Anda di halaman 1dari 29

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas rahmat dan karuniaNya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik . Tak lupa sebagai penulis kami ucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yg mendukung pembuatan makalah ini. Makalah ini disusun
guna melengkapi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan POLSTRANAS. Dalam
penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, kami telah
berusaha untuk dapat memberikan serta mencapai hasil yang semaksimal mungkin dan sesuai
dengan harapan, walaupun di dalam pembuatannya kami menghadapi berbagai kesulitan karena
keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang kami miliki. Oleh sebab itu pada
kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya khususnya kepada
Ibu Dra. Rosmariana Sihombing. M. Si selaku dosen pembimbing Pendidikan Kewarganegaraan.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan dan pembuatan penulisan ilmiah ini, masih terdapat
banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan
untuk dapat menyempurnakan makalah di masa yang akan datang. Semoga apa yang disajikan
dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman maupun pihak lain yang
berkepentingan.

Cimahi, 13 Oktober 2014

Penyusun
Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Politik dan strategi nasional diwujudkan dalam sistem perencanaan pembangunan
nasional. Pembangunan nasional bertujuan meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin pada
seluruh bangsa Indonesia. Pembangunan yang bersifat lahiriah untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia, misalnya sandang, pangan, papan, pabrik, perkantoran, sarana dan prasarana
transportasi, sedangkan yang bersifat batiniah untuk pembangunan sarana dan prasarana ibadah,
pendidikan, rekreasi, hiburan, kesehatan.
Pembangunan juga harus dapat membentuk perekonomian yang sehat yaitu
perekonomian yang mampu menjaga kesinambungan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Dengan kondisi dimana kita dihadapkan pada system perdagangan yang semakin bebas dan
terbuka yang memberikan tingkat persaingan ketat dan keleluasan untuk melindungi
perekonomian domestic yang semakin terbatas. Pada saat yang bersamaan, kia juga dihaadapkan
pada tahap awal proses desentralisasi dan otonomi daerah.
Mengingat kondisi tersebut, maka pembangunan nasional perlu ditekankan pada
keseimbangan antara pertumbuhan dan pemerataan, yaitu memberikan perhatian yang baik
kepada para pelaku ekonomi yang ada di Indonesia.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian dari Politik dan Strategi nasional?
2. Apa saja macam implementasi dan tujuan dari POLSTRANAS?
3. Apa saja ancaman POLSTRANAS?
4. Bagaimana POLSTRANAS pada era reformasi?

1.3. TUJUAN PEMBAHASAN


1. Memahami pengertian Politik dan Strategi Nasional
2. Memahami implementasi dan tujuan dari POLSTRANAS
3. Memahami ancaman POLSTRANAS
4. Memahami POLSTRANAS pada era reformasi
1.4. RUANG LINGKUP MATERI
Politik Strategi Nasional (Polstranas) merupakan salah satu aspek penting dalam
kemajuan pembangunan di negeri Indonesia ini. Sesuai dengan Pembukaan UUD45,
pembangunan dalam proses pembaharuan tanpa akhir dalam rangka mewujudkan masyarakat
adil dan makmur berdasarkan pancasila.
BAB II : DASAR TEORI/LANDASAN TEORI
Pengertian Politik
Kata politik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu "Politeai".
"Politeai" berasal dari kata "polis" yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu
negara dan "teai" yang berarti urusan.
Bahasa Indonesia menerjemahkan dua kata Bahasa Inggris yang berbeda yaitu "politics" dan
"policy" menjadi satu kata yang sama yaitu politik.
Politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara dan alat yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan atau cita-cita tertentu.
Policy diartikan kebijakan, adalah penggunaan pertimbangan-pertimbangan yang dianggap dapat
lebih menjamin tercapainya suatu usaha, cita-cita atau keinginan atau tujuan yang dikehendaki.
Politik secara umum adalah bermacam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik
(negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem tersebut dan
melaksanakan tujuan-tujuan tersebut, meliputi Pengambilan Keputusan (decision making),
mengenai apakah yang menjadi tujuan dari sistem politik itu menyangkut seleksi antara beberapa
alternatif dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih. Untuk
melaksanakan tujuan-tujuan itu perlu ditentukan Kebijaksanaan-kebijaksanaan Umum (public
policies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian dari sumber-sumber dan resources yang
ada. Untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan itu perlu memiliki kekuasaan (power)
dan wewenang (authority), yang digunakan untuk membina kerjasama dan untuk menyelesaikan
konflik yang timbul dalam proses ini. Hal itu dilakukan baik dengan cara meyakinkan (persuasif)
maupun paksaan (coercion). Tanpa adanya unsur paksaan maka kebijaksanaan hanya merupakan
perumusan keinginan (statement of intent) belaka.
Dari uraian tersebut diatas, politik membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan :
- Negara
- Kekuasaan
- Pengambilan Keputusan
- Kebijakan
- Distribusi dan alokasi sumber daya

Pengertian Strategi
Kata strategi berasal dari kata "strategia" berasal dari bahasa Yunani yang berarti "the art of
general" atau seni seorang panglima yang biasa digunakan dalam peperangan.
Karl Von Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan tentang
penggunaan pertempuran untuk memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri
merupakan kelanjutan dari politik.
Dalam abad modern sekarang ini penggunaan kata strategi tidak lagi terbatas pada konsep atau
seni seorang panglima dalam peperangan saja, akan tetapi sudah digunakan secara luas termasuk
dalam ilmu ekonomi maupun di bidang olah raga.
Arti strategi dalam pengertian umum adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau
tercapainya suatu tujuan termasuk politik.
Dengan demikian kata strategi tidak hanya menjadi monopoli para jenderal atau bidang militer
saja, tetapi telah meluas ke segala bidang kehidupan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan
ilmu yang menggunakan dan mengembangkan kekuatan-kekuatan (ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pengertian Politik Dan Strategi Nasional (Polstranas)


Pengertian Politik Nasional
Politik Nasional adalah asas, haluan, usaha serta kebijaksanaan negara tentang pembinaan
(perencanaan, pengembangan, pemeliharaan dan pengendalian) serta penggunaan secara
kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional.
Dalam melaksanakan politik nasional maka disusunlah strategi nasional. Misalnya strategi
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Strategi Nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran-sasaran dan
tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional.

Dasar Pemikiran Penyusunan Politik Dan Strategi Nasional


Dasar pemikirannya adalah pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam sistem manajemen
nasional yang berlandaskan ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional.
Landasan pemikiran dalam sistem manajemen nasional ini penting artinya karena didalamnya
terkandung dasar negara, cita-cita nasional dan konsep strategis bangsa Indonesia.
BAB III : PEMBAHASAN

Strategi Nasional
Strategi Nasional Perjuangan Nasional itu memerlukan penggunaan tidak hanya proklamasi dan
perang, melainkan juga kekuatan ideology dan psikologi, kekuatan politik, kekuatan ekonomi,
kekuatan social budaya, dan kekuatan militer. Strategi Nasional adalah seni dan ilmu
mengembangkan dan menggunakan kekuatan-kekuatan nasional (IPOLEKSOSBUDHANKAM)
dalam masa perang maupun damai untuk mendukung pencapaian tujuan-tujuan yang ditetapkan
oleh politik nasional Sehingga dengan demikian srategi nasional adalah cara bagaimana
melaksanakan politik nasional. Agar Strategi Nasional ini berjalan sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh Politik Nasional maka terlebih dahulu diadakan pemikiran strategis yang
terdiridari :
1. Telaahan strategi adalah kajian terhadap lingkungan yang akan berpengaruh kepada strategi
yang akan ditempuh

2. Perkiraan Strategi, Perkiraan strategis berupa analisa yang akan menghasilkan sasaran- sasaran
alternative

Dasar pemikiran penyusunan polstanas adalah bersumber kepada geopolitik bangsa Indonesia,
wawasan Nusantara, ketahanan Nasional, Tata Bina Nasional. Geopolitik Bangsa Indonesia
Bangsa indonesia dengan geopolitiknya menyatakn bahwa bangsa Indonesia dengan segala
pembenarannya geopolitik indonesia dapat dijadikan sebagai cita-cita, maka tujuan pembenaran
geopolitik Indonesia dapat dijadikan sebagai latar belakang keterangan segala cita-cita bangsa
Indonesia. Cita-cita suatu bangsa ditentukan oleh sejarahnya, oleh jiwanya yang berbentuk dan
dipengaruhi oleh situasi tempat dan lingkungannya itu. Wawasan Nusantara Wawasan Nusantara
adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, sejarahnya dan lingkungan alamnya. Dalam
pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai
kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.Cerminan dari Wawasan Nasional adalah budidaya
rakyat suatu bangsa dalam membina dan menyelenggarakan tata hiduo bangsa dan negara yang
meliputi baik tata negara (system pembinaan negara dan bangsa), maupun tata budaya (system
pembinaan hukum dan perundang- undangan.Tujuan utama dari wawasan Nasional adalah dalam
rangka usaha mengembangkan konsepsi Ketahanan Nasional. Ketahanan Nasional Ketahanan
Nasional suatu Negara adalah syarat mutlak untuk dapat survive dalam mengahdapi segala
tantangan, ancaman, dan hambatan yang datangnya baik dari dalam maupun luar. Hanya dengan
ketahanan nasional suatu bangsa atau suatu Negara akan mampu menghadapi behaya-bahaya
tersebut. Hanya dengan ketahanan nasional suatu bangsa akan mampu memperhebat
pembangunan bangsa dan dengan ketahanan nasional maka suatu bangsa akan dapat
melaksanakan kewajiban terhadap dunia, karena dalam negerilahyang menentukan segala-
galanya. Tata Bina Nasional Pendekatan dari sudut keamanan ini dapat dibenarkan dan
ditunjangoleh berlangsungnya proses pemantapan hukum. Dalam perwujudan ketahanan
Nasional di segala bidang dengan melaksanakan suatu konsep guna mempertahankan eksistensi
bangsa dan negara, maka jelas harus berlandaskan Wawasan Nasional bangsa Indonesia ialah
wawasan nusantara. Faktor-faktor yang mempengaruhi Polstranas adalah Perjuangan bangsa
Indonesia untuk mencapai kemerdekaan, dimenangkan tidak atas dasar kekuatan senjata belaka,
tetapi juga unsur inteligensi kekuatan jiwa bangsa Indonesia yang mampu mempersatukan rakyat
dari berbagai pulau menjadi satu massa melawan penjajah. Pada masa kini potensi-potensi serta
masalah-masalah yang mempengaruhi politik dan strategi nasional meliputi unsur-unsur ilmu
politik, ekonomi, social budaya dan pertahanan keamanan.

Penyusunan Politik dan Strategi Nasional


Proses penyusunan politik strategi nasional pada infrastruktur politik merupakan sasaran yang
akan dicapai oleh rakyat Indonesia. Sesuai dengan kebijakan politik nasional, penyelenggara
negara harus mengambil langkah-langkah pembinaan terhadap semua lapisan masyarakat dengan
mencantumkan sasaran masing-masing bidang. Dalam era reformasi saat ini masyarakat
memiliki peran yang sangat besar dalam mengawasi jalannya politik strategi nasional yang
dibuat dan dilaksanakan oleh Presiden.
Politik strategi nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem
kenegaraan menurut UUD 195. Sejak tahun 1985 berkembang pendapat yang mengatakan bahwa
pemerintah dan lembaga-lembaga negaa yang diatur dalam UUD 1945 merupakan suprastruktur
politik, lembaga-lembaga terebut adalah MPR, DPR, Presiden, BPK, dan MA. Sedangakn badan-
badan yang berada di dalam masyarakat seperti paratai politik, organisasi kemasyarakatan, media
massa, kelompok kepentingan (interest group) dan kelompok penekan (pressure group).
Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan yang
seimbang.
Mekanisme penyusunan politik strategi nasional di tingkat suprastruktur politik diatur oleh
Presiden, dalam hal ini Presiden bukan lagi sebagai mandataris MPR sejak pemilihan Presiden
secara langsung oleh rakyat pada tahun 2004. Karena Presiden dipilih langsung oleh rakyat maka
dalam menjalankan pemerintahan berpegang pada visi dan misi Presiden yang disampaikan pada
waktu sidang MPR setelah pelantikan dan pengambilan sumpah dan janji Presiden/Wakil
Presiden. Visi dan Misi inilah yang dijadikan politik dan strategi dalam menjalankan
pemerintahan dan melaksanakan pembangunan selama lima (5) tahun.

Stratifikasi Politik Nasional


Stratifikasi politik nasional dalam negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut;
1. Tingkat penentu kebijakan puncak.
Meliputi kebijakan tertinggi yang menyeluruh secara nasional dan mencakup penentuan undang-
undang dasar. Menitik beratkan pada masalah makro politik bangsa dan negara untuk
merumuskan idaman nasional berdasarkan falsafah Pancasila dan UUD 1945. Kebijakan tingkat
puncak dilakukan oleh MPR. Dalam hal dan keadaan yang menyangkut kekuasaan kepala negara
seperti tercantum pada pasal 10 sampai 15 UUD 1945, tingkat penentu kebijakan puncak
termasuk kewenangan Presiden sebagai kepala negara. Bentuk hukum dari kebijakan nasional
yang ditentukan oleh kepala negara dapat berupa dekrit, peraturan atau piagam kepala Negara.
2. Tingkat kebijakan umum.
Merupakan tingkat kebijakan di bawah tingkat kebijakan puncak, yang lingkupnya menyeluruh
nasional dan berisi mengenai masalah-masalah makro strategi guna mencapai idaman nasional
dalam situasi dan kondisi tertentu.
3. Tingkat penentu kebijakan khusus.
Merupakan kebijakan terhadap suatu bidang utama pemerintah. Kebijakan ini adalah penjabaran
kebijakan umum guna merumuskan strategi, administrasi, sistem dan prosedur dalam bidang
tersebut. Wewenang kebijakan tingkat di atasnya.
4. Tingkat penentu kebijakan teknis.
Kebijakan teknis meliputi kebijakan dalam satu sektor dari biang utama dalam bentuk prosedur
serta teknik untuk mengimplementasikan rencana, program dan kegiatan.
5. Tingkat penentu kebijakan di Daerah.
Wewenang penentuan pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat di daerah terletak pada Gubernur
dalam kedudukannnya sabagai wakil pemerintah pusat di daerahnya masing-masing. Kepala
daerah berwenang mengeluarkan kebijakan pemerintah daerah dengan persetujuan DPRD.
Kebijakan tersebut berbentuk Peraturan Daerah (Perda) tinkat I atau II. Menurut kebijakan yang
berlaku sekarang, jabatan Gubernur/Kepala Daerah tingkat I, Bupati/Kepala Daerah tingkat II
atau Walikota/Kepala Daerah tingkat II.

Politik Pembangunan Nasional dan Manajemen Nasional


Politik dan Strategi Nasional dalam aturan ketatanegaraan selama ini dituangkan dalam bentuk
GBHN yang ditetapkan oleh MPR. Hal ini berlaku sebelum adanya penyelenggaraan pemilihan
umum Presiden secara langsung pada tahun 2004. Setelah pemilu 2004 Presiden menetapkan visi
dan misi yang dijadikan rencana pembangunan jangka menengah yang digunakan sebagai
pedoman dalam menjalankan pemerintahan dan membangun bangsa.
1. Makna pembangunan nasional
Pembangunan nasional mencakup hal-hal yang bersifat lahiriah maupun batiniah yang selaras,
serasi dan seimbang. Itulah sebabnya pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan
manusia dan masyarakat Indonesia yang seutuhnya, yakni sejahtera lahir dan batin.
2. Manajemen nasional
Pada dasarnya sistem manajemen nasional merupakan perpaduan antara tata nilai, struktur dan
proses untuk mencapai daya guna dan hasil guna sebesar mungkin dalam menggunakan sumber
dana dan sumber daya nasional demi mencapai tujuan nasional. Proses penyelenggaraan yang
serasi dan terpadu meliputi siklus kegiatan perumusan kebijaksanaan (policy formulation),
pelaksanaan kebijaksanaan, dan penilaian hasil kebijaksanaan terhadap berbagai kebijaksanaan
nasional. Disini secara sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah sistem sekurang-kurangnya
harus dapat menjelaskan unsur, struktur, proses, fungsi serta lingkungan yang mempengaruhinya.

Keberhasilan Polstranas

Penyelenggaraan pemerintah/Negara dan setiap warga negara Indonesia/ masyarakat harus


memiliki :

1. Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME sebagai nilai luhur yang menjadi landasan
spiritual, moral, dan etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2. Semangat kekeluargaan yang berisikan kebersamaan, kegotong-royongan, kesatuan dan


persatuan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat guna kepentingan nasional.
3. Percaya diri pada kemampuan dan kekuatan sendiri serta bersendikan kepada kepribadian
bangsa, sehingga mampu menatap masa depan yang lebih baik.

4. Kesadaran, patuh dan taat pada hukum yang berintikan keadilan dan kebenaran sehingga
pemerintah/negara diwajibkan menegakkan dan menjamin kepastian hukum

5. Pengendalian diri sehingga terjadi keseimbangan, keserasian dan keselarasan dalam


perikehidupan antara berbagai kepentingan.

6. Mental, jiwa, tekad, dan semangat pengabdian, disiplin, dan etos kerja yang tinggi serta
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.

7. IPTEK, dengan memperhatikan nilai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa sehingga
memiliki daya saing dan dapat berbicara dipercaturan global.

Apabila penyelenggara dan setiap WNI/masyarakat memiliki tujuh unsur tersebut, maka
keberhasilan Polstranas terwujud dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan nasional melalui
perjuangan non fisik sesuai tugas dan profesi masing-masing. Dengan demikian diperlukan
kesadaran bela negara dalam rangka mempertahankan tetap utuh dan tegapnya NKRI

Politik dan Strategi Nasional yang Mencakup Otonomi Daerah

Pelaksanaan otonomi daerah kini memasuki tahapan baru setelah direvisinya UU No. 22 Tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah menjadi UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah atau lazim disebut UU Otonomi Daerah (Otda). Perubahan yang dilakukan di UU No. 32
Tahun 2004 bisa dikatakan sangat mendasar dalam pelaksanaan pemerintahan daerah. Secara
garis besar, perubahan yang paling tampak adalah terjadinya pergeseran-pergeseran kewenangan
dari satu lembaga ke lembaga lain. Konsep otonomi luas, nyata, dan bertanggungjawab tetap
dijadikan acuan dengan meletakkan pelaksanaan otonomi pada tingkat daerah yang paling dekat
dengan masyarakat. Tujuan pemberian otonomi tetap seperti yang dirumuskan saat ini yaitu

memberdayakan daerah, termasuk masyarakatnya, mendorong prakarsa dan peran serta


masyarakat dalam proses pemerintahan dan pembangunan. Pemerintah juga tidak lupa untuk
lebih meningkatkan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas penyelenggaraan fungsifungsi

seperti pelayanan, pengembangan dan perlindungan terhadap masyarakat dalam ikatan NKRI.
Asas-asas penyelenggaraan pemerintahan seperti desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas
pembantuan, diselenggarakan secara proporsional sehingga saling menunjang. Dalam UU No. 32
Tahun 2004, digunakan prinsip otonomi seluas-luasnya, di mana daerah diberi kewenangan

mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan kecuali urusan pemerintah pusat yakni :

a. politik luar negeri,

b. pertahanan dan keamanan,


c. moneter/fiskal,

d. peradilan (yustisi),

e. agama.

Pemerintah pusat berwenang membuat norma-norma, standar, prosedur, monitoring dan


evaluasi, supervisi, fasilitasi dan urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas nasional.

Pemerintah provinsi berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan dengan


eksternal regional, dan kabupaten/kota berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan
pemerintahan dengan eksternalitas lokal.

Dalam Pasal 18 ayat (1) UUD 1945 (Amandemen)disebutkan, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi atasdaerah-daerah Provinsi dan daerah Provinsi itu dibagi atasKabupaten dan
Kota, yang tiap-tiap Provinsi, Kabupaten, danKota itu mempunyai pemerintahan daerah yang
diatur dengan UU. Tampak nuansa dan rasa adanya hierarki dalam kalimat tersebut. Pemerintah
Provinsi sebagai wakil pemerintah pusat didaerah diakomodasi dalam bentuk urusan
pemerintahan menyangkut pengaturan terhadap regional yang menjadi wilayah tugasnya. Urusan
yang menjadi kewenangan daerah, meliputiurusan wajib dan urusan pilihan. Urusan
pemerintahan wajib adalah suatu urusan pemerintahan yang berkaitan denganpelayanan dasar
seperti pendidikan dasar, kesehatan,pemenuhan kebutuhan hidup minimal, prasarana lingkungan
dasar; sedangkan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan terkait erat dengan potensi unggulan
dan kekhasan daerah. UU No. 32 Tahun 2004 mencoba mengembalikan hubungan kerja
eksekutif dan legislatif yang setara dan bersifat kemitraan. Sebelum ini kewenangan DPRD
sangat besar, baik ketika memilih kepala daerah, maupun laporan pertanggungjawaban (LPJ)
tahunan kepala daerah. Kewenangan DPRD itu dalam penerapan di lapangan sulit dikontrol.
Sedangkan sekarang, kewenangan DPRD banyak yang dipangkas, misalnya aturan kepala daerah
dipilih langsung oleh rakyat, DPRD yang hanya memperoleh laporan keterangan
pertanggungjawaban, serta adanya mekanisme evaluasi gubernur terhadap rancangan Perda
APBD agar sesuai kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Pemerintahan Daerah adalah pelaksanaan fungsi-fungsi pemerintahan daerah yang dilakukan
oleh lembaga pemerintahan daerah yaitu Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD). Hubungan antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan hubungan kerja
yang kedudukannya setara dan bersifat kemitraan. Hubungan kemitraan bermakna bahwa antara
Pemerintah Daerah dan DPRD adalah sama-sama mitra sekerja dalam membuat kebijakan
daerah untuk melaksanakan otonomi daerah sesuai dengan fungsi masing-masing sehingga antar
kedua lembaga itu membangun suatu hubungan kerja yang sifatnya saling mendukung bukan
merupakan lawan ataupun pesaing satu sama lain dalam melaksanakan fungsi masing-masing.
Kepala daerah dan wakil kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat yang persyaratan dan
tata caranya ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Pasangan calon kepala daerah dan
wakil kepala daerah dapat dicalonkan baik oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta
Pemilu yang memperoleh sejumlah kursi tertentu dalam DPRD dan atau memperoleh dukungan
suara dalam Pemilu Legislatif dalam jumlah tertentu.
Melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) provinsi, kabupaten, dan kota diberikan kewenangan
sebagai penyelenggara pemilihan kepala daerah. Agar penyelengaraan pemilihan dapat
berlangsung dengan baik, maka DPRD membentuk panitia pengawas. Kewenangan KPUD
provinsi, kabupaten, dan kota dibatasi sampai dengan penetapan calon terpilih dengan berita

acara yang selanjutnya KPUD menyerahkan kepada DPRD untuk diproses pengusulannya
kepada Pemerintah guna mendapatkan pengesahan.

Dalam UU No 32 Tahun2004 terlihat adanya semangat untuk melibatkan partisipasi publik. Di


satu sisi, pelibatan public (masyarakat) dalam pemerintahan atau politik lokal mengalami

peningkatan luar biasa dengan diaturnya pemilihan kepala daerah (Pilkada) langsung. Dari
anatomi tersebut, jelaslah bahwa revisi yang dilakukan terhadap UU No. 22 Tahun 1999

dimaksudkan untuk menyempurnakan kelemahan-kelemahan yang selama ini muncul dalam


pelaksanaan otonomi daerah. Sekilas UU No. 32 tahun 2004 masih menyisakan banyak

kelemahan, tapi harus diakui pula banyak peluang dari UU tersebut untuk menciptakan good
governance (pemerintahan yang baik).

Implementasi politik dan strategi nasional

> Implementasi politik dan strategi nasional di bidang hukum:

1. Mengembangkan budaya hukum di semua lapisan masyarakat untuk


terciptanyakesadaran dan kepatuhan hukum dalam kerangka supremasi hukum dan tegaknya
negarahukum.

2. Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan mengakui
danmenghormati hukum agama dan hukum adat serta memperbaharui perundang
undanganwarisan kolonial dan hukum nasional yang diskriminatif, termasuk ketidakadilan
gender dan ketidaksesuaianya dengan reformasi melalui program legalisasi.

3. Menegakkan hukum secara konsisten untuk lebih menjamin kepastian hukum,


keadilandan kebenaran, supremasi hukum, serta menghargai hak asasi manusia.

> Implemetasi politk strategi nasional dibidang ekonomi.

1. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar


yang berkeadilan dengan prinsip persaingan sehat dan memperhatikan pertumbuhanekonomi,
nilainilai keadilan, kepentingan sosial, kualitas hidup, pembangunan berwawasan lingkungan
dan berkelanjutan sehingga terjamin kesempatan yang samadalam berusaha dan bekerja,
perlindungan hakhak konsumen, serta perlakuan yang adil bagi seluruh rakyat.
2. Mengembangkan persaingan yang sehat dan adil serta menghindarkan
terjadinyastruktur pasar monopolistik dan berbagai struktur pasar distortif, yang
merugikanmasyarakat.

3. Mengoptimalkan peranan pemerintah dalam mengoreksi ketidaksempurnaan pasar


dengan menghilangkan seluruh hambatan yang menganggu mekanisme pasar, melaluiregulasi,
layanan publik, subsidi dan insentif, yang dilakukan secara transparan dan diatur undang
undang.

>Implementasi politik strategi nasional di bidang politik

1. Memperkuat keberadaan dan kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang


bertumpu pada kebhinekatunggalikaan. Untuk menyelesaikan masalahmasalah yangmendesak
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, perlu upayarekonsiliasi nasional yang
diatur dengan undangundang.

2. Menyempurnakan UndangUndang Dasar 1945 sejalan dengan


perkembangankebutuhan bangsa, dinamika dan tuntutan reformasi, dengan tetap memelihara
kesatuandan persatuan bengsa, serta sesuai dengan jiwa dan semangat Pembukaan Undang
Undang Dasar 1945.

3. Meningkatkan peran Majelis Permusyawaratan Rakyat, dan lembagalembaga


tingginegara lainnya dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yangmengacu
pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembagaeksekutif,
legislatif dan yudikatif.

a. Politik luar negeri

1. Menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan berorientasi
padakepentingan nasional, menitikberatkan pada solidaritas antar negara berkembang,
mendukung perjuangan kemerdekaan bangsabangsa, menolak penjajahan dalam segala bentuk,
serta meningkatkan kemandirian bangsa dan kerja sama internasional bagikesejahteraan rakyat.

2. Dalam melakukan perjanjian dan kerja sama internasional yang menyangkutkepentingan dan
hajat hidup orang banyak harus dengan persetujuan lembaga perwakilanrakyat.

3. Meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri maupun melakukan diplomasi pro-aktif
dalam segala bidang untuk membangun citra positif Indonesia di duniainternasional,
memberikan perlindungan dan pembelaan terhadap warga negara dankepentingan Indonesia serta
memanfaatkan setiap peluang positif bagi kepentingannasional.

b. Penyelenggara negara

1. Membersihkan penyelenggara negara dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotismedengan


memberikan sanksi seberatberatnya sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku,
meningkatkan efektivitas pengawasan internal dan fungsional serta pengawasanmasyarakat
dengan mengembangkan etik dan moral.

2. Meningkatkan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki kesejahteraan


dankeprofesionalan serta memberlakukan sistem karier berdasarkan prestasi dengan
prinsipmemberikan penghargaan dan sanksi.

3. Melakukan pemeriksaan terhadap kekayaan pejabat dan pejabat pemerintahan sebelumdan


sesudah memangku jabatan dengan tetap menjunjung tinggi hak hukum dan hak asasimanusia.

c. Komunikasi, informasi, dan media massa

1. Meningkatkan pemanfaatan peran komunikasi melalui media massa modern dan


mediatradisional untuk mempercerdas kehidupan bangsa memperkukuh persatuan dankesatuan,
membentuk kepribadian bangsa, serta mengupayakan keamanan hak penggunasarana dan
prasarana informasi dan komunikasi.

2. Meningkatkan kualitas komunikasi di berbagai bidang melalui penguasaan dan penerapan


teknologi informasi dan komunikasi guna memperkuat daya saing bangsadalam menghadapi
tantangan global.

3. Meningkatkan peran pers yang bebas sejalan dengan peningkatan kualitas dankesejahteran
insan pers agar profesional, berintegritas, dan menjunjung tinggi etika pers,supremasi hukum,
serta hak asasi manusia.

d. Agama

1. Memantapkan fungsi, peran dan kedudukan agama sebagai landasan moral, spiritual,dan etika
dalam penyelenggaraan negara serta mengupayakan agar segala peraturan perundangundangan
tidak bertentangan dengan moral agama.

2. Meningkatkan kualitas pendidikan agama melalui penyempurnaan sistem pendidikanagama


sehingga lebih terpadu dan integral sehingga sistem pendidikan nasional dengandidukung oleh
sarana dan prasarana yang memadai.

3. Meningkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama sehinggatercipta


suasana yang harmonis dan saling menghormati dalam semangat kemajemukanmelalui dialog
antar umat beragama dan pelaksanaan pendidikan beragama secara deskriptif yang tidak
dogmatis untuk tingkat Perguruan Tinggi.

e. Pendidikan

1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu


bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya nilainilai universal termasuk kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam rangka mendukung terpeliharanyakerukunan hidup
bermasyarakat dan membangun peradaban bangsa.
2. Merumuskan nilainilai kebudayaan Indonesia, sehingga mampu memberikan rujukansistem
nilai terhadap totalitas perilaku kehidupan ekonomi, politik, hukum dan kegiatankebudayaan
dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional dan peningkatan kualitas berbudaya
masyarakat.

3. Mengembangkan sikap kritis terhadap nilainilai budaya dalam rangka memilahmilahnilai


budaya yang kondusif dan serasi untuk menghadapi tantangan pembangunan bangsadi masa
depan.

- Kedudukan dan Peranan Perempuan.

1.Meningkatkan kedudukan dan peranan perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
melalui kebijakan nasional yang diemban oleh lembaga yang mampumemperjuangkan
terwujudnya kesetaraan keadilan gender.

2.Meningkatkan kualitas peran dan kemandirian organisasi perempuan dengan


tetapmempertahankan nilai persatuan dan kesatuan serta nilai historis perjuangan kaum
perempuan, dalam rangka melanjutkan usaha pemberdayaan perempuan sertakesejahteraan
keluarga dan masyarakat.

-Pemuda dan Olahraga

1. Menumbuhkan budaya olahraga guna meningkatkan kualitas manusia Indonesiasehingga


memiliki tingkat kesehatan dan kebugaran yang cukup, yang harus dimulaisejak usia dini melalui
pendidikan olah raga di sekolah dan masyarakat.

2. Meningkatkan usaha pembibitan dan pembinaan olahraga prestasi harus dilakukansecara


sistematis dan komprehensif melalui lembagalembaga pendidikan sebagai pusat pembinaan di
bawah koordinasi masingmasing organisasi olahraga termasuk organisasi penyandang cacat
bersama-sama dengan masyarakat demi tercapainya sasaran yangmembanggakan di tingkat
internasional.

3. Mengembangkan iklim yang kondusif bagi generasi muda dalam mengaktualisasikansegenap


potensi, bakat, dan minat dengan memberikan kesempatan dan kebebasanmengorganisasikan
dirinya secara bebas dan merdeka sebagai wahana pendewasaanuntuk menjadi pemimpin bangsa
yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, patriotis,demokratis, mandiri dan tanggap terhadap
aspirasi rakyat.Pembangunan Daerah.

Secara umum Pembangunan Daerah adalah sebagai berikut :

1. Mengembangkan otonomi daerah secara luas, nyata dan bertanggung jawab dalamrangka
pemberdayaan masyarakat, lembaga ekonomi, lembaga politik, lembaga hukum,lembaga
keagamaan, lembaga adat dan lembaga swadaya masyarakat, serta seluruhmasayrakat dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Melakukan pengkajian tentang berlakunya otonomi daerah bagi daerah propinsi,daerah
kabupaten, daerah kota dan desa.

3. Mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang efektif dan kuat denganmemberdayakan


pelaku dan potensi ekonomi daerah serta memperhatikan penataanruang, baik fisik maupun
sosial sehingga terjadi pemerataan pertumbuhan ekonomisejalan dengan pelaksanaan ekonomi
daerah.

Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup.

1. Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat bagi
peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi.

2. Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup


denganmelakukan konservasi, rehabilitasi, dan penghematan penggunaan, dengan
menerapkanteknologi ramah lingkungan.

3. Mendelegasikan secara bertahap wewenang pemerintah pusat kepada pemerintahdaerah dalam


pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam secara selektif dan pemeliharaan lingkungan
sehingga kualitas ekosistem tetap terjaga, yang diatur denganundangundang.

> Implementasi di bidang pertahanan dan keamanan.

1. Menata Tentara Nasional Indonesia sesuai paradigma baru secara konsisten


melaluireposisi, redefinisi, dan reaktualisasi peran Tentara Nasional Indonesia sebagai alatnegara
untuk melindungi, memelihara dan mempertahankan keutuhan Negara KesatuanRepublik
Indonesia terhadap ancaman dari luar dan dalam negeri, dengan menjunjungtinggi hak asasi
manusia dan memberikan darma baktinya dalam membantumenyelenggarakan pembangunan.

2. Mengembangkan kemampuan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta yang


bertumpu pada kekuatan rakyat dengan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian NegaraRepuiblik
Indonesia sebagai kekuatan utama didukung komponen lainnya dari kekuatan pertahanan dan
keamanan negara dengan meningkatkan kesadaran bela negara melaluiwajib latih dan
membangun kondisi juang, serta mewujudkan kebersamaan Tentara Nasional Indonesia,
Kepolisian Negara Republik Indonesia dan rakyat.

3. Meningkatkan kualitas keprofesionalan Tentara Nasional Indonesia, meningkatkan


rasio kekuatan komponen utama serta mengembangkan kekuatan pertahanan keamanannegara ke
wilayah yang di dukung dengan sarana, prasarana, dan anggaran yang memadai.

Polstranas pada Awal Reformasi


Polstranas pada awal reformasi berwujud formal dari ketetapan Sidang Istimewa MPR bulan

November 1998, yang digunakan sampai Sidang Umum MPR hasil Pemilu tahun 1999.
Kemudian MPR hasil pemilu tahun 1999 melalui sidang umumnya telah menetapkan GBHN
untuk perode tahun 1999 tahun 2004, dimana polstranas tersebut menjadi arah
penyelenggaraan negara yang bertujuan menwujudkan kehidupan yang demokratis, berkeadilan
sosial, melindungi HAM, menegakkan supremasi hukum, menuju masyarakat yang beradab,
berakhlak mulia, mandiri, bebas, maju dan sejahtera untuk masa lima tahun ke depan.
Berdasarkan analisa Polstranas tahun 1998 dan tahun 1999 (sesuai masa pemerintahan masing-
masing), diketahui bahwa istilah wawasan nusantara dan ketahanan nasional tidak ditemukan
secara khusus dalam kedua GBHN tersebut, walaupun pada GBHN tahun 1999, ditemukan
istilah wawasan, wawasan kelautan (Bab I Pendahuluan, titik A Dasar Pemikiran), wawasan
kebangsaan (Bab III, titik B, titik 11). Dan ditemukan pula istilah ketahanan pada GBHN tahun
1999, yaitu system ketahanan pangan, ketahanan sosial. Polstranas yang ditetapkan masa
reformasi secara formal tidak berkaitan dengan konsepsi wasantara dan tannas. Oleh sebab itu,
GBHN yang ditetapkan MPR tahun 1999, harus dijabarkan lebih lanjut oleh presiden menjadi
polstra pemerintah bidang ekonomi, social budaya, hukum dan hankam. Berikut ini polstranas
pemerintah berdasarkan GBHN tahun 1999 tahun 2004 :
a. Bidang Politik :

Permasalahan : perampingan kabinet, revisi UU bidang pol, kedaulatan rakyat, pemilu-


SI-SU MPR, pemberdayaan lembaga tinggi dan tertinggi negara, pembebasan Tapol/Napol,
parpol, otoda, wakil TNI/POLRI di DPR.

Kondisi Umum : stabilitas pol semu, kedaulatan rakyat belum sepenuhnya, parmas masih
alami hambatan, lembaga tertinggi & lembaga tinggi masih belum sepenuhnya melaksanakan
fungsi sesuai asasnya, perimbangan keu Pusat dan Daerah, pemaksaan kehendak dengan cara-
cara anarki, kedaulatan rakyat dan hukum,
tekanan masyarakat internasional.

Tujuan : kondisi kehidupan nasional yang berkedaulatan rakyat, partisipasi masyarakat,


stabilitas politik yang dinamis, lembaga perwakilan yang berfungsi sesuai asasnya.

Kebijakan : penegakan kedaulatan rakyat, pemulihan kepercayaan, pengaturan lembaga


kepres, perluasan otoda, pemilu dan SU MPR, pol bebas aktif.
b. Bidang Ekonomi :

Permasalahan : penguatan nilai tukar & pengendalian inflasi, penyehatan lembaga


keuangan, penguatan sektor pertanian, pemenuhan kebutuhan pokok, pemberdayaan UKM,
penggalakan perolehan devisa, pengawasan keuangan dan kekayaan negara, penjadwalan utang
luar negeri, penyelesaian pengangguran /PHK, peningkatan daya beli masyarakat miskin.

Kondisi Umum : konglomerat rentan ekonomi rapuh, ekonomi makro rentan, daya beli
masyarakat rendah, perbankan tak mandiri, utang LN, non resources base industry, kebijakan
sentralistik menguntungkan kelompok pengusaha KKN, pengangguran & PHK.
Tujuan : teratasinya krisis ekonomi, kehidupan ekonomi berorientasi pada demokrasi
ekonomi, lapangan kerja & kesempatan berusaha, dunia usaha, resources base industry.

Kebijakan : percepatan UU persaingan usaha, penyempurnaan UU Bank Sentral,


ketenagakerjaan, usaha kecil, penyehatan system perbankan & pasar modal, penyederhanaan
jalur birokrasi, efisiensi sistem, distribusi, industry resources base, penataan pemilikan lahan,
perluasan lapangan kerja & kesempatan usaha, pemberdayaan lembaga perekonomian
masyarakat, pengembangan kawasan andalan, pemantauan lalin devisa, peningkatan pendapatan
daerah, pemberantasan KKN.
c. Bidang Sosial Budaya :

Permasalahan : pembentukan Jaringan Pengaman Sosial, penanggulangan kesehatan


masyarakat, gizi balita, langkanya obat-obatan, penanggulang anak putus sekolah, etika moral,
budi pekerti, pemantapan kerukunan kehidupan keagamaan.

Kondisi Umum : pengembangan pranata sosial & sikap mental, pemberdayaan mas
hadapi tantangan, moral & etika bertentangan dengan krisis kepercayaan unjuk rasa, kesenjangan
sosial, gejolak sosial, kebringasan sosial, kebijakan DIK belum mantap, kebijakan kesenian
kurang mendukung pengembangan kreatifitas.
Tujuan : kesadaran masyarakat, bersatu semangat optimis, kepentingan nasional utama.

Kebijakan : pembentukan Jaringan Pengaman Sosial, pemberian subsidi pendidikan,


budi pekerti, moral, etika membentuk sumber daya manusia berkualitas, peningkatan aktualitas
keimanan, pendidikan moral & etika di lingkungan keluarga.
d. Bidang Hukum :

Permasalahan : penegakan hukum, perlindungan HAM, perlindungan terhadap tindakan


kekerasan penyiksaan, pelecahan sesual, pemberantasan KKN, peradilan para pelanggar HAM,
pencabutan UU Tindak Pidana Subversi, peradilan para penculik aktivis politik.

Kondisi Umum : sistem hokum nasional belum jamin keadilan & kepastian hukum,
penegakan hukum dipengaruhi kekuasaan, hak uji materiil UU, perundangan yang bertentangan
& tumpang tindih, proses penyusunan Undang-Undang belum cepat & akurat.

Tujuan : siskumnas dan berfungsinya sistem hokum nasional, keadilan- kebenaran-


kepastian hukum, kualitas dan disiplin aparat hukum.

Kebijakan : pelaksanaan HAM didukung kesadaran hukum, pemisahan fungsi &


wewenang aparat hukum, pencabutan UU Tindak Pidana Subversi, penegakan hukum yang adil
& beradab, system hukum nasional & supremasi hukum, pemberantasan KKN, pelaksanaan
peradilan yang tegas & tuntas.
e. Bidang Hankam :
Permasalahan : peran baru ABRI, reaktualisasi dwifungsi TNI/Polri, pemisahan POLRI
dari ABRI.

Kondisi Umum : pengertian yang keliru terhadap hankam, campur tangan lembaga
swadaya masyarakat & pihak asing dalam mengawasi pemerintahan, kinerja TNI, POLRI dan
HAM, sinergi pengembangan hak dan kewajiban warga negara, perjuangan separatis.

Tujuan : kesadaran masalah & sikap bela negara, cinta tanah air, Kamtibnas, fungsi social
politik TNI/Polri mengedepankan demokratis, terbuka tak memihak.

Kebijakan : kinerja TNI dan POLRI, binter, binkamtibnas, swakarssa, kekaryaan dan
fungsi sosial politik TNI/Polri disesuaikan, pelatihan & pengorganisasian linmas, industry
stranas, pemeliharaan kondisi keamanan & rasa aman menjelang PEMILU daan SU MPR.

Kasus Kasus Pelanggaran


Polstranas dibidang hukum : Korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) Tindakan ini telah ada sejak
Indonesia belum merdeka seperti runtuhnya kerajaan Majapahit dikarenakan adanya perang
saudara atau perang Parareg yang memeperebutkan kekuasaan. Korupsi yang ada di Indonesia
sudah menjadi sebuah hal yang seakan hal yang sangat wajar untuk dilakuakn dan terjadi.
Korupsi sudah dilakukan dari segmen terkecilhingga terbesar, dari yang bernilai sangat kecil
sampai pada nilai yang begitu besar dan fantastis. Korupsi telah mengakar dan sistematik di
Indonesia. Korupsi ini sangatlah merugikan banyak orang terutama rakyat. Uang yang
seharusnya digunakan oleh para pemegang kekuasaan akan banyak melakukan koruspi. Mereka
sudah menjadikan kepentingan rakyat sebagai sebuah hal yang prioritas sehingga rakyat tak
memiliki.
Penyebab Korupsi:

1. Persoalan mental Ada orang yang sudah kaya raya, kekayaannya sudah cukup menghidupi
keturunannya 7 turunan tapi masih ketahuan melakuakan korupsi. Yang menjadi persoalan disini
adalah mental, mental orang tersebut disebut sebagai mental koruptor.
2. Kurang kesejahteraan hidup.
3. Kondisi Lingkungan
4. Kondisi sistem
Kasus kasus korupsi yang dilakukan di Indonesia sudah dikategorikan sebagai sebuah hal yang

sangat parah. Sudah terjadi disetiap kehidupan dan menjadi sebuah hal sistemik. Harus ada
sebuah pencerahan untuk dapat menghapus hal ini. Penanganan Korupsi oleh KPK pada tahun
2004-2013 berhasil menangani sebanyak 385 kasus tindak korupsi . Menurut Direktur Penelitian
dan pengembangan KPK, dari 385 kasus yang ditangani KPK tersebut masing masing
melibatkan anggota DPR dan DPRD. Sebanyak 72 kasus ,kepala lembaga kementrian sebanyak 9
kasus.

Ancaman dalam politik strategi nasional


Semua bentuk bahaya yang bersifat negatif terhadap kelangsungan hidup, intregritas dan
identitas suatu bangsa dan negara merupakan suatu ancaman
yang harus segera diatasi. Perwujudan ambisi negara-negara maju yang merupakan cetusan
kepentingan-kepentingan untuk mencapai tujuan tertentu dapat juga dikategorikan sebagai
ancaman terhadap politik strategi nasional apabila diwujudkan salah satunya dalam bentuk
pengambilan sumberdaya alam secara berlebihan. Selain ancaman yang ditimbukan oleh pihak
luar, ada pula ancaman yang ditimbulkan oleh kekuatan-kekuatan didalam yang akibatnya
tidak berbeda misalnya kerusuhan-kerusuhan, pemberontakan bersenjata, ketegangan-
ketegangan sosial lainnya yang merupakan cetusan dari rasa ketidak puasan, frustasi golongan
masyarakat , tindakan rasional, yang kesemuanya merupakan ancaman-ancaman yang dapat
mempengaruhi ketahanan politik strategi nasional dibidang ekonomi yang dapat menimbulkan
ancaman serius.
Wawasan Nusantara
Pengertian Wawasan Nusantara
Menurut Prof.Dr. Wan Usman

Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah air nya
sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.
Menurut Kel. Kerja LEMHANAS 1999

Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya yang beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa dan kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermsyarakat,
berbangsa dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Menurut Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 Tentang GBHN

Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah
dalam menyelenggarakan kehidupan bermsyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai
tujuan nasional.
Dari berbagai pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa Wawasan Nusantara adalah cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan.
Unsur dasar Wawasan Nusantara
Wadah ( contour)

Wadah kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara meliputi seluruh wilayah Indonesia
yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam
budaya.
Isi ( content)
Merupakan aspirasi bagsa yag berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional yang
terdapat dalam pembukaan UUD 1945.
Isi menyangkut dua hal yaitu:

1) Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama dan perwujudannya, pencapaian


cita-cita dan tujuan nasional persatuan.

2) Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek kehidupan
nasional.
Tata laku ( Conduct)
Hasil interasi antara wadah dan isi wawasan nusantara yang terdiri dari:

1) Tata laku batiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari
bangsa Indonesia .

2) Tata laku lahiriah yaitu tercermin dalam tindakan perbuatan dan perilaku dari bangsa
Indonesia.

Kedudukan, fungsi, dan tujuan Wawasan Nusantara


Kedudukan Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan ajaran yang di
yakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam
upaya mencapai dan mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.

Wawasan Nusantara dalam paradigma nasional secara structural dan fungsional mewujudkan
keterkaitan hierarkis piramida dan secara instrumental mendasari kehidupan nasional yang
berdimensi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Fungsi Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu dalam
menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggara
Negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan
bernsyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Menurut Cristine S.T. Kansil, S.H., MH dkk dalam bukunya pendidikan kewrganegaraan
diperguruan tinggi menjelaskan bahwa fungsi wawasan nusantara:
Membentuk dan membina persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Indonesia
Merupakan ajaran dasar nasional yang melandasi kebijakkan dan strategi pembangunan nasional
Tujuan Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasioanalisme yang tinggi disegala aspek kehidupan
rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasioanal dari pada kepentingan
individu, kelompok, golongan, suku bangsa atau daerah (kepentingan individu, kelompok,
golongan, suku bangsa atau daerah tetap dihargai selama tidak bertentangan dengan kepentingan
nasional atau kepentingan masyarakat banyak.

Menurut Cristine S.T. Kansil, S.H., MH dkk dalam bukunya pendidikan kewrganegaraan
diperguruan tinggi menjelaskan bahwa tujuan wawasan nusantara adalah :

Tujuan ke dalam mewujudkan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan nasional yaitu aspek
alamiah dan aspek sosial

Tujuan keluar pada lingkungan bangsa dan Negara yang mengelilingi Indonesia ialah ikut serta
mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia berdasarkan kemerdekaan keadilan sosial dan
perdamaian abadi
Wawasan Nasional Indonesia

Wawasan nasional Indonesia dikembangkan berdasarkan wawasan nasional secara universal


sehingga dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan, geopolitik dan Dasar pemikiran wawasan
nasional yang dipakai Negara Indonesia.
Paham kekuasaan Indonesia

Dalam google www.wilayahperbatasan.com bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi


pancasila menganut paham tentang perang dan damai berdasarkan: bangsa Indonesia cinta
damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan. Maka wawasan nasional bangsa Indonesia tidak
mengembangkan ajaran kekuasaan dan adu kekuatan.
Geopolitik Indonesia
Indonesia menganut paham Negara kepulauan berdasarkan Archipelago concept yaitu laut
sebagai penghubung daratan sehingga wilayah Negara menjadi satu kesatuan yang utuh sebaga
Negara kepulauan.
Dasar pemikiran wawasan nasional Indonesia

Bangsa Indonesia dalam menentukan wawasan nasional mengembangkan dalam kondisi nyata.
Indonesia dibentuk oleh pemahaman kekuasaan dari bangsa Indonesia yang terdiri dari latar
belakang dan kesejarahan Indonesia.

Untuk penjelasan latar belakang filosofi sebagai dasar pemikiran dan pembinaan nasional
Indonesia ditinjau dari:
Pemikiran berdasarkan falsafah pancasila
Wawasan nasional merupakan pancaran dari pancasila oleh kerena itu menghendaki terciptanya
kesatuan dan persatuan dengan tidak menghiangkan cirri,sifat dan karakter dari kebhinekaan
unsur-unsur pembentuk bangsa (suku bangsa,etnis dan golongan).
Pemikiran berdasarkan aspek kewilayahan

Wilayah Indonesia pada saat merdeka masih berdasarkan peraturan tentang wilayah territorial
yang dibuat oleh belanda yaitu territorial Zee en Maritime Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO
1939), dimana lebar laut wilayah/territorial Indonesia adalah 3 mill diukur dari garis air rendah
masing-masing pulau Indonesia.

TZMKO 1939 tidak menjamin kesatuan wilayah Indonesia sebab antara satu pulau dengan pulau
yang lain menjadi terpisah-pisah, sehingga pada 13 desember 1957 pemerintah mengeluarkan
Deklarasi Djuanda yang isinya: segala perairan di sekitar, di antara dan yang menghubungkan
pulau-pulau atau bagian pulau-pulau yang termasuk daratan Negara Republik Indonesia, dengan
tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar daripada wilayah daratan
Negara Republik Indonesia dan dengan demikian merupakan bagian daripada perairan nasional
yang berada di bawah kedaulatan mutlak daripada Negara Republik Indonesia. Lalu-lintas yang
damai diperairan pedalaman ini bagi kapal-kapal asing dijamin selama dan sekedar tidak
bertentangan dengan/mengganggu kedaulatan dan keselamatan negara Indonesia.
Dalam peraturan, yang akhirnya dikenal dengan sebutan Deklarasi Djuanda, disebutkan juga
bahwa batas laut teritorial Indonesia yang sebelumnya tiga mil diperlebar menjadi 12 mil diukur
dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung terluar pada pulau-pulau dari wilayah Negara
Indonesia pada saat air laut surut. Dengan keluarnya pengumuman tersebut, secara otomatis

Ordonantie 1939 tidak berlaku lagi dan wilayah Indonesia menjadi suatu kesatuan antara pulau-
pulau serta laut yang menghubungkan antara pulau-pulau tersebut.
Tujuan deklarasi juanda sebagai berikut:
1) Perwujudan bentuk wilayah Negara kesatuan republic Indonesia yang bulat dan utuh

2) Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia disesuaikan dengan asas Negara


kepulauan

3) Peraturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keselamatan dan keamanan
Negara kesatuan NKRI

Sesuai dengan hukum laut internasional yang telah disepakati oleh PBB tahun 1982 wilayah
perairan laut Indonesia dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
Zona laut territorial

Batas laut territorial adalah garis khayal yang berjarak 12 mil dari garis dasar kearah laut lepas.
Garis dasar adalah garis khayal yang menghubungakan titik-titik dari ujung-ujung pulau terluar.
Zona landas kontinen

Landas kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun morfologis merupakan lanjutan
dari sebuah benua, kedalaman lautnya kurang dari 150 m. Adapun batas landasan kontinen
tersebut diukur dari garis dasar yaitu paling jauh 200 mil laut.
Zona ekonomi eksklusif (ZEE)

Zona ekonomi eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil kearah laut terbuka diukur dari garis
dasar. Pengumuman tentang ZEE dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 21 maret
1980.

Melalui konferensi PBB tentang hukum laut Indonesia ke-3 tahun 1982, pokok-pokok Negara
kepulauan berdasarkan Archipelago Concept Negara Indonesia diakui dan dicantumkan dalam
UNCLOS 1982. Berlakunya UNCLOS 1982 berpengaruh dalam upaya pemanfaatan laut bagi
kepentingan kesejahteraan seperti bertambah luas ZEE dan landas kotinen Indonesia. Perjuangan
tentang kewilayahan dilanjutkan dengan menegakkan kedaulatan dirgantara yaitu wilayah
Indonesia secara vertical terutama dalam memanfaatkan wilayah Geo Stationery Orbit ( GSO ) .

Ruang udara adalah ruang yang terletak di atas ruang daratan dan atau ruang lautan sekitar
wilayah Negara dan melekat pada bumi dimana suatu Negara mempunyai hak yurisdiksi. Ruang
udara, ruang daratan dan ruang lautan merupakan satu kesatuan ruang yang tidak dapat dipisah-
pisahkan.

Pemikiran berdasarkan aspek sosial budaya


Budaya atau kebudayaan secara etimologis adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh kekuatan
budi manusia. Sosial budaya adalah faktor dinamik masyarakat yang terbentuk oleh keseluruhan
pola tingkah laku lahir batin yang memungkinkan hubungan sosial antara anggota anggotanya.
Berdasar ciri dan sifat kebudayaan masyarakat Indonesia sangat hiterogen dan unik sehingga
mengandung potensi konflik yang sangat besar, terlebih kesadaran nasional masyarakat yang
relatif rendah sejalan dengan terbatasnya masyarakat terdidik.

Proses sosial dalam menjaga persatuan nasional sangat membutuhkan kesamaan persepsi/
kesatuan cara pandang diantara segenap masyarakat tentang eksistensi budaya yang sangat
beragam namun memiliki semangat untuk membina kehidupan bersama secara harmonis.

Pemikiran berdasarkan aspek kesejarahan

Perjuangan suatu bangsa dalam meraih cita cita pada umumnya tumbuh dan berkembang
akibat latar belakang sejarah.
Penjajahan disamping menimbulkan penderitaan dan juga menumbuhkan semangat untuk
merdeka yang merupakan awal semangat kebangsaan yang diwadahi Boedi Oetomo (1908 ) dan
sumpah pemuda (1928).

Wawasan nasional Indonesia diwarnai oleh pengalaman sejarah yang menginginkan tidak
terulangnya lagi perpecahan dalam lingkungan bangsa yang akan melemahkan perjuangan dalam
mengisi kemerdekaan untuk mewujudkan cita cita dan tujuan nasional sebagai hasil
kesepakatan bersama agar bangsa Indonesia setara dengan bangsa lain.

Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Indonesia

Sebagai bangsa majemuk yang telah menegara, bangsa Indonesia dalam membina dan
membangun atau menyelenggarakan kehidupan nasionalnya, baik pada aspek politik, ekonomi,
sosisl budaya, maupun hankamnya, selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta
kesatuan wilayah.

Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional indonesia merupakan cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap menghargai serta menghormati
kebinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasinal untuk mencapai tujuan nasional.

Implementasi Wawasan Nusantara

Penerapan Wawasan Nusantara harus tercemin pada pola piker, pola sikap dan pola tindak yang
senantiasa mendahulukan kepentingan Negara.

a) Implementasi dalam kehidupan politik, adalah menciptakan iklim menyelenggaraan


Negara yang sehat dan dinamis,mewujudkan pemerintahan yang kuat ,aspiratif , dipercaya.
b) Implementasi dalam kehidupan Ekonomi , adalah menciptakan tatanan ekonomi yang
benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
secara merata dan adil.

c) Implementasi dalam kehidupan sosial budaya adalah menciptakan sikap batiniah dan
lahirniah yang mengakuai, menerima dan menghormati segala bentuk perbedaan sebagai
kenyataan yang hidup disekitarnya dan merupakan karunia sang pencipta.

d) Implementasi dalam kehidupan pertahanan keamanan,adalah menumpuhkan kesadaran


cinta tanah air dan membentuk sikap bela Negara pada setiap WNI.

Sosialisasi Wawasan Nusantara:


Menurut Sifat /cara penyampaian
Langsung = >ceramah,diskusi,tatap muka
Tidak langsung=>media massa
Menurut metode penyampaian
a) Ketauladanan
b) Edukasi
c) Komunikasi
d) Integrasi

Materi Wasantara disesuaikan dengan tingkat dan macam pendidikan serta lingkungannya
supaya bisa dimengerti dan dipahami.
Tantangan Implementasi Wasantara
1) Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat dalam arti memberikan peranan dalam bentuk aktivitas dan partisipasi
masyarakat untuk mencapai tujuan nasional hanya dapat dilaksanakan oleh Negara-negara maju
dengan Buttom Up Planning,sedang untuk Negara berkembang dengan Top Down Planning
karena adanya keterbatasan kualitas sumber daya manusia, sehingga diperlukan landasan
operasinal berupa GBHN. Kondisi Nasional (Pembangunan) yang tidak merata mengakibatkan
keterbelakangan dan ini merupakan ancaman bagi integritas.
2) Dunia Tanpa Batas
a) Perkembangan IPTEK
Mempengaruhi pola , pola sikap dan pola tindak masyarakat dalam aspek kehidupan.
b) Kenichi Omahe dalam buku Borderless Word dan The End of Nation State menyatakan:
dalam perkembangan masyarakat global,batas-batas wilayah Negara dalam arti geografi dan
politik relatif masih tetap.

Perkembangan Iptek dan perkembangan masyarakat global dikaitkan dengan dunia tanpa batas
dapat merupakan tantangan Wawasan Nusantara , mengingat perkembangan tersebut akan dapat
mempengaruhi masyarakat Indonesia dalam pola pikir , pola sikap dan pola tindak didalam
bermsyarakat , berbangasa dan bernegara.
3) Era Baru Kapitalisme
Sloan dan Zureker
Dalam bukunya Dictionary of Economics menyatakan Kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi
yang didasarkan atas hak milik swasta atas macam-macam barang dan kebebasan individu untuk
mengadakan perjanjian dengan pihak lain dan untuk berkecimpung dalam aktivitas-aktivitas
ekonomi yang dipilihnya sendiri berdasarkan kepentingan sendiri serta untuk mencapai laba
guna diri sendiri.
Lester Thurow
Dalam bukunya The Future of Capitalism menyatakan : untuk dapat bertahan dalam era baru
kapitalisme harus membuat strategi baru yaitu keseimbangan (balance) antara paham individu
dan paham sosialis.
4) KesadaranWarga Negara
Pandangan Indonesia Tentang Hak dan Kewajiban

Manusia Indonesia mempunyai kedudukan , hak dan kewajiban yang sama.Hak dan Kewajiban
dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan.
Kesadaran Bela Negara

Dalam mengisi kemerdekaan perjuangan yang dilakukan adalah perjuangan non fisik untuk
memerangi keterbelakangan, kemiskinan ,kesenjangan social ,memberantas KKN ,menguasai
Iptek , meningkatkan kualitas SDM , transparan dan memelihara persatuan.
BAB IV : PENUTUP

2.1. KESIMPULAN
Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan penganbilan kebijakan untuk
mencapai suatu cita-cita dan tujuan nasional. Strategi nasional adalah cara melaksanakan
politik nasional dalam usaha pencapaian sasaran dan tujuan politik nasional. Jadi berdasarkan
pengertian keduanya politik dan stategi nasional sangat bermanfaat untuk mengantisipasi
perkembangan globalisasi kehidupan dan perdagangan bebas yang akan dihadapi bangsa
kita.
Dalam bidang ekonomi diimplementasikan dalam bentuk: Mengembangkan sistem ekonomi
kerakyatan yang bertumpuh pada mekanisme pasar yang adil berdasarkan prinsip persingan
sehat, Mengembangkan persingan yang sehat dan adil serta menghindari terjadinya struktur
pasar monopilistik dan berbagai pasar distortif, Mengupayakan kehidupan yang layak
berdasarkan kemanusian yang adil bagi masyarakat, mengembangkan perekonomian yang
berorientasi global, Melakukan berbagai upaya terpadu untuk mempercepat proses kemiskinan
dan mengurangi pengganguran.

2.2. USUL DAN SARAN


Strategi memberantas korupsi:

1. Strategi Preventif Kasus dibuat dan dilaksanakan dengan diarahkan pada hal hal yang menjadi
penyebab timbulnya korupsi. Setiap penyebab yang terindikasi harus dibuat preventifnya,
sehingga dapat meminimalkan peluang untuk melakukan korupsi dan upaya ini melibatkan
banyak pihak dalam pelaksanaannya agar dapat berhasil dan mampu mencegah adanya korupsi.

2. Strategi Represif Harus dibuat dan dilaksanakan terutama dengan diarahkan untuk
memberikan sanksi hukum yang setimpal secara tepat dan cepat kepada pihak pihak yang terlibat
dalam korupsi. Dengan dasar pemikiran ini proses penanganan korupsi sejak dari tahap
penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan sampai dengan peradilan perlu dikaji untuk dapat
disempurnakan disegala aspeknya. Sehingga dapat dilakukan secara cepat dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA

http://snezanayofanda.blogspot.com/2013/06/politik-dan-strategi-nasional-polstranas.html

http://intanjulianaa.wordpress.com/2013/05/28/kegiatan-yang-meruoakan-implementasu-polstranas-
politik-strategi-nasional/

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/pendidikan-kewarganegaraan-politik-dan-strategi-
nasional/

http://theresiaaaw.blogspot.com/2013/05/makalah-pendidikan-kewarganegaraan-4.html

http://dewiayusaraswati.blogspot.com/2012/05/politik-strategi-nasional.html?m=1

http://rifaidhita.blogspot.in/2010/07/3-jelaskan-dengan-contoh-polstranas-pada.html?m=1

http://bebekterbang115.blospot.com/2014/04/implementasi-polstranas-pada-masa-
orde_6773.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai