PERATURAN
PERUSAHAAN, Indra Pambudi Raharjo,
DAN
S.Psi, M.M.
PERJANJIAN KERJA
BERSAMA
PERSYARATAN KERJA
Terdiri dari:
Mengatur yang
belum diatur
Nondiskriminasi
dalam ketentuan
perundangan
HUBUNGAN KERJA
ANTARA PEKERJA DENGAN PENGUSAHA
PASAL 1 ANGKA 15 UU NO 13 TAHUN 2013
BERDASARKAN PADA 3
UNSUR
PEKERJAAN PERINTAH
UPAH
• Hubungan kerja terjadi karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja/buruh.
• Perjanjian kerja dibuat secara tertulis atau lisan
• Perjanjian kerja yang dipersyaratkan secara tertulis dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perUndang-Undangan yang berlaku
• Perjanjian kerja dibuat atas dasar:
• kesepakatan kedua belah pihak;
• kemampuan atau kecakapan melakukan perbuatan hukum;
• adanya pekerjaan yang diperjanjikan; dan
• pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan
peraturan perUndang-Undangan yang berlaku.
• Perjanjian kerja yang dibuat oleh para pihak yang bertentangan dengan ketentuan dasar dibuatnya
perjanjian kerja, dapat dibatalkan.
• Segala hal dan/atau biaya yang diperlukan bagi pelaksanaan pembuatan perjanjian kerja dilaksanakan
oleh dan menjadi tanggung jawab pengusaha.
ISI PERJANJIAN KERJA (UU 13/2003
PASAL 54 DAN 55)
• Perjanjian kerja yang dibuat secara tertulis sekurang kurangnya memuat:
• nama, alamat perusahaan, dan jenis usaha;
• nama, jenis kelamin, umur, dan alamat pekerja/buruh;
• jabatan atau jenis pekerjaan;
• tempat pekerjaan
• besarnya upah dan cara pembayarannya;
• syarat syarat kerja yang memuat hak dan kewajiban pengusaha dan pekerja/buruh;
• mulai dan jangka waktu berlakunya perjanjian kerja;
• tempat dan tanggal perjanjian kerja dibuat; dan
• tanda tangan para pihak dalam perjanjian kerja.
• Ketentuan dalam perjanjian kerja sebagaimana dimaksud tidak boleh bertentangan dengan peraturan
perusahaan, perjanjian kerja bersama, dan peraturan perUndang-Undangan yang berlaku.
• Perjanjian kerja sebagaimana dimaksud dibuat sekurang kurangnya rangkap 2 (dua), yang mempunyai
kekuatan hukum yang sama, serta pekerja/buruh dan pengusaha masing masing mendapat 1 (satu)
perjanjian kerja.
• Perjanjian kerja tidak dapat ditarik kembali dan/atau diubah, kecuali atas persetujuan para pihak.
BENTUK PERJANJIAN KERJA (UU
13/2003 PASAL 56 DIUBAH DALAM
PASAL 81 ANGKA 12 UU 11/2020)
• Perjanjian kerja dibuat untuk waktu tertentu atau untuk waktu
tidak tertentu.
• Perjanjian kerja untuk waktu tertentu didasarkan atas Jangka
Waktu; atau selesainya suatu pekerjaan tertentu.
• Jangka waktu atau selesainya suatu pekerjaan tertentu
sebagaimana dimaksud ditentukan berdasarkan perjanjian kerja.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai perjanjian kerja waktu tertentu
berdasarkan jangka waktu atau selesainya suatu pekerjaan
tertentu diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP 35 Tahun 2021).
PKWT adalah
Perjanjian Kerja PKWTT adalah
antara Perjanjian Kerja
Pekerja/Buruh antara
dengan
Pengusaha
PKWTT Pekerja/Buruh
dengan Pengusaha
mengadakan
Hubungan Kerja
PKWT untuk mengadakan
Hubungan Kerja
dalam waktu yang bersifat
tetap.
tertentu atau
untuk pekerjaan
tertentu.
PERJANJIAN KERJA WAKTU
TERTENTU (PKWT)
• PKWT didasarkan atas:
• Jangka Waktu; atau
• Selesainya suatu pekerjaan tertentu.
• PKWT tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap.
• Selain pekerjaan tertentu sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) PP 35/2021, PKWT dapat
dilaksanakan terhadap pekerjaan tertentu lainnya yang jenis dan sifat atau kegiatannya bersifat tidak tetap.
• Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (1) huruf a dilaksanakan paling lama 5 (lima) tahun.
• Dalam hal jangka waktu PKWT [sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ayat (1)] akan berakhir dan pekerjaan yang
dilaksanakan belum selesai maka dapat dilakukan perpanjangan PKWT dengan jangka waktu sesuai kesepakatan
antara Pengusaha dengan Pekerja/Buruh, dengan ketentuan jangka waktu keseluruhan PKWT beserta
perpanjangannya tidak lebih dari 5 (lima) tahun.
• Masa kerja Pekerja/Buruh dalam hal perpanjangan jangka waktu PKWT tetap dihitung sejak terjadinya Hubungan
Kerja berdasarkan PKWT.
PEKERJAAN YANG BERSIFAT TETAP
DAN PEKERJAAN BUKAN MUSIMAN
• Yang dimaksud dengan pekerjaan yang bersifat tetap adalah pekerjaan
yang sifatnya terus menerus, tidak terputus-putus, tidak dibatasi waktu
dan merupakan bagian dari suatu proses produksi dalam satu
perusahaan atau pekerjaan yang bukan musiman.
• Pekerjaan yang bukan musiman adalah pekerjaan yang tidak tergantung
cuaca atau suatu kondisi tertentu.
• Pekerjaan yang pelaksanaannya tergantung pada musim atau cuaca hanya
dapat dilakukan pada musim tertentu atau cuaca tertentu.
• Pekerjaan yang pelaksanaannya tergantung pada kondisi merupakan pekerjaan
tambahan yang dilakukan untuk memenuhi pesanan atau target tertentu.
PERJANJIAN KERJA HARIAN
PP 35/2021 Pasal 10 jo Pasal 5 (3)
• PKWT dapat dilaksanakan terhadap pekerjaan tertentu lainnya yang jenis dan sifat atau
kegiatannya bersifat tidak tetap [Pasal 5 (3)].
• (1) berupa pekerjaan tertentu yang berubah-ubah dalam hal waktu dan volume pekerjaan
serta pembayaran upah Pekerja/Buruh berdasarkan kehadiran.
• (2) PKWT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dengan Perjanjian Kerja
harian.
• Perjanjian Kerja harian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan ketentuan
Pekerja/Buruh bekerja kurang dari 21 (dua puluh satu) hari dalam 1 (satu) bulan.
• Dalam hal Pekerja/Buruh bekerja 21 (dua puluh satu) hari atau lebih selama 3 (tiga) bulan
berturut-turut atau lebih maka Perjanjian Kerja harian sebagaimana dimaksud pada ayat (21
menjadi tidak berlaku dan Hubungan Kerja antara Pengusaha dengan Pekerja/Buruh demi
hukum berubah berdasarkan PKWTT.
PERJANJIAN KERJA HARIAN
PP 35/2021 Pasal 11
• Pengusaha yang mempekerjaan pekerjaan berdasarkan volume pekerjaan
membuat Perjanjian Kerja harian dilakukan secara tertulis dengan Pekerja/
Buruh.
• Perjanjian Kerja harian sebagaimana dimaksud dapat dibuat secara kolektif
dan paling sedikit memuat:
• nama/alamat Perusahaan atau pemberi kerja;.
• nama/alamat Pekerja/Buruh;
• jenis pekerjaan yang dilakukan; dan
• besarnya Upah.
• Pengusaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memenuhi hak-hak
Pekerja/Buruh termasuk hak atas program jaminan sosial.
PKWT DAN MASA PERCOBAAN
PP 35/2021 Pasal 12
3. Bila ada
4. UK perpanjangan
perpanjangan, UK
diberikan sebelum
diperpanjang
C D PKWT diberikan ketika
selesai perpanjangan
6. Besaran uang kompensasi untuk Pekerja/Buruh pada usaha mikro dan usaha kecil diberikan
berdasarkan kesepakatan antara Pengusaha dan Pekerja/Buruh.
LATAR BELAKANG
PERATURAN PERUSAHAAN
• Pengusaha yang mempekerjakan 10 orang atau lebih wajib
membuat PP (pasal 108 UU NO.13/2003).
• Asas kesamaan dan keseimbangan dalam hukum.
• Perlunya kejelasan/kepastian hak dan kewajiban masing-masing pihak
(pengusaha dan pekerja).
PERATURAN PERUSAHAAN
PASAL.108-112 UU NO.13/2003
• PP disusun dengan memperhatikan saran dan pertimbangan wakil
pekerja/buruh.
• apabila di perusahaan sudah terbentuk sp/sb maka wakil pekerja
adalah pengurus SP/SB.
• Ketentuan dalam PP tidak boleh bertentangan dengan peraturan
perundangan.
• Masa berlaku PP paling lama 2 tahun & wajib diperbaharui setelah
habis masa berlakunya.
• PP disahkan oleh pejabat yang ditunjuk (DISNAKER)
• Perubahan PP sebelum berakhirnya masa berlakunya atas dasar
kesepakatan antara pengusaha dan pekerja
• Pengusaha wajib memberitahukan & menjelaskan isi dari PP tersebut
PENGERTIAN
PERATURAN PERUSAHAAN
• Adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha, yang
memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban pengusaha dan
pekerja, tata tertib perusahaan, serta sanksi dan ketentuan
pemutusan hubungan kerja.
ISI PERATURAN PERUSAHAAN
• Syarat-syarat kerja yang belum diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
• Rincian pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan
• Ketentuan yang lebih baik dari peraturan perundang-undangan
DASAR HUKUM
• UU 21/1954 tentang perjanjian perburuhan antara Serikat Pekerja dan
Majikan.
• UU 18/1956 tentang Ratifikasi Konvensi ILO no 98
• UU 21/2000 tentang Serikat Pekerja/Buruh
• UU 13/2003 tentang ketenagakerjaan
• PP 49/1954 tentang tata cara membuat dan mengatur perjanjian
perburuhan.
• Kepmenakertrans 48/2004 tentang tata cara pembuatan dan
pengesahan Peraturan Perusahaan serta pembuatan dan
pendaftaran perjanjian kerja bersama.
PERATURAN PERUSAHAAN:
WAJIB, BOLEH, TIDAK BOLEH
Boleh
•Ketentuan dalam PP dapat mengatur hal lain yang belum diatur dalam
peraturan perundang-undangan sepanjang tidak melanggar ketentuan
yang sudah ditetapkan di peraturan perundang-undangan
Tidak Boleh •Ketentuan dalam PP tidak boleh mengatur lebih rendah dari ketentuan
yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
PERATURAN PERUSAHAAN:
NORMATIF / TIDAK NORMATIF
• Hal-hal yang diatur oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku, misal: cuti, jam kerja,
Tidak
• hal-hal yang tidak diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dengan tujuan
memberikan keleluasaan kepada Perusahaan,
Normatif
namun tidak boleh lebih rendah dari normatif.
Contoh: insentif, premi, tambahan tunjangan, dsb.
PERATURAN PERUSAHAAN:
PROSES PEMBUATAN PP
Tahap III
• Permohonan disertai naskah PP
(rangkap 3), akta pendirian
perusahaan/perubahannya, bukti
naskah telah mendapatkan saran dari
perwakilan pekerja, bukti keikutsertaan
BPJS, dan bukti lapor ketenagakerjaan.
PERATURAN PERUSAHAAN:
PROSES PEMBUATAN PP
• Permohonan tertulis memuat:
• Nama dan alamat perusahaan
• Nama pimpinan perusahaan
• Wilayah operasional
• Status perusahaan
• Jenis bidang usaha
• Status hubungan kerja
• Jumlah pekerja menurut jenis kelamin
• Upah tertinggi dan terendah
• Masa berlaku PP
• Pengesahan PP
PERATURAN PERUSAHAAN:
PROSES PEMBUATAN PP
• Draf PP diteliti oleh pejabat yang
Tahap IV
bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan
(hubinsyaker) untuk memeriksa kesesuaian PP
dengan ketentuan perundangan yang berlaku.
Tahap V
dalam waktu 30 hari sejak diterimanya
permohonan, harus diterbitkan Surat Keputusan
Pengesahan.
PERATURAN PERUSAHAAN:
PROSES PEMBUATAN PP
• Catatan Tahap V:
• Jika PP belum memenuhi ketentuan perundangan atau terdapat
materi yang bertentangan dengan ketentuan perundangan,
maka PP harus direvisi dan dikembalikan kepada perusahaan
dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja.
• Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja, revisi PP harus
dikembalikan kepada instansi yang bertanggungjawab untuk
diterbitkan Surat Keputusan Pengesahan.
• Bilamana pengajuan revisi tidak dilakukan, maka dianggap tidak
mengajukan permohonan pengesahan PP.
PERATURAN PERUSAHAAN:
PROSES PEMBUATAN PP
Surabaya, ...........
PERATURAN PERUSAHAAN:
SISTEMATIKA PENULISAN:
PEMBUKAAN / KONSIDERAN
• Pembukaan dalam PP hanya dibuat bila PP tersebut sebuah
keputusan, namun jika bukan merupakan keputusan, konsideran
tidak diperlukan, dan dapat dilanjukan dengan diktum.
• Pembukaan dalam hal ini dapat ditulis namun bukan sebagai
konsideran lebih kepada prakata.
• Konsideran meliputi bagian-bagian:
• Menimbang:
• Memuat pertimbangan dari unsur material.
• Mengingat:
• Memuat unsur dasar hukum formal.
PERATURAN PERUSAHAAN:
SISTEMATIKA PENULISAN:
PEMBUKAAN / KONSIDERAN
Menimbang
• Bahwa.......;
• Bahwa....;
• Maka untuk keperluan tersebut perlu diterbitkan....
Mengingat
• Pasal....UU 13/2003
• Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga .....
• Dsb
Catatan:
Penulisan peraturan sebagai dasar formil, hendaknya disusun berdasarkan hierarki
perundangan dan kronologis peraturan perundangan tersebut.
PERATURAN PERUSAHAAN:
SISTEMATIKA PENULISAN:
PEMBUKAAN / KONSIDERAN
• Hendaknya mencantumkan:
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
Keputusan Direktur PT KOPIKOPI tentang Peraturan
Perusahaan PT KOPIKOPI
PERATURAN PERUSAHAAN:
SISTEMATIKA PENULISAN:
BATANG TUBUH
Tandatangan tandatangan
Namanya siapa
Namanya siapa
Nopeg: ...........