Anda di halaman 1dari 29

POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

(UNTUK MEMENUHI TUGAS KEWARGANEGARAAN


Dosen : Dra. Hermina Manihuruk, MM.

Disusun Oleh :
Syavah Chiesa (1710411008)

Salam Rahmad (1710411075)

Karlina Octaviani (1710411082)

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kami
kesempatan, untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini membahas tentang Politik
dan Strategi Nasional
Makalah ini berguna bagi pembaca untuk media pembelajaran baik formal
maupun non formal sebagai penyusun kami akui banyak kekurangan pada makalah ini,
untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan agar dalam penyusunan
makalah berikutnya bisa lebih baik.

Jakarta, 26 April 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berkedaulatan dan merdeka. Bangsa
yang merdeka tentunya akan mengatur urusan dalam negerinya sendiri. Sejak peristiwa
proklamasi di tahun 1945, terjadi perubahan yang sangat mendasar dari negara
Indonesia, terutama tentang kedaulatan dan sistem pemerintahan dan politik.

Pada awal masa kemerdekaan, kondisi politik Indonesia belum sepenuhnya baik.
Kondisi indonesia masih morat-marit dan tidak stabil. Namun, setelah beberapa tahun
berlalu kondisi internal Indonesia sudah mulai teratur dan membaik. Selangkah demi
selangkah Indonesia mulai membenahi dan mengatur sistem pemerintahannya sendiri.
Pada saat terjadi perang dingin antara Uni Soviet dan Amerika Serikat, banyak
negara yang terpengaruh oleh kedigdayaan kedua negara tersebut. Kedua negara
tersebut saling berlomba ntuk menunjukkan kepada dunia siapa yang lebih hebat.
Untuk melancarkan usaha mereka tersebut, mereka banyak meletakkan pengaruh di
beberapa negara dunia sehingga negara-negara tersebut akan mendukung usaha dan
tindak tanduk mereka.
Mereka saling berlomba dalam segala hal, mereka berlomba untuk
mendapatkan simpati dan empati serta bantuan dari negara-negara di dunia. Oleh
karenanya banyak negara-negara di dunia yang menjadi pengikut mereka. Pada saat itu
dunia di bagi dalam dua kelompok, blok barat dan blok timur. Akan tetapi, bangsa
Indonesia tidak terpengaruh oleh keadaan yang terjadi. Indonesia dan beberapa negara
lainnya berkoordinasi dan membentuk sebuah kelompok yang tidak memihak salah
satu dari kedua blok tersebut, kelompok tersebut dikenal dengan gerakan negara-negara
non-blok Pada saat itu Indonesia menganut politik bebas aktif yang berarti tidak terikat
dengan salah satu kelompok yang ada pada saat itu, dan aktif yang berarti aktif dalam
menjaga perdamaian dunia dan mengembangkan kerja sama antar negara-negara di
dunia di segala bidang. Selain itu Indonesia juga menetapkan strategi nasional untuk
mengembangkan negara dan menjaga keutuhan negara.
Saat ini banyak pemuda Indonesia yang tidak mengerti akan makna politik
bebas aktif yang di anut oleh Indonesia, dan tidak sedikit di antara mereka yang salah
mengartikan makna politik bebas aktif tersebut. Oleh karena itu, kiranya kami perlu
untuk membahas tentang politik dan strategi bangsa Indonesia. Kami akan coba untuk
membahas hal tersebut dalam makalah kami yang berjudul “Politik Dan Strategi
Nasional”.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui implementasi politik dan strategi nasional di bidang
sosial budaya;
2. Untuk mengetahui implementasi politik dan strategi nasional di bidang pertahanan
dan keamanan;
3. Untuk mengetahui bagaimana kaidah pelaksanaan politik dan strategi nasional;
4. Untuk mengetahui bagaimana keberhasilan politik dan strategi nasional Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Untuk mengkaji dan mengulas tentang Politik dan Strategi Nasional, maka
diperlukan subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penyusun
membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1.2.1
1.2.2

1.3 Maksud dan Tujuan

Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas politik dan
strategi nasional dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL
2.1 Pengertian Politik, Strategi, dan Poltranas

1. Pengetian Politik
Kata ”politik” secara etimologis berasal dari bahasa Yunani politeia, yang akar
katanya adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu negara dan
teia, berarti urusan. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai
kepentingan umum warga negara satuan bangsa. Politik merupakan suatu rangkaian
asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu yang di kehendaki.
Dalam bahasa Inggris, politics adalah suatu rangkaian asas (prisip), keadaan,
cara dan alat yang digunakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu. Sedangkan
policy, yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai kebijaksanana, adalah
pertimbangan-pertimbangan yang di anggap dapat menjamin terlaksananya suatu
usaha, cita-cita atau tujuan yang di kehendaki.
Dengan demikian, politik membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan negara,
kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan (policy), dan distribusi atau alokasi
sumber daya.

2. Pengertian Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang diartikan sebagai “the art of the
general” atau seni seseorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan.
Karl von Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan
tentang penggunaan tempuran untuk memenangkan peperangan.
Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk mencapai kemenangan atau
pencapaian tujuan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan
mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi, sosial-budaya dan hankam)
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Politik dan Strategi Nasional


Politik nasional diartikan sebagai kebijakan umum dan pengambilan kebijakan
untuk mencapai tujuan suatu cita-cita dan tujuan nasional. Dengan demikian definisi
politik nasional adalah asas, haluan, usaha serta kebijakan negara tentang pembinaan
(perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian) serta penggunaan
kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional. Jadi, strategi nasional adalah cara
melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan
oleh politik nasional.

2.2 Dasar Pemikiran Penyusunan Politik dan Strategi Nasional


Penyusunan politik dan strategi nasional harus memahami pokok-pokok pikiran
yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandasan ideologi
pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional. Landasan
pemikiran dalam sistem manajemen nasional ini sangat penting sebagai kerangka
acuan dalam penyusunan politik dan strategi nasional, karena di dalamnya terkandung
dasar negara, cita-cita nasional, dan konsep strategi bangsa Indonesia.

2.3 Penyusunan Politik dan Stategi Nasional


Sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat yang mengatakan bahwa jajaran
pemerintah dan lembaga-lembaga tersebut dalam UUD 1945 merupakan
“suprastruktur politik”. Lembaga-lembaga tersebut adalah Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Presiden, Dewan Pertimbangan
Agung (DPA), Badan Pemeriksa Keuangan ( BPK) dan MA. Sedangkan badan-badan
yang ada dalam masyarakat disebut sebagai “infrastruktur politik”, yang mencakup
pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik, organisasi
kemasyarakatan, media massa, ke;lompok kepentingan (interest group), dan kelompok
penekan (pressure group).Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja
sama dan memiliki kekuatan yang seimbang.
Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastuktur politik
di atur oleh presiden/mandataris MPR.Dalam melaksanakan tugas ini presiden dibantu
oleh berbagai lembaga tinggi negara lainnya serta dewan-dewan yang merupakan
badan koordinasi, seperti dewan stabilitas ekonomi nasional, Dewan Pertahanan
Keamanan Nasional, Dewan Tenaga Atom, Dewan Penerbangan Antariksa Nasional
RI, Dewan Maritim, Dewan Otonomi Daerah, dan Dewan Stabilitas Politik dan
Keamanan.
Proses politik dan strategi nasional pada infrastruktur politik merupakan sasaran yang
akan dicapai oleh rakyat indonesia. Sesuai dengan kebijakan politik nasional,
penyelenggaraan negara harus mengambil langkah-langkah pembinaan terhadap
semua lapisan masyarakat dengan mencantumkan sasaran sektoralnya.
Pandangan masyarakat terhadap kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, maupun
bidang Hankam akan selalu berkembang karena:
a. Semakin tingginya kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Semakin terbukanya akal dan pikiran untuk memperjuangkan haknya.
c. Semakin meningkatnya kemampuan untuk menentukan pilihan dalam pemenuhan
kebutuhan hidup.
d. Semakin meningkatnya kemampuan untuk mengatasi persoalan seiring dengan
semakin tingginya tingkat pendidikan yang ditunjang oleh kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
e. Semakin kritis dan terbukannya masyarakat terhadap ide baru.

2.4 Stratifikasi Politik Nasional


Stratifikasi politik (kebijakan) nasional dalam Negara Republik Indonesia
adalah sebagai berikut:
1. Tingkat Penentu Kebijakan Puncak
a. Tingkat kebijakan puncak meliputi kebijakan tertinggi yang menyeluruh secara
nasional dan mencakup: penentuan Undang-undang Dasar, penggarisan masalah
makropolitik bangsa dan negara untuk merumuskan idaman nasional (national goals)
berdasarkan falsafah pancasila dan UUD 1945.
b. Dalam hal dan keadaan yang menyangkut kekuasaan kepala negara seperti yang
tercantum pada pasal 10 s.d 15 UUD 1945, tingkat penentuan kebijakan puncak ini
juga mencakup kewenangan presiden sebagai kepala negara.
2. Tingkat Kebijakan Umum
Tingkat kebijakan umum merupakan tingkat kebijakan dibawah tingkat
kebijakan puncak, yang lingkupnya juga menyeluruh nasional dan berupa penggarisan
mengenai masalah-masalah makro strategis guna mencapai idaman nasional dalam
situasi dan kondisi tertentu. Hasil-hasilnya yang dapat berbentuk:
a. Undang-undang yang kekuasaan pembuatannya terletak di tangan presiden dengan
persetujuan DPR (UUD 1945, pasal 5 ayat (1) atau peraturan pemerintah pengganti
undang-undang (Perpu) dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa).
b. Peraturan pemerintah untuk mengatur pelaksanaan undang-undang yang wewenag
penerbitannya berada ditangan presiden (UUD 1945 pasal 5 ayat (2).
c. Keputusan atau instuksi presiden,yang berisi kebijakan-kebijakan penyelenggaraan
pemerintah yang wewenang pengeluarannya berada di tangan presiden dalam rangka
pelaksanaan kebijakan nasional dan perundang-undangan yang berlaku (UUD 1945,
pasal 4 ayat (1).
d. Dalam keadaan-keadaan tertentu dapat pula di keluarkan Makhlumat Presiden.

3. Tingkat Penentu Kebijakan khusus


Kebijakan khusus adalah penggarisan terhadap suatu bidang utama (major area)
pemerintahan.Kebijakan ini adalah penjabaran kebijakan umum guna merumuskan
strategi, administrasi, sistem, dan prosedur dalam bidang utama tersebut.

4. Tingkat Penentu Teknis


Kebijakan teknis meliputi penggarisan dalam satu sektor dari bidang utama di
atas dalam bentuk prosedur serta teknik mengimplementasikan rencana, program, dan
kegiatan.

5. Dua Macam Kekuasaan dalam Pembuatan Aturan di Daerah


a. Wewenang penentu pelaksanaan kebijakan pemerintah pusat di daerah terletak di
tangan gubernur dalam kedudukannya sebagai wakil pemerintah pusat di daerah
yuridiksinya masing-masing.
b. Kepala Daerah berwenang mengeluarkan kebijakan pemerintah daerah dengan
persetujuan DPRD.Perumusan hasil kebijakan tersebut di terbitkan sebagai kebijakan
daerah dalam bentuk peraturan daerah tingkat 1, atau 2, keputusan dan instruksinya
kepala daerah tingkat 1, atau 2.

2.5 Otonomi Daerah


Undang-undang No.22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah yang merupakan salah
satu wujud politik dan strategi nasional secara teoritis telah memberikan dua bentuk
otonomi kepada dua daerah yaitu otonomi terbatas bagi daerah propinsi dan otonomi
luas bagi daerah kabupaten/kota.
Perbedaan antara undang-undang yang lama dan yang baru ialah:
1. Undang-undang yang lama, titik pandang kewenangannya dimulai dari
pusat (Central government looking)

2. Undang-undang yang baru, titik pandang kewenangannya dimulai dari daerah (Local
government looking). Undang-undang No.22 tahun 1999 tentang otonomi daerah
sesuai dengan tuntunan reformasi yang mengharapkan adanya pemerataan
pembangunan dan hasil hasilnya untuk semua daerah, yang pada gilirannya diharapkan
dapat mewujudkan masyarakat madani

2.6 Kewenangan Daerah


1. Kewenangan bidang lain, sebagai mana dimaksud poin ( 1 ), meliputi kebijakan
tentang perancanaan nasional dan pengadilan pembangunan nasional secara makro,
dana perimbangan keuangan, sistem administrasi negara dan lembaga perekonmian
negara, pembinanaan serata pemberdayaan sumber daya manusia, pemberdayaan daya
alam, teknoinggi yang strategis, konservasi, dan standarisasi nasional.
2. Dengan berlakunya UU No.22 tahun 1999 tentang otonomi daerah, daerah
mempunnyai mempunyai kewenangan yang lebih luas dibandingkan ketika UU No.5
tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di Daerah dan UU No.5 tahun 1979
tentang pemerintahan Desa masih berlaku. Berdasarkan UU No. 22 tahun 1999
kewenangan daerah mencakup mencakup seluruh kewenangan bidang pemerintahan,
kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan,
peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain.

3. Bentuk dan Susunan pemerintahan daerah

a. DPRD sebagai badan Legislatif Daerah ah sebagai dan pemerintahan daerah sebagai
eksekutif daerah dibentuk di daerah.

b. DPRD Sebagai lembaga perwakilan rakyat di daerah merupakan wahana


untuk melaksanakan demokrasi berdasarkan pancasila.

DPRD mempunnyai tugas dan wewenang yaitu:


v Memilih gubernur/wakil gubernur , Bupati/Wakil Bupati dan Wali Kota/Wakil Wali
Kota.

v Memilih anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat dari utusan daerah.

v Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian gubernur/wakil Gubernur,


Bupati/Wakil Bupati,Walikota/ Wakil Wali Kota.

v Membentuk peraturan daerah bersama Gubernur, Bupati dan Wali Kota.

v Menetapkan anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah bersama Gubernur, Bupati, dan
Wali Kota.

v Mengawasi pelaksanaan peraturan daerah, pelaksanaan keputusan Gubernur, Bupati,


dan Wali Kota, pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, kebijakan
daerah, dan dan pelaksanaan kerjasama internasional, di daerah. Memberikan
pendapatan dan pertimbangan kepada pemerintah atas rencana perjanjian internasional
yang mennyangkut kepentingan daerah. Menampung dan menindak lanjuti aspirasi
daerah dan masyarakat.

2.7 Implementasi Politik dan Strategi Nasional yang Mencakup Bidang-bidang


Pembangunan Nasional
1. Visi dan Misi GBHN 1999-2004
Visi politik dan strategis nasional yang tercantum dalam GBHN adalah terwujudnya
masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju, dan
sejahterah dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk mewujudkan visi bangsa Indonesia pada masa depan ditetapkan 12 misi berikut;
1. Pengamalan pancasila secara konsisten dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.

2. Penekanan kedaulatan rakyat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa,


dan bernegara.

3. Meningkatkan pengalaman ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari untuk


mewujudkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

4. Penjaminan kondisi aman, damai, tertib dan ketentraman masyarakat.

5. Perwujudan sistem hukum nasional, yang menjamin tegaknya supremesi hukum dan
hak asasi manusia berdasarkan keadilan dan kebenaran.

6. Perwujudan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, dinamis, kreatif, dan


berdaya tahan terhadap pengaruh Globalisasi.

7. Pemberdayaan masyarakant dan seluruh kekuatan ekonomi nasional, terutama


pengusaha kecil, menengah, dan koperasi, melalui pengembangan sitem ekonomi
kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar yang berbasis pada sumberdaya
alam dan sumber daya manusia, yang produktif mandiri , maju, berdaya saing,
berwaawsan lingkungan, dan berkelanjutan.

8. Pewujudan otonomi daerah dalam rangka pembangunan daerah dan pemerataan


pertumbuhan dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

9. Pewujudan kesejahteraan rakyat yang ditandai oleh meningkatnya kualitas kehidupan


yang layak dan bermartabat serta memberi perhatian utama pada tercukupnya
dasar yaitu pangan, sandang, papan, kesejahteraan, pendidikan, dan lapangan kerja.

10. Perwujudan aparatur negara yang berpungsi melayani masyarakat, berdaya guna,
produktif, transparan, bebas dari korupsi, kolusi, nepotisme.

11. Perwujudan dan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokrasi, bermutu,
kreatif, inovasi, bewawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin, bertanggung jawab,
terampil serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka
mengembangkan kualitas manusia indonesia.

12. Perwujudan politik luar negeri yang berdaulat, bermartabat, bebas dan proaktif bagi
kepentingan nasional dalam menghadapi perkembangan Global.

2. Implementasi Poltansas di Bidang Hukum


1. Membangun budaya hukum semua lapisan masyarakat demi terciptanya kesadaran
dan kepatuhan hukum dalam kerangka supremasi hukum dan tegak nya negara hukum.

2. Menata sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu dengan mengakui dan
menghormati hukum agama dan hukum adat serta memberbaharuiperundang-
undangan warisan kolonian dan hukum nasional yang deskriminatif, termasuk
ketidakadilan gender yang tidak sesuai dengan tuntunan reformasi, melaui program
legislasi.

3. Menegakan hukum secara konsisten untuk lebih menjamin kepastian hukum, keadilan,
kebenaran, dan supremasi hukum serta menghargai hak asasi manusia.
4. Melanjutkan ratifikasi konveksi internasional dalam bentuk undang-undang, terutama
yang berkaitan dengan hak asasi manusia, sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan
bangsa.

5. Meningkatkan intergrasi moral dan profesionalitas aparat penegak hukum, termasuk


kepolisian Negara Republik Indonesia, melalui peningkatan kesejahteraan, dukungan
sarana dan prasarana hukum, pendidikan, serta pengawasan yang efektif untuk
menumbuk kepercayaan masyarakat.

6. Mewujudkan lembaga peradilan yang mandiri dan bebas dari pengaruh penguasa dan
pihak manapun.

7. Mengembangkan peraturan perundang-undangan yang mendukung kegiatan


perekonomian dalam menghadapi era perdagangan bebas tanpa merugikan
kepentingan nasional.

8. Menyelengarakan proses pengadilan secara cepat, mudah, murah, dan terbuka, serta
bebas korupsi, kolusi dan nepotisme dengan tetap menjunjung tinggi asas keadilan dan
kebenaran.

9. Meningkatkan pemahaman dan penyadaran, serta meningkatkan perlindungan,


penghormatan, dan penegak hak asasi manusia dalam seluruh aspek kehidupan.

10. Menyelelsaikan berbagai proses peradilan terhadap pelanggaran hukum dan hak asasi
manusia yang belum ditangani secara tuntas.

3. Implementasi Polstranas di Bidang Ekonomi


1. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar
yang adil berdasarkan prinsip persaingan sehat.

2. Mengembangkan persaingan yang sehat dan adil serta menghindar terjadinya struktur
pasar monopolistik dan berbagai struktur pasar distirtif yang merugikan masyarakat.
3. Mengoptimalkan peran pemerintah dalam mengoreksi ketik sempurnaan pasar dengan
menghilangkan seluruh hambatan yang mengganggu mekanisme pasar melalui,
layanan publik, subsidi dan insentif yang yang dilakukan secara transparan dan diatur
oleh undang-undang.

4. Mengupayakan kehidupan yang layak berdasarkan kemanusiaan yang adil bagi


masyarakat, terutama bagi fakir miskin dan anak-anak terlantar dengan
mengembangkan sistem dan jaminan sosial melalui program pemerintah.

5. Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai dengan kemajuan


teknologi melalui pembentukan keunggulan komperataif sebagai negara maritim dan
agraris.

6. Mengelola kebijakan Makro dan Mikro ekonomi secara terkoordinasi dan sinegis guna
guna menentukan tingkat suku bunga yang wajar, dan tingkat inflasi yang terkendali
serta tingkat kurs ruoiah yang stabil dan realistis.

7. Mengembangkan kebijakan fiskal dengan memperhatikan prinsip trasparansi,


kedisiplinan keadilan, efesien, efektifitas untuk menambah penerimaan negara, dengan
mengurangi ketergantungan dana dari luar negeri.

8. Mengembangkan pasar modal yang sehat, trasparan, efesien dan meningkatkan


penerapan peraturan perundang-undangan sesuai dengan standar internasional dan
melalui pengawasan lembaga independen.

9. Mengoptimalkan pengguna pinjaman luar negeri pemerintah untuk kegiatan ekonomi


produktif yang dilakukan secara trasparan, efektif dan efisien.

10. Mengembangkan kebijakan kebijakan industri perdagangan dan investasi dalam


rangka meningkatkan daya saing global dengan membuka askes kesempatan kerja
dengan menghapus segala bentuk perlakuan diskriminatif dan hambatan.
11. Memperdayakan pengusaha kecil, menengah, dan koperasi agar lebih efisien,
produktif dan berdaya saing dengan menciptakan iklim berusaha yang kondusif dan
peluang usaha yang seluas-luasnya.

12. Menata secara efisien, trasparan, profesional, Badan Usaha Milik Negara terutama
yang berkaitan dengan kepentingan umum dan bergerak dalam penyedian fasilitas
publik, industri ketahanan dan keamanan, pengelola aset strategis, dan kegiatan usaha
lainnya yang tidak dilakukan oleh swasta dan koperasi.

13. Mengembangkan hubungan kemitraan yang salimg menunjang dan menguntungkan


antara koperasi, swasta, dan badan usaha milik negara.

14. Mengembangakan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman budaya
bahan pangan, kelembagaan dan budaya lokal dalam rangka menjamin tersedianya
pangan dan nutrisi dalam jumlah dan mutu yang dibutuhkan pada tingkat harga yang
terjangkau.

15. Menigkatkan penyediaan dan pemanfaatan sumber energi dan tenaga listrik yang
relatif murah, ramah lingkungan dan berkelanjutan yang penelolaannya diatur oleh
undang-undang.

16. Mengembangkan kebijakan pertahanan untuk meningkatkan penggunaan tanah secara


adil, trasparan, dan produktif dengan mengutamakan hak-hak rakyat setempat,
berdasarkan tata ruang wilayah yang serasi dan seimbang.

17. Meningkatan pembangunan dan memelihara sarana dan prasarana publik, termasuk
trasportasi, telekomunokasi, energi dan listrik, serta air bersih guna mendorong
pemerataan pembangunan, melalui kebutuhan masyarakat dengan harga terjangkau,
dan membuka keterisoasian wilayah pedalaman atau terpencil.

18. Mengembangkan ketenagakerjaan secara menyeluruh dan terpadu.


19. Kualitas dan kuantitas tenaga kerja yang dikirim keluar negeri dengan dengan
memperhatikan kompetensi, perlindungan dan pembelaan tenaga yang dikelola terpadu
serta mencegah timbulnya eksploitas tenaga kerja.

20. Meningkatkan penguasaan, pembangunan, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan


teknologi sendiri dalam dunia usaha terutama usaha kecil, menengah, dan koperasi
guna meningkat daya saing produk yang berbasis sumberdaya lokal.

21. Melakukan berbagai upaya terpadu untuk mempercepat proses pengentasan


masyarakat dari kemiskinan dan mengurangi pengangguran yang merupakan dampak
dari krisi ekonomi.

22. Mempercepat penyelamatan dan pemulian krisis ekonomi guna bembangkit sektor ril
terutama pengusaha keci, menengah, koperasi pelalui upaya pengendalian laju inflasi,
stabilitas kurs rupiah pada tingkat yang realistis, suku bunga yang wajar serta
tersedianya likuiditas sesuai dengan kebutuhan.

23. Menyehatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan mengurangi defisit
angaran melalui peningkatan disiplin anggaran, mengurangi subsidi dan pinjaman luar
negeri, secara bertahap, dan meningkatkan penerimaan pajak yang adil dan jujur serta
penghematan pengeluaran.

24. Mempercepat rekapitalisasi sektor perbankan dan restrukturisasi utang swasta secara
trasparan agar perbankan nasional dan pengusaha swasta menjadi sehat, terpercaya,
dan adil dalam melayani masyarakat dan kegiatan ekonomi.

25. Melaksanakam restrukturisasi aset negara, terutama aset yang berasal dari likuidasi
berbankan dan perusahaan dalam rangka meningkatkan efiensi dan produktifitas dan
trasparan.

26. Melakukan renegoisasi dan mempercepat restrukturisasi utang luar negeri bersama
Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, Lembaga Keuangan Internasional lainya,
dan negara donor dengan memperhatikan kemampuan bangsa dan negara.
27. Melakukan neegoisasi dan kerja sama ekonomi bilateral dan multilaeral secara
proaktif dalam rangka meningkatkan volume dan nilai ekspor terutama dari sektor
industri yang berbasis sumber daya alam, serta menarik investasi finansial dan ivestasi
asing langsung tampa merugikan pengusaha nasional.

28. Menyehatkan Badan Usaha Milik Negara/ Badan Usaha Milik Daerah.

4 .Implementasi polstranas dibidang politik


a. Politik Dalam Negeri
1. Memperkuat keberadakan dan kelansunga negara kesatuan republik indoesia yang
bertempu pada kebhinekatunggalikaan.

2. Menyempurnakan undang – undang dasar 1945 sejalan dengan perkembangan


kebutuhan suatu bangsa ,dinamika ,dan ketentuan repormasi dengn tetap memelihara
kesatuan dan persatuan bangsa serta tetap jalan dengan jiwa semangat undang – undang
dasar 1945.

3. Meningkatkan peran majelis permusyawaratan rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat dan


lembaga tinggi lain dengan menegaskan fungsi, wewenang, dan tanggungjawab.

4. Mengembangkan sistem politik nasional yang demokratis dan terbuka


mengembangkan kehidupan kepartaian ang menghormati keberagaman aspirasi
politik.

5. Meningkatkan kemandirian partai terutama dalam memperjungkan aspirasi dan


kepentingan masayarakat srta membanggun fungsi pengawsan yan efektif terhadap
lembaga negara.

6. Menigkatkan pendidikn politik secara intensif dan kompratif kepaa masayarakat untuk
megembangkan budaya politik yang demokartis

7. Memasyarakatan dan menerapkan prinsip persamaan dan antidiskriminasi dalm


kehidupan bermayarakat, berbangsa dan bernegara.
8. Menyelegarakan pemilihan umum yang lebih barkualitas dengan partiisi masyarakat
seluas – luasnya berdsarkan prinsip demokratis.

9. Membangun bangsa dan watak banga dengan menuju bangsa idonia yang maju, bersatu
damai, demokartis sejatra dan lainnya.
10. Menindaklanjuti paradigama baru tentang nasional Indonesia dengan menegaskan
secara konsisten reposi dan redefisi.

b. Politik LuarNegeri
1. Menegasjkan arah politik luar Indonesia yang bebas aktif berorensetasi pada
kepentingan nasional menitikberatkan pada soladaritas antar negara berkembang yang
mendukung negara kamerdekaan.

2. Dalam melakukan perjanjian dan kerja sama internasional yang menyangkut


kepentingan dan hajat orang banyak harus mempersatuan lembaga perwakila rakyat.

3. Meningkatkan kualitas kinerja aparatur luar negeri melakukan depormasi proaktif


dalam segala bidang.

4. Meningkatkan kualitas dipormasi guna mempercepat pemulihan ekonomi dan pem


banguanan melalui kenerja ekonomi regional maupun internasionl.

5. Meningkatkan kesiapan Indonesia dalam segala bidang untuk menghadapi pedagangan


bebas terutama dalam menyonsong pemberilakuan AFTA, APEC, WTO.

6. Memperluas perjanjian ektradisi degan negara sahabat serta mempelancar prosudur


dipolmatik dalam upaya meleksanakan bagian penyelesaia bagipenyelesaian masalah
perkara pidana.

7. Meningkatkan kerja sama dalam segala bidang dengan negara tertangga yang
berbatasan langsung dengan kawasaan ASEAN untuk memelihara kestabilan,
pembanguan dan kesejateraan.

c. Penyelengaran Negara
1. Membersikan penyelenggaran negara dari pratek koropsi, kolusi, dan nipotisme dengan
memberikan sanksi seberat – beratnya sesuai sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku.

2. Memningkatkan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki kesejateraan da


prefesionalise serta memberikaan sitem karier berdasarkan prsntasi dengan prinsip
pemberian.

3. Melakukan pemeriksaan kekayaan pejabat – pejabat pemerintahaan sebelum dan


sesudah memengku abataan dengan tetap menjunjung tinggi hak asasi manusia.

4. Meningkatkan fungsi dan propesionalime birokrasi dalam melayani masyarakat serta


dalam mengelolah kekayaan negara secaa tranparan.

5. Meningkatkan kenerja ksejahteraan pegawai negeri sipil, tentara nasional dan


kepolisian nasioanl republik Indonesia.

d. Komuniasi, Informasi, dan Media Massa


1. Meningkatkan pemenfaatan peranan komunikasi memalu media massa modern dan
tradisional untuk menjelaskan kehidupan bangsa.

2. Meningkatankulitas komonikasi diberbagai bidang melalui pengusaan dan penerapan


teknologi informasi dan komonkasi guna memperkuat dayasaing bangsa menghadapi
tantangan globalisi.

3. Meningkatkan peran pres yang dengan peningkataan kualitas dan sejahteraan isan pres.

4. Membanguan jaringan informasi dan komunikasi antara pusat dan dakerah dan serta
antar dakerah secara imbal balik daam rangka mendukung pembangun nasional.

e. Agama
1. Memantapkan fungsi peranan, kebudayaan agama sebagai landasan moral, spiritual,
dan etika dalam penyelanggaraan negara serta mengupayahkan agar segala peraturan
perundang – undangan.
2. Meningkatka kualitas pendidikan agama melalui penyempurnaan sitem pendidikan
agama.

3. Menigkatkan dan memantapkan kerukunan hidup antar umat beragama untuk


menciptakan suasana harmonis dan saling menghormati.

4. Mempermudahkan umat agama dan menjalankan ibadahnya.

5. Meningkatkan peranan dan fungsi lembaga – lembaga keagaman dalam mengatasi


dampat perubahaan yang trjadi disemua aspek kehidupan.

f. Pendidikan
1. Mengupayahkan perluasaan dan pemeratahan kesempatanmemperolah pendidikan
yang bermutu tinggi.

2. Meningkatkan kemampuan akademis, profesionalme, dan jamiaan kesejahteran bagi


para pendidik.

3. Melakukan pembahruan sistem pendidikan, termasuk pembaruan kurikulum untuk


melayani keagamaan pendidik.

4. Memberdyakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sakolah.

5. Melakukan pembaruan dan pemantapan sistem pendidikan nasional berdasarkan


prinsip desentralisasi otonomi keilmuan.

6. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat


maupun pemerintah da menetkan sitem pendidikan.

7. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secra terata terpaduh
dan menyeluruh.

5. Implemenasi dibidang siosial dan budaya.


a. Kesehatan dan kesejahteran sosial
1. Meningkatka mutu sumber daya manusia dan lngkungan yangsaling mendukung dan
emprolitaskan upaya peningkatan kesehatan.

2. Meningkatkan dan memelihara mutu lembaga dan pelayanan kesahatan.

3. Mengembangan sitem jamianan sosial tenaga kerja bagi tenaga kerja yang
mendapatkan perlindungan, keamanan dan kesejahteraan.

4. Membngun ketahaan sosial yang mampu memberikan bantuan penyelamatan dan


pemberdayaan.

5. Meningkatkan kepedulianpada penyandang cacat, orang miskin, anak – anak terlantar


sera kelompok rentan sosial melalui penyediaan lapanga perkerjaan.

6. Meningkatkan kualitas penduduk memlui pengendalian kelahiran, penuruan angka


kematian dan progam KB.

7. Memberatas secara sitematis perdagangan dan penyalahguaan narkotika dan obat –


obatan terlarang.

8. Memberikan akses fisik dan nonfisik guna menciptakan perspektif penyandang cacat.

b. Kebudayan, Kesenian, dan Pariwisata

1. Mengembangakan dan membina kebudayan nasional bangsa Indonesia yang


bersumber dari warisan budaya leluhur bangsa.

2. Merumuska nilai – nilai kebudayaan indonesia memberikan rujukan sitem nilai bagi
totalita rilaku kehidupn ekonomi.

3. Mengmbangkan sikap kritis terhadp nilai dan budaya alm rangka memilah – mil ah
nila budaya yang kondusif.

4. Mengembngkankebebasan berkreasi dalm kesenian untuk memberikan inspirasi bagi


kepekaan terhadp totalitas kehidupan dengan mengacu pad etika, moral dan estetika
dan agama.
5. Mengembangkan dunia perfilam ndonesia secara sehat sebagai media massa yang
kretif untuk meningkatkan moralitas agama dan serta kecerdasan bangsa.

6. Melestarikan apresiasi kesenian dan kebudayaan tradisional serta menggalakan dan


memberdayakan sentra – sentra kesenian untuk meransang berkmbangnya kesnian
nasional.

7. Menjadikan kesenian dan kerbudayan tradisional Indonesia sebagai wahana bagi


pengembangan periwisata nasional dan mempromasikan keluar negeri.

8. Mengembangkan pariwisata melalui pariwisata melalui pendekatan sitem yang utuh,


terpadu, interdisipliner, dan partisipatoris dan menggunakan kriteria ekonomis, teknis,
ergonomis, sosial budaya.

c. Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

1. Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya

2. Meningkatkan pemanfata potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup.

3. Mendelegasikan secara bertahap wewenang pemerintah pusat pada pemerintahan


daerah dalam hal memngelola sumber daya alam secra efektif dan pemeliharan
lingkungan hidup.

4. Mndayagunakan sumber daya alamuntuk sebesar- besarya kemakmuran masyarakat


dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup.

5. Penerapan indikator – indikator yang memungkinkan pelestarian kemampuan


keterbaruan sumber daya alam untuk memcegah keruakan permanen.

6. Implementasi di Bidang Pertahanan dan Kemanan

1. Menata kembali Tentara Nasional Indonesia sesuai paradigma baru secara konsisten
sebagai alat negara untuk melindungi, memelihara, dan mempertahankan keutuhan
NKRI.
2. Mengembangkan kemampuan sistem pertahanan keamanan rakyat semesta yang
bertumpu pada kekuatan rakyat dengan tentara nasional Indonesia dan kepolisian
negara repulik Indonesia sebagai kekuatan utama.

3. Meningkatkan kualitas profesionalise Tentara Nasional Indonesia dan meningkatkan


rasio kekuatan komponen utama.

4. Memperluas dan meningkatkan kualitas kerja sama bilateral bidang pertahaan dan
keamanan dalm rangka memelihara stabilitas keamanan regional.

a. Kaidah Pelaksanaan

Garis – garis Besar Haluan Negara ( GBHN ) tahun 1999 – 2004 yang diterapkan olah
Majelis Permusyawaratan Rakyat dalam Sidang Umum Majalis Permusyawaratan
Rakyat 1999 harus menjadi arah penyelengaran negara bagi lembaga – lembaga tinggi
negara dan segenap rakyat Indonesia. Karena itu, diperlukan kaidah – kaidah
pelaksanaan tersebut:
1. Presiden selaku kepala negara pemerintahan negara menjalankan tugas
penyelengaraan pemerintahan negara dan kewajiban untuk mengarahkan semua
potensi dan kekuatan pemerintah negara

2. Dewan perwakilan rakyat, mahkamah agung, bedan pmeriksaan keuangan dan dewan
pertimbangan agung berkewajiban melaksanakan GBHN sesuai dengan fungsi, tugas
dan wewenangnya berdasrkan uud 1945.

3. Semua lembaga tinggi negara bekewajiban menyampaikan laporan pelaksanaan


GBHN.

4. GBHN dituangkan dalam program pembanguan nasional lima tahun yang memuat
kebijakan secara terperinci.

5. Program pembanguan nasional lima tahun (PROPENAS) dirinci dalam dana


pembanguaan tahuan (REPETA) yang memuat anggran belanja negara an ditetapkan
presiden bersama dewan perwakilan rakyat.
b. Keberhasilan politik dan sterategi naional

Dalm hal ini diatur ketatanegaran selama ini dituangkan dalm bentuk GBHN yang
ditetapkan oleh MPR dimana peleksanaan dileksanakan oleh presiden selaku
mandataris MPR.
Denga dengan demikian penyelengaraan pemerintahan dan setip warga negara
Indonesia harus dimiliki:
1. Keimanan dan ketakwaan pada tuhan yang maha esa.
2. Semangat kekeluargaan yang berisi kebersamaan.
3. Kepercayaan diri akan mampu dan kekuatan sendiri yang bersendikan kepribadian
bangsa.
4. Kesadaran, kepatuhan dan ketaatan pada hukum.
5. Pengendalian diri
6. Mental, jiwa, tekad, dan semangat dai pengeabadian, disiplin, dam etos kerja yang
tinggi yang mengutamakan kepentingan negara.
7. Ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan nilai – nilai luhur budaya
bangsa.

Kasus
Contoh Kasus Politik dan strategi Nasional
Curi start kampanye ketua umum Partai Gerindra

Wakil Ketua Umum Gerindra, Edhy Prabowo membantah Prabowo-Hatta telah


mencuri start kampanye saat memaparkan visi dan misi di harapan ratusan pengurus
Demokrat, Minggu (1/6) lalu. Menurut dia, tidak ada satu pun dalam pemaparan
Prabowo yang sifatnya mengajak anggota Partai Demorat untuk memilih Prabowo-
Hatta pada pilpres 9 Juli mendatang.

"Yang namanya curi start itu kan kalau kita ada ajakan ya. Kalau di Demokrat kemarin
kan cuma paparkan visi misi saja," kata Edhy di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa
(3/6).

Edhy menggarisbawahi, bentuk kampanye adalah berupa ajakan untuk mencoblos


salah satu pasangan capres dan cawapres saat pemilihan. Meski mengklaim tidak ada
sedikit pun unsur ajakan, dia menyerahkan persoalan tersebut kepada Badan Pengawas
Pemilu (Bawaslu) dan Dewan Kehormatan Pemenangan Pemilu (DKPP).

Edhy yakin, langkah-langkah yang sudah dilakukan timses Prabowo-Hatta sudah


sesuai dengan koridor yang berlaku, dibuktikan oleh semakin banyaknya dukungan
kepada pasangan capres tersebut.

"Bagi kita, kita selalu menjaga etika berpolitik. Tidak ada sedikitpun melanggar aturan-
aturan itu," tutupnya.
Saling tuding curi start kampanye dilontarkan oleh kubu Prabowo-Hatta dan Jokowi-
JK. Jokowi disebut curi start karena mengajak memilih nomor dua usai pengundian
nomor urut di KPU pada Minggu (1/6).
Tak terima dituding, kubu Jokowi-JK berbalik menyerang. Prabowo-Hatta justru
disebut melanggar kampanye karena telah memaparkan visi dan misi di hadapan
ratusan kader Demokrat sebelum masuk jadwal kampanye pada 4 Juni nanti.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulam

Dapat ditarik kesimpulan bahwa politik dan strategi nasional Indonesia


dilaksanakan di segala bidang. Hal itu dilakukan untuk memajukan seluruh aspek
kehidupan di Indonesia.
Kemudian, Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun 1999-2004 yang ditetapkan
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dalam Sidang Umum Majelis Permusyawaratan
Rakyat 1999 harus menjadi arah penyelenggaraan negara bagi lembaga-lembaga tinggi
negara dan segenap rakyat Indonesia. Selain itu, pelaksanaan politik dan strategi
nasional di Indonesia di tentukan oleh tujuh unsur pokok yang telah tertulis dalam
pembahasan diatas.

Referensi
1. S. Sumarsono, H. Mansyur, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2001.
2. https://suryanaug.wordpress.com/2015/06/29/politik-dan-strategi-nasional/
3. https://www.slideshare.net/VallenHoven/politik-dan-strategi-nasional-
kewarganegaraan
4. http://yusherestiani.blogspot.co.id/2015/01/politik-dan-strategi-nasional.html

Anda mungkin juga menyukai