuan dalam gambar.
b. Mengadakan koordinasi dengan disiplin pekerjaan yang lain yang ada hubungannya
dengan pekerjaan adukan dan plesteran, yaitu seperti :
- Pekerjaan batu belah dan batu bata.
- Pekerjaan beton dan lain-lain.
2. Bahan.
a. Semen portland ( PC ).
Semen untuk pekerjaan adukan dan plesteran sama dengan yang digunakan
untuk pekerjaan beton.
b. Pasir.
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir, tajam dan keras. Kadar lumpur
yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5% dan harus memenuhi
persyaratan NI 3 PUBB 1970.
c. A i r.
Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan yang digunakan
untuk pekerjaan beton.
3. Persyaratan
a. Bahan adukan harus dicampur dalam keadaan kering dan diaduk dengan alat / mesin
pengaduk diatas alas dari papan sehingga benar-benar mencampur, baru
kemudian diaduk dengan air hingga merata dalam warna dan konsistensi. Adukan
yang telah mulai mengeras harus dibuang. Melunakkan adukan yang telah mengeras
tidak diperbolehkan.
b. Proporsi adukan, plesteran harus mengikuti NI 3 – 1970, NI 8 – 1964 atau sesuai
dengan instruksi yang diberikan Pengawas.
4. Cara pengerjaan.
a. Sebelum pasangan plesteran dimulai, semua bidang dinding yang akan diplester, harus
dibersihkan dan disiram air dahulu, sedangkan siar-siarnya harus diketuk sedalam
1 cm. Pekerjaan plesteran harus dilaksanakan dengan penuh keahlian dan ketelitian.
Bidang-bidang plesteran yang tidak rata, berombak atau retak-retak harus diulangi dan
diperbaiki. Untuk kemudian pekerjaan plesteran dapat dibuat alur-alur duga / kepala
48
plesteran / kelabangan terlebih dahulu dengan ketebalan sama dengan tebal plesteran
yang direncanakan.
b. Plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinish, dan selama proses
pengeringan plesteran harus disiram air agar tidak terjadi retak-retak rambut
akibat proses pengeringan yang terlalu cepat selama 7 hari.
c. Bidang-bidang beton yang tampak dan akan diplester, sebelumnya harus dipahat kasar
dahulu, kemudian disiram/dibasahi air semen agar plesteran dapat merekat dengan
baik.
d. Plesteran untuk bidang/dinding yang akan dicat dengan cat tembok acrylic emulsion
atau dilabur dengan bahan lain sebelumnya harus diratakan dengan acian dan digosok
hingga halus dengan amplas bekas pakai atau kertas pembungkus / zak semen.
e. Perbaikan dinding-dinding plesteran baik bidang baru yang dibongkar kembali dan
diperbaiki lagi, maupun bidang lama / direhab, harus dikerjakan sedemikian rupa
sehingga sambungan bidang plesteran benar-benar satu bidang yang rata, tidak retak-
retak, dan terjadi ikatan yang benar-benar kuat.
f. Tebal plesteran bila tidak ditunjukkan lain dalam persyaratan dan gambar, adalah :
- Untuk dinding batu, tebal minimum 15 mm
- Untuk bidang konstruksi beton, tebal minimum 5 mm.
g. Untuk semua sponningen ( lingir ) harus digunakan proporsi campuran 1 pc : 4
ps, sponningen harus benar-benar rata, siku dan tajam pada susut-sudutnya.
49
PASAL 10
PEKERJAAN KAYU
c. Persyaratan Bahan.
Harus benar-benar kayu kualitas terbaik dari jenisnya masing-masing. Dihindarkan
adanya cacat kayu antara lain yang berupa putik kayu, pecah-pecah, mata kayu, bengkah
akibat dari kayu dalam kondisi basah dan lapuk.
d. Syarat-syarat Pelaksanaan.
Semua ukuran kayu yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi (sesudah diserut dan
difinishing) dan harus lurus tanpa cacat, tidak bengkah dan lain-lain, yang dapat
menurunkan kualitas kayu serta kualitas pekerjaan.
Untuk semua kayu seperti diuraikan diatas, dipotong dan diserut dengan kualitas terbaik,
halus dan licin.
50
Pelaksanaan pekerjaan harus ditempat yg baik, ruang yang kering dan terjaga agar tidak
terkena cuaca langsung dan rusak yang diakibatkan oleh benturan.
Setelah dipasang, Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang wajib memberikan perhatian
sepenuhnya dan memberikan perlindungan terhadap benturan benda-benda lain.
Rangka kayu untuk plafon dibuat sesuai dengan pola plafon yang telah direncanakan
dalam gambar dengan memperhatikan tata letak dan bentuk armature yang akan
dipasang pada plafon atau terhadap asesoris lainnya yang akan dipasang.
Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi kerataan 0,5
cm setiap 2 m2.
51
PASAL 11
PEKERJAAN BESI
52
PASAL 12
PEKERJAAN LANTAI
53
Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang ke lokasi Pembangunan IPLT Kota Penajam
(Perkuatan Lereng, Drainase, Jalan, Gapura dan SMK3) .
Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang diwajibkan membuat tempat penyimpanan
yang telah disetujui oleh Konsultan Lapangan.
6) Syarat-syarat Penerimaan dan Penyimpanan Bahan.Bahan harus didatangkan
ketempat pekerjaan harus berkualitas baik dan tidak cacat.Beberapa bahan tertentu
masih dalam kantong/kemasan aslinya yang masih disegel dan berlabel pabrik.Bahan
harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup kering tidak lembab dan
bersih,sesuai persyaratan yang telah ditentukan.
54
Daya Tahan Lengkung : Minimum 350 kg/cm2
Mutu : Extruded Single Firing, Tahan asam dan basa
Chemical Resistance : Konsinten terhadap PUBB-1971/NI-3
Warna : Ditentukan kemudian
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM,
peraturan keramik Indonesia (NI-19) dan PUBI-1982.
Semen Portland
Pasir dan Air
Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang harus menyerahkan 2 salinan ketentuan dan
persyaratan teknis operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Konsultan Lapangan.
Bahan lain yang tidak terdapat dalam daftar diatas akan tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui oleh Konsultan Lapangan.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan.
1) Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang WAJIB MEMBUAT shop drawing (gambar
detail pelaksanaan) berdasarkan pada gambar yang terdapat dalam Dokumen
Kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan dilapangan.
2) Komite Peningkatan Prasarana dan Sarana IPLT Kota Penajam (Perkuatan Lereng,
Drainase, Jalan, Gapura dan SMK3) wajib membuat shop drawing untuk detail
khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/dokumen kontrak.
3) Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup
secara lengkap didalam gambar kerja/Dokumen Kontrak sesuai spesifikasi pabrik.
4) Gambar shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Satuan Kerja.
5) Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang wajib mengajukan contoh dari semua
bahan, contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Konsultan Lapangan
sebanyak minimal 2 produk yang setara dari berbagai merk pembuatan, kecuali
ditentukan lain oleh Satuan Kerja.
6) Keputusan bahan, jenis warna, tekstur dan produk akan diambil oleh Konsultan
Lapangan.
7) Sebelum dipasang beton tumbuk, ditebarkan pasir di bawahnya setebal 10 cm.
8) Alas dari lantai keramik adalah lantai beton tumbuk dengan ketebalan 5 cm sesuai
dengan gambar. Adukan pengikat dengan campuran 1 pc : 3 pasir ditambah bahan
perekat, atau dapat digunakan acian PC ditambah bahan perekat.
Contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Lapangan akan dipakai sebagai
standard/pedoman untuk memeriksa atau menerima bahan yang dikirim oleh
55
Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang diwajibkan membuat tempat
penyimpanan contoh yang telah disetujui Konsultan Lapangan.
9) Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.
Selain pasir, semen, yang dikirim ke lokasi pelaksanaan harus dalam keadaan
tertutup, atau kantong yang masih disegel dan berlabel dari pabrik, bertuliskan tipe
dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak cacat.
Bahan-bahan diletakkan ditempat yang kering berventilasi baik, terlindung dan
bersih. Komite Peningkatan Prasarana dan Sarana IPLT Kota Penajam (Perkuatan
Lereng, Drainase, Jalan, Gapura dan SMK3) bertangggung jawab atas kerusakan
bahan-bahan yang disimpan baik sebelum maupun selama pelaksanaan.
56
PASAL 13
PEKERJAAN DINDING
1. Plesteran Dinding.
a. Lingkup Pekerjaan.
1) Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan yang diperlukan.
2) Peralatan yang diperlukan termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan
untuk melaksanakan pekeerjaan ini sesuai dengan yang ditentukan.
b. Syarat-syarat Pelaksanaan.
1) Persiapan Pekerjaan Plesteran.
Bersihkan permukaan dasar sampai benar-benar siap menerima adukan plesteran,
singkirkan semua hal yang dapat merusak atau mengganggu pekerjaan.
2) Bentuk screed sementara bila mungkin (untuk pembentukan dasar yang datar/rata
contour dan profil-profil yang akurat.
3) Basahi permukaan untuk persiapan jangan menjenuhkan permukaan, dan jangan
dipasang adukan plesteran sampai permukaan air yang terlihat tersebut telah
meresap.
4) Letakkan dan tempelkan campuran plesteran selama 2,5 jam (maksimum) setelah
proses pencampuran, kecuali udara panas/kering, kurangi waktu penempatan itu
sesuai yang diperlukan untuk mencegah kekakuan yang bersifat sementara dari
plesteran, jangan menambah air lagi untuk membasahi plesteran yang sudah kaku.
5) Pada permukaan dinding yang akan diplester, siar-siar sebelumnya harus dikerok
sedalam 1 cm untuk memberikan pegangan pada plesteran.
6) Kemudian dinding disikat sampai bersih dan disiram air, barulah plesteran lapis
pertama dapat dikerjakan.
7) Plesteran kedua berupa acian semen (PC).
8) Tebal plesteran dinding tidak boleh kurang dari 1 cm atau lebih dari 2 cm, kecuali
ditetapkan lain. i. Pekerjaan plesteran akhir harus lurus, sama rata, datar, dan tegak
lurus.
9) Pada dasarnya plesteran lapis pertama adalah sama dengan adukan siar/spasi,
ketentuan mengenai adukan plesteran bagi bermacam-macam keperluan,
selanjutnya dapat dilihat pada setiap pekerjaan.
10) Untuk bidang yang kedap air/pasangan dinding batu bata yang dekat dengan tanah
(diatas slof),
11) semua pasangan dinding batu bata diberi trasram dengan adukan 1 pc : 3 dengan
ketinggian 40 cm dari permukaan lantai dan 150 cm dari permukaan lantai untuk
kamar mandi, WC/toilet dan daerah basah lainnya (dapur, pantry).
57
12) Untuk plesteran permukaan datar, harus mempunyai toleransi lengkung/cembung
bidang tidak
13) melebihi 5 mm untuk setiap 2 m2 jika melebihi, Komite Peningkatan Prasarana dan
Sarana IPLT Kota Penajam (Perkuatan Lereng, Drainase, Jalan, Gapura dan SMK3)
harus memperbaikinya.
14) Jika hasil plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan, tidak rata, tidak
tegak lurus, bengkok adanya pecahan atau retak, keropos, maka bagian tersebut
harus dibongkar untuk diperbaiki oleh Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang.
15) Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang bertanggung jawab atas penentuan
prosedur/cara perbaikan dan hal-hal lain yang terjadi selama pelaksanaan, seperti
plesteran retak, rusak selama waktu pelaksanaan dan pergaikan yang tidak dapat
diterima atau disetjui oleh Konsultan Lapangan.
16) Kontraktor Pelaksana / Pemenang Lelang bertanggung jawab atas segala perbaikan
yang diadakan serta berkonsultasi dengan Konsultan Lapangan sampai perbaikan
tersebut dapat diterima.
17) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Komite Peningkatan Prasarana dan Sarana IPLT
kota Penajam harus memberikan contoh-contoh bahan untuk mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Lapangan.
18) Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Lapangan akan dipakai
sebagai standard/pedoman untuk menerima/memeriksa bahan yang dikirim oleh
Komite Peningkatan Prasarana dan Sarana IPLT Kota Penajam (Perkuatan Lereng,
Drainase, Jalan, Gapura dan SMK3)
19) Komite Peningkatan Prasarana dan Sarana IPLT Kota Penajam (Perkuatan Lereng,
Drainase, Jalan, Gapura dan SMK3) diwajibkan membuat tempat penyimpanan
contoh-contoh material yang telah disetujui Konsultan Lapangan.
20) Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.
21) Setelah pasir dan air, bahan yang dikirim ke lokasi Peningkatan Prasarana dan
Sarana IPLT Kota Penajam (Perkuatan Lereng, Drainase, Jalan, Gapura dan SMK3)
dalam keadaan tertutup atau kantong yang masih disegel dan berlabel pabrik,
yang bertuliskan tipe dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak cacat.
22) Bahan-bahan diletakkan ditempat yang kering berventilasi baik, terlindung dan
bersih.
23) Komite Peningkatan Prasarana dan Sarana IPLT Kota Penajam (Perkuatan Lereng,
Drainase, Jalan, Gapura dan SMK3) harus bertanggung jawab atas segala
kerusakan bahan yang disimpan baik sebelum dan selama pelaksanaan.
24) Bila ada hal-hal yang tidak pada tempatnya, bahan rusak, hilang, Komite
Pembangunan Pembangunan USB (KP- USB) diharuskan mengganti dengan
persetujuan Konsultan Lapangan atas biaya Kontraktor Pelaksana / Pemenang
58
Lelang.
2. Plesteran Beton.
a. Lingkup Pekerjaan.
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat
bantu, dan alat angkut yang diperlukan sesuai dengan gambar perencanaan, antara lain:
tiang, balok baik exterior/interior.
Catatan :
Pekerjaan ini terjadi akibat :
1) Pemasangan Bekisting yang kurang sempurna, baik dari segi ukuran maupun
tegaklurus tiang terhadap lantai.
2) Campuran adukan beton yang dibuat terlalu kental (kurang air).
3) Penggunaan bahan kerikil terlalu besar ukurannya (disarankan menggunakan ukuran
½ sampai ¾).
b. Bahan yang Digunakan.
1) Portland Cement
2) Pasir
3) Air.
4) Sedangkan perbandingan yang digunakan adalah 1 pc : 4 pasir
59
PASAL 22
PEKERJAAN BRONJONG
SNI 03-0090-1987 Mutu dan Cara Uji Bronjong dan Kawat Bronjong, dan Syarat bahan Baku
mengacu pada SNI 03-6154-1999 tentang kawat bronjong.
1. Lingkup pekerjaan.
Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan sehubungan dengan pekerjaan
pembuatan tanggul Bronjong.
60
PASAL 23
PENUTUP
Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini dibuat dengan tujuan untuk mencapai sasaran pekerjaan
secara baik. Apabila kegiatan pekejan yang belum tercakup dalam RKS ini, tetapi nyata-nyata
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari urutan penyelesaian pekerjaan, maka bagian
pekerjaan tersebut menjadi kewajiban kontraktor untuk melaksanakannya demi menuju
penyelesaian pekerjaan secara sempurna.
61
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
SATUAN KERJA PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN
LINGKUNGAN PERMUKIMAN KALIMANTAN TIMUR
GAMBAR RENCANA
NAMA PAKET
PEMBANGUNAN DRAINASE LINGKUNGAN
PERMUKIMAN KOTA BALIKPAPAN
LOKASI :
KOTA BALIKPAPAN
APBN 2018
KETERANGAN :
0+156
0+156 0+156 0+156
0+151
0+151 0+151
0+151
0+151
0+140
0+140 0+140 0+140 0+140 0+140
9860550.000
0+140
0+140
0+140 0+140
0+120
0+120 0+120 0+120 0+120 0+120
0+120
0+120 0+120
0+120
0+100
0+100 0+100 0+100 0+100 0+100
0+100 0+100
0+100 0+100
0+080
0+080 0+080 0+080 0+080 0+080
0+080
0+080 0+080 0+080
TYPE - 7
0+060
0+060 0+060
Lebar : 80 Cm
0+060 0+060 0+060
0+060
0+060
0+060
Tinggi : 120 Cm 0+050
Sta. A : 0 + 230
0+040
0+040
0+040
Sta. B : 0 + 390 0+040 0+040
0+040
P : 130 m P : 160 m
STA+600
0+040
0+040
0+040
STA+580
Rumah
G-6 G-7 G-7
STA+560
G-7 G-7 G-7
STA+520
STA+540
G-6 G-6 Ruas - 1
0+020 0+020 0+020 0+020 0+020 0+020
Rumah
Block c
0+020
0+020
0+020 0+020
STA+600
STA+000
9860500.000
S TA+580
S TA+600
STA+000 STA+000
S TA+560
S TA+540
S TA+520
S TA+500
S TA+480
0+000
S TA+460
0+000 0+000
STA+000
0+000
S TA+440
Gorong2 bis
S TA+420
0+000 0+000
S TA+380
S TA+300
S TA+340
0+000
S TA+200
S TA+360
S TA+400
S TA+180
S TA+220
S TA+280
S TA+320
S TA+240
S TA+260
P os
0+000
0+000 0+133
Ruas - 1
STA+460
STA+440
0+000 0+000
STA+420
0+000
STA+480
S TA+100
S TA+120
STA+280
STA+360
STA+300
STA+380
STA+240
STA+400
S TA+080
STA+260
STA+200
STA+220
STA+500
S TA+060
STA+340
0+000
S TA+000
S TA+040
0+000
S TA+020
S TA+140
S TA+160
STA+180
STA+620
0+060
STA+320
S TA+580
STA+ 100
STA+ 080
STA+169
STA+ 120
STA+ 060
STA+ 140
STA+ 020
STA+ 040
STA+160
STA+020
STA+ 000
0+120
Ruas - 4A
STA+020
Ruas - 4B
STA+020 STA+020
0+020
0+020
Ruas - 2
0+020
STA+640
0+040
STA+149 S TA+600
0+020
0+000
0+360
0+040
0+060
0+080
0+100
0+300
0+372
0+120
0+140
0+160
0+180
0+200
0+220
0+240
0+260
0+280
0+320
0+340
0+033
0+100
0+040
STA+040 0+040
STA+040 D2 STA+040 Gorong2 bis
Pagar
Sungai
0+04
0
STA+040
0+020 0+020
STA+129 S TA+620
STA+660
STA+060
STA+119
0+080
0+060
STA+060 0+060
STA+060 STA+050
Jalan Perum Mulawarman
STA+109
0
0+06
0+000
0+060
0+460
0+480
0+500
0+340
0+380
0+420
0+440
0+512
0+160
0+200
0+220
0+280
TYPE - 9
0+120
0+300
0+320
0+080
0+180
0+260
0+360
0+400
0+140
0+240
0+100
0+070
G-1
S TA+640
STA+060 STA+680
STA+080
Ruas - 1A
0+060
STA+080 STA+080 Lebar : 250 Cm
2
0+060
NG
0+080
0+080
O
STA+089
STA+420
R
Tinggi : 150 Cm
STA+400
O
STA+380
STA+260
STA+280
STA+240
STA+360
STA+220
G
STA+340
STA+079 S TA+660
STA+700 Sta. A : 0 + 600
STA+91.8 STA+91.3 STA+91 STA+75.4 Sta. B : 0 + 846
0+040
0+020
0+080
0+060
0+040
0+320
0+100
0+120
0+140
0+160
0+483.5
0+200
0+220
0+240
0+260
0+180
0+300
0+380
0+400
0+420
0+480
0+340
0+460
0+280
0+360
0+440
0+040
0+100
P : 246 m
STA+040
STA+020
STA+000
STA+080
STA+060
STA+440
STA+100
STA+300
STA+460
Ruas - 3
STA+120
STA+320
STA+180
STA+200
STA+140
STA+160
STA+483.5
STA+720
Pagar
2
NG
O
R
O
0+020
STA+069
G
9860450.000 STA+049 0+700
STA+740 P AGAR
0+435
0+705
0+420
0+400
0+380
0+000
STA+034
STA+846
NG
O
R
STA+820
O
STA+800
G
STA+780
STA+760
STA+014
STA+000
LAY OUT SALURAN PONDOK ASRI
9860400.000
488150.000
487950.000
488000.000
488050.000
487900.000
488100.000
15 80 15
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PEMILIK PROYEK
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
120
KONSULTAN
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIK PAPAN
15
NAMA GAMBAR :
5
10
DETAIL TYPE SALURAN-7
DETAIL SALURAN TYPE 7 (80/120)
SKALA KODE LMB No. LMB JML. LBR
1:15 DD 2 7
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
DISETUJUI
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
DETAIL SALURAN TYPE 9 (250/150)
20 250 20 KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PEMILIK PROYEK
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KONSULTAN
150
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
20
FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIK PAPAN
20
NAMA GAMBAR :
10 5 20
DETAIL TYPE SALURAN
9
SKALA KODE LMB No. LMB JML. LBR
1:15 DD 4 7
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
DISETUJUI
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
12 30 12
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PEMILIK PROYEK
50
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KONSULTAN
CV. MEGA JASA
15
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIK PAPAN
NAMA GAMBAR :
DETAIL TYPE SALURAN
-10 ( TERSIER) LINGKUNGAN
DETAIL SALURAN TYPE 10 (TERSIER)
DRAINASE LINGKUNGAN SKALA KODE LMB No. LMB JML. LBR
1:15 DD 5 7
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
DISETUJUI
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
B
A A
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PEMILIK PROYEK
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
300 300
B
KONSULTAN
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
TAMPAK ATAS SALURAN FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIK PAPAN
NAMA GAMBAR :
15
DETAIL BALOK
7, 8 DAN 9
SKALA KODE LMB No. LMB JML. LBR
1:15 DD 7 7
20
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
DISETUJUI
KEPALA SATUAN KERJA
DETAIL PEMBESIAN BALOK
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
DETAIL BALOK PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POT. A - A POT. B - B
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
150
20 15 80 15 20
15
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PEMILIK PROYEK
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
120
KONSULTAN
105
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIK PAPAN
NAMA GAMBAR :
15
5
DETAIL DEKKER PERUM. PONDOK ASRI
10
TYPE 7
SKALA KODE LMB No. LMB JML. LBR
1:15 DG 4 7
DETAIL DEKKER TYPE 7 (80/120)
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
DISETUJUI
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
60 60
A A
15
VARIASI
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
15
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PEMILIK PROYEK
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KONSULTAN
TAMPAK ATAS PANCANG GALAM
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIK PAPAN
NAMA GAMBAR :
VARIASI
DETAIL DEKKER
PANCANG GALAM
6, 7 DAN 8
SKALA KODE LMB No. LMB JML. LBR
1:15 DG 7 7
15
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
60 60 RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
DISETUJUI
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
DETAIL SAMPING PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POT. A - A
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
TANAH
COR BETON
7.00 7.00
CL +6.0000 CL
6.00 6.00
+5.6681
+5.5000
5.00 5.00 +5.1681
4.00 4.00
3.00 3.00
2.00 2.00
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
5.98
6.00
5.37
5.37
5.57
5.67
5.57
5.28
5.28
5.8
5.9
5.6
0.30
0.30
0.3
Jarak Antar Titik 1.00 2.00 2.00 Jarak Antar Titik 1.00 2.00 2.00 1.50
PEMILIK PROYEK
0.00
1.00
0.00
0.00
1.30
3.00
5.00
5.30
3.30
5.30
6.80
7.10
Jarak Langsung Jarak Langsung SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+000 POTONGAN MELINTANG STA. 0+020
KONSULTAN
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
COR BETON COR BETON FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
7.00 7.00
NAMA GAMBAR:
6.00 CL 6.00 CL
RUAS - 1
+5.3350
+5.2173 SITUASI DAN POT. MELINTANG
5.00 5.00 DRAINASE PONDOK ASRI
+4.8350 +4.7173 0+000 - 0+060
4.00 4.00
SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
3.00 3.00
1:15 CS-1 1 12
2.00 2.00
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00
5.385
4.96
5.28
5.28
5.28
4.98
4.98
4.86
4.86
5.28
5.21
5.11
4.86
4.86
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
DISETUJUI
0.30
0.30
0.30
0.30
0.3
0.3
Jarak Antar Titik 1.00 2.00 2.00 1.50 Jarak Antar Titik 1.00 2.00 2.00 1.50
KEPALA SATUAN KERJA
0.00
0.30
1.30
0.00
0.30
1.30
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
3.30
5.30
6.80
7.10
3.30
5.30
6.80
7.10
Jarak Langsung Jarak Langsung PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+040 POTONGAN MELINTANG STA. 0+060
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
COR BETON
7.00 7.00
COR BETON
6.00 6.00
CL
5.00
+5.0992 5.00 CL
+4.7824
+4.5992
4.00 4.00 +4.0852
3.00 3.00
2.00 2.00
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00
4.23
4.23
4.67
4.77
4.67
4.22
4.22
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
4.86
4.86
5.00
5.10
5.00
4.71
4.71
0.50
0.50
0.00
1.00
0.00
0.50
1.50
0.5
3.00
5.00
7.00
7.50
3.50
5.50
7.00
7.50
4.65
4.89
4.95
4.88
4.59
4.59
4.41
4.41
4.77
4.88
4.78
4.42
4.42
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
DISETUJUI
0.50
0.50
Jarak Antar Titik 0.5 0.5 2.00 2.00 2.00 Jarak Antar Titik 0.5 0.5 2.00 2.00 2.00
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
0.00
1.00
0.00
1.00
0.5
0.5
3.00
5.00
7.00
7.50
3.00
5.00
7.00
7.50
Jarak Langsung Jarak Langsung PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+100 POTONGAN MELINTANG STA. 0+120
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
7.00 ASPAL 7.00 ASPAL
6.00 6.00
5.00 CL 5.00
+4.6844 CL
+4.3900
4.00 4.00
+3.9935
+3.5498
3.00 3.00
2.00 2.00
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
3,81
3.81
4.24
4.39
4.24
3.73
3.73
4.33
4.33
4.57
4.68
4.56
4.06
4.06
0.00
1.00
3.00
1.50
1.50
1.50
5.00
7.00
9.00
9.70
3.50
5.50
5.50
5.50
4.02
4.02
4.47
4.52
4.47
3.93
3.93
Elevation [Elevasi]
4.02
4.02
4.54
4.59
4.53
4.06
4.06
Elevation [Elevasi]
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
2.00 2.00 2.00
0.5
Jarak Antar Titik DISETUJUI
0.5
0.4
Jarak Antar Titik 0.5 0.5 2.00 2.00 2.50
0.4
KEPALA SATUAN KERJA
0.00
1.00
0.5
3.00
5.00
7.00
7.40
Jarak Langsung PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
0.00
1.00
0.5
3.50
5.50
8.00
8.40
Jarak Langsung PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+200
POTONGAN MELINTANG STA. 0+180 SKALA 1 : 100
SKALA 1 : 100
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
7.00 7.00
ASPAL ASPAL
6.00 6.00
5.00 5.00
CL +4.3560 CL +4.3222
4.00 4.00
+3.5004
+3.4512
3.00 3.00
2.00 2.00
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
3.80
3.80
4.36
4.41
4.36
3.86
3.86
3.72
3.72
4.28
4.36
4.28
3.60
3.60
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Jarak Antar Titik 1.00 2.00 2.00 2.00 2.00 0.70 Jarak Antar Titik 1.00 2.00 2.00 2.00 2.00 0.70
PEMILIK PROYEK
0.00
1.00
3.00
0.00
1.00
3.00
5.00
7.00
9.00
9.70
5.00
7.00
9.00
9.70
Jarak Langsung Jarak Langsung
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+240 POTONGAN MELINTANG STA. 0+260
KONSULTAN
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
7.00 7.00 ASPAL
ASPAL FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
6.00 6.00
NAMA GAMBAR:
5.00 5.00
CL CL RUAS - 1
+4.2700 +4.2380 SITUASI DAN POT. MELINTANG
4.00 4.00 DRAINASE PONDOK ASRI
0+240 - 0+302
+3.3754 +3.3527
3.00 3.00 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
2.00 2.00
1:15 CS-1 4 12
1.00 1.00
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
+ 0.00 3.72 + 0.00
3.72
4.12
4.27
3.73
3.73
3.72
3.72
4.21
4.10
3.60
3.60
4.2
4.1
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
0.30
0.48
Jarak Antar Titik 1.00 1.00 2.00 2.00 1.00 1.00 Jarak Antar Titik 2.00 2.00 0.9 0.9
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
3.00
3.00
3.00
0.00
0.78
0.3
DISETUJUI
5.00
7.00
7.00
7.00
2.78
4.78
5.68
6.58
Jarak Langsung Jarak Langsung
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+293 POTONGAN MELINTANG STA. 0+302
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
7.00 7.00
COR BETON COR BETON
6.00 6.00
5.00 5.00
CL CL
+4.1686 +4.0991
4.00 4.00
+3.2912 +3.2160
3.00 3.00
2.00 2.00
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
3.43
3.43
4.04
4.14
4.04
3.34
3.34
3.12
3.12
3.91
4.01
3.91
3.08
3.08
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
0.50
0.50
Jarak Antar Titik 1.00 2.00 2.00 1.00 0.7 Jarak Antar Titik 1.00 2.00 2.00 1.00 0.7
PEMILIK PROYEK
0.00
0.50
1.50
0.00
0.50
1.50
3.50
5.50
6.50
7.20
3.50
5.50
6.50
7.20
Jarak Langsung Jarak Langsung
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+320 POTONGAN MELINTANG STA. 0+340
KONSULTAN
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
7.00 7.00
FASILITASI PENYUSUNAN DED
COR BETON COR BETON SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
6.00 6.00
NAMA GAMBAR:
5.00 5.00
RUAS - 1
SITUASI DAN POT. MELINTANG
CL +3.9604 CL +3.9604 DRAINASE PONDOK ASRI
4.00 +4.0298 4.00
0+320 - 0+380
3.00 +3.2160 3.00
+3.0660 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
+2.6660
2.00 2.00
1:15 CS-1 5 12
1.00 1.00
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
+ 0.00 2.83 + 0.00
2.83
3.80
3.89
3.80
2.83
2.83
2.65
2.65
3.79
3.89
3.79
2.84
2.84
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
Jarak Antar Titik 1.00 1.00 2.00 2.00 1.00 1.00 Jarak Antar Titik 1.00 1.00 2.00 2.00 1.00 1.00
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
0.00
1.00
2.00
0.00
1.00
200
DISETUJUI
4.00
6.00
7.00
8.00
4.00
6.00
7.00
8.00
Jarak Langsung Jarak Langsung
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+360 POTONGAN MELINTANG STA. 0+380
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
7.00 7.00
COR BETON
COR BETON
6.00 6.00
5.00 5.00
CL
4.00 +3.8910 +3.7491 CL
+3.8910 4.00 +3.7491
3.00 +2.9910 +2.7693
3.00
+2.5910 +2.3693
2.00 2.00
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
2.49
2.49
3.79
3.89
3.78
2.89
2.89
Elevation [Elevasi]
2.14
2.14
3.50
3.60
3.50
2.67
2.67
Elevation [Elevasi] DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Jarak Antar Titik 1.00 1.00 2.00 2.00 1.00 1.00 Jarak Antar Titik 1.00 1.00 2.00 2.00 1.00 1.00
PEMILIK PROYEK
0.00
0.50
1.50
0.00
1.00
2.00
3.50
5.50
6.50
7.20
Jarak Langsung
4.00
6.00
7.00
8.00
Jarak Langsung SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+405 POTONGAN MELINTANG STA. 0+440
KONSULTAN
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
7.00 7.00
FASILITASI PENYUSUNAN DED
COR BETON SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
6.00 6.00
COR BETON
NAMA GAMBAR:
5.00 5.00
RUAS - 1
SITUASI DAN POT. MELINTANG
CL CL DRAINASE PONDOK ASRI
4.00 +3.8333 +3.8333 4.00
0+405 - 0+460
+3.6654 +3.6654
3.00 +2.8991 3.00 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
+2.4990 +2.6399
+2.2399
2.00 2.00
1:15 CS-1 6 12
1.00 1.00
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
+ 0.00 2.33 + 0.00
2.33
3.67
3.77
3.67
2.79
2.79
1.96
1.96
3.33
3.44
3.34
2.56
2.56
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
Jarak Antar Titik 1.00 0.80 2.00 2.00 1.00 1.00 Jarak Antar Titik 1.50 1.00 2.00 2.00 1.00 1.20
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
3.00
3.00
3.00
0.00
1.50
2.50
DISETUJUI
5.00
7.00
7.00
7.00
4.50
6.50
7.50
8.70
Jarak Langsung Jarak Langsung
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+420 POTONGAN MELINTANG STA. 0+460
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
7.00 7.00
6.00 6.00
COR RABAT COR RABAT
5.00 5.00
CL
4.00 4.00
+3.5813 +3.5813 CL
+3.4974 +3.4974
3.00 3.00
+2.5102 +2.3806
+1.9806
+2.1102
2.00 2.00
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00
2.08
2.08
3.25
3.35
3.25
2.40
2.40
2.27
2.27
3.18
3.28
3.18
2.47
2.47
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
Jarak Antar Titik 1.50 1.00 2.00 2.00 1.00 1.20 Jarak Antar Titik 1.50 1.00 2.00 2.00 1.00 1.20 DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
0.00
1.50
2.50
0.00
1.50
2.50
4.50
6.50
7.50
8.70
4.50
6.50
7.50
8.70
Jarak Langsung Jarak Langsung
PEMILIK PROYEK
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+480 POTONGAN MELINTANG STA. 0+500
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100 KONSULTAN
CV. MEGA JASA
7.00 NAMA PAKET :
7.00
6.00 FASILITASI PENYUSUNAN DED
COR RABAT SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
6.00
COR RABAT
5.00 NAMA GAMBAR:
5.00
CL RUAS - 1
4.00 SITUASI DAN POT. MELINTANG
CL DRAINASE PONDOK ASRI
4.00
+3.4134 +3.4134 0+480 - 0+540
3.00 +3.3293 +3.3293
+2.3389 3.00
+2.2985 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
2.00 +1.9389
+1.8985
2.00
1:15 CS-1 7 12
1.00
1.00
+ 0.00
+ 0.00 DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
2.18
2.18
3.10
3.20
3.18
2.44
2.44
Elevation [Elevasi]
2.11
2.11
3.00
3.09
3.00
2.21
2.21
Elevation [Elevasi]
Jarak Antar Titik 1.50 1.00 2.00 2.00 1.00 1.20
Jarak Antar Titik 1.50 2.00 2.00 2.00 1.00 1.00
0.00
1.50
2.50
4.50
6.50
7.50
8.70
Jarak Langsung RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
0.00
1.50
3.50
5.50
7.50
8.50
9.50
Jarak Langsung DISETUJUI
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
POTONGAN MELINTANG STA. 0+520 POTONGAN MELINTANG STA. 0+540 PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
7.00 7.00
6.00 6.00
COR BETON
COR BETON
5.00 5.00
4.00 4.00
CL
+3.2455 +3.2455 CL
3.00 3.00 +3.1615 +3.1615
+2.2582 +2.2179
2.00 2.00
+1.8582 +1.8179
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00
2.06
2.06
2.90
2.99
2.90
1.97
1.97
2.04
2.04
2.79
2.89
2.79
1.74
1.74
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
Jarak Antar Titik 1.50 1.00 2.00 2.00 1.00 1.20 Jarak Antar Titik 1.50 1.00 2.00 2.00 1.00 1.20 DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
0.00
1.50
2.50
0.00
1.50
2.50
4.50
6.50
7.50
8.70
4.50
6.50
7.50
8.70
Jarak Langsung Jarak Langsung
PEMILIK PROYEK
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+560 POTONGAN MELINTANG STA. 0+580
KONSULTAN
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
7.00
FASILITASI PENYUSUNAN DED
6.00 SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
COR BETON
5.00 NAMA GAMBAR:
4.00 RUAS - 1
SITUASI DAN POT. MELINTANG
CL DRAINASE PONDOK ASRI
+3.0776 +3.0776 0+560 - 0+600
3.00
SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
+2.1776
2.00 +1.7776
1:15 CS-1 8 12
1.00
+ 0.00
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
1.97
1.97
3.10
3.20
3.18
1.65
1.65
Elevation [Elevasi]
Jarak Antar Titik
0.00
1.50 1.00 2.00 2.00 1.00 1.20
2.98
1.50
3.08
2.98
7.50
8.70
Jarak Langsung RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
DISETUJUI
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+600
SKALA 1 : 100
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
7.00 7.00
6.00 6.00
COR BETON COR BETON
5.00 5.00
4.00 4.00
+3.0775
CL +2.9936 CL
3.00 3.00
2.00 +1.5775 2.00
+1.4936
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
3.13
1.57
3.07
3.19
3.21
3.19
3.19
3.12
1.49
3.12
3.12
3.21
3.32
3.21
3.12
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
0.50
0.50
Jarak Antar Titik 1.00 2.00 2.00 1.00 0.7 Jarak Antar Titik 1.00 2.00 2.00 1.00 0.7
PEMILIK PROYEK
0.00
0.00
0.50
1.50
0.00
0.00
0.00
0.50
1.50
3.50
5.50
6.50
7.20
3.50
5.50
6.50
7.20
Jarak Langsung Jarak Langsung
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+600 POTONGAN MELINTANG STA. 0+620
KONSULTAN
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
7.00 7.00
FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
6.00 6.00
NAMA GAMBAR:
COR BETON COR BETON
5.00 5.00
RUAS - 1
SITUASI DAN POT. MELINTANG
DRAINASE PONDOK ASRI
4.00 4.00 0+600 - 0+660
+2.9095
CL +2.8257 CL
3.00 3.00 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
2.00 2.00 +1.3257 CS-1 9 12
+1.4095 1:15
1.00 1.00
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
+ 0.00 + 0.00
2.83
1.40
2.83
2.83
3.80
3.89
3.80
2.83
2.83
2.65
1.32
2.65
2.65
2.89
2.79
2.74
2.84
279
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
Jarak Antar Titik 1.00 1.00 2.00 2.00 1.00 1.00 Jarak Antar Titik 1.00 1.00 2.00 2.00 1.00 1.00
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
0.00
0.00
0.00
1.00
2.00
0.00
0.00
0.00
1.00
200
DISETUJUI
4.00
6.00
7.00
8.00
4.00
6.00
7.00
8.00
Jarak Langsung Jarak Langsung
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+640 POTONGAN MELINTANG STA. 0+660
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
7.00 7.00
6.00 6.00
COR BETON
COR BETON
5.00 5.00
4.00 4.00
CL
3.00 +2.6577 CL
+2.7417 3.00
2.00 2.00
+1.2417 +1.1577
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00
3.43
1.24
2.49
2.49
2.89
3.78
279
2.14
2.14
2.14
2.70
2.70
2.70
Elevation [Elevasi]
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
Jarak Antar Titik 1.00 1.00 2.00 2.00 1.00 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Jarak Antar Titik 1.00 1.00 2.00 2.00
PEMILIK PROYEK
0.00
0.00
0.00
0.50
1.50
0.00
0.00
1.00
2.00
3.50
5.50
Jarak Langsung
4.00
6.00
Jarak Langsung
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+680 POTONGAN MELINTANG STA. 0+700
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100 KONSULTAN
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
7.00 7.00
FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
6.00 6.00
NAMA GAMBAR:
COR BETON
5.00 5.00 COR BETON
RUAS - 1
SITUASI DAN POT. MELINTANG
4.00 4.00 DRAINASE PONDOK ASRI
0+680 - 0+740
CL
3.00 CL 3.00
+2.5737 +2.4897 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
2.00 2.00
+1.0737 1:15 CS-1 10 12
+0.9897
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00 DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
2.33
2.33
2.67
2.77
2.67
1.96
1.96
2.54
2.64
2.74
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
Jarak Antar Titik 1.00 0.80 2.00 2.00 Jarak Antar Titik 1.50 1.00 2.00 2.00
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
3.00
3.00
3.00
0.00
1.50
2.50
5.00
7.00
4.50
6.50
DISETUJUI
Jarak Langsung Jarak Langsung
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
POTONGAN MELINTANG STA. 0+720 POTONGAN MELINTANG STA. 0+740
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
7.00 7.00
6.00 6.00
5.00 5.00
4.00 4.00
3.00 +2.4059 3.00
+2.3218
2.00 2.00
+0. 9059 +0.8218
1.00 1.00
+ 0.00 + 0.00
2.08
2.08
2.53
2.27
2.27
2.38
2.48
2.48
Elevation [Elevasi] Elevation [Elevasi]
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
Jarak Antar Titik 1.50 1.00 Jarak Antar Titik 1.50 1.00 2.00 2.00 DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
0.00
1.50
2.50
0.00
1.50
2.50
4.50
6.50
Jarak Langsung Jarak Langsung
PEMILIK PROYEK
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+760 POTONGAN MELINTANG STA. 0+780
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100 KONSULTAN
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
7.00
7.00
FASILITASI PENYUSUNAN DED
6.00
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
6.00
5.00 NAMA GAMBAR:
5.00
RUAS - 1
4.00 SITUASI DAN POT. MELINTANG
DRAINASE PONDOK ASRI
4.00
0+760 - 0+820
3.00
+2.2379 3.00 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
2.00 +2.1539
2.00
+0.7379 1:15 CS-1 11 12
1.00
1.00
+0.6539
+ 0.00
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
+ 0.00
2.18
2.18
2.30
Elevation [Elevasi]
2.11
0.65
2.22
Elevation [Elevasi]
Jarak Antar Titik 1.50 1.00
Jarak Antar Titik 1.50 2.00 2.00 2.00
0.00
1.50
2.50
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
1.50
3.50
5.50
DISETUJUI
Jarak Langsung
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
POTONGAN MELINTANG STA. 0+800 POTONGAN MELINTANG STA. 0+820
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
SKALA 1 : 100 SKALA 1 : 100
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
+2.0447
2.00
1.00 +0.5447
+ 0.00
2.06
2.06
2.21
2.28
Elevation [Elevasi]
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
Jarak Antar Titik 1.50 1.00 DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
0.00
1.50
2.50
Jarak Langsung
PEMILIK PROYEK
SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
POTONGAN MELINTANG STA. 0+846
KONSULTAN
SKALA 1 : 100
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
NAMA GAMBAR:
RUAS - 1
SITUASI DAN POT. MELINTANG
DRAINASE PONDOK ASRI
0+846
SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
1:15 CS-1 12 12
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
DISETUJUI
KEPALA SATUAN KERJA
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERMUKIMAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
LALU HERI GUNAWAN, ST. MT
NIP. 19700405 200701 1 010
N
49
LEGENDA
37
N
03
49
37
53
Bench Mark
0
20
65 0
Patok Poligon 98 15
E 65
98
E
Sungai
Jembatan
GORONG - GORONG GORONG - GORONG
Gorong-gorong
Hm. 0+16 GORONG - GORONG
POT.STA 16
Hm. 0+46 Hm. 0+77
POT.STA 18
Jalan Aspal
POT.STA 17
Pemukiman / Rumah
Arah Aliran
0+000
0+000
Jln cor ujung
0+000
0+175.327
STA0+000 STA0+020 STA0+040 STA0+060 STA0+080 STA0+100
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
S I T U STA S I
N
N
03
49
37
SATUAN KERJA
53
0
15 PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
65 0
98 10 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
E 65
98
E
KONSULTAN
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
+ 6.00 SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 m
SKALA VERTIKAL + 5.00
0 4.0 8.0 12.0 16.0 20.0 m NAMA GAMBAR:
+ 4.00
SKALA HORIZONTAL
+ 3.00
RUAS - 1
+ 2.00 SITUASI DAN POT. MEMANJANG
DRAINASE PONDOK ASRI
+ 1.00
0+000 - 0+100
BIDANG PERSAMAAN : ± 0.00
PATOK HEKTOMETER
0
1
NOMOR PROFIL STA 0+000 STA.0+020 STA.0+040 STA.0+060 STA.0+080 STA.0+100 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
100.00
20.00
40.00
60.00
80.00
0.00
JARAK PROFIL/JARAK LANGSUNG 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
1:15 LS-1 1 9
+6.00 +5.80 +5.60
+5.385+4.96 +4.98
+4.955+4.65 +4.59
ELEVAASI DASAR SALURAN KANAN
EXCISTING
+6.0000
+5.6681
+5.3350
+5.2173
+5.0992
+4.9812
ELEVASI TANGGUL RENCANA
+4.7173
+4.4811
+5.1681
+4.8350
+5.5000
+4.5992
ELEVASI DASAR SALURAN
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
RENCANA
49
49
38
LEGENDA
37
03
03
Bench Mark 0
0
20 10
65 65
Patok Poligon 98 98 GORONG - GORONG
E E
Hm. 1+95
POT.STA 14
POT.STA 13
Sungai
GORONG - GORONG
Jembatan GORONG - GORONG Hm. 1+63
Hm. 1+20
Gorong-gorong
BM STAS
Jalan Aspal N 9865071.998
0+000
POT.STA 15
E 493802.999
+4.000
0+000
Z
Pemukiman / Rumah
0+000
Arah Aliran
S
A
ST
0+000
STA0+160 STA0+180
0+000 BM
0+060
STA0+100 STA0+120
BS STA0+140 KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
BM DAN PERUMAHAN RAKYAT
BM BS DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
N 9865072.000
N
E 493795.000
N
49
Z +4.510
49
37
S I T U STA S I
38
PEMILIK PROYEK
53
03
SKSTALSTA HORIZONTSTAL
0
10 0 SATUAN KERJA
65 15
98 65 PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
E 98
E PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
KONSULTAN
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
+ 6.00 SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 m
SKALA VERTIKAL + 5.00
0 4.0 8.0 12.0 16.0 20.0 m NAMA GAMBAR:
+ 4.00
SKALA HORIZONTAL
+ 3.00
RUAS - 1
+ 2.00
SITUASI DAN POT. MEMANJANG
+ 1.00 DRAINASE PONDOK ASRI
0+100 - 0+200
BIDANG PERSAMAAN : ± 0.00
PATOK HEKTOMETER
0
NOMOR PROFIL STA 0+100 STA.0+120 STA.0+140 STA.0+160 STA.0+180 STA.0+200 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
100.00
120.00
140.00
160.00
180.00
200.00
JARAK PROFIL/JARAK LANGSUNG 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
1:15 LS-1 2 9
+4.95 +4.65 +4.59
+4.9812
+4.8808
+4.7824
+4.6844
+4.5862
+4.4881
ELEVASI TANGGUL RENCANA
+3.9935
+3.9015
+3.8096
+4.0852
+4.1773
+4.2691
ELEVASI DASAR SALURAN
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
RENCANA
00
49
N
65
38
49
98
53
39
E
03
0
05 GORONG - GORONG GORONG - GORONG
65
98 Hm. 2+31 Hm. 2+68
E
Block c
POT.STA 11
POT.STA 13
POT.STA 12
0+000 0+000
0+000
0+293
0+000
STA0+180 STA0+200 STA0+220 STA0+240 STA0+260
STA0+280 STA0+280 STA0+302
S I T U STA S I LEGENDA KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
SKSTALSTA HORIZONTSTAL
DAN PERUMAHAN RAKYAT
Bench Mark DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
0 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
00
N
N
65
Patok Poligon
49
49
98
38
PEMILIK PROYEK
38
03
53
Sungai
0
05 SATUAN KERJA
65 Jembatan PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
98
E PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Gorong-gorong
Jalan Aspal KONSULTAN
Pemukiman / Rumah
Arah Aliran CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
+ 6.00 SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 m
SKALA VERTIKAL + 5.00
0 4.0 8.0 12.0 16.0 20.0 m NAMA GAMBAR:
+ 4.00
SKALA HORIZONTAL
+ 3.00
RUAS - 1
+ 2.00 SITUASI DAN POT. MEMANJANG
DRAINASE PONDOK ASRI
+ 1.00
0+200 - 0+302
BIDANG PERSAMAAN : ± 0.00
PATOK HEKTOMETER
0
NOMOR PROFIL STA 0+200 STA.0+220 STA.0+240 STA.0+260 STA.0+293 STA.0+302 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
200.00
220.00
240.00
260.00
293.00
302.00
JARAK PROFIL/JARAK LANGSUNG 20.00 20.00 20.00 33.00 9.00
1:15 LS-1 3 9
+4.52 +4.01 +4.00
+4.3900
+4.3560
+4.3222
+4.4881
+4.2700
+4.2380
ELEVASI TANGGUL RENCANA
+3.5498
+3.5004
+3.4512
+3.3754
+3.3527
+3.5990
ELEVASI DASAR SALURAN
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
RENCANA
LEGENDA
37
RumAh
03
0
95
N
64
49
Bench Mark
0
20 98
39
65
53
E
Patok Poligon 98
E
GORONG - GORONG GORONG - GORONG
POT.STA 10
Jembatan
Hm. 3+60
POT.STA 8
Gorong-gorong
6
87
2. l
Jalan Aspal J
0+000 1.0591
Pemukiman / Rumah 0+000
6
87 0+000
2. l
Arah Aliran J
STA0+302 STA0+405
STA0+320 STA0+340 STA0+360 STA0+380
S I T U STA S I KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
SKSTALSTA HORIZONTSTAL
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PEMILIK PROYEK
N
49
N
39
49
SATUAN KERJA
03
39
53
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
0 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
95 0
64 90
98 64
E 98
E
KONSULTAN
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
+ 6.00 SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 m
SKALA VERTIKAL + 5.00
0 4.0 8.0 12.0 16.0 20.0 m NAMA GAMBAR:
+ 4.00
SKALA HORIZONTAL
+ 3.00
RUAS - 1
+ 2.00
SITUASI DAN POT. MEMANJANG
+ 1.00 DRAINASE PONDOK ASRI
0+302 - 0+405
BIDANG PERSAMAAN : ± 0.00
PATOK HEKTOMETER
0
NOMOR PROFIL STA 0+302 STA.0+320 STA.0+340 STA.0+360 STA.0+380 STA.0+405 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
302.00
320.00
340.00
360.00
380.00
405.00
JARAK PROFIL/JARAK LANGSUNG 18.00 20.00 20.00 20.00 25.00
1:15 LS-1 4 9
+4.21 +3.72 +3.73
+4.2380
+4.1686
+4.0991
+4.0298
+3.9604
+3.8910
ELEVASI TANGGUL RENCANA
+3.3662
+3.2912
+3.2160
+3.2160
+2.6660
+3.0660
+2.5910
+2.9910
ELEVASI DASAR SALURAN
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
RENCANA
49
49
LEGENDA
40
37
03
03
N
49
Bench Mark
0 0
40
20 90
53
65 64
Patok Poligon 98 98
E E
0
85
64
98
Sungai
E
Jembatan
Gorong-gorong
Jalan Aspal
Pemukiman / Rumah
Arah Aliran
STA0+400 STA0+420 STA0+440 STA0+460 STA0+480 STA0+500
S I T U STA S I
SKSTALSTA HORIZONTSTAL
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PEMILIK PROYEK
N
49
40
03
SATUAN KERJA
0 PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
85
64 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
98
E
KONSULTAN
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
+ 6.00 SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 m
SKALA VERTIKAL + 5.00
0 4.0 8.0 12.0 16.0 20.0 m NAMA GAMBAR:
+ 4.00
SKALA HORIZONTAL
+ 3.00
RUAS - 1
+ 2.00 SITUASI DAN POT. MEMANJANG
2.6399 DRAINASE PONDOK ASRI
+ 1.00
0+405 - 0+500
BIDANG PERSAMAAN : ± 0.00
PATOK HEKTOMETER
0
1
NOMOR PROFIL STA 0+405 STA.0+420 STA.0+440 STA.0+460 STA.0+480 STA.0+500 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
405.00
420.00
440.00
460.00
480.00
500.00
JARAK PROFIL/JARAK LANGSUNG 15.00 20.00 20.00 20.00 20.00
1:15 LS-1 5 9
+3.89 +2.49 +2.89
+3.8962
+3.8333
+3.7491
+3.6654
+3.5813
+3.4974
ELEVASI TANGGUL RENCANA
+2.5962
+2.9962
+2.4990
+2.8991
+2.3693
+2.7693
+2.2399
+2.6399
+2.1102
+2.5102
+1.9806
+2.3806
ELEVASI DASAR SALURAN
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
RENCANA
03
49
40
53
Bench Mark
0
80
64
Patok Poligon 98
E
Sungai
0.8090
Jembatan
Gorong-gorong
Gorong2 bis
10.0545
Jalan Aspal
STA0+500 STA0+520 STA0+540 STA0+560 STA0+580 STA0+600
Pos
Pemukiman / Rumah
Arah Aliran
S I T U STA S I N
BM 07
9864790.217
SKSTALSTA HORIZONTSTAL
E 494095.222
STA0+580
Z +1.627
JSTAlur SSTAlurSTAn
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
N
53
49
38
N
PEMILIK PROYEK
03
49
41
0
80
03
0 64
05 98 SATUAN KERJA
65 E 0 PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
98 75
E 64 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
98
E
STA0+600
POT.STA 2
KONSULTAN
0+372
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
Gorong2 bis
FASILITASI PENYUSUNAN DED
+ 6.00 SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 m
SKALA VERTIKAL + 5.00
0 4.0 8.0 12.0 16.0 20.0 m NAMA GAMBAR:
+ 4.00
SKALA HORIZONTAL
+ 3.00
RUAS - 1
+ 2.00 SITUASI DAN POT. MEMANJANG
DRAINASE PONDOK ASRI
+ 1.00
0+500 - 0+600
BIDANG PERSAMAAN : ± 0.00
PATOK HEKTOMETER
0
NOMOR PROFIL STA 0+500 STA.0+520 STA.0+540 STA.0+560 STA.0+580 STA.0+600 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
500.00
520.00
540.00
560.00
580.00
600.00
JARAK PROFIL/JARAK LANGSUNG 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
1:15 LS-1 6 9
+3.28 +2.27 +2.47
+3.2792
+3.4134
+3.3293
+3.2455
+3.1615
+3.0776
ELEVASI TANGGUL RENCANA
+1.9792
+2.3792
+1.9389
+2.3389
+1.8985
+2.2985
+1.8582
+2.2582
+1.8179
+2.2179
+1.7776
+2.1776
ELEVASI DASAR SALURAN
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
RENCANA
Gorong2 bis
STA+660
STA+640
0+435
Gorong2 bis
STA+580
STA+620
0+512
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
STA+600
0+372
0+700
SATUAN KERJA
Pagar
STA+700
STA+680
STA+660
STA+600
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
STA+640
STA+620
Jalan Perum Mulawarman
STA+600
KONSULTAN
STA+760 CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
PAGAR
NOMOR PROFIL STA 0+600 STA.0+620 STA.0+640 STA.0+660 STA.0+680 STA.0+700 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
600.00
620.00
640.00
660.00
680.00
700.00
JARAK PROFIL/JARAK LANGSUNG 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
ELEVAASI DASAR SALURAN KANAN 1:15 LS-1 7 9
EXCISTING
+3.07 +1.5776
+2.99 +1.4936
+2.90 +1.4096
+2.82 +1.3257
+2.74 +1.2417
+2.65 +1.1577
ELEVASI DASAR SALURAN DRAINASE KIRI
ELEVASI MUKA TANAH
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
+2.99
+3.07
+2.90
+2.82
+2.74
+2.65
ELEVASI TANGGUL RENCANA
+1.5776
+1.4936
+1.4096
+1.3257
+1.2417
+1.1577
ELEVASI DASAR SALURAN
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
RENCANA
STA+460
STA+483.5
STA+720
Pagar
G2
ON
OR
G
0+700
STA+740 PAGAR
0+435
0+705
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
0+420
0+400
STA+846
ON
SATUAN KERJA
OR
STA+820
STA+800
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
G
STA+780
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
STA+760 KONSULTAN
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
0 2.0 4.0 6.0 8.0 10.0 m
SKALA VERTIKAL + 5.00
0 4.0 8.0 12.0 16.0 20.0 m NAMA GAMBAR:
+ 4.00
SKALA HORIZONTAL
+ 3.00
RUAS - 1
+ 2.00
SITUASI DAN POT. MEMANJANG
+ 1.00 DRAINASE PONDOK ASRI
1.1577 1.0738 0.9898 0.9059 0.8219 0.7379
0+700 - 0+800
BIDANG PERSAMAAN : ± 0.00
PATOK HEKTOMETER
0
NOMOR PROFIL STA 0+700 STA.0+720 STA.0+740 STA.0+760 STA.0+780 STA.0+800 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
700.00
720.00
740.00
760.00
780.00
800.00
JARAK PROFIL/JARAK LANGSUNG 20.00 20.00 20.00 20.00 20.00
ELEVAASI DASAR SALURAN KANAN 1:15 LS-1 8 9
EXCISTING
+2.65 +1.1577
+2.57 +1.0738
+2.48 +0.9898
+2.40 +0.9059
+2.32 +0.8219
+2.23 +0.7379
ELEVASI DASAR SALURAN DRAINASE KIRI
ELEVASI MUKA TANAH
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
+2.57
+2.65
+2.48
+2.40
+2.32
+2.23
ELEVASI TANGGUL RENCANA
+1.1577
+1.0738
+0.9898
+0.9059
+0.8219
+0.7379
ELEVASI DASAR SALURAN
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
RENCANA
STA+460
STA+483.5
STA+720
Pagar
G2
ON
OR
G
cil
Ke
ar
STA+740
gg
PAGAR
an
0+700
M
ai
0+435
0+705
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
0+420
0+400
g
DAN PERUMAHAN RAKYAT
un
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
STA+846 S
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PEMILIK PROYEK
G2
ON
SATUAN KERJA
OR
STA+820
STA+800
PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
G
STA+780
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
STA+760 KONSULTAN
CV. MEGA JASA
NAMA PAKET :
FASILITASI PENYUSUNAN DED
SISTEM DRAINASE LINGKUNGAN KOTA BALIKPAPAN
+ 5.00
NAMA GAMBAR:
+ 4.00
+ 3.00
RUAS - 1
+ 2.00 SITUASI DAN POT. MEMANJANG
DRAINASE PONDOK ASRI
+ 1.00
0+800 - 0+846
0.7379
BIDANG PERSAMAAN : ± 0.00
0.6540 0.5448
PATOK HEKTOMETER
0
NOMOR PROFIL STA 0+800 STA.0+820 STA.0+846 SKSTALSTA KODE LMB No. LMB JML. LBR
800.00
820.00
846.00
JARAK PROFIL/JARAK LANGSUNG 20.00 26.00
ELEVAASI DASAR SALURAN KANAN 1:15 LS-1 9 9
EXCISTING
+2.47 +0.7379
+2.38 +0.6540
+2.27 +0.5448
ELEVASI DASAR SALURAN DRAINASE KIRI
ELEVASI MUKA TANAH
DIGAMBAR DIRENCANAKAN DIPERIKSA
+2.38
+2.47
+2.27
ELEVASI TANGGUL RENCANA
+0.7379
+0.6540
+0.5448
ELEVASI DASAR SALURAN
RUDI SETIAWAN M. FAHMI NOOR AMIN, ST ADE RIZALDI AHDIYANA, ST
RENCANA
Keterangan
1
volume(perkalian antara satuan dengan kuantitas) dengan
harga satuan pekerjaan maka dilakukan pembetulan,
dengan ketentuan volume pekerjaan sesuai dengan yang
tercantum dalam Dokumen Pengadaan dan harga satuan
tidak boleh diubah; dan
c. jika terjadi jenis pekerjaan tidak ditulis dengan lengkap
maka akan dilakukan klarifikasi dan penilaian untuk
dilanjutkan atau tidak dilanjutkan pada evaluasi
penawaran.
2
Daftar 1: Mata Pembayaran Umum1 CONTOH
Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
1 Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat umum.
2 Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakanharga sebelum PPN (Pajak
Pertambahan Nilai).
3
Daftar 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: ....................3
CONTOH
Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
3 Cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan Konstruksi ini di
antara bagian-bagian pekerjaan lain.
4 Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga sebelum PPN
(Pajak Pertambahan Nilai).
4
Daftar 3: Mata Pembayaran .....................5
CONTOH
Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
5 Cantumkan Mata Pembayaran Jenis Pekerjaan selain yang sudah diuraikan dalam Mata Pembayaran
Pekerjaan Utama jika terdapat lebih dari satu jenis pekerjaan.
6 Semua jenis harga yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga merupakan harga sebelum PPN
(Pajak Pertambahan Nilai).
5
Daftar Rekapitulasi CONTOH
6
REKAPITULASI
BILL OF QUANTITY (BOQ)
INSTANSI : KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KEGIATAN : SATKER PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN PROV. KALTIM
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN DRAINASE LINGKUNGAN PERMUKIMAN KOTA BALIKPAPAN
LOKASI : PONDOK ASRI KOTA BALIKPAPAN
JUMLAH HARGA
NO. URAIAN PEKERJAAN
(Rp.)
I PEKERJAAN PERSIAPAN -
TERBILANG : NOLRUPIAH
Di Buat Oleh,
PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO)………………………
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
I PEKERJAAN PERSIAPAN
Jumlah Harga Pekerjaan II.C.I. A. (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) -
Jumlah Harga Pekerjaan II.C.I. B. (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) -
PERKIRAAN HARGA SATUAN JUMAH HARGA
NO. URAIAN SAT.
KUANTITAS (Rp.) (Rp.)
Jumlah Harga Pekerjaan II.C.I. C. (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) -
Jumlah Harga Pekerjaan C. (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) -
Jumlah Harga Pekerjaan II.C.V. A. (masuk pada Rekapitulasi Perkiraan Harga Pekerjaan) -
BAB XIII
BENTUK DOKUMEN LAIN
Kepada Yth.:
....................
di ....................
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP. ....................
1
Tembusan Yth. :
Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi
APIP ............... [Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi]
Unit Eselon 1
Unit Eselon 2………./Kepala Satuan kerja………..
....................[Pokja ULP]
......... dst
2
B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA(SPMK)
Nomor: ....................
Paket Pekerjaan: ....................
3
[tanda tangan]
[nama lengkap]
[jabatan]
NIP: ....................
[tanda tangan]
4
C. BENTUK SURAT JAMINAN
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PELAKSANAAN
No. ........................................
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas
waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada
Penerima Jaminan berupa:
a. Yang dijamin tidak menyelesaikan pekerjaan tersebut pada waktunya dengan baik
dan benar sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak;
b. Pemutusan kontrak akibat kesalahan Yang Dijamin.
sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Pemilihanyang diikuti oleh Yang Dijamin.
152
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada
pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini, masing-
masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan
Negeri .....................
Dikeluarkan di : .....................
Pada tanggal : .....................
[Bank]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
Materai Rp6000,00
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ……..[bank] ......................................
[Nama dan Jabatan]
153
Jaminan Pelaksanaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
( Hanya Untuk Badan Usaha Kecil )
JAMINAN PELAKSANAAN
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut
supaya harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna
dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831
KUH Perdata.
154
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini
harus sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh)
hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di ……………
pada tanggal ……………
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp6000,00
………………………… …………………………
Untuk keyakinan,
pemegang Jaminan
disarankan untuk
mengkonfirmasiJaminan ini
ke …… [Penerbit Jaminan]
155
Jaminan Uang Muka dari Bank
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN UANG MUKA
No. ........................................
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas
waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada
Penerima Jaminan berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran kembali Uang
Muka yang sudah diterima Yang Dijamin kepada Penerima Jaminan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
156
5. Garansi Bank ini tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan
kepada pihak lain.
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri …………..
Dikeluarkan di : ………….
Pada tanggal : ………….
[Bank]
Materai Rp6000,00
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank ......................................
disarankan untuk [Nama dan Jabatan]
mengkonfirmasi Garansi
ini ke ……..[bank]
157
Jaminan Uang Muka dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
( Hanya Untuk Badan Usaha Kecil )
2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk
melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar
bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan
pekerjaan .................. yang telah dipercayakan kepadanya atas dasar Surat
Penunjukan Pemenang Barang/Jasa (SPPBJ) dari PENERIMA JAMINAN
No. ................... tanggal .................................
6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali
bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewa untuk menuntut supaya
harta benda TERJAMIN lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi
hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.
158
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus
sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.
Dikeluarkan di ..........................
pada tanggal .............................
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp6000,00
...................................... ......................................
159
Jaminan Pemeliharaan dari Bank
GARANSI BANK
sebagai
JAMINAN PEMELIHARAAN
No. ........................................
ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas
waktu berlakunya Garansi Bank ini, lalai/tidak memenuhi kewajibannya kepada
Penerima Jaminan berupa:
Yang Dijamin tidak memenuhi kewajibannya melakukan pemeliharaan sebagaimana
ditentukan dalam Dokumen Kontrak.
160
6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Garansi Bank ini,
masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di
Kantor Pengadilan Negeri ..................
Dikeluarkan di : ..........................
Pada tanggal : ..........................
[Bank]
Materai Rp6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Garansi Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi Garansi
ini ke …….[bank]
161
Jaminan Pemeliharaan dari Asuransi/Perusahaan Penjaminan
( Hanya Untuk Badan Usaha Kecil )
JAMINAN PEMELIHARAAN
162
7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini
harus sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan
ini.
Dikeluarkan di ..........................
pada tanggal .............................
TERJAMIN PENJAMIN
Materai Rp6000,00
...................................... ......................................
163
D. BENTUK SURAT KETERANGAN DUKUNGAN KEUANGAN
DARI BANK
Nama Perusahaan :
.......................................................
Alamat :
.......................................................
Nomor Rekening :
.......................................................
Nama Penanggung Jawab :
.......................................................
Dikeluarkan di : ..................
Pada tanggal : ..................
[Bank]
164
Materai Rp6000,00
......................................
[Nama dan Jabatan]
Untuk keyakinan,
pemegang Dukungan
Keuangan Dari Bank
disarankan untuk
mengkonfirmasi ke
……….[bank]
165
E. PENGUMUMAN [PELELANGAN UMUM/PEMILIHAN LANGSUNG]
DENGAN PASCAKUALIFIKASI
1. No Pengumuman :
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]
2. Nama Pokja
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]
3. Paket Pekerjaan
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]
4. Persyaratan Peserta
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]
5. Pelaksanaan Pengadaan
[Sesuai yang tercantum dalam portal LPSE full e-procurement]
166