Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TEKNOLOGI PERPIPAAN

SISTEM PERPIPAAN PADA PDAM

Disusun Oleh :

1. Ardiyan Rhamadhani (15320039)


2. Dimas Arief Prasetya (15320065)

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS JANABADRA
YOGYAKARTA
2017
PENDAHULUAN

PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit usaha milik
daerah, yang yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum. PDAM
terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh Indonesia. PDAM
merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor
oleh aparataparat eksekutif maupun legislatif daerah.

Perusahaan air minum yang dikelola negara secara modern sudah ada sejak zaman
penjajahan Belanda pada tahun 1920an dengan nama Waterleiding sedangkan pada
pendudukan Jepang perusahaan air minum dinamai Suido Syo.

Bidang Distribusi mempunyai tugas pokok mendistribusikan air dari asalnya (sumber
air baku yang sudah diperbaiki kualitasnya) sampai ke pelanggan. Untuk mengantarkan air
dari pengambilan dilakukan dengan pipa transmisi yang kemudian didistribusikan kepada
pelanggan melalui jaringan distribusi.
Sumber air berasal dari mata air Cokrotulung dengan kapasitas 387 lt//det yang
mengalir melalui pipa transmisi secara Gravitasi ke Reservoir Kartasura hingga sampai
ke kota Surakarta khususnya untuk pelayanan wilayah selatan. Sedangkan wilayah utara
dengan sumber air Sumur Dalam berjumlah 13 Sumur Dalam dengan kapasitas 182,48 lt/det.
Pendistribusiannya menggunakan pompa.Untuk wilayah Tengah sumber air dari 13 Sumur
Dalam kapasitas 167,62 lt/det dan IPA Jurug dengan kapasitas 85,47 lt/det.
Pendistribusiannya dengan pompa. Kapasitas Reservoir yang ada sebesar 9.640 m3, hanya
mampu melayani pada jam puncak 3,02 jam dari standard 4,8 jam atau 37,13 %.
Untuk memberikan jaminan bahwa air dapat sampai ke pelanggan sesuai dengan
kebutuhannya maka Bidang Distribusi juga bertanggung jawab atas perbaikan jaringan yang
rusak. Informasi kerusakan jaringan dapat berasal dari laporan pelanggan dan masyarakat
serta petugas yang melakukan pencarian kerusakan di malam hari. Kegiatan pencarian
kerusakan jaringan seringkali hanya dapat dilakukan di malam hari karena pada jam-jam
tersebut tekanan air dalam pipa sangat tinggi sehingga kebocoran menjadi lebih mudah
dideteksi.
Guna mengurangi kehilangan air dalam hal kebocoran pipa secara fisik kita percepat
pelaksanaan perbaikannya. Juga rehabilitasi piapa tua /besi secara bertahap kita laksanakan
penggantian pipa distribusi serta pipa dinas menggunakan pipa HDPE dengnan harapan
mengurangi adanya kebocoran pada accessories. Serta bisa meningkatkan tekanan pada
pelayanan pelanggan.
Tugas yang lain adalah Perencanaan Sambungan Rumah hingga pemasangannya juga
pemasangan pipa perluasan kita laksanakan cepat dan akurat sehingga program cakupan
pelayanan diharapkan akan bisa segera tercapai.
Selain mendistribusikan air Bidang Distribusi juga menangani Meter Air dengan
fasilitas Laborat. Meter Air termasuk perbaikan meter air pelanggan. Sebelum Meter air
pelanggan dipasang dilakukan tera meter yang dilakukan oleh Lembaga Metrologi. Secara
periodik kita men tera ulang meter air pelanggan yang umurnya diatas 5 tahun. Juga
menangani tera ulang meter air pelanggan dan perbaikan meter air pelanggan.
Proses Pengolahan air baku menjadi air bersih di PDAM

PDAM merupakan perusahaan milik daerah yang bergerak di bidang pengolahan dan
pendistribusian air bersih.Beberapa fasilitas yang dimilki dalam pemprosesan air bersih
antara lain : intake, menara air, clarifier, pulsator, filter, dan reservoir. Semua perlatan
peralatan tadi dapat dioperasikan melalui system computer yang ada. Selain berbagai macam
peralatan, PDAM juga menggunakan bahan kimia seperti : kaporit dan tawas dalam proses
pengolahan air bersih. Air yang diproduksi dipantau kualitasnya oleh laboratorium. Sehingga
air yang dihasilkan selalu memenuhi standar kesehatan air bersih.

1.Intake
Intake merupakan bangunan yang berfungsi untuk menangkap air dari badan air (sungai)
sesuai dengan debit yang diperlukan bagi pengolahan air bersih.

2. Menara air baku


Menara air baku berfungsi mengontrol dan mengatur laju alir dan tinggi permukaan air baku
agar tetap konstan, sehingga proses pengolahan berupa pembubuhan bahan kimia, koagulasi,
pengendapan, dan penyaringan dapat berjalan dengan baik serta maksimal.
3. Clarifier
Clarifier sebagai tempat terjadinya koagulasi. Di Clarifier air dibersihkan dari kotoran-
kotoran dengan cara mengendapkan kotoran-kotoran yang terdapat didalam air tersebut pada
lamlar yang berupa jaring-jaring besi pada bagian bawah Clarifier. Kotoran-kotoran yang
mengendap akan dibuang melalui pipa saluran pembuangan.

4. Rapid mixing (bangunan pengaduk cepat)


Bangunan pengaduk cepat berfungsi sebagai tempat pencampuran koagulan dengan air baku
sehingga terjadi proses koagulasi.

5. Slow mixing (bangunan pengaduk lambat)


Proses pengadukan lambat (slow mixing) terjadi pada pulsator. Di sini flok flok yang lebih
besar akan terbentuk dan stabil, sehingga akan lebih mudah untuk diendapkan dan disaring.
Cara kerja pulsator yaitu dengan sistem ruang hampa bekerja dengan menaikkan dan
menurunkan air, sehingga flok flok yang ada dapat bercampur. Lumpur dari endapan
partikel flokulen dibuang setiap 15 (lima belas) menit sekali. Setelah mengalami proses pada
pulsator, diharapkan tingkat kekeruhan air mencapai 1 FTU yang selanjutnya akan diproses
di filter.

6. Bangunan filtrasi
Bangunan filtrasi yang berfungsi sebagai tempat proses penyaringan butir-butir yang tidak
ikut terendap pada bak sedimentasi dan juga berfungsi sebagai penyaring mikroorganisme
atau bakteri yang ikut larut dalam air. Bangunan filtrasi biasanya menggunakan pasir silica
yang berwarna hitam setebal 80 cm dan juga kerikil. Pasir ini digunakan karena lebih berat
dan lebih menempel flok-floknya.

7. Reservoir
Bangunan reservoir merupakan bangunan tempat penampungan air bersih yang telah diolah
sebelum didistribusikan ke rumah-rumah pelanggan.
Proses pengolahan nya, dibagi menjadi beberapa tahap yaitu:

Penyaringan dan Pengendapan

Penyaringan dan pengendapan bertujuan untuk memisahkan air baku dari zat-zat, seperti:
sampah, daun, rumput, pasir dan lain-lain berdasarkan berat jenis zat.

Koagulasi

Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia Al2(SO4)3 (Tawas) kedalam air agar
kotoran dalam air yang berupa padatan resuspensi misalnya zat warna organik, lumpur halus,
bakteri dan lain-lain dapat menggumpal dan cepat mengendap.

Flokulasi

Flokulasi adalah proses pembentukan flok sebagai akibat gabungan dari koloid-koloid dalam
air baku (air sungai) dengan koagulan. Pembentukan flok akan terjadi dengan baik jika di
tambahkan koagulan kedalam air baku (air sungai) kemudian dilakukan pengadukan lambat.

Sedimentasi
Setelah proses koagulasi dan flokulasi, air tersebut di diamkan sampai gumpalan kotoran
yang terjadi mengendap semua. Setelah kotoran mengendap air akan tampak lebih jernih.

Filtrasi

Pada proses pengendapan tidak semua gumpalan kotoran dapat diendapkan semua. Butiran
gumpalan kotoran kotoran dengan ukuran yang besar dan berat akan mengendap, sedangkan
yang berukuran kecil dan ringan masih melayang-layang dalam air. Untuk mendapatkan air
yang betul-betul jernih harus dilakukan proses penyaringan. Penyaringan dilakukan dengan
mengalirkan air yang telah diendapkan kotorannya ke bak penyaring yang terdiri dari
saringan pasir silika.

Desinfeksi

Pemberian desinfektan (gas khlor) pada air hasil penyaringan bertujuan agar dapat mereduksi
konsentrasi bakteri secara umum dan menghilangkan bakteri pathogen (bakteri penyebeb
penyakit).

Jenis Jenis Pipa PDAM di Indonesia secara Umum


Museum Pipa di Rusia

Berdasarkan Klasifikasi Jaringan Perpipaan Air Bersih dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Pipa induk (pipa utama/primer)


2. Pipa cabang (pipa sekunder)

3. Pipa pelayanan (pipa tersier).

Tujuan dan pengklasifikasian jaringan perpipaan ini adalah untuk memisahkan bagian
jaringan menjadi suatu sistem hidrolis tersendiri sehingga memberikan keuntungan seperti :

Kemudahan dalam pengoperasian, sesuai dengan debit yang mengalir.


Mempermudah perbaikan jika terjadi kerusakan.
Meratakan sisa tekanan dalam jaringan perpipaan, sehingga setiap daerah pelayanan
mendapatkan tekanan yang relatif sama
Mempermudah pengembangan jaringan perpipaan, sehingga jika dilakukan perluasan
dan pengembangan tidak perlu mengganti jaringan yang sudah ada, dengan catatan masih
memenuhi syarat kriteria hidrolis.
Jaringan perpipaan distribusi air bersih dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Pipa Hantar Distribusi (Feeder System)

Pipa hantar dalam pipa distribusi biasanya memberikan bentuk atau kerangka dasar sistem
distribusi. Tidak dibenarkan sambungan rumah pada sistem pipa hantar distribusi ini. Pipa
hantar distribusi dapat dibedakan menjadi sebagai berikut :

a. Pipa Induk Utama (Primary Feeder)

Pipa induk utama merupakan pipa distribusi yang mempunyai jangkauan terluas dan
diameter terbesar. Pipa ini melayani dan membagikan ke tiap blok-blok pelayanan di
daerah pelayanan, dan disetiap blok memiliki satu atau dua titik penyadapan (tapping)
yang dihubungkan dengan pipa induk sekunder (secondary feeder). Secara fisik pipa
induk utama dibatasi dengan :
Dimensinya direncanakan untuk dapat mengalirkan air sampai dengan akhir
perencanaan dengan debit jam puncak.
Tidak melayani penyadapan langsung ke konsumen
Jenis pipa yang dipilih harus mempunyai ketahanan tinggi
b. Pipa Induk Sekunder (Secondary Feeder)

Merupakan jenis hantaran yang kedua dari suatu sistem jaringan. Pipa ini meneruskan
air dari pipa induk utama ke tiap-tiap blok pelayanan. Pipa ini selanjutnya mempunyai
percabangan terhadap pipa servis. Secara fisik pipa induk sekunder dibatasi sebagai
berikut :
- Tidak melayani penyadapan langsung ke konsumen
- Dimensi dihitung berdasarkan banyaknya sambungan yang melayani konsumen.
- Kelas pipa yang dipergunakan sama atau lebih rendah dari pipa induk utama.

2. Pipa Pelayanan Distribusi

Pipa pelayanan adalah pipa yang menyadap dari pipa induk sekunder dan langsung melayani
konsumen. Diameter yang dipakai tergantung pada besarnya pelayanan terhadap konsumen.
Sistem pipa ini dibedakan menjadi :

a. Pipa Cabang (Small Distribution Main)


Dapat mengalirkan langsung ke rumah dan dapat mengalirkan ke pipa yang lebih kecil.

b. Pipa Service (Service Line)


Pipa ini merupakan pipa sambungan rumah
KESIMPULAN

PDAM sangat membantu memberikan atau menyalurkan air bersih kepada masyarakat, maka
dari itu untuk menjaga mutu dan kualitas dari air PDAM, petugas harus selalu menjaga pipa-
pipa dalam kondisi yang bagus. Karena kualitas dari air yang disalurkan oleh PDAM
tergantung dari kondisi dan perawatan dari pipa-pipa distribusi.

Anda mungkin juga menyukai