Anda di halaman 1dari 37

MEMBANGUN HUBUNGAN

INDUSTRIAL YANG HARMONIS


Indra Pambudi Raharjo, S.Psi, M.M.
Pokok Bahasan

• Membangun Komunikasi Yang Harmonis Dengan Pekerja


• Menangani Keluh Kesah Pekerja
• Mengelola Organisasi Pengusaha dalam Pelaksanaan HI
• Membuat Peraturan Perusahaan
• Membuat Perjanjian Kerja
• Menangani Mogok Kerja
• Memfasilitasi Penutupan Perusahaan
Objektif
Pembelajaran
❑ Memahami konteks hubungan kerja, hubungan
industrial, Organisasi Pengusaha dan Organisasi Pekerja /
Buruh
❑ Mengetahui cara dan metode komunikasi dengan
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA-NC
pekerja / buruh
❑ Memahami dan mampu menyusun prosedur
penanganan keluh kesah
❑ Mengerti dan memahami cara membuat PP dan PK
❑ Mengerti dan memahami cara menangani Mogok Kerja
❑ Mengerti dan memahami proses Penutupan Perusahaan

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY


Hubungan Kerja

Hubungan antara
pengusaha
dengan pekerja /
•Pekerjaan
buruh
berdasarkan •Upah
perjanjian kerja,
yang mempunyai •Perintah
unsur
Hubungan
Regulation &
Supervision
Industrial
▪ Sistem hubungan yang terbentuk antara
pelaku dalam proses produksi barang dan/atau
jasa
▪ Terdiri dari unsur Pengusaha, Pekerja / Buruh
dan Pemerintah
▪ Didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD
INDUSTRIAL RELATIONS 1945
Productivity
Employer
Prosperity

Creating Creating
Value Employment
8 SARANA PELAKSANAAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL

Serikat
Organisasi Lembaga Kerja Lembaga Kerja
Pekerja/Serikat
Pengusaha; Sama Bipartit; Sama Tripartit;
Buruh;

Lembaga
Penyelesaian
Peraturan Perjanjian Kerja Peraturan Per-UU
Perselisihan
Perusahaan; Bersama; Ketenagakerjaan;
Hubungan
Industrial.
Perundingan PKB

LKS Tripartit Lembaga PPHI

Dialog
LKS Bipartit Forum Lainnya
Sosial
◦ Menetapkan kebijakan, memberikan
FUNGSI pelayanan, melaksanakan pengawasan,
dan melakukan penindakan terhadap
PEMERINTAH pelanggaran peraturan perundang-
undangan ketenagakerjaan.
FUNGSI PENGUSAHA

◦Menciptakan kemitraan,
◦mengembangkan usaha,
◦memperluas lapangan kerja,
◦memberikan kesejahteraan pekerja/buruh secara
terbuka, demokratis, dan berkeadilan
ORGANISASI PENGUSAHA
◦ Perkumpulan dari pengusaha
◦ Dibentuk berdasarkan kebutuhan pengusaha
◦ Pengusaha: orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang
menjalankan suatu perusahaan milik sendiri, atau bukan miliknya, berada
di Indonesia atau sebagai wakil perusahaan yang berkedudukan di luar
wilayah Indonesia.
◦ Apindo, GAPMMI (Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia), Gaikindo
(Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) , Gapeksi (Gabungan Pelaksana
Konstruksi Nasional Indonesia) , GAPKI, dll.
◦ HR → PMSM, GDMSDM, FKMIS, Forkom SIER, FKP dll.
FUNGSI PEKERJA
Menjalankan pekerjaan sesuai dengan
kewajibannya, menjaga ketertiban demi
kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi
secara demokratis, mengembangkan
ketrampilan, dan keahliannya serta ikut
memajukan perusahaan dan peningkatan
kesejahteraannya
SERIKAT PEKERJA / SERIKAT BURUH
➢Dibentuk dari dan oleh pekerja/buruh
➢Bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan
bertanggungjawab
➢Bertujuan untuk:
- memperjuangkan, membela, serta melindungi hak dan
kepentingan pekerja/buruh
- meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya
- UU no. 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/serikat buruh
Penjenjangan Organisasi SP / SB
(UU no. 21 tahun 2000)
◦ Pekerja/Buruh

◦ Serikat Pekerja/Buruh → dibentuk minimal 10 orang

◦ Federasi Serikat Pekerja/Buruh → dibentuk oleh 5 SP/B

◦ Konfederasi Serikat Pekerja / Buruh → dibentuk oleh 3 F-


SP/B
AZAS, SIFAT, TUJUAN DAN FUNGSI
SERIKAT PEKERJA / SERIKAT BURUH
AZAZ
→Tidak bertentangan dengan Pancasila & UUD 1945
SIFAT
→Bebas, Terbuka, Mandiri, Demokratis dan Bertanggungjawab
TUJUAN
→Melindungi, membela hak dan kepentingan serta meningkatkan kesejahteraan anggota
FUNGSI
→ Pihak dalam membuat PKB, PPHI, LKS Bipratit, Sarana ciptakan HI yang harmonis, Penyalur aspirasi hak &
kepentingan anggota, wakil pekerja untuk perjuangkan kepemilikan saham
SYARAT PENDIRIAN SP / SB

▪ Dibentuk minimal 10 orang


▪ Memiliki AD ART
▪ Nama Pendiri
▪ Susunan Pengurus
▪ Tercatat di Disnaker setempat
PERLINDUNGAN HAK BERORGANISASI
◦ Siapapun dilarang :
◦ Menghalang-halangi/ memaksa pekerja membentuk /tidak
membentuk SP/SB
◦ Menjadi Pengurus/ tidak, Menjadi Anggota/ tidak,
◦ Menjalankan/ tidak menjalankan SP/SB, dengan cara : PHK, Mutasi,
Demosi, Menskors, Mengurangi upah, Intimidasi, ataupun
kampanye anti SP/SB (Pasal 27)
MAKRO MINIMAL
(berlaku umum dan harus atau paling tidak)

Adalah ketentuan normatif yang mengatur mengenai hak


NORMA dan kewajiban pekerja dan pengusaha. “Makro minimal
ini adalah Undang-undang Ketenagakerjaan dan
peraturan pemerintah turunannya.”
DALAM
HUBUNGAN MIKRO KONDISIONAL
INDUSTRIAL (hanya berlaku di tempat kita)

Adalah peraturan/perjanjian antara organisasi dan


pekerja / buruh yang mengatur hubungan kerja
Contoh: uang makan, uang transport
LKS BIPARTIT
Dasar Hukum
◦ UU NO 13 TENTANG KETENAGAKERJAAN PASAL 106
◦ Permenakertrans No. PER. 32/MEN/XII/2008 tentang
Tata Cara Pembentukan dan Susunan Keanggotaan
Lembaga Kerja Sama Bipartit
LEMBAGA KERJA SAMA BIPARTIT

◦ Forum komunikasi dan konsultasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan


hubungan industrial di satu perusahaan yang anggotanya terdiri dari pengusaha
dan serikat pekerja/serikat buruh yang sudah tercatat instansi yang bertanggung
jawab di bidang ketenagakerjaan atau unsur pekerja/buruh.
◦ Setiap perusahaan yang mempekerjakan 50 (lima puluh) orang pekerja/buruh atau
lebih wajib membentuk lembaga kerja sama bipartit
TUJUAN LKS MENCIPTAKAN
HUBUNGAN

BIPARTIT
INDUSTRIAL
YANG KONDUSIF,
HARMONIS,
DINAMIS, DAN
BERKEADILAN DI
PERUSAHAAN.
FUNGSI

◦ Forum komunikasi dan konsultasi


antara pengusaha dengan wakil SP/SB
dan/atau wakil pekerja/buruh dalam
rangka mempertahankan usaha
sehingga mampu bersaing dan
mengembangkan perusahaan
termasuk peningkatan kesejahteraan
pekerja/buruh.
Tugas Lembaga Kerja Sama Bipartit

Melakukan pertemuan secara periodik dan atau insidentil apabila


diperlukan.

Mengkomunikasikan kebijakan pengusaha dan aspirasi


pekerja/buruh dalam rangka mencegah terjadinya permasalahan
hubungan industrial di perusahaan.

Menyampaikan saran, pertimbangan dan pendapat kepada


pengusaha, pekerja/ buruh dan/atau SP/SB dalam rangka penetapan
dan pelaksanaan kebijakan perusahaan.
PERBEDAAN LKS BIPARTIT
DAN PERUNDINGAN BIPARTIT

Forum Komunikasi dan


Konsultasi mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan ▪ Perundingan yang dilakukan
antara wakil pekerja/buruh
Hubungan Industrial di Suatu atau wakil SP/SB dengan
Perusahaan yang Wakil Pengusaha untuk
anggotanya terdiri dari menyelesaikan perselisihan
pengusaha dan SP/SB yang karena perbedaan pendapat
sudah tercatant di instansi yang mengakibatkan
yang bertanggung jawab pertentangan diantara
pengusaha dan pekerja
dibidang Ketenagakerjaan
atau unsur pekerja/buruh.
Permenaker 32 Tahun 2008 Per 31/XII/2008 tentang
Pedoman Penyelesaian
tentang tata cara Perundingan HI melalui
pembentukan dan susunan perundingan bipartit.
keanggotaan LKS Bipartit.
PRODUK LKS BIPARTIT

1 2 3 4 5

Saran: Merupakan Pertimbangan: adalah Pendapat: Tindakan Rekomendasi: Saran Memorandum :


sebuah opini atau suatu seleksi dari sekedar memberikan yang mempunya bobot Merupakan hal-hal
rencana yang diberikan sebuah pemikiran penilain saja tanpa yang urgent untuk (saran atau
untuk dipertimbangkan untuk dipilih mana yg memberikan solusi, diperhatikan sebagai rekomendasi) yang
dalam rangka sesuai kebutuhan, dan disampaikan kepada pertimbangan dalam sudah pernah
mengarah atau disampaikan kepada salah satu atau seluruh pelaksanaannya. disampaikan kepada
mencapai suatu solusi. salah satu atau seluruh pihak. Pelaksanaannya Pelaksanaannya tidak kedua belah pihak
Disampaikan kepada pihak. Pelaksanaannya tidak mengikat, mengikat, penerima tetapi belum terealisir.
salah satu atau seluruh tidak mengikat, penerima pendapat saran dapat menerima
pihak. Pelaksanaannya penerima bisa memperhatikan atau menolak saran
tidak mengikat, pertimbangan dapat atau tidak tersebut
penerima saran dapat menggunakan/melaksa memperhatikan yang
menerima atau naan atau tidak disampaikan.
menolak saran pertimbangan yang
tersebut. disampaikan
KEPENGURUSAN

Susunan Masa kerja


Kepengurusan
Kepengurusan LKS Bipartit sekurang-kurangnya kepengurusan
ditetapkan dari unsur terdiri dari Ketua, LKS Bipartit 3
pengusaha dan unsur Wakil Ketua,
pekerja/buruh atau serikat Sekretaris, dan
(tiga) tahun.
buruh dengan kebutuhan anggota dan jabatan
dengan ketentuan sekurang- ketua dapat dijabat
kurangnya 6 (enam) orang. secara bergantian
antara unsur
pengusaha dan
unsur pekerja/buruh.
◦ Adanya LKS Bipartit tidak mengambil alih fungsi dari SP/SB, karena itu
LKS Bipartit tidak menghasilkan suatu keputusan yang mengikat tetapi
hanya berupa saran.

Catatan
◦ Keanggotaan LKS Bipartit tidak seluruhnya dari pengurus SP/SB tetapi
bisa saja wakil dari masing-masing bagian/unit.
◦ LKS Bipartit pun tidak digunakan untuk media perundingan antar
pekerja/buruh dan pengusaha.
Tips Praktis Hubungan Industrial

1 2 3
Berbicara Bahasa kasar Debat atau menentang Sebutan Nama / Mas /
→ hindari berbicara kasar, sesuatu yang tidak Mbak
sekecil apapun, dalam sependapat → panggil nama untuk
forum apapun. → hindari debat, recognisi dan
utamakan mengarah ke membangun komunikasi.
pemahaman.
Kelangsungan Hidup Dan
Tujuan Sama Kemajuan Perusahaan Terjaga,
Pengusaha
Kesejahteraan karyawan meningkat

Hubungan Industrial
Beda persepsi/interpretasi
Tujuan Beda Timbul perselisihan hubungan
Pekerja/Buruh
industrial
◦ Solidaritas terhadap sesama pekerja yang dinilai
telah diperlakukan kurang adil oleh perusahaan
◦ Perbedaan persepsi tentang perundangan dan
peraturan pemerintah → contoh: terkait cuti

Common
panjang/besar.
◦ Menuntut manajemen perusahaan yang dinilai

Problems tidak memperhatikan kepentingan dan


kesejahteraan pekerja

and Issues ◦ Mempertanyakan status outsource dan kontrak


karyawan yang berkepanjangan
◦ Tenaga Kerja Asing yang menduduki posisi-posisi lebih
tinggi daripada tenaga kerja lokal
◦ Menuntut transparansi perusahaan (Keuntungan
Perusahaan >< Kesejahteraan Pekerja)
◦ Mempertanyakan perhitungan gaji dan overtime
serta potongan-potongan yang ada di dalam
komponen gaji (potongan Pajak, BPJS, dll.)

Common ◦ Karyawan yang menolak untuk di-mutasi atau


dipindahkan bagian kerja

Problems ◦ Menuntut digantinya Manager atau Atasan yang


dinilai berlaku tidak adil dan semena-mena
and Issues terhadap bawahannya.
◦ Efektifitas Lembur (Keperluan penyelesaian
pekerjaan VS diadakan untuk mendapatkan
tambahan penghasilan). Lembur sebagai upaya
menambah penghasilan, bukan dalam rangka
penyelesaian pekerjaan.
Matriks Komunikasi
Materi / Topik Frekuensi Cakupan Sarana / Metode PIC
Rencana Organisasi Ganti Shift Individu 1:1 Giliran
Program khusus Harian Group Briefing Atasan
Pembinaan Mingguan Section Mentoring Mentor
Kinerja individu Bulanan Depart. Meeting LKS
Kinerja Tim Kuartal Divisi Gathering Individu / Team
Laporan Semester Lokasi Papan info PIC Terkait
Pengumuman Tahunan Regional Kotak saran Rekanan
Kekaryawanan Insidentil Komunitas LKS Komite
Duka / Suka Kunjungan
Matrik Keluh Kesah
Skope Level Jenis Estimasi Waktu
Masalah
Individu Ringan Normatif / Hak Sampaikan terimakasih
Kelompok Sedang Kepentingan dan beri info estimasi
umpan balik / tindak lanjut
Massal Rumit Lingkungan Kerja atas keluhan
Sangat Rumit Sarana / Peralatan kerja
Lingkungan Sosial
Lain-lain
Mengelola Keluh Kesah
◦ Tetapkan saluran menyampaikan keluh kesah dengan menyediakan sarana
komunikasi → Atasan, HR, Kotak Saran, Call Center, WA, Wisthle Blowing Sistem, dll
◦ Tetapkan dan sosialisasikan prosedur keluh kesah → PP, PKB, SOP, Leafet, dll
◦ Tetapkan Divisi/Bagian yang berwenang menangani dan mengelola keluh kesah.
◦ Analisa setiap keluhan yang masuk (lakukan klarifikasi jika perlu)
◦ Diskusikan dengan team internal (bentuk komite) untuk membuat umpan balik /
rekomendasi
◦ Infokan umpan balik ke personil / group ybs
Aktivitas Karyawan atau Kelompok
Karyawan

Olah Raga Hobi


Seni
(senam, futsal, (b2w, mancing,
(Musik, Lukis, dll)
basket, tenis) otomotif, dll)

Lingkungan
Kesehatan/Sosial
(pendakian, lintas
(donor, baksos,
alam,
dll)
penghijauan, dll)
Perkembangan Hubungan Industrial
◦ Hubungan dengan karyawan tergantung pada peningkatan intensitas
(berapa banyak) komunikasi dan kualitas hubungan (mengenali
subjek atau pekerja dengan baik) sebagai latar belakang untuk
berkomunikasi
◦ Industrial Relation to employee experience. Employee experience
memaksimalkan karyawan melaksanakan sendiri fungsi-fungsi HR-
nya, misal: update data karyawan, paham mekanisme berobat, paham
hak-haknya, kemampuan Manager melakukan coaching, dll.

Anda mungkin juga menyukai