Anggota Kelompok 2
1. Angraini Tri Ivana. T (22101221)
2. Adinda Putri Lamaluta (22101147)
3. Enceng Paputungan (22101125)
4. Natasya Andini Prisila Lala (22101098)
5. Natalia Fabiola Kawung (22101079)
6. Inaya Safa M Angguhe (22101053)
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................... 1
1.2 TUJUAN..................................................................................................................... 1
1.3 MANFAAT PENULISAN MAKALAH .................................................................. 1
BAB II ....................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Politik dan Strategi Nasional ................................................................ 2
2.2 Pengertian Negara ..................................................................................................... 3
2.3 Sifat-Sifat Negara ...................................................................................................... 4
2.4 Unsur-Unsur Pembentuk Negara ............................................................................ 4
2.5 Asal Mula Terjadinya Negara .................................................................................. 5
2.6 Tujuan dan Fungsi Negara ....................................................................................... 6
2.7 Konstitusi ................................................................................................................... 7
2.8 Undang-Undang Dasar 1945 dan Amandemen ...................................................... 8
BAB III.................................................................................................................................... 11
PENUTUP............................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 11
3.2 Saran ......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 TUJUAN
1. Memahami pengertian, sifat, asal mula, tujuan dan fungsi dari suatu negara
2. Mengetahui tentang Konstitusi
3. Memahami dan mengetahui UUD 1945 dan Amandemen
Kita diharapkan agar dapat memahami lebih dalam tentang Pendidikan Kewarganegaraan
serta dapat memahami Politik dan Strategi Nasional. Selain itu, kita dapat mengetahui
tentang asal usul, pengertian dari suatu negara. Dan juga mengetahui apa itu konstitusi,
serta UUD 1945 dan Amandemen.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Politik secara etimologis berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Politeai”. “Politeai” berasal
dari kata “Polis”yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, yaitu negara dan
“teai”yang berarti urusan. Bahasa Indonesia menerjamahkan dua kata Bahasa Inggris yang
berbeda yaitu “politics”dan “policy”menjadi satu kata yang sama yaitu politik.
Secara umum Politik adalah bermacam-macam kegiatan dalm suatu sistem negara yang
menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem tersebut dan melaksanakannya,
meliputi pengambilan keputusan (decision making), mengenai apakah yang menjadi tujuan
dari sistem politik itu dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih.
Politik membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan:
1. Negara
2. Kekuasaan
3. Pengambilan keputusan
4. Kebijakan
5. Distribusi dan alokasi sumber daya
Kata strategi berasal dari kata “strategia” berasal dari Bahasa Yunani yang berarti “the art of
general” atau seni seorang panglima yang biasa digunakan dalam peperangan. Karl Von
Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan tentang penggunaaan
pertempuran untuk memenangkan peperangan. Arti strategi secara umum adalah cara untuk
mendapatkan kemenangan atau tercapainya suatu tujuan termasuk politik.
Politik Nasional adalah asas. Haluan, usaha serta kebijaksanaan negara tentang pembinaan
(perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian) serta penggunaan secara
kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional. Strategi nasional adalah perencanaan dan
memutuskan sesuatu untuk kepentingan negara. Strategi memiliki tingkatan yaitu jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
2
2.2 Pengertian Negara
Negara adalah suatu daerah atau wilayah yang ada di permukaan bumi di mana terdapat
pemerintahan yang mengatur ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan kemanan, dan lain
sebagainya.
- Roger F. Soleau: Negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.
- Georg Jellinek: Negara merupakan organisasi kekuasaan dari kelompok manusia yang
telah berdiam di suatu wilayah tertentu.
- Prof. R. Djokoetono: Negara adalah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia
yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.
Negara merupakan suatu organisasi dari rakyat negara tersebut untuk mencapai tujuan
bersama dalam sebuah konstitusi yang dijunjung tinggi oleh warga negara tersebut. Indonesia
memiliki Undang-undang dasar 1945 yang menjadi cita-cita bangsa secara bersama-sama.
Negara adalah alat masyarakat yang mempunyai kekuasan untuk mengatur hubungan antara
manusia dalam masyrakat tersebut. Negara sebagai organisasi kekuasaan pada hakikatnya
merupakan suatu tata kerjasama untuk membuat suatu kelompok manusia berbuat atau bersikap
sesuai dengan kehendak negara itu.
Negara adalah asosiasi yang berfungsi memelihara ketertiban dalam masyarakat berdasarkan
sistem hokum yang diselenggarakan oleh suatu permerintah yang diberi kekuasaan memaksa.
Dari sudut organisasi politik, negara adalah integrase dari kekuasaan politik. Sebagai organisasi
politik negara bidan tata negara berfungsi sebagai alat dari masyarakat yang mempunyai
kekuasaaan untuk mengatur hubungan antar manusia dan sekaligus menertibkan serta
mengendalikan gejala-gejala kekuasaan yang muncul dalam masyarakat.
3
3. Negara sebagai organisasi kesusilaan
Menurut Friedrich Hegel: negara adalah suatu organisasi kesusilaan yang timbul sebagai
sintesa antara kemerdakaan universal dengan kemerdekaan individu. Negara adalah organisme
di mana setiap individu menjelmakan dirinya karena kekuasaan tertinggi sehingga tidak ada
kekuasaan lain yang lebih tinggi dari negara.
Negara sebagai kesatuan bangsa, individu dianggap sebagai bagian integral negara yang
memiliki kedudukan dan fungsi untuk menjalankan negara.
1. Sifat memaksa
Negara dapat memaksakan kehendak melalui hokum atau kekuasaan. Negara memiliki
kekuasaan memaksa agar masyrakat tunduk dan patuh terhadap negara tanpa tidak ada
pemaksaan fisik.
Hak negara ini memiliki sifat legal agar tercipta tertib di masyarakat dan tidak ada tindakan
anarki. Paksaan fisik dapat dilakukan terhadap hak milik.
2. Sifat monopoli
Negara menetapkan tujuan bersama dalam masyarakat. Negara dapat menguasai hal-hal seperti
sumberdaya penting untuk kepentingan orang banyak. Negara mengatasi paham individu dan
kelompok.
3. Sifat totalitas
4
▪ Memiliki Wilayah untuk mendirikan suatu negara dengan kedaulatan penuh
diperlukan wilayah yang terdiri atas darat, laut, dan udara sebagai satu kesatuan.
▪ Memiliki Rakyat diperlukan adanya kumpulan orang-orang yang tinggal di negara
tersebut dan dipersatukan oleh suatu perasaan. Tanpa adanya orang sebagai rakyat
pada suatu negara maka pemerintahan tidak akan berjalan. Rakyat berfungsi
sebagai sumber daya manusia untuk menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari.
▪ Pemerintahan yang Berdaulat pemerintahan yang baik terdiri atas susunan
penyelenggara negara seperti lembaha yudikatif, legislatif, eksekutif, dll.
2. Unsur Deklaratif: Pengakuan oleh negara lain.
Pengakuan dari negara lain, untuk dapat disebut sebagai negara yang sah membutuhkan
pengakuan negara lain baik secara de facto (nyata) maupun secara de yure.
5
1. Teori Kenyataan, apabila pada suatu ketika unsur-unsur negara terpenuhi, maka
pada saat itu pula negara itu menjadi kenyataan.
2. Teori Ketuhanan, timbulnya negara itu adalah atas kehendak Tuhan. Segala sesuatu
tidak akan terjadi tanpa kehendak-Nya.
3. Teori Perjanjian Masyarakat, teori ini disusun berdasarkan anggapan bahwa
sebelum ada negara, manusia hidup sendiri-sendiri dan berpindah-pindah. Pada
waktu itu belum ada masyarakat dan peraturan yang mengaturnya sehingga
kekacauan mudah terjadi di manapun dan kapan pun. Teori Perjanjian Masyarakat
diungkapkan oleh Thoma Hobbes di dalam buku Leviathan. Ketakutan akan
kehidupan berciri survival of the fittest itulah yang menyadarkan manusia akan
kebutuhannya: negara yang diperintah oleh seorang raja yang dapat menghapus rasa
takut.
Suatu negara memiliki tujuan negara tertentu. Adapun tujuan negara menurut para ahli,
antara lain:
➢ Roger H. Soltau
Tujuan negara adalah mengembangkan rakyat serta mengembangkan daya ciptanya
sebebas mungkin.
➢ J. Baren
Tujuan negara mengklasifikasi menjadi dua, yaitu a) tujuan sebenarnya adalah
memelihara keamanan, ketertiban, dan penyelenggaraan kepentingan umum; dan b)
tujuan tidak sebenarnya yaitu pertahanan diri yang berkuasa untuk tetap berada dalam
kedudukannya.
➢ Aristoteles
Negara bertujuan menyelenggarakan hidup yang baik dari warga negaranya.
Setiap negara mempunyai fungsi yang berhubungan erat dengan tujuan dibentuknya negara
tersebut. Adapun fungsi negara menurut para ahli, antara lain:
6
➢ John Locke
Ia membagi 3 fungsi negara, yaitu a) fungsi legislatif, yaitu membuat undang-undang.
b) fungsi eksekutif, yaiu melaksanakan undang-undang; dan c) fungsi federative, yaitu
mengurusi urusan luar negeri, perang, dan damai.
➢ Moh. Kusnardi, S.H.
Ia membagi menjadi 2 fungsi negara, yaitu a) melaksanakan ketertiban; dan b)
menghendaki kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
➢ Montesquieu
Ia membagi menjadi 3 fungsi negara, yaitu a) fungsi legislative, membuat undang-
undang, b) fungsi eksekutif, melaksanakan undang-undang; dan c) fungsi yudikatif,
mengawasi agar semua peraturan ditaati.
2.7 Konstitusi
a. Pengertian Konstitusi
Konstitusi berasal dari Bahasa latin Constitutio, kemudian berkembang di Perancis dengan
istilah constituir, yang berarti membentuk. Dalam konteks ketatanegaraan, konstitusi berarti
membentuk suatu negara, menyusun dan menata suatu negara. Konstitusi juga bisa diartikan
pembentukan awal (dasar) menggenai pemerintahan suatu negara.
Konstitusi adalah kumpulan kaidah yang memberikan pembatasan kepada penguasa atau
sebagai dokumen tentang pembagian tugas dan wewenangnya dari sistem politik yang
diterapkan menyangkut masalah hak asasi manusia.
b. Tujuan Konstitusi
1) Untuk memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap kekuasaan politik.
2) Untuk melepaskann control kekuasaan dan penguasa sendiri.
7
3) Bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa dalam
menjalankan kekuasaannya.
c. Fungsi Konstitusi
Fungsi Konstitusi adalah sebagai syarat berdirinya negara bagi negara yang belum terbentuk
atau sebagai pendirian akte pendirian negara bagi yang sudah terbentuk sebelum UUD
ditetapkan.
8
melakukan perubahan terhadap UUD 1945, yakni tidak mengubah pembukaan
UUD 1945, tetap mempertahankan NKRI, mempertegas system pemerintahan
presidensial, serta penjelasan UUD 1945 yang memuat hal-hal normative akan
dimasukkan ke dalam pasal-pasal atau batang tubuh.
Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan secara bertahap karena
mendahulukan pasal-pasal yang disepakati oleh semua fraksi di MPR. Proses
perubahan lalu dilanjutkan dengan perubahan terhadap pasal yang lebih sulit untuk
memperoleh kesepakatan.
Hasil Amandemen UUD 1945 yakni sebagai berikut:
1. Amandemen UUD yang pertama dilaksanakan pada Sidang Umum MPR 1999
tanggal 14-21 Oktober 1999. Hasil amandemen UUD yang pertama meliputi 0
pasal dan 16 ayat sebagai berikut:
✓ Pasal 5 Ayat 1: Hak presiden untuk mengajukan RUU kepada DPR.
✓ Pasal 7: Pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden.
✓ Pasal 9 Ayat 1 dan 2: Sumpah presiden dan wakil presiden.
✓ Pasal 13 Ayat 2 dan 3: Pengangkatan dan penempatan duta.
✓ Pasal 14 Ayat 1: Pemberian grasi dan rehabilitasi.
✓ Pasal 14 Ayat 2: Pemberuan amnesti dan abolisi.
✓ Pasal 15: Pemberian gelar, tanda jasa, dan kehormatan lain.
✓ Pasal 17 Ayat 2 dan 3: Pengangkatan menteri.
✓ Pasal 20 Ayat 1-4: Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
✓ Pasal 21: Hak DPR untuk mengajukan Rancangan Undang-Undang
(RUU).
2. Amandemen UUD 1945 yang kedua dilaksanakan pada Sidang Tahunan MPR
2000 tanggal 7-18 Agustus 2000. Perubahan kedua UUD 1945 ditetapkan pada
18 Agustus 2000. Hasil amandemen UUD 1945 yang kedua meliputi 27 Pasal
dalam 7 Bab sebagai berikut:
✓ Bab VI mengenai pemerintah daerah
✓ Bab VII mengenai Dewan Perwakilan Rakyat
✓ Bab IXA mengenai wilayah negara
✓ Bab X mengenai warga negara dan penduduk
✓ Bab XA mengenai hak asasi manusia
✓ Bab XII mengenai pertahanan dan keamanan
9
✓ Bab XV mengenai Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu
Kebangsaan.
3. Amandemen yang ketiga dilaksanakan pada Sidang Tahunan MPR 2001
tanggal 1-9 November 2001. Ditetapkannya perubahan pada tanggaol 9
November 2001. Hasil Amandemen UUD 1945 yang kedua meliputi 23 pasal
dalam 7 Bab sebagai berikut:
✓ Bab I mengenai bentuk dan kedaulatan
✓ Bab II mengenai MPR
✓ Bab III mengenai Kekuasaan Pemerintahan Negara
✓ Bab V mengenai Kementrian Negara
✓ Bab VIIA mengenai DPR
✓ Bab VIIB mengenai Pemilihan Umum
✓ Bab VIIIA mengenai BPK
4. Amandemen yang keempat dilaksanakan pada Sidang Tahunan MPR 2001
tanggal 1-11 Agustus 2002. Hasil amandemen UUD 1945 yang keempat
menetapkan:
✓ UUD 1945 sebagaimana telah diubah dengan perubahan pertama.
Kedua, ketiga, dan keempat adalah UUD 1945 yang pada tanggal 18
Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrti Presiden 5 Juli
1959.
✓ Perubahan tersebut diputuskan dalam rapat paripurna MPR-RI ke-9
tanggal 18 Agustus 2000 Sidang Tahunan MPR RI dan mulai berlaku
pada tanggal yang ditetapkan.
✓ Bab IV tentang ‘Dewan Pertimbangan Agung’dihapuskan dan
pengubahan subtansi pasal 16 serta penempatannya ke dalam Bab III
tentang “Kekuasaan Pemerintahan Negara”.
C. Sosialisasi dan Pelaksanaan UUD 1945
Sosialisasi Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya Nilai-nilai Pnacasila
UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, memberikan motivasi dalam
menumbuhkan kembali rasa cinta tanah air dan rasa memiliki terhadap bangsa dan
negara serta memotivasi untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Negara adalah suatu organisasi di antara sekelompok manusia yang secara bersama-
sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan mengakui adanya suatu
pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok manusia yang
ada di wilayahnya.
Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik yang
tertulis maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok yang
menopang berdirinya suatu negara. Antara negara dan konstitusi mempunyai
hubngan yang sangat erat, karena melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga
melaksanakan dasar negara.
3.2 Saran
Kepada para pembaca, kami menyarankan lebih banyak membaca buku yang
berkaitan dengan politik dan srategi nasional ini, agar mengetahui dan memahami
lebih dalam bagaimana sistem pemerintahan kita bekerja.
11
DAFTAR PUSTAKA
Bakesbangpol. (2017, July 21). SOSIALISASI PANCASILA, UUD 1945, NKRI, DAN BHINNEKA TUNGGAL
IKA. Retrieved from kesbangpol Web Site: http://www.kesbangpol.ciamiskab.go.id
TGS. Prof. Dr. K.H. Saidurrahman, M. D. (2018). Pendidikan KEWARGANEGARAAN NKRI HARGA MATI.
Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.
Wulandari, T. (2021). Amandemen UUD 1945: Kapan, Jumlah, dan Hasil Amandemen. Jakarta:
detikEdu.
12