Anda di halaman 1dari 46

PERJANJIAN KERJA

Oleh :
M. Zamhari
Widyaiswara HI PPSDM Ketenagakerjaan

Jakarta, 14 Juli 2022


M. ZAMHARI
YOGYAKARTA, 9- 3- 1961

JL. LARASMOYO 123 Solo, Jawa Tengah


PPSDM KETENAGAKERJAAN

085216321482

0271 8200470
DASAR HUKUM

• UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


• UU Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
• Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPdt)
• PP Nomor 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja, Hubungan Kerja dan Waktu
Istirahat, dan Pemutusan Hubungan Kerja
• PP Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko

3
HUBUNGAN
INDUSTRIAL
Suatu sistem hubungan yang terbentuk
antara para pelaku proses produksi barang
dan/atau jasa yang terdiri dari
unsur pengusaha, pekerja/buruh,
dan pemerintah
yang didasarkan pada
nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 4
LANDASAN DALAM PENCIPTAAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL YANG HARMONIS
DEMOKRATI
S

KETERBUKAAN

SALING
PERCAYA

KETULUSAN

KEPATUHAN

5
6

HUBUNGAN KERJA:

Adalah hubungan antara pengusaha


dengan pekerja/buruh, berdasarkan
perjanjian kerja yang mempunyai
unsur, pekerjaan, upah dan perintah.
(Psl 1 butir 15 UU No. 13/Thn 2003)
SISTEM HUBUNGAN KERJA
PKWT

PKWTT

PKWT

PKWTT
8

KAPAN TERJADINYA HUBUNGAN


KERJA ?
PENGERTIAN PERJANJIAN KERJA:

Perjanjian antara pekerja dengan pengusaha


(pemberi kerja) yang memuat
syarat kerja,
hak dan kewajiban
para pihak.
(Pasal 1 buitr 14 UU No. 13 thun 2003)

9
10

PENGERTIAN SYARAT-SYARAT KERJA


DAN CARA PENGATURANNYA

1. Semua hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja yang


belum diatur per-UU-an (Penjelasan Psl 11 ayat 1 butir );
2. Pengaturannya, melalui: a) perjanjian kerja, b) Peraturan
Perusahaan, dan/atau Perjanjian Kerja baersama;
3. Cara mengaturnya:
a) Menjabarkan peraturan per-UU-an;
b) Mengatur lebih baik dari peraturan per-UU-an;
c) Mengatur hal-hal yang belum/tidak diatur per-UU-an.
DASAR PEMBUATAN PERJANJIAN KERJA

• Kesepakatan kedua belah pihak;


• Kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan
hukum;
• Adanya pekerjaan yang diperjanjikan;
• Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan
ketertiban umum, kesusilaan, dan per-UU-an yang
berlaku.

11
DALAM PRAKTEKNYA UNSUR
PERJANJIAN KERJA ADALAH:

1) Adanya pekerjaan;
2) Adanya upah yang dibayarkan;
3) Adanya perintah;
4) Dilakukan selama waktu tertentu.

12
ADANYA PEKERJAAN:

Kerja berarti perbuatan untuk melakukan sesuatu,


biasanya untuk mendapatkan nafkah atau mata
pencaharian.

Bekerja adalah segala macam bentuk kegiatan baik secara


fisik atau intelektual untuk mencapai sesuatu yang telah
ditetapkan untuk diperoleh.

13
U P A H:

Upah adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam


bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi
kerja kepada pekerja, yang ditetapkan dan dibayarkan
menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan
per-UU-an, termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya
atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan
dilakukan.

(Pasal 1 butir 30 UU No. 13/2003)


14
PERINTAH:

Kewenangan pemberi kerja, untuk mengatur pekerja,


karena pekerja telah mengikatkan diri untuk bekerja.
Bentuk perintah:
tertulis;
dituangkan dalam perjanjian (PK, PP, PKB) atau berupa
nota dinas, memorandum, dan/atau
lisan;
berupa petunjuk dan bimbingan dari atasan.
15
W A K T U :

a. Dalam arti luas, yaitu jangka waktu yang disepakati


sebagai masa berlakunya suatu perjanjian;
b.Dalam arti sempit, yaitu waktu bagi pekerja dalam
melakukan pekerjaannya sehari-hari.

16
17

PERJANJIAN KERJA TERTULIS


SEKURANG-KURANGNYA MEMUAT:

1. Nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha (pemberi kerja);


2. Nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja;
3. Jabatan atau jenis pekerjaan;
4. Tempat pekerjaan;
5. Besarnya upah dan cara pembayarannya;
6. Syarat-syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban
pengusaha dan pekerja;
7. Mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja;
8. Tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dan
9. Tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.
18

Isi Surat Pengangkatan dalam PKWTT

1. Nama dan alamat pekerja;


2. Tanggal mulai bekerja;
3. Jenis pekerjaan; dan
4. Besarnya upah.
PERJANJIAN KERJA

• PK dibuat secara tertulis atau lisan


• Perjanjian yang tertulis harus sesuai dengan peraturan per-uu-an
yang berlaku
• PK dibuat atas dasar :
1. Sepakat kedua belah pihak
2. Cakap berbuat hukum
3. Adanya pekerjaan
4. Pekerjaan tidak bertentangan dng ketertiban umum,
kesusilaan, dan peraturan per-uu-an yang berlaku
• PK bertentangan dengan 3 & 4 batal demi hukum

19
PKWTT VS PKWT - 1

PKWTT PKWT
1. Tidak ada batasan waktu (sampai usia 1. Dibatasi waktu atau selesainya pekerjaan
pensiun atau bila pekerja meninggal dunia)

2. PHK karena alasan tertentu harus melalui 2. PHK demi hukum sesuai dengan yang
proses LPPHI diperjanjikan, tidak harus melalui proses
LPPHI

3. Terjadi PHK, pengusaha wajib 3. PHK sesuai dengan waktu yang


memberikan pembayaran (kecuali pada diperjanjikan, Pengusaha wajib membayar
PHK tertentu) uang kompensasi

20
PKWTT VS PKWT - 2

PKWTT PKWT
4. Masa percobaan dibolehkan 4. Tidak boleh ada masa percobaan. Bila
diberlakukan, masa percobaan batal
demi hukum dan masa kerja tetap
dihitung

5. Perjanjian kerja bisa tertulis atau lisan 5. Perjanjian kerja harus tertulis dengan
huruf latin, dalam bahasa Indonesia

6. Tidak wajib dicatatkan di instansi 6. Wajib dicatatkan secara daring. Daring


ketenagakerjaan belum terbentuk, dicatatkan di instansi
yang bertanggung jawab dibidang
ketenagakerjaan Kab/Kota

21
a. PKWT diatur berdasarkan jangka waktu atau
selesainya suatu pekerjaan tertentu.

b. PKWT hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu


yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan
pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu
dan tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang
bersifat tetap.

22
Lanjutan
d. PKWT dalam Pasal 59 UU CK meliputi:
1. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;
2. pekerjaaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu
yang tidak terlalu lama;
3. pekerjaan yang bersifat musiman; atau
4. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan
baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau
penjajakan;
5. pekerjaan yang jenis dan sifat atau kegiatannya bersifat tidak
tetap.

e. PKWT tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap


f. PKWT tidak memenuhi Pasal 59 ayat 1 dan ayat 2 pada huruf d dan
e, demi hukum menjadi PKWTT
g. Pekerja/buruh PKWT berhak atas uang kompensasi PKWT sesuai
dengan masa kerja pekerja/buruh di perusahaan yang
bersangkutan (Pasal 61 A UU CK). 23
PERATURAN PEMERINTAH
N O M O R 3 5 TAH U N 2 0 2 1

Jangka Waktu Pekerjaan belum selesai


diperpanjang dengan kesepakatan
(Paling lama 5 Tahun) ( akumulasi tidak lebih dari 5 tahun)

Pekerjaan belum selesai dapat


Selesainya diperpanjang hingga selesainya
PKWT Pekerjaan tertentu
pekerjaan

Jenis dan sifat atau


kegiatannya bersifat tidak
tetap
L A N J U TA N

Jenis dan Sifat Pekerjaan :

1. Pekerjaan yang diperkirakan


penyelesaiannya tidak terlalu lama
2. Pekerjaan yang bersifat musiman
Jangka Waktu 3. Pekerjaan yang berhubungan dengan
(Paling lama 5 Tahun) produk baru, kegiatan baru, atau produk
tambahan yang masih dalam percobaan
atau penjajakan.

Selesainya 1.Pekerjaan yang sekali selesai


Pekerjaan tertentu 2.Pekerjaan sementara sifatnya.

Jenis dan sifat atau 1. Pekerjaan berubah-ubah berdasarkan


kegiatannya bersifat tidak waktu dan volume.
tetap 2. Upah berdasarkan kehadiran.
PKWT JANGKA WAKTU

Pekerjaan yang
diperkirakan
penyelesaiannya tidak
terlalu lama

Musim/cuaca:
Dilakukan pada musim atau cuaca tertentu;
Pekerjaan yang
bersifat musiman Kondisi tertentu :
Pekerjaan tambahan untuk memenuhi pesanan/ target.

Pekerjaan yang berhubungan  Produk baru adalah produk yang sebelumnya


dengan produk baru, kegiatan belum pernah ada atau pengembangan produk
baru, atau produk tambahan yang sudah ada.
yang masih dalam percobaan  Kegiatan baru adalah Usaha yang baru
atau penjajakan. dilaksanakan oleh Perusahaan
SELESAINYA PEKERJAAN TERTENTU

Kesepakatan :
1. Pekerjaan yang sekali selesai
• Ruang lingkup dan batasan suatu
2. Pekerjaan yang sementara pekerjaan selesai, dan
sifatnya. • Waktu penyelesaian disesuaikan
dengan selesainya Pekerjaan
PEKERJAAN YANG JENIS DAN SIFAT
ATAU KEGIATANNYA BERSIFAT TIDAK TETAP

• Pekerja Harian dilakukan dengan PKWT.

• Pekerjaan tidak tetap.

• Pekerjaan yang berubah-ubah .

• Pekerjaan berdasarkan waktu dan volume.

• Upah berdasarkan kehadiran.

• Perjanjian kerja harian secara tertulis.

• Waktu kerja kurang dari 21 hari/bulan


Perjanjian kerja harian dibuat secara kolektif dan
paling sedikit memuat:

• nama/alamat perusahaan atau pemberi kerja

• Nama/alamat Pekerja/Buruh

• Jenis pekerjaan yang dilakukan, dan

• Besarnya upah
Dalam hal pekerja/buruh bekerja 21 (dua
puluh satu) hari atau lebih selama 3
(tiga) bulan berturut-turut atau lebih
maka Perjanjian Kerja Harian (PKWT)
demi hukum berubah menjadi Perjanjian
Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)
Latar Belakang

Perjanjian Kerja berakhir :

a) pekerja/buruh meninggal dunia;


b) berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja;
c) selesainya suatu pekerjaan tertentu;
d) adanya putusan pengadilan dan/atau putusan lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap; atau
e) adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.

Catatan: Pasal 61 UU Nomor 11 Tahun 2020


31
LANJUTAN

• PK tidak berakhir karena meninggalnya Pengusaha atau beralihnya hak atas


perusahaan yang disebabkan penjualan, pewarisan, atau hibah
• Apabila terjadi pengalihan perusahaan, hak-hak Pekerja/Buruh menjadi tanggung
jawab Pengusaha baru kecuali ditentukan lain dalam perjanjian pengalihan yang
tidak mengurangi hak-hak Pekerja/Buruh
• Apabila Pengusaha perseorangan meninggal dunia, ahli waris Pengusaha dapat
mengakhiri PK setelah merundingkan dengan Pekerja/Buruh
• Dalam hal Pekerja/Buruh meninggal dunia, ahli waris Pekerja/Buruh berhak
mendapatkan hak-haknya sesuai dengan PUUan atau hak-hak yang telah diatur
dalam PK, PP, atau PKB

Catatan: Pasal 61 UU Nomor 11 Tahun 2020


32
Pemberian
Uang Kompensasi Kompensasi Diberikan pada
saat berakhirnya PKWT
Pengusaha Wajib memberikan
Kompensasi bagi
Pekerja/Buruh PKWT. Dalam hal Perpanjangan PKWT, maka
kompensasi diberikan pada saat
sebelum perpanjangan PKWT

Masa Kerja minimal 1 bulan secara


terus menerus
Kompensasi Perpanjangan
PKWT diberikan saat berakhirnya
PKWT
Besaran Uang Kompensasi
PKWT pada usaha mikro dan
kecil berdasarkan kesepakatan
Kompensasi tidak
berlaku bagi TKA

Berakhirnya PKWT merupakan wujud kesamaan hak atas


perlindungan dalam hal hubungan kerja berakhir antara pekerja
PKWT dan pekerja PKWTT.
PKWT 12 bulan
Dasar Perhitungan Pembayaran
secara terus
menerus, sebesar
1 Kompensasi
1 bulan upah.

• Upah Pokok dan Tunjangan Tetap


PKWT 1 bulan atau lebih tetapi • Perusahaan tidak menggunakan
kurang dari 12 bulan. Upah Pokok dan Tunjangan Tetap,
2 Masa Kerja x 1 Bulan Upah
Pembayaran Kompensasi yaitu
Upah tanpa tunjangan
12
• Upah terdiri atas Upah Pokok dan
Tunjangan Tidak Tetap, Dasar
PKWT lebih dari 12 bulan perhitungan Kompensasi yaitu
Upah Pokok.
Masa kerja x 1 Bulan Upah 3
12
KOMPENSA Dalam hal satu pihak
SI BAGI mengakhiri Hubungan Kerja
PEKERJA sebelum berakhirnya jangka
PKWT waktu yang ditetapkan dalam
PKWT, Pengusaha wajib
memberikan uang
kompensasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat
(1) yang besarannya dihitung
berdasarkan jangka waktu
PKWT yang telah
dilaksanakan oleh
Pekerja/Buruh

35
PENCATATAN PKWT

1. Pengusaha harus mencatatkan PKWT pada Kementerian


bidang Ketenagakerjaan secara daring paling lama 3 hari
kerja sejak penandatanganan PKWT.

2. Pencatatan PKWT secara daring belum tersedia, maka


pencatatan PKWT dilakukan oleh Pengusaha secara
tertulis di dinas Ketenagakerjaan kabupaten/kota,
paling lama 7 hari kerja sejak penandatanganan PKWT.

36
AKIBAT HUKUM
1. UU CK No.11 pasal 59 ayat (3) PKWT tidak memenuhi ketentuan ayat (1) dan (2) PKWT
demi hukum menjadi PKWTT:

Ayat (1)

a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya

b. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama

c. pekerjaan yang bersifat musiman

d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk
tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan; atau

e. Pekerjaan yang jenis dan sifat atau kegiatannya bersifat tidak tetap

Ayat (2)

Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang
bersifat tetap.
lanjutan

2. PP 35 pasal 10 ayat (4): Pekerjaan yang jenis dan sifat


atau kegiatannya bersifat tidak tetap dengan waktu
kerja ≥ 21 hari selama 3 bulan berturut demi hukum
berubah menjadi PKWTT
Sanksi Administratif

Pengusaha yang melanggar ketentuan :


• Pasal 61 A UU CK, Pasal 15 ayat (1) PP No.35 Tahun
2021
Pengusaha tidak membayarkan uang kompensasi

• Pasal 17 PP No.35 Tahun2021


Pengusaha membayarkan uang kompensasi tidak sesuai
perhitungan
Latar Belakang
KETENTUAN PERALIHAN
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, PKWT jangka waktunya
belum berakhir masih tetap berlaku sampai dengan berakhirnya

KETENTUAN PENUTUP
 Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku uang kompensasi untuk
PKWT yang jangka waktunya belum berakhir diberikan sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini; dan

 Besaran uang kompensasi dihitung berdasarkan masa kerja Pekerja/Buruh


yang perhitungannya dimulai sejak tanggal diundangkan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja.
40
Alih Daya

SUBSTANSI POKOK ALIH DAYA AMANAT UU CIPTA KERJA


DALAM UNTUK DIATUR LEBIH LANJUT
UU CIPTA KERJA DENGAN PP

Pelindungan pekerja/buruh alih daya Pelindungan pekerja/buruh alih daya


merupakan tanggung jawab dan perizinan berusaha.
perusahaan alih daya

41
Alih Daya

Hubungan kerja
dalam Alih Daya
Perusahaan alih daya yang mempekerjakan
yaitu berdasarkan :
pekerja/buruh berdasarkan PKWT, dalam perjanjian
kerjanya harus mensyaratkan pengalihan pelindungan
hak bagi pekerja/buruh apabila terjadi pergantian
Perjanjian perusahaan alih daya dan sepanjang objek
Kerja Waktu pekerjaannya tetap ada.
Tertentu atau

Catatan:
 Pengalihan pelindungan hak-hak bagi pekerja/buruh yaitu perusahaan
Perjanjian
alih daya yang baru memberikan pelindungan hak-hak bagi
Kerja Waktu pekerja/buruh minimal sama dengan hak-hak yang diberikan oleh
Tidak Tertentu. perusahaan alih daya sebelumnya.
 Obyek pekerjaannya tetap ada adalah pekerjaan yang ada pada 1 (satu)
perusahaan pemberi pekerjaan yang sama.
42
Lanjutan

• Hubungan • Pelindungan • Pengaturan alih daya


Kerja Pekerja/ pekerja/buruh, dititik beratkan pada
Buruh kepada upah dan pelindungan pekerja
dalam konteks
Perusahaan kesejahteraan, hubungan kerja
Alih Daya syarat-syarat (bukan hubungan
kerja serta bisnis antara
perselisihan yang perusahaan
timbul menjadi pemberi pekerjaan
tanggung jawab dengan
perusahaan alih perusahaan alih
daya).
daya

43
Lanjutan

Jenis pekerjaan yang bisa dialihdayakan, tergantung pada


kebutuhan sektor.

Pelindungan Pekerja/Buruh, Upah, Kesejahteraan, Syarat


Kerja, dan Perselisihan yang timbul diatur dalam
Perjanjian Kerja, Peraturan Perusahaan, atau Perjanjian
Kerja Bersama.

Perusahaan Alih Daya berbentuk Badan Hukum dan wajib


memenuhi perizinan berusaha yang diterbitkan oleh
pemerintah pusat melalui mekanisme OSS.

44
Sanksi Administratif

• Pasal 66 ayat (4) UU CK


Perusahaan Alih Daya tidak berbadan Hukum dan
tidak memenuhi Perizinan Berusaha yang diterbitkan
oleh Pemerintah Pusat

45
Latar Belakang

Terima Kasih
46

Anda mungkin juga menyukai