Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : NOVALIA ANNISA RACHMAH

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044672913

Kode/Nama Mata Kuliah : ADBI4336/HUKUM KETENAGAKERJAAN

Kode/Nama UPBJJ : 45/ YOGYAKARTA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Uraikan syarat isi perjanjian kerja yang dimaksud dalam Pasal 54 UU
Nomor 13 Tahun 2003!
Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 54:
1) Perjanjian kerja yang dibuat secara tertulis sekurang kurangnya memuat:
a. nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha;
b. nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja/buruh;
c. jabatan atau jenis pekerjaan;
d. tempat pekerjaan;
e. besarnya upah dan cara pembayarannya;
f. syarat syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan
pekerja/buruh;
g. mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja;
h. tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dan
i. tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.
2) Ketentuan dalam perjanjian kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf e
dan f, tidak boleh ber-tentangan dengan peraturan perusahaan, perjanjian kerja
bersama, dan peraturan perundang undangan yang berlaku.
3) Perjanjian kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibuat sekurang kurangnya
rangkap 2 (dua), yang mempunyai kekuatan hukum yang sama, serta pekerja/buruh
dan pengusaha masing masing mendapat 1 (satu) perjanjian kerja.
Berdasarkan pasal di atas maka dalam pembuatan perjanjian kerja harus memuat
syarat-syarat tersebut. Syarat isi perjanjian kerja minimal / setidaknya harus memuat
identitas usaha dan identitas pekerja. Selanjutnya jabatan atau posisi pekerjaan pekerja
dalam usaha tersebut dan dimana pekerja akan bekerja, serta besaran upah dan
bagaimana pembayarannya. Syarat selanjutnya yaitu perjanjian kerja harus memuat hak
dan kewajiban baik pekerja maupun pengusaha, kapan waktu mulai bekerja dan jangka
waktu bekerja, tempat dan tanggal pembuatan perjanjian, serta harus disahkan dengan
tanda tangan kedua belah pihak, pekerja dan pemilik usaha. Setiap pembuatan perjanjian
kerja harus berdasarkan peraturan undang-undang sehingga segala bentuk pelanggaran
atau apabila menemui ketidaksesuaian dalam waktu bekerja, dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum.

2. Uraikan perbedaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Perjanjian


Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)!
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Perjanjian Kerja Waktu Tidak
Tertentu (PKWTT) merupakan jenis perjanjian kerja menurut waktu berakhirnya
perjanjian kerja. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) adalah perjanjian kerja
antara pekerja dengan pengusaha untuk mengadakan hubungan kerja dalam
waktu tertentu atau untuk pekerja tertentu. Pekerja dalam PKWT sering disebut
karyawan kontrak. Sedangkan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT)
adalah perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk
mengadakan hubungan kerja yang bersifat tetap. Pekerjanya sering disebut
karyawan tetap.
Karakteristik Perbedaan PKWT dan PKWTT

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu


(PKWT) (PKWTT)

1. Hanya dibuat untuk pekerjaan 1. Digunakan untuk pekerjaan


yang selesai dalam waktu tertentu sifatnya tetap.
dan perkiraan selesai paling lama 2. Dilakukan dengan Surat
tiga tahun. Pengangkatan atau pembuatan
2. Pekerjaan yang bersifat musiman. Perjanjian Kerja.
3. Tidak berlaku untuk pekerjaan 3. Hak pekerja meliputi Uang
dengan sifat tetap. Pesangon (UP) + Uang
4. PKWT dapat diadakan untuk Penghargaan masa Kerja (UPMK)
paling lama dua tahun. + Uang penggantian Hak yang
5. Perpanjangan PKWT hanya boleh seharusnya diterima (UPH)
diperpanjang satu kali untuk (Berdasarkan Pasal 156 UU No. 13
jangka waktu paling lama satu Tahun 2003).
tahun (Pasal 59 ayat (4) UU No.13 4. Dalam hal terjadi pemutusan
Tahun 2003). hubungan kerja, pengusaha
6. Pembaharuan PKWT boleh diwajibkan membayar uang
dilakukan satu kali, sesuai jangka pesangon (UP) dan atau uang
waktu sebelumnya, paling lama penghargaan masa kerja (UPMK)
dua tahun (Pasal 59 ayat (6) UU dan uang penggantian hak (UPH)
No.13 Tahun 2003). yang seharusnya diterima berdasar
7. Upah dibayarkan sampai batas perhitungan PHK.
berakhirnya jangka waktu 5. Uang Penggantian Hak yang
perjanjian (Pasal 62 UU No. 13 seharusnya diterima (UPH) + Uang
Tahun.2003). Pisah (UPs).
8. Apabila salah satu pihak 6. Pasal 60 ayat (1) UU No. 13 Tahun
mengakhiri hubungan kerja 2003 Perjanjian kerja untuk waktu
sebelum berakhirya jangka waktu tidak tertentu dapat mensyaratkan
yang ditetapkan, pihak yang masa percobaan kerja paling lama
mengakhiri hubungan wajib tiga bulan.
membayar ganti rugi kepada pihak
lainnya sebesar upah pekerja
sampai batas waktu berakhirnya
jangka waktu perjanjian Kerja.
9. Pihak yang memutuskan
hubungan kerja (pekera) wajib
mengganti kerugian kepada
perusahaan.
10. Tidak ada masa percobaan.
11. Tidak ada PHK karena tidak ada
masa percobaan.

Perbedaan Isi Kontrak


1. PKWT dapat berubah menjadi 1. PKWTT tidak dapat berubah
PKWTT apabila tidak dibuat dalam menjadi PKWT.
bahasa Indonesia dan huruf latin. 2. Dalam perjanjian kerja PKWTT
2. Mencantumkan masa berlakunya tidak perlu mencantumkan masa
perjanjian kerja dengan berlaku.
menyatakan waktu tertentu. 3. Tidak perlu membayar ganti rugi
3. Bila salah satu melakukan PHK apabilah salah satu pihak
maka pihak yang melakukan PHK melakukan PHK.
dikenakan ganti rugi sejumlah sisa 4. Dalam perjanjian kerja, terdapat
masa kontraknya. perjanjian uang pesangon, uang
4. Tidak ada uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang
penghargaan masa kerja, dan penggantian hak.
uang penggantian hak.

Sumber:
Hardjopajitno, P., Badrun, S., dan Wahyuningsih, T. (2022). Hukum Ketenagakerjaan. Banten:
Universitas Terbuka.

Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Diakses dari


https://kemenperin.go.id/kompetensi/UU_13_2003.pdf.

Anda mungkin juga menyukai