HUBUNGAN INDUSTRIAL
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah pembelajaran selesai mahasiswa diharapkan dapat memahami
hubungan industrial serta menarik kesimpulan dan mengaplikasikannya
B. URAIAN MATERI
Pemasok
kkk
Pemilik Manajer
Organisasi
Pemerintah Penyedia
Tenaga Kerja
Karyawan
Pelanggan
Gambar 2.1. Hubungan Pemangku Kepentingan atasOrganisasi.
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 102
b. Perselisihan kepentingan
• Perselisihan tidak normative
• Perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak
adanya kesesuaian pendapat mengenai pembuatan dan atau
perubahan syarat-syarat kerja yang ditetapkan dalam PP atau
PKB.
• Terhadap hal-hal yang belum diatur dalam peraturan
perundang undangan, PP atau PKB.
c. Perselisihan hubungan kerja
• Perselisihan yang muncul akibat tidak adanya kesesuaian
pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja yang
dilakukan oleh salah satu pihak.
1. Sahat atau tidak nya PHK (prosedur).
2. Besarnya pesangon.
d. Konflik atau Perselisihan antar serikat pekerja/buruh dalam
perusahaan.
• Terjadi dalam satu perusahaan yang sama.
• Dampak dari kebebasan membentuk serikat pekerja
(sekurang-kurangnya 10 pekerja).
• Akibat tidak adanya kesesuaian paham mengenai
keanggotaan, pelaksanaan hak dan kewajiban keserikat
pekerjaan.
Untuk mencegah terjadinya kerugian pada setiap pihak maka
perselisihan tersebut tersebut harus diselesaikan dengan baik.
Penyelesaian perselisihan dapat dilakukan melalui beberapa
pedoman yang tertera pada undang-undang yang ditetapkan oleh
pemerintah. Penyelesaian perselisihan pada Undang-undang
Nomor 22 Tahun 1957 mengatur penyelesaian penyelisihan hak
dan kepentingan.
Pada prinsipnya penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial dibagi dua bagian, yaitu :
1. Penyelesaian diluar Pengadilan Hubungan Industrial melalui
Penyelesaian secara Bipartit dan penyelesaian melalui Tripartit
(mediasi, konsolidasi dan Arbitrase).
2. Penyelesaian melalui Pengaduan Hubungan Industrial Hukum
acara yang dipakai adalah Hukum Acara Perdata.
Perundingan Bipartit adalah perundingan antara pekerja/buruh
atau serikat pekerja/serikat buruh dengan pengusaha untuk
menyelesaikan perselisihan hubungan industrial. Kedudukan
hukum perundingan Bipartit merupakan penyelesaian yang
bersifat wajib.
Adapun ketentuan perundingan Bipartit adalah :
LATIHAN SOAL/TUGAS
1. Jelaskan pemahaman Anda tentang hubungan industrial?
2. Bagaimana hubungan satu pihak dengan pihak lain
sebagaipemangku kepentingan dalam hubungan industrial?
3. Jelaskan bagaimana keberadaan serikat pekerja dalam hubungan
industrial?
4. Coba kalian uraikan kembali mengenai perselisihan dalam hubungan
industrial dengan kata-kata sendiri!
5. Silahkan Anda jelaskan proses penyelesaian perselisihan dalam
hubungan industrial!
6. Tuliskan tentang hasil perselisihan hubungan indusrtial yang Anda
temukan dalam dunia kerja!
DAFTAR PUSTAKA
Bangun, Wilson, Manajemen SDM Hubungan Industrial. Jakarta, Erlangga,
2017.