Anda di halaman 1dari 8

BAB I

KONSEP DASAR HUBUNGAN INDUSTRIAL

Setelah mempelajari materi pada bab I, diharapkan pembaca mampu :


1) Menjelaskan pengertian hubungan industrial.
2) Menjelaskan fungsi penting hubungan industrial.
3) Menyebutkan tujuan mempelajari hubungan industrial.
4) Menguraikan ruang lingkup sarana hubungan industrial.
5) Mendeskripsikan sejarah perkembangan hubungan industrial.
6) Menganalisis kegiatan – kegiatan hubungan industrial.
7) Menjelaskan pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan industrial.
8) Mendeskripsikan tantangan hubungan industrial.

A. PENGERTIAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Hubungan industrial merupakan ilmu yang dilatarbelakangi adanya berbagai fenomena


perkembangan masalah organisasi dan ketenagakerjaan. Dalam menjalankan aktivitasnya, setiap
organisasi akan dipengaruhi oleh kondisi perubahan lingkungan atau perkembangan teknologi
baik secara internal maupun eksternal. Istilah hubungan industrial berasal dari industrial relation,
merupakan perkembangan dari istilah hubungan perburuhan (labour relations atau labour
management relations). Makna hubungan industrial dalam arti sempit adalah hubungan antara
pengusaha dengan pekerja (buruh). Kajian hubungan industrial mencakup aspek yang sangat luas
karena memperhatikan perubahan lingkungan baik nasional maupun global yang sangat
kompleks dan penuh dengan ketidakpastian meliputi aspek sosial, budaya, psikologi, ekonomi,
politik, hukum, pertahanan dan keamanan masyarakat (hankamnas), sehingga hubungan
industrial tidak hanya meliputi pengusaha dan pekerja saja, namun melibatkan pemerintah dan
masyarakat dalam arti luas.
Konsep hubungan industrial terus berkembang seiring adanya kecepatan perubahan dan
jumlah perubahan yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, misalnya adanya
peraturan maupun kebijakan yang ditetapkan pemerintah melalui Undang-Undang
ketenagakerjaan di Indonesia akan mempengaruhi konsep hubungan industrial yang akan

1
dijalankan antara perusahaan dengan pekerja. Hubungan industrial merupakan salah satu disiplin
ilmu dalam rumpun Manajemen Sumber Daya Manusia yang diaplikasikan dalam kehidupan
masyarakat. Pada bab ini, kita akan memahami tentang konsep dasar hubungan industrial secara
komprehensif yang meliputi : pengertian hubungan industrial, fungsi penting hubungan
industrial, tujuan mempelajari hubungan industrial, sejarah perkembangan hubungan industrial,
ruang lingkup sarana hubungan industrial, kegiatan – kegiatan hubungan industrial, pihak-pihak
yang terlibat dalam hubungan industrial, dan tantangan hubungan industrial
Secara etimologis, istilah hubungan industrial ditinjau dari dua konsep yaitu konsep
hubungan dan konsep industrial. Berdasarkan konsep hubungan, istilah hubungan industrial
berarti adanya dua atau lebih komponen yang saling berkaitan (interaksi), berhubungan
(interrelasi), ketergantungan (interdependensi) dan mempengaruhi satu sama lain. Ciri-ciri utama
dari suatu hubungan adalah:
1) Bersifat rasional, yaitu sikap dan tindakan yang dilatarbelakangi oleh alasan dan motif yang
mengarah pada suatu tujuan, baik yang ditetapkan dengan sadar, maupun tidak disadari oleh
para pihak yang berhubungan. Meskipun memiliki tujuan yang sama, tapi belum menjamin
dilandasi oleh adanya kebutuhan dan kepentingan yang sama.
2) Adanya pola-pola kerja yang disepakati, seperti: cara kerja, waktu yang digunakan, alat yang
digunakan, pembagian tugas dan fungsi, penetapan hak dan kewajiban, risiko yang mungkin
terjadi, dan sebagainya.
3) Adanya norma yang disepakati untuk dipatuhi oleh pihak-pihak, serta sanksi dalam hal
terjadi ketidakpatuhan. Terbuka kemungkinan terjadinya ingkar janji (wan prestasi).
4) Terbuka kemungkinan terjadinya perbedaan kepentingan yang bersifat subyektif untuk
memenuhi kebutuhan masing-masing pihak, sehingga memicu terjadinya konflik
kepentingan.
Berdasarkan konsep industrial, istilah hubungan industrial berarti adanya hubungan
kausalitas yang integratif antara pihak-pihak yang saling melakukan kesepakatan. Ciri pola
hubungan industrial adalah tidak bersifat vertikal yang saling membawahkan (unter geordnet),
melainkan bersifat horisontal, karena masing-masing unsur memiliki kapasitas yang spesifik,
bahkan relatif otonom. Pengusaha sebagai pemberi pekerjaan hadir dengan kapasitas spesifik
yang tidak dimiliki pekerja, demikian juga pekerja sebagai pelaksana pekerjaan memiliki
kapasitas spesifik yang juga tidak dimiliki pengusaha.

2
Pengertian hubungan industrial menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
1) Hubungan industrial merupakan tatanan yang menunjukkan keterhubungan (interrelasi,
interaksi) diantara para pelaku produksi (production actors), yang satu sama lain saling
ketergantungan dan pengaruh mempengaruhi, untuk mencapai tujuan bisnis organisasi dalam
rangka memenuhi kebutuhan masyarakat baik barang maupun jasa.
2) Hubungan industrial adalah hubungan antara pemangku kepentingan terhadap organisasi
untuk mencapai tujuan baik secara individu maupun kelompok. (Wilson Bangun)
3) Hubungan industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam
proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh dan
pemirintah yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945. (Pasal 1 angka 16 UU No.13 Tahun 2003)
4) Hubungan industrial merupakan hubungan antara semua pihak yang terkait atau
berkepentingan atas proses produksi barang atau pelayanan jasa di suatu perusahaan, pihak
yang berkepentingan (stakeholder) dalam sebuah perusahaan terdiri dari: pengusaha atau
pemegang saham yang sehari-hari diwakili manajemen; para pekerja dan serikat pekerja;
para perusahaan pemasok; masyarakat konsumen; pengusaha pengguna, dan masyarakat
sekitar. Disamping para stakeholder tersebut para pelaku hubungan industrial telah
berkembang dengan melibatkan para konsultan hubungan industrial atau pengacara, para
arbitrator, konsiliator, mediator, dan dosen; serta hakim-hakim pengadilan hubungan
industrial.
5) Hubungan industrial adalah kajian yang membahas tentang seluruh aspek dan permasalahan
ekonomi, sosial, politik, dan budaya baik secara langsung maupun tidak langsung berkaitan
dengan hubungan pekerja dengan pengusaha. (Sri haryani)
6) Hubungan Industrial adalah upaya atau langkah-langkah dari pekerja/serikat pekerja/serikat
buruh dalam melakukan interaksi baik di tingkat perusahaan atau masyarakat untuk
memperjuangkan persyaratan dan kondisi kerja.

3
B. FUNGSI PENTING HUBUNGAN INDUSTRIAL

Hubungan industrial yang berhasil dikelola dengan baik oleh manajer perusahaan, akan
dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan karyawan. Sebaliknya, pengelolaan
hubungan industrial yang buruk dapat menciptakan konflik karyawan, pemogokan kerja, dan
pengrusakan sarana prasarana perusahaan. Hubungan industrial memiliki beberapa fungsi
penting sebagai berikut :
1) Dapat menjaga kelancaran atau peningkatan produksi.
2) Dapat memelihara dan menciptakan ketenangan kerja karyawan.
3) Dapat mencegah dan menghindari adanya pemogokan kerja.
4) Dapat menciptakan serta memelihara stabilitas nasional.
5) Dapat membantu meningkatkan produksi, menambah kemungkinan kesempatan kerja, dan
lebih membantu menjamin pembagian yang merata dari hasil pembangunan nasional.
6) Dapat membantu pemerintah dalam bekerja sama dengan organisasi-organisasi pengusaha
serta buruh. Hubungan industrial dapat berfungsi sebagai motivator untuk menggerakkan
partisipasi sosial dan menyukseskan pembangunan sehingga tercipta ketenangan bekerja dan
ketenangan berusaha.
7) Hubungan industrial yang baik akan mempermudah setiap pihak mencapai tujuannya.
Kondisi ini efektif untuk meningkatkan produktivitas.
8) hubungan industrial mendorong terciptanya ketenangan berusaha dan bekerja, peningkatan
produksi dan produktivitas kerja serta keterampilan tenaga kerja.
9) Dalam perkembangan perusahaan, hubungan industrial dapat mendorong penciptaan
lapangan kerja baru, hal ini akan membantu pemerintah dalam mengatasi banyaknya jumlah
pengangguran.
10) Mendorong terciptanya stabilitas nasional di sektor kerja dan mendorong peningkatan
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Jika dilihat dari pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan industrial, maka fungsi
masing-masing pihak berdasarkan UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 Pasal 102 adalah
sebagai berikut.
a. Pemerintah

4
Pemerintah berfungsi sebagai pihak yang menetapkan kebijakan, memberikan pelayanan,
melaksanakan pengawasan serta memberlakukan penindakan terhadap pelanggaran-
pelanggaran yang ada bilamana menyalahi peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.
b. Pekerja/Buruh dan Serikat Pekerja/Serikat Buruh
Dalam melaksanakan hubungan industrial, pekerja/buruh serta serikat pekerja memiliki
fungsi untuk menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajiban yang telah ditetapkan. Selain
itu juga berfungsi untuk menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan
aspirasi secara demokratis, mengembangkan keterampilan dan keahliannya serta ikut
memajukkan perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya.
c. Pengusaha dan Organisasi Pengusaha
Pengusaha dan organisasi pengusaha memiliki fungsi untuk menciptakan kemitraan,
mengembangkan usaha, memperluas lapangan kerja dan memberikan kesejahteraan bagi
karyawan secara terbuka, demokratis, dan berkeadilan.

C. TUJUAN MEMPELAJARI HUBUNGAN INDUSTRIAL

Tujuan mempelajari Hubungan Industrial adalah :


1) Memperbaiki/meningkatkan persyaratan kerja, keadaan ekonomi serta status sosial kaum
pekerja dan keluarganya.
2) Tercapainya industrial yang harmonis melalui kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk
menjamin kesejahteraan pekerja dan pertumbuhan ekonomi dari perusahaan dan negara.
3) Ikut serta ambil bagian dalam proses pengambilan keputusan secara nasional melalui
lembaga tripartit.

D. RUANG LINGKUP SARANA HUBUNGAN INDUSTRIAL

Ruang lingkup hubungan industrial yang memerlukan pengelolaan dan kajian adalah
sebagai berikut.
1) Serikat pekerja/serikat buruh
Serikat pekerja/buruh adalah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh,
baik di perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri,

5
demokratis, dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak
dan kepentingan pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan
keluarganya. Serikat pekerja merupakan salah satu bentuk hubungan industrial.
2) Organisasi pengusaha
Pengusaha juga mempunyai hak dan kebebasan untuk membentuk atau menjadi anggota
organisasi atau asosiasi pengusaha. Asosiasi pengusaha sebagai organisasi atau perhimpunan
wakil pimpinan perusahaan-perusahaan merupakan mitra kerja serikat pekerja dan
pemerintah dalam penanganan masalah-masalah ketenagakerjaan dan hubungan industrial.
Asosiasi pengusaha dapat dibentuk menurut sektor industri atau jenis usaha, mulai dari
tingkat lokal sampai ke tingkat kabupaten, provinsi hingga ketingkat pusat atau tingkat
nasional.
3) Lembaga kerja sama bipartit
Setiap perusahaan yang mempekerjakan 50 (lima puluh) orang pekerja/buruh atau lebih
wajib membentuk lembaga kerja sama bipartit. Lembaga kerja sama bipartit berfungsi
sebagai forum komunikasi dan konsultasi mengenai hal ketenagakerjaan di perusahaan.
Susunan keanggotaan lembaga kerja sama bipartit terdiri atas unsur pengusaha dan unsur
pekerja/buruh yang ditunjuk oleh pekerja/buruh secara demokratis untuk mewakili
kepentingan pekerja/buruh di perusahaan yang bersangkutan.
4) Lembaga kerja sama tripartit
Lembaga kerja sama tripartit adalah forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah tentang
masalah ketenagakerjaan yang anggotanya terdiri dari unsur organisasi pengusaha, serikat
pekerja/serikat buruh dan pemerintah. Lembaga kerja sama tripartit terdiri dari:
a. lembaga kerja sama tripartit nasional, provinsi dan kabupaten/kota;
b. lembaga kerja sama tripartit sektoral nasional, provinsi, dan kabupaten/kota.
5) Peraturan perusahaan
Peraturan perusahaan adalah yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang memuat syarat-
syarat kerja dan tata tertib perusahaan. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh
sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang wajib membuat peraturan perusahaan yang mulai
berlaku setelah disahkan oleh Menteri atau pejabat yang di tunjuk.
6) Perjanjian kerja bersama

6
Perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat
pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat pada instansi
yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa
pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban
kedua belah pihak.
7) Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan
Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan pada dasarnya mencakup ketentuan sebelum
bekerja, selama bekerja, dan sesudah bekerja. Peraturan selama bekerja mencakup ketentuan
jam kerja dan istirahat, pengupahan, perlindungan, penyelesaian perselisihan hubungan
industrial.
8) Lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial
Berdasarkan ketentuan Pasal 136 UU No.13 Tahun 2003 bahwa penyelesaian perselisihan
hubungan industrial wajib dilaksanakan oleh pengusaha dan pekerja/buruh atau serikat
pekerja/serikat buruh secara musyawarah untuk mufakat. Dalam hal penyelesaian secara
musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka pengusaha dan pekerja atau serikat pekerja
menyelesaiakan perselisihan hubungan industrial melalui prosedur penyelesaian perselisihan
hubungan industrial yang diatur dengan undang-undang.

E. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM HUBUNGAN INDUSTRIAL

Hubungan industrial merupakan tatanan yang menunjukkan keterhubungan (interrelasi,


interaksi) diantara para pelaku produksi (production actors), yang satu sama lain saling
ketergantungan dan pengaruh mempengaruhi, untuk mencapai tujuan bisnis organisasi dalam
rangka memenuhi kebutuhan masyarakat baik barang maupun jasa. Para aktor produksi yang
membentuk pola hubungan industrial ada tiga kelompok. Kelompok pertama memandang dari
sudut pandang luas dan komprehensif, bahwa aktor produksi dalam hubungan industrial meliputi
semua pihak yang terkait langsung maupun tidak langsung dalam suatu proses produksi.
Meliputi unsur majikan/pengusaha (employer), pekerja (labor), penanam modal (investor),
pemasok (supplier), konsumen (consumer), penjual (distributor), pemerintah (government),
bahkan para pesaing (competitor). Aliran pemikiran ini seringkali menamakan hubungan
industrial sebagai hubungan ketenagakerjaan (employment relations), dengan model hubungan

7
multi-partit (multipartism). Hal tersebut karena meliputi semua pihak yang terlibat langsung
maupun tidak langsung dalam suatu proses produksi, sebagaimana dapat dilihat pada gambar 2 di
bawah ini.

Gambar 1. Bagan Hubungan Industrial

Anda mungkin juga menyukai