Oleh:
104117001
UNIVERSITAS PERTAMINA
2020
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT. TIGAMAS
Tanggal Seminar :
MENYETUJUI,
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-
Nya laporan kerja praktik yang berjudul “Metode Pekerjaan Struktur Dinding dan Atap
Bungker Anti-Radiasi pada Proyek Pembangunan Gedung Radioterapi RSUD Sidoarjo
oleh PT TIGAMAS” dapat tersusun dan selesai dengan baik.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengutarakan rasa terima kasih yang sebesar-
besanrnya kepada semua pihak yang telah mendukung dan memberikan arahan bagi
penulis dalam melakukan kerja praktik hingga penyusunan laporan kerja praktik ini.
Pihak-pihak tersebut diantaranya adalah :
1. Bapak Andik Hadi Wijaya, selaku pembimbing instansi kerja praktik yang telah
banyak membimbing dan memberikan pengarahan selama pelaksanaan kerja
praktik.
2. Ibu Adita Utami, M.T., selaku dosen pembimbing kerja praktik selama kerja
praktik dan dalam penyusunan laporan kerja praktik.
3. Bapak Dr. Arianta, S.T., M.T., selaku Kepala Program Studi Teknik Sipil
Universitas Pertamina.
4. PT. PILAREMPAT CONSULTAN dan seluruh staff selaku pihak menejemen
konstruksi yang terlibat dalam Pembangunan Gedung Radioterapi RSUD
Sidoarjo
5. PT. TIGAMAS MITRA SELARAS dan seluruh staff selaku kontraktor pelaksana
yang terlibat dalam Proyek Pembangunan Gedung Radioterapi RSUD Sidoarjo
iii
DAFTAR ISI
iv
4.2.2 Bahan.............................................................................................. 20
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 4. 22 Pekerjaan Surveying ....................................................................... 29
Gambar 4. 23 Hasil Trial-Mix Beton .................................................................... 30
Gambar 4. 24 Pekerjaan Pemancangan ................................................................. 30
Gambar 4. 25 Pekerjaan Galian Tanah ................................................................. 31
Gambar 4. 26 Pekerjaan Pemecahan Pilecap ........................................................ 31
Gambar 4. 27 Pekerjaan Penulangan Pelat Lantai ................................................ 31
Gambar 4. 28 Pekerjaan Pengecoran Pelat Lantai ................................................ 32
Gambar 4. 29 Pekerjaan Penulangan Dinding ...................................................... 32
Gambar 4. 30 Pekerjaan Bekisting untuk Sambungan Dinding dengan Atap ...... 33
Gambar 4. 31 Pekerjaan Pemasangan Kawat Ayam ............................................. 33
Gambar 4. 32 Pekerjaan Bekisiting Dinding......................................................... 34
Gambar 4. 33 Pekerjaan Pengecoran Dinding ...................................................... 34
Gambar 4. 34 Pekerjaan Pelepasan Bekisting Dinding ......................................... 35
Gambar 4. 35 Pekerjaan Penulangan Pelat Atap ................................................... 35
Gambar 4. 36 Pekerjaan Pengelasan Sambungan Tulangan ................................. 35
Gambar 4. 37 Pekerjaan Pemasangan Kawat Ayam Pelat Atap ........................... 36
Gambar 4. 38 Pekerjaan Bekisting Pelat Atap ...................................................... 36
Gambar 4. 39 Pekerjaan Pengecoran Pelat Atap ................................................... 37
Gambar 4. 40 Pekerjaan Perawatan Beton Pelat Atap .......................................... 37
Gambar 5. 1 Zat Integral Tipe Conplast 421 Merk Fosroc ................................... 40
Gambar 5. 2 Beton Integral K-500 ........................................................................ 41
Gambar 5. 3 Detail Sambungan Dinding dengan Raft (Pelat Dasar) .................... 41
Gambar 5. 4 Detail Sambungan Dinding dengan Pelat Atap ................................ 42
Gambar 5. 5 Detail Sambungan Dinding dengan Dinding ................................... 42
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Perbedaan Bungker RSUD Sidoarjo dengan Gedung Biasa ................ 38
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun Tujuan dari pelaksanaan kerja praktik ini adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi mata kuliah wajib Program Studi Teknik Sipil Universitas Pertamina,
2. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang konstruksi dengan langsung
terjun ke lapangan suatu proyek,
3. Meningkatkan kemampuan penulis dalam berkomunikasi dan bekerja sama dalam hal
menyelesaikan masalah pada lapangan,
4. Mengamati secara langsung kondisi nyata di lapangan suatu proyek,
5. Mengetahui metode yang dilakukan dalam pembangunan struktur anti-radiasi pada
bungker RSUD Sidoarjo.
2
1.4 Lingkup Kerja Praktik
Kerja praktik yang dilakukan oleh penulis dalam pembangunan Gedung
Radioterapi RSUD Sidoarjo, penulis berada di bawah manajemen konstruksi yaitu PT.
PILAREMPAT CONSULTAN. Penulis ikut serta dalam pengawasan pekerjaan yang
dilakukan oleh kontraktor, mulai dalam pengecekan jumlah tulangan beserta diameter yang
dipakai dan juga volume pelat dasar, dinding dan pelat atap bungker radioterapi.
Mengingat pelaksanaan kerja praktik ini cukup singkat, maka penulis membatasi objek
pengamatan dan masalah meliputi:
1. Pengamatan Umum
Meliputi gambaran umum Proyek Pembangunan Gedung Radioterapi RSUD
Sidoarjo
2. Pengamatan Khusus
Meliputi metode pelaksanaan pekerjaan struktur dinding dan atap bungker pada
Proyek Pembangunan Gedung Radioterapi RSUD Sidoarjo
3
4. Metode Instrumen
Metode ini menggunakan instrumen untuk mendapatkan data-data proyek. Instrumen
yang dimaksud adalah kamera handphone dan alat tulis, sehingga penulis dapat
mengambil data berupa foto dokumentasi ataupun catatan.
4
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
PT. TIGAMAS didirikan pada tanggal 6 April 2011 di Bekasi berbadan hukum
berdasarkan Akta Pendirian Perusahaan pada Notaris E. Tuty Haryati, SH, nomor:12
Tahun 2011. Perusahaan ini didirikan sebagai badan usaha yang bergerak dalam bidang
jasa konstruksi. Maksud dan tujuan PT. Tigamas Mitra Selaras, adalah sebagai jawaban
positif terhadap besarnya tantangan pembangunan di Indonesia dan sebagai partisipasi aktif
dalam ikut menyumbangkan dan melaksanakan proses alih pengetahuan dan transformasi
teknologi. Pilihan di bidang jasa Konstruksi, merupakan andalan dan keunggulan
komparatif PT. Tigamas Mitra Selaras dalam mendukung profesionalisasi dan hasil kerja.
5
Visi dan Misi Perusahaan
Di bawah ini merupakan visi dan misi dari setiap perusahaan, yakni PT. Tigamas
Mitra Selaras dan PT. Pilarempat
Misi
Selalu meningkatkan profesionalisme dan keahlian agar produk dapat
memenangkan kompetisi di bidang usaha jasa Konstruksi.
Meningkatkan hubungan bisnis yang baik dengan Pelanggan dan pemasok.
b. PT. Pilarempat
Visi
Perusahaan yang bergerak di bidang jasa konsultansi teknik dengan berpijak
pada nurani, keyakinan dan ketangkasan Sumber Daya Manusia. Santun dalam
pelayanan, sehat dalam berbisnis, tegas dalam mengambil keputusan, sepat dalam
bertindak untuk mewujudkan perusahaan yang berwibawa dan bermartabat.
Misi
Mewujudkan pertalian yang erat dalam bekerjasama dan prima dalam
berkompetisi
Meningkatkan profesionalitas SDM yang termenejerial sesuai kompetensi
bidang tugas jasa konsultansi.
Mewujudan jati diri yang tegaas dan bertanggung jawab dalam bertindak
Mewujudkan ide-ide dan analis terbaik kepada pengguna jasa terhdapa
permasalahan yang timbul dalam proses perencanaan
Mewujudkan karya-karya jasa konsultansi yang berkualitas sesuai keinginan
pemberi tugas.
6
2.2 Organisasi Proyek
Organisasi proyek adalah sekumpulan orang yang membentuk suatu kelompok
dengan maksud dan tujuan yang sama. Di dalam organisasi tersebut terdapat
pengelompokan sesuai bidang pekerjaan masing-masing personil serta keterkaitan antar
kelompok dalam menjalin hubungan kerja yang telah digariskan. Fungsi organisasi proyek
secara umum adalah sebagai berikut :
1. Sarana bagi para pekerja untuk saling bekerja sama dalam mencapai tujuan
bersama.
2. Adanya pembagian pekerjaan yang bertujuan untuk menjalin sistem kerja yang
harmonis dan beraturan sesuai bidangnya.
3. Pembagian wewenang dan tanggung jawab akan lebih jelas dan terstruktur dengan
baik.
4. Hubungan pekerjaan yang saling terkait satu sama lain.
7
2.3 Detail Proyek
2.3.1 Gambaran Umum
Gedung Radioterapi RSUD Sidoarjo merupakan gedung bertingkat yang memilik
jumlah lantai sebanyak 3 dengan tambahan ruangan bungker di belakangnya. Luasan total
dari bangunan ini adalah 1043,25 m2. Berikut merupakan gambar 3D dari gedung
radioterapi.
8
Gambar 2. 2 Siteplan Proyek Pembangunan Gedung Radioterapi RSUD Sidoarjo
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Data teknis mengenai Proyek Pembangunan Gedung Radioterapi RSUD Sidoarjo sebagai
berikut :
1. Luas Lahan : 1361 m3
2. Luas Bangunan : 1043,25 m3
3. Jumlah Lantai
Gedung Utama : 3 lantai + Atap
Bungker : 1 lantai
4. Jenis Pondasi
Gedung Utama : Pilecap Foundation
Bungker : Raft Foundation (Pondasi Rakit)
5. Mutu Beton
Gedung Utama : K-275 dan K-300
Bungker : K-500
9
BAB III
KEGIATAN KERJA PRAKTIK
3.1 Umum
Kerja Praktik yang dilakukan oleh penulis pada proyek Pembangunan Gedung
Radioterapi RSUD Sidoarjo ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu tahap pengenalan,
pengarahan dan penugasan oleh pembimbing instansi. Di lain sisi, penulis juga melakukan
pengamatan lapangan untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan
laporan kerja praktik.
3.1.1 Pengenalan
Pada tahap pengenalan, penulis melakukan pengenalan kepada para tenaga ahli,
pekerja dan staff yang ada, sehingga dapat memudahkan penulis untuk saling bekerjasama
dan mengetahui jobdesc dari masing-masing pekerja.
3.1.2 Pengarahan
Setelah melakukan tahap pengenalan, penulis diberikan pengarahan oleh
pembimbing intansi yang bergerak pada bidang manajemen konstruksi. Pengarahan ini
bertujuan agar penulis mengetahui kegiatan apa saja yang harus dilakukan selama kerja
praktik berlangsung.
3.1.3 Penugasan
Pada tahap ini penulis diberikan beberapa tugas oleh pembimbing instansi yaitu
Checklist Pekerjaan termasuk Checklist Mutu Beton Ready-Mix, Perhitungan Volume
Bungker dan Pembuatan Laporan Mingguan
1. Checklist Pekerjaan
Checklist pekerjaan merupakan lembaran yang berisikan daftar item pekerjaan
yang harus diperiksa oleh pihak menejemen konstruksi. Checklist ini bertujuan untuk
meminimalisir kesalahan yang dilakukan oleh kontraktor selama pengerjaan gedung.
Contoh checklist pekerjaan adalah sebelum melakukan pengecoran, penulis melakukan
pengecekan ulang terhadap jumlah tulangan pada dinding dan pelat atap, pengecekan
pada ukuran diameter yang dipakai dan pengecekan slump dan suhu beton ready-mix
yang datang.
10
Gambar 3. 1 Pembuatan Daily Report
Sumber : Dokumentasi Pribadi
11
Gambar 3. 2 Pekerjaan Checklist Beton Ready-mix
Sumber : Dokumentasi Pribadi
12
2. Perhitungan Volume Bungker
Pada penugasan ini, penulis ditugaskan untuk menghitung ulang volume beton dan
juga tulangan yang ada pada bungker. Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan hasil
perhitungan yang dilakukan oleh pihak pelaksana dengan pihak menejemen
konstruksi.
Gambar 3. 4 Perhitungan Volume dan Berat Tulangan dengan Menggunakan Microsoft Excel
Sumber : Dokumentasi Pribadi
13
3. Pembuatan Laporan Mingguan
Untuk pembuatan laporan mingguan, penulis hanya melakukan untuk minggu ke-
13 dan minggu ke-14 sesuai jadwal pengerjaan proyek. Pada pembuatan laporan ini,
penulis melakukan pengecekan progres yang dilakukan oleh kontraktor untuk
dimasukkan datanya ke dalam Excel laporan mingguan. Contohnya yaitu dalam
pembuatan laporan minggu ke-14, penulis harus melakukan perhitungan persentase
komulatif realisasi pekerjaan pada minggu tersebut berdasarkan prestasi yang
dilakukan oleh kontraktor. Setelah dilakukan perhitungan persentase realisasi
pekerjaan, maka akan didapatkan nilai selisih antara nilai persentase komulatif
realisasi pekerjaan dengan nilai persentase komulatif rencana progres. Selisih nilai ini
yang akan menjadi bahan laporan setiap minggunya. Contoh perhitungannya adalah
sebagai berikut.
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN GEDUNG RADIOTERAPI RSUD SIDOARJO TAHAP 1
LOKASI : JLN. MOJOPAHIT NO.667, SIDOARJO
TH. ANGGARAN : 2020
PERIODE : 30 OKTOBER S/D 05 NOVEMBER 2020
RESCHEDULE MC-25
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4 Bulan ke-5
M-1 M-2 M-3 M-4 M-5 M-6 M-7 M-8 M-9 M-10 M-11 M-12 M-13 M-14 M-15 M-16 M-17 M-18 M-19 M-20
No URAIAN PEKERJAAN BOBOT
07/08/20 14/08/20 21/08/20 28/08/20 04/09/20 11/09/20 18/09/20 25/09/20 02/10/20 09/10/20 16/10/20 23/10/20 30/10/20 06/11/20 13/11/20 20/11/20 27/11/20 04/12/20 11/12/20 18/12/20
13/08/20 20/08/20 27/08/20 03/09/20 10/09/20 17/09/20 24/09/20 01/10/20 08/10/20 15/10/20 22/10/20 29/10/20 05/11/20 12/11/20 19/11/20 26/11/20 03/12/20 10/12/20 17/12/20 100,000%
21/12/20
I PEKERJAAN PERSIAPAN 1,81% 0,09% 0,09% 0,09% 0,09% 0,09% 0,09% 0,09% 0,09% 0,09% 0,09% 0,09% 0,09% 0,09% 0,09% 0,09% 0,09% 0,09% 0,09% 97,231%
0,09% 0,09%
II PENINGGIAN ELEVASI BANGUNAN 0,81% 94,234%
0,27% 0,27% 0,27%
III PEKERJAAN PONDASI MINI PILE 22,16% 3,69% 3,69% 2,61% 5,83% 6,20% 0,14%
IV PEKERJAAN PILE CAP, PIT LIFT, PONDASI FOOTPLAT & PONDASI BATU BELAH 4,29% 0,40% 0,40% 0,67% 1,28% 1,41% 0,12%
89,581%
V LANTAI 01 0,00%
Beton Bertulang Tie Beam 1,16% 0,17% 0,25% 0,37% 0,37%
PEKERJAAN RANGKA ATAP & PENUTUP ATAP SELASAR 0,00% 32,466% 37,195%
XI PEKERJAAN BUNKER RADIOTERAPI 0,00%
Pekerjaan Lantai 9,67% 0,88% 0,48% 0,48% 2,42% 0,68% 0,68% 1,93% 2,12%
Pekerjaan Dinding 15,43% 0,77% 0,77% 1,93% 1,99% 1,99% 2,57% 2,20% 1,91% 1,29%
Pekerjaan Plat Atap 11,80% 1,18% 1,47% 1,47% 1,47% 1,97% 4,23%
Rencana Progres (MC-25) 0,091% 0,091% 0,091% 4,187% 5,067% 3,853% 7,849% 11,237% 2,677% 3,578% 5,758% 6,986% 7,789% 7,293% 7,495% 7,584% 7,955% 4,653% 2,997% 2,769%
100%
Komulatif Rencana Progres (MC-25) 0,091% 0,182% 0,273% 4,460% 9,527% 13,380% 21,229% 32,466% 35,142% 38,721% 44,479% 51,464% 59,254% 66,547% 74,042% 81,626% 89,581% 94,234% 97,231% 100,000%
Realisasi Progres 0,000% 0,260% 0,450% 1,774% 6,314% 5,857% 3,593% 5,429% 3,933% 9,585% 6,141% 8,353% 4,176%
Komulatif Realisasi Progres 0,000% 0,260% 0,710% 2,484% 8,798% 14,654% 18,248% 23,676% 27,610% 37,195% 43,336% 51,689% 55,864%
Deviasi -0,09% 0,08% 0,44% -1,98% -0,73% 1,27% -2,981% -8,789% -7,533% -1,526% -1,143% 0,224% -3,390%
14
BAB IV
HASIL KEGIATAN KERJA PRAKTIK
4.1 Umum
Pengamatan lapangan terhadap pekerjaan struktur yang dilakukan oleh penulis
selama kerja praktik berlangsung diantaranya adalah pekerjaan penulangan dinding dan
atap, penjaminan mutu beton ready-mix dan pengecoran beton integral K-500.
4.2.1 Alat
Peralatan kerja yang digunakan pada proyek Pembangunan Gedung Radioterapi
RSUD Sidoarjo terdiri dari alat-alat berat dan alat-alat pelengkap lainnya, baik yang
digerakkan secara manual maupun secara mekanis. Dalam pengerjaan suatu proyek,
pemilihan jenis peralatan merupakan faktor penting yang dapat memengaruhi proses
penyelesaian suatu pekerjaan secara cepat dan tepat. Optimasi dari harga per satuan waktu
sangat dibutuhkan dalam penggunaan setiap alat agar biaya yang dikeluarkan tidak terlalu
boros namun tetap dalam kinerja yang baik. Berikut merupakan alat yang digunakan
selama pengerjaan proyek Pembangunan Gedung Radioterapi RSUD Sidoarjo.
15
Gambar 4. 1 Concrete Truck Mixer
Sumber : Dokumentasi Pribadi
3. Bar Cutter
Bar cutter merupakan alat pemotong besi tulangan sesuai ukuran yang telah
tertera pada RKS. Pada proyek ini digunakan bar cutter listrik yang mampu
memotong beberapa tulangan sekaligus. Bar cutter listrik lebih efisien daripada bar
cutter manual.
16
Gambar 4. 3 Bar Cutter
Sumber : Dokumentasi Pribadi
4. Bar Bender
Pada proyek pembangunan Gedung Radioterapi RSUD Sidoarjo ini menggunakan
bar bender untuk membengkokkan tulangan baja. Penggunan bar bener mampu
menghemat waktu dan tenaga dengan membuat 2 sudut yang berbeda secara tepat
serta dapat dibawa dengan mudah. Untuk membengkokkan baja sesuai yang
ditetapkan, bar bender diletakkan pada tempat yang disediakan, kemudian diatur sudut
lalu ditekan pedal. Maka, alat akan bergerak membengkokkan baja.
5. Vibrator Beton
Vibrator beton adalah alat yang digunakan untuk meratakan campuran beton ready
mix saat pengecoran berlangsung agar mencegah adanya rongga udara. Vibrator beton
bekerja dengan cara menggetarkan dan menumbuk campuran beton ready mix agar
hasil lebih rata dan efisien.
17
Gambar 4. 5 Vibrator Beton
Sumber : Dokumentasi Pribadi
6. Perancah / Scaffolding
7. Theodolite
Theodolite yaitu alat yang digunakan untuk mengukur elevasi tanah dan
menentukan koordinat suatu titik. Theodolite juga dapat digunakan untuk mengukur
sudut kemiringan titik tersebut. Pada proyek ini theodolite digunakan untuk mengukur
elevasi beton yang dicor.
18
Gambar 4. 7 Theodolite
Sumber : Dokumentasi Pribadi
8. Water Compressor
Compressor merupakan alat yang mampu menyemprotkan air dengan tekanan yang
tinggi. Alat ini digunakan untuk membersihkan kotoran seperti debu potongan kawat
bendrat dan sebagainya pada suatu struktur yang akan dicor. Pembersihan kotoran
tersebut berfungsi agar tidak membuat kurangnya mutu dan daya lekat tulangan
terhadap beton.
9. Excavator
Excavator merupakan alat berat digunakan untuk melakukan
pekerjaan penggalian atau pengerukan tanah, sampah, dan memindahkan
material dari satu tempat ke tempat lain. Pada proyek Pembangunan
Gedung Radioterapi RSUD Sidoarjo, excavator digunakan untuk
pembersihan lahan dan penggalian tanah untuk keperluan pekerjaan
pondasi dan pile cap.. Gambar 3.36 menunjukkan alat berat excavator.
19
Gambar 4. 9 Excavator
Sumber : Dokumentasi Pribadi
4.2.2 Bahan
Bahan bangunan merupakan salah satu sumber daya yang sangat menentukan mutu
dari hasil suatu pekerjaan, karena kualitas dari bahan bangunan akan sangat berpengaruh
terhadap kualiatas dari bangunan itu sendiri. Untuk menjaga kualitas dari bahan bangunan
tersebut, dibutuhkan pengawasan yang cukup ketat oleh pihak manajemen proyek.
Faktor-faktor yang diperhatikan dalam pemilihan bahan bangunan yang digunakan
adalah sebagai berikut :
a. Kualitas bahan bangunan menentukan kualitas hasil dari suatu pekerjaan itu sendiri.
b. Penyimpanan material harus melihat kondisi lapangan agar kualitas dan mutu
maerial tetap terjaga.
20
c. Jumlah material yang disiapkan harus sesuai dengan kebutuhan, agar tidak
mengalami pemborosan material.
d. Optimasi biaya harus diperhatikan dengan pembelian bahan seminimal mungkin
namun tanpa mengurangi kualitas dari bahan bangunan itu sendiri.
21
2. Besi Baja
Besi baja ini memiliki dua jenis dan diameter yang berbeda-
beda sesuai kebutuhan dilapangan. Jenis besi baja
diantaranya besi tulangan polos (BJTP) dan besi tulangan
ulir (BJTD). Masing-masing memiliki kelemahan dan
kelebihan. Baja tulangan yang digunakan pada struktur
bungker adalah BJTD 40, baja ulir.
1. D13
2. D16
3. D19
4. D25
22
3. Kalbond
Gambar 4. 13 Kalbond
Sumber: Dokumentasi Pribadi
4. Cairan Integral
23
Penjelasan : Fungsi dari integral ini adalah menambah densitas beton
agar beton yang digunakan memiliki densitas 2,35 gram/cm3
dan dapat mempercepat perkerasan pada beton. Integral ini
juga berfungsi untik menahan radiasi yang ada pada ruang
Linac dan ruang Bachtiaterapy, sehingga bahaya radiasi
dapat diminalisir dengan baik.
5. Kawat Ayam
24
6. Kawat Bendrat
7. Besi Hollow
25
Nama Bahan : Besi Hollow
Merk :-
Penjelasan : Besi Hollow berfungsi pengganti kayu yaitu untuk
menahan bekisting papan kayu plywood. Besi Hollow
digunakan untuk perancah dan pengaku bekisting selama
pengecoran dinding bungker berlangsung sampai beton
kering dan siap digunakan. Pengaku ini digunakan untuk
mencegah lendutan plywood akibat beban yang diterima
selama pengecoran.
26
diberikan oleh pihak perencana kepada pihak kontraktor dengan persetujuan dari pihak
konsultan MK (Manajemen Konstruksi). Pihak konsultan MK berhak untuk menolak
bahan bangunan yang diajukan oleh kontraktor yang tidak sesuai dengan spesifikasi bahan
pada RKS. Namun ketika pihak konsultan MK menyetujui bahan yang diajukan, maka
pihak kontraktor diperbolehkan untuk melanjutkan pekerjaan yang sedang dilakukan.
27
b. Memasukkan beton ready-mix kedalam kerucut abrams dengan cara bertahap
sebanyak tiga kali dengan ketinggian yang sama, yaitu 1/3 dari tinggi kerucut.
c. Setelah beton dimasukkan ke kerucut abrams, setiap lapisan ditumbuk dari
ketinggian 30 cm sampai padat dengan minimal tumbukan yaitu sebanyak 25 kali
dengan tongkat besi yang memiliki diameter penampang 10 mm dan panjang 60
cm.
d. Setelah kerucut terisi penuh, permukaan beton diratakan dengan tongkat besi.
e. Langkah selanjutnya adalah kerucut diangkat secara perlahan-lahan dan penurunan
puncak kerucut beton diukur dengan menggunakan meteran.
Nilai slump test haruslah memenuhi ketentuan nilai yang ada pada RKS yaitu
untuk nilai slump test beton sebelum diberi integral yaitu 10 – 15 cm dan untuk nilai
slump test beton yang sudah diberikan integral yaitu 18 ± 2 cm. Namun, untuk
mengantisipasi terjadinya peningkatan suhu ketika dalam pengerjaan maka pihak
kontraktor dengan persetujuan pihak MK mengunci nilai untuk slump test sebesar 11 –
14 cm.
Slump test ini dilakukan oleh teknisi beton ready-mix yang diawasi langsung
oleh pihak kontraktor dan MK secara langsung untuk mengantisipasi adanya kesalahan
dalam melakukan pengetesan.
28
sudah mulai mengeras. Pengukuran suhu ini dilakukan dengan menggunakan
termometer beton ketika pengerjaan slump test berlangsung.
Nilai suhu pada beton juga harus mengikuti nilai yang tertera pada RKS yaitu <
32o C dan jika lebih dari nilai tersebut, maka MK berhak untuk menolak dan menjadi
tanggung jawab supplier untuk mengganti beton tersebut.
29
oleh kontraktor bersama supplier beton yang selanjutnya akan disetujui MK
jika standar mutu beton telah memenuhi syarat.
4.5.3 Pemancangan
Setelah dilakukan penentuan titik tiang pancang yang telah disesuaikan
dengan gambar dokumen kontrak, maka dilakukan pemancangan dengan alat
Jack in Pile tipe Hydraulic Static Pile Driver. Cara pemancangan yang dipakai
harus tidak menyebabkan kerusakan pada bentuknya. Hammer (pemukul) harus
dipilih yang sesuai untuk type tiang pancang dan sifat dari kekuatan tiang
pancang tersebut.
30
Gambar 4. 25 Pekerjaan Galian Tanah
Sumber: Dokumentasi Pribadi
31
Pengecoran yang dilakukan untuk pelat lantai bungker menggunakan
mutu beton K-500 dengan tambahan zat fosroc sebagai integral dari beton
tersebut. Pengecoran beton pada pelat lantai harus dilakukan secara merata
dengan alat vibrator beton.
32
4.5.9 Pekerjaan Bekisting Dinding
Pekerjaan bekisting pada struktur dinding beton digunakan material
plywood yang diharapkan permukaan plywood mampu menjadikan permukaan
beton yang sudah mengering menjadi halus. Dalam proses pekerjaan bekisting
struktur dinding, dilakukan pemberian balok yang terbuat dari triplek pada
bagian atas dinding atau tempat pertemuan struktur dinding dengan struktur
atap bungker. Pemberian balok ini bertujuan agar ketika beton dinding sudah
mengeras, akan terdapat lekukan (stop cor) yang dapat menahan radiasi dari
dalam ruang linac dan dapat memperkuat penyambungan struktur dinding dan
atap bungker.
Karena volume beton struktur dinding bungker sangat besar dengan
keterbatasan jumlah concrete pump truck yang beroperasi, maka dilakukan
pengecoran secara bertahap untuk masing masing ruangan pada bungker. Untuk
menahan cor beton agar tidak merembes ke struktur dinding ruangan lain, maka
digunakan kawat ayam untuk menahannya.
33
Gambar 4. 32 Pekerjaan Bekisiting Dinding
Sumber: Dokumentasi Pribadi
34
Gambar 4. 34 Pekerjaan Pelepasan Bekisting Dinding
Sumber: Dokumentasi Pribadi
35
4.5.12 Pekerjaan Bekisting Pelat Atap
Pekerjaan bekisting pada peat atap digunakan plywood yang mampu
menghaluskan permukaan beton yang sudah mengeras. Dalam pekerjaan
bekisting ini juga dilakukan pemasangan kawat ayam yang berfungsi untuk
menahan beton cor untuk berpindah ke ruang yang kosong, karena dalam
pelaksasnaan pengecoran pelat ini akan dilakukan secara bertahap.
36
Gambar 4. 39 Pekerjaan Pengecoran Pelat Atap
Sumber: Dokumentasi Pribadi
37
Dengan dibaginya tahap pengecoran pada beton struktur bungker, maka diperlukan
teknik penyambungan pada struktur bungker yang bertujuan untuk mengantisipasi
kebocoran pada setiap sambungan anatara pondasi dan dinding, dinding dengan dinding
dan dinding dengan atap.
Teknik stop-cor yang digunakan oleh PT. Tigamas Mitra Selaras selaku kontraktor
proyek Pembangunan Gedung Radioterapi RSUD Sidoarjo dalam pengecoran beton
bungker adalah pada setiap sambungan beton dibentuk seperti cekungan atau bisa disebut
sistem parit yang dapat membuat gelombang radiasi tidak dapat keluar dari bungker
tersebut. Hal ini mengakibatkan pantulan radiasi yang bersifat seperti cahaya yang mampu
bergerak lurus akan terhalang oleh beton yang dibentuk seperti parit atau memiliki beda
tinggi dengan sisi lain. Berikut merupakan hasil dari teknik sambungan pada pengecoran
beton bungker.
4.7 Perbedaan Struktur Bungker RSUD Sidoarjo dengan Struktur Gedung Biasa
Mutu Beton yang digunakan yaitu K-500 Mutu Beton yang digunakan cukup
38
menggunakan beton K-300
Struktur dinding diperkuat dengan tulangan Struktur dinding cukup dengan pasangan
batu bata
Tebal dinding yang digunakan hingga 2,6 m Tebal dinding mengikuti lebar dari batu bata
yang digunakan
Terdapat tambahan zat integral berupa Struktur gedung biasa cukup menggunakan
Conplast 421 merk Fosroc untuk beton normal tanpa perlakuan khusus dan
menambah kerapatan beton dan tergantung fungsi dari gedung tersebut
mempercepat pengeringan.
Pondasi yang digunakan adalah pondasi Pondasi yang digunakan pondasi tiang
rakit (raft foundation) pancang
Memiliki nilai slump yang cukup rendah Memiliki nilai slump yang normal yaitu
yatu berkisar antara 10-15 cm berkisar anatara 12-18 cm
39
BAB V
TINJAUAN TEORITIS
40
Gambar 5. 2 Beton Integral K-500
Sumber: Dokumentasi Pribadi
41
b. Detail Sambungan Dinding dengan Pelat Atap
42
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Dari hasil kerja praktik yang dilakukan oleh penulis pada proyek Pembangunan
Gedung Radioterapi RSUD Sidoarjo selama kurang lebih selama 1 bulan dari tanggal
28 Oktober 2020 sampai dengan tanggal 5 Desember 2020, dapat diambil kesimpulan
yaitu :
a. Proyek pembangunan Gedung Radioterapi RSUD Sidoarjo memiliki dua
gedung, yakni gedung utama dan bungker.
b. Mutu beton yang digunakan pada struktur bungker adalah beton K-500 dengan
zat integral tipe Conplast 421 merk Fosroc.
c. Penyambungan beton antara dinding dengan dinding, dinding dengan raft dan
dinding dengan pelat atap perlu diperhatikan agar tidak ada kebocoran terhadap
radiasi.
Adapun kesimpulan terkait sks kerja praktik ini antara lain penulis mampu
berinteraksi dengan pekerja yang berada pada lapangan, sehingga banyak ilmu yang
diperoleh penulis selama kegiatan kerja praktik berlangsung. Dengan adanya kerja
praktik ini, penulis mampu menjalin kerja sama dalam menyelesaikan masalah tertentu
dengan tenaga kerja yang ada.
6.2 SARAN
Saran yang diberikan oleh penulis kepada proyek pembangunan Gedung
Radioterapi RSUD Sidoarjo adalah sebagai berikut:
a. Mempertegas dalam pelaksanaan K3, agar dapat meminimalisir kecelakaan
yang terjadi pada setiap pekerja di lapangan.
b. Menyediakan jaring-jaring untuk menahan material-material yang jatuh
selama pelaksanaan konstruksi berlangsung.
c. Lebih teliti dalam perhitungan beton yang digunakan dan terhadap beton
dari supplier, karena masih terlihat banyak beton ready-mix yang masih
menempel pada dinding permukaan dalam truck mixer.
43
DAFTAR PUSTAKA
Bernstein, M. (2002). 10 tips on writing the living Web. A List Apart: For People Who Make
Websites, 149. Retrieved from http://www.alistapart.com/articles/writeliving
PT. Fosroc Indonesia. (2012). CONPLAST WP421, General purpose integral waterproofing for
concrete, 1-2. Retrieved from https://fosroc.com/product/show/conplast-wp421
DRYMIX INDONESIA. (2014). BETON K-500, Definisi dan Kegunaan Produk, Retrieved from
https://www.drymix.co.id
MITRA READY MIX (2017). Konstruksi, Pengertian Ready Mix dan Mutu Beton. Retrieved from
https://mitrareadymix.com/pengertian-ready-mix-dan-mutu-beton/
PT. Niaga Artha Chemcons. (2012). Waterproofing Integral, General purpose integral
waterproofing for concrete. Retrieved from https://ptnac.com/waterproofing-integral/
Asroni, A., 2007. Balok dan Pelat Beton Bertulang, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
44
LAMPIRAN
45
46
47
48