Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

“POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah PKN

Dosen Pengampu : Kukuh, S.H, M.H

Disusun Oleh :

1. Queentantry Anne Rose (18130210034)


2. Furqon Awalludin (18130210070)
3. Dinda Priantika

PRODI MANAJEMEN B1

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI

TAHUN AJARAN 2018/2019


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berkedaulatan dan merdeka. Bangsa yang merdeka
tentunya akan mengatur urusan dalam negerinya sendiri. Sejak peristiwa proklamasi di tahun
1945, terjadi perubahan yang sangat mendasar dari negara Indonesia, terutama tentang
kedaulatan dan sistem pemerintahan dan politik.
Pada awal masa kemerdekaan, kondisi politik Indonesia belum sepenuhnya baik. Kondisi
indonesia masih morat-marit dan tidak stabil. Namun, setelah beberapa tahun berlalu kondisi
internal Indonesia sudah mulai teratur dan membaik. Selangkah demi selangkah Indonesia mulai
membenahi dan mengatur sistem pemerintahannya sendiri.
Pada saat terjadi perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat, banyak negara
yang terpengaruh oleh kedigdayaan kedua negara tersebut. Kedua negara tersebut saling
berlomba ntuk menunjukkan kepada dunia siapa yang lebih hebat. Untuk melancarkan usaha
mereka tersebut, mereka banyak meletakkan pengaruh di beberapa negara dunia sehingga
negara-negara tersebut akan mendukung usaha dan tindak tanduk mereka. Mereka saling
berlomba dalam segala hal, mereka berlomba untuk mendapatkan simpati dan empati serta
bantuan dari negara-negara di dunia. Oleh karenanya banyak negara-negara di dunia yang
menjadi pengikut mereka.
Pada saat itu dunia di bagi dalam dua kelompok, blok barat dan blok timur. Akan tetapi,
bangsa Indonesia tidak terpengaruh oleh keadaan yang terjadi. Indonesia dan beberapa negara
lainnya berkoordinasi dan membentuk sebuah kelompok yang tidak memihak salah satu dari
kedua blok tersebut, kelompok tersebut dikenal dengan gerakan negara-negara non-blok. Pada
saat itu Indonesia menganut politik bebas aktif yang berarti tidak terikat dengan salah satu
kelompok yang ada pada saat itu, dan aktif yang berarti aktif dalam menjaga perdamaian dunia
dan mengembangkan kerja sama antar negara-negara di dunia di segala bidang. Selain itu
Indonesia juga menetapkan strategi nasional untuk mengembangkan negara dan menjaga
keutuhan negara.
Saat ini banyak pemuda Indonesia yang tidak mengerti akan makna politik bebas aktif
yang di anut oleh Indonesia, dan tidak sedikit di antara mereka yang salah mengartikan makna
politik bebas aktif tersebut. Oleh karena itu, kiranya kami perlu untuk membahas tentang politik
dan strategi bangsa Indonesia. Kami akan coba untuk membahas hal tersebut dalam makalah
kami yang kami beri judul “Politik Dan Strategi Nasional”.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan politik nasional dan strategi nasional?
2. Apakah dasar pemikiran penyusunan politik dan strategi nasional (Polstranas)?
3. Bagaimana penyusunan politik dan strategi nasional?
4. Bagaimana implementasi dari politik dan strategi nasional?
5. Bagaimanakah keberhasilan politik dan strategi nasional?
6. Bagaimana stratifikasi politik nasional?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui politik nasional dan strategi nasional.
2. Mengetahui dasar pemikiranpenyusunan politik dan strategi nasional.(Piltranas).
3. Mengetahui penyusunan politik strategi nasional
4. Mengetahui implementasi dari politik dan strategi nasional.
5. Mengetahui keberhasilan politik dan strategi nasional.
6. Mengetahui stratifikasi politik nasional
BAB 2
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

A. PENGERTIAN POLITIK
Kata “politik” secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Politeia, yang
akar katanya adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu
Negara dan teia, berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti
politics mempunyai makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa.
Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara dan alat
yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki. Politics dan
policy memiliki hubungan yang erat dan timbal balik. Politics memberikan asas,
jalan, arah, dan medannya, sedangkan policy memberikan pertimbangan cara
pelaksanaan asas, jalan, dan arah tersebut sebaik-sebaiknya. Politik secara umum
menyangkut proses penentuan tujuan negara dan cara melaksanakannya .
Pelaksanaan tujuan itu memerlukan kebijakan-kebijakan umum (public policies)
yang menyangkut pengaturan, pembagian, atau alokasi sumber-sumber yang ada.
Dengan demikian, politik membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan
Negara, kekuasaan, pengambil keputusan, kebijakan (policy), dan distribusi atau
alokasi sumber daya.

B. PENGERTIAN STRATEGI
Strategi berasal dari bahasa yunani strategia yang diartikan sebagai”the
art of the general” atau seni seorang panglima panglima yang biasanya digunakan
dalam peperangan.Karl von Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa strategi
adalah penggunaan pertempuran untuk memenangkan peperangan. Sedangkan
perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik.
Dengan demikian , strategi tidak hanya menjadi monopoli para jenderal
atau bidang militer, tetapi telah meluas ke segala bidang kehidupan. Strategi pada
dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan mengembangkan kekuatan
(ideology, politik, ekonomi, social budaya dan hankam) untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
C. Politik Dan Strategi Nasional
Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan
kebijakan untuk mencapai suatu cita-cita dan tujuan national. Dengan demikian
definisi poltik nasional adalah asas, haluan, usaha serta kebijaksanaan Negara
tentang pembinaaan (perncanaan, pengembangan, pemeliharaan dan
pengendalian) serta penggunaan kekuatan nasional untuk mencapai tujuan
nasional. Strategi nsional disusun untuk pelaksanaan politik nasional, misalnya
strategi jangka pendek , menengah, dan jangka panjang.

2. DASAR PEMIKIRAN PENYUSUNAN POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL


Dasar pemikirannya adalah pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam sistem
manajemen nasional yang berlandaskan ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional. Landasan pemikiran dalam sistem manajemen
nasional ini penting artinya karenadidalamnya terkandung dasar negara, cita-cita nasional
dan konsep strategis bangsa Indonesia.

3. PENYUSUNAN POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL


Politik dan strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun
berdasarkan sistem kenegaraan menurut UUD 1945. Sejak tahun 1985 telah berkembang
pendapat dimana jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD
1945 disebut sebagai “Suprastruktur Politik”, yaitu MPR, DPR, Presiden, BPK dan MA.
Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat disebut sebagai “Infrastruktur
Politik”, yang mencakup pranata-pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti
partai politik, organisasi kemasyarakatan, media massa, kelompok kepentingan (interest
group) dan kelompok penenkan (pressure group). Antara suprastruktur dan infrastruktur
politik harus dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan yang seimbang.

4. IMPLEMENTASI POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL


1. Politik Nasional adalah Politik Pembangunan
Politik Nasional pada hakekatnya sama dengan Kebijakan Nasional sebagai
landasan serta arah bagi penyusunan konsep strategi nasional. Dalam penyusunan
politik nasional hal-hal yang perlu diperhatikan secara garis besar adalah kebutuhan
pokok nasional yang meliputi masalah kesejahteraan umum dan masalah keamanan
dan pertahanan negara.
Oleh karena upaya untuk mewujudkan kebutuhan pokok nasional yang juga pada
hakikatnya merupakan cita-cita dan tujuan nasional, dilakukan melalui pembangunan,
maka politik nasional disebut politik pembangunan.
2. Implementasi Politik dan Strategi Nasional dalam Bidang-Bidang Pembangunan
Nasional.
Garis-Garis Besar Haluan Negara sebagai arah penyelenggaraan negara dan
segenap rakyat Indonesia, kaidah pelaksanaannya sbb:
a. Presiden menjalankan tugas penyelenggaraan negara, berkewajiban untuk
mengerahkan semua potensi dan kekuatan pemerintahan dalam melaksanakan
dan mengendalikan pembangunan nasional.
b. DPR, MA, BPK, dan DPA berkewajiban melaksanakan GBHN sesuai dengan
fungsi, tugas, dan wewenangnya berdasarkan UUD 1945.
c. Semua lembaga tinggi negara berkewajiban menyampaikan laporan pelaksanaan
GBHN dalam siding Tahunan MPR, sesuai dengan fungsi, tugas, dan
wewenangnya berdasarkan UUD 1945.
d. GBHN dalam pelaksanaan dituangkan dalam Program Pembangunan Negara
Lima Tahun yang memuat uraian kebijakan secara rinci  dan terstruktur yang
secara yuridis ditetapkan oleh Presiden bersama DPR.
e. PROPENAS dirinci dalam Rencana Pembangunan Tahunan yang memuat
APBN dan ditetapkan Presiden bersama DPR.

5. KEBERHASILAN POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

Politik dan strategi nasional Indonesia akan berhasil dengan baik dan memiliki
manfaat yang seluas-luasnya bagi peningkatan kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh
rakyat, jikalau para warga negara terutama para penyelenggara negara memiliki
moralitas, semangat, serta sikap mental yang mencerminkan kebaikan yang mana
nantinya menjadi panutan bagi warganya.

Dengan demikian ketahanan nasional Indonesia akan terwujud dan akan


menumbuhkan kesadaran rakyat untuk bela negara, serta kesadaran nasionalisme yang
tinggi namun bermoral Ketuhanan Yang Maha Esa serta Kemanusiaan yang adil dan
beradab.

6. STRATIFIKASI POLITIK NASIONAL


Berdasarkan stratifikasi dari politik nasional dalam negara RI, sebagai berikut:
a. Tingkat Penentu Kebijakan Puncak.
Tingkat kebijakan puncak meliputi kebijakan tertinggi yang lingkupnya
menyeluruh secara nasional yang mencakup : penentuan UUD, penggarisan
masalah makro politik bangsa dan negara untuk merumuskan tujuan nasional
(national goals) berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Kebijakan puncak ini
dilakukan oleh MPR dengan hasil rumusannya dalam berbagai GBHN dengan
Ketetapan MPR.Dalam hal-hal dan keadaan tersebut yang menyangkut kekuasaan
kepala negara seperti tercantum dalam pasal 10 s/d 15 UUD 1945,maka dalam
penentu tingkat kebijakan puncak ini termasuk pula kewenangan Presiden sebagai
Kepala Negara.Bentuk hukum dari kebijakan nasional yang ditentukan oleh
Kepala negara itu dapat dikeluarkan berupa: Dekrit, Peraturan atau Piagam
Kepala Negara.

b. Tingkat Kebijakan Umum.


Tingkat kebijakan umum merupakan tingkat kebijakan di bawah tingkat kebijakan
puncak, yang lingkupnya juga menyeluruh nasional dan berupa penggarisan
mengenai masalah-masalah makro strategis guna mencapai tujuan nasional dalam
situasi dan kondisi tertentu. Hasil-hasilnya dapat berbentuk :
- Undang-Undang yang kekuasaan pembuatannya terletak ditangan Presiden
dengan persetujuan DPR (UUD 1945 pasal 5 (1))atau Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang (Perpu) dalam hal ihwal kegentingan yang
memaksa.
- Peraturan Pemerintah untuk mengatur pelaksanaan Undang-Undang yang
wewenang penerbitannya berada di tangan Presiden (UUD 1945 pasal 5 (2)).
- Keputusan atau Instruksi Presiden yang berisi kebijakan-kebijakan
penyelenggaraan pemerintahan yang wewenang pengeluarannya berada di
tangan Presiden dalam rangka pelaksanaan kebijakan nasional dan
perundang-undangan yang berlaku (UUD 1945 pasal 4 (1)).
- Dalam keadaan tertentu dapat pula dikeluarkan Maklumat Presiden.

c. Tingkat Penentu Kebijakan Khusus.


Kebijakan khusus merupakan penggarisan terhadap suatu bidang utama
(major area) pemerintah sebagai penjabaran terhadap kebijakan umum guna
merumuskan strategi, administrasi, sistem dan prosedur dalam bidang utama
tersebut. Wewenang kebijakan khusus terletak pada Menteri, berdasarkan dan
sesuai dengan kebijakan pada tingkat diatasnya. Hasilnya dirumuskan dalam
bentuk Peratuan Menteri atau Instruksi Menteri dalam bidang pemerintahan yang
dipertanggungjawabkan kepadanya. Dalam keadaan tertentu dapat dikeluarkan
pula Surat Edaran Menteri.

d. Tingkat Penentu Kebijakan Teknis.


Kebijakan teknis meliputi penggarisan dalam suatu sektor dibidang utama
tersebut diatas dalam bentuk prosedur dan teknis untuk mengimplementasikan
rencana, program dan kegiatan. Wewenang pengeluaran kebijakan teknis terletak
ditangan Pimpinan Eselon Pertama Departemen Pemerintahan dan Pimpinan
Lembaga-Lembaga Non Departemen. Hasil penentuan kebijakan dirumuskan
dalam bentuk Peraturan, Keputusan atau Instruksi Pimpinan Lemabaga Non
Departemen atau Direktorat Jenderaldalam masing-masing sektor atau segi
administrasi yang dipertanggungjawabkan kepadanya. Didalam tata laksana
pemerintahan, Sekretaris Jenderal (Sekjen) sebagai pembantu utama Menteri
bertugas untuk mempersiapkan dan merumuskan kebijakan khusus Menteri dan
Pimpinan Rumah Tangga Departemen. Selain itu Inspektur Jenderal dalam suatu
Departemen berkedudukan sebagai Pembantu Utama Menteri dalam
penyelenggaraan pengendalian ke dalam Departemen. Ia mempunyai wewenang
pula untuk mempersiapkan kebijakan khusus Menteri.
Bab 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Politik dan strategi nasional Indonesia akan
berhasil dan memiliki manfaat yang bagi peningkatan kesejahteraan dan kebahagiaan seluruh
rakyat, jika para warga negara terutama para penyelenggara negara memiliki moralitas,
semangat, serta sikap mental yang mencerminkan kebaikan yang mana nantinya menjadi panutan
bagi warganya. Dengan demikian ketahanan nasional Indonesia akan terwujud dan akan
menumbuhkan kesadaran rakyat untuk bela negara, serta kesadaran nasionalisme yang tinggi
namun bermoral Ketuhanan Yang Maha Esa serta Kemanusiaan yang adil dan beradab.

Anda mungkin juga menyukai