Anda di halaman 1dari 8

Modul Balance Score Card

PERTEMUAN 13:

MELAKSANAKAN PROGRAM MANAJEMEN

BALANCED SCORECARD

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai melaksanakan program manajemen

balance scorecard diharapkan mahasiswa mampu:

1.1.Menyusun balanced scorecard

B. URAIAN MATERI

Tujuan Pembelajaran 1.1:

Menyusun Balance Scorecard

Menjalankan sebuah bisnis atau perusahaan tidak hanya membangun

sebuah korporasi dengan modal besar, kemudian dilanjutkan proses produksi yang

hasilnya di pasarkan sehingga diperoleh pendapatan serta keuntungan yang

diinginkan. Operasionalnya sebenarnnya sangat kompleks.

Oleh karena itu, diperlukan alat manajemen yang tepat untuk mengetahui

seberapa jauh sebenarnya perkembangan bisnis tersebut serta membantu

perusahaan mencapai visi misinya dengan lebih optimal.

S1 Manajemen Universitas Pamulang 1


Modul Balance Score Card

Balanced Scorecard (BSC) merupakan strategi manajemen yang

dikembangkan pada tahun 1990 oleh David Norton dan Drs. Robert Kaplan.

Dari namanya, dapat diketahui bahwa terdapat dua kata yaitu balanced

yang artinya seimbang dan scorecard yang artinya kartu skor.

BSC sendiri merupakan inovasi dengan banyak keunggulan dibandingkan

dengan strategi manajemen lainnya yang masih tradisional karena dapat

memberikan gambaran keseimbangan pada performance keuangan dan non-

keuangan, serta performance internal dan eksternal.

Mengapa sebuah organisasi atau perusahaan membutuhkan Balanced

Scorecard? Menurut Kaplan dan Norton, ada beberapa manfaat yang ditawarkan

pada strategi manajemen dengan BSC, meliputi:

1. Menyelaraskan sasaran departemen dan individu dengan strategi organisasi.

2. Mengidentifikasi dan menyelaraskan inisiatif strategi.

3. Mengklarifikasikan dan mengkonsumsikan strategi ke seluruh organisasi.

4. Melaksanakan peninjauan strategi secara periodik.

5. Mengkaitkan sasaran strategis dengan target jangka panjang dan anggaran

tahunan.

6. Mendapatkan umpan balik yang dibutuhkan untuk memperbaiki strategi.

S1 Manajemen Universitas Pamulang 2


Modul Balance Score Card

Balanced Scorecard sudah sangat umum digunakan oleh perusahaan-

perusahaan. Banyak di antara mereka yang langsung menggunakan aplikasi dan

mengintegrasikannya ke sistem core mereka, seperti Dashboard dan Chart KPI.

Solusi ini cukup mudah untuk diperoleh, terlebih lagi banyak perusahaan

pengembang di luar sana yang menawarkan program terpadu yang bisa membantu

berbagai jenis organisasi dalam mengatur sistem manajemen mereka. akan tetapi,

dibutuhkan modal awal yang tidak sedikit untuk mendapatkan aplikasi tersebut.

Biaya investasi inilah yang menjadi pertimbangan oleh banyak perusahaan

untuk membuat BSC sendiri.

Penyusunan Balanced Scorecard yang terbagi dalam 4 tahapan, yaitu:

1. Tahap strategy focus

Menjalankan strategi yang sudah dibuat

2. Tahap assesment

a. Menentukan nilai yang menjadi tolok ukur dalam penilaian

b. Mengembangkan tolok-tolok ukur baru dalam penilaian, agar

mendapat dimensi yang lebih luas.

c. Menerapkan tolak ukur baru yang telah dikembangkan.

d. Menganalisis hasil pengamatan dari tolok-tolok ukur yang ada dan

menuangkannya dalam bentuk laporan.

S1 Manajemen Universitas Pamulang 3


Modul Balance Score Card

3. Tahap change planning and implementation

Hasil analisa yang didapat sebelumnya akan dapat digunakan untuk

menghasilkan rencana perbaikan bagi kinerja seluruh bagian perusahaan.

a. Tahap continuous improvement

a. Membuat bagan matrix untuk dapat memonitor pelaksanaan dari

perencanaan perbaikan.

b. Perbaikan yang terus menerus, mengkaji ulang setiap tolok ukur yang

terdapat di dalam BSC.

Awalnya, alat ini hanya diterapkan pada level eksekutif dimana pengukuran

dilakukan berdasarkan perspektif keuangan. Namun, penerapan ini berkembang

menjadi empat sudut pandang yaitu keuangan, bisnis internal, pelanggan serta

pembelajaran dan pertumbuhan.

Dengan pengukuran dari empat persepektif yang berbeda tersebut, kinerja

organisasi dapat terukur secara menyeluruh. Selain sebagai indikator pengukuran

kerja, keempat perspektif tersebut juga berkaitan satu sama lain atau memiliki

hubungan sebab akibat.

a. Perspektif keuangan, misalnya bagaimana kita berorientasi pada para

pemegang saham.

2) Perspektif pelanggan, misalnya bagaimana kita bisa menjadi supplier

utama yang paling bernilai bagi para pelanggan.

S1 Manajemen Universitas Pamulang 4


Modul Balance Score Card

b. Perspektif bisnis internal, misalnya proses bisnis apa saja yang terbaik yang

harus kita lakukan, dalam jangka panjang maupun jangka pendek untuk

mencapai tujuan finansial dan kepuasan pelanggan.

c. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, misalnya bagaimana kita dapat

meningkatkan dan menciptakan value secara terus menerus, terutama dalam

hubungannya dengan kemampuan dan motivasi karyawan.

Penyusunan BSC harus didasarkan dari empat perspektif tersebut di atas.

Sehingga bisa dikatakan juga bahwa Balanced Scorecard berfungsi untuk

menterjemahkan visi dan strategi perusahaan ke dalam tujuan nyata yang

terorganisir sepanjang jalur empat perspektif berbeda tersebut.

Dengan memfokuskan pada pelanggan, proses internal serta pertumbuhan

dan pembelajaran pada masa sekarang, perusahaan dapat mengamankan posisi

keuangannya di masa depan. para pemegang saham dan perusahaan cenderung

lebih menginginkan kesuksesan finansial dalam jangka pendek. Oleh karena itu,

BSC diperlukan untuk mengenali keseimbangan antara pengukuran jangka pendek

dan menengah

Walaupun telah disusun sedemikian rupa, ada kalanya proses penerapan

BSC pada manajemen perusahaan tidak berjalan sebagai mana mestinya.

Beberapa masalah mungkin timbul, seperti:

Cara mendesain scorecard yang seharusnya mencerminkan tujuan strategik

organisasi. Namun, masih banyak perusahaan yang tidak dapat merumuskan

S1 Manajemen Universitas Pamulang 5


Modul Balance Score Card

strategi atau strategi yang dimiliki tidak jelas sama sekali, sehingga menyulitkan

untuk mendesain scorecard yang sesuai.

a. Adanya terlalu banyak alat ukur yang ternyata belum bisa mencakup

keseluruhan strategi perusahaan.

b. Penilaian atas layak atau tidaknya scorecard untuk diterapkan pada manajemen

perusahaan, dimana biasanya perusahaan Amerika lebih cenderung

memperhatikan nilai-nilai yang secara eksplisit dan kuantitatif yang dikaitkan

dengan bisnis mereka.

c. Kesulitan mengganti sistem manajemen yang lama dengan BSC. Pada situasi

tersebut, banyak perusahaan yang memutuskan untuk menggabungkan

keduanya.

d. Perlunya pembagian keuntungan scorecard secara individual dengan dasar

seberapa besar dukungan inovasi atau perubahan kultur yang diberikan oleh

perseorangan kepada peningkatan kinerja perusahaan.

Tidak mudah memang mengimplementasikan Balanced Scorecard. Diperlukan

proses dan kesiapan dari budaya manajemen di perusahaan. Seluruh lapisan

manajemen harus memberikan dukungan penuh terhadap penerapan sistem

tersebut agar bisa berhasil. Untuk itu, perusahaan sebelumnya harus melakukan

langkah-langkah berikut:

a. Mendapatkan kesepakatan dan komitmen bersama dari semua pihak yang

berada di tingkat manajemen atas.

2) Mendesain model scorecard yang bisa membuat perusahaan menentukan

faktor-faktor penentu seperti perspektif bisnis, tujuan strategik dan KPI.

S1 Manajemen Universitas Pamulang 6


Modul Balance Score Card

b. Mengembangkan program pendekatan yang paling tepat diterapkan oleh

perusahaan sehingga BSC dapat menjadi bagian dari budaya organisasi yang

bersangkutan. Dengan begitu, proses penyesuaian akan berjalan lebih mudah

dan perusahaan dapat memperhitungkan apakah ada akibat yang cukup besar

atas perubahan tersebut.

c. Penentuan elemen-elemen scorecard dan pengoptimasian pendistribusian data

di dalamnya dapat dilakukan dengan lebih mudah apabila perusahaan sudah

mulai menggunakan software komputer. Data-data scorecard, yang berwujud

angka-angka pengukuran tersebut, akan interview dari periode ke periode

secara terus menerus.

Dengan diterapkannya alat tersebut di sistem manajemen, perusahaan bisa

mengetahui seberapa jauh perkembangan dan kemajuannya. Tidak seperti alat

tradisional sebelumnya yang hanya fokus pada aspek finansial, BSC juga

mempertimbangkan aspek-aspek lainnya yang menjadikan penilaian kinerja

perusahaan lebih menyeluruh.

Para pemegang saham serta pimpinan perusahaan tidak lagi hanya

mendapatkan laporan kemajuan berdasarkan angka keuntungan, tetapi juga hal-hal

yang berkaitan dan mendukung aspek finansial tersebut. secara lebih luas, ada

beberapa keunggulan yang ditawarkan pada sistem BSC yang menjadikannya

lebih populer dari sistem manajemen yang lain, yaitu; Komprehensif, Koheren,

Seimbang, dan Terukur.

S1 Manajemen Universitas Pamulang 7


Modul Balance Score Card

C. SOAL LATIHAN/TUGAS

Buatlah susunan balanced scorecard di perusahaan anda !

D. DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan R.S. & Norton, D.P.; The Balanced Scorecard, Translating Strategy

into Action, 1996

2. Mulyadi, Balanced Scorecard, 2001

S1 Manajemen Universitas Pamulang 8

Anda mungkin juga menyukai