Oleh :
M. Zamhari
Widyaiswara HI PPSDM Ketenagakerjaan
085216321482
0271 8200470
DASAR HUKUM
3
HUBUNGAN
INDUSTRIAL
Suatu sistem hubungan yang terbentuk
antara para pelaku proses produksi barang
dan/atau jasa yang terdiri dari
unsur pengusaha, pekerja/buruh,
dan pemerintah
yang didasarkan pada
nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 4
LANDASAN DALAM PENCIPTAAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL YANG HARMONIS
DEMOKRATI
S
KETERBUKAAN
SALING
PERCAYA
KETULUSAN
KEPATUHAN
5
6
HUBUNGAN KERJA:
PKWTT
PKWT
PKWTT
8
9
10
11
DALAM PRAKTEKNYA UNSUR
PERJANJIAN KERJA ADALAH:
1) Adanya pekerjaan;
2) Adanya upah yang dibayarkan;
3) Adanya perintah;
4) Dilakukan selama waktu tertentu.
12
ADANYA PEKERJAAN:
13
U P A H:
16
17
19
PKWTT VS PKWT - 1
PKWTT PKWT
1. Tidak ada batasan waktu (sampai usia 1. Dibatasi waktu atau selesainya pekerjaan
pensiun atau bila pekerja meninggal dunia)
2. PHK karena alasan tertentu harus melalui 2. PHK demi hukum sesuai dengan yang
proses LPPHI diperjanjikan, tidak harus melalui proses
LPPHI
20
PKWTT VS PKWT - 2
PKWTT PKWT
4. Masa percobaan dibolehkan 4. Tidak boleh ada masa percobaan. Bila
diberlakukan, masa percobaan batal
demi hukum dan masa kerja tetap
dihitung
5. Perjanjian kerja bisa tertulis atau lisan 5. Perjanjian kerja harus tertulis dengan
huruf latin, dalam bahasa Indonesia
21
a. PKWT diatur berdasarkan jangka waktu atau
selesainya suatu pekerjaan tertentu.
22
Lanjutan
d. PKWT dalam Pasal 59 UU CK meliputi:
1. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;
2. pekerjaaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu
yang tidak terlalu lama;
3. pekerjaan yang bersifat musiman; atau
4. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan
baru, atau produk tambahan yang masih dalam percobaan atau
penjajakan;
5. pekerjaan yang jenis dan sifat atau kegiatannya bersifat tidak
tetap.
Pekerjaan yang
diperkirakan
penyelesaiannya tidak
terlalu lama
Musim/cuaca:
Dilakukan pada musim atau cuaca tertentu;
Pekerjaan yang
bersifat musiman Kondisi tertentu :
Pekerjaan tambahan untuk memenuhi pesanan/ target.
Kesepakatan :
1. Pekerjaan yang sekali selesai
• Ruang lingkup dan batasan suatu
2. Pekerjaan yang sementara pekerjaan selesai, dan
sifatnya. • Waktu penyelesaian disesuaikan
dengan selesainya Pekerjaan
PEKERJAAN YANG JENIS DAN SIFAT
ATAU KEGIATANNYA BERSIFAT TIDAK TETAP
• Nama/alamat Pekerja/Buruh
• Besarnya upah
Dalam hal pekerja/buruh bekerja 21 (dua
puluh satu) hari atau lebih selama 3
(tiga) bulan berturut-turut atau lebih
maka Perjanjian Kerja Harian (PKWT)
demi hukum berubah menjadi Perjanjian
Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)
Latar Belakang
35
PENCATATAN PKWT
36
AKIBAT HUKUM
1. UU CK No.11 pasal 59 ayat (3) PKWT tidak memenuhi ketentuan ayat (1) dan (2) PKWT
demi hukum menjadi PKWTT:
Ayat (1)
b. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama
d. pekerjaan yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk
tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan; atau
e. Pekerjaan yang jenis dan sifat atau kegiatannya bersifat tidak tetap
Ayat (2)
Perjanjian kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang
bersifat tetap.
lanjutan
KETENTUAN PENUTUP
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku uang kompensasi untuk
PKWT yang jangka waktunya belum berakhir diberikan sesuai dengan
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini; dan
41
Alih Daya
Hubungan kerja
dalam Alih Daya
Perusahaan alih daya yang mempekerjakan
yaitu berdasarkan :
pekerja/buruh berdasarkan PKWT, dalam perjanjian
kerjanya harus mensyaratkan pengalihan pelindungan
hak bagi pekerja/buruh apabila terjadi pergantian
Perjanjian perusahaan alih daya dan sepanjang objek
Kerja Waktu pekerjaannya tetap ada.
Tertentu atau
Catatan:
Pengalihan pelindungan hak-hak bagi pekerja/buruh yaitu perusahaan
Perjanjian
alih daya yang baru memberikan pelindungan hak-hak bagi
Kerja Waktu pekerja/buruh minimal sama dengan hak-hak yang diberikan oleh
Tidak Tertentu. perusahaan alih daya sebelumnya.
Obyek pekerjaannya tetap ada adalah pekerjaan yang ada pada 1 (satu)
perusahaan pemberi pekerjaan yang sama.
42
Lanjutan
43
Lanjutan
44
Sanksi Administratif
45
Latar Belakang
Terima Kasih
46