Pekerjaan investigasi struktur eksisting Gedung Wisma Kosgoro dilakukan dengan tujuan
untuk memperoleh informasi mengenai kondisi struktur paska paparan api (terbakar) pada
tanggal 9 Maret 2015. Pekerjaan investigasi mencakup : uji beban (loading test), pengamatan
visual, NDT (non destructive test) seperti rebound hammer, rebar scan, UPV dan DT (destructive
test) seperti core drill (uji tekan, porositas) dan pengujian karbonasi.
Pengujian beban (loading test) dilakukan pada lantai 16 dengan skema beban 10 ton
(tumpukan zak semen) diletakkan pada area seluas 7 x 4 m (as 5-7/L-P). Tahapan
pembebanan sebesar 25%-50%-75% hingga 100% memberikan nilai lendutan balok utama
sebesar 2.26 mm dan pelat sebesar 2.46 mm. Beban 100% kemudian ditahan (sustained)
hingga 24 jam dan memberikan nilai lendutan maksimum balok sebesar 2.38 mm dan pelat
sebesar 2.48 mm (relatif). Lendutan sisa (setelah unloading) yang dilakukan setelah kurang
lebih 3 jam memberikan nilai lendutan maksimum balok sebesar 0.3 mm dan pelat sebesar 0.2
mm (relatif). Secara visual, selama proses pembebanan tidak ditemukan indikasi kegagalan
pada struktur. Nilai lendutan batas untuk pembebanan 100% adalah sebesar 18.225 mm
(bentang balok terpendek 13.5 meter dan tinggi balok 50 cm), sehingga dalam hal ini kekakuan
balok utama masih memenuhi ijin. Nilai batas lendutan sisa balok adalah sebesar 0.595 mm,
sehingga dalam hal ini struktur masih berperilaku elastis. Kajian numerik perlu dilakukan
untuk mengklarifikasi nilai lendutan (absolut) pada elemen pelat karena diperoleh nilai
lendutan sisa (residual) yang lebih besar dari kriteria ijin.
Pengamatan visual pada elemen pelat dan balok utama di lantai 16 20 memberikan bahwa
terdapat cukup banyak retak struktural (dikonfirmasi dengan kedalaman retak hasil pengujian
UPV) yang kemungkinan terjadi sebelum kebakaran (faktor tegangan berlebih atau kapasitas
elemen tereduksi).
Hammer test dilakukan pada 15 titik pengujian yang tersebar pada elemen balok, kolom, dan
pelat di lantai 16 sampai 20. Hasil pengujian hammer memberikan kisaran angka pantul
sebesar 42 51 dan deviasi bacaan sebesar 2 3, yang berarti bahwa permukaan beton cukup
homogen dan memiliki lapisan permukaan yang keras.
Rebar scanning dilakukan pada 26 titik pengujian yang tersebar pada elemen balok, kolom, dan
pelat di lantai 16. Hasil pengamatan memberikan variasi jumlah tulangan utama pada elemen
kolom dan balok dengan diameter 25 4~6 mm dan sengkang 13 2 mm. Sedangkan
tulangan utama pelat memiliki diameter tulangan utama 13 2 mm dengan spasi 150 mm.
i
Pengujian kepadatan beton dengan UPV dilakukan pada 15 titik pengujian yang tersebar pada
elemen balok, kolom, dan pelat di lantai 16 20. Beton pada kolom memiliki range nilai
kecepatan rambat sebesar 2,200 3,300 m/s (kualitas diragukan cukup). Beton pada balok
memiliki range nilai kecapatan rambat sebesar 2,700 4,000 m/s (kualitas diragukan
bagus). Beton pada pelat memiliki range nilai kecapatan rambat sebesar 2,700 3,400 m/s
(kualitas diragukan cukup).
Pengujian kedalaman retak beton dengan UPV dilakukan pada 30 titik pengujian yang tersebar
pada elemen balok, kolom, dan pelat di lantai 16 20. Kedalaman retak pada balok
diperkirakan sebesar 21 127 mm, kolom sebesar 35 mm, dan pelat sebesar 25 117 mm.
Nilai kedalaman retak yang terjadi sebagian besar sudah mencapai level tulangan (asumsi
tebal selimut beton 20 40 mm).
Pengujian karbonasi dilakukan pada 30 titik pengujian yang tersebar di lantai 14 dan 16 20.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa kondisi beton eksisting tidak terkarbonasi. Dalam hal ini,
pH beton eksisting masih terjaga di sekitar 12 13 dengan asumsi penggunaan air pencampur
beton dengan pH 6.5 7.5.
Sampel beton inti (core drill) dilakukan pada elemen kolom lantai 14 dan kolom, balok, pelat
lantai 16 20. Rata rata nilai kuat tekan beton elemen kolom (tengah dan eksterior)
diperoleh sebesar 204.45 kg/cm2. Rata rata nilai kuat tekan beton elemen balok diperoleh
sebesar 268.31 kg/cm2. Rata rata nilai kuat tekan beton elemen pelat diperoleh sebesar
267.37 kg/cm2. Dalam hal ini, berdasarkan SNI 2847-2013 Pasal 5.6.5.4, nilai kuat tekan beton
untuk masing masing elemen kolom, balok, dan pelat setara K-240, K-315, dan K-315.
Pengambilan sampel uji porositas beton dilakukan pada elemen kolom lantai 14 dan kolom,
balok, pelat lantai 16 20. Nilai porositas (void permeabel) rata rata pada beton elemen
kolom, pelat, dan balok diperoleh sebesar 19.66%, 19.12%, 19.18%. Besaran nilai porositas
beton ini masih dalam kategori normal (20 40%) dengan referensi nilai koefisien
permeabilitas antara 100 300 x 10-12 cm/detik.
Berdasarkan hasil pemetaan kerusakan (survey visual & pengukuran retak) dan pengujian
material beton eksisting, struktur bangunan Wisma Kosgoro dianggap berisiko tinggi jika terus
dioperasikan (digunakan). Keretakan struktural yang terjadi disebabkan karena kondisi servis
sebagian besar elemen struktur sudah terlewati. Rekomendasi revitalisasi struktur
(penggantian dengan struktur baru) perlu dilakukan untuk menjamin keamanan dan
kenyamanan pengguna bangunan.
ii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sketsa Lokasi Pengujian Beban (Loading Test) di Lt. 16 (4 x 7) m2 .................................... 6
Gambar 2.2 Sketsa Lokasi Instrumentasi Loading Test di Lt. 16 (4 x 7) m2 ............................................. 7
Gambar 2.3 Digi-Schmidt Rebound Hammer.......................................................................................................... 9
Gambar 2.4 Arah Pengujian Hammer & Grafik Konversi Angka Pantulan Rata-Rata Hammer
(Perkiraan Kuat Tekan Beton) .................................................................................................................................... 9
Gambar 2.5 Ultrasonic Pulse Velocity (a) TICO Proceq (b) Metoda Pengujian Keseragaman Beton
............................................................................................................................................................................................... 11
Gambar 2.6 Ultrasonic Pulse Velocity (Metoda Pengujian Kedalaman Retak) ...................................... 11
Gambar 2.7 Alat Uji Hilti Scan PS200 .................................................................................................................... 13
Gambar 2.8 Kertas Pemandu untuk Mode Imagescan.................................................................................... 14
Gambar 2.9 Alat Core Drill.......................................................................................................................................... 15
Gambar 2.10 Grafik Faktor Koreksi terhadap Rasio L/D .............................................................................. 16
Gambar 2.11 Pengujian Karbonasi dengan Larutan Phenolphthalein .................................................... 17
Gambar 3.1 Sketsa Deskripsi Titik Titik Pemeriksaan Struktur (Lt. 14) ............................................ 19
Gambar 3.2 Sketsa Deskripsi Titik Titik Pemeriksaan Struktur (Lt. 16) ............................................ 20
Gambar 3.3 Sketsa Deskripsi Titik Titik Pemeriksaan Struktur (Lt. 17) ............................................ 20
Gambar 3.3 Sketsa Deskripsi Titik Titik Pemeriksaan Struktur (Lt. 18) ............................................ 21
Gambar 3.5 Sketsa Deskripsi Titik Titik Pemeriksaan Struktur (Lt. 19) ............................................ 21
Gambar 3.6 Sketsa Deskripsi Titik Titik Pemeriksaan Struktur (Lt. 20) ............................................ 22
Gambar 3.7 Sketsa Peta Kerusakan (Retak) Elemen Struktur (Lt. 16) ................................................... 23
Gambar 3.8 Sketsa Peta Kerusakan (Retak) Elemen Struktur (Lt. 17) ................................................... 24
Gambar 3.9 Sketsa Peta Kerusakan (Retak) Elemen Struktur (Lt. 18) ................................................... 25
Gambar 3.10 Sketsa Peta Kerusakan (Retak) Elemen Struktur (Lt. 19) ................................................. 26
Gambar 3.11 Sketsa Peta Kerusakan (Retak) Elemen Struktur (Lt. 20) ................................................. 27
Gambar 3.12 Uji karbonasi pada kolom lantai 14 ............................................................................................ 46
Gambar 3.13 Uji karbonasi pada kolom lantai 14 (Lanjutan) ..................................................................... 47
Gambar 3.14 Uji karbonasi pada kolom lantai 16 ............................................................................................ 47
Gambar 3.15 Uji karbonasi pada kolom lantai 16 (Lanjutan) ..................................................................... 48
Gambar 3.16 Uji karbonasi pada kolom lantai 16 (Lanjutan) ..................................................................... 49
Gambar 3.16 Uji karbonasi pada kolom lantai 17 ............................................................................................ 49
Gambar 3.18 Uji karbonasi pada kolom lantai 17 (Lanjutan) ..................................................................... 50
Gambar 3.19 Uji karbonasi pada kolom lantai 17 (Lanjutan) ..................................................................... 51
Gambar 3.20 Uji karbonasi pada kolom lantai 18 ............................................................................................ 52
Gambar 3.21 Uji karbonasi pada kolom lantai 18 (Lanjutan) ..................................................................... 53
v
Gambar 3.22 Uji karbonasi pada kolom lantai 19 ............................................................................................ 53
Gambar 3.22 Uji karbonasi pada kolom lantai 19 (Lanjutan) ..................................................................... 54
Gambar 3.24 Uji karbonasi pada kolom lantai 20 ............................................................................................ 55
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Korelasi Angka Pantul dan Kualitas Permukaan Beton ............................................................. 10
Tabel 2.2 Hubungan Cepat Rambat Gelombang terhadap Kualitas (Homogenitas) Beton ............ 12
Tabel 2.3 Faktor Koreksi terhadap Rasio L/D ................................................................................................... 16
Tabel 3.1 Bacaan LVDT Pembebanan 25% Beban Rencana ........................................................................ 28
Tabel 3.2 Bacaan LVDT Pembebanan 50% Beban Rencana ........................................................................ 28
Tabel 3.3 Bacaan LVDT Pembebanan 75% Beban Rencana ........................................................................ 29
Tabel 3.4 Bacaan LVDT Pembebanan 100% Beban Rencana...................................................................... 29
Tabel 3.5 Bacaan LVDT Pembebanan 100% Beban Rencana (Sustained 24 jam) .............................. 30
Tabel 3.5 Bacaan LVDT Unloading 100% Beban Rencana............................................................................ 30
Tabel 3.7 Hasil Pengujian Hammer ........................................................................................................................ 32
Tabel 3.8 Kecepatan Gelombang pada Beton (Kepadatan Beton) UPV ................................................... 34
Tabel 3.9 Kecepatan Gelombang pada Beton (Kepadatan Beton) UPV ................................................... 35
Tabel 3.3 Hasil Pengujian Rebar Scan Elemen Pelat dan Dinding Ruang Server ................................ 36
Tabel 3.11 Hasil Pengujian Kuat Tekan Sampel Beton Inti .......................................................................... 56
Tabel 3.12 Hasil Pengujian Porositas Sampel Beton Inti .............................................................................. 57
vii
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
BAB 1 PENDAHULUAN
Pelaksanaan pemeriksaan/investigasi struktur parsial (Lt. 14, 16 20) Wisma Kosgoro Jakarta
perlu dilakukan untuk mengetahui kelayakan operasional struktur dikarenakan adanya
paparan api (terbakar), khususnya di Lantai 16 pada bulan Maret 2015. Selain itu,
pemeriksaan rutin juga perlu dilakukan untuk menjamin masa layan struktur, baik dalam level
elemen atau struktur keseluruhan. Investigasi struktur parsial Wisma Kosgoro yang dilakukan
meliputi survey visual, pelaksanaan tes non-destruktif, tes destruktif, dan tes pembebanan
(simulasi beban rencana). Jenisjenis investigasi ini akan dilakukan pada area yang diduga
mengalami paparan api paling parah.
Atas permintaan PT. Essen Sekawan Enjiniring selaku konsultan audit struktur Wisma
Kosgoro, PT. LAPI ITB melakukan instrumentasi pengukuran lendutan pengujian beban
(loading test) pada tanggal 7 8 Oktober 2015 dan pemeriksaan visual, pengujian fisik berupa
hammer, rebar scan, UPV, karbonasi, dan pengambilan sampel beton inti pada tanggal 13 15
Oktober 2015.
Struktur utama Wisma Kosgoro merupakan sistem struktur beton bertulang, yang terdiri dari
kolom, balok (dimungkinkan adanya balok prategang), dan pelat. Wisma Kosgoro terdiri dari
20 lantai. Gambaran umum lokasi dan tampak atas area Wisma Kosgoro dapat dilihat pada
gambar berikut :
Gambar 1.2 Tampak Depan (Bird View) Wisma Kosgoro (Setelah Kebakaran)
Laporan berikut membahas metodologi pengujian, hasil pengujian, dan analisis data hasil
pengujian dengan sistematika sebagai berikut:
2.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan diuraikan metodologi pelaksanaan pekerjaan investigasi struktur Parsial
Wisma Kosgoro Jakarta. Secara umum, pekerjaan investigasi struktur parsial Wisma Kosgoro
dilakukan dengan pendekatan non-destruktif dan destruktif. Pengujian beban (loading test),
pemeriksaan homogenitas beton dengan Hammer, pemeriksaan kepadatan dan retak beton
dengan UPV, dan pemeriksaan konfigurasi penulangan dengan Rebar Scanner termasuk dalam
pengujian non-destruktif. Pengambilan sampel beton untuk mengetahui kedalaman karbonasi,
kuat tekan, dan porosotas beton termasuk pengujian destruktif.
Prosedur pembebanan dilakukan berdasarkan peraturan ACI 318-08 Pasal 20.3, dengan garis
besar ketentuan pengujian sebagai berikut:
Pemilihan jumlah dan jenis pembebanan pada panel/pelat harus didasarkan pada lokasi
yang diprediksi akan memiliki defleksi/perpindahan maksimum dan tegangan pada
daerah kritis yang kekuatannya diragukan (dalam hal ini terpapar panas api dalam
jangka waktu tertentu)
Besaran beban uji yang ditentukan adalah sedemikian agar memberikan lendutan yang
kritis namun tidak menyebabkan kegagalan pada area yang diuji. Ada dua standar
yang mengatur besaran minimum yaitu SNI 03-2847 2013 pasal 20.3.2 atau ACI
318M - 14 bab 27.4.2.2 dan ACI 437.2M - 13 pasal 4.2.2 yaitu sebagai berikut :
Data
Tebal pelat lantai = 100 mm
Beban hidup (LL) = 250 kg/m (asumsi = hunian/perkantoran)
Beban mati tambahan (SIDL) = 130 kg/m (asumsi = partisi ringan)
Berat jenis beton = 2400 kg/m3
Faktor reduksi LL = 0.45
Berat 1 sak semen = 50 kg
Reduksi beban hidup diijinkan sebesar 0.45
TLM 1 = 0.15 SW + 1.15 SIDL + 1.5 (0.45 LL) = 354.25 kg/m2 menentukan
TLM 2 = 0.15 SW + 1.15 SIDL + 0.9 (0.45 LL) = 286.75 kg/m2
TLM 3 = 0.3 SW + 1.3 SIDL = 241 kg/m2
Nilai awal untuk seluruh pengukuran respon (perpindahan, rotasi, regangan, slip, dan
lebar retak) harus diukur tidak lebih dari 1 jam sebelum pembebanan pertama.
Beban tes harus diberikan dengan peningkatan (penambahan) sebanyak minimum
empat kali.
Pengukuran respons struktur harus dilakukan setelah masing masing
peningkatan/penambahan beban dan setelah beban total diberikan pada struktur
selama minimum 24 jam.
Beban tes harus segera dipindahkan setelah pengukuran response (minimum 24 jam).
Pengukuran respon struktur final harus dilakukan dalam waktu 24 jam setelah beban
dipindahkan.
Area pengujian beban (loading test) dilakukan sesuai sketsa berikut:
Sedangkan sketsa penempatan sensor pengujian beban dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Ch.3 Ch.4
Kriteria penerimaan
Bagian struktur yang diuji harus dibuktikan tidak mengalami kegagalan. Indikasi
kegagalan antara lain spalling dan crushing dari komponen tekan beton.
Perpindahan/defleksi terukur harus memenuhi kriteria berikut:
Salah satu kualitas beton ditentukan dari kekerasan permukaan beton. Pengujian dengan
metoda Schmidt Rebound Hammer merupakan salah satu metoda untuk mengetahui tingkat
kekerasan pada beton. Metoda ini dilakukan dengan memberikan beban impak (tumbukan)
pada permukaan beton. Beban impak tersebut berasal dari suatu massa yang diaktifkan
dengan memberikan energi dengan besaran tertentu. Jarak pantulan yang timbul dari massa
tersebut dengan permukaan beton benda uji dapat memberikan indikasi kekerasan dan juga,
setelah dikalibrasi, dapat memberikan prediksi nilai kuat tekan benda uji beton.
Pengujian dengan alat Schmidt Rebound Hammer dapat dilakukan dengan cepat, sehingga
dapat mencakup area pengujian yang luas dalam waktu singkat. Pengujian ini sangat peka
terhadap variasi kekerasan permukaan beton, misalkan dengan adanya plesteran pada elemen
struktur. Karena itu diperlukan pengambilan beberapa kali pembacaan di sekitar lokasi
pengukuran, untuk memperoleh nilai rata-rata yang mewakili. Untuk memperoleh data yang
baik, dilakukan pengambilan antara 9 hingga 20 kali pembacaan pada daerah pengujian seluas
300 mm2 (jarak antara dua lokasi pengukuran tidak boleh kurang dari 20 mm).
Pengujian dengan Schmidt Rebound Hammer dilakukan dalam beberapa tahap:
a. Menentukan lokasi yang akan diuji, diutamakan pada lokasi dimana kondisi permukaan
beton masih baik/rata.
b. Membersihkan dan meratakan permukaan beton yang aka diuji untuk menghindari
terjadinya penyimpangan data yang besar.
c. Melakukan pengujian dengan memberikan beban impak sebanyak 10 kali (jarak antar
titik impak tidak kurang dari 20 mm).
Perangkat alat Schmidt Rebound Hammer dapat dilihat pada gambar berikut:
Hasil perhitungan pengujian hammer tergantung pada arah alat terhadap permukaan struktur.
Pada pelaksanaan pengujian, terdapat beberapa cara penempatan alat hammer dalam
pengambilan data. Koreksi terhadap bacaan dilakukan sesuai dengan penempatan hammer
tersebut. Koreksi bacaan biasa ditampilkan dalam bentuk grafik.
Gambar 2.4 Arah Pengujian Hammer & Grafik Konversi Angka Pantulan Rata-Rata Hammer (Perkiraan Kuat
Tekan Beton)
Pengujian hammer yang dilakukan pada studi ini mengacu pada standar ASTM C 805-89.
Secara umum alat ini dapat digunakan untuk:
Tabel referensi korelasi angka pantul dan kualitas permukaan beton dapat dilihat pada tabel
berikut:
Pelaksanaan pengujian Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) bertujuan untuk memeriksa kondisi
internal komponen struktur beton. Beton pada prinsipnya memiliki porositas yang cukup
tinggi jika dibandingkan dengan material konstruksi lainnya. Microscopic pores, air void dan
juga retak merupakan komponen-kompenen yang terdapat di dalam struktur pori.
Penggunaan metoda pengujian berupa UPV mampu digunakan untuk menjustifikasi
presentase voids yang berada di dalam beton dengan mempertimbangkan bahwa gelombang
ultrasonic hanya merambat melalui fase solid suatu material. Dalam hal ini semakin sedikit
voids berada di dalam beton maka cepat rambat gelombang ultrasonic akan semakin cepat.
Sehubungan dengan ini, keberadaan retak atau large air voids dapat terdeteksi melalui metoda
pengujian UPV.
(a) (b)
Gambar 2.5 Ultrasonic Pulse Velocity (a) TICO Proceq (b) Metoda Pengujian Keseragaman Beton
2x 2x
x x
T2 T1 R1 R2
Referensi hubungan antara nilai kecepatan rambat dan prediksi kualitas (keseragaman) beton
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Hubungan Cepat Rambat Gelombang terhadap Kualitas (Homogenitas) Beton
Nilai kedalaman retak beton dapati dihitung berdasarkan persamaan berikut (panduan
manual TICO):
dimana:
x Jarak antara transmitter terhadap receiver (mm)
t1 Waktu rambat gelombang ultrasonik transmitter (T1) - receiver (R1) (s)
t2 Waktu rambat gelombang ultrasonik transmitter (T2) - receiver (R2) (s)
Pengujian Rebar Scanning dilakukan untuk mengetahui kondisi dari elemen-elemen struktur
pada tersebut yang terkait dengan penulangan elemen beton bertulang. Beberapa hal yang
dapat diketahui dari pemeriksaan yang dilakukan dengan scanner adalah :
1. Konfigurasi tulangan
2. Kedalaman cover beton (maksimal 180 mm)
3. Perkiraan diameter tulangan
Alat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah Hilti PS 200 Ferroscan. Alat ini menggunakan
prinsip induksi magnetik sehingga dapat mendeteksi obyek metal (logam) pada jarak tertentu
dari permukaan. Alat ini terdiri dari 2 bagian, yaitu scanner beroda dan alat pengolah data
hasil scanning.
Beberapa karakteristik dari alat scanner yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Memberikan tingkat akurasi yang baik untuk pengukuran cover/selimut beton dan
diameter tulangan karena prinsip kerja alat yang memanfaatkan induksi magnetik
2. Kerja alat tidak dipengaruhi oleh keberadaan beton yang basah karena rembesan air
3. Kerja alat hanya optimal untuk tulangan dengan kedalaman kurang dari 180 mm
4. Tidak dapat mendeteksi obyek-obyek non logam pada beton, sehingga tidak bisa
digunakan untuk mendeteksi keropos pada beton
Berikut adalah tahapan pengujian dengan menggunakan alat Hilti PS 200 Ferroscan ini :
Untuk mendapatkan hasil scanning yang baik, kondisi-kondisi berikut harus terpenuhi :
Untuk mendapatkan tingkat akurasi diameter tulangan 1, maka kondisi yang harus terpenuhi
adalah:
Selain itu pada kasus dimana diameter tulangan yang tidak diketahui, Hilti PS 200 Ferroscan
memiliki nilai toleransi prediksi diameter tulangan sebesar 6.
2.6 Pengambilan & Uji Tekan Sampel Beton Inti (Core Drill)
1. Alat diletakkan pada posisi tegak lurus bidang yang akan di-core, dan diangkur
sedemikian rupa sehingga dalam proses pengambilan sampel tidak terjadi pergeseran
2. Pengambilan benda uji dilakukan hingga kedalaman sekitar 200mm
3. Setelah benda uji diperoleh maka area lubang hasil coring ditutup kembali dengan
menggunakan semen grouting dengan kuat tekan melebihi kuat rencana beton struktur
3. Kuat tekan dihitung berdasarkan besarnya beban yang diberikan pada saat benda uji
mengalami kegagalan
Besarnya kuat tekan berdasarkan pengujian dihitung berdasarkan rumusan sebagai berikut:
dimana:
K = Kuat tekan (kg/cm2)
P = Beban maksimum (kg)
A = Luas bidang tekan benda uji (cm2)
Hasil kuat tekan tersebut berlaku untuk benda uji dengan kriteria benda uji yang memiliki nilai
L/D antara 1.92.1. Apabila benda uji tidak memenuhi kriteria tersebut, maka hasil rumusan
harus dikoreksi berdasarkan nilai perbandingan L/D yang dimiliki. Nilai faktor koreksi adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.3 Faktor Koreksi terhadap Rasio L/D
Apabila nilai perbandingan L/D tidak terdapat dalam tabel tersebut, maka faktor koreksi dapat
diperoleh dari nilai interpolasi berdasarkan grafik seperti pada Gambar 2.6.
Pelaksanaan pengujian karbonasi bertujuan untuk mengetahui kondisi pH material beton baik
dipermukaan beton maupun hingga pada kedalaman tulangan atau setebal selimut beton. Pada
dasarnya pH beton normal yang tidak terkarbonasi adalah sebesar 12 hingga 13. Namun
apabila karbonasi terjadi maka pH tersebut akan turun hingga ke level pH lebih rendah dari
10. Pada level ini, beton akan cenderung memiliki sifat yang lebih asam dan dapat
mengakibatkan tulangan menjadi sangat mudah terinisiasi korosi. Hanya dengan moisture,
inisiasi dapat terjadi.
Larutan Phenolphthalein adalah typical color changing indicator yang umumnya digunakan
dalam melakukan pengujian karbonasi. Larutan Phenolthalein akan berwarna pink/purple
pada lingkungan dengan kondisi pH antara dari 10 13. Sebaliknya larutan Phenolthalein
tidak akan menunjukkan perubahan warna apabila pH lebih kecil dari 8.2 atau lebih besar dari
13. Pelaksaan pengujian dilakukan pada freshly broken face of a concrete surface yang dapat
diperoleh melalui proses chipping maupun drilling.
Pengujian porositas pada material beton eksisting terpasang pada suatu struktur bangunan
dilakukan melalui pengujian laboratorium dengan prosedur yang tertera pada ASTM C 642.
Benda uji merupakan sampel beton inti yang didapat melalui metoda core drill.
Beberapa tahapan yang dilalui untuk mengevaluasi tingkat porositas beton adalah sebagai
berikut:
Perendaman di dalam air selama 24 jam lalu di timbang di udara (berat SSD B).
Kemudian pengeringan secara oven selama 24 jam lalu ditimbang di udara (berat
kering oven A).
Benda uji yang telah mengalami masing-masing perendaman di dalam air dan dioven
selama 24 jam lalu direbus selama 5 jam. Selanjutnya setelah mencapai suhu kamar,
benda uji ditimbang dalam kondisi SSD di udara (berat SSD C) dan di dalam air (berat
D).
Apparent density
3.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil pengujian struktur parsial Wisma Kosgoro yang
dilakukan pada 7 8 Oktober dan 13 15 Oktober 2015. Hasil pemeriksaan struktur parsial
Wisma Kosgoro terdiri dari hasil bacaan lendutan uji pembebanan (loading test), peta
kerusakan (retak) pada beberapa lantai pemeriksaan, homogenitas beton (hammer),
keseragaman (homogenitas) dan kedalaman retak beton (UPV), konfigurasi penulangan (rebar
detector), dan pengujian tekan & porositas sampel beton inti (core drill) elemen struktur.
Titik titik pemeriksaan struktur ditentukan berdasarkan pada distribusi sampling yang
diperlukan. Selain itu, akses dan level keamanan serta keselamatan kerja pada titik titik
pemeriksaan juga menjadi pertimbangan. Titik titik pengujian (beserta kode pengujian)
dapat dilihat pada sketsa berikut:
Titik pengambilan Core Drill (CD) Titik Pengujian Hammer (H) Titik Pengujian Rebar Scan (R)
Gambar 3.1 Sketsa Deskripsi Titik Titik Pemeriksaan Struktur (Lt. 14)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR 19
PARSIAL WISMA KOSGORO
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
K-1
H-
1
C-1
C-2
K-2
H-
C-3 2 K-3
C-4 H-
C-5
3
Gambar 3.2 Sketsa Deskripsi Titik Titik Pemeriksaan Struktur (Lt. 16)
C-7
6 K-6
Gambar 3.3 Sketsa Deskripsi Titik Titik Pemeriksaan Struktur (Lt. 17)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR 20
PARSIAL WISMA KOSGORO
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
K-7
H-
C-12 K-8 9
H-
8 H-
K-9 7
C-13
C-14
C-15
Gambar 3.4 Sketsa Deskripsi Titik Titik Pemeriksaan Struktur (Lt. 18)
C-17
H-10
C-18 C-19
H-11 K-
12
H-12
K- C-20
K-
10
11
Gambar 3.5 Sketsa Deskripsi Titik Titik Pemeriksaan Struktur (Lt. 19)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR 21
PARSIAL WISMA KOSGORO
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
C-21
C-22
C-24 C-25
C-23
C-26
C-29 K-
C-28
C-27 H-15 14
H-14
C-30 K-
H-13
15
K-
13
Gambar 3.6 Sketsa Deskripsi Titik Titik Pemeriksaan Struktur (Lt. 20)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR 22
PARSIAL WISMA KOSGORO
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Survey visual pada elemen balok dan pelat di masing masing lantai 16 20 dilakukan untuk memperoleh gambaran kerusakan yang terjadi baik
yang diakibatkan oleh beban eksisting (kerja) atau oleh paparan api. Sketsa berikut memberikan lokasi retak struktural yang terjadi (hasil
pengukuran kedalaman retak dilakukan pada titik titik pengujian di atas).
Gambar 3.7 Sketsa Peta Kerusakan (Retak) Elemen Struktur (Lt. 16)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO 23
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Gambar 3.8 Sketsa Peta Kerusakan (Retak) Elemen Struktur (Lt. 17)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO 24
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Gambar 3.9 Sketsa Peta Kerusakan (Retak) Elemen Struktur (Lt. 18)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO 25
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Gambar 3.10 Sketsa Peta Kerusakan (Retak) Elemen Struktur (Lt. 19)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO 26
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Gambar 3.11 Sketsa Peta Kerusakan (Retak) Elemen Struktur (Lt. 20)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO 27
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Identifikasi lokasi LVDT yang digunakan sesuai skema pembebanan Gambar 2.1 (Ch. 0 5).
Hasil bacaan lendutan untuk intensitas pembebanan 25 50 75 100 unloading dapat
dilihat pada tabel berikut:
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR 28
PARSIAL WISMA KOSGORO
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR 29
PARSIAL WISMA KOSGORO
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Tabel 3.5 Bacaan LVDT Pembebanan 100% Beban Rencana (Sustained 24 jam)
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR 30
PARSIAL WISMA KOSGORO
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Lendutan maksimum relatif balok (Ch. 0 1 2) dan pelat (Ch. 4 5) yang terjadi setelah
pembebanan 100% adalah sebesar 2.38 mm dan 2.48 mm. Lendutan absolut pada pelat
dihitung berdasarkan selisih pergerakan antara balok dan pelat (2.48 2.38 mm) sebesar 0.1
mm.
Batas nilai lendutan maksimum yang diijinkan dihitung berdasarkan persamaan berikut:
Lendutan balok
Lendutan pelat
Sehingga nilai lendutan maksimum yang terjadi masih memenuhi nilai batas lendutan
maksimum.
Nilai lendutan sisa/residual yang terjadi pada balok dan pelat adalah sebesar 0.3 mm dan 0.2
mm. Lendutan sisa absolut pada pelat dihitung berdasarkan selisih pergerakan antara balok
dan pelat (0.3 0.2 mm) sebesar 0.1 mm. Sedangkan nilai batas lendutan residual diperoleh
berdasarkan persamaan berikut:
Lendutan sisa balok
Berdasarkan hasil analisis di atas, dapat diperoleh informasi bahwa nilai lendutan sisa untuk
elemen pelat melebihi nilai batas lendutan. Dalam hal ini, analisis menggunakan nilai lendutan
elemen absolut dengan mengasumsikan balok dan pelat berdekatan bergerak bersama sama
saat pembebanan terjadi. Nilai lendutan ini akan dibandingkan dengan pemodelan
matematis/numerik yang dilakukan.
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR 31
PARSIAL WISMA KOSGORO
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Lokasi pengambilan data tersebar pada elemen struktur balok, kolom, dan pelat di Lt. 16 20. Hasil pemeriksaan keseragaman dan prediksi
kekuatan permukaan beton dapat dilihat pada tabel berikut:
S ampel/L ok asi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
L T.16 L T.16 L T.16 L T.17 L T.17 L T.17 L T.18 L T.18 L T.18 L T.19 L T.19 L T.19 L T.20 L T.20 L T.20
(K L M) (B L K ) (P L T) (K L M) (B L K ) (P L T) (K L M) (B L K ) (P L T) (K L M) (B L K ) (P L T) (K L M) (B L K ) (P L T)
R, S - P , Q - 13, R - 13, Q , R - 15, C , D - E, F - 3, S , T - P , Q - 4,
N - 17 K , L - 8 O , P - 4, 5 N - 10 U - 12 A -4 T-1
12 14 14 16 6 4 4 5
T itik R ebound V alue [R ]
A r ah Hammer (0 ) (90 ) (90 ) (0 ) (90 ) (90 ) (0 ) (90 ) (90 ) (0 ) (90 ) (90 ) (0 ) (90 ) (90 )
1 40 46 42 43 46 40 51 48 48 40 48 40 48 48 46
2 42 42 44 42 42 42 52 52 42 42 48 44 52 50 48
3 40 44 48 40 44 48 48 48 45 44 52 45 51 48 40
4 42 44 42 43 48 42 52 44 42 38 48 40 49 50 44
5 44 46 40 42 43 46 50 46 47 39 46 44 52 52 48
6 40 44 46 45 48 44 52 48 42 42 42 42 51 50 46
7 42 45 48 40 43 42 50 48 45 44 48 46 50 52 46
8 44 48 40 40 42 45 48 50 46 44 44 42 52 53 45
9 40 48 42 42 44 48 50 52 47 46 50 44 48 50 44
10 42 46 48 43 45 40 49 46 45 43 46 44 50 52 46
Nlai R Minimum 40 42 40 40 42 40 48 44 42 38 42 40 48 48 40
Nilai R Mak simum 44 48 48 45 48 48 52 52 48 46 52 46 52 53 48
Nilai R R ata-R ata 42 45 44 42 45 44 50 48 45 42 47 43 50 51 45
Deviasi 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2
Nilai R K ar ak ter istik 39 43 40 40 42 40 48 45 42 39 43 40 48 48 42
Disper si A lat [] (MP a) 7.1 6.9 6.7 7.1 6.8 6.7 7.7 7.1 6.8 7.0 7.0 6.7 7.7 7.4 6.9
P r edik si K uat T ek an (Mpa) 41 39 34 42 37 34 58 43 38 40 41 35 58 50 38
P r edik si K uat T ek an setelah
34.1 32.5 27.0 34.7 30.3 27.1 50.0 36.1 31.0 33.0 33.6 28.3 50.1 42.5 31.5
dik or ek si disper si alat(Mpa)
2
K ubus 15x15x15 (k g/cm ) 348 332 275 354 309 277 509 368 316 336 343 289 511 434 321
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO 32
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.7, nilai angka pantul untuk material beton di Gedung
Wisma Kosgoro, Jakarta menunjukkan beberapa karakteristik seperti berikut:
Lantai 16 untuk elemen struktur kolom, balok dan pelat memiliki nilai pantul rata-rata
42 hingga 45 dengan nilai standar deviasi sebesar angka pantul bervariasi dari 2 dan 3
, hal ini menunjukkan kualitas permukaan dan selimut beton baik serta lapisan keras.
Lantai 17 untuk elemen struktur kolom, balok dan pelat memiliki nilai pantul rata-rata
42 hingga 45 dengan nilai standar deviasi sebesar angka pantul bervariasi dari 2 dan 3
, hal ini menunjukkan kualitas permukaan dan selimut beton baik serta lapisan keras.
Lantai 18 untuk elemen struktur kolom, balok dan pelat memiliki nilai pantul rata-rata
45 hingga 50 dengan nilai standar deviasi sebesar angka pantul bervariasi dari 2 dan 3
, hal ini menunjukkan kualitas permukaan dan selimut beton baik serta lapisan keras.
Lantai 19 untuk elemen struktur kolom, balok dan pelat memiliki nilai pantul rata-rata
42 hingga 47 dengan nilai standar deviasi sebesar angka pantul bervariasi dari 2 dan 3
, hal ini menunjukkan kualitas permukaan dan selimut beton baik serta lapisan keras.
Lantai 20 untuk elemen struktur kolom, balok dan pelat memiliki nilai pantul rata-rata
45 hingga 51 dengan nilai standar deviasi sebesar angka pantul seragam 2, hal ini
menunjukkan kualitas permukaan dan selimut beton baik serta lapisan keras.
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR 33
PARSIAL WISMA KOSGORO
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Tabulasi hasil pemeriksaan keseragaman dan kedalaman retak beton (UPV) dapat dilihat pada
tabel berikut:
Kecepatan
Jarak Gelombang Gelombang
No Lokasi (titik pengujian) Gelombang Kualitas Keterangan
B (mm) t1 () t2 () V (m/s)
1 LT. 16 - 1 (KOLOM P - 17) 430 196 - 2194 Diragukan
Nilai kecepatan gelombang pada beton di lantai 16 20 rata rata memiliki nilai 3.000 3.500
m/2 dengan prediksi kualitas yang cukup. Dalam hal ini, ketebalan selimut beton juga
mempengaruhi bacaan (khususnya untuk indirect method).
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR 34
PARSIAL WISMA KOSGORO
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
waktu waktu
Kedalaman
Jarak tempuh tempuh Lebar
Retak Keterangan
No Lokasi (titik pengujian) transducer b gelombang gelombang Retak
c
t1 t2
(mm) (s) (s) mm mm
1 LT. 16 - 1 (Pelat I,j - 13, 14) 50 51 90.6 31 0.4
2 LT. 16 - 2 (Balok J - 9, 10) 50 62 101 45 0.4
3 LT. 16 - 3 (Balok G - 4, 5) 50 34.2 52.3 56 0.4
4 LT. 16 - 4 (Balok L - 4, 5) 50 45.2 78 36 0.5
5 LT. 16 - 5 (Pelat E, F - 2, 3) 50 42.3 65.1 55 0.5
6 LT. 17 - 1 (Balok J - 14, 15) 50 38.8 52.3 82 1
7 LT. 17 - 2 (Balok N - 15, 16) 50 58.4 97.3 42 0.8
8 LT. 17 - 3 (Balok R - 14, 15) 50 55 95 36 0.3
9 LT. 17 - 4 (Balok J -12) 50 51 100 12 0.4
10 LT. 17 - 5 (Pelat P, Q -13, 14) 50 34 41.1 117 1
11 LT. 18 - 1 (Balok S, T - 15) 50 38 45 127 0.6
12 LT. 18 - 2 (Pelat H, I - 13, 14) 50 48 64 85 0.7
13 LT. 18 - 3 (Balok R - 10, 11) 50 44.2 72.3 44 0.4
14 LT. 18 - 4 (Pelat E, F - 5, 6) 50 54.1 88.8 44 0.3
15 LT. 18 - 5 (Pelat D, E - 2, 3) 50 46.3 72.1 53 0.4
16 LT. 19 - 1 (Kolom A - 8) 50 27.7 48 35 0.4
17 LT. 19 - 2 (Balok Q, R - 8) 50 51.2 66.8 90 0.2
18 LT. 19 - 3 (Balok P - 7) 50 67.7 96.5 69 0.5
19 LT. 19 - 4 (Balok T - 5, 6) 50 36.5 62.8 36 0.6
20 LT. 19 - 5 (Balok R, S - 2) 50 48.2 76 50 1.5
21 LT. 20 - 1 (Balok T - 14, 15) 50 61.6 100.2 45 0.5
22 LT. 20 - 2 (Balok P - 12, 13) 50 45.2 80.2 31 1.2
23 LT. 20 - 3 (Pelat I, J - 10, 11) 50 72.1 111.3 54 0.3
24 LT. 20 - 4 (Balok P - 10) 50 61.3 115.3 21 0.4
25 LT. 20 - 5 (Balok R -10) 50 61.7 95.6 53 1.2
26 LT. 20 - 6 (Balok T - 7, 8) 50 61.4 79.6 92 1
27 LT. 20 - 7 (Pelat E, F - 4, 5) 50 72.1 92.2 96 0.8
28 LT. 20 - 8 (Pelat G, H - 4, 5) 50 68.5 100.3 64 0.4
29 LT. 20 - 9 (Balok L - 4, 5) 50 44.9 77.5 36 0.5
30 LT. 20 - 10 (Pelat G, H - 2, 3) 50 26.1 48.2 25 0.5
Nilai kedalaman retak struktural yang diperoleh sebagian besar sudah melebihi selimut beton
(asumsi 40 mm), sehingga perlu tindakan perbaikan segera untuk mencegah retak
merambat/menjadi lebih besar.
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR 35
PARSIAL WISMA KOSGORO
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Pemeriksaan konfigurasi penulangan dilakukan pada elemen struktur kolom, balok dan pelat. Hasil analisis konfigurasi penulangan dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3.10 Hasil Pengujian Rebar Scan Elemen Kolom, Balok, dan Pelat
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO 36
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Utama
4 150~200
25 6
2 44~52
Sengkang
2 300
10 2
Utama
2 350~400
25 6
3 40~51
Sengkang
1 -
10 2
Kolom As P-17
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO 37
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Utama
2 350~400
25 6
4 39~45
Sengkang
1 -
10 2
Kolom As P-17
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO 38
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Utama
4 150~200
25 4
6 40~43
Sengkang
6 100~110
13 2
Utama
4 120~150
25 4
7 40~42
Sengkang
4 100~120
13 2
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO 39
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Utama
1 -
30 4
8 41~47
Balok As L/8-10 (Sisi Samping)
Sengkang
5 50~75
13 2
Utama
3 110~150
25 4
9 45~48
Balok As L/8-10 (Sisi Bawah)
Sengkang
6 85~105
13 2
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO 40
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Utama
6 150~170
30 4
10 51~55
Balok As N/8-10 (Sisi Bawah)
Sengkang
5 60~85
13 2
Utama
3 50~70
30 4
11 52~55
Balok As N/8-10 (Sisi Samping)
Sengkang
6 60~85
13 2
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO 41
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Utama
1 -
30 4
12 Balok As 8/J-L (Sisi Bawah) 53~57
Sengkang
3 100~150
13 2
Utama
1 -
25 4
13 Balok As 8/J-L (Sisi Samping) 50~55
Sengkang
4 90~115
13 2
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO 42
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Utama
4 120~200
32 6
14 45~52
Sengkang
3 290~320
12 2
Kolom As H-14
Utama
4 100~120
25 4
15 48~53
Sengkang
5 110~150
13 2
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO 43
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Utama
1 -
25 4
16 51~54
Sengkang
5 110~150
13 2
Utama
5 65~75
25 4
17 50~55
Sengkang
2 370~420
13 2
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO 44
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Utama
2 75~85
25 4
18 51~57
Sengkang
6 70~120
13 2
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO 45
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Hasil pengujian karbonasi pada material beton di Gedung Wisma Kosgoro, Jakarta ditunjukkan
pada gambar-gambar berikut ini:
Sample karbonasi 1
Core Drill Kolom Bintang N - 10 Lantai 14 tidak terkarbonasi
Sample karbonasi 2
Core Drill Kolom Bintang N - 10 Lantai 14 tidak terkarbonasi
Sample karbonasi 3
Core Drill Kolom N - 1 Lantai 14 tidak terkarbonasi
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR 46
PARSIAL WISMA KOSGORO
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Sample karbonasi 4
Core Drill Kolom L - 17 Lantai 14 tidak terkarbonasi
Sample karbonasi 5
Core Drill Pelat Q, R - 11, 12 Lantai 16 tidak terkarbonasi
Sample karbonasi 6
Core Drill Kolom N - 10 Lantai 16 tidak terkarbonasi
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR 47
PARSIAL WISMA KOSGORO
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Sample karbonasi 7
Core Drill Kolom Bintang N - 10 Lantai 16 tidak terkarbonasi
Sample karbonasi 8
Core Drill Kolom Bintang N - 10 Lantai 16 tidak terkarbonasi
Sample karbonasi 9
Core Drill Kolom Bintang N - 10 Lantai 16 tidak terkarbonasi
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR 48
PARSIAL WISMA KOSGORO
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Sample karbonasi 10
Core Drill Balok S, T - 13 Lantai 16 tidak terkarbonasi
Sample karbonasi 11
Core Drill Kolom R - 1 Lantai 17 tidak terkarbonasi
Sample karbonasi 12
Core Drill Balok Q - 4 Lantai 17 tidak terkarbonasi
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR 49
PARSIAL WISMA KOSGORO
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Sample karbonasi 13
Core Drill Pelat Q, R - 3, 4 Lantai 17 tidak terkarbonasi
Sample karbonasi 14
Core Drill Pelat Q, R - 4, 5 Lantai 17 tidak terkarbonasi
Sample karbonasi 15
Core Drill Kolom N - 1 Lantai 17 tidak terkarbonasi
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR 50
PARSIAL WISMA KOSGORO
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Sample karbonasi 16
Core Drill Kolom A - 6 Lantai 17 tidak terkarbonasi
Sample karbonasi 17
Core Drill Balok Q, R - 3 Lantai 17 tidak terkarbonasi
Sample karbonasi 18
Core Drill Pelat Q, R - 3, 4 Lantai 17 tidak terkarbonasi
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR 51
PARSIAL WISMA KOSGORO
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Sample karbonasi 19
Core Drill Kolom P - 17 Lantai 18 tidak terkarbonasi
Sample karbonasi 20
Core Drill Kolom R - 17 Lantai 18 tidak terkarbonasi
Sample karbonasi 21
Core Drill Pelat O, P - 12, 13 lantai 18 tidak terkarbonasi
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR 52
PARSIAL WISMA KOSGORO
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Sample karbonasi 22
Core Drill Balok P - 13, 14 lantai 18 tidak terkarbonasi
Sample karbonasi 23
Core Drill Pelat Q - 3, 4 lantai 18 tidak terkarbonasi
Sample karbonasi 24
Core Drill Kolom A - 6 Lantai 19 tidak terkarbonasi
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR 53
PARSIAL WISMA KOSGORO
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Sample karbonasi 25
Core Drill Balok Q - 3, 4 Lantai 19 tidak terkarbonasi
Sample karbonasi 26
Core Drill Pelat Q - 3, 4 Lantai 19 tidak terkarbonasi
Sample karbonasi 27
Core Drill Balok Q - 3, 4 Lantai 19 tidak terkarbonasi
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR 54
PARSIAL WISMA KOSGORO
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Sample karbonasi 28
Core Drill Kolom R - 1 Lantai 20 tidak terkarbonasi
Sample karbonasi 29
Core Drill Balok Q, R - 3 tidak terkarbonasi
Sample karbonasi 30
Core Drill Pelat Q, R - 3, 4 tidak terkarbonasi
Secara keseluruhan, sampel beton pada lantai 16 20 (area terbakar) belum mengalami
karbonasi (reaksi dengan karbondioksida) dan masih memiliki sifat pH beton normal.
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR 55
PARSIAL WISMA KOSGORO
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Pengambilan sampel beton inti dilakukan pada elemen pelat, balok, dan kolom struktur di lantai 14 20. Pengambilan sampel ini dimaksudkan
untuk pengujian kuat tekan. Hasil pengujian kuat tekan sampel beton dapat dilihat pada tabel berikut:
Tinggi Diameter Tegangan Faktor Faktor Kuat Tekan Setelah Kuat Tekan
Berat Beban
ID Elemen Sample Sample Rasio Hancur Koreksi Koreksi Dikoreksi L/D dan Kubus
No Kode Sample Sample Max (P)
Struktur (L) (D) L/D Silinder (f'c) Terhadap Terhadap Tulangan Yang Ada Beton
(gr) (kg) 2 2 2
(cm) (cm) (kg/cm ) Rasio L/D Tulangan (kg/cm ) (kg/cm )
1 Kolom Kolom Lt. 14 - I 461 13.9 6.8 2.04 5,000 137.68 1.01 1.00 138.37 166.71
2 Kolom Kolom Lt. 14 - II 467 14.0 6.8 2.06 5,500 151.45 1.01 1.00 152.48 183.70
3 Kolom Kolom Tengah Lt. 14 687 8.1 6.8 1.19 4,250 117.03 0.92 1.00 107.49 129.50
4 Kolom Kolom Lt. 16 - I 717 8.6 6.8 1.26 4,500 123.91 0.93 1.00 115.46 139.11
5 Kolom Kolom Lt. 16 - II 675 7.8 6.8 1.15 7,000 192.75 0.91 1.00 175.25 211.14
6 Pelat Pelat Lt. 16 805 9.1 6.8 1.34 6,000 165.21 0.94 1.00 155.77 187.68
7 Balok Balok Lt. 16 1163 14.0 6.8 2.06 7,000 192.75 1.01 1.00 194.06 233.81
8 Pelat Pelat Lt. 19 762 8.4 6.8 1.24 10,500 289.12 0.93 1.00 267.96 322.84
9 Kolom Kolom LT. 19 792 9.0 6.8 1.32 7,000 192.75 0.94 1.00 181.34 218.49
10 Balok Balok LT. 19 728 8.0 6.8 1.18 9,500 261.59 0.92 1.00 239.48 288.53
11 Pelat Pelat LT.18 778 8.1 6.8 1.19 10,000 275.35 0.92 1.07 270.13 325.46
12 Kolom Kolom LT.18 1102 12.1 6.8 1.78 7,500 206.52 0.98 1.00 202.66 244.17
13 Balok Balok LT.18 820 9.1 6.8 1.34 10,500 289.12 0.94 1.00 272.60 328.44
14 Pelat Pelat LT.17 878 10.0 6.8 1.47 8,000 220.28 0.96 1.00 211.04 254.27
15 Kolom Kolom LT.17 1055 12.0 6.8 1.76 11,300 311.15 0.98 1.00 305.03 367.51
16 Balok Balok LT.17 867 10.0 6.8 1.47 7,000 192.75 0.96 1.00 184.66 222.48
17 Kolom Kolom LT.16 1180 14.0 6.8 2.06 5,000 137.68 1.01 1.00 138.61 167.00
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO 56
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
Pengujian porositas beton juga dilakukan pada sampel beton inti yang diperoleh bersamaan dengan sampel kuat tekan. Hasil pengujian porositas
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.12 Hasil Pengujian Porositas Sampel Beton Inti
PEMBACAAN HASIL TEST
A B C D P EN Y ER A P A KER A P A TA N
KER A P A TA N
P EN Y ER A P A N S ETELA H MASSA
NO KODE Berat Benda KER A P A TA N MASSA V OLU M E
Berat Benda Berat Benda N S ETELA H P ER EN D A M A S ETELA H KER A P A TA N
Berat Benda Uji Uji Setelah P ER EN D A M A N DAN
MASSA S ETELA H
P ER EN D A M A S EM U
R ON GGA
Uji SSD Uji Dalam Air KER IN G P ER EN D A M A P ER M EA B EL
Kering (gr) direbus N ( %) P EN D ID IHA N N DAN
(gr) SSD (gr) ( %)
N
P EN D ID IHA N
(gr)
1 Kolom Lt. 14 446 490 492 283.5 9.87 10.31 2.14 2.35 2.36 2.74 22.06
2 Kolom Lt. 14 500 541 544 317 8.20 8.80 2.20 2.38 2.40 2.73 19.38
3 Kolom Lt. 14 655 708 716 413 8.09 9.31 2.16 2.34 2.36 2.71 20.13
4 Pelat Lt. 16 639 694 701 401 8.61 9.70 2.13 2.31 2.34 2.68 20.67
5 Kolom Lt. 16 834 908 915 526 8.87 9.71 2.14 2.33 2.35 2.71 20.82
6 Balok Lt. 16 683 742 749 430 8.64 9.66 2.14 2.33 2.35 2.70 20.69
7 Pelat Lt. 17 610 659 663 382 8.03 8.69 2.17 2.35 2.36 2.68 18.86
8 Kolom Lt. 17 695 743 748 434 6.91 7.63 2.21 2.37 2.38 2.66 16.88
9 Kolom Lt. 18 839 912 918 528 8.70 9.42 2.15 2.34 2.35 2.70 20.26
10 Balok Lt. 18 611 661 664 382 8.18 8.67 2.17 2.34 2.35 2.67 18.79
11 Kolom Lt. 19 655 706 709 410 7.79 8.24 2.19 2.36 2.37 2.67 18.06
12 Balok Lt. 19 669 716 721 433 7.03 7.77 2.32 2.49 2.50 2.83 18.06
13 Pelat Lt. 19 488 523 528 303.5 7.17 8.20 2.17 2.33 2.35 2.64 17.82
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 3 HASIL PEMERIKSAAN STRUKTUR PARSIAL WISMA KOSGORO 57
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
4.1 Kesimpulan
4.2 Rekomendasi
LABORATORIUM REKAYASA STRUKTUR DAN BAHAN ITB | BAB 4 KESIMPULAN & REKOMENDASI 58
Investigasi Struktur Parsial Wisma Kosgoro Jakarta
LAMPIRAN DOKUMENTASI
[Pengujian UPV]