DISUSUN OLEH:
NIM: 16310176
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JANABADRA
YOGYAKARTA
2022
i
HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-NYA, memberikan segala kemudahan, kekuatan, serta keyakinan
dalam setiap kesulitan yang penulis hadapi. Skripsi ini penulias persembahkan
untuk:
1. Kedua Orang Tua tersayang dan tercinta Papa Roni dan Mama yang telah
memberikan doa, dukungan, nasihat, motivasi, dan kasih sayang serta kesabaran
yang tulus setiap hari.
2. Keluarga tersayang dan tercinta Alm. Kakek Darmo Utomo dan Nenek Wagirah
yang merawat penulis dari kecil hingga sekarang.
3. Keluarga Dinar yang telah senantiasa memberikan dukungan, semangat, dan
motivasi sehingga penulis mampu berjuang kembali untuk menyelesaikan
skripsi ini.
4. Seluruh teman-teman Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta
Angkatan 2016 yang sama-sama berjuang dari awal hingga akhir, khususnya
Lang, Bayu, Tejo, Gino, Gondrong, Ngole, Jusnik, Shodiq, Henry, Lutpi, Denny,
Ardy, Dinta, Inggit, Krisnanda, Burhan, Ifa, Asdi, dan seluruh kelas A2.
5. Seluruh teman-teman UPYM dan K2C, khususnya Ingga dan Dendy.
6. Serta semua pihak yang telah memberi bantuan, semangat dan masukan yang
sangat inspiratif sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Motto:
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala
Berkat dan Rahmatnya sehingga pada kesempatan ini penulis dapat Menyusun
Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS PENCEMARAN UDARA DI
PERKOTAAN (Studi Kasus: Karbondioksida (𝐂𝐎𝟐 ) Di Lengan Simpang
Hotel Melia Purosani, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta)”
Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi
untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata-1 (S-1) pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Janabadara Yogyakarta. Selama menyusun Tugas Akhir ini
penulis mendapatkan bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Edy Sriyono, M.T., selaku Rektor Universitas Janabadra Yogyakarta.
2. Titiek Widyasari, S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Janabadra Yogyakarta.
3. Prasetya Adi, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Janabadra Yogyakarta.
4. Risdiyanto, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing Utama pada Tugas Akhir
ini.
5. Dr. Nindyo Cahyo Kresnanto, S.T., M.T., selaku Dosen Pendamping pada
Tugas Akhir ini.
6. Sardi, S.T., M.T., selaku Dosen Penguji pada Tugas Akhir ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Sipil, Staf pengajaran, dan Karyawan yang
ada di Universitas Janabadra Yogyakarta.
iv
DAFTAR ISI
v
3.3. Diagram Pencemaran Udara ................................................................... 19
3.4. Volume Lalu Lintas ................................................................................ 19
3.5. Ekuivalensi Mobil Penumpang (EMP) ................................................... 20
3.6. Indeks Pencemaran Udara Menurut OHSA ............................................ 21
3.7. Suhu ........................................................................................................ 22
3.8. Kecepatan Angin ..................................................................................... 22
3.9. Metode Pengolahan Data ........................................................................ 22
3.10. Analisis Regresi ...................................................................................... 23
BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 26
4.1. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 26
4.2. Alat Dan Bahan ....................................................................................... 27
4.3. Data Primer ............................................................................................. 27
4.4. Pemilihan Daerah Dan Lokasi Penelitian ............................................... 27
4.5. Data Yang Dikumpulkan ........................................................................ 28
4.6. Waktu Pengukuran .................................................................................. 28
4.7. Pengukuran Karbondioksida, Suhu, dan Kecepatan Angin .................... 29
4.8. Pengukuran Volume Lalu Lintas ............................................................ 29
4.9. Analisis Kecenderungan (Trend Analyisis) ............................................ 29
BAB 5. ANALISA DAN PEMBAHASAN ......................................................... 30
5.1. Data Volume Lalu Lintas ........................................................................ 30
5.2. Data Karbondioksida (CO2 ) .................................................................... 30
5.3. Analisis Data ........................................................................................... 30
5.3.1. Volume Lalu Lintas ....................................................................... 30
5.3.2. Karbondioksida.............................................................................. 34
5.3.3. Analisis Kecenderungan Karbondioksida (CO2 ) Dan Volume
Kendaraan Terhadap Waktu .......................................................... 37
5.3.4. Analisis Hubungan Karbondioksida (CO2 ) Dan Suhu (°C) ........... 42
5.3.5. Analisis Hubungan Karbondioksida (CO2 ) Dan Kecepatan Angin
(km/h)……………………………………………………………. 45
5.3.6. Indeks Pencemaran Udara ............................................................. 48
vi
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 50
6.1. Kesimpulan ............................................................................................. 50
6.2. Saran ....................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 53
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis-Jenis Gas Rumah Kaca Dan Nilai Potensi Pemanasa Global ...... 11
Tabel 2.2 Penelitian-penelitian Sebelumnya ......................................................... 14
Tabel 3.1 Nilai EMP ............................................................................................. 20
Tabel 3.2 Indeks Standar Pencemaran Udara Parameter Tercemar ...................... 21
Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R ................................................. 25
Tabel 4.1 Alat Dan Bahan ..................................................................................... 27
Tabel 5.1 Hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ...................................... 39
Tabel 5.2 Hasil Rangking Kruskal-Wallis Test ..................................................... 40
Tabel 5.3 Hasil Uji Kruskal-Wallis ....................................................................... 40
Tabel 5.4 Hasil Rangking Mann-Whitney Test ..................................................... 41
Tabel 5.5 Hasil Uji Mann-Whitney Test ................................................................ 41
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 5.5 Rekapitulasi Nilai Karbondioksida (CO2) Dan Volume Lalu Lintas
Terhadap Waktu…………………………………………………………………….
x
INTISARI
Bertambahnya volume kendaraan berbanding lurus dengan meningkatnya beban emisi gas rumah
kaca yang dapat mencemari lingkungan sekitar, dimana salah satu parameternya adalah
karbondioksida (CO2 ). Emisi gas karbondioksida (CO2 ) yang berlebihan adalah faktor utama
terjadinya gas rumah kaca (GRK) yang menyebabkan pemanasan global. Di Kota Yogyakarta,
pertumbuhan angka pengguna kendaraan bermotor naik setiap tahunnya yang berpengaruh pada
nilai presentase emisi gas buang yang semakin tinggi, maka diperlukan penelitian tentang hubungan
volume kendaraan terhadap konsentrasi gas rumah kaca Di Kota Yogyakarta. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui volume lalu lintas, faktor meteorologi, dan nilai konsentrasi karbondioksida
(CO2 ) dari aktivitas kendaraan bermotor di lengan simpang Hotel Melia Purosani, Yogyakarta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer untuk mendapatkan nilai
volume kendaraan, karbondioksida (CO2 ), dan meteorologi. Alat yang digunakan untuk
pengambilan data karbondioksida (CO2 ), suhu, dan kec. angin menggunakan CO2 Meter, untuk
volume kendaraan menggunakan hand counter/manual dan Stopwatch. Data lapangan dihitung
menggunakan program MS. Excel 2016 dan SPSS 2021 untuk menganalisa volume kendaraan, nilai
karbondioksida (CO2 ), dan faktor meteorologi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa volume lalu lintas tertinggi pada hari Minggu terjadi
pada sore hari pukul 17.01-17.30 WIB dengan nilai volume 887 smp/menit dan volume lalu lintas
terendah terjadi pada malam hari pukul 21.01-21.30 WIB dengan nilai volume 420 smp/menit. Nilai
volume kendaraan menggunakan rumus Q = (QHV x emp HV) + (QLV x emp LV) + (QMC x emp
MC). Konsentrasi karbondioksida (CO2 ) tertinggi di hari Minggu terjadi pada sore hari pukul 17.20-
17.30 WIB dengan nilai 3379 mg/m3, dan konsentrasi karbondioksida (CO2 ) terendah terjadi pada
siang hari pukul 10.40-10.50 WIB dengan nilai 1308 mg/m3. Baku mutu untuk parameter
karbondioksida (CO2 ) di lokasi penelitian menunjukkan kualitas udara di lokasi penelitian termasuk
dalam kategori tidak sehat. Hasil uji kolmogorv Smirnov dari data karbondioksida (CO2 ) dan volume
kendaraan terhadap waktu menunjukkan data terdistribusi tidak normal. Hasil uji Kruskal-Wallis
menunjukkan ada kecenderungan data karbondioksida (CO2 ) dan volume kendaraan terhadap waktu.
Hasil uji data Mann-Whitney Test menunjukkan nilai karbondioksida (CO2 ) dan volume kendaraan
terhadap waktu pengambilan pada pagi dan malam hari. Hipotesis menunjukkan adanya korelasi
hubungan antara volume kendaraan dan konsentrasi karbondioksida (CO2 ) terhadap waktu
pengambilan pada pagi dan malam hari.
xi
BAB 1. PENDAHULUAN
1
kategori emisi GRK IPCC untuk penggunaan energi variabel karbondioksida (CO2 )
sebesar 1.037.784,78 ton/tahun, variable metana (CH4 ) sebesar 119,26 ton/tahun,
dan variabel dinitrogen dioksida (N2 O) sebesar 2121,03 ton/tahun. Nilai emisi
tertinggi CO2 adalah konsumsi listrik, CH4 adalah transportasi, dan N2 O untuk
komersial perkantoran. Asap atau emisi gas buang kendaraan di Indonesia telah
menyumbang sebesar 13 persen efek rumah kaca, dan laju dampanya terus
bertambah setiap tahun (Arianto 2016).
Melihat kondisi tersebut maka perlu dilakukan penelitian terkait hubungan antara
volume kendaraan yang melintasi suatu ruas jalan dengan intensitas kadar emisi gas
rumah kaca yang terdapat pada kendaraan bermotor lengan simpang Hotel Melia
Purosani, Yogyakarta dijadikan sebagai objek penelitian untuk mengetahui
seberapa besar hubungan volume dan kecepatan kendaraan terhadap emisi gas
rumah kaca yang terdapat pada kendaraan bermotor yang melintasi ruas jalan
tersebut. Diambilnya lengan simpang Hotel Melia Purosani, Yogyakarta sebagai
objek penelitian karena pada ruas jalan tersebut arus kendaraan yang aktif dan
kecepatan kendaraan yang relatif tinggi yang mengakibatkan dampak polusi udara
yang sangat tinggi. Pada ruas jalan tersebut terdapat daerah Mall Progo baru yang
dijadikan lokasi pengambilan data pada penelitian ini. Tata guna lahan sekitar
kawasan ini terdapat fasilitas publik seperti Pasar Beringharjo, Hotel
Meliapurosani, Taman Pintar, Malioboro. Hasil dari penelitian diharapkan bisa
memberikan informasi seberapa besar pengaruh yang disebabkan oleh kendaraan
terhadap polusi gas rumah kaca.
2
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kecenderungan volume kendaraan dan konsentrasi gas rumah
kaca berdasarkan waktu pengukuran di lengan simpang Hotel Melia Purosani.
2. Menghitung dan menganalisa nilai gas rumah kaca (CO2 ) yang dikeluarkan
akibat aktivitas kendaraan bermotor terhadap suhu dan kecepatan angin di
lengan simpang Hotel Melia Purosani Yogyakarta.
2. Mengetahui kualitas udara di lengan simpang Hotel Melia Purosani
Yogyakarta.
3
ini karena jalan dalam kota yang ramai dilalui oleh kendaraan-kendaraan. Tipe
kendaraan yang melalui Jalan ini mulai dari motor, mobil, truk, dan bus sedang.
2. Pengukuran emisi gas buang kendaraam dilakukan pada hari kerja dan hari
libur dan keadaan cuaca cerah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data
tingkat polusi kendaraan secara maksimum.
3. Variabel yang diteliti adalah volume lalu lintas, konsentrasi karbondioksida,
kecepatan angin, dan suhu.
4. Pengukuran dilakukan pada satu titik di lengan simpang Hotel Melia Purosani
di Yogyakarta.
4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Transportasi
Transportasi adalah sebuah proses perpindahan barang manusia atau barang dari
tempat asal ke tempat tujuan menggunakan sebuah kendaraan yang di gerakkan
oleh manusia atau mesin. Dalam hubungan ini dapat terlihat tiga hal berikut: ada
muatan yang diangkut, tersedia kendaraan sebagai alat angkutnya dan terdapat jalan
yang dapat dilalui. Proses pemindahan (transportasi) merupakan gerakan dari
tempat asal, dimana kegiatan pengangkutan dimulai, ke tempat tujuan, dimana
kegiatan diakhiri. Transportasi berfungsi sebagai sarana perpindahan arus manusia
dan barang ke berbagai tempat (Nasution 2008).
Fungsi transportasi adalah melancarkan arus barang atau manusia dan menunjang
perkembangan pembangunan (the promoting sector). Transportasi berbentuk
manusia atau barang biasanya bukanlah merupakan tujuan akhir, oleh karena itu
permintaan jasa transportasi dapat disebut sebagai permintaan turunan (derived
demand) yang timbul akibat adanya permintaan akan komoditi atau jasa lainnya.
Dengan demikian permintaan akan transportasi baru akan ada apabila factor-faktor
pendorongnya terpenuhi. Permintaan jasa transportasi tidak berdiri sendiri,
melainkan tersembunyi di balik kepentingan yang lain (Edward 1984).
5
2.3. Polusi Udara
Polusi udara adalah suatu bahan atau zat asing di dalam udara yang menyebabkan
perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya (Dewi 2020). Bahan
pencemar tersebut memiliki unsur kimia CO, NO, SO, SPM (suspended particulate
matter), O dan berbagai logam berat seperti timbal. Secara global, penyumbang
pencemaran udara terbesar berasal dari sektor transportasi (Slamet 2006). Penyebab
dari polusi udara bisa berasal dari pembakaran bahan bakar fosil. Sulfur dioksida
yang dipancarkan dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak
bumi untuk energi di pembangkit listrik, dan bahan bakar pabrik lainnya merupakan
salah satu penyebab utama pencemaran udara (Slamet 2006). Dampak yang
ditimbulkan dari pencemaran udara antara lain dapat mempengaruhi produktifitas
seseorang dalam melakukan aktivitas, selain itu orang-orang yang sering terpapar
asap dari pencemaran udara memiliki peningkatan sebesar 6% terkena gangguan
pada saraf mata yang dapat menimbulkan kebutaan (Oktora 2008).
Berdasarkan penelitian yang di lakukan Prasetya, dkk (2017) untuk menguji
pengurangan emisi gas buang CO2 , CH4 , dan N2 O dari kendaraan bermotor
menggunakan metode kuantitatif. Lokasi penelitian ini dilakukan di Jalan Mayjen
Haryono 167 Malang. Tempat pengambilan sampel di pilih menggunakan model
alokasi lokasi yang termasuk penggunaan lahan, jaringan jalan, kepadatan populasi,
dan pengawasan kualistas udara. Faktor-faktor yang mempengaruhi korelasi adalah
jumlah kendaraan masuk, jumlah kendaraan di area parkir, jarak tempuh kendaraan,
matrik aksesibilitas, matrik asal tujuan (MAT), dan adanya 4 akses jalan masuk
utama di Universitas Negeri Malang. Hasil simulasi penerapan parkir terpusat di
Universitas Negeri Malang untuk mengurangi emisi gas rumah kaca menunjukkan
penurunan di area setempat CO2 sebesar 37,13%, N2 O sebesar 37,12%, dan CH4
sebesar 37,12%.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Wangi, dkk (2016) untuk mengkaji gas
rumah kaca CO2 , CH4 , dan N2 O akibat aktivitas kendaraan bermotor dengan
menggunakan dua data yaitu data primer dan data sekunder. Lokasi Penelitian ini
dilakukan di area Sukun (Depan ADA Swalayan - Batik Jayakarta) dan Terminal
Terboyo. Tempat pengambilan sampel dipilih berdasarkan lokasi pengambilan data
6
primer dan data sekunder, data primer dilakukan dengan pengamatan langsung
aktivitas kendaraan di lapangan, seperti kecepatan, lama berhenti, waktu tempuh,
jarak tempuh dan kapasitas mesin. Sedangkan data skunder diperoleh dari instansi
terkait yaitu Dishub Kota Semarang dan UPT Terminal Terboyo, berupa data
jumlah kendaraan, profil area Terminal Terboyo. Faktor-faktor yang
mempengaruhi korelasi adalah Idle time, cold start, hot start. Kesimpulan yang di
dapat dari penelitian diatas menghasilkan beberapa point antara lain, aktivitas bus
besar di Terminal Sukun menghasilkan emisi gas CO2 terbanyak yaitu sebesar 43,53
ton/tahun, sedangkan di Terminal Terboyo emisi gas CO2 terbanyak dihasilkan dari
bus besar yaitu sebesar 196,56 ton/tahun.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Atmaja (2021) untuk menganalisis
pencemaran gas CO akibat aktivitas kendaraan bermotor dengan menggunakan
metode observasi. Lokasi penelitian ini dilakukan di ruas Jalan Jendral Sudirman.
Tempat pengambilan sampel dipilih berdasarkan titik dengan volume lalu lintas
tertinggi dengan melakukan pengamatan langsung dilapangan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi korelasi adalah jumlah kendaraan yang melintas dan waktu tunggu
kendaraan. Kesimpulan yang di dapat dari penelitian diatas menghasilkan beberapa
point, diantaranya kepadatan kendaraan bermotor di Jalan Jendral Sudirman terjadi
pada pagi hari dengan jumlah kepadataan 30.43 smp/m dengan jumlah volume
kendaraan bermotor 13.400 unit kendaraan dengan panjang jalan lokasi
pengamatan 450 M, pada siang hari angka kepadatan 20.01 dengan volume
kendaraan 9.003 unit kendaraan, dan sore hari dengan jumlah kepadatan 21.57
jumlah volume kendaraan 9.665 unit kendaraan dan angka terendah kepadatan pada
malam hari yaitu 18.16 dan volume 8.199 unit kendaraan dengan lebar ruas jalan
19.83 meter dan tipe ruas 4 lajur 1 arah. Volume karbon monoksida (CO) di Jalan
Jendral Sudirman termasuk kedalam kategori udara sehat pada hari Selasa, karena
mempunyai kosentrasi karbon Monoksida CO paling tinggi 843.168 mg/m3 di
sebapkan olah banyakya kendaraan yang melewati jalan tersebut dengan kecepatan
kendaraan yang lambat.
7
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kleing (2021) untuk menganalisis
pencemaran partikel debu Pm10 dan Pm2,5 akibat aktivitas kendaraan bermotor
dengan menggunakan metode observasi. Lokasi penelitian ini dilakukan di ruas
Jalan Jendral Sudirman. Tempat pengambilan sampel dipilih berdasarkan titik
dengan volume lalu lintas tertinggi dengan melakukan pengamatan langsung
dilapangan. Faktor-faktor yang mempengaruhi korelasi adalah jumlah kendaraan
yang melintas dan waktu tunggu kendaraan. Kesimpulan yang di dapat dari
penelitian diatas sedang dalam proses penelitian.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Lestari (2019) untuk menganalisis emisi gas
rumah kaca (CO2 dan CH4 ) akibat aktivitas kendaraan bermotor menggunakan
metode kuantitatif dengan menghitung jumlah kendaraan (traffic counting). Lokasi
penelitian ini dilakukan di 12 lokasi di Kota Medan.Tempat pengambilan sampel
dipilih berdasarkan rasio volume kendaraan yang tinggi dan sering mengalami
kemacetan. Faktor-faktor yng mempengaruhi korelasi adalah jumlah kendaraan
yang melintas dan waktu tunggu kendaraan. Hasil penelitian menunjukkan beban
emisi gas rumah kaca pada sektor transportasi di Kota Medan adalah 7.080.181, 72
ton CO2 e /tahun untuk hari kerja (weekday) dan sebesar 4.314.561.4 ton CO2 e
/tahun untuk hari libur (weekend).
8
2.3.2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Polusi Udara
Menurut Chandra (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi polusi udara
diantaranya:
1. Meteorologi dan Iklim
Variabel yang termasuk dalam faktor meteorologi dan iklim, antara lain:
a. Temperatur
Pergerakan tiba-tiba lapisan udara dingin yang berasal dari Kawasan industri
yang dapat menimbulkan temperatur inversi. Yaitu kejadian dimana udara
dingin terperangkap dan tidak bisa bergerak dari area tersebut dan menahan
polutan untuk bergerak dan menyebabkan polutan berada tetap di area
tersebut sehingga konsentrasi polutan di area tersebut semakin lama semakin
tinggi. Pada keadaan tersebut permukaan bumi sama sekali tidak ada
pertukaran udara. Kondisi tersebut dapat bertahan berhari-hari atau hingga
berminggu-minggu yang dapat mengakibatkan udara yang berada dekat
dengan permukaan bumi akan penuh dengan polutan sehingga dapat
menimbulkan dampak yang berbahaya bagi kesehatan.
b. Arah dan kecepatan angin
Kecepatan angin yang kuat dapat membawa serta polutan sesuai dengan arah
angin tersebut sehingga dapat mencemari daerah lain yang jaraknya jauh.
Sebaliknya, kecepatan angin yang lemah dapat menyebabkan polutan akan
menetap dan menumpuk di area tersebut.
c. Hujan
Air hujan berfungsi sebagai pelarut umum yang akan melarutkan bahan
polutan yang terdapat di udara. Area industri yang berbahan bakar batubara
akan menghasilkan gas SO2 yang ketika bercampur dengan air hujan akan
bereaksi membentuk asam sulfat sehingga air hujan bersifat asam dan
menimbulkan kejadian hujan asam.
2. Topografi
Variabel yang termasuk dalam faktor topografi, antara lain:
a. Daratan rendah
9
Angin cenderung berhembus ke arah yang daratan memiliki kontur rendah,
angin membawa polutan terbang ke seluruh penjuru daerah dan dapat
melintasi antar negara dan mencemari udara yang berada di negara lain.
b. Daratan tinggi
Dataran yang memiliki kontur tinggi sering terjadi inversi atmosfer sehingga
polutan menetap di area tersebut sehingga menahan polutan berada di
permukaan bumi.
c. Lembah
Di daerah lembah, aliran angin sedikit sekali dan tidak bertiup ke arah
manapun yang menyebabkan polutan akan tertahan di permukaan bumi.
10
minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan
tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya (Pratama 2019).
Dampak yang ditimbulkan dari efek rumah kaca adalah pemanasan global.
Pemanasan global ditandai dengan mencairnya es dikutup utara dan selatan,
rusaknya ekosistem kehidupan di bumi, naiknya ketinggian permukaan air laut, dan
perubahan iklim yang cukup ektrim di tiap wilayah di bumi, menipisnya lapisan
ozon yang melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker
kulit bagi manusia, dan masih banyak lagi (Lim, dkk 2007).
Intergorvermental Panel on Climate Change (IPCC) mengelompokkan sumber
emisi GRK dalam enam kategori sumber diantaranya adalah energi, proses Industri,
penggunaan zat pelarut dan produk-produk lainnya, pertanian, tata guna lahan dan
kehutanan, dan limbah (IPCC 2006). Dari sektor transportasi dikelompokkan
Kembali sesuai nilai potensi jenis gas rumah kaca yang ditimbulkan dari hasil gas
buang kendaraan bermotor yang dijelaskan pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Jenis-Jenis Gas Rumah Kaca Dan Nilai Potensi Pemanasa Global
Gas Rumah Kaca Rumus Kimia Nilai Potensi Pemanasan Global
Karbondioksida CO2 1
Metana CH4 25
Dinitrogen oksida N2 O 298
Sumber: Panel Antar Pemerintah tentang Perubahan Iklim (Intergovermenttal Panel on
Climate Change/IPCC), 2006
11
Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya
jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang
menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan
kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut
akan tersimpan di permukaan bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga
mengakibatkan suhu rata-rata bumi terus meningkat tiap tahunnya. Proses
pemanasan global dijelaskan pada gambar 2.1
https://www.sumberpengertian.id/pengertian-efek-rumah-kaca-secara-umum-menurut-para-ahli
Radiasi gelombang pendek dari sinar matahari hanya diabsorbsi sebesar 49%,
sebagian radiasi sinar matahari dipantulkan oleh awan, debu, dan uap air sebesar
31%, lalu sisa dari sinar radiasi sinar matahari diabsorpsi oleh atmosfer yang
menyebabkan penghangatan pada permukaan bumi dan atmosfer sebesar 20%.
Selebihnya sebanyak 70 % dari energi gelombang pendek yang diterima lapisan
12
atmosfer diradiasikan kembali dalam bentuk radiasi gelombang panjang (Lim, dkk
2007).
13
Tabel 2.2 Penelitian-penelitian Sebelumnya
No Penetilian Judul Tujuan Metode Hasil
Nunuj Emisi CO2 Akibat Tujuan penelitian Metode yang Berdasarkan hasil
Nurdjanah Kendaraan ini adalah untuk digunakan pada analisis, untuk
(2014) Bermotor Di Kota mengetahui emisi penelitian ini panjang jalan total
Denpasar CO2 akibat adalah kualitatif di Kota Denpasar
aktivitas dengan sepanjang 648,49
1 kendaraan menggunakan km menimbulkan
bermotor. sampel non emisi CO2 tahun
ekperimen. 2011 sebanyak
283.650,43
ton/tahun.
14
No Penetilian Judul Tujuan Metode Hasil
Devi Identifikasi Penelitian ini Metode yang Hasil dari
Aisyi, Pengaruh Emisi bertujuan untuk digunakan dalam perhitungan emisi
Bambang Gas Buang mengetahui penelitian ini gas buang
Endro Rumah Tangga perbandinga emisi menggunakan kendaraan
Yuwono Dan Volume gas buang antara sampel data bermotor dan
(2020) Kendaraan kendaraan primer dan listrik rumah
Terhadap Kualitas bermotor dan sekunder dan tangga tertinggi
Udara Pada penggunaan listrik metode didapatkan
Lingkungan rumah tangga. perhitungan emisi sebanyak 32327
4 dan serapan kg CO2 emisi
persamaan dasar yang dikeluarkan
kendaraan
bermotor, serta
8740 kg CO2
emisi yang
dikeluarkan
penggunaan listrik
rumah tangga.
Karina Analisis Beban Penelitian ini Metode penelitian Hasil penelitian
Nursyafira Pencemar Karbon bertujuan untuk yang digunakan untuk konsentrasi
Alihta Monoksida (CO) menghitung adalah metode CO maksimal
(2017) Dan Karbon konsentrasi kuantitatif dan adalah 16.032,72
Dioksida (CO2 ) pencemar CO dan kualitatif. µg/Nm3 dan
Di Kawasan CO2 pada udara konsentrasi CO
Bandar Udara ambien di minimal adalah
Internasional kawasan Bandar 3.435,58 µg/Nm3.
5 Kualanamu Udara Untuk konsentrasi
Internasional CO2 maksimal
Kualanamu. adalah
6.206.789,37
µg/Nm3 dan
konsentrasi CO2
minimal adalah
4.070.674,84
µg/Nm3.
Yurika Kajian Emisi Gas Tujuan dari Metode penelitian Emisi gas CO2
Novi Rumah Kaca dilakukannya yang digunakan yang dihasilkan
(2020) (CO2 , CH4 , dan penelitian ini adalah metode oleh kendaraan
N2 O) Dari Sektor adalah untuk pengambilan data bergerak apabila
Transportasi dapat primer (survei diperhitungkan
Di Terminal memprediksi lapangan, rata rata seluruh
Giwangan D.I. besarnya emisi dokumentasi, dan jenis bus dengan
Yogyakarta gas kuisioner) panjang lintasan
karbon dioksida yang dilalui
6 (CO2 ), dinitrogen adalah sebesar 3,3
oksida (N2 O) dan Ton/Tahun/Km
metana (CH4 ) di atau sebesar 0,105
kawasan gram/km,
terminal sehingga emisi
Giwangan yang di hasilkan
Yogyakarta. dilingkup terminal
giwangan masih
sangat aman.
15
No Penetilian Judul Tujuan Metode Hasil
Berliana Studi Tujuan penelitian Metode penelitian Berdasarkan uji
Desy Inventarisasi ini adalah yang digunakan regresi pada hari
Lestari Emisi Gas Rumah mengetahui adalah metode kerja jumlah
Manik Kaca (CO2 dan skenario kuantitatif dengan kendaraan
(2019) N2 O) Pada Sektor penurunan beban menghitung jenis mempengaruhi
Transportasi emisi gas rumah dan jumlah 45,8% beban
Darat Di kaca yang tepat kendaraan (traffic emisi (CO2e)
Beberapa Ruas dengan counting) di dua dengan koefisien
Jalan Kota Medan menghitung beban belas lokasi regresi sebesar
emisi GRK serta penelitian selama 15747.835
7 menganalisis 12 jam per sehingga ketika
pengaruh jumlah titik pada hari adanya
kendaraan kerja (weekday) penambahan 1
terhadap beban dan hari libur (satu) unit
emisi GRK. (weekend). kendaraan maka
beban emisi gas
rumah kaca
meningkat sebesar
15747.835g CO2 e
/jam.
Wima Studi Kontribusi Penelitian ini Metode penelitian Pada wilayah
Perdana Kegiatan bertujuan untuk yang digunakan studi didapatkan
Kusuma, Transportasi menghitung adalah metode hasil perkiraan
Rahmat Terhadap perkiraan traffic counting. emisi CO2 sebesar
Boedisanto Emisi Karbon Di jumlah CO2 dari 2,2 juta ton
so, dan Surabaya Bagian aktivitas CO2 /tahun untuk
Susi Barat kendaraan kendaraan yang
8 Agustina bermotor di dikonversi ke
Wilujeng Surabaya Pusat, satuan mobil
(2011) Surabaya Selatan penumpang (smp)
dan Surabaya dan 2,18 juta ton
Barat. CO2 /tahun untuk
kendaraan yang
tidak dikonversi
ke smp.
David Tugas Akhir Penelitian ini Metode penelitian Penelitian masih
Maunahak Analisis Pengaruh bertujuan untuk yang digunakan dalam proses
Kleing Volume menghitung adalah metode
(2021) Kendaraan volume observasi
Lalu Lintas kendaraan,
Terhadap konsentrasi
Konsentrasi partikel debu
Partikel Debu Pm10 dan Pm2,5,
9 Pm10 Dan Pm2,5 dan kualitas udara
dari aktivitas
(Studi Kasus: kendaraan di
Jalan Jendral Jalan Jendral
Sudirman, Kota Sudirman
Yogyakarta, Yogyakarta.
Daerah Istimewa
Yogyakarta)
16
No Penetilian Judul Tujuan Metode Hasil
Wahyu Analisis Penelitian ini Metode penelitian Penelitian masih
Widya Pencemaran bertujuan untuk yang digunakan dalam proses
Atmaja Udara Akibat menghitung adalah metode
(2021) Kepadatan Lalu volume lalu lintas, observasi
Lintas konsentrasi gas
(Studi Kasus: CO, dan kualitas
10
Karbon udara dari
Monoksida Di aktivitas
Jalan Jendral kendaraan di
Sudirman, Kota Jalan Jendral
Yogyakarta,) Sudirman
Yogyakarta.
17
BAB 3. LANDASAN TEORI
18
3.3. Diagram Pencemaran Udara
Dampak dari sumber polutan yang berasal dari transportasi jalan raya terhadap
kualitas udara diekspresikan ke dalam diagram proses terjadinya pencemaran udara.
Hubungan antara emisi polutan yang di keluarkan oleh sumber arus aliran lalu lintas
kendaraan bermotor dan dampaknya terhadap kualitas udara di sekitaran jalan raya.
Pencemaran udara di awali dengan lalu lintas kendaraan bermotor yang
menghasilkan polutan, lalu emisi polutan dengan adanya berinteraksi dengan
atmosfer mengalami proses penyebaran (disperse polutan), selanjutnya dengan
adanya disperses ini akan menurunkan kualitas udara di sekitar jalan raya.
Digradasi kualitas udara ini akan memberikan dampak negatif pada manusia yang
berada pada tata guna lahan di sekitar jalan raya (Saputra and Savitri 2021).
Diagram proses terjadinya pencemaran udara dapat dilihat di gambar 3.1
Emisi Dampak
polutan
19
luar kota, jalan yang melayani lokasi industri, perumahan, perkantoran, rekreasi dan
sebagainya (Atmaja 2021).
20
Setelah nilai emp diperoleh, menurut (MKJI 1997), penentuan volume dilakukan
dengan rumus berikut:
Q = (QHV x emp HV) + (QLV x emp LV) + (QMC x emp MC) ……...(3.1)
dengan:
Q = Volume lalu lintas (smp/jam)
HV = Kendaraan berat
LV = Kendaraan ringan
MC = Sepeda motor
Dari tabel tersebut bisa dilihat bahwa rentan angka dalam kategori udara yang masih
belum terpapar ada di kisaran angka 250 – 1000 ppm, bila angka sudah melebihi
1000 ppm maka udara sudah masuk dalam kategori tercemar.
21
3.7. Suhu
Menurut Lakitan (1994), suhu merupakan ukuran relative dari kondisi thermal yang
dimiliki oleh suatu beda yang berhubungan dengan panas dan energi. Jika panas
dialirkan pada suatu benda, maka suhu benda tersebut akan meningat sebaliknya
suhu benda tersebut akan turun bila benda yang bersangkutan kehilangan panas.
Proses naik turunnya suhu terkait dengan gerakan molekul benda makin cepat
gerakan molekul maka makin tinggi suhunya.
Suhu udara akan berfluktuasi dengan nyata sehingga selama setiap periode 24 jam.
Gluktuasi suhu udara berkaitan erat dengan proses pertukaran energi yang
berlangsung di atmosfer. Pada siang hari dari radiasi matahari akan diserap oleh gas
– gas atmosfer dan partikel padat yang melayang diatmosfer. Serapan energi radiasi
matahari ini akan menyebabkan suhu udara meningkat.
22
2. Uji Kruska-Wallis Test
Analisis Kruskal-Wallis adalah rumus statistika non-parametrik dalam
kelompok peringkat yang bertujuan untuk menentukan adanya perbedaan
signifikan secara statistik antara dua atau lebih kelompok variabel independen
pada variabel dependen yang berskala data numerik (interval/rasio) dan skala
ordinal. Analisis Kruskal-Wallis merupakan uji non parametris di mana hipotesis
normalitas boleh dilanggar, maka tidak perlu lagi ada uji normalitas (Junaidi
2015).
3. Uji Mann-Whitney Test
Analisis Mann-Whitney Test adalah uji non-parametris yang digunakan untuk
mengetahui perbedaan median 2 kelompok bebas apabila skala data
variabel terikatnya adalah ordinal atau interval atau rasio tetapi tidak
berdistribusi normal. Mewajibkan data berskala ordinal, interval atau rasio. Jika
data interval atau rasio, maka distribusinya tidak normal (Hidayat 2014).
23
yang membahas derajat hubungan antara variable - variabel tersebut yang biasa
disebut dengan analisis korelasi (Aritonang 2019).
Analisis korelasi adalah bentuk statistik yang digunakan untuk mengetahui derajat
hubungan linier antara satu variabel dengan variabel yang lainnya. Umumnya
analisis korelasi digunakan dalam analisis regresi untuk mengukur ketepatan garis
regresi dalam menjelaskan variasi nilai variabel tidak bebas (Aritonang 2019).
Mengukur suatu derajat hubungan dengan metode korelasi biasanya menggunakan
koefisien korelasi (correllation coeficient) yang disimbolkan dengan simbol R,
koefisien korelasi adalah sesuatu pernyataan sebuah hubungan nilai yang
memberikan gambaran bagaimana hubungan linier yang terjadi antara satu variabel
dengan variabel lainnya apakah variabel tersebut termasuk kuat atau justru lemah.
(Aritonang 2019).
Nilai koefisien korelasi (R) adalah -1 ≤ R ≤ 1 yang berarti Semakin tinggi nilai
koefisien korelasi (semakin mendekati nilai 1) maka hubungan antara dua variabel
tersebut. semakin kuat, jika nilai koefisiennya mendekati nilai 0 maka hubungannya
semakin lemah. Jika nilainya bertanda positif (+), maka terjadi hubungan yang
searah. Sebaliknya jika nilainya bertanda negative (-), maka terjadi hubungan yang
berlawanan arah. Dan jika mendekati angka nol, maka data tersebut dianggap tidak
cocok karena kondisi ini menjelaskan bahwa besar persen variasi dari variabel
terikat (Y) dapat dijelaskan dengan baik oleh variabel bebas (X). Dalam hal ini
dapat dinyatakan bahwa analisis korelasi tidak mempersoalkan apakah variabel satu
bergantung pada variabel lainnya dan sebaliknya. Jadi metode korelasi dapat
dipakai untuk mengukur derajat hubungan antar variabel bebas dengan variabel
tidak bebas (Aritonang 2019).
Nilai square (R2) pada analisis regresi berfungsi untuk mengukur seberapa besar
pengaruh yang diberikan variabel terikat (Y) terhadap variabel bebas (X). Nilai
koefisien square (R2) berkisar 0 sampai 1. Nilai square (R2) yang kecil berati
kemampuan variabel – variabel bebas dalam menjelaskan variabel – variabel terikat
sangat terbatas. Nilai square (R2) yang mendekati satu berarti variabel – variabel
bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memperkirakan
variasi variabel terikat, sedangkan sisa dari nilai square (R2) dipengaruhi oleh
24
variabel lain diluar model regresi. Pengaruh besarnya variabel lain ini disebut error
(e), sedangkan untuk menghitung nilai error dapat menggunakan rumus e = 1 – R2
(Novianto 2021).
Nilai persamaan garis regresi bisa bernilai positif (+) dan juga bernilai negative (-).
Berikut adalah interpretasi dari tanda pada persamaan garis regresi.
1. Jika persamaan garis regresi bernilai positif (+) R > 0, maka hubungannya adalah
berbanding lurus, yang berarti semakin besar nilai variabel X maka semakin
besar pula nilai variabel Y ataupun sebaliknya, semakin kecil nilai variabel X
maka semakin kecil pula nilai variabel Y.
2. Jika persamaan garis regresi bernilai negative (-) R < 0, maka hubungannya
adalah berbanding terbalik, yang berarti semakin besar nilai variabel X maka
semakin kecil nilai variabel Y ataupun sebaliknya, semakin kecil nilai variabel
X maka semakin besar nilai variabel Y.
Interprentasi korelasi nilai R dapat dilihat di tabel 3.3
25
BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN
Studi Literatur
Perumusan Masalah
Pengumpulan Data
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
26
4.2. Alat Dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1
27
Penelitian yang di lakukan di lengan simpang Hotel Melia Purosani dan
pengukurannya di ambil di area Hotel Melia Purosani Yogyakarta. Peta Lokasi
penelitian dapat dilihat di gambar 4.2
SURVEYOR
28
volume lalu lintas tersebut. Sampel yang diambil berupa jumlah kendaraan
bermotor, konsentrasi karbondioksida (CO2 ), kecepatan angin, dan temperatur
suhu.
29
BAB 5. ANALISA DAN PEMBAHASAN
30
pagi hari pukul 06.00 – 09.00 WIB menggunakan 6 sampel dengan durasi 30 menit
yang telah telah diamati terdapat aktivitas kendaraan bermotor di lengan simpang
Hotel Melia Purosani. Naiknya volume lalu lintas terjadi pada jam mulai aktivitas
masyarakat mulai dari jam 06.31 – 07.00 WIB sampai 08.01 - 08.30 WIB. Dari 6
sampel tersebut menghasilkan grafik volume lalu lintas pada pagi hari di lengan
simpang Hotel Melia Purosani yang dapat dilihat pada gambar 5.1
689
700 655 650
650
600
550
500
06.00-06.30 06.31-07.00 07.01-07.30 07.31-08.00 08.01-08.30 08.31-09.00
Waktu Pengukuran (jam)
Gambar 5.1 Volume Lalu Lintas Pagi Pukul 06.00 – 09.00 WIB
Pada proses analisis volume lalu lintas di lengan simpang Hotel Melia Purosani.
Data yang digunakan untuk menghitung volume lalu lintas adalah pada hari Minggu
3 Oktober 2021 pada siang hari pukul 10.00 – 13.00 WIB menggunakan 6 sampel
dengan durasi 30 menit yang telah telah diamati terdapat aktivitas kendaraan
bermotor di lengan simpang Hotel Melia Purosani. Naiknya volume lalu lintas
terjadi pada jam sibuk masyarakat mulai dari jam 10.00 – 10.30 WIB sampai 12.01
- 12.30 WIB. Dari 6 sampel tersebut menghasilkan grafik volume lalu lintas pada
siang hari di lengan simpang Hotel Melia Purosani yang dapat dilihat pada gambar
5.2
31
Volume Lalu Lintas Siang Pukul 10.00-13.00
850 824
806
800
732 723
750
Volume (smp)
600
550
500
10.00-10.30 10.31-11.00 11.01-11.30 11.31-12.00 12.01-12.30 12.31-13.00
Waktu Pengukuran (jam)
Gambar 5.2 Volume Lalu Lintas Siang Pukul 10.00 – 13.00 WIB
Pada proses analisis volume lalu lintas di lengan simpang Hotel Melia Purosani.
Data yang digunakan untuk menghitung volume lalu lintas adalah pada hari Minggu
3 Oktober 2021 pada Siang hari pukul 15.00 – 18.00 WIB menggunakan 6 sampel
yang telah diamati terdapat aktivitas kendaraan bermotor di lengan simpang Hotel
Melia Purosani. Penurunan volume lalu lintas terjadi pada jam 15.00 – 15.30 WIB
sampai 17.01 - 17.30 WIB. Dari 6 sampel tersebut menghasilkan grafik volume lalu
lintas pada sore hari di lengan simpang Hotel Melia Purosani yang dapat dilihat
pada gambar 5.3
800 745
750
658 674
700 654
650 614
600
550
500
15.00-15.30 15.31-16.00 16.01-16.30 16.31-17.00 17.01-17.30 17.31-18.00
Waktu Pengukuran (jam)
Gambar 5.3 Volume Lalu Lintas Sore Pukul 15.00 – 18.00 WIB
32
Pada proses analisis volume lalu lintas di lengan simpang Hotel Melia Purosani.
Data yang digunakan untuk menghitung volume lalu lintas adalah pada hari Minggu
3 Oktober 2021 pada sore hari pukul 15.00 – 18.00 WIB menggunakan 6 sampel
yang telah telah diamati terdapat aktivitas kendaraan bermotor di lengan simpang
Hotel Melia Purosani. Penurunan signifikan volume lalu lintas terjadi di waktu
istirahat masyarakat pada 20.01 – 20.30 WIB sampai 21.01-21.30 WIB. Dari 6
sampel tersebut menghasilkan grafik volume lalu lintas pada sore hari di lengan
simpang Hotel Melia Purosani yang dapat dilihat pada gambar 5.4
540
520 504 502
490
Volume (smp)
500
480 465
459
460
440 420
420
400
19.00-19.30 19.31-20.00 20.01-20.30 20.31-21.00 21.01-21.30 21.31-22.00
Waktu Pengukuran (pagi)
Gambar 5.4 Volume Lalu Lintas Malam Pukul 19.00 – 22.00 WIB
Dari hasil perhitungan Volume lalu lintas yang dimulai dari parameter 0 pada waktu
06:00 WIB dan diakhiri pada pukul 22:00 WIB dan puncak tertinggi volume lalu
lintas terjadi pada malam hari pukul 15:00-15:30 dengan jumlah volume 887
smp/menit. Dan nilai terendah angka volume lalu lintas terendah terjadi pada
malam hari pukul 21.01-21.30 dengan jumlah volume 420 smp/menit. Hasil yang
di dapat diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh (Yustianah and Istianah
2017) hal ini di sebabkan pada sore hari volume lalu lintas lebih tinggi di
bandingkan di pagi, siang, dan malam hari.
33
5.3.2. Karbondioksida
Pada proses analisis karbondioksida di lengan simpang Hotel Melia Purosani, data
yang digunakan untuk menghitung nilai karbondikoksida adalah pada hari Minggu
3 Oktober 2021 pada waktu aktivitas lalu lintas di pagi hari hingga waktu istirahat
di malam hari. Analisis data dimulai dari data konsentrasi karbondioksida (CO2 )
pada pagi hari pukul 06.00 – 09.00 WIB, lalu dilanjutkan pukul 10.00 – 13.00 WIB,
lalu dilanjutkan pukul 15.00 – 18.00 WIB, dan terakhir pukul 19.00 – 22.00 WIB.
Data yang digunakan sejumlah 18 sampel dengan durasi 10 menit yang telah telah
diamati terdapat aktivitas kendaraan bermotor di lengan simpang Hotel Melia
Purosani. Dari 18 sampel tersebut menghasilkan grafik konsentrasi karbondioksida
pada pagi hari, siang hari, sore hari, dan malam hari di lengan simpang Hotel Melia
Purosani yang dapat dilihat pada gambar 5.5, 5.6, 5.7, dan 5.8
34
Data Karbondioksida (CO2) Pagi Pukul 06.00 – 09.00 WIB
3200
3038 3045 3057 3050 3067
3100 3015
2983
3000
2863
2900 2817 2789 2819
2773 2778
CO2 (mg/m3)
2800 2723
2700 2612
2580
2600 2531
2500
2400 2335
2300
2200
2012
1932 1909
2000
1732 1740 1781
1800 1610
1503
1600 1408 14001452 1435
1308
1400
1200
1000
35
Data Karbondioksida (CO2) Sore Pukul 15.00 - 18.00 WIB
3500 3379
3274
3300 3133 3165
3009 2964
3100 2924
2847 2789
2900 2780 2782 2721
26432651
CO2 (mg/m3)
2647
2700
2500
2300
2100
1844
1900 17241688
1700
1500
3100 3068
3035
3006 2999 3007
2987 2981
3000
2908
2887
2900
2799
2800
2700
36
Data Karbondioksida (CO2) Pukul 06.00 - 22.00 WIB
6500
6000
5500
5000
CO2 (mg/m3)
4500
4000
3500
3000
2500
2000
10:30-10:40
21:30-21:40
06:00-06:10
06:30-06:40
07:01-07:10
07:30-07:40
08:01-08:10
08:30-08:40
10:00-10:10
11:01-11:10
11:30-11:40
12:01-12:10
12:30-12:40
15:00-15:10
15:30-15:40
16:01-16:10
16:30-16:40
17:01-17:10
17:30-17:40
19:00-19:05
19:30-19:40
20:01-20:10
20:30-20:40
21:01-21:10
Waktu Pengukuran (jam)
Dari hasil perhitungan Karbondioksida yang dimulai dari parameter 0 pada waktu
06:00 WIB dan diakhiri pada pukul 22:00 WIB dan puncak tertinggi konsentrasi
karbondioksida terjadi pada sore hari pukul 17:20-17:30 dengan jumlah
karbondioksida 3379 (mg/m3). Dan nilai terendah karbondioksida terjadi pada siang
hari pukul 10.40-10.50 dengan jumlah karbondioksida 1308 (mg/m3). Hasil yang di
dapat diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh (Nunuj 2015) hal ini di
sebabkan pada sore hari volume lalu lintas yang tingi mempengaruhi nilai
karbondioksida pada saat pengukuran di lokasi.
37
Data Karbondioksida (CO2) Dan Volume Kendaraan Pukul 06:00 – 09.00
WIB
850 16500
16000
Volume (smp)
800
CO2 (mg/m3)
750 15500
15000
700
14500
650 14000
600 13500
550 13000
Volume
(smp)
CO2
Waktu Pengamatan (jam) (mg/m3)
Gambar 5.10 Data CO2 Dan Volume Terhadap Waktu Pukul 06:00 – 09.00 WIB
CO2 (mg/m3)
750 10500
700 10000
650 9500
600 9000
550 8500
500 8000
450 7500
400 7000
Volume
(smp)
CO2
Waktu Pengamatan (jam) (mg/m3)
Gambar 5.11 Data CO2 Dan Volume terhadap Waktu Pukul 10:00 – 13.00 WIB
38
Dari hasil penelitian kemudian dilanjutkan perhitungan dan diolah menggunakan
metode pengolahan data menggunakan program SPSS 2021. Program yang
digunakan antara lain Kolmogorov-Smirnov Test, Kruskal-Wallis test, dan Mann-
Whitney Test. Pertama data yang dimasukkan adalah data karbondioksida (CO2 ) dan
volume lalu lintas dalam 30 menit. Uji normalitas data menggunakan uji
Kolmogorv-Smirnov. Hasil uji Kolmogorv-Smirnov dapat dilihat di tabel 5.1
Volume CO2
N 24 24
Normal Parametersa,b Mean 661.75 14107.58
Std. Deviation 130.218 3056.282
Most Extreme Differences Absolute .185 .244
Positive .137 .140
Negative -.185 -.244
Test Statistic .185 .244
c
Asymp. Sig. (2-tailed) .034 .001c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
(Sumber: Hasil Olahan SPSS 2021)
39
Tabel 5.2 Hasil Rangking Kruskal-Wallis Test
KELOMPOK N Mean Rank
PAGI 6 16.42
SIANG 6 16.42
CO2 SORE 6 13.67
MALAM 6 3.50
Total 24
PAGI 6 13.17
SIANG 6 4.17
VOLUME SORE 6 12.50
MALAM 6 20.17
Total 24
(Sumber: Hasil Olahan SPSS 2021)
Setelah diperoleh data, dilanjutkan uji Kruskal-Wallis yang di dapat sig. sebesar
0.003 < 0.05 nilai signifikasi untuk karbondioksida (CO2 ) dan 0.001 < 0.05 nilai
signifikasi untuk volume kendaraan sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.
H0: tidak ada hubungan antara.
Ha: ada hubungan.
40
Hipotesis menunjukkan adanya perbedaan signifikan dari kelompok data
karbondioksida (CO2 ) dan volume kendaraan terhadap waktu pengambilan sampel.
Selanjutnya dilakukan uji Mann-Whitney Test untuk mencari data yang
menunjukkan perbedaan dengan pengelompokkan berdasarkan ranking. Hasil
pengelompokkan data dapat dilihat pada tabel 5.4
CO2 VOLUME
41
Hasil uji data Mann-Whitney Test menunjukkan sig. sebesar 0.002 < 0.05 nilai
signifikasi untuk karbondioksida (CO2 ) dan 0.009 < 0.05 nilai signifikasi untuk
volume kendaraan terhadap waktu pengambilan pada pagi dan malam hari sehingga
H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil uji menunjukkan adanya perilaku berbeda pada
pagi dan malam hari. Untuk siang dan sore hari menunjukkan data terdistribusi
normal.
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil uji pengolahan data mendapatkan hipotesis
bahwa ada korelasi hubungan volume kendaraan dan karbondioksida (CO2 ) di
pengambilan sampel pada pagi dan malam hari. Rekapitulasi nilai karbondioksida
(CO2 ) dan volume lalu lintas terhadap waktu dapat dilihat pada lampiran 5.5
5500
25
Suhu (°C)
23 5000
21
19 4500
17
15 4000
06:45-07:00
06:00-06:15
06:15-06:30
06:30-06:45
07:00-07:15
07:15-07:30
07:30-07:45
07:45-08:00
08:00-08:15
08:15-08:30
08:30-08:45
08:45-09:00
09:00-09:15
09:15-09:30
09:30-09:45
09:45-10:00
10:00-10:15
10:15-10:30
Suhu
CO2
(mg/m3)
Waktu Pengukuran (jam)
Gambar 5.12 Hubungan CO2 Dan Suhu (°C) Pagi Pukul 06.00–09.00 WIB
42
Pada Grafik di atas dapat dilihat bahwa suhu di lengan simpang Hotel Melia
Purosani berkisar antara 24°C – 26°C pada sore yang menunjukkan terjadinya
kenaikan temperatur di beberapa interval waktu yang mengakibatkan naiknya
karbondioksida (CO2 ).
CO2 (mg/m3)
4100
Suhu (°C)
25
23 3600
21 3100
19
17 2600
15 2100
10:30-10:40
10:00-10:10
10:10-10:20
10:20-10:30
10:40-10:50
10:50-11:00
11:01-11:10
11:10-11:20
11:20-11:30
11:30-11:40
11:40-11:50
11:50-12:00
12:01-12:10
12:10-12:20
12:20-12:30
12:30-12:40
12:40-12:50
12:50-13:00
Suhu
CO2
(mg/m3)
Waktu Pengukuran (jam)
Gambar 5.13 Hubungan CO2 Dan Suhu (°C) Siang Pukul 10.00–13.00 WIB
Pada Grafik di atas dapat dilihat bahwa suhu di lengan simpang Hotel Melia
Purosani berkisar antara 24°C – 28°C pada siang hari yang menunjukkan terjadinya
kenaikan temperatur di beberapa interval waktu yang mengakibatkan naiknya
karbondioksida (CO2 ).
5500
Suhu (°C)
26 5000
4500
24 4000
22 3500
3000
20 2500
15:30-15:40
15:00-15:10
15:10-15:20
15:20-15:30
15:40-15:50
15:50-16:00
16:01-16:10
16:10-16:20
16:20-16:30
16:30-16:40
16:40-16:50
16:50-17:00
17:01-17:10
17:10-17:20
17:20-17:30
17:30-17:40
17:40-17:50
17:50-18:00
Suhu
CO2
(mg/m3)
Waktu Pengukuran (jam)
Gambar 5.14 Hubungan CO2 Dan Suhu (°C) Sore Pukul 15.00–18.00 WIB
43
Pada Grafik di atas dapat dilihat bahwa suhu di lengan simpang Hotel Melia
Purosani berkisar antara 24°C – 29°C pada sore yang menunjukkan terjadinya
kenaikan temperatur di beberapa interval waktu yang mengakibatkan naiknya
karbondioksida (CO2 ).
CO2 (mg/m3)
Suhu (°C)
21 5600
19 5400
17 5200
15 5000
19:30-19:40
19:00-19:05
19:10-19:20
19:20-19:30
19:40-19:50
19:50-20:00
20:01-20:10
20:10-20:20
20:20-20:30
20:30-20:40
20:40-20:50
20:50-21:00
21:01-21:10
21:10-21:20
21:20-21:30
21:30-21:40
21:40-21:50
21:50-22:00
Suhu
CO2
(mg/m3)
Waktu Pengukuran (jam)
Gambar 5.15 Hubungan CO2 Dan Suhu (°C) Malam Pukul 19.00–22.00 WIB
Pada Grafik di atas dapat dilihat bahwa suhu di lengan simpang Hotel Melia
Purosani berkisar antara 24°C – 29°C, terjadinya kenaikan temperatur di beberapa
interval waktu. Nilai temperature tertinggi terjadi pada sore hari dengan nilai 29°C
dan nilai temperature terendah terjadi pada pagi, sore, dan malam hari dengan nilai
24°C yang mengakibatkan naiknya karbondioksida (CO2 ). Hasil penelitian di
perkuat dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Herlina, dkk (2017) dimana
ketika konsentrasi karbondioksida (CO2 ) naik dapat mempengaruhi peningkatan
suhu udara dilokasi penelitian karena aktivitas manusia, pohon, dan kendaraan
bermotor.
Analisis regresi hubungan karbondioksida (CO2 ) sebagai variabel terikat (Y) dan
suhu (°C) sebagai variabel bebas (X) didapat dari pengukuran langsung di lengan
simpang Hotel Melia Purosani dengan data diambil tiap 10 menit dengan jumlah
sebanyak 72 sampel dapat dilihat pada gambar 5.16. Rekapitulasi hubungan
karbondioksida (CO2 ) dan suhu (°C) dapat dilihat pada lampiran 5.6
44
Regresi Karbondioksida (CO2) Dan Suhu (°C)
7000
6000
5000
CO2 (mg/m3)
4000
3000
2000
y = -331,88x + 13327
1000 R² = 0,3991
0
23 24 25 26 27 28 29 30
Suhu (°C)
45
Hubungan Karbondioksida (CO2) Dan Kec. Angin (km/h) Pukul 06.00 -
09.00 WIB
18 6000
17
5500
CO2 (mg/m3)
16
Kecepatan Angin (km/h)
15 5000
14
13 4500
12 4000
11
10 3500
06:00-06:15
06:15-06:30
06:30-06:45
06:45-07:00
07:00-07:15
07:15-07:30
07:30-07:45
07:45-08:00
08:00-08:15
08:15-08:30
08:30-08:45
08:45-09:00
09:00-09:15
09:15-09:30
09:30-09:45
09:45-10:00
10:00-10:15
10:15-10:30
Kecepatan
Angin
(m/s)
CO2
Waktu Pengukuran (jam) (mg/m3)
Gambar 5.17 Hubungan CO2 Dan Kec. Angin (km/h) Pukul 06.00 – 09.00 WIB
CO2 (mg/m3)
18 4000
Kecepatan Angin (km/h)
17 3500
16 3000
15 2500
14 2000
10:30-10:40
10:00-10:10
10:10-10:20
10:20-10:30
10:40-10:50
10:50-11:00
11:01-11:10
11:10-11:20
11:20-11:30
11:30-11:40
11:40-11:50
11:50-12:00
12:01-12:10
12:10-12:20
12:20-12:30
12:30-12:40
12:40-12:50
12:50-13:00
Kecepatan
Angin
(m/s)
CO2
(mg/m3)
Waktu Pengukuran (jam)
Gambar 5.18 Hubungan CO2 Dan Kec. Angin (km/h) Pukul 10.00 – 13.00 WIB
Pada Grafik di atas dapat dilihat bahwa kecepataan angin di lengan simpang Hotel
Melia Purosani berkisar antara 12 km/h – 17 km/h pada pagi pukul 06.00 – 09.00
WIB dan 15 km/h – 19 km/h pada siang hari pukul 10.00 – 13.00 WIB. Kecepatan
angin yang bertiup dari arah selatan ke utara mempengaruhi konsentrasi
karbondioksida (CO2 ) di lengan simpang Hotel Melia Purosani.
46
Hubungan Karbondioksida (CO2) Dan Kec. Angin (km/h) Pukul 15.00 - 18.00
13 WIB 6500
12 6000
CO2 (mg/m3)
11 5500
Kecepatan Angin (km/h)
10 5000
9 4500
8 4000
7 3500
6 3000
17:30-17:40
15:00-15:10
15:10-15:20
15:20-15:30
15:30-15:40
15:40-15:50
15:50-16:00
16:01-16:10
16:10-16:20
16:20-16:30
16:30-16:40
16:40-16:50
16:50-17:00
17:01-17:10
17:10-17:20
17:20-17:30
17:40-17:50
17:50-18:00
Kecepatan
Angin
(m/s)
CO2
(mg/m3)
Waktu Pengukuran (jam)
Gambar 5.19 Hubungan CO2 Dan Kec. Angin (km/h) Pukul 15.00 – 18.00 WIB
Hubungan Karbondioksida (CO2) Dan Kec. Angin (km/h) Pukul 19.00 - 22.00
14 WIB 6200
6000
CO2 (mg/m3)
12
5800
Kecepatan Angin (km/h)
10 5600
5400
8
5200
6 5000
19:30-19:40
19:00-19:05
19:10-19:20
19:20-19:30
19:40-19:50
19:50-20:00
20:01-20:10
20:10-20:20
20:20-20:30
20:30-20:40
20:40-20:50
20:50-21:00
21:01-21:10
21:10-21:20
21:20-21:30
21:30-21:40
21:40-21:50
21:50-22:00
Kecepatan
Angin
(m/s)
CO2
(mg/m3)
Waktu Pengukuran (jam)
Gambar 5.20 Grafik Hubungan CO2 Dan Kec. Angin (km/h) Pukul 19.00 – 22.00
WIB
Pada Grafik di atas dapat dilihat bahwa kecepataan angin di lengan simpang Hotel
Melia Purosani berkisar antara 15 km/h – 19 km/h. Kecepatan angin mempengaruhi
konsentrasi karbondioksida (CO2 ) di lengan simpang Hotel Melia Purosani. Hasil
penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh Agustina, dkk
(2019) dimana konsentrasi karbondioksida (CO2 ) menurun dengan meningkatnya
kecepatan angin dikarenakan angin menyebabkan disperse polutan ketempat lain
sesuai arah angin bertiup.
47
dapat dilihat pada gambar 5.21. Rekapitulasi hubungan karbondioksida (CO2 ) dan
kecepatan angin (km/h) dapat dilihat pada lampiran 5.7
6000
5000
CO2 (mg/m3)
4000
3000
2000
y = -251,58x + 8329,4
1000 R² = 0,4519
0
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kecepatan Angin (km/h)
48
Analisis parameter kualitas udara karbondioksida (CO2 ) di lengan simpang Hotel
Melia Purosani dapat di lihat di lampiran 5.8
49
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Hasil dari pembahasan hubungan volume kendaraan dan konsenrasi karbondioksida
(CO2 ) yang terjadi di lengan simpang Hotel Melia Purosani, Yogyakarta dapat
diambil kesimpulan berikut:
1. Volume kendaraan bermotor di lengan simpang Hotel Melia Purosani dengan
nilai volume tertinggi 887 smp/menit yang terjadi pada sore hari pukul 15.01-
15.30 WIB dan nilai terendah 420 smp/menit yang terjadi pada malam hari pukul
21.01-21.30 WIB dengan panjang jalan 550 m dan lebar 24,3 m dan tipe ruas 4
lajur 1 arah.
2. Konsentrasi karbondioksida (CO2 ) di lengan simpang Hotel Melia Purosani
menunjukkan nilai konsentrasi karbondioksida (CO2 ) tertinggi dengan nilai 3379
mg/m3 terjadi pada sore hari pukul 17:20-17:30 WIB masuk dalam parameter
antara 2001 mg/m3 ‒ 5000 mg/m3 yang termasuk dalam kategori baku mutu tidak
sehat, dan nilai terendah 1308 mg/m3 terjadi pada siang hari pukul 10.40-10.50
WIB masuk dalam parameter antara 1001 mg/m3 ‒ 2000 mg/m3 yang termasuk
dalam kategori baku mutu tidak sehat untuk beberapa kalangan.
3. Analisis nilai pengaruh karbondioksida (CO2 ) dan volume kendaraan terhadap
waktu pengukuran terjadi di pagi dan siang hari. Nilai volume lalu lintas per 30
menit menunjukkan nilai tertinggi sebesar 887 smp/menit dan nilai
karbondioksida (CO2 ) per 30 menit menunjukkan nilai tertinggi sebesar 17672
mg/m³.
4. Hasil uji kolmogorv Smirnov dari karbondioksida (CO2 ) dan volume kendaraan
terhadap waktu pengambilan menunjukkan nilai sig 0,034 dan 0,001 yang berarti
data terdistribusi tidak normal. Hasil uji Kruskal-Wallis yang didapat nilai sig.
sebesar 0,003 < 0.05 dari nilai signifikansi untuk karbondioksida (CO2 ) dan
0.001 < 0.05 dari nilai signifikansi untuk volume kendaraan sehingga ada
kecenderungan data karbondioksida (CO2 ) dan volume kendaraan terhadap
waktu. Hasil uji data Mann-Whitney Test menunjukkan sig. sebesar 0.002 < 0.05
nilai signifikasi untuk karbondioksida (CO2 ) dan 0.009 < 0.05 nilai signifikasi
50
untuk volume kendaraan terhadap waktu yang menunjukkan adanya perilaku
berbeda pada pagi dan malam hari yang menunjukkan adanya korelasi hubungan
antara volume kendaraan dan konsentrasi karbondioksida (CO2 ) terhadap waktu
pengambilan pada pagi dan malam hari.
5. Analisis suhu di lengan simpang Hotel Melia Purosani berkisar antara 24°C –
29°C, terjadinya kenaikan temperatur mengakibatkan naiknya konsentrasi
karbondioksida (CO2 ) di lengan simpang Hotel Melia Purosani, Yogyakarta.
Analisis regresi linier dipengaruhi langsung oleh variable karbondioksida (CO2 )
terhadap suhu (°C) menunjukkan nilai koefisien determinasi R Square dengan
nilai sebesar 0.399 yang berarti besar pengaruh nilai suhu (°C) sebagai variabel
bebas (X) terhadap nilai karbondioksida (CO2 ) sebagai variabel terikat (Y)
sebesar 39.9 % (korelasi lemah).
6. Analisis kecepataan angin di lengan simpang Hotel Melia Purosani berkisar
antara 15 km/h – 19 km/h, terjadinya kenaikan kecepatan angin mempengaruhi
konsentrasi karbondioksida (CO2 ) di lengan simpang Hotel Melia Purosani,
Yogyakarta. Analisis regresi linier dipengaruhi langsung oleh variable
karbondioksida (CO2 ) terhadap kecepatan angin (km/h) menunjukkan nilai
koefisien determinasi R Square dengan nilai sebesar 0.451 yang berarti besar
pengaruh nilai kecepatan angin (km/h) sebagai variabel bebas (X) terhadap nilai
karbondioksida (CO2 ) sebagai variabel terikat (Y) sebesar 45.1 % (Korelasi
Kuat).
7. Baku mutu untuk parameter karbondioksida (CO2 ) di lokasi penelitian
menunjukkan kualitas udara di lokasi penelitian termasuk dalam kategori tidak
sehat.
6.2. Saran
Hasil dari pembahasan hubungan volume kendaraan dan konsenrasi karbondioksida
(CO2 ) terhadap waktu pengambilan sampel yang terjadi di lengan simpang Hotel
Melia Purosani, Yogyakarta dapat diambil saran berikut:
1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk lebih detail dalam pengamatan
kendaraan berdasarkan tipe kendaraan, mengambil sampel lain dari GRK yang
51
diteliti, dan dan pengambilan sampel dilakukan di lokasi lain yang mempunyai
titik kemacetan lalu lintas yang tinggi.
2. Perlu diberlakukannya aturan yang tegas dan pemantauan yang ketat dari
instansi terkait untuk menerapkan rekayasa lalu lintas di lengan simpang Hotel
Melia Purosani untuk mengurangi volume kendaraan di jalan karena volume
kendaraan tertinggi mulai terjadi saat sore dan malam hari.
3. Perlu diberlakukannya aturan yang tegas dan pemantauan yang ketat dari
institusi terkait dalam pengendalian pencemaran karbondioksida (CO2 ) di Kota
Yogyakarta, dengan menambahkan pohon pelindung disepanjang jalan di lengan
simpang Hotel Melia Purosani dan di titik-titik jalan utama di Kota Yogyakarta.
52
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, Kevin. 2019. Peran Dan Dampak Karbon Dioksida Terhadap Tubuh
Manusia. Jakarta.
Agustina, Lisa, Presli Panusunan Simanjuntak, and Aulia Nisa’ul Khoir. 2019.
“Pengaruh Parameter Meteorologi Terhadap Konsentrasi CO2 Dan CH4 Di Dki
Jakarta.” Jurnal Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika. doi:
10.36754/jmkg.v6i2.121.
Arianto, Arif. 2016. “Rem Efek Rumah Kaca Dari Asap Kendaraan, Ini
Rekomendasi WALHI.” Detik.Com.
Aritonang, Atika S. 2019. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Kemiskinan Di Kabupaten Labuhan Utara Pada Tahun 1969-2018.”
Atmaja, Wahyu Widya. 2021. Analisis Pencemaran Udara Akibat Kepadatan Lalu
Lintas Di Kota Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Janabadra Yogyakarta.
BPLH DKI Jakarta. 2013. Pengertian Pencemaran Udara. Jakarta.
Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Cet 2012. Jakarta:
EGC.
Dewi, Wita Citra. 2020. “Analisis Keluhan Infeksi Saluran Pernapasan Bagian Atas
Pada Pedagang Unggas Di Pasar Burung 16 Kota Palembang.” Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sriwijaya 14–19.
Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta. 2019. “Jumlah Kendaraan Di Jogja Terus
Bertambah, Rekayasa Lalu Lintas Jadi Solusi.” Dishub.Jogjaprov.Go.Id.
Edward, Morlok Karl. 1984. Pengantar Teknik Dan Perencanaan Transportasi.
Jakarta: Erlangga.
Herlina, Ninuk, Wiwin Sumiya, D. Yamika, and Sandra Yuri. 2017. “Concentration
and Ambient Air Temperature in Two City Parks Malang.” CO2 Concentration
and Ambient Air Temperature in Two City Parks Malang 7(3):267–74.
Hidayat, Anwar. 2014a. “Penjelasan Dan Teori Uji Kruskal-Wallis H.”
Hidayat, Anwar. 2014b. “Uji Mann-Whitney U Test.”
53
IPCC. 2006. “2006 IPCC Guidelines for National Greenhouse Gas Inventories.”
Iges 20.
Junaidi. 2015. “Statistik Uji Kruskal-Wallis.”
Kleing, David Maunahak. 2021. Analisis Pengaruh Volume Kendaraan Lalu Lintas
Terhadap Konsentrasi Partikel Debu Pm10 Dan Pm2,5. Yogyakarta:
Universitas Janabadra Yogyakarta.
Lakitan, Benyamin. 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. Jakarta: Raja Grafindo
Perkasa.
Lestari, Berliana Desy. 2019. “Studi Inventarisasi Emisi Gas Rumah Kaca ( CO2
Dan N2O ) Pada Sektor Transportasi Darat Di Beberapa Ruas Jalan Kota
Medan.”
Lim, Seong Il, Dong Ho Park, Seung Jae Lee, Seung Soo Han, and Myeon Song
Choi. 2007. “Pemanasan Global: Dampak Dan Upaya Meminimalisasinya.”
Power Plants and Power Systems Control 2006 207–11. doi: 10.1016/B978-
008046620-0/50035-9.
Menteri LHK. 2017. “Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor P.73/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2017 Tentang
Pedoman Penyelenggaraan Dan Pelaporan Inventarisasi Gas Rumah Kaca
Nasional.”
MKJI. 1997. “Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).” Direktoral Jendral Bina
Marga, Departemen Pekerjaan Umum 1–573.
Munawar, A. 2005. Dasar-Dasar Teknik Transportasi.
Nasution, M. Nur. 2008. Manajemen Transportasi. Vol. 53.
Novianto, Lang. 2021. “Analisis Kebisingan Akibat Lalu Lintas (Studi Kasus :
Jalan Jendral Sudirman, Yogyakarta).”
Nunuj, Nurdjanah. 2015. “Emisi CO2 Akibat Kendaraan Bermotor Di Kota
Denpasar.” Jurnal Penelitian Transportasi Darat 17(1):1–14.
Occupational Safety and Health Administration (OHSA). 2016. “No Title.” Carbon
Dioxide Detection and Indoor Air Quality Control (April).
54
Oktora, Bunga. 2008. “Hubungan Antara Kualitas Fisik Udara Dalam Ruang (Suhu
Dan Kelembaban Relatif Udara) Dengan Kejadian Sick Building Syndrome
(SBS) Pada Pegawai Kantor Pusat Perusahaan Jasa Konstruksi.” (23).
Prasetya, Galih Budi, Christia Meidiana, and Imma Widyawati Agustin. 2017.
“CO2, N2O, And CH4 Emissions From Motorized Vehicle In State University
Of Malang.”
Pratama, Riza. 2019. “Efek Rumah Kaca Terhadap Bumi.” 3814:120–26.
Radytia, J. 2011. “Pengaruh Volume Kendaraan Terhadap Konsentrasi Pencemar
NOx Pada Udara Ambien Di Pintu Tol (Studi Kasus: Pintu Tol Cililitan 2).”
(x).
Rahmatunnisa, Fernanda Gilsa, Mutia Ravana Sudarwati, and Angga Marditama
Sultan Sufanir. 2017. “Analisis Pengaruh Volume Dan Kecepatan Kendaraan
Terhadap Tingkat Kebisingan Pada Jalan Dr . Djunjunan Di Kota Bandung.”
8th Industrial Research Workshop and National Seminar D:42–51.
Ratnani, R. D. 2008. “Teknik Pengendalian Pencemaran Udara Yang Diakibatkan
Oleh Partikel.” Momentum 4(2):27–32.
Risdiyanto. 2018. Rekayasa Dan Manajemen Lalu Lintas, Teori Dan Aplikasi.
Rizaldi Boer, Retno Gumilang Dewi. 2012. “Pedoman Penyelenggaraan
Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional Buku II - Volume 1 Metodologi
Penghitungan Tingkat Emisi Gas Rumah Kaca.” Kegiatan Pengadaan Dan
Penggunaan Energi.
Rumondor, Eko Randy, Theo K. Sendow, and James A. Timboeleng. 2017.
“Analisa Hubungan Antara Volume Lalu Lintas Dan Presentase Penggunaan
Lahan Pada Ruas Jalan a. a. Maramis Kota Manado.” 5(5):305–13.
Samiaji, Toni. 2009. “Upaya Mengurangi CO2 Di Atmosfer.” 10(3):92–95.
Saputra, Bagas, and Dian Savitri. 2021. “Analisis Hubungan Antara Volume,
Kecepatan Dan Kepadatan Lalu-Lintas Berdasarkan Model Greenshield,
Greenberg Dan Underwood.” Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur &
Fasilitas 5(1):43–60. doi: 10.12962/j26151847.v5i1.8742.
Slamet, Lilik. 2006. “Potensi Dan Dampak Polusi Udara Dari Sektor Penerbangan.”
Lapan 7, No. 2:31–36.
55
Theo K. Sendow, Freddy Jansen. 2015. “Analisa Kapasitas Ruas Jalan Sam
Ratulangi.” Jurnal Sipil Statik Vol.3.
Wangi, Lisa Sekar, Huboyo, Haryono S, Wardhana, Irawan Wisnu. 2016. “Kajian
Emisi Gas Rumah Kaca (CO2, CH4, Dan N2O) Akibat Aktivitas Kendaraan
(Studi Kasus Terminal Sukun Dan Terminal Terboyo).” Jurnal Teknik
Lingkungan 5(4):1–10.
Yustianah, Heni, and Istianah Istianah. 2017. “Survei Kepadatan Arus Lalu Lintas
Di Persimpangan Penceng Jalan Ra. Rukmini, Kecapi Kebupaten Jepara.”
Reviews in Civil Engineering 1(1):19–24. doi: 10.31002/rice.v1i1.538.
56
Lampiran 5.1 Data Survei Volume Lalu
57
SURVAI PERHITUNGAN LALU LINTAS LINTAS
KABUPATEN :KOTA YOGYAKATA HARI : MINGGU NAMA : CAHYA RONDY SAPUTRA
PROPINSI : D.I Y YOGYAKARTA TANGGAL SURVAI : 03/10/2021
TANDA TANGAN :
NAMA LOKASI POS ;AREA HOTEL MELIA PUROSANI CUACA : BERAWAN
LENGAN SIMPANG :JALAN MAYOR SURYOTOMO PANJANG JALAN : 550 TANGGAL : 03/10/2021
PAGI
TIME TOTAL KETERANGAN
06:00-07:00 07:01- 08:00 08:01- 09:00
TIPE KENDARAN 06.00-06.30 06.31-07.00 07.01-07.30 07.31-08.00 08.01-08.30 08.31-09.00
1.Sepeda Motor 852 1011 1048 1148 1061 1125 6245
2. Sedan, Angkot, Pickup 412 396 420 468 535 453 2684
3. Bus Kecil 16 8 4 7 8 8 51
total 9043
SIANG
TIME TOTAL KETERANGAN
10.00-11.00 11.00-12.00 12.00-13.00
TIPE KENDARAN 10.00-10.30 10.31-11.00 11.01-11.30 11.31-12.00 12.01-12.30 12.31-13.00
1.Sepeda Motor 864 828 779 809 994 1026 5300
2. Sedan, Angkot, Pickup 434 454 519 522 583 543 3055
3. Bus Kecil 12 7 18 5 9 16 67
4.Bus Besar dan Truk 4 4 4 4 0 2 18
total 8440
SURVAI PERHITUNGAN LALU LINTAS LINTAS
KABUPATEN :KOTA YOGYAKATA HARI : MINGGU NAMA : CAHYA RONDY SAPUTRA
PROPINSI : D.I Y YOGYAKARTA TANGGAL SURVAI : 03/10/2021
TANDA TANGAN :
NAMA LOKASI POS ;AREA HOTEL MELIA PUROSANI CUACA : BERAWAN
LENGAN SIMPANG :JALAN MAYOR SURYOTOMO PANJANG JALAN : 550 TANGGAL : 03/10/2021
SORE
TIME TOTAL KETERANGAN
15.00-16.00 16.00-17.00 17.00-18.00
TIPE KENDARAN 15.00-15.30 15.31-16.00 16.01-16.30 16.31-17.00 17.01-17.30 17.31-18.00
1.Sepeda Motor 1408 1127 905 768 782 982 5972
2. Sedan, Angkot, Pickup 532 453 423 443 398 409 2658
total 8761
MALAM
TIME TOTAL KETERANGAN
19.00-20.00 20.00-21.00 21.00-22.00
TIPE KENDARAN 19.00-19.30 19.31-20.00 20.01-20.30 20.31-21.00 21.01-21.30 21.31-22.00
1.Sepeda Motor 768 723 726 704 650 670 4241
2. Sedan, Angkot, Pickup 322 317 328 293 266 298 1824
3. Bus Kecil 2 2 2 3 2 2 13
4.Bus Besar dan Truk 1 2 2 3 1 2 11
total 6089
Lampiran 5.2 Data Survei Karbondioksida (CO2 )
58
SURVAI PERHITUNGAN KARBONDIOKSIDA "CO2"
KABUPATEN :KOTA YOGYAKATA HARI : MINGGU NAMA : CAHYA RONDY SAPUTRA
PROPINSI : D.I Y YOGYAKARTA TANGGAL SURVAI : 03/10/2021
TANDA TANGAN :
NAMA LOKASI POS ;AREA HOTEL MELIA PUROSANI CUACA : BERAWAN
LENGAN SIMPANG :JALAN MAYOR SURYOTOMO PANJANG JALAN : 550 TANGGAL : 03/10/2021
PAGI
TIME TOTAL KETERANGAN
06:00-07:00 07:01- 08:00 08:01- 09:00
PARAMETER METEREOROLI 06.00-06.30 06.31-07.00 07.01-07.30 07.31-08.00 08.01-08.30 08.31-09.00
SUHU (C°) 72 72 72 73 75 78 442
KEC. ANGIN (m/s) 36 36 38 42 51 51 254
PENGUKURAN CO2 (ppm) 7778 8578 8446 8891 8354 8828 50875
SORE
TIME TOTAL KETERANGAN
15:00-16:00 16:01- 17:00 17:01- 18:00
PARAMETER METEREOROLI 15.00-15.30 15.31-16.00 16.01-16.30 16.31-17.00 17.01-17.30 17.31-18.00
SUHU (C°) 87 87 87 83 77 74 495
KEC. ANGIN (m/s) 36 36 36 36 36 36 216
PENGUKURAN CO2 (ppm) 5256 8780 8556 8404 9818 8150 48964
MALAM
TIME TOTAL KETERANGAN
19:00-20:00 20:01- 21:00 21:01- 22:00
PARAMETER METEREOROLI 19.00-19.30 19.31-20.00 20.01-20.30 20.31-21.00 21.01-21.30 21.31-22.00
SUHU (C°) 72 72 72 72 72 72 432
KEC. ANGIN (m/s) 39 39 39 39 39 39 234
PENGUKURAN CO2 (ppm) 8942 9385 9671 9409 8804 9481 55692
Lampiran 5.3 Data Analisis Volume Lalu Lintas
59
REKAPITULASI GABUNGAN VOLUME LALU LINTAS PAGI
60
REKAPITULASI CO2 ppm KE CO2 mg/m3 Pagi
Kabupaten : Kota Yogyakarta
Lengan Simpang : Jalan Mayor Suryotomo
Lokasi Survei : Hotel Melia Purosani
Survei Perhitungan Karbondioksida (CO2) Minggu 03/10/2021
Parameter Meteorologi
Interval Waktu
Suhu (°C) Kec. Angin (km/h) Pengukuran CO2 (ppm) Massa Relatif CO2 (g/mol) Mole CO2 (mg/m3)
Parameter Meteorologi
Interval Waktu
Suhu (°C) Kec. Angin (km/h) Pengukuran CO2 (ppm) Massa Relatif CO2 (g/mol) Mole CO2 (mg/m3)
Parameter Meteorologi
Interval Waktu
Suhu (°C) Kec. Angin (km/h) Pengukuran CO2 (ppm) Massa Relatif CO2 (g/mol) Mole CO2 (mg/m3)
Parameter Meteorologi
Interval Waktu
Suhu Kec. Angin (m/s) Pengukuran CO2 (ppm) Massa Relatif CO2 (g/mol) Mole CO2 (mg/m3)
61
HUBUNGAN VOLUME (smp) DAN KARBONDIOKSIDA CO2 (mg/m3)
SORE MALAM
WAKTU VOLUME (smp) CO2 (mg/m3) WAKTU VOLUME (smp) CO2 (mg/m3)
15.00-15.30 887 9461 19.00-19.30 504 16096
15.31-16.00 745 15804 19.31-20.00 490 16893
16.01-16.30 658 15401 20.01-20.30 502 17408
16.31-17.00 654 15127 20.31-21.00 465 16936
17.01-17.30 614 17672 21.01-21.30 420 15847
17.31-18.00 674 14670 21.31-22.00 459 17066
Lampiran 5.6 Rekapitulasi Hubungan Karbondioksida (CO2 ) Dan Suhu (°C)
62
HUBUNGAN SUHU° DAN KARBONDIOKSIDA CO2 mg/m3
63
HUBUNGAN KECEPATAN ANGIN m/s DAN KARBONDIOKSIDA CO2 mg/m3
64
KABUPATEN : KOTA YOGYAKATA HARI : MINGGU
PROPINSI : D.I Y YOGYAKARTA TANGGAL SURVAI : 03/10/2021
LOKASI PENELITIAN : AREA HOTEL MELIA PUROSANI CUACA : BERAWAN
LENGAN SIMPANG : JALAN MAYOR SURYOTOMO PANJANG JALAN : 550
Meteorologi
Waktu
Suhu° Kec. Angin (m/s) Pengukuran CO2 (ppm) CO2 (mg/m3) KUALITAS UDARA
06:00-06:10 24 12 2335 4203 TIDAK SEHAT
06:10-06:20 24 12 2580 4644 TIDAK SEHAT
06:20-06:30 24 12 2863 5153 TIDAK SEHAT
06:30-06:40 24 12 2817 5071 TIDAK SEHAT
06:40-06:50 24 12 2723 4901 TIDAK SEHAT
06:50-07:00 24 12 3038 5468 TIDAK SEHAT
07:01-07:10 24 12 2612 4702 TIDAK SEHAT
07:10-07:20 24 12 2789 5020 TIDAK SEHAT
07:20-07:30 24 14 3045 5481 TIDAK SEHAT
07:30-07:40 24 14 2819 5074 TIDAK SEHAT
07:40-07:50 24 14 3015 5427 TIDAK SEHAT
07:50-08:00 25 14 3057 5503 TIDAK SEHAT
08:01-08:10 25 17 2531 4556 TIDAK SEHAT
08:10-08:20 25 17 2773 4991 TIDAK SEHAT
08:20-08:30 25 17 3050 5490 TIDAK SEHAT
08:30-08:40 26 17 2778 5000 TIDAK SEHAT
08:40-08:50 26 17 2983 5369 TIDAK SEHAT
08:50-09:00 26 17 3067 5521 TIDAK SEHAT
KABUPATEN : KOTA YOGYAKATA HARI : MINGGU
PROPINSI : D.I Y YOGYAKARTA TANGGAL SURVAI : 03/10/2021
LOKASI PENELITIAN : AREA HOTEL MELIA PUROSANI CUACA : BERAWAN
LENGAN SIMPANG : JALAN MAYOR SURYOTOMO PANJANG JALAN : 550
Meteorologi
Waktu
Suhu° Kec. Angin (m/s) Pengukuran CO2 (ppm) CO2 (mg/m3) KUALITAS UDARA
10:00-10:10 27 19 2220 3996 TIDAK SEHAT
10:10-10:20 27 19 1503 2705 TIDAK SEHAT UNTUK BEBERAPA KALANGAN
10:20-10:30 28 19 2095 3771 TIDAK SEHAT
10:30-10:40 28 19 1408 2534 TIDAK SEHAT UNTUK BEBERAPA KALANGAN
10:40-10:50 28 19 1308 2354 TIDAK SEHAT UNTUK BEBERAPA KALANGAN
10:50-11:00 28 19 1400 2520 TIDAK SEHAT UNTUK BEBERAPA KALANGAN
11:01-11:10 28 19 1452 2614 TIDAK SEHAT UNTUK BEBERAPA KALANGAN
11:10-11:20 28 19 2278 4100 TIDAK SEHAT
11:20-11:30 28 19 1732 3118 TIDAK SEHAT UNTUK BEBERAPA KALANGAN
11:30-11:40 28 19 1932 3478 TIDAK SEHAT UNTUK BEBERAPA KALANGAN
11:40-11:50 28 19 1435 2583 TIDAK SEHAT UNTUK BEBERAPA KALANGAN
11:50-12:00 28 19 1740 3132 TIDAK SEHAT UNTUK BEBERAPA KALANGAN
12:01-12:10 28 19 2012 3622 TIDAK SEHAT
12:10-12:20 28 19 1781 3206 TIDAK SEHAT UNTUK BEBERAPA KALANGAN
12:20-12:30 28 19 2183 3929 TIDAK SEHAT
12:30-12:40 28 19 1610 2898 TIDAK SEHAT UNTUK BEBERAPA KALANGAN
12:40-12:50 28 15 1909 3436 TIDAK SEHAT UNTUK BEBERAPA KALANGAN
12:50-13:00 28 15 2572 4630 TIDAK SEHAT
KABUPATEN : KOTA YOGYAKATA HARI : MINGGU
PROPINSI : D.I Y YOGYAKARTA TANGGAL SURVAI : 03/10/2021
LOKASI PENELITIAN : AREA HOTEL MELIA PUROSANI CUACA : BERAWAN
LENGAN SIMPANG : JALAN MAYOR SURYOTOMO PANJANG JALAN : 550
Meteorologi
Waktu
Suhu° Kec. Angin (m/s) Pengukuran CO2 (ppm) CO2 (mg/m3) KUALITAS UDARA
15:00-15:10 29 12 1844 3319 TIDAK SEHAT UNTUK BEBERAPA KALANGAN
15:10-15:20 29 12 1724 3103 TIDAK SEHAT UNTUK BEBERAPA KALANGAN
15:20-15:30 29 12 1688 3038 TIDAK SEHAT UNTUK BEBERAPA KALANGAN
15:30-15:40 29 12 3009 5416 TIDAK SEHAT
15:40-15:50 29 12 2847 5125 TIDAK SEHAT
15:50-16:00 29 12 2924 5263 TIDAK SEHAT
16:01-16:10 29 12 3133 5639 TIDAK SEHAT
16:10-16:20 29 12 2780 5004 TIDAK SEHAT
16:20-16:30 29 12 2643 4757 TIDAK SEHAT
16:30-16:40 29 12 2651 4772 TIDAK SEHAT
16:40-16:50 27 12 2964 5335 TIDAK SEHAT
16:50-17:00 27 12 2789 5020 TIDAK SEHAT
17:01-17:10 27 12 3165 5697 TIDAK SEHAT
17:10-17:20 25 12 3274 5893 TIDAK SEHAT
17:20-17:30 25 12 3379 6082 TIDAK SEHAT
17:30-17:40 25 12 2782 5008 TIDAK SEHAT
17:40-17:50 25 12 2647 4765 TIDAK SEHAT
17:50-18:00 24 12 2721 4898 TIDAK SEHAT
KABUPATEN : KOTA YOGYAKATA HARI : MINGGU
PROPINSI : D.I Y YOGYAKARTA TANGGAL SURVAI : 03/10/2021
LOKASI PENELITIAN : AREA HOTEL MELIA PUROSANI CUACA : BERAWAN
LENGAN SIMPANG : JALAN MAYOR SURYOTOMO PANJANG JALAN : 550
Meteorologi
Waktu
Suhu° Kec. Angin (m/s) Pengukuran CO2 (ppm) CO2 (mg/m3) KUALITAS UDARA
19:00-19:05 24 13 3068 5522 TIDAK SEHAT
19:10-19:20 24 13 2987 5377 TIDAK SEHAT
19:20-19:30 24 13 2887 5197 TIDAK SEHAT
19:30-19:40 24 13 3302 5944 TIDAK SEHAT
19:40-19:50 24 13 3102 5584 TIDAK SEHAT
19:50-20:00 24 13 2981 5366 TIDAK SEHAT
20:01-20:10 24 13 3035 5463 TIDAK SEHAT
20:10-20:20 24 13 3324 5983 TIDAK SEHAT
20:20-20:30 24 13 3312 5962 TIDAK SEHAT
20:30-20:40 24 13 2908 5234 TIDAK SEHAT
20:40-20:50 24 13 3271 5888 TIDAK SEHAT
20:50-21:00 24 13 3230 5814 TIDAK SEHAT
21:01-21:10 24 13 2799 5038 TIDAK SEHAT
21:10-21:20 24 13 3006 5411 TIDAK SEHAT
21:20-21:30 24 13 2999 5398 TIDAK SEHAT
21:30-21:40 24 13 3219 5794 TIDAK SEHAT
21:40-21:50 24 13 3007 5413 TIDAK SEHAT
21:50-22:00 24 13 3255 5859 TIDAK SEHAT
Lampiran 5.9 Foto Dokumentasi
65
FOTO DOKUMENTASI SURVEI VOLUME LALU LINTAS DAN KARBONDIOKSIDA MINGGU 03 OKTOBER 2021
CUACA BERAWAN
CUACA BERAWAN
CUACA BERAWAN
CUACA BERAWAN