Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Adhi Saifuddin

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044265131

Kode/Nama Mata Kuliah : ADBBI4336 / Hukum Ketenagakerjaan

Kode/Nama UPBJJ : 41 / Purwokerto

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Uraikan syarat-syarat isi perjanjian kerja yang dimaksud dalam Pasal 54 UU No. 13 Tahun 2003 !
Jawab :
Perjanjian kerja yang dimaksud dalam Pasal 54 UU No. 13 Tahun 2003 adalah perjanjian kerja
untuk waktu tertentu. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu adalah perjanjian kerja yang
dilakukan antara pengusaha dan pekerja untuk bekerja selama jangka waktu tertentu, yang
ditetapkan dalam perjanjian kerja tersebut. Berikut adalah isi pasal 54 UU No. 13 Tahun 2003
1) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu harus dibuat secara tertulis dan dituangkan
dalam perjanjian kerja yang berlaku selama jangka waktu tertentu.
2) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 2 (dua) tahun dan
hanya dapat diperpanjang satu kali untuk jangka waktu yang sama.
3) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diperbaharui untuk waktu yang sama apabila pekerja masih diperlukan oleh
pengusaha.
4) Perjanjian kerja untuk waktu tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
diperbaharui hanya dapat dilakukan satu kali untuk jangka waktu tertentu yang
sama dengan perjanjian kerja yang lama.
5) Pekerja yang telah bekerja selama 2 (dua) tahun secara terus menerus berdasarkan
2 (dua) kali perjanjian kerja untuk waktu tertentu berhak mendapat perjanjian kerja
untuk waktu yang tidak tertentu.
6) Dalam hal perjanjian kerja untuk waktu tertentu dibuat berulang-ulang dengan
pekerja yang sama dan jangka waktu keseluruhannya melebihi 2 (dua) tahun, maka
perjanjian kerja tersebut berubah menjadi perjanjian kerja untuk waktu tidak
tertentu.
7) Ketentuan lebih lanjut mengenai perjanjian kerja untuk waktu tertentu diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Menurut Pasal 54 ayat (1), perjanjian kerja untuk waktu tertentu harus dibuat secara
tertulis. Dalam perjanjian kerja tersebut, harus dijelaskan secara jelas mengenai jangka waktu
perjanjian kerja tersebut dan kesepakatan mengenai hak dan kewajiban antara pengusaha dan
pekerja selama jangka waktu perjanjian kerja.
Namun, jangka waktu perjanjian kerja untuk waktu tertentu memiliki batasan maksimal,
yaitu 2 (dua) tahun. Hal ini diatur dalam Pasal 54 ayat (2). Selain itu, perpanjangan perjanjian
kerja untuk waktu tertentu hanya dapat dilakukan satu kali untuk jangka waktu yang sama,
sebagaimana diatur dalam Pasal 54 ayat (2) juga.
Jika pekerja masih diperlukan oleh pengusaha setelah perjanjian kerja untuk waktu tertentu
berakhir, perjanjian kerja tersebut dapat diperbaharui untuk waktu yang sama. Namun,
perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat diperbaharui satu kali saja, sebagaimana
diatur dalam Pasal 54 ayat (4).
Kemudian, jika pekerja telah bekerja selama 2 (dua) tahun secara terus menerus
berdasarkan 2 (dua) kali perjanjian kerja untuk waktu tertentu, pekerja berhak mendapatkan
perjanjian kerja untuk waktu yang tidak tertentu, sebagaimana diatur dalam Pasal 54 ayat (5).
Terakhir, Pasal 54 ayat (6) menyatakan bahwa jika perjanjian kerja untuk waktu tertentu
dibuat berulang-ulang dengan pekerja yang sama dan jangka waktu keseluruhannya melebihi 2
(dua) tahun, maka perjanjian kerja tersebut berubah menjadi perjanjian kerja untuk waktu tidak
tertentu.
Dalam hal terdapat ketentuan yang lebih rinci mengenai perjanjian kerja untuk waktu
tertentu, Pasal 54 ayat (7) mengatur bahwa ketentuan tersebut akan diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

2. Uraikan perbedaan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Perjanjian Kerja Waktu Tidak
Tertentu (PKWTT) ! Sebutkan contohnya.
Jawab :
Perbedaan antara Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Perjanjian Kerja Waktu Tidak
Tertentu (PKWTT) dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 adalah sebagai
berikut:
a. Pasal 56 ayat (1) UU No. 13 Tahun 2003 menyatakan bahwa perjanjian kerja dapat dibuat
untuk waktu tertentu atau tidak tertentu.
b. Pasal 56 ayat (2) UU No. 13 Tahun 2003 menyatakan bahwa perjanjian kerja waktu tertentu
paling lama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang satu kali untuk jangka waktu tertentu
yang sama atau lebih pendek dari jangka waktu awal perjanjian, dengan ketentuan maksimal
waktu perjanjian kerja selama 4 (empat) tahun.
c. Pasal 59 UU No. 13 Tahun 2003 mengatur bahwa dalam perjanjian kerja waktu tertentu
harus ditetapkan jangka waktu perjanjian kerja, pekerjaan yang harus dilakukan, gaji, serta
hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha.
d. Pasal 60 UU No. 13 Tahun 2003 mengatur bahwa dalam perjanjian kerja waktu tidak
tertentu tidak ditentukan jangka waktu perjanjian kerja, tetapi perjanjian tersebut tetap
mengatur mengenai jenis pekerjaan yang akan dilakukan, gaji, serta hak dan kewajiban
pekerja dan pengusaha.
e. Pasal 61 UU No. 13 Tahun 2003 mengatur bahwa dalam perjanjian kerja waktu tertentu,
pengusaha dan pekerja harus membuat perjanjian secara tertulis.
f. Pasal 62 UU No. 13 Tahun 2003 mengatur bahwa dalam perjanjian kerja waktu tidak
tertentu, pengusaha dan pekerja tidak diwajibkan membuat perjanjian secara tertulis.

Perbedaan utama antara Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) dan Perjanjian Kerja
Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) terletak pada jangka waktu. Perjanjian kerja. PKWT adalah
perjanjian kerja yang dibuat untuk jangka waktu tertentu. PKWT dapat dibuat dengan berbagai
alasan, seperti adanya proyek tertentu atau meningkatnya kebutuhan produksi dalam waktu
tertentu. Menurut Pasal 56 ayat (2) UU No. 13 Tahun 2003, PKWT paling lama 2 (dua) tahun dan
dapat diperpanjang satu kali untuk jangka waktu tertentu yang sama atau lebih pendek dari
jangka waktu awal perjanjian, dengan ketentuan maksimal waktu perjanjian kerja selama 4
(empat) tahun. Dalam PKWT, harus ditetapkan jangka waktu perjanjian kerja, pekerjaan yang
harus dilakukan, gaji, serta hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha. Selain itu, pengusaha dan
pekerja harus membuat perjanjian secara tertulis, sesuai dengan Pasal 61 UU No. 13 Tahun
2003.
Sedangkan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT) adalah perjanjian kerja yang
dibuat tanpa waktu tertentu atau jangka waktu yang tidak ditentukan. PKWTT biasanya dibuat
untuk pekerjaan yang membutuhkan tenaga kerja tetap, seperti posisi manajerial atau staf
profesional. Dalam PKWTT, tidak ditentukan jangka waktu perjanjian kerja, tetapi perjanjian
tersebut tetap mengatur mengenai jenis pekerjaan yang akan dilakukan, gaji, serta hak dan
kewajiban pekerja dan pengusaha. Pengusaha dan pekerja tidak diwajibkan membuat perjanjian
secara tertulis, sesuai dengan Pasal 62 UU No. 13 Tahun 2003.
Kedua jenis perjanjian kerja ini memiliki aturan yang berbeda dalam hal jangka waktu
perjanjian, perpanjangan jangka waktu, serta kewajiban membuat perjanjian secara tertulis.
PKWT memiliki waktu tertentu dan harus ditetapkan dalam perjanjian, sedangkan PKWTT tidak
memiliki waktu tertentu. Selain itu, PKWT harus dibuat secara tertulis, sedangkan PKWTT tidak
diwajibkan.
Contoh Perjanjian KErja Waktu Tertentu (PKWT) misalnya sebuah perusahaan konstruksi
memenangkan proyek pembangunan gedung perkantoran. Perusahaan tersebut membutuhkan
tenaga kerja tambahan untuk menyelesaikan proyek tersebut dalam waktu 6 bulan. Perusahaan
tersebut dapat membuat PKWT dengan tenaga kerja tambahan untuk jangka waktu 6 bulan
dengan menetapkan gaji, pekerjaan yang harus dilakukan, serta hak dan kewajiban pekerja dan
pengusaha. Setelah jangka waktu perjanjian berakhir, pekerja tersebut tidak lagi menjadi
karyawan perusahaan.
Contoh Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu misalnya adalah seorang manajer pemasaran
yang bekerja di sebuah perusahaan dapat memiliki PKWTT yang tidak memiliki jangka waktu
tertentu. Dalam perjanjian tersebut, tidak ditetapkan jangka waktu perjanjian kerja, tetapi
perjanjian tersebut tetap mengatur mengenai jenis pekerjaan yang akan dilakukan, gaji, serta
hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha. Manajer pemasaran tersebut dapat bekerja di
perusahaan tersebut selama ia memenuhi kriteria tertentu, seperti penilaian kinerja yang baik
dan masih memegang posisi manajerial di perusahaan tersebut.

Sumber :
Modul ADBI4336
UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Anda mungkin juga menyukai