Anda di halaman 1dari 18

Konsep Hubungan Industrial

(Pertemuan 2)

Miftachul Mujib, SE, M.Sc.


Definisi Hubungan Industrial
“Hubungan industrial menunjukkan pola hubungan
antara pekerja, pengusaha dan pemerintah, serta semua
unsur terkait dengan organisasi perusahaan. Dalam arti
sempit adalah hubungan antara manajemen dan pekerja
atau management employees relationship”. (Simanjutak,
2006)

Hubungan antara semua pihak yang terkait atau


berkepentingan atas proses produksi barang atau
pelayanan jasa.
Outcome
Perusahaan Sebagai Kepentingan Bersama

Kepentingan Pengusaha Kepentingan Pekerja Kepentingan Pemerintah


• Menjaga/ mengamankan • Kesempatan kerja • Sumber kesempatan kerja
semua asetnya • Sumber penghasilan • Sumber penghasilan
• Mengembangkan aset • Sarana melatih diri, masyarakat
• Meningkatkan memperkaya pengalaman • Menjamin tersedianya
penghasilan dan meningkatkan barang bagi masyarakat
• Meningkatkan keahlian/ ketrampilan • Sumber pertumbuhan
kesejahteraan pekerja kerja ekonomi
• Tempat pengembangan • Sumber devisa
karier • Sumber pendapatan
negara: Pajak perusahaan
dan pajak penghasilan
Dasar Hukum Pedoman bagi

• Pancasila • Pengusaha
• UUD 1945
• UU No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
• Pekerja
• UU No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja • Pemerintah
• Undang-undang (UU) Nomor 6 Tahun 2023 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja
menjadi Undang-Undang
Prinsip Hubungan Industrial Tujuan Hubungan Industrial

• Kepentingan bersama Menciptakan hubungan aman,


• Kemitraan dan saling ketergantungan harmonis, dinamis dan berkeadilan
• Hubungan fungsional dan pembagian diantara semua pihak berkepentingan
tugas sehingga dapat meningkatkan
• Kekeluargaan produktivitas
• Terciptanya ketenangan dan
ketentraman bekerja
• Peningkatan produktivitas
• Peningkatan kesejahteraan bersama
Sarana Hubungan Industrial

Peraturan Perusahaan

Serikat Pekerja Lembaga Bipartit

Perjanjian Kerja Bersama Asosiasi Pengusaha

Lembaga PPHI
Lembaga Tripartit

Peraturan Perundangan Ketenagakerjaan


Peraturan Perusahaan Lembaga Bipartit

• Ketentuan mengenai kewajiban dan hak • Forum komunikasi, konsultasi, dan


pekerja serta kewenangan dan kewajiban musyawarah antara wakil pengusaha dan
pengusaha. wakil pekerja di tingkat perusahaan
• Hari kerja, jam kerja, dan waktu lembur
• Waktu istirahat dan cuti • Fungsi utama: membahas masalah hubungan
• Skala upah, tunjangan dan bonus industrial di perusahaan guna meningkatkan
• Program keselamatan dan kesehatan kerja produktivitas kerja dan kesejahteraan pekerja,
• Ketentuan dan tindakan disiplin serta menjamin kelangsungan usaha.
• Perawatan kesehatan dan pengobatan
• Program kesejahteraan pekerja dan • Fungsi lain: menampung dan menyelesaikan
keluarganya keluhan dan tuntutan pekerja, forum
membahas dan penyempurnaan peraturan
perusahaan atau forum dialog mempersiapkan
negosiasi atau memperbaharui perjanijan kerja
bersama
Serikat Pekerja/Buruh Perjanjian Kerja Bersama

Fungsi Kanalisasi: menyalurkan aspirasi, Peraturan Perusahaan yang dihasilkan


saran, pandangan, keluhan, bahkan dari perundingan atau kesepakatan
tuntutan masing-masing pekerja kepada pengusaha dan wakil pekerja.
pengusaha
Asosiasi Pengusaha Lembaga Tripartit

Organisasi atau perhimpunan wakil Forum konsultasi antara wakil-wakil


pimpinan perusahaan-perusahaan serikat pekerja, asosiasi pengusaha, dan
merupakan mitra kerja serikat pekerja pemerintah.
dan pemerintah dalam penanganan
masalah-masalah ketenagakerjaan dan Fungsi: Membantu pemerintah
hubungan industrial. merumuskan kebijakan ketenagakerjaan
pada umumnya dan menyelesaikan
masalah-masalah hubungan industrial
Lembaga Penyelesaian Peraturan Perundangan
Perselisihan Hubungan Industrial Ketenagakerjaan

Ketentuan sebelum bekerja: pendaftaran


• Dinas Ketenagakerjaan lowongan dan pencari kerja, pengerahan
• Arbitrasi, Konsolidasi, Mediasi tenagakerja secara lokal atau antar
• Pengadilan Hubungan Industrial daerah atau ke luar negeri, dan pelatihan.

Peraturan selama bekerja: ketentuan


waktu kerja dan istirahat, pengupahan,
perlindungan, penyelesaian perselisihan
industrial.

Peraturan purna atau sesudah tidak


bekerja: ketentuan mengenai jaminan
kecelakaan, jamina hari tua
Sarana Hubungan Industrial ditujukan untuk membentuk Hubungan Industrial yang
harmonis, ditandai dengan:
• Hak terjamin
• Kewajiban dilaksanakan
X
• Perselisihan diselesaikan secara internal
• Mogok
• Penutupan perusahaan

Menghasilkan:
• Kualitas Kerja
• Produktivitas
• Daya Saing
Paradigma Baru Hubungan Industrial
1. Euforia Reformasi
• Serikat pekerja berdiri sendiri, tidak lagi terikat pada atau merupakan bagian dari partai politik.
• Perusahaan hanya boleh membentuk satu SP atau Serikat Buruh Seluruh Indonesia.

2. Otonomi Daerah Tingkat Kabupaten/Kota:


• Federasi serikat pekerja dan serikat pekerja unitaris mempunyai perangkat organisasi dalam bentuk
Pengurus Cabang.
• Memperkuat & memberdayakan perangkat organisasi & pengurus cabang, berperan aktif sebagai
mitra sosial bersama Pemerintah Daerah, Lembaga Tripartit Kabupaten/Kota.
lanjutan
3. Dekalarasi ILO 4. Tantangan Globalisasi:
• Empat konsen ILO: Meningkatkan daya saing → Pengusaha dan SP
✓ Kebebasan dan perlindungan hak berserikat bekerja sama memperbesar peluang pasar
dan berunding bersama barang dan meningkatkan mobilitas tenaga
✓ Larangan kerja paksa kerja
✓ Larangan memperkerjakan anak
✓ Larangan diskriminasi dalam penerimaan dan
perlakuan terhadap pekerja
• Ketentuan minimum yang harus dipatuhi oleh
pengusaha dan pemerintah disemua negara, baik
negara maju maupun negara berkembang
• Kewajiban pengusaha dan SP untuk terlibat
langsung dan aktif dalam menerapkan dan
melaporkan pelaksanaannya
Perubahan Sikap Dan Paradigma Baru
• Manajemen dan pimpinan SP bersama-sama membangun kemitraan dan kerjasama

• Manajemen dan pimpinan SP bersama-sama mempunyai komitmen membangun perusahaan,


karena hanya dengan demikian kelangsungan perusahaan dan kesempatan kerja dapat
dipertahankan serta kesejahteraan pekerja dapat ditingkatkan

• Manajemen dan pimpinan SP bersama-sama meningkatkan kualitas pekerja, bukan saja supaya
profesional dalam melakukan pekerjaannya akan tetapi supaya mampu berkompetisi dalam
konstelasi internasional

• Manajemen dan pimpinan SP bersama-sama membangun hubungan industrial yang harmonis,


menghindari pemaksaan sepihak dan pemogokan yang merugikan kedua belah pihak

• Setiap perselisihan HI diupayakan diselesaikan secara internal melalui forum bipartit

• Lembaga HI perlu melakukan perubahan dan mekanisme kerja di berbagai Lembaga: Bipartit,
Tim Perunding, Tripartit
Pengertian Hubungan Industrial Pancasila

“Hubungan industrial adalah suatu sistem hubungan


yang terbentuk antara para pelaku dalam proses
produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur
pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah yang
dalam pelaksanaannya berdasarkan pada nilai-nilai
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945”
Prinsip Hubungan Industrial Pancasila

1 HI berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa

2 HI berdasarkan Keadilan dan Peradaban manusia

3 HI berdasarkan Persatuan Indonesia

HI berdasarkan Hikmat Kebijaksanaan dalam


4
Permusyawaratan Perwakilan

5 HI berdasarkan Keadilan Sosial


Tujuan Hubungan Industrial Pancasila

Menciptakan sikap sosial yang mencerminkan


kesatuan, kesepakatan nasional, kerjasama, sukarela,
toleransi, rasa saling menghormati, keterbukaan, rasa
saling tolong menolong, dan mawas diri antara
pengusaha dan pekerja.

Anda mungkin juga menyukai