perjanjian antara pekerja dengan pengusaha secara tertulis dan atau lisan, baik untuk waktu tertentu maupun untuk waktu tidak tertentu yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. Ada beberapa istilah mengenai perjanjiankerja/hubungan kerja yaitu : – LABOUR RELATIONS – LABOUR MANAGEMENT RELATIONS – INDUSTRIAL RELATIONS. UNSUR-UNSUR PERJANJIAN KERJA Ada 3 (tiga) unsur atau elemen yang menentukan adanya perjanjian kerja yaitu : 1.adanya pekerjaan yang harus dikerjakan atau dilakukan. 2.adanya perintah (bekerja atas perintah atasan/pengusaha) 3.adanya upah. SYARAT, ISI, DAN BENTUK PERJANJIAN KERJA SYARAT-SYARAT PERJANJIAN KERJA
Menurut pasal 1320 KUHP Perdata dan pasal 52 UU No 13 tahun
2003, maka Perjanjian Kerja yang diadakan itu sah harus memuat syarat-syarat sebagai berikut : 1. adanya kesepakatan kedua belah pihak 2. mempunyai kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hokum 3. adanya pekerjaan yang diperjanjikan 4. pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
Perjanjian kerja yang dibuat oleh para pihak yang bertentangan
dengan syarat-syarat tersebut diatas dapat dibatalkan atau batal demi hukum. Isi Perjanjian Kerja Menurut Pasal 54 dari UU No 13 tahun 2003, Perjanjian kerja yang dibuat secara tertulis sekurang kurangnya memuat: a. Nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha b. Nama, Jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja/buruh c. Jabatan atau jenis pekerjaan d. Tempat pekerjaan e. Besarnya upah dan cara pembayarannya f. Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja/buruh g. Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja h. Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat i. Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja Bentuk Perjanjian Kerja • Bentuk perjanjian kerja adalah bebas, artinya perjanjian kerja tersebut dapat dibuat secara : a. tertulis b. tidak tertulis/ lisan
• Untuk Perjanjian kerja laut, Perjanjian kerja
Antar Kerja Antar Daerah (AKAD), dan Perjanjian kerja Antar Kerja Antar Negara ( AKAN ) harus dibuat secara tertulis untuk lebih menjamin kepastian hukum. Jenis Perjanjian Kerja • Menurut jenisnya Perjanjian Kerja dapat dibedakan atas : 1. Perjanjian kerja untuk Waktu tertentu 2. Perjanjian Kerja untuk Waktu tidak Tertentu
• Perjanjian kerja untuk waktu tertentu dibuat secara
tertulis serta harus menggunakan bahasa Indonesia dan huruf Latin ( pasal 57. UU no 13 th 2003 ). Apabila terdapat perbedaan penafsiran terhadap perjanjian kerja yang menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa asing, maka yang berlaku perjanjian kerja yang dibuat dalam bahasa Indonesia. • Pada perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat mensyaratkan adanya masa percobaan kerja. Perjanjian kerja berakhir apabila : a. pekerja meninggal dunia, b.berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja, c.adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, d.adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja. • Perjanjian kerja tidak akan berakhir karena meninggalnya pengusaha atau beralihnya hak atas perusahaan yang disebabkan penjualan, pewarisan, atau hibah. • Dalam hal terjadi pengalihan perusahaan maka hak-hak pekerja/buruh menjadi tanggung jawab pengusaha baru, kecuali ditentukan lain dalam perjanjian pengalihan yang tidak mengurangi hak-hak pekerja/buruh. • Dalam hal pengusaha, orang perorangan, meninggal dunia, ahli waris pengusaha dapat mengakhiri perjanjian kerja setelah merundingkan dengan pekerja/buruh. • Dalam hal pekerja/buruh meninggal dunia, ahli waris pekerja/buruh berhak mendapatkan hak-haknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau hak- hak yang telah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. • Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam perjanjian kerja waktu tertentu, atau berakhimya hubungan kerja bukan karena seperti disebutkan diatas, maka pihak yang mengakhiri hubungan kerja diwajibkan membayar ganti rugi kepada pihak lainnya. TERIMAKASIH