if~
.
di DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
DAFTAR lSI
halaman
Lembar Judul ..................................................................................................
Kata Pengantar................................................................................................ ii
Lembar Tujuan ................................................................................................ iii
Daftar lsi .. ... ...................... ............................ ...... .......... ................................... iv
Daftar Gambar................................................................................................. V
IV
Pelalihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
'11 A.
Vs.
Kerusakan pad a Kolom ............................................. ·.····.·· ... ·
Contoh kerusakan pad a Rumah Susun ................................. .
40
41
v
Pelalihan Pelaksana gedung Pengujian Malerial dan Sislem Kendali Mutu
BAB I
PENDAHULUAN
A. UMUM
Beton adalah suatu material yang terbentuk dari campuran pasta semen (adukan
semen dan air) dengan agregat (agregat kasar dan agregat halus/pasir atau kerikil
dan pasir) yang dapat ditambahkan dengan suatu bah an additive atau admixture
tertentu sesuai kebutuhan untuk mencapai kinerja (performance) yang diinginkan.
~------~--------------------------------------------------~
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
Setelah melalui proses penyeleksian material yang memenuhi syarat spesifikasi dan
menemukan rulOOsan campuran yang didasarkan pada karakteristik yang tersedia
dan memenuhi Standar Spesifikasi maka pada proses produksi merupakan tahap
yang menentukan. apakah hasilnya masih berada dalam batasan asumsi rancangan
campuran dan syarat spesifikasi atau tidak.
B. PROSES PENGUJIAN
Pada Gambar 1_1. memperlihatkan diagram pemeriksaan dan tata cara persetujuan
untuk material agregat dari lokasi tambang atau sumber penyediaan agregat
(pemasok) sebelum memulai (produksi) campuran beton sebagai salah satu
pekerjaan utama.
------------------------- 2
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan 8istem Kendali Mutu
Permohonan untuk
Beroperasi
~. -
-
Laboratory
Daftar peralatan
Peke~aan - Dafar organisasi
......... ........ - Skedul konstruksi
Persiapan
_
~
Persetujuan sementara Koreksi I ..
....... - Analisa saringan
Quality Engineer Lokasi Pengganti - Berat jenis dan
penyerapan agregat
.~ Pengambilan Contoh
- Kotoran organik
- Keausan agrega!
Bahan f- .. ....... - Material lolos saringan
No. 200
..
Pengujian Bahan
- Gumpalan lempung
- Sand equivalent
1 .
Pengajuan Hasil
Persetujuan Pengujian
Quality Engineer r~ ~
"--./
Diperiksa
Quality Engineer
•
Pengajuan Hasil
Pengujian
-
-
-
-
Bulan ke 1 : 2 x seminggu
Bulan ke 2 : 1x seminggu
Bulan ke 3 : 2 x seminggu
Seterusnya 1 x sebulan bila
setiap pengu)ian hasilnya
.. bagus
Dipergunakan untuk
pekerjaan permanen
3
Pelatlhan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
BAB II
MUTU BAHAN
Pendekatan praktis dapat juga dilakukan di lapangan, untuk memeriksa mutu air,
pasir dan korallkerikil.
1. Air
3
Untuk memeriksaan kadar air, contoh air sebanyak 25 cm dimasukkan
dalam bejana 50 cm 3 , lalu dengan menggunakan kertas pH; ditentukan
tingkat ke-asaman atau ke-basa-an air, pH air yang normal : pH=7; pH air
minimum: 4.5 dan pH air maksimum : 8.5.
3
Untuk memeriksa bahan padat dalam air, dilakukan memanaskan 50 cm air
sehingga dalam cawan hanya tersisa endapan, lalu ditimbang, untuk
menentukan kandungan bahan padat dalam air. Bahan padat yang diijin'kan
dalam air = 2000 mg/I (ppm).
Untuk menentukan bahan tersuspensi dalam air, maka digunakan contoh air
3
yang telah dikocok kuat-kuat sebanyak 1176 cm Saringlah benda uJi dengan
4
Pelatlhan Pelaksana gedung Pengujlan M alerlal dan Slstem Kendall Mutu
kertas saring (yang telah dikeringkan dalam oven de ngan suhu (110 ± 5)oC
dan ditimbang bersama botol timbang). Residu yan 9 tertinggal kemudian
ditimbang dan ini merupakan jumlah bahan tersuspensi dalam air. Bahan
tersuspensi yang diijinkan dalam air 2000 mg/l (ppm).
2. Pasir
Paslr yang digunakan untuk pekerjaan beton adalah pa sir kasar yang bebas
dari tanah/Lumpur atau kotoran lainnya.
Untuk mengetahui kondisi pasir tersebut dapat diguna kan dua cara:
Pasir diberi air sedikit lalu diremas dengan tanga n, jika pada telapak
tangan tidak tertinggal bekas tanah/Lumpur, bera rti pasir dalam kondisi
bersih.
Pasir dimassukkan dalam gealas lalu diberi air. Setelah itu pasir dalam
gelas diaduk, dan dibiarkan mengendap. Jika air dalam gelas keruh
dan berwarna coklat, berarti pasir banyak menga ndung tanah/Lumpur.
ANALISA SARINGAN
SNI1968 -1990 - F
atau
AASHTO T27 - 74
Material' Pasir
Berat Contoh 1 ·2037.8 gram Berat Contoh II 1818.6 gram
No Kumulatif Kumulatif
Serat Serat
Ayakan Serat Persen Rata-rata Serat PerSC;"l Persen
Tertahan Tertahan
Tertahan Tert.ahan Tertahan Tertahan Lolos
5
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
'1---
~/!
,-
--
3. KorallKerikil
Pertamactama harus diperhatikan bahwa ukuran butiran koral/kerikil tidak
homogen, artinya jenis butiran koral/kerikil harus beragam, terdiri dari ukuran
besar sampai halus. Ukuran terbesar harus disesuaikan dengan kondisi jarak
tulangan beton pada cetakan, agar korallkerikil dapat masuk di antara
tulangan beton,
6
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
ANAL/SA SARINGAN
SNI 1968 ·1990· F
atau
AASHTO T27 ·74
100
90 .,
'" 80
70
r-
I-
= 70
- 1---'.- -+ c- ~
t
~
" OJ
i
~
50 !SO i'.
.0
'"
,. '"
,. 20
,. ,.
1.18 ,.,. 4.75 95 19 17.5 mm
4. Tulangan baja
Tulangan baja yang digunakan harus dilengkapi dengan sertifikat hasil
pengujian tarik dari laboratorium dan dicocokkan dengan persyaratan yang
ditentukan dalam konsep perhitungan struktur atau persyaratan teknis yang
tercanlum dalam kontrak.
i
Pelatihan Pelaksana gedung PenguJian Material dan Sistem Kendali Mutu
Ukuran tulangan baja juga harus diperiksa agar jenis (polos atau ulir) dan
ukuran yang tertera dalam gambar sesuai dengan tulangan yang ada di
lapangan.
Tulangan juga harus bersih dari karat, karena hal ini akan mengurangi daya
lekat anatara baja dan adukan beton. Jika tulangan baja berkarat maka harus
dibersihkan terlebih dahulu dengan sikat baja.
5. Profil baja
Profil baja yang digunakan harus memiliki sertifikat pengujian dari
laboratorium dan dicocokkan dengan persyaratan yang ditentukan dalam
konsep perhitungan struktur atau persyaratan ieknis yang tercantum dalam
kontrak.
Baja yang dikirim ke lapangan sudah dicat dengan cat anti karat -
zinchromat, baja yang berkarat harus dibersihkan dengan sikat baja atau
dengansand blast.
Ketebalan badan dan sayap serta dimensi profil lainnya harus diperiksa agar
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.
Pada pekerjaan pemadatan tanah untuk jalan atau areal parkir, perlu
dilakukan pengetesan California 8eraing Ratio (CBR test) untuk menentukan
tingkat kepadatan tanah yang sesuai dengan persyaratan yang tercantum
dalam dokumen kontrak.
8
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sisiem Kendali Mutu
BAB III
INSTALASI MESIN PENCAMPUR
A. TUJUAN PENCAMPURAN
Hampir semua jenis beton, untuk pekerjaan kecilpun, diaduk didalam mesin
pengaduk batch dengan berbagai kapasitas. Pengaduk telah dibuat dengan efisiensi
tinggi yang dapat menghasilkan hasil memuaskan dengan biaya pekerja serta energi
minimum. Perubahan kecil pada kecepatan pengaduk berpengaruh sedikit pada
kekuatan beton dan waktu pengadukan, bukan kecepatan berputar pengaduk yang
mempengaruhi kekuatan serta kualitas beton.
• peralatan yang tersedia akan membantu batching bahan secara tepat dalam
jumlah yang diperlukan, dan jumlah tersebut akan dapat diganti dengan mudah
jika dan bila diperlukan.
• Perbandingan bahan yang diperlukan dipelihara dari batch ke batch lain.
Semua bahan dimasukkan ke dalam pen gad uk dalam urutan yang benar.
9
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
• Beton, bila dikeluarkan dari pengaduk, akan seragam dan homogen dalam tiap
batch dan satu batch ke batch lainnnya.
10
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
C. ADUKAN BETON
1. Beton Ready-Mix
11
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
Akan tetapi proyek yang lokasinya terpencil dan jauh dari plant, tetap akan
memertukan batching plant di lokasi. Hal demikian terjadi pada sebagian
besar proyek pelaksanaan jembatan yang dilakukan di Indonesia.
Semen dalam kantong harus terlindung dari pengaruh cuaca tiap saat.
Kantong dapat ditumpuk setiap hari pad a panggung kayu yang cukup besar
untuk menampung kepertuan satu hari dan dapat dipakai secara lang sung ke
hopper penimbang atau pencampur. Semen yang tidak dipakai harus
dikembalikan ke tempat penyimpanan pada akhir hari kerja.
a. Batching
Syarat pokok dalam batching adalah bahwa perbanding bahan yang
ditentukan harus dijaga dari batch ke batch dalam batas toleransi
tertentu, untuk menghasilkan beton dengan kualitas yang seragam.
Pengawas harus menjamin bahwa pengujian kadar kelembaban dan
gradasi dilakukan secara teratur dan bahwa sifat-sifat batch disesuaikan
untuk menghasilkan beton dengan kualitas yang seragam.
b. Pengadukan
Bahan harus diaduk dalam waktu tidak kurang dari 1.5 menit dalam
mengaduk dan harus dikeluarkan sepenuhnya sebelum pengisian
3
kembali. Waktu iniharus ditambah (15 detik per 1 m kapasitas
3
pengaduk) untuk pengaduk lebih besar dari 1m .
------------------------------------.. ~--~-----------------=
13
Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
Pelatihan Pelaksana gedung
Persyaratan, dinyatakan
sebagai perbedaan maksimum
Slump
Jika slump rata-rata 80 mm atau kurang 25mm
udara, persen
14
Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
Pelatihan Pelaksana gedung
Harus dipahami bahwa waktu pengadukan yang iebih besar tidak akan
memperbaiki keseragaman (uniformity). Selain itu dapat mengurangi
keluaran pengaduk, mungkin memperbesar kadar rongga atau dapat
menyebabkan penggerusan (grinding) khususnya untuk agregat yang
lebih lunak. Sebaiknya ditentukan waktu pengadukan maksimum. Jika
batch ak~m diperlambat lebih lama, pengaduk harus beroperasi hanya
pada (interval) waktu tertentu.
Jika ada pengujian slump yang tidak memenuhi syarat teknis, batch
beton yang diwakili olehnya tidak dapat dipakai dalam pekerjaan.
15
Pengujian Material dan Sislem Kendali Mutu
Pelatihan Pelaksana gedung
D. PENYIMPANAN MATERIAL
1. Semen
Harus disimpan di dalam gudang semen atau bangunan tahan cuaca dan
diatur agar dapat digunakan dengan urutan sesuai pengiriman. Semen yang
disimpan lebih dari empat bulan harus diuji kembali sebelum digunakan
2. Agregat
Agregat harus disimpan dalam bak (bin) atau tempat penimbunan (stockpile)
berdekatan dengan peke~aan dengan tiap ukuran dipisah dari ukuran lainnya
secara pasti untuk mencegah saling tercampur. Lantai penimbunan harus
kering dan dilapisi kerikil atau bahan serupa untuk mencegah bercampurnya
timbunan dengan tanah
3. Baja Tulangan
Baja tulangan harus ditumpuk dan ditinggikan dari permukaan tanah pada
penyangga kayu yang baik sehingga batang-batang bebas dari lempung atau
bahan lain yang dapat mencegah pengikatan (bonding). Karat permukaan
yang lepas atau debu harus dihilangkan sebelum pemasangan.
Sejumlah besar produk keluaran pabrik tersedia, banyak produk yang dipakai secara
tetap oleh ready mix concrete plant besar untuk menghasilkan beton dengan sifat
yang disyaratkan tetapi kadar semen atau agregat halusnya lebih rendah daripada
suatu campuran tanpa pencampur tambahan.
Jenis dan jumlah pencampuran tambahan yang sering dipakai pada pekerjaan besar
memerlukan perhatian khusus, oleh karena itu, pencampur tambahan kimia hanya
dipakai bila disetujui oleh konsultan perencana struktur atau teanaga ahli struktur.
16
Pengujian Malerial dan Sislem Kendali Mulu
Pelalihan Pelaksana gedung
pada beton.
maksud tertentu.
Bahan air entraining memecah udara yang terjebak (entrap) menjadi gelembung
kecil dan memperbaiki workability serta ketahanan campuran. Bahan ini khususnya
bermanfaat untuk pengecoran lantai Oembatan) beton karena masalah yang
khususnya terdapat di Indonesia, yaitu pengecoran pada suhu tinggi dan
ketidakmampuan untuk memadatkan beton pad a kondisi demikian.
Pencampuran tambahan harus diukur dengan tepat memakai alat dispenser yang
sesuai yang dikalibrasi dengan teratur. Paket pengiriman dan/atau catatan batching
harus menunjukkan secara jelas nama merek dan tipe bah an pencampur serta
tingkat dosis atau kuantitas total untuk tiap batch.
18
Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
Pelatihan Pelaksana gedung
BAB IV
A. PENANGANGAN BETON
Dalam penanganan beton, keterlambatan harus djperkecil dan beton harus djjaga
supaya tidak mengering atau terjadi pemisahan.
Jika pekerjaan tertunda untuk jangka waktu lama, harus dipikirkan pemakaian set
retarder (memperlambat pengerasan) dalam campuran dan diambil langkah agar
beton dalam keadaan dingin selama masa tertundanya pekerjaan. Dalam hal apapun
beton tidak boleh dicor ke dalam acuan bial tingkat kemudahan pengerjaannya
(workability) telah hilang, yaitu slump asli telah banyak berkurang oleh pengeringan
atau pengerasan awal (initial setting), sebab ini dapat menghasilkan beton berpori
yang lemah. Air tidak boleh ditambahkan pada waktu penanganan sebab tidak dapat
bercampur secara efektif dan dapat memperlemah beton.
sekep.
Catatan:
Suatu pengecualian adalah beten yang dicor dalam zone angker dari gelegar
pratekan post-tensioned di mana beton mungkin harus dicor bebas dari
penulangan rapat dan dipindah mendatar untuk memungkinkan pengawasan
efektif terhadap pemadatan disekitar angker.
19
Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
Pelatihan Pelaksana gedung
• Memakai hopper dan talang pengecoran berbentuk pipa jika tinggi jatuh2 m
dan adukan
• Memasukkan dan mengeluarkan penggetar (vibrator) internal secara vertikal
Em"'"'oo ~'(
Coron9~
(' ..
Persedlao----":"- '.:
pompa a~ema1rt ',.:::-t
..
20
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem Kendali Mulu
Oi tokasi, beton dicor lang sung pada aeuan atau melalui peralatan seperti
pipa trernie, ember kibble yang ditempatkan dengan crane, pompa beton,
katrol, kereta tulang (dump buggies), kereta dorong, talang dan
sebagainyanya.
Cara-eara paling lazim untuk pengeeoran adalah dengan ember kibble dan
pompa beton. ·Beton dalam volume yang sedikit dapat dicor oleh pekerja
dengan menggunakan kereta dorong dan/atau talang. Sistem talang yang
besar lebih efektif bila medan memungkinkan. Sudut kemiringan 25 hingga 30
derajat adalah ideal untuk beton dengan slump 40 sampai 50 mm.
Pengecoran memakai crane dan ember merupakan eara yang sederhana dan
efektif untuk mengeeor beton dalam volume yang lebih besar. Ember
berpenampang bulat atau bujur sangkar, dan mempunyai bag ian lebih sempit
pada dasar dengan pintu pengatur untuk mengatur aliran beton ke dalam
aeuan.
Beton dapat dieor secara tepat dan menerus dengan pompa yang digunakan
oleh tim yang terdiri dari dua orang yang pertama mengendalikan pompa
sedangkan yang kedua mengarahkan aliran dengan bekerja di depan
operator pengetar dan finisher beton. Pompa biasanya merupakan unit yang
lengkap yang dinaikkan diatas truk dengan kapasitas pengiriman berkisar
antara 10 hingga 100 meter kubik per jam. Pipa penyaluran pada umumnya
terbuat dari baja atau karet dengan penghubung yang mudah dilepas untuk
21
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sislem Kendali Mutu
Ada beberapa jenis pompa beton. Satu sistem menyalurkan beton dengan
gerakan memijat oleh railer yang digerakkan hidrolis untuk mengeluarkan
beton sepanjang pipa yang elastis. Pada sistem lain, beton dimasukkan
dalam hopper dan didorong melalui pipa penyalur dengan gerakan piston
yang diatur oleh sistem katup masuk dan keluar. Sistem yang biasa dipakai
sekarang adalah sistem kedua.
Harus diperhatikan bahwa campuran dengan desain yang baik dapat lebih
mudah dipompakan pada slump rendah dan menaikan slump pada campuran
demikian dapat membuatnya lebih sulit untuk dipompakan.
22
Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
Pelatihan Pelaksana gedung
"
Gambar 4.2 dan 4.3 memberi pedoman pengecoran beton yang benar pada
Cara pengecoran beton dalam acuan harus dapat menutupi seluruh bidang
yang akan dicor. Untuk volume beton yang lebih besar, satu atau lebih
pompa beton atau keran memakai ember dengan dasar dapat dibuka atau
skip dengan kapasitas 0.5 hingga 3.0 m3 lebih mudah dipakai. Untuk volume
lebih kedl, pompa beton, kereta roda karet, atau talang dapat dipakai.
Jembatan kerja untuk kereta dorong harus disesuaikan dengan jalan "pulang"
dan "pergi" ditentukan untuk mencegah halangan dan dengan lebar yang
cukup untuk memiringkan dan membalikkan kereta dimana perlu.
t'.
~\~
\ /
\d.. ,
-----
.!·I--,.:::.-.<»::~~;,<'·q.
-'---' --'-,-- -----
-------- -
23
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
Tremie adalah pipa kedap air berdiameter 150 - 300 mm dengan hopper
dipuncak dan katup atau alat lain didasamya yang mencegah air sekitamya
bercampur dengan beton pada pengeeoran awal dilakukan dan pipa serta
hopper harus sepenuhnya terisi oleh beton sebelum katup dasar dibuka untuk
pengecoran pertama beton. Ujung bawah treime harus selalu berada di
bawah permukaan beton yang makin meninggi setiap saat.
Tremie harus mampu membuat gerakan terkendali pada ujung cor dalam
arah lateral dan vertikal serta harus dapat diturunkan dengan eepat tiap saat
untuk mengurangi tingkat pengecoran beton. Aliran beton dapat diatur
dengan menyesuaikan kedalaman di mana ujung cor diletakkan di bawah
permukaan yang sudah dieor.
--------------------------
24
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
Beton tremie harus dieor secara kontinyu. Bila terhenti atau dasar tremie
secara tidak sengaja naik diatas permukaan beton, pengeeoran harus
dihentikan. Beton kurang baik yang terdapat pada bag ian atas pengeeoran
harus dibuang, setelah mengeras, sebelum dilakukan pengecoran tambahan
diatasnya. Hal ini memerlukan tenaga penyelam di tempat yang tidak dapat
dikeringkan. Untuk beton tremie dibutuhkan eampuran kaya semen (biasanya
beton mutu K225) dengan slump kira-kira 180 mm. slump tinggi ini perlu
untuk memudahkah ali ran beton dalam tremie dan mengisi aeuan dengan
penuh, terutama melalui penulangan yang ada. Penggetaran tidak boleh
dilakukan karena dapat mengakibatkan pemisahan dalam beton atau
bercampumya beton kurang baik di atas, yang masih berhubungan dengan
air.
Lapisan atas !:>eton yang dieor dengan pipa tremie dibawah air, biasanya
bermutu rendah dan harus dibuang dengan cara menghancurkan beton
padat, setelah kering, sebelum pengecoran diteruskan.
Oi mana beton harus dicor pad a pondasi yang tertutup air dangkal,
pengecoran dimulai pada salah satu sudut dan air dipindahkan oleh muka
beton yang semakin maju.
Jika air mengalirn melalui pondasi, air harus dialihkan atau pondasi dipenuhi
dan diperlakukan sebagai pengeeoran dibawah air. Cara yang berhasil untuk
menyalurkan aliran melalui dasar adalah memasang pipa pada eelah dan
menyalurkan pipa melalui sisi pondasi.
Sumbatyang
bergerak bersama
beton hingga
Ut
,1 -
Ember Beton
dasar pipa
~I:::===
25
Pelalihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem KendaH Mutu
5. Pengaduk Transit
Adalah lebih baik bila pengaduk transit dapat dituangkan lang sung ke dalam
acuan sehingga mengurangi pekerjaan. Truk tidak boleh dibiarkan terlalu
lama dibawah panas matahari, hal ini akan mengurangi tingkat kemudahan
pelaksanaan dan mengurangi waktu efektif yang tersedia untuk pengecoran
dan pemadatan. Jika terjadi keterlambatan, pemasok harus dihubungi
dengan segera dan pengiriman dijadwalkan kembali. Sebelum penuangan
beton, pengaduk transit harus dijalankan pada kecepatan pengadukan untuk
sekurang-kurangnya satu menit.
Jila suhu sekeliling mungkin melampaui 32°C, sebagian atau semua tindakan
pencegahan berikut harus diambil untuk mencegah pengerasan beton lebih
awal.
26
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
Untuk pengeeoran beton harus diatur sehingga panjang dan luas daerah
kerja dan beton sekeeil mung kin, sehingga sambungan pelaksanaan dapat
dibentuk dengan mudah dalam keadaan darurat. Sebelum dimulainya
pengecoran, harus tersedia eukup bahan aeuan di lokasi untuk membentuk
sambungan tersebut.
C. PEMADATAN BETON
1. Umum
• kekuatan maksimum
• beton yang padat dan kedap air
• pembentukan sudut dengan baik
• penampilan permukaan yang baik
• ikatan yang baik dengan penulangan baja, dan
• sefimut (penutup) beton yang padat pada penulangan baja
21
Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
Pelatihan Pelaksana gedung
Vibrator luar (external) yang menggunakan listrik atau udara dan dipasang
dengan kencang pad a acuan, seringkali dipakai dalam pekerjaan pracetak
dimana penampang melintang tipis dan ban yak penulangan. Tujuan
utamanya adalah untuk memberikan suatu penyelesaian permukaan
berstandar tinggi pada unit pracetak. Biasanya dipakai bersamaan dengan
penggetar dalam (internal).
28
Pelalihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sislem Kendali Mutu
Penggetar acuan luar hanya dipakai pada acuan khusus (purpose-build) yang
ditulangi pada titik-titik penempatan penggetar. Penggunaan penggetar acuan
luar yang salah dapat menyebabkan kerusakan pada acuan dengan
pengaruh terhadap bentuk permukaan beton tadi.
Papan perata bergetar tidak cukup efektif untuk digunakan tersendiri dan
penggetar permukaan harus dilengkapi dengan penggetar dalam disekitar
pinggir pelat, kereb dan bagian yang tebal lainnya. Hal ini digunakan untuk
membentuk permukaan atas beton dan memerlukan penempatan papan
perata yang tepat untuk memberi profil permukaan yang ditentukan.
1. Tujuan Perawatan
Setelah beton dicor dan dipadatkan, beton .. harus dilindungi serta dirawat
dengan memadai, sesuai dengan syarat-syarat teknis.
29
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
Peningkatan itu berlangsung dengan cepat pada umur awal tetapi berlanjut
dengan lebih lambat untuk suatu masa yang tidak dapat ditentukan.
2. Cara-cara Perawatan
• Perawatan suhu tinggi, misalnya perawatan uap dan auto claving. Suhu
tinggi mempercepat reaksi kimia dan kelembaban diberikan oleh uap
atau dipertahankan oleh ruangan auto clave.
30
Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
Pelatihan Pelaksana gedung
Beton kekuatan tinggi, dengan perawatan uap hingga 30 Mpa atau lebih untuk
pemindahan gaya prategang (transfer prestress) atau pembongkaran cetakan,
biasanya tidak memerlukan perawatan iebih lanjut.
31
Pelalihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
pada beron yang baru dicetak. Penguapan tidak boleh dimulai sampai beton
telah mencapai pengerasan (maturity) awal. Suhu beton harus dinaikkan
secara terkendali. Uap tidak boleh mengenai beton secara lang sung atau
pad a acuan, yang akan menyebabkan pemanasan setempat yang berlebih.
Suhu dibawah penutup uap tidak boleh melampaui BOoe dan penutup tidak
boleh dilepas sampai suhu permukaan beton dalam batas 40°C dan suhu
setempat Termometer pencatat, contoh pengujian yang cukup dan catatan
lengkap diperlukan untuk perawatan uap yang memuaskan.
32
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
BABV
PEMERIKSAAN MUTU BETON
3
1. Untuk Jumlah Kubikasi Beton < 60 m
Contoh:
3
Misalkan jumlah kubikasi beton 40 m
Pengambilan benda uji 1 buah setiap :
x = 2 m31
I 20 -
40
20 .
3
2. Untuk Jumlah Kubikasi Beton> 60 m
60 y - 60
+
3 5
3
Misalkan kubikasi beton 100 m
Jum!ah benda UJI diambil sebanyak
33
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
60 y-60 60 100 - 60
=- +
3 5
= 3
+----
5
= 28 buah
B. PENGUJIAN KONSISTENSI
34
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem Kendall Mutu
Seperti kita ketahui bahwa cara pembuatan benda uji yang salah akan
memberikan hasiJ kekuatan betonlevaluasi mutu beton dan mutu
pelaksanaan yang salah pula. Berdasarkan hal ini perlu dilakukan
pemeriksaan cara pembuatan benda uji.
2. Cara Melakukan
Isilah eetakan dengan beton muda sampai y" tinggi (10 em) kemudian
padatkan dengan tong kat pemadat baja ¢ 5/8" panjang 60 em (ujung
bulatkan) sebanyak 29 x tusukan secara merata. Tongkat pemadat masuk
sampai permukaan dasar cetakan.
35
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
Isilah cetakan beton muda sampai jenuh, padatkan lagi dengan tongkat
pemadat sebanyak 29 x tusukan secara merata. Tongkat pemadat masuk
sampai permukaan lapisan bawahnya.
Ketuk sisi cetakan sampai kelihatan beton mengkilat atau tidak kelihatan
timbul gelembung-gelembung udara.
Setelah 24 jam buka cetakan dan contoh kubus/benda uji direndam dalam air
. (pematangan) atau. disimpan dalam pasir basah sampai dilakukan
pemeriksaan kekuatan beton pada umur yang dikehendaki.
Catatan:
Cara pembuatan benda uji berbentuk kubus ukuran sisi 15 x 15 x 15 em,
sama seperti di atas, tetapi untuk pemadatan digunakan tong kat pemadat <l>
3/8", panjang 30 em (ujung dibulatkan) dan jumlah pemadatan sebanyak 32 x
tusukan.
Pengambilan beton mud a untuk pembuatan benda uji sesuai menurut ASTM
C 172-71.
Mutu beton bisa menjadi turun apabila cara pengmman benda uji ke
laboratorium (untuk pemeriksaan) tidak melebihi syarat yang ditetapkan yaitu
benda l!ii selama di perjalanan harus tetap berada dalam kondisi pematangan
(curing). Seperti telah diketahui apabila benda uji selama pengiriman tidak
dalam kondisi pematangan akan menyebabkan turunnya mutu beton.
Berdasarkan hal ini perlu diperiksa apakah benda uji yang dikirim ke
laboratorium harus dilengkapi dengan informasi yang lengkap antara lain
mengenai perbandingan campuran beton, slump, tanggalljam pembuatan,
umur pemeriksaan yang diminta, mutu beton yang diminta, bahan eampuran
beton yang digunakan, lokasi pengambilan benda uji, benda uji diambil oleh
dan lain-lain.
36
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem KendaJi Muiu
Akan tetapi oleh karena urutan pelaksanaan berlangsung dalam waktu yang
singkat, dan pengecoran lebih lanjut akan disambung pada beton yang ada
kurang dari 28 hari setelah pengecoran sebelumnya, pengujian tambahan
yang lebih awal dari 28 hari mungkin diperlukan. Pengawas pelaksanaan
harus mengusahakan bahwa tiap bagian beton mempunyai kekuatan dan
mutu yang memadai sebelum dibangun di atasnya oleh bag ian beton yang
lain, karena ini menyebabkan langkah perbaikan sukar dilaksanakan
bilamana kelak ditemukan beton dengan kekuatan kurang (understrength).
Dalam hal demikian pengawas pelaksana harus menentukan, dengan
pengujian sebelumnya, kurva 'peningkatan kekuatan terhadap waktu' untuk
beton yang dipakai sehingga penilaian perbandingan dapat dilakukan pad a
waktu kurang dari 28 hari. Benda uji dari hubungan ini ditunjukkan pada
Gambar 5.3., tetapi tabel ini tidak cukup tepat untuk pemakaian di lapangan.
HubungM ini harus diperiksa pada awal pekerjaan untuk menentukan
perbandingan kekuatan 3 hari, 5 hari, 7 hari, dan 28 hari. Suatu petunjuk
variasi dalam peningkatan kekuatan dengan eara perawatan yang berbeda
juga ditunjukan.
31
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sisiem Kendali Mutu
:0-
n'"
E
'"
'"
c '";,
m
'"5' '"
-'"
Q
C C
rJ otJ
'" '"
OJ
->' Y
co
:,: oX
'" i
co I :
C'I I '
rG
--~---r---~~---~---'~------I
, ------
't
t.
o~-----~-----~~------~------
l i t , 2!
Beton adalah bahan dengan kekuatan variabel dan cara nonnal untuk menyatakan
kekuatan yang perlu adalah 95 persen atau kekuatan "karakteristik", yaitu kekuatan,
dimana 95% dari semua pengujian akan melampaui kekuatan yang disyaratkan
(dan 5% akan di bawah kekuatan yang disyaratkan).
Untuk pengujian dalam jumlah besar (Iebih dari 40) kekuatan karakteristik aktual
dari beton dapat dinyatakan sebagai berikut :
38
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
N
'- (Ob- Obm)2
S = dan
b- t
N- 1
L Ob
b-1
Obm =
N
Di mana:
S = deviasi standar.
Ob = pengujian kekuatan tekan individual dari benda uji beton.
Obm = Rata-rata dari pengujian kekuatan tekan dari benda uji beton.
N = jumlah benda uji beton (N harus lebih besar dari 10 untuk
ketepatan statistik).
CATATAN:
P.C = Ex. Gresik
Agregat Halus = Ex. Jatiwangi
Agregat Kasar = Ex. DPMJ/Crusher Plant
Air = Ex. PAM
39
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sislem Kendali Mulu
BABVI
JENIS KERUSAKAN 01 LAPANGAN
J I
2. Betulkan tulangan
". :.
l.,.,...
3. Pasang papan acuan
~dan cor dengan
lj ::.~y
.,
chemical aditivie non
shrink grout
40
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
Gambar6.2.
Permukaan plat beton pada atap, tidak rata (kasar) mutu beton kurang baik
.;:t~~1<~ . ·
......
Gambar6.3.
Pada tempat kedudukan I tumpuan Hand rail
di tangga terjadi retak yang membahayakan
41
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
Gambar6.4.
Kerusakan pada tangga, beton keropos dan sel.imut beton sudah hancur
Gambar6.6.
Pada sambungan balok, beton keropos dan berlubang
42
Pelatihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
Gambar6.7.
Bentuk dari ujung kolom praktis yang dipotong dengan maksud untuk memperlbar
ruangan tetapi tidak dirapihkan
. ~ ... ,--,:...:..::..:.:::.;,.~ ..
.i~·f.·.···'S\~~~~~l;
Gambar6.8.
Retak pad a sambungan antara tangga dan bordes
43
Pelalihan Pelaksana gedung Pengujian Material dan Sistem Kendali Mutu
44
Petalihan Pelaksana gedung Pengujian Malerial dan Sistem Kendali Mutu
DAFTAR PUSTAKA
4. Mektan Babakan Tujuh Konsultan PT, Testing Equipment For Soil, Concrete and
Asphalt", ih Edition Catalogue
5. ~LE International, "Contruction Materials Testing Equipment", 10Th Edition
45